SKRIPSI NURIKA FIX NEW...bisa berbentuk laporan akuntansi. 2. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan...

46
i ANALISIS PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DALAM PERTUMBUHAN ASSET BANK MUAMMALAT, BANK MANDIRI SYARIAH DAN BANK MEGA SYARIAH PERIODE 2008-2011H Oleh : NUR IKA RISTIANA NIM : 232007148 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of SKRIPSI NURIKA FIX NEW...bisa berbentuk laporan akuntansi. 2. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan...

  • i

    ANALISIS PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN

    MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DALAM

    PERTUMBUHAN ASSET BANK MUAMMALAT, BANK

    MANDIRI SYARIAH DAN BANK MEGA SYARIAH

    PERIODE 2008-2011H

    Oleh :

    NUR IKA RISTIANA

    NIM : 232007148

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

  • iii

  • iv

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama, saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas karunia dan kasih

    setia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Penulis

    menyadari bahwa tugas akhir ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,

    maka dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Keluarga penulis, Ayah, Ibuku tercinta dan kakakku Farida yang telah merawat

    mendidik dan mendukung baik secara moril maupun materil.

    2. Bapak Dr Usil Sis Sucahyo, S.E.,MBA selaku Kaprogdi Akuntansi dan Dosen

    pembimbing yang telah memberi banyak inspirasi, ide, saran, dan kritik selama

    penyusunan kertas kerja ini.

    3. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas Ekonomika dan

    Bisnis, serta Ibu Supatmi, S.E.,Akt selaku wali studi yang telah membantu selama

    proses perkuliahan hingga selesainya kertas kerja ini.

    4. Ibu Mitha Dwi R, S.E.,Msi, Bapak Rony Prabowo, S.E.,Akt,Msi Bapak Tri Budi

    Santoso, S.E.,Msi yang selama ini sudah memberikan nasehat, motivasi dan

    semangat.

    5. Keluarga Besarku tercinta yang ada di bandung dan di bogor Bapak, Mamak, Mas

    Teguh, Mbak Ayu, Mas Leon, Mbak Ninik dan ketiga keponakan kecilku (Ninda,

    Aya dan Dzaky) terimakasih atas support dan doanya.

    6. Untuk sahabat-sahabatku dan teman seperjuanganku (Azis Pramudiyanto, Tri Hety

    Ningrum), Eki, Christy, Nana, Lina, Herlina, Raras, Junita, Yuli, Dian, Sindy,

    Ika,Joana dan Intan. Terima kasih atas suport, doa dan perhatian kalian selama ini,

    persahabatan kita untuk selamanya.

    7. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

    yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta penyusunan kertas

    kerja ini secara langsung maupun tidak langsung

    8. Kepada Mbak Diah dan Mbak Alin selaku sekretaris di Fakultas Ekonomika dan

    Bisnis Program Studi Akuntansi UKSW yang selama ini selalu memotivasi penulis

    sampai kertas kerja ini terselesaikan.

    Salatiga, 7 Mei 2013

    Nur Ika Ristiana

  • v

    Daftar Isi

    Halaman Judul ................................................................................................ i

    Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ...................................................... ii

    Halaman Persetujuan Skripsi ........................................................................ iii

    Ucapan Terima Kasih ................................................................................... iv

    Daftar Isi ....................................................................................................... v

    Daftar Lampiran ............................................................................................ vi

    Abstract ..................................................................................................... 1

    1. Pendahuluan ............................................................................................. 2

    2. Telaah Teoritis ........................................................................................... 5

    3. Metode Penelitian ...................................................................................... 12

    4. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................. 14

    4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 14

    4.2. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah

    Terhadap Pertumbuhan Asset ............................................................ 16

    4.3. Bahasan Analisis ................................................................................ 21

    5. Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 22

    Daftar Pustaka ............................................................................................... 25

    Lampiran ..................................................................................................... 26

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2011

    Lampiran II Laporan Keuangan Muammalat Tahun 2008-2011

    Lampiran III Laporan Keuangan Bank Mega Syariah Tahun 2008-2011

  • 1

    ANALISIS PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN

    MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DALAM

    PERTUMBUHAN ASSET BANK MUAMMALAT, BANK

    MANDIRI SYARIAH DAN BANK MEGA SYARIAH PERIODE

    2008-2011

    Nur Ika Ristiana (232007148)

    ABSTRACT

    Musharakah and mudarabah development of assets in Bank Syariah

    Mandiri, Bank Mega Syariah and Bank Muammalat in general that Musharakah

    products into products most in demand compared to the mudarabah. Musharakah

    products contributed more than mudarabah product caused Musharakah

    financing is undertaken in accordance with the agreement between the two

    parties. The agreement regulates the profit and loss method that is tailored to the

    contributions issued by the customer. Although not as many servings servings

    mudarabah mudarabah musyarakah but still contributed to asset growth and

    asset growth each year on the third Islamic Bank on pretty well every year.

    Keyword:Mudharabah,Musyarakah and Asset

  • 2

    Pendahuluan

    Perkembangan perbankan syariah telah mengalami kemajuan yang

    signifikan dalam melayani kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Terbukti

    sampai desember 2006, terdapat 23 bank syariah yang terdiri dari 3 bank umum

    syariah dan 10 unit usaha syariah non Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan 10

    Unit Usaha Syariah Bank Pembangunan Daerah (Mulyawanda,2011:1).

