SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/107/1/RIKA DWI RETNO...
Transcript of SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/107/1/RIKA DWI RETNO...
i
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Studi di Ds Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang)
RIKA DWI RETNO WULANSARI
133210108
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2017
ii
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Studi di Ds Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
pada Sekolah TinggiI lmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika
Jombang
Oleh :
Rika Dwi RetnoWulansari
133210108
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 07 Juni 1994 dari Bapak Sayudi dan
Ibu Rinah Nur Fadilah.
Tahun 2007 penulis lulus dari SDN 2 Mojolebak, tahun 2010 Penulis lulus dari
SMP PGRI 1 Mojokerto, 2013 penulis lulus dari SMK KESEHATAN BIM
Mojokerto dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKes “ Insan
Cendekia Mdika “ Jombang melalui jalur tes PMDK. Penulis memilih program
studi S1 keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKes “ ICME”
Jombang
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
.
Jombang, Juni 2017
Rika Dwi Retno Wulan Sari
13.321.0108
vii
MOTTO
Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas,
Kegagalan terjadi terlalu banyak berencana tapi sedikit berfikir.
viii
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat serta
hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan
skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan. Skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1. Ayah dan ibutercinta ( Ayah Sayudi dan Ibu Rinah Nur Fadilah ), yang
selalu memberikan segalah dukungan dan yang tak hentinya selalu
memberikan do’a. Dengan cinta dan kasih sayang tiada terhingga. Terima
kasih buat ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan moril, semangat
dan do’a untuk saya.
2. Keluarga besarku yang selalu memberi dukungan, kasih sayang dan
motivasi tiada henti untuk menyelesaikan perkuliahan ini hingga tuntas.
3. Orang tersayang (M. Sugeng Septiawan) yang selalu memberi dukungan,
semangat dan do’a untuk saya.
4. Sahabat – sahabat saya yang sudah membantu dalam proses pembuatan
skripsi dan memberikan semangat untuk terus maju. Serta seluruh teman –
teman S1 Keperawatan STIKes ICME Jombang yang tak mungkin saya
tulis satu persatu, terimakasih atas dukungan serta bantuannya selama ini.
ix
5. Kedua pembimbing saya, Hindyah Ike S,S.Kep.,Ns.,M.Kep serta
Auliasari Siskaningrum, S.Kep,Nsyang talah sudah sabar dalam
membimbing saya dan mengarahkan serta memberi ilmu dan semoga ilmu
yang diberikan dapat bermanfaat. sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi penelitian ini berhasil diselesaikan tepat pada waktu, dengan
judul “ Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang”.
Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada, H.Bambang Tutuko,S.H.,S.Kep,Ns.,MH selaku ketua STIKES ICME
Jombang, Drs. Dwi Priyanto selaku kepala desa Plandi, Inayatur Rosidah
S.Kep,Ns.,M.Kep selaku ketua prodi S1 Ilmu Keperawatan, Evi Rosita,
S.ST.,MM selaku penguji utama, Hindyah Ike,S.Kep,Ns.,M.Kepdan Auliasari
Siskaningrum, S.Kep,Ns selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran dan masukannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada kedua
orang tua yang selalu mendukung secara materi, dukungan moral, dan kebesaran
do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
sertateman-teman seperjuangan dan semua pihak yang namanya tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini tentu belum sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan skripsi ini sangat penulis
harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu
keperawatan dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Jombang, Juni 2017
Peneliti
xi
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Oleh :
Rika Dwi Retno WulanSari
133210108
Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu Penyakit Tidak
Menular ( Non Communicable Disease = NCD ) seperti penyakit jantung, stroke
dan dimana dari dua pertiganya terdapat dinegara berkembang yang mengalami
penyebab kematian di seluruh dunia meninggal setiap tahurnnya dan diperkirakan
1 miliyar penduduk di dunia yang menderita hipertensi. Tujuan dari penelitian ini
untuk menganalisis pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang. Desain Penelitian menggunakan pre experimental desaign
dengan menggunakan metode :one group pre test and post test design. Jumlah
sampel penelitian yaitu 32 penderita hipertensi, dengan menggunakana desain non
probability sampling dan purposive sampling, variabel Independen Aromaterapi
minyak lavender dan variabel Dependen tekanan darah pada penderita hipertensi.
Data penelitian ini di uji menggunakan computer dengan uji statistik Wilcoxon
signed ranks test pada tingkat kemaknaan p = (< 0,05).
Hasil Penelitian menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lavender. Tekanan
darah sedang hasil sebanyak 20 responden (62,4%). Sesudah diberikan
aromaterapi lavender. Tekanan darah ringan sebanyak 23 responden (71,9%).
Hasil uji statistik Wilcoxon signed rank test di dapatkan hasil p value = 0,000<
0,05 yang artinya H1 diterima.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu Ada Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Lavender Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Plandi
Dusun Parimono Kecematan Jombang Kabupaten Jombang.
Kata Kunci : Tekanan Darah, Penderita Hipertensi, Aromaterapi Lavender.
xii
ABSTRACT
EFFECT OF LAVENDER AROMATHERAPY ON BLOOD PRESSURE IN
HYPERTENSION PATIENTS
In Plandi Village Dusun Parimono Jombang District Jombang District
By :
Rika Dwi Retno Wulan Sari
133210108
Hypertension is one of the important factors as the trigger of Non
Communicable Diseases (NCD) such as heart disease, stroke and where of two
thirds there are developing countries that suffer the cause of death around the
world died every year and an estimated 1 billion people in the world who suffer
hypertension. The purpose of this study was to analyze the giving of aromatherapy
lavender to blood pressure in hypertension patient in Plandi Village Parimono
Dusun Jombang District Jombang District.
The research design used pre experimental design using one group pre test
and post test design. The number of sample is 32 patients with hypertension, using
non probability sampling and purposive sampling design, Independent variable
Aromatherapy lavender oil and variable of blood pressure Dependent on
hypertension patient. This research data is tested using computer with Wilcoxon
signed test statistic test at significance level p = (<0,05).
The results showed that before giving lavender aromatherapy, moderate
blood pressure result were 20 respondents (62,4%). After lavender aromatherapy
was given, mild blood pressure as much as 23 respondents (71.9%). Wilcoxon
signed rank test result test results obtained p value = 0,000 <0.05 which meant
H1 was accepted.
The conclusion of this research was that there was Influence of
Aromatherapy Lavender on Blood Pressure on Hypertension Patients in Plandi
Village Dusun Parimono Jombang Sub-district, Jombang Regency.
Keywords: Blood Pressure, Hypertension Patients, Lavender Aromatherapy
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTARTABEL ............................................................................................. xvi
DAFTARGAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTARLAMPIRAN ..................................................................................... xviii
DAFTARSIMBOL ........................................................................................... xix
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................... 4
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................................. 4
1.4.2 Manfaat praktis .............................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan Darah .......................................................................................... 6
2.1.1 Definisi tekanan darah ................................................................... 6
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi nilai tekanan darah ........................... 7
2.1.3 Pengukuran tekanan darah ............................................................ 8
xiv
2.1.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran tekanan darah 10
2.2 Hipertensi .................................................................................................. 10
2.2.1 Pengertian hipertensi ..................................................................... 10
2.2.2 Klasifikasi hipertensi ..................................................................... 11
2.2.3 Penyebab hipertensi....................................................................... 13
2.2.4 Faktor yang risiko tekanan darah tinggi (Hipertensi).................... 16
2.2.5 Patofisiologis hipertensi ................................................................ 18
2.2.6 Penatalaksanaan hipertensi ............................................................ 20
2.2.7 Pencegahan hipertensi ................................................................... 23
2.3 Aromaterapi ............................................................................................. 28
2.3.1 Pengertian ..................................................................................... 28
2.3.2 Manfaat aromaterapi .................................................................... 29
2.3.3 Cara menggunakan minyak esensial ............................................ 29
2.3.4 Jenis-jenis dan manfaat aromaterapi ............................................. 30
2.3.5 Kandungan minyak Lavender ....................................................... 31
2.4 Hasil penelitian terdahulu ......................................................................... 31
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 33
3.2 Penjelasan kerangka konsep...................................................................... 34
3.3 Hipotesis ................................................................................................... 34
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 35
4.2 Waktu dan tempat penelitian..................................................................... 36
4.2.1 Waktu penelitian ........................................................................... 36
4.2.2 Tempat penelitian .......................................................................... 36
4.3 Populasi, Sampel, Sampling ..................................................................... 36
4.3.1 Populasi ......................................................................................... 36
4.3.2 Sampel ........................................................................................... 36
4.3.3 Teknik sampling ............................................................................ 37
4.4 Kerangka kerja .......................................................................................... 38
4.5 Identifikasi Variabel .................................................................................. 39
4.5.1 Variabel independent (Variabel Bebas) ........................................ 39
xv
4.5.2 Variabel Dependent (Variabel Terikat) ......................................... 39
4.6 Definisi Operasional ................................................................................. 40
4.7 Pengumpulan dan analisa data .................................................................. 41
4.7.1 Instrumen penelitian ...................................................................... 41
4.7.2 Prosedur penelitian ....................................................................... 41
4.7.3 Pengelolahan Data ......................................................................... 42
4.7.4 Analisa data ................................................................................... 44
4.8 Etika Penelitian ......................................................................................... 46
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 48
5.1.1 Gambaran lokasi penelitian ........................................................... 48
5.1.2 Data Umum .................................................................................. 49
5.1.3 Data Khusus .................................................................................. 51
5.2 Pembahasan .............................................................................................. 53
5.2.1 Tekanan darah sebelum pemberian aromaterapi lavender pada
penderita hipertensi pada penderita hipertensi .............................. 53
5.2.2 Tekanan darah sesudah pemberian aromaterapi lavender pada
penderita hipertensi pada penderita hipertensi .............................. 56
5.2.3 Pengaruh aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada
Penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang .................................... 57
BAB 6 HASIL KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 60
6.2 Saran ........................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
No. DaftarTabel Halaman
1. Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi ................................................................. 12
2. Tabel 4.1 Definisi Operasional Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Lavender terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi .. 4
40
3. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Desa
Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang ......................................................................................
49
4. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
pendidikan di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang ....................................................
49
5. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang ...................................................................
50
6. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di
Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang ...................................................................
50
7. Tabel 5.5 Data khusus tekanan darah sebelum di berikan Aromaterapi
Lavender di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang ....................................................
51
8. Tabel 5.6 Data khusus tekanan darah sesudah di berikan Aromaterapi
Lavender di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang ....................................................
51
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. DaftarTabel Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Lavender TerhadapTekanan Darah Pada Penderita Hipertensi .
33
Gambar 4.1 Rancangan penelitian one group pre test and post test design .... 35
Gambar 4.2 Kerangka kerja pengaruh pemberian aromaterapi lavender
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di dusun
parimono ......................................................................................
