Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...
Transcript of Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...
PENGARUH MODEL CONCEPT-BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AMINATUZUHRIAH RIZKI
11140170000007
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
AMINATUZUHRIAH RIZKI (11140170000007). “Pengaruh Model Concept-Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Model Concept-Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Sampel penelitian ini terdiri dari 35 siswa kelas eksperimen (Model Concept-Based Learning) dan 34 siswa kelas kontrol (Pembelajaran Konvesional) di MTs Negeri 12 Jakarta pada tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post Test Only Design. Pemilihan kelas diperoleh dengan teknik cluster random sampling pada siswa kelas VII dengan pokok bahasan segiempat dan segitiga. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang diukur dalam penelitian ini adalah memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut, dan memutuskan suatu tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan Model Concept-Based Learning lebih tinggi dibandingkan siswa yang mengggunakan pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Model Concept-Based Learning, Berpikir Kritis Matematis, Kuasi Eksperimen.
ii
ABSTRACT
AMINATUZUHRIAH RIZKI (11140170000007). “The Effect of Concept-Based Learning Model toward Mathematical Critical Thinking Ability”. The thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, July 2018.
The purpose of this research is to analyze the effect of Concept-Based Learning Model toward mathematical critical thinking ability. The samples of this research are 35 students of experiment class (Concept-Based Learning Model) and 34 students of control class (Conventional Learning) at 12 Islamic Junior High School of Jakarta academic year 2017/2018. The method used is quasi experiment with Rendomize Control Group Post Test Only Design. It was obtained by cluster random sampling technique on class VII with the subject about tetragon and triangle. The indicators of mathematical critical thinking ability measuring in this research are elementary clarification, basic support, inference, advance clarification, and decide an action. The result of this research shows that students mathematical critical thinking ability used Concept-Based Learning Model were higher than students who used Conventional Learning.
Keywords: Concept-Based Learning, Mathematical Critical Thinking, Quasi Experiment.
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan, kenikmatan, kemudahan dan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, namun berkat dorongan dan
masukan yang positif dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi tiada henti dalam membimbing penulis selama
ini.
5. Bapak Firdausi, S.Si, M.Pd, selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta nasihat kepada penulis beserta teman-
teman dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Eva Musyrifah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing PPKT yang telah memberi
arahan, semangat serta ijin untuk melaksanakan penelitian skripsi bersamaan
dengan pelaksanaan PPKT.
iv
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan,
semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan dapat bermanfaat serta menjadi
pahala yang senantiasa mengalir.
8. Bapak Drs. Wawan M., M.Pd, selaku Kepala MTs Negeri 12 Jakarta yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Ibu Zulnengsih, M.Pd, selaku guru pamong yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian berlangsung.
10. Siswa/i kelas VII-3 dan VII-5 MTs Negeri 12 Jakarta tahun ajaran 2017/2018,
yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan kegiatan penelitian.
11. Keluarga tercinta, Ayahanda Usman, S.E dan Ibunda Nuryatih yang tidak henti-
hentinya mendoakan, mencurahkan kasih sayang serta memberikan motivasi
dan dukungan baik moril maupun materi selama ini. Adik-adik tercinta Shinta
Aulia Rahmah dan Fatimah Azzahra yang senantiasa menjadi penyemangat
bagi penulis.
12. Sahabat tercinta selama perkuliahan, Hania Rahmah dan Rohimatul Hayati
yang selalu mendoakan, menemani, menjadi tempat berbagi, memberikan
motivasi, dan sama-sama berjuang dalam menulis skripsi. Semoga kalian
senantiasa dikuatkan dan dimudahkan untuk menyelesaikan skripsi.
13. Sahabat tercinta Muhammad Ifdholy, teman masa kecil sampai dengan saat ini,
semoga Allah SWT mudahkan langkahmu untuk meraih cita-cita. Terima kasih
telah menjadi penyemangat dan menjadi pendengar yang teramat baik.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2014,
khususnya kelas A yang banyak memberikan bantuan baik langsung maupun
tidak langsung, serta Sari Juniatun Nikmah yang banyak membantu penulis
dalam memahami materi perkuliahan.
