Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2
-
Upload
zebri-yandi -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2
Dispepsia Organik
Zebriyandi*
10-2010-102
Kelompok F9
22 Mei 2013
Pendahuluan
Sindroma dispepsia merupakan sekumpulan gejala berupa keluhan rasa tidak enak pada
perut bagian atas yang bersifat intermiten meliputi rasa penuh di ulu hati sesudah makan,
kembung, sering bersendawa, cepat kenyang, anoreksia, nausea, vomitus, rasa terbakar di daerah
ulu hati dan regurgitasi. Keluhan ini sangat bervariasi baik jenis maupun intensitas gejala
tersebut. Keluhan tersebut tidak dibatasi soal waktu dalam definisi, biasanya 2,4 atau 12 minggu.
*Mahasiswa semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi :
Zebriyandi
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
No. telp 021 05694 Email: [email protected]
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengleuaran
asamlambung berlebih, pertahanan dindins lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori
sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil, gangguan gerakansaluran
pencernaan, dan stress psikologis.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejalaklinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di
perut bagian atas yang menetap ataumengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus
klasik berupa rasa panas didada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi
termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyataterhadap
organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,radang pankreas, radang
empedu, dan lain-lain.
2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertaikelainan atau
gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,laboratorium, radiologi, dan
endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas ataudada,
yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasaterbakar di
perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik priamaupun wanita. Sekitar
satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapawaktu
Anamnesis
Anamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan
memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit si pasien.
Riwayat pasien merupakan suatu komunikasi yang harus dijaga kerahasiaannya yaitu segala hal
yang diceritakan penderita.
Keluhan utama yaitu gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita
sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan
tentang lamanya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar untuk memulai evaluasi
pasien.1
Riwayat Penyakit Sekarang Mengenai Saluran Pencernaan
Pertanyaan Uraian
Nafsu makan Baik/ buruk. Perubahan yang baru terjadi? Intoleransi makanan
spesifik
Berat badan Berkurang/ bertambah/tetap? Berapa banyak dan berapa lama?
Disfagia Adanya kesulitan menelan? Disebabkan oleh nyeri atau adanya
tahanan? Jenis makanan apa? