SKRIPSI STUDI KADAR TEMBAGA (Cu) PADA AIR DAN IKAN...
Transcript of SKRIPSI STUDI KADAR TEMBAGA (Cu) PADA AIR DAN IKAN...
SKRIPSI
STUDI KADAR TEMBAGA (Cu) PADA AIR DAN IKAN GABUS DI
SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN
PANGKEP 2012
DEWI SARTIKA
K11107017
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
SKRIPSI
STUDI KUALITAS AIR DAN IKAN GABUS DITINJAU DARI
PARAMETER TEMBAGA (Cu) DI SUNGAI PANGKAJENE
KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP TAHUN 2012
DEWI SARTIKA
K11107017
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Lingkungan
DewiSartika
StudiKadar Tembaga (Cu)PadaAir Dan IkanGabus)Di Sungai
PangkajeneKecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
(x + 52 Halaman + 2 Tabel + 2Gambar + 9Lampiran)
Tembaga adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang
rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik dan juga gas. logam
Tembaga.Pada badan perairan dapat masuk melalui 2 cara yaitu secara alamiah
dansecara non alamiah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran kosentrasilogamCu yang
terdapatpada airdanikan gabusdi sungaiPangkajene. Jenis penelitian yang digunakan
adalah observasional dengan pendekatan deskriptif. Adapun jumlah lokasi pengambilan
sampel air danikan gabus sebanyak 5 titik dengan frekuensi waktu pengambilan sampel
air, pagi hari dan sore hari dengan metode grab sample sedangkan sampel ikan gabus
diambil pada waktu siang hari dengan mengunakan metode purposive sampling.
Kemudian sampel diperiksa dengan Spektofotometer di Laboratorium Fakultas
Perikanan Universitas Hasanuddin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Cu pada pengambilan
sampel air pagi dan sore hari di 5 titik pengambilan sampel menunjukan hasil bahwa
logam Cu terdeteksi dan masih memenuhi syarat pada airSungai Pangkajene, berkisar
antara 0,0060 - 0,0527 mg/l pada pagi hari dan 0,0170 - 0,0601 mg/l pada sore
hari.Sedangkan kandungan Cupada 5 gram/titik daging ikan gabus yang di ekstrakdan
diteliti menunjukan hasil bahwa logam Cu terdeteksi pada ikan gabus di Sungai
Pangkajene dan ini membuktikan bahwa ikan gabus sungai tidak memenuhi syarat yang
ditetapkan menurut EPA (Environmental Protection Agency) Tahun 1998 Tentang
kandungan Tembaga pada ikan di perairan yaitu 3 mg/kg.
Kesimpulan dari penelitian ini kandungan Cu pada pengambilan air sungai pada
pagi dan sore hari memenuhi syarat dan kandungan Cu pada sampel ikan gabus Tidak
memenuhi syarat.Kepada pihak pemerintah agar melakukan upaya pengendalian
terhadap pencemaran yang terjadi di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep.Serta
kepada masyarakat diharapkan tidak membuang limbahnya secara sembarangan ke
Sungai Pangkajene.
Daftar Pustaka : 32 ( 1992 – 2010)
Kata Kunci : Cu, Air, Ikan Gabus, Sungai Pangkajene
KATA PENGANTAR
Puji, syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
karunia-Nya dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Studi Kadar Tembaga (Cu) Pada Air dan Ikan Gabus di Sungai Pangkajene
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep 2012”.
Penulis menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan isi Skripsi ini masih
belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima
kritik dan saran yang membangun untuk mencapai kesempurnaan dari Skripsi ini.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Anwar Daud SKM, M.Kes., selaku Penasehat Akademik.
2. Bapak Dr. Anwar Daud SKM, M.Kes., selaku pembimbing I dan Bapak Syamsuar
Manyullei SKM.M.Kes.M.Sc.PH., selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis.
3. Bapak Dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc, Bapak Drs. Watief A.Rachman,MS dan
Bapak Agus Bintara Birawida S.Kel.M.Kes selaku penguji yang telah
memberikan masukan serta arahan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.
4. Bapak dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc., Ph.D, selaku ketua jurusan Kesehatan
Lingkungan FKM UNHAS.
5. Seluruh dosen dan staf di jurusan Kesehatan Lingkungan FKM UNHAS.
6. Bapak Dekan, para Pembantu Dekan, staf dosen serta bagian administrasi di FKM
UNHAS.
7. Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan, Kepala Kantor Kesbang dan Limnas Kabupaten Pangkep, Camat
Bungoro, beserta jajaran kades-kades-nya yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian.
8. Bapak dan ibu pengelola Laboratorium Perikanan Universitas Hasanuddin.
9. Kakak Aso beserta keluarga dan masyarakat setempat yang telah ikhlas
meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis selama penelitian
berlangsung
10. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Nurdin.S dan Ibunda
Sunniati , kakak dan adikku tersayang Hamdana, Maya Indira dan Isqil Makailah
Fahira serta tante Hj. Hijrani yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan
doa yang tak terputus kepada penulis.
11. Teman-Teman KCT ( Indiana Tambaru, Odha Nianzah, Nur Zakia, Ulvawati
Alifia, Herawati), Risnawati, siti Rowiah, Haslidayani, Auliyana Yunita
Nuryadin, S.KM, Idan,Suhardiyanti,S.KM, Nurhaeni, S.KM. S.KM, Hajar, S.KM,
Indriani, S.KM, Nureni, S.KM, Abang-abang Tekpala FT-UMI, Keluarga besar
PB HPMT dan HPMT Komisariat UNHAS,
12. IRWAN, ST. yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi selama
penulis menyusun skripsi ini.
13. Seluruh sanak keluarga yang telah mendukung, mengingatkan, dan
memotivasiku agar selalu menjadi kebanggaan keluarga.
14. Teman-teman, kakak-kakak, Pondokan Musafir serta sahabat-sahabat terkasih
yang selalu mengingatkan penulis untuk jangan pernah melupakan doa, slalu
memberikan semangat untuk terus dan terus berusaha, jadi penolong dikala
penulis terhimpit dengan masalah-masalah yang ada, slalu memberikan inspirasi-
inspirasi yang baru buat penulis, hanya ucapan terima kasih yang tulus dari lubuk
hati yang paling dalam atas semuanya yang telah diberikan berikan kepada penlis
15. Terkhusus untuk rekan-rekan tercinta di jurusan Kesehatan Lingkungan FKM
UNHAS stambuk “07” dan teman-teman CAPILA yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya satu persatu dan hanya ucapan terima kasih yang tulus dari
lubuk hati yang paling dalam atas solidaritas yang telah terbina selama
pendidikan.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunia
dan berkat-Nya kepada kita semua dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak. Aamiin.
Makassar, 30 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ................................................................................. 1
B. RumusanMasalah ............................................................................ 8
C. TujuanPenelitian ............................................................................. 8
D. ManfaatPenelitian ............................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanUmumTentang Air ............................................................. 10
B. TinjauanUmumTentangTembaga..................................................... 17
C. TinjauanUmumTentang Ikan Gabus ................................................ 23
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar PemikiranVariabel Yang Diteliti ............................................ 26
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti ..................................................... 28
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................... 29
BAB IV METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian ................................................................................. 30
B. LokasiPenelitian danWaktuPenelitian .............................................. 30
C. Populasi dan Sampel........................................................................ 31
D. Metode Pengambilan Sampe............................................................ 31
E. Alat, Bahan dan Cara Kerja ............................................................. 32
F. Metode Pemeriksan ......................................................................... 34
G. Pengumpulan Data .......................................................................... 35
H. Pengolahan Dan Penyajian Data ...................................................... 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 36
B. Pembahasan .................................................................................... 40
C. Dampak Tembaga (Cu ) Bagi Manusia . .......................................... 49
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 51
B. Saran ............................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Pemeriksaan Konsentrasi Tembaga (Cu) Pada Air di Sungai
Pangkajene Kabupaten Pangkep Tahun 2012 ....................................... 53
2. Hasil Pemeriksaan Konsentrasi Tembaga (Cu) Pada Ikan Gabus Sungai
Pangkajene Kabupaten Pangkep Tahun 2012 ....................................... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Aliran dan proses bahan toksikan di lingkungan ............................. 20
2. Ikan gabus ...................................................................................... 23
3. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti ..................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
2. EPA (Environmental Protection Agency) Tahun 1998
3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel.
4. Lembar Observasi.
5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
6. Surat Izin Penelitian Dari FKM Unhas.
7. Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi
Sulawesi Selatan.
