Sistem Reproduksi Dan Siklus Menstruasi

download Sistem Reproduksi Dan Siklus Menstruasi

of 26

Transcript of Sistem Reproduksi Dan Siklus Menstruasi

BAB I

BAB IPendahuluan

1.1 Scenario 3

Remaja B, usia 16 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan haid tidak teratur dan kadang kadang disertai rasa nyeri.

1.2 Latar Belakang

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen, terjadinya siklus bulanan menstruasi dan berikut juga terjadi perubahan perubahan pada bentuk fisiknya.

1.3 Tujuan

Makalah ini membahas mengenai beberapa hal yang menyangkut dengan alat genetalia wanita, cara kerja dari system reproduksi itu sendiri termasuk fase menstruasinya. Dan makalah ini sendiri dibuat untuk memenuhi tugas PBL yang diberikan pada kelompok saya sekaligus juga untuk menambah ilmu pengetatuan kita mengenai hal hal apa aja yang dapat kita ketahui dalam stuktur dan mekanisme reproduksi ini.

1.4 HipotesisSiklus haid yang tidak teratur dan disertai rasa nyeri merupakan salah satu fungsi system reproduksi wanita.

BAB 2System Reproduksi Wanita dan Siklus Menstruasi*Gusna Ridha: FK Ukrida

Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut panggul. Pada organisme multiseluler seperti manusia, organ reproduksi terdiri dari beberapa organ. System reproduksi wanita memiliki enam fungsi utama, yaitu menghasilkan gamet wanita, yaitu sel telur atau ovum, melalui proses oogenesis, menerima gamet jantan yaitu spermatozoa,menyediakan lingkungan yang sesuai untuk pembuahan ovum oleh spermatozoa, menyediakan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan janin, sebagai alat untuk mengeluarkan janin matang ke lingkungan luar,dan sebagai tempat penyedia nutrisi untuk janin.12.1 Struktur Organ Genetalia Feminina

Secara anatomi, bagian reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian yang terlihat dari luar (genitalia eksterna) dan bagian yang berada di dalam panggul (genitalia interna). Genetalia Interna

Uterus

Uterus adalah bagian yang berbentuk buah pir terdiri atas bagian fundus (dasar) uteri, korpus (badan) uteri dan serviks (leher) uteri.2 Serviks uteri adalah bagian yang menyempit dan berhubungan dengan vagina. Serviks uteri berfungsi sebagai tempat untuk menerima, mempertahankan dan memberi makan ovum yang telah dibuahi.2,3 Dinding uterus relatif tebal dan dibentuk oleh 3 lapisan; Perimetriumpada berbagai bagian uterus terdapat lapisan luar serosa (jaringan penyambung dan mesotel) atau adventisia (jaringan penyambung).4 MiometriumMiometrium merupakan tunika yang paling tebal dari uterus, terdiri atas berkas-berkas serabut otot polos yang dipisahkan oleh jaringan penyambung. Berkas-berkas otot polos membentuk 4 lapisan yang tidak berbatas tegas. Lapisan pertama dan keempat terutama terdiri atas serabut-serabut yang tersusun sevraa longitudinal, yaitu sejajar dengan sumbu panjang organ.3,4 EndometriumEndometrium terdiri atas epitel dan lamina propria yang mengandung kelenjar-kelenjar tubuler sederhana yang kadang-kadang bercabang pada bagian dalamnya (dekat miometrium). Sel-sel epitelnya adalah selapis toraks dan bercampur dengan sel-sel bersilia dan sel sekretoris. Epitel kelenjar-kelenjar uterus sama seperti epitel superfisial, tetapi sel-sel bersilia pada kelenjar lebih panjang.3,4 Jaringan penyambung lamina propria banyak mengandung sel-sel dan banyak zat intersel amorf. Serabut-serabut jaringan penyambung jarang ini, membuat jaringan ini sedikit menyerupai mesenkim. Arteri-arteri berspiral khusus memberikan makanan pada endometrium.3,4 Lapisan endometrium dapat dibagi dalam 2 zona:3 1. fungsionalis, yang merupakan bagian yanga dibuang waktu menstruasi dan diganti selama siklus menstruasi; dan2. Basalis, yang merupakan bagian endometrium yang tersissa selama menstruasi yang selanjutnya menyediakan epitel dan lamina propria baru untuk pembaharuan endometrium. Dasar kelenjar uterus, yang terletak jauh di dalam, merupakan sumber stem cell yang membelah dan membentuk epitel yang baru setelah menstruasi.

Arteri uterina pada ligamentum latum mencabangkan arteri arkuata yang memasuki miometrium serta berjalan melingkar. Pembuluh ini dibagi menjadi arteri yang berjalan lurus dan yang berjalan berpilin yang memasok endometrium. Arteri lurus merupakan arteri pendek dan memasok stratum basale endometrium sedangkan arteri spiralis merupakan arteri panjang dan bergelung, dan menuju ke lapisan permukaan (stratum fungsionale) endometrium. Berbeda dengan arteri lurus, arteri spiralis sangat sensitif terhadap perubahan kadar hormon (estrogen dan progesteron) selama siklus menstruasi.5 A. uterina selanjutnya berjalan di atas di sepanjang margo lateralis uterus di dalam ligamentum latum dan akhirnya beranastomosis dengan arteria ovarica yang juga membantu memberikan suplai darah bagi uterus. Vena uterina mengikuti arteria uterina dan bermuara ke dalam vena iliaca interna. Persarafan pada uterus berasal dari pleksus hipogastricus inferior. 5,6

