skripsi apriadi simamora

85
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah. Tujuan pendidikan matematika di sekolah- sekolah ini adalah untuk membentuk kemampuan pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, dan disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari (Widdiharto, 2004:1). Kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan memandang perlunya pembelajaran matematika di jenjang-jenjang sekolah karena pembelajaran matematika ini dapat membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Namun kenyataannya, pada proses pembelajaran khususnya pada proses pembelajaran matematika sangat bertolak belakang dengan apa yang 1

Transcript of skripsi apriadi simamora

Page 1: skripsi apriadi simamora

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat

sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah. Tujuan pendidikan matematika di

sekolah-sekolah ini adalah untuk membentuk kemampuan pada diri siswa yang

tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat

obyektif, jujur, dan disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang

matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari (Widdiharto, 2004:1).

Kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan

memandang perlunya pembelajaran matematika di jenjang-jenjang sekolah karena

pembelajaran matematika ini dapat membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Namun

kenyataannya, pada proses pembelajaran khususnya pada proses pembelajaran

matematika sangat bertolak belakang dengan apa yang diharapkan dari KTSP itu.

Kebanyakan guru sudah terbiasa dengan model pembelajaran konvensional yaitu

pembelajaran ekspositori. Pembelajaran ekspositori ini tentu saja membuat siswa pasif

dalam proses pembelajaran khususnya siswa yang berkemampuan rendah karena

pembelajaran lebih didominasi oleh guru.

Dilihat dari konteks kesulitan belajar siswa, kesulitan tersebut bisa dilihat jelas

dari kurangnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Sintaksnya siswa kurang

memahami masalah yang diberikan berupa latihan atau tugas, kurang mampu memilih

strategi penyelesaian masalah, dan kurang mampu menyelesaikan masalah tersebut

secara sistematis

1

Page 2: skripsi apriadi simamora

Inayah (2007:2) mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang berbentuk uraian, karena

pada soal-soal yang berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang

dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga pemahaman siswa

dalam pemecahan masalah dapat terukur.

Adapun salah satu bentuk soal uraian tersebut yaitu soal cerita. Menurut Suyitno

dalam Inayah (2007:2) soal cerita merupakan soal yang dikaitkan dengan kehidupan

sehari-hari (contextual problem) yang lebih ditekankan kepada penajaman intelektual

anak sesuai dengan kenyataan yang mereka hadapi. Di kebanyakan sekolah, pada saat

pemberian soal uraian berbentuk soal cerita, siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal-soal cerita tersebut. Bentuk kesulitan siswa tersebut diantaranya

kesulitan dalam memahami kalimat-kalimat dalam soal cerita yang diberikan, kurang

mampu memisalkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta kurang mampu

menghubungkan secara fungsional unsur-unsur yang diketahui untuk menyelesaikan

masalahnya, dan unsur mana yang harus dimisalkan dengan suatu variabel”.

Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1

Semende Darat Laut, permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembelajaran

matematika di SMP Negeri 1 Semende Darat Laut adalah siswa pasif dalam proses

pembelajaran matematika, siswa sulit dalam pemecahan masalah, dan siswa sulit dalam

penerjemahan soal cerita. Selain itu, permasalahan lain yang ada di SMP Negeri 1

Semende Darat Laut adalah kesulitan guru dalam memilih model, metode, teknik, dan

pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran matematika seperti yang

telah diuraikan di atas, maka perlu kiranya dikembangkan suatu bentuk atau model

2

Page 3: skripsi apriadi simamora

pembelajaran yang efektif, berpusat pada siswa, memahami prinsip perbedaan

individual siswa, dan mampu meningkatkan kemampuan siswa terutama dalam

menyelesaikan soal uraian berbentuk soal cerita. Salah satu model pembelajaran yang

dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di

dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif (Widyaningsih, dkk,

2008:2). Point penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran berpusat pada

siswa, siswa dapat aktif dan guru menjadi kreatif untuk mengembangkan suatu materi

ajar.

Ada banyak model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran matematika,

salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. “Model pembelajaran

kooperatif CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan

menulis” (Steven dan Slavin dalam Wijayanti, 2007:16). Pada awalnya model

pembelajaran ini diterapkan pada pelajaran bahasa. Namun dalam perkembangannya,

model pembelajaran ini ternyata bisa juga diterapkan dalam pelajaran matematika

khususnya untuk melatih siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

Membaca yang dimaksud dalam model pembelajaran CIRC ini jika dihubungkan

dengan pembelajaran matematika yaitu memahami permasalahan yang diberikan,

memahami/mencari apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, dan menyimpulkan

cara penyelesaian yang akan dilakukan sedangkan menulis yang dimaksud yaitu

menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan suatu variabel serta

menyelesaikan permasalahan tersebut secara sistematis.

Pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini, siswa ditempatkan dalam suatu

kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang memiliki kemampuan berbeda untuk

menyelesaikan suatu tugas tertentu, dalam hal ini untuk menyelesaikan soal-soal cerita.

3

Page 4: skripsi apriadi simamora

Dari hasil kajian-kajian terdahulu yang relevan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC ini, penulis mendapatkan data-data sebagai berikut:

1) Nurul Inayah dengan judul Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe CIRC (Cooperatife Integrated Reading And Composition)

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa

Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 didapatkan

kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih

efektif untuk meningkatkan aspek kemampuan pemecahan masalah pada pokok

bahasan segiempat siswa kelas VII SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2006/2007

dibanding dengan pembelajaran dengan metode ekspositori.

2) Ani Shofiyani dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B

SMP NU Al Maruf Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Pokok Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran kooperatif

Tipe CIRC didapatkan kesimpulan bahwa dengan implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelasVIII B SMP NU

Al Ma’ruf Kudus pokok bahasan sistem persamaan linear dengan dua variabel

3) Noor Wijayanti dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX A

SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Compocition (CIRC) didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compocition (CIRC) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA SMP 3 Kudus tahun pelajaran

2006/2007 pada pokok bahasan peluang

4

Page 5: skripsi apriadi simamora

4) Retno Sapardini dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B

SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Perbandingan Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC didapatkan

kesimpulan bahwa melalui Implementasi model pembelajaran

Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar

aktifitas siswa kelas VII B SMP 2 Bae Kudus tahun pelajaran

2006/2007.

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu pada materi pokok yang akan diajarkan, tempat

penelitian, dan variabel penelitian yang menjadi titik perhatian

penulis.

Dari uraian di atas, maka penulis/calon peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

CERITA MATERI POKOK LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 1

SEMENDE DARAT LAUT”.

1.2 Masalah Penelitian

1.2.1 Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran masalah penelitian ini,

maka perlu diberikan batasan masalah. Adapun batasan masalah yang dimaksud yaitu

sebagai berikut:

1) Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari perbandingan

nilai tes siswa kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran

5

Page 6: skripsi apriadi simamora

kooperatif tipe CIRC dengan nilai tes akhir siswa kelas kontrol yang mendapat

perlakuan pembelajaran ekspositori pada materi pokok lingkaran.

2) Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan model

pembelajaran kooperatif yang mensetting siswa ke dalam suatu kelompok yang

heterogen terdiri dari 4-5 orang guna menyelesaikan permasalahan atau tugas yang

diberikan oleh guru dengan rangkaian yang spesifik.

