SKRIPSI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI DESA …
Transcript of SKRIPSI FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI DESA …
SKRIPSI
FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI DESA GELA
KECAMATAN TALIABU UTARA KABUPATAN PULAU
TALIABU PROVINSI MALUKU UTARA
Oleh:
Boliadi Sahupala
Nomor Induk Mahasiswa: 1056 11105117
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
SKRIPSI
FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI DESA GELA
KECAMATAN TALIABU UTARA KABUPATAN PULAU
TALIABU PROVINSI MALUKU UTARA
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meyelesaikan Studi Dan Memperoleh
Gelar Sarjana (S.Sos)
Disusun Dan Diajukan Oleh:
BOLIADI SAHUPALA
Nomor Induk Mahasiswa : 105611105117
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
v
APSTRAK
BOLIADI SAHUPAL: 2021. Fungsi Badan Permusyawaratan Desa di Desa
Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Propinsi Maluku
Utara. (dibimbing, Jaelan Usman dan Asnyari Mone)
Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan serta menjelaskan Fungsi Badan
Permusyawaratan Desa di Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau
Taliabu Provinsi Maluku Utara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan
teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara untuk
mendeskripsikan serta menjelaskan fungi BPD yang ada di Kantor Desa Gela
Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu. Informan dari penelitian ini
meliputi kepala desa, pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta
masyarakat umum. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikaji dengan
menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fungsi Badan Permusyawaratan
Desa di Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi
Maluku Utara, kemajuan fungsi badan permusyawaratan desa sudah di katakana
bagus di lihat dari aspek (1) menyepakati rancangan peraturan desa sudah di
katakana bagus dalam melakukan rancangan peraturan desa sudah teralisasi
dengan baik dalam merancang peraturan desa yang sesuai dengan prosedur yang
dikeluarkan oleh kantor pemerintah pusat, (2) Menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat sudah di katakana bagus karna aspirasi masyarakat sudah
disampaikan kepada kepala desa itu sendiri sudah terlaksana dengan baik sesuai
dengan fungsi BPD, (3) Melakukan pengawasan kinerja kepala sudah di katakan
belum bagus karna anggota BPD yang sering melakukan absen tanpa
pemberitahuan sebelumnya ke pihak BPD sehingga pengawasan kinerja kepala
desa sudah teralisasi dengan cukup baik hal ini karena ada kordinasi antara kepala
desa dan BPD yang bekerja sama dalam membangun roda pemerintah desa yang
lebih maju dan berkembang.
Kata kunci: Fungsi Badan Permusyawaratan Desa.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr wb.
Segala puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya terlebih-
lebih nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan sikripsi. Bukti
dari perjuangan yang Panjang dan jawaban atas do’o yang senang tiasa
mengalir dari orang-orang terkasi. Sholawat serta salam juga peneliti
sampaikan kepada nabiullah Muhammad SAW yang telah mebawah kita dari
alam yang biadab menuju alam yang beradab, yang telah menggulung tikar-
tikar kebodohan dan membentang tikar-tikar kebenaran
Skripsi dengan judul “Fungsi Badan Permusyawaratan Desa di Desa
Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi
Maluku Utara” yang penulis susun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di kampus Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Kusus penulis menyampaikan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua saya yang tercinta, yang telah berjuang demi kesuksesan
anaknya, yang telah melahirkan, dan mebesarkan dan medidik dengan
sempenuh hati dan kasi sayang kepada penulis.
Selain itu pulah penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
vii
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhorma.
1. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Ansyari
Mone, M.Pd selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan dorongan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos.,M.Si Selaku Dekan Fakulas Ilmusosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA Selaku Ketua Prodi Ilmu Adminstrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asisten dosen, staf pegawai yang
ada di lingkup fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Seluruh pemerintah Kabupaten Pulau Taliau Maluku Utara, khusunya para
aparatur Desa Gela, dan pengurus Badan Permusyawaratan Desa Gela yang
telah banyak membantu kemudahan serta kelancaran dalam melakukan
penyusunan tugas akhir ini.
7. Teman-teman seperjuangan Ilmu Administrasi Negara terimakasih untuk
segala cerita, kenangan dan kebersamaannya selama ini.
8. Saudaraku dan saudariku Kelas IAN 17B yang setiap saat yang selalu
membatu penulis, dilapangan ntuk mendapatkan informasi yang di butuhkan,
ix
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR ...................................................... i
HALAMAN PENERIMAAN TIM ........................................................................iiii
HALAMAN PERNYATAANUJIAN AKHIR ....................................................... iii
APSTRAK ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PENELITIAN ......................................................................... 9
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 9
B. Fungsi BPD ................................................................................................... 9
C. Kerangka pikir ............................................................................................. 23
D. Fokus Penelitian .......................................................................................... 24
E. Deskripsi Fokus ........................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 29
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................................... 29
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................. 29
C. Informan ...................................................................................................... 30
D. Teknik Pengupulan Data ............................................................................. 31
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 32
F. Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 33
BAB 1V HASIL PEMBAHASAN .......................................................................... 35
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 35
B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 44
x
C. Pembahasan Penelitian ................................................................................ 53
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 61
A. Kesimpulan .................................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 64
LAMPIRAN ............................................................................................................. 66
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 7
Tabel 3. 1 Informan ................................................................................................... 23
Tabel 4. 1 Jumblah Penduduk Desa Gela ................................................................. 28
Tabel 4. 2 Tingkatan Kesaejatraan Masayarakat Desa Gela KK Jiwa ..................... 29
Tabel 4. 3 Mata Pencahrian Desa Gela ..................................................................... 30
Tabel 4. 4 Sarana Umum ........................................................................................... 31
Tabel 4. 5 Prasarana Transportasi ............................................................................ 32
Tabel 4. 6 Pembagian Wilaya D esa Gela ................................................................. 33
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir...................................................................................... 22
Gam bar 4. 7 Struktur Organisasi ............................................................................. 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bedasarkan sejarah desa merupakan terbentuknya masyarakat politik dan
pemerintahan di Indonesia lebih jauh dari pada sebelumnya masyarakay bangsa
Indonesia terbentuk berdasrkan struktur sosial yang ada disetipa desa yang
memiliki adat yang trdiri masyarakat, dan lain sebaggainya telah menjadi institusi
sosial yang memiliki posisi dan peranan yang sangat penting. Desa merupakan
istitusi yang memiliki otonomi desa dengan transisi adat istiadat, sesui dengan
perturan yang ditentukan sangat kuat dan kental bahkan dinilai dengan relatif dan
mandiri.
Dapat mejelskan tentang desa merupakan wujud bangsa yang paling kuat
dan kongkrit, sesuai dengan kemajuan teknologi dapat dikembangkan sesui zaman
yang semakin modern berdasrkan ini sangat jelas terlihat pada masa pemrintahan
benar-benar mejalani demokrasi sesui UU Nomor 5 tahun 1979 melakukan sistem
dan sentralisasisesuai birokrasi yang samatentu pemerintahan desa, tampa
menghiraukan keanekaragaman yang sama masyarakat adat dan pemerintahan.
Lahirnya reformasi politik dan penggantian Pemerintahan yang terjadi pada
tahun 1998, diikuti pula dengan lahirnya, sesuai dengan UU Nomor 22 tahun
1999 tentang pemerintahan daerah yang menggantikan aturan UU Nomor 5 Tahun
1979 sesuai selanjutnya sebagaimana yang telah tertera dalam Pasal 93 UU
Nomor 22 Tahun 1999 dan PP Nomor 76 Tahun 2001 tentang pedoman umum
pengaturan mengenai desa menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran
2
serta masyarakat, pemerataan dan sesuai dengan ketentuan serta memperhatikan
potensi dan kejemukan yang sama dengan daerah yang ada di setiap wilaya.
Selanjutnya Pemerintahan Desa dikuatkan dengan diberlakukannya Nomor 32 UU
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dengan pelimpahan wewenang yang
seluas-luasnya kepada Desa dengan disertai pemberian hak dan kewajiban dalam
menyelenggarakan sesuai dengan otonomi desa. Sesuai dengan yang ada di desa
diberi kesempatan sesuai dengan tumbuh dan berkembang menuju arah
perkembangan dan sesui kemajuan yang tepat dalam dan sesui terarah dalam hal
pelayanan dan pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat sesui dengan
peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang perturan desa, disebutkan
bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk meyusun dan mengurus kepentingan masyarakat
yang ada di setiap tempat, sesui dengan hak asal-usul adat istiadat setempat sesui
dengan peraturan yang ada dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara
kesatuan repblik Indonesia. “Rusdia & Wirawan, (2020)”.
Menuru “Walujan, (2018)”. Sebab Pemerintahan terbentuk bermula dari
adanya Desa yang pada akhirnya membentuk masyarakat politik dan
Pemerintahan di Indonesia. Pada kenyataannya desa dan seringkali luput dari
perhatian umum khususnya dari bidang Pemerintahan. Ditetapkannya UU Nomor
22 Tahun 1999 dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
dipandang sebagai suatu bagian dari proses demokratisasi di Indonesia. Penetapan
otonomi merupakan langkah awal untuk menuju kepada negara yang demokratis
dan sesuai dengan nilai luhur dan tujuan UUD 1945. Dalam UU 1945 pasal 18
3
meyebutnya bahwa pembangunag yang ada di daerah wilaya Indonesia terbagi
atas daerah besar dan ada daerah kecil, dengan bentuk dan susunan
Pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Dengan demikian UUD
negara repoblik indonesia Tahun 1945 mnyatakan secara tegas bahwa Pemerintah
Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Sesuai yang di bentuk dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 32
Tahun 2004 merupakan perwujudan demokrasi. Dan kedua undang-undan tersebut
telah diatur tentang peraturan pemerintahan desa yang terdiri dari Kepala Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa. Sesuai dengan adanya badan permusyawartan
desa yang sesuai dengan merupakan wujud demokrasi pemerinta yang ada di
Desa. Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 badan permusyawartan desa yang
sebelumnya disebut dengan Badan Perwakilan Desa, yang berfungsi mengayomi
masyarakat adat istiadat.
Membuat aturan desa menampung aspirasi masyarakat, serta melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan desa. Demikian, badan
perwakilan desa. Fungsi regulasi dan pengawasan. Sementara di dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai revisi atas Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 menjelaskan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Yang di sebut lembaga pemerintahan desa (LPD) sebelunya
4
berna lembaga perwakilan desa dan dirubah mejadi badan permusywaratan desa
(BPD) pada hakekatnya kedudukan kedua lembaga ini sama memiliki fungsi
perwakilan regulasi, legislasi dan pengawasan terhadap kepal desa yang mejalani
pimpinan pemerintahan desa.
Namun yang membedakan adalah dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, Badan
Permusyawaratan Desa tidak mempunyai fungsi proses adat karena di dalam
Undang-undang ini tidak menekankan pada asal-usul adat suatu desa. Sesuai
dengan susunan sementara ini jika ditinjau dari Undang-Undang mengenai
pemerintahan desa yang berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Pengurus terdiri dari
Perangkat Desa tokoh masyarakat dan ketua yang ketuanya adalah Kepala Desa
sendiri sehingga kepala desa memiliki peranan penting yang ada desa.
Tentu tidak mencerminkan cita-cita demokrasi sebab Kepala Desa sebagai
pemimpin desa sebagai pemimpin menjelaskan bagaimana kedudukan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) anggota badan permusyawartan desa adalah wakil
dari wilaya penduduk desa yang bersangkutan ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat bersama-sama. Dalam hal ini Kepala Desa tidak
memilki peranan untuk menduduki jabatan sebagai ketua dalam BPD, bahkan
BPD berfungsi untuk mengawasi Kepala Desa dalam menjalankan Pemerintahan
Desa. Hal ini mencerminkan demokratisasi yang nyata dalam Pemerintahan Desa.
Sesuai dengan peraturan pemerintah desa dan pemrintahan daerah, Desa
diartikan juga sebaggai satu kesatuan penduduk yang terdiri dari masyarakat desa
yang ada diwilya dengan aturan hukum, mempunyai batasan wilayah otoritas,
5
memiliki tugas dan kewenagan dalam mengurus kebutuhan dan kepentingan
masyarakat desa yang didasarkan pada hak asal-usul serta kebudayaan setempat
yang disetujui dan dibentuk kedalam tata kelola pemerintahan nasional yang
sesuai dengan yang berkedudukan di kabupaten kota, memiliki tujuan dalam
memberikan ide dan gagasan kepada perangkat Desa serta masyarakat dalam
melaksanakan rencana pembangunan sesuai dengan kebutuhan rumah tangganya
masing-masing.
Fungsi BPD yang ditetapkan Berdasakan UU No. 6 tahun 2014, pasal 55,
Permendagri No. 110 tahun, 2014. Fungsi badan permuswaratan desa di bagi
tigga, membahas serta meepakati rancangan peaturan desa bersama Kepala Desa,
menampung serta meyalurkan aspirasi masyarakat, menjelaskan pengawasan atau
kontrol terhadap Kepala Desa. Berdasarkan fungsinya, dalam konteks tata kelola
roda pemerintahan desa, BPD sangat berperan penting dalam hal memberdayakan
masyarakat agar dapat dilihat tercapainya keberhasilan desa dalam hal
pembangunan dan pengelolaan aset diperlukan tata kelola pemerintahan desa yang
bisa berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan tugas fungsinya sebagai
(BPD) badan permusyawaratan desa, untuk menyelenggarakan pemerintahan desa
serta pembangunan desa sesuai dengan rumah tangga masing-masing desa.
