Sistem Digestivus manusia
description
Transcript of Sistem Digestivus manusia
MODUL III
SISTEM PENCERNAAN
Trigger 1
Gara-gara Telat
Kring…!!!kring…!!! alarm berbunyi tepat pukul 07.30,….”ya ampun…ada
kuliah jam 08.00…” Ririn melihat jadwal kuliah. Dengan tergesa-gesa meninggalkan
rumah karena takut terlambat ke kampus tanpa sarapan pagi. Sesampainya di kampus
perkuliahan baru saja berlangsung beberapa menit.
Setelah mengikuti perkuliahan selama kurang lebih 3 jam, Ririn kemudian
mengeluh kepada Ratna, “sa perut nyeri skali. Kayaknya sa kena “hunger pain”
k…..aduh tra tahan sekali…pedih…periiiih….”
Pasti ko tadi tra sarapan pagi to?” sahut Ratna
“iyo itu lagi….habis sa kira trada kuliah jadi bangun terlambat…..”
Makanya jadwal itu lihat baik-baik dari malam. Macam sa juga su lapar ni,
kenapa e???...rasanya jantung berdebar-debar, tangan gemetaran, badan lemas dan otak
macam su tidak bisa berpikir k…kayaknya lagi “hipoglikemi”….memang sudah
waktunya makan siang…ayoo sudah tong pergi makan” kata Ratna.
DI KANTIN KAMPUS
“Pesan lontong sayur saja, bu…”kata Ratna pada ibu kantin.
Ririn menyambung “ kalo saya pesan nasi campur deh.”
Sambil makan, Ratna berkata,”kenapa lontong ini lama-lama dikunyah koq rasanya jadi
manis?...”
“Nasiku juga…!” sambung Ririn …..uhuk…uhuk…uhuk…(batuk-batuk)
“Makanya kalo sedang makan jangan bicara…” sahut Ratna
“Ratna sepertinya sa kenyang sekali…”
“Ya iyalah…habis makan…” jawab Ririn
“Rin, kenapa ya kalo habis makan itu berat badan ku yang tadinya lemas karena lapar
jadi kuat kembali, tapi kok berkeringat ya?....” kata Ratna.
“ayo sudah kita kembali ke kampus, sebentar lagi ada praktikum…”
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem pencernaan yaitu suatu system yang mengubah makanan menjadi
bahan kimia yang dapat diserap dan diolah oleh tubuh. Untuk mempertahankan
homeostasis, molekul-molekul nutrien yang sudah habis terpakai untuk
menghasilkan energi harus secara terus menerus diganti oleh nutrient baru yang
kaya-energi. Demikian juga air dan elektrolit yang terus menerus keluar melalui urin
dan keringan serta melalui jalan lain juga harus diganti secara teraatur. Sistem
pencernaan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrient, air,
elektrolit dari lingkungan eksterna ke lingkungan internal. Sistem pencernaan tidak
secara langsung mengatur konsentrasi setiap konstituen tersebut di lingkungan
internal. Sistem tersebut tidak mengubah-ubah penyerapan nutrien,air, atau elektrolit
berdasarkan kebutuhan tubuh (dengan sedikit perkecualian), tetapi lebih berperan
mengoptimalkan keadaan untuk mencerna dan menyerap apa yang dimakan
(masuk).
1.2 KATA KUNCI
1.2.1 Lapar
1.2.2 Kenyang
1.3 KATA SULIT
1.3.1 Hunger pain
Kontraksi lapar yang terjadi di bagian lambung, atau mengalami sensasi
nyeri ringan pada bagian bawah lambung (rasa nyeri mendadak waktu lapar).[2]
1.3.2 Hipoglikemi
Hipoglikemi adalah
1.4 MASALAH
1.4.1 Ririn merasa perutnya nyeri, jantung berdebar-debar, tangan gemetaran,
badan lemas, dan tidak bisa berpikir saat lapar.
2
1.4.2 Ririn dan Ratna merasakan makanan yang dikunyah semakin lama rasanya
menjadi manis.
1.4.3 Ririn batuk ketika makan sambil berbicara.
1.4.4 Ririn berkeringat setelah makan.
1.5 PERTANYAAN
1.5.1 Mengapa Ririn merasa perutnya nyeri saat lapar?
1.5.2 Mengapa Ririn merasa jantungnya berdebar-debar, tangan gemetaran, badan
lemas, dan tidak bisa berpikir saat lapar?
1.5.3 Mengapa mereka merasakan makanan yang dikunyah semakin lama rasanya
menjadi manis?
1.5.4 Mengapa Ririn batuk ketika makan sambil berbicara?
1.5.5 Mengapa Ririn berkeringat setelah makan?
1.6 HIPOTESA
1.6.1 Ririn merasa perutnya nyeri kemungkinan disebabkan lambungnya kosong
dalam waktu yang lama.
1.6.2 Ririn merasa jantung berdebar-debar, tangan gemetaran, badan lemas, dan
tidak bisa berpikir kemungkinan disebabkan hipoglikemi.
1.6.3 Mereka merasakan makanan yang dikunyah semakin lama rasanya menjadi
manis kemungkinan disebabkan adanya pemecahan zat makanan yang
masuk (karbohidrat).
1.6.4 Ririn batuk ketika makan sambil berbicara kemungkinan disebabkan
makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.
1.6.5 Ratna berkeringat setelah makan kemungkinan disebabkan karena terjadi
proses pembakaran zat-zat makanan.
1.7 ILMU PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN
1.7.1 Anatomi : Saluran cerna
1.7.2 Histologi : Saluran cerna
1.7.3 Fisiologi : Sistem pencernaan
1.7.4 Biokimia : Proses pencernaan
1.7.5 Perilaku : Perilaku saat makan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 ASPEK ANATOMI [5, 6, 7]
2.1.1 Cavum Oris
Cavum oris adalah ruangan ang merupakan bagian pertama dari sistem
digestivus, dimana terjadi proses pencernaan makanan baik secara kimia
maupun mekanis. Cavum oris terbagi menjadi 2 yaitu vestibulum oris dan
cavum oris proprium. [6]
Pada cavum oris terdapat linguae (lidah). Linguae adalah organ
musculair yang terletak di atas dasar mulut dan dengan perantara otot-otot
lidah dan melekat pada mandibula, os hyoid, processor stylodeus dan pharynx.