3) Pembelajaran ekspositori yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu

bentuk pembelajaran dengan melakukan aktivitas ceramah secara dominasi pada

pembelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab, dan

mengerjakan latihan soal, dan pemberian tugas.

4) Kemampuan artinya kesanggupan atau kecakapan (Kamus Umum

Bahasa Indonesia, 1999). Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang dilihat

dari nilai tes yang diberikan pada akhir materi pokok lingkaran

5) Soal cerita adalah soal yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

6) Lingkaran merupakan salah satu materi pokok mata pelajaran

matematika yang diajarkan di SMP. Adapun sub materi pokok lingkaran yang akan

diajarkan dalam penelitian ini yaitu luas lingkaran dan keliling lingkaran

7) Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII semester genap di SMP

Negeri 1 Semende Darat Laut tahun ajaran 2009/2010.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap kemampuan siswa dalam

6

Page 7: skripsi apriadi simamora

menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende

Darat Laut?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1

Semende Darat Laut?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi Guru, yaitu:

a) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih bentuk

pembelajaran yang berpusat pada siswa, membuat siswa aktif serta guru

kreatif, dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal cerita

b) Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses

pembelajaran

2) Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukkan

dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

1.5 Anggapan Dasar

7

Page 8: skripsi apriadi simamora

Menurut Arikunto (2006:65) anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik

tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti.

Dari pemikiran di atas, maka anggapan dasar dari penelitian ini yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan bentuk pembelajaran dimana siswa

disetting dalam kelompok belajar yang heterogen guna menyelesaikan suatu

permasalahan atau tugas tertentu dengan rangkaian kerja yang spesifik.

1.6 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang

diajukan pada penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2002:64).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas

VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut.

8

Page 9: skripsi apriadi simamora

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengaruh

Pelaksanaan suatu teknik atau suatu cara tentu dapat menimbulkan dampak

terhadap beberapa hal atau beberapa kejadian tertentu. Dampak atau akibat dari kegiatan

atau suatu cara ini sering disebut sebagai pengaruh. Misalnya penerapan suatu metode

pengajaran oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran tertentu, jika metode

pengajaran yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran tersebut tidak

bersesuaian maka dampak yang akan didapat adalah ketidakberhasilan pelaksanaan

proses pembelajaran tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika metode pengajaran yang

digunakan oleh guru bersesuaian dengan materi yang diajarkan maka dapat diyakini

siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Purwadarminto (2003:865) mengemukakan bahwa pengaruh adalah daya yang

ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang berkuasa atau yang

berkekuatan (gaib, dsb). Dimana pengaruh dalam hal ini dapat saja bernilai positif

maupun bernilai negatif. Untuk itu, dalam melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran

sudah seharusnya memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan atau

cara tersebut.

Demikian halnya dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

dalam proses pembelajaran, dalam hal ini dikhususkan pada pembelajaran matematika

9

Page 10: skripsi apriadi simamora

materi pokok lingkaran. Pengaruh dalam penelitian ini diukur dari perbandingan rata-

rata kemampuan siswa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dilihat dari nilai tes akhir dengan kemampuan siswa kelas kontrol

yang diberikan perlakuan pembelajaran ekspositori dilihat dari nilai tes akhir.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

2.2.1 Model Pembelajaran

Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007:5) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, kmputer,

kurikulum, dan lain-lain. Sedangkan menurut Soekamto, dkk (dalam Widdiharto,

2004:3) model pembelajaran adalah kerangka konsteptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan

para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Ismail (dalam Widdiharto, 2003:3) mengemukakan bahwa model pembelajaran

mempunyai empat ciri khusus. Ciri khusus tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya

2) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran tersebut

berhasil

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

Dari pendapat-pendapat dan ciri-ciri khusus model pembelajaran di atas, penulis

menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola atau bentuk pembelajaran yang

10

Page 11: skripsi apriadi simamora

tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2.2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan

khususnya pada mata pelajaran matematika. Model pembelajaran kooperatif ini adalah

suatu perubahan bentuk pembelajaran yang selama ini monoton berpusat pada guru

menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Saptono (dalam

Widyaningsih, dkk, 2008:5) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan suatu pola atau model pembelajaran yang menitikberatkan pada

pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda ke dalam kelompok-

kelompok kecil. Selanjutnya, Posamienter (dalam Widdiharto, 2007:13) mengemukakan

bahwa cooperative learning atau belajar secara berkelompok adalah penempatan siswa

dalam kelompok kecil dan memberikan sebuah atau beberapa tugas.

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah suatu bentuk atau pola pembelajaran yang mengelompokkan siswa ke

dalam suatu kelompok yang heterogen untuk bersama-sama mendiskusikan atau

menyelesaikan suatu tugas atau bahan pembelajaran yang diberikan.

Adapun tujuan pembelajaran kooperatif itu sendiri adalah untuk mencapai tiga

tujuan pembelajaran yang penting, yaitu:

1) Hasil pembelajaran akademik, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu, efek penting yang kedua adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda, menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan

11

Page 12: skripsi apriadi simamora

3) Pengembangan keterampilan sosial, model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi (Ibrahim dalam Inayah, 2007:17).

Pada model pembelajaran kooperatif yang diutamakan adalah kerjasama siswa

dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif. Hal-hal tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Setiap anggota kelompok harus merasa bagian dari tim dalam pencapaian tujuan bersama

2) Setiap anggota dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang harus mereka pecahkan adalah masalah kelompok, berhasil atau gagal akan dirasakan oleh anggota kelompok

3) Untuk pencapaian tujuan kelompok, semua siswa harus bicara atau diskusi satu sama lain

4) Harus jelas bahwa setiap kerja individu dalam kelompok mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok

(Widdiharto, 2007:13)

Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail dalam Widdiharto (2007:15)

mengemukakan bahwa ada enam langkah pada pembelajaran kooperatif. Langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tersebut yaitu:

TABEL 1

FASE-FASE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Fase Ke- Indikator Tingkah Laku Guru

1 Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa untuk belajar

2 Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi

kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan

bacaan

12

Page 13: skripsi apriadi simamora

3 Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien

4 Mebimbing kelompok dalam bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat

mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah

dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk

menghargai upaya atau hasil

belajar individu maupun kelompok

2.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

CIRC merupakan singkatan dari cooperative integrated reading and

composition. Menurut Steven dan Slavin (dalam Wijayanti, 2004:35) model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu

membaca dan menulis. Pada awalnya model pembelajaran CIRC ini digunakan dalam

pembelajaran bahasa. Dalam kelompok kecil, para siswa diberikan suatu teks atau

bacaan, kemudian siswa latihan membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan

menulis ikhtisar cerita atau memberikan tanggapan terhadap isi cerita. Namun dalam

perkembangannya, model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini ternyata bisa

digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya untuk menyelesaikan soal-soal

uraian berbentuk soal cerita.

13

Page 14: skripsi apriadi simamora

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, siswa ditempatkan ke dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri dari 4 atau 5 siswa.

Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini tidak

dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa sehingga

dalam proses pembelajaran siswa saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu

kelompok serta bebas mengeluarkan ide atau gagasannya untuk memecahkan

permasalahan atau tugas tertentu yang diberikan oleh guru, dalam hal ini untuk

menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran. Model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC ini juga dapat meningkatkan cara berfikir kritis , kreatif, dan menumbuhkan rasa

sosial yang tinggi dalam diri siswa.

Adapun kegiatan pokok model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam

pembelajaran matematika adalah untuk memecahkan soal cerita dengan rangkaian yang

spesifik sebagai berikut:

a. Salah satu anggota kelompok atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang diberikan oleh guru

b. Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan variabel tertentu

c. Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soald. Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urute. Saling merevisi dan mengedit pekerjaan (penyelesaian) jika ada yang perlu

di revisi(Suyitno dalam Sapardini, 2007:17)

2.2.3.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Menurut Sari (2007, 20-21) agar model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

dapat berhasil dalam pelaksanaannya, maka perlu diperhatikan langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC tersebut.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC tersebut

yaitu sebagai berikut:

14

Page 15: skripsi apriadi simamora

1) Guru menerangkan suatu materi pokok matematika tertentu kepada siswa

2) Guru memberikan latihan soal berbentuk soal cerita termasuk cara

menyelesaikannya

3) Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan siswanya dalam

menyelesaikan soal cerita melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

4) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar (learning society) yang heterogen

serta terdiri dari 4 sampai 5 siswa di setiap kelompok

5) Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membagikannya kepada setiap

siswa dalam kelompok yang sudah terbentuk

6) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan

yang spesifik sebagai berikut

a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling

membaca soal cerita tersebut.

b) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita termasuk

menuliskan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu.

c) Saling membuat rencana penyelesaian soal cerita.

d) Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut.

e) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.

7) Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.

8) Guru meminta perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan temuannya di

depan kelas.

9) Guru memberikan tugas/soal cerita secara individual kepada para siswa tentang

pokok bahasan yang sedang dipelajari.

15

Page 16: skripsi apriadi simamora

10) Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan para siswa kembali

ketempat duduknya masing-masing.

11) Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal

tentang strategi pemecahan soal cerita.

(Inayah, 2007:26)

2.3 Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran ekspositori merupakan suatu bentuk pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada

siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy

Killen (dalam Yanti, 2009:17) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi

pembelajaran langsung (Direct Instruction), karena dalam hal ini siswa tidak dituntut

untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Selanjutnya,

Sanjaya (dalam Yanti, 2009:17) menyatakan bahwa: “Metode ekspositori merupakan

bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered

approach)”

Sama halnya dengan model pembelajaran lainnya, pembelajaran ekspositori juga

mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut Yanti ( 2009:17) karakteristik

pembelajaran ekspositori yaitu sebagai berikut:

1) Dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal.

2) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah

jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu.

3) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya

16

Page 17: skripsi apriadi simamora

dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah

diuraikan.

Kerangka pembelajaran konvensional (pembelajaran ekspositori) terdiri dari 4

fase yaitu guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa dari materi

pelajaran yang disampaikan, guru memberi latihan soal yang dikerjakan secara individu

oleh siswa, guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara beberapa siswa

disuruh mengerjakan di papan tulis, guru memberi tugas kepada siswa sebagai

pekerjaan rumah (Sujarwo dalam Azizah, 2006:26-27).

Dari pengertian, ciri, dan kerangka pembelajaran ekspositori di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pembelajaran ekspositori adalah suatu bentuk pembelajaran yang

berpusat pada guru serta pada penerapannya di kelas mengutamakan penyampaian

informasi secara langsung kepada siswa dengan cara ceramah, tanya jawab, pemberian

contoh soal, menyelesaikan soal latihan, dan pemberian tugas.

2.3.1 Tahap-tahap Pembelajaran Ekspositori

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ekspositori terdiri dari beberapa tahap

atau prosedur yang perlu dipahami oleh guru. Tahap atau prosedur pembelajaran

ekspositori itu yaitu sebagai berikut:

1) Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat

bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan

persiapan yaitu :

a) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.

b) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.

17

Page 18: skripsi apriadi simamora

c) Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa.

d) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

2) Penyajian (Presentation)

Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan

persiapan yang telah dilakukan. Hal yang harus diperhatikan oleh guru pada tahap ini

adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh

siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan

langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata

dengan siswa, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas

tetap hidup dan menyenangkan.

3) Korelasi (Correlation)

Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna

terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang

telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir

dan kemampuan motorik siswa.

4) Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran

yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti

sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada

siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan

penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti-

inti materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang

relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan

antar pokok-pokok materi.

18

Page 19: skripsi apriadi simamora

5) Mengaplikasikan (Aplication)

Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka

menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam

proses pembelajaran ekspositori. Pada langkah ini guru akan dapat mengumpulkan

informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah

diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat

tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk

dikerjakan oleh siswa.

(Sanjaya, 2008)

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Ekspositori

Sama halnya dengan pembelajaran lainnya, pembelajaran ekspositori juga

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran

ekspositori tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Kelebihan pembelajaran ekspositori

a) Dapat menampung kelas besar.

b) Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru.

c) Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting.

d) Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun

klasikal.

2) Kelemahan pembelajaran ekspositori

a) Pada metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas

mental siswa.

b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).

c) Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang.

19

Page 20: skripsi apriadi simamora

d) Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa

tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

(Setianingsih, 2007:19)

2.4 Kemampuan Siswa

Kemampuan artinya kesanggupan atau kecakapan (Purwodarminto, 1999).

Dalam konteks pembelajaran matematika, aspek kemampuan siswa yang sering menjadi

penilaian yaitu kemampuan penalaran, kemampuan pemahaman konsep, dan

kemampuan pemecahan masalah

Adapun kemampuan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang

diukur menggunakan tes berbentuk soal cerita.

Pada soal cerita, kemampuan siswa dapat diamati dari kesanggupan siswa

memahami maksud soal cerita tersebut, mencari cara penyelesaian soal, dan

menyelesaikan soal cerita tersebut.

2.5 Soal Cerita

Pemberian soal cerita dalam pembelajaran matematika sangatlah penting, sebab

diperlukan dalam perkembangan proses berpikir siswa. Menurut Inayah (2007:28) soal

cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek terdiri dari beberapa

kalimat. sedangkan menurut Amin dalam Sari (2007:13) soal cerita matematika adalah

soal matematika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta memuat masalah

yang menuntut pemecahan soal.

Dalam pembelajaran matematika tingkat kesulitan soal cerita dipengaruhi oleh

panjang pendeknya kalimat yang digunakan, kejelasan bahasa yang digunakan, dan cara

pemisalan suatu variabel tertentu ke dalam soal cerita. Jadi, guru harus benar-benar

20

Page 21: skripsi apriadi simamora

memperhatikan soal cerita yang diberikan agar tidak terjadi kesalahan penerjemahan

oleh siswa.