    Prospek perbankan syariah akan dihadapkan pada berbagai macam

    rintangan yaitu pada akhir tahun 90-an saat Indonesia dilanda krisis moneter dan

    mempengaruhi sektor perekonomian sebagian besar Asia Tenggara sektor

    perbankan nasional terlilit oleh kredit macet di segmen korporasi. Walau dari segi

    pasar berpeluang besar, tetapi ada saja kekurangan-kekurangan yang harus

    diperbaiki oleh bank syariah diantaranya mulai dari perangkat ketentuan

    operasional, jaringan kantor bank syariah yang masih terbatas, masih langkanya

    Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian bank syariah dan yang

    paling mendasar adalah kurangnya pemahaman dan informasi masyarakat

    mengenai bank syariah. Tingginya penduduk Islam di Indonesia merupakan

    peluang yang sangat besar bagi bank syariah dalam meraih nasabah. Peluang

    tersebut telah diperkuat dengan dikeluarkannya fatwa MUI pada bulan januari

    2004 tentang haramnya bunga bank (Riawan,2000).

    Perbankan syariah pada dasarnya dijalankan sesuai ajaran atau syariah Islam

    yang menekankan prinsip keadilan, kejujuran, transparansi dan tanggung jawab.

    Bank syariah dalam transaksinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar

  • 3

    penentuan imbalan yang akan diterima atas pembiayaan yang akan di berikan atau

    pemberian imbalan atas dana yang ditanamkan oleh masyarakat. Penentuan

    imbalan yang akan diinginkan dan yang akan diberikan tersebut semata-mata

    didasarkan pada prinsip syariah. Hal ini berkebalikan dengan bank konvensional

    dimana imbalan selalu dihitung dalam bentuk bunga (Sumarti,2007).

    Perbankan syariah hadir sebagai solusi yang cerdas dan amanah karena

    banyak kelebihan yang ditawarkan oleh bank syariah sehingga eksistensinya

    membawa bank syariah terus berkembang ditengah persaingan dalam dunia

    perbankan. Bank syariah berkembang terbukti dari statistik volume usaha bank

    syariah menurut bank Indonesia rata-rata sebesar 70% dari tahun ke tahun,sebuah

    angka yang besar menunjukkan kontinuitas perkembangan bank syariah yang

    menjanjikan (Mulyawanda,2011).

    Pada saat ini perkembangan perbankan syariah di indonesia sangat marak

    seperti di Negara lain. Perbankan syariah tumbuh rata-rata 30% sampai 40% jauh

    lebih tinggi daripada pertumbuhan perbankan konvensional. Pengembangan

    sistem perbankan syariah di indonesia yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah

    dalam rangka dual banking system (system perbankan ganda) dalam kerangka

    Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dengan tujuan untuk menghadirkan jasa

    perbankan alternative bagi masyarakat indonesia yang pada kenyataannya

    sebagian besar adalah orang muslim. Dengan demikian, diharapkan agar sistem

    perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis dapat mendukung

    mobilisasi dana masyarakat untuk meningkatkan kemampuan perbankan

    memberikan pembiayaan bagi sektor perekonomian nasional (Sjahdeini, 2010).

  • 4

    Dari beberapa produk yang dimiliki oleh bank syariah ada dua model bagi

    hasil yang lebih diminati dalam hukum Islam yaitu mudharabah dan musyarakah

    karena kedua teknik pembiayaan ini sepenuhnya sesuai dengan prinsip Islam,

    karena melalui kedua teknik ini para pemberi modal berbagi keuntungan dan

    kerugian terhadap produk yang telah dibiayai (Lewis dan Algaud, 2007). Bagi

    hasil mudharabah dan musyarakah sudah diterapkan sejak dulu jaman nabi

    Muhammad SAW dan sampai perkembangan bank syariah di saat ini mudharabah

    dan musyarakah masih terpercaya di masyarakat. Pembiayaan mudharabah dan

    musyarakah merupakan dua produk bank syariah yang berkontribusi cukup

    banyak terhadap pertumbuhan asset karena kedua produk pembiayaan ini cukup

    populer di kalangan masyarakat dibandingkan produk-produk syariah yang lain

    dan kedua pembiayaan ini banyak diminati oleh masyarakat.(Mulyawanda,2011)

    Berdasarkan uraian diatas persoalan penelitian adalah seberapa besar

    perkembangan bagi hasil yang diberikan musyarakah dan mudharabah terhadap

    asset pada Bank Muammalat, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah

    pada periode 2008 -2011 ?

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

    mengetahui berapa besar perkembangan bagi hasil yang diberikan musyarakah

    dan mudharabah terhadap asset Bank. Dan manfaat yang diperoleh dari skripsi ini

    adalah bagi perusahaan diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai

    masukan atau saran dalam menerapkan kebijakan pengelolaan musyarakah dan

    mudharabah sehingga dapat meningkatkan asset perusahaan.

  • 5

    Telaah Teoritis

    a. Pengertian Bank Syariah

    Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

    bunga. Bank islam atau biasa disebut bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan

    atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-

    Quran dan hadist Nabi SAW. Atau dengan kata lain, Bank syariah adalah lembaga

    keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya

    dalam lalu lintas pembayaran serta perbedaan uang yang pengoperasiaannya

    disesuaikan dengan prinsip syariat islam (Muhammad, 2005:1).