8. Surat Izin Penelitian Dari Bupati Pangkep.
9. Dokumentasi.
10. Riwayat Hidup.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dimanfaatandengan baik oleh manusia serta mahluk hidup
yang lain. Pemanfaatan aor untuk berbagai kepentingan harus dilakukan dengan
cara yang bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan
yang akan dating. Aspek pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus terus
ditanamkan pada segenap pengguna air.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan
mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan senagai air minum
dengan mutlak diperlukan terutama apabila berasal dari permukaan ( Sutrisno,
2004)
Umumnya air mengandung bermacam-macam kotoran dalam jumlah yang
berbeda-beda tergantung pada sumbernya, hal lain disebabkan karena suatu zat
pelarut yang baik. Secara umum kegunaan air dalam tubuh dan kehidupan manusia
adalah untuk proses metabolism, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh,
mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan
oleh kandungan air. Oleh karena itu penyediaan air bersih merupakansalah satu
tuntutan umum bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya, dan factor penentu
dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia ( Efendi, 2003 )
Saat ini masalah penyediaan air terutama air bersih menjadi perhatian khusus baik
bagi negara-negara maju maupun berkembang.Indonesia sebagai halnya negara
berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyedian air bersih bagi
masyarakatnya.Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya
sumber air yang bersih, belum meratanya pelayanan penyedian air bersih terutama
pada daerah perkotaan maupun pedesaan dan sumber air bersih yang ada belum
dimanfaatkan secara maksimal.Bahkan pada daerah-daerah kecil sumber air yang
biasa digunakan oleh masyarakat telah tercemari oleh limbah domestic dan
industry, sehingga beban dalam segi pengelolaan air bersihnya semakin meningkat.
Pentingnya sungai bagi kehidupan sehari-hari sayangnya tidak membuat manusia
turut menjaga kelestarian sungai.Sampah-sampah dibuang ke sungai dengan
seenaknya tanpa memperdulikan kehidupan biota yang ada di dalamnya.Selain
sampah, manusia juga membuang limbah ke dalam sungai.Limbah tersebut
biasanya berasal dari pabrik yang berada dekat dengan sungai.Dengan masuknya
sampah dan limbah ke dalam sungai, kualitas air di sungai pun menjadi buruk dan
tak layak konsumsi.Kerugian pun tentunya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal
di dekat sungai. Merekalah yang dengan langsung memanfaatkan sungai dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari
Berbagai bentuk pencemar, baik yang bersifat fisik atau endapan lumpur, bahan
organik maupun berupa senyawa kimia termasuk yang beracun, seperti logam berat
perlu segera diatasi sebelum terjadi akumulasi yang membahayakan pada banyak
perairan di tanah air kita . Pencemaran air berlaku apabila perubahan berlaku dari
segi kandungan, keadaan dan warna sehingga tidak sesuai dan memberi kesan
apabila digunakan. Pencemaran berlaku sama ada dari segi biologi, kimia dan fisik.
Pencemaran air bukan hanya berlaku di sungai tetapi juga di laut.Untuk memantau
pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan biologi.
Tapi yang sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna, bau,
rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti : partikel terlarut,
kebutuhan oksigen biokimia ( BOD ), partikel tersuspensi ( SS ), amonia ( NH3 ).
(Sastrawijaya.1991.
Penurunan kualitas air ini diakibatkan oleh adanya zat pencemar, baik berupa
komponen-komponen organic maupun anorganik. Komponen-komponen anorganik
diantaranya adalah logam berat yang berbahaya.Beberapa logam berat tersebut
banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari oleh karena itu diproduksi
secara rutin dalam skala industry.Penggunaan logam berat tersebut dalam berbagai
kehidupan sehari-hari telah mencemari lingkungan.Beberapa logam berat yang
berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah Merkuri (Hg),
Timbal (Pb), Arsenik (As), Tembaga (Cu), Kadnium (Cd), dan Nikel (Ni) (Fardiaz,
1992).Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh
organism dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun
yang terakumulasi (Siaka, 2008).
Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, perhatian air dikaitkan
sebagai factor perpindahan atau penularan penyakit (agent). Air membawa
penyakit dari kotoran ( faces) penderita, kemudian sampai ketubuh oranglain
melalui makanan dan minuman. Air juga berperan untuk membawa penyakit
nonmikroorganisme seperti bahan-bahan toksik yang dikandungnya. Penyakit-
penyakit infeksi yang biasanya ditularkan melalui air adalah Typus abdominalis,
cholera, Dysentri baciller( Kusnaedi, 2010).
Logam berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar (Sunardi2004).
Menurut Vouk (1986) diacu dalam Martaningtyas (2004), terdapat 80jenis dari
sejumlah 109 unsur kimia yang telah teridentifikasi di muka bumi initermasuk ke
dalam jenis logam berat.
Keberadaan logam berat di muka bumi sangat berperan bagi makhlukhidup.
Beberapa logam dibutuhkan dalam tubuh makhluk hidup yang turutmempengaruhi
kerja enzim, seperti logam Zn pada enzim karboksipeptidase yangberfungsi dalam
pencernaan protein, Cu yang berikatan dengan protein jugamempunyai fungsi
dalam pembentukan hemoglobin, kolagen, pembuluh darahpada manusia (Palar
2004). Selain bermanfaat bagi manusia, juga bermanfaatbagi biota air, beberapa
logam yang bersifat essensial antara lain Ca, P, Mg,merupakan logam yang
berguna untuk pembentukan kutikula atau sisik pada ikan,dan logam Cu, Zn, Mn,
dalam jumlah tertentu merupakan logam yang sangatbermanfaat dalam
pembentukkan hemosianin dalam sistem darah dan enzimatikpada hewan air
(Darmono 1995). Logam berat selain berperan dalam tubuhmakhluk hidup juga
bermanfaat dalam aktivitas manusia, yang dapatdimanfaatkan sebagai bahan baku
maupun sebagai bahan tambahan dalamkegiatan industri (http://www.dnet.net.id
2005).
Pencemaran logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan
manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam
tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu
menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolism tubuh, menyebabkan
alergi, bersifat mutagen , teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan
(Widowati,W.2008)
Logam berat umumnya bersifat racun terhadap mahluk hidup, walaupun
beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah yang kecil, melalui berbagai
perantara seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam
berat, logam berat tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan
sebagian akan terakumulasi. Jika keadaan ini berlangsung secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan
kesehatan manusia (Supriyanto,2007)
Penduduk yang tinggal disekitar sungai Pangkajene samgat rentan terpapar oleh
logam berat dikarenakan pembuangan limbah. Penggunaan batu bara ataupun dari
limbah domestic ke sungai. Sungai Pangkajene ini sering digunakan warga sebagai
tempat untuk menangkap ikan , kerang, kepiting dan udang untuk dikonsumsi. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan warga setempat karena jika biota
tersebut telah terpapar tembaga maka secara tidak langsung konsumsi biota biota
yang dilakukan terus menerus akan mengakumulasi tembaga dalam tubuh, untuk
itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut terhadap tembaga yang terdapat pada air,
sedimen, serta biota yang berasal dari sungai Pangkajene Kecamatan Bungoro
kabupaten Pangkep.
Kandungan logam berat dalam biota air biasanya akan bertambah dari waktu ke
waktu karena bersifat bioakumulatif, sehingga biota air dapat digunakan sebagai
indikator pencemaran logam dalam perairan (Darmono, 1995). Tembaga diabsorbsi
ikan gabus dari lingkungan air atau pakan yakni fitoplankton, zooplankton dan
tumbuhan renik yang sudah terakumulasi tembaga dan akan terikat dengan protein
(ligand binding) pada jaringan tubuhnya. Pengambilan awal tembaga oleh
organisme air dapat melalui tiga proses utama yakni melalui alat pernafasan
(insang), permukaan tubuh, dan dari makanan atau air melalui sistem pencernaan
(Murtiani, 2003).
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Bunda Halang Tahun 2007 di
Sungai Tabaniao Desa Bajiun Kecamatan Pelihairi Kabupaten Tanah Laut..Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa kandungan logam Cu dan Pb. Kandungan Pb
lebih tinggi daripada kandungan Cu pada air. Kandungan Cu pada air rata-rata
0.0042 mg/l. Hal tersebut bisa terjadi karena keberadaan Cu pada perairan alami
memang lebih sedikit jika dibanding dengan Pb. Hal ini sesuai dengan pendapat
Moore (1991) dalam Efeendi (2003) bahwa perairan air tawar tawar alami, kadar
Cu biasanya <0,002 mg/l sedangkan kandungan Pb memiliki kadar <0,005 mg/l.
Jadi daerah pertambangan pada daerah tersebut pada saat ini masih dalam batas
normal.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Halang Tahun 2007 di Sungai
Tabaniao Desa Bajiun Kecamatan Pelihairi Kabupaten Tanah Laut.Berdasarkan
hasil pengukuran perairandapat diketahui bahwa kandungan Cu perairandengan
rata-rata sebesar 0,0042 mg/l, lebihtinggi konsentrasinya di bandingkan
dengankonsentrasi Cu yang terdapat pada dagingikan Puyau dengan rata-rata
kurang dari 0,002mg/kg. Begitu pula pada kandungan Pb yangterdapat dalam
perairan yang memiliki rataratasebesar 0,0201 mg/l lebih tinggi dari
padakandungan Pb yang ada pada daging ikanPuyau yang memiliki rata-rata
sebesar kurangdari 0,0037 mg/kg (Supriyanto,2007)
Sungai Pangkajene merupakan salah satu sungai yang ada di Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep yang dapat terkontaminasi dari limbah rumah tangga dan hasil
kegiatan industry PT. Semen Tonasa. Semen Tonasa yang menghasilkan limbah
berupa limbah B3 dab non-B3 pada kegiatan operasional Storage BBMA (Bahan
Bakar dan Material Alternatif) dan kolam pengendapan yang dapat menyebabakan
turunnya kualitas air. PT. Semen Tonasa juga menggunakan batubara sebagai
bahan bakar untuk operasi pabrik dan menghasilkan energy listrik untuk
Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 x 25 MW yang
berlokasi di kompleks pelabuhan Biringkassi (PUSLITBANG-LH,2011).
Berkaitan dengan hal tersebut maka telah banyak peneliti yang telah meneliti
logam berat pada biota, baik yang berlokasi di sungai maupun di laut.Penelitian
tentang logam berat pada biota di sungai terutama dilakukan disekitar daerah yang
dicurigai sebagai tempat terakumulasinya logam berat menjadi hal yang sangat
menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis mengemukakan rumusan
masalah sebagai berikut “Studi Kadar Cu Pada Air dan Ikan Gabus Di Sungai
Pangkajene Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tinjauan Umum
a. Studi kadar Cu pada air di sungai Pangkaje’ne Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep
b. Studi kadar Cu pada ikan gabus di sungai Pangkaje’ne Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep
2. Tinjauan Khusus
a. Untuk mengetahui kadar Cu pada air di sungai Pangkaje;ne Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep
b. Untuk mengetahui kadar Cu pada ikan gabus di sungai Pangkaje;ne
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
D. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah Daerah
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan olehPemerintah
Daerah Pangkep
2. Masyarakat
Sebagai bahan informasi masyarakat tentang kadar tembaga (Cu) pada air
dan ikan gabus yang mereka konsumsi di sungai Pangkaje’ne.
3. Perusahaan atau pabrik industri
Menggugah perusaan,pabrik dan industri agar memperhatikan penanganan
limbah cair sebelum dibuang ke sungai.
4. Bagi peneliti sendiri merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam
memperluas wawasan serta pengalaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Air
1. Pengertian
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya
pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di
dunia, secara alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat di
perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi. Air
sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure penentu di
dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan termasuk pula terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan (Purnomo.2009)
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan
mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum
dengan mutlak diperlukan turutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan
(Sutrisno ,2004).
Air tanah merupakan semua air yang terdapat pad lapisan air (akuifer) di
permukaan tanah, termasuk yang muncul di permukaan tanah.peranan air semakin
memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak seperti air minum, rumah
tangga, industry, pertambangan, perkotaan dan laiinya (Effendi,2003)
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau, tidak mengandung kuman pathogen dan segala mahluk yang
membahayakan kesehatan manusia.Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk
mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air.Atas dasar pemikiran
tersebut dibuat standar air minum yang member petunjuk tentang konsentrasi
berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di air minum agar tujuan
penyediaan ir bersih dapat tercapai. Untuk mencukupi kebutuhan air, masyarakat
menggunakan berbagai macam sarana air bersih seperti ledeng/PAM, sumur gali,
sumur pompa, sumur artesis, perlindungan mata air dn penampungan air hujan
(Daud ,2009).
2. Sumber air minum
a) Air Hujan
Air hujan dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi jika terjadi
pengotoran di udara yang disebabkan oleh industri seperti debu dan zat-zat
lainnya maka untuk menjadi air minum hendaknya pada waktu mau
menampung air hujan jangan pada saat hujan mulai turun karena masih
mengandung banyak kotoran, selain itu air hujan mempunyai sifat agresif
terutama pada pipa-pipa penyalur maupun bak reserfoid sehingga akan
mempercepat korosi dan juga mempunyai sifat lunak sehingga akan boros
dalam pemakaian sabun. (Sastrawijaya AT. 1991).
b) Air Tanah
Air tanah adalah air hujan atau air permukaan yang meresap kedalam
tanah dan bergabung meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan dari air hujan yang masuk ke dalam pori-pori tanah atau air yang
tersimpan sejak lama di dalam tanah yang berupa air dangkal, air tanah
dalam, mata air (mata air artesis) (Daud dalam Aznaeni Duppa,2004)
c) Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di permukaan bumi baik dlm
bentuk cair maupun padat. Air permukaan dapat bersumber dari air hujan,
air tanah yang mengalir keluar ke permukaan bumi melalui sungai,danu dn
laut serta yang bersal dri buangan ktivitas manusia. Air permukaan
dibedakan atas dua jenis yaitu :
1. Air sungai
Dalam penggunaan sebagai air minum, haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersediah
untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat
mencukupi.
2. Air danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang sebabkan oleh adanya zat-zat
organik yang telah membusuk misalnya humus yang larut dalam air yang
menyebabkan warna kuning dan warna coklat. Dengan adanya pembusukan
kadar organik yang tinggi maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi
sehingga terjadi kekurang O2 sehingga unsur Fe dan Mn akan larut. Untuk
pengambilan air sebaiknya dalam keadalaman tertentuh agar endapan
lumpur Fe dan Mn tidak terbawa.
d. Air laut
Air laut merupakan bagian terbesar dari muka bumi,mempunyai sifat
asin, karena mengandung garam Nacl, dan memiliki kadar garam Nacl yang
tinggi dibandingkan dengan air daratan (Sutrisno, 2004).
e. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air berasal dari dalam tanah hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan
kualitasnya hampir sama dengan air tanah dalam (Sutrisno, 2006).
3. Syarat-syarat air bersih
Menurut SK Gubernur No:14 Tahun 2003 persyaratan air bersih adalah sebagai
berikut:
a. Syarat fisik yaitu : tidak berbau, berasa, berwarna dan suhu
b. Syarat kimia yaitu :
1. Tidak diperbolehkan mengandung zat-zat yang mengganggu
kesehatan
2. Bebas dari unsur kimia beracun
3. Tidak memperbolehkan mengandung zat daalam kadar yang
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan psikologi dan gangguan teknis.
c. Syarat mikrobiologi yaitu
Air tersebut harus bebas dari kuman penyakit dimana termasuk di
dalamnya bakteri, protozoa, virus, cacing dan jamur.
d. Syarat radioaktif yaitu
Tidak terdapat unsure-unsur radioaktif di dalam air.
4. Pengaruh air terhadap kesehatan
a. Manfaat air bagi tubuh
Manfaat air minum terhadap kesehatan tubuh.Mengingat pentingnya air, maka
anjuran yang diberikan adalah agar kita meminum air sedikitnya 8 gelas sehari
atau sekitar dua hingga dua setengah liter air. Berikut adalah beberapa manfaat
air bagi tubuh:
1. Membuat tubuh lebih sehat
Apabila asupan air mencukupi, hal ini dapat membantu agar distribusi
nutrisi ke seluruh tubuh menjadi lancar sehingga semua sel dalam tubuh
dapat memperbaiki diri dengan nutrisi tersebut. Dengan minum air
sesuai anjuran juga akan meringankan kerja ginjal dan hati sehingga
dapat membantu kita terhindar dari penyakit ginjal dan hati.
2. Memperlancar pencernaan.
Minum air membantu pembuangan racun hasil metabolisme lebih
lancar. Ini akan membantu kita terhindar dari penyakit pada pencernaan
seperti sakit maag dan sembelit.
3. Menambah kecantikan alami
Kekurangan air akan membuat kulit kita terlihat kering dan
berkerut. Air akan membantu menjaga kulit agar tetap kenyal sehingga
terlihat awet muda dan cantik alami.
4. Membuat langsing
Air dapat menurunkan berat badan.Mengapa? Karena air tidak
berkalori, bebas lemak, bebas kolesterol, dan rendah natrium.Selain itu,
air membantu tubuh menguraikan lemak yang tersimpan. Bagi yang
sedang berdiet, air dapat menjadi teman yang tidak boleh dilupakan.
Dengan meminum air hangat sebelum makan, akan membantu kita
merasa kenyang sehingga akan mengurangi selera makan dan
mengurangi porsi makan kita. Minum air juga tidak akan membuat
gemuk karena air tidak mengandung kalori, gula dan lemak.
5. Meningkatkan kesuburan
Untuk Anda yang sedang merencanakan kehamilan, ternyata air
dapat membantu meningkatkan kesuburan karena akan merangsang
produksi hormon testoteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita
(Abu Bakar.1990)
b. Pengaruh air terhadap kesehatan
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti besar
sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Beberapa hal yang menunjukkan
adanya hubungan air dengan kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Adanya organisme patogen dalam air
Organisme ini dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan. Beberapa
contoh antara lain :
1. Virus colera yang menyebabkan penyakit kolera. Penularan melalui air,
makanan dan oleh lalat.
2. Salmonella tiphy yang menyebabkan penyakit demam typhoid. Penularan
melalui air dan makanan
3. Sigella dysentriae penyebab penyakit disentri basiller. Penularan melalui air
dengan cara fokal oral dan juga melaui makanan dengan bantuan lalat.
4. Entoniseba histolitika yang menyebabkan penyakit disentri amuba. Penularan
melalui air dan makanan dengan bantuan lalat.
5. Virus penyebab penyakit hepatitis infektiosa (infektus hepatitis). Penularan
melalui air, susu, makanan, termasuk kerang dan kepiting
b. Adanya non phatogenik organism
Beberapa non-pathogenik organisme yang hidup dalam air akan menimbulkan
gangguan dan merugikan bagi manusia antara lain :
1. Algae
Algae terdapat di dalam air yang kotor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
dan bau yang tidak diharapkan. Adanya algae dipengaruhi oleh musim dan jumlah
yang berlebihan dapat menghambat pekerjaan filter pada sistem penyaringan air.
2. Bakteri coli (Coliform bacteri)
Bakteri ini terdapat dalam air permukaan dan air yang telah tercemar oleh kotoran
manusia.Bakteri colyform dalam sistem air minum digunakan sebagai indikator
(petunjuk) untuk mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia dan
kotoran hewan.
3. Bakteri besi (Iron bacteria)
Bakteri besi terdapat didalam air tanah dan air permukaan yang mengandung besi
yang dapat menimbulkan warna yang berlendir, menyebabkan clogging pada pipa.
Kadar besi 0,1- 0,2 mg/l air yang merangsang pertumbuhan bakteri besi
4. Air sebagai media penularan penyakit
Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air.Mengingat air dapat berfungsi
sebagai media penularan penyakit, maka untuk mengurangi timbulnya penyakit
atau menurungkan angka kematian tersebut salah satu usaha adalah
meningkatkan kualitas dan kuantitas air minum yang memenuhi persyaratan air
minum (Sutrisno, 2006).
B. Tinjauan Umum Tentang Tembaga (Cu)
Kaprum atau tembaga (Cu) memiliki sistem kristal kubik, yang secara fisik
berwarna kuning dan apabila dilihat menggunakan mikroskop akan berwarna pink
kecoklatan sampai keabuan. Cu termasuk golongan logam, barwarna merah serta
mudah berubah bentuk (Widowati,W, 2006).
Tembaga dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu. Dalam tabel
periodik unsure -unsur kimia, tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA)
29 dan mempunyai bobot atau berat atom (BA) 63,546 (Palar 2004).
Tembaga di alam, dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi
lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat
dalam bentuk mineral. Dalam badan perairan laut, tembagaga dapat ditemukan
dalam bentuk persenyawwaan ion seperti CuCO3+, CuOH+ dan lain sebagainya
(Polar, 2008).
Tembaga (Cu) bisa masuk ke lingkungan melalui jalur alamiah dan non
alamiah.Pada jalur alamiah, logam mengalami siklus perputaran dari kerak bumi ke
lapisan tanah, ke dalam mahluk hidup, ke dalam kolom air, mengendap, dan
akhirnya kembali lagi ke dalam kkerak bumi.Unsur Cu bersumber dari pristiwa
pengikisan (erosi) batuan mineral, debu-debu, dan partikulat Cu dalam lapisan
udara yang dibawa turun air hujan. Jalur nonalamiah dalam unsur Cu masuk
kedalam tatanan lingkungan akibat aktivitas manusia, antara lain berasal dari
buangan industri yang menggunakan bahan baku Cu, industi galangan kapal,
industri pengolahan kayu, serta limbah rumah tangga (Widowati,W, 2006).
Metabolisme Cu dalam Tubuh.Penyerapan Cu ke dalam darah dapat terjadi pada
kondisi asam yang terdapat dalam lambung. Pada saat proses penyerapan bahan
makanan yang telah diolah pada lambung oleh darah, Cu yang ada turut terserap
oleh darah. Dalam darah, Cu terdapat dalam bentuk ionisasi, yaitu Cu+ dan Cu++.
Apabila jumlah Cu dalam kedua bentuk itu terserap terserap barada dalam jumlah
normal (berada dalam titik keseimbangan dengan kebutuhan tubuh), maka sekitar
93% dari serum-Cu berada dalam seruloplasma dan 7% lainnya berada dalam
fraksi-fraksi albumin dan asam amino. Serum Cu-albumin ditransfortasikan ke
dalam jaringan-jaringan tubuh.Cu juga berikatan dengan SDM (sel darah merah)
sebagai eritrocuprein, yaitu sekitar 60% SDM-Cu, sedangkan sisanya merupakan
fraksi-frsksi yang labil. Darah selanjutnya akan membawa Cu ke dalam hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan Cu yang paling basar yang diterima dari fraksi
serum Cu-albumin dari hati.Cu dikirim kedalam kandung empedu.Cu dikeluarkan
kembali ke usus, untuk selanjutnya dibuang melalui feces (Polar, 2008).
Kegunaan Tembaga bagi tubuh manusia.Logam Cu dibutuhkan manusia sebagai
kompleks Cu-protein yang mempunyai fungsi tertentu dalam pembentukan
hemoglobin, kolagen, pembuluh darah dan myelin otak. Disamping itu Cu juga
terlibat dalam proses pembentukan energi untuk metabolisme serta dalam aktivitas
tirosin, namum demikian, maski sangat dibutuhkan, logam Cu akan berbalik
menjadi bahan racun untuk manusia bila masuk dalam jumlah berlebihan
(Haryando Polar, 2008).
Tembaga merupakan satu unsur yang penting dan berguna untuk
metabolisme.Dalam jumlah kecil Cu diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah
merah (Sutrisno, 2004).
Efek Toksik Tembaga (Cu). Dalam jumlah besar tembaga (Cu) dapat
menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah, selain dapat menyebabkan kerusakan
pada hati (Sutrisno, 2004).
Menurut Haryando Polar (2008), Sesuai dengan sifatnya sebagai logam berat
beracun, Cu dapat mengakibatkan keracunan secara akut dan kronis.
a. Keracunan akut.
Gejala-gejala yang dapat di deteksi sebagai akibat keracunan akut tersebut adalah
adanya rasa logam pada pernafasan penderita dan adanya rasa terbakar pada
epigastrum dan muntah yang terjadi secara berulang-ulang, dan gejala tersebut
berlanjut terjadinya pendarahan pada jalur gastrointestinal.
b. Keracunan kronis.
Pada manusia, keracunan Cu secara kronis dapat di lihat dengan timbulnya
penyakit Wilson dan Kinsky.Gajala dari penyakit Wilson ini adalah terjadi hepatic
cirrhosis, kerusakan pada otak dan demyelinasi, serta terjadi penurunan kerja ginjal
dan pengendapan Cu dalam kornea mata.Penyakit Kinsky dapat diketahui dengan
terbentuknya rembut yang kaku dan berwarna kemerahan pada penderita.
Menurut Darmono (2001), bentuk toksisitas kronik Cu ini ada tiga bentuk yaitu
sebagai berikut.
a. Toksik kronik sederhana
Sumber utama kelebihan Cu pada pakan berasal dari rumput atau hijauan pakan
ternak yang telah disemprot fungisida, atau pakan formula berbentuk mineral mix,
atau air minum yang telah diberi obat untuk membunuh algae atau hama siput :
a. Toksisitas kronik hepatogenus.
Beberapa jenis pakan hijauan mengandung racun alkaloid yang menyebabkan
meningkatnya afinitas dan peningkatan penyimpanan Cu dalam hati.Kombinasi
antara tanaman hepatotoksik dan Cu dapat merusak sel hati dan menimbulkan
gejala keracunan.
b. Toksisitas kronik phytogenus.
Keracunan kronis bentuk ini terjadi pada hewan yang merumput di padang
penggembalaan, yang hijauannya mengandung Cu normal (10-20 mg Cu/kg berat
kering), tetapi kandungan sulfatnya berlebihan dan atau kurang kandungan
molybdenum (Mo).
Menurut Wahyu Widowati (2006),Cu dapat mengakibatkan toksisitas kronis dan
toksisitas akut:
a. Toksisitas kronis
Paparan Cu dalam waktu lama bisa minimbulkan gejala seperti:
1. Iritasi pada hidung, tenggorokan, mulut dan mata
2. Menyebabkan sakit kepala, sakit lambung, kehilangan keseimbangan, muntah
dan diare. Paparan Cu dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal,
bahkan menyebabkan kematian. Cu juga dapat menimbulkan alergi pada kulit.
Paparan Cu berulang bisa menyebabkan penebalan pada kulit serta menimbulkan
warna kehijauan pada kulit dan rambut sehingga menyebabkan iritasi hidung.
3. Keracunan Cu bisa menimbulkan kerusakan otak, demielinasi, penurunan fungsi
ginjal, dan pengendapan Cu dalam kornea mata. Keracunan kronis Cu pada
manusia dapat menimbulkan penyakit Wilson’s dan Kinsky. Gejala penyakit
Wilson’s antara lain berupa kerusakan pada otak, penurunan kerja ginjal, serta
pengendapan Cu dalam kornea mata. Gejala penyakit Kinsky, antara lain berupa
rambut kaku, dan berwarna kemerahan. Penyakit Wilson’s disebabkan oleh
tersimpanya Cu secara berlebihan dalam tubuh karena Cu tadak dapat
diekskresikan oleh hati melalui empedu.
b. Toksisitas akut
Gejala klinis pada keracunan akut Cu, antara lain kolik abdomen, muntah,
gastroenteritis diikuti diare, feses, dan muntahan yang berwarna hijau-kebiruan.
Gejala lain adalah shock barat, suhu tubuh turun secara drastis, dan denyut jantung
yang meningkat. Penderita akan mengalami kolaps dan kematian setelah 24 jam
semenjak munculnya gejala-gejala tersebut.gejala keracunan akut Cu antara lain
muntahan berwarna hijau-kebiruan,hipotensi, melena, koma, dan penyakit kuning.
C. Tinjauan Umum Tentang Ikan Gabus
Ikan gabusadalah sejenisikanbuasyang hidup diair tawar. Ikan ini dikenal dengan
banyak nama di berbagai
daerah:aruan,haruan(Mly.,Bjn),kocolan(Btw.),bogo(Sd.),bayong,bogo,
licingan(Bms.),kutuk(Jw.), dan lain-lain. Dalambahasa Inggrisjuga disebut dengan
berbagai nama seperticommon snakehead,snakehead murrel,chevron
snakehead,striped snakehead dan jugaaruan. Nama ilmiahnya adalahChanna striata.
Ikan gabus adalah salah satu kelompok ikan yang sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Karena ikan tersebut merupakan sumber protein hewani yang
sangat tinggi, terutama sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin)
dan luka. Baik luka pascaoperasi maupun luka bakar. Bahkan, di daerah pedesaan, anak
laki-laki pasca dikhitan selalu dianjurkan mengonsumsi ikan jenis itu agar
penyembuhan lebih cepat (Reyhanah, 2008). Banyak petani yang mengusahakan
budidaya dan penangkapan ikan gabus sebagai mata pencaharian. Selain itu, ikan gabus
merupakan salah satu komoditi ekspor non-migas. Sekarang ini, ikan gabus sudah
semakin berkurang karena lingkungan perairannya yang terganggu akibat limbah
maupun karena terlalu di eksploitasi secara berlebihan. Hal tersebut ditandai harga ikan
yang semakin mahal. Lingkungan perairan yang terganggu akibat adanya pengairan
yang kurang baik ataupun karena adanya limbah rumah tangga menyebabkan
peternakan ikan terserang penyakit baik kereacunan akibat limbah maupun karena
penyakit yang disebabkan oleh parasit (Komarudin, 1985).
Ikan gabus (Haruan) Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai
panjang 1m.Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga
dinamaisnakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala.Tubuh bulat
giligmemanjang, seperti peluru kendali.Sirip punggung memanjang dan sirip ekor
membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor– berwarna gelap,
hitam kecoklatan atau kehijauan.Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi
samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini
seringkali menyerupailingkungan sekitarnya.Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan
tajam.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Dan Variabel Yang Diteliti
Air adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi mahluk hidup, termasuk
manusia. Oleh karena itu, air di muka bumi ini harus terjaga baik secara kualitas mupun
kuantitas.
Limbah cair merupakan sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan berwujud cair. Air
limbah rumah tangga , industry mengandung eksreta manusia yang berasal dari buangan
kamar mandi, dapur, cuci pakaian yag mungkin mengandung mikroorganisme dalam
jumlah kecil (Sugiharto, 2005). Selain itu adapula limbah cair yang berasal dari
tempat/perusahaan yang bersifat komersil seperti hotel, restoran, pelabuhan, kolam
renang dan sebagainya (Comersil Waste) yang juga menyumbangkan limbah cair.
Tetapi yang menyumbangkan limbah logam berat yang paling banyak adalah limbah
hasil buangan dari kegiatan-kegiatan industry seperti industry semen, pabrik baja,
pabrik tekstil dan sebagainya. Hal ini dikenal dengan nama Industri Waste.
Dewasa ini, dirasakan kualitas air semakin menurun. Hal ini disebabkan karena
adanya kontaminasi berbagai bahan pencemar baik limbah cair maupun limbah sampah
kedalam sumber-sumber air. Dampaknya bagi manusia adalah dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
Dalam hubungan manusia akan air minum dan air bersih dapat menimbulkan efek
gangguan kesehatan apabila kualitas yang kurang baik, maka ditetapkanlah standar
kualitas air bersih berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Selatan No.14 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Limbah Cair,,yaitu 3 mg/l.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan suatu kajian yang dapat
memberikan informasi terkini mengenai kandungan logam berat di sungai Pangkajene
khususnya kandungan tembaga (Cu) terhadap air dan ikan gabus. Kandungan logam di
sungai Pangkajene apabila telah melebihi baku mutu air, diharapkan dapat segera
diambil tindakan perbaikan untuk mengembalikan kondisi sungai Pangkajenne seperti
semula, serta konsumsi terhadap ikan hasil budidaya dan ikan hasil tangkap dapat
dipertimbangkan dalam sisi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Pengukuran terhadap Kualitas air dan biota ditinjau dari parameter tembaga (Cu) di
Sungai Pangkajene dapat memberikan pengetahuan dan petunjuk tentang tingkat
bahaya zat kimia dalam air. Atas dasar pemikiran tersebut maka salah satu upaya yang
dilakukan adalah pengukuran terhadap kualitas zat kimia yaitu konsentrasi Tembaga
(Cu) dan biota khususnya ikan gabus di air dimana hasil pengukuranya ini diharapkan
menjadi dasar bagi pihak-pihak terkait terutama bagi Industri yang beroperasi di sekitar
sungai untuk mengetahui layak atau tidak layaknya air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari dan dapat memberi rasa aman kepada masyarakat.
B. Pola Pikir Dan Variabel Yang Diteliti
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka disusunlah pola pikir variabel yang
diteliti seperti pada bagan berikut ini:
Kerangka konsep
Keterangan :
:variabel independent
: variabel dependent
Kandungan Cu
pada sungai
Pangkaje’ne
Air sungai
Ikan gabus
C. Devinisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Kadar tembaga (Cu) pada air di sungai Pangkaje’ne Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep memenuhi syarat yang dinyatakan dengan satuan mg/l.
Kriteria Objektif
a. Memenuhi syarat : apabila hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
SK Gubernur Sulawesi Selatan No.14 Tahun 2003 tentang Baku Mutu
Limbah Cair,,yaitu 3 mg/l
b. Tidak memenuhi syarat : apabila hasil pemeriksaan laboratorium tidak
sesuai dengan SK Gubernur Sulawesi Selatan No.14 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu Limbah Cair yaitu 3 mg/l.
2. Kadar tembaga (Cu) pada ikan gabus di sungai Pangkaje’ne Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep memnuhi syarat yang dinyatakan dalam satuan
mg/l.
Kriteria Objektif.
a. Memenuhi syarat : apabila hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
standar EPA Reference Dose (Risk-Based) California Action level, and
published international standards yaitu 3 mg/l.
b. Tidak memenuhi syarat : apabila pemeriksaan laboratorium tidak sesuai
dengan standar EPA Reference Dose ( Risk-Based) California Action
level and Publish international standars yaitu 3 mg/l (Melebihi)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan
deskriptif dan analisa laboratorium dengan maksud melakukan pengamatan
laboratorium untuk memperoleh informasi tentang Kadar tembaga (Cu) pada air dan
ikan gabus di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep pada Tahun 2012.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitianini dilaksanakan di Sungai Pangkajene Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep, dengan pertimbangan bahwa biota di sungai Pangkaje’ne
khususnya ikan gabus masih dikonsumsi, selain itu sungai Pangkajene merupakan
sumber air utama bagi masyarakat di sekitar sungai pangkajene terutama pada musim
kemarau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus Tahun 2012 yang
dilakukan di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep. Dan pemeriksaan sampel air dan
ikan gabus laboratorium perikanan Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas
Hasanuddin
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah air dan ikan gabus pada sungai Pangkajene
berdasarkan stasiun-stasiun yang telah ditentukan yang terdapat pada lokasi
peneliti.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah air dan ikan gabus pada sungai Pangkajene yang
berada pada lokasi Kec.Bungoro. Sampel yang diambil dari sepanjang aliran
sungai Pangkaje’ne di Kec.Bungoro dengan teknik Random sampling dan
pengambilan sampel dilakukan pada bagian hulu sampai hilir sungai Pangkajene
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, dikarenakan sepanjang aliran sungai
Pangkajene di Kecamatan Bungoro adalah pemukiman masyarakat yang masih
banyak menggunakan air sebagai kebutuhan sehari-hari dan ikan gabus di sungai
juga masih dikonsumsi oleh masyarakat.
D. Metode Pengambilan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
Porposive sampling atau berdasarkan pertimbangan tertentu menurut karakterisik
populasi, yaitu melihat sumber polutan/pencemaran yang diduga. Sedangkan
pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel sesasat (grab sample) yaitu
sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau.
Frekuensi pengambilan sampel sebanyak 2 kali yaitu padapagidan sore hari karena
berdasarkan pengamatan pada waktu pagi hari aktifitas pemukiman, industri belum
meningkat pada pagi hari sedangkan pada siang sampai sore hari aktifitas mulai
meningkat.
a. Titik I berlokasi di desa Tabo-Tabo yang merupakan bagian hulu sungai
mewakili daerah yang diduga belum tercemar limbah industri.
b. Titik II berlokasi di desa Tarraweang sekitar Pabrik Semen Tonasa
c. Titik III berlokasi di desa Sapanang yang mewakili daerah padat penduduk
d. Titik IV berlokasi di kota Pangkajene yang mewakili daerah wisata kuliner
e. Titik V berlokasi di Pangkajene yang mewakili daerah hilir sungai.
E. Alat, Bahan dan Cara Kerja
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kotak pendingin (cool box) sebagai
tempat ikan contoh, botol polietilen sebagai tempat contoh air, alat mengambil air
contoh menggunakan Van dorn bottle Sampler, termometer air raksa, pH universal, alat
bedah, pipet, erlenmeyer, gelas ukur, dan alat analisis logam berat yaitu
Spectrophotometer Serapan Atom.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu bahan aquadest, asam
klorida (HCL) pekat, larutan standart Cu (tembaga), H2SO4. Organ tubuh ikan (daging,
hati, ginjal) . air sampel yang diambil dari lokasi penelitian untuk analisa kandungan logam
berat diberi HNO3 sebagai bahan pengawet sampel air untuk anlisa kandungan logam berat.
a. Sampel Air Sungai
Sampel air diambil pada kedalaman yang berbeda ditiap stasiunnya yaitu 4 meter
dan 8 meter. Sampel air diambil menggunakan Van Dorn Bote Sampler. Sampelair
dimasukkan kedalam botol penelitian dan diwetkan dengan menggunakan HNO3
sampai ph ≤ 2, selanjutnya dianalisa dilaboratorium.
b. Sampel Ikan
Metode yang digunakan pada pengambilan sampel adalah metode Purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan yang
dibuat oleh peneliti sendiri, karena ikan merupakan biota air yang aktif dan bergerak ke
seluruh sungai, dimana tingkat pencemaran/keterpaparan oleh pencemar yang tinggi
mengingat masa hidupnya yang lama di dalam air, sampel ditentukan atas dasar
pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama
dengan sampel yang diteliti. Sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel
yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti.
Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan cara dipancing. Ikan yang diambil dari
sungai adalah ikan yang berukuran antara 25 cm- 1 m ( siap dikonsumsi ), kemudian
dibedah dan diambil daging, hati dan ginjalnya. Organ sampel yang dibutuhkan untuk
analisa logam berat Cu ( tembaga) seperti daging, hati dan ginjal diperoleh dari
beberapa ekor ikan yang dikumpulkan untuk memenuhi berat minimal yang dibutuhkan
untuk analisa ( 3-5 gram berat basah/organ). Organ sampel tersebut masing-masing
dimasukkan kedalam botol kemudian diawetkan dengan pembekuan sampai siap
analisa.
F. Metode Pemeriksaan
a. Sampel air sungai
Metode pemeriksaan sampel yang digunakan yaitu metode pengujian dengan alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Metode ini terbagi dalam tahapan awal yang
terdiri dari preparasi dan destruksi, kemudian tahapan lanjutan berupa metode kalibrasi
dan terakhir adalah pemeriksaan sampel dengan menggunakan SSA.
Prinsip kerja metode ini yaitu didasarkan pada hukum Lambert-Beer yaitu
banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Dengan masuknya
nilai absorbansi larutan contoh ke persamaan garis dengan koefesien arah positif : Y= a
+ bX larutan standar maka kadar logam berat contoh dapat diketahui.
b. Sampel ikan gabus
Metode pemeriksaan sampel yang digunakan yaitu metode pengujian dengan alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Metode ini terbagi dalam tahapan awal yang
terdiri dari preparasi dan destruksi, kemudian tahapan lanjutan berupa metode kalibrasi
dan terakhir adalah pemeriksaan sampel dengan menggunakan SSA.
G. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh melalui survei dilapangan seperti keadaan umum lokasi dan
hasil pemeriksaan laboratorium Data Sekunder
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh melalui dari kantor Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep, buku-buku, literatur, skripsi perpustakaan FKM UNHAS, artikel dan jurnal
yang diambil dari internet.
H. Pengolahan Data
1. Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan sampel di laboratorium dikumpulkan
kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu komputer, yaitu program microsoft
office excel 2007.
2. Penyajian data
Hasil pemeriksaan tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan
dalam bentuk narasi
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada tanggal
18 juli – 16 agustus 2012 baik di lapangan maupun di Laboratorium Fakultas
Perikanan Universitas Hasanuddin terhadap sampel air dan ikan gabus sungai
Pangkajene dengan jumlah pengambilan titik sampel sebanyak lima titik.
Pengambilan sampel air dilakukan dua kali yaitu pada pagi hari yakni pukul 06.30 –
07.30 WITA dan pada sore hari yakni pukul 15.00 – 17.00 WITA, sedangkan untuk
pengambilan sampel Ikan gabus hanya dilakukan satu kali yaitu pada siang hari.
Hasil pemeriksaan terhadap sampel air sungai Pangkajene selanjutnya
mengacu pada peraturan menteri kesehatan R.I NO : 416/MENKES/IX/1990
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, sedangkan
sampel ikan mengacu pada standar kualitas ikan menurut peraturan menteri
kesehatan R.I NO : 416/MENKES/PER/1X/1990. Dari penelitian ini diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Air
Tabel 1
Hasil Pemeriksaan Kandungan Logam Cu
dalam Air Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep Tahun 2012.
Titik Pengambilan
Sampel
18-19juli 2012
Kadar Logam Cu
Pagi
Jam 06.30-07.30 WITA
Sore
Jam 16.00-17.00 WITA
(mg/l) Ket (mg/l) Ket
Titik 1 0,0060 MS 0,0273 MS
Titik 2 0,0331 MS 0,0170 MS
Titik 3 0,0382 MS 0,0379 MS
Titik 4 0,0427 MS 0,0508 MS
Titik 5 0,0527 MS 0,0601 MS
Sumber: Data Primer2012
Ket: Memenuhi standar (MS) jika1,0 mg/l berdasarkan peraturan menteri
kesehatan R.I NO : 416/MENKES/IX/1990 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pada tabel 1 menunjukkan hasil pemeriksaan kandungan logam berat
Tembaga (Cu) pada air sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep pada lima titik
pengambilan sampel dalam dua waktu pengambilan diperoleh gambaran bahwa
pada pengambilan titik 1 di pagi hari sebesar 0,0060mg/l dan di sore hari sebesar
0,0273mg/l, pada titik 2 di pagi hari sebesar 0,0331mg/l dan sore hari sebesar
0,0170mg/l, pada titik 3 di pagi hari sebesar 0,0382mg/l dan sore hari sebesar
0,0379mg/l, pada titik 4 di pagi hari sebesar 0,0427mg/l dan sore hari sebesar
0,0508mg/l, pada titik 5 di pagi hari sebesar 0,0527mg/l dan sore hari sebesar
0,0601mg/l. Kandungan logam berat Tembaga (Cu) tertinggi dari hasil pemeriksaan
air sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep diperoleh pada pengambilan sampel titik
5 pada sore hari, yaitu sebesar 0,0601mg/l dan kandungan logam berat Tembaga
(Cu) terendah dari hasil pemeriksaan air sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep
diperoleh pada pengambilan sampel titik 1 pada pagi hari yaitu sebesar 0,0060mg/l.
hasil pemeriksaan kandungan logam berat Tembaga (Cu) pada sampel air bahwa
yang memenuhi syarat sesuai dengan (peraturan menteri kesehatan R.I NO :
416/MENKES/IX/1990) tentang Pengolahan Kuaitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air,yaitu 1,0 mg/l adalah semua titik pengambilan sampel pada pagi
hari dan sore hari yakni titik 1, 2, 3,4, dan 5 pada pagi dan sore hari.
2. Ikan
Tabel 2
Hasil Pemeriksaan Kandunganr
Logam Cu dalam Ikan Gabus ( Channa Striata )
Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep Tahun 2012.
Titik Pengambilan
Sampel
18-19juli2012
Kadar Logam Cu
(mg/kg) Ket
10.00-15.00
WITA
Titik 1 3,94 TMS
Titik 2 7,58 TMS
Titik 3 66,76 TMS
11.20-15.00
WITA
Titik 4 6,63 TMS
Titik 5 174,77 TMS
Sumber: Data Primer2012
Ket: Memenuhi syarat (MS) jika ≤ 3 mg/kg berdasarkan standar EPAReference
Dose (risk-based), California Action level, andpublished international
standards (compiled by FAO in 1982).
Pada tabel 2 menunjukkan hasil pemeriksaan kandunagan Cu pada ikan
gabus.Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter logam berat
Tembaga (Cu) pada sampel ikan gabus di Sungai Pangkajene diperoleh hasil bahwa
ke lima titik sampel ikan gabus yang mewakili seluruh ikan di Sungai Pangkajene
pada waktu siang hari, diperoleh gambaran bahwa pada titik 1 sebesar 3,94 mg/kg.
Pada titik 2 7,58 mg/kg. Pada titik 3 66,76 mg/kg. sedangkan pada titik 4 sebesar
6,63 mg/kg. Dan pada titik 5 sebesar 174,77 mg/kg.
B. Pembahasan
Logam berat Tembaga (Cu) adalah logam non-esensial yang kehadirannya di
dalam tubuh organisme tidak diharapkan walaupun dalam konsentrasi yang kecil
karena logam ini tidak mempunyai fungsi biologis. Logam Tembaga (Cu) jika
memasuki tubuh akan terakumulasi di semua organ khususnya hati dan ginjal serta
enzim dan pada akhirnya akan mengganggu sistem metabolisme tubuh.
Air sungai Pangkajene adalah sumber air bersih yang digunakan masyarakat
untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, air sungai Pangkajene juga digunakan untuk
mengairi persawahan di sekitar sungai.Sungai Pangkajene juga digunakan sebagai
lokasi tambak oleh masyarakat sekitar.
Hasil pemeriksaan sampel air menunjukkan kandungan logam Tembaga
(Cu) berkisar antara 0,0060 - 0,0527 mg/l pada pagi hari. dan 0,0273 - 0,0601 mg/l
pada sore hari. Dari hasil pengujian laboratorium yang dilakukan diperoleh kadar
Tembaga (Cu) pada pagi hari dan sore hari pengambilan sampel air masih
memenuhi syarat. Sedangkan.Hal ini disebabkan karena pada saat pagi hari hingga
sore hari aktifitas pemukiman, industri, pasar memilikipeningkatan yang tidak jauh
berbeda yang tidak mengakibatkan besarnya kandungan logam berat Tembaga (Cu)
pada air sungai.
Titik 1 terletak di Desa Tabo - Tabo, ditemukan kandungan Tembaga (Cu)
pada pagi hari 0,0060 mg/l dan mengalami penurunan menjadi 0,0273 mg/l pada
sore hari. Kandungan Tembaga (Cu) pada pagi hari dan sore hari di titik 1 masih
memenuhi standar.Akan tetapi, mengalami peningkatan pada sore hari yang
disebabkan karena meningkatnya aktifitas manusia pada siang hingga sore hari dan
pagi hari kurang aktifitas manusia.Di titik 1 terdapat persawahan dan pemukiman
penduduk yang kurang menghasilkan limbah pertanian dan domestik yang
merupakan sumber pencemaran yang mengakibatkan meningkatnya kandungan
Tembaga (Cu) di dalam air.
Titik2terletak di Desa Tarraweang, ditemukan kandungan Tembaga (Cu)
pada pagi hari sebesar 0,0331 mg/l dan mengalami penurunan menjadi 0,0170 mg/l
pada sore hari. Kandungan Tembaga (Cu) pada pagi hari masih memenuhi standar
dan pada sore hari juga masih memenuhi standar yang telah ditetapkan.akan tetapi,
mengalami penurunan pada sore hari tetapi masih memenuhi standar yang telah di
tetapkan. Hal ini disebabkan karena di titik 2 juga terdapat industri PT Semen
Tonasa dan pemukiman penduduk yang menghasilkan limbah industri dan
domestik yang merupakan sumber pencemaran yang mengakibatkan meningkatnya
kandungan Tembaga (Cu) di dalam air, Industri PT Semen Tonasa menggunakan
batubara untuk kegiatan industri dan di titik 2 merupakan aliran sungai yang dekat
dengan tempat penyimpanan batubara. Industri PT Semen Tonasa juga
menghasilkan beberapa jenis limbah diantaranya yaitu, limbah padat yang berupa
limbah domestik yang berasal dari kantor dan kantin. Jenis limbah cair yang
mengandung BOD, COD, pH, TSS dan lain-lain. Jenis limbah yang berwujud
gas/asap yang dihasilkan oleh pabrik melalui cerobong termasuk golongan gas
berbahaya karena mengganggu pernafasan yang secara terus menerus dihasilkan
selama proses produksi. Jenis limbah debu dihasilkan dari mesin produksi yang juga
dihasilkan secara terus menerus selama proses produksi. (Puslitbang-LH, 2011).
Titik 3 terletak di Desa Sapanang, ditemukan kandungan Tembaga (Cu)
pada pagi hari sebesar 0,0382mg/l dan pada sore hari 0,0379 mg/l. Kandungan
Tembaga (Cu) pada pagi hari masih memenuhi standar dan pada sore hari masih
memenuhi standar nilai baku mutu yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
tidak terlalu meningkatnya aktifitas manusia pada siang hingga sore hari yang
banyak dan cuaca yang tidak menentu.Di titik 3 terdapat pemukiman penduduk
yang kurang menghasilkan limbah domestik yang merupakan sumber pencemaran
yang mengakibatkan meningkatnya kandungan Tembaga (Cu) di dalam air.
Titik 4 terletak di Kota Pangkep ditemukan kandungan Tembaga (Cu) pada
pagi hari yaitu 0,0427 dan sore hari hasil yang terdeteksi yaitu 0,0508 mg/l .
Kandungan Tembaga (Cu) pada pagi hari masih memenuhi standar dan pada sore
hari memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
kurangnya aktifitas manusia pada siang hingga sore hari di daerah sungai.Di titik 4
juga kurang terdapat pemukiman penduduk yang menghasilkan limbah domestik
yang merupakan sumber pencemaran yang mengakibatkan meningkatnya
kandungan Tembaga (Cu) di dalam air.
Titik 5 terletak di kota Pangkep (200 meter dari titik 4), ditemukan
kandungan Tembaga (Cu)) pada pagi hari sebesar 0,0527 mg/l dan mengalami
peningkatan menjadi 0,0601 mg/l pada sore hari tetapi masih memenuhi standar.
Kandungan Tembaga (Cu) pada pagi hari memenuhi standar dan pada sore hari
juga memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
kurang meningkatnya aktifitas manusia pada pagi hingga sore hari. Di titik 5
terdapat pemukiman yang padat penduduk , tambak, tempat wisata kuliner yang
menghasilkan limbah yang merupakan sumber pencemaran yang mengakibatkan
meningkatnya kandungan Tembaga (Cu) tetapi sumber pencemarannya tidak jarang
untuk di buang ke sungai.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada pagi dan sore hari kandungan
Tembaga (Cu) tertinggi terdapat di titik 5. Hasil pemeriksaan laboratorium pada
pagi yaitu sebesar sebesar 0,0527 mg/l dan pada sore hari sebesar ,0601 mg/l ,
tetapi masih memenuhi standar yang telah di tetapkan. kandungan Tembaga (Cu)
tertingi pada pagi hari dan sore hariadalah di titik 5 hal ini dikarenakan pada titik 5
ini semua aktifitas berpusat pada wilayah ini. Aktifitas penduduk, tambak, wisata
kuliner pada pagi hingga siang hari dan meningkat pada sore hari, aktifitas
inimenghasilkan limbah industri dan domestik yang merupakan sumber pencemaran
yang mengakibatkan meningkatnya kandungan Tembaga (Cu) di dalam air pada
pagi hari.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Tembaga (Cu) pada air Sungai
Pangkajene hari menunjukan bahwa logam Tembaga (Cu) terdeteksi dalam air
Sungai Pangkajene pada ke lima titik pengambilan sampel dan masih memenuhi
standar. Jadi, kadar Tembaga (Cu) dalam air Sungai Pangkajene memenuhi syarat
karena berada di bawah standar yang telah ditentukan menurut peraturan menteri
kesehatan R.I NO : 416/MENKES/IX/1990 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, yakni 1 mg/l..
Hasil pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas
Hasanuddin terhadap parameter Tmbaga (Cu) pada ikan gabus sungai Pangkajene
menunjukan bahwa kandungan logam Tmbaga (Cu) pada lima titik pengambilan
sampel yang diambil pada siang hari sebanyak 5 gram/titik daging ikan gabus yang
sudah di ekstrak adalah logam Tembaga (Cu) tersebut berkisar antara 3,94 – 174,77
mg/kg dalam air Sungai Pangkajene.
Pada titik 1 di desa Tabo – Tabo ditemukan kandungan Tembaga (Cu) pada
sampel daging ikan gabus sebesar 3,94 mg/kg. Kandungan Tembaga (Cu) pada
ikan gabus tidak memenuhi syarat.Hal ini disebabkan kegiatan rumah tangga yang
menghasilkan limbah rumah tangga yang dibuang ke aliran sungai berlangsung
hampir sepanjang hari.
Pada titik 2 di desa Tarraweang ditemukan kandungan Tembaga (Cu) pada
Ikan gabus sebesar 39,57 mg/kg. Pada titik 2 ini, sampel ikan gabus tidak
memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena di titik 2 juga terdapat industri PT
Semen Tonasa dan pemukiman penduduk yang menghasilkan limbah industri dan
domestik yang merupakan sumber pencemaran yang mengakibatkan meningkatnya
kandungan Tembaga (Cu) di dalam air.
Pada titik 3 di desa Sapanang kandungan Tembaga (Cu) yang ditemukan
adalah sebesar 66,76 mg/kg. Kandungan Tembaga (Cu) pada ikan gabus tidak
memenuhi syarat.Hal ini disebabkan kegiatan rumah tangga yang menghasilkan
limbah rumah tangga yang dibuang ke aliran sungai berlangsung hampir sepanjang
hari.
Pada titik 4 dan 5 (200 m dari titik 4) Kota pangkep .Kandungan Tembaga
(Cu) yang ditemukan ada titik 4 sebesar 21,48 mg/kg sedangkan yang ditemukan
pada titik 5 sebesar 174,77 mg/kg. Kandungan Tembaga (Cu) tidak memenuhi
syarat. Hal ini disebabkan pada titik 4 dan 5 ini semua kegiatan berpusat pada titik
ini. kegiatan rumah tangga, tambak, perdagangan, wisata kuliner yang
menghasilkan limbah yang langsung di buang kesungai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadarTembaga (Cu) pada ikan gabus di
Sungai Pangkajene menunjukan bahwa logam Tembaga (Cu) terdeteksi dalam ikan
gabus di Sungai Pangkajene. Pada ke lima titik pengambilan sampel. Jadi, kadar
Tembaga (Cu) dalam ikan gabus di Sungai Pangkajene tidakmemenuhi syarat
karena berada di atas standar yang telah ditentukan menurut standar EPAReference
Dose (risk-based), California Action level, and published international standards
(compiled by FAO in 1982), yakni 3 mg/kg.
C. Dampak Tembaga (Cu) Bagi Manusia
Paparan Cu dalam waktu lama bisa minimbulkan gejala seperti:
1. Iritasi pada hidung, tenggorokan, mulut dan mata
2. Menyebabkan sakit kepala, sakit lambung, kehilangan keseimbangan,
muntah dan diare. Paparan Cu dosis besar dapat menyebabkan kerusakan
hati, ginjal, bahkan menyebabkan kematian. Cu juga dapat menimbulkan
alergi pada kulit. Paparan Cu berulang bisa menyebabkan penebalan pada
kulit serta menimbulkan warna kehijauan pada kulit dan rambut sehingga
menyebabkan iritasi hidung.
3. Keracunan Cu bisa menimbulkan kerusakan otak, demielinasi, penurunan
fungsi ginjal, dan pengendapan Cu dalam kornea mata. Keracunan kronis Cu
pada manusia dapat menimbulkan penyakit Wilson’s dan Kinsky. Gejala
penyakit Wilson’s antara lain berupa kerusakan pada otak, penurunan kerja
ginjal, serta pengendapan Cu dalam kornea mata. Gejala penyakit Kinsky,
antara lain berupa rambut kaku, dan berwarna kemerahan. Penyakit Wilson’s
disebabkan oleh tersimpanya Cu secara berlebihan dalam tubuh karena Cu
tadak dapat diekskresikan oleh hati melalui empedu.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini bersifat deskriptif sehhingga hanya mampu untuk memberikan
gambaran kandungan Tembaga (Cu) pada air dan ikan gabus( Channa striata )
di sungai Pangkajene.
2. Kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan untuk melihat
sumber - sumber pencemar Tembaga (Cu) yang masuk di perairan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat yang bermukim di sekitar sungai
Pangkajene.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium terhadap
kandunganTembaga (Cu) pada air dan ikan gabus di sungai Pangkajene yang mengacu
pada peraturan menteri kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air bersih.,serta standar EPA Reference Dose (risk-
based), California Action level, and published international standards (compiled by
FAO in 1982) , maka dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut:
1. BerdasarkanhasilpemeriksaankadarTembaga (Cu) pada air Sungai
Pangkajenebaikpadapagidan sore harimenunjukanbahwalogamTembaga (Cu)
terdeteksidalam air Sungai Pangkajenepadake lima titikpengambilansampel
dan masih memenuhi standar. Jadi, kadarTembaga (Cu) dalam air Sungai
Pangkajenememenuhisyaratkarenaberada di bawahstandar yang
telahditentukanmenurutperaturanmenterikesehatan R.I No :
416/MENKES/PER/IX/1990tentangsyarat-syaratdanpengawasankualitas air
bersih.,
2. KandunganlogamberatTembaga (Cu) padasampelikangabus di Sungai
Pangkajene, padatitik 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukanhasilbahwalogamTembaga
(Cu) terdeteksipadaikan gabus di Sungai
Pangkajenedaninimembuktikanbahwaikangabustidakmemenuhistandarbakumut64
uTembaga (Cu) berdasarkan standar EPA Reference Dose (risk-based),
California Action level, and published international standards (compiled by
FAO in 1982), yaitu3 mg/kg.
B. Saran
1. KepadaPemerintahkabupatenPangkep dan pihak industri diharapkan agar
melakukanupayapengendaliandan monitoring terhadappencemaran yang terjadi
di Sungai PangkajeneKabupatenPangkep.
2. Bagimasyarakat agar tidakmembuanglimbahnyakesungaiPangkajene agar
dapatmengurangitingkatpencemarandalam Sungai Pangkajene.
DAFTAR PUSTAKA
Abu bakar, BustanilArifin. 1990.Pengaruh Limbah Terhadap Kwalitas Air Batang Ara
udan Batang Kuranji di Kodya Padang. Laporan Penelitian. Unand.Padang.
Anonim. 2005. Bahaya Logam Berat dalam Makanan..HYPERLINK
http://www.dnet.net.id
Anwar, Ishak, H.Djaffar,MH&Hidayat. 2008. Buku Penuntun Praktikum Kesehatan
Lingkungan:LaboratoriumTerpadu Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur
Bekti ,2010. Ragammanfaat air. Medicastrore.com
Bontong, D. 2009. Hubungan Lindi Dengan Kandungan Logam Fe Dan Mn Air Sumur
Gali Disekitar TPA Tamangngapa .Skripsi sarjana.Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Darmono .1995.logam dalam system biologimahlukhidup.UI-press.jakarta
Darmono. 2001. LingkunganHidup Dan Pencemaran. Bogor : UI
Donny Purnomo.2009. logam berat sebagai penyumban gpencemaran air laut.Posted
on April 19, 2009 by masdony :
Effendi, H. 2000.Telaahan Kualitas Air.Bagi Pengelolaan Sumber daya dan
Lingkungan Perairan.Jurusan Manajemen Sumber daya Perairan. FPIK.IPB. Bogor..
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air.Bagi Pengelolaan Sumber daya da n Lngkungan
Perairan. Penerbit Kanasius. Yogyakarta.
Fardiaz, 1992, Polusi Air danUdara, Kanisius, Yogyakarta
Kusnaedi.2010.Pengulahan Air Kotor Untuk Air Minum.Jakarta :PenebarSwadaya.
Hastuty,Ria. 2012. Studi Kandungan Logam Berat Besi Dalam Air dan Kerang
Anodonta Woodiana Di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep. Kesehatan
Lingkungan.Unhas
Hutagalung.H.P.1991.pencemaran laut oleh logam berat.puslitban goseanologi.Status
pencemaran laut di Indonesia dan teknik pemantauannya.LIPI.Jakarta
Lutfi,Achmad 2009 Penanggulangan Terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan
Pengolahan Limbah TanpaNamaJurnalVol 1 No I (http://www.chem-is-try.org diakses
12 Maret 2012)
Lutfi,Achmad 2009 Sumber dan Bahan Pencemaran Air.Tanpa Nama JurnalVol 1 No I
(http://www.chem-is-try.org diakses 12 Maret 2012).
Manupassa.Petrik.2012. Studi Konsentrasi Khomium VI Pada Air dan Ikan Gabus Di
Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep. Kesehatan Lingkungan Unhas. Makassar.
Martaningtyas, D. 2004. Bahaya Cemaran Logam Berat. www.djgsm.esdm.go.id.
Palar , H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Salamahu,Algretz. 2012. Kandungan Logam Berat Timbal Pada Air Dan Sedimen
Sungai Pangkajene Disekitar Pabrik Semen Tonasa Sulawesi Selatan Tahun 2012.
Kesehatan Lingkungan Unhas.Makassar
Sam,Arianto.2008.pengertian Pencemaran.Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I
(http://smileboys.blogspot.com diaksesAgustus 2008).
Santicasari.Novita. 2012. Studi Kualitas Air Dan Kerang Anondota Woodiana Ditinjau
Dari Parameter Kadnium Di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep Tahun 2012.
Kesehatan Lingkungan Unhas. Makassar.
Sastrawijaya AT. 1991. Pencemaran lingkungan. Jakarta : PT RinekaCipta.
ShalahuddinDjalalTanjung.Dasar-Dasar Ekologi Lingkungan Hidup Pusat Studi
Lingkungan Hidup Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 2002.
Siaka, I.M. 2008.Korelasi Antara Sedimen Di Pelabuhanbenoa Dan Konsentras
iLogam Berat Pb Dan Cu,Jurnalkimia 2 (2), Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Udayana. Bukit Jimbaran.
Supriyanto, dkk.2007. Analisa Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan Air
Tawar Dengan Metode Spektrometri Nyala Atom (SSA).Pusat Teknologi Akselerator
Dan Proses Bahan, Yogyakarta.
Sutrisno.1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. RinekaCipta: Jakarta
.
Triastuti 2008 Dampak Pencemaran Air di Lingkungan Sekitar Tanpa Nama Jurnal Vol
1 No I (http://tridewi.blogspot.com diakses Mei 2008)
Sunardi.2004. Cara Alternatif untuk Mengolah Limbah Padat yang Mengandung
Merkuri dan Arsen.Merujuk Kasus Buyat. http://www.kompas.co.id
.
Widowati,W. 2008. Efek Toksik logam Pecegahan Dan Penanggulangan
pencemaran.Yogyakarta :Penerbit Andi.
LEMBAR OBSERVASI
No.
Variable
yang di teliti
Hari/tanggal
Waktu
Lokasi
Pagi Sore
1. Air
Rabu, 18 Juli
2012
06.30
WITA
15.00
WITA
Titik 1
06.45
WITA
16.20
WITA
Titik 2
07.15
WITA
16.35
WITA
Titik 3
07.30
WITA
16.40
WITA
Titik 4
07.45
WITA
17.00
WITA
Titik 5
2. Ikan Gabus
Kamis, 19 Juli
2012
10.00 WITA Titik 1
11.00 WITA Titik 2
13.00 WITA Titik 3
Kamis, 19 Juli
2012
14.20 WITA Titik 4
15.00 WITA Titik 5
Riwayat Hidup
Nama : Dewi Sartika
Tempat, Tanggal Lahir : Maccini Baji, 16 Juli 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Slt. Alauddin Lr.8 No.38
Nama Orang Tua : 1. Nurdin, S (Ayah)
2. Sunniati ( Ibu)
Riwayat Pendidikan : 1. SD INP.127 Mataere (1995 – 2001)
2. SMP Neg. 2 Binamu (2001 – 2004 )
3. SMA Neg. 1 Kelara (2004 – 2007)
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS (2007-20012)