Menurut Tim Matematika Depdikbud (Suharyono, 1996) tiap soal cerita dapat

diselesaikan sebagai berikut.

a) Membaca soal tersebut dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan

dalam soal.

b) Menuliskan kalimat matematika yang menyatakan hubungan tersebut dalam

bentuk operasi bilangan.

c) Menyelesaikan kalimat matematika.

d) Menggunakan hasil penyelesaian untuk menjawab penyelesaian dalam soal.

2.6 Kajian Materi Pokok Pembelajaran

2.6.1 Lingkaran

1) Definisi Lingkaran

Lingkaran adalah garis lengkung yang kedua ujungnya saling bertemu dan

semua titik yang terletak pada garis lengkung itu mempunyai jarak yang sama terhadap

sebuah titik tertentu.

2) Unsur-unsur Lingkaran

Perhatikan gambar di atas agar lebih mudah memahami mengenai unsur-unsur

lingkaran.

a) Titik O disebut pusat lingkaran

b) disebut jari-jari lingkaran, yaitu garis yang

menghubungkan titik pusat lingkaran dan titik pada keliling lingkaran

21

Page 22: skripsi apriadi simamora

c) disebut garis tengah atau diameter, yaitu ruas garis yang menghubungkan

dua titik pada keliling lingkaran dan melalui pusat lingkaran. Karena diameter

, dimana = jari-jari (r) lingkaran, sehingga diameter (d) =

d) disebut tali busur, yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada

lingkaran

e) ┴ tali busur ┴ tali busur disebut apotema, yaitu jarak

terpendek antara tali busur dan pusat lingkaran

f) Garis lengkung disebut busur lingkaran, yaitu bagian dari

keliling lingkaran. Busur terbagi menjadi dua, yaitu busur besar dan busur keci,

- Busur kecil/pendek adalah busur AB yang panjangnya kurang dari

setengah keliling lingkaran

- Busur besar/panjang adalah busur AB yang lebih dari setengah keliling

lingkaran

g) Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari, serta busur BC disebut

juring atau sektor. Juring terbagi dua, yaitu juring besar dan juring kecil

h) Daerah yang dibatasi oleh tali busur dan besarnya disebut tembereng.

3) Pendekatan Nilai

Nilai perbandingan disebut ,

Atau:

=

Bilangan tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk pecahan biasa

maupun pecahan decimal. Bilangan merupakan bilangan irasional yang berada antara

3,141 dan 3,142. Oleh karena itu, nilai hanya dapat dinyatakan dengan nilai

pendekatan saja, yaitu 3,14, dengan pembulatan sampai dengan dua desimal.

22

Page 23: skripsi apriadi simamora

Pecahan jika dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal menjadi 3,142857…

dan dibulatkan sampai dua tempat decimal menjadi 3,14. Jadi, adalah pecahan yang

mendekati nilai , yaitu 3,14.

Dengan demikian, pendekatan nilai dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa

atau pecahan desimal dengan pembulatan sampai dua tempat decimal, yaitu:

1) Dengan pecahan biasa, maka =

2) Dengan pecahan desimal, maka = 3,14

4) Menghitung Keliling Lingkaran

Pada pembahasan di bagian atas, diperoleh bahwa pada setiap lingkaran nilai

perbandingan menunjukkan bilangan yang sama atau tetap disebut

. Karena sehingga didapat . Karena panjang diameter adalah 2 jari-

jari atau d = 2r, maka

Jadi, didapat rumus keliling (K) lingkaran dengan diameter (d) atau jari-jari (r)

adalah atau

5) Menghitung Luas Lingkaran

Secara umum, rumus luas lingkaran dengan jari-jari r atau diameter d yaitu

sebagai berikut:

atau

2.7 Kajian Terdahulu Yang Relevan

Seperti yang telah diuraikan oleh penulis pada bagian latar belakang bahwa ada

penelitian terdahulu yang relevan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

Untuk menghindari dugaan “plagiat”, maka pada bagian ini penulis akan menguraikan

hasil penelitian terdahulu mengenai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition).

23

Page 24: skripsi apriadi simamora

Nurul Inayah dengan judul skripsi; Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII

SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 didapatkan kesimpulan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih efektif untuk meningkatkan

aspek kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan segiempat siswa kelas VII

SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2006/2007 dibanding dengan pembelajaran dengan

metode ekspositori.

Ani Shofiyani dengan judul skripsi; Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

VIII B SMP NU Al Maruf Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Pokok

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran kooperatif

Tipe CIRC didapatkan kesimpulan bahwa dengan implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelasVIII B SMP NU Al

Ma’ruf Kudus pokok bahasan sistem persamaan linear dengan dua variable

Noor Wijayanti dengan judul skripsi; Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

IX A SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compocition

(CIRC) didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Compocition (CIRC) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IXA SMP 3 Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada pokok bahasan

peluang

Retno Sapardini dengan judul skripsi; Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

VII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Perbandingan

Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC didapatkan

24

Page 25: skripsi apriadi simamora

kesimpulan bahwa melalui Implementasi model pembelajaran Cooperative

Learning tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar aktifitas siswa

kelas VII B SMP 2 Bae Kudus tahun pelajaran 2006/2007.

Dari keempat kajian terdahulu yang relevansi di atas,

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC sesuai untuk

digunakan pada pembelajaran matematika terutama pada aspek

pemecahan masalah. Adapun yang membedakan penelitian yang

akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya yaitu pada

materi pokok yang akan diajarkan, tempat penelitian, dan variabel

yang menjadi titik perhatian penulis.

25

Page 26: skripsi apriadi simamora

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian” (Arikunto, 2006:116).

Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel = Kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC diukur dari nilai tes yang

diberikan pada akhir materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri

1 Semende Darat Laut (sebagai kelas eksperimen)

Variabel = Kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan

model pembelajaran ekspositori diukur dari nilai tes yang diberikan

pada akhir materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1

Semende Darat Laut (sebagai kelas kontrol)

3.1.1 Definisi Operasional Variabel

26

Page 27: skripsi apriadi simamora

Agar pengertian variabel dalam penelitian ini lebih jelas, maka perlu

didefinisikan sebagai berikut:

1) Kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan nilai tes yang diperoleh siswa

kelas eksperimen (yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC) pada akhir materi pokok lingkaran.

2) Kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan model

pembelajaran ekspositori merupakan nilai tes yang diperoleh siswa kelas kontrol

(yang diajarkan dengan model pembelajaran eskpositori) pada akhir materi

pokok lingkaran.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian” (Arikunto, 2006:130). Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Semende

Darat Laut tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri atas 5 kelas dengan jumlah siswa

sebanyak 180 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

TABEL 2

POPULASI PENELITIAN

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VIII. A 13 24 37

VIII. B 17 20 37

VIII. C 23 14 37

VIII. D 24 12 36

VIII. E 15 18 33

27

Page 28: skripsi apriadi simamora

Jumlah 92 88 180

Sumber: Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Semende Darat Laut tahun pelajaran

2009/2010

3.2.2 Sampel

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,

2005:131). Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik simple random sampling. Penggunaan teknik simple random sampling ini

dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain siswa mendapat materi

berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang dijadikan objek duduk di kelas yang

sama yaitu kelas VIII, dan pembagian kelas VIII di SMP Negeri 1 Semende Darat Laut

tidak berdasarkan peringkat melainkan siswa yang memiliki peringkat tinggi, sedang,

dan rendah masing-masing tersebar secara merata di setiap kelas, sehingga tidak

terdapat kelas unggulan.

Dengan menggunakan teknik simple random sampling, maka dipilih kelas VIII.

D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII. C sebagai kelas kontrol

TABEL 3SAMPEL PENELITIAN

No Kelas Laki-laki PerempuanJumlah

SiswaFungsi Kelas

1 VIII. D 24 12 33 Kelas Eksperimen

2 VIII. C 17 20 37 Kelas Kontrol

Jumlah 41 32 70

Sumber: Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Semende Darat Laut tahun pelajaran

2009/2010

3.3 Metode Penelitian

28

Page 29: skripsi apriadi simamora

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya” (Arikunto, 2006:160). Sesuai dengan masalah dan

jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang akan

digunakan adalah metode eksperimen.

Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini yaitu karena ingin

membandingkan dua perlakuan yang berbeda, dimana satu kelas sebagai kelas

eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

satu kelas sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan pembelajaran ekspositori.

Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan masing-masing

indikator pembelajaran pada rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 1 dan 2).

Pada akhir materi pokok, dalam hal ini materi pokok lingkaran, baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes dengan soal yang sama yaitu soal uraian

berbentuk soal cerita sebanyak 5 soal yang terlebih dahulu diujicobakan. Tujuan

pemberian tes ini yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa baik siswa kelas kontrol

(yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori) maupun siswa kelas eksperimen

(yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC) dalam menyelesaikan

soal cerita materi pokok lingkaran.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002A:197) “Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang

paling penting dalam penelitian”.

Adapun Metode-metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu metode dokumentasi dan metode tes.

3.4.1 Metode Dokumentasi

29

Page 30: skripsi apriadi simamora

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

nama siswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data

nilai ulangan harian dari guru mata pelajaran matematika pada kelas yang menjadi

sampel. Khusus untuk kelas VIII. D sebagai kelas eksperimen (yang mendapatkan

perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC) data nilai ulangan harian ini

nantinya akan dijadikan acuan dalam pembentukan kelompok.

3.4.2 Metode Tes

Setelah semua materi pelajaran diberikan pada siswa, maka langkah berikutnya

adalah pemberian tes berupa soal uraian berbentuk soal cerita baik di kelas eksperimen

(yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC) maupun di kelas kontrol

(yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori). Tujuan penggunaan metode tes

dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal cerita materi pokok lingkaran.

Instrumen yang digunakan terdiri atas 5 butir soal yang terlebih dahulu

diujicobakan. Adapun kisi-kisi soal, soal instrumen, dan kunci jawaban dapat dilihat

pada lampiran 3, 4, dan 5.

3.5.1 Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk memperoleh

suatu kesimpulan, maka data nilai tes yang diberikan pada akhir materi pokok lingkaran

dianalisis menggunakan uji t. Adapun tahap-tahap analisis data yang dilakukan penulis

yaitu sebagai berikut:

1) Analisis Data Hasil Belajar Siswa

a) Rata-rata

30

Page 31: skripsi apriadi simamora

b) Modus

Mo = Frekuensi nilai yang paling sering muncul

c) Varians

2) Uji Normalitas data

Syarat pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik adalah

berdistribusi normal, oleh karena itu sebelum data ini diuji hipotesisnya, dilakukan uji

normalitas data. Untuk menguji kenormalan data digunakan ukuran kemiringan.

Kriterianya yaitu data berdistribusi normal jika kemiringan kurva terletak diantara -1

dan +1.

Kemiringan =

3) Uji homogenitas

Uji homogenitas dua varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel

yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol tingkat varians yang sama (homogen) atau

tidak. Kemudian hasil dari uji homogenitas ini digunakan untuk menentukan uji

hipotesis yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas

varians yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis

Formulasi hipotesis yang digunakan penulis yaitu uji dua pihak.

(Sudjana, 2002:250)

Keterangan:

31

Page 32: skripsi apriadi simamora

= Varians data nilai kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi

pokok lingkaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif

(sebagai kelas eksperimen)

= Varians data nilai kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi

pokok lingkaran yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori

(sebagai kelas kontrol)

b) Menentukan kriteria pengujian

diterima jika

ditolak jika

(Sudjana, 2002:249)

c) Uji F

Fhitung = (Sudjana, 2002:250)

4) Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang dikemukakan dalam

penelitian ini yaitu ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap kemampuan siswa

menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende

Darat Laut.. Adapun uji hipotesis yang digunakan yaitu uji t pihak kanan dengan rumus

sebagai berikut:

a) Varians kedua kelas sama

Jika varians kedua kelas sama, rumus yang digunakan yaitu:

32

Page 33: skripsi apriadi simamora

dengan

Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika

(Sudjana, 1996:241)

b) Varians kedua kelas berbeda

Jika varians kedua kelas berbeda, maka rumus yang digunakan yaitu:

Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika

(Sudjana, 2002:241).

Keterangan:

= Kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC diukur dari nilai tes yang diberikan pada

akhir materi pokok lingkaran

= Kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan model

pembelajaran ekspositori diukur dari nilai tes yang diberikan pada akhir materi

pokok lingkaran

= Banyak siswa kelas eksperimen (yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC)

= Banyak siswa kelas kontrol (yang diajar dengan model pembelajaran

ekspositori)

= Simpangan baku kelas eksperimen (yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC)

33

Page 34: skripsi apriadi simamora

= Simpangan baku kelas kontrol (yang diajar dengan model pembelajaran

ekspositori)

= Varians kelas eksperimen (yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC)

= Varians kelas kontrol (yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori)

= Varians gabungan

3.6 Analisis Instrumen

Sebelum soal digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menyelesaikan soal

cerita materi pokok lingkaran pada kelas sampel, soal tes terlebih dahulu diujicobakan.

Hasil uji coba kemudian dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran baik di kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

Suatu tes dikatakan baik sebagai alat ukur kemampuan pemecahan masalah jika

memenuhi persyaratan tes yaitu validitas dan reliabilitas. Berdasarkan data hasil uji

coba soal tes, dihitung validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal sebagai berikut:

3.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1998:160). Untuk menghitung validitas

tiap butir soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

(Sugiono, 2005:213)

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

N : Jumlah peserta didik

: Jumlah skor soal nomor i

34

Page 35: skripsi apriadi simamora

: Jumlah skor total

: Jumlah hasil perkalian x dan y

Kemudian hasil yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga

rtabel . Harga rtabel untuk N = 37 dan taraf signifikansi 5% adalah 0,32. Jika ,

maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan, dari 8 soal yang diujicobakan

diperoleh 5 soal yang valid. Adapun rekapitulasi hasil uji validitas soal tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

TABEL 4

HASIL UJI VALIDITAS SOAL

No Soal Kaidah Keputusan

1 0,456 0,396 Valid

2 0,413 0,396 Valid

3 0,45 0,396 Valid

4 0,388 0,396 Tidak Valid

5 0,374 0,396 Tidak Valid

6 0,631 0,396 Valid

7 0,854 0,396 Valid

8 0,285 0,396 Tidak Valid

Untuk perhitungan selengkapnya dari uji coba isntrument tersebut, dapat dilihat

pada lampiran 10.