15. Rekan PPKT tercinta Sifah Muzdalifah yang telah mendukung serta memberi
semangat pada penulis untuk dapat melakukan penelitian skripsi bersamaan
dengan pelaksanaan PPKT, teman berbagi suka duka perjalanan melakukan
bimbingan skripsi disela-sela padatnya kegiatan PPKT di sekolah. Semoga
kamu juga dapat segera menyelesaikan studi di UIN.
v
16. Sahabat satu organisasi HMJ Pendidikan Matematika periode 2015/2016,
khususnya anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan yaitu Ka Hani, Ka
Rahmi, Ka Rini, Nurul Mardhiyah, Fitria Maghfiroh, dan Kalis Widya Arista.
Terima kasih atas kerjasama dan pengalaman yang diberikan.
17. Sahabat satu organisasi HMJ Pendidikan Matematika periode 2016/2017,
khususnya Badan Pengurus Harian (BPH) yaitu Nanda Rafli Muttaqin, Achmad
Kurniawan, Raden Novia Choerunnisa, Diwani Octaviani Hafsah, dan Siti
Mahmudah. Terima kasih atas kebersamaan, dukungan, dan kerjasama yang
telah dilakukan.
18. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan yaitu Ka Elke, Ka Yuli, dan Ka
Fadil. Terima kasih telah berbagi ilmu dan menjadi penyemangat untuk bisa
segera menyelesaikan skripsi.
19. Teman seperjuangan Musfirah, Anna Khoiria Ummah, Anita Yuliana Rizki,
Vinny Afrilia Deza, Alfiana Latifah Shibyani, Aisah Nur Syapariyah, Fitry
Amelia, Wilsen, dan Rendih yang telah memberikan motivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi.
20. Adik tingkat angkatan 2015 dan 2016 Jurusan Pendidikan Matematika,
khususnya Asih, Nabilah, Isnaini Rizki, Suci, Naila, Deni, Anita, Salma,
Khadijah, dan Zharotun. Terima kasih telah menjadi penyemangat bagi penulis.
21. Kakak tingkat angkatan 2012 dan 2013 Jurusan Pendidikan Matematika,
khususnya Ka Biah, Ka Farhan, Ka Latifah, Ka Ida, Ka Hanna, Ka Sinta, Ka
Kiromin, Ka Lia, Ka Nisa Anugrah, Ka Nurul, Ka Ummu, Ka Rizvi, dan Ka
Rafiqa. Terima kasih telah menjadi penyemangat bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Aamiin yaa robbal’alamin.
Demikianlah, betapa penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan
yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun diatas lembaran-
lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan
vi
dan kelemahan. Karena itu, kritikan dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi
ini akan penulis terima dengan hati terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini
akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, Juli 2018
Penulis,
Aminatuzuhriah Rizki
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………….. i
ABSTRACT ……………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….... vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………
C. Pembatasan Masalah …………………………………………...
D. Perumusan Masalah ……………………………………………
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………..
1
6
6
6
7
7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN …………………………………... 8
A. Kajian Teoritik …………………………………………………
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ….………………...
a. Deskripsi Kemampuan Berpikir ……………………......
b. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis …………………
c. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis …......
d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ……...
2. Pembelajaran dengan Model Concept-Based Learning ……
a. Model pembelajaran matematika ………………………
b. Model Concept-Based Learning ……………………….
c. Aspek-aspek Model Concept-Based Learning …………
3. Pembelajaran Konvensional ……………………………......
B. Kajian Hasil Penelitian Relevan ……………………………......
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………...
8
8
8
10
14
15
18
18
20
22
25
26
28
viii
D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….. 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….
B. Metode dan Desain Penelitian ………………………………….
C. Populasi dan Sampel …………………………………………...
D. Varibel Penelitian ………………………………………………
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….....
F. Instrumen Penelitian …………………………………………...
1. Uji Validitas ………………………………………………..
2. Daya Pembeda ……………………………………………...
3. Tara Kesukaran …………………………………………….
4. Uji Reliabilitas ……………………………………………..
G. Teknik Analisis Data …………………………………………...
1. Uji Normalitas ……………………………………………...
2. Uji Homogenitas …………………………………………...
3. Uji Hipotesis ……………………………………………….
H. Hipotesis Statistik ……………………………………………...
31
31
32
33
33
33
36
36
38
39
40
41
42
43
44
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 45
A. Deskripsi Data ………………………………………………….
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen ………………………………………………...
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Kontrol
3. Perbandingan Kamampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………………………..
4. Perbandingan Kamampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Per-Indikator ………………
B. Hasil Uji Prasyarat Analisis …………………………………….
1. Uji Normalitas ……………………………………………...
2. Uji Homogenitas …………………………………………...
C. Hasil Pengujian Hipotesis ……………………………………...
D. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………..
45
45
45
47
48
50
50
51
51
52
ix
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ………………….
2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol ……………………...
3. Analisis Hasil Tes Kamampuan Berpikir Kritis Matematis
Per-Indikator ………………………………………………
E. Keterbatasan Penelitian ……………………………………….
53
58
60
76
BAB V PENUTUP ………………………………………………………. 78
A. Kesimpulan …………………………………………………....
B. Saran …………………………………………………………..
78
79
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 80
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 83
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ……………… 15
Tabel 3.1 Desain Penelitian ………………………………………………. 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis . 33
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. 34
Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ………………………………………………… 36
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ……………………………………… 37
Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis ………………………………………. 38
Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran ……………………………………. 39
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………………………………………………… 39
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ……………... 40
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ……………………………………………………….. 40
Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Analisis Butir Soal Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ………………………………………………… 41
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen …………... 46
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Kontrol ………………. 47
Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………………... 48
Tabel 4.4 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………………... 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………………... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………. 51
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………………….. 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir …………………………………... 30
Gambar 4.1 Histogram Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa Kelas Eksperimen …………………………………… 46
Gambar 4.2 Histogram Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa Kelas Kontrol ……………………………………….. 47
Gambar 4.3 Presentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………………… 49
Gambar 4.4 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahapan Basic
Concept and Conceptual Lens ……………………………… 54
Gambar 4.5 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahapan Basic
Concept and Conceptual Lens ……………………………… 55
Gambar 4.6 Contoh Pertanyaan dan Pengerjaan Siswa pada Tahapan
Socratic Questioning ……………………………………….. 57
Gambar 4.7 Contoh Pertanyaan dan Pengerjaan Siswa pada Tahapan
Assignment ………………………………………………….. 58
Gambar 4.8 Suasana Pembelajaran Siswa pada Kelas Kontrol …………. 60
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Posttest Nomor 2a Indikator Memberikan
Penjelasan Sederhana pada (a) Kelas Eksperimen dan (b)
Kelas Kontrol ……………………………………………….. 61
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Posttest Nomor 3b Indikator Memberikan