Fungsi lidah sebagai alat pengecap, membantu proses mengunyah, menelan
dan berbicara. Bagian lidah ada 3 yaitu apex, corpus dan radix. Apex linguae
merupakan ujung lidah yang sempit dan tipis berhadapan dengan gigi incisivus
bawah (dalam keadaan diam). Corpus linguae mempunyai permukaan yaitu
margo lateralis, dorsum linguae, dan facies inferior. Sedangkan radix linguae
adalah bagian lidah yang terletak di dalam oropharynx, dorsal dari sulcus
terminalis, menghadap ke arah dorsal melekat pada os hyoid oleh m.
hyoglossus, melekat pada mendibula oleh m. genioglossus. Persarafan otot-
otot ekstrinsik maupun intrinsik semuanya dari N. XII (hypoglossus) kecuali
m. palatoglossus dari plexus pharyngicus. [6]
Otot-otot lidah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1) Otot-otot ekstrinsik, yaitu otot-otot yang berorigo di luar lidah dan
berinsertio pada lidah. Fungsinya untuk merubah posisi lidah. Otot-otot
ekstrinsik ada 4 yaitu m. genioglossus, m. hyoglossus, m. styloglossus, dan
m. palatoglossus.
2) Otot-otot intrinsik yaitu otot-otot yang berorigo maupun berinsertio pada
lidah. Fungsinya merubah bentuk lidah. Otot-otot ini ada 3 yaitu m.
longitudinalis linguae superior, m. tranversus linguae, dan m. verticalis
linguae. [6]
4
Glandula Saliva terbagi atas 3 yaitu :
1) Glandula Parotis
Glandula parotis adalah kelenjar terbesar di antara kelenjar-kelenjar saliva.
Terdiri dari kelenjar-kelenjar tubule-alveolar dengan type sertous.
Warnanya kekuningan dan permukaannya tidak rata terdiri dari lobula.
Gld. Parotis sebagian besar terdapat pada suatu celah yang dinamakan
fossa retromandibularis, sebagian kecil di luarnya menempel pada
permukaan lateral m.masseter. memiliki saluran yang disebut ductus
parotideus. [6]
2) Glandula Submandibularis
Type serous terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang terbesar (corpus)
letaknya caudal dari m. mylohyoid, sebagian kecil lebih profundus terletak
cranial dari m. mylohtoid, antara kedua bagian tersebut saling berhubungan
pada tepi dorsal dari otot tersebut di atas. Corpusnya terletak pada
trigonum submandibularis. Memiliki saluran disebut ductus
submandibularis, yang bermuara ke dalam papilla salivatoria sublingualis
yang letaknya di samping linguae. [6]
3) Glandula Sublingualis
Merupakan kelenjar saliva yang terkecil. Mamiliki saluran yang disebut
ductuli rivini, yang bermuara ke dalam plica sublingualis dan ductus
submandibularis. [6]
2.1.2 Oropharynx dan Laryngopharynx
2.1.2.1 Oropharynx
Dimulai dari palatum molle di sebelah atas setinggi tepi atas
epiglottis di sedbelah bawah. Ke arah depan berhubungan dengan
cavitas oralis melalui isthmus faucium, yang dibatasi di atas oleh
palatum molle dan di sebelah lateral oleh arcus palatoglossus dan di
bawah oleh lidah. Di daerah isthmus faucium banyak terdpat kumpulan
jaringan lymphoid yang membentuk lingkaran yaitu tonsila
pharyngealis di atas dan di samping tonsila palatina serta di bawah
tonsilla lingualis. Mukosa epiglottis melipat ke arah linguae
membentuk plica glossoepiglottica media dan ke arah dinding lateral
5
pharynx membentuk plica glossoepiglottica lateralis atau plica
pharyngoepiglottica. Dinding lateral pars oralis, mempunyai struktur
khas disebut sebagai fauces yang dibentuk oleh arcus palatoglossus dan
palatopharyngeus, masing-masing sebagai tiang-tiang anterior dan
posterior dari fauces. Kedua lipatan tadi ditimbulkan oleh masing-
masing M. palatoglossus dan M. palatopharyngeus. Daerah segitiga
antara kedua lipatan disebut sinus tonsillaris yang di dalamnya berisi
tonsilla palatina. [6]
2.1.2.2 Laryngopharynx
Terdapat di antara tepi atas epiglottis sampai tepi bawah
cartilago cricoidea, dimana terus melanjutkan diri menjadi
oeshophagus. Ke arah depan mempunyai lubang masuk larynx, aditus
larynges, dan sisi belakang cartilago arytenoidea dan cartilago
cricoidea. Resessus piriformis adalah bagian pars laryngea yang
terletak di samping aditus laryngis. Cekungan ini terletak antara
membran thyroidea dan cartilago thyroidea di sebelah lateral dan plica
aryepiglottica dan cartilago arytenoidea dan cricoidea di sebelah
medial. Di sebelah atas cekungan ini dibatasi oleh os hyodeum dan di
bawah oleh cartilago cricoidea. Cabang-cabang N. laryngeus dan A.
laryngea superior (cabang A. thyroidea superior) dan V. larynge
superior terletak di bawah mukosa yang melapisi resessus piriformis.
N. laryngeus interna menimbulkan lipatan mukosa yaitu plica N.
laryngeus interna. [6]
2.1.3 Oesophagus
Bagian oral (atas) oesophagus terletak di dalam leher, sedangkan
bagian anal (bawah) terletak di dalam thorax, dan abdomen. Saluran tractus
digestivus yang terdiri atas jaringan otot ini menghubungkan pharynx di
sebelah atas gaster di sebelah bawah, dengan panjang kira-kira 25-30 cm.
terdapat setinggi vertebra C.VI (cartilago cricoidea) sampai Th.XI. [6]
Pars abdominalis arahnya membelok ke kiri dan menembus/melalui
hiatus oesophagus pada diaphragma, untuk selanjutnya masuk ke dalam gaster
pada bagian cardia (curvatura , minor bagian oral). Oeshopagus pada saat
6
melewati hiatus oesophagicus otot circular bagian cauddalnya menebal
sehingga seakan-akan terdapat suatu spincter yang fungsional di sini.
Vaskularisasi oesophagus oleh Vasa Oesophagicae. [5]
2.1.4 Gaster
Bagian-bagiannya adalah cardia, fundus, corpus dan pylorus.
Mempunyai facies ventralis dan dorsalis dan tepi-tepi kanan yang disebut
curvatura minor dan tepi kiri yang disebut curvatura major. Letaknya
intraperitoneal. Oesophagus masuk ke cardia pada batas pertemuan curvatura
minor dan major. Cardia adalah bagian gaster sekitar tempat masuk
oesophagus, di sini terdapat kelenjar-kelenjar cardia. Fundus merupakan
bagian gaster di sebelah cranial permukaan cardia (lebih tinggi daripada
cardia), pada curvatura major dan seringkali berisi udara/gas. Mukosa sama
dengan pada corpus, tetapi mempunyai kelenjar-kelenjar fundus yang
menyerupai kelenjar-kelenjar corpus. Corpus terletak antara fundus dan
pylorus. Tidak mempunyai batas yang terlihat dari luar terhadap pylorus, yang
berbeda hanya kelenjar-kelenjarnya saja. Sedangkan pylorus merupakan
bagian distal gaster dimana terdapat kelenjar-kelenjar pylorus. Dibagi menjadi
bagian antrum pyloricum dan canalis pyliricus. Pada bagian akhirnya terdapat
sphincter pylori yang merupakan penebalan jaringan otot sirkuler di situ.