Tuba Uterina Falopii

Setiap tuba uterina panjangnya 12 cm dan terbentang dari ovarium sampai uterus. Satu ujung tuba uterina bermuara ke dalam uterus, dan ujung lainnya bermuara ke dalam rongga peritoneum di dekat ovarium. Tuba uterine berfingsi sebagai jalan yang dilalui oleh sperma untuk mencapai ovum. Tuba uterina biasanya dibagi atas empat bagian. Bagian pertama, berada di dekat ovarium adalah in fundibulum berbentuk corong. Dari infundibulum terjulur tonjolan-tonjolan mirip jari langsing yang disebut mbrie yang terdapat dekat sekali pada ovarium. Bagian kedua setelah infundibulum adalah bagian ampula dan merupakan bagian terlebar dan terpanjang. Ismus adalah bagian pendek dan sempit yang menghubungkan tuba uterina dengan uterus. Bagian terakhir tuba uterina adalah bagian interstisia (intramural) yang menembus dinding uterus yang tebal dan bermuara ke dalam rongga uterus.4 Vaskularisasi tuba uterine adalah dari A. uterine yang merupakan cabang dari A. lliaca Interna dan A. Ovarica yang merupakan cabang dari aorta abdominalis. Dan aliran darah baliknya, mengikuti arterinya.6

OvariumOvarium berjumlah sepasang (dikanan dan dikiri) uterus, terletak didalam rongga pelvis, Masing-masing ovarium berbentuk oval, berukuran 1 x inci (4x2 cm), dan dilakatkan pada bagian belakang ligamentum latum oleh mesovarium.5 Ovarium berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yaitu menghasilkan sel telur, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone.7 Ovarium di perdarahi oleh A. ovarica cabang dari Aorta Aorta Abdominalis setinggi L1. Dan pembuluh baliknya oleh V. Ovarica Dextra dan Sinistra. Dan dipersarafi juga oleh Plexus aorticus yang terletak disekitar A.ovarica.6Permukaan ovarium ditutupi selapis sel yang disebut epitel germinal atau germinativum yang menutupi sejenis jaringan ikat padat, yaitu tunika albuginea. Di bawah tunika albuginea terdapat korteks ovarii. Di bagian dalam terdapat pusat jaringan ovarium yang sangat vaskular, yaitu medula ovarium. Korteks yang terletak di sebelah luar biasanya dipenuhi folikel ovarium dalam berbagai tahap perkembangan dari tingkat permulaan sampai sampai tingkat akhir.3,8 Folikel-folikel ovariumFolikel-fiolikel ovarium tertanam dalam stroma korteks. Dapat dibedakan atas tiga jenis: folikel-folikel primordial, folikel-folikel yang sedang tumbuh, folikel-folikel de graaf. Beberapa ahli histologi membagi folikel-folikel yang sedang tumbuh menjadi (1) folikel primer yang diliputi oleh selapis sel-sel granulosa yang berbwntuk kubis ; (2) folikel folikel sekunder, menunjukkan banyak lapisan padat sel-sel granulosa; (3) folikel-folikel tersier atau vesikuler, menunjukkan rongga-rongga yang berisi cairan diantara sel-sel granulosa. Jumlah total folikel dalam 2 ovarium wanita dwasa normal diperkirakan 400000, tetapi sebagian besar dari folikel tersebut akan menghilang akibat proses degenerasi yang dikenal sebagai atresia selama masa reproduktif. Regresi folikel ini berlangsung sepanjang masa reproduktif. Setelah menopause, hanya sejumlah kecil folikel yang masih ada. Regresi dapat mengenai setiap jenis folikel dari folikel primordial sampai folikel yang matang sempurna. Karena pada umumnya hanya satu oosit yang dikeluarkan oleh ovarium pada setiap siklus menstruasi ( lama rata-rata: 28 hari), dan masa reproduktif wanita berlangsung sekitar 30-40 tahun, jumlah total oosit yang dikeluarkan sekitar 450. Folikel-folikel lain, disertai oositnya tidak berkembang dan mengalami degenarasi, menjadi atretik.3 a. Folike-folikel primordial. Folikel-folikel primordial merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir. Masing-masing folikel terdiri atas oosit primer yang diliputi hanya oleh satu lapisan sel-sel folikular gepeng. Oosit pada folikel promordial adalah sel yang ukurannya besar sekitar 40 m, letaknya sedikit eksentrik, dan mempunyai kromatin halus yang tersebar dan nukleolus yang besar.3 b. Folikel-folikel yang sedang tumbuh. Morfologi dan ukuran folikel-folikel yang sedang tumbuh sangat berbeda-beda karena folikel-folikel ini tergantun g pada usianya, dari foliokel yang masih trumbuh sapai ke folikel yang sangat besar yang hampir matang. Waktu oosit tumbuh, selapis sel-sel folikulert menjadi kuboid dan kemudian melalui pembelahan mitosis, bertambah menjadi epitel berlapis. Oosit juga menjadi lebih besar, dan asidofil, homogen dan lapisan aseluler yang dinamakan zona pelusida timbul disekitarnya. Zona p[elusida mengandung gliko[protein dan PASD-positif.3 Bila perubahan=perubahan bverlangsung, stroma yang tepat mengelilinbgi folikel merubah dirinya dalam rangka untuk membentuk teka folikuli. Lapisan ini selanjutnya berdiferensiasi menjadi teka interna dan teka eksternas. Sel-sel teka interna adalah kubis, dan bila telah berdiferensiasi dengan sempurana, mempunyai sifat struktur ultra yang sama dari sel-sel yang menghasilkan steroid. Bukti menunjukkan bahwa sel-sel ini mensintesis testosteron yang diubah menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa. Teka eksterna terutama terdiri atas jaringan penyambung. Pembuluh-pembulkuh darah kecil menembusnya dan memberikan banyak pleksus kapilerv pada sel-sel sekresi teka interna. Batas antara kedua lapisan ini tidak nyata, dan hal yang sama terdapat pada batas antara teka eksterna dan stroma ovarium.3 c. Folikel-folikel yang matang. Folikel matang bergaris tengah sekitar 1 cm dan dapat dilihat penimbunan cairan, rongga folikel bertambah besar dan oosit melekat pada dinding folkel dengan perantaraan pedikel yang dibentuk oleh sel-sel granulosa. Karena sel-sel granul;osa tidak bertambah banyak sebanding dengan penimbunan cairan, lapisan granulosa menjadi semakin tipis.3 Sel-sel granulosa membentuk lapisan pertama yang meliputi oosit dan oleh karena itu, berhubungan erat dengan zona pulusida- menjadi panjang dan membentuk korona radiata, yang menyertai oosit waktu ia maninggalkan ovarium. Korona radiata tetap ada bila spermatozoa membuahai oosit dan untuk beberapa saat tetap ada waktu ovum berjalan melalui tuba. 3 Atresia folikulerSebagian besar folikel mengalami suatu proses involusi yang dinamakan atresia folikuler dimana folikel dikatakan menjadi atretik. Ini adalah suatu proses degenerasi yang ditandai oleh proses penghentian mitosis oleh sel-sel granulosa, pelepasan sel-sel granulosa dari lamina basalis, dan kematian oosit.3 Proses atresia dapat berlangsung pada setiap stadium perkembangan folikel. Bila atresia mulai pada folikel primordial, bentuk oosit menjdai irreguler dan sel-sel folikel menjadi lebih kecil, atau satu sama lain saling terpisah. Oosit dan sel-sel folikel mulai autolisis, akhirnya meninggalkan suatu ruang yang segera ditempati oleh sel-sel stromna ovarium sehingga tidak ada bekasyang tersisa.3 Korpus luteumSetelah ovulasi, sel-sel granulosa dari sel-sel teka interna yang tersisa dalam ovarium membentuk kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum. Korpus luteum terletak pada daerah korteks ovarium dan mengekskresi progesteron dan estrogen. Progesteron mencegah perkembangan folikel ovariumyang baru dan ovulasi.3 Sel-sel granulosa setelah ovulasi tiudak membelah. Akan tetapi volumnya sangat bertambah dan dianggap merupakan sifat sel yang mengekskresi hormon steroid. , jadi menjadi sel-sel granulosa lutein. Sel-sel ini mengandung tetesan lipid dalama sitoplasmanya, yang sebagai akibat pelumeran waktu dehidrasi, tampak bervakuola pada sediaan umumnya. Sito[plesma sel-sel l;utein granulosa mengandung lipokrom, suatu pigmen yang larut dalam lipid dan bertanggung jawab akan warna kuning korpus luteum bila dip[erikasa dari ovarium yang segar.3 Sel-sel stroma disekitarnya dan mungkin sel-sel teka interna juga membantu pembentukan korpus luteum dengan menghasilkan sel-sel lutein dari lapisan sel granulosa, tetapi mereka lebih kecil, diwarnai lebih gelap, dan terletak di pinggir korpus luteum. Bila tidak terjadi kehamilan, korpus luteum hanya tahan 10-14 hari, yaitu ia tetap selama separoh kerdua siklus menstruasi. Setelah masa ini sebagai akibat kekurangan LH, ia berdegenerasi dan menghilang. Ini adalah badan kuning atau korpus luteum spurium.3 Bila terjadi kehamilan, korionik gonadotropin yang dihasiilkan plasenta akan merangsang korpus luteum, yang mempertahankan dirinya sendiri selama sekitar 6 bulan dan kemudian lambat laun berkurang, tetapi tidak menghilang secara keseluruhan dan terus mensekresi progesteron sampai kehamilan. Ini adalahj badan kuning kehamilan atau korpus luteum verum. Korpus luteum kehamilan ini lebih besar daripada korpus luteum spurium, garis tengah mencapai 5 cm. 3