38
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Observasi Data umum
Lampiran 4 Lembar Observasi Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender
TerhadapTekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Lampiran 5 Lembar Standart Operasiol Prosedur (SOP) Aromaterapi
Lampiran 6 Lembar Standart Operasiol Prosedur (SOP) TekananDarah
Lampiran 7 Lembar Surat Pre Survey Data, Studi Pendahuluan dan Penelitian
Lampiran 8 Lembar Pernyataan Perpustakaan
Lampiran 9 Lembar Izin Penelitian
Lampiran 10 Lembar Surat Balasan Izin Penelitian dari Desa Plandi Dusun
Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
Lampiran 11 Lembar Bimbingan Pembimbing 1 dan Lembar Bimbingan Skripsi
Pembimbing 2
Lampiran 12 Hasil Spss
Lampiran 13 Tabulasi Data
Lampiran 14 Lembar Bebas Plagiat
xix
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
1. Daftar Lambang
1. H1 : hipotesis alternatif
2. n : jumlah sampel
3. N : jumlah populasi
4. e : error level/tingkat kesalahan
5. P : presentasi kategori
6. F : frekuensi kategori
7. N : jumlah responden
8. % : prosentase
9. ≤ : lebih kecil
10. ≥ : lebih besar
2. Daftar Singkatan
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICME : Insan Cendekia Medika
NCD : Non Communicable Disease
AHA : Ameican Heart Associate
mmHg : millimeter Hektogram
TD : Tekanan Darah
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
xx
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu
Penyakit Tidak Menular (Non Communicable Disease = NCD) seperti
Penyakit Jantung, Stroke dan dimana dari dua pertiganya terdapat di negara
berkembang yang mengalami penyebab kematian di seluruh dunia meninggal
setiap tahunnya dan di perkirakan 1 milyar penduduk di dunia yang menderita
hipertensi (Tryanto, 2014). Penderita hipertensi sebagian besar mengalami
peningkatan tekanan darah dan insiden yang sering berkaitan dengan
peningkatan tekanan darah yang banyak ditemukan yaitu akan mengakibatkan
gaya hidup, kolesterol, makanan yang mengandung tinggi lemak, penurunan
aktivitas fisik (Herwati, 2013). Hipertensi sering terjadi tanpa menunjukkan
gejala dan penderita hipertensi biasanya baru menyadari bahwa setelah terjadi
komplikasi atau gangguan organ seperti stroke atau gangguan fungsi jantung
(Depkes, 2012). Penderita hipertensi selama ini cenderung mengkonsumsi
obat-obatan seperti diuretik, penghambat-beta dan penghambat alpha
sedangkan disamping itu ada cara pengobatan alternatif (terapi
nonfarmakologi) yaitu dengan cara pemberian aromaterapi (Jain, 2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015
mencatat bahwa jumlah penderita hipertensi mencapai 34% dari 1/100.000
jumlah penduduk di dunia. Penyakit hipertensi tahun demi tahun mengalami
peningkatan dari tahun 2014-2015 mencapai 11.370.521 jiwa (12,2)
(Arjatmo,2016). Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur tahun 2015
2
.
menduduki urutan ke 5 sebesar 3,3% (Dinkes Jatim, 2016). Berdasarkan
laporan bulan Januari-Desember penyakit di Puskemas se-Kabupaten
Jombang pada tahun 2014 dengan jumlah 45.099 jiwa yang menderita
hipertensi. Hasil survey pada tanggal 13 Maret di tahun 2016 di UPT
Puskesmas Jelakombo 1820 penderita hipertensi dan yang tertinggi di Desa
Plandi 565, dan yang penderita hipertensi tertinggi dari ketiga dusun yaitu
dusun parimono sebanyak 35 penderita hipertensi. Berdasarkan studi
pendahuluan penelitian di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang pada tanggal 8 April 2017 di dapatkan 3 responden yang
awalnya hasil tekanan darahnya tinggi sehingga diberikan tindakan
aromaterapi lavender, setelah dilakukan tindakan dan didapatkan 2 responden
dengan hasil tekanan darah dengan hasil sedang dan 1 responden dengan hasil
tekanan darah ringan.
Menurut American Heart Association (AHA) pada tahun 2013
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruh tekanan darah meningkat,
antara lain olahraga, stres dan merokok. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah adalah denyut jantung karena frekuensi dari
jumlah detak jantung dalam satu menit. Selain itu semakin meningktanya
tekanan darah resikonya semakin besar, maka dari itu penderita hipertensi
harus mengetahui tekanan darah karena hipertensi merupakan salah satu
penyakit yang mematikan (Wolf, 2006). Tekanan darah tinggi dianggap
sebagai faktor resiko utama karena berkembangnya penyakit jantung dan
penyakit vaskuler, maka dari itu penyebab ketegangan yang lebih tinggi
dalam arteri sehingga bisa terjadi hipertensi (Jani, 2011). Hipertensi juga
3
.
merupakan salah satu faktor utama dari penyakit jantung dan stroke. Salah
satu minyak yang dapat digunakan secara komplementer meliputi bunga
lavender karena dapat digunakan sebagai relaksasi (Jaelani, 2009).
Penanganan secara nonfarmakologi yaitu menggunakan aromaterapi
Lavender dengan cara perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan
menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2009). Minyak
lavender telah memiliki banyak potensi dan ada beberapa kandungan seperti
camphene, limonen, nerol dan sebagaian besar mengandung linalool dengan
jumlah sekitar 30%-60% dari total berat minyak yang merupakan kandungan
aktif utama dalam relaksasi (Nuraini, 2014). Aromaterapi Lavender yang
bekerja dengan mempengaruhi tingkat emosi (Setiono dan Hidayat, 2005).
Karena manfaat pemberian aromaterapi Lavender bagi seseorang adalah
menurunkan kacemasan, tekanan darah tinggi, dan mengatasi gangguan tidur
(insomnia) (Setiono & Hidayati, 2005). Cara pemberian aromaterapi lavender
diberikan 1 hari sekali selama 7 hari dengan berturut-turut kemudian berikan
3 tetes aromaterapi lavender dengan cara diinhalasi selama 10 menit (Rezita
& Lubis, 2015). Berdasarkan latar belakang dan fenomena atau masalah
diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang?
4
.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum pemberian aromaterapi
lavender pada penderita hiperensi di Desa Plandi Dusun Parimono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
2. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah pemberian aromaterapi
lavender dalam 1 hari sekali selama 7 hari pada penderita hipertensi di
Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang.
3. Menganalisis pengaruh aromaterapi lavender terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk
perkembangan ilmu. Sebagai masukan data dan memberikan sumbangan
pemikiran perkembangan ilmu dan untuk penelitian selanjutnya khusus di
bidang Keperawatan di bidang Keperawatan Medikal Bedah.
5
.
1.4.2 Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai menambah pemahaman
tentang manfaat dn penggunaan aromaterapi sebagai pengobatan
hipertensi. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan
ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk
menjaga tekanan darah pada penderita hipertensi.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan Darah
2.1.1 Definisi tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan saat darah melalui arteri. Dinyatakan
dalam satuan milimeter air raksa (mmHg), tekanan darah sistolik angka atas
seperti dalam angka 120/80 mmHg mengidentifikasikan tekanan arteri ketika
jantung berdetak, saat jantung dalam kondisi istirahat (Kowaslki, 2010).
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah elastisitas
pembuluh darah. Peningkatan volume darah ataupun penurunan elastisitas
pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan
tekanan darah. Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah yang terjadi
pada saat ventikel kiri jantung berkontrkasi (sistolik). Darah mengalir dari
jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh darah terenggang maksimal
pada pemeriksaan bunyi “lup” pertama yang terdengar adalah tekanan darah
sistolik (korotkooff). Tekanan sistolik pada orang normal rata-rata 120
mmHg. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah yang terjadi pada
saat jantung berelaksasi (diastolik). Pada saat diastolik, tidak ada darah yang
mengalir dari jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh darah dapat
kembali ke ukuran normalnya sementara darah di dorong ke bagian arteri
yang lebih distal. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah diastolik dapat
ditentukan melalui bunyi “dup” terakhir terdengar (korotkoff V )pada orang
norma, rata-rata diastolik adalah 80 mmHg (Ronny, 2009).
7
.
Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital tubuh yang
menggambarkan dua variabel organ penting, yaitu jantung dan pembuluh
darah. Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang menyuplai makanan dan
mengantarkan oksigen yang berada di dalam sel darah merah yang berikatan
dengan hemoglobin. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk
mengantarkan cairan darah yang terdiri dari sel darah (Muhammadun, 2010).
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi nilai tekanan darah
Kozier dan Erb (2010), menyebutkan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi tekanan darah, yaitu :
1. Usia
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai
usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan
kurang fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini mengakibatkan
peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena
dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada
penurunan tekanan darah.
2. Jenis kelamin
Perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita
menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi.
3. Olahraga
Aktivitas fisik meningkatnya tekanan darah. Untuk mendapatkan
pengkajian yang dapat dipercaya dari tekanan darah saat istirahat, tunggu
20-30 menit setelah olahraga.
8
.
4. Stres
Stimulasi sistem saraf simpatis meningkatnya curah jantung dan
vasokonstriksi arteriol sehingga meningkatkan nilai tekanan darah.
5. Ras
Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi dari pada pria Amerika Eropa dengan usia yang
sama.
6. Obesitas
Obesitas pada masa anak-anak dan dewasa keduanya dapat
mempredisposisi hipertensi.
7. Variasi Diural
Tekanan darah biasanya berada pada titik terendah pada pagi hari,
yakni ketika laju metabolisme berada pada titik paling rendah, kemudian
meningkat sepanjang hari dan mencapai titik puncak pada sore hari atau
menjelang malam.
2.1.3 Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung menurut Kozier dan Erb (2010).
1. Pengukuran Langsung (Pengawasan Invasif)
Meliputi tindakan pemasangan kateter ke dalam arteri brakialis,
radialis, atau femoralis. Tekanan arteri digambarkan menyerupai bentuk
gelombang yang terlihat dalam oskilosko. Dengan penempatan yang
benar, hasil pengukuran dengan metode ini sangat akurat.
9
.
2. Pengukuran tidak langsung (Pengawasan Non-Invasif)
Pengukuran tekanan darah tidak langsung atau non-invasif adalah
metode ausultasi dan palpasi. Metode auskultasi paling sering digunakan
di rumah sakit, klinik dan di rumah. Peralatan yang dibutuhkan adalah
spigmomanometer, manset, dan stetoskop. Apabila dilakukan dengan
benar, metode auskultasi relatif akurat.
Ketika mengukur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop,
perawat mengidentifikasi lima fase dalam rangkaian bunyi yang disebut
bunyi korotkoff. Pertama perawat memompa manset hingga 30 mmHg di
atas titik tempat denyut nadi tidak teraba lagi : yaitu titik ketika aliran
darah dalam arteri berhenti. Kemudian perawat melepaskan tekanan
secara perlahan (2-3 mmHg setiap bunyi) sambil mengamati ukuran yang
tampak pada manometer dan mengaitkannya dengan bunyi yang
terdengar melalui stetoskop. Terdapat lima fase, namun tidak semuanya
terdengar.
Metode palpasi terkadang digunakan ketika bunyi korotkoff
tidak terdengar dan peralatan elektronik untuk menjelaskan bunyi tidak
tersedia atau untuk mencegah kesalahan akibat adanya jeda auskultasi.
Jeda auskultasi (ausculatory gap), yang umumnya terjadi pada klien
hipertensi, adalah kondisi absesnya bunyi yang besifat sementara yang
umumnya terdegar pada arteri brankialis saat tekanan pada manset tinggi,
diikuti dengan kemunculan kembali bunyi ini biasanya terjadi pada akir
fase 1 dan fase 2 dan memiliki rentang 40 mmHg. Apabila perkiraan
tekanan sistolik dengan metode palpasi tidak dilakukan sebelum
10
.
auskultasi, perawat tidak menggunakan tekanan ringan hingga sedang
setelah tekanan pada manset dilepaskan. Tekanan akan terbaca pada
spigmomanometer ketika denyut yang pertama teraba.