Dengan begitu, prinsip yang ada didalam UU Desa membantu kebutuhan
desa sebagai daerah mandiri. Sesuai dengan landasan munculnya undang-undang
tentang desa yaitu proses pembangunan nasional minim diperhatikan dan
dirasakan oleh masyarakat khususnya yang berada di setiap desa. Membahas
tentang desa diharapkan dapat memberikan percepatan pembangunan dalam skala
6
lokal, yang dapat memacu kemajuan uatu daerah pembangunan ekonomi terutama
yang ada di Desa. Pemerintah desa bersama pemerintah daerah harus paham dan
dapat menciptakan perubahan pembangunan yang ada di desa melalui beberapa
metode, baik pembaharuan, pemberdayaan, maupun pengawasan terhadap
terlaksananya proses pembangunan yang ada didesa.
Menurut “IRAWAN,(2019)”. Badan permusyawaratan desa BPD sebagi
uansur penyelenggara pemerintahan desa yang berfungsi menampung serta
menyalurkan aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan dalam penetapan
dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, kebijakan
yang ditetapkan oleh kepala desa mengemukakan Sitruktur kelembagaan dan
mekanisme kerja disemua tingkat pemerintah, khususnya pemerintah desa harus
diarahkan untuk dapat menciptakan pemerintahan yang sadar akan peraturan
terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Pemerintah desa yang didalamnya terdiri dari Kepala Desa bersama perangkat
Desa beserta BPD diminta agar menjalankan tugas pemerintahan desa dengan
baik. Seperti dalam hal pembahasan dan perumusan kebijakan peraturan desa,
terutama pada hasil ekonomi serta pengelolaan aset desa.
Bukan hanya itu, pemerintah juga diminta agar menyediakan pelayanan
terhadap masyarakat desa, seperti dalam kependudukan, pendidikan serta
kesehatan.
BPD adalah ujung tombak dari pemerintahan daerah yang dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat serta menjalankan pembangungan di wilayah atau
daerah masing- masing. Dari hasil obeservasi saya di desa gela kecematan taliabu
7
utara kabupaten pulau taliabu provinsi maluku utara pada tanggal 02 maret 2020
banyak masyarakat desa gela yang belum paham terkait fungsi BPD dan
perangkat Kepala Desa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dari
latar belakang diatas penulis tertarik mengakat judul tentang “Fungsi Badan
Permusywaratan Desa DI Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaiman fungsi (BPD) di Desa Gela
Kacamatan Taliabu Utara Kabupeten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah penelitian yang telah di ungkapkan,
maka tujuan penelitian yang ingin di capai adala
Bagaimana Fungsi Badan Permusyawaratan Desa terbagai tiga bagian di
Desa Gela Kecamata Taliabu Utara Kabupaten Pulau Talabu Propinsi Maluku
Utara. membahas dan meyepakati rancangan peraturan Desa Bersama kepala Desa
,menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat ,pengawasan terhadap kinerja
kepala Desa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan kajian bagi anggota BPD dan kepala Desa khususnya di Desa Gela,
Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku
8
Utara.
2. Untuk saling memberi ruang gerak berdasarkan fungsi dan penerapanya
masing-masing dan menjadi bahan kajian dalam rangka meningkatkan
efektifitas kerja dalam menjadikan kehidupan masyarakat yang demokratis
berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat setempat.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berikut ini adalah penelitian terdahulu dalam bentuk
beberapa jurnal yang diberikan pedoman dan penjelasan berkaitan dengan
penelitian. Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan
dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis
tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian
penulis, Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian dalam penelitiannya yaitu :
a. Menurut Setyaningrum & Wisnaen, (2019), dengan mengambil. Judul
Pelaksanaan fungsi badan permusyawaratan desa terhadap
penyelengaraan Pemerintahan desa.
1. Tujuan Keanggotaan badan permusyawaratan desa plumbon yang “asal
tunjuk” karena di tiap dusun mengalami kesulitan saat mengajukan
wakilnya, orang yang di anggap mampu tetapi tidak mencalonkan diri
hingga akhirnya mempengaruhi kualitas badan permusyawaratan desa.
Tidak adanya pembinaan secara khusus dari pemerintahan daerah.
semangatpembentukan peraturan desa tidak di barengi dengan usaha
pemerintah untuk melakukan pelatihan maupun pembimbingan bagi
anggota badan permusyawaratan desa. Pola hubungan badan
permusyawaratan desa dan pemerintah desa yang kurang harmonis, hal ini
10
di dasari adanya anggapan bahwa salah satu berada pada kedudukan lebih
tinggi daripada yang lainya.
2. Metode Berdasarkan taori maka saya ambil metode penelitian yaitu
kualitatif yang sesuai dengan acuan judul saya untuk menjadi referensi atau
pembahasan dari judul saya.
3. Hasil Pemerintah desa adalah kepala desa dan badan permusyawaratan desa
(BPD). Keberadaan BPDmerupakan representasi masyarakat yang
mempunyai fungsi: mebahas dan meyepakati rancangan peraturan desa
bersama kepala desa, menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat
desa, melakukan pengawasan kepala desa. Upaya untuk mengatasi
hambatan dengan menumbukan partisipasi aktif masyarakat
meyelenggaraan pembinaan dan pengawasan dari pemerintah desa,
perbaikan hubungan BPD dan pemerintah desa penyelesain komflik
masyarakat desa.
b. Menurut Ismanudin & Setiawan, (2019), dengan mengambil judul peran
dan fungsi badan permusyawaratan desa (BPD) dalam perencanaan
pembagunan desa di desa singaraja kecamatan indramayu kabupaten
indramayu.
1. Tujuan Dilihat dari aspek pembahasan dan menetapkan peraturan desa
(Perdes) bersama kubu,bahwa pelaksanaan peran BPD dalam perencanaan
pembangunan desa di desa singaraja kecamatan indramayu secara umum
kurang berjalan secara efektif.hal terlihatari lemahnya peran BPD pada
pelaksanaan pembahasan dalam menyususn rancangan pembangunan,
11
pembahasan dalam menyusun program pembangunan,dan penetapan
program/kegiatan pembangunan di tingkat desa tersebut penjelasan dari
indicator tersebut dapat di uraikan sebagai berikut. a. Kemampuan dalam
membahas dalam menyusun rencana pembangunan. b. Kemampuan
membahas dalam menyusun program. Dalam perencanaan pembangunan di
desa singaraja, BPD seharusnya memiliki bebrapa peran,termaksud
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan
kubu yang terkait dengan pelaksanaan rencana pembangunan di desa
tersebut.adapun indicator-indikator pengawasan BPD tersebut dapat dilihat
dari indicator-indikator yaitu mengusahakan supaya pelaksanaan rencana
berjalan sesuai dengan rencana,apabila terdapat penyimpangan maka perlu
di ketahui seberapa jauh penyimpangan tersebut,dan apa sebabnya,dan di
lakukan tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan-penyimpangan.
2. Metode Berdasarkan taori maka saya ambil metode penelitian yaitu
kualitatif yang sesuai dengan acuan judul saya untuk menjadi referensi atau
pembahasan dari judul saya.
3. Hasil Bahwa peran dan fungsi BPD dalam perencanaan pembangunaan yang
masi kurang efektif tersebut, diantaranya masi rendahnya kualitas
sumberdaya manusi (SDM) dalam kepengurusan BPD adanya keterbatasan
sumber daya, baik dalam perencanaan pembangunaan maupun pelaksanaan
pembangunaan di desa, dan lemhnya kerja sama kemitraan antarah
pemerintah desa dengan BPD setempat, serta kurang optimalnya kegiatan
sosialisasi dalam perencanaan pembangunaan, baik yang dilakukan oleh
12
pemerintah kecamataan maupun oleh dinas/instansi terkait. Beberapa
kendala penerapan peran BPD tersebut selama ini masi bisa diatasi, namun
perlu di tingkatkan lagi kulitas peran dan fungsi BPD.
c. Menurut Aprila, (2020), dengan mengambil judul analisis pelaksanaan
fungsi badan permusyawaratan desa (BPD) dalam penyelengaraan
pemerintahan desa di desa kolek kecatan sangkulirang kabupaten kutai
timur.
1. Tujuan menurut peneliti jika BPD dan pemerintah desa kolek suda bisa
membuat peraturan tentang APBDes dan berjaan dengan lancer tampa
hambatan,maka alngkah baiknya juga jika bisa di imbangi dengan peraturan
desa dengan pembuatan peraturan desa yang memang benar-benar di
butuhkan oleh masyarakat.meskipun suda berjalan dengan baik dalam segi
membuat peraturan desa tentang APBDes yang mana peraturan yang di buat
suda sesuai dengan kehendak masyarakat setempat namun tetap saja
peraturan desa harus tetap di buat guna mengatur masyarakat desa dan bisa
di jadikan sebagai pedoman masyarakat desa kolek.tampa adnya peraturan
desa yang perlu di patuhi dan di taati oleh masyarakat setempat tentu di
khawatrikan dapat menimbulkan dan mengakibatkan kekacauan di desa
kolek karena masyarakat dapat melakukan segala sesuatu dengan sesuka
hatinya karena tidak adnya peraturan yang membatasi mereka.
2. Metode Berdasarkan taori maka saya ambil metode penelitian yaitu
kualitatif yang sesuai dengan acuan judul saya untuk menjadi referensi atau
pembahasan dari judul saya.
13
3. Hasil Penelitian ini menjukan bahwah pelaksanaan fungsi dari BPD. Di deas
kolek yaitu peraturan desa yang di buat masi minim, serta kurang di
adakanya rapat atau forum diskusi untuk menggali dan menampung aspirasi
masyarakat desa. Namun untuk pengawasan kinerja kepala deas sudahdi
jalankan dengan baik yang mana BPD selalu meminta laporan keterangan
pertanggung jawaban setiap tahunya kepada kepala desa kolek, adapun
kendala yang menghambat pelaksanaan fungsi BPD.
d. Bedasarkan penelitian tersebut mebedakan dengan penelitian saya saat ini
yaitu:
1. Fungsi Badan Permusawaratan Desa Di Desa Gea Kecamatan Taliabu Utara
Kabupaten Pulau Taliabu Maluku Urata.
2. Pada penelitian terdahulu dominan pada Pelaksanaan Fungsi Badan
Permusawaratan Desa Terhadap Penyelegaraan Desa, sedangakan penelitian
saya saat ini mengenai fungsi badan permusawaratan desa di desa gela
kecamatan taliabu utara kabupaten pulau taliabu maluku utara. Oleh karna
itu fungsi BPD dalam perencanaan pembangunan yang efektif dalam
kepengurusan BPD di perlukan sumber daya yan cukup bannyak dalam
meyakinkan masyarakat mengenai pentingnya fungsi-fungsi BPD yang ada
di kantor desa.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Judul Metode Hasil
1 Pelaksanan fungsi
badan
permusyawaratan desa
terhadap penyelegaran
pemerintah desa
Berdasarkan teori maka
saya ambil metode
penelitian yaitu kualitatif
Keberadaan BPD
reprensentasi
masyarakat yang
mepunyai fungsi
mebahas dan
14
meyepakati
rancangan
meyalurkan
aspirasi
masyarakat desa
melakukan
pengawasan
kpada desa.
2 Peran dan fungsi badan
permusyawaratan desa
(BPD) dalam
perencanaan
pembangunan desa
didesa singaraja
kecamatan indramayau
kabupaten indramayu
Metode berdasarkan teori
maka saya ambil metode
penelitian ini yaitu
kualitatif
Bahwa peran dan
fungsi BPD
dalam perencanan
pembangunan
yang mai kurang
efektif.
3 Analisi pelaksanaan
fungsi BPD badan
permusyawaratan desa
(BPD) dalam
penyelegaraan
pemerintah desa di
desa dalam
penyelegaraan
pemerintah desa di
desa kolek kecamatan
sangkulirang
kabupaten kutai timur
Metode berdasarkan teori
maka saya ambil metode
penelitian yaitu kualitatif
Pelaksanaan
fungsi BPD serta
kurang di adakan
rapat atau forum
diskusi untuk
menggali dan
menampung
aspirasi
masyarakat desa,
namun untuk
pengawasan
kinerja kepala
desa.
B. Fungsi BPD
1. Pengertian BPD
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan organisasai yang berfungsi
sebagai badan yang menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menmpung
dan meylurkan aspirasai masayarakat. Anggotanya adalah wakil dari penduuk
desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawara dan mufakat. Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai peran yang besar dalam membantu
Kepala Desa untuk meyusun perencanaan desa dan pembangunan desa secara
15
keseluruhan. Dalam UU No 6 tahun 2014 badan permusyawaratan desa (BPD)
mempunyai fungsi:
a. Membahas dan meyeakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa;
b. Menapung dan meyalurkan asapirasi masyarakat desa; dan
c. Melakukan pengawasan kinerja kepal desa.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada hakikatnya adalah mitra kerja
pemerintah desa yang memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam
meyeleggarakan urusan pemerintah desa. Sebaggai lembaga legislasi Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) memiliki hak untuk mebahas dan meyepakati
rancangan peraturan desa bersama kepala desa.
Badan permusyawaratan desa juga memiliki fungsi untuk menampung serta
meyelurkan aspirasi masayarakat desa. Melalui badan permusyawaratan desa
(BPD) masyarakat dapat meyalurkan segala aspirasi yang kemudian natinya akan
disampaikan kepada kepala desa.
Kemudian badan permusyawaratan desa (BPD) juga sebaggi fungsi
pengawasan, sebaggai lembaga pengawasan, badan permusyawaratan desa (BPD)
memiliki kewajiban untuk melakukan kontrol terhadap implementasi kebijakan
desa, angaran dan pendapat belanja desa (APBDes) serta pelaksanaan keputusan
kepala desa. Selain itu, dapat juga dibentuk lembagga kemasyarakatan desa sesuai
kebutuhan desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyeleggaraan
pembangunan (Taliziduhu, 2014).
2. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah “suatu upaya medapatkan kondisi yang unggul dengan
16
melakukan pembahruan sebagai wahan untuk membawa inovasi kedaam
organisasi” (siagian 1995:214).
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).menurut
Mangkunegara (2011:67) pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secarah kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa inerja adalah sesuatu upaya
mendaptkan melalui kemauan kinerja yang dimiliki oleh pegawai didalam
melaksanakan tugas-tugas yang mejadi tanggun jawabnya. Pengukuran kinerja
dapat dilakukan melalui :
a. Ketetapan waktu pada meyelesaikan tugas, yaitu kesanggupan
meyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
b. Peyelesaian pekerjaan melebihi target yaitu apabila meyelesaikan
pekerjaan melebihi target yang ditentukan oleh organisasi.
c. Bekerja tampa kesalahan yaitu tidak melakukan kesalahan terhadap
pekerjaan. (Mangkunegara 2001:667) seljutnya standar dalam penilayan
kenerja mencankup:
Fungsi BPD yang ditetapkan Berdasakan UU No. 6 tahun 2014, sesuai pasal
55, Permendagri No. 110 tahun, 2014 fungsi BPD disebutkan sebagai berikut
menjelaskan bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:
a) Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa.
b) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa.
17
c) Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Menurut Kurniawan, (2018), mejelaskan tentang fungsi BPD mempunyai
fungsiyan adalah mebahasas dan menyepakati rancangan, dan peraturan desa
bersama kepala desa, dan menyalurkan melakukan aspirasi masyarakat,
pengawasan kinerja kepala desa, di mana megandung banyak makna yang
terpenting di dalam kantor desa. Adapun beberapa poin di dalam fungsi BPD
sebagi berikut:
a. Membahas dan meyepakati Rancangan peraturan desa
Peyusunan rancanga dari perturan desa adalah mejadi pedoman hidup bagi
pemerintah desa, BPD dan Kepala Desa dalam rangka peyusunan produk hukum
yang ditetapkan di desa berdasarkan sitandarrisasi sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Peraturan Desa adalah Peraturan yang meliputi Peraturan
Desa, Peraturan Bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala Desa, Menurut
"Nurhayati & Riwanto, (2014) dalam Mohamad Syaiffulah, 2005”. Peraturan
Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Peraturan Desa berisi materi pelaksanaan kewenangan desa dan penjabaran lebih
lanjut dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi, Peraturan Desa
dibuat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Desa, dengan demikian
Peraturan Desa merupakan penjabaran dari Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, yang
dimaksud Bertentangan dengan kepentingan umum adalah kebijakan yang
menyebabkan terganggunya kerukunan antar warga masyarakat, terganggunya
18
akses terhadap pelayanan publik, terganggunya ketentraman dan ketertiban
umum, terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan/atau diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras,
antar golongan, dan gender.
Menurut "Fitriana et al., (2021)” Peran BPD dalam membahas dan
menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa terhadap perencanaan
program pembangunan di desa Tapulaga merupakan keputusan bersama dengan
Pemerintah Desa dimana dalam merumuskan rencana pembangunan. Kepala Desa
bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sehingga pelaksanaan
pembangunan yang telah direncanakan lebih terarah sesuai dengan aspirasi
masyarakat dan ditetapkan oleh Kepala Desa dan BPD dalam Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPTDesa).
Selanjutnya, Peran BPD dalam Penyusunan RKPDesa yaitu dengan
melibatkan dua anggota BPD dalam keanggotaan Tim Penyusunan RKPDesa
yang disebut sebagai Tim II sehingga BPD terlibat langsung dalam proses
Penyusunan RKPDesa di Desa Tapulaga. Hal yang menarik dalam penelitian ini
adalah selain BPD berperan dalam membahas dan merancang peraturan desa,
BPD juga mengambil sejumlah kebijkan terutama dalam perencanaan program
pembangunan desa Tapulaga. Kebijakan pada umumnya dianggap sebagai
pedoman untuk bertindak atau saluran berpikir. Pengambil kebijakan memiliki
peran penting dalam merencanakan suatu pembangunan di desa. Terutama dalam
menjembatani masalah dengan menjelaskan apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukan untuk mengejar pencapaian pembangunan yang telah direncanakan.
19
Terkait dengan hal ini, peran BPD dalam mengambil kebijakan terhadap
perencanaan program pembangunan yang dimuat dala RKP Desa di Desa
Tapulaga merupakan kesepakatan bersama dengan pemerintah desa dimana dalam
merumuskan rencana pembangunan Kepala Desa bekerja sama dengan BPD.
Dalam setiap pelaksanaan program pembangunan selalu diadakan pertemuan
internal BPD bersama Pemerintah Desa untuk menyepakati pedoman yang
digunakan sebagai petunjuk teknik dan dasar rencana dalam pembangunan.
b. Menampung Dan Menyalurkan Aspirasi masyarakat desa
Aspirasi masyarakat adalah kegitan yang dilakukan oleh masyarakat baik
berupa keterlibatan langsung maupun berupa sejumblah gagasan verbal dari
lapisan masyarakat menampung sehingga mempengaruhi dan mendukung dalam
proses pembangunan.
Menurut “KBBI dalam Basuki, (2020)”. Aspirasi berarti satu harapan dan
tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang, 2 ilham yang timbul
dalam mencipta. Dari dua pengertian aspirasi dapat diambil kesimpulan bahwa
aspirasi erat kaitannya harapan, tujuan, keinginan, gagasan, ilham, kreasi dan
sebagainya yang memiliki tujuan berupa perwujudan dari aspirasi tersebut.
Menurut “Slameto:2003 dalam Basuki, (2020)” . Arti aspirasi juga adalah
keinginan yang sangat kuat yang ditandai dengan usaha untuk meraih sesuatu hal
yang dipandang lebih tinggi dan lebih bernilai dari keadaan sekarang.
Menurut "Fitriana et al., (2021) dalam Muslimin, et al., 2020”. Dari temuan
penelitian ini ada dua jenis pendekatan dalam menampung aspirasi, yakni top
down dan bottom-up. Untuk bottom-up tersedia mekanisme penjaringan pendapat
20
dari bawah melalui forum-forum seperti koordinasi dengan organisasi-organisasi
di pedesaan. Dalam perjalanannya ide-ide masyarakat ini kemudian harus
dipadukan dengan berbagai dokumen seperti pola dasar (poldas) pembangunan
yang berkarakter top down. Dalam prakteknya, pendekatan top down lebih sering
terjadi atas ide yang berasal dari atas mengatasnamakan masyarakat desa. Aspirasi
masyarakat pada umumnya melibatkan level bawah dalam menyuarakan aspirasi
kepada BPD. Aspirasi digunakan dalam pengambilan keputusan BPD disesuaikan
dengan kondisi masyarakat. Pengambilan keputusan dilakukan melalui pertemuan
yang melibatkan masyarakat, kepala desa dan BPD.
Hal ini menandakan bahwa partisipasi masyarakat merupakan hal mendasar
dalam proses menampung aspirasi masyarakat desa (Muslimin, et al., 2020).
Dalam rangka menampung aspirasi masyarakat dilakukan dengan menggunakan
strategi-strategi tertentu. Salah satunya adalah dengan mengadakan musyawarah
yaitu dimulai dari musyawarah tingkat dusun, musyawarah tingkat desa dan
musyawarah tingkat tinggi di desa atau musrembang desa. Tujuan diadakan
musyawarah tersebut untuk menampung usulan-usulan masyarakat sebagai
rencana program pembangunan yang akan dilaksanakan berdasarkan skala
prioritas. Selain itu BPD berperan aktif dalam mengambil keputusan terkait
dengan rencana program pembangunan di Desa Tapulaga.
Fungsi menyalurkan aspirasi masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan penyerapan aspirasi dari masyarakat
yang diserap oleh BPD hal ini sebagaimana dijelaskan oleh menurut “Nasrulloh
Sarundajang 2002:14 dalam (Hahury & Ebit, 2019)” aspirasi masyarakat yang
21
diserap oleh BPD dilakukan melalui mekanisme atau cara, yakni : 1)
Penyampaian langsung kepada BPD. Penyampaian aspirasi oleh warga kepada
BPD tidak jarang pula dilakukan baik secara individu maupun bersama-sama
dengan menyampaikan langsung kepada anggota BPD yang ada di lingkungannya
(RW), 2) Penyampaian melalui forum warga. BPD memperhatikan aspirasi dari
masyarakat melalui forum-forum yang diadakan wilayah. Masing-masing wilayah
setiap bulan sekali mengadakan pertemuan, 3) Penyampaian melalui pertemuan
tingkat desa. Penyampaian aspirasi melalui forum rembug desa atau rapat
koordinasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa. Pada forum ini
pemerintah mengundang perwakilan dari masyarakat yaitu ketua RT/RW, tokoh
agama, adat, masyarakat serta mengikut sertakan BPD guna membahas mengenai
permasalahan maupun program yang sedang atau akan dijalankan oleh Pemerintah
Desa.
c. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala desa
Pengawasn merupakan pengajuan keseluruhan elemen apakah terlaksanah
berdasarkan rencana yang di tetapkan sebelumnya dengan pengarahan yang di
lakukan dalam menetepkan urayan kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapayan haslyang di harpkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditentukan yang di tetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa segala aktifitasyang terlaksana sesuai denga napa yang telah di
rencanakan.
Menurut “Winardi dalam (Punu,2016)” penngawasan adalah semua aktifitas
di laksanakan oleh pihak manejer dalam upaya memastikan bahwah hasil aktual
22
sesuai dengan hasil yang direncanakan.
Sedangkan menurut “Basu Sawasta dalam (Punu, 2016)” pengawasan
merupakan fungsi yang menjaminkan bahwah kegiatan-kegiatan dapat
memberikan hasil seperti yang diinginkan.
Menurut “Komaruddin daam (Punu, 2016)” pengawasan adalah
berhubungan dengan perbandingan antar pelaksanaan aktual rencan, awal untuk
Langkah perbaikan terhadap peyimpangan dan rencana yang berarti.
Pengawasan adalah pementawan perilaku kegitan atau informasi untuk
tujuan mengumpulkan informasi, mempengaruhi menaungi atau mengarahkan
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari
beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan
merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya
pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi
dan berjalan dengan baik.
Menurut "Fitriana et al., (2021)”. Pemerintah desa merupakan bagian yang
tidak terpisahkan penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah desa memiliki peran strategis sebagai ujung tombak dalam mencapai
tujuan Negara sebagaimana yang diamanatkan dalam konstitusi. Seperti halnya
pada pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, penyelenggaran pemerintah
desa juga dilengkapi dan dijalankan oleh lembaga pemerintahan yaitu lembaga
23
eksekutif dan lembaga legislative. Lembaga eksekutif desa yang dimaksud adalah
kepala desa dan perangkatnya dan lembaga legislatif dipegang oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam sistem pemerintahan desa, semuanya akan
berjalan efektif apabila unsur-unsur atau lembaga-lembaga pemerintahan desa
berjalan dengan baik. Jika ada unsur atau bagian dari sistem penyelenggara
Negara tidak mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
perundang-undangan maka akan menghambat jalannya pemerintahan desa.
C. Kerangka pikir
Badan permusyawaratan desa (BPD) selalu di tuntut untuk mejalankan tugas
dan fungsinya sebagai penyeleggaraan pemerintah desa dengan baik. Terutama
yang bersinggungan pada pengelolaan ekonomi dan aset desa, untuk membahas
dan menyepakati rancangan peraturan bersama kepala desa, menampung dan
meyalurkan aspirasi masyarakat desa, melakukan pengawasan kinerja kepala desa.
