Sistem Orofacial

11
Sistem Orofacial Sistem yang berhubungan dengan mulut serta wajah adalah pengertian dari sistem orofacial. Perkembangan orofacial dimulai dari perkembangan wajah, perkembangan labium oris superius, perkembangan palatum, perkembangan dan erupsi gigi geligi, cartilago rangka wajah, lingua dan pipi (Dixon, 1993). Organ-organ dalam Orofacial 1) Mata (neuro-ektoderm, ektoderm permukaan dan mesoderm) Mula-mula tampak adanya gelembung ke lateral dari bagian otak depan yang disebut gelembung optic (optic vesicle). Gelembung optic membentuk lapisan baru sehingga menjadi dua lapisan yang disebut mangkuk mata (optic cup). Gelembung optic tersebut akan berpisah dengan lapisan di dinding otak, tetapi masih dihubungkan oleh tangkai optic (optic stalk). lapisan ektoderm makin menebal, bundar dan padat yang disebut gelembung lensa (lens vesicle). Antara gelembung lensa dan mangkuk optic dihubungkan oleh khoroid mata. 2) Hidung Mula-mula tampak olfactory palacode yaitu penebalan ectoderm di daerah ventro-lateral kepala embrio.

description

Sistem Orofacial

Transcript of Sistem Orofacial

Sistem OrofacialSistem yang berhubungan dengan mulut serta wajah adalah pengertian dari sistem orofacial. Perkembangan orofacial dimulai dari perkembangan wajah, perkembangan labium oris superius, perkembangan palatum, perkembangan dan erupsi gigi geligi, cartilago rangka wajah, lingua dan pipi (Dixon, 1993).

Organ-organ dalam Orofacial1) Mata (neuro-ektoderm, ektoderm permukaan dan mesoderm) Mula-mula tampak adanya gelembung ke lateral dari bagian otak depan yang disebut gelembung optic (optic vesicle). Gelembung optic membentuk lapisan baru sehingga menjadi dua lapisan yang disebut mangkuk mata (optic cup). Gelembung optic tersebut akan berpisah dengan lapisan di dinding otak, tetapi masih dihubungkan oleh tangkai optic (optic stalk). lapisan ektoderm makin menebal, bundar dan padat yang disebut gelembung lensa (lens vesicle). Antara gelembung lensa dan mangkuk optic dihubungkan oleh khoroid mata. 2) Hidung Mula-mula tampak olfactory palacode yaitu penebalan ectoderm di daerah ventro-lateral kepala embrio. Placode berkembang menjadi lesung olfactory hidung (olfactory pit). Di sekitar lubang hidung tepinya terdapat tonjolan medial dan tonjolan lateral yang dekat dengan proc. maksila. jaringan di antara tonjolan medial sebelah kanan dan kiri disebut septum nasi. Tonjolan medial hidung bergabung dengan proc. maksila yang terletak di sebelah lateralnya, terbentuklah rongga hidung. Di sebelah dalam rongga hidung, mula-mula masih ada membran oro-nasal. Membrane ini pecah, dan terjadilah hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut 3) Telinga Secara anatomis, organ telinga dibedakan menjadi :1. Telinga dalam Penebalan ektoderm kepala di daerah samping setinggi otak belakang (sepasang) yang disebut otic placode. Selanjutnya placode tersebut berinvaginasi ke lapisan mesenkim di sebelah dalamnya. Placode yang tertanam di lapisan mesenkim ini disebut otosis. Otosis memanjang dan berdiferensiasi membentuk duktus endolimfatik dan kantung. 2. Telinga tengah Kantung faring I bagian dalam berkembang menjadi tuba eustachi. Bagian tengah dari kantung faring I akan menjadi rongga timpani. Rongga timpani kemudian berkembang menjadi telinga tengah. Lapisan entoderm yang melapisi rongga ini akan membungkus tulang-tulang (maleus, inkus, stapes), tendon, ligament dan saraf dari telinga tengah.3. Telinga luar Daun telinga, liang telinga luar, dan membran timpani adalah termasuk telinga luar. Closing membrane yang disusun oleh lapisan entoderm dan lapisan ectoderm akan menjadi membrane timpani. Liang telinga luar berasal dari epitel lekuk brancial (ectoderm). Daun telinga dibentuk dari proliferasi mesenchim dari lengkung branchial I dan II. 4) BibirBibir, beberapa otot yang membentuk bibir secara konvensional bisa dianggap sebagai sebuah unit fungsional tunggal, karena dengan cara inilah otot tersebut biasanya bekerja. Otot berperan pada perkembangan oklussal melalui ukuran bentuk dan fungsinya. Bentuk fungsi bibir dapat dibicarakan dalam 2 bidang yakni vertikal dan sagital ( Foster, 1997).5) Lidah Lidah, lidah yang berfungsi terutama hubungannya dengan bibir dan pipi, adalah gaya penuntun utama dalam erupsi gigi. Otot ekstrinsik dari lidah melekat pada bagian dalam mandibula, tulang hioid, palatum dan prosessus stiloideus. Oleh karena itulah, lidah terletak dalam lengkung rahang bawah dan mempengaruhi perkembangan gigi-gigi melaui ukurannya, postur istirahatnya dan fungsinya (Foster, 1997).OtotOrofacialTerdiri dari beberapa otot mulut dan wajah, yaitu :1. Otot Spincter BibirOtot spincter bibir adalah orbicularis oris yang membentuk sebagian jaringan pada bibir. Memeliki koneksi yang luas terhadap muskulus-mulkulus yang terdapat dalam rongga mulut.2. Origo dan InsersioSerat-serat berjalan melingkari orificium oris didalam substansi bibir. Beberapa serat berawal ditengah garis maxilla dan berjalan serong ke membran mukosa permukaan dalam bibir. Umumnya serat-serat ini berasal dari muskulus buccinator.3. Otor Dilator BibirTerdiri dari :a. Muskulus labii superiorb. Muskulus zygomaticus mayor dan minorc. Muskulus levator anguli orisd. Muskulus risoriuse. Muskulus depressor anguli orisf. Muskulus depressor labii inferiorg. Muskulus mentalis4. Otot PenguyahTermasuk otot pengunyah adalah masseter, temporalis, pterygoideus lateralis dan medialis.a. Muskulus Masseter Masseter adalah salah satu otot yang paling kuat dilihat dari ukurannya pada tubuh. Terdapat pada bagian lateral arcus zigomaticus dan memasuki angulus mandibula. Fungsi muskulus masseter adalah mengangkat mandibula untuk merapatkan bibir waktu mengunyah.b. Muskulus Temporalis Fungsi muskulus temporalis adalah mengangkat mandibula dan mengembalikan posisi mendibulac. Muskulus pterygoideus lateralisFungsi muskulus pterygoideus lateralis adalah menarik collum mandibula ke arah depan. d. Muskulus pterygoideus medialisFungsi muskulus pterygoideus medialis adalah mengangkat mandibula. Faktor yang Mempengaruhi dalam Orofacial0. HerediterSudah lama diketahui bahwa faktor heriditer sebagai penyebab maloklusi. Kerusakan genetik mungkin akan tampak setelah lahir atau mungkin baru tampak beberapa tahun setelah lahir. Peran heriditer pada pertumbuhan kraniofasial dan sebagai penyebab deformitas dentofasial sudah banyak dipelajari, tetapi belum banyak diketahuai bagian dari gen yang mana berperan dalam pemasakan muskulatur orofasial.0. LingkunganPengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi terus menerus selama individu masih bertumbuh dan berkembang. Ada beberapa pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial :a) Trauma Trauma prenatala. Hipoplasia mandibula dapat disebabkan oleh tekanan intrauterin atau trauma selama kelahiran.b. Vogelgesicht pertumbuhan mandibula terhambat berhubungan dengan ankilosis persendian temporomandibularis, mungkindisebabkan karena cacat perkembangan oleh trauma.c. Asimetri. Lutut atau kaki dapat menekan muka sehingga menyebabkan asimetri pertumbuhan muka dan menghambat pertumbuhan mandibula.d. Trauma postnatala) Fraktur rahang atau gigib) Trauma pada persendian temporomandibularis menyebabkan fungsi dan pertumbuhan yang tidak seimbang sehingga terjadiasimetri dan disfungsi persendian.b) Agen Fisik1) Ekstraksi prematur gigi susuBila gigi susu hilang sebelum gigi permanen pengganti mulai erupsi (mahkota terbentuk sempurna dan akar mulai terbentuk), tulang akanterbentuk diatas gigi permanen, menyebabkan erupsi terlambat,terlambatnya erupsi akan menyebabkan gigi ya ng lain bergeser ke arahruang yang kosong. 2) Jenis makananPada masyarakat primitif, diet yang berserat merangsang otot mastikasi bekerja keras, menambah beban fungsi pada gigi. Diet semacam ini mencegah karies, mempertahankan lebar lengkung gigi tetapi menyebabkan atrisi pada gigi. Pada masyarakat modern, diet berubah menjadi lunak dan kurang berserat, menyebabkan beberapa maloklusi dan kariogenik. Berkurang fungsi penguyahan dan menyebabkan kontraksi lengkung gigi, tidak terjadi atrisi, tidak terjadi penyesuaian oklusal seperti yang terjadi pada perkembangan normal. 3) Kebiasaan BurukBeberapa kebiasaan merangsang pertumbuhan rahang secara normal misalnya gerakan bibir dan penguyahan yang fisiologis. Kebiasaan abnormal mempengaruhi pola pertumbuhan fasial yang akan mempengaruhi fungsi orofasial yang mempunyai pengaruh penting pada pertumbuhan kraniofasial dan fisiologi oklusal. Kebiasaan buruk dan kebiasaan otot menghambat pertumbuhan tulang, malposisi gigi, hambatan pernapasan, gangguan bicara, keseimbangan otot fasial dan problem psikologis.a. Mengisap jempol dan mengisap jariBila kebiasaan ini sudah tampak pada minggu pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh problem makan. Bila kebiasaan ini dilakukan pada anak usia yang lebih lanjut biasanya disebabkan oleh problem psiko logis. Arah dan kekuatan pada gigi-gigi selama mengisap jempol menyebabkan incisivus atas tertekan ke labial, incisivus bawah tertekan ke lingual, otot-otot pipi menekan lengkung gigi didaerah lateral ke arah lingual. b. Menjulurkan lidahAda 2 tipe :1. Simple tongue thrust swallowBiasanya berhubungan dengan kebiasaan mengisap jari.1. Complex tongue thrust swallowBiasanya disebabkan oleh karena gangguan nasorespiratori kronis, bernapas lewat mulut, tosilitis atau pharingitis.Pada penelanan normal, gigi dalam kontak, bibir menutup, punggung lidah terangkat menyentuh langit-langit. Pada penelanan abnormal yang disebabkan pembengkaan tonsil atau adenoid, lidah tertarik dan menyentuh tonsil yang bengkak, akan menutup jalan udara, mandibula turun, lidah menjulur ke depan menjauhi pharynk, dengan mandibula turun bibir harus berusaha menutup untuk menjaga lidah dalam rongga mulut dan menjaga efek penelanan dapat rapat sempurna.Diastemata dan open bite anterior merupakan akibat dari kebiasaan menjulurkan lidah.c. Mengisap dan menggigit bibirMengisap bibir dapat sendiri atau bersamaan dengan mengisap ibu jari.Dapat dilakukan pada bibir atas atau pada bibir bawah.Bila dilakukan dengan bibir bawah maka maloklusi yang ditimbulkanadalah labioversi gigi depan atas, open bite, lunguoversi gigi depan rahang bawahd. PostureSikap tubuh mempengaruhi posisi mandibula. Seseorang dengan sikap kepala mendongak, dagu akan menempati posisi ke depan, pada sikap kepala menunduk maka pertumbuhan mandibula bisa terhambat.e. Mengigit kuku (Menyebabkan malposisi gigi).f. Kebiasaaan buruk yang lainKebiasaan menggendong bayi hanya pada satu sisi menyebabkan kepala dan muka menjadi asimetri. Kebiasaan atau posisi tidur, dengan bantal atau dengan lengan, bertopang dagu.Kebiasaan mengigit pensil dan lain-lain.2.1.8 Saraf pada Orofasial Saraf pada orofasial terdiri dari : 1. Saraf Trigeminus Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi dan meninges (Lapisan otak). Saraf Trigeminus memiliki tiga divisi :a. Cabang oftalmik (mata) b. Cabang maksilar (rahang atas) c. Cabang mandibular (rahang bawah) Selanjutnya diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula terdapat juga serabut saraf motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam mengunyah.Saraf Trigeminus merupakan saraf campuran dimana sebagian besar merupakan serat saraf sensoris wajah, dan sebagian yang lain merupakan serat saraf motoris dari otot mastikasi (M Baehr and M Frotscher, 2005). 2. Saraf Fasialis Saraf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam mengatur ekspresi dan indra perasa di kulit wajah manusia. Saraf fasialis memiliki 2 komponen utama. Komponen yang lebih besar merupakan murni saraf motorik dan berperan dalam persarafan otot ekspresi wajah. Disamping itu saraf fasialis juga berfungsi sebagai: Penyalur sensasi dari bagian anterior lidah dan rongga mulut. Melalui persarafan parasimpatis saraf facialis, kelenjar saliva,lakrimal, hidung dan kelenjar palatina bisa menghasilkan sekret 3. Saraf Glossofaringeus Adalah saraf kranial ke-9. Fungsi utama dari saraf glosofaringeal adalah suplai persarafan sensoris dari orofaring dan bagian posterior (belakang) dari lidah. Selain itu saraf.Glosofaringeal juga memiliki fungsi motorik terhadap otot stilofaringeus, fungsi otonom parasimpatis pada kelenjar parotis, serta fungsi sensoris dari sinus karotis, badan karotis, dan terkadang kulit dari meatus acusticus externus dan membran timpani 4. Saraf Vagus Saraf vagus adalah saraf kranialis ke-10 yang sebagian besar serat sarafnya merupakan saraf parasimpatis. Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus auditori eksternal dan membran timpani. 5. Saraf Hipoglosus Adalah saraf yang berperan dalam memberikan persarafan pada otot-otot lidah. Gerakan lidah memiliki berbagai macam peranan mulai dari untuk mengunyah, menelan, dan bahkan berbicara.