Penjelasan Sederhana pada (a) Kelas Eksperimen dan (b)
Kelas Kontrol ……………………………………………….. 63
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Posttest Nomor 2b Indikator Membangun
Keterampilan Dasar pada (a) Kelas Eksperimen dan (b) Kelas
Kontrol ……………………………………………….. 64
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Posttest Nomor 3c Indikator Membangun
Keterampilan Dasar pada (a) Kelas Eksperimen dan (b) Kelas
Kontrol ……………………………………………….. 65
xii
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Posttest Nomor 4b Indikator Membuat
Penjelasan Lebih Lanjut pada (a) Kelas Eksperimen dan (b)
Kelas Kontrol ……………………………………………….. 67
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Posttest Nomor 6 Indikator Membuat
Penjelasan Lebih Lanjut pada (a) Kelas Eksperimen dan (b)
Kelas Kontrol ……………………………………………….. 68
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Posttest Nomor 1 Indikator Menyimpulkan
pada (a) Kelas Eksperimen dan (b) Kelas Kontrol …………. 71
Gambar 4.16 Contoh Jawaban Posttest Nomor 3a Indikator Menyimpulkan
pada (a) Kelas Eksperimen dan (b) Kelas Kontrol
……………………………………………………… 72
Gambar 4.17 Contoh Jawaban Posttest Nomor 4a Indikator Menentukan
Suatu Tindakan pada (a) Kelas Eksperimen dan (b) Kelas
Kontrol ……………………………………………………… 74
Gambar 4.18 Contoh Jawaban Posttest Nomor 5 Indikator Menentukan
Suatu Tindakan pada (a) Kelas Eksperimen dan (b) Kelas
Kontrol ……………………………………………………… 75
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelompok Eksperimen …………………………………….. 83
Lampiran 2 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelompok Kontrol …………………………………………. 115
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen ………………….. 136
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis …………………………………………………... 178
Lampiran 5 Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis …………………………………………………... 179
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis …………………………………………………... 183
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………………………………………………….. 185
Lampiran 8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis …………………………………………… 186
Lampiran 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis …………………………………………… 188
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran, dan Daya Pembeda ……………………………. 190
Lampiran 11 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ………... 191
Lampiran 12 Kunci Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis Matematis …... 194
Lampiran 13 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis …………………………………………………... 200
Lampiran 14 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ……………………… 202
Lampiran 15 Hasil Posttest Kelompok Kontrol ………………………….. 203
Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa …………………………………………… 204
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa …………………………… 205
xiv
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa …………………………………………… 206
Lampiran 19 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Tahap Pra Penelitian …………………………… 207
Lampiran 20 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tahap
Pra Penelitian ……………………………………………….. 208
Lampiran 21 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tahap Pra
Penelitian …………………………………………………... 210
Lampiran 22 Hasil Wawancara Tahap Pra Penelitian …………………… 211
Lampiran 23 Uji Referensi ………………………………………………. 213
Lampiran 24 Surat Keterangan Penelitian ……………………………….. 219
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dituntut untuk mempersiapkan diri menjadi negara yang
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk bersaing secara global. Pada
tahun 2015, Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
yang merupakan kondisi dimana Indonesia perlu mempersiapkan diri membangun
beberapa sektor untuk menghadapinya, salah satunya adalah sektor pendidikan.
Sektor pendidikan merupakan sektor pembangunan yang paling krusial, hal ini
karena pendidikan merupakan sarana membentuk sumber daya manusia yang
terampil dan siap menghadapi persaingan global, khususnya di wilayah Asia
Tenggara. Berdasarkan pemetaan The Learning Curve tahun 2013 dan 2014 yang
merupakan hasil riset firma pendidikan Pearson bahwa Indonesia menduduki
peringkat terbawah untuk sistem pendidikan terburuk di dunia.1 Ini menunjukkan
bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dan perlu diperbaiki.
Matematika merupakan salah satu bidang yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari pendidikan di Indonesia. Keharusan mempelajari matematika
dibuktikan dengan tersedianya kurikulum matematika mulai dari sekolah dasar
hingga tingkat sekolah menengah. Hal ini terlihat dari Lampiran Permendiknas
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam
kurikulum 2013 salah satu tujuan pencapaian kompetensi matematika adalah agar
siswa memiliki sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.2 Berdasarkan
Permendiknas tersebut, kemampuan berpikir kritis menjadi penting untuk
ditingkatkan agar kompetensi yang harus dimiliki siswa dapat tercapai. Selain itu,
untuk mencapai kompetensi tersebut, diperlukan kemahiran berpikir tingkat tinggi
matematis. Kemampuan berpikir matematis khususnya berpikir matematis tingkat
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Gawat Darurat Pendidikan Indonesia, 2014. 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
2
tinggi sangat diperlukan siswa terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.3
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) menjadi
kemampuan yang dapat mendukung keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran
matematika di sekolah. Oleh karena itu, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
perlu ditingkatkan seiring dengan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia dan
menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Menurut
Agus, berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat
membentuk konsep dalam pengetahuan siswa.4 Selain itu, berpikir kritis juga
merupakan proses berpikir secara mendalam karena melibatkan keterampilan
analisis tingkat tinggi, sintesis pengetahuan, dan penilaian terhadap apa yang
diterima dan diungkapkan.5 Keterampilan menghitung, memecahkan masalah, dan
berpikir kritis adalah komponen penting dalam setiap keberhasilan pembelajaran
matematika.6
Menurut Lambertus, dengan berpikir kritis dapat memungkinkan siswa
menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan siswa dapat menentukan pilihan
dan menarik kesimpulan cerdas, siswa juga dapat mengeksplorasi dan memberikan
argumen dalam memperoleh pengetahuan yang objektif dan logis sehingga siswa
dapat menggunakan kemampuan analisis, evaluasi, dan refleksi dalam mempelajari
matematika.7 Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
membutuhkan kemampuan analisis dan memberikan alasan secara logis terhadap
pembuktian-pembuktian matematika, sehingga kemampuan berpikir kritis menjadi
salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki dalam mempelajari matematika.
Keterkaitan antara berpikir kritis dan matematika yaitu materi matematika
3 Sri Hastuti Noer, Peningkatan Kemampuan Berpikir kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah, Prosiding Universitas Negeri Yogyakarta, 2009, h. 473. 4 Agus Suprijono, Model-Model Pembelajaran Emansipatoris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 40. 5 Kathleen McMillan dan Jonathan Weyers, How to Improve Your Critical Thinking and Reflective Skills, (England: Pearson Education Limited, 2013), h. 4. 6 Judith A. Muschla dan Gary Robert Muschla, Pedoman Praktis Tugas-tugas Matematika dengan Aplikasi Kehidupan Nyata Sehari-hari untuk SD, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h. 3. 7 Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD, Forum Kependidikan, Vol. 28 (2), 2009, h. 140-141.
3
dipahami melalui berpikir kritis, dan berpikir kritis dilatih melalui belajar
matematika.8
Hasil PISA tahun 2015, yang berfokus untuk mengukur kecakapan
matematika anak usia 15 tahun, pada kategori science, reading and mathematics
untuk share of top performers in at least one subject (level 5 or 6) Indonesia hanya
mampu mencapai 0,8% dari standar PISA 15,3%.9 Data tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan pada level 5 atau 6 siswa Indonesia yang dapat mengukur
kemampuan berpikir kritis matematis masih di bawah rata-rata skor PISA.
Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud pada instrumen PISA adalah untuk
mengukur top performers level 5 or 6 yaitu dengan kriteria mampu menentukan
strategi dari pemecahan masalah, mengonseptualisasi, menggeneralisasi, bernalar,
mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka,
menginterpretasi, dan memberikan argumentasi.10
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di MTs
Negeri 12 Jakarta tahun ajaran 2017/2018 untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis siswa, hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa untuk indikator
membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, mempertimbangkan kredibilitas
(kriteria) suatu sumber, menganalisis argumen, dan memutuskan suatu tindakan
hanya mencapai rata-rata 44,09 dari skala 0 sampai 100. Data tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih tergolong rendah.
Beberapa jawaban siswa yang menunjukkan bagian paling kritis dari siswa
terletak pada soal dengan indikator membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan yang ditunjukkan dengan jawaban seperti berikut ini:
1. Campuran 1 = ଷ ହ
= 0,6
Campuran 2 = ଷ ସ
= 0,75
Campuran 3 = ଵ ଶ
= 0,5
8 Ibid., h. 140. 9 OECD, PISA 2015 Results in Focus, (tt.p: OECD Publishing, 2016), h. 5. 10 OECD, PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student Performance in Mathematics, Reading and Science, Vol. 1, (tt.p: OECD Publishing, 2014)., h. 61.
4
Campuran 4 = ଶଷ
= 0,6
Campuran yang pas adalah campuran 2 karena 0,75 rasa jeruknya lebih kuat
dibandingkan yang lain.
Dari jawaban tersebut, beberapa siswa sudah dapat mempertimbangkan keputusan
yang tepat untuk memilih campuran jeruk dengan rasa yang paling kuat
berdasarkan perhitungan mereka. Selain itu, soal dengan indikator menganalisis
argumen menjadi soal yang banyak dijawab oleh siswa, tetapi jawaban siswa
mayoritas tidak sesuai dengan perintah yang diberikan pada soal yang ditunjukkan
dengan jawaban seperti berikut ini:
1. Pak Syamsudin harus menambah pekerja.
2. Agar cepat selesai, Pak Syamsudin harus menambah pekerja menjadi 7 orang.
Siswa hanya menggunakan perkiraan dalam menjawab dan tidak menjawab
berdasarkan perhitungan yang sesuai sehingga sangat terlihat bahwa kemampuan
siswa dalam menganalisis argumen masih harus ditingkatkan.
Hasil dari penelitian pendahuluan tersebut didukung pula dengan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru matematika di MTs Negeri 12
Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara, guru tersebut menyatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika masih harus
ditingkatkan. Guru tersebut juga menganggap bahwa kemampuan berpikir kritis
dalam pembelajaran matematika sebenarnya diperlukan, tetapi untuk penerapannya
memang masih sulit, sehingga soal yang diberikan ketika pembelajaran adalah soal-
soal rutin saja. Lebih lanjut, guru tersebut juga mengungkapkan bahwa metode
yang digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah metode ekspositori, diskusi,
dan drill.
Berdasarkan fakta-fakta pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan,
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ekspositori, diskusi, dan
drill. Metode ekspositori dan drill merupakan motode pembelajaran yang berpusat
pada guru sehingga siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
matematisnya, salah satunya kemampuan berpikir kritis matematis. Dapat diduga
bahwa salah satu penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa
5
diakibatkan oleh motode pembelajaran yang mayoritas berpusat pada guru serta
soal-soal yang diberikan oleh guru yang tidak memfasilitasi siswa untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Menurut Zamroni dan Mahfudz dalam Agus, untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
tertentu, pemberian tugas mengkritisi buku, penggunaan cerita, dan penggunaan
pertanyaan Socrates.11 Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan
penggunaan pertanyaan Sokrates menjadi pilihan yang sesuai untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis adalah Model Concept-Based
Learning yang memuat langkah penggunaan pertanyaan Sokrates tersebut. Model
Concept-Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
mengutamakan pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan langkah pembelajaran tersebut, pembelajaran dengan Model Concept-
Based Learning dapat menuntun siswa untuk mampu mengonstruksi konsep secara
mandiri dengan guru yang berperan sebagai fasilitator. Kemudian, siswa juga diajak
untuk berpikir secara mendalam terkait konsep agar siswa benar-benar
memahaminya.
Mempelajari konsep matematika membutuhkan pemikiran yang dalam dan
tidak hanya menghafal saja, siswa juga perlu diberikan waktu yang cukup untuk
memahami dan mendalami konsep, sehingga siswa dapat menghargai proses untuk
mendapatkan fakta matematika.12 Dengan proses pembelajaran tersebut, penulis
meyakini bahwa Model Concept-Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematis.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Model Concept-Based
Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”.
11 Agus Suprijono, op. cit., h. 29. 12 Chee Wee Tan, Working with Concept-Based Curricula for Mathematics, Curriculum for High Ability Learners, 2017, h. 196.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, berikut merupakan beberapa masalah yang
teridentifikasi:
1. Kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah.
2. Soal yang diberikan guru kurang menuntut siswa untuk berpikir kritis.
3. Model pembelajaran yang tidak memfasilitasi kemampuan berpikir kritis.
4. Metode pembelajaran yang mayoritas berpusat pada guru.
C. Pembatasan Masalah
Berikut merupakan pembatasan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini:
1. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah pembelajaran matematika
dengan Model Concept-Based Learning yang dikembangkan oleh H. Lynn
Erickson berdasarkan aspek-aspek pembelajaran yang harus ada pada
model tersebut serta langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Chee
Wee Tan, model tersebut memiliki tiga langkah yaitu: a) Konsep dasar dan
lensa konseptual (Basic concept and conceptual lens), b) Pertanyaan
Sokrates (Socratic questioning), c) Penugasan (Assignment).
2. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang akan diukur adalah
indikator yang dikemukakan oleh Ennis, yaitu: a) Memberikan penjelasan
sederhana, b) Membuat penjelasan lebih lanjut, c) Membangun
Keterampilan dasar, d) Menyimpulkan, e) Memutuskan suatu tindakan.
3. Pada materi segiempat dan segitiga untuk tingkat MTs kelas VII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis, dapat
dirumuskan masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan Model Concept-Based Learning?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional?
7
3. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
Model Concept-Based Learning lebih tinggi daripada kemampuan berpikir
kritis matematis siswa yang diberikan pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk, tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran dengan Model Concept-Based Learning.
2. Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Menganalisis perbandingan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan Model Concept-Based Learning
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian pengaruh model Concept-
Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memiliki manfaat sebagai referensi untuk
penelitan lain yang relevan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah referensi model
pembelajaran yang dapat digunakan sekolah dan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
c. Bagi peneliti, memberikan wawasan mengenai Model Concept-Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 12 Jakarta, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan Model Concept-Based Learning memiliki rata-rata
hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 73,86. Demikian
halnya dengan semua indikator berpikir kritis yang diukur, kemampuan berpikir
kritis matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelas
kontrol. Rata-rata paling tinggi yang dicapai oleh siswa kelas eksperimen terdapat
pada indikator membuat penjelasan lebih lanjut yaitu sebesar 81,43, sedangkan
paling rendah terdapat pada indikator membangun keterampilan dasar yaitu sebesar
60,71.
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil tes
kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 64,15. Demikian halnya
dengan semua indikator berpikir kritis yang diukur, kemampuan berpikir kritis
matematis siswa kelas kontrol lebih rendah dibandingkan siswa kelas eksperimen.
Rata-rata paling tinggi yang dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator
membuat penjelasan lebih lanjut yaitu sebesar 76,10, sedangkan paling rendah
terdapat pada indikator menyimpulkan yaitu sebesar 52,21.
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen yang
pembelajarannya menerapkan Model Concept-Based Learning lebih tinggi dari
kelas kontrol yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran
konvensional. Hal ini berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest
kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar dengan Model Concept-
Based Learning lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional.
79
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, agar dapat menjadikan Model Concept-Based Learning sebagai
salah satu pilihan dalam pembelajaran matematika untuk dapat diterapkan
kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis
matematis.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan perbaikan
dan peningkatan kualitas pembelajaran disekolah.
3. Bagi peneliti, selanjutnya yang hendak melaksanakan penelitian mengenai
Model Concept-Based Learning agar meneliti untuk kemampuan
matematika lain yang perlu dikembangkan dan pada pokok bahasan
matematika yang lain.
80
DAFTAR PUSTAKA
Al-Batany, Trianto Ibnu Badar. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana. 2011.
Anonim. Concept-Based Curricula Preparing students to thrive in the ever-changing healthcare environment. Elsevier Education. 2015.
Creswell, John W.. Educational Research Planning,Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Reasearch. Boston: Pearson Education Inc. 2012. Edisi 4.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks. 2012.
Ennis, Robert H. Critical Thinking. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 1996.
Ennis, Robert H. “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Disabilities”, Makalah dipresentasikan pada Sixth International Conference on Thinking at MIT, Cambridge: Mei 2011 (http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalThinking_51711_000.pdf).
Erickson, H. Lynn. Concept-Based Curriculum and Instruction Teaching Beyond the Facts. California: Corwin Press. 2002.
Erickson, H. Lynn. Concept-Based Teaching and Learning. Paper International Baccalaureate Organization. 2012.
Fahim, Mansoor dan Samaneh Eslamdoost. Critical Thinking: Frameworks and Models for Teaching, English Language Teaching. 7 (7). 2014.
Fauziah, Widayati Lutfi. Penerapan Model Pencapaian Konsep dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada Materi Lingkaran. Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017. tidak dipublikasikan.
Feldman, Daniel A. Berpikir Kritis Strategi untuk Mengambil Kepputusan. Jakarta: PT Indeks. 2010.
Fisher, Alec. Berpikir Kritis. Jakarta: Erlangga. 2009.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGarafindo
Persada. 2014.
Hamzah, H. M. Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2014.
81
Hendriana, Heris dan Utari Sumarmo. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika Aditama. 2014.
Herlianti, Yanti. Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: UIN Press. 2015.
Jayadipura, Yadi. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematik. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi. Bandung. 1. 2014.
Johnson, Elaine B.. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC. 2009.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Gawat Darurat Pendidikan Indonesia, 2014.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
---------. Taksonomi Kognitif (Perkembangan Ragam Berpikir). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.
Lambertus. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD. Forum Kependidikan. Vol. 28 (2). 2009.
Lau, Joey Y. F.. An Introduction to critical Thinking and Creativity (Think More, Think Better). Hoboken: John Wiley & Sons. 2011.
Lestari, Karunia Eka dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan Matematika). Bandung: PT Refika Aditama. 2015.
McMillan, Kathleen dan Jonathan Weyers. How to Improve Your Critical Thinking and Reflective Skills. England: Pearson Education Limited, 2013.
Moore, Betsy dan Todd Stanley. Critical Thinking and Formative Assessment Increasing the Rigor in Your Classroom. New York: Routledge. 2010.
Moore, Brooke Noel dan Richard Parker. Critical Thinking. New York: McGraw-Hill. 2007.
82
Muschla, Judith A. dan Gary Robert Muschla. Pedoman Praktis Tugas-tugas Matematika dengan Aplikasi Kehidupan Nyata Sehari-hari untuk SD. Jakarta: PT Indeks 2009.
Noer, Sri Hastuti. Peningkatan Kemampuan Berpikir kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding Universitas Negeri Yogyakarta. 2009.
OECD. PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I, Revised edition, February 2014). OECD Publishing, 2014.
OECD. PISA 2015 Results in Focus. OECD Publishing, 2016.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rahmawati, Lailita Tria. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pendekatan Diskursus Matematik. Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017. tidak dipublikasikan.
Reynolds, Lesley-Jane Eales, dkk.. Critical Thinking Skills for Education Students. London: Learning Matters. 2013.
Ruggiero, Vincent Ryan. Beyond Feelings (A Guide to Critical Thinking). New York: Mc Graw-Hill. 2004.
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT RajaGrafindo Persada. 2014.
Sousa, David A. Bagaimana Otak Belajar. Jakarta: PT Indeks. 2012. Suprijono, Agus. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2016.
Susiyati. Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik dalam Pemecahan Masalah. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi. Bandung. 1. 2014.
Suwarma, Dina Mayadiana. Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya. 2009.
Tan, Chee Wee. Working with Concept-Based Curricula for Mathematics. Curriculum for High Ability Learners. 2017.
Teays, Wanda. Second Toughts: Critical Thinking for a Diverse Society. New York: McGraw-Hill. 2006.