2.1.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran tekanan darah
Kozier dan Erb (2010) menyebutkan bahwa beberapa rincian
penting harus di perhatikan agar pengkajian tekanan darah dapat benar-
benar akurat :
1. Ukuran manset harus sesuai untuk pasien
2. Manset dipasang dengan benar pada lengan dan balon manset harus
berada di tengah di atas arteri brakialis
3. Lengan pasien harus setinggi jantung
4. Pencatatan awal harus dilakukan pada kedua lengan, pengukuran
selanjutnya dilakukan pada lengan yang tekanannya lebih tinggi
5. Posisi pasien dan letak pengukuran tekanan darah harus dicatat, misalnya
RA (Right Arm) untuk lengan kanan
6. Palpasi tekanan sistolik sebelum auskultasi dapat membantu mengetahui
dengan segera adanya gap auskulatori (penghilang bunyi sementara pada
saat auskultasi)
7. Pasien diminta tidak berbicara selama pengukuran tekanan darah karena
dapat meningkatkan frekuensi jantung.
2.2 Hipertensi
2.2.1 Pengertian hipertensi
World Health Organization (WHO) dan The International Society of
Hypertension (ISH) menetapkan bahwa hipertensi merupakan kondisi ketika
11
.
tekanan darah (TD) sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Nilai ini merupakan hasil rerata
minimal dua kali pengukuran setelah melakukan dua kali atau lebih kontak
dengan petugas kesehatan (NANDA-1 2015-2017).
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang di bawah oleh darah,
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan
bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan
menetap, timbulnya gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah
tinggi (Vitahealth, 2006).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis. Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tekanan diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
(Muhammadun AS, 2010).
2.2.2 Klasifikasi hipertensi
Setalah memahami definisi hipertensi dan berbagai hal mengenai
tekanan darah yang membuat terjadinya hipertensi, sekarang akan
membahas klasifikasi hipertensi menurut Muhammadun (2010).
1. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya (terdapat
kurang lebih 90% dari seluruh hipertensi). Hipertensi primer
kemungkinan memiliki banyak penyebab, beberapa perubahan pada
12
.
jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya
penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi
sekunder. Sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah
penyakit ginjal. Sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal
atau pemakaian obat tertentu.
Klasifikasi hipertensi diperlukan untuk memudahkan diagnosis dan
terapi atau penatalaksanaan hipertensi (Muhammadun, 2010) dan
(LeMone, Priscilla, 2015). Klasifikasi hipertensi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal <120 < 80
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Grade 1 (Ringan)
Sub- grup: perbatasan
140-159 90-99
90-94
Hipertensi Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Hipertensi Grade 3 (Berat) ≥180 ≥110
Hipertensi sistol terisolasi sub-
grup: perbatasan
≥140
140-149
<90
<90
Sumber : WHO-ISH 2007,Guidelines for the Management of Hypertension.
13
.
2.2.3 Penyebab hipertensi
Telah dikemukakan diatas bahwa penyebab hipertensi yang telah
diketahui adalah hipertensi sekunder, sedangkan penyebab hipertensi
esensial belum diketaui secara pasti. Adapun penyebab dari hipertensi
sekunder antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), dan penyakit klenjar adrenal (hiperaldosterorisme).
Menurut Dalimartha (2012) penyebab hipertensi, yaitu :
1. Stenosis arteri ginjal
Stenosis arteri ginjal adalah suatu kondisi yang harus mendapat
perhatian khusus. Penyempitan arteri yang memasok darah ke ginjal
(stenosis arteri ginjal) menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan pembedahan atau dilatasi
(melebarkan arteri). Pada dilatasi, sebuah tabung fleksibel dengan balon
kecil di ujung dimasukkan ke dalam arteri di selangkangan. Balon
diletakkan tepat pada bagian arteri yang menyempit.
Balon selanjutnya di pompa sehingga memekarkan daerah yang
sempit sehingga aliran darah ke ginjal dan sekitarnya kembali lancar.
Fungsi ginjal seringkali meningkat jika pembedahan dan proses dilatasi
berhasil. Apabila telah dilakukan balonisasi dan tekanan darah masih
tinggi maka tekanan darah tersebut dapat diturunkan dengan pemberian
obat.
2. Gagal ginjal
Penderita gagal ginjal biasanya juga membutuhkan perawatan
tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi pada penderita ini
14
.
terutama disebabkan oleh kegagalan ginjal dalam mengatur jumlah
garam dan air dalam tubuh.
Apabila penderita menjalankan perwatan dialisis (cuci darah),
biasanya tekanan darahnya sudah dapat dikendalikan. Namun, sebagian
penderita masih tetap harus minum obat untuk menjaga tetap normal.
3. Kelebihan non adrenalin
Penyebab tekanan darah tinggi lainnya adalah gangguan kelenjar
adrenal. Penyebab ini jarang dijumpai. Namun bila ada kasus, termasuk
gangguan yang dapat disembuhkan.
Kelenjar adrenal terdapat tepat diatas tiap-tiap ginjal. Kelenjar
adrenal mempunyai lapisan dalam dan luar yang dapat mengeluarkan
berbagai hormon kedalam aliran darah. Bagian dalam kelenjar disebut
medula yang mengeluarkan adrenalin atau hormon yang dihasilkan
sebagai akibat rasa takut, marah, dan latihan. Adrenalin dapat
meningkatkan denyut jantung. Selain itu, medula juga menghasilkan
hormon non adrenalin yang juga menyebabkan kontraksi otot arteri dan
meningkatan tekanan darah.
Kadang-kadang tumor jinak adrenal (phaeochromocytoma) juga
menyebabakan peningkatan tekanan darah dari akibat kelebihan
noradrenalin dalam darah. Gejala serangan berupa banyak keringat,
palpitasi, dan sakit kepala hebat, tetapi keadaan ini sangat sering terjadi.
Diagnosis ditegakkan dengan tes darah dan air seni yang
sederhana. Selain itu, pembesaran kelenjar adrenal juga dapat terlihat
pada pemeriksaan sidik tubuh (body scan). Hipertensi akibat terlalu
15
.
banyak noradrenalin dapat dikendalikan dengan obat, tetapi untuk
kesembuhannya, diperlukan tindakan bedah (Dalimartha, 2012).
4. Sindroma cushing dan aldosteronisme
Sindrom ini merupakan suatu keadaan yang sangat jarang terjadi.
Keadaan ini sebagai akibat adanya tumor atau pertumbuhan yang
berlebihan dan lapisan luar kelenjar adrenal. Pada keadaan ini, dihasilkan
hormon stres lain yaitu kortisol atau hormon lain yang disebut aldosteron
hormon yang mengakibatkan ginjal menahan garam (sodium) dan
melepaskan kalium.
Terlalu banyak kartisol (hormon stres) dapat memicu suatu kondisi
yang dikenal sebagai sindroma cushing (sama dengan nama ahli beda
Amerika yang menemukannya). Sindroma cushing mengakibatkan
pertambahan berat badan yang amat cepat, tekanan darah tinggi, dan
kadang-kadang memicu diabetes.
Bentuk sindrom yang sering ditemukan merupakan akibat tumor
jinak kelenjar hipofise di dasar otak yang merangsang kelenjar adrenal
untuk menghasilkan kortisol. Pengobatan biasanya dengan pembedahan.
Hasil pengobatannya cukup efektif. Selain sindrom cushing, produksi
aldosteron (hormon yang mengakibatkan ginjal menahan garam dan
melepaskan kalsium) yang berlebihan atau aldosteronisme dapat
menyebabkan hipertensi dengan kadar kalium yang rendah dalam darah.
Kadar kalium yang rendah menimbulkan kelemahan otot dan hilangnya
kemampuan memekatkan air seni. Diagnosis ditegakkan dengan tes darah
16
.
dan kelenjar adrenal yang abnormal diangkat melalui tindakan bedah
(Dalimartha, 2012).
2.2.4 Faktor yang risiko tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Seseorang yang menderita hipertensi akan memiliki penderitaan
yang lebih berat lagi jika semakin banyak faktor risiko yang menyertai.
Hampir 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya dengan pasti.
Para ahli membagi dua kelompok faktor risiko pemicu timbulnya hipertensi,
yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
1. Faktor yang tidak dapat di kontrol
Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain sebagai
berikut :
a. Keturunan
Sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar onozigot
(satu telur) apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran dalam terjadinya
hipertensi.
b. Jenis kelamin
Hipertensi lebuh muda menyerang kaum laki-laki dari pada
perempuan. Hal ini kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki
faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, dan
17
.
makan tidak terkontrol, adapun hipertensi pada perempuan peningkatan
risiko terjadi setelah masa menopause .
c. Umur
Pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia diatas 31
tahun, sedangkan pada wanita terjadi setalah usia 45 tahun karena pola
hidup tidak sehat (Dalimartha, 2012).
2. Faktor yang dapat dikontrol
Beberapa faktor yang dapat di kontrol antara lain sebagai berikut :
a. Kegemukan
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas
dari populasi hipertensi. Telah dibuktikan pula bahwa faktor ini
mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi di kemudian hari.
Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan
hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi
dengan berat badan normal.
b. Konsumsi garam berlebih
Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam yang
berlebihan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah.
Sebaiknya hindari pemakaian garam berlebihan ata makanan
diasinkan. Hal itu berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali
dalam makanan. Namun, sebaiknya penggunaan garam dibatasi
seperlunya saja.
18
.
c. Kurang olahraga
Olahraga isotonik, seperti bersepeda, joging, dan aerobik yang
terartur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada
umumnya cenderung mengalami kegemukan. Olahrag juga dapat
mengurangi atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan garam
kedalam tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh bersama
keringat.
d. Merokok dan mengkonsumsi alkohol
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang
rokok yang dihisap seseorang . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh
darah. Selain itu, nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya
pengapuran pada dinding pembuluh darah. Efek dari konsumsi
alkohol juga merangsang hipertensi karena adanya peningkatan
sintesis katekholamin yang dalam jumlah besar dapat memicu
kenaikan tekanan darah (Dalimartha, 2012).
2.2.5 Patofisiologis hipertensi
Tingkat tekanan darah merupakan suatu sifat kompleks yang di
tentukan oleh interaksi berbagai faktor genetik, lingkungan dan demografi
yang memperngaruhi dua variabe hemodinamik: curah jantung dan TPR
(Total Periferal Resistention). Total curah jantung dipengaruhi oleh
volume darah, sementara volume darah sangat tergantung pada
homeostatis natrium. Retensi perifer total ditentukan tingkat aeteriol dan
19
.
bergantung pada efek pengaruh saraf dan hormon. Tonus vaskular normal
mencerminkan keseimbangan antara pengaruh vasokontriksi humoral
(termasuk angiotensin I I dan ketokolamin) dan vasodilator (termasuk
kinin, prostaglandin, dan oksida nitrat). Retensi pembuluh juga
memperlihatkan autoregulasi, peningkatan aliran darah memicu
vasokontriksi agar tidak terjadi hiperperfusi jaringan. Faktor lokal lain
seperti pH dan hipoksia, serta interaksi saraf, mungkin penting. Ginjal
berperan penting dalam pengendalian tekanan darah, melalui sistem renin-
angiotensin, ginjal mempengaruhi resistensi perifer dan homeostasis
natrium. Angiotensin I I meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatkan resistensi perifer (efek langsung pada sel otot polos
vaskular) dan volume darah (stimulasi sekresi aldosteron, peningkatan
reabsorbsi natrium dalam tubulus ginjal). Ginjal juga menghasilkan
berbagai zat vasodepresor atau anti-hipertensi yang melawan vasopresor
Angiotensin. Bila volume darah berkurang laju filtrasi glomerulus turun
sehingga terjadi peningkatan reabsorbsi natrium ditahan dan volume darah
meningkat akibatnya tekanan darah dapat meningkat secara otomatis
(Elizabeth, 2009).
Pada saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin disebagaian besar
pembuluh darah, yang berkaitan dengan reseptor spesifik di sel-sel otot
polos yang disebut reseptor. Perangsangan reseptor alfa menyebabkan sel
otot polos berkontraksi, sehingga pembuluh mengalami penyempitan, hal
ini akan meningkatkan TPR dan akibatnya tekanan darah meningkat.