Genetalia Eksterna

Mons pubis adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut setelah masa pubertas.9 Labia mayora adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang dibawah dai mons pubis dan menyatu disisi posterior perineum, yaitu kulit anatara dua lipatan inti dan anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada laki laki.9 Labia minora adalah dua lipatan kulit diantara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.bagian lipatan bawah dari labia mayora adaalah frenulum, sedangkan bagian atas adalah preposium.9 Klitoris adalah bagian yang mengandung banyak ujung saraf dan sangat sensitive. Batang klitoris mengandung dua corpora kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat enggembung dengan darah selama eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.9 Vestibula adalah area yang dikelilingi labia minora. Vesibula menutupi mulut uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar bartolin (vestibular besar). Terdapat kelenjar bartolin yang memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk membantu melumasi orifisium vagina saat eksitasi seksual.9 Urifisium uretra adalah jalur keluar urin dari kandung kemih tepi lateralnya mengandung duktus untuk dua kelenjar para uretra.9 Mulut vagina adalah bagian yang terletak dibawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara) suatu membrane yang bentuk dan ukurannya berfariasi, melingkari mulut vagina.9 Perineum adalah area yang berbentuk seperti intan yang terbentang dari simfisis pubis disisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior dan tuberositas iskial disisi lateral.9

2.2 Perkembangan Sistem Reproduksi dan Pengaruh hormone

Ovarium mengalami perubahan perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu terdapat perubahan perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Pada bayi wanita yang baru lahir, ovarium mengandung lebih kurang mengandung 2 juta oosit (banyak yang mengalami degenerasi) dan berada dalam bentuk follikel primordial. Diameternya kurang lebih 1 cm, dan beratnya sekitar 250 350 mg pada waktu lahir. Oosit dikelilingi oleh lapisan sel sel folikel atau sel sel granulose. Dari keseluruhan folikel dalam ovarium manusia, hanya kurang lebih 400 yang mencapai kematangan dan berovulasi (satu folikel pada setiap siklus menstruasi). Sisa folikel lainnya mengalami degenarasi (folikel atresia).8,10Pada masa anak anak ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Ovarium sebagian besar terdiri atas kortek yang mengandung banyak follikel primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah dan kemudian mengalami atresia insitu. Hormon hipofise yang diperlukan untuk ovulasi belum berfungsui dengan baik. Pada usia kira kira 9 tahun kadar hormon gonadotropin mulai meningkat, sehingga produksi estrogen juga meningkat. Peningkatan ini menyebabkan perkembangan kelenjar mamma dan alat genital. Menarche biasanya terjadi kira kira 2 tahun setelah perubahan tersebut. Usia pubertas bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor genetik sosio ekonomi dan kesehatan dalam beberapa dekade terahir usia menarche terjadi pada usia yang lebih muda. Dengan ultrasonografi dapat dilihat ukuran follikel antara 2 sampai 15 mm. Oosit pada periode ini sangat aktif berkembang.8,10 Masa reproduksi dimulai dari masa pubertas pada umur kira kira 12 16 tahun dan berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada ovarium terjadi perubahan perubahan, kortek relatif lebih tipis dan mengandung banyak follikel follikel primordial. Follikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak mengalami atresia, biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus membentuk ovum dan pecah pada waktu ovulasi. Pada awal pubertas germ cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000 unit. Selama usia reproduksi yang berkisar antara 35 40 tahun, 400 sampai 500 akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai menjelang menopause dan tinggal beberapa ratus pada saat menopause. Kira kira 10 15 tahun sebelum menopause sudah terjadi peningkatan jumlah follikel yang hilang. Ini berhubungan dengan meningkatnya hormon FSH. Dalam tahun reproduksi, pematangan follikel akibat interaksi antara hipotalamus - pituitari gonad.8,10 Pertumbuhan Follikel Pemasakan follikel primordial terjadi sebagai berikut : Mula mula sel sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian diantara sel sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan ialah, liquor folliculi. Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel. Tumpukan sel dengan sel telur didalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi ruang follikel disebut membrane granulosa.8,11 Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan ialah theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel yang masak ini disebut follikel de Graaf . Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat pembuatannya terdapat di theca interna. Sebelum pubertas follikel de Graaf hanya terdapat pada lapisan dalam dari kortek ovarium dan tetap tinggal dilapisan tersebut. Setelah pubertas juga terbentuk dilapisan luar dari kortek. Karena liquor follikuli terbentuk terus maka tekanan didalam follikel makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel follikel. 8,11Pada permukaan ovarium sel sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor follikuli bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel sel cumulus oophorus. Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf disebut ovulasi. Setelah ovulasi maka sel sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning disebut corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan hormon yang disebut progesterone disamping estrogen. Tergantung apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum graviditatum atau corpus luteum menstruationum. Jika terjadi konsepsi, corpus luteum dipelihara oleh hormon Chorion Gonadotropin yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion. 8,11

Oogenesis serta pengaturan hormone pada reproduksi wanitaPada manusia siklus reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu uterus, ovarium, vagina yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal dimungkikan oleh adanya pengaturan atau sinkronisasi, maka hal ini, dimungkinkan oleh adaya pengaturan yang disebut sebagai hormone yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan ke dalam darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormone yang berhubungan dengan siklus reproduksi dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, yang terletak di sebelah bawah otak (diensephalon).10,11 Pada hipofisis dibedakan antara lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior berfungsi untuk mensekresi hormone gonadotropin, yang terdiri atas :1. FSH (follicle stimulating Hormone), dihasilkan oleh sel sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormone ini mempengaruhi ovarium sehingga, dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. Folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH akan dikembangkan dari keadaan yang solid (padat) menjadi folikel yang vesicular. Selanjutnya folikel tersebut mensekresi hormone estrogen.102. LH (luteinizing Hormone), di hasilkan oleh sel sel asidofilik (afinitas terhada asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel, dan sel telur dan merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang telah melepas ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum. Selanjutnya korpus rubrum disusun oleh sel lutein dan disebut korpus luteum.10 Hormon pada ovarium: 1. Estrogen, hormone ini mempengaruhi perkembangan dari organ reproduksi yaitu uterus, tuba uterine, vagina, dan kelenjar mamae dan juga siklus siklusnya yang terjadi pada organ tersebut. Terhadap uterus, hormon ini menyebabkan endometrium mengalami stadium proliferasi yaitu lapisan endometrium berkembang dan menjadi tebal diikuti dengan lebih banyak kelenjar kelenjar,pembuluh darah arteri maupun vena. Hormond estrogen dihasilkan oleh sel teka interna folikel.10 2. Progesterone, uterus yang sudah berkembang akibat pengaruh hormone estrogen,selanjutnya akan dipengaruhi oleh hormone progesterone yang dihasilkan oleh korpus luteum, menjadi stadium sekresi, yang mempersiapkan endometrium mencapai optimal. Kelenjar akan mensekresi zat yang berguna untuk mekanan dan untuk proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi. Dan juga pembulu darah akan menjadi lebih panjang dan lebar.10

2.3 Perkembangan Pubertas

Pubertas merupakan proses saat seorang individu yang belum dewasa akan mendapatkan ciri-ciri sik dan sifat yang memungkinkannya untuk mampu bereproduksi. Pada anak perempuan, pubertas sebagian besar merupakan respons tubuh terhadap kerja estrogen yang meluas, yang disekresi oleh ovarium yang baru aktif di bawah pengaruh gonadotropin yang disekresi oleh hiposis anterior. Walaupun progresi perubahan pada pubertas dapat diprediksi, namun onset usia sangat berbeda-beda di berbagai tempat di dunia atau bahkan pada anak-anak dengan latar belakang etnik yang berbeda dalam wilayah yang sama. Perbedaan ekonomi juga dapat mempengaruhi onset usia pubertas.7

Perubahan fisik pada pubertasDi Amerika Utara dan Eropa, pubertas terlihat saat dimulainya perkembangan payudara pada usia antara 8 dan 10 tahun. Ciri-ciri seksual sekunder lain akan tampak dalam 2.5 tahun kemudian. Pubertas mencapai puncak saat terjadi menstruasi. Usia rerata untuk menarke pada anak perempuan Kaukasia adalah 12,8 1,2 tahun dan sekitar 4-8 bulan lebih awal pada anak perempuan Afrika-Amerika.7Perubahan sik pada pubertas anak perempuan dibagi menjadi 5 tahap menurut sistem yang dikembangkan oleh Marshall dan Tanner (inggris), mereka meneliti dan mengelompokkan perubahan relatif dan absolut dari ciri-ciri seksual anak-anak. Pola dari hasil gambaran perubahan pada pubertas ini adalah tetap, namun ciri-ciri dan waktu dari perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ras, nutrisi, dan faktor genetik serta faktor lingkungan lainnya.7

