SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA...

12
294 PENDAHULUAN Sumbangan sub sektorpeternakanterhadap PDBNasionalmeningkatsetiaptahunantara tahun 1996-2005, yaitudari 1,72% menjadi 1,94%. BegitujugaterhadapPDBpertanian dari 11,15% menjadi 12,71% sehinggalaju pertumbuhan sub sektorpeternakansampai tahun 2005 adalah 5,00 (Drr JENNAK, 2005) . Populasiternakselama 5 tahunterakhir (2001-2005)yang menunjukkan kenaikan adalahsapiperah,kerbau,kambing,domba, babi,ayamburas,ayamraspetelur,ayamras pedagingdanitikmasing-masingsebesar 7,78 ; 4,07 ;5,76;12 ;16,73;6,96;40,19;38,98 dan 6,88% . Sedangkan populasi ternak yang menurun adalah sapipedagingdan kuda LokakaryaNasionalPengembanganJejaringLitkajiSistemIntegrasiTanaman - Ternak SISTEMINTEGRASITANAMAN-TERNAK DI BEBERAPA AGROEKOSISTEMDALAMMENUNJANG SWASEMBADA DAGINGSAPI UKAKUSNADI,SUMANTO dan E . JUARINI BalaiPenelitianTernak, POBox221, Bogor 16002 ABSTRAK Dalamsepuluhtahunterakhir sub sektorpeternakandalampengembangannyatelahmenunjukkanhasil- hasil yang nyataterhadappembangunannasionalterutamakontribusinyaterhadapprodukdomestikbruto . Konsumsidagingmeningkat 7,6%, konsumsitelurmeningkat 5,22,,o dankonsumsisusumeningkat 0,92%. Namunpeningkataninitidakdiimbangidenganpeningkatanproduksiterutamadagingsapi yang populasinya bahkanmenurunsampai 4,1%per tahun .Berdasarkanpotensipasardomestikditinjaudarikesenjangantntara konsumsidanproduksidalamnegerisertajumlahdagingimpor yang signifikanbesarnya,makausahaernak penghasildagingkhususnyadagingsapimemberipeluang yang besaruntukdikembangkan .Sumbtrdaya alamberupalahankeringberiklimbasahdankering,lahansawah,lahanpasangsurut,lahanperkebunondan lahanlainnya yang belum optimal dimanfaatkanmerupakansumberdayapakanpotensialuntuk pengembangansapipotongdi Indonesia . Inovasiteknologisistemintegrasitanaman-ternak(SITT)dalam sistemusahapertaniandiberbagaiagroekosistem yang telahdihasilkanBadanLitbangPertaniante-bukti dapatmeningkatkanefisiensiusahatani,karenafungsidanperanternakdalampenyediaandaging,tenaga kerja,pupuk, gas bio,pemanfaatanlimbahdansekaligusdapatmeningkatkankeuntungan menu )akan teknologi yangideal dalamusahapengembangansapipotong .Usahapeternakansapipotongdiarahkanuntuk memenuhikebutuhandagingsapidomestik,melaluipercepatanpeningkatanproduksiuntukmengurangi ketergantunganimpordanpencapaianswasembadadagingsapitahun 2010, dengan target memb(-rikan kontribusiterhadap total pendapatan US$1 .500(60%) dengan target antarapenghasilpupukdan gas bio . Untukmewujudkanswasembadadagingsapitahun 2010 diperlukanlangkahstrategikebijakandan program aksidalampenelitiandanpengembangansapipotongterutamadalamaspekpeningkatanproduklivitas usahataniteknisbudidaya,polausaha,kebijakanpengaturan,penyediaansaranadanprasaranaserta dukungankebijakaninvestasi .Untukpencapaianswasembadadagingsapi,berimplikasiterhadappenyediaan anggaranterutamauntuk 1)penelitian danpengembangan, 2) peningkatankualitassumberdayamlnusia penyediaansaranadanprasarana, 3) pengaturanteknisdanadministrasi, 4) promosidaninformasi . Katakunci :Sistemintegrasitanaman-ternak,agroekosistem,swasembadadagingsapi masing-masingmenunjukkanangka-4,1 °/ dan -3,79%. Dalamperiode yang sama,produksidaging telahnaikrata-rata 9,2%per tahun,telurnaik 93%per tahundansusunaik 6,19%per tahun . Dalam pada itu telah terjadi perge : ;eran produksidaging,dimanasumbangand& .ging sapimenurundari 23,52 menjadi 21,95%, dagingkerbaumenurundari 3,18 menjadi 1,93% ; sedangdagingkambingdandomba meningkatproporsinya 5,42 menjadi 5 .93% dandagingunggasproporsinyameningkat secarasignifikandari 56,58 menjadi 60,73%. Pergeseran •i ninampakterpengaruholehkarena penurunan/lambatnyakenaikanpopulasiternak besar(sapidankerbau)disatupihakdan peningkatanpopulasiternakkecil(kambingdan domba)danunggasdi lain pihak .Produksitelur

Transcript of SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA...

Page 1: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

294

PENDAHULUAN

Sumbangan sub sektor peternakan terhadapPDB Nasional meningkat setiap tahun antaratahun 1996-2005, yaitu dari 1,72% menjadi1,94%. Begitu juga terhadap PDB pertaniandari 11,15% menjadi 12,71% sehingga lajupertumbuhan sub sektor peternakan sampaitahun 2005 adalah 5,00 (Drr JEN NAK, 2005) .

Populasi ternak selama 5 tahun terakhir(2001-2005) yang menunjukkan kenaikanadalah sapi perah, kerbau, kambing, domba,babi, ayam buras, ayam ras petelur, ayam raspedaging dan itik masing-masing sebesar 7,78 ;4,07; 5,76; 12; 16,73 ; 6,96; 40,19 ; 38,98 dan6,88% . Sedangkan populasi ternak yangmenurun adalah sapi pedaging dan kuda

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK DI BEBERAPAAGROEKOSISTEM DALAM MENUNJANG SWA SEMBADA

DAGING SAPI

UKA KUSNADI, SUMANTO dan E . JUARINI

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

ABSTRAK

Dalam sepuluh tahun terakhir sub sektor peternakan dalam pengembangannya telah menunjukkan hasil-hasil yang nyata terhadap pembangunan nasional terutama kontribusinya terhadap produk domestik bruto .Konsumsi daging meningkat 7,6%, konsumsi telur meningkat 5,22,,o dan konsumsi susu meningkat 0,92%.Namun peningkatan ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi terutama daging sapi yang populasinyabahkan menurun sampai 4,1% per tahun . Berdasarkan potensi pasar domestik ditinjau dari kesenjangan tntarakonsumsi dan produksi dalam negeri serta jumlah daging impor yang signifikan besarnya, maka usaha ernakpenghasil daging khususnya daging sapi memberi peluang yang besar untuk dikembangkan . Sumbtrdayaalam berupa lahan kering beriklim basah dan kering, lahan sawah, lahan pasang surut, lahan perkebunon danlahan lainnya yang belum optimal dimanfaatkan merupakan sumberdaya pakan potensial untukpengembangan sapi potong di Indonesia . Inovasi teknologi sistem integrasi tanaman-ternak (SITT) dalamsistem usaha pertanian di berbagai agroekosistem yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian te-buktidapat meningkatkan efisiensi usahatani, karena fungsi dan peran ternak dalam penyediaan daging, tenagakerja, pupuk, gas bio, pemanfaatan limbah dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan menu )akanteknologi yang ideal dalam usaha pengembangan sapi potong . Usaha peternakan sapi potong diarahkan untukmemenuhi kebutuhan daging sapi domestik, melalui percepatan peningkatan produksi untuk mengurangiketergantungan impor dan pencapaian swasembada daging sapi tahun 2010, dengan target memb(-rikankontribusi terhadap total pendapatan US$ 1 .500 (60%) dengan target antara penghasil pupuk dan gas bio .Untuk mewujudkan swasembada daging sapi tahun 2010 diperlukan langkah strategi kebijakan dan programaksi dalam penelitian dan pengembangan sapi potong terutama dalam aspek peningkatan produklivitasusahatani teknis budidaya, pola usaha, kebijakan pengaturan, penyediaan sarana dan prasarana sertadukungan kebijakan investasi . Untuk pencapaian swasembada daging sapi, berimplikasi terhadap penyediaananggaran terutama untuk 1) penelitian dan pengembangan, 2) peningkatan kualitas sumberdaya mlnusiapenyediaan sarana dan prasarana, 3) pengaturan teknis dan administrasi, 4) promosi dan informasi .

Kata kunci : Sistem integrasi tanaman-ternak, agroekosistem, swasembada daging sapi

masing-masing menunjukkan angka-4,1 °/ dan-3,79%.

Dalam periode yang sama, produksi dagingtelah naik rata-rata 9,2% per tahun, telur naik93% per tahun dan susu naik 6,19% per tahun .Dalam pada itu telah terjadi perge : ;eranproduksi daging, dimana sumbangan d& .gingsapi menurun dari 23,52 menjadi 21,95%,daging kerbau menurun dari 3,18 menjadi1,93% ; sedang daging kambing dan dombameningkat proporsinya 5,42 menjadi 5.93%dan daging unggas proporsinya meningkatsecara signifikan dari 56,58 menjadi 60,73%.Pergeseran •ini nampak terpengaruh oleh karenapenurunan/lambatnya kenaikan populasi ternakbesar (sapi dan kerbau) di satu pihak danpeningkatan populasi ternak kecil (kambing dandomba) dan unggas di lain pihak. Produksi telur

Page 2: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

juga mengalami pergeseran, sumbangan telurayarn kampung menurun dari 17,75 menjadi15,7° ;% dan juga telur itik menurun dari 18,4menjadi 15,69%. Sedang telur ayam rasmeningkat proporsinya dari 64,22 menjadi68,50% . Produksi susu selama lima tahunterakhir ini menunjukkan angka yang menurundari 479.947 ton menjadi 341,986 ton (-5,75%per .ahun) .Secara nasional konsumsi dagingmeningkat dari 5,15 kg/kapita per tahunmenjadi 7,11 kg/kapita/tahun (7,6%), konsumsitelur meningkat dari 3,48 kg/kapita/tahunmenjadi 4,71 kg/kapita/tahun (5,22%) dankonsumsi susu meningkat dari 6,50 kg/kapita/tahuii menjadi 6,8 kg /kapita/tahun (0,92%) .

k_eragaan perkembangan produk-produkpeternakan seperti daging, telur dan susumenunjukkan bahwa sampai dengan tahun1997 (sebelum krisis moneter), permintaandaging sebagian besar masih dapat dipenuhioleh produksi dalam negeri sehingga volumeimpcr tidak begitu besar yaitu rata-rata hanya8.000 ton/tahun. Tetapi mulai tahun 1998 lajuimpcr daging terus meningkat bahkan padatahun 2000 telah mencapai 72.295 ton . Namunpada tahun-tahun berikutnya mulai menurunsehir gga pada tahun 2004 mencapai angkaimpcr daging sebesar 50.250 ton . Sejalandengan itu volume impor sapi bakalan untukpenggemukan semakin meningkat, sejalandengan peningkatan permintaan dan didukungoleh adanya kebijaksanaan impor sapi bakalanyang dimulai sejak tahun 1991 . Pada saat itudiim,or sapi bakalan sekitar 12.500 ekordengan kenaikan rata-rata sekitar 98,5% pertahun. Pada tahun 1996 sebelum krisis monetervolume impor tersebut telah mencapai 367.000ekor. Sedangkan perkembangan selama tahun2000 sampai dengan 2003 terjadi penurunandari 267,7 ribu ekor menjadi 208 ribu ekor(7,3--% per tahun). Namun pada tahun 2004terjadi kenaikan impor menjadi sebesar235 .300 ekor .

Dengan perkiraan laju pertumbuhanekonomi 6,3% dan laju pertumbuhan penduduk1,45% per tahun dalam lima tahun ke depan,maka konsumsi daging akan meningkat denganlaju 5,8%, untuk telur 6,2% dan susu 7-8% pertahun. Dengan memperhatikan preferen'sikonsomen nampaknya laju permintaan dagingsapi/kerbau dan ayam setingkat lebih tinggidari laju permintaan terhadap daging kambing/

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

domba dan babi, sedang pada telur nampaknyatelur ayam ras lebih tinggi lajunya .

Dengan ketersediaan sumberdaya alam dangenetik yang dimiliki Indonesia, sebenarnyamelalui inovasi dan rekayasa teknologi dibidang peternakan dapat diciptakan berbagaiproduk unggulan dengan muatan iptek yangakan memiliki keunggulan komparatif dankompetitif karena sifatnya yang lokal spesifik.Dilengkapi dengan penyempurnaan sistemusahatani ternak, teknik budidaya danpengendalian penyakit serta perbaikan efisiensiusa. Dalam kaitan inilah penulis inginmenyampaikan inovasi teknologi peternakandalam sistem integrasi tanaman-ternak (SITT)di beberapa agroekosistem dengan harapandapat dijadikan acuan bagi pembuat kebijakanterutama dalam menunjang swasembadadaging sapi .

POTENSI DAN PERMASALAHANPENGEMBANGAN TERNAK

Potensi pasar

Pada tahun 2004 Indonesia pernahmengimpor sapi potong sebanyak 235 .800 ekordan daging sapi sebanyak 50.250 ton ekivalen125.625 ekor sapi, apabila jumlah inisepenuhnya akan disuplai dari dalam negeri,maka sedikitnya diperlukan tambahan sapiinduk 500 ribu ekor, yang akan berakibat padatotal populasi bertambah 1-2 juta ekor.Sementara itu bila dalam 5 tahun mendatangrata-rata konsumsi daging meningkat danmencapai 8,9 kg/kapita/tahun, diperlukantambahan populasi (induk, sapihan danbakalan) sekitar 2-3 juta ekor. Gambaran inimenunjukkan bahwa prospek industripeternakan khususnya ruminansia (sapi,kerbau, domba, kambing) di Indonesia cukupmenjanjikan. Bila dalam 5 tahun mendatangkebijakan diarahkan untuk melakukansubstitusi impor secara selektif, makasedikitnya diperlukan ketersediaan lahan danatau pakan untuk memenuhi penyediaan pakanakibat penambahan populasi sebesar 3-5 jutaekor .

295

Page 3: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

Potensi sumber daya alam

Sampai saat ini masih banyak lahan sawah,lahan kering (tegalan) diberbagai agro-ekosistem yang belum di optimalkanpemanfaatannya untuk pengembangan ternak .Diantaranya tidak kurang dari 150 juta halahan kering dataran tinggi, khususnya dibagian hulu daerah aliran sungai (DAS) diJawa, Sumatera, Kalimantan, Papua danSulawesi . Lahan kering dataran rendahkhususnya di daerah transmigrasi Sumateradan Kalimantan seluas 125 juta ha belumdimanfaatkan secara optimal, termasuk diPulau Jawa seluas 15 juta ha. Bahkan saat inimasih tersedia lahan kering kawasanperkebunan yang relatif kurang ternak seluaslebih dari 15 juta ha (FAGI et al., 1988 danDWIYANTO et al., 2004) .

Lahan rawa pasang surut seluas 24,8 juta hadi Sumatera, Kalimantan dan Papua barusebagian kecil dimanfaatkan untuk lahanpertanian tanaman pangan, sangat potensialuntuk pengembangan ternak. Disamping itulahan sawah dan tegalan yang belum optimaldimanfaatkan lebih dari 10 juta ha, serta lahanlainnya yang belum dimanfaatkan secaraoptimal I juta ha di Pulau Jawa dan 5 juta ha diSumatera, Kalimantan dan Sulawesi (ANANTOet al., 1998) . Iklim di Indonesia, khususnyadidaerah-daerah tersebut, curah hujan,temperatur dan kelembaban udara, masih dapatditolerir oleh hampir semua jenis ternak kecualisapi perah .

Sementara itu usahatani di Indonesia hanyamenguasai 0,98 ha. Di Jawa lebih rendah lagiyaitu 0,34 ha dan di luar Jawa lebih baik yaitu1,25 ha. Lahan tersebut terdiri dari lahan sawahdan lahan kering. Dari lahan kering petanipeternak hanya memiliki fasilitas padangrumput 0,94% untuk rata-rata Indonesia, diJawa lebih kecil lagi yaitu hanya 0,42% sedangdi luar Jawa 1,17% . Kalau fasilitas padangrumput dan lahan kering yang sementara tidakdigunakan dianggap fasilitas untuk peternakan,maka rata-rata usahatani di Indonesia hanyamampu memelihara 0,5 satuan ternak pertahun, untuk Jawa hanya 0,06 satuan ternakdan untuk luar Jawa 1,2 satuan ternak dimanasatu satuan ternak membutuhkan 14 tonhijauan segar per tahun, (HAD! dan ILHAM,2002) .

296

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

Modal merupakan faktor pembatas 1,edua .Kondisi saat ini tingkat pemeliharaan usahatani ternak relatif kecil yaitu sapi 1-2 ekor,kambing domba 3-5 ekor dan unggas 5-20ekor. Pendapatan kotor peternak masih belumcukup untuk memenuhi kebutuhan hiduppetani dan keluarganya. Oleh karena itu ternakmerupakan tambahan pendapatan yangmenopang kebutuhan keluarga tani khususnyadi pedesaan . Kondisi ini harus segera diubahmenjadi usaha pokok yang dapatmensejahterakan petani dan keluarganya.

Setelah tanah dan modal, tekrologipeternakan merupakan faktor pembatas ketiga .Produktivitas ternak dan hijauan makananternak masih rendah . Kenaikan berat badanpada sapi potong misalnya, hanya 0,2-0,3 kgper hari, maka dengan daya dukung lahan satuekor per hektar akan menghasilkan dagingsebanyak 73-109,5 kg per hektar per tahun .Disamping itu angka-angka efi,iensireproduksi pada ternak ruminansia inasihrendah, seperti umur beranak pertama, jarakberanak, angka kematian yang tinggi pada anakdan induk menyebabkan laju pertambahanpopulasi menjadi lamban .

Melihat kenyataan-kenyataan di atas makasepantasnya kalau lahan-lahan kosong (lahantidur) dan lahan yang belum optimaldimanfaatkan untuk pengembangan ternak,seperti lahan kering di DAS bagian hulu, lahansawah, lahan pasang surut, lahan marjinal danlahan perkebunan sebagai salah satu alternatifmedia sistem usaha pertanian yang melibatkanusaha tani ternak secara terpadu .

Penelitian sistem usaha pertanian terpaduyang dijabarkan dalam bentuk sistem integrasitanaman-ternak (SITT) dengan berbagai poladan bentuk telah dirintis oleh Badan Li .bangPertanian sejak tahun 1980 melalui proyek-proyek dan program antara lain : (1) PenelitianPenyelamatan Hutan Tanah dan Air . (2) CropLivestock System Research . (3) SUT sapi danpadi . (4) Pertanian lahan pasang surut danrawa . (5) Proyek pengembangan pertanianrawa terpadu . (6) Pengembangan sistem usahapertanian lahan pasang surut Sumatera Seiatan .(7) Peningkatan pendapatan petani rriskinmelalui inovasi . (8) Sistem integrasi kelapasawit dan sapi (SISKA) di daerah perkebunandan kegiatan-kegiatan lainnya.

Page 4: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

Dalam kegiatan litbang di atas, dilakukanpenelitian dan pengembangan yang berbasissumberdaya dan komunitas yang merupakanparadigma baru pada saat itu. Paradigma diatas dikembangkan sebagai perluasan cakupanpenelitian dari basis komoditas yang kentaldengan nuansa egosubsektor . Dengan meng-integrasikan tanaman dan ternak dalam suatusistem usahatani terpadu, maka petani dapatmemperluas dan memperkuat sumberpendapatan usahataninya sekaligus menekanresiko kegagalan dalam usahanya.

Dari kegiatan penelitian dan pengembanganterse :)ut telah banyak inovasi teknologi yangdiha,,ilkan yang dapat dikembangkan lebihlanjut. Dalam makalah ini disampaikan hasil-hasil inovasi teknologi yang penulis kerjakandan hasilkan dengan manfaat dan dampaknya .

SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK DI BEBERAPAAGROEKOSISTEM

Sistem integrasi tanaman-ternak (SITT)dalari sistem usaha pertanian di suatu wilayahmerupakan ilmu rancang bangun dan rekayasasuml erdaya pertanian yang tuntas . SITT padadasarnya tidak terlepas dari kaidah-kaidah ilmuusahatani yang berkembang lebih lanjut . Ilmuusahatani itu sendiri merupakan suatu prosesproduksi biologis yang memanfaatkansumberdaya alam, sumberdaya manusia, modaldan manajemen yang jumlahnya terbatas .Karena sumberdaya tersebut jumlahnyaterbatas maka, SITT dalam proses produksiperta iian penerapannya tidak terlepas dariprins p dan teori ekonomi .

Berikut ini hasil-hasil penelitian danpengembangan yang diperoleh dalam upayameningkatkan pendapatan petani melaluisisteri integrasi tanaman ternak dalam sistemusah, pertanian di beberapa agroekosistem .

Daerah lahan kering dataran tinggi

DAS bagian hulu merupakan arealpertanian lahan kering dataran tinggi yangluasnya di Indonesia lebih dari 150 juta ha(DEP.\RTEMEN PERTANIAN, 1987) . Masalahutama di daerah ini adalah erosi dan kesuburantanah yang rendah sehingga produktivitastanaman dan ternak menjadi rendah, yang pada

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

akhirnya pendapatan petani menjadi rendahpula . Hasil survei pendasaran tingkatpendapatan petani di DAS Citanduy, DASJratunseluna dan DAS Brantas masing-masinghanya Rp . 43 .500 per bulan, Rp . 28.000 perbulan dan Rp . 34.200 per bulan (setara dengan36,2; 23,3 dan 28,5 kg beras) (FAG! et al,1988) . Dari pendapatan tersebut kontribusi darihasil ternak berkisar antara 10-15%(KNIPSCHEER dan KUSNADI, 1983, LEVINE danMULYADI, 1986, LEVINE et al., 1998) .

Saat ini telah dirancang pola usahatanikonservasi yang dapat meningkatkanpendapatan petani, serta menjamin konservasitanah dan air . Komoditas tanaman maupunternak yang diusahakan didasarkan kepada:kemiringan lahan, kedalaman tanah,erodibilitas, persepsi petani dan permintaanpasar (KUSNADI dan PRAWIRADIPUTRA, 1989) .

Hasil kegiatan tersebut menunjukkanbahwa kapasitas lahan teras bangku mampuuntuk mendukung 11-12 ekor domba atau 2ekor sapi per hektar dengan rata-rata kenaikanberat badan 150 gram/ekor/hari pada dombaatau 0,45 kg/ekor/hari pada sapi (KUSNADI danPRAWIRADIPUTRA, 1989), padahal pada tingkatpetani hanya mampu 50 gram/ekor/hari padadomba (PRASETYO et al., 1988) dan 0,3 kg/ekor/hari pada sapi .

Tingkat kesuburan ternak domba dan sapimenunjukkan angka kelahiran yang cukup baikyaitu mencapai 1,35-1,84 ekor per tahun,bahkan di DAS Citanduy dapat mencapai213% . Angka kelahiran ini lebih tinggidaripada angka kelahiran rata-rata untukdomba yang dipelihara di pedesaan padaumunya yang hanya mencapai 1,25 ekor pertahun (CHANIAGO et al, 1984) . Dengan 11-12ekor domba atau 2 ekor sapi per hektar dapatmenyumbang kebutuhan pupuk kandang dalamsetahunnya hanya sebanyak 36%(PRAWIRADIPUTRA et al., 1986). Walaupundemikian, pemeliharaan sapi dan domba didaerah aliran sungai dapat menolong petaniuntuk memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah(KUSNADI et al., 1989a) .

Di samping memberikan kontribusi pupukkandang dalam sistem usahatani konservasiternak domba atau sapi dapat memberikansumbangan pendapatan yang cukup tinggi,yaitu 47% dari total pendapatan petani denganpemilikan lahan 0,7-1,2 ha dan 16 ekor ternakdomba atau 2 ekor sapi (KUSNAD! et al., 1989) .

29 7

Page 5: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

Dengan mengintroduksi tanaman pakan kedalam sistem usahatani konservasi pada lahanmiring dapat mengurangi laju erosi tanahsampai 0,8 ton/ha/tahun (SEMBIRING et a!.,1990) . Sistem usahatani konservasi tersebutkini telah banyak dilakukan oleh petani-petanikhususnya di daerah perbukitan di Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur . Hal inimerupakan dampak positip dari SITT di DASbagian hulu .

Daerah lahan kering dataran rendah

Daerah transmigrasi Batumarta, SumateraSelatan mewakili kategori agroekosistem lahankering beriklim basah yang luasnya 48,3 jutaha di Indonesia (ATMADILAGA, 1992,SANTOSO, 2003, HIDAYAT et a!., 2000 ;KURNIA et a!., 2000) . Masalah yang dihadapidi daerah ini adalah tingkat kesuburan tanahyang rendah, jumlah tenaga kerja dan danayang kurang memadai . Untuk mengatasimasalah tersebut telah dirancang polausahatani "tanaman/ternak" sebagai modelusahatani "introduksi", dengan tujuan untukmenghasilkan teknologi yang dapatmeningkatkan pendapatan petani denganmemanfaatkan fasilitas yang dimiliki petanitransmigran .

Dengan pola usahatani tanaman/ternak ini,petani mampu mengolah lahan 1,5-2 ha, yangbiasanya hanya mampu 0,7 ha. Di samping itupendapatan petani meningkat hampir 2 kalilipat. Bahkan peranan ternak dalam kontribusiterhadap pendapatan menggeser tanamanpangan menjadi urutan kedua setelah karet(ISMAIL et al., 1986 ; KUSNADI et al., 1986) .Dampak dari model usahatani introduksi iniberkembang ke propinsi lain yaitu, Jambi,Bengkulu dan Lampung .

Daerah lahan sawah

Luas area] lahan sawah di Indonesiamencapai 8,5 juta ha dengan luas panen 10,7juta ha (ABDURACHMAN et a!., 2001) . Dalamdekade tahun 1995-2005 terjadi kenaikanproduksi gabah yang menurun, alasan utama-nya adalah terkurasnya kesuburan lahan (GO,1998) dan penerapan teknologi pola usahataniyang kurang lengkap .

298

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Lilkaji Sistent Integrasi Tanaman - Ternak

Dalam kaitan ini telah dilakukan upayauntuk meningkatkan produksi ternak sapidengan tetap melestarikan sumberdaya sawahmelalui program peningkatan produktivitaspadi terpadu dengan sistem integrasi padi -ternak (SIPT) yang didukung oleh penguatankelembagaan tani .

Dari kegiatan tersebut signifikan dapatmeningkatkan hasil padi dan ef siensiusahatani . Rata-rata kenaikan produksi padipetani meningkat sekitar 13,7-28,8% dengantambahan keuntungan Rp . 940.000 p.r ha(KUSNADI et a!., 2001 ; ANANTO, 2002). Modelusaha penggemukan sapi dengan memelihara32 ekor sapi diperoleh keuntungan sebesar Rp .17.785 .100 selama 4 bulan atau Rp. 556.000per ekor. Di samping itu petani memp( ;rolehpupuk sebanyak 17.664 ton (KUSNADI ,?t a!.,20018) . Dampak dari SITT dan model usahapenggemukan sapi didaerah berbasis padi(SIPT) kini berkembang di daerah ,entraproduksi padi, Jawa Barat, Sumatera S latandan Sulawesi Selatan .

Daerah lahan pasang surut

Masalah utama di lahan rawa pasangsurutadalah pengendalian air serta sifat tanah yangmasam dan ketersediaan tenaga kerja pengolahlahan sulit diperoleh, serta sulitnya transportasiuntuk mengangkut basil bumi dan saranaproduksi karena tidak adanya jalan yangmemadai (KUSNADI, 2005 b ) .

Proyek Swamps II, ISDP dan SUP lahanpasang surut berusaha mengatasi mi .salahtersebut dengan penataan lahan menggunakansistem surjan dan mengintegrasikan temak clantanaman pakan .

Jenis ternak yang diintroduksi di lahanpasang surut adalah sapi, kerbau, domba,kambing, itik dan ayam buras . Sapi dan kerbaumempunyai peranan dalam pengolahan lahandan penyediaan pupuk . Dengan memelihara 2ekor sapi atau kerbau petani yang biasanyahanya mampu mengolah lahan 0,5-1 ha,sekarang mereka mampu mengolah lahansampai 2 ha . Berarti produktivitas petanimeningkat dua kali lipat. Disamping itu biayapembelian pupuk berkurang 20% (KUSNADI etal., 2000) . Dampak dari penelitian ini, hampirsetiap petani transmigran di lahan pasang surut

Page 6: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

memclihara sapi atau kerbau untuk mengolahlahan .

Daerah lahan perkebunan

Penggunaan sapi sebagai tenaga kerja diperkebunan sawit berakibat pada peningkatanpendapatan pemanen sekitar 50% melaluipene~imaan upah panen (DIwYANTO et a!.,2004 ; MANTI et al., 2004) . Sebaliknyaperkebunan sawit mempunyai potensi yangcukup besar untuk menyediakan sumber pakanyang berasal dari hasil samping berupapelepah, daun, maupun limbah industri . Bahankering yang dihasilkan berpotensi untukmemberikan pakan sapi sebanyak 1-3 ekor perha kulapa sawit . Kebutuhan tenaga kerja sapiadalah 1 ekor untuk 15 ha . Dengan demikianditinjau dari ketersediaan pakan setiap keluargapemanen berpotensi untuk memeliharatambzhan sapi sebanyak 14 ekor sepanjangtahur . . Dampak dari keberhasilan model usahasapi di perkebunan sawit ini menarik minatpengusaha perkebunan untuk mencariinfor nasi sekaligus melakukannya dan kinicukup berkembang di Provinsi Bengkulu danJambi .

Daerah lahan kering beriklim kering

Lihan kering beriklim kering merupakanaset nasional basis ekosistem yang cukup Wastersel)ar terutama di Sumatera, Kalimantan,Sulawesi dan Irian Jaya . Kescluruhan lahanmarjinal yang bermasalah berjumlah 51 jutahektar, yang secara ekonomi tidak memberikankeuntungan yang berarti, sehingga petani tetapdalani kondisi miskin .

S ;tat ini telah dikembangkan sistemusahatani terpadu yang melibatkan peternakanbaik sebagai komponen utama maupunpenunjang di daerah lahan marjinal dengantujuan meningkatkan pendapatan petani miskinmelalui inovasi teknologi (KUSNADI et a!.,2005') .

K-,giatan peningkatan pendapatan petanimiskin melalui inovasi ini telah mampumeningkatkan fungsi dan peranan ternak secarasigniiikan dalam penyediaan pupuk,pema ifaatan sisa hasil pertanian dan sumberpendi patan . Bahkan di Lombok Timurproduktivitas dan reproduktivitas kambingmenunjukkan angka yang cukup tinggi

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

dibandingkan dengan rata-rata yang ada diNTB (KUSNADI et al., 2005a) .

Sistem integrasi tanaman-ternak (SITT) dilahan marjinal khususnya di Nusa TenggaraBarat dan Nusa Tenggara Timur kiniberkembang, hampir di setiap kabupaten lokasikegiatan P4MI (KUSNADI, 2004) . Sedangkai, diSulawesi Tengah integrasi tanaman kakao dankopi dengan ternak sapi mulai menggesersistem pemeliharaan sapi secara ektensif kearah usaha yang intensif karena adanya inovasiteknologi pemanfaatan kulit buah kakao dankopi sebagai sumber pakan sapi potong. Dariuraian di atas menunjukkan bahwa lahan danteknologi usaha sapi potong sudah tersedia,tinggal bagaimana sebenarnya kondisi, prospekdan arah pengembangan sapi potong diIndonesia, akan dipaparkan pada bab berikutini .

PROSPEK DAN ARAHPENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI

POTONG

Kondisi

Kondisi saat ini usaha sapi potong sebagianbesar dilakukan oleh peternakan rakyat denganskala usaha yang relatif kecil . Usaha inibiasanya terintegasi dengan kegiatan lainnya,sehingga usaha ternak bukan merupakan usahapokok petani, tetapi sebagai penunjang . Hal iniberkonotasi bahwa pendapatan dari ternakrelatif rendah . Di samping itu usahatani ternaksapi khususnya di Nusa Tenggara Barat, NusaTenggara Timur dan Sulawesi, sapi dipeliharasecara ekstensif, yang pada musim kemarau,sapi terlihat kurus dan banyak kematian,karena kekurangan pakan dan terserangberbagai penyakit. Kondisi ini tidak akanmampu mengejar laju permintaan daging untukkonsumsi dalam negeri lima tahun ke depanapabila tidak jelas arah tujuan dan programyang dapat mengatasi hal tersebut.

Kecenderungan peningkatan impor dagingsapi dan sapi bakalan bukan semata-matadisebabkan karena senjangnya permintaan danpenawaran saja, tetapi juga disebabkan adanyakemudahan dalam pengadaan produk impor(volume, kredit, transportasi) serta hargaproduk yang relatif murah . Kondisi inimengakibatkan peternak lokal tidak mampubersaing dan kurang bergairah mengelola

299

Page 7: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

usahanya secara baik, karena harga daging(sapi potong) di pasar domestik menjadirendah . Bahkan beberapa tahun terakhirdiperburuk oleh adanya daging impor illegalyang menyebabkan terpuruknya para peternakakibat harga daging dan sapi lokal menurun .Namun pada tahun 2005 dengan adanyapenanggulangan daging illegal dan naiknyaharga sapi impor para pengusaha/peternakmulai bergairah kembali untuk menggemukansapi lokal karena harganya cukup memberikankeuntungan yang signifikan.

Prospek

Permintaan produk peternakan yangmeningkat cepat atau bahkan lebih cepat darilaju pendapatan konsumen, perlu diantisipasibahwa struktur konsumsi bahan panganbergeser dari dominan bahan utama produkkarbohidrat ke bahan utama protein terutamadaging sapi, seiring dengan peningkatanpendapatan konsumen . Kecenderunganperubahan pola konsumsi protein karenadidorong oleh urbanisasi dan peningkatanpengetahuan gizi masyarakat. Perpaduan antarapeningkatan konsumsi per kapita danpenambahan penduduk akan menyebabkanpermintaan terhadap produk peternakanmengalami akselerasi meningkat dengan lajuyang semakin pesat. Artinya prospek pasarproduk peternakan khususnya daging sapicenderung membaik seiring dengan kemajuanekonomi yang terefleksi dalam indikator kunciyaitu : kapasitas volume absorbsi pasar semakinbesar dan harga pasar cenderung meningkatdibanding komoditas produk pertanian lainnya .

Prospek pasar yang membaik cepatmerupakan kekuatan penarik yang cukup besarsebagai landasan terjadinya "revolusi merah"di negara-negara sedang berkembang termasukIndonesia. Peternakan akan menjadi sumberutama pertumbuhan baru sektor pertanian yangditopang oleh inovasi teknologi yangdihasilkan Badan Litbang Pertanian .

Arah dan sasaran pengembangan

Pengembangan usaha peternakan sapipotong untuk menghasilkan daging sapi, dalamlima tahun ke depan diarahkan untukmemenuhi kebutuhan daging sapi domestik,melalui percepatan peningkatan produksi untukmengurangi ketergantungan impor dan

300

Lokakatya Nusional Pengembangan Jejaring Lilkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

pencapaian swasembada daging sapi tahun2010 . Pencapaian produksi ini dengan aiumsibahwa, selama kurun waktu lima tahun kedepan populasi ternak sapi potong meningkat5,9% per tahun, jumlah penduduk meningkat1,45% dan konsumsi daging sapi per kapitanaik 5,3% per tahun.

Dalam tahun 2005 tercatat bahwa rumahtangga petani mencapai 20.171 .140, sedanrgkanrumah tangga peternak mencapai 4.980.302 .Dari jumlah tersebut 58% adalah rumah tanggapeternak sapi potong atau sebanyak 2.888.575dengan tingkat pendapatan yang relatif rendah,dengan kontribusinya hanya 17-30% terlradaptotal pendapatan . Apabila target pendapatanpetani US$ 2500, untuk sektor pertanian, makasub sektor peternakan dapat memberikankontribusi pendapatan US$ 1500 (60%)dimana sebagian besar berasal dari usaha sapipotong (48%) . Untuk mencapai target tei sebutmaka, arah pengembangan pola usaha sapipotong yang bersifat eksentif harus dirub ih kepola usaha intensif dengan memanfaatkansumberdaya lokal yang dimiliki petani,khususnya pada petani berlahan sempit . Polausaha yang intensif melalui SITT selainmeningkatkan usaha untuk memproduksidaging, dapat pula membangkitkan ke nbalifungsi dan peranan ternak sapi/kerbau sebagaisumber tenaga kerja, pupuk dan biogas yangmerupakan sumber energi yang terbarukar .

Penggunaan traktor untuk pengolahan lahandi daerah pola intensif ini secara selektif dapatdikurangi karena sudah tidak efisien lagi danmemerlukan biaya investasi dan opera~ .ionalyang tinggi, serta berdampak terlradappenggunaan BBM yang meningkat. Ilargatraktor Rp . 15 juta, masa pakai 7-8 tahun,ditambah biaya operasional (bensin dan sparepart) sekitar 5 juta rupiah seh nggamembutuhkan dana Rp . 20 juta, namun padaakhir masa pakai tidak memiliki nilai lagikarena nilai jual menjadi rendah . Apabila nilaibiaya tersebut menggunakan tenaga sapi/kerbau maka akan diperoleh 4 ekor sapi/k-~rbaudan selama 7-8 tahun akan bertambah menjadisedikitnya 20 ekor dengan nilai yang lebihtinggi, tanpa menghabiskan BBM . Di sanipingitu tanah yang kurang subur dapat diperbaikidengan menggunakan pupuk kandang darikotoran ternak yang jumlahnya sekitar 70-80ton .

Page 8: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

Indonesia dalam beberapa tahun mendatangakan mengalami krisis bahan bakarsebagaimana dialami oleh negara lain,khususnya minyak tanah untuk penerangan danmemasak. Kotoran sapi jika mengalamiferm--ntasi dalam kondisi anerobik akanmenghasilkan gas bio (metan) dalam jumlahbanyak bersama CO 2 . Metan inilah yang bisadibal .ar untuk keperluan penerangan danmasa k .

Kontribusi dari persoalan gas bio bagikehidupan manusia adalah dalam suplai bahanbaka ; •, pupuk organis, masalah sanitasi,kesehatan lingkungan dan kontrol polusilingkungan . Sangatlah tepat bahwa kita sebagaiinsar peternakan perlu mengembangkan soalgas Ho sebagai sumber energi yang terbarukan .Hal ini disebabkan karena kotoran ternaklahyang menjadi sumber utama bagi produksi gasbio, kedua kotoran ternaklah yang menjadisalah satu sebab utama dari polusi lingkungan,bau polusi air terbuka, gangguan kesehatan,khususnya di daerah peternakan . "Digestanerobik" merupakan salah satu cara/prosesuntul: menghilangkan gangguan lingkungan .Oleh karena itu pemanfaatan dari instalasi gasbio selain difokuskan pada penyediaan bahanbakar untuk keperluan penerangan danmemasak dapat pula diarahkan pada soalpenanggulangan polusi dan pemanfaatan untukprodtiksi protein bagi hewan berupa ikan dalam"inte drated farming system" . Di sinilah SITTsemakin berperan dalam pengumpulan kotoranternak dan pengembangan usaha. Inilah yangmenj adi sasaran utama pengembangan sapipotong lima tahun kedepan, yang dapatmem berikan kesejahteraan masyarakatpeternakan khususnya usaha sapi potong.

Untuk mencapai tujuan yang diarahkanserta target dan sasaran tersebut diperlukanlangk ah-langkah strategi dan kebijakan untukmenc orong peluang investasi dan gairahpeter iak sapi potong dalam mengembangkanusahanya .

STRATEGI PROGRAMPENGEMBANGAN SAPI POTONG

KE DEPAN

Stralegi

S.rategi pengembangan sapi potong dalammenLju swasembada daging sapi tahun 2010,

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

dilakukan secara bertahap mulai dari kondisisaat ini, kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan dalam aspek usahatani, pascaproduksi dan penciptaan nilai tambah sertakebijakan

pemerintah

dan

perbaikan/pengembangan pemasaran dan perdagangan,dengan sistem kelembagaan yang sineigis .Langkah strategis ini dijabarkan dalambeberapa aspek sebagai berikut:

I . Pada aspek usahatani untuk memacuproduksi perbaikan dilakukan terutamapada (1) perluasan kawasan usaha padalokasi spesifik, (2) perbaikan mutu bibitdan reproduksi, (3) perbaikan budidayadan (4) perbaikan pasca panen, yangbertujuan untuk meningkatkan efisiensiusahatani dan pengolahan hasil .

2 . Pada aspek teknologi, perlu dilakukanpenelitian secara terus menerus untukmemperoleh inovasi teknologi dalampembibitan, pakan, reproduksi,kesehatan dan manajemen budidayayang dapat meningkatkan kinerja sapipotong menjadi komoditas unggul,selanjutnya dapat didesiminasikan padapengguna.

3 . Pada aspek untuk penciptaan nilaitambah, meliputi kegiatan merenovasidan memeperluas jaringan jalanusahatani dan transportasi, serta rumahpotong hewan di daerah sumberproduksi sehingga dapat menyediakandaging lebih murah, kesempatan kerjabertambah dan perkembangan ekonomiwilayah meningkat .

4 . Kebijakan pemerintah yang perludikembangkan terutama dalam sistempermodalan kelembagaan, sarana danprasarana, kerjasama baik dalam maupunluar negeri dan pengembangan unit usahabersama dan sistem informasi . Aspek inidapat memberikan pengaruh terhadapstabilisasi harga sapi hidup dan dagingsapi serta pemasaran yang efisien .

Melalui keempat aspek tersebut kinerja sapipotong saat ini, pada tahun 2010 akan berubahmenjadi sapi potong yang unggul dengan ciri-ciri dapat meningkatkan pendapatan petani,meningkatkan produktivitas daging, meghasil-kan daging yang berkualitas sehingga memilikidaya saing tinggi yang pada akhirnyaswasembada daging sapi dapat tercapai .

3 0 1

Page 9: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

Program

Setelah kita melihat peta jalan untukmenuju swasembada daging sapi makadiperlukan kebijakan dan program aksi sebagaiberikut :

Peningkatan produktivitas usahatani ternakpenghasil daging dengan cara:

Peningkatan hasil potensial dan aktual daribeberapa jenis ternak penghasil daging (sapipotong, sapi perah jantan dan kerbau) .Percepatan dan perluasan diseminasi serta adopsiinovasi teknologi . Peningkatan produktivitas sapipotong ini sangat dimungkinkan bila ditinjau daripotensi pengembangan jenis ternak penghasildaging unggulan dan kesiapan teknologi sapipotong di Badan Litbang Pertanian . Peningkatanproduktivitas tidak hanya diarahkan pada lahanoptimal, tetapi juga pada lahan sub-optimalkhususnya di luar Jawa seperti lahan sawahtadah hujan, lahan kering dataran tinggi, lahanrawa lebak/pasang surut dan lahan perkebunanserta lahan marjinal, melalui pola usahataniS ITT .

Peningkatan teknis budidaya dan pola usahadengan cara;

1 . Mengembangkan agribisnis sapi potongmelalui pola usaha Sistem IntegrasiTanaman - Ternak dalam skala yanglebih besar didaerah potensial dan subpotensial terutama didaerah yangsumber pakan hijauannya cukupbanyak, sehingga dapat menekan inputdari luar .

2. Mengembangkan dan memanfaatkan sapilokal unggul (PO, Bali, Madura, dll)sebagai bibit melalui pelestarian seleksidan persilangan dengan sapi luar.

3 . Mengembangkan dan memanfaatkanproduksi biogas dan kompos secara masaluntuk tanaman dan petani gunamemperoleh tambahan pendapatan dankesejahteraan bagi petani .

4 . Perbaikan teknologi reproduksi dan bibitsapi untuk meningkatkan mutu genetik(genetic improvement), melalui seleksipembentukan ternak komposit ataugrading up melalui kawin alam atau IB .

3 02

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - "ernak

Peningkatan peraturan, penyediaan saranadan prasarana

1 . Mencegah dan melarang terjadinyapemotongan hewan betina produkti f danternak muda. Hal ini dapat dilakukandengan melakukan evaluasi dan kontrolketat terhadap peraturan yang beriaku .

2 . Melarang ekspor sapi betina produktifterutama sapi Bali yang meinilikikeunggulan produksi dan reproduksiserta adaptasi yang tinggi .

3 . Mencegah dan melarang masuknyadaging dari negara yang belum iTebaspenyakit yang berbahaya, sertamengevaluasi kembali aturan impordaging dan jeroan, serta sapi po)tongdengan berat badan tinggi .

4 . Meningkatkan penyediaan sarana danprasarana untuk usaha sapi potong padatingkat pra produksi, produksi dan Dascaproduksi dalam melancarkan arus/distribusi bahan baku dan pemasaranhasil .

Dukungan kebijakan investasi

Keberhasilan swasembada daging sapitahun 2010 perlu didukung oleh kebijakanpengembangan program investasi dcnganmelibatkan pemerintah, swasta dan masyzrakatpeternak. Kebijakan dalam hal pemasaran danperdagangan akan memegang peran kunci .Keberhasilan kebijakan pasar daging maupunsapi hidup akan memberi dampak langsungterhadap bagian harga dan pendapatan yangditerima oleh pelaku agribisnis yang padagilirannya akan memantapkan proses adopsiteknologi, peningkatan produktivitas dankeuntungan usaha yang pada akhirnyamenjamin keberlanjutan investasi di masadepan .

Hal lain yang diperlukan dalam upayameningkatkan skala usaha terutama pet :rnakmikro, kecil dan menengah adalah pening'katanpenyediaan dan aksessibilitas kredit inv , :stasiperbankan dan kredit dengan tingkat bungarendah. Tingkat suku bunga 7 persen per rahundinilai cukup memadai terutama untukpembesaran sapi penghasil bakalan. Kreditinvestasi ini tetap perlu difasilitasi dcnganpendampingan teknologi, manajemen usaha

Page 10: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

dan pemberdayaan kelompok, dalam menujuusaha sapi potong yang tangguh .

KESIMPULAN

E.erdasarkan uraian dan bahasan tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagaiberil< ut ;

1 . Berdasarkan potensi pasar domestikditinjau dari kesenjangan antarakonsumsi dan produksi dalam negeriserta jumlah daging impor yangsignifikan besarnya, maka usaha ternakpenghasil daging khususnya daging sapimemberi peluang yang besar untukdikembangkan .

2 Sumberdaya alam berupa lahan keringberiklim basah dan kering, lahan sawah,lahan pasang surut, lahan perkebunandan lahan lainnya yang belum optimaldimanfaatkan merupakan sumberdayapakan potensial untuk pengembangansapi potong di Indonesia .

3 . Inovasi Teknologi Sistem IntegrasiTanaman Ternak dalam sistem usahapertanian di berbagai agroekosistemyang telah dihasilkan Badan LitbangPertanian terbukti dapat meningkatkanefisiensi usahatani, karena fungsi danperan ternak dalam penyediaan daging,tenaga kerja, pupuk, gas bio,pemanfaatan limbah dan sekaligus dapatmeningkatkan keuntungan merupakanteknologi yang ideal dalam usahapengembangan sapi potong .

4 . Usaha peternakan sapi potong diarahkanuntuk memenuhi kebutuhan daging sapidomestik, melalui percepatanpeningkatan produksi untuk mengurangiketergantungan impor dan pencapaianswasembada daging sapi tahun 2010,dengan target memberikan kontribusiterhadap total pendapatan US $ 1 .500(60%) dengan target antara penghasilpupuk dan gas bio .

5 . Untuk mewujudkan swasembada dagingsapi tahun 2010 diperlukan langkahstrategi kebijakan dan program aksidalam penelitian dan pengembangan

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

sapi potong terutama dalam aspekpeningkatan produktivitas usahatani teknisbudidaya, pola usaha, kebijakanpengaturan, penyediaan sarana danprasarana serta dukungan kebijakaninvestasi .

DAFTAR PUSTAKA

ABDURACHMAN, A., D. A . SURIADIKARTA dan A .SOFYAN. 2001 . Masalah tanah "sakit" danpeningkatan produktivitasnya . Makalah"Pelatihan Pengkajian Crop LivestockSystem" Puslitbang Petemakan Bogor 22-29April 2001 .

ANANTO . E, H . SUBAGYO, 1 . G . ISMAIL, U . KuSNADI,TRIP. A, RIDWAN . T, HERMANTO dan K .S .DEWA . 1998 . Prospek pengembangan sistemusaha pertanian modem di lahan pasang surutSumatera Selatan, Proyek PengembanganUsaha Pertanian Lahan Pasang SurutSumatera Selatan, Badan Litbang Pertanian .

ANANTO, E .E . 2002 . Penanganan panen daripascapanen padi pada sistem usahatani paditernak terpadu . Dalam THAHER et al . (Eds).Laporan Akhir Litkaji Pengembangan ModelPengolahan Padi, Balai Besar Penelitian danPengembangan Pascapanen Pertanian BadanLitbang Pertanian .

ATMADILAGA. D. 1992 . Sekilas gagasan sumbanganternak sebagai unsur nilai tambah usahatanidan konservasi tanah pada lahan marjinal .Pros . Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasilPenelitian, Adopsi Teknologi Peternakan 19-23 September 1991, Cisarua Bogor. BalaiPenelitian Temak, Puslitbang Peternakan . HIm1-3 .

CHANIAGO. T .D ., J . M . OBST, A . PARAKASI dan M .WINUGROHO . 1984 . Growth of Indonesiansheep under village and improvedmanagement systems . Dalam RANGKUTI et a!.(Eds). Proc. Pertemuan Ilmiah PenelitianRuminansia Kecil, Puslitbang Petemakan,Bogor.

DEPARTEMEN PERTANIAN . 1987 . Pedoman polapembangunan di daerah aliran sungai . S.K .Menteri Pertanian No . 175/KPTS/Rc.220/4/1987.2 April 1987 .

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN. 2005 . StatistikPeternakan 2005 . Direktorat JenderalPeternakan, Departemen Pertanian .

303

Page 11: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

DIWYANTO . K ., D . SITOMPUL, I. MANTI . LW .MATHIUS dan SOENTORO. 2004 . Pengkajianpengembangan usaha sistem integrasi kelapasawit-sapi . Pros. Lokakarya Nasional, SistemIntegrasi Kelapa Sawit-Sapi, Bengkulu 9-10September 2003, Departemen Pertanianbekerjasama dengan Pemerintah ProvinsiBengkulu dan PT . Agricinal . Him 11-22 .

FAGI A.M ., I.G. ISMAIL, U . KusNADI, SuwARDJO danA.S. BAGYO. 1988 . Penelitian sistem usahatani diDaerah Aliran Sungai, Risalah Lokakarya HasilPenelitian Pertanian Lahan Kering danKonservasi di Daerah Aliran Sungai, Salatiga 14Maret 1988, Proyek Penelitian PenyelamatanHutan Tanah dan Air. Badan Litbang PertanianHim: 1-24 .

HADI, P.U dan N. ILHAM . 2002 . Problem dan prospekpengembangan usaha pembibitan sapi potong diIndonesia Jurnal Penelitian dan PengembanganPertanian21(4) : 148-157 .

HIDAYAT, A. HIKMATULLAH dan D . SANTOSO . 2000 .Potensi dan pengelolaan lahan kering dataranrendah. Dalam Buku Sumberdaya LahanIndonesia dan Pengelolaannya. PusatPenelitian Tanah dan Agoklimat BadanLitbang Pertanian . Him: 197-215 .

HONG, G.B . 1998 . Tanah Lapar, Berita HITIVolume 6 No. 17, him : 11-12 .

ISMAIL I . G., U . KUSNADI, H . SUPRIADI dan S . YANA.1986 . Penelitian pola usahatani tanaman/ternak di daerah transmigrasi Batumarta,Risalah Lokakarya Pola Usahatani Buku I .Badan Litbang Pertanian dan IDRC . Him: 3-16 .

KNIPSCHEER . H .C . and U. KUSNADI . 1983 . The presentand potensial productivity of Indonesian goats .Working paper No. 29, December 1983,Winrock International Molritton, AR. 72110,USA. Research Institute for Animal ProductionCRIAS, Bogor .

KURNIA, U, Y . SULAEMAN dan A. MUKTI K. 2000 .Potensi dan pengelolaan lahan kering datarantinggi dalam buku sumberdaya lahanIndonesia dan pengelolaannya. PusatPenelitian Tanah dan Agroklimat, BadanLitbang Pertanian . Him : 227-245 .

KUSNADI, U ., D. SUGANDI, A . GOZALI N ., BAMBANGR.P dan D. MUSLICH . 1986 . Produktivitasternak dalam usahatani tanaman ternak didaerah transmigrasi Batumarta . RisalahLokakarya Pola Usahatani, Bogor 2-3September 1986 . Buku I Tanaman/Ternak,Badan Litbang Pertanian, IDRC . Him: 41-54 .

3 04

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sisle,n Integrasi Tanaman - Ternak

KUSNADI, U dan BAMBANG R P. 1989, Produl, tivitasternak domba di DAS Citanduy. IdsalahLokakarya Penelitian dan PengembanganSistem Usahatani Konservasi di DASCitanduy Linggarjati 9-11 Agustus 1988 .P3HTA, Badan Litbang Pertanian . Him: 287-294 .

KUSNADI, U dan PRAWIRADIPUTRA, B.R. 1989a.Peranan ternak domba dalam sistem us~ hatanikonservasi lahan kering di DAS CiGmduy .Risalah Lokakarya Penelitian danPengembangan Sistem Usahatani Konservasidi DAS Citanduy Linggarjati 9-11 Agustus1988 . P3HTA, Badan Litbang Pertanian . Him :205-214 .

KusANDI, U., A . GOZALI dan E . MASBULAN. 2000 .Produktivitas ternak di lahan rawa . Pros.Seminar Nasionai Penelitian danPengembangan Pertanian di Lahan Rawa,Cipayung 25-27 Juli 2000, Buku I . PuslitbangTanaman Pangan, Badan Litbang Pen anian .Him: 353-364 .

KUSNADI, U., A. THALIB dan D . KUSDIAMAN . 2001 .Model usaha penggemukan sapi pada daerahberbasis usahatani padi . Laporan HasilPenelitian, Balai Penelitian 'I'ernakbekerjasama dengan Proyek PembinaanKelembagaan Penelitian dan Pengeml anganPertanian/ARMP-II, Badan Litbang Perianian .

KUSNADI, U., A . THALIB dan M . ZULBARDI . 200I a.Profitabilitas penggemukan sapi PO padadaerah berbasis usahatani padi di KabupatenSubang. Pros. Seminar Nasionai TeknologiPeternakan dan Veternier, Bogor 17-18September 2001 . Puslitbang Peternakan,Badan Litbang Pertanian, Depat temenPertanian. Him: 435-440 .

KUSNADI, U. 2004 . Kontribusi ternak domba dalammeningkatkan pendapatan petani di lahanmarjinal Kabupaten Tangerang, ProvinsiBanten. Jurnal Pengembangan Petei nakanTropis, Edisi Spesial Seminar NasionalRuminansia, Semarang 7 Oktober 2004, Buku3 . Fakultas Peternakan Univ , .rsitasDipenogoro, Semarang. Him: 17-32.

KusNADI, U ., D.A . KusUMANINGRUM, R.G .SIANTURI dan E . TRIWULANINGSIH. 2OO5 a.Fungsi dan peranan kerbau dalam Asternusahatani di Provinsi Banten . Pros . StminarNasionai Teknologi Peternakan dan Vet,,mier,Bogor 12-13 September 2005 . PuslitbangPeternakan, Badan Litbang Pertanian . Him:316-322 .

Page 12: SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAKDIBEBERAPA …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/psitt07-39.pdf · pengembangan sapi potong di Indonesia. Inovasi teknologi sistem

KUSNADI, U . 2005 b . Strategi dan kebijakanpengembangan ayam lokal di lahan rawauntuk memacu ekonomi pedesaan . Pros .Lokakarya Nasional Inovasi TeknologiPengembangan Ayam Lokal, Semarang 26Agustus 2005 . Puslitbang Peternakan danFakultas Peternakan Universitas Dipenogoro,Semarang. Him: 252-259 .

KusNw i, U., K. DIWYANTO dan S . BAHRI. 2005c.Pengembangan sistem usahatani temak-tanamanpangan berbasis kambing di Kabupaten LombokTimur NTB . Pros. Seminar Nasional TeknologiPetemakan dan Vetemier, Bogor 12-13September 2005 . Puslitbang Petemakan, BadanLitbang Pertanian. Him: 685-692.

LEVINE. J dan AGus MuLYADI N. 1986 . Potensi dankontribusi temak dalam pola usahatani di huluDaerah Aliran Sungai Jratunseluna danBrantas. Risalah Lokakarya Pola Usahatani .Bogor 2-3 September 1986, Buku 2 . BadanLitbang Pertanian, IDRC . Him: 311-344 .

LEVINE J, U . KUSNADI, SUBIHARTA, WILOETO dan D .PRAMONO . 1998 . Sistem produksi ruminansiadi DAS bagian hulu Jawa Tengah . Pros .Workshop Pengembangan Petemakan di JawaTengah . Balai Informasi Pertanian, Ungaran.

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

MANTI, I., AZMI, E . PRIYOTOMO dan D. SITOMPUL .2004 . Kajian sosial ekonomi sistem integrasi sapidan kelapa sawit . Pros . Lokakarya Nasional,Sistem Integrasi Kelapa sawit-sapi, Bengkulu 9-10 September 2003 . Departemen Pertanianbekerjasama dengan pemerintah ProvinsiBengkulu dan PT. Agricinal . Him: 245-260 .

PRASETYO T., U . KuSNADI dan SUBIHARTA . 1988 .Analisis keragaan produksi dan reproduksidomba di DAS Jratunseluna . RisalahLokakarya Hasil Penelitian Pertanian LahanKering dan Konservasi di Daerah AliranSungai, Salatiga 14 Maret 1988. P3HTABadan Litbang Pertanian .

SANTOSo D. 2003 . Teknologi lahan kering . Pros .Lokakarya Nasional Sistem Integrasi KelapaSawit-Sapi, Bengkulu 9-10 September 2003di Bengkulu, Departemen Pertanian,Pemerintah Provinsi Bengkulu dan PT.Agricinal . Him: 187-198.

SEMBIRING H ., THAMRIN, A . SYAM, A .ABDURACHMAN dan S. SUKMANA. 1990 .Peranan usahatani konservasi dalampengendalian erosi di Desa Srimulyo MalangDAS Brantas. Risalah Pembahasan HasilPenelitian Pertanian Lahan Kering danKonservasi Tanah, Tugu Bogor 11-13 Januari1990 . P3HTA, Badan Litbang Pertanian, him :27-40.

305