Gambar Kerangka Pikir 2. 1
Fungsi BPD Di Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara
Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara
FUNGSI BPD
Meneyepakati
Rancangan
Perturan Desa
Melakukan
Pengawasn
Kenerja Kepala
Desa
Menampung Dan
Meyalurkan Aspirasi
Masyarakat
24
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada penelitian Fungsi Badan Permusyawaratan Desa di
Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku
Utara, yaitu dengan melakukan penelitian mengenai fungsi badan
permusyawaratan desa berdasarkan fungsinya.
Fungsi BPD Badan Permusyawaratan Desa mepunyai peran yang besar
dalam membantu kepala desa untuk meyusun perncanaan desa dan pembangunan
desa secara keseluruhan. Dalam UU No 6 Tahun 2014 badan permusyawaratan
desa (BPD) Mempunyai fungsi:
1. Mebahas dan meyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa
2. Menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat desa
3. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada hakikatnya adalah mitra kerja
pemerintah desa yang memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam
meyeleggarakan urusan pemerintah desa. Sebaggai lembaga legislasi Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) memiliki hak untuk mebahas dan meyepakati
rancangan peraturan desa bersama kepala desa.
Badan permusyawaratan desa juga memiliki fungsi untuk menampung serta
meyelurkan aspirasi masayarakat desa. Melalui badan permusyawaratan desa
(BPD) masyarakat dapat meyalurkan segala aspirasi yang kemudian natinya akan
disampaikan kepada kepala desa.
Kemudian badan permusyawaratan desa (BPD) juga sebaggi fungsi
pengawasan, sebaggai lembaga pengawasan, badan permusyawaratan desa (BPD)
25
memiliki kewajiban untuk melakukan kontrol terhadap implementasi kebijakan
desa, angaran dan pendapat belanja desa (APBDes) serta pelaksanaan keputusan
kepala desa. Selain itu, dapat juga dibentuk lembagga kemasyarakatan desa sesuai
kebutuhan desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyeleggaraan
pembangunan (Taliziduhu, 2014).
E. Deskripsi Fokus
Berdasarkan fokus penelitian yang telah di uraikan penulis kemudian akan
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Fungsi BPD badan permusyawaratan desa sesuai peraturan pemerinta
pasal 55 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 No. 110 tahun, 2014
fungsi BPD disebutkan sebagai berikut tentang Desa mempunyai Fungsi di
bagi tiga fungsi BPD:
a. Mebahas Dan Meyepakati Racangan Peraturan Desa
Membahas dan meyepakati rancanga peraturan desa adalah mejadi pedoman
hidup bagi pemerintah desa, BPD dan Kepala Desa dalam rangka peyusunan
produk hukum yang ditetapkan di desa berdasarkan sitandarrisasi sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Desa adalah Peraturan yang
meliputi Desa, Peraturan Bersama pemerintah Desa dan Peraturan Kepala Desa.
Menurut "Fitriana et al., (2021)” Peran BPD dalam membahas dan
menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa terhadap perencanaan
program pembangunan di desa merupakan keputusan bersama dengan Pemerintah
Desa dimana dalam merumuskan rencana pembangunan. Kepala Desa bekerja
sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sehingga pelaksanaan
26
pembangunan yang telah direncanakan lebih terarah sesuai dengan aspirasi
masyarakat dan ditetapkan oleh Kepala Desa dan BPD dalam Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPTDesa).
Fungasi BPD dalam membahas suatu rancangan peraturan Desa Gela
Kecamatan Taliabu Utara merupakan peraturan perundang-udangan yang
ditetapkan oleh badan permusyawaratan deas. Peraturan ini berlaku didaera lain
tertentu merupakan peaturan yang sudah disahkan oleh kantor pusat badan
permusayawaratan desa agar lebih kuat dan keta dalam merancang peraturan desa
yang lebih kuat kuat dalam menampung aspirasi masayarakat.
b. Menampung Dan Meyelurkan Aspirasi Masayarakat
Aspirasi masyarakat adalah kegitan yang dilakukan oleh masyarakat baik
berupa keterlibatan langsung maupun berupa sejumblah gagasan verbal dari
lapisan masyarakat menampung sehingga mempengaruhi dan mendukung dalam
proses pembangunan.
Menurut "Fitriana et al., (2021) dalam Muslimin, et al., 2020”. Dari temuan
penelitian ini ada dua jenis pendekatan dalam menampung aspirasi, yakni top
down dan bottom-up. Untuk bottom-up tersedia mekanisme penjaringan pendapat
dari bawah melalui forum-forum seperti koordinasi dengan organisasi-organisasi
di pedesaan. Dalam perjalanannya ide-ide masyarakat ini kemudian harus
dipadukan dengan berbagai dokumen seperti pola dasar (poldas) pembangunan
yang berkarakter top down. Dalam prakteknya, pendekatan top down lebih sering
terjadi atas ide yang berasal dari atas mengatasnamakan masyarakat desa. Aspirasi
masyarakat pada umumnya melibatkan level bawah dalam menyuarakan aspirasi
27
kepada BPD. Aspirasi digunakan dalam pengambilan keputusan BPD disesuaikan
dengan kondisi masyarakat. Pengambilan keputusan dilakukan melalui pertemuan
yang melibatkan masyarakat, kepala desa dan BPD.
Fungsi BPD dalam menampung dan meyalurkan aspirasi masayarakat desa
gela kecamatan taliabu utara dalam melakukan dalam melakukan demokarasi
perwakilan suara rakyat dipandang sebagi haksetiap warga negara untuk
berpartisipasi dalam menentukan keinginan masayarkat yang kolektip dalam
meyelurkan suara wakil rakyat terpili. Dalam pelaksanaan pemerintahan
merupakan saluran bagi masyarakat untuk meyuarakan berbagai aspirasi
masayarakat yang ikut berpartisipasi dalam roda pemerintahan desa.
c. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa
Pengawasn merupakan pengajuan keseluruhan elemen apakah terlaksanah
berdasarkan rencana yang di tetapkan sebelumnya dengan pengarahan yang di
lakukan dalam menetepkan urayan kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapayan haslyang di harpkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditentukan yang di tetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa segala aktifitasyang terlaksana sesuai denga napa yang telah di
rencanakan.
Menurut “Komaruddin daam (Punu, 2016)” pengawasan adalah
berhubungan dengan perbandingan antar pelaksanaan aktual rencan, awal untuk
Langkah perbaikan terhadap peyimpangan dan rencana yang berarti.
Pengawasan adalah pementawan perilaku kegitan atau informasi untuk
tujuan mengumpulkan informasi, mempengaruhi menaungi atau mengarahkan
28
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari
beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan
merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya
pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi
dan berjalan dengan baik.
Fungsi BPD dalam melakukan pengawasan kinerja kepala desa di desa gela
kecamatan taliabu utara semakin meluasnya kinerja pengawasan kepala desa
dalam merencanakan kinerja pengawasan yang dilakukan oleh kepala desa untuk
di pandang oleh masyarakat dalam menila kinerja kepala desa untuk melakukan
pengawasan untuk melakukan dan menganalisa semua kinerja-kinerja yang di
lakukan oleh kepala desa dalam mengembangkan sistem pengawasan yang ada di
kantor desa yang lebih maju dan keta dalam meyalurkan dan menampungkan
semua aspirasi masayarakat yang sesuai dengan sistem yang ada di kator desa.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara
akan dilaksanakan selama dua bulan. Adapun alasan memili di kantor desa gela.
Karenah melihat bahwah BPD di bentuk untuk memperkuat pemerintahan desa
agar mampu menggerakan masyarakat desa gela untuk melaksanakan partisipasi
aktif dalam berbagi kegiatan pembangunan, serta sebagai wujud dari
perealisasisian demokrasi masyarakat ditingkat desa. karna BPD dituntuk aktif
dalam mejelankan fungsinya sebagai wakil masyarakat desa gela.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Sesuai dengan masalah yang ditulis pada penelitian, khususnya yang
berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka dasar-dasar yang digunakan
adalah mengguanakan metode kualitatif, dalam penulisan berdasarkan suatu
metode. Metode tersebut dapat lebih mengarahkan penyusun dalam
melakukan penulisan dan pengamatan, merupakan sebuah pedoman dan acuan
metode deskriptis dengan mengguankan metode, kualitatif.
1. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, menurut
Suharsaputra (2018) kulitatif adalah penelitian yang mengkaji kualitas
hubungan, kegiatan, situasi, atau material dengan penekanan kuat pada
deskripsi menyeluruh dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang
terjadi pada suatu kegiatan atau situasi tertentu.
2. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, dimana deskriptif adalah sebagai
30
penelitian yang menghasilkan data mengenai kata-kata lisan maupun
tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang
diteliti.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari lapangan
berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan beberapa
informan atau narasumber yang benar-benar berkompeten dan bersedia
memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari bacaan seperti buku-
buku, kajian pustaka, dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan
yag sedang diteliti. Dapat juga berupa laporan atau dokumen yang
bersumber dari lembaga terkait sesuai dengan kebutuhan data dalam
penelitian.
D. Informan
Penelitian menentukan informasi penelitian dengan mengguanakan teknik
purposive sampling sesuai dengan data dilapangan secarah sengaja dan informan
yang terpilih adalah mereka yang benar-benar paham kondisi persoalan terjadinya
dilapangan secarah mendalam dan keseluruhan mengena persoalan mekanisme di
lapangan, dan yang akan diteliti, akan tetapi berdasarkan tujuan-tujuan penelitian
tertentu akan berhubungan dengan permasalahan atau fenomena yang akan
diteliti. Maka sesuai dengan ini peneliti menetukan informan penelitian sebagai
31
berikut:
Tabel 1. Daftar Penelitian
No. Nama Informan Inisial Pekerjana
1. Ibrahim Sayrun IS Kepala Desa Gela
2. Suleman Latua SL Ketua BPD Desa Gela
3. Muliadin MA Kadus Tou Desa Gela
4. Suhenu Ode Ansur SO Bendahara BPD
5. Ahmad Rula Lafara AR Anggota BPD Desa Gela
6. Busri BS
Masyarakat Desa Gela 7. Zainuddin ZU
8. Lasmi LS
Jumlah 8 orang
E. Teknik Pengupulan Data
penelitian melakukan jenis penelitaia kualitatif, dengan melakukan
pengumpulan data berdasarkan sesuai dengan kondisi alamiah Yang sesuai
dengan dokumentasi. Metode dasar yang di gunakan sesuai peneliti ini dalam hal-
hal mengumpul informan diantarannya obsrervasi atau pengamatan langsung
dilapangan, interviu, atau wawancara, mendalam serta, dan serta dokumentasi.
a. Observasi penelitian tertuju ke lapangan dalam kegiatan sehari-hari obyek,
penelitian disamping itu melakukan observasi penelitian ikut serta dalam
mebuat membantu dalam pekerjaan yang dilakukan BPD di Desa Gela
Kecamatan Taliau Utara Kabupataen Pulau Taliabu. Penelitian dapat
mengamati sesuai bagian berikut anggota BPD dalam bekerja, bagaimana
32
semangat kerjanya bagaimana hubunganya dengan anggota BPD yang lain,
bagaimana korelasi dengan ketua BPD, protes dalam menjalankan sesuai
aturan pekerjaan.
b. Wawancara peneliti bisa mendapatakan sesuai data, serta informasi secarah
akurat mendalami mengenai BPD dalam menjalankan situasi sesuai fakta
yang terjadi, tidak dapat ditemu melalui pengamatan. Wawancara ini
digunakan sesuai berdasarkan informasi seperti kepala desa, ketua BPD,
wakil ketua BPD, anggota BPD, atau masyarakat desa serta pihak-pihak yang
secara relevan dengan penelitian, wawncara penelitian sebelumnya, sudah
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis akan dilakukan wawancara
tersebut.
c. Dokumentasi merupakan perstiwa atau kejadian yang terjadi sesua yang telah
berlalu. Dokumentasi dapat berbentuk catatan-catatan, foto-foto, atau karya
dari orang lain. Teknik dokumentasi peneliti melakukan denganmengumpul
data-data, informasi, melalui berbagai dokumen berupa peraturan-peraturan
yang ditentukan, laporan-laporan, jurnal-jurnal berkaitan dengan peneliti,
dokumen dalam penelitian ini merupakan berupa foto atau gambar yang
diperoleh dalam kantor desa gela.
F.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penilayan ini, halini harus di
sesuaikan data kearah asil penelitian yang tertentu untuk menyimpulkan persoalan
yang diajukan sesuai dalam menyusun hasil penelitian yang tentu yaitu:
1. Reduksi penelitian data dengan cara mengumpulkan informasi atau hal-hal
33
yang pokok berkaitan dengan peneliti, memila serta memeili data dan
informasi, berguna untuk dipelajari sesuai dari hasil-hasil wawancara, serta
dokumentasi yang berupa peraturan-peraturan yang ditentukan serta laporan-
laporan yang berkaitan.
2. Penyajian data yang menulis lakukan yang berbentuk deskripsi singkat yang
beri narasi-narasi. Dengan teknik penyajian data dapat dikelompok dan
disusun sesuai sitem hubungan, yang akan lebih mudah dipahami, sehingga
meberikan kemudahan kepada peneliti tentang apa yang terjadi, akan
dilakukan selanjutnya berdasarkan informasi yang sesuai.
3. Rehabilitas berkaitan dengan ujian kestabilitas atau kesesuaian data temu.
Dalam peneliti kualitatif, kenyataan bersifat beragam atau ganda, diamana
dan seluru berubah, karenya tidak ada yang tepat atau konsosten, serta tidak
ada yang berulang.
4. Obyektif berkaitan dengan tahap-tahap kesepakatan antara jumblah orang-
orang pada suatu data yang ada. Data yang obyektif akan lebih cenderung
valid yang disepakati, disetujui banyanyak orang dari pada yang disepakati
sedikit orang.
G. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data untuk menetapkan data yang diperlukan dalam
penguji ini dalama validitas intenal, validitas eksternal, rehabilitas, dan
obyektif.
a. Validitas internal berkaitan pada tahap akurasi metode penelitian dengan
dengan hasil penelitian yang telah dicapai. Desain pada penelitian ini
34
mengenai fungsi BPD. Sehingga data yang didapat merupakan data yang
akurat dan yang benar mengenai fungsi BPD.
b. Validitas eksternal berkaitan dengan tahap akurasi metode penelitian
dengan hasil penelitian telah dicapai sehingga dapat menyamrkan atau
ditetapkan pada wilaya objek yang tertentu atau subjek dimana sebagi
wilaya tersebut diambil.
c. Reabilitas berkaitan dengan tahab stabilitas atau kesesuaian data yang
tertentu data temuan. Dalam peneliti kualitatif, kenyataan bersifat
beragam atau ganda, dinamis dan seluruh berubah karana tidak ada tetap
atau konsisten, serta tidak ada yang berulan-ulang.
35
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadan Geografis
a. Letak wilaya
Kabupatan Pulau Taliabu adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Maluku Utara, Pulau Taliabu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Kepulawan Sula, yang di sahkan dalam sidang Paripurna DPR RI 14
desember 2012 di Gedung DPR RI tentang rancanagan UU daera otonomi
baru, kabupaten ini berpenduduk 59.330 jiwa pada tahun 2019. Perbatasan
wilaya Pulau Taliabu di seblah utara perbatasan laut malauku, di seblah timur
perbatasan selat capalulu dan kaupaten kepulawan sula, seblah selatan
perbatasan laut banda, di seblah barat perbatasan banggai laut.
Desa Gela terletak berapa 2 Km. dari Ibu Kota Kecamatan, atau 98 Km.
dari Ibu Kota Kabupaten pulau taliabu dengan luas wilayah ±1.469,93 km2
Desa Gela memiliki batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara: perbatasan dengan air laut.
Sebelah Selatan: perbatasan dengan gunung.
Sebelah Timur: perbatasan Desa Lodon Kec Taliabu Utara.
Sebelah Barat: perbatasan Desa Minton Kec. Taliabu Utara.
b. Topografi
Secara umum Desa Gela adalah Daerah Pegunungan yang diperuntukan
untuk Lahan Perkebunan yang memiliki potensi untuk berkembang dan
36
berkelanjutan dengan hasil produksi pertanian yang dihasilkan adalah Cengkeh,
Kelapa palah dan Cokelat. Dari potensi yang dimiliki Desa Gela diharapkan akan
meningkatkan sumber pendapatan masyarakat dan laju pertumbuhan Ekonomi
pertumbuhan Pulau Taliabu Maluku Utara.
Keadaan iklim di Desa Gela sama seperti Desa lain di Kec Gela Taliabu
Utara terdiri dari: Musim Hujan, kemarau dan musim pancaroba. Dimana musim
hujan biasanya terjadi antara bulan Desember s/d April, musim Pancaroba antara
bulan Mei s/d Juni sedangkan musim Kemarau antara bulan Juli s/d November.
c. Demografi
Desa Gela terdiri dari 431 KK dengan jumlah penduduk 267 jiwa, adapun
perbandingan jumlah penduduk antara perempuan dan laki-laki dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Desa Gela
No. Dusun Jumlah Penduduk Ket.
LK PR L+P KK
1. Tumbela 42 40 82 155
2. Tou 46 40 86 177
3. Lomo 50 49 99 159
Jumlah 138 129 267 431
(Sumber: Laporan Penduduk Desa Gela 2021)
Berdasarkan tabel diatas mejelsakan perbandingan penduduk di Desa Gela
Kecamatan Taliabu Utara memiliki perbandingan jumblah penduduk di setiap
dusun yang ada di Desa Gela, sesuai table diatas jumblah penduduk yang ada di
Desa Gela memiliki jumblah penduduk yang paling sedikit tersebut dapat dilihat
bahwa perbandingan jumlah penduduk di Desa Gela dengan jumlah penduduk
paling sedikit sebaggai berikut jumblah penduduk Dusun Tumbela dengan 82%
37
jiwa penduduk dusun tersebut, jumblah penduduk Dusun Tou 86% jiwa
penduduk, dan penduduk terbanyak adalah dusun Lomo dengan 99% jiwa.
Berdasarkan jumblah penduduk tabel diatas jumblah penduduk paling banyak di
Desa Gela yaitu dusun Lomo karna di Dususn Lomo paling banyak jumblah
penduduk dari tiga Dusun yang ada di Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara.
1. Tingkat Kesejatraan
Tingkat kesejatraan masyarakat Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara dapat
dilihat sesai tabel yang ada dibawah ini sesuai dengan berikut ini:
Tabel 4. 2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Gela ( KK/JIWA )
Sangat Miskin Miskin Sederhana Kaya
- 75 KK 87 KK 27 KK
- 138 jiwa 129 jiwa 87 jiwa
(Sumber: RPJM Desa Gela 2021)
Bedasarkan tabel diatas mejelaskan tingkat kesejataraan masyarakat yang
ada di Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara dengan jumblah penduduk tertinggi
memiliki beberapa kategori kesejatraan masayarakat sebaggai berikut miskin
138% jiwa yang pendapatannya sangat minim dalam mengcukupi kebutuhan-
kebutuahn dalam sehari-hari selajutnya kategori kesejatraan yaitu 129% jiwa
kategori ini memiliki kecukupan masyarakat dalam menghidupi keluarganya
sudah di katakana sederhana, kategori yang terakhir ini tingkat kesejatraan orang
kaya yang paling banyak jumlahnya yang ada Desa Gela denan jumblah 87%
jiwa penduduk kategori ini sudah termaksud kategori yang paling banyak
penghasilan disetiap pendapatan. Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah
diuraikan oleh penulis kita bisa lihat tingkat miskin di bandingkan dengan tingkat
38
kesederhanaan dan kaya, karena tingkat miskin yang paling banyak masyarakat
yang ada di Desa Gela.
2. Mata Pencaharian
Tabel 4. 3 Mata Pencaharian Desa Gela
Mata Pencaharian Jumlah
Petani 701 Jiwa
PNS 15 Jiwa
TNI/ POLRI 7 Jiwa
Swasta 8 Jiwa
Wiraswasta 14 Jiwa
Pertukangan 12 Jiwa
Tidak Bekerja 20 Jiwa
(Sumber: RPJM Desa Gela 2021)
Bedasarkan tabel diatas mejelaskan mata pencaharian rata-rata masyarakat
Desa Gela ialah sebagai petani dengan jumlah 701 jiwa, wiraswasta sebanyak 14
jiwa, swasta dengan jumlah 8 jiwa, pertukangan 12 jiwa, sebagai PNS 15 jiwa,
TNI/POLRI 7 jiwa, dan masyarakat tidak bekerja sebanyak 20 jiwa termasuk
mereka yang berstatus pelajar.
Berdasarkan urayan tabel diatas mata pecariyan yang paling banyak di Desa
Gela Kecamatan Taliabu Utara yaitu mata pencaharian petani lebih banyak di
bandingkan dengan mata pencahrian yang lain banyak karna masayarakat di Desa
39
Gela perioritas pekerjan sebaggai petani, karna masayarakat di Desa Gela
memiliki perkebunan setiap masayarakat di Desa Gela.
3. Sarana Dan Prasarana
a. Sarana Umum
Tabel 4.4 Sarana Umum
Sarana Jumlah
Kantor Desa 1
Balai Pertemuan 1
Puskesmas 1
Posyandu 2
Lapangan 1
Pekuburan 1
Tugu -
Jaringan Listrik Ada
(Sumber: RPJM Desa Gela 2019 / 2021)
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan saran umum di Desa Gela memiliki
1 kantor Desa dengan Balai Pertemuan, beserta Puskesmas dan posyandu,
memiliki 2 tempat pekuburan dan satu Tugu, akan tetapi Desa Gela memiliki satu
lapangan. Berdasarkan hasil uraian penulis diatas saran umum yang paling banyak
yaitu saran posiyandu, karna di Desa Gela memiliki sistem posiyadu keliling di
setiapa dusun yng ada di Desa Gela, saran posiyandu berperan penting di Desa
40
Gela bagi masyarakat desa untuk mengecek Kesehatan masyarakat di setiap desa,
agar masyrakat setiap saat datang memeriksa kesahatan.
b. Prasarana Transportasi
Tabael 4. 5 Jarak Jalan
Jalan Panjang
Provinsi ± 450 Km
Alternatif ± 2 Km
Desa ± 3 Km
Lingkungan ±5,4 Km
(Suber: RPJM Desa Bayondo 2019- 2021)
Berdasarkan penjelasan tabel diatas prasarana transportasi jarak jalan di desa
Gela yaitu sebagai berikut yaitu, jalan provinsi yang ada di Desa Gela memiliki
panjang±450 km, panjang ruas jalan alternatif ±2 km, ruas jalan Desa dengan
panjang ±3 km, dan panjang jalan lingkungan ±5,4 km.
Berdasarkan uraian penulis diatas kita bisa lihat jarak jalan yang paling
Panjang yaitu dari Desa Gela ke provinsi jarak perjalanan± 450 Km, dibandingka
dengan jarak jalan antara lain jarak jalan alternatif yang paling sedikit± 2 Km.
1. Kondisi Pemerintahan Desa `
a. Pembagian Wilaya Desa
41
Tabel 4. 6 Pembagian Wilayah Desa Gela
No. Nama Dusun Jumlah RT
1. Tumbelah 3
2. Tow 3
3. Lomo 4
(Sumber: RPJM Desa Gela 2019- 2021)
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan pembagian wilayah di Desa Gela
memiliki jumlah RT di masing-masing Dusun yang ada di Desa Gela jumlah
dusus terbagi atas tiga yaitu sebagi berikut dusun Tumbela memiliki tiga jumlah
RT, dusu TOW memiliki tiga RT sedangkan dusun Lomo paling banyak memiliki
jumlah RT empat. Berdasrkan uraian penulis diatas pembagian wilayah yang
paling banyak di Desa Gela yaitu dusun Lomo memiliki empat jumlah RT
dibandingkan dengan dusun-dusun lain, karna di dusun Lomo memiliki jumlah
penduduk paling banyak oleh karna itu kepala desa Gela membentuk empat RT
terkhusus di desa Lomo.
2. Program dan rencana anggaran 2020
a. rencana kerja pembangunan desa (RKP-DESA) tahun 2020
Desa : Gela
Kecamatn : Taliabu Utara
Kabupaten :Pulau Taliabu
Tahun : 2018-2020
42
NO
Jenis
Kegiatan
Tujuan Kegiatan LOKASI SARAN TARGET SIFAT WAKTU
PELAKSANAAN
BIYAYA KET
(RW/RT,DUSUN,
dll)
B L R P
1.
Salauran
Air
MENCEGAH
GENANGAN AIR DI
LINGKUNGAN
PERUMAHAN.
RW.04 RT.007-
008
DUSUN LOMO
90 HARI
- - - - Bulan April-
Januari 2018
APBD
Kabupten SDA
2. Jalan
Setapak
MENGATASI
SARAN
TRANSPORTASI
ANTARA
WARGA
RW.04. RT.007
90 HARI
- √
✓
- -
Dari tabel di atas menujukan bahwa RKP DESA Tahun 2018-2020
menunjukan bahwasanya ada dua jenis kegiatan yakni saluran air dan jalan
setapak, tujuan dari kegiatan tersebut adalah mencegah genangnya air perumahan
dan juga mengatasi sarana transportasi antara warga, target dari dua kegiatan
tersebut yakni 90 hari dan dari dua kegiatan tersebut makan waktu dari bulan
April samapai januari. Lokasi kegiatan berada pada RW/RT. 007-008 dan RW.04/
RT. 007, angaran atau biaya yang di gunakan untuk kedua kegiatan tersebut
adalah mengunakan APBD Kabupaten bagian SDA. Jenis kegiatan yang menjadi
program kerja dari kantor desa itu menyalurkan air dan jalan setapak ke
pemukiman masyarakat supaya tidak terjadi bencana banjir kalau musim hujan.
Jadi dapat di tarik sebuah asumsi yakni rancana kerja pembangunan desa
(RKP-DESA) Tahun 2018-2020, memiliki dua program kegiatan yang memakan
biaya APBD Kabupaten.
43
b. Rencana pembangunan Jangkah Menengah Desa (RP JM-DESA)
No BIDANG/JENIS KGIATAN LOKASI SIFAT VOL SARAN
/MANFAAT WAKTU
PELASANAN SUMBERPEN
PEMBIYAYAAN ket
Bidang Jenis Baru Rehab Lanjutan Jumlah(Rp) Sumber 1 KeAgmaan Pem.mushollah Dusunlomo
desa gela √ - - 42,90 Meningkatkan
lapor dan
pegawai
April 2020 100.000.00
Pada tabel rencana pemangunan jangkah menegah desa (RPJM-DESA) di
desa Gela memiliki bidang/jenis kegitan yaitu keagamaan dan Pem.Mushollah,
biaya dalam kegiatan tersebut berjumblah Rp100.000.000,00.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rencana pembangunan
di desa Gela sudah dikatakan bagus karna rencana pembangunan desa itu sudah
tralisasikan dengan sistem anggaran yang didapatkan langsung dari pemerintah
desa untuk membangun fasilitas desa yang lebih maju dan berkembang lagi.
c. Realisasi Program Dan Kegiatan Tahun Anggaran 2018-2021 Desa Gela
Kecamatan Taliabu Utara
No.
Jenis Kegiatan
SUMBER DANA NILAI
REALISASAI
KET APBD II APBD I APBD SWADAYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Taman Kanak-kanak ✓ - - - 90.000.000 100%
2. Jln. Setapak ✓ - - - 249.000.000 100%
3. Perpustakaan 1 Lokal ✓ - - - 148.000.000 60%
4. Pagar Puskemas ✓ - - - 145.500.000 100% 60 Rata
120 Rata
Dari tabel dari relisasi program dan kegiatan tahun anggaran 2018-2021 di
desa gela kecamatan taliabu utara kabupaten pulau taliabu memiliki memiliki
empat jenis kegiatan yakni taman kanak-kanak, jalan setapak, perpustakaan satu
lokal, dan pagar puskesmas.
Dari jenis kegiatan taman kanak-kanak memakan anggaran sebesar
Rp90.000.000,00 dan realisasi dari jenis kegiatan tersebut adalah 100%. Pada
44
jenis kegiatan jalan setapak memakan anggaran sebesar Rp249.000.000,00,
dengan realisasi 100%. Sedangkan jenis kegiatan perpustakan 1 lokal memakan
biaya Rp148.000.000,00, pada kegiatan ini realisasi hanaya mecapai 60%. Dan
sedangkan jenis kegiatan pagar puskesmas memakan biaya sebesar
Rp145.500.000,00, dengan realisasi sebesar 100%.
Dari kegiatan tersebut rata-ratanya sebesar 60-120. Berdasarkan tabel di
atas dapat simpulkan bahwa realisasi program anggaran dana desa sudah di
katakan bagus karna kantor desa sudah realisasikan semua anggaran desa dengan
sesuai permintaan masyarakat desa. Berdasarkan tabel di atas paling banyak
permintaan dari masyarakat taman kanak-kanak karna di kantor Desa Gela itu
sendiri kurang taman bermain untuk anak yang datang mengurus berkas di kantor
desa Gela tersebut.
c. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Gambar 4. 7
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Gela
(Sumber: RPJM Desa Gela 2019/2021)
Kaur Umum
Salmin
Kadus I
Muliadin
Kasi Perencanaan
Hsral Hidayat
Kadus III
Muh. Adam Kadus II
Sayitadan
Bendahara
Darwin Kamarudin Sekdes
Jayani La,Olu
Kaur Pelayanan
Suadi
Kasi Pemerintah
Imanudin Laiyaka
BPD
Suleman Latua Kepala Desa
Ibrahim Saerun
Kasi Kesejatraan
Syajun
45
B. Hasil Penelitian
1. Fungsi BPD
Fungsi BPD yang ditetapkan Berdasakan UU No. 6 tahun 2014, sesuai pasal
55, Permendagri No. 110 tahun, 2014 fungsi BPD disebutkan sebagai berikut
menjelaskan bahwah Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:
a. Menetapkan Rancangan peraturan Desa
Peyusunan rancanga dari perturan desa adalah mejadi pedoman hidup bagi
pemerintah desa, BPD dan Kepala Desa dalam rangka peyusunan produk hukum
yang ditetapkan di desa berdasarkan standarisasi sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Peraturan Desa adalah Peraturan yang meliputi Peraturan
Desa, Peraturan Bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala Desa.
Fungsi BPD dalam membahas serta menyepakati rancangan peraturan Desa
bersama Kepala Desa mulai dari melakukan perancangan, berdasarkan
pembahasan, hingga penetapan peraturan desa telah terlaksana dengan baik.
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara yang diperoleh dari Kepala
Desa Gela yang mengatakan bahwa:
“BPD dalam melaksanakan fungsinya tentang hal
perumusan serta penetapan racangan peraturan, bekerja
sama dan melibatkan seluruh pemerintahan desa, mereka
selalu berperan aktif dan selalu berkoordinasi dengan
Kepala Desa serta seluruh lembaga yang ada di Desa
maupun masyarakat desa Gela. Sehingga peraturan yang
di sepakati bersama dengan ketentuan yang akan
ditetapkan dan dijalankan oleh Desa benar telah di
laksanakan sesuai apa yang dibutuhkan dan yang
diinginkan oleh masyarakat Desa Gela itu sendiri”.
(Wawancara, Peneliti dengan Kepala Desa, IS Pada
Tanggal 03 Juni 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa, dapat di tarik sebuah
46
kesimpulan yakni fungsi BPD dalam membahas serta menyepakati rancangan
peraturan desa salang berkoordinasi antarah lembaga pemerintah desa dan selalu
melihat kebutuhan dan pandangan masyarakat desa.
Sejalan dengan hal tersebut wawancara yang di lakukan dengan ketua
BPD, yang mengatakan bahwah:
Saya selaku ketua BPD, kepala desa selalu berkordinasi
dengan saya dan anggota BPD maupun masyarakat desa
gela mengenai menetapkan rancangan perturan desa gela
sehingga peraturan yang di sepakati bersama dengan
ketentuan yang akan di tetapkan dijalankan oleh desa gela
di laksanakan ssuai apa yang di butuhkan dan yang di
inginkan oleh masyarakat desa gela.”
(Wawancara, peneliti dengan ketua BPD SL Pada tanggal
04 Juni 2021)”.
Sedangkan wawancara yang dilakukan pada salah satu masyarakat, dalam
wawancaranya mengatakan bahwah:
Saya sebagai masyarakat meyepakati rancangan peraturan
desa yang di buat kepal desa dan di sampaikan melalu
BPD, kami sebagai masyarakat sangat berantusias kepada
BPD mengenai meyepakati rancangan peraturan desa.
saya masyarakat kurang berpendidikan sangat bahagia
dengan kinerja BPD, sangat membantu kami masyarakat
untuk menyampaikan mengenai peraturan yang di buat
kepal desa.”
(Wawancara, peneliti dengan masyarakat Pada tanggal 04
Juni 2021)”.
Bedasarakan hasil wawancara yang dilakukan peneliti maka dapat di
simpulkan secarah keseluruhan bahwa yang ada di lapangan menetapkan
rancangan peraturan desa sudah tereliasi dengan baik sesuai keinginan masyarakat
Desa Gela untuk memperbaiki sistem yang ada di Desa Gela supaya desa tersebut
bisa berkembang maju sesuai aspirasi masyarakat. Pihak BPD selalu berupaya
untuk meyakinkan masyarakat dalam pentingnya fungsi BPD yang baik dan
47
sesuai dengan kesepakatan Bersama mempihak pemerintah desa dengan pihak
took masyarakat desa Gela.
b. Menampung Dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Desa
Aspirasi masyarakat adalah kegitan yang dilakukan oleh masyarakat baik
berupa keterlibatan langsung maupun berupa sejumlah gagasan verbal dari lapisan
masyarakat menampung sehingga mempengaruhi dan mendukung dalam proses
pembangunan.
Penyampaian aspirasi yang dilakukan masyarakat kepada BPD secara individu
maupun bersama-sama seringkali disampaikan secara langsung, akan tetapi
penyampaian aspirasi yang dilakukan masyarakat lebih dominan disampaikan
melalui forum Musrembang Desa ataupun rapat Musyawarah Dusun. Rapat forum
ini diadakan Pemerintah Desa dengan mengundang perwakilan masyarakat seperti
ketua RT, RW, tokoh agama, adat serta masyarakat bersama dengan BPD untuk
membahas apa yang sedang dilakukan dan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah Desa serta memberikan ruang kepada masyarakat untuk
menyampaikan ide dan gagasannya. Pihak masyarakat harus ikut dalam rapat
yang diadakan oleh ketua BPD dan Pemerintahan desa Gela agar masyarakat bisa
mendengarkan arahan dari pemerintah desa.
Fungsi BPD dalam menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat
sebagai perwujudan wakil dari masyarakat yang harus selalu menyalurkan serta
mengarahkan setiap gagasan dan ide yang diinginkan oleh masyarakat berikut ini
yang mengatakan Ketua BPD dari hasil wawancara berikut ini :
“fungsi BPD di Desa Gela dalam hal menampung serta
menyalurkan aspirasi masyarakat cukup terlaksana dengan
48
baik akan tetapi selalu ada kendala hambatan yang
dihadapi oleh BPD itu sendiri, ini disebabkan karena
kurangnya paham masyarakat yang paham akan fungsi
BPD itu sendiri. Sebagi contoh dalam meyalurkan ide
yang masyarakat inginkan terkadang terjadi perdebatan
antara masyarakat dan BPD, hanya saja itu semua bisa
kami hadapi dengan cara memberikan pemahaman untuk
tidak salah, pengertian dan pengetahuan kepada
masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti apa yang
dilakukan oleh BPD adalah untuk kepentingan masyarakat
bukan kepentingan pribadi ataupun kelompok tertentu
yang ada di desa kita sendiri”
(Wawancara Peneliti Dengan Ketua BPD, SL Pada
Tanggal 05, Juni 2021).
Berdasarkan dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti di lapangan
maka dapat di simpulkan dari pihak ketua BPD terkait menampung aspirasi
masyarakat terlaksana dengan baik, karna tidak hanya masyarakat terkait fungsi
BPD. Berdasarkan wawancara tersebut membuktikan bahwa BPD mengerti akan
fungsinya sebagai wakil masyarakat yang harus menjalin kedekatan dan
keharmonisan dengan masyarakat, yang selalu menerima saran serta usulan apa
yang diinginkan masyarakat untuk kemudian ditindaklanjuti dan disampaikan
kepada Pemerintah Desa Gela. Pihak ketua BPD itu sendiri terkendala dengan
meyakinkan masyarakat itu benar tau apa pentingnya fugsi BPD dikalangan
masyarakat itu supaya dia bisa mengerti apa yang dijelaskan oleh ketua BPD,
supaya bisa menampung aspirasi yang sudah disalurkan oleh pihak pemerintah
desa Gela.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bendahara BPD desa gela sebagai berikut:
“Fungsi BPD di Desa Gela dalam hal menampung serta
menyalurkan aspirasi masyarakat terlaksana dengan baik
akan tetapi selalu ada kendala hambatan yang dihadapi
oleh BPD itu sendiri, ini disebabkan karena kurangnya
49
paham masyarakat yang paham akan fungsi BPD itu
sendiri. Pihak BPD itu sendiri selalu mengadakan
sosialisasi tentang pentingnya fungsi BPD dikalangan
masyarakat, agar masyarakat bisa memahami apa itu
fungsi BPD yang sesuai dengan standar penetapan sistem
yang dikeluarkan oleh kantor desa gela tersebut”.
(Wawancara Peneliti Dengan Bendahara BPD, SO Pada
Tanggal 10, Juni 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa pihak BPD selalu
berupaya untuk meyakinkan ke masyarakat terkait tentang pentingnya fungsi BPD
di kalangan masyarakat itu sendiri supaya masyarakat bisa menyuarahkan aspirasi
terkait dengan fungsi BPD itu sendiri. Oleh karena itu pihak Ketua BPD selalu
turun ke pemukiman masyarakat untuk mensosialisasikan tentang terkait
pentingnya fungsi BPD agar masyarakat bisa paham betul fungsi BPD yang sudah
disahkan oleh masyarakat sesuai dengan kesepakatan Bersama masyaakat desa
Gela.
Berbeda dengan pernyataan dari masyarakat Desa Gela berdasarkan dari
hasil wawancara bapak BS dari Dusun Iomo yang mengatakan bahwa:
“BPD dalam menyampaikan aspirasi mengenai
pembangunan dapat dikatakan telah dilakukan dengan
baik, akan tetapi dalam hal memberdayakan masyrakat
belum secara maksimal dilaksanakan, seperti halnya
dalam penyaluran bantuan dari Desa yang belum
tersalurkan secara adil dan merata”.
(Wawancara Peneliti Dengan Masyarakat Desa Geala, BS
19 Juni 2021)”.
Berdasarkan wawancara tersebut bahwa BPD di Desa Gela dalam
menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat ada yang terealisasi dengan
baik dan ada beberapa yang belum terealisasi dengan baik, hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara bersama masyarakat yang mengatakan bahwa penyaluran
50
aspirasi masyarakat berupa pembangunan fisik telah terealisasi dengan baik dan
merata, akan tetapi dalam bentuk pemberdayaan masih belum terealisasi dengan
adil dan merata.
Berbeda dengan pernyataan dari masyarakat Desa Gela berdasarkan dari
hasil wawancara bapak ZU dari Dusun Tow yang mengatakan bahwa:
“BPD dalam menyampaikan aspirasi mengenai
pembangunan dapat dikatakan belum terealisasi dengan
baik dalam menampung aspirasi masyarakat sesuai dengan
sitem peraturan daerah suapaya masyarakat bisa
memahami aturan yang di berlaku di desa”.
(Wawancara Peneliti Dengan Masyarakat Desa Geala, ZU
19 Juni 2021)”.
hasil wawancara bersama masyarakat yang mengatakan bahwa penyaluran
aspirasi masyarakat berupa pembangunan fisik telah terealisasi dengan baik dan
merata, akan tetapi dalam bentuk pemberdayaan masih belum terealisasi dengan
adil dan merata.
Berbeda dengan pernyataan dari masyarakat Desa Gela berdasarkan dari
hasil wawancarah bapak LS dari Dusun Tow yang mengatakan bahwa:
“BPD dalam menyampaikan aspirasi mengenai
pembangunan dapat dikatakan sudah bagsu dalam kinerja
BPD didesa Gela dalam menyalurkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan sepakatan bersama dengan ketua BPD ittu
sendiri. Agar masyarakat bisa menyalurkan semua aspirasi
terkait dengan fungsi BPD supaya ketua BPD bisa
menjalankan semua aspirasi dari masyarakat itu sendiri,
oleh karena itu BPD selalu berupaya dalam meyakinkan
masyarakat dalam pentingnya fungsi BPD kalangan
masyarakat”.
(Wawancara Peneliti Dengan Masyarakat Desa Geala, LS
20 Juni 2021).
hasil wawancara bersama masyarakat yang mengatakan bahwa penyaluran
51
aspirasi masyarakat berupa pembangunan fisik telah terealisasi dengan baik dan
merata, akan tetapi dalam bentuk pemberdayaan masih belum terealisasi dengan
merata. Oleh karena itu pihak BPD selalu meningkatkan kinerja dalam
meyakinkan masyarakat pentingnya fungsi BPD dalam pembangunan desa yang
baik dengan sesuai standar operasional yang disepakati oleh kalangan masyarakat
itu sendiri supaya sistem dari kantor desa bisa berjalan dengan sesuai dengan
sistem yang disahkan didalam forum permusyawaratan desa. Pihak masyarakat
juga bisa membantu dalam pembangunan desa dalam menyuarahkan aspirasi
masyarakat supaya aspirasi setiap masing masyarakat bisa dijalankan dengan
kantor desa sesuai dengan sistem yang di kantor desa Gela.
Pernyataan lain yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak MA selaku
Kadus Tou Desa Gela yang mengatakan:
“BPD dalam menyampaikan keluhan masyarakat apa yang
kami inginkan dan apa yang kami butuhkan telah mereka
lakukan dengan baik, yang terkadang menjadi kendala ada
beberapa masyarakat yang tidak mengerti fungsi dari
BPD, akan tetapi BPD bekerja dengan baik memberikan
penjelasan serta pengertian kepada masyarakat”.
(Wawancara Peneliti Dengan Kepala Dususn Tou Desa
Gela, MA 19 Juni 2021).
Berdasarkan dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti di lpangan maka
dapat di simpulkan dari kadus Tou Desa Gela terkait menampung aspirasi
masyarakat cukup terlaksana deengan baik, karna tidak pahanya masayarakat
terkait fungsi BPD. Berdasarkan wawancara tersebut membuktikan bahwa BPD
mengerti akan fungsinya sebagai wakil masyarakat yang harus menjalin kedekatan
dan keharmonisan dengan masyarakat.
52
Berdasarkan beberapa wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
menampung aspirasi masyarakat sudah di katakana bagus karna BPD sudah
memahmkan masyarakat terkait pentingnya fungsi badan permusyawaratan desa
yang baik dengan sesuai sitandar oprasional yang sudah di tetapkan oleh
pemerintah desa. Terdapat beberapa kendala oleh BPD padasaat
mensosialisasikan terkait dengan fungsi BPD agar masyarakat bisa memahami
fngsi BPD supaya masyarakat bisa mengutarkan pendapa-pendapat yang di
sampaikan oleh BPD dalam pembangunan desa yang lebih maju dan berkembang
lagi.
c. Melakukan Pengawasan kinerja kepala Desa
Pengawasn merupakan pengajuan keseluruhan elemen apakah terlaksanah
berdasarkan rencana yang di tetapkan sebelumnya dengan pengarahan yang di
lakukan dalam menetepkan urayan kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapayan haslyang di harpkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditentukan yang di tetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa segala aktifitasyang terlaksana sesuai denga napa yang telah di
rencanakan.
Fungsi BPD dalam hal melakukan kontrol pengawasan terhadap kinerja
Kepala Desa serta seluruh elemen yang ada di Pemerintahan Desa ada yang telah
terlaksana dengan baik dan ada beberapa yang belum terealisasi dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara
dengan Anggot BPD Desa Gela yang mengatakan bahwa:
“BPD dalam melakukan kontrol pengawasan selalu
mendapatkan hambatan dalam hal komunikasi. Kami
53
selaku BPD telah melakuan penjadwalan atau pergantian
tugas secara bergantian setiap harinya untuk bertugas di
kantor, akan tetapi yang sering terjadi ada beberapa dari
angota BPD yang melakukan absen tanpa
mengkonfirmasikannya kepada ketua BPD” (Wawancara Penelitti Dengan Anggota BPD Desa Gela, AR Pada Tanggal 17,Juni 2021).
Berdasarkan dari hasi wawncara dengan kepla desa sebaggai berikut:
“BPD selalu melaksankan tugasnya dengan baik dari
melakukan meyepakati rancangan peraturan desa,
meyalurkan aspirasi masyarkat dan melakukan pengawasn
kinerja kepada saya selaku kepla desa apa yang asay
kerjakan selalu ada pengawasn dari mereka (BPD)”.
(Wawancara Peneliti Dengan Kepala Desa, IS Pada
Tanggal 17 Juni 2021).
Berdasarakan hasil wawancarah terlihat jelas bahwah BPD di desa gela
dalam melakukan kontrol pengawasan terhadapa kinerja pemerintah desa belu
terrelisasi dengan baik di karenakan anggota BPD yang sering melakukan apsen
tampa pemberitahuan sebelumnya. Pengawas yang di lakukan BPD terkait
penetapan serta pelaksanaan peturan desa pengguna anggaran belanja desa serta
keputusan yang di buat oleh kepala desa telah terlaksan cukup baik, halini
disebapkan karena adanya koordinasi yang baik antara kepala desa dan BPD yang
bekerja sama dengan sungguh-sungguh dalam mejalankan roda pemerintahan
desa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data diatas hasail penelitian yang di peroleh melalui analisis
obserfasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukan bahwah fungsi BPD dalam
mebahas badan permusyawaratan desa dalam mejalankan fungsinya selalu
berpedoman berdasarkan UU No. 6 tahun 2014, pasal 55 tentang BPD,
54
Permendagri No. 110 tahun 2014, fungsi BPD disebutkan sebagai berikut:
a. Menetapkan Rancangan peraturan desa
Badan Permusyawaratan Desa dalam menjalankan fungsi legislasi maka
BPD memiliki kewenangan untuk menerima semua usulan aspirasi masyarakat.
Aspirasi tersebut kemudian disimpan serta dalam rapat musyawarah BPD, didalam
rapat tersebut kemudian akan disampaikan berbagai bentuk usulan yang datang
dari anggota BPD masing-masing yang menjadi perwakilan setiap dusun. Proses
membuat peraturan Desa yang dimaksud BPD Desa Gela melakukan fungsi untuk
melahirkan Rancangan Peraturan Desa serta membahas, menyetujui ataupun
menolak Rancangan Peraturan Desa yang telah diusulkan, dalam hal ini juga
kedudukan BPD sebagai mitra kerja Kepala Desa yang memiliki kedudukan sejajar
sebagai mitra kerja dalam membuat Rancangan Peraturan Desa.
Pelaksanaan peraturan Desa akan diawasi oleh masyarakat dengan Badan
permusyawaratan Desa, hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan peraturan
Desa dapat diawasi dengan berkelanjutan oleh masyarakat Desa melihat bahwa
peraturan Desa dibuat tidak lain yaitu untuk kepentingan masyarakat Desa.
Apabila dalam poroses pelaksanaannya terjadi penyimpangan terhadap
pelaksanaan peraturan Desa yang ditetapkan sebelumnya, Badan
Permusyawaratan Desa memiliki kewajiban mengingatkan serta menindaklanjuti
penyimpangan yang terjadi. Berbagai bentuk parisipasi yang diberikan masyarakat
dalam rapat atau Musyawarah Rencana Pembangunan Desa.
Hal ini menunjukan bahwa adanya peran aktif keterlibatan masyarakat
didalam rapat seperti menyumbangkan ide berupa gagasannya, atau mengajukan
55
sebuah usulan, serta menyampaikan saran dalam rapat Desa, sehingga adanya
komunikasi antara masyarakat dan perangkat Desa yang memberikan sebuah
tanggapan maupun kritik terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan serta
ikut dalam proses pengambilan keputusan. Fungsi legislasi yang dilaksanakan
oleh BPD memiliki kewajiban untuk mengkonsultasikannnya kepada masyarakat.
Pemerintah Desa dalam hal ini memberikan informasi kepada masyarakat melalui
cara pemberitahuan yang akan disampaikan secara tertulis ataupun secara lisan
melaluli kepala dusun dalam kurun waktu satu minggu lamanya untuk menunggu
dan menampung aspirasi dari masyarakat.
b. Menampung Dan Meyalurkan Aspirasi Masyarakat Desa
Fungsi menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat desa gela BPD
dalam menyalurkan aspirasi masyarakat dilakukan dalam bentuk lisan dan tulisan,
adapun yang dimaksud penyampaian secara lisan yaitu melalui musyawarah BPD,
sedangkan penyampaian secara tulisan yaitu melalui surat penyampaian berupa
masukan terhadap penyelenggaraan pemerintah Desa.
Penyampaian aspirasi yang dilakukan masyarakat kepada BPD secara
individu maupun bersama-sama seringkali disampaikan secara langsung, akan
tetapi penyampaian aspirasi yang dilakukan masyarakat lebih dominan
disampaikan melalui forum Musrenbang Desa atupun rapat Musyawarah Dusun.
Rapat forum ini diadakan Pemerintah Desa dengan mengundang perwakilan
masyarakat seperti ketua RT, RW, tokoh agama, adat serta masyarakat bersama
dengan BPD untuk membahas apa yang sedang dilakukan dan yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah Desa serta memberikan ruang kepada masyarakat
56
untuk menyampaikan ide dan gagasannya.
Jalur Musrenbang yang dilakukan Desa bisa dikatakan sebagai cara utama
dalam menyalurkan aspirasi masyarakat serta peran masyarakat ikut serta dalam
penentuan perncanaan pembangunan yang ada di Desa. Umumnya yang
dibutuhkan masyarakat yang disampaikan dalam rapat Musrenbang ada 2 bentuk
pembangunan yaitu: pembanguna fisik dan pemberdayaan masyarakat. Adapun
yang dibutuhkan dalam pembangunan fisik adalah menyangkut perbaikan jalan
tani, perbaikan saluran air serta perbaikan aliran irigasi yang menghubungkan
persawahan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah
bantuan sosial maupun bantuan bibit pertanian, ataupun bantuan kelompok tani
yang belum disalurkan secara merata.
Menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat tidak dapat dilakukan
begitu saja akan tetapi diperlukan analisis yang tepat serta mendalam mengenai
permasalahan yang ada di masyarakat dengan cara menggunakan skala prioritas.
Aspirasi yang ditampung Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya akan dibahas
dalam rapat BPD dan akan dipilih aspirasi yang memiliki skala prioritas yang
paling tinggi dengan mengutamakan aspirasi masyarakat yang paling banyak
disampaikan.
Bentuk-bentuk partisipasi yang masyarakat berikan kepada Desa gela
kecamtan taliabu utara yaitu sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam bentuk materi
Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk materi yaitu
bantuan seperti lahan yang dapat menunjang kelancaran dari pelaksanaan
57
dari program pembangunan yang akan dilakukan, dimana partisipasi
masyarakat dalam pemangunan Desa yang didukung oleh materi
merupakan suatu cara yang sangat nyata, maka dari itu pemerintah Desa
harus bijak dalam mempergunakannya.
2. Partisipasi dalam bentuk ide
Ide atau gagasan dapat mendukung keberhasilan rencana yang telah
ditetapkan, oleh karena itu sumbangan pikiran sangat diperlukan dan
diharapkan dalam membantu upaya pencapaian perbaikan program
pembangunan yang akan dilaksanakan. Patisipasi masyarakat dalam hal ini
sangat dibutuhkan selain partisipasi materi. Dari hasil penelitian yang
ditemukan bahwa partisipasi masyarakat di Desa Gela dalam bentuk
pikiran atau ide masyarakat selalu berperan aktif dalam menyumbangkan
ide-idenya untuk keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan.
Meskipun latar belakang pendidikan sangat beragam, akan tetapi mereka
mampu memberikan suatu ide yang positif dan juga pemerintah Desa
sangat mementingkan kebutuhan masyarakat, selain itu pemerintah Desa
juga selalu melibatkan serta mengundang para tokoh masyarakat agar
menyampaikan aspirasi mereka.
3. Partisipasi dalam bentuk fisik
Partisipasi masyarakat yang sangat sederhana yang sering diberikan
masyarakat adalah dengan gotong royong dalam membantu dalam
mensukseskan program pembangunan. Gotong royong merupakan suatu
pengarahan tenaga kerja tanpa bayaran untuk suatu program yang
58
bermanfaat. Pelaksanaan program pembangunan yang ada di Desa Gela,
kegiatan gotong royong selalu diterapkan dan dilakukan untuk
meringankan pelaksanaan program pembangunan.
c. Melakukan Pengawasan Kinerjakepala Desa
Fungsi pengawasan yang dimaksud adalah BPD melakukan pengawasan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, penggunaan
anggaran belanja Desa serta keputusan yang dibuat oleh Kepala Desa.
Pengawasan dalam hal ini juga meliputi, pengawasan terhadap perencanaan
kegiatan penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan kegiatan serta pelaporan
penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Desa. Bentuk pengawasan yang dilakukan
BPD yaitu berupa monitoring dan evaluasi, dalam hal ini BPD berhak untuk
meminta pertanggungjawaban dari Kepala Desa serta meminta laporan kepada
Pemerintah Desa.
Berikut ini merupakan beberapaa metode pelaksanaan pengawasan yang
BPD lakukan, diantaranya:
1. BPD mengawasi segala bentuk perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa beserta dengan pihak yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan tersebut.
2. Melakukan evaluasi terhadap laporan kegiatan yang diselenggarakan
Pemerintah Desa. Evaluasi laporan dalam hal ini meliputi, pelaksanaan
RPJMDes, RKPDes dan APBDes.
3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut diselenggarakan dengan baik atau
tidak.
59
4. Mengawasi segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.
5. Menindaklanjuti segala bentuk penyelewengan yang terjadi.
Pengawasan pada dasarnya bertujuan untuk menghindari adanya
penyelewengan atau suatu penyimpangan tujuan yang akan dicapai. Dengan
adanya pengawasan diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan suatu
kebijakn yan telah ditetapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Melalui pengawasan dapat tercipta aktivitas yang berkaitan dengan
penentuan evaluasi tentang sejauhmana pelaksanaan kerja telah dilaksanakan.
Pengawasan dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan dijalankan dan sejauhmana
terjadi penyimpangan didalam pelaksanan tersebut.
Berdasakan UU No. 6 tahun 2014, pasal 55 tentang BPD, Permendagri No.
110 tahun 2014, fungsi BPD disebutkan sebagai berikut:
Melaksanakan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan pemerintah
Desa, melakukan evaluasi laporan mengenai evaluasi atas kinerja Kepala Desa
selama satu tahun anggaran, melaksanakan evaluasi yang berdasarkan pada
prinsip demokratis, responsif, transparansi, akuntabilitas, serta objektifitas dan
melakukan evaluasi tugas Kepala Desa yang meliputi:
1. Pencapaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa serta APBDesa
2. Pencapaian pelaksanaan penugasan yang dilakukan dari Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota
3. Pencapaian kedisplinan dalam melaksanakan tugas yang sesuai dengan
60
peraturan perundang-undangan
4. Prestasi dari Kepala Desa
Pelaksanaan fungsi pengawasan dana Desa yang dilakukan BPD mulai dari
tahap perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, sampai kepada laporan
pertanggungjawaban. Pada tahapan perencanaan serta laporan
pertanggungjawaban BPD mengesahkan bersama dengan Kepala Desa.
perencanaan yang disahkan kemudian dijadikan peraturan Desa berupa APBDesa,
hal ini BPD mempunyai fungsi pengawasan kinerja Kepala Desa. Adapun bentuk
pengawasan kinerja Kepala Desa berupa monitoring serta evaluasi. Pelaksanaan
evaluasi laporan mengenai penyelenggaraan pemerintah Desa dilakukan langsung
BPD serta evaluasi di lakukan berdasarkan kinerja kepala desa selama 1 tahun
anggaran.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat di tari sesuai dengan penjelasan yang
ada di atas tersebut, maka dapat di Tarik kesimpulan dari peneliti ini adalaha.
1. Menetapkan Rancangan Peraturan Desa
Berdasarkan dalam membahas serta menetapakan rancangan peraturan
Desa di Desa Gela telah terlaksana dengan baik karena adanya hubungan
kerja sama yang baik antara BPD dengan Kepala Desa Gela maupun
Pemerintah Desa Gela adanya transparansi dalam penyelenggaraan
kegiatan Desa.
2. Menampung Dan Meyalurkan Aspirasi Masyarakat Desa
menampung serta dan menyalurkan aspirasi masyarakat, dalam
melaksanakan fungsinya BPD di Desa Gela belum terlaksana dengan baik.
Adapun yang telah terlaksana yaitu dalam bentuk pembangunan fisik
seperti pembangunan jalan, pembangunan salura air, pembangunan irigasi,
sedangkan yang belum terealisasi secara merata yaitu dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat yaitu dalam bentuk bantuan sosial, bantuan
pertanian. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan anggaran yang
pemerintah Desa Gela miliki.
3. Melakukan Pengawasan Desa
Melakukan pengawasan deas yang ada di Desa Gela terlaksana dengan
baik. BPD Desa Gela selalu aktif mempertanyakan hal-hal yang berkaitan
62
dengan penyelenggaraan Pemerintah Desa yang berkaitan dengan
perencanaan kegiatan Desa, pelaksanaan kegiatan serta pelaporan kegiatan
Pemerintah Desa. Adapun kendala yang dihadapi adalah kurangnya
komunikasi antar anggota BPD, dalam hal ini BPD sering melakukan
absen tanpa pemberitahuan sebelumnya.
B. Saran
a. Pemerintah Desa Gela diharapkan lebih dapat terus mempertahankan
hubungan yang harmonis antara BPD dengan Kepala Desa, staf
pemerinta Desa, maupun dengan masyarakat. Apabila diperlukan untuk
lebih ditingkatkan kembali. Kinerja pemerintah harus ditingkatkan lagi
dalam mensosialisasikan pentingnya fungsi BPD di kalangan
masyarakat agar masyarakat bisa memahami betul ap aitu fungsi BPD
yang baik dan sesuai dengan sistem standar operasioanal yang
dikeluarkan oleh kantor desa Gela tersebut.
b. BPD Desa Gela dalam menampung seta menyalurkan aspirasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat diharapkan dapat didengar dan
dilaksanakan sesuai dalam hal ini yang berhubungan dengan
pemberdayaan batuan pertanian. Melihat bahwa masyarakat masih
kesulitan baik individu maupun kelompok untuk mendapatkan,
diperlukan perhatian yang lebih mengingat mayoritas mata pencaharian
masyarakat Desa Gela adalah Petani. Pihak BPD harus menyiapkan
lahan pengiringan cengke untuk masyarakat yang sudah siap di panen
cengke agar masyarakat tidak kesulitan lagi dalam mengiring hasil
63
taninya di panen, masyarakat sangat membantu kalua pemerintah desa
menyiapkan tempat pengelolaan cengke supaya bisa dijual dengan cepat
di luar kota.
c. Pola komunikasi antara Ketua BPD dengan anggota BPD maupun antar
anggota BPD perlu diharapkan agar dapat lebih mengambil sikap
terhadap anggota BPD yang sering absen tanpa ditingkatkan lagi,
mengingat fungsi BPD sebagai kontrol Pemerintah Desa. BPD Desa
Gela untuk berjalan dengan baik.
64
DAFTAR PUSTAKA
aprila, W. (2020). Analisis Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (
Bpd ) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Sangkulirang Kabupaten. Analisis
Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa ( Bpd ) Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Sangkulirang Kabupaten, 8(2), 355–368.
Basuki, A. (2020). Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Menampung
Aspirasi Masyarakat. Jurnal, 07(03), 1–6.
Fitriana, N. R., Moita, S., & Jabar, A. S. (2021). Strategi Penguatan Fungsi Badan
Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Pembangunan (Studi Di Desa Tapulaga
Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe). Jurnal Kesejahteraan Dan Pelayanan
Sosial, 2(1), 57. Https://Doi.Org/10.52423/Jkps.V2i1.18173
Hahury, J. F., & Ebit, O. (2019). Fungsi Badan Permusyawaratan. Jurnal, 2(17),
9–9.
Irawan, A. (2019). Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Pemerintah Desa Dalam
Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Dari Pemerintah Kabupaten/Kota Ditinjau
Dari Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal Yuridis Unaja, 1(2),
55–67. Https://Doi.Org/10.35141/Jyu.V1i2.429
Ismanudin, & Setiawan, I. (2019). Peran Dan Fungsi Badan Permusyawaratan
Desa (Bpd) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa Di Desa Singaraja
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Jurnal Aspirasi, 9, 135–150.
Nurhayati, S., & Riwanto, A. (2014). Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran
Badan Permusyawaratan Desa Tawengan Dalam Proses Penetapan Peraturan Desa
Sri. Jurnal, 6(2), 3–13.
65
Punu, E. J. (2016). Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa. Jurnal, 1–20.
Rusdia, U., & Wirawan, D. (2020). Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (Bpd)
Dalam Meningkatkan Pembangunan Masyarakat Desa Di Desa Bojongsari
Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Jurnal, 4(April), 16.
Setyaningrum, C. A., & Wisnaen, F. (2019). Pelaksanaan Fungsi Badan
Permusyawaratan Desa Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jurnal
Pembangunan Hukum Indonesia, 1(2), 158–170.
Https://Doi.Org/10.14710/Jphi.V1i2.158-170
Walujan, F. R., Lumolos, J., & Sumampouw, I. (2018). Fungsi Badan
Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Kembes
Satu Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. Jurnal, 53(9), 11.
66
L
A
M
P
I
R
A
N
67
Gambar Letak Wilaya Desa
Gambar Letak Wilaya Pulau Taliabu
Gambar Kantor Desa Gela
68
69
Suarat Izin Peeitain
Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik, Kabupaten Pulau Taliabu Utara
70
Surat Izin Selesai Penelitian Dari Desa Gela
71
Surat Izin Dari Kampus Universitas Muhammadiyah
72
Berdasarkan dari hasil foto-foto wawancara saat melaksankan wawancara
dengan pemerintah Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara
Foto Wawancara Dengan (Kepala Desa Gela) Pada Tanggal 03-06-2021
Foto Wawancara Dengan (Ketua BPD Desa Gela) Pada Tanggal
05-06-2021
73
Foto Wawancara Dengan (Masyarakat Desa Gela) Pada Tanggal
19-06-2021
Foto Wawancara Dengan (Masayarakat Desa Gela) Pada Tanggal
19-06-2021
74
Foto Wawancara Dengan (Kadus Desa Gela) Pada Tanggal 19-06-201
75
Foto Wawancara Dengan (Bendahara BPD Desa Gela) Pada
Tanggal 10-06-2021
Foto Wawancara Dengan (Anggot BPD Desa Gela)
Pada Tanggal 19-06-2021
Foto Wawancara Dengan (Masayarakat Desa Gela) Pada Tanggal
20-06-2021
76
Foto-Foto Bareng Masyarakat Bersama Pemerintahan Desa Gela
Foto- Foto Musawar Desa
77
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BOLIADI SAHUPALA Lahir pada tanggal 09 JUNI 1999 di
Data Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu. Anak
terakhir dari enam bersaudara, dan merupakan buah kasih dari
pasangan. Ahmad Saupala dan Mahia. Penulis menempuh
pendidikan dasar di SD Negeri 1 Gela Kecamatan Taliabu
Utara dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Taliabu Utara Kabupaten
Kepulawan Sula Data dan tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan
pendidikan tingkat sekolah menengah di SMA Negeri 1 Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliau dan tamat pada tahun 2016. Berkat usaha dan kerja keras yang
disertai doa pada tahun 2021 penulis berhasil lulus di jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Adminstrasi Negara,
dngan nomor stanbuk 105611105117. Universitas Muhammadiyah Makassar
Program Strata Satu (S1). Penulis sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah
SWT bisa menimba ilmu yang merupakan bekal dimasa depan. Saat ini penulis
berharap dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik dan
membahagiakan orang tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi
Agama, Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara.