Skenario Kesehatan Lingkungan

55
Skenario Kesehatan Lingkungan Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi sawah dan karet alam. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan, juga dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau. Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik, untuk masak-memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai kompor minyak tanah. Tapi semenjak minyak tanah langka, penduduk kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada bulan September sampai Desember seringkali ada serangan kabut asap yang dapat sampai berminggu-minggu. 1

description

skenario kesehatan lingkungan

Transcript of Skenario Kesehatan Lingkungan

Skenario Kesehatan Lingkungan

Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi sawah dan karet alam.Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan, juga dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik, untuk masak-memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai kompor minyak tanah. Tapi semenjak minyak tanah langka, penduduk kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara.Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada bulan September sampai Desember seringkali ada serangan kabut asap yang dapat sampai berminggu-minggu.Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota kecamatan sekitar 15 km kearah Palembang. Petugas kesehatan yang ada di desa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting sebagai garis pertama melayani orang sakit.Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi didesa ini adalah : ISPA Gastro intestinal dan diare Kulit Malaria DHF Tuberkulosis Asthma Gigi dan mulut Hipertensi Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada Lampiran. Dari pihak provinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkla serangan asap, hasilnya juga diberikan di Lampiran.Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009 yaitu Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut hasil studi itu akibat penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM 10) yang tinggi.Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini kebanjiran motor yang mengakibatkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan Kades, selain kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.

Lampiran:1. Hasil Pengujian Kualitas Air MinumParameterHasil Uji

E.Coli2000/100 cc

Total Coliform1000/100 cc

Arsen0,05 mg/L

Flourida1,4 mg/L

Total Kromium0,03 mg/L

Kadmium0,001 mg/L

Nitrit2 mg/L

Nitrat25 mg/L

Sianida0,07 mg/L

Selenium0,01 mg/L

2. Kualitas UdaraParameterWaktu PengukuranHasil Uji

SO224 jam500 micrgr/M3

CO24 jam30.000 micrgr/M3

NOx24 jam200 micrgr/M3

O31 jam200 micrgr/M3

Hidrocarbon3 jam100 micrgr/M3

Total Suspended Particulate (TSP)24 jam500 micrgr/M3

Pb24 jam5 micrgr/M3

I. Klarifkasi Istilah 1. Air rawa : air yang dicampur dengan semua jenis tanah berlumpur2. Briket batu bara : batu yang berwarna hitam yang bisa dibakar biasanya dgunakan sebagai bahan bakar3. Mantri : orang yang melaksanakan tuga skhusus biasanya membantu perkerjaan dokter4. Bidan : tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan5. Komunitas : sebuah kelompok social dari beberapa organisme yang berada disebuah lingkungan yang memiliki ketertarikan dan habitat yang sama6. Pustu : pusat kesehatan masyakat ditingkat kelurahan / ditingkat desa7. Puskes : (pusat kesehatan masyarakat ) klinik ditingkat kecamatan tempat masyarakat menerima penyuluhan dan pelayanan kesehatan8. Populasi : sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang samayang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu9. Kebutuhan air domestic : kebutuhan air sehari-hari10. ISPA : infeksi saluran pernafasan akut, merupakan infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan seperti hidung, sinus, faring/laring11. Diare : buang air besar yang tidak normal / defekasi berbentuk tinja encer dengan frekuensi > 3x perhari12. Malaria : penyakit menular akibat infeksi parasite plasmodium yang menyerang sel darah merah13. DHF : Dengue Haemoragic Fever; Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti14. Tuberkulosis : penyakit infeksi pada pernafasan yang disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis15. Asthma : gangguan pernafasan yang biasanya bersifat allergis ditandai dengan rasa sesak dan mengi16. Hipertensi : peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140/90 mmHg

II. Identifikasi Masalah

1. Risiko masalah kesehatan dalam kasus ini : Sumber air utama : sungai ogan, air rawa dan sumur yang biasanya kering dimusim kemarau Kualitas udara :sering terjadi kabut asap berminggu-minggu Kualitas udara dalam Ruangan : tidak cukup baik karena proses masak memasak masih menggunakan kayu bakar dan batubara, sedangkan ventilasi dapur tidak baik

Sanitasi LingkunganPengolahan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga dan rawa menjadi tempat ideal untuk membuang sampah Sanitasi makanan : dalam kurun waktu 1 tahun telah mengalami 2x keracunan makanan Personal higineis : banyak yang tidak menggunakan alas kaki Pelayanan kesehatan : Dukun sebagai garis pertama dalam melayani orang sakit daripada mantra dan bidan desa Safety : kecelakaan motor cukup tinggi dan cidera lalu lintas cukup tinggi Budaya : minuman keras dan narkoba Mata Pencaharian utama : Pertanian padi sawah dan karet alam & Pertukangan2. Housing health indikator1. Lokasi : pinggir jalan lintas sumatera2. Lantai : tanah 3. Iluminasi : cukup4. Ventilasi : buruk5. Air bersih : sungai ogan, air rawa, air sumur6. Pengelolaan sampah : dibuang ke rawa7. Polusi udara : ada polusi8. Bahan bakar masak : kayu bakar, batubara, gas LPG

III. Analisis Masalah 1. Bagaimana risiko kesehatan pada komunitas ini? Kualitas AirSumber air utama warga meranjat adalah sungai Ogan, dimana sungai merupakan air permukaan yang memiliki kemungkinan besar tercemar akibat kegiatan manusia, flora, fauna, dan zat-zat lain. Hasil pengujian kualitas air sumur warga Mjt. menunjukkan bahwa air sumur tersebut telah terkontaminasi oleh air sungai dan kemungkinan besar sumur warga desa meranjat adalah sumur dangkal sehingga mudah sekali terkontaminasi. Di dalam air sumur tersebut didapatkan adanya bakteri E. coli dan total coliform yang menandakan bahwa air sumur tersebut telah terkontaminasi oleh tinja manusia. Resiko yang akan terjadi pada warga Mjt. jika terus-menerus mengkonsumsi air sumur tersebut adalah penyakit kolera, disentri, tifoid, dan diare. Selain itu, dalam air sumur tersebut didapatkan adanya bahan toksin yang melebihi ambang normal, yaitu arsen dimana bila terus-menerus mengkonsumsi air tersebut akan beresiko terkena penyakit diare, mual, kanker kulit, dan iritasi.

Kualitas UdaraSebagian besar menggunakan kayu bakar untuk memasak, sebagian kecil menggunakan LPG, ada yang menggunakan briket batu bara. Dan ventilasi yang buruk sehingga kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya debu halus(PM 10).Memasak menggunakan kayu bakar dan briket batubara dengan ventilasi dapur yang tidak baik dapat mempengaruhi Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality), maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik. Asap pembakaran yang tidak sempurna dari kayu bisa menyebabkan kanker paru-paru, kebutaan, jantung, bahkan pengaruh kognitif pada anak. Anak disebut juga menjadi korban karena biasanya mereka diajak oleh si ibu ketika memasak. Demikian disampaikan Kirk R. Smith, Direktur Kesehatan Global dan Program Lingkungan Kesehatan Masyarakat, University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Asap yang melayang di sekitar si ibu dan anak, dikatakan Smith, sama dengan bahaya rokok. Malah, risiko kesehatannya lebih besar karena jumlah asap yang dihasilkan lebih besar dan menguap ke ruangan yang menaungi mereka. Menurut WHO, memasak dengan bahan bakar padat (batu bara) di ruangan mengakibatkan kematian dini. Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal tiap tahun, kebanyakan perempuan dan anak-anak. Dampak pembakaran bahan bakar padat memudahkan manusia terkena infeksi pernapasan dan kanker paruPada bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat sampai berminggu-minggu. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu : pencemar primer (substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara, misalnya karbon monoksida) pencemar sekunder (substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer, misalnya terbentuknya ozon)Dampak Pencemaran Udara : Gangguan visibilitas penting dari segi transportasi; Pengaruh terhadap kesehatan: keluhan utama: iritasi (mata berair, bersin, hidung tersumbat, gatal tenggorokan; sesak napas; sakit kepala, kelelahan; gejala seperti flu; bronkitis (e.g. Legionella)Pada komunitas tersebut telah dilakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap oleh pihak provinsi dan hasilnya menunjukkan ketidaksesuaian / meningkat dari baku mutu sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan Udara Ambien, PP 41/1999.

Keadaan Rumah dan Kebiasaan Warga Rumah mereka ada yang berlantai tanah. Lebih banyak anak dan dewasa tidak menggunakan alas kakiMenurut Adnani dan Mahastuti (2006), lantai rumah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit TBC Paru. Risiko untuk menderita TBC Paru 3 - 4 kali lebih tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang lantainya tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini sesuai pendapat Fahmi (2005) yang menyatakan bahwa lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian TBC Paru melalui kelembaban ruangan, karena lantai tanah cenderung menimbulkan kelembaban.Tanah juga merupakan tempat tinggal makhluk hidup yang dapat membahayakankesehatan manusia, seperti parasit, serangga, dan banyak mikroorganisme lain. Mikroorganisme tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit, udara, dan makanan yang akhirnya berakibat terhadap timbulnya berbagai macam penyakit.Alas kaki adalah produk sepertisepatu dansandal yang dipakai untuk melindungikaki terutama bagiantelapak kaki agar tidak cedera dari kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair, udara panas, maupun dingin. Selain itu, manfaat yang juga penting adalah agar kita terlindung dari masuknya mikroorganisme seperti parasit yang dapat membahayakan kesehatan. Anak- anak yang tidak memakai alas kaki berkemungkinan terinfeksi cacing yang berasal dari tanah. Penyakit ini dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak, karena cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh, misalnya protein, karbohidrat dan zat besi yang dapat menyebabkan anemiaPengelolaan SampahDidesa tersebur, tidak ada organisasi desa dalam pengelolaan sampah dan sampah tersebut akhirnya dibuang dirawa. Didesa ini pengolahan sampah dilakukan oleh masing- masing rumah tangga, tidak ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah. Sumber air utama masyarakat ini untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan; juga dari air rawa. Pengolahan sampah yang tidak benar dengan membuangnya ke rawa, dimana rawa itu sendiri sebagai sumber air utama dapat mengganggu kesehatan

Higinitas dan sanitasi makanan Dalam kurun waktu 2010-2011 dua kali mengalami keracunan makanan ketika hajatan perkawinan. Salah satu fakto resikonya berasal dari sumber air yang digunakan untuk kebutuhan domestik berasal dari sungai ogan, rawa dan sumur sendiri

Pelayanan kesehatan Puskesmas 15 km, pelayan kesehatan Cuma mantri dan bidan, lebih banyak persalinan dengan dukun. Akibatnya pelayanan kesehatan tidak optimal, angka kematian ibu dapat meningkat

Keselamatan berkendaraBanyak motor menyebabkan tingkat kecelakaan yang meningkat

Budaya minuman keras dan narkobaSalah satu faktor resiko minuman keras adalah mengganggu fungsi hati gangguan kognitif, kerusakan jantung, lambung, strok, kematian. Adapaun penggunaan narkoba dapat mengakibatkan ketergantungan, kanker, impotensi, jantung, HIV/AIDS, hepatitis, dll.

Mata Pencaharian Pertanian karet dan padi sawah dan pertukangan

2. Apa nasihat spesifik untuk risiko tersebut? Kualitas AirNasehat kepada warga Mjt. yaitu agar tidak membuang sampah ke rawa lagi dan menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang kotoran/tinja ke sungai karena dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang cukup berbahaya. Kita juga dapat memberi nasehat untuk membuat sumber air yang lain yang baik, seperti membuat air sumur dangkal yang tidak berdekatan dengan rawa dan sungai yang sudah ter kontaminasi atau membuat sumur dalam

Kualitas UdaraSebagian besar menggunakan kayu bakar untuk memasak, sebagian kecil menggunakan LPG, ada yang menggunakan briket batu bara. Dan ventilasi yang buruk sehingga kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya debu halus(PM 10). Buat ventilasi yang cukup terutama di dapur. Penambahan ruang terbuka untuk dapur. Memberikan himbauan untuk mengurangi penggunaan batubara dan kayu bakar untuk memasak Penggunaan Bahan Bakar AlternatifUpaya untuk memperbaiki udara dan cuaca global salah satunya adalah dengan memakai sumber energi yang tidak lagi berasal dari dalam bumi seperti bahan bakar minyak, yang hasil pembakarannya berpengaruh buruk terhadap lingkungan Memakai sumber bahan bakar seperti LPG Penambahan Ruang Terbuka HijauPepohonan merupakan filter alami untuk polusi udara. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin berkurangnya ruang terbuka hijau di kota-kota besar di Indonesia berdampak secara signifikan pada kenaikan suhu udara dan kualitas udaraPada bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat sampai berminggu-minggu. Apabila terjadi serangan kabut asap, hendaknya disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan masker apabila keluar dari rumah. Diberikan himbauan untuk mengurangi penggunaan motor, kayu bakar, batubara Hindari Sumber Polusi (kurangi aktivitas di luar rumah) Penambahan Ruang Terbuka Hijau (melakukan penanaman pohon)

Keadaan rumah dan kebiasaan warga Rumah mereka ada yang berlantai tanah. Lebih banyak anak dan dewasa tidak menggunakan alas kaki. Gunakanlah sandal setiap berpergian, dan didalam rumah jika lantai rumahnya masih berupa tanah. Untuk menghindari infeksi cacing tambang yang dapat mengnyebabkan anemia Fe, dan infeksi-infeksi lain serta luka yang dapat disebabkan oleh benda tajam di sekitar lingkungan. Selain itu dapat menyebabkan TBC karena kelembapan yang tinggi. Penyemenan atau memberi alas plastik di lantai.

Pengelolaan sampahDidesa tersebur, tidak ada organisasi desa dalam pengelolaan sampah dan sampah tersebut akhirnya dibuang dirawa. Membentuk petugas pengolahan sampah dan melakukan kerja bakti Pengolahan sampah untuk daur ulang sehingga dapat digunakan kembali Melakukan pemilahan sampah Sampah menjadi KomposSampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.Pangan dan Makanan TernakSampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikembang biakkan. Pembuatan tempat pembuangan akhir Persyaratan umum lokasi pembuangan akhir menurut SK SNI T-13-1990-F adalah sebagai berikut:a. Sudah tercakup dalam perencanaan tata ruang kota dan daerahb. Jenis tanah kedap airc. Daerah yang tidak produktif untuk pertaniand. Dapat dipakai minimal 5-10 tahune. Tidak membahayakan atau mencemarkan sumber airf. Jarak dari daerah pusat pelayanan 10 kmg. Daerah yang bebas banjir Penyuluhan tentang dampak membuang sampah sembarangan Edukasi cara pengolahan sampah (teknik pengelolaan persampahan)Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola tempat sampah rumah tangga / tempat pembuangan sampah pribadi di rumah-rumah :a. Pisahkan sampah kering / non organik dengan sampah basah / organik dalam wadah plastik.b. Tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, angin, dan lain sebagainya.c. Hindari tempat sampah menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-laind. Buang sampah dalam kemasan plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga memudahkan tukang sampah dalam mengambil sampah. Jangan biarkan pemulung mengobrak-abrik sampah yang sudah dibungkus rapi.e. Tempat sampah harus tertutup aman dari segala gangguan namun mudah dijangkau petugas kebersihan.f. Jangan membakar sampah di lingkungan padat penduduk karena dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain.Teknik pengelolaan persampahan secara perasional dapat dilihat pada skema di bawah ini :

Skema Teknik Operasional Pengelolaan PersampahanTimbunan SampahPewadahanPengumpulan Pemindahan dan pengangkutan Pemanfaatan Pembuangan akhir sampah

Higinitas dan sanitasi makananDalam kurun waktu 2010-2011 dua kali mengalami keracunan makanan ketika hajatan perkawinan. Penyuluhan tentang hygine dan sanitasi. Pengolahan, penyimpanan dan distribusi makanan dan minuman

Pelayanan KesehatanPuskesmas 15 km, pelayan kesehatan Cuma mantri dan bidan, lebih banyak persalinan dengan dukun. Akibatnya pelayanan kesehatan tidak optimal, angka kematian ibu dapat meningkat.- Menambah tenaga kesehatan dan kader penyuluhan Meminta koordinasi dengan kepala desa untuk mengajukan dibuatnya puskes yang dekat dengan desa meranjat kepada dinas kesehatan

Keselamatan berkendaraBanyak motor menyebabkan tingkat kecelakaan yang meningkat, Memasang rambu-rambu lalu lintas seperti dilarang berhenti, kecepatan maksimal untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan lalu lintas Penyuluhan keselamatan berkendara dan dampak tidak menggunakan helm

Budaya minuman keras dan narkoba. Akibat: kematian menigkat, kejahatan meningkat Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai dampak minuman keras dan narkoba bagi kesehatan. Penegakan hukum yang tegas

3. Apa langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas? a. Promotif Penyuluhan mengenai berbagai risiko kesehatan yang dihadapi oleh warga desa Mjt. Meliputi risiko pencemaran air, udara, makanan. Pada penyuluhan akan dipaparkan segala informasi yang berkaitan dengan risiko kesehatan yang timbul akibat pencemaran lingkungan yang, termasuk mengenai cara penanggulangan berbagai masalah tersebut. Penyuluhan dilakukan oleh petugas puskesmas kepada pemuka masyarakat & masyarakat setempat. Memberikan saran kepada warga agar membuat tempat pembuangan sampah akhir dan tidak membuang sampah ke rawa lagi. Setelah memberikan penyuluhan mengenai risiko menggunakan air yang tercemar, pihak puskesmas hendaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada warga. Misalnya senantiasa mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik sebelum makan dan setelah buang air. Selain itu juga perlu diperhatikan penggunaan sumber air. Mengingat air yang digunakan hampir seluruh warga Desa Mjt merupakan air yang tercemar, maka pihak puskesmas perlu mengadakan perubahan untuk meningkatkan higienitas sumber air, misalnya dengan mengambil air dari sumur dangkal yang airnya tidak berasal dari rawa (sumur tidak dekat dengan rawa), tetapi berasal dari Sungai Ogan. Sebaiknya air tidak langsung digunakan untuk keperluan domestik tetapi dilakukan penjernihan air terlebih dahulu dengan menampungnya di bak yang sesuai dengan standar teori penjernihan. Air yang akan diminum harus dimasak terlebih dahulu hingga mendidih sedangkan air yang dibekukan (es) harus berasal dari air yang telah dimasak, bukan air mentah. Menyarankan kepada masyarakat agar sampah rumah tangga sebaiknya dibuang di tempat penampungan yang tertutup agar tidak terjadi pencemaran. Lebih baik lagi jika pemda setempat dapat menerapkan teknologi pengolahan sampah yang benar agar tidak mencemari lingkungan.

b. Preventif Mengadakan pemeriksaan status kesehatan masyarakat desa Mjt. Screening masyarakat yang menderita ISPA, malaria, dan penyakit lainnya yang angka kejadiannya tinggi di Desa Mjt. Memberikan obat-obatan profilaksis untuk masyarakat yang tidak terjangkit penyakit-penyakit tersebut, misalnya memberikan obat profilaksis malaria.

c. KuratifPuskesmas sebaiknya sesegera mungkin memulai terapi untuk para warga yang sakit sesuai dengan jenis penyakitnya.

d. Rehabilitatif4. Apa nasihat untuk pertimbangan bagi dinkes dan pemda setempat? Masalah kualitas airMembuat suatu badan yang bertanggung jawab pada pengadaan air bersih bagi masayarakat.Masalah kualitas udaraHasil tes menunujukkan tingginya kadar gas SO2, CO, NOX dan TSP di udara, diharapkan pemerintah dapat menanggulanginya dengan mengurangi dari sumbernya.Masalah sampahMembuat badan yang bertanggung jawab mengelola sampah, membuat TPA yang sesuai standar.Masalah sanitasi makananPemda bekerja sama dengan puskesmas mengadakan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi makanan untuk mencegah kejadian keracunan makanan.Masalah keadaan rumah dan kebiasaan wargaMelakukan penyuluhan tentang dampak tidak menggunakan alas kaki.Masalah keselamatan berkendara sepeda motorMembuat rambu-rambu lalu lintas, menetapkan larangan berkendara tanpa helm, dan membuat polisi tidur di jalan.Masalah budaya minuman keras dan narkobaMelakukan penyuluhan tentang hukum dan dampak minuman keras dan narkoba

5. Apa saja Pelatihan khusus yang dapat direkomendasikan untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan? Pelatihan mengenai PHBS untuk diajarkan kepada masyarakat, pemuka masyarakat, dan petugas kesehatan sehingga dapat membantu menyebarkan informasi mengenai program-program kesehatan yang diberikan.a. Pelatihan penyuluhan mengenai kesehatan yang ada di desa Mjt.b. Pelatihan pola hidup sehat di lingkungan desa Mjt.c. Pelatihan melakukan promosi kesehatan secara mandiri di lingkungan desa maupun rumahd. Pelatihan untuk berperan aktif dalam pengontrolan taraf kebersihan makanan, udara, air, dan limbah di desa Mjt.

6. Apa saja peraturan perundangan yang terkait dalam kasus ini? Peraturan Perundangan Terkait Kualitas airKualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Berikut persyaratan kualitas air minum menurut Permenkes NO.492/Menkes/Per/IV/2010

2. Peraturan Perundangan Terkait Kualitas udara Peraturan pemerintah republik Indonesia, Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999 tentang Baku mutu udara ambien nasionalNoParameterWaktu PengukuranBaku MutuMetode AnalisisPeralatan

1SO2 (Sulfur Dioksida)1 jam24 jam1 tahun900 ug/Nm3365 ug/Nm360 ug/Nm3PararosanilinSpektrofotometer

2CO (Karbon Monoksida)1 jam24 jam1 tahun30.000 ug/Nm310.000 ug/Nm3NDIRNDIR Analyzer

3NO2 (Nitrogen Dioksida)1 jam 24 jam1 tahun400 ug/Nm3150 ug/Nm3100 ug/Nm3SaltzmanSpektrofotometer

4O3 (Oksidan)1 jam1 tahun235 ug/Nm350 ug/Nm3ChemiluminescentSpektrofotometer

5HC (Hidro Carbon)3 jam160 ug/Nm3Flame IonizationGas Chromatografi

6PM10 (Partikel < 10 um)24 jam150 ug/Nm3GravimetricHI-Vol

PM25*24 jam 1 jam65 ug/Nm315 ug/Nm3GravimetricGravimetricHi- Vol Hi- Vol

7TSP (debu)24 jam 1 jam230 ug/Nm3 90 ug/Nm3GravimetricHI- Vol

8

Pb (Timah hitam)24 jam1 jam2 ug/Nm31 ug/Nm3Gravimetric Ekstratif PengabuanHi- Vol AAS

9Dustfall (Debu jatuh)30 hari10 Ton/ Km2/Bulan (Pemukiman)20 Ton/Km2/Bulan (industri)GravimetricCannister

10Total Fluorides (as F )24 Jam90 hari3 ug/Nm30,5 g / Nm3Spesific Ion ElectrodeImpinger atauCountinous Analyzer

11Flour Indeks

30 hari40 g / 100 cm2 dari kertas limedfilterColourimetricLimed Filter Paper

12Khlorine &Khlorine Dioksida

24 Jam150 g / Nm3Spesific IonElectrode

Imping atauCountinous Analyzer

13Sulphat Indeks

30 hari1 mg SO3 / 100 cm3Dari Lead PeroksidaColourimetricLeadPeroxida Candle

Baku mutu udara ambien untuk wilayah Sumatera Selatan diatur berdasarkan peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15 Thun 2005, yaitu:

3. Masalah sampah dan limbahPeraturan Pemerintah mengenai pembuangan limbah dan pembuangan tinjaa. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatanb. UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidupc. UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan ruangd. UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnyae. PP No. 27 tahun 1999 tentang analaisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)f. PP No. 18 tahun 1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracung. PP No. 20 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran airh. Keppres Mo. 77 tahun 1994 tentang bedan pengendalian dampak lingkungan (BAPEDAL)i. Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-39/MENLH/11/1996 tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDALj. Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-50/MENLH/11/1996) tentang baku tingkat kebauan

4. Peraturan Perundangan Terkait Makanan a. Kepmenkes : 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persaratan Higiene Sanitasi Jasaboga. Kepmen 715/03 mengatur:i. Ketentuan umum ii. Penggolongan iii. Laik Higiene Sanitasi iv. Persaratan Higiene Sanitasi v. Pembinaan Pengawasan vi. Sanksi. b. Kepmenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang pedoman persyratan hygien sanitasi makanan jajananc. Kep BPPOM No. HK. 00.05.5.1641 tentang pedoman pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangga (IRT)d. PP no 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan

7. Bagaimana interpretasi dari pengukuran kualitas air? Interpretasi kualitas air minumParameterKadar maksimum yang diperbolehkanHasil ujiInterpretasi

E. Coli02000/100 ccMelebihi batas maksimum

Total Coliform01000/100 ccMelebihi batas maksimum

Arsen0.010.05 mg/LMelebihi batas maksimum

Flourida1.51.4 mg/LNormal

Total Kromium0.050.03 mg/LNormal

Kadmium0.0030.001 mg/LNormal

Nitrit 32 mg/LNormal

Nitrat5025 mg/LNormal

Sianida0.070.07 mg/LNormal

Selenium 0.010.01 mg/LNormal

Ditemukannya E. Coli dan Total Coliform menandakan bahwa air sumur di desa Mjt telah terkontaminasi dengan feses, hal ini menandakan air ini tidak layak digunakan.Peningkatan kadar arsen di ambang batas normal pada air minum sangat berbahaya dikarenakan sifat arsen yang sangat berbahaya seperti dapat menyebabkan diare, muntah, kelumpuhan, dan peningkatan semua resiko kanker

8. Bagaimana interpretasi dari pengukuran kualitas udara?Interpretasi kualitas udaraParameterWaktu PengukuranHasil UjiBaku mutu Interpretasi

SO224 jam500g/m3365Melebihi baku mutu

CO24 jam30000g/m310000Melebihi baku mutu

Nox24 jam200g/m3150Melebihi baku mutu

O31 jam200g/m3235Normal

Hidrocarbon3 jam100g/m3160Normal

Total Suspended particulate (TSP)24 jam500g/m3230Melebihi baku mutu

Pb24 jam5g/m32Melebihi baku mutu

Resiko kandungan zat yang melebihi batas terhadap kesehatan Sulfur DioksidaPencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm.Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relative rendah. Karbon MonoksidaKarakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah. Nitrogen OksidaOksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara ambient yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. OksidanOksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal, selain itu oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata. Pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,03,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari. Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan iritasi mata.

HidrokarbonHidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. KhlorinSelain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif an menyebabkan iritasi dan peradangan. diudara ambien, gas khlorin dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan Oksigen. Dengan adanya sinar matahari atau sinar terang maka HOCl yang terbentuk akan terdekomposisi menjadi asam khlorida dan oksigen. Selain itu gas khlorin juga dapat mencemari atmosfer. Pada kadar antara 3,0 6,0 ppm gas khlorin terasa pedas dan memerahkan mata. Dan bila terpapar dengan kadar sebesar 14,0 21,0 ppm selama 30 60 menit dapat menyebabkan penyakit paru-paru ( pulmonari oedema ) dan bisa menyebabkan emphysema dan radang paru-paru. Partikel DebuPengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata. Lead (Pb)Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan penglihatan.

IV. Hipotesis Desa Mjt mengalami masalah kesehatan lingkungan

V. Sintesis

1. KESEHATAN LINGKUNGANA. DEFINISI-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

B. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1. Penyediaan Air Minum2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran3. Pembuangan Sampah Padat4. Pengendalian Vektor5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia6. Higiene makanan, termasuk higiene susu7. Pengendalian pencemaran udara8. Pengendalian radiasi9. Kesehatan kerja10. Pengendalian kebisingan11. Perumahan dan pemukiman12. Aspek kesling dan transportasi udara13. Perencanaan daerah dan perkotaan14. Pencegahan kecelakaan15. Rekreasi umum dan pariwisata16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

-Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :1. Penyehatan Air dan Udara2. Pengamanan Limbah padat/sampah3. Pengamanan Limbah cair4. Pengamanan limbah gas5. Pengamanan radiasi6. Pengamanan kebisingan7. Pengamanan vektor penyakit8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

C. SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.D. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA-Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :1. Sumber Air Bersih-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut : Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

Sumur yang baika. Letak sumur Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, bahwa jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/tangki septic tank) lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter.b. Sumber air Air permukaan : contohnya air sungai dan air rawa. Sumber air ini mempunyai derajat pencemaran yang tinggi, disebabkan oleh perjalanan air tersebut. Air ini akan mengandung banyak zat organic yang telah membusuk sehingga biasanya berwarna kuning kecoklatan. Sumber air ini kurang baik bagi kesehatan. Air tanah, berasal dari penyerapan air yang berada di permukaan. Air tanah merupakan sumber air sumur, baik air tanah dangkal (15 m2) untuk sumur dangkal dan air tanah dalam (100-300 m2) untuk sumur bor. Merupakan sumber air yang baik untuk sumur Mata air c. Kriteria sumur yang baikSumur merupakan jenis sarana air bersih yang banyak dipergunakan masyarakat, karena 45% masyarakat mempergunakan jenis sarana air bersih ini. Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan terlindung dari kontaminasi air kotor. Sumur sehat minimal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

d. Syarat Lokasi atau JarakAgar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah (cesspool, seepage pit) dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah. Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir. Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah dan sebagainya.

e. Syarat KonstruksiSyarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa, meliputi dinding sumur, bibir sumur, serta lantai sumur.

Dinding sumur galiJarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus terbuat dibuat dari tembok yang kedap air (disemen). Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi perembesan air / pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang perembesan dan penguat dinding sumur.

Bibir sumur galiUntuk keperluan bibir sumur ini terdapat beberapa pendapat antara lain : Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air, setinggi minimal 70 cm, untuk mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan.

Lantai sumur galiBeberapa pendapat konstruksi lantai sumur antra lain : Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air 1,5 m lebarnya dari dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat (Entjang, 2000).Saluran pembuangan air limbah. Saluran Pembuangan Air Limbah dari sekitar sumur menurut Entjang, dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang-kurangnya 10 m.Sedangkan pada sumur gali yang dilengkapi pompa, pada dasarnya pembuatannya sama dengan sumur gali tanpa pompa, namun air sumur diambil dengan mempergunakan pompa. Kelebihan jenis sumur ini adalah kemungkinan untuk terjadinya pengotoran akan lebih sedikit disebabkan kondisi sumur selalu tertutup.f. Jenis-jenis sumur Sumur dangkal (shallow well)Sumur dangkal mempunyai pasokan air yang berasal dari resapan air hujan, terutama pada daerah dataran rendah. Sumur dangkal ini dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan kelemahan utama pada mudahnya jenis sumur ini terkontaminasi oleh air limbah yang berasal dari kegitan mandi, cuci, dan kakus. Tingkat kalaman sumur dangkal ini biasanya berkisar antara 5 s/d 15 meter dari permukaan tanah.

Sumur Dalam (Deep Well)Sumber air Sumur Dalam berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Kondisi ini menyebabkan sumber airnya tidak terkontaminasi serta secara umum telah memenuhi persyaratan sanitasi. Menurut Notoatmodjo (2003), air dari sumur dalam ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah, dengan kedalaman di atas 15 meter dari permukaan tanah.

Berikut merupakan perbedaan sumur dangkal dan sumur dalam secara umum.No.PembedaSumur dangkalSumur dalam

1.2.3.4.Sumber airKualitas airKualitas BakteriologiPersediaan Air permukaanKurang baikKontaminasiKering pada musim kemarauAir tanahBaikTidak terkontaminasiTetap ada sepanjang tahun

g. Dampak penggunaan sumur yang berasal dari rawa yang tercemar limbah : Penularan penyakit yang disebabkan pencemaran air: Typhoid Fever; Cholera; Bacterial Dysentry Enteritis; Hepatitis A; Poliomyelitis; Amoeba Dysentry; Giardia; Schistosomiasis.

Batasan Sumber air bersih dan aman:a) bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakitb) bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracunc) tidak berasa dan berbaud) dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestic dan rumah tanggae) memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Depkes RI

Penyakit yang ditularkan melalui air : waterborne disease atau water-related disease. Terjadinya suatu penyakit memerlukan agen, bahkan kadang vector. Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agen penyebab :1) penyakit viral, contoh : hepatitis viral, poliomyelitis2) penyakit bacterial, contoh : kolera, disentri, tifoid, diare3) penyakit protozoa, contoh : amebiasis4) penyakit helmintik, contoh: ascariasis, whip worm5) leptospiral, contoh : Weils disease

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok berdasarkan cara penularannya, meliputi :1) waterborne mechanism : kuman pathogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan, contoh : kolera, tifoid, disentri basiler, hepatitis viral2) waterwashed mechanism : berkaitan dengan kebersihan umum dan perorangan. Terdapat 3 cara penularan dengan mekanisme ini : a. infeksi melalui saluran pencernaan, cth: diare pada anakb. infeksi melalui kulit dan mata, cth : scabies dan trachomac. penularan melalui binatang, cth: leptospirosis3) water-based mechanism : pada mekanisme ini, penyakit yang ditularkan memiliki agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau intermediate host, cth: schistosomiasis4) water-related insect vector mechanism : agen penyakit ditularkan melalui gigian serangga yang berkembang biak di dalam air, cth: filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever

2. Pembuangan Kotoran/Tinja-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut : Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur Tidak boleh terkontaminasi air permukaan Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6 Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut: Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi Penyimpanan sampah Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali Pengangkutan Pembuangan-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

5. Makanan dan Minuman-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi : Persyaratan lokasi dan bangunan Persyaratan fasilitas sanitasi Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan pengolahan makanan Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan peralatan yang digunakan Pencemaran Lingkungan-Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita6. Vektor di desa Mjt ISPA: Mengurangi risiko ibfeksi, mengurangi asap baik dari kendaraan hutan maupun kendaraan. Diare: Mengurangi risiko infeksi dengan cara perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan sebelum makan, makan makanan yang bersih dan sehat. Malaria: Mengurangi vektor penularan, pemberantasan jentik nyamuk dan fogging, mengurangi air tergenang, menggunakan kelambu saat tidur. DBD: PHBS, gerakan 3M, dan ikan tempalo TB: Meningkatkan kebersihan dan kesehatan, PHBS, mengobati pasien yang terdiagnosis TB. Penyakit kulit : Menjaga kebersihan kulit, pengobatan dengan obat anti jamur. Penyakit gigi mulut : PHBS, periksa gigi setiap 6 bulan.

HAL YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT KESEHATANMenurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat berkaitan dan saling mempengaruhi.Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau kebiasaan mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna.Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit sperti gatal-gatal, infeksi saluran saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit Demam Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan menyebabkan perkembangkan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki risiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian penyakit tidak dapat dihindari, seprti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ketesediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya.Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan tasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Polindes, Pustu dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kabupaten/kota.Upaya meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan secara langsung juga dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah laiinya seperti Program bantuan langsung tunai (BLT), Wajib belajar dan ain-lain.Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit program jaga mutu dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit.Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakn secara simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif/promotif, kuratif dan rehabilitatif.

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008Kemenkes RI. 2011. Promosi kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Jakarta, Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19 April 2010. Jakarta, Indonesia

Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku mutu udara ambien nasional Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999. Jakarta, Indonesia

Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007. Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Jakarta , Indonesia

Rahadin, A.E. , E. Kardena. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang. Program Studi Teknik LingkunganFakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC

1