1. AdrenarkeIstilah ini menggambarkan peran kelenjar adrenal pada pubertas baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan. Pada adrenarke terdapat peningkatan sintesis dan sekresi androgen lemah oleh adrenal, yaitu: androstenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA), dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S). Adrenarke terjadi pada usia 6-8 tahun pada anak perempuan. Sekresi androgen lemah oleh adrenal terjadi lebih awal 2 tahun sebelum onset pubertas. DHEA dan DHEA-S bertanggung jawab terhadap awal pertumbuhan rambut pubis dan aksila dan juga pertumbuhan dan sekresi kelenjar sebasea. Rambut aksila dan pubis tumbuh bersamaan dengan dimulainya perkembangan payudara dan menandai onset pubertas pada anak perempuan.7Pemicu yang pasti untuk terjadinya adrenarke belum diketahui. Adrenarke tidak tergantung pada pelepasan ACTH, pelepasan gonadotropin, dan fungsi ovarium, dan sepertinya merupakan peristiwa intrinsik dan telah diprogram di dalam kelenjar adrenal. Adrenarke berbeda dengan peristiwa lain pada pubertas (pubarke) dan masing-masing dapat terjadi tanpa keadaan lain yang menyertai.7

2. MenarkeIstilah ini digunakan untuk menggambarkan onset siklus menstruasi. Ini merupakan puncak dari rangkaian peristiwa yang kompleks meliputi pematangan aksis hipotalamus-hiposis-ovarium (H-H-O) untuk memproduksi ovum ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan. Tiga tahap pematangan aksis H-H-O meliputi: (i) peningkatan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis: (ii) pengenalan dan respons ovum terhadap gonadotropin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium (estrogen dan progesteron): (iii) terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hiposis oleh estrogen. Kombinasi dari peristiwa-peristiwa pematangan ini akan menyebabkan terjadinya ovulasi.7Selama masa kanak-kanak, konsentrasi FSH dan LH dalam kelenjar hiposis dan plasma pada anak laki-laki dan perempuan adalah rendah. Seperti yang digambarkan di dalam Bab 12. amplitudo dan frekuensi denyut pelepasan FSH dan LH juga rendah, yang menunjukkan bahwa generator denyut GnRH juga berlangsung lambat. Pola khas ini dikenal sebagai juvenile pause. Manifestasi endokrinologis pertama pada pubertas adalah peningkatan amplitudo denyut FSH dan LH. Pada awalnya, peningkatan ini paling jelas selama tidur, walaupun perbedaan diurnal tidur-bangun pada sekresi FSH dan LH hampir menghilang pada akhir pubertas. Permulaan terjadinya pubertas tetap belum dipahami dengan sempuma. Namun, hampir semua setuju bahwa hal ini berkaitan dengan lepasnya generator denyut GnRH di hipotalamus dari inhibisi SSP.7Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa usia menarke menurun sebanyak 2-3 bulan per dekade selama 150 tahun sebelum perang dunia II dan kemudian stabil selama 50 tahun kemudian. Penurunan usia menarke ini kembali terjadi pada penelitian akhir-akhir ini, akibat adanya pengaruh nutrisi yang optimal. Onset usia menarke sangat berhubungan dengan jumlah persentase lemak tubuh. Akhir-akhir ini telah diketahui bahwa terdapat dua tanda metabolik yang dapat bekerja secara sentral dan merupakan penyebab peristiwa-peristiwa dalam pubertas, yaitu IGF-I dan leptin. Kadar IGF-I dalam serum meningkat selama masa kanak-kanak dan memuncak saat pubertas: peningkatan ini terjadi bersamaan dengan DHEA-S, yang merupakan penanda adrenarke. Leptin, sebuah hormon yang merupakan tanda dari rasa kenyang, bekerja menghambat neuropeptida-Y (NPY). NPY merupakan mediator pada asupan makanan dan juga mengontrol aktivitas neuronal GnRH di hipotalamus. Kadar leptin dalam serum meningkat pada anak laki-laki dan perempuan sesaat sebelum pubertas. Peningkatan kadar leptin akan menghambat NPY. Hal ini selanjutnya, akan melepaskan GnRH dari keadaan inhibisi pada masa prapubertas. Kadar leptin terus meningkat selama pubertas pada wanita yang sehat, namun pada pria, kadarnya menurun dengan cepat setelah pubertas.7Pematangan ovarium saat pubertas menyebabkan dimulainya produksi estrogen oleh sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum. Siklus dari sel granulosa menyebabkan perkembangan dan atresia saat pubertas. Ovum mulai matang di bawah pengaruh estrogen ovarium yang diproduksi oleh sel granulosa tersebut. Selain untuk pematangan oosit, estrogen dari sel granulosa akan mengatur produksi gonadotropin oleh kelenjar hiposis. Dengan aksis H-H-O yang telah mengalami pematangan sempurna. estrogen akan menyebabkan pematangan folikel ovarium yang dominan, yang selanjutnya menyebabkan ovulasi. Setelah ovum yang pertama berovulasi, folikel ovarium yang kolaps mengubah dirinya menjadi korpus luteum dan mulai memproduksi progesteron. Respons endometrium terhadap estrogen adalah proliferasi dan terhadap progesteron adalah dengan berubah menjadi jaringan sekretorik yang mampu menunjang implantasi embrio. 7Pada tahun-tahun pertama setelah menarke, banyak terjadi siklus menstruasi yang anovulatoir. Ini menggambarkan kurang matangnya respons umpan balik positif hipotalamus terhadap estrogen ovarium. Pola perdarahan saat menstruasi seringkali terjadi lebih awal setelah menarke yang menggambarkan paparan estrogen yang terus-menerus pada ovarium dan peluruhan endometrium yang berproliferasi atau hiperplastik. Karena tidak terbentuknya korpus luteum pada keadaan anovulasi, endometrium tidak dapat memperlihatkan efek progesteron yang membuat menstmasi menjadi fenomena yang berhenti-sendiri (self-linzired). Perdarahan anovulatoir ini dapat tidak terduga dan sangat parah. Setelah 5 tahun sejak onset menarke. 90% anak perempuan akan mengalami siklus menstruasi yang teratur dan ovulatoir.7

3. Perkembangan Payudara (telarke)Kelenjar mammae, atau payudara. merupakan turunan lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Struktur dasar payudara hampir sama pada semua mamalia walaupun terdapat variasi yang luas dalam hal jumlah, ukuran, lokasi, dan bentuk kelenjar mammae. Setiap kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan kelenjar yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan ikat brosa. Setiap lobus mengandung lobulus-lobulus alveoli. Pembuluh darah. dan duktus laktiferus. Saat lahir, payudara sebagian besar terdiri atas duktus laktiferus dengan sedikit, jika ada, alveoli. Kelenjar mammae yang rudimenter ini memiliki sedikit fungsi sekretorik (air susu palsu) dalam beberapa hari setelah lahir. Sekresi payudara pada masa neonatal terjadi akibat kadar prolaktin yang tinggi pada bayi baru lahir setelah pajanan payudara janin sebelumnya terhadap konsentrasi estrogen plasenta yang tinggi selama kehamilan. Setelah estrogen plasenta hilang dari sirkulasi neonatal, payudara memasuki fase tenang sampai pubertas.7Pada onset pubertas, estrogen ovarium rnenginduksi pertumbuhan sistem duktus laktiferus. Duktus-duktus ini bercabang-cabang selama pertumbuhannya dan ujung duktus ini membentuk massa sel kecil dan padat. Struktur ini akan membentuk alveoli lobular. Payudara dan alveoli kemudian membesar. Saat menarke, sekresi estrogen dan progesteron siklik dimulai dan akan terjadi fase tambahan pada pertumbuhan duktus dan lobulus yang rudimenter. Kortikosteroid adrenal selanjutnya akan meningkatkan perkembangan duktus.7Payudara terus membesar selama beberapa waktu setelah menarke akibat timbunan lemak dan jaringan ikat tambahan. Diferensiasi dan pertumbuhan akhir payudara tidak akan terjadi sampai kehamilan. 7

4. Perkembangan ciri-ciri seksual sekunderEstrogen ovarium juga menghasilkan perubahan pada anak perempuan yang mengalami pubertas sebagai berikut: 71. Rambut pubis.2. Keratinisasi (komikasi) mukosa vagina.3. Pembesaran labia minor dan mayor.4. Pembesaran uterus.5. Peningkatan, timbunan lemak di pinggul dan paha.

5. Pertumbuhan somatikPercepatan penumbuhan pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai 2 tahun sebelum anak laki-laki, yang menyebabkan terdapat sekitar 50% perbedaan tinggi rerata antara pria dan wanita sebanyak 12 cm. Lima puluh persen sisanya disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan yang lebih lambat selama percepatan pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Mekanisme yang menyebabkan steroid seks menginduksi pertumbuhan tulang pada anak perempuan sama seperti mekanisme yang terjadi pada anak laki-laki. Pertumbuhan struktural anak perempuan berhenti pada usia rerata 17 tahun.7

2.4 Fisiologi dan Siklus Menstruasi

Pada wanita pasca pubertas memperlihatkan perubahan siklis yang berulang ulang didalam aksis hipotalmus hipofisiss ovarium yang menyebabkan pematangan dan pelepasan gamet dari ovarium dan persiapan uterus untuk menunjang kehamilan jika terjadi fertilisasik. Pada keadaan tidak terjadi konsepsi, setiap siklus berakhir dengan perdarahan menstruasi. Gonadotropin hipofisis, yaitu LH, dan FSH, menghubungkan hipotalamus dan ofarium dan memperantarai perubahan siklus ini. 7 Siklus mentrusi pada manusia paling mudah dimengerti jika dibagi dalam empat fase berdasarkan perubahan fungsional dan morfoligis didalan ovarium dan endometrium, menjadi : fase folikular, ovulatoir, luteal, dan menstruasi.7

1. Fase FolikularSecara konvensional fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya ovulasi. Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Pada siklus ovulatoir yang lebih atau kurang dari 28 hari adanya penyimpangan lamanya siklus tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan lamanya fase filikular. 7Selama fase ini, sekelompok folikel ovarium akan mulai matang, walaupun hanya satu yang akan menjadi folikel dominan, yang disebut sebagai folikel de graaf. Perkembangan folikel dari bentuk primordial atau bentuk istirahatnya dala ovarium dimulai selama beberapa hari sebelum dimulainya menstruasi pada siklus sebelumnya, walaupun seleksi terhadap folikel mana yang akan matang, dalam suatu siklus mungkin dapat terjadi beberapa bulan sebelum pembentukan morfologis. Setelah satu siklus berakhir, kematian dari korpus luteum yang telah deprogram menyebabkan penurunan sekresi hormone yang drastic. Penurunan total estradiol serum melepaskan inhibisi umpan balik negative pusat pada sekresi FSH. Penurunan progesterone dan inhibin A terlibat dalam derajat yang lebih rendah. Peningkatan sekresi FSH selama fase luteal akhir disertai oleh peningkatan frekuensi denyut sekresi LH.7Hari pertama perdarahan menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama fase folikular. Selama 4 5 hari pertama fase ini, perkembangan folikel ovarium awal ditandai oleh proliferasi dan aktivitas aromatase sel granulose yang diinduksi oleh FSH. Sel teka pada folikel yang berkembang menghasilkan precursor androgen. Precursor ini dikonversi menjadi estradiol dalam sel granulose yang berdekatan. Proses ini disebut sebagai hipotesis dua sel. kadar estradiol meningkat. Folikel folikel yang direkrut kini memiliki beberapa lapis sel granulose yang mengelilingi oositnya dan sedikit akumulasi cairan folikular. FSH menginduksi sintesis reseptor FSH tambahan pada sel granulose, yang memperbesar efeknya masing masing. FSH juga menstimulasi sintesis reseptor LH yang baru pada sel granulose, yang kemudian memulai respon LH.7 Pada hari ke 5-7 siklus menstruasi, sebuah folikel mendominasi folikel lain, dan akan menjadi matang dan berovulasi antara hari ke 13 dan 15. Folikel predominan memiliki indeks mitosis yang paling tinggi dari semua folikel yang ada, memiliki kapasitas yang optimal untuk restensi FSH pada cairan folikularnya, dan memiliki kemampuan sintesis estradiol dan inhibin B yang tinggi. Folikel yang tidak dominan memiliki rasio androgen : estrogen yang meningkat pada cairan folikularnya, menunjukkan induksi suboptimal pada aktifitas aromatase, dan akan mengalami atresia. Androgen tampaknya merupakan kunci terjadinya proses atresia, seperti sel granulose yang mengalami apoptisis jika diberikan androgen secara invitro.7Selama fase folikular tengah hingga akhir, kadar estradiol dan inhibin B yang terus meningkat dalam sirkulasi akan menekan sekresi FSH, sehingga mencegah pengambilan folikel yang baru. Peningkatan estradiol dalam sirkulasi yang sangat tinggi dan terus menerus menimbulkan efek yang tidak diharapkan pada kelenjar hipofisis: peningkatan eksponensial pada sekresi LH. Ovarium juga menunjukkan respon yang meningkat terhadap gonadotropin. akhirnya kadar estrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan endometrium yang melapisi uterus. Perubahan pada endometrium ini dapat dibedakan secara mikroskopis dan disebut sebagai fase proliferatif.72. Fase OvulatoirFase dalam siklus menstruasi ini ditandai oleh lonjakan sekresi LH hipofisis, yang memuncak saat dilepaskannya ovum yang matang melalui capsul Ovarium. 2 3 hari sebelum onset lonjakan LH, estradiol dan inhibin B bersirkulasi meningkat secara cepat dan bersamaan. Sintesis estradiol berada dalam keadaan maksimal dan tidak lagi bergantung pada FSH. Progesterone milai meningkat pada lonjakan LH menginduksi sintesis progesterone oleh sel granulose. 7Kunci dari ovulasi adalah efek efek umpan balik positif estrogen pada sekresi Lh pada pertengahan siklus.. bukti bahwa peningkatan estrogen ovarium merupakan pusat dari ovulasi didasarkan pada observasi bahwa lonjakan gonadotropin dapat terjadi ketika terdapat peningkatan yang terus menerus pada konsentrasi estradiol yang bersirkulasi pada percobaan dengan memberikan estrogen eksogen selama 2 3 hari. Efek peningkatan estrogen yang bersirkulasi lebih jauh lagi diperkuat dengan adanya progesterone ovarium. Lokasi kerja umpan balik positif estrogen pada siklus pertengahan terhadap sekresi Lh tampaknya terjadi didalam sel sel neuroendokrin hipotalamus dan gonadotropin hipofisis. Mekanisme yang pasti bagaimana estrogen menginduksi lonjakan LH pada pertengahan siklus belum diketahui, namun melibatkan modulasi neuronal dopaminergik dan endorfinergik generator denyut GnRH. Pada kenyataannya, pada petengahan siklus terdapat peningkatan sensitivitas gonadotropin hipofisis terhadap GnRH sebanyak 20 kali lipat. Lebih jauh lagi, generator denyut GnRH dap0at dihambat oleh opioid alami maupun sintesis, yang menunjukkan bahwa opioid memiliki peran dalam kendali saraf lonjakan LH pada pertengahan siklus. Sedikit peningkatan FSH yang terjadi secara simultan akibat lonjakan LH pada pertengahan siklus ini kemungkinan merupakan respon terhadap sinyal GnRH.7Ovulasi tampaknya membutuhkan LH. Mekanisme yang pasti mengenai efek ini belum diketahui,walaupun prostaglandin diperkirakan merupakan salah satu mediatornya. Untuk hal ini,LH telah diketahui menstimulasibiosintesis prostaglandin oleh sel ovarium dan inhibitor sintesis prostaglandin menghambat ovulasi pada binatang. Activator plasminogen juga terlibat. Activator plasminogen, yang merupakan suatu protease serin yang mengkonversi plasminogen menjadi enzim plasmin yang aktif secara proteolitik, diproduksi oleh sel ovarium sebagai respon terhadap FSH dan mungkin memperantarai efek lonjakan FSH pada pertengahan siklus saat ovulasi.73. Fase luteal Selama ovulasi, gambaran morfologis dan fungsional yang dominan pada ovarium adalah pembentukan dan pemeliharaan korpus luteum. Pada manusia, sel liteal membuat estrogen dan inhibin dalam jumlah besar. Sebenarnya, konsentrasi estrogen yang bersirkulasi selama fase luteal berada dalam keadaan praovulatior, dengan umpan balik positif. Akan tetapi cirri ciri fase luteal, konsentrasi progesterone dan 17 hidroksiprogesteron yang tinggi yang disekresi oleh korpus luteum. Progesterone pada kadar yang meningkat ini mencegah estrogen untuk menstimulasi lonjakan LH yang lain dari hipofisis. Selain itu, pada keadaan terdapatnya kombinasi antara tingginya konsentrasi estrogen dan progesterone, frekuensi denyut GnRH praovulatoir menurun, menyebabkan sekresi FSH dan LH hanya pada garis dasar. 7Lamanya fase luteal lebih konsisten daripada fase volikular, biasanya 14 +- 2 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum secara spontan mengalami regresi dan perkambangan folikel berlanjut ke siklus berikutnya. Hanya sedikit LH yang diperlukan untuk mempertahankan korpus luteum pada siklus yang normal. Namun demikian, setelah 14 hari, sekresi LH basalpun tidak lagi mampu menunjang fungsi endokrin kelnjar. Jika terjadi kehamilan, pemeliharaan korpus luteum dan produksi progesteronnya sangat penting untuk keberhasilan gesatasi awal. HcG yang disekresi oleh tropoblas gestasional dapat memelihara korpus luteum sampai tropoblas mengambil alih fungsi sekresi progesterone. Kadar progesterone yang tinggi juga menciptakan fase sekretorik didalam endometrium, yang diotandai oleh pematangan endometriun yang memungkinkan implantasi embrio. Pemicu yang pasti untuk kematian korpus luteum pada siklus yang tidak menghasilkan kehamilan belum diketahui. Fragmentasi DNA menandai cirri cirri apoptosis yang terdapat pada korpus luteum sejak fase luteal tengah sampai akhir. 7Peningkatan sekresi FSH menjelang akhir fase lateral bergantung pada penurunan kadar progesterone, estradiol, dan inhibin dalam sirkulasi yang masih berlangsung pemberian antagonis estrogen seperti klomifen sitrat pada fase luteal bermakna secara kjlini menyebabkan peningkatan kadar FSH dalam sirkulasi dan mengawali penambahan folikel. 74. Fase MenstruasiHari pertama menstruasi menandai permulaan siklus berikutnya. Sekelompok folikel yang baru telah direkrut dan akan berlanjut menjadi folikel yang matang, dan salah satunya, akan berovulasi. Fenomena yang disebut menstruasi sebagian besar merupakan peristiwa endometrial yang dipicu oleh dukungan progesterone terhadap korpus luteum pada siklus nonkonsepsi.7 Perubahan struktur yang mencolok terjadi didalam endometrium selama menstruasi, yang dikendalikan oleh mekanisme yang kompleks dan hanya sebagian telah dimengerti. Protease pemecah matriks dan lisosom yang dikendalikan secara hormonal tampaknya terlibat. Protease pemecah matrik merupakan bagian dari golongan enzim metaloiproteinase (MMP) yang substradnya mengandung kolagen dan matriks protein lainnya. Diantara golongan MMP, terdapat 7 anggota yang diekspresikan dengan pola spesifik sel dan pola spesifik siklus menstruasi. Selain itu, endotelin yang merupakan Vasokonstriktor poten, tampaknya memiliki aktivitas maksimal pada akhir fase luteal. Pada akhirnya, penurunan progesterone pra menstruasi berhubungan dengan penurunan aktifitas 15 hidroksiprostaglandin dehidrogenase. Hal ini menghasilkan peningkatan availabilitas prostaglanding PGF2a , suatu stimulator kontraktilitas miometrium yang poten. Homeostatis prostaglandin dan trumboksan menybabkan kontraksi miometrium dan vascular didalam uterus. Pengendalian kontraktilitas tersebut berpusat pada terjadinya iskemia endometrium, yang merupakan awal dari peluruhan endometrium dan penghentian pendarahan. 7

2.5 Nyeri Saat MenstruasiKeluhan yang paling sering terdengar adalah dysmenorrhea, masa haid yang sakit. Penyebabnya banyak sekali, dan dibagi menjadi dua bagian yang primer dan sekunder. Dan biasanya yang terjadi pada usia pubertas adalah jenis dismenore primer.12Gejala ini mulai timbul satu atau dua tahun sesudah periode menstruasi. Biasanya sehubungan dengan periode ovulasi yang teratur (berlawanan dengan mereka yang pelepasan telurnya tidak teratur. Pada umumnya dua tahun pertama tidak itu haid tidak teratur). Timbul rasa sakit di bagian bawah perut dan perasaan pegal linu. Kadang disertai rasa sakit yang sangat menyengat seperti keram yang hampir serupa sakitnya dengan kejang usus. Bisa juga disertai rasa mual, muntah, mudah tersinggung dan perut kembung. Dismenore dikaitkan dengan gejala gejala menjelang masa haid. 12Apa yang menyebabkannya belum diketahui secara pasti, tetapi rupanya ada kaitannya dengan kontraksi otot rahim. Bisa juga disebabkan oleh sekresi hormone yang berlebihan atau sekresi zat yang disebut prostaglandin yang dapat memperhebat kontraksi rahim. Prostaglandin adalah bahan kimia yang produksi oleh tubuh dalam jumlah besar pada masa sebelum menstruasi. Mereka yang ovulasinya teratur, keluaran haidnya mengandung 5 kali lebih tinggi kadar prostaglandinnya dibandingkan mereka yang ovulasinya tidak teratur. 12

BAB 3Penutup3.1 KesimpulanSetelah kita membahas mengenai alat reproduksi wanita beserta dengan perkembangan dan siklus yang dialaminya misalnya, menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. kita dapat mengetahui bahwa siklus menstruasi normal pada manusia terdiri dari 4 fase yang dapat dibagi menjadi fase Folikular, fase Ovulatoir, fase luteal , fase Menstruasi.Dan dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan perubahan kadar estrogen, pada permulaan siklus haid, dan meningkatnya FSH yang disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase luteal sebelumnya. Karena Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia tergantung pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar minimum LH yang terus-menerus. Jadi, hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan pesan-pesan berupa umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal.Dan rasa sakit yang kerap mengiringi fase menstruasi ini banyak penyebabnya, salah satunya adalah kontraksi otot rahim dan didukung lagi dengan kadar prostaglandin yang meningkat, yang mempunyai efek memperhebat kontraksi otot rahim, sehingga timbullah rasa nyeri. 3.2 Kritik dan Saran Apabila terdapat kritik dan saran silahkan menghubungi penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangatlah bermanfaat untuk kebaikan makalah makalah saya pada masa yang akan datang. Terima kasih.

Daftar Pustaka

1. Priastini S., Hartono B. Biologi kedokteran. Jakarta: Ukrida, 2010. h.13-52. Moore K, Agur A. Anatomis Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates, 2002. Hal 125-893. Junqueira LC, CarneiroJ. Basic histology text& atlas. 10thedition. USA: The Mcgraw-Hill Companies. 2003. h.444-60, 462-87.4. Fiore D. Sistem reproduksi wanita. Dalam: Atlas histology. Edisi 9. Jakarta : EGC, 2003. h. 302-215. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga Medical Series, 2004.h.44-576. Kasim YI. Buku ajar system urogenitalia. Edisi 2. Jakarta: FK UKRIDA, 2010. Hal 49637. Heffner LJ. Schust DJ. At a glance system reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga, 2006. h.34-5, 38-9.8. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Fisiologi alat alat reproduksi wanita. Dalam: Obstetri fisiologi, Bandung: FK Unpad, 2003. h.71-96 9. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 2004. h. 159-71.10. Syahrum MH. Kamaludin. Tjokronegoro A. Reproduksi dan embriologi : dari satu sel menjadi organisme. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002. h. 35-811. Jacob TZ. Endokrinologi reproduksi pada wanita. Dalam: Ilmu kandungan. Edisi 2 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2007; 44-102 12. Sheldon H. Cherry MD. Bimbingan ginekologi : kesehatan wanita. Bandung: Pionir Jaya, 2004. h. 55-7

2