    Dengan sederhana bank syariah adalah bank dengan simpanan atau kredit

    tanpa bunga atau berdasarkan bagi hasil dengan karyawan berjilbab dan sapaan

    ‘’Assalamu’alaikum’’ oleh pegawainya yang sebenarnya kurang tepat dan

    pengertian yang sangat sempit. Adanya anggapan atau pengertian ini merupakan

    hal yang umum dan dapat dimaklumi mengingat informasi bank syariah sebelum

    reformasi masih langka dan tergolong belum familiar untuk dibahas secara

    terbuka.

    b. Falsafah Operasional Bank Syariah

    Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan

    Allah untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap

    kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan

    agama, harus dihindari. Berikut adalah falsafah yang harus diterapkan oleh bank

    syariah (Muhammad,2005) :

  • 6

    1. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :

    a. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka secara pasti

    keberhasilan suatu usaha (Qs. Luqman, ayat :34);

    b. Menghindari penggunaan system persentasi untuk pembebanan biaya terhadap

    hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur

    melipatgandakan secara otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena

    berjalannya waktu (Qs. Ali’Imron,130);

    c. Menghindari penggunaan system perdagangan/ penyewaan barang ribawi

    dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik

    kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)

    d. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka tambahan atas

    hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela (HR.

    Muslim, Bab Riba No. 1567 s/d 1572)

    2. Menerapakan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan mengacu pada

    Qur’an surat Al Baqarah ayat 275 dan An Nisaa ayat 29, maka setiap transaksi

    kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar system bagi hasil dan perdagangan

    atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan barang.

    Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan

    barang, sehingga akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran

    arus barang /jasa, dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit,spekulasi, dan

    inflasi.

  • 7

    c. Kegiatan usaha bank syariah

    Oleh karena bank syariah tidak boleh memberikan pinjaman tunai dengan

    memungut bunga maupun memungut imbalan lain berupa apapun juga, maka

    bank syariah menempuh moda (mode) atau cara lain yang dibenarkan menurut

    prinsip syariah. Sesuai dengan akad bank syariah memiliki banyak kegiatan usaha.

    Adapun jenis produk atau kegiatan usaha bank syariah yaitu terdiri dari beberapa

    yaitu :

    Table 2.1 Jenis Produk atau Kegiatan Usaha Bank Syariah Istilah Arti secara ringkas

    Mudharabah Bagi hasil

    Murabahah Jual beli

    Musyarakah Penyertaan

    Ijarah Sewa

    Ijarah wa iqtina Sewa beli

    Salam Pembiayaan dimuka (biasanya agrobisnis)

    Istishna Pembiayaan berdasarkan pesanan (dimuka, dicicil, atau

    ditangguhkan biasanya manufaktur dan jasa konstruksi)

    Qardh Pinjaman tanpa imbalan

    Wakalah Pemberian kuasa

    Kafalah Pemberian jaminan (garansi bank)

    Hawalah Pemberian kuasa

    Rahn Pemberian agunan, gadai

    Sharf Transaksi jual beli valuta asing

    Sumber : Mulyawanda (2011)

  • 8

    d. Prinsip-prinsip syariah

    Prinsip-prinsip syariah berdasarkan pada sumber-sumber dari hukum islam

    Muhammad (2002,105) mengatakan Prinsip-prinsip umum akuntansi syariah

    dibawah ini yang menjadi dasar universal dalam operasional syariah, yaitu :

    1. Prinsip Pertanggungjawaban

    Merupakan suatu konsep yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat

    muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Karena

    bagi kaum muslimin, persoalan amanah adalah hasil transaksi manusia dengan

    sang kholiq mulai dari alam kandungan hingga ia kembali lagi kepadaNya. Sebab

    Allah swt menciptakan manusia sebagai kholifah di muka bumi dan inti dari

    kekholifahan itu ialah menjalankan atau menunaikan amanah. Jadi implikasi

    dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik

    bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban atas apa yang telah

    diamanahkan dan diperbuat kepada pihak yang terkait pada dirinya, wujudnya

    bisa berbentuk laporan akuntansi.

    2. Prinsip Keadilan

    Prinsip keadilan tidak saja berupa nilai yang sangat penting dalam etika

    kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara melekat

    dalam diri setiap manusia. Keadilan dalam konteks aplikasi dalam akuntansi

    mengandung dua pengertian yaitu : pertama, berkaitan dengan praktik moral yaitu

    kejujuran, yang merupakan faktor sangat dominan. Kedua, kata adil bersifat lebih

    fundamental (dan tetap berpihak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral)

    3. Prinsip Kebenaran

  • 9

    Prinsip kebenaran dalam akuntansi ini jika dilakukan dengan baik maka akan

    dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan

    transaksi-transaksi ekonomi.

    e. Jenis-jenis transaksi

    Jenis-jenis transaksi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi

    dilembaga keuangan syariah diantaranya :

    1. Transaksi dengan pemilik ; meliputi transaksi penyetoran modal dari pemilik,

    transaksi pengembalian modal ke pemilik dan transaksi pembayaran deviden

    atau bonus ke pemilik pemegang saham.

    2. Transaksi dengan nasabah pembiayaan ; meliputi transaksi realisasi

    pembiayaan ke nasabah, angsuran pokok pembiayaan dari nasabah, angsuran

    margin/bagi hasil dari nasabah.

    3. Transaksi dengan investor ; meliputi transaksi setoran dari nasabah,

    penarikan investasi dari nasabah, pembayaran bagi hasil ke nasabah.

    4. Transaksi dengan rekanan ; meliputi transaksi pembelian alat tulis/peralatan/

    perabotan,pembayaran premi asuransi ke rekanan perusahaan asuransi.

    5. Transaksi dengan karyawan ; meliputi transaksi pembayaran gaji dan

    pembayaran bonus ke karyawan.

    6. Transaksi dengan pemerintah ; meliputi transaksi pembayaran pajak

    penghasilan lembaga keuangan syariah dan pembayaran pajak penghasilan

    nasabah/investor.

  • 10

    7. Transaksi dengan Bank Indonesia ; meliputi transaksi setoran simpanan ke

    Bank Indonesia dan penarikan simpanan di Bank Indonesia.

    8. Transaksi dengan Bank Syariah /LKS lainnya ; meliputi transaksi setoran

    penempatan dana, penarikan penempatan dana dan penerimaan / pembayaran

    bagi hasil.

    f. Mudharabah dan Musyarakah

    Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)

    kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,

    dengan pembagian menggunakan metode bagi untung (profit sharing) atau

    metode bagi pendapat (net revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan

    nisbah yang telah disepakati sebelumnya (PBI No.9/9/PBI/2007 tanggal 18 juni

    2007). Menurut fatwa MUI DSN-MUI Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000,

    musyarakah adalah pembiayaan kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

    usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

    ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai

    kesepakatan. Beberapa poin penting mudharabah yaitu:

    1. Pembagian keuntungan antara dua pihak harus ditetapkan secara proporsional.

    2. Pemodal tidak bertanggungjawab atas kerugian selain modal yang diberikan.

    Mudharib (mitra kerja) tidak menanggung kerugian kecuali kerugian waktu

    dan tenaga. Ada dua jenis mudharabah yaitu :

    1. Al-mudharabah al-muqayyadah ( restricted mudharabah )

  • 11

    Yang terbatas apabila rabb-ul mal menentukan bahwa mudharib hanya boleh

    berbisnis dalam bidang tertentu dan tidak boleh berbisnis dalam bidang lain.

    2. Al-mudharabah al-muthalaqah ( unrestricted mudhrabah )

    Yang mutlak atau tak terbatas apabila rabb-ul mal atau tak terbatas apabila

    rabb-ul mal menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan mudharib untuk

    berbisnis apa uang rabb-ul mal akan ditanamkan.

    Musyarakah adalah pembiayaan kerjasama antara dua pihak atau lebih

    untuk satu usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

    dengan ketentuan bahwa keuntungan akan ditanggung bersama sesuai

    kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (PSAK

    Paragrap4). Musyarakah bisa berbentuk kemitraan tidak terbatas, tertutup dan

    sejajar. Setiap mitra mempunyai kewajiban menyumbang modal dan hak dalam

    manajemen serta pengaturan usaha. Masing-masing mitra menjadi wakil dan

    penjamin dari mitra lain. Ada dua jenis musyarakah yaitu :

    1. Syirkah al-milk

    Sebagai kepemilikan bersama (co-ownership) dan keberadaannya muncul

    apabila dua atau beberapa orang kebetulan memperoleh kepemilikan bersama

    (joint ownership) atas kekayaan asset tanpa membuat perjanjian kemitraan yang

    resmi.

    2. Syirkah al-uqud

    Kemitraan yang sesungguhanya karena para pihak dengan sengaja secara

    sukarela membuat suatu perjanjian investasi bersama dan berbagi untung dan

    resiko.

  • 12

    g. Pembiayaan Mudharabah

    Bank/ Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Shahibul Maal

    • Pengakuan Pembiayaan sebagai berikut :

    - Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau

    penyerahan asset non kas kepada pengelola dana

    - Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui saat tahap

    pembayaran atau penyerahan

    • Pengukuran pembiayaaan sebagai berikut :

    - Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang

    diberikan Bank/ Lembaga Keuangan Syariah pada saat pembayaran

    - Pembiayaan dalam bentuk asset non kas diukur sebesar nilai wajar asset

    non kas pada saat penyerahan

    - Selisih nilai wajar dan nilai buku asset non kas diakui sebagai keuntungan

    atau kerugian Bank/ Lembaga Keuangan Syariah

    - Beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui

    sebagai bagian pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati bersama

    • Bagi hasil dapat : metoda bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan

    (revenue sharing). (Furywardhana,2009)

    h. Pembiayaan Musyarakah setelah Akad

    • Musyarakah permanen dinilai sebesar historis setelah dikurangi kerugian(jika

    ada)

    • Musyarakah menurun

  • 13

    Dinilai sebesar historis dikurangi bagian pembiayaan bank/ LKS yang telah

    dikembalikan mitra (harga jual wajar) dan kerugian.

    Selisih nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan yang dikembalikan

    diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank / LKS pada periode berjalan.

    • Akad sebelum jatuh tempo diakhiri, pengembalian seluruh atau sebagian

    modal, selisih nilai historis dan nilai pengembalian diakui sebagai laba sesuai

    nisbah yang disepakati atau rugi dengan porsi modal mitra.

    • Akad diakhiri pembiayaan belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai

    piutang jatuh tempo kepada mitra.(Furywardhana,2009)

    i. Pengertian Asset

    Menurut Hanafi (2005), Asset dapat didefinisikan sebagai manfaat

    ekonomis yang akan diterima di masa mendatang, atau akan dikuasai oleh

    perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian tertentu. Asset merupakan

    sumber ekonomi organisasi yang akan dipakai untuk menjalankan kegiatannya.

    Atribut pokok suatu asset adalah kemampuan memberikan jasa atau manfaat pada

    organisasi yang memakai asset tersebut.

    j. Ketentuan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah pada Pertumbuhan

    Asset

    Ketentuan Bagi Hasil dalam Mudharabah yaitu keuntungan yang ada dibagi

    sesuai syarat-syarat yang telah disepakati. Sedangkan jika terjadi kerugian, maka

    dibebankan kepada pemilik harta saja. Sedangkan orang yang mengusahakan

  • 14

    menanggung kerugian dalam usahanya, sehingga tidak perlu diberi beban

    kerugian lain. Sedangkan Bagi Hasil dalam Musyarakah yaitu keuntungan usaha

    dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila

    rugi ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola.

    Akan tetapi seandainya kerugian diakibatkan karena kecurangan pengelola, maka

    si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian itu.(Anshori,2007)

    Asset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh

    oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

    Asset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan kepenguasaannya

    berpindah.jadi asset akan tumbuh atau berkembang saat ada penghasilan yang

    masuk dalam perusahaan atas penjualan produk yang dimiliki.

    Metode Penelitian 1. Objek Penelitian

    Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank

    Muammalat, Bank Mega Syariah, dan Bank Mandiri Syariah. Pemilihan Bank

    Muammalat, Bank Mega Syariah dan Bank Mandiri Syariah dikarenakan ketiga

    bank tersebut merupakan tiga bank syariah terbesar di Indonesia dan memiliki

    laporan keuangan yang valid dari tahun 2007-2011 untuk memperoleh data

    perkembangan mudharabah, musyarakah dan pertumbuhan asset setiap tahunnya.

  • 15

    2. Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

    Laporan keuangan tahunan publikasi tahun 2007-2011 Bank Muammalat, Mega

    dan Mandiri Syariah. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

    1. Pembiayaan bagi hasil mudharabah dan musyarakah Bank Muammalat, Mega,

    dan Mandiri Syariah.

    2. Pertumbuhan asset Bank Muammalat, Mega, dan Bank Mandiri Syariah.

    3. Teknik pengumpulan data

    Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Mengunduh laporan keuangan tahunan Bank Muammalat, Bank Mega Syariah,

    dan Bank Mandiri Syariah selama tahun 2007-2011.

    2. Menghitung prosentase perkembangan bagi hasil mudharabah dan musyarakah

    serta pertumbuhan asset dari ketiga bank tersebut.

    4. Teknik analisis data

    Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

    deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan bagi hasil

    musyarakah, mudharabah dan total asset setiap tahunnya yaitu dengan melihat

    prosentase dari bagi hasil musyarakah mudharabah dan pertumbuhan asset setiap

    tahunnya.

  • 16

    Analisis Data dan Pembahasan 1. Gambaran Umum Objek Penelitian

    a. Profil Bank Muammalat

    Setelah tumbuh sehat selama satu dasawarsa, Bank Muamalat memandang

    tahun 2009 sebagai saat yang tepat untuk merestrukturisasi serta memperkokoh

    landasan usaha demi pertumbuhan di masa depan. Sekalipun dunia dilanda krisis

    keuangan maupun resesi ekonomi, sektor perbankan syariah di Indonesia tetap

    kokoh dan bergairah. Prospek pertumbuhannya di masa depan pun sangat

    menjanjikan. Sebagai bank pertama murni syariah, dan pelopor di pasar

    perbankan syariah nasional sejak tahun 1991, Bank Muamalat memiliki posisi

    yang strategis guna memanfaatkan peluang pertumbuhan tersebut.

    Untuk itu, Bank Muamalat harus membangun landasan dan infrastruktur

    yang lebih kokoh. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang

    Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan

    November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-

    bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank

    beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus

    syariah. (Annual Report Bank Muammalat)

    b. Profil Bank Syariah Mandiri

    PT. Bank Susila Bakti (PT. Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan

    Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota

    Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari

    langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi

    bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger

  • 17

    empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo)

    ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana

    perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank

    Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri

    (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana

    perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan

    PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. (Annual Report Bank

    Mandiri Syariah).

    c. Profil Bank Mega Syariah Indonesia

    Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun

    kemudian, 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubahan bentuk

    logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister

    company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2

    November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini berganti nama menjadi PT

    Bank Mega Syariah. sejalan dengan perkembangan bisnis, melalui rapat umum

    pemegang saham (RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar dari

    Rp400 miliar menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp150,060

    miliar menjadi Rp318,864 miliar. Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh

    jajaran manajemen Bank Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang teguh

    prinsip kehati-hatian, serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan

    profesionalisme dalam melakukan kegiatan usahanya. (Annual Report Bank Mega

    Syariah)

  • 18

    2. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah

    Terhadap Pertumbuhan Asset

    a. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah

    Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Mandiri Syariah

    Dalam Bank Syariah tidak menggunakan metode pinjam-meminjam uang

    dalam rangka kegiatan komersial, karena setiap pinjam meminjam uang yang

    dilakukan dengan persyaratan atau janji pemberian imbalan adalah termasuk riba.

    Oleh karena itu mekanisme operasional perbankan syariah dijalankan dengan

    menggunakan piranti-piranti keuangan syariah yang mendasarkan prinsip-prinsip

    bagi hasil (profit and loss sharing) ada dua macam dalam kategori ini yaitu :

    musyarakah (joint venture profit sharing) dan mudharabah (trustee profit

    sharing). (Arifin,2002).

    Gambaran mengenai perkembangan mudharabah dan musyarakah pada

    Bank Mandiri Syariah antara tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada

    table 4.1 sebagai berikut ini :

    Tabel 4.1 Perkembangan mudharabah dan musyarakah Bank Mandiri Syariah

    (dalam ribuan)

    Tahun Perkembangan Pertumbuhan Mudharabah % Musyarakah % Asset % 2007-2008 611.418.827 26 484.253.915 26 4.180.547.428 32

    2008-2009 349.377.098 12 643.656.128 27 4.970.596.529 29

    2009-2010 898.233.028 27 1.220.459.154 41 10.445.338.627 47

    2010-2011 417.099.048 10 890.867.277 21 16.190.076.883 50

    Rata-rata 19 29 40 Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri Syariah th. 2007-2011

  • 19

    Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, perkembangan kontribusi musyarakah

    Bank Mandiri Syariah sepanjang tahun 2007 sampai 2011 secara umum lebih

    besar daripada perkembangan kontribusi mudharabah dilihat dari tingkat rata-

    ratanya yaitu selisih 10% antara mudharabah dan musyarakah lebih tinggi

    musyarakah perkembangan mudharabah tiap tahunnya cenderung naik turun

    sedangkan dalam musyarakah cenderung naik setiap tahunnya dan turun pada

    tahun 2010-2011. Pertumbuhan asset Bank Mandiri Syariah dari tahun ke tahun

    juga mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata sebesar 40%. Pertumbuhan

    asset tersebut dapat disebabkan karena tiap tahun perkembangan mudharabah dan

    musyarakah selalu meningkat dan hasil dari produk-produk yang dimiliki oleh

    Bank Syariah lainnya seperti ijarah,qardh,murabahah dan isthisna juga ikut

    berpartisipasi dalam perkembangan asset.

    Pada tahun 2007-2008 hasil perkembangan mudharabah dan musyarakah

    sama-sama berada diangka 26%, dan pertumbuhan assetnya 32%. Tahun 2008-

    2009 perkembangan mudharabah sebesar 12%, perkembangan musyarakah

    sebesar 27%, dan pertumbuhan asset sebesar 29%. Sedangkan di tahun 2009-

    2010, besar tingkatan perkembangan mudharabah adalah 27%, perkembangan

    musyarakah 41%, dan pertumbuhan asset berada pada 47%. Lalu pada tahun

    2010-2011 perkembangan mudharabah sebesar 10%, perkembangan musyarakah

    sebesar 21%, dan pertumbuhan assetnya sebesar 50% dan rata-rata perkembangan

    mudharabahnya sebesar 19%, perkembangan musyarakahnya sebesar 29% dan

    pertumbuhan assetnya sebesar 40%. Sehingga secara umum angka musyarakah

  • 20

    lebih besar daripada mudharabah. Di Bank Mandiri Syariah produk yang lebih

    diminati oleh nasabah adalah musyarakah.

    b. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah

    Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Muammalat

    Gambaran mengenai perkembangan mudharabah dan musyarakah pada

    Bank Muammalat antara tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada tabel

    4.2 sebagai berikut ini :

    Tabel 4.2 Perkembangan mudharabah dan musyarakah Bank Muammalat (dalam ribuan)

    Tahun Perkembangan Perkembangan

    Mudharabah % Musyarakah % Asset %

    2007-2008 -416.671.831 -18 1.277.258.344 55 2.027.636.921 19

    2008-2009 -534.518.795 -39 1.466.805.689 48 3.430.463.486 27

    2009-2010 -7.599.827 -1 1.466.398.817 32 5.373.614.231 34

    2010-2011 7.089.000 4 200.273.000 35 11.078.712.910 52 Rata-rata -13 43 33

    Sumber : Laporan Keuangan Bank Muammalat th. 2007-2011

    Berdasarkan tabel 4.2 diatas, perkembangan kontribusi musyarakah Bank

    Muammalat sepanjang tahun 2007 sampai 2011 secara umum lebih besar daripada

    perkembangan kontribusi mudharabah dilihat dari tingkat rata-ratanya yaitu

    dengan selisih yang sangat jauh karena pada musyarakah sebesar 43% sedangkan

    pada mudharabah sebesar (-13%) dengan total asset sebesar 33%. Pertumbuhan

    asset Bank Muammalat dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.

    Pertumbuhan asset tersebut dapat disebabkan karena tiap tahun perkembangan

    mudharabah dan musyarakah selalu meningkat begitu juga dengan produk-produk

    syariah yang lainnya.

  • 21

    Pada tahun 2007-2008 hasil perkembangan mudharabah berada pada angka

    (-18%), perkembangan musyarakah 55% dan pertumbuhan assetnya 19%. Tahun

    2008-2009 perkembangan mudharabah sebesar (-39%), perkembangan

    musyarakah sebesar 48%, dan pertumbuhan asset sebesar 27%. Sedangkan di

    tahun 2009-2010, besar tingkatan perkembangan mudharabah adalah (-1%),

    perkembangan musyarakah 32%, dan pertumbuhan asset berada pada 34%. Lalu

    pada tahun 2010-2011 perkembangan mudharabah sebesar 4%, perkembangan

    musyarakah sebesar 35%, dan pertumbuhan assetnya sebesar 151%. Sehingga

    secara umum angka musyarakah lebih besar daripada mudharabah. Di Bank

    Muammalat produk yang lebih diminati oleh nasabah adalah musyarakah.

    c. Analisis Perkembangan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah

    Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Mega Syariah

    Gambaran mengenai perkembangan mudharabah dan musyarakah pada

    Bank Mega Syariah antara tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada tabel

    4.3 sebagai berikut ini :

    Tabel 4.3 Perkembangan mudharabah dan musyarakah Bank Mega Syariah (dalam ribuan)

    Tahun Perkembangan Pertumbuhan

    Mudharabah % Musyarakah % Asset %

    2007-2008 -43.761.427.000 -62 80.923.903.000 317 534.398.586 21

    2008-2009 1.210.476.000 31 -84.668.156.000 -80 1.285.787.081 42

    2009-2010 -1.010.144.000 -26 115.578.292.000 530 255.739.250 6

    2010-2011 -1.706.230.000 -60 -70.433.239.000 -51 926.931.816 20

    Rata-rata -29 179 22

    Sumber : Laporan Keuangan Bank Mega Syariah th. 2007-2011

    Berdasarkan tabel 4.3 diatas, perkembangan kontribusi musyarakah

    Bank Mega Syariah sepanjang tahun 2007 sampai 2011 secara umum lebih besar

  • 22

    daripada perkembangan kontribusi mudharabah. Kecuali hanya pada tahun 2008-

    2009 mudharabah besarnya melebihi musyarakah dengan tingkat rata-rata sebesar

    (-29%) pada mudharabah dan 179% pada musyarakah ini sangat berbeda jauh

    antara perkembangan 2 produk Bank Syariah tersebut. Sedangkan hasil

    perkembangan kontribusi mudhabarah dan musyarakah tiap-tiap tahun dapat

    dilihat pada tabel diatas. Pertumbuhan asset Bank Mega Syariah dari tahun ke

    tahun juga mengalami peningkatan dengan tingkat rata-rata sebesar 22%.

    Pertumbuhan asset tersebut dapat disebabkan karena tiap tahun perkembangan

    mudharabah dan musyarakah selalu meningkat dan kontribusi yang dihasilkan

    dari produk-produk Bank syariah yang lainnya seperti ijarah,qardh,murabahah dan

    isthisna. Pada tahun 2007-2008 hasil perkembangan mudharabah berada diangka

    (-62%) perkembangan musyarakah 317% dan pertumbuhan assetnya 21%.

    Tahun 2008-2009 perkembangan mudharabah sebesar 31%,

    perkembangan musyarakah sebesar -80%, dan pertumbuhan asset sebesar 42%.

    Sedangkan di tahun 2009-2010, besar tingkatan perkembangan mudharabah

    adalah (-26%), perkembangan musyarakah 530%, dan pertumbuhan asset berada

    pada 6%. Lalu pada tahun 2010-2011 perkembangan mudharabah sebesar (-60%),

    perkembangan musyarakah sebesar -50%, dan pertumbuhan assetnya sebesar

    20%. Sehingga secara umum angka musyarakah lebih besar daripada

    mudharabah. Namun pada tahun 2008-2009 besar perkembangan mudharabah

    lebih tinggi daripada musyarakah. Di Bank Mega Syariah produk yang lebih

    diminati oleh nasabah adalah musyarakah.

  • 23

    3. Bahasan Analisis

    Dari pembahasan ketiga tabel tersebut sebelumnya mengenai perkembangan

    musyarakah dan mudharabah pada Bank Mandiri, Muamalat, dan Mega syariah

    dapat diketahui bahwa perkembangan musyarakah lebih tinggi dan lebih baik

    kontribusinya dibandingkan dengan mudharabah karena prinsip yang diterapkan

    dalam musyarakah yaitu setiap pihak memiliki bagian secara proporsional sesuai

    dengan kontribusi modal mereka dan mempunyai hak mengawasi (voting right)

    perusahaan sesuai dengan proporsinya. dalam pembagian keuntungan dibagi

    secara merata sesuai modal dan kontribusi masing-masing, sesuai kesepakatan

    dan resiko yang akan ditanggung bersama oleh pemilik dana (shahibul maal) dan

    pengelola dana (mudharib), jadi pengelola dana (mudharib) lebih aktif dan

    bertanggung jawab penuh dalam menjalankan usahanya karena pengelola dana itu

    sendiri tidak mau menanggung kerugian apabila usaha yang dijalankan tidak sehat

    dan menyebabkan rugi.

    Sedangkan pada prinsip mudharabah pengelola dana tidak menanggung

    kerugian kecuali kerugian waktu dan tenaga saja jadi kerugian secara materi

    ditanggung oleh pemilik dana (shahibul maal) sepenuhnya. Maka dari ketiga

    Bank Syariah yang disebutkan diatas dapat dilihat dari perkembangan musyarakah

    dari tahun ketahun lebih baik dan signifikan kontribusinya walaupun terkadang

    naik turun atau naik hanya sedikit saja namun prosentase rata-ratanya cukup

    baik.

    Namun apabila melihat dari masing-masing dari tabel Bank Mandiri

    Syariah, Bank Muammalat dan Bank Mega Syariah diatas perkembangan

  • 24

    mudharabah dan musyarakah dalam Bank Mandiri Syariah terlihat stabil dari

    tahun ketahun hanya naik turun setiap tahunnya dan itu wajar terjadi dalam

    perbankan, sedangkan yang terjadi dalam Bank Muammalat dan Bank Mega

    Syariah sangat tidak stabil atau bisa dibilang memprihatinkan karena

    perkembangan mudharabahnya sampai mencapai minus bisa dibilang tidak ada

    penghasilan namun yang terjadi dalam perkembangan musyarakah cukup bagus

    karena prosentasenya cukup tinggi berbanding terbalik dengan mudharabah yang

    sepertinya ada kejanggalan dalam perkembangan mudharabah yaitu para

    pengelola dana (mudharib) tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya

    dan yang terjadi dalam Bank Mega Syariah yaitu sangat memprihatinkan bisa

    dibilang sangat tidak stabil karena perkembangan mudharabahnya dari tahun

    ketahun selalu minus namun dalam perkembangan musyarakah juga sepertinya

    ada kejanggalan atau aneh karena perkembangan yang didapatkan bisa mencapai

    ratusan dan apabila mengalami kemrosotan juga sangat ekstrim sampai mencapai

    minus itu terjadi karena bank mega adalah bank swasta jadi saat terjadi krisis

    ekonomi maka nasabah lebih memilih bank mandiri sebagai bank pemerintah

    apabila bank tersebut kolep maka bank pemerintah lebih terjamin. Walaupun porsi

    mudharabah tidak sebanyak porsi musyarakah namun mudharabah tetap

    memberikan kontribusi dalam pertumbuhan asset setiap tahunnya dan

    pertumbuhan asset pada ketiga Bank Syariah diatas cukup baik setiap tahunnya.

    Baik mudharabah maupun musyarakah memberikan kontribusi untuk

    meningkatkan pertumbuhan asset pada Bank. Karena mudharabah dan

    musyarakah berada pada sisi aktiva, sehingga meningkatkan nilai dari aktiva atau

  • 25

    asset bank tersebut. Produk mudharabah dan musyarakah hanya beberapa dari

    produk Bank Syariah karena masih banyak lagi produk-produk yang lainnya.

    Namun dalam penelitian kali ini yang dibahas hanya mudharabah dan musyarakah

    saja, hasil yang didapat pun tetap menunjukkan bahwa bagi hasil mudharabah dan

    musyarakah mempunyai pengaruh yang sebanding dengan pertumbuhan asset

    pada ketiga bank tersebut. Perkembangan mudharabah dan musyarakah

    berpengaruh positif dalam meningkatkan pertumbuhan asset Bank Mandiri

    Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Muammalat. Semakin berkembangnya

    mudharabah dan musyarakah mampu meningkatkan pertumbuhan asset yang ada.

    Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dari analisis data dan bahasan analisis diatas dapat

    disimpulkan bahwa :

    1. Perkembangan mudharabah dan musyarakah terhadap asset pada Bank Mandiri

    Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Muammalat secara umum bahwa

    produk musyarakah menjadi produk yang paling diminati dibandingkan dengan

    mudharabah.

    2. Produk musyarakah kontribusinya lebih banyak dibandingkan produk

    mudharabah disebabkan musyarakah merupakan pembiayaan yang dilakukan

    sesuai dengan kesepakatan antara dua belah pihak. Kesepakatan itu mengatur

    tentang metode untung rugi yang disesuaikan dengan kontribusi yang

    dikeluarkan oleh para nasabah.

  • 26

    Saran

    Saran Bagi Bank Mandiri, Bank Muammalat dan Bank Mega Syariah

    Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, saran yang dapat disampaikan

    penulis kepada Bank Syariah Mandiri,Bank Muammalat dan Bank Mega Syariah

    yaitu :

    1. Meningkatkan pembiayaan mudharabah sehingga perkembangannya bisa lebih

    baik seperti yang terjadi dalam musyarakah

    2. Mempertahankan perkembangan musyarakah agar tidak menurun dan lebih

    baik lagi.

    Saran Penelitian Selanjutnya

    Untuk mendapatkan data yang lebih valid sebaiknya penelitian selanjutnya

    menggunakan teknik observasi atau wawancara langsung terhadap Bank yang

    ingin diteliti untuk mengatahui secara jelas bagaimana perkembangan

    mudharabah dan musyarakah itu terjadi.

  • 27

    Daftar Pustaka

    Akuntansi Aset Menurut SAP. http://www.scribd.com/doc/100658291/15/.

    Diakses 6 Oktober 2012. Anshori, Ghofur Abdul, 2007.Perbankan Syariah Di Indonesia,UGM Press

    Yogyakarta. Antonio, Syafi’i Muhammad, 2009.Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah.Jakarta

    : Azkia Publiser Furywardhana, Firdaus, 2009. Akuntansi Syariah : PPPS Kemajaya Kreasindo

    Yogyakarta Hanafi, Mamduh M,2004. Manajemen Keuangan, BPFE-Yogyakarta. Lewis, Mervyn.K dan Latifa M Algaoud,2007, Perbankan Syariah. PT Serambi

    Ilmu Semesta, Jakarta Muhammad, 2005, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Akademi Manajemen

    Perusahaan YKPN. Yogyakarta.

    Mulyawanda, Kahfi, 2011, Hubungan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah dengan Tingkat Laba Bersih PT BANK BTN SYARIAH Tbk. Skripsi Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis dan Perbankan Yogyakarta (tidak dipublikasikan)

    Riawan Amin, Bunga,2000. Imbalan dan Bagi Hasil, Dalam Majalah Hukum Nasional B. No.1, Jakarta

    Sjahdeini, Sutan Remi, 2010, Perbankan Syariah,PT Jayakarta Agung

    Offset.Jakarta

    Sumarti,2007. Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Syariah Mandiri Di Jakarta. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. (tidak dipublikasikan)

  • 28

    I. Lampiran Laporan Keuangan

    BANK MANDIRI SYARIAH Tahun 2008-2011

  • 29

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2007

  • 30

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2008

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2009

  • 31

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2009

  • 32

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MANDIRI TAHUN 2010- 2011

  • 33

    II. Lampiran Laporan Keuangan

    BANK MUAMMALAT Tahun 2008-2011

  • 34

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MUAMMALAT TAHUN 2008-2009

  • 35

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MUAMMALAT TAHUN 2010-2011

  • 36

    III. Lampiran Laporan Keuangan

    BANK MEGA SYARIAH Tahun 2008-2011

  • 37

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2007-2008

  • 38

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2008-2009

  • 39

    LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2010-2011