Referat Trauma Tajam Mata

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan salah satu indra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih lagi dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat peka. Meskipun mata telah mendapat perlindungan dari tulang orbita, bantalan lemak retrobulber, kelopak mata dengan bulu matanya, juga dengan telah dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata, tetapi frekuensi kecelakaan masih sangat tinggi. 1 Kemajuan teknologi dan bertambah banyaknya kawasan industri meningkatkan kecelakaan akibat pekerjaan, kecelakaan akibat kepadatan lalu lintas, belum terhitung kecelakaan akibat perkelahian, yang kesemuanya dapat mengenai mata. Pada anak-anak kecelakaan mata biasanya terjadi akibat alat dari permainan yang biasa dimainkan seperti panahan, ketapel, senapan angin, tusukan dari gagang mainan dan lain-lain. 2 Trauma tajam mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada dewasa muda. Kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Dewasa 1

description

trauma mata

Transcript of Referat Trauma Tajam Mata

Page 1: Referat Trauma Tajam Mata

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu indra yang sangat penting untuk kehidupan

manusia. Terlebih lagi dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik

merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang

sangat peka. Meskipun mata telah mendapat perlindungan dari tulang orbita,

bantalan lemak retrobulber, kelopak mata dengan bulu matanya, juga dengan telah

dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata, tetapi frekuensi kecelakaan

masih sangat tinggi.1

Kemajuan teknologi dan bertambah banyaknya kawasan industri

meningkatkan kecelakaan akibat pekerjaan, kecelakaan akibat kepadatan lalu

lintas, belum terhitung kecelakaan akibat perkelahian, yang kesemuanya dapat

mengenai mata. Pada anak-anak kecelakaan mata biasanya terjadi akibat alat dari

permainan yang biasa dimainkan seperti panahan, ketapel, senapan angin, tusukan

dari gagang mainan dan lain-lain.2

Trauma tajam mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada

dewasa muda. Kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang

parah. Dewasa muda, terutama pria, merupakan kelompok yang kemungkinan

besar mengalami cedera tembus mata. Kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan

api, cedera akibat olahraga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan-

keadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata.3

Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari

cedera. Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh

hubungan tulang yang kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk

penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa

mengalami kerusakan. Trauma tajam dapat mengakibatkan kerusakan pada bola

mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Trauma pada mata memerlukan

perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat

ataupun kebutaan.3,4

1

Page 2: Referat Trauma Tajam Mata

Perforasi bola mata merupakan keadaan yang gawat untuk bola mata

karena pada keadaan ini kuman mudah masuk ke dalam bola mata selain dapat

menyebabkan kerusakan susunan anatomi dan fungsional jaringan intraokuler.

Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera, prolaps badan kaca maupun

prolaps badan siliar.4

1.2 Tujuan

1. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan

trauma tajam pada mata.

2. Sebagai syarat mengikuti ujian akhir di bagian Ilmu Kesehatan Mata.

BAB II

2

Page 3: Referat Trauma Tajam Mata

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Trauma tajam mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang

menimbulkan perlukaan mata, dimana mata ditembus oleh benda tajam atau

benda berukuran kecil dengan kecepatan tinggi yang menembus kornea atau

sklera. Trauma tajam mata dapat di klasifikasikan atas luka tajam tanpa perforasi

dan luka tajam dengan perforasi yang meliputi perforasi tanpa benda asing intra

okuler dan perforasi benda asing intra okuler.2,5

Trauma tembus mata (luka akibat benda tajam), dimana struktur okular

mangalami kerusakan akibat benda asing yang menembus lapisan okular dan juga

dapat tertahan atau menetap dalam mata. Baik trauma tajam yang penetratif atau

trauma tumpul yang mengakibatkan tekanan kontusif dapat menyebabkan ruptur

bola mata. Benda tajam atau benda dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan

perforasi langsung. Benda asing dapat mempenetrasi mata dan tetap berada di

bola mata.6,7

Trauma akibat partikel kecil dengan kecepatan tinggi misalnya yang

ditimbulkan dari proses penggilingan atau pemahatan dapat memberikan

manifestasi berupa nyeri ringan atau penurunan visus. Kemosis hemoragik,

laserasi konjungtiva, bilik mata depan dangkal dengan atau tanpa pupil ekstrinsik,

hifema, atau perdarahan vitreous juga dapat terjadi. Tekanan intraokuler dapat

rendah, normal atau sedikit meningkat. 7

2.2 Epidemiologi

United States Eye Injury Registry (USEIR) merupakan sumber informasi

epidemiologi yang digunakan secara umum di AS. Menurut data dari USEIR,

rata-rata umur orang yang terkena trauma tajam okuli adalah 29 tahun, dan laki-

laki lebih sering terkena dibanding dengan perempuan. Menurut studi

epidemiologi internasional, kebanyakan orang yang terkena trauma tajam okuli

adalah laki-laki umur 25 sampai 30 tahun, sering mengkonsumsi alkohol dan

trauma terjadi di rumah.8

3

Page 4: Referat Trauma Tajam Mata

Lebih dari 65.000 trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan,

menyebabkan morbiditas dan disabilitas, dilaporkan di Amerika Serikat setiap

tahunnya. Lebih dari setengah trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan

terjadi di pabrik, dan industri kontruksi. Delapan puluh satu persen trauma mata

yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi pada pria dan kebanyakan terjadi

pada pekerja berusia 25 sampai 44 tahun.8

Aktivitas olahraga dan rekreasi juga dapat menyebabkan trauma mata.

Lebih dari 40.000 trauma mata terjadi setiap tahunnya. Sembilan puluh persen

terjadi saat olahraga. Tiga puluh persen terjadi pada anak-anak yang berusia di

bawah 16 tahun.8

Terdapat sekitar 3 juta kasus trauma okular dan orbital terjadi di Amerika

Serikat setiap tahun. Diperkirakan 20.000 hingga 68.000 dari angka tersebut

merupakan kasus yang mengganggu visus dan sekitar 40.000 mengalami

kehilangan visus yang signifikan. Trauma merupakan penyebab utama kebutaan

unilateral. Laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan. Frekuensi trauma

mata di Amerika Serikat adalah: trauma superfisial mata dan adneksa (41.6 %),

benda asing pada mata bagian luar (25.4 %), kontusio mata dan adneksa (16.0 %),

trauma terbuka pada adneksa dan bola mata (10.1 %), fraktur dasar orbita (1.3 %),

cedera saraf (0.3 %).

2.3 Anatomi

Kelopak Mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta

mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.

Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata

terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.1,2

Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata

yang dibutuhkan untuk penglihatan.2

Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena

pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka

4

Page 5: Referat Trauma Tajam Mata

tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang

masuk.2

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di

bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.1

Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan

mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.1

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :1

- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar

Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas

dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra

terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis

berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang

berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan

sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah.

Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)

palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat

kelopak mata atau membuka mata.

- Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar

di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh

lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang

merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di

kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).

- Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.

- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang

kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat

dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup

5

Page 6: Referat Trauma Tajam Mata

bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel

Goblet yang menghasilkan musin.1

Gambar 1. Kelopak mata atas

Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola

mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus

lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.1,2

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :1,2

- Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di

temporo antero superior rongga orbita.

- Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,

sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian

depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam

rongga hidung di dalam meatus inferior.

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk

ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak

menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang

6

Page 7: Referat Trauma Tajam Mata

disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang

berlebihan dari kelenjar lakrimal.1

Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka

sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan

yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui

pungtum lakrimal.1

Gambar 2. Sistem Saluran air mata

Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak

bagian belakang.3 Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva

ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet.

Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.1

Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata

atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-

sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut

menjaga agar cornea tidak kering.3

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :1

- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan

dari tarsus.

- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di

bawahnya.

7

Page 8: Referat Trauma Tajam Mata

- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan

konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan

jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1

Bola Mata

Bola mata terdiri atas :2

- dinding bola mata

- isi bola mata.

Dinding bola mata terdiri atas :2

- sklera

- kornea.

Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.2

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di

bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga

terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh

3 lapis jaringan, yaitu :1

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada

mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan

sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk

ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi

oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada

ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris

didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar

masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis,

sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar

yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan

akomodasi.

8

Page 9: Referat Trauma Tajam Mata

Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata

(akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada

pangkal iris di batas kornea dan sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan

mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran

neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik

dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan

koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang

hanya menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat

jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka

akan robek dan terjadi ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada

badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada

akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah

makula lutea.

Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang

terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.

9

Page 10: Referat Trauma Tajam Mata

Gambar 3. Penampang horizontal mata kanan

Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik

sampai kornea.1 Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat,

tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.2

Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mem-

punyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola

mata.1 Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut

disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul

Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul

Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan

dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen,

yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.2

Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau

merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.1

10

Page 11: Referat Trauma Tajam Mata

Kornea

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,

bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup

bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis : 1,2

1. Epitel

- Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

- Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal

berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya

melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,

elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila

terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman

- Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer

serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu

lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma

kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga

keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio

atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

- Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.

11

Page 12: Referat Trauma Tajam Mata

- Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40

µm.

5. Endotel

- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula

okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf

siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid,

masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan

selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis

terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di

daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi

dalam waktu 3 bulan.1

Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem

pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema

kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi.1

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola

mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40

dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.1

12

Page 13: Referat Trauma Tajam Mata

Gambar 4. Penampang melintang kornea

Uvea

Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding

kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan

koroid.1,2

Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2

buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan

nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang

terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral.

Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri

sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 -

13

Page 14: Referat Trauma Tajam Mata

20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat

masuk saraf optik.1

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola

mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3

akar saraf di bagian posterior yaitu :1

1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut

sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.

2. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf

simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea

dan untuk dilatasi pupil.

3. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk

mengecilkan pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris

terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris

dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm

temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu

longitudinal, radiar, dan sirkular.1

Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur

banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan

siliar dan memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan

depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil

terutama sekitar pupil yang disebut kripti.2

Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri

atas otot-otot siliar dan proses siliar.2

Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi

ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula

Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung.2

Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor Akuos.2

14

Page 15: Referat Trauma Tajam Mata

Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya

diantara sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik.

Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada

retina.2

Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk.2

Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf

simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil

akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.1

Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi,

koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :1

1. Berkurangnya rangsangan simpatis

2. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun

korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur

hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna

yang akan menjadikan miosis.1

Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada

akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang

difragmanya dikecilkan.1

Sudut bilik mata depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris.

Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan

pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam

bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan

sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis

Schwalbe dan jonjot iris.1

15

Page 16: Referat Trauma Tajam Mata

Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan

disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan

merupakan batas belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar

longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang

mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.1

Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer

endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan

mata keluar ke salurannya.1

Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma

sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia

posterior perifer.1

Retina

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas

penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan

koroid.1,2 Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya

sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira

berdiameter 1 - 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah

makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan reflek fovea.2

Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah

bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak

melekuk dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk

kedalam bola mata ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh

darah terminal.2

Retina terdiri atas lapisan:1

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang

mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

16

Page 17: Referat Trauma Tajam Mata

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel

Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps

sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf

optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah

retina.

9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan

kaca.

Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1

Batang lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut

lebih banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan

tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta).2

Gambar 5. Fundus okuli normal

17

Page 18: Referat Trauma Tajam Mata

Badan kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak

antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.

Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.

Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu

mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk

meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu

jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata,

pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak

terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya

kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan

oftalmoskopi.1

Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya

cairan bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima

nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.2

Lensa mata

Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan

berdiameter 9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih

melengkung daripada bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada

tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan

pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang

dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks). Nukleus lebih

keras daripada korteks.2

Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks

makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.2

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :1

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam

akomodasi untuk menjadi cembung

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

- Terletak di tempatnya.

18

Page 19: Referat Trauma Tajam Mata

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :1

- Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,

- Keruh atau spa yang disebut katarak,

- Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi

bertambah besar dan berat.

Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada

retina. Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.2

Rongga Orbita

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang

yang membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan

dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang

palatinum dan zigomatikus.1

Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga

hidung. Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding

medialnya.1

Dinding orbita terdiri atas tulang :1

1. Atap atau superior : os.frontal

2. Lateral : os.frontal. os. zigomatik, ala magna os. fenoid

3. Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. palatina

4. Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf

optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid.1

Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf

lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf

nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik.1

Fisura orbita inferior terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh

saraf infra-orbita dan zigomatik dan arteri infra orbita.1

19

Page 20: Referat Trauma Tajam Mata

Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat duduknya kelenjar

lakrimal.1

Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau kelenjar limfa.2

Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan

mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.1 Otot

penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu :1,2

1. Oblik inferior, aksi primer - ekstorsi dalam abduksi

Sekunder - elevasi dalam aduksi

- abduksi dalam elevasi

2. Oblik superior, aksi primer- intorsi pada abduksi

sekunder - depresi dalam aduksi - abduksi dalam depresi

3. Rektus inferior, aksi primer- depresi pada abduksi

sekunder - ekstorsi pada abduksi

- aduksi pada depresi

4. Rektus lateral, aksi - abduksi

5. Rektus medius, aksi - aduksi

6. Rektus superior, aksi primer - elevasi dalam abduksi

sekunder - intorsi dalam aduksi - aduksi dalam elevasi

1. Otot Oblik Inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal,

berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf

okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.1

2. Otot Oblik Superior

20

Page 21: Referat Trauma Tajam Mata

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di

atas foramen optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian

berjalan di atas otot rektus superior, yang kemudian berinsersi pada sklera

dibagian temporal belakang bola mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau

saraf troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat.1

Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan

kerja utama terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata

melihat ke arch nasal. Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer)

terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.1

Oblik superior merupakan otot penggerak mata yang terpanjang dan

tertipis.1

3. Otot Rektus Inferior

Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik

inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada

persilangan dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood.1

Rektus inferior dipersarafi oleh n. III

Fungsi menggerakkan mata - depresi (gerak primer)

- eksoklotorsi (gerak sekunder)

- aduksi (gerak sekunder)

Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.1

4. Otot Rektus Lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah

foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan

menggerakkan mata terutama abduksi.1

5. Otot Rektus Medius

Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura

saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila

terdapat neuritis retrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus

medius merupakan otot mata yang paling tebal dengan tendon terpendek.1

21

Page 22: Referat Trauma Tajam Mata

Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).1

6. Otot Rektus Superior

Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita

superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada

pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7

mm di belakang limbus dan dipersarafi cabang superior N.III.1

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke

lateral :1

- aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral

- insiklotorsi

2.4 Etiologi

Penyebab tersering adalah karena kecelakaan saat bekerja, bermain dan

berolahraga. Luas cedera ditentukan oleh ukuran benda yang mempenetrasi,

kecepatan saat impaksi, dan komposisi benda tersebut, benda tajam seperti pisau

akan menyebabkan laserasi berbatas tegas pada bola mata.7

Luas cedera yang disebabkan oleh benda asing yang terbang ditentukan

oleh energi kinetiknya. Benda tajam seperti pisau akan menimbulkan luka laserasi

yang jelas pada bola mata. Berbeda dengan kerusakan akibat benda asing yang

terbang, beratnya kerusakan ditentukan oleh energi kinetik yang dimilikinya.

Contohnya pada peluru pistol angin yang besar dan memiliki kecepatan yang

tidak terlalu besar memiliki energi kinetik yang tinggi dan menyebabkan

kerusakan mata yang cukup parah. Kontras dengan pecahan benda tajam yang

memiliki massa yang kecil dengan kecepatan tinggi akan menimbulkan laserasi

dengan batas tegas dan beratnya kerusakan lebih ringan dibandingkan kerusakan

akibat peluru pistol angin.10

2.5 Patofisiologi 

22

Page 23: Referat Trauma Tajam Mata

Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan

sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bulbus okuli sampai ke segmen

posterior kemudian bersarang didalamnya bahkan dapat mengenai os orbita.

Dalam hal ini akan ditemukan suatu luka terbuka dan biasanya terjadi prolaps

(lepasnya) iris, lensa, ataupun corpus vitreus. Perdarahan intraokular dapat terjadi

apabila trauma mengenai jaringan uvea, berupa hifema atau henophthalmia.1

2.6 Manifestasi Klinis

Gambar 6. Lokasi cedera mata; tampak depan

23

Page 24: Referat Trauma Tajam Mata

Gambar 7. Lokasi cedera mata; tampak samping

Trauma yang disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam

bola mata, maka akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus, seperti tajam

penglihatan yang menurun, laserasi kornea, tekanan bola mata rendah, bilik mata

dangkal, bentuk dan letak pupil yang berubah, terlihat ruptur pada kornea atau

sklera, terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca,

atau retina, katarak traumatik, dan konjungtiva kemosis.10

Pada perdarahan yang hebat, palpebra menjadi bengkak, berwarna

kebiru-biruan, karena jaringan ikat palpebra halus. Ekimosis yang tampak setelah

trauma menunjukkan bahwa traumanya kuat, sehingga harus dilakukan

pemeriksaan dari bagian-bagian yang lebih dalam dari mata, juga perlu dibuat foto

rontgen kepala. Perdarahan yang timbul 24 jam setelah trauma, menunjukkan

adanya fraktur dari dasar tengkorak. Sebagian besar cedera tembus menyebabkan

penurunan penglihatan yang mencolok, tetapi cedera akibat partikel kecil

berkecepatan tinggi yang dihasilkan oleh tindakan menggerinda atau memalu

mungkin hanya menimbulkan nyeri ringan dan kekaburan penglihatan. Tanda-

tanda lainnya adalah kemosis hemoragik, laserasi konjungtiva, kamera anterior

yang dangkal dengan atau tanpa dilatasi pupil yang eksentrik, hifema, atau

24

Page 25: Referat Trauma Tajam Mata

perdarahan korpus vitreus. Tekanan intraokuler mungkin rendah, normal, atau

yang jarang sedikit meninggi.11

2.7 Berbagai Kerusakan Jaringan Mata akibat Trauma Tembus

Luka akibat benda tajam dapat mengakibatkan berbagai keadaan seperti

berikut :

a. Trauma tembus pada palpebra

Mengenai sebagian atau seluruhnya, jika mengenai levator apaneurosis

dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen.12

Gambar 8. Laserasi palpebra

b. Trauma tembus pada saluran lakrimalis

Dapat merusak sistem pengaliran air mata dari pungtum lakrimalis

sampai ke rongga hidung. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan air mata.12

c. Trauma tembus pada Orbita

Luka tajam yang mengenai orbita dapat merusak bola mata, merusak

saraf optik, menyebabkan kebutaan atau merobek otot luar mata sehingga

menimbulkan paralisis dari otot dan diplopia. Selain itu juga bisa menyebabkan

infeksi, menimbulkan selulitis orbita, karena adanya benda asing atau adanya

hubungan terbuka dengan rongga-rongga di sekitar orbita. 12

25

Page 26: Referat Trauma Tajam Mata

Gambar 9. Trauma tembus orbita

d. Trauma tembus pada Kongjungtiva

Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva. Bila robekan

konjungtiva ini kecil atau tidak melebihi 1 cm, maka tidak perlu dilakukan

penjahitan. Bila robekan lebih dari 1 cm perlu dilakukan penjahitan untuk

mencegah granuloma. Pada setiap robekan conjungtiva perlu diperhatikan juga

robekan sklera yang biasa disertai robekan konjungtiva. Disamping itu, pemberian

antibiotik juga perlu diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.12

Gambar 10. Trauma tembus subkonjungtiva

e. Trauma tembus pada Sklera

26

Page 27: Referat Trauma Tajam Mata

Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekanan

bola mata dan kamera okuli jadi dangkal, luka sklera yang lebar dapat disertai

prolap jaringan bola mata, sehingga bisa menyebabkan infeksi dari bagian dalam

bola mata.12

f. Trauma tembus pada Kornea

Bila luka tembus mengenai kornea dapat menyebabkan gangguan fungsi

penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Bisa juga trauma tembus

kornea menyebabkan iris prolaps, korpus vitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal

ini dapat menurunkan visus.12

Bila tanpa perforasi : erosi atau benda asing tersangkut di kornea. Tes

fluoresia (+). Jaga jangan sampai terkena infeksi, sehingga menyebabkan

timbulnya ulkus atau herpes pada kornea. Lakukan pemberian antibiotika atau

kemoterapeutika yang berspektrum luas, lokal dan sistemik. Benda asing di

kornea diangkat, setelah diberi anastesi lokal dengan pantokain. Kalau mulai ada

neovaskularisasi dari limbus, berikanlah kortison lokal atau subkonjungtiva.

Tetapi jangan diberikan kortison pada luka yang baru atau bila ada herpes

kornea.12

Bila ada perforasi : bila luka kecil, lepaskan konjungtiva di limbus yang

berdekatan, kemudian ditarik supaya menutupi luka kornea tersebut (flap

konjungtiva). Bila luka di kornea luas, maka luka itu harus dijahit. Kemudian

ditutup dengan flap konjingtiva. Jika luka di kornea itu disertai prolaps iris, iris

yang keluar harus dipotong dan sisanya di repossisi, robekan di kornea dijahit dan

ditutup dengan flap konjungtiva. Kalau luka telah berlangsung beberapa jam,

sebaiknya bilik mata depan dibilas terlebih dahulu dengan larutan penisilin 10.000

U/cc, sebelum kornea dijahit. Sesudah selesai seluruhnya, berikan antibiotika

dengan spektrum luas dan sistemik, juga subkonjungtiva.12

27

Page 28: Referat Trauma Tajam Mata

Gambar 11. Laserasi kornea

g. Trauma tembus pada Uvea

Bila terdapat luka pada uvea maka dapat menyebabkan pengaturan

banyaknya cahaya yang masuk sehingga muncul fotofobia atau penglihatan

kabur.12

h. Trauma tembus pada Lensa

Bila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga

menurunkan daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya

akomodasi tidak adekuat.12

i. Trauma tembus pada Retina

Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada

rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam

badan kaca.12

j. Trauma tembus pada corpus siliar

Luka pada corpus siliar mempunyai prognosis yang buruk, karena

kemungkinan besar dapat menimbulkan endoftalmitis, panoftalmitis yang berakhir

dengan ptisis bulbi pada mata yang terkena trauma. Sedangkan pada mata yang

sehat dapat timbul oftalmia simpatika. Oleh karena itu, bila lukanya besar, disertai

prolaps dari isi bola mata, sehingga mata mungkin tak dapat melihat lagi,

sebaiknya di enukleasi bulbi, supaya mata yang sehat tetap menjadi baik.12

28

Page 29: Referat Trauma Tajam Mata

2.8 Diagnosis

Diagnosis trauma tajam okuli dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa, informasi yang

diperoleh dapat berupa mekanisme dan onset terjadinya trauma, bahan/benda

penyebab trauma dan pekerjaan untuk mengetahui penyebabnya. Anamnesis harus

mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah cedera.

Harus dicatat apakah gangguan penglihatan bersifat progresif lambat atau

berawitan mendadak. Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler apabila

terdapat kegiatan memahat, mengasah atau adanya ledakan. Cedera pada anak

dengan riwayat yang tidak sesuai dengan cedera yang di derita, harus dicurigai

adanya penganiayaan pada anak. Riwayat kejadian harus diarah secara khusus

pada detail terjadinya trauma, riwayat pembedahan okuler sebelumnya, riwayat

penyakit sebelumnya dan energi.3

Pemeriksaan fisik dimulai dengan pengukuran dan pencatatan ketajaman

penglihatan. Apabila gangguan penglihatannya parah, maka periksa proyeksi

cahaya, diskriminasi dua titik, dan adanya defek pupil aferan. Periksa motilitas

mata dan sensasi kulit periorbita, dan lakukan palpasi untuk mencari defek ada

bagian tepi tulang orbita.3,6,9

Pemeriksaan slit lamp juga dapat dilakukan untuk melihat kedalam

cedera di segmen anterior bola mata. Tes fluoresein dapat digunakan untuk

mewarnai kornea, sehingga cedera kelihatan dengan jelas. Pemeriksaan tonometri

perlu dilakukan untuk mnegetahui tekanan bola mata. Pemeriksaan fundus yang di

dilatasikan dengan oftalmoskop indirek penting untuk dilakukan untuk

mengetahui adanya benda asing intraokuler. Bila benda asing yang masuk cukup

dalam, dapat dilakukan tes seidel untuk mengetahui adanya cairan yang keluar

dari mata. Tes ini dilakukan dengan cara memberi anestesi pada mata yang akan

di periksa, kemudian diuji pada strip fluorescein steril. Penguji menggunakan slit

lamp dengan filter kobalt biru, sehingga akan terlihat perubahan warna strip akibat

perubahan pH bila ada pengeluaran cairan mata. 3,6

Pemeriksaan ct-scan dan USG B-scan digunakan untuk mengetahui

posisi benda asing. MRI kontraindikasi untuk kecurigaan trauma akibat benda

29

Page 30: Referat Trauma Tajam Mata

logam. Electroretinography (ERG) berguna untuk mengetahui ada tidaknya

degenarasi pada retina dan sering digunakan pada pasien yang tidak

berkomunikasi dengan pemeriksa. Bila dalam inspeksi terlihat ruptur bola mata,

atau adanya kecenderungan ruptur bola mata, maka tidak dilakukan pemeriksaan

lagi. Mata dilindungi dengan pelindung tanpa bebat, kemudian dirujuk ke spesialis

mata.6,10

2.9 Penatalaksanaan Trauma Tembus

Penatalaksanaan pasien dengan trauma tajam mata adalah 2,12,13

1. Penatalaksanaan sebelum tiba di rumah sakit:

- Mata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak.

- Tidak boleh dilakukan manipulasi yang berlebihan dan penekanan bola mata.

- Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan.

- Sebaiknya pasien di puasakan untuk mengantisipasi tindakan operasi.

2. Penatalaksanaan di rumah sakit:

- Pemberian antibiotik spektrum luas.

- Pemberian obat sedasi,antiemetik, dan analgetik sesuai indikasi.

- Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi.

- Pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva atau intraokuler (bila mata

intak).

- Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis cedera.

Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat

dan harus segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya

seperti infeksi, Siderosis, kalkosis dan oftalmika simpatika.

Pada setiap tindakan harus dilakukan usaha untuk mempertahankan bola

mata bila masih terdapat kemampuan melihat sinar atau ada proyeksi penglihatan.

Bila terdapat benda asing, maka sebaiknya dilakukan usaha untuk mengeluarkan

banda asing tersebut.1,6,12

Apabila jelas tampak ruptur bola mata, maka manipulasi lebih lanjut harus

dihindari sampai pasien mendapat anestesia umum. Sebelum pembedahan jangan

diberi obat siklopegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan toksisitas pada

30

Page 31: Referat Trauma Tajam Mata

jaringan intraokular yang terpajan. Berikan antibiotik parenteral spektrum luas

dan pakaikan pelindung FOX pada mata. Analgetik, antimiemetik, dan antitoksin

tetanus diberikan sesuai kebutuhan, serta gizi atau nutrisi yang baik. Sebelum

dirujuk mata tidak boleh diberi salep, karena salep dapat masuk ke dalam mata.

Pasien tidak boleh diberikan steroid lokal, dan bebat yang diberikan pada mata

tidak menekan bola mata.13

Pada penutupan luka segmen anterior, harus digunakan teknik-teknik

bedah mikro. Laserasi kornea diperbaiki dengan jahitan nilon 10-0 untuk

menghasilkan penutupan yang kedap air. Iris atau korpus siliaris yang mengalami

inkarserasi dan terpajan kurang dari 24 jam dapat dimasukkan ke dalam bola mata

dengan viskoelastik atau dengan memasukkan suatu spatula siklodialisis melalui

insisi tusuk di limbus dan menyapu jaringan keluar dari luka. Apabila hal ini tidak

dapat dilakukan, apabila jaringan telah terpajan lebih dari 24 jam, atau apabila

jaringan tersebut mengalami iskemia dan kerusakan berat, maka jaringan yang

prolaps harus dieksisi setinggi bibir luka. Setiap jaringan yang dipotong harus

dikirim ke laboratorium patologik untuk diperiksa. Dilakukan pembiakan untuk

memeriksa kemungkinan infeksi bakteri atau jamur. Sisa-sisa lensa dan darah

dikeluarkan dengan aspirasi dan irigasi mekanis atau vitrektomi. Reformasi

kamera anterior selama tindakan perbaikan dapat dicapai dengan cairan

intraokuler fisiologis, udara atau viskoelastik.13

Luka sklera ditutup dengan jahitan 8-0 atau 9-0 interupted yang tidak

dapat diserap. Otot-otot rektus dapat secara sementara dilepaskan dari insersinya

agar tindakan lebih mudah dilakukan. Luka keluar di bagian posterior sklera pada

cedera tembus ganda dapat sembuh sendiri, dan biasanya tidak dilakukan usaha

penutupan.13

Bedah vitreoretinal, bila ada luka kornea yang besar, dapat dilakukan

melalui keratoprostesis Landers Foulks temporer sebelum melakukan penanaman

kornea. Enukleasi dan eviserasi primer hanya boleh dipikirkan bila bola mata

mengalami kerusakan total. Mata sebelah rentan terhadap oftalmika simpatetik

bila terjadi trauma tembus mata terutama bila ada kerusakan di jaringan uvea.

Untungnya, komplikasi ini jarang terjadi.12,13

31

Page 32: Referat Trauma Tajam Mata

2.10 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi setelah terjadinya trauma tembus adalah

endoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan oftalmia

simpatika.7,8 

Endoftalmitis dapat terjadi dalam beberapa jam hingga dalam beberapa

minggu tergantung pada jenis mikroorganisme yang terlibat. Endoftalmitis dapat

berlanjut menjadi panoftalmitis.7 

Oftalmia simpatika adalah inflamasi yang terjadi pada mata yang tidak

cedera dalam jangka waktu 5 hari sampai 60 tahun dan biasanya 90% terjadi

dalam 1 tahun.8 Diduga akibat respon autoimun akibat terekposnya uvea karena

cedera, keadaan ini menimbulkan nyeri, penurunan ketajaman penglihatan

mendadak, dan fotofobia yang dapat membaik dengan enukleasi mata yang

cedera.7,13

2.11 Prognosis

Prognosis berhubungan dengan sejumlah faktor seperti visus awal, tipe

dan luasnya luka, adanya atau tidak adanya ablasio retina, atau benda

asing. Secara umum, semakin posterior penetrasi dan semakin besar laserasi atau

ruptur, prognosis semakin buruk. Trauma yang disebabkan oleh objek besar yang

menyebabkan laserasi kornea tapi menyisakan badan vitreus, sklera dan retina

yang tidak luka mempunyai prognosis penglihatan yang baik dibandingkan

laserasi kecil yang melibatkan bagian posteror. Trauma tembus akibat benda asing

yg bersifat inert pun mempunyai prognosis yang baik. Trauma tembus akibat

benda asing yang sifatnya reaktif magnetik lebih mudah dikeluarkan dan

prognosisnya lebih baik. Pada luka penetrasi, 50-75% mata akan mencapai visus

akhir 5/200 atau lebih baik. 3,13

2.12 Pencegahan

Trauma mata dapat dicegah dan diperlukan penerangan kepada

masyarakat untuk menghindari terjadinya trauma mata, seperti 2:

32

Page 33: Referat Trauma Tajam Mata

- Trauma tajam akibat kecelakaan lalu lintas tidak dapat dicegah, kecuali trauma

tajam perkelahian.

- Diperlukan perlindungan pekerja untuk menghindari terjadinya trauma tajam.

- Awasi anak yang sedang bermain yang mungkin berbahaya bagi matanya.

Orang yang menggunakan lensa dari kaca atau plastik yang sedang

bekerja dalam industri atau melakukan aktivitas atletik memiliki resiko terkena

pecahan fragmen lensa. Kaca mata yang paling efektif untuk mencegah cedera

terdiri dari lensa polikarbonat dalam rangka poliamida dengan tepi penahan di

posterior. Sebaiknya digunakan bingkai pada wraparound (bukan bingkai

berengsel) karena lebih dapat menahan pukulan dari samping. Pada atletik atau

aktivitas rekreasi beresiko tinggi (misalnya perang-perangan dengan peluru hampa

atau cat), pelindung mata tanpa lensa tidak selalu melindungi mata secara adekuat.

Perlindungan mata yang sesuai terutama diindikasikan bagi mereka yang bermain

bola raket, bola tangan, dan squash. Banyak kebutaan yang terjadi akibat olah raga

ini, terutama akibat trauma kontusio pada mata yang tidak terlindung dengan

baik.2,4,6

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Trauma tajam mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang

menimbulkan perlukaan mata, dimana mata ditembus oleh benda tajam atau

benda berukuran kecil dengan kecepatan tinggi yang menembus kornea atau

sklera.2 Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan

sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bulbus okuli sampai ke segmen

posterior kemudian bersarang didalamnya bahkan dapat mengenai os orbita.1

33

Page 34: Referat Trauma Tajam Mata

Penyebab tersering adalah karena kecelakaan saat bekerja, bermain dan

berolahraga. Luas cedera ditentukan oleh ukuran benda yang mempenetrasi,

kecepatan saat impaksi, dan komposisi benda tersebut.3,4

Manifestasi klinis berupa visus turun, tekanan intra okular rendah,

angulus iridokornealis dangkal, bentuk dan letak pupil berubah, terlihatnya ada

ruptur pada kornea atau sklera, terdapat jaringan yang prolaps (lepas), seperti: iris,

lensa, retina, kemosis konjungtiva. Komplikasi dari trauma tajam okuli adalah

endoftalmitis, panoftalmitis, oftalmia simpatika, hemoragik intraokular.2,3,13

Penatalaksanaan diberikan antibiotik topikal, mata ditutup, dan segera

dikirim pada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Diberikan antibiotik

sistemik secara oral atau intravena, anti tetanus profilaktik, analgesik dan sedatif

bila perlu. Steroid lokal dan bebat tidak boleh diberikan. Pengeluaran benda asing

sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai.13

Secara umum, semakin posterior penetrasi dan semakin besar laserasi

atau ruptur, prognosis semakin buruk. Trauma yang disebabkan oleh objek besar

yang menyebabkan laserasi kornea tapi menyisakan badan vitreus, sklera dan

retina yang tidak luka mempunyai prognosis penglihatan yang baik dibandingkan

laserasi kecil yang melibatkan bagian posterior. Trauma tembus akibat benda

asing yg bersifat inert pun mempunyai prognosis yang baik.13

B. Saran

1. Perlunya pengetahuan dokter untuk memahami sebanyak mungkin

riwayat trauma yang terjadi agar tindakan pertolongan yang diberikan

mampu meningkatkan prognosisnya menjadi lebih baik.

2. Perlunya riset/ penelitian lebih lanjut mengenai trauma tajam terutama

dalam hal seberapa berat trauma yang terjadi dan penatalaksanaan yang

baik agar prognosis menjadi lebih baik.

34

Page 35: Referat Trauma Tajam Mata

DAFTAR PUSTAKA

1. Asbury, Taylor. Trauma Mata. Dalam: Vaughan. Oftalmologi Umum Edisi XVII. Jakarta: Widya Medika. 2008; 373-80.

2. Wijana, Nana. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: EGC. 1993; 312-26.3. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. FK-UI, Jakarta: 2004; 192-8.4. Peate, W. F, Work Related Eye Injuries And Illness. Available at:

www.aafp.org. February 17, 2012.5. Soeroso, A. Perdarahan Bilik Depan Bola Mata Akibat Ruda Paksa.

www.portalkalbe.com. Diunduh pada 15 februari 2012.6. Chew, Chris. Trauma. Dalam : James. Lecture Notes : Oftalmologi. Jakarta:

Erlangga. 2006; 176 – 85. 7. Indiana University. Traumatic Cataract. Available at:

http://www.opt.indiana.edu/NewHorizons/Graphics/Tray2/Slide07. February 15, 2012.

35

Page 36: Referat Trauma Tajam Mata

8. Edward SH Eye Institute. Digital Reference of Ophthalmology-Traumatic Cataract. Available at: http://dro.hs.columbia.edu/lc2/soemmeringb. February 18, 2012.

9. Webmaster. Traumatic Cataract. Available at :http://img.medscape.com/pi/emed/ckb/ophthalmology. February 18, 2012.

10. Berson, FG. Ocular and Orbital Injuries. In : Basic Ophtalmology. 6 th ed. American Academy of Ophtalmology. 1993; 82-87.

11. Khun Frenc, Piramici J Dante. In : Emergensi Management Of Trauma Ocular,. Department of OphthalmologyUniversity of Pécs. Hungary. 2002; 71-86.

12. Rodriguez, Jorge. Prevention And Treatment Of Common Eye Injuries In Sport. Available at: www.aafp.org. February 17, 2012.

13. Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata, Penerbit Airlangga, Surabaya, 1984. h:1-8.

14. Mason H. Anatomy and Physiology of the Eye, in Mason, H. & McCall, S. Visual Impairment: Access to Education for Children and Young People, David Fulton Publishers, London, 1999. p:30-38

15. Rappon, Joseph M. Primary Care Ocular Trauma Management. Available at: www.pacificu.edu/optometry. February 17, 2012.

36