35

Page 36: skripsi apriadi simamora

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto, 1998:170).

Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 1995:106)

Keterangan:

: Reliabilitas instrumen

n : Jumlah item soal

: Jumlah varians skor tiap-tiap item

: Varians total

Kemudian hasil yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan

harga rtabel . Harga rtabel untuk N = 25 dan taraf signifikansi 5% adalah 0,396. Jika

, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut reliabel.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai = 0,54. Karena

maka disimpulkan bahwa keseluruhan soal tes tersebut

adalah reliabel.

3.6.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Untuk

menghitung taraf kesukaran tiap butir soal, digunakan rumus:

TK =

36

Page 37: skripsi apriadi simamora

Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

adalah sukar

adalah sedang

adalah mudah

Dari hasil perhitungan diperoleh 5 soal yang berkategori sedang, 2 soal yang

berkategori sukar, dan 1 soal yang berkategori mudah. Adapun rekapitulasi tingkat

kesukaran tiap butir soal uji coba, dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

TABEL 6

TINGKAT KESUKARAN SOAL

No Soal

Skor Maksimum

TK Kategori

1 186 7,44 11 0,67636 Sedang2 198 7,92 12 0,66 Sedang3 165 6,6 10 0,66 Sedang4 114 4,56 19 0,24 Sukar5 128 5,12 15 0,34133 Sedang6 297 11,88 18 0,66 Sedang7 230 9,2 13 0,70769 Mudah8 128 5,12 18 0,28444 Sukar

Untuk perhitungan selengkapnya, dapat dilihat pada lampiran

12 halaman

37

Page 38: skripsi apriadi simamora

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Hasil penelitian pada bab ini merupakan hasil studi lapangan untuk memperoleh

data dengan teknik tes setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di kelas

VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut pada bulan Maret 2010. Data diperoleh dari

hasil eksperimen yaitu dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

38

Page 39: skripsi apriadi simamora

pembelajaran kooperatif tipe CIRC (sebagai kelas eksperimen) dan hasil belajar siswa

yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori (sebagai kelas kontrol).

Variabel yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah kemampuan

siswa menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut

(sebagai kelas eksperimen) dan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi

pokok lingkaran yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori di kelas VIII

SMP Negeri 1 Semende Darat Laut (sebagai kelas kontrol).

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun tes hasil belajar, dan

mengujicobakan soal tes hasil belajar tersebut.

Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen adalah model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

sedangakan model pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol adalah model

pembelajaran ekspositori.

Pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII.D, pertemuan pertama dilakukan pada

tanggal 22 Maret 2010 dengan indikator pembelajaran: menghitung keliling lingkaran

dan menyelesaikan soal cerita mengenai keliling lingkaran. Alokasi waktu yang

digunakan pada pertemuan pertama ini adalah 2 jam pelajaran. Pertemuan kedua

dilakukan pada tanggal 24 Maret 2010 dengan indikator pembelajaran: menghitung luas

lingkaran dan menyelesaikan soal cerita mengenai luas lingkaran. Alokasi waktu yang

digunakan pada pertemuan kedua ini sama dengan pada pertemuan pertama yaitu 2 jam

pelajaran. Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 26 Maret 2010 dengan indikator

pembelajaran: menyelesaikan soal cerita mengenai keliling lingkaran dan

39

Page 40: skripsi apriadi simamora

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

50 to55

55 to60

60 to65

65 to70

70 to75

75 to80

80 to85

85 to90

90 to95

95 to100

VAR1

Frequency

Normal

menyelesaikan soal cerita mengenai luas lingkaran. Alokasi waktu yang digunakan pada

pertemuan ketiga ini adalah 1 jam pelajaran.

Pada kelas kontrol yaitu kelas VIII.C, pertemuan pertama dilakukan pada

tanggal 22 Maret 2010 dengan indikator pembelajaran: menghitung keliling lingkaran

dan menyelesaikan soal cerita mengenai keliling lingkaran. Alokasi waktu yang

digunakan pada pertemuan pertama ini adalah 2 jam pelajaran. Pertemuan kedua

dilakukan pada tanggal 23 Maret 2010 dengan indikator pembelajaran: menghitung luas

lingkaran dan menyelesaikan soal cerita mengenai luas lingkaran. Alokasi waktu yang

digunakan pada pertemuan kedua ini yaitu 2 jam pelajaran. Pertemuan ketiga dilakukan

pada tanggal 25 Maret 2010 dengan indikator pembelajaran: menyelesaikan soal cerita

mengenai keliling lingkaran dan menyelesaikan soal cerita mengenai luas lingkaran.

Alokasi waktu yang digunakan pada pertemuan ketiga ini adalah 1 jam pelajaran.

Pada tanggal 27 Maret 2010, diadakan tes baik di kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Soal yang diberikan yaitu soal cerita mengenai keliling lingkaran dan luas

lingkaran dengan teknik uraian berbentuk essay sebanyak 5 soal. Soal tes dikerjakan

secara individu baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Dari hasil tes pada kelas eksperimen diperoleh nilai siswa yang berkisar dari 45

sampai 90. Modus untuk data hasil tes siswa kelas eksperimen yaitu 87 dengan

frekuensi sebanyak 5 orang siswa Adapun distribusi frekuensi nilai tes yang diperoleh

siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada histogram di bawah ini.

40

Page 41: skripsi apriadi simamora

0

1

2

3

4

5

6

7

45 to50

50 to55

55 to60

60 to65

65 to70

70 to75

75 to80

80 to85

85 to90

90 to95

VAR2

Frequency

Normal

Gambar : Distribusi frekuensi nilai tes kelas eksperimen

Dari hasil tes pada kelas kontrol diperoleh nilai siswa yang berkisar dari 45

sampai 90. Modus untuk data hasil tes siswa kelas kontrol adalah 71 dengan frekuensi

sebanyak 4 orang siswa. Adapun distribusi nilai tes yang diperoleh keseluruhan siswa

kelas kontrol dapat dilihat pada histogram di bawah ini.

Gambar : Distribusi frekuensi nilai tes kelas eksperimen

Hasil tes ini merupakan data yang akan dijadikan bahan analisis untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan yaitu “ada pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap kemampuan

41

Page 42: skripsi apriadi simamora

siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP

Negeri 1 Semende Darat Laut.

4.1.3 Analisis Data Hasil Tes

4.1.3.1 Analisis Data Hasil Tes Siswa Kelas Eksperimen

Dari data nilai tes siswa kelas eksperimen kemudian dibuat ke dalam bentuk

tabel distribusi data tunggal untuk memudahkan dalam perhitungan rata-rata, varians

dan simpangan baku.

TABEL 7

DISTRIBUSI NILAI TES SISWA KELAS EKSPERIMEN

No Nama Nilai1 Agus Saputra 712 Ahmad Thoharoh 813 Ade Agung Pratama 814 Agus Karnawi 715 Andi Gunawan 766 Catam Herawan 517 Edi Pirnando 818 Irian Ifindi 859 Ida Yanti 81

10 Indang Satria 9111 Juliani 8212 Juliansyah 8713 Krisno Harianto 7214 Kairmiati 8515 M. Putra Ardian 9016 M. Ari Saputra 8717 M. Irwansyah 8518 Muliadi Efendi 5619 Mardiyanto 9620 Meriansyah 9121 Nurul Istiqomah 9622 Rujiansyah 7523 Rika Aprilia 9624 Sadrin Amin 8725 Susi Susanti 96

42

Page 43: skripsi apriadi simamora

26 Setio Pribadi 6627 Sumarni 8728 Sepmini 8729 Septriani 6830 Septi Dariah 9031 Ucip Suprianto 8432 Wahyu P. Putra 6933 Anita Handayani 75

Jumlah 26761) Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

=

= 81,09

2) Simpangan Baku

Dari data distribusi hasil tes siswa kelas eksperimen diperoleh:

= 2676

= 220940

=

=

=

= 123,1477

= 123,15

43

Page 44: skripsi apriadi simamora

= 11,09

4.1.3.2 Analisis Data Hasil Tes Siswa Kelas Kontrol

Dari data nilai tes siswa kelas kontrol kemudian dibuat ke dalam bentuk tabel

distribusi data tunggal untuk perhitungan rata-rata, modus, varians dan simpangan baku.

TABEL 8

DISTRIBUSI NILAI TES SISWA KELAS KONTROL

No Nama Siswa Nilai1 Apriono 712 Andiansyah 623 Devi Apriza 794 Divi Arianti 505 Erma Wasila 906 Elvi Susanti 467 Eka Sakbaniah 668 Eliza Mayang Sari 539 Feri Ardiansyah 4910 Febri Romadhon 6211 Fitriani 7212 Haryanti 6613 Herawansyah 5714 Ili Parsita 8215 Irwanto 6216 Julianto 5117 Maulana Fadli 8718 Marlini 6219 Midi Nopriansyah 8220 M. Rido 7121 M. Ali Topan 4522 Megayanti 8123 M. Edi Setiawan 7824 M. Mubarok 5125 Nando Dwi Lesmana 6926 Nopriansyah 7627 Nizar Herwindi 7128 Nuzuliah 6029 Olpin Demaru 85

44

Page 45: skripsi apriadi simamora

30 Rahmudin Saputra 4531 Renaldi Vanhoten 6932 Saprianto 6833 Suria Adi Putra 7134 Siti Sahara 6635 Tri Handayani 7636 Yan Efrizon 8137 Anton Hengki Saputra 56

Jumlah 2468

1) Rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol

=

= 66,70

2) Simpangan Baku

= 2468

= 170342

=

=

=

= 158,8814

= 158,88

= 12,6

45

Page 46: skripsi apriadi simamora

4.1.4 Uji Normalitas Data

4.1.4.1 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen

Dari distribusi data tes kelas eksperimen di atas diperoleh data sebagai berikut:

= 81,09

Modus (Mo) = 87

s = 11,09

1) Formulasi Hipotesis

= Data tidak berdistribusi normal

= Data berdistribusi normal

2) Kriteria Pengujian

ditolak jika -1 kemiringan 1 sebaliknya diterima jika kemiringan -1

atau kemiringan 1

3) Uji Statistik

Kemiringan =

=

=

= -0,53

4) Kesimpulan

46

Page 47: skripsi apriadi simamora

Karena kemiringan = -0,53 terletak diantara -1 dan +1, maka berdasarkan

kriteria pengujian di atas ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil tes

siswa kelas eksperimen berdistribusi normal.

4.1.4.2 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

Dari distribusi data tes kelas eksperimen di atas diperoleh data sebagai berikut:

= 66,70

Modus (Mo) = 71

s = 12,6

1) Formulasi Hipotesis

= Data tidak berdistribusi normal

= Data berdistribusi normal

2) Kriteria Pengujian

ditolak jika -1 kemiringan 1 sebaliknya diterima jika kemiringan -1

atau kemiringan 1

3) Uji Statistik

Kemiringan =

=

=

= -0,34

4) Kesimpulan

47

Page 48: skripsi apriadi simamora

Karena kemiringan = -0,34 terletak diantara -1 dan +1, maka ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil tes siswa kelas kontrol berdistribusi

normal.

Dari pengujian normalitas data tes siswa kedua kelas, diperoleh kesimpulan

bahwa kedua data hasil tes kelas eksperimen maupun data hasil tes kelas kontrol

berdistribusi normal, maka untuk selanjutnya dapat digunakan uji statistik parametrik

yaitu menggunakan uji statistik t.

4.1.5 Uji Homogenitas Data

1) Formulasi Hipotesis

Hipotesis yang digunakan untuk uji homogenitas data yaitu sebagai berikut:

: , kedua varians sampel adalah sama (homogen)

: , kedua varians sampel adalah tidak sama (tidak homogen)

2) Taraf nyata dan

Taraf nyata ( ) yang digunakan dalam pengujian homogenitas data ini yaitu 5%,

nilai = 1,768 (FINV(0,05;36;32))

3) Kriteria pengujian

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu diterima jika

, sebaliknya ditolak jika .

4) Uji statistik

Adapun untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji F dengan rumus:

F =

48

Page 49: skripsi apriadi simamora

= 158,88

= 123,15

F =

=

= 1,29

5) Kesimpulan

Karena maka diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi dengan varians yang homogen.

4.1.6 Uji Hipotesis

Dari hasil perhitungan uji normalitas data, diperoleh kesimpulan bahwa data

hasil tes kelas eksperimen dan data hasil tes kelas kontrol berdistribusi normal, sehingga

uji hipotesis yang digunakan yaitu uji t. Dari hasil uji homogenitas varians juga

diperoleh kesimpulan bahwa kedua sampel berasal dari populasi dengan varians

homogen sehingga rumus uji t yang digunakan yaitu uji t. Uji t yang digunakan dalam

pengujian hipotesis penelitian ini yaitu uji t pihak kanan dengan asumsi bahwa hasil

belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar siswa kelas kontrol. Adapun

langkah-langkah pengujian hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Formulasi Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap

49

Page 50: skripsi apriadi simamora

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok

lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition) terhadap kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP

Negeri 1 Semende Darat Laut

2) Taraf nyata ( ) dan

Taraf nyata ( ) yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini yaitu = 5

%. Harga untuk = 0,05 dan dk = = 68 adalah 1,9954

(TINV(0,05;68))

3) Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian yang digunakan yaitu H0 ditolak jika dan

sebaliknya H0 diterima jika

4) Uji statistik

dengan

a) Data

Dari hasil analisis data tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh

data sebagai berikut:

= 81,09

50

Page 51: skripsi apriadi simamora

= 66,70

= 123,15

= 158,88

b) Nilai simpangan baku gabungan ( )

=

=

=

= 142,0659

= 142,07

= 11,91

c) Nilai thitung

=

=

=

51

Page 52: skripsi apriadi simamora

=

=

= 5,253167

= 5,25

5) Kesimpulan

Karena maka berdasarkan kriteria pengujian di

atas H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compisition)

terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di

kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut. Pada

penelitian ini digunakan dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VIII. D sebagai

kelas eksperimen dan VIII. C sebagai kelas kontrol. Untuk mengumpulkan data

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran, peneliti

mengunakan tes, dan tes tersebut diberikan pada akhir materi pokok lingkaran yang

terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji coba instrumen.

Kegiatan yang dilakukan dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi

rangkaian kegiatan bersama yang dimulai dengan membaca soal, membuat prediksi atau

menafsirkan maksud soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, yang ditanyakan

dengan suatu variabel tertentu, membuat ikhtisar atau rencana isi soal cerita, menuliskan

52

Page 53: skripsi apriadi simamora

penyelesaian soal cerita secara urut dan saling merevisi dan kemudian mengedit

pekerjaan atau penyelesaian.

Dalam pelaksanaan penelitian, pembelajaran dilakukan dalam 3 kali pertemuan,

pertemuan pertama digunakan untuk melakukan persiapan, pengenalan dan dilanjutkan

dengan pemberian materi cara menghitung keliling lingkaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Pada pelaksanaan pembelajaran hari pertama

ini, peneliti tidak menemukan hambatan yang berarti dikarenakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC ini sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Sedangkan untuk

kelas kontrol diberikan model pembelajaran konvensional seperti yang telah dilakukan

oleh guru selama ini, yakni materi diberikan dengan menggunakan model pembelajaran

ekspositori.

Pertemuan kedua diberikan dengan model pembelajaran yang sama yaitu

pembelajaran kooperatif tipe CIRC di kelas eksperimen dan pembelajaran ekspositori di

kelas kontrol. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen, peneliti dapat dengan mudah

memulai pemberian materi dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC karena

siswa telah mampu menyesuaikan diri. Adapun materi yang diberikan pada pertemuan

kedua ini adalah menghitung luas lingkaran.

Pertemuan ketiga juga diberikan dengan model pembelajaran yang sama. Pada

pertemuan ketiga ini peneliti lebih lanjut menghubungkan materi yang sedang

dipelajari dengan kehidupan sehari-sehari siswa, kemudian siswa lebih diarahkan agar

mampu memberikan contoh serta menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari siswa yaitu soal cerita tentang lingkaran.

Pada pertemuan keempat, diadakan tes baik di kelas eksperimen maupun kelas

kontrol dengan soal yang sama sebanyak 5 soal. Tujuan diadakannya tes ini yaitu untuk

53

Page 54: skripsi apriadi simamora

mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dalam

menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran dan pada akhirnya digunakan untuk

menganalisa apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

(cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende

Darat Laut.

Setelah data hasil tes terkumpul, kemudian dianalisis guna membuktikan

hipotesis yang telah dirumuskan. Dari hasil analisis data tes siswa kelas eksperimen,

diperoleh rata-rata hasil tes sebesar 81,03, varians sebesar 123,15, simpangan baku

sebesar 11,09 dan modus datanya yaitu 87. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh

rata-rata hasil tes sebesar 66,70, varians 158,88, simpangan baku sebesar 12,6, dan

modus datanya yaitu 71. Dilihat dari rata-rata nilai tes yang diperoleh siswa kedua

kelas, terlihat bahwa rata-rata nilai tes siswa kelas eksperimen (yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC) lebih dari rata-rata nilai tes

siswa kelas kontrol (yang diajarkan menggunakan model pembelajaran ekspositori).

Dari hasil pengujian normalitas data hasil tes siswa kelas eksperimen diperoleh

kemiringan kurva sebesar -0,53. Karena kemiringan kurva terletak diantara -1 dan +1,

maka data hasil tes siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. Kemudian dari hasil

pengujian normalitas data hasil tes siswa kelas kontrol diperoleh kemiringan kurva

sebesar -0,34. karena kemiringan kurva terletak diantara -1 dan +1, maka data hasil tes

siswa kelas kontrol berdistribusi normal. Dilihat dari kenormalan data kedua kelas,

maka untuk selanjutnya dapat digunakan uji statistik parametrik menggunakan uji

statistik t.

54

Page 55: skripsi apriadi simamora

Dari hasil uji homogenitas varians, diperoleh Fhitung = 1,29. harga Ftabel untuk dk

pembilang = 36 dan dk penyebut = 32 pada = 5% adalah 1,768. karena Fhitung<Ftabel,

maka kedua varians tersebut homogen atau dengan kata lain kedua sampel berasal dari

populasi dengan varians homogen. Uji homogenitas ini digunakan untuk menentukan

rumus uji t yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Uji statistik untuk pengujian hipotesis penelitian ini yaitu uji t pihak kanan

dengan asumsi bahwa kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih baik atau lebih dari kemampuan

siswa menyelesaikan soal cerita yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis null ( ) dan hipotesis

alternatif ( ). Hipotesis null pada penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

terhadap kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di kelas

VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut, sedangkan hipotesis alternatifnya yaitu ada

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition) terhadap kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi pokok

lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut.

Dari hasil perhitungan diperoleh =11,97, kemudian setelah dimasukkan

ke dalam perhitungan uji t diperoleh = 5,25. Adapun harga ttabel untuk = 5% dan

= 68 adalah 1,995. Karena atau maka H0

ditolak dan Ha diterima.

Karena H0 ditolak, maka is dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

55

Page 56: skripsi apriadi simamora

terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok lingkaran di

kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut terbukti kebenarannya.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) mempunyai

pengaruh positif pada pembelajaran matematika khususnya dalam penyelesaian soal

aspek pemecahan masalah yaitu soal cerita.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition) terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Semende Darat Laut tahun ajaran

2009/2010.

5.2 Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1) Dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada aspek pemecahan

masalah, guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) sebagai variasi

mengajar untuk meningkatkan keaktifan serta pengoptimalan hasil belajar siswa.

56

Page 57: skripsi apriadi simamora

2) Kepada guru juga disarankan untuk mengenalkan dan melatih cara pemecahan

masalah serta keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar

peserta didik mampu menemukan dan mengembangkan sendiri pemecahan

masalah serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang

dituntut.

3) Kepada siswa disarankan untuk dapat lebih aktif di dalam

kelompok, memelihara nilai sosial, melatih sikap kerjasama, dan

saling menghargai baik dalam satu kelompok maupun dengan

kelompok lain

4) Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari

penelitian ini terutama untuk materi-materi pembelajaran yang

lain.

57

Page 58: skripsi apriadi simamora

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Inayah, Nurul. 2007. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi:Universitas Negeri Semarang.

M. Cholik Adinawan dan Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:Erlangga.

Poerwadarminto. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Sapardini, Retno. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Perbandingan Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC. Skripsi:Universitas Negeri Semarang.

Sari, Virgania. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Posing Dibanding Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) Pada Kemampuan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 16 Semarang Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok Himpunan Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi:Universitas Negeri Semarang.

58

Page 59: skripsi apriadi simamora

Shofiyani, Ani. 2006. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP NU AL Ma’ruf Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif TIPE CIRC. Skripsi:Universitas Negeri Semarang.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:Tarsito.

Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta.

Wijayanti, Noor. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX A SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Skripsi:Universitas Negeri Semarang.

Yanti, Leny Farida. 2009. Penerapan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) Dengan Menggunakan Metode Ekspositori Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di Kelas VIII SMP Rakyat Pancur Batu Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi:Universitas Islam Sumatera Utara.

59