SNI 15-0047-2005, KACA

31
K rr.r E: Dg F.; ts f t: .F I I F I 5Nl StandarNaslonalIndonesia ,sNl 15-00 47-2005 Kaca lembaran Badan Standardisasi Nasional lcs 81.040.30

description

SNI 15-0047-2005KACA DAN KETERANGANNYA

Transcript of SNI 15-0047-2005, KACA

Page 1: SNI 15-0047-2005, KACA

Krr.rE :DgF.;

ts

f

t:.F

I

IFI

5NlStandar Naslonal Indonesia

,sNl 15-00 47-2005

Kaca lembaran

Badan Standardisasi Nasionall cs 81 .040.30

Page 2: SNI 15-0047-2005, KACA

sNf 1 5-0047 -2005?

Daftar isi

Daf tar is i . . . .

Prakata.

1 Ruang l ingkup

3 lst i lah dan definisi

5 $prat mutu

6 Pengambi lan contoh. . . .

7 Cara uj i . .

8 Slarat lulus uji .

I S lara t penandaan. . . . . . . . . . .

10 Cara pengemasan .

Lamp i ran AH , l n l t n . l r 2 t le r v r r v Y r q l t . . !

Jii

1

1

1

1

2

1 0

1 1

24

24

n. 2 6

28

Page 3: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

Prakata

Di lndonesia saat ini terdapat dua standar kaca lembaran yaitu SNI 15-0047-1987 Mutu dan

cara uji kaca lembaran, yang diproduksi dengan proses penarikan dan SNI 15-0130-1999Kaca'penger-rbangan, yang diproduksi dengan proses pengembangan di atas leburan

togam. Oi i inlau diri bentuknya ke dua produk kaca ini l icin, halus dan rata, namun produk

kJca dengan cara penarikan mempunyai cacat gelombang yang lebih besar.

Demikian juga kedua standar di atas juga mempunyai uji-uji yang juga sama, yaitu: sifat

tampak, bintuk, dimensi, kesikuan dan kerataan. Agar t idak ter jadi kerancuan ist i lah kaca

lembaran di masyarakat lndonesia dan Internasional maka kedua standar tersebut direvisi

menjadi Kaca lembaran (Flat g/ass).

Untuk mendukung mutu produk kaca lembaran sebagai produk primer dan sebagai bahanproduk sekundei seperti untuk produk kaca pengaman diperkeras dan berlapis untukkendaraan bermotor yang akan diberlakukan uji wajib dan juga untuk produk lainnya, maka

ketersediaan kaca lembaran yang memenuhi perslaratan menjadi suatu kebutuhan )angsangat pent ing, terutama uniuk memasuki pasar regional dan global , maka diper lukan

standar kaca lembaran yang dapat bersaing dengan tanpa meninggalkan kemampuanprodusen nasional

Dengan revisi kaca lembaran ini diharapkan mempunyai dampak:

a) Produsen dapat meningkatkan produkb) Kepent ingan konsuman dapat ter l indungi,. i Hambatan teknis dan standar di dalam perdagangan lnternasional dapat dihindar i ;d j Meningkatkan kebanggaan mencintai produk dalam negeri ;

Standar in i te lah dibahas dalam konsensus di Jakarta pada tanggal 5 desember 2003 yang

dihadiri oleh wakil-wakil dari balai penguji, produsen, konsumen, asosiasi dan instansi terkait

la innya.

Page 4: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

Kaca lembaran

1 Ruang l ingkup

Standar ini menetapkan spesif ikasi teknis untuk kaca lembaran yang diproduksi denganproses penarikan dan pengembangan.

Acuan normatif

SNI 15-1573-1989, Cara uii beratienrs gelas dengan rnetoda terapung tenggelam.SNI 1 5-157 4- 1989, Cara uji titik lunak gelas.sNl 15-2173 -1991 , cara uji anarisa kimia gelas soda kapur sitikat.

ls t i lah dan def in is i

Klasif i kasi

Kaca lembaran berdasarkan jenis, mutu dantercantum dalam Tabel 1 ber ikut in i :

penggubnaannya diklasif lkasikan seperti yang

Tabel 1 Jenis, mutu dan penggunaan kaca lembaran

3 .1kaca lembaranproduk gelas yang berbentuk pipih (ftat glass), pada umumnla mempunyai ketebalan 1 mmsampai 25 mm, mempunyai sifat transparan, t idak berwarna atau berwarna

3.2gelas (g/ass)hasil pelkeburan (fusion) bahan anorganik setelah didinginkan sampai kondisi -kaku tanpakristalisasi, mempunyai sifat keras din getas serta mJmpunyai bentuk pecahan sepertibentuk kerang (conchoidat), dapat t idak berwarna atau benparna dan dapat transparansampai buram (opaque)

3.3lst i lah- lst i lahyang berkaitan dengan kaca lembaran dijelaskan pada Lampiran A

J e n i s Mutu Peng gunaan

Polos atau bervyarna

M Untuk pembuatan cermin

L Untuk pembuatan kaca pengaman ber lapiskendaraan bermotor

1 dar i 28

Page 5: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

Tabel 1 (lanjutan)

5 Syarat mutu

5.1 Sifat-sifat umum

Sifat-s i fat umum kaca lembaran bi la diuj i sesuai dengan but i r 7.1.1 s/d but i r 7.1.10 harusmemenuhi Tabel 2 ber ikut in i .

Tabel 2 Sifat-sifat umum

No Sifat gelas Persyaratan

1 . lndeks b ias 1 , 4 9 - 1 , 5 52 . Faktor refleksi (%) 4 - 8 ( s a t u p e r m u k a a n3 . Panas spesi f lk (kaUq'C) 0 ,1 5 - O ,254 . Tit ik lunak (OC) 720 -7405. Dava hantar panas (w/(m.k) 0 ,58 - 0 ,786 . Koef is ien muai panas l inear ( "C' ) 8 , 5 - ' u - 1 0 - o

7 . Berat jenis (kg/m") 2450 - 25508 . Kekerasan (skala moh's) 6 - 7L Kuat lentur (kg/cm') Min imum 3501 0 . Ketahanan cuaca / air Alkal in i tas maksimum 16 ml HzSOa

0,02 N

5.2 Sifat tampak

5.2.1 Sifat tampak kaca lembaran untuk pembuatan cermin (M)

Sifat tampak kaca lembaran untuk pembuatan cermin (M) bila diuji sesuai dengan butir 7.2harus memenuhi Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7.

Jen is Mutu Penggunaan

Polos atau beruvarna

T Untuk pembuatan kaca pengaman diperkerasuntuk kendaraan bermotor

G Untuk bahan bangunan penggunaan umum

2 dari 28

Page 6: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-2005

Tabel 3 Gelembungsatuan dalam

buah

Luas kacacontoh (€) m'

Bagiankaca

Jumlah maksimum gelembung dengan diameter (gl

0,4mm<9<0,8mm 0,8mm <g<1,2mm 1,2mm<O<1,5mm

8 < 0 , 5Pusat 0 0 0Marqin a l 0 0 0

0 , 5 < 8 < 1 , 0Pusat 1 1 0Maroinal 3 2 0

0 , 5 < L < 2 , 0Pusat 2 2 0Marqin a l 5 5 0

t z 2 , o Pusat 1,5 / m ' , 1 , 0 / m ' 0 ,5 / m 'Marqin al 3.0 / m ' 2 . 5 / m 1 , 5 / m '

Tabel 4 Batuan dan tonjolan

Tabel 5 Benang gelas dan bahan heterogen

satuan dalam buah

Luas kacacontoh (€) mt

Bagiankaca

Jumlah maksimum gelembung dengan diameter (gl

0,3mm<O<0,5mm0,5mm<O<1,Omm 9>1,Omm

8 < 0 , 5Pusat 0 0 0Marqinal 0 0 0

0 , 5 < 8 < 1 , 0Pusat I

I 1 0Marginal 2 1 n

0 , 5 S l < 2 , 0Pusat 2 1 0Marqinal J 2 0

l .> 2 ,0 Pusat 1 . 0 / m ' 0 .5 / m ' 0Marqinal 1 , 5 / m ' 1 . 5 | m ' 0

Luas kacacontoh (€) mt

Bagiankaca

Syarat mutu panjang (pj) mm

8 < 0 , 5Pusat Tidak tersesuaiMarqinal Pj < 15 mm

0 , 5 : 8 < 1 , 0 Pusat Tidak tersesuaiMarginal P i < 2 5 m m

0 , 5 < l < 2 , 0Pusat Tidak tersesuaiMarq ina l P i < 5 0 m m

l . > 2 , 0Pusat Tidak tersesuaiMa rq in a l P j < 7 5 m m

3 dari 28

Page 7: SNI 15-0047-2005, KACA

Luas kacacontoh (€) mt

Bagiankaca Syarat mutu panJang (pJ) mm

8 < 0 , 5 Pusat Tidak tersesuaiMarqin a l P i < 2 5 m m

0 , 5 < 8 < 1 , 0Pusat Tidak tersesuaiMarqin al P j < 5 0 m m

0 , 5 S L < 2 , 0Pusat Tidak tersesuaiMarqin a l P i s 7 5 m m

l > 2 , 0 Pusat Tidak tersesuaiMarqin a l Pi < 100 mm

sNt 15-0047-2005

Tabel 6 Garis rambut

Tabel 7 Bint ik-bint ik, awan, goresan, retak, gelombang serpihan/gumpilan dankenamp akan kesel uru han

keterangan gambar:a adalah 415 A'.b adalah 415 B

Gambar 1 Bagian pengukuran kaca lembaran untuk kaca cermin (M)

A

J

Jenis cacat Syarat mutu

Bintik-bintik, goresan dan awan Tidak tersesuai bi la diui i sesuai but i r 7.2Retak-retak' Tidak ada keretakanGelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut 45 u

terhadap gar is normal, set iap benda yangberjarak 5 m di belakangnya tidak mengalamiperubahan bentuk

Serpihan / gumpi lan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar ataupanjangnya lebih besar dari tebal kaca

Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung dan tonjolankurang dari 30 cm

4 dari 28

Page 8: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-2005

5.2.1 Sifat tampak kaca tembaran untuk pembuatan kaca pengaman berlapis (L) dandiperkeras (T) untuk kendaraan bermotor

Sifat tampak kaca lembaran untuk pembuatan kaca pengaman berlapis/diperkeras untukkendaraan bermotor (L,T) bila diuji sesuai dengan butir 7.2 harus memenuhi Tabel 8, Tabel9 , Tabel 10, Tabel 11, Tabel12 dan Tabel 13.

Tabel 8 Gelembungsatuan dalam

buah

Tabel 9 Batuan dan tonjolan

Tabel 10 Benang gelas dan bahan heterogen

5 dari 28

Luas kacacontoh (€) m'

Bagiankaca

Jumlah maksimum gelembung dengan diameter (gl

0,4mmcO<O,8mm0,8mm <g<1,2mm 1,2mm<O<1,5mm

8 < 0 , 5Pusat 0 0 0Margin al 0 0 0

0 , 5 S 8 < 1 , 0Pusat 1 1 0Marqinal 3 2 0

1 , 0 < l < 2 , 0Pusat 2 2 1Marqinal 5 q 2

2 , 0 < 8 < 3 , 0Pusat 4 3 2Marqin a l I 6 4

t3 3 ,0 Pusat 2 , 0 / m ' 1 , 5 / m ' 1 . 0 / m 'Marqinal 4 , 0 / m ' 3 ,0 / m ' 2,0 lm',

satuan dalam buah

Luas kacacontoh (€) mt

Bagiankaca

Jumlah maksimum batuan dan tonjolan dengan diameter O)

0,4mm<O<0,6mm 0,6mm <O<0,8mm 0,8mm<Q<1,Zmm

8 < 0 , 5Pusat 0 0 0Marqin a l 0 0 0

0 , 5 S 8 < 1 , 0Pusa 1 1 0Marqnal 3 2 0

1 , 0 < l < 2 , 0Pusa 2 1 0Margna l 5 3 2

2 , 0 = [ < 3 , 0 Pusa 4 2 0Margnal 8 4 3

8 > 3 , 0 Pusa 2 , 0 / m ' 1 , 0 / m ' 0Marqna l 2 , 0 t m ' 1 , 5 / m ' 1 , 0 / m '

Luas kacacontoh (€) m'

Bagiankaca

Syarat mutu panjang (pJ) mm

8 < 0 , 5Pusat Tidak tersesuaiMarqin a l P j < 2 5 m m

Page 9: SNI 15-0047-2005, KACA

Luas kacacontoh (€) m2

Bagiankaca

Syarat mutu panjang (pj) mm

0 , 5 < t < 1 , 5 Pusat Tidak tersesuaiMarqinal P i < 5 0 m m

1 , 5 S 8 < 3 , 0 Pusat Tidak tersesuaiMaroinal P i < 7 5 m m

8 > 3 , 0 Pusat Tidak tersesuaiMarqinal Pj < 100 mm

sNt 15-0047-2005

Tabel 10 (lanjutan)

Tabel 11 Garis rambut

Tabel 13 Bintik-bintik, awan, gelombang, retak, serpihan/gumpilandan kenampakan keseluruhan

5.2.3 Sifat tampak kaca lembaran untuk bahan bangunan dan keperluan umum (G)

Sifat tampak kaca lembaran untuk keperluan bangunan (G) bi la diuj i sesuai dengan but i r 7.2harusmemenuhi Tabel 14, Tabel 15, Tabel 16, Tabel 17, Tabel 18 dan Tabel 19.

Ukuran goresanmm

Panjanggoresan mm

Jumlah goresan maksimum per mtPusat Marqinal

KasarLebar 0 ,15 -0 ,2

< 3 m m 2 43 < L < 5 1 2

SedangL e b a r 0 . 1 0 - 0 . 1 4

5 < L < 10 2 41 0 < L < 1 5 1 2

HalusLebar < 0,1

1 5 < L < 2 0 2 42 0 < L < 3 0 1 2

Jenis cacat Syarat mutuBintik-bintik dan awan Tidak tersesuai bila diuji sesuai butir 7.2

Gelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut45o terhadap garis normal, setiap bendayang berjarak 5 m di belakangnya tidakmengalami perubahan bentuk

Retak-retak Tidak ada keretakan

Serpihan/gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebaratau panjangnya lebih besar dari tebalkaca

Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung dan tonjolankurang dar i 30 cm

6 dar i 28

Page 10: SNI 15-0047-2005, KACA

satuan dalam buahLuas kaca

2contoh {€) m

Jumlah maksimum gelembung dengan panjang (pi)0 , 5 S p j < 1 , 0 1,0S p j < 1 ,5 1,5 S p j <3,0 > 3 ,0

I < 0 , 5 1 0 ,5 0 0

0 , 5 s 8 < 1 , 0 2 1 0 ,5 0

1 , 0 < l < 2 , 0 4 2 1 0 , 5

2 , 0 < l < 4 , 0 6 3 2 1

I > 4 , 0 bh/ m222

1 b h / m 0,5 bh/ m2z

0,25 bh/ m

sNt 15-0047-2005

Tabel 14 Gelembung

Tabel 15 Batuan dan tonJolan

Tabel 16 Benang gelas dan bahan yang heterogen

7 dari 28

satuan dalam buahLuas kaca

2contoh (€) m

Jumlah maksimum batuan dan tonjolan dengan panjang (pj)

0 ,5 S p j < 1 ,0 1 , 0 S p j < 1 , 5 1 , 5 S p j < 2 , 0 pj 2 ,0

I < 0 , 5 1 0 0 0

0 , 5 < 8 < 1 , 0 2 0 0 0

1 , 0 s | < 2 , 0 3 1 0 0

2,0 < l . < 4,4 6 1 1 0

| > 4 ,02

2 b h / m 0,5 bh/ m22

0,25 bh/ m 0

Luas kaca contoh ( € )2

mSyarat mutu panjang (pj)

mm

I < 0 , 5 p i < 2 50 .5 p i s 5 01 , 0 s [ < 2 , 0 P j s 7 s2 , 0 s I P i < 150

| > 4 , 0 Di s 200

Page 11: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

Tabel 17 Garis rambut

Tabel 18 Goresan

Tabel 19 Bintik-bintik, awan, retak, gelombang, serpihan/gumpilandan kenampakan keseluruhan

Jenis cacat Syarat mutu

Bintik-bintik dan awan Tidak tersesuai bi la diui i sesuai but i r 7.2Retak-retak Tidak ada keretakanGelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut 40 derajat

terhadap garis normal, setiap benda yang berjarak 5 mdi belakanq nva tidak menqalami perubahan bentuk

Serpihan/gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar danpaniangnva lebih besar dari tebal kaca.

Kenampakankeseluruhan

Jarak antara cacat gelembung dan tonjolan kurang dari1 5cm

5.3 Bentuk dan dimensi

5.3.1 Bentuk

Kaca lembaran harus berbentuk persegi atau persegi panjang.

5.3.2 Dimensi

Panjang, lebar dan tebal kaca lembaran dinyatakan dalam mil imeter atau inchi .Toleransi panjang & lebar dan tebal kaca lembaran bi la diukur sesuai dengan but i r 7.3.1 danbut i r 7 .3 .2 harus memenuhi Tabel 20 dan Tabel 21. ber iku t in i :

Luas kaca contoh ( €)2

mSyarat mutu panjang (pj)

mmI < 0 , 5 Pi s25

0 ,5 P i s 5 01 ,0 s l , < 2 ,0 Pj <752 ,O Pj < 150

I > 4 , 0 pi s 200

satuan dalam buahUkuran goresan

mmPanjang goresan

mmJumlah goresan

per mmaksimum

2

KasarLebar 0 ,21 - 0 ,25

3 - 5 2

SedangLebar 0 ,16 - 0 ,20

6 - 1 5 2

HalusLebar 0 ,10 - 0 ,15

1 6 - 5 0 2

B dari 28

Page 12: SNI 15-0047-2005, KACA

Klasif ikasitebal kaca (tb)

M , L , T d a n GPanjang dan lebar (pj dan lb)

pj dan lb S 3048 pi dan lb > 3048

l s t b t 2 r 3

7 < t b t 3 x 4

1 4 < t b t 4 r 5

tb t 5 r 6

z- sNl 15-0047-2005

Tabel 20 Toleransi panjang dan lebarsatuan dalam mm

Tabel 21 Toleransi tebal

satuan dalam mmKlasifi kasi

tebal kaca (tb)M . L . T d a n G

Tebal (tb)

1 s t b < 7 + 0 ,2

7 s t b t 0 ,3

1 4 s t b t 0 ,5

tb t 1 , 0

5.4 Kesikuan

Kaca lembaran yang berbentuk persegi atau persegi panjang bi la diukur sesuai dengan but i r7.3.3 harus mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransisel is ih jarak pengukuran kedua diagonal contoh kaca lembaran maksimum 0,2o/o.

5.5 Kerataan

Lengkungan yang mungkin ada bi la diukur sesuai dengan but i r 7.3.4 harus t idak boleh lebihdar i 0,30 7o untuk kaca lernbaran yang digunakan sebagai bahan bangunan dan keperluanumum dan 0,25 % untuk pembuatan kaca pengaman ber lapis/diperkeras untuk kendaraanbermotor dan kaca cermin.

5.6 Transmisi cahaya

Ni lai t ransmisi cahaya kaca lembaran bi la diukur sesuai but i r 7.4 harus memenuhi Tabel 22ber iku t in i :

9 dari 28

Page 13: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

Tabel22 Nilai transmisi cahayasatuan dalam %

Tebal kaca,mm

Transmisi cahaya sinar tampak minimum untuk kaca polosDengan

i l luminator A. Dengan

l l luminator CMutu L, T Mutu G

5 > 8 6 > 8 5

5 > tb > 5 %o transmisi cahaya dihitungmenggunakan rumus :

TtnT5 = { - 15t tb x 0 ,92 a tau

0 .92

Ttb = 0,92 s/ tb

0 , 9 2

o/o transmisi cahya dihitungmenggunakan rumus :

TtnT5 = t- 1 5nb x 0,92 atau

0 ,92

Ttb { Ts x--9-gjtb }0 .92

CATATANT5 adalah transmisi cahaya kaca polos dengan tebal 5 mm.

Untuk i l luminator A > BO 06 atau 0,86.Untuk i l luminator C > 85 % atau 0,85.

TtU adalah transmisi cahaya untuk tebal kaca teftentu.

t6 adalah tebal kaca nominal .

6 Pengambi lan contoh

6.1 Pengambi lan contoh di lakukan oleh petugas yang berwenang dan t idak memihak sertadibuat berita acara pengambilan contoh.

6.2 Contoh yang akan dini la i d iambi l secara acak dan harus mewaki l i kelompok kacalembaran yang mempunyai mutu dan tebal yang sama. Contoh tersebut harus mempunyaiukuran panjang dan lebar yang sama.

6.3 Ukuran contoh uj i yang digunakan untuk penguj ian minimal 1000 mmx 1000 mm atauukuran lain

6.4 Banyaknya contoh yang diambi l untuk penguj ian sesuai Tabel 23.

10 dar i 28

Page 14: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-2005

satuan dalam lembar

7.1

Tabel 23 Jumlah contoh uji

Cara Uji

Sifat umum

7.1.1 Indeks b ias

7.1 .1 .1 Pera la tan

satu set atat refraktometer Abbe;gelas standar dengan indeks bias np 1,5199;

kertas pembersih (ftssue),batang kawat pengatur bayangan posisi gelap terang.

7 .1 .1 .2 Bahan

- Larutan o-bromonapthal in nD = 1,6570- Alkohol i aceton

7 .1 .1 .3 Benda u j i

- Potongan gelas presisi dengan ukuran 20 mm x 8 mm x 3- Permukaan A dan B dipersiapkan bening, sedang bagian

mm (panjang x lebar x tebat) .la innya buram

Gambar 1 Potongan permukaan benda uji

7 .1 .1 .4 P rosedur

a) Atur refraktometer dengan posisi terbalik'b i perrnrrkaan pr isma datar dibersihkan menggunakan alkohol/aseton'

c) Gelas standar dengan indeks bias nD 15199 di tempatkan di permukaan pr isma datar

yang telah diolesi dengan o-Bromonapthal in dengan posisi bagian bening A menghadap

ke sinar datang dan bagian B menghadap ke pr isma.

d) Tepatkan skal i indeks bias pada p-osis i 1 ,5199'dengan menggunakan tuas besar '

" i Fokuskan bayangan gerap terang 'dengan menggunakan tuas d i sebe lah k i r i .

i6:

Jumlah lembar dalamtanding

Jumlah contoh Yangdiambil

Kegagalan maksimum

6 s/d 100 6 1

101 s/d 500 30 5

501 s/d 1500 40 6

1501 s/d 3000 50 I

3001 s/d 5000 7o 1 0

5001 s/d 10000 80 1 1

10001 s/d seterusnye 1 0 0 1 4

B

11 dari 28

Page 15: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-2005

0

s)h )i )

Tepatkan batas gelap-terang di tengah-tengah garis si lang, bila perlu menggunakan alatpengatur bayangan gelaP-terang.padi keadaan ini, alat uji indeks bias dapat dinyatakan telah dikalibrasi dan siapdigunakan untuk mengukur indeks bias gelas contoh.nmUit gelas slandar dan ganti dengan contoh gelas yang akan diuji indeks biasnya.Melalui lensa okuler sebelah kiri, cari lah bayangan gelap terang dengan memutar tuaskasar (sebelah kanan) dan bila posisi tersebut telah ditemukan maka segera fokuskan

cksida, kalori /g oC;

yang diperolehdari data panas spesi f ik yang diukur

dengan menggunakan tuas sebelah kiri agar jelas.j) Tepitkan g;r'ts horizontal batas dari bayangan gelap terang di tengah-tengah garis

si lang.k) Tentukan berapa ni la i indeks bias melalui lensa okuler sebelah kanan.

7.1.2 Faktor refleksi

PerhitunganDari inde[s bias gelas yang telah diketahui pada butir 7 .1.1, faktor refleksi dapat dihitung darirumus:

( n o - 1 )R = dan Prosentase faktor refleksi = R/ np x 100 %

( n o + 1 )

dengan:R adalah faktor refleksi;ng adalah indeks bias gelas.

7.1.3 Panas sPesi f ik

7 .1 .3.1 Pr in s ip

panas spesif ik gelas adalah jumlah kalori yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram gelas

pada suhu 1 oC. Diasumsikan bahwa panas spesif ik rata-rata yang diketahui adalah validuntukinterval suhu lebih luas.

7 .1 .3 .2 Prosedur

a) Lakukan analisa kimia komposisi gelas soda kapur sil ika sesuai SNI 15-2173-1991, Carauji analisa kimia gelas soda kapur sili(at.bi Hi tung panir spesi f ik masing-masing oksida dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

( a x t ) + C ox fraksi oksida

(0,00146 x t ) * 1

dengan:C adalah panas spesi f lk masing-masingt adalah temperatur, oC;

a adalah konstanta hubungan pol inomialmelalui percobaan sesuai Tabel 24;

12 dari 28

Page 16: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-200s

Co adalah konstanta dari gelas )ang dihitung dari perkalian fraksi berat setiappenyusun gelas dengan faktor yang dimil iki, sesuai Tabel 24;fraksi oksida adalah bagian salah satu oksida (SiOz, CaO, Na2O dll) di dalam gelas.

c) Hitung panas spesif ik sebenarnla (q) masing-masing oksida pada temperatur t denganrumus sebagai berikut:

( a x t ) + Cq = x fraksi oksida

( 0 , 0 0 1 4 6 x t ) + 1

d) Jumlahkan semua ni la i C1 untuk mendapatkan panas spesi f ik gelas.

Tabel24 Faktor a dan Co dari Sharp & Ginther

Oksida a Co

Si02 0,000468 0 ,1657AIZOg 0,000543 0 ,1765CaO 0.000410 0 ,1709MqO 0.000514 0 .2142r{.'zc, 0,000335 0 ,2019

Na2O 0,000829 0,2229Bzot 0,000635 0 ,1980sog 0,000830 0 ,1890Pbo 0.000013 0.0490

7.1 .4 T i t ik lunak

Pengujian tit ik lunak kaca lembaran dilakukan sesuai prosedur pengujian SNI 15-1574-1989, Cara uji titik lunak gelas.

7.1.5 Daya hantar panas

7.1.5.1 Peralatan

Alat uji dala hantar panas.AJat penunjuk digi ta l yang merupakan pelengkap alat uj iTungku l istrik

7 .1 .5 .2 Bahan

Kaca lembaran 150 mm x 20 mmPasta si l ikon

7.1.5.3 Penyiapan benda uj i

Ambi l dua buah benda uj i dengan permukaan rata dan mempunyai berat jenis yangseragam

:-I

I

13 dar i 28

Page 17: SNI 15-0047-2005, KACA

:I' '5-0047'2005

Simpan benda uji tersebut di dalam tempat yangselama 24 jam pada kondisi suhu yang stabil.

7.1.5.4 Prosedur pengukuran

7.1.5.4.1 Pengukuran pada suhu kamar

terhindar dar i a l i ran udara langsung

a) Pasang termokopel krom alumel pada kawat penghantar panas. Kedudukantermokopel harus tetap membentuk sudut kira-kira 30oC (sesuai Gambar 3).

b) Di dalam ruangan pengukur tempatkan sebuah benda uji pada tempat contoh.c) Kemudian letakkan kawat penghantar panas tepat di tengah permukaan atas dari

benda uji, dalam arah sejajar dengan panjang contoh uji kaca (sesuai Gambar 4).d) Tempatkan sebuah benda uji lainnya tepat di atas benda uji yang peftama, selanjutnya

letakkan pemberat (yang merupakan kelengkapan alat ukur) di atas kedua benda ujitersebut, sehingga diperoleh hubungan yang cukup rapat antara kedua benda uj idengan kawat penghantar panas. Jika tidak rapat, bubuhkan perekat si l ikon sepanjangkedua permukaan benda uji yang terkena kawat penghantar panas (sesuai Gambar 5).

e) Lakukan pengukuran harga daya hantar panas dar i benda uj i , dengan hasi lpengukuran dapat dibaca pada alat penunjuk digi ta l . Harga yang terbaca pada alatpenunjuk digital sudah merupakan harga daya hantar panas dari benda uji dengansatuan w(m.k)

D Ulangi pembacaan sebanyak 3 kali dalam selang waktu minimal 15 menit selamaperiode 1 jam.

g) Hitung harga daya hantar panas rata-rata dari benda uji.h) Ulangi pengukuran di atas untuk pasangan benda uji dari tanding yang sama sebanyak

4 kali. Penyimpangan pengukuran yang dii j inkan maksimal 5o/o:

7.1.5.4.2 Pengukuran pada suhu t inggi

a) Bi la akan menentukan harga daya hantar panas pada suhu t inggi ( d i atas suhu kamar) maka benda uji di letakkan dalam tungku l istrik yang suhunya dapat dikontrol dengantel i t i (sesuai Gambar 6).

b) Hal-hal yang dapat diperhat ikan pada pengukuran daya hantarpanas suhu t inggi ia lah.Benda uji yang pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan termokopel t idak dapatdiuji.Benda uji yang pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan oksigen, harus diletakkanpada tungku l istr ik yang dial i r i gas inner.Benda uji yang bersifat eksoterm pada suhu tinggi t idak dapat diuji.Termokopel dan kawat pemanas harus diberi isolasi yang dibuat dari tabungalu min a.

14 dari?B

Page 18: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

kawat penghantar panas

I

termokopel

Gambar 3 Pemasangan termokopel

benda uj i

Gambar 4 Penempatan kawat penghantar panas (tampak atas)

benda uj i

kawat penghantar panas

Gambar 5 Susunan benda uj i d i dalam ruang pengukur ( tampak depan)

15 dari 28

:

I

pasta sil ikonpemberat

termokopel-

Page 19: SNI 15-0047-2005, KACA

pemberat

sNt 15-0047-2005

benda u j i

1 , 5 m --=-+ termokopel

It- kawat penghantar panas

Gambar 6 Pengukuran pada suhu tinggi

7.1.6 Koef is ien muai panas l in ier

7.1.6.1 PeralatanAlat uji muai panas l inier.Pemotong kaca.Mislar kayu.Jangka sorong berketelit ian 0,01 mm.Gurinda sil ikon karbida.Oven pengering.Timbangan anal i t is.

7 .1 .6 .2 Bahan

Kaca lembaran 10 mm x 100 mm.Larutan pembersih.

7.1.6.3 Perslapan contoh uj i

a) Ukur panjang dan lebar contoh kaca lembaran yang disesuaikan dengan keperluan alatuj i sebanyak 3 buah menggunakan jangka sorong dan potonglah dengan menggunakanpemotong kaca kemudian haluskan sis i -s is i yang masih tajam dengan gur inda.

b) Bersihkan contoh uj i dengan larutan pencuci dan ker ingkan di dalam oven pengering

pada suhu (1 10 t 5 )oC sampai berat tetap. Bi la perbedaan antara dua penimbanganselama 24 jam kurang dar i 0,1 % segera dinginkan di dalam.eksikator.

16 dar i 28

Page 20: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-200s

7 .1.6.4 Prosedur Pengujian

a) Tempatkan contoh uji di alat uji.b) Catat suhu kamar.c) Panaskan sampai suhu 300oC dengan kecepatan kenaikan suhu (t 1;o6rrn"n',.d) Tentukan ni la i koef is ien muai l in ier dengan menggunakan rumus:

1 A LO X

L 9 A Tdenganq adalah koef is ien muai panas l in ier, oC- ' ;

Lg adalah panjang contoh uji pada suhu kamar, mm;A L adalah pertambahan panjang dari benda uji, mm;

A T adalah suhu pengukuran ( 25oC s/d 300 oC).

7.1.7 Berat jenis

pengujian berat jenis kaca lembaran dilakukan sesuai prosedur pengujian SNI 15-1573-1989, Cara uji berat jenis gelas dengan rnetoda terapung tenggelam.

7.1.8 Kekerasan

7.1.8.1 Peralatan

satu set pengukur kekerasan Moh's;kain pembersih;kaca pembesar.

7 .1 .8 .2 . Bahan

contoh uji kaca lembaran;larutan pembersih.

7.1.8.3 Penyiapan contoh uj i

Ambil contoh uji dan bersihkan dengan larutan pembersih kemudian keringkan.

7.1.8.4 Prosedur pengukuran

a) Mula-mula digoreskan dulu suatu mineral bersisi tajam yang mempunyai skalakekerasan 1 ke permukaan contoh uji dengan cara menekan dan menarik sedikit

b) Kemudian berturut-turut goreslah contoh uji dengan skala yang mempunyai kekerasanlebih t inggi hingga permukaan contoh uj i tergores'

c) Bersihkan daerah yang telah digores dan amati goresannya. Apabila diperlukan dapatdigunakan kaca Pembesar.

d) Ni la i kekerasan contoh uj i adalah derajat skala kekerasan tert inggi , yai tu ni la i sebelumpermukaan contoh uj i dapat digores.

17 dan 28

Page 21: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

7.1.9 Kuat lentur

7.1.9.1 Peralatan

- alat uji kuat lentur;pemotong kaca;mistar kayu;jangka sorong;gurinda sil ikon karbida.

7.1.9.2 Bahan

kaca lembaran 60 mm x 120 mm;spidol.

7.1.9.3 Persiapan contoh uji

Ukur lebar 20 mm sebanyak 3 kali pada kaca )ang berukuran 60 mm x 120 mm pada

sisi atas dan bawah dan tandai dengan spidol'Atur mistar kayu mendekati tanda lebar 20 mm yang akan dipotong dan tepatkan matapemotong ke tanda sPidol

c) Tekan p-motong kaca dari posisi tanda atas dan tarik sampai ke tepi kaca bagianbawah, kemudian tempatkan posisi bekas goresan bagian bawah di suatu penumpuftayr.t/paku dan tekan pada bagian kiri dan kanan dengan menggunakan jari sampaipotong. Siapkan 2 buah potongan contoh uji yang sejenis dengan cara yang sama.

d) Gurindalah sisi-sisi potongan agar supaya tidak tajam.

7.1.9.4 Prosedur Pengukuran

pasang contoh uji pada alat uji kuat lentur dengan jarak penumpu yang disesuaikandengan panjang contoh uji,Berikan beban pada contoh uji dengan kecepatan alat uji 200 g/detik, sampai benda ujipatah.Hitung kuat lentur dengan rumus:

3 x G x P

a)

b)

a)

b)

c)

Kuat lentur = kg/cm'2 x L x t '

dengan :G adalah beban pada saat benda u j i patah (N) ;

P adalah jarak penumPu (mm);L adalah lebar benda u j i (mm);t adalah tebal benda u j i (mm).

Skema alat uj i kuat lentur sepert i pada gambar berikut.

,+tia{

1B dar i 28

Page 22: SNI 15-0047-2005, KACA

keterangan gambar:d adalah diameter penumpu 20 mm;T adalah tebal karet 5 mm:L adalah jarak t i t ik tumpu dengan tepi kaca 10 mm;L2 adalah jarak anatara penumpu;L3 adalah ukuran contoh;G adalah gayal beban.

Gambar 7 Susunan alat uji kuat lentur

24 psi (165 kPa)5) oC sefta mampu

sNt 15-0047-2005

dan d i lengkapi dengan

menampung sedik i tnya

7 .1 .10 Ketahanan cuac alatr

7.1.10.1 Peralatan

- autoclave yang mampu menahan tekananregulator yang mampu menjaga suhu (121 t3 buah erlenmeyer;

- tabung er lenmeyer kapasi tas 250 ml;- lumpang besi dan alunya;- moftar agate dan pastelnya;- sar ingan 20,40 dan 50 mesh;- penggetar ayakan;- oven pengering;- magnet tapal kuda ;- p ipet ukur 50 ml ;- kertas timah dan tali raff ia.

19 dari 28

t

I

ItG.

1 / l \ \

Page 23: SNI 15-0047-2005, KACA

sNf 15.-.0047-2005

7.1.10.2 Bahan

acetone;larutan indikator meti l merah;larutan standar natrium hidroksida 0,020 N;air suling/aquadest kemurnian tinggi ;larutan standar asam sulfat 0,020N.

7.1 .10.3 Pers iapancontoh

a) Pecahkan contoh uj i kaca dan ambi l secara acak kemudian hancurkan sampai ukurant 25 mm.b) Hancurkan pecahan di atas dengan menggunakan lumpang besi sebanyak (30 - 40)gram dan ulangi beberapa kal i sampai menghasi lkan t 100 g.c) Tumbuk lagi di dalam mortar agate sedikit demi sedikit hingga seluruh contoh di atasdapat tertumbuk semuanya.d) Aturlah saringan secara berurutan dari atas ke bawah mulai dari penutup saringan,saringan 20, 40, 50 mesh dan wadah tertutup di penggetar ayakan.e) Tuangkan contoh di atas saringan 20 mes.h Oan tutup-i.ngrn piringan penutup0 Kencangkan posisi saringan agar t idak lepas dan segera jalankan mesin penggerak

ayakan dengan waktu yang singkat.g) Hent ikan mesin dan ambi l lah t 10 g contoh )ang lolos ayakan 40 mesh dan yangtinggal di ayakan 50 mesh.h) Hamparkan contoh di atas di lembaran kedas dan bersihkan kotoran besi yang terbawawaktu penumbukan dengan menggeser-geserkan magnet tapal kuda di atashamparan contoh uji. sampai t idak terdapat besi yang menempel di permukaan magnet

i ) Pindahkan 10 gramaceton.

lebih contoh uj i ke tabung er lenmeyer 250 ml dan cuci dengan

i )k)

Keringkan di dalam 9.yen pengering pada suhu 140 oc selama % jam.Masukkan contoh uji ke dalam notot t imbang, tutup dan ointinkan di dalam eksikatorsampai contoh siap untuk diuji tetapi t idak boieh meiebihi a8 j lm.

b)

7.1.10.4 Prosedur penguj ian

a) Masukkan tepat 10 gram contoh ke tabung erlenmeyer 250 ml yang telah direndam didalam autoclave dengan air selama tidak kurang dari 24 jam pada suhu g0oc atauselama 1 jam pada suhu 121 oC.Tambahkan tepat 50 ml air sul ing dengan menggunakan pipet ukur 50 ml dan tutuptabung erlenmeyer rapat-rapat dengan kertas-timah yang diikat dengan tali rafiasampai benar-benar t idak terdapat kebocoran.Buat juga blangko di dalam er lenmeyer* dengan menambahkan 50 ml air sul ing..Atur contoh uji dan"blangko di dalam rak yang ada di dalam auto clave dan rak contohdapat menahan contoh di atas tanda air .Tutup auto clave secara tepat dan biarkan vent cock terbuka.

" Panaskan sampai uap air keluar teratur melalui vent cock, kemudian tutuplah ventcock.Naikkan temperatur dengan kecepatan 1oC/menit sampai suhu 121 oC yang kira-kiramemerlukan waktu (19 -23) menit .Tahan suhu 121 oC + 0,5 oC selama 30 menit yang dihi tung dar i waktu dimana teiahterdapat kenaikan pada suhu 121 oC.

i) Setelah waktu penahanan_tercapai, d inginkanlah suhu dengan kecepatan 0,5 oC /menitsampai ke tekanan atmosfir yang memakan waktu (39 - 46j inenit.

c)d)

e)f)

s)

h )

20 dan 28

Page 24: SNI 15-0047-2005, KACA

i )k)

r)

m)

sNl 15-0047-2005t t

Ambillah tabung erlenmeyer dari autoclave dan dingint<an di air yang mengalir.Tuangkan eksirak ke dalam tabung erlenmeyer yang lain dan cuci sisa gelas denganair 15 ml air aquadest. Tambahkan air cucian ini kedalam cairan utama.Tambahkan 5 tetes larutan indikator meti l merah dan titrasi secara cermat denganlarutan asam sulfat 0,02q N dari mikroburet sampai terjadi perubahan warna. Titrasijuga larutan blangko setelah ditambah larutan indikator meti l merah.Citat jumlah ml 0,02 N H2SO4 )Eng digunakan untuk menetralkan ekstrak dari 10

gram gelas dan kurangi ml yang diperlukan untuk titrasi blangko.

Sifat tampak7.2

pengujian sifat tampak dilakukan dengan mengamati semua contoh secara seksama dengan

mata telanjang.

Pengamatan dilakukan pada jarak sebagai berikut:Untuk mutu M, L dan T jarak pengamatan 50 cmUntuk mutu G jarak pengamatan 50 cm untuk cacat gelembung, batuan, garis rambutdan goresan. Dan 2 meter untuk cacat t idak terukur sepefti bintik, awan dan cacat lain.

J ika per lu dapat di lakukan dengan bantuan lampu baur berkekuatan + 1000 lumen.pengujian gelombang dilakukan dengan mesesuai melalui contoh pada jarak kira-kira 4,5 mdari-cbntoh kaca Fada arah sudut sinar datang terhadap contoh kaca sebagaimanatercantum pada Tabel 25 dan pengamatan layar bergaris yang terpasang tegak lurus

terhadap garis pandangan kira-kira 4,5 m di depan contoh kaca pada posisi di tengah-tengahlebar kaca pada arah mendatar sebagaimana tersesuai pada Gambar 8.

Contoh harus dipertahankan dengan arah tegak lurus kearah permukaan layar-yang bergarishitam putih yang paralel dengan lebar 25 ff i ff i , mempunyai kemiringan 45 derajat danpermukaannya t idak terang.

CATATAN Seandainya hasil Gambartidak jelas, maka pengamatan harus dilakukan dari dua sisi.

Tabel 25 Sudut kemiringan kacasatuan oalam

Jenis kaca lembaran Sudut kemiringan

Untuk keperluan umum 40Untuk pengaman 45

Untuk cermin 45

deraiat

21 dan 28

Page 25: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

Contoh uJiTebal garis hltam atau pr.rilh 25 mm

Bagian depanlayar

Layarsudul dalang

Jarak pengamat ke contoh Jarak conloh ke layar 2500 mm

Gambar 8 Susunan alat uji gelombang

7.3 Dimensl

7.3.1 Pengukuran ketebalan

Ketebalan harus tukuf dengan menggunakan sebuah alat mikrometer yang mempunyaiketelit ian 0,01 m. Tebal kaca diukur pada tiap-tiap pertengahan sisin'ya, ?engan jarakt 10 mm dari tepi. Ketebalan dinyatakan dalam dua desimal pa-a tiap pengrkurun.

Tentukan nilai tebal rata-rata dari seluruh contoh, nilai rata-rata minimurn, nilai rata-ratamaksimum dan toleransi. Nilai tebal rata-rata pengukuran dikurangi dengan tebal nominaladalah toleransi ukuran tebal.

7.3.2 Pengukuran panJang dan lebar

Panjang dan lebar harus diukur dengan menggunakan alat penggaris baja yang lurus danpembagian skala sampai mil imeter. Tiap lembar contoh diukui panjang

-Oan lebarnya,

masing-masing dilakukan tiga kali yaitu pada bagian tengah dan kedui sisinya. Dari hisi lt iga kali pengukuran tersebut dihitung nilai rata-ratanya simpai ketelit ian satu desimal dandinyatakan dalam milimeter.

7.3.3 Pengukurankeslkuan

Pengukuran kesikuan dilakukan pada meja datar yang berukuran sekitar 150 cm x 150 cmatau lebih.Cara pengukuran:Lembaran kaca yang akan diuji di letakkan di atas meja.datar. Ukur kedua diagonalnyamenggunakan meteran )ang mempunyai ketelit ian maksimum 1 mm (Gambar g). Gunakindata pengukuran panjang rata-rata dan lebar Rata-rata untuk menentukan diagonal siku-s iku.Tentukan sel is ih diagonal s iku-siku dengan diagonal terukur yang mempunyai sel is ihterbesar dengan diagonal s iku-siku, kemudian hi tung % penyimpangan kesikuan.

*

""nt5

22 dari 28

Page 26: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-2005

Perhitungan

- diagonal siku-siku = { t (panjang rata-rata)+ (lebar rata-rata)

(diagonal siku-siku - diagonal terukur)- % penyimpangan kesikuan = x 100 o/o

diagonal terukur

7.3.4 Kerataan

Kerataan harus diukur dengan penggaris baja lurus yang diterapkan pada permukaan kacadengan posisi berdiri tegik. Kerataan dinyatakan dalam persen perbandingan antaratingli loalam lengkungan dengan panjang lengkungannya, seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 10.

benda uj i

150 cm

meja uji

Gambar 9a MeJa uJi kesikuan kaca lembaran (tampak atas)

kaca contoh meja kayu

Gambar 9b MeJa uji kesikuan kaca lembaran (tampak samping)

23 dan 28

150 cm

Page 27: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

)r:I

I

Ii

:: 1

t inggilengkungan

t.Ft,

Gambar 10 Pengukuran kelengkungan

T1nggi lengkunganLengkungan,o/o = x 100 o/o

Panjang lengkungan

7.4 Transmlsi cahaya

Pengujian transmisi cahaya dilakukan dengan i l luminator standar "lr untuk kaca lembaranpolos mutu L & T dan dengan illuminator u C ' untuk kaca lembaran polos mutu G. Contohkaca yang diuji harus ditempatkan tegak lurus dengan toleransi t 5 o terhadap cahaya yangdihasilkan oleh alat ini. Tentukan transmisi cahaya tanpa contoh (T1) dan transmisi cahayadengan contoh (T2). Prosentase transmisi cahaya adalah T2lT1 x 100 %. Untuk keperluanpengujian transmisi cahaya dapat digunakan potongan yang sesuai dengan ukuran yangdiperlukan agar cocok dengan alat yang digunakan (spektrofoto meter).

8 Syarat lulus uji

Kaca lembaran dinyatakan lulus uji apabila semua contoh uji yang diambil berdasarkan butir6, memenuhi perqyaratan mutu )ang dinyatakan pada butir 5.

9 Syarat penandaan

Pada setiap kemasan harus dicantumkan tanda-tanda yang jelas, mudah dibaca dandipahami.Tanda-tanda ini dapat berupa label atau cap yang meliputi:

1) Jenis kaca lembaranitebal/mutu.Contoh:

XJ e n i s

2) Ukuran (tebal, panjang dan !ebar ) serta jumlah lembar.3) Tanda pernyataan untuk barang pecah belah.4) Nama pabrik (simbol atau singkatan).

Y ZT e b a l M u t u

:!

-

panjang kengkungan

kaca contoh

24 dari?8

Page 28: SNI 15-0047-2005, KACA

sNl 15-0047-2005

10 Pengemasan

Kaca lembaran harus dikemas dalam peti/palet kuat dengan mempergunakan bahanperedam getaran atau benturan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat dihindariterjadinya gesekan satu sama lain.

25 dari 28

Page 29: SNI 15-0047-2005, KACA

sNr 15-0047-2005

Lamplran A(info rmatif)

lstl lah-lstllah

A.i Kaca lembaran dengan proses tarik (sheef glass) adalah kaca tidak berwarna atauberwarna yang dihasilkan dengan proses tarik, kemudian dipotong-potong menjadi lembarandengan ut<uran tertentu. Kading permukaannya rata, l icin dan bening, tetapi mempunyaikarakter permukaannya bergelomban g.

A.Z Kaca lembaran dengan proses poles (polished plate g/ass) adalah kaca tidak berwarnaatau berwarna yang dibuat dengan proses penggurindaan dan pemolesan sehinggapermukaannla rata, l icin dan bening.

A.3 Kaca lembaran dengan proses pengambangan (float g/ass) adalah kaca transparan,tidak benrvarna atau berwarna dengan permukaan datar/rata, dibentuk dengan carapengambangan di atas suatu bak peleburan timah dalam ruang panas yang bebas oksigen.

A.4 Kaca lembaran pengurang intensitas cahaya (light reducing g/ass) adalah kaca yang

dirancang untuk mengurangi transmisi sinar.

A.5 Pengertian cacat-cacat

A.5.1 pecahan kecil (crush) adalah pecahan kecil-kecil yang lengket di permukaan kaca

dan berwarna abu-abu redup atau putih.

A.5.2 pengotor (ditt) adalah partikel kecil dari luar yang menempel di permukaan kaca.

A.5.3 Retak-retak pendeR(dig-deep) adalah retak-retak pendek di permukaan kaca.

A.5.4 Gelembung (gasse ous inclusron) adalah gelembung bulat atau memanjang di

dalam gelas.

A.5.5 Tonjolan (Mot) adalah tonjolan gelas yang berbeda warna (t idak sempurna)yang menyatu dengan gelas.

A.5.6 Garis rambut (tine-fine) adalah benang gelas 'halus yang berada di permukaan

kaca lembaran.

A.5.7 Benang (ream) adalah benang di dalam gelas atau gasis-Earis transparanyang tidak homogen dengan bagian gelas secara keseluruhan.

A.5.g Benang gelas (string) adalah garis gelas transparan yang nampak seolah-olahseperti benang gelas yang bergabung di dalam gelas.

A.5.g Gelembung terbuka (open gasseous inclusion) adalah gelembung terbukayang berada di permukaan gelas dengan meninggalkan lubang.

A.5.10 Cacat karena proses (prosess sufface b/emr'shes) adalah cacat ringan di

permukaan kaca yang berasal dari proses peleburan gelas yang dapat berupapartikel kecil di permukaan atau menyebabkan permukaan tidak teratur.

26 dari 28

Page 30: SNI 15-0047-2005, KACA

sNt 15-0047-2005

A.5.11 Cacat abrasi (rub) adalah abrasi yang terjadi di permukaan kaca yangmenyebabkan kenampaan menjadi buram.

A.5.12 Goresan (scrafch) adalah luka )an g memanjang yang disebabkan padawaktu pembuatan atau penanganannya dan tersesuai seperti dilakukan oleh alat yang tajamatau kasar.

A.5.13 Perubahan warna (smoke) adalah bentuk garis di kaca )ang kesesuaian sedikitberbeda warna.

A.5.14 Batuan (stone) adalah bahan terkristalisasi )ang berada di dalam gelas.

A.5.15 Gelombang ( wave) adalah cacat yang dihasilkan dari ketidakrataan permukaankaca, membuat obyek )ang tersesuai pada sudut yang berbeda nampak bergelombang ataumelengkung.

A.5.16 Bahan heterogen (heterogeneous materials) adalah bagian kaca yang komposisinyaberbeda dengan komposisi kimia induk, karenanya kelainan indeks biasnya dapatmengganggu pandangan.

4.5.17 l l luminator A adalah stimulus sinar akromatik (standar CIE) yang mempunyaiekivalen suhu warna pada 2854 K. l l luminator ini bersumber dari i l luminasi t iruan dari lampu"pijar.

A.5.1 B l l luminator C adalah slimulus sinar akromatik (standar CIE) yang mempunyaiekivalen suhu warna pada 6500 K. l l luminator ini disetarakan dengan rata-rata sinar terbuka(daylight) yang bebas dari radiasi matahari secara langsung.

i--

27 dan28

Page 31: SNI 15-0047-2005, KACA

IjsNr 15-0047-2005

Blbllografl

ASTM C 225-73, Chemical Aftack, Resisfa nce of G/ass Container.

BS 952 : Part 1 : 1978, Glass for glazing.

PNS 193 ; 1989, Specifcation for F/af Glass.

ASTM C 1036 - 91 (Reapproved 1997), Standard Spectfication for F/af G/ass.

EN 572 - 2. 1994, Float glass.

JIS R 3202 - 1996, Float G/ass and tulished Plate Glass.

EN 1039:1999, Glass inbuilding-Mirrorsftomsilver-coatedfloatglassfor internal use.

EN 572 - 1 - 2000, Definition and general physical and mechanical properties.

SNI 15-1574-1980, Cara uii titik lunak ge/as.

SNI 15-1852-1 980, Daya hantar panas bata tahan api.

SNI 15-1573-1989, Cara uji berat jenrs gelas dengan metoda terapung tenggelam.

SNI 1 5-2173-1991 , Cara uji analisa kimia ge/as soda kapur s/ika.

:r

|t-It

28 dari 28