Peningkatan ramgsangan simpatis, atau responsivitas dapat berperan
20
.
menyebabkan hipertensi. Hal ini terjadi akibat respons stres yang
berkepanjangan, yang diketahui melibatkan pengaktifan sistem simpatis
(Elizabeth, 2009).
2.2.6 Penatalaksanaan hipertensi
Menurut Susyanti (2012), pengobatan hipertensi dibagi menjadi
dua antara lain :
1. Nonfarmakologi
a. Kurangi konsumsi garam
Anda dapat mengurangi konsumsi garam dengan tidak
menambahkan garam ke dalam makanan yang dihidangkan di meja
atau yang sedang dimasak. Cobalah untuk makan lebih banyak
makanan segar seperti daging, buah-buahan, dan sayuran segar.
Makan makanan yang diproses jikan diperlukan, semua bumbu dapur
bebas dari garam.
b. Makan sedikit garam
Menyesuaikan diri dengan pola makan rendah garam bisa
terasa agak menyulitkan pada awalnya. Tetapi anda akan merasakan
bahwa jika dapat menjaga terus konsumsi garam tetap rendah, maka
setelah sekitar sebulan anda akan lebih menyukai makanan yang
mengandung sedikit garam.
c. Pengendalian berat badan
Selain mengurangi penggunaan garam dalam makanan, anda
juga memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencapai target
21
.
berat badan jika lebih banyak berolahraga dan mengurangi minum
alkohol.
d. Pengendalian minum alkohol
Terdapat bukti yang kuat bahwa mengurangi minum alkohol
dapat menurunkan tekanan darah. Minum lebih dari empat kali
perhari tampaknya berkaitan dengan meningkatnya risiko hipertensi
dan stroke, juga berdampak merusak pada organ hati, sistem saraf
dan kualitas hidup.
e. Melakukan olahraga
Berbagai bentuk olahraga baik apabila tidak membuat anda
kelelahan, tetapi anda perlu melakukan usaha yang cukup untuk
sedikit meningkatkan denyut nadi anda dan membuat anda sedikit
berkeringat.
2. Farmakologi
a. Thiazide diuretik
Obat-obatan golongan ini bekerja dengan membuka
pembuluh darah yang dapat menurunkan tekanan darah. Bekerja
membuat ginjal membuang garam dan air dalam bentuk urine,
sehingga sedikit menurunkan volume sirkulasi darah dan
mengalihkan sebagian tekanan ke luar sistem.
b. Beta-blocker
Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat kerja non
adrenalin, yang bersama dengan zat kimiawi lainnya yang disebut
adrenalin, mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi yang
22
.
gawat yang disebut respon. Zat ini juga mempercepat kerja jantung
agar memompa darah dengan lebih kuat, sehingga meningkatkan
tekanan darah.
c. Penghambat saluran kalsium
Penghambat saluran kalsium (juga dikenal sebagai
antagonis kalsium) bekerja dengan menghambat kerja kalsium dalam
otot halus pada dinding arteriol. Hal ini berdasarkan pemikiran
bahwa penyempitan otot halus, yang sebagian disebabkan oleh
kalsium, mempersempit pembuluh darah yang kemudian
menyebabkan terjadinya hipertensi. Dengan menghambat kerja
kalsium dapat membuka pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah.
d. Penghambat ACE
Penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
bekerja dengan mencegah aktivitas hormon angiotensin I I dari dua
perintisnya, yakni renin dan angiostensin I. Karena angiotensin I I
mempersempit pembuluh darah, penghambat ACE secara efektif
membukanya kembali sehingga menurunkan tekanan darah.
e. Alpha-blocker
Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat kerja
adrenalin pada otot-otot yang menyusun dinding-dinding pembuluh
darah. Adrenalin menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
meningkatkan tekanan darah. Dengan menghambat reseptor ini dapat
membuat rileks dan menurunkan tekanan darah. Sebagai akibatnya,
23
.
alpha-blocker dapat juga menyebabkan rasa pusing, khususnya
ketika berdiri tiba-tiba.
f. Antagonis reseptor angiostensin
Obat-obatan ini bekerja dengan cara yang hampir sama
seperti penghambat ACE, tetapi lebih ringan dengan menghambat
reseptor angiostensin II dari pada menghambat aktivasi angiostensin
II. Untuk alasan ini, obat-obatan ini memiliki pengaruh yang lebih
spesifik terhadap tekanan darah dan tidak menyebabkan efek
samping yang mengganggu seperti batuk (Susyanti, 2012).
2.2.7 Pencegahan hipertensi
Setiap datangnya penyakit, pastilah pengobatan harus menjadi
perhatian utama. Tetapi alangkah lebih baik, kalau kita perlu melakukan
proses pencegahan, agar penyakit yang kita jauhi memang tidak
menghinggap dalam kesehatan kita. Bagaimanapun, pencegahan lebih baik
dari pada mengobati. Langkah preventif akan menjadi pelajaran berharga
bagi keluarga untuk mengharmoniskan hubungan keluargaan, sehingga
bisa terhindar dari berbagai macam penyakit.
Dalam rangka pencegahan atas hipertensi, segala kegiatan hidup
haruslah dalam proses pengawasan. Khususnya kegiatan sehari-hari
keluarga, sehingga tidak sampai harus melakukan berbagai hal yang terlalu
serius. Karena pola kehidupan sehari-hari jika mendapatkan perhatian
serius dan keluarga, maka upaya preventif dalam pencegahan hipertensi
bisa dilakukan dengan baik. Ada beberapa hal berikut ini menurut
24
.
Muhammadun (2010) yang bisa kita perhatikan dalam rangka mencegah
hipertensi.
1. Pencegahan hipertensi dengan olahraga yang cukup
Olahraga yang dianjurkan bagi orang yang risiko tingi terkena
hipertensi adalah :
1) Aerobik, meliputi jalan santai, jogging, lari, bersepeda, renang secara
teratur.
2) Olahraga rileks seperti yoga dan meditasi
Selain dapat memperlancar peredaran darah, olahraga dapat pula
membakar lemak sehingga tidak kelebihan berat badan. Latihan olahrga
yang dianjurkan meliputi tahap-tahap : pemanasan, peregangan, latihan
inti, pendinginan, peregangan. Olahrga yang baik yaitu dapat membakar
energi 10 smapai 20 kalori/kg bear badan. Denyut nadi optimal setelah
latihan berkisar 65 smapai 80%. Sebelum olahraga, rencanakan secara
seksama : macam latihan yang lain akan dikerjakan, frekuensi latihan,
intensitas latihan dan lama latihan.
2. Pencegahan hipertensi dengan tidak merokok
Cara untuk menghindari pengaruh rokok yaitu :
a. Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok, atau tutuplah
hidung jika terpaksa melintas di daerah dengan asap rokok.
b. Jika anda seorang perokok, kurangilah jimlah batang rokok, lama
menghisap, kekuatan menghisap dan banyak hisapan.
c. Jika anda pernah merokok, berhentilah merokok sama sekali dengan
niat yang penuh. Menghentikan merokok secara total mungkin sulit
25
.
dilakukan, tetapi peluang untuk kembali merokok lebih kecil jika
dibanding dengan cara mengurangi perlahan-lahan. Suksesnya
seseorang untuk berhenti merokok tergantung pada niat dari dalam diri
perokok itu sendiri (Muhammadun, 2010).
3. Pencegahan hipertensi dengan istirahat yang cukup
Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja
sehingga mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Istirahat dengan
posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.
Berusahalah untuk beristirahat setelah beberapa saat melakukan kesibukan
rutinitas.
4. Pencegahan hipertensi dengan cara medis
Pengobatan bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara
medis melalui dokter dan tenaga para medis lainnya, serta cara tradisional
dengan memanfaatkan ramuan dan terapi yang ada secara turun temurun
dalam masyarakat.
Bagi orang yang memiliki resiko tinggi karena terkena hipertensi,
lakukanlah pemeriksaan diri ke dokter secara berkala. Mencegah lebih
baik dan mudah dari pada mengobati. Pengobatan hipertensi harus
menurut petunjuk doker. Jangan meminum obat tanpa petunjuk dari
dokter, karena dapat menimbulkan kekebalan terhadap obat tertentu dan
kerusakan ginjal.
Obat yang dapat digunakan pada penderita hipertensi di antaranya
menggunakan obat untuk memperlebar pembuluh darah (vasodilator), obat
yang mengubah kecepatan kontraksi otot jantung, obat untuk menurunkan
26
.
tekanan darah (antihipertensi), obat pelancar air seni (diuretic) agar bisa
metabolisme yang ada dalam darah keluar bersama urine, sehingga darah
tidak terlalu kental (Muhammadun, 2010).
5. Pencegahan hipertensi dengan cara tradisional
Banyak ramuan tradisisonal yang dipercaya dapat menurunkan
tekanan darah. Contoh bahan yang berkhasiat menurunkan tekanan darah :
cincau hijau, daun dan buah alpukat, mengkudu masak (pace), mentimun,
daun seledri, daun selada air, bawang putih, dan buah belimbing bintang,
buah belimbing wuluh, akar pepaya, rambut jagung serta adas pulowaras.
Jika tekanan darah sudah kembali normal, dapat dihentikan pemakaiannya.
Pemakaian berlebihan dapat menurunkan tekanan darah dibawah normal.
Cara nonfarmakologi yang dapat menurunkan tekanan darah pijatan,
akupuntur pada tempat tertentu dan aromaterapi.
6. Pencegahan hipertensi dengan mengatur pola makan
Perbanyaklah minum air putih. Cara makan yang baik adalah
sedikit-sedikit tetapi sering, bukan makan banyak tetapi jarang.
Kandungan zat dalam menu makan juga harus diperhatikan, meliputi :
a. Kurangi minum minuman yang mengandung soda, minuman kaleng
dan botol. Minuman bersoda dan mengandung bahan pengawet
banyak mengandung sodium (Natrium).
b. Kurangi makan daging, ikan, kerang kepiting dan susu, camilan atau
snack yang asin dan gurih.
27
.
c. Hindari makan makanan ikan asin, telur asin,otak, vetsin,
(monosodium glutamate atau MSG), soda kue, jeroan, sarden, udang
dan cumi-cumi.
d. Hindari makanan yang dianjurkan seperti sayuran segar, buah segar,
tempe, tahu, kacang-kacangan, ayam dan telur.
e. Diet rendah kolesterol. Makanan yang dimakan sebaiknya
mengandung lemak baik (meningktkan HDL) dan sedikit mengandung
lemak jahat seperti kolesterol (menurunkan LDL) (Muhammadun,
2010)
7. Pencegahan hipertensi dengan cara pemberian aromaterapi lavender
Aromaterapi lavender berasal dari sari minyak pada pucuk bunga
lavender yang bersifat menenangkan dan memberikan kesegaran
(Purwanto, 2013). Beberapa kandungan dalam aromaterapi lavender
seperti monoterpene hidrokarbon, camphene, limonene, nerol dan
sebagian besar mengandung linalool dan linalool asetat yang mempunyai
kandungan aktif utama untuk relaksasi (Nuraini, 2014).
Aromaterapi lavender juga dapat bekerja dengan merangsang sel
saraf penciuman dan mempengaruhi sistem kerja limbik dengan
meningkatkan persaan positif dan rileks (Setiono & Hidayati, 2005).
Aromaterapi lavender bermanfaat bagi seseorang adalah dapat
menurunkan kecemasan, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung,
mengatasi gangguan tidur (insomnia), dan stres (Setiono & Hidayati,
2005).
28
.
2.3 Aromaterapi
2.3.1 Pengertian
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi,
dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai : “ suatu cara
perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan
minyak esensial (Jaelani, 2009).
Aromaterapi adalah salah satu bagian dari pengobatan alternatif
yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap dikenal
sebagai minyak esensial dan senyawa aromatik lainnya yang dapat
mempengaruhi jiwa, emosi dan kesehatan seseorang (Nurgiwiati, 2015).
Aromaterapi merupakan metode penyembuhan dengan
menggunakan minyak esensial yang sangat pekat yang sering kali sangat
wangi dan diambil dari sari-sari tanaman. Unsur-unsur pokok minyak
memberikan aroma atau bau sangat khas yang diperoleh dari suatu tanaman
tertentu. Setiap bagian tanaman batang, daun, bunga, buah, biji, akar atau
kulit kayu bisa menghasilkan minyak esensial atau saripati tetapi sering kali
hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Bagian-bagian yang berbeda dari
tanaman yang sama mungkin menghasilkan minyak dalam bentuk tersendiri
(Geddes & Grosset, 2005).
Aromaterapi berpengaruh langsung terhadap otak manusia, seperti
hanya narkotika. Hidung memiliki kemampuan untuk membedakan lebih
dari 100.000 aroma yang berbeda yang mempengaruhi bagian otak yang
berkaitan dengan emosi, mood dan ingatan. Misalnya, dengan cara
29
.
menghirup aroma lavender maka akan meningkatkan gelombang-
gelombang alfa dalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk
mencipatakan keadaan yang rileks (Jaelani, 2009).
2.3.2 Manfaat aromaterapi
Aromaterapi sangat efektif untuk mempengaruhi emosi seseorang dan
meredakan gejala penyakit. Penggunaan minyak esensial diyakini oleh para
ahli terapi dapat mencegah berkembangnya beberapa penyakit. Berbagai
kondisi yang dapat diredakan dengan aromaterapi antara lain gigitan dan
sengatan serangga, sakit kepala, tekanan darah tinggi, sakit demam,
peredaran darah tidak lancar dapat disembuhkan dengan aromaterapi
(Geddes & Grosset, 2005).
2.3.3 Cara menggunakan minyak esensial
Cara menggunakan minyak esensial menurut Jaelani (2009) :
1. Hirup atau Inhalasi
Aromaterapi merupakan alat bantu yang berkhasiat untuk
menyalurkan zat-zat yang dihasilkan oleh minyak esensial secara
langsung. Zat-zat yang menghasilkan dapat berupa tetes uap yang halus,
serta uap yang terhirup melalui hidung dan akan tertelan lewat mulut.
Caranya adalah teteskan 3 tetes minyak aromaterapi lavender, tuangkan
air sebanyak 5 cc, nyalakan lilin dibawah anglo dengan suhu 60o sampai
tercium baunya selama 10 menit.
2. Kompres
Kompres merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kondisi
fisik dengan cara memanipulasi suhu tubuh atau dengan menghilangkan
30
.
efek rasa sakit. Cara pemberiannya berikan 3-6 tetes minyak esensial pada
setengah liter air kemudian masukkan handuk kecil pada air lalu diperas,
setelah itu letakkan handuk pada daerah yang diinginkan. Bisa juga
dengan mengompres tambahkan 2 tetes minyak esensial di mangkuk air
hangat dan masukkan handuk kecil pada air kemudian di peras setalah itu
letakkan pada wajah selama beberapa menit. Ulangi selama 3 kali.
3). Steaming
Steaming adalah salah satu cara alami untuk mendapatkan uap
aromatis melalui penguapan air panas. Cara pemberian aromaterapi
berikan 3-5 tetes minyak esensial dalam 250 ml air panas kemudian tutup
kepala dan mangkok handuk, sambil muka ditundukkan selama 10-15
menit hingga uap panas mengenai muka.
2.3.4 Jenis-jenis dan manfaat aromaterapi (Nurgiwiati, 2015)
1. Jasmine : Sebagai pembangkit gairah cinta, baik untuk kesuburan
wanita, anti depresi, sakit saat menstruasi dan pegal linu.
2. Lemon : Sebagai pembersih dan tonik, penurun panas, meningkatkan
sistem imun pada kondisi tubuh yang demam, menurunkan kemarahan.
3. Kenanga: Untuk menurunkan kemarahan, cemas, mengurangi depresi,
insomnia, gejala stres, anti jamur, pada kulit tonik rambut.
4. Tea tree : Untuk sariawan karena jamur, melindungi kulit dari bakar
selama terapi kanker, saluran reproduksi.
5. Lavender : Dapat menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah
tinggi, dan mengatasi gangguan tidur, stress (Setiono & Hidayati).
31
.
2.3.5 Kandungan minyak Lavender
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas
beberapa kandungan seperti monoterpene hidrokarbon, camphene,
limonene, geraiol, lavandulol, dan nerol. Minyak lavender sebagian besar
mengandung linalool dan linalool asetat dengan jumlah sekitar 30-60% dari
total berat minyak, dimana kandungan utama dari bunga lavender adalah
linalool untuk relaksasi (Nuraini, 2014).
2.4 Hasil penelitian terdahulu
1. Yuli Widyastuti dan Anik Enikamawati 2014
Judul Touch Therapy Pada Kaki Dengan Essensial Oil Lavender
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada Usia 50-75
Tahun. Tujuaan penelitian ini untuk mengenai pengaruh Touch Therapy
dengan esensial oil lavender terhadap penurunan tekanan darah penderita
hipertensi primer 50-75 tahun. Simple yang diambil dengan purposive
sampling, dengan responden yang berjumlah 40 yang dibagi menjadi 20
kelompok eksperimen sedangkan yang 20 responden menjadi kelompok
kontrol. Dari hasil analisa dengan data uji wilcoxon test tekanan darah
sistolik pre dan post yang bernilai significancy 0,008 (p<0,05), dari hasil uji
tekanan diastolik pre dan post yang bernilai 0,025 (p<0,05). Dapat diketahui
ada perbedan penurunan tekanan darah yang significancy antara sebelum dan
sesudah diberikan Touch Therapy dengn esensial oil lavender .
2. Umi Soraya, Yuyun Tarwidha, Berthy Sri Adningsih 2014
Judul Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
32
.
mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia. Sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan
jumlah responden 36 orang yang terdiri 18 orang kelompok intervensi
sedangkan 18 orang lainnya kelompok terkontrol. Penelitian menggunakan uji
alternatif Wilcoxon. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang
sebelum diberikan aromaterapi lavender yaitu 154,44 mmHg dan 95 mmHg,
sedangkan dari rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang sebelimnya
tidak diberikan aromaterapi lavender yaitu 155,56 mmHg dan 96,11 mmHg,
dari hasil rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang setelah tanpa
diberikan aromaterapi lavender yaitu 153,89 mmHg dan 96,11 mmHg.
3. Mareta Ovy Yulia, Anita Istiningtyas, Ratih Dwi Lestari 2016
Hasil penelitian Mareta, Anita, Ratih 2016 dengan judul Pengaruh
Kombinasi Teknik Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender Tehadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi primer. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien hipertensi primer di RSUD dr. Soediran Mangun Suwarso
Wonogiri dengan jumlah sampel 23 responden dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Analisis ini menggunakan Uji Wilcoxon dan Paired t-test.
Dari hasil analisa data yang menunjukkan adanya penurunan yang bermakna
antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan pasien yang menderita
hipertensi primer sebanyak 100% dengan P Value 0,000 (p<0,05).
33
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
fgajahh
f
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Garis pengaruh
3.1 Gambaran Kerangka Konseptual Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan
darah :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Olahraga
4. Stress
5. Obesitas
6. Ras
7. Variasi diural
Penatalaksanaan
Pengobatan farmakologi :
1. Deuretik
2. Beta-blocker
3. Alpha-blocker
Non farmakologi :
1. Relaksasi
(aromaterapi
lavender)
Normal Ringan Sedang Berat
Penderita hipertensi
Faktor risiko hipertensi :
1. Faktor yang tidak
dapat terkontrol :
a. Keturunan
b. Jenis kelamin
c. Umur
2. Faktor yang dapat
di kontrol :
a. Kegemukan
b. Konsumsi
garam
berlebih
c. Kurang
olahraga
Tekanan darah:
1. Sistolik
2. Diastolik
34
.
3.2 Penjelasan kerangka konsep
Seseorang yang menderita hipertensi dibagi menjadi dua kelompok faktor
risiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol :
keturunan, jenis kelamin, umur dan faktor yang dapat dikontrol meliputi :
kegemukan, konsumsi garam berlebih, kurang olahrga (Dalimartha, 2012).
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh
darah. Sedangkan tekanan darah terdiri dari sistolik dan diastolik. Tekanan darah
sistolik merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat ventrikel kiri jantung
berkontraksi (sistolik) sedangkan tekanan darah diastolik merupakan tekanan
darah yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (diastolik) (Ronny, 2009). Faktor
yang mempengaruhi tekanan darah meliputi usia, jenis kelamin, olahraga, stres,
obesitas, ras, dan variasi diural (Kozier dan Erb, 2010). Penanganan tekanan darah
pada penderita hipertensi dilakukan 2 teknik antara lain dengan farmakologi yaitu
deuretik, beta-blocker, alpha-blocker (Susyanti, 2012), non farmakologi dengan
cara relaksasi aromaterapi lavender (Jaelani, 2009). Kemudian setelah dilakukan
non farmakologi tekanan darah akan mengalami normal, ringan, sedang dan berat
3.3 Hipotesis
H1: Ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi.
35
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertannyaan penelitian (Setiadi, 2013). Dalam desain penelitian terdapat hal-
hal yang harus dijelaskan diantaranya : rancangan penelitian, waktu
penelitian dan tempat penelitian, populasi, sampel dan sampling, kerangka
kerja, identifikasi variabel, definisi operasional, instrumen, pengumpulan
data, analisa data dan etika penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu pre experimental design
dengan metode : one group pre test and post test design. Rancangan ini juga
tidak ada kelompok pembanding (kontrol) tetapi paling tidak sudah
dilakukan observasi pertama (pre test) yang memungkinkan peneliti dapat
menguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (Setiadi, 2013).
01 X 02
Gambar 4.1 Rancangan penelitian one group pre test and post test design.
Keterangan :
01 : Pemberian pretest sebelum pemberian aromaterapi lavender
02 : Pemberian posttest sesudah pemberian aromaterapi lavender
X : perlakuan berupa pemberian aromaterapi lavender.
Aromaterapi
lavender
Post test Pre test
.
36
4.2 Waktu dan tempat penelitian
4.2.1 Waktu penelitian
Dilaksanakan mulai tanggal Februari – Mei 2017
4.2.2 Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Dusun Parimono
4.3 Populasi, Sampel, Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subyek atau obyek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Populasi menunjukkan pada sekelompok
subyek yang menjadi objek penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam
bentuk manusia maupun bukan manusia (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dusun parimono
sejumlah 35 responden.
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang digunakan penelitian (Sujarweni, 2014). Dalam
menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus (Nursalam,
2008) dengan kesalahan 5% atau 0,05 yaitu sebagai berikut :
Rumus besar sampel :
Keterangan :
n = Jumlah elemen / anggota sampel
N = Jumlah elemen / anggota populasi
d = Error level / tingkat kesalahan, 5% atau 0,05
n =
.
37
n =
n =
n =
n =
n =
n = 32,18 = 32
Jadi sampel peneliti penderita hipertensi sejumlah 32 orang. Dalam
penelitian keperawatan, penentuan dapat dan tidaknya sampel diperlukan
kriteria sampel yang meliputi kriteria inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).
Penelitian menggunakan beberapa kriteria inklusi dan eksklusi pada
populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini:
Kriteria Inklusi:
1. Warga dusun parimono yang menderita hipertensi
2. Warga dusun parimono yang berumur 45-50 tahun
3. Warga dusun parimono yang kooperatif
Kriteria Eksklusi:
1. Tidak mempunyai penyakit kronis
2. Penderita yang tidak bersedia menjadi responden
4.3.3 Teknik sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
didapatkan mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang
benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Sastroasmoro &
Ismail,1995 & Nursalam, 2008)
.
38
Peneliti mengambil sampling menggunakan teknik Non Probability
Sampling dengan jenis Purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti itu
sendiri ( Notoatmodjo, 2012).
4.4 Kerangka kerja
Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh pemberian aromaterapi lavender
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di dusun
Parimono.
Populasi
Seluruh penderita hipertensi di dusun parimono dengan jumlah 35 penderita hipertensi
Sampel
Sebagian penderita hipertensi di dusun parimono yang berjumlah 32 penderita
hipertensi
Sampling
Purposive sampling
Desian Penelitian
One group pre test-post test design
Pengumpulan data
Observasi
Pengelolahan data
Editing, coding, scoring, cleaning
Analisa data
Uji wilcoxon
Penyusunan Proposal
Kesimpulan
.
39
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel juga
dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai
(Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini akan dibedakan dua variabel, yaitu variabel
independent dan variabel dependent:
4.5.1 Variabel independent (Variabel Bebas)
Variabel independent atau varibel bebas adalah yang menyebabkan
perubahan timbulnya variabel dependent. Variabel ini bebas mempengarui
variabel lain oleh karena itu variabel ini juga dikenal dengan variabel
predictor, resiko, atau kausa (Notoatmodjo, 2012). Variabel independent
pada penelitian ini adalah Aromaterapi Lavender.
4.5.2 Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel dependent atau variabel tergantung merupakan variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tergantung sering juga
disebut sebagai variabel akibat, variabel output, variabel efek, dan variabel
tergantung (Setiadi, 2013). Variabel dependent pada penelitan ini adalah
Tekanan Darah.
.
40
4.6 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel Menggunakan Minyak SOP - -
independent : aromaterapi lavender lavender
Aromaterapi teteskan
Minyak sebanyak 3
Lavender tetes
kemudian
berisi air 5 cc
nyalakan lilin
dibawah
anglo dengan
suhu 60o
dihirup
selama 10
menit
dilakukan
selama 7 hari.
Variabel Nilai yang di Tekanan Spig Ordinal - Normal :
dependent : dapatkan dari darah manomete jika
Tekanan hasil pengukuaran sistolik r sistolik
Darah pada terhadap dan Lembar 100-130
Penderita kekuatan diastolik Observasi mmHg
Hipertensi tekanana darah dan
melewati diastolik
dinding 70-80
arteri, mmHg
meliputi - Ringan
tekanan jika
sistolik dan sistolik
tekanan 140-159
diastolik mmHg
diastolik
90-99
mmHg
- Sedang :
Jika
Sistolik
160-179
mmHg,
diastolik
100-109
mmHg
- Berat :
Sistolik >180
mmHg
Diastolik
>110 mmHg
(WHO, 2007)
.
41
4.7 Pengumpulan dan analisa data
4.7.1 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih muda dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
lembar obsevasi adalah daftar pengecek berisi nama inisial, beberapa gejala
atau identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Instrumen yang digunakan
untuk pemberian aromaterapi lavender menggunakan minyak aromaterapi
lavender, anglo, korek api, lilin, air dan tekanan darah menggunakan
Lembar observasi dan Stetoskop Spigmomannometer.
4.7.2 Prosedur penelitian
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
1. Pengajuan Judul.
2. Setelah judul disetujui oleh pembimbing, peneliti meminta surat studi
pendahuluan pada bagian administrasi akademis kemahasiswaan kampus
STIKES ICME JOMBANG.
3. Mengurus surat ijin penelitian ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
4. Mengurus surat ijin penelitian ke Kepala Puskesmas Jelakombo
Kabupaten Jombang
5. Mengurus surat ijin penelitian ke Kepala Desa Plandi Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang
.
42
6. Mengadakan pendekatan dan memberikan penjelasan kepada calon
responden dan responden dipersilahkan untuk mengisi surat persetujuan
7. Responden diberikan penjelasan tentang tujuan dari penelitian
8. Memberikan aromaterapi lavender kepada responden diberikan 1 hari
sekali selama 7 hari dengan berturut-turut kemudian berikan 3 tetes
aromaterapi lavender dengan cara inhalasi selama 10 menit (Rezita &
Lubis, 2015) dengan menggunakan minyak esensial lavender, anglo,
lilin, korek api, dan air.
9. Mengukur tekanan darah dengan menggunakan lembar observasi.
10. Melakukan pengelolahan data dan analisa data sesuai data penelitian
sesuai data penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel serta dilanjutkan
kesimpulan hasil penelitian.
4.7.3 Pengelolahan Data
Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu data harus diolah
dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengelolaan
data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh (Notoatmodjo,2012),
diantaranya:
1. Editing
Editing adalah kegiatan memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh pengumpul data terkait kelengkapan jawaban,
keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban bila jawaban kurang relevan
maka editor harus menolaknya.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
.
43
yang menjadi data angka atau bilangan. coding atau pemberian kode ini
sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).
Tanda-tanda ini dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih
menguntungkan peneliti, jadi tanda-tanda ini bisa dibuat oleh peneliti
sendiri.
Setelah dikriteriakan selanjutnya coding:
1). Data umum
a. Jenis Kelamin
a) Laki-laki Kode : 1
b) Perempuan Kode : 2
b. Umur
a) 41-50 Tahun Kode 1
b) 51-60 Tahun Kode 2
c. Pekerjaan
a) Tidak bekerja Kode 1
b ) Petani Kode 2
c) Swasta Kode 3
d) Wiraswasta Kode 4
e) PNS Kode 5
d. Pendidikan
a) Tidak tamat SD Kode 1
b) SD Kode 2
c) SMP Kode 3
d) SMA Kode 4
.
44
e) Sarjana Kode 5
3. Scoring
Scoring adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini
menggunakan skala ordinal (Nasir, 2005). Dalam penelitian ini
pemberian skor sebagai berikut :
1. Normal : Jika sistolik 100-130 mmHg dan diastolik 70-80 mmHg
2. Ringan : Jika sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg
3. Sedang : Jika sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109 mmHg
4. Berat : Jika sistolik 180 mmHg dan diastolik 100 mmHg
4. Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Adapun pengelolahan data
tersebut diinterprestasikan menggunakan skala kumulatif :
100% : Seluruhnya
76-99% : Hampir seluruhnya
51-75% : Sebagian besar dari responden
50% : Setengah responden
26-49% : Hampir dari setengah
1-25% : Sebagian kecil dari responden
0% : Tidak ada satupun responden
4.7.4 Analisa data
1. Analisis Univariate Analisis univariate dalam penelitian dalam
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi dan
presentase dari variabel sesudah diberikan aromaterapi lavender.
.
45
Masing-masing variabel dianalisa secara deskriptif dengan
menggunakan distribusi frekuensi analisa univariat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2007).
Keterangan :
P = Presentase kategori
F = Frekuensi kategori
N = Jumlah responden
Hasil presentasi setiap kategori tersebut dideskripsikan dengan
menggunakan kategori sebagai berikut (Arikunto, 2007).
0% : Tidak seorang pun
1-25% : Sebagian kecil
26-49% : Hampir setengahnya
50% : Setengahnya
51-74% : Sebagian Besar
75-99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya.
2. Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).
Dilakukan melalui uji hipotesis dan pengelolahan data
dilakukan dengan menggunakan program software. Data yang
terkumpul selanjutnya diolah, yang meliputi identifikasi masalah
penelitian.
.
46
Untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel apakah
signifikan atau tidak dengan kemaknaan 0,05 dengan menggunakan
uji Wilcoxon dengan software SPSS versi 21.0, dengan menggunakan
syarat data berdistribusi normal. Nilai dari signifikasi dari uji statistik
Wilcoxon, dimana (p< 0,05) maka ada pengaruh pemberian
aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
di Desa Plandi, Dusun Parimono, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang, sedangkan (p>0,05) tidak ada pengaruh pemberian
aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
di Desa Plandi, Dusun Parimono, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang.
4.8 Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku utuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
diteliti (Subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak
hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Masalah etika (Hidayat, 2010) yang harus diperhatikan antara lain:
1. Informed Consert
Informed Consert merupakan bentuk persetujuan antara penelitian
dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Lembar
persetujuan akan diberikan kepada penderita hipertensi untuk bersedia
menjadi responden. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
yang dilakukan. Jika Bapak/ Ibu bersedia diteliti dan menjadi responden,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
.
47
Akan tetapi, jika penderita hipertensi tersebut tidak bersedia diteliti dan
menolak menjadi responden, maka peneliti akan menghormati keputusan
yang diambil Bapak/ Ibu dengan tidak memaksanya.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset. Keharasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh
peneliti. Hanya data tertentu saja (yang dibutuhkan) akan mencatumkan
sebagai hasil penelitian).
48
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh
pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
yang dilaksanakan di Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
dimulai tanggal 17 April sampai dengan 23 April dengan 32 responden pada
penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan alat berupa lembar observasi
tekanan darah sebelum dan tekanan darah sesudah diberikan aromaterapi lavender
pada penderita hipertensi. Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bagian yaitu
data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik umur, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan. Sedangkan data khusus terdiri dari pemeriksaan tekanan
darah sebelum dan tekanan darah sesudah pemberian aromaterapi lavender pada
penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RT. 13 dan RT. 14 pada Desa Plandi Dusun
Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Batas wilayah Dusun
Parimono yaitu sebelah barat kelurahan Jombatan dan Kaliwungu, sebelah timur
desa ngudirejo, sebelah utara desa Jelakombo, sebelahan selatan Desa Balong
Besuk.
.
49
5.1.2 Data Umum
Data umum responden dalam penelitian ini meliputi, pendidikan, jenis
kelamin dan pekerjaan. Hasil ulasan deskripsi data umum berupa tabel adalah
sebagai berikut :
1. Karakteristik responden berdasarakan umur
Karakteristik umur akan menjelaskan tentang umur responden. Hasil
ulasan karakteristik responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di Desa Plandi
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada tanggal 17 April – 23
April
No Umur Frekuensi Persentase %
1.
2.
41-50 Tahun
51-60 Tahun
14
18
43,8
56,3
Jumlah 32 100 %
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan sebagian besar dari responden
berumur 51-60 tahun sebanyak 18 responden (56,3%).
2. Karakteristik responden berdasarakan tingkat pendidikan
Karakteristik tingkat pendidikan akan menjelaskan tentang tingkat
pendidikan responden. Hasil ulasan karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan responden
di Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada tanggal 17
April – 23 April
No Pendidikan Frekuensi Persentase %
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak Tamat SD
SD
SMP
SMA
Sarjana
2
5
10
11
4
6,3
15,6
31,3
34,4
12,5
Jumlah 32 100 %
Sumber : data primer, 2017
.
50
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
responden pendidikan SMA sebanyak 11 responden (34,4%).
3. Karakteristik responden berdasarakan jenis kelamin
Karakteristik jenis kelamin akan menjelaskan tentang jenis kelamin
responden. Hasil ulasan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di
Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada tanggal 17
April – 23 April
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase %
1.
2.
Laki-laki
Perempuan 5
27
15,6
84,4
Jumlah 32 100 %
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 responden (84,4%).
4. Karakteristik responden berdasarakan pekerjaan
Karakteristik pekerjaan akan menjelaskan tentang pekerjaan responden.
Hasil ulasan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai
berikut Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden di
Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada tanggal 17 April –
23 April
No Pekerjaan Frekuensi Persentase %
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak Bekerja
Petani
Swasta
Wiraswasta
PNS
10
5
6
7
4
31,3
15,6
18,8
21,9
12,5
Jumlah 32 100 %
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
tidak bekerja sebanyak 10 responden (31,3%).
.
51
5.1.3 Data Khusus
Data khusus responden dalam penelitian ini meliputi frekuensi tekanan darah
sebelum diberikan aromaterapi, frekuensi tekanan darah sesudah diberikan
aromaterapi serta tabulasi silang pengaruh pemberian aromaterapi lavender
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Hasil ulasan deskripsi data khusus
berupa tabel adalah sebagai berikut :
1. Tekanan darah sebelum diberikan aromaterapi lavender di Desa Plandi
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
Tabel 5.5 Data khusus tekanan darah sebelum di berikan Aromaterapi
Levender di Dusun Parimono pada tanggal 17 April – 23 April
No Tekanan Darah Frekuensi Persentase %
1.
2.
3.
4.
Normal
Ringan
Sedang
Berat
0
3
20
9
0
9,4
62,5
28,1
Jumlah 32 100 %
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
pada tekanan darah hasil sebanyak 20 responden (62,4%).
2. Tekanan darah sesudah diberikan aromaterapi lavender di Desa Plandi
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
Tabel 5.6 Data khusus tekanan darah sesudah di berikan Aromaterapi
Levender di Dusun Parimono pada tanggal 17 April – 23 April
No Tekanan Darah Frekuensi Persentase%
1.
2.
3.
4.
Normal
Ringan
Sedang
Berat
9
23
0
0
28,1
71,9
0
0
Jumlah 32 100 %
Sumber : data primer, 2017
.
52
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden pada tekanan darah sebanyak 23 responden (71,9%).
3. Tabulasi silang pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Plandi Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang
Tabel 5.7 Data khusus pengaruh pemberian aromaterapi lavender
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Plandi
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada tanggal 17 April – 23
April
No Tekanan
Darah
Sebelum Sesudah
∑ % ∑ %
1 Normal 0 0 9 28,1
2 Ringan 3 9,4 23 71,9
3 Sedang 20 62,5 0 0
4 Berat 9 28,1 0 0
Total 32 100 32 100
Hasil uji statistik Wilcoxon signed rank test diperoleh p = 0.000
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa diketahui adanya
perubahan jumlah penurunan tekanan darah pada responden sebelum
diberikan aromaterapi lavender sebagian besar respoden frekuensi tekanan
darah sedang sebanyak 20 orang (62,5%) sedangkan jumlah responden
sesudah diberikan aromaterapi lavender sebagian besar frekuensi tekanan
darah ringan sebanyak 23 orang (71,9%). Hasil uji tersebut dipekuat oleh
hasil perbedaan melalui nilai uji statistik Wilcoxon signed rank test
diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas 0,000. Nilai p value
penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti aromaterapi
lavender memiliki pengaruh terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi.
.
53
Berdasakan nilai frekuensi tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan
aromaterapi lavender diketahui bahwa sebelum diberikan aromaterapi
lavender sebagian besar frekuensi tekanan darah responden sedang,
sedangakan sesudah diberikan aromaterapi lavender sebagian besar
frekuensi tekanan darah responden ringan sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tekanan darah sebelum pemberian aromaterapi lavender pada penderita
hipertensi pada penderita hipertensi
Dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden
berumur 51-60 tahun sebanyak 18 responden. Menurut peneliti bahwa
hipertensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia 50 tahun keatas
banyak yang mengalami tekanan darah tinggi, jadi orang yang lebih tua
cenderung mempunyai tekanan darah tinggi dari orang berusia lebih muda.
Hal ini sejalan dengan teori Kozier dan Erb (2010) yang menyatakan bahwa
tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga
dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel
terhadap tekanan darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik
dan diastolik. Hasil penelitian dari Widyastuti, et.al (2014) dengan judul
Touch Therapy Pada Kaki Dengan Essensial Oil Lavender Dalam
Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada Usia 50-75 Tahun
.
54
didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang menderita hipertensi
berusia 50-55 tahun dengan jumlah 21 responden.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya
responden pendidikan SMA sebanyak 11 responden. Menurut peneliti,
Pengetahuan yang dimiliki oleh penderita hipertensi sangat ditentukan oleh
pendidikan yang dimiliki, karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi
penderita hipertensi dapat menerima segala informasi dari luar terutama
tentang pentingnya keteraturan perilaku kontrol. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah mendapatkan informasi terkait hipertensi
baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi
tentang hipertensi yang didapat semakin banyak pengetahuan tentang
hipertensi. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin luas
pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan lebih
cepat memahami sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggara dan
Prayitno (2013) bahwa tingkat pendidikan secara tidak langsung dapat
berpengaruh pada tekanan darah tinggi karena tingkat pendidikan cenderung
menurun sesuai dengan peningkatan pendidikan, disebabkan banyaknya
informasi (penyuluhan) yang terkait dengan hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian Santoso (2006) bahwa tingkat
pendidikan cenderung mengetahui atau cara menurunkan hipertensi,
sehingga penderita akan kooperatif dalam melaksanaka pemberian
aromaterapi lavender.
Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 responden. Menurut
.
55
Peneliti, perempuan lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi terutama
bila menginjak menapouse karena hormon estrogen yang terdapat pada
tubuh perempuan mulai menurun. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Angraini, dkk. (2009) bahwa perempuan akan mengalami peningkatan
resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas
45 tahun. Perempuan yang belum menopouse dilindungi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar HDL rendah dan tingginya LDL (Low Density
Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan
mengakibatkan tekanan darah tinggi karena terdapat hormon estrogen yang
dapat menurunkan tekanan Hormon estrogen berperan penting mampu
menurunkan tekanan darah pada wanita. Sedangkan setelah perempuan
tidak menstruasi lagi maka tidak terjadi perubahan fase menstruasi
sehingga tekanan darah tidak menurun justru cenderung naik (Staessen,
2003).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden tidak
bekerja sebanyak 10 responden. Menurut peneliti responden yang tidak
bekerja berisiko terkena tekanan darah tinggi karena kurangnya aktivitas
fisik dalam sehari – hari. Orang yang kurang beraktifitas akan cenderung
mengalami kegemukan atau obesitas. Sebab seseorang yang kurang aktivitas
akan menyebabkan obesitas karena asupan garam kedalam tubuh sehingga
jika seseorang olahraga dengan teratur maka garam dalam tubuh akan keluar
bersama keringat. Hal ini sesuai dengan Kristansti, dkk (2012) menunjukkan
.
56
bahwa orang yang tidak bekerja atau aktifitasnya tidak banyak sehingga
dapat meningkatkan kejadian hipertensi.
5.2.2 Tekanan darah sesudah pemberian aromaterapi lavender dalam 1 hari sekali
selama 7 hari pada penderita hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang sudah diberi
aromaterapi lavender selama 7 hari pada setiap sore sebanyak 3 tetes selama
10 menit hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang
mengalami penurunan tekanan darah pada tingkat hipertensi ringan
sebanyak 23 responden dengan rentang 140/90-150/99 mmHg.
Menurut peneliti bahwa aromaterapi lavender bisa menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi karena aromaterapi lavender
mempunyai kandungan lynalol asetat yang berefek pada sistem saraf santai.
Dengan menghirup aroma lavender penderita hipertensi akan merasa rileks
serta sekresi kortisol oleh kelenjar adrenal juga dapat dikurangi. Aroma
dengan kata lain aromaterapi lavender tidak hanya berpengaruh pada fisik
tapi juga emosi seseorang. Aromaterapi lavender yang bersifat
menenangkan dapat menurunkan tingkat kecemasan serta mengatasi
gangguan tidur. Hal itu disebabkan karena aromaterapi lavender juga dapat
memicu peningkatan produksi hormon serotonin dan melatonin. Sehingga
faktor yang memicu tekanan darah tinggi dapat dikontrol dan tekanan darah
tetap stabil.
Menurut Nuraini (2014) aromaterapi lavender berupa minyak esensial
bermanfaat dapat menurunkan tekanan darah karena didalam minyak
lavender memiliki banyak potensi karena terdiri dari beberapa kandungan
.
57
seperti monoterpene hidrokarbon, cemphene, limonene,dan nerol. Minyak
lavender sebagian besar mengandung linalool dan linalool asetat dengan
jumlah sekitar 30 -60 % dari total berat minyak, dimana kandungan utama
dari bunga lavender adalah linalool untuk relaksasi. Menurut penelitian
Soraya, dkk , et.al (2014) bahwa aromaterapi lavender yang berupa minyak
esensial dapat menurunkan tekanan darah, insomnia, dan sirkulasi darah.
Sedangkan pada penderita hipertensi diberikan aromaterapi lavender
sebanyak 3 tetes selama 7 hari dalam waktu 1 hari sekali.
5.2.3 Pengaruh aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang
Berdasarkan data pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa diketahui
adanya perubahan jumlah penurunan tekanan darah pada responden sebelum
diberikan aromaterapi lavender sebagian besar respoden frekuensi tekanan
darah sedang sebanyak 20 orang (62,5%) sedangkan jumlah responden
sesudah diberikan aroamaterapi lavender sebagian besar frekuensi tekanan
darah ringan sebanyak 23 orang (71,9%). Hasil uji tersebut dipekuat oleh
hasil perbedaan melalui nilai uji statistik Wilcoxon signed rank test
diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas 0,000. Nilai p value
penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti aromaterapi
lavender memiliki pengaruh terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi.
Menurut peneliti bahwa aromaterapi dapat menurunkan tekanan darah
karena aroma terapi bisa membantu penyembuhan penderita hipertensi
.
58
dalam mengontrol tekanan darah dengan meminimalisir pemicu dari
peningkatan tekanan darah tinggi seperti stres serta gangguan tidur pada
malam hari. Dengan menghirup aroma lavender penderita hipertensi akan
merasa rileks serta sekresi kortisol oleh kelenjar adrenal juga dapat
dikurangi. Aroma dengan kata lain aromaterapi lavender tidak hanya
berpengaruh pada fisik tapi juga emosi seseorang. Aromaterapi lavender
yang bersifat menenangkan dapat menurunkan tingkat kecemasan serta
mengatasi gangguan tidur. Hal itu disebabkan karena aromaterapi lavender
juga dapat memicu peningkatan produksi hormon serotonin dan melatonin.
Setiono dan Hidayati (2005) mengatakan bahwa manfaat pemberian
aroma terapi lavender bagi seseorang adalah dapat menurunkan kecemasan,
nyeri sendi, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik dan
mengatasi gangguan tidur (insomnia), stres dan meningkatkan produksi
hormon melatonin dan serotonin. Menghirup minyak aromaterapi sendiri
dianggap sebagai cara penyembuhan yang paling langsung dan cepat. Hal
ini dikarenakan molekul-molekul minyak essensial yang mudah menguap
bereaksi langsung pada organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh
otak. Minyak esensial seperti lavender, ylang ylang, helichrysum, marjoram,
dan lemon biasanya digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
(Walsh, 2011). Lavender diketahui efektif terhadap kecemasan, stres dan
depresi sebagai sebuah obat penenang yang kuat, memulihkan kelelahan
otot dan membantu sirkulasi darah (Buckle et al., 1997 dalam Kim & Kwon,
2010). Lavender mengandung sebagian besar ester (26%-52%), yang mana
.
59
dapat menenangkan dan memberikan efek langsung pada sistem saraf
(Young DG, 2003 dalam Walsh et al., 2011).
60
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1. Tekanan darah sebelum pemberian aromaterapi lavender pada penderita
hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang kabupaten
Jombang menunjukkan sebagian besar responden adalah sedang.
2. Tekanan darah sesudah pemberian aromaterapi lavender pada penderita
hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamtan Jombang kabupaten
Jombang menunjukkan sebagian besar responden adalah ringan.
3. Ada Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang
6.2 Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan dalam mengatasi tekanan darah tinggi perawat tidak hanya
menggunakan terapi farmakologi tetapi diharapkan juga menggunakan teknik
non farmakologi salah satunya aromaterapi lavender sebagai pengobatan
alternatif menurunkan tekanan darah tinggi.
2. Bagi Dosen Stikes
Diharapkan dosen dalam melakukan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat tentang manfaat aromaterapi lavender terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi.
.
61
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan oleh peniliti selanjutnya
dengan meneliti teknik nonfarmakologi lainnya seperti aromaterapi mawar
dan aroma terapi kenanga untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara & Prayitno. 2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1):20-25. Jakarta
Anggraini, dkk. 2009. Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.
Riau
Alikin, Achmad, dkk. 2014. Pengaruh Back Massage dengan Aromaterapi
Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Desa
Kedungan kecamatan Ringinarum. Semarang : Staff dinas Kesehatan Kota.
Arikunto. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: EGC
Arjatmo. 2016. Prevalensi Penderita Hipertensi.
http//www.nursing_management.com. akses 3 Maret 2016
Dalimartha. 2012. Care Your Self Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus
Depkes. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. Jakarta.
Dinkes Jatim, 2016. Angka Kejadian Hipertensi Di Jawa Timur.
http//www.infosehat_com. Akses 3 Maret 2016
Elizabeth J, 2009. Patofisiologi:Buku Saku. Jakarta : EGC
Endeh N. 2015. Terapi Alternatif & Komplementer dalam bidang keperawatan.
Bogor : Penerbit IN MEDIA.
Geddes & Grosset. 2005. Terapi-terapi Alternatif. LOTUS – Yogyakarta, terbitan
Children’s Leisure Product Limited, Scotlandia, 2000.
Herwati. 2010. Survey Awal Hipertensi. di Puskesmas Padang Pasir
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Paradigma
Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing.
Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Jain, R. 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah, Gramedia,
Jakarta.
Kim, M., Yun, J. K. 2010. International of Advanced Science and Technology.
Effects of Aroma Inhalation on Blood Pressure, Pulse, Visual Analog
Scale, and McNair Scale in Nursing Students Practicing Intravenous
Injections at the First Time. Volume 23.
Kristansti. 2012. Faktor-faktor Yang Behubungan Dengan Tekanan Darah Di
Cikarang Barat. http//www.thamrin.ac.id. Akses januari 2013
.
Kowalski, Robert E. 2010. Terapi hipertensi: program 8 minggu menurunkan
tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke
secara alami. Bandung : Qanita
Kozier dan Erb. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta
LeMone, Prscillah. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : 2015
Muhammadun. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. In- Books. Jogjakarta
Nasir. 2011. Metodelogi Penelitian.Bandung : Galiya
Noor, Juliansya. 2013. Metodologi Penelitian, Cetakan Ke- 3. Prenada Media
Group, Jakarta.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nuraini, D. 2014. Aneka Manfaat Bunga Untuk Kesehatan. Gaya Medika,
Yogyakarta.
Nursalam. 2013. Metodelogi Penelitan Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis
Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta.
Purwanto, Budhi. 2013. Herbal dan keperawatan komplementer (Teori, praktik,
hukum dalam asuhan keperawatan). Nuha Medika, Jakarta.
Rezita, Yuni Lubis. 2015. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender
http//scholar.unand.ac.id/id/eprint/322. Di akses 03 Februari 2016
Ronny. 2009 Fisiologi Karidovaskuler: Berbasis Masalah Kepewatan. Jakarta :
EGC.
Santoso. 2006. Mencegah dan mengobati hipertensi dan stroke, Jakarta : EDSA
Mahkota.
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik penulisan Riset Keperawatan/ Setiadi- Edisi
kedua- Graha Ilmu, Yogyakarta.
Setiono, M dan Hidayati, N.S. (2005). Terapi Alternatif dan Gaya Hidup Sehat.
Pradipta publishing, Yogyakarta.
Shinobi. 2008. Pijat aromaterapi. Available from URL :
http://id.88db.com/id/Discussion_replay.page/Health_Medical/?DisclD=13
09. Di akses 02 November 2015
Staessen. 2003. Essential hyppertension. The Loncet, 1629 – 1635.
Sujarweni, V. Wiratman. 2014. Metode penelitian Kuantitatif. Alfabeta, Bandung
Susyanti. 2012. Pencegahan Hipertensi. ISBN, Jakarta
Tryanto E. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Graha Ilmu, Yogyakatra.
.
Vitahealth. 2006. Hipertensi. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Walsh. 2011. Journal of Vascular Nursing. Integranting Complementary and
Alternative Medicine: Use of Essentials Oils in Hypertension
Management. Volume 29 No. 2
Wolf. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Young DG. 2003 ( Walsh et al., 2011). Pengaruh Aromaterapi Lavender
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada lansia. http//www.
Untan.ac.id. Diakses Juli 2015.
.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya sebagai mahasiswa progam studi S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang :
Nama : Rika Dwi Retno Wulansari
NIM : 133210108
Judul : Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi.
Mengajukan dengan hormat kepada saudara/i untuk bersedia menjadi
responden penelitian saya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui.
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Untuk itu saya mohon kesediaan untuk menjadi responden
dalam penelitian ini dan kerahasiaan responden dalam penelitian ini akan saya
jamin.
Jombang, April 2017
Peneliti
Rika Dwi Retno Wulansari
Lampiran 1
.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ............................................................. (Kode)
Umur :.............................................................
Pekerjaan : .............................................................
Alamat : .............................................................
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui
manfaat dan resiko penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Lavender Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi” dengan sukarela menyetujui diikut sertakan sebagai responden dalam
penelitian ini, dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk
apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Saya percaya apa yang saya
informasikan dijamin kerahasiaannya.
Peneliti
RIKA DWI RETNO WULANSARI
Jombang, April 2017
Responden
(.......................................)
Lampiran 2
.
LEMBAR OBSERVASI DATA UMUM
Nama Inisial :
Usia : Tahun
Pekerjaan Tidak bekerja Petani
Swasta Wiraswasta PNS
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD SD SMP
SMA Sarjana
Jenis Kelamin : L P
Lampiran 3
.
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
No Tekanan Darah
Hari Sebelum
Tekanan Darah Sesudah
Hari ke 3 Hari ke 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Lampiran 4
.
SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER
1. Tahap prainteraksi
a. Persiapkan diri mahasiswa
b. Cuci tangan
c. Persiapan alat :
1. Minyak esensial lavender
2. Anglo
3. Lilin
4. Korek api
5. Air
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Bawa alat ke dekat penderita
c. Jelasakan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada penderita
3. Tahap kerja
a. Berikan kesempatan penderita untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
b. Menanyakan keluhan
c. Mulai tindakan dengan cara yang baik
d. Memeberikan privacy pada penderita
e. Ciptakan lingkungan yang tenang
f. Usahakan responden tetap rileks dan tenang
Lampiran 5
.
g. Atur posisi responden senyaman mungkin
h. Tuangkan air sebanyak 5 cc kemudian teteskan minyak aromaterapi
pada alat pengharum sebanyak 3 tetes diatas tempat anglo.
i. Kemudian nyalakan lilin dibawah anglo dengan suhu 60o C sampai
aromaterapi tercium baunya dan dekatkan alat pada penderita
j. Anjurkan penderita menghirup selama 10 menit
k. Anjurkan penderita bernafas beberapa kali dengan irama normal
l. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.
m. Usahakan agar penderita tetap konsentrasi
n. Anjurkan pada penderita untuk mengulangi prosedur .
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi tindakan dengan menggunakan lembar observasi tekanan
darah setelah diberikan aromaterapi lavender selama 10 menit.
b. Membenarkan posisi penderita kembali
c. Merapikan alat
d. Mengakhiri pertemuan
e. dokumentasi
.
SOP TEKANAN DARAH
PENGERTIAN Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter untuk mengetahui ukuran tekanan darah pada
penderita hipertensi.
TUJUAN Sebagian acuan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah.
PROSEDUR Persiapan alat :
1. stetoskop
2. tensimeter lengkap
3. buku catatan
4. alat tulis
penatalaksanaan :
1. Memberitahu pasien
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan
pada daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
8. Hasil dicatat.
Lampiran 6
.
Lampiran 7
.
Lampiran 8
.
Lampiran 9
.
Lampiran 10
.
Lampiran 11
.
.
.
JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN SKRIPSI DAN PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PLANDI
DUSUN PARIMONO KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN
JOMBANG
No Jadwal Kegiatan Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsul judul
2. Penyusunan dan konsultasi proposal
3. Ujian proposal
4. Revisi proposal
5. Pengambilan data penelitian
6. Pengelolahan data penelitian
7. Penyusunan dan konsultasi hasil
8. Ujian skripsi atau Hasil
9. Revisi skripsi
10. Penggadaan dan pengumpulan skripsi
.
HASIL SPSS
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Sesudah terapi - Sebelum
terapi
Negative Ranks 31a 16,00 496,00
Positive Ranks 0b ,00 ,00
Ties 1c
Total 32
a. Sesudah terapi < Sebelum terapi
b. Sesudah terapi > Sebelum terapi
c. Sesudah terapi = Sebelum terapi
Test Statisticsa
Sesudah terapi -
Sebelum terapi
Z -5,011b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Lampiran 12
.
NO
RES UMUR PENDIDIKAN JENIS KELAMIN PEKERJAAN
Tekanan
Darah Kode Kategori Kode
1 1 2 2 1 Sedang 3 Normal 1
2 2 3 1 4 Sedang 3 Ringan 2
3 1 3 2 3 Sedang 3 Ringan 2
4 2 1 2 1 Ringan 2 Ringan 2
5 2 4 2 1 Sedang 3 Ringan 2
6 2 3 2 3 Berat 4 Ringan 2
7 2 2 2 1 Sedang 3 Normal 1
8 1 2 2 2 Sedang 3 Ringan 2
9 2 3 2 2 Berat 4 Ringan 2
10 2 4 2 3 Ringan 2 Normal 1
11 1 5 2 5 Berat 4 Ringan 2
12 1 4 2 4 Sedang 3 Ringan 2
13 2 3 2 4 Sedang 3 Ringan 2
14 2 2 2 1 Sedang 3 Ringan 2
15 1 4 2 3 Berat 4 Ringan 2
16 2 3 1 2 Sedang 3 Normal 1
17 1 4 2 4 Berat 4 Ringan 2
18 2 5 2 5 Ringan 2 Normal 1
19 1 4 2 1 Berat 4 Ringan 2
20 1 4 2 4 Sedang 3 Ringan 2
21 2 2 1 2 Sedang 3 Ringan 2
Lampiran 13
.
22 2 5 1 5 Sedang 3 Normal 1
23 1 1 2 2 Berat 4 Ringan 2
24 1 3 2 1 Sedang 3 Normal 1
25 2 5 1 5 Sedang 3 Ringan 2
26 2 4 2 1 Berat 4 Ringan 2
27 2 3 2 4 Sedang 3 Ringan 2
28 1 4 2 1 Sedang 3 Ringan 2
29 2 4 2 1 Sedang 3 Normal 1
30 1 3 2 3 Berat 4 Ringan 2
31 1 3 2 3 Sedang 3 Ringan 2
32 2 4 2 4 Sedang 3 Normal 1
.
Lampiran 14