SKRIPSI NURIKA FIX NEW...bisa berbentuk laporan akuntansi. 2. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan...
Transcript of SKRIPSI NURIKA FIX NEW...bisa berbentuk laporan akuntansi. 2. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan...
-
i
ANALISIS PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DALAM
PERTUMBUHAN ASSET BANK MUAMMALAT, BANK
MANDIRI SYARIAH DAN BANK MEGA SYARIAH
PERIODE 2008-2011H
Oleh :
NUR IKA RISTIANA
NIM : 232007148
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
-
ii
-
iii
-
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama, saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas karunia dan kasih
setia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Penulis
menyadari bahwa tugas akhir ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Keluarga penulis, Ayah, Ibuku tercinta dan kakakku Farida yang telah merawat
mendidik dan mendukung baik secara moril maupun materil.
2. Bapak Dr Usil Sis Sucahyo, S.E.,MBA selaku Kaprogdi Akuntansi dan Dosen
pembimbing yang telah memberi banyak inspirasi, ide, saran, dan kritik selama
penyusunan kertas kerja ini.
3. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, serta Ibu Supatmi, S.E.,Akt selaku wali studi yang telah membantu selama
proses perkuliahan hingga selesainya kertas kerja ini.
4. Ibu Mitha Dwi R, S.E.,Msi, Bapak Rony Prabowo, S.E.,Akt,Msi Bapak Tri Budi
Santoso, S.E.,Msi yang selama ini sudah memberikan nasehat, motivasi dan
semangat.
5. Keluarga Besarku tercinta yang ada di bandung dan di bogor Bapak, Mamak, Mas
Teguh, Mbak Ayu, Mas Leon, Mbak Ninik dan ketiga keponakan kecilku (Ninda,
Aya dan Dzaky) terimakasih atas support dan doanya.
6. Untuk sahabat-sahabatku dan teman seperjuanganku (Azis Pramudiyanto, Tri Hety
Ningrum), Eki, Christy, Nana, Lina, Herlina, Raras, Junita, Yuli, Dian, Sindy,
Ika,Joana dan Intan. Terima kasih atas suport, doa dan perhatian kalian selama ini,
persahabatan kita untuk selamanya.
7. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW
yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta penyusunan kertas
kerja ini secara langsung maupun tidak langsung
8. Kepada Mbak Diah dan Mbak Alin selaku sekretaris di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Program Studi Akuntansi UKSW yang selama ini selalu memotivasi penulis
sampai kertas kerja ini terselesaikan.
Salatiga, 7 Mei 2013
Nur Ika Ristiana
-
v
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................................ i
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ...................................................... ii
Halaman Persetujuan Skripsi ........................................................................ iii
Ucapan Terima Kasih ................................................................................... iv
Daftar Isi ....................................................................................................... v
Daftar Lampiran ............................................................................................ vi
Abstract ..................................................................................................... 1
1. Pendahuluan ............................................................................................. 2
2. Telaah Teoritis ........................................................................................... 5
3. Metode Penelitian ...................................................................................... 12
4. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................. 14
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 14
4.2. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Pertumbuhan Asset ............................................................ 16
4.3. Bahasan Analisis ................................................................................ 21
5. Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 22
Daftar Pustaka ............................................................................................... 25
Lampiran ..................................................................................................... 26
-
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2011
Lampiran II Laporan Keuangan Muammalat Tahun 2008-2011
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Mega Syariah Tahun 2008-2011
-
1
ANALISIS PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DALAM
PERTUMBUHAN ASSET BANK MUAMMALAT, BANK
MANDIRI SYARIAH DAN BANK MEGA SYARIAH PERIODE
2008-2011
Nur Ika Ristiana (232007148)
ABSTRACT
Musharakah and mudarabah development of assets in Bank Syariah
Mandiri, Bank Mega Syariah and Bank Muammalat in general that Musharakah
products into products most in demand compared to the mudarabah. Musharakah
products contributed more than mudarabah product caused Musharakah
financing is undertaken in accordance with the agreement between the two
parties. The agreement regulates the profit and loss method that is tailored to the
contributions issued by the customer. Although not as many servings servings
mudarabah mudarabah musyarakah but still contributed to asset growth and
asset growth each year on the third Islamic Bank on pretty well every year.
Keyword:Mudharabah,Musyarakah and Asset
-
2
Pendahuluan
Perkembangan perbankan syariah telah mengalami kemajuan yang
signifikan dalam melayani kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Terbukti
sampai desember 2006, terdapat 23 bank syariah yang terdiri dari 3 bank umum
syariah dan 10 unit usaha syariah non Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan 10
Unit Usaha Syariah Bank Pembangunan Daerah (Mulyawanda,2011:1).
Prospek perbankan syariah akan dihadapkan pada berbagai macam
rintangan yaitu pada akhir tahun 90-an saat Indonesia dilanda krisis moneter dan
mempengaruhi sektor perekonomian sebagian besar Asia Tenggara sektor
perbankan nasional terlilit oleh kredit macet di segmen korporasi. Walau dari segi
pasar berpeluang besar, tetapi ada saja kekurangan-kekurangan yang harus
diperbaiki oleh bank syariah diantaranya mulai dari perangkat ketentuan
operasional, jaringan kantor bank syariah yang masih terbatas, masih langkanya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian bank syariah dan yang
paling mendasar adalah kurangnya pemahaman dan informasi masyarakat
mengenai bank syariah. Tingginya penduduk Islam di Indonesia merupakan
peluang yang sangat besar bagi bank syariah dalam meraih nasabah. Peluang
tersebut telah diperkuat dengan dikeluarkannya fatwa MUI pada bulan januari
2004 tentang haramnya bunga bank (Riawan,2000).
Perbankan syariah pada dasarnya dijalankan sesuai ajaran atau syariah Islam
yang menekankan prinsip keadilan, kejujuran, transparansi dan tanggung jawab.
Bank syariah dalam transaksinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar
-
3
penentuan imbalan yang akan diterima atas pembiayaan yang akan di berikan atau
pemberian imbalan atas dana yang ditanamkan oleh masyarakat. Penentuan
imbalan yang akan diinginkan dan yang akan diberikan tersebut semata-mata
didasarkan pada prinsip syariah. Hal ini berkebalikan dengan bank konvensional
dimana imbalan selalu dihitung dalam bentuk bunga (Sumarti,2007).
Perbankan syariah hadir sebagai solusi yang cerdas dan amanah karena
banyak kelebihan yang ditawarkan oleh bank syariah sehingga eksistensinya
membawa bank syariah terus berkembang ditengah persaingan dalam dunia
perbankan. Bank syariah berkembang terbukti dari statistik volume usaha bank
syariah menurut bank Indonesia rata-rata sebesar 70% dari tahun ke tahun,sebuah
angka yang besar menunjukkan kontinuitas perkembangan bank syariah yang
menjanjikan (Mulyawanda,2011).
Pada saat ini perkembangan perbankan syariah di indonesia sangat marak
seperti di Negara lain. Perbankan syariah tumbuh rata-rata 30% sampai 40% jauh
lebih tinggi daripada pertumbuhan perbankan konvensional. Pengembangan
sistem perbankan syariah di indonesia yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah
dalam rangka dual banking system (system perbankan ganda) dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dengan tujuan untuk menghadirkan jasa
perbankan alternative bagi masyarakat indonesia yang pada kenyataannya
sebagian besar adalah orang muslim. Dengan demikian, diharapkan agar sistem
perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis dapat mendukung
mobilisasi dana masyarakat untuk meningkatkan kemampuan perbankan
memberikan pembiayaan bagi sektor perekonomian nasional (Sjahdeini, 2010).
-
4
Dari beberapa produk yang dimiliki oleh bank syariah ada dua model bagi
hasil yang lebih diminati dalam hukum Islam yaitu mudharabah dan musyarakah
karena kedua teknik pembiayaan ini sepenuhnya sesuai dengan prinsip Islam,
karena melalui kedua teknik ini para pemberi modal berbagi keuntungan dan
kerugian terhadap produk yang telah dibiayai (Lewis dan Algaud, 2007). Bagi
hasil mudharabah dan musyarakah sudah diterapkan sejak dulu jaman nabi
Muhammad SAW dan sampai perkembangan bank syariah di saat ini mudharabah
dan musyarakah masih terpercaya di masyarakat. Pembiayaan mudharabah dan
musyarakah merupakan dua produk bank syariah yang berkontribusi cukup
banyak terhadap pertumbuhan asset karena kedua produk pembiayaan ini cukup
populer di kalangan masyarakat dibandingkan produk-produk syariah yang lain
dan kedua pembiayaan ini banyak diminati oleh masyarakat.(Mulyawanda,2011)
Berdasarkan uraian diatas persoalan penelitian adalah seberapa besar
perkembangan bagi hasil yang diberikan musyarakah dan mudharabah terhadap
asset pada Bank Muammalat, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah
pada periode 2008 -2011 ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui berapa besar perkembangan bagi hasil yang diberikan musyarakah
dan mudharabah terhadap asset Bank. Dan manfaat yang diperoleh dari skripsi ini
adalah bagi perusahaan diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai
masukan atau saran dalam menerapkan kebijakan pengelolaan musyarakah dan
mudharabah sehingga dapat meningkatkan asset perusahaan.
-
5
Telaah Teoritis
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
bunga. Bank islam atau biasa disebut bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan
atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-
Quran dan hadist Nabi SAW. Atau dengan kata lain, Bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta perbedaan uang yang pengoperasiaannya
disesuaikan dengan prinsip syariat islam (Muhammad, 2005:1).
Dengan sederhana bank syariah adalah bank dengan simpanan atau kredit
tanpa bunga atau berdasarkan bagi hasil dengan karyawan berjilbab dan sapaan
‘’Assalamu’alaikum’’ oleh pegawainya yang sebenarnya kurang tepat dan
pengertian yang sangat sempit. Adanya anggapan atau pengertian ini merupakan
hal yang umum dan dapat dimaklumi mengingat informasi bank syariah sebelum
reformasi masih langka dan tergolong belum familiar untuk dibahas secara
terbuka.
b. Falsafah Operasional Bank Syariah
Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan
Allah untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap
kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan
agama, harus dihindari. Berikut adalah falsafah yang harus diterapkan oleh bank
syariah (Muhammad,2005) :
-
6
1. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :
a. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka secara pasti
keberhasilan suatu usaha (Qs. Luqman, ayat :34);
b. Menghindari penggunaan system persentasi untuk pembebanan biaya terhadap
hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur
melipatgandakan secara otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena
berjalannya waktu (Qs. Ali’Imron,130);
c. Menghindari penggunaan system perdagangan/ penyewaan barang ribawi
dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik
kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
d. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka tambahan atas
hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela (HR.
Muslim, Bab Riba No. 1567 s/d 1572)
2. Menerapakan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan mengacu pada
Qur’an surat Al Baqarah ayat 275 dan An Nisaa ayat 29, maka setiap transaksi
kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar system bagi hasil dan perdagangan
atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan barang.
Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan
barang, sehingga akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran
arus barang /jasa, dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit,spekulasi, dan
inflasi.
-
7
c. Kegiatan usaha bank syariah
Oleh karena bank syariah tidak boleh memberikan pinjaman tunai dengan
memungut bunga maupun memungut imbalan lain berupa apapun juga, maka
bank syariah menempuh moda (mode) atau cara lain yang dibenarkan menurut
prinsip syariah. Sesuai dengan akad bank syariah memiliki banyak kegiatan usaha.
Adapun jenis produk atau kegiatan usaha bank syariah yaitu terdiri dari beberapa
yaitu :
Table 2.1 Jenis Produk atau Kegiatan Usaha Bank Syariah Istilah Arti secara ringkas
Mudharabah Bagi hasil
Murabahah Jual beli
Musyarakah Penyertaan
Ijarah Sewa
Ijarah wa iqtina Sewa beli
Salam Pembiayaan dimuka (biasanya agrobisnis)
Istishna Pembiayaan berdasarkan pesanan (dimuka, dicicil, atau
ditangguhkan biasanya manufaktur dan jasa konstruksi)
Qardh Pinjaman tanpa imbalan
Wakalah Pemberian kuasa
Kafalah Pemberian jaminan (garansi bank)
Hawalah Pemberian kuasa
Rahn Pemberian agunan, gadai
Sharf Transaksi jual beli valuta asing
Sumber : Mulyawanda (2011)
-
8
d. Prinsip-prinsip syariah
Prinsip-prinsip syariah berdasarkan pada sumber-sumber dari hukum islam
Muhammad (2002,105) mengatakan Prinsip-prinsip umum akuntansi syariah
dibawah ini yang menjadi dasar universal dalam operasional syariah, yaitu :
1. Prinsip Pertanggungjawaban
Merupakan suatu konsep yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat
muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Karena
bagi kaum muslimin, persoalan amanah adalah hasil transaksi manusia dengan
sang kholiq mulai dari alam kandungan hingga ia kembali lagi kepadaNya. Sebab
Allah swt menciptakan manusia sebagai kholifah di muka bumi dan inti dari
kekholifahan itu ialah menjalankan atau menunaikan amanah. Jadi implikasi
dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik
bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban atas apa yang telah
diamanahkan dan diperbuat kepada pihak yang terkait pada dirinya, wujudnya
bisa berbentuk laporan akuntansi.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan tidak saja berupa nilai yang sangat penting dalam etika
kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara melekat
dalam diri setiap manusia. Keadilan dalam konteks aplikasi dalam akuntansi
mengandung dua pengertian yaitu : pertama, berkaitan dengan praktik moral yaitu
kejujuran, yang merupakan faktor sangat dominan. Kedua, kata adil bersifat lebih
fundamental (dan tetap berpihak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral)
3. Prinsip Kebenaran
-
9
Prinsip kebenaran dalam akuntansi ini jika dilakukan dengan baik maka akan
dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan
transaksi-transaksi ekonomi.
e. Jenis-jenis transaksi
Jenis-jenis transaksi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi
dilembaga keuangan syariah diantaranya :
1. Transaksi dengan pemilik ; meliputi transaksi penyetoran modal dari pemilik,
transaksi pengembalian modal ke pemilik dan transaksi pembayaran deviden
atau bonus ke pemilik pemegang saham.
2. Transaksi dengan nasabah pembiayaan ; meliputi transaksi realisasi
pembiayaan ke nasabah, angsuran pokok pembiayaan dari nasabah, angsuran
margin/bagi hasil dari nasabah.
3. Transaksi dengan investor ; meliputi transaksi setoran dari nasabah,
penarikan investasi dari nasabah, pembayaran bagi hasil ke nasabah.
4. Transaksi dengan rekanan ; meliputi transaksi pembelian alat tulis/peralatan/
perabotan,pembayaran premi asuransi ke rekanan perusahaan asuransi.
5. Transaksi dengan karyawan ; meliputi transaksi pembayaran gaji dan
pembayaran bonus ke karyawan.
6. Transaksi dengan pemerintah ; meliputi transaksi pembayaran pajak
penghasilan lembaga keuangan syariah dan pembayaran pajak penghasilan
nasabah/investor.
-
10
7. Transaksi dengan Bank Indonesia ; meliputi transaksi setoran simpanan ke
Bank Indonesia dan penarikan simpanan di Bank Indonesia.
8. Transaksi dengan Bank Syariah /LKS lainnya ; meliputi transaksi setoran
penempatan dana, penarikan penempatan dana dan penerimaan / pembayaran
bagi hasil.
f. Mudharabah dan Musyarakah
Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,
dengan pembagian menggunakan metode bagi untung (profit sharing) atau
metode bagi pendapat (net revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya (PBI No.9/9/PBI/2007 tanggal 18 juni
2007). Menurut fatwa MUI DSN-MUI Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000,
musyarakah adalah pembiayaan kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan. Beberapa poin penting mudharabah yaitu:
1. Pembagian keuntungan antara dua pihak harus ditetapkan secara proporsional.
2. Pemodal tidak bertanggungjawab atas kerugian selain modal yang diberikan.
Mudharib (mitra kerja) tidak menanggung kerugian kecuali kerugian waktu
dan tenaga. Ada dua jenis mudharabah yaitu :
1. Al-mudharabah al-muqayyadah ( restricted mudharabah )
-
11
Yang terbatas apabila rabb-ul mal menentukan bahwa mudharib hanya boleh
berbisnis dalam bidang tertentu dan tidak boleh berbisnis dalam bidang lain.
2. Al-mudharabah al-muthalaqah ( unrestricted mudhrabah )
Yang mutlak atau tak terbatas apabila rabb-ul mal atau tak terbatas apabila
rabb-ul mal menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan mudharib untuk
berbisnis apa uang rabb-ul mal akan ditanamkan.
Musyarakah adalah pembiayaan kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk satu usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (PSAK
Paragrap4). Musyarakah bisa berbentuk kemitraan tidak terbatas, tertutup dan
sejajar. Setiap mitra mempunyai kewajiban menyumbang modal dan hak dalam
manajemen serta pengaturan usaha. Masing-masing mitra menjadi wakil dan
penjamin dari mitra lain. Ada dua jenis musyarakah yaitu :
1. Syirkah al-milk
Sebagai kepemilikan bersama (co-ownership) dan keberadaannya muncul
apabila dua atau beberapa orang kebetulan memperoleh kepemilikan bersama
(joint ownership) atas kekayaan asset tanpa membuat perjanjian kemitraan yang
resmi.
2. Syirkah al-uqud
Kemitraan yang sesungguhanya karena para pihak dengan sengaja secara
sukarela membuat suatu perjanjian investasi bersama dan berbagi untung dan
resiko.
-
12
g. Pembiayaan Mudharabah
Bank/ Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Shahibul Maal
• Pengakuan Pembiayaan sebagai berikut :
- Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau
penyerahan asset non kas kepada pengelola dana
- Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui saat tahap
pembayaran atau penyerahan
• Pengukuran pembiayaaan sebagai berikut :
- Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang
diberikan Bank/ Lembaga Keuangan Syariah pada saat pembayaran
- Pembiayaan dalam bentuk asset non kas diukur sebesar nilai wajar asset
non kas pada saat penyerahan
- Selisih nilai wajar dan nilai buku asset non kas diakui sebagai keuntungan
atau kerugian Bank/ Lembaga Keuangan Syariah
- Beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui
sebagai bagian pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati bersama
• Bagi hasil dapat : metoda bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan
(revenue sharing). (Furywardhana,2009)
h. Pembiayaan Musyarakah setelah Akad
• Musyarakah permanen dinilai sebesar historis setelah dikurangi kerugian(jika
ada)
• Musyarakah menurun
-
13
Dinilai sebesar historis dikurangi bagian pembiayaan bank/ LKS yang telah
dikembalikan mitra (harga jual wajar) dan kerugian.
Selisih nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan yang dikembalikan
diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank / LKS pada periode berjalan.
• Akad sebelum jatuh tempo diakhiri, pengembalian seluruh atau sebagian
modal, selisih nilai historis dan nilai pengembalian diakui sebagai laba sesuai
nisbah yang disepakati atau rugi dengan porsi modal mitra.
• Akad diakhiri pembiayaan belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada mitra.(Furywardhana,2009)
i. Pengertian Asset
Menurut Hanafi (2005), Asset dapat didefinisikan sebagai manfaat
ekonomis yang akan diterima di masa mendatang, atau akan dikuasai oleh
perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian tertentu. Asset merupakan
sumber ekonomi organisasi yang akan dipakai untuk menjalankan kegiatannya.
Atribut pokok suatu asset adalah kemampuan memberikan jasa atau manfaat pada
organisasi yang memakai asset tersebut.
j. Ketentuan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah pada Pertumbuhan
Asset
Ketentuan Bagi Hasil dalam Mudharabah yaitu keuntungan yang ada dibagi
sesuai syarat-syarat yang telah disepakati. Sedangkan jika terjadi kerugian, maka
dibebankan kepada pemilik harta saja. Sedangkan orang yang mengusahakan
-
14
menanggung kerugian dalam usahanya, sehingga tidak perlu diberi beban
kerugian lain. Sedangkan Bagi Hasil dalam Musyarakah yaitu keuntungan usaha
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila
rugi ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola.
Akan tetapi seandainya kerugian diakibatkan karena kecurangan pengelola, maka
si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian itu.(Anshori,2007)
Asset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Asset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan kepenguasaannya
berpindah.jadi asset akan tumbuh atau berkembang saat ada penghasilan yang
masuk dalam perusahaan atas penjualan produk yang dimiliki.
Metode Penelitian 1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank
Muammalat, Bank Mega Syariah, dan Bank Mandiri Syariah. Pemilihan Bank
Muammalat, Bank Mega Syariah dan Bank Mandiri Syariah dikarenakan ketiga
bank tersebut merupakan tiga bank syariah terbesar di Indonesia dan memiliki
laporan keuangan yang valid dari tahun 2007-2011 untuk memperoleh data
perkembangan mudharabah, musyarakah dan pertumbuhan asset setiap tahunnya.
-
15
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
Laporan keuangan tahunan publikasi tahun 2007-2011 Bank Muammalat, Mega
dan Mandiri Syariah. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan bagi hasil mudharabah dan musyarakah Bank Muammalat, Mega,
dan Mandiri Syariah.
2. Pertumbuhan asset Bank Muammalat, Mega, dan Bank Mandiri Syariah.
3. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Mengunduh laporan keuangan tahunan Bank Muammalat, Bank Mega Syariah,
dan Bank Mandiri Syariah selama tahun 2007-2011.
2. Menghitung prosentase perkembangan bagi hasil mudharabah dan musyarakah
serta pertumbuhan asset dari ketiga bank tersebut.
4. Teknik analisis data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan bagi hasil
musyarakah, mudharabah dan total asset setiap tahunnya yaitu dengan melihat
prosentase dari bagi hasil musyarakah mudharabah dan pertumbuhan asset setiap
tahunnya.
-
16
Analisis Data dan Pembahasan 1. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Profil Bank Muammalat
Setelah tumbuh sehat selama satu dasawarsa, Bank Muamalat memandang
tahun 2009 sebagai saat yang tepat untuk merestrukturisasi serta memperkokoh
landasan usaha demi pertumbuhan di masa depan. Sekalipun dunia dilanda krisis
keuangan maupun resesi ekonomi, sektor perbankan syariah di Indonesia tetap
kokoh dan bergairah. Prospek pertumbuhannya di masa depan pun sangat
menjanjikan. Sebagai bank pertama murni syariah, dan pelopor di pasar
perbankan syariah nasional sejak tahun 1991, Bank Muamalat memiliki posisi
yang strategis guna memanfaatkan peluang pertumbuhan tersebut.
Untuk itu, Bank Muamalat harus membangun landasan dan infrastruktur
yang lebih kokoh. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan
November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-
bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank
beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus
syariah. (Annual Report Bank Muammalat)
b. Profil Bank Syariah Mandiri
PT. Bank Susila Bakti (PT. Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota
Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari
langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi
bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger
-
17
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo)
ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana
perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank
Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri
(Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana
perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan
PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. (Annual Report Bank
Mandiri Syariah).
c. Profil Bank Mega Syariah Indonesia
Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun
kemudian, 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubahan bentuk
logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister
company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2
November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini berganti nama menjadi PT
Bank Mega Syariah. sejalan dengan perkembangan bisnis, melalui rapat umum
pemegang saham (RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar dari
Rp400 miliar menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp150,060
miliar menjadi Rp318,864 miliar. Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh
jajaran manajemen Bank Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang teguh
prinsip kehati-hatian, serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan
profesionalisme dalam melakukan kegiatan usahanya. (Annual Report Bank Mega
Syariah)
-
18
2. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Pertumbuhan Asset
a. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Mandiri Syariah
Dalam Bank Syariah tidak menggunakan metode pinjam-meminjam uang
dalam rangka kegiatan komersial, karena setiap pinjam meminjam uang yang
dilakukan dengan persyaratan atau janji pemberian imbalan adalah termasuk riba.
Oleh karena itu mekanisme operasional perbankan syariah dijalankan dengan
menggunakan piranti-piranti keuangan syariah yang mendasarkan prinsip-prinsip
bagi hasil (profit and loss sharing) ada dua macam dalam kategori ini yaitu :
musyarakah (joint venture profit sharing) dan mudharabah (trustee profit
sharing). (Arifin,2002).
Gambaran mengenai perkembangan mudharabah dan musyarakah pada
Bank Mandiri Syariah antara tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada
table 4.1 sebagai berikut ini :
Tabel 4.1 Perkembangan mudharabah dan musyarakah Bank Mandiri Syariah
(dalam ribuan)
Tahun Perkembangan Pertumbuhan Mudharabah % Musyarakah % Asset % 2007-2008 611.418.827 26 484.253.915 26 4.180.547.428 32
2008-2009 349.377.098 12 643.656.128 27 4.970.596.529 29
2009-2010 898.233.028 27 1.220.459.154 41 10.445.338.627 47
2010-2011 417.099.048 10 890.867.277 21 16.190.076.883 50
Rata-rata 19 29 40 Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri Syariah th. 2007-2011
-
19
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, perkembangan kontribusi musyarakah
Bank Mandiri Syariah sepanjang tahun 2007 sampai 2011 secara umum lebih
besar daripada perkembangan kontribusi mudharabah dilihat dari tingkat rata-
ratanya yaitu selisih 10% antara mudharabah dan musyarakah lebih tinggi
musyarakah perkembangan mudharabah tiap tahunnya cenderung naik turun
sedangkan dalam musyarakah cenderung naik setiap tahunnya dan turun pada
tahun 2010-2011. Pertumbuhan asset Bank Mandiri Syariah dari tahun ke tahun
juga mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata sebesar 40%. Pertumbuhan
asset tersebut dapat disebabkan karena tiap tahun perkembangan mudharabah dan
musyarakah selalu meningkat dan hasil dari produk-produk yang dimiliki oleh
Bank Syariah lainnya seperti ijarah,qardh,murabahah dan isthisna juga ikut
berpartisipasi dalam perkembangan asset.
Pada tahun 2007-2008 hasil perkembangan mudharabah dan musyarakah
sama-sama berada diangka 26%, dan pertumbuhan assetnya 32%. Tahun 2008-
2009 perkembangan mudharabah sebesar 12%, perkembangan musyarakah
sebesar 27%, dan pertumbuhan asset sebesar 29%. Sedangkan di tahun 2009-
2010, besar tingkatan perkembangan mudharabah adalah 27%, perkembangan
musyarakah 41%, dan pertumbuhan asset berada pada 47%. Lalu pada tahun
2010-2011 perkembangan mudharabah sebesar 10%, perkembangan musyarakah
sebesar 21%, dan pertumbuhan assetnya sebesar 50% dan rata-rata perkembangan
mudharabahnya sebesar 19%, perkembangan musyarakahnya sebesar 29% dan
pertumbuhan assetnya sebesar 40%. Sehingga secara umum angka musyarakah
-
20
lebih besar daripada mudharabah. Di Bank Mandiri Syariah produk yang lebih
diminati oleh nasabah adalah musyarakah.
b. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Muammalat
Gambaran mengenai perkembangan mudharabah dan musyarakah pada
Bank Muammalat antara tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut ini :
Tabel 4.2 Perkembangan mudharabah dan musyarakah Bank Muammalat (dalam ribuan)
Tahun Perkembangan Perkembangan
Mudharabah % Musyarakah % Asset %
2007-2008 -416.671.831 -18 1.277.258.344 55 2.027.636.921 19
2008-2009 -534.518.795 -39 1.466.805.689 48 3.430.463.486 27
2009-2010 -7.599.827 -1 1.466.398.817 32 5.373.614.231 34
2010-2011 7.089.000 4 200.273.000 35 11.078.712.910 52 Rata-rata -13 43 33
Sumber : Laporan Keuangan Bank Muammalat th. 2007-2011
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, perkembangan kontribusi musyarakah Bank
Muammalat sepanjang tahun 2007 sampai 2011 secara umum lebih besar daripada
perkembangan kontribusi mudharabah dilihat dari tingkat rata-ratanya yaitu
dengan selisih yang sangat jauh karena pada musyarakah sebesar 43% sedangkan
pada mudharabah sebesar (-13%) dengan total asset sebesar 33%. Pertumbuhan
asset Bank Muammalat dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.
Pertumbuhan asset tersebut dapat disebabkan karena tiap tahun perkembangan
mudharabah dan musyarakah selalu meningkat begitu juga dengan produk-produk
syariah yang lainnya.
-
21
Pada tahun 2007-2008 hasil perkembangan mudharabah berada pada angka
(-18%), perkembangan musyarakah 55% dan pertumbuhan assetnya 19%. Tahun
2008-2009 perkembangan mudharabah sebesar (-39%), perkembangan
musyarakah sebesar 48%, dan pertumbuhan asset sebesar 27%. Sedangkan di
tahun 2009-2010, besar tingkatan perkembangan mudharabah adalah (-1%),
perkembangan musyarakah 32%, dan pertumbuhan asset berada pada 34%. Lalu
pada tahun 2010-2011 perkembangan mudharabah sebesar 4%, perkembangan
musyarakah sebesar 35%, dan pertumbuhan assetnya sebesar 151%. Sehingga
secara umum angka musyarakah lebih besar daripada mudharabah. Di Bank
Muammalat produk yang lebih diminati oleh nasabah adalah musyarakah.
c. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Mega Syariah
Gambaran mengenai perkembangan mudharabah dan musyarakah pada
Bank Mega Syariah antara tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
4.3 sebagai berikut ini :
Tabel 4.3 Perkembangan mudharabah dan musyarakah Bank Mega Syariah (dalam ribuan)
Tahun Perkembangan Pertumbuhan
Mudharabah % Musyarakah % Asset %
2007-2008 -43.761.427.000 -62 80.923.903.000 317 534.398.586 21
2008-2009 1.210.476.000 31 -84.668.156.000 -80 1.285.787.081 42
2009-2010 -1.010.144.000 -26 115.578.292.000 530 255.739.250 6
2010-2011 -1.706.230.000 -60 -70.433.239.000 -51 926.931.816 20
Rata-rata -29 179 22
Sumber : Laporan Keuangan Bank Mega Syariah th. 2007-2011
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, perkembangan kontribusi musyarakah
Bank Mega Syariah sepanjang tahun 2007 sampai 2011 secara umum lebih besar
-
22
daripada perkembangan kontribusi mudharabah. Kecuali hanya pada tahun 2008-
2009 mudharabah besarnya melebihi musyarakah dengan tingkat rata-rata sebesar
(-29%) pada mudharabah dan 179% pada musyarakah ini sangat berbeda jauh
antara perkembangan 2 produk Bank Syariah tersebut. Sedangkan hasil
perkembangan kontribusi mudhabarah dan musyarakah tiap-tiap tahun dapat
dilihat pada tabel diatas. Pertumbuhan asset Bank Mega Syariah dari tahun ke
tahun juga mengalami peningkatan dengan tingkat rata-rata sebesar 22%.
Pertumbuhan asset tersebut dapat disebabkan karena tiap tahun perkembangan
mudharabah dan musyarakah selalu meningkat dan kontribusi yang dihasilkan
dari produk-produk Bank syariah yang lainnya seperti ijarah,qardh,murabahah dan
isthisna. Pada tahun 2007-2008 hasil perkembangan mudharabah berada diangka
(-62%) perkembangan musyarakah 317% dan pertumbuhan assetnya 21%.
Tahun 2008-2009 perkembangan mudharabah sebesar 31%,
perkembangan musyarakah sebesar -80%, dan pertumbuhan asset sebesar 42%.
Sedangkan di tahun 2009-2010, besar tingkatan perkembangan mudharabah
adalah (-26%), perkembangan musyarakah 530%, dan pertumbuhan asset berada
pada 6%. Lalu pada tahun 2010-2011 perkembangan mudharabah sebesar (-60%),
perkembangan musyarakah sebesar -50%, dan pertumbuhan assetnya sebesar
20%. Sehingga secara umum angka musyarakah lebih besar daripada
mudharabah. Namun pada tahun 2008-2009 besar perkembangan mudharabah
lebih tinggi daripada musyarakah. Di Bank Mega Syariah produk yang lebih
diminati oleh nasabah adalah musyarakah.
-
23
3. Bahasan Analisis
Dari pembahasan ketiga tabel tersebut sebelumnya mengenai perkembangan
musyarakah dan mudharabah pada Bank Mandiri, Muamalat, dan Mega syariah
dapat diketahui bahwa perkembangan musyarakah lebih tinggi dan lebih baik
kontribusinya dibandingkan dengan mudharabah karena prinsip yang diterapkan
dalam musyarakah yaitu setiap pihak memiliki bagian secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal mereka dan mempunyai hak mengawasi (voting right)
perusahaan sesuai dengan proporsinya. dalam pembagian keuntungan dibagi
secara merata sesuai modal dan kontribusi masing-masing, sesuai kesepakatan
dan resiko yang akan ditanggung bersama oleh pemilik dana (shahibul maal) dan
pengelola dana (mudharib), jadi pengelola dana (mudharib) lebih aktif dan
bertanggung jawab penuh dalam menjalankan usahanya karena pengelola dana itu
sendiri tidak mau menanggung kerugian apabila usaha yang dijalankan tidak sehat
dan menyebabkan rugi.
Sedangkan pada prinsip mudharabah pengelola dana tidak menanggung
kerugian kecuali kerugian waktu dan tenaga saja jadi kerugian secara materi
ditanggung oleh pemilik dana (shahibul maal) sepenuhnya. Maka dari ketiga
Bank Syariah yang disebutkan diatas dapat dilihat dari perkembangan musyarakah
dari tahun ketahun lebih baik dan signifikan kontribusinya walaupun terkadang
naik turun atau naik hanya sedikit saja namun prosentase rata-ratanya cukup
baik.
Namun apabila melihat dari masing-masing dari tabel Bank Mandiri
Syariah, Bank Muammalat dan Bank Mega Syariah diatas perkembangan
-
24
mudharabah dan musyarakah dalam Bank Mandiri Syariah terlihat stabil dari
tahun ketahun hanya naik turun setiap tahunnya dan itu wajar terjadi dalam
perbankan, sedangkan yang terjadi dalam Bank Muammalat dan Bank Mega
Syariah sangat tidak stabil atau bisa dibilang memprihatinkan karena
perkembangan mudharabahnya sampai mencapai minus bisa dibilang tidak ada
penghasilan namun yang terjadi dalam perkembangan musyarakah cukup bagus
karena prosentasenya cukup tinggi berbanding terbalik dengan mudharabah yang
sepertinya ada kejanggalan dalam perkembangan mudharabah yaitu para
pengelola dana (mudharib) tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya
dan yang terjadi dalam Bank Mega Syariah yaitu sangat memprihatinkan bisa
dibilang sangat tidak stabil karena perkembangan mudharabahnya dari tahun
ketahun selalu minus namun dalam perkembangan musyarakah juga sepertinya
ada kejanggalan atau aneh karena perkembangan yang didapatkan bisa mencapai
ratusan dan apabila mengalami kemrosotan juga sangat ekstrim sampai mencapai
minus itu terjadi karena bank mega adalah bank swasta jadi saat terjadi krisis
ekonomi maka nasabah lebih memilih bank mandiri sebagai bank pemerintah
apabila bank tersebut kolep maka bank pemerintah lebih terjamin. Walaupun porsi
mudharabah tidak sebanyak porsi musyarakah namun mudharabah tetap
memberikan kontribusi dalam pertumbuhan asset setiap tahunnya dan
pertumbuhan asset pada ketiga Bank Syariah diatas cukup baik setiap tahunnya.
Baik mudharabah maupun musyarakah memberikan kontribusi untuk
meningkatkan pertumbuhan asset pada Bank. Karena mudharabah dan
musyarakah berada pada sisi aktiva, sehingga meningkatkan nilai dari aktiva atau
-
25
asset bank tersebut. Produk mudharabah dan musyarakah hanya beberapa dari
produk Bank Syariah karena masih banyak lagi produk-produk yang lainnya.
Namun dalam penelitian kali ini yang dibahas hanya mudharabah dan musyarakah
saja, hasil yang didapat pun tetap menunjukkan bahwa bagi hasil mudharabah dan
musyarakah mempunyai pengaruh yang sebanding dengan pertumbuhan asset
pada ketiga bank tersebut. Perkembangan mudharabah dan musyarakah
berpengaruh positif dalam meningkatkan pertumbuhan asset Bank Mandiri
Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Muammalat. Semakin berkembangnya
mudharabah dan musyarakah mampu meningkatkan pertumbuhan asset yang ada.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data dan bahasan analisis diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perkembangan mudharabah dan musyarakah terhadap asset pada Bank Mandiri
Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Muammalat secara umum bahwa
produk musyarakah menjadi produk yang paling diminati dibandingkan dengan
mudharabah.
2. Produk musyarakah kontribusinya lebih banyak dibandingkan produk
mudharabah disebabkan musyarakah merupakan pembiayaan yang dilakukan
sesuai dengan kesepakatan antara dua belah pihak. Kesepakatan itu mengatur
tentang metode untung rugi yang disesuaikan dengan kontribusi yang
dikeluarkan oleh para nasabah.
-
26
Saran
Saran Bagi Bank Mandiri, Bank Muammalat dan Bank Mega Syariah
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, saran yang dapat disampaikan
penulis kepada Bank Syariah Mandiri,Bank Muammalat dan Bank Mega Syariah
yaitu :
1. Meningkatkan pembiayaan mudharabah sehingga perkembangannya bisa lebih
baik seperti yang terjadi dalam musyarakah
2. Mempertahankan perkembangan musyarakah agar tidak menurun dan lebih
baik lagi.
Saran Penelitian Selanjutnya
Untuk mendapatkan data yang lebih valid sebaiknya penelitian selanjutnya
menggunakan teknik observasi atau wawancara langsung terhadap Bank yang
ingin diteliti untuk mengatahui secara jelas bagaimana perkembangan
mudharabah dan musyarakah itu terjadi.
-
27
Daftar Pustaka
Akuntansi Aset Menurut SAP. http://www.scribd.com/doc/100658291/15/.
Diakses 6 Oktober 2012. Anshori, Ghofur Abdul, 2007.Perbankan Syariah Di Indonesia,UGM Press
Yogyakarta. Antonio, Syafi’i Muhammad, 2009.Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah.Jakarta
: Azkia Publiser Furywardhana, Firdaus, 2009. Akuntansi Syariah : PPPS Kemajaya Kreasindo
Yogyakarta Hanafi, Mamduh M,2004. Manajemen Keuangan, BPFE-Yogyakarta. Lewis, Mervyn.K dan Latifa M Algaoud,2007, Perbankan Syariah. PT Serambi
Ilmu Semesta, Jakarta Muhammad, 2005, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN. Yogyakarta.
Mulyawanda, Kahfi, 2011, Hubungan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah dengan Tingkat Laba Bersih PT BANK BTN SYARIAH Tbk. Skripsi Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis dan Perbankan Yogyakarta (tidak dipublikasikan)
Riawan Amin, Bunga,2000. Imbalan dan Bagi Hasil, Dalam Majalah Hukum Nasional B. No.1, Jakarta
Sjahdeini, Sutan Remi, 2010, Perbankan Syariah,PT Jayakarta Agung
Offset.Jakarta
Sumarti,2007. Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Syariah Mandiri Di Jakarta. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. (tidak dipublikasikan)
-
28
I. Lampiran Laporan Keuangan
BANK MANDIRI SYARIAH Tahun 2008-2011
-
29
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2007
-
30
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2008
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2009
-
31
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2009
-
32
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2010- 2011
-
33
II. Lampiran Laporan Keuangan
BANK MUAMMALAT Tahun 2008-2011
-
34
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MUAMMALAT TAHUN 2008-2009
-
35
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MUAMMALAT TAHUN 2010-2011
-
36
III. Lampiran Laporan Keuangan
BANK MEGA SYARIAH Tahun 2008-2011
-
37
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2007-2008
-
38
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2008-2009
-
39
LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2010-2011