Vaskularisainya dilakukan oleh cabang-abang A. coeliaca yaitu A.
gastric sinistra yang memberi arterilisasi bagian superior curvatura minor
(corpus, cardia, dan fundus) dan bagian caudal oesophagus; A. hepatica
communis yang mwnberi 2 cabang yaitu a. hepatica propria yang memberi
cabang A. gastrica dextra, memberi arterilisasi bagian inferior curvatura minor
(pylorus), A. gastriduodenalis yang menberi cabang a. gastroepiploica dextra
dan member arterilisasi bagian inferior curvatura major (pylorus dan corpus);
a. lienalis mempunyai cabang untuk gaster yaitu A. gastroepiploice sinistra
yang memberi arterilisasi bagian sinistra curvatura major (corpus) dan Aa.
Gastric breves yang memberi arterilisasi bagian kiri atas curvatura major
(fundus dan corpus). [5]
7
2.1.5 Intentinum Tenue
Dimulai dari pylorus sampai iliocaecal junction dan terdiri dari
duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum atau usus 12 jari (25 cm) letaknya
retroperitonel, jejunum dan ileum panjang dan berlipat-lipat dan mempunyai
mesostenium yang mempunyai akar/ menempel pada dinding dorsal abdomen
yaitu radix mesostenii.
2.1.5.1 Duodenum
Bentuknya pada umumnya berbentuk huruf C di dalam cekungan
terdapat pancreas (bagian caput). Dari pylorus sampai flexura duodeno
jejunalis dibagi 3 bagian: pars cranialis, pars descendens dan pars
ascendens (termasuk pars horizontal). [5]
2.1.5.2 Jejunum dan ileum
Letak seluruhnya intraperitoneal, dimana 2/5 bagian intestinum tenue
berupa jejunum dan 3/5 berupa ileum. Antar jejunum dan ileum tidak
ada batas yang jelas. Jejunum bagian oral dan ileum bagian anal.
Jejunum pada uumumnya sering dalam keadaan kosong dan warna
lebih merah (banyak vaskularisasi), dan dinding lebih tebal. [5]
2.1.6 Intestinum Crassum
Terdiri dari caecum, appendix, colon ascendens, colon transversum,
colon descendens, colon sigmoideum dan rectum serta anus. Vaskularisasinya
dipelihara oleh cabang-cabang A. mesenterica superior dan A. mesenterica
inferior.
2.1.6.1 Caecum
Terletak antara fossa iliaca dextra sampai linea terminalis, dibungkus
peritoneum visceralis jadi letaknya intraperitoneal, bisaanya tidak
mempunyai appendix epiploicae dan tanpa meso-caecum karena
pendek (hanya ada dua lipatan pendek pada sebelah kanan dan kiri
bagian belakang caecum). [5]
2.1.6.2 Appendix
Terletak intraperitoneal, hanya terdapat pada manusia dan kera jenis
anthropoid, terdapat pada ujung posteromedial caecum dimana 3 tainea
coli bertemu kurang lebih 1 – 2 cm di sebelah caudal ileum.
8
Panjangnya 5-13 cm (rata-rata) 9 cm. tidak mempunyai taenia, karena
otot longitudinal rata. Mukosa penuh dengan jaringan lymphoid.
Bagian yang masuk caecum lumennya lebih sempit lagi karena lapisan
otot sirkuler yang lebih tebal. [5]
2.1.6.3 Colon
1) Colon Ascendens
Dimulai dari caecum pada fossa iliaca dextara sampai flexura coli
dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan. Terletak di
sebelah ventral ren dextra. Hanya bagian ventral tertuutup
peritoneum visceral. Jadi letaknya colon ascendens ini yaitu
retroperitoneal. Kadang-kadang dinding dorsalnya langsung
melekat pada dinding dorsal abdomen yang ditempati M. quadrates
lumborum dan ren dextra. Artelisasi: dari cabang-cabang A.
iliocilica dan A. colica dextra. [5]
2) Colon Transversum
Dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra. bagian kanan
mempunyai hubungan dengan duodenum dan pancreas di sebelah
dorsal. Bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya tinggi
dari yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih
tajam sudutnya. Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies
visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang terletak di
sebelah ventralnya. Arterilisasi dari cabang-cabang A. colica
media. [5]
3) Colon Descendens
Mulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra dimana
dimulai colon colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena
adanya hanya dinding ventral (sebagian) saja yang diliputi
peritoneum. Terletak pada m. quadrates lumborum dan erat
hubungannya dengan ren sinistra. arterilisasi dari cabang-cabang A.
colica sinistra yang merupakan cabang A. mesenterica inferior. [5]
9
4) Colon Sigmoideum
Mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperitoneal,
terletak di dalamfossa iliaca sinistra. radix mesosigmoid
mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. [5]
5) Rectum
Rectum adalah bagian dari intestinum crassum yang terletak di
antara colon sigmoideum dan canalis analis. Panjang rectum
berkisar antara 12- 15 cm dan mempunyai bagian yang paling
sempit pada peralihan dengan colon sigmoideum. Bagian yang
paling lebar disebut ampulla recti, terletak di atas diphragma pelvis.
Bagian usus besar yang terletak di antara batas atas diphragma
pelvis (ampulla recti) sampai anus disebut canalis analis. [7]
2.2 ASPEK HISTOLOGI [4]
Sistem Pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna di
mulai dari mulut sampai dubur (anus), dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan
seperti kelenjar air liur, hati, dan pancreas, yang letaknya di luar tetapi
menghasilkan secret melalui system duktus masuk ke dalam saluran tersebut. [4]
Sistem pencernaan akan diuraikan dalam tiga bagian yaitu:2.1.1 Rongga Mulut :
2.2.1.1 Bibir
Terdiri atas 3 lapisan yaitu epitel berlapis pipih, jaringan ikat fibro-
elastis dan jaringan otot bergaris (musculus orbicularis oris)
Terdiri dari 3 bagian :
1. Bibir pars kutanea : struktur seperti kulit berbulu
2. Bibir pars intermedia (merah bibir)
3. Bibir pars mukosa
2.2.1.2 Mukosa Pipi
Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk dengan sel-sel
permukaan selalu mengelupas diganti yang baru. Lamina propria dan
tunika submukosa mempunyai berkas-berkas sabut elastis yang masuk
diantara sabut otot bergaris di bawahnya, sehingga mukosa pipi terikat
10
pada otot pipi yang mengakibatkan waktu mengunyah mukosa pipi
tidak berlipat-lipat sehingga pipi tidak tergigit. Mempunyai kelenjar
mucous yang disebut kelenjar buccalis. [4]
2.2.1.3 Lidah
Lidah terdiri atas bagian yang mudah bergerak (badan) yang
terletak di dalam rongga mulut, dan pangkal atau akarnya yang
melekat pada dasar mulut dan membentuk bagian dinding depan
faring. (lesson hal 328). Sebagian besar terdiri atas otot bergaris yang
saling tegak lurus dalam tiga bidang ialah transversal, longitudinal dan
vertikal.
1.2.1.3.2 Papila Lingualis
Merupakan propria papil yang permukaannya
dilapisi oleh epitel berlapis pipih. Ada 4 macam papila
lingualis, yaitu :
1. Papilla filiformis
Berbentuk seperti benang, dilapisi oleh epitel berlapis
pipih bertanduk, mempunyai papil primer dan sekunder,
merupakan papilla lingualis terbanyak, tersebar
dipermukaan dorsal lidah dan tidak mempunyai taste
bud (alat pengecap).
2. Papilla fungiformis
Berbentuk seperti jamur, dilapisi epitel berlapis pipih
tak bertanduk, mempunyai papil primer dan sekunder,
terletak di sela-sela papilla filiformis, mempunyai
sedikit taste bud.
3. Papilla sirkumfalata
Papilla lingualis yang terbesar, jumlah sedikitnya 7-12
buah, terletak disepanjang sulkus terminalis, dikelilingi
oleh parit, dimana kelenjar von ebner bermuara di dasar
parit, dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk,
mempunyai banyak taste bud di tepi parit dan
mempunyai papil primer dan sekunder.
11
4. Papilla foliata
Mempunyai papil sekunder yang benbentuk sepeti daun,
berjumlah tiga buah, dua tepi disebut papil saraf dan
satu di tengah disebut papil darah, dilapisi epitel
berlapis pipih tak bertanduk, taste bud banyak, dan di
tepi lateral belakang lidah. [4]
1.2.1.3.3 Kelenjar-kelenjar pada lidah
Kelenjar Von Ebner (serous murni, bermuara di dasar
parit paila sirkumvalata), Kelenjar Weber (Mucous
murni,bermuara didekat tonsila lingualis) dan Kelenjar
Blandin Nuhn (Seromukous, terletak di ujung lidah). [4]
1.2.1.4 Dasar rongga mulut
Dilapisi epitel pipih taj bertanduk, mempunyai sub mukosa
kendor di dalamnya terdapat kelenjar sublingualis. [4]
1.2.1.5 Gigi
Gigi tertanam di dalam tulang rahang bawah dan atas dan
tersusun dalam dua lengkung, lengkung atas lebih besar dari lengkung
bawah, sehingga kedudukan gigi bawah agak dilampaui oleh gigi atas.
Bagian-bagian gigi adalah dentin, email, sementum, pulpa, membran
(ligament) periodontal dan gusi (ginggiva). [4]
1.2.1.6 Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah di bagi menjadi kelenjar ludah intrinsik / minor
dan kelenjar ludah mayor / ekstrinsik.
1.2.1.6.1 Kelenjar ludah intrinsik/minor
Kelenjar ludah intrinsik terdapat pada mukosa dan
submukosa rongga mulut dan merupakan kelenjar ludah
yang kecil yang akan terus mengeluarkan sekretnya untuk
membasahi rongga mulut. Yang termasuk kelenjar ludah
intrinsik adalah : glandula labialis yang terdapat pada bibir,
glandula lingualis yang terdapat pada lidah, glandula
12
buccalis yang terdapat pada mukosa pipi dan glandula
palatina yang terdapat pada palatine. [4]
1.2.1.6.2 Kelenjar ludah ekstrinsik/mayor
1) Glandula parotis, terletak di bawah dan di depan telinga.
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur terbesar.
Kelenjar ini terbungkus simpai tipis dan mengandung
asini serous terdiri atas sel-sel berbentuk piramida, duktus
interkalaris, dan duktus sekretoris (striated duct). [8]
2) Glandula Submandibularis / submaxillaris, terletak pada
dasar mulut di bawah badan mandibula dan meluas ke sisi
leher melalui bagian tepi bawah mandibula. Kelenjar ini
mempunyai sinpai, sekat-sekat dan sistem saluran keluar
yang tampak jelas, mirip dengan yang terdapat pada
kelenjar parotis, tetapi duktus interkalarisnya lebih pendek
dan kurang mencolok. [8]
3) Glandula sublingualis merupakan kelenjar ludah mayor
yang terkecil. Glandula sublingualis mempunyai asini
sero-mukous dengan asini mukousnya lebih banyak,
intercalated duct dan striated ductnya sangat jarang.
Saluran keluar utamanya bermuara di dekat ductus
Warthoni, disisi frenulum lidah. [4]
2.2.2 Pharynx
Terdiri atas lapisan epitel berlapis pipih tak bertanduk yang kemudian
berubah menjadi epitel berlapis silindris dan akhirnya menjadi epitel berderet
silindris, jaringan ikat padat fibroelastis yang mengandung banyak sabut-
sabut elastis dengan arah longitudinal, otot bergaris, jaringan fibroelastis yang
berisi jaringan lymphoid yang disebut tonsila pharyngica. Dan di
nasopharynx terdapat kelenjar campur. [4]
2.2.3 Oesophagus
Panjangnya lebih kurang 25 cm, merupakan saluran yang relatif lurus.
Tunika mukosa dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk, muskularis
13
mukosanya hanya 1 lapis tebal dengan arah longitudinal. Mempunyai 2
macam kelenjar yaitu oesophageal gland proper terdapat didalam tunika
submukosa dan oesophageal cardiac galand didalam lamina propia. Tunika
muskularis eksterna terdiri atas otot bergaris pada oesophagus bagian atas,
campuran otot bergaris dan otot polos pada bagian tengah, dan pada bagian
bawah terdiri atas otot polos semua.
2.2.4 Gaster (lambung)
Lambung terbagi atas 3 bagian yaitu : (1) Lambung cardia, gastric pits
seperti huruf V dan dangkal; kelenjar (cardiac galand) terpotong bulat atau
lonjong dan tidak seberapa rapat. (2). Lambung fundus/ corpus, gastric pits
seperti huruf U dan dangkal; lamina propia dipenuhi kelenjar (fundic galand)
yang berupa tubulus dan tersusun rapat saling sejajar, tegak lurus permukaan.
Pada fundic gland terdapat 4 macam jenis sel yaitu chief cell/sel utama;
mucous neck cell; sel parietal; dan sel argintafin. (3) Lambung pylorus gastric
pits berupa cekungan yang sangat dalam bahkan mencapai lamina propia;
didalam lamina propia terdapat pyloric gland. Pada pyloric gland hanya
terdapat 1 macam sel yaitu mucous neck cell. Muskularis sirkuler menunjukan
penebalan, disebut sphyncer pylori yang diikuti pula oleh penebalan mukosa
dan sub mukosa.
2.2.5 Usus Halus
Berfungsi mencerna dan mengabsorsi makanan. Agar absorbsi pda
usus halus optimal, maka diperlukan struktur-struktur untuk memperluas
permukaan yaitu plika semicircularis dari kerkringi, villi intestinal, dan
mikrivili. Untuk melaksanakan fungsi cerna dengan baik, diperlukan struktur
yaitu sel goblet dan kelenjar.
Usus halus terbagi atas tiga bagian : Doudenum, mempunyai plika
kerkringi yang banyak dan becabang-cabang; villi lebar-lebar seperti daun;
kripta dari leberkuhn terdapat didalam lamina propia. Pada tunika sub mukosa
terdapat kelenjar brunner. Pada pertengahan duodenum bermuara duktus
choledochus dan duktus pankreatikus. Karena terletak retroperiteneal,
sehingga sebagian saja yang mempunyai tuniak serosa sedangkan selebihnya
dilapisi tunika adventitia. Jejunum, batas dengan duodenum tidak jelas; plika
14
kerkringi banyak dan bercabang-cabang; kripta liberkuhn dan sel goblet lebih
banyak. Jejunum bagian atas memiliki villi seperti lidah, bagian bawah
seperti jari, Ileum, plika kerkringi makin jarang da pendek akhirnya
menhilang pada akhir ileum; villi pendek dan atrofis juga menghilang pada
akhir ileum. kripta liberkuhn dan sel goblet banyak tetapi kadang sulit terlihat
karena tertutup infiltrasi lymfosit. Terdapat kelompok-kelompok lymfosit
(lymponoduli agregasi) yang disebut payer’s patches didalam lamina propia
dan meluas sampai tunika submukosa. Payer’s patches terdapat pada sisi
ileum yang tidak melekat pada mensenterium. [4]
2.2.6 Usus Besar
Berfungsi untuk absorbsi air dan mencerna selulosa oleh sisa enzim dan
kuman pembusuk . Berbeda dengan usus halus, pada usus besar tidak terdapat
plika kerkringi, villi interstianl, dan sel paneth (kecuali pada appendix
terdapat sedikit). Sel goblet pada usus besar lebih banyak, sel absotif juga
mempunyai mikrivili. Kripta liberkuhn lebih banyak dan lebih dalam karena
dinding usus besar lebih tebal, dan juga terdapat plika semilunaris (lipatan-
lipatan yang dibentuk oleh mukosa , submokosa dan muskularis sirkularis.
Usus besar, panjangnya kurang lebih 180 cm dan terdiri dari (1) Caecum,
berhubungan dengan ileum melalui katub iliosekal (2) Appendix
Vermiformis, tidak terdapat villi intestinal dan taenia coli; pada lamina propia
terdapat lymponoduli agregasi; dan muskularis mukosanya tidak tumbuh
sempurna. (3) Colon, terdapat taenia coli. Mempunyai banyak sel goblet
tetapi tidak ada sel paneth. Serosa merupakan jaringan ikat kendor yang berisi
kantong-kantong lemak yang disebut appendices apiploicae. (4) Rektum,
dilapisi epitel selapis silindris dengan banyak sekali sel goblet. Pada mukosa
terdaoat lipatan-lipatan longitudinal yang disebut kolumna rektalis dari
morgagni. Tunika muskularis eksterna sangat tebal dan muskularis
longitudinalis tersebar lagi, bagian depan dan belakang lebih pendek daripada
rectum sehingga terjadi lagi lipatan yang disebut plika trnsversa (2 dikiri dan
1 dikanan). [4]
15
2.2.7 Anus
Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk mulai dari garis rekto-anal samapai
garis ano-perineal. Sesudahnya, dilapisi epitel berlapis pipih bertanduk. Pada
permukaan sphincter ani eksternus ditutupi kulit tipis berambut, kelenjar
lemak dan kelenjar keringat apokrin yang disebut kelenjar sirkum analis.
Muskularis sirkularis, terdiri atas otot polos yang tebal membentuk sphincter
ani internus (dibentuk oleh otot bergaris pelvis). [4]
2.3 ASPEK FISIOLOGI [1, 2, 3]
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau
nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan kedalam lingkungan
internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang
kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan
berbagai aktivitas bergantung energi, misalnya: Transportasi aktif , Kontraksi,
Sintesis, Dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan,
pembaharuan, dan penambahan jaringan tubuh. [3]
2.3.1 Sistem Pencernaan Melibatkan Empat Proses pencernaan
2.3.1.1 Motilitas
Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong
isi saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di
dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut tonus. Tonus penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada saluran pencernaan tetap, serta
untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara
permanen setelah mengalami distensi (peregangan). Terhadap
aktivitas tonik yang terus menerus tersebut, terjadi dua dasar
motilitas pencernaan gerakan propulsive (gerakan mendorong atau
memajukan isi saluran pencernaan kedepan dengan kecepatan yang
berbeda-beda) dan gerak mencampur. [3]
2.3.1.2 Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresi kedalam lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar-kelenjar esokrin yang terletak di sepanjang
rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri.
16
Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen
organic spesfik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim,
garam empedu, atau mukus. [3]
2.3.1.3 Pencernaan
Mengacu pada proses penguraian makanan dari struktur yang
kompleks diubah manjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat
diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi
makanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak. [3]
2.3.1.4 Penyerapan (Absorpsi)
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi
di usus halus. Melalui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan
kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan
tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan
dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. [3]
2.3.2 Aktivitas Listrik Pada Otot Polos
Otot polos pada sistem pencernaan hampir terus-menerus tereksitasi
oleh aktivitas listrik intriksik yang lambat melalui membran serabut otot.
Aktivitas ini memiliki dua tipe dasar gelombang listrik:
2.3.2.1 Gelombang lambat.
Sebagian besar kontraksi sistem pencernaan berlangsung secara
berirama, dan irama ini terutama ditentukan oleh frekuensi dari apa
yang disebut gelombang lambat dalam potensial membran otot polos.
Gelombang ini bukanlah suatu potensial aksi, sebaliknya gelombang-
gelombang tersebut merupakan perubahan potensial membran
istirahat yang lambat dan bergelombang. Intensitasnya biasanya
bervariasi antara 5 dan 15 mV, dan kisaran frekuensinya dari 3-12 kali
per menit pada berbagai bagian traktus sstem pencernaan manusia. [2]
2.3.2.2 Potensial Paku
Potensial paku merupakan potensial aksi yang sebenarnya.
Potensial ini timbul secara otomatis bila potensial membran istirahat
otot polos menjadi lebih positif dari sekitar -40 mV (potensial
17
membran istirahat normal di serabut otot polos usus antara -50 dan -
60 mV). Semakin tinggi potensial gelombang lambat meningkat,
akan semakin besar frekuensi potensial paku, bisaanya berkisar
antara 1 dan 10 gelombang paku per detik. Pada otot sistem
pencernaan, potensial paku berlangsung 10-40 kali lebih lama seperti
halnya potensial aksi di serabut saraf yang besar, setiap gelombang
paku sistem pencernaan berlangsung selama 10-20 mlidetik. [2]
2.3.3. Pengaturan Fungsi Pencernaan Bersifat Kompleks dan Sinergistik
Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk
memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang masuk. Terdapat
empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi sistem pencernaan:
2.3.3.1 Fungsi otonom otot polos
Fungsinya seperti sel-sel jantung, sebagian otot polos
merupakan sel pemacu yang tidak memiliki potensial istirahat yang
konstan karena potensial membrannya memperlihatkan variasi yang
spontan dan berirama. Jenis aktivitas listrik spontan yang paling
menonjol pada otot polos pencernaan adalah potensial gelombang
lambat yang disebut juga irama listrik dasar saluran pencernaan. [3]
2.3.3.2 Pleksus Saraf Intriksik
Pleksus saraf adalah jaringan sel-sel saraf yang berhubungan.
Terdapat dua jaringan serat saraf yang membentuk pleksus di saluran
pencernaan: [3]
1. Pleksus mienterikus Auerbach
Yang terletak diantara lapisan otot polos longitudinal dan
sekuler. Bila pleksus ini dirangsang, efeknya yang utama adalah
peningkatan kontraksi tonik atau tonus dnding usus, peningkatan
intensitas kontraksi ritmis, sedikit peningkatan kecepatan irama
kontrasi, dan peningkatan kecepatan konduksi gelombang
eksitatoris d sepanjang dinding usus, menyebabkan pergerakan
gelombang peristaltic usus yang lebih cepat. [2]
2. Pleksus submukosa Meissner
18
Yang terletak di submukosa. Berperan dalam pengaturan
fungsi di dalam dinding sebelah dalam dari tiap bagian kecil
segmen usus. Sebagai contoh, banyak sinyal sensoris berasal dari
epitel gastrointestinal dan kemudian bersatu dalam pleksus
submukosa meissner untuk membantu mengatur sekresi intestinal
lokal, absorpsi lokal, dan kontraksi otot submukosa local yang
menyebabkan berbagai tingkat pelpatan mukosa gastrointestinal. [2]
2.3.3.3 Saraf Ekstrinsik
Saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan
mempersarafi berbagai organ pencernaan, yaitu serat-serat saraf dari
kedua cabang sistem saraf otonom. Salah satu tujuan pengaktifan
spesifik saraf ekstrinsik adalah koordinasi aktivitas antara berbagai
system pencernaan. Tujuan lain dari pengaktifan spesifik adalah
pemberian jalan bagi faktor-faktor di luar sistem pencernaan yang
diperantai oleh saraf vagus yang terjadi dalam mengantisipasi
makanan saat seseorang melihat atau mencium adanya makanan. [3]
2.3.3.4 Hormon Pencernaan
Di dalam mukosa bagian tertentu saluran pencernaan terdapat
sel-sel kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon-hormon ke
dalam darah jika mendapat rangsangan yang sesuai. Hormon-hormon
pencernaan dikeluarkan terutama sebagai respon terhadap perubahan
spesifik di isi lumen, yang bekerja secara langsung pada sel-sel
kelenjar endokrin atau tidak langsung melalui pleksus intiksik atau
saraf ototnom ekstrinsik. Yang menarik, banyak dari hormon-hormon
itu juga dikeluarkan oleh neuron-neuron di otak, tempat mereka
berfungsi sebagai neurotransmitter dan neuromodulator. [3]
2.3.4 Pengaktifan Reseptor Mengubah Aktivitas Pencernaan Melalui Jalur Refleks
dan Jalur hormoral.
Dinding saluran pencernaan mengandung tiga jenis reseptor sensoorik
yang peka terhadap perubahan kimiawi atau mekanisme lokal di saluran
19
pencernaan: (1) kemoreseptor yang peka terhadap komponen-komponen
kimia di dalam lumen, (2) mekanoreseptor (reseptpr tekanan) yang peka
terhadap peregangan atau keteganagn di dalam lumen, dan (3) osmoreseptor
yang peka terhadap osmolaritas isi lumen. Stimulasi reseoptor-reseptor
tersebut memicu refleks saraf atau sekresi hormon, keduanya yang
mengubah tingkat aktivitas di sel efektor sistem pencernaan. Sel-sel efektor
tersebut mencakup sel otot polos, sel kelenjar eksokrin, dan sel kelenjar
endokrin.
Pengaktivan reseptor dapat mencetuskan dua jenis refleks saraf, yaitu:
1. Refleks pendek (short reflex)
Jika jaringan saraf intriksik mempengaruhi sekresi atau motilitas
lokal sebagai respon terhadaop rangsangan lokal spesifik, refleks
semacam ini, dengan semua unsure lengkung refleks terletak di dalam
dinding saluran pencernaan itu sendiri.
2. Refleks panjang (long reflex)
Aktivitas saraf otonom ekstrinsik dapat turut bekerja pada kontrol
lokal untuk memodifikasi respon otot polos dan kelenjar, baik untuk
mengkorelasikan aktivitas antara berbagai bagian sistem pencernaan
maupun untuk memodifikasi aktivitas sistem pencernaan sebagai respon
terhadap pengaruh eksternal. Karena refleks otonom melibatkan jalur-
jalur panjang antara susunan saraf pusat dan sistem pencernaan. [3]
2.3.6 Mulut
Pintu masuk ke saluran pencernan adalah melalui mulut atau rongga
oral. Lubang berbentuk bibir berotot, yang membantu memperoleh,
mengarahkan, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi
nonpencernaan, yaitu penting untuk berbicara (artikulasi berbagai bunyi
bergantung pada bentukan bibir tertentu), dan sebagai reseptor sensorik.
Langit-langit (palatum) yang membentuk atap lengkung rongga mulut,
memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaannya memungkinkan
bernapas dan mengunyah atau mengisap berlangsung bersamaan.
Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka
yang dikontrol secara volunter. Pergerakan lidah tidak saja penting memandu
20
makanan di dalam mulut sewaktu kita mengunyah dan menelan, tetapi juga
berperan penting untuk berbicara. Di dalam lidah tertanam papil-papil
pengecap (taste buds), yang juga tersebar di palatum mole, tenggorokan, dan
dinding dalam papil. [3]
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi
(mengunyah), motilitas mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan,
penggilingan, dan pencampuran makanan yang masuk oleh gigi. Tujuan
mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makanan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil untuk mempermudah proses menelan;
(2) untuk mencampur makanan dengan air liur; dan (3) untuk merangsang
papil pengecap. Tindakan mengunyah dapat bersifat volunteer, tetapi
sebagian besar proses mengunyah ketika makanan merupakan suatu refleks
ritmik yang ditimbulkan oleh pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir,
pipi, dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan ke jaringan mulut.[3]
2.3.7 Pharynx Dan Oesophagus
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring
membantu fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam
beberapa detik menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan.
Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunter,
yang mencetuskan proses menenlan, (2) tahap faringeal, yang bersifat
involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam
esophagus, dan (3) tahap esophageal, fase involunter lain yang mengangkut
makanan dari faring ke lambung. [2]
2.3.8 Lambung
Secara fisiologis,secara tepat dibagi menjadi bagian oral, yang
merupakan 2/3 pertama dari korpus, dan bagian kaudal, yang merupakan sisa
dari korpus ditambah antrum.
Fungsi motorik lambung ada tiga: penyimpanan sejumlah besar
makanan dapat di oroses di dalam lambung, duodenum, dan traktus intestinal
bawah; pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai
21
membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus; dan
pengosongan kimus dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat untuk usus
halus. [2]
Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-
sel yang bertanggung jawab untuk sekresi lambung terletak di lapisan
lambung, mukosa lambung yang terbagi menjadi dua bagian terpisah yaitu
mukosa oxyntik dan daerah kelenjar pylorik. Sel-sel kelenjar mukosa terdapat
di kantung lambung. Di dinding kantung-kantung mukosa oxyntik terdapat
tiga jenis sel sensorik yaitu mucous neck cell yang mensekresikan mucus
yang encer, chief cell yang mengeluarkan pepsinogen, dan sel parietal yang
mengeluarkan HCL dan faktor intrinsik. [3]
Sekresi lambung dibagi menjadi 3 fase yaitu fase sefalik (tanpa ada
makanan di lambung), fase gastric (bila lambung terisi makanan), dan fase
intestinal ( walau makanan sudah masuk di duodenum masih terjadi sekresi
lambung). [3]
2.3.9 Usus halus
Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan
dan penyerapan. [3]
Lima tipe pergerakan intestinal dapat dibedakan menjadi gerak tonik
(akibat perubahan tonus secara terus menerus), gerak pendulum (gerak
memanjang-memendeknya usus akibat kontraksi otot longitudinal), gerak
segmentasi (akibat kontraksi otot sirkuler di beberapa tempat sehingga
membentuk segmen-segmen), gerak peristaltic (gerak pendorong isi usus),
gerak vili (mengakibatkan cairan disekitarnya selalu diganti dengan yang baru
sehingga sari makanan yang diserap menjadi banyak). (diktat dokter laddy).
2.3.10 Usus Besar
Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon, dan rectum. Kolon
yang memebentuk sebagian besar usus besar memiliki gerak yang sama
seperti pada usus halus tetapi karena tidak mempunyai villi maka kolon tidak
mempunyai gerak villi. Fungsi usus besar adalah untuk menyimpan feses
22
sebelum defekasi. Di dalam usus besar tidak mensekresikan enzim
pencernaan apapun hal tersebut tidak diperlukan karena pencernaan telah
selesai sebelum chime mencapai kolon, sehingga did lam usu besar juga tidak
terjadi pencernaan. Namun, bakteri kolon melakukan pencernaaan terhadap
sebagian selulosa dan menggunakannya untuk kepentingan metabolisme
mereka sendiri. [3]
2.3.11 Pankreas Dan Empedu
Sewaktu mengalir ke dalam usus halus, chyme bercampur tidak saja
dengan getah yang disekresikan oleh mukosa usus halus, tetapi juga dengan
sekresi pancreas eksokrin dan hati yang mengalir ke dalam lumen duodenum.
Pancreas eksokrin mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari dua
komponen yaitu sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer (cair).
Ketiga jenis pancreas adalah enzim proteolitik (berperan dalam pencernaan
protein), amylase pancreas (berperan dalam pencernaan karbohidrat), dan
lipase pancreas (penting dalam pencernaan lemak). Sherwood halaman 563).
Selain getah pancreas, produk sekretorik lain yang mengalir ke lumen
duodenum adalah empedu. Empedu di simpan dan dipekatkan di dalam
kandung empedu diantara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke
duodenum akibat kombinasi efek pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekresi empedu di hati. Jumlah empedu yang disekresikan ke hati
berkisar dari 250 ml sampai 1 liter bergantung pada derajat rangsangan.
Dimana fungsi garam empedu adalah sebagai detergen yang mempermudah
penyerapan lemak, membentuk misel yang membantu absorbsi lemak, dan
mengaktifkan enzim lipase. [4]
2.3.12 Absorbsi sebagian besar Nutrien
2.2.12.1 Absorbsi karbohidrat
Karbohidrat makan disajikan ke usus halus untuk diserap
terutama dalam bentuk disakarida maltose, sukrosa, dan laktosa.
Disakaridase yang terdapt di usus halus selanjutnya menguraikan
disakarida ini menjadi satuan monosakarida yang dapat diserap
(glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Glukosa dan galaktosa diserap
oleh transportasi aktif sekunder. Sedangkan fruktosa diserap ke
23
dalam darah semata-mata melalui difusi terfasilitasi (transportasi
pasif yang diperantarai oleh pembawa).
2.3.12.2 Absorbsi Protein
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama
berada dalam bentuk asam amino. Dan beberapa fragmen peptida
kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melaui
transportasi aktif sekunder.
2.3.12.3 Absobsi Lemak
Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan
karbohidrat dan protein karena adanya masalah lemak yang tidak
larut dalam air. Lemak harus dipindahkan dari chyme yang cair
melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak
tidak larut dalam air. Dengan demikan, lemak harus menjalani
serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah ini selama
pencernaan dan penyerapannya.
2.3.12.4 Absorbsi Garam dan Air
Natrium dapat diserap baik secara pasif maupun aktif.
Sedangkan sebagian besar penyerapan H2O di saluran pencernaan
bergantung pada pembawa aktif yang memompa Na+ ke dalam
ruang lateral. Sehingga tercipta daerah dengan tekanan osmotic
tinggi diantara sel-selnya.
2.3.12.5 Absorbsi Besi dan Kalsium
Vitamin larut air diserap secara pasif bersama air sedangkan
vitamin larut lemak diangkut dalam misel dan diserap secara pasif
bersama dengan produk akhir pencernaan lemak. Penyerapan besi
dan kalsium dalam makanan mungkin tidak lengkap karena
penyerapan tersebut bergantung pada kebutuhan tubuh akan
elektrolit-elektrolit tersebut.
24
2.4 ASPEK BIOKIMIA [9]
2.4.1 Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan merupakan proses penghancuran makanan sehari-
hari di saluran pencernaan secara enzimatis, dibantu dengan gerakan peristaltic
usus serta gerakan mekanis oleh gigi di rongga mulut, sampai dihasilkan
produk cerna yang siap diserap di mukosa usus. Selanjutnya produk cerna tadi
disebarkan keseluruh tubuh yang memerlukannya atau disimpan di jaringan-
jaringan tertentu sebagai makanan cadangan.
2.4.1.1 Pencernaan dimulut
Pencernaan ini merupakan proses awal dari proses pencernaan
makanan yang kering akan melarutkan molekul-molekul makanan
sehingga proses pencernaan makanan oleh enzim-enzim hidrolisa.
Pencernaan di mulut selain oleh enzim, situasi dan kondisi sangat
mempengaruhinya. Pada pencernaan ini yang terpenting adalah
peranan saliva. Saliva merupakan campuran secret dari kelenjar-
kelenjar di rongga mulut berupa kelenjar liur submaksilaris (± 69%),
kelenjar liur sublingualis (± 5%), kelenjar liur parotis (± 26 %) dan
kelenjar liur bucalis. Komposisi saliva merupakan cairan kental, tidak
berwarna, kandungan air sebesar 99,5% dan sisanya yaitu zat padat. ⅔
dari zat padat ditempati oleh zat organik, terutama ptyalin dan musin
dan ⅓ lagi ditempati oleh zat anorganik berupa ion Ca, Mg, Na, K,
PO3-, Cl-, HCO3- dan SO4-. pH saliva sangat bervariasi yang sangat
dipengaruhi oleh rasio HCO3- : H2CO3 dalam darah, umumnya
berkisar diantara 6,35-6,85.
2.4.1.2 Pencernaan di Lambung
Didalam lambung, pencernaan makanan akan dilanjutkan
dengan perantaraan getah lambung. Sekresi getah lambung dibagi
dalam 3 tahap yaitu fase sefalic (rangsangan berasal dari rasa, bau,
melihat makanan dan pikiran tentang makanan yang enak), fase gastric
(rangsangan disebabkan oleh adanya makanan dalam lambung) dan
fase intestinal (sekresi getah lambung yang masih terjadi walaupun
makanan sudah di duodenum). Getah lambung merupakan campuran
secret 3 macam kelenjar mukosa lambung yaitu lapisan sel chief
25
(kelenjar ini mensekresikan suatu zimogen pepsinogen yang kemudian
diaktifkan oleh HCL lambung menjadi enzim aktif pepsin), lapisan sel
parietal (mensekresikan HCL) dan sel epitel kolumnar mukosa
lambung (mensekresikan musin suatu glikoprotein yang serupa dengan
musin saliva).
2.4.1.3 Pencernaan di usus halus
Setelah beberapa saat makanan berada di dalam lambung,
chyme (isi lambung) diteruskan kedalam usus halus melalui katub
pylorus. Di dalam usus halus, pencernaan dilanjutkan oleh enzim yang
terdapat pada getah pankreas (succus pancreaticus) dan getah usus
halus (succus entericus) dibantu oleh empedu. Sifat alkali bahan-bahan
dari pankreas dan empedu akan menetralisir sifat asam dari chyme dan
akan merubah pH menjadi alkali. Perubahan pH penting untuk aktivitas
enzim-enzim yang terdapat dalam getah pankreas dan getah usus halus.
Adanya chyme dan HCL lambung di duodenum dan jejenum bagian
proksimal, kedua bagian intestine tersebut terangsang mensekresikan
hormon sekretin. Menurut Bayliss dan Starling, hormon sekretin terdiri
dari 4 komponen yaitu sekretin (merangsang kelenjar pankreas
mengeluarkan getah berupa cairan seperti air), pancreozimin
(merangsang pankreas mengeluarkan getah berupa cairan kental),
kolesistokinin (merangsang kontraksi serta pengosongan kandung
empedu) dan enterokinin (merangsang pengaliran getah intestine).
Getah usus halus merupakan hasil sekresi kelenjar Brunner dan
Lieberkuhn di mukosa usus halus yang 99% terdiri dari air dan sisanya
berupa bahan-bahan padat yaitu enzim-enzim, musin dan garam-garam
anorganik. pHnya adalah 7-8.
2.4.1.4 Empedu
Empedu dihasilkan oleh sel-sel hati dan disimpan di dalam
kandung empedu. Di dalam kandung empedu, sebagian air dan garam
anorganik akan diserap sehingga konsentrasi bahan padatnya 10 kali
lebih banyak dibanding empedu yang keluar langsung dari hati. Jumlah
empedu yang disekresi pada manusia ± 500-1100 ml/hari. Tiga bahan
26
utama dalam empedu adalah kolesterol, garam-garam empedu dan zat
warna (pigmen) empedu. Fungsi empedu adalah untuk emulsifikasi,
netralisasi asam, sebagai alat ekskresi, sebagai pelarut kolesterol dan
metabolisme zat warna empedu.
2.4.1.5 Pankreas
Getah pankreas merupakan cairan yang encer seperti saliva.
Terdiri dari air (98,7%) dan bahan-bahan padat (1,5%), dimana ⅓ dari
senyawa organik adalah protein dan enzim, sisanya ⅔ adalah
anorganik. pH 7,5-8 dan jumlahnya 650 ml/hari. Enzim yang terdapat
pada getah pankreas adalah tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
alfa-amilase, lipase, fosfolipase, kolesterol ester hidrolase, RNA-ase,
DNA-ase, dan kolagenase.
2.4.1.6 Hasil akhir pencernaan
Protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi
monosakarida (terutama glukosa), triagliserol menjadi asam lemak,
gliserol dan monoasil gliserol, dan asam nukleat menjadi basa nuklein,
nukleotida dan pentosa.
2.4.2 Absorbsi Makanan
Proses absorbsi adalah perjalanan normal bahan-bahan untuk masuk ke
pembuluh darah dan limfe. Pada mulut dan oesophagus, absorbsi dapat
diabaikan kecuali beberapa obat-obatan yang dapat diabsorbsi dalam mulut.
Pada lambung, absorbsi bahan-bahan makanan juga bisa diabaikan kecuali
molekul-molekul kecil misalnya glukosa tetapi absorbsi alkohol dalam
lambung dapat terjadi dalam jumlah besar. Organ utama pencernaan dan
absorbsi adalah usus halus. 90% dari bahan-bahan makanan diserap di usus
halus bersama dengan air, tetapi absorbsi air yang utama adalah di usus besar
sehingga isi usus besar lebih padat dari isi usus halus. Usus halus panjangnya
± 9 m dengan adanya lipatan-lipatan dan jutaan vili-vili. Vili ini merupakan
tempat yang utama dan penting untuk absorbsi yaitu 5-8 jam. Tiap-tiap vili
mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfe.
27
2.5 ASPEK PERILAKU
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
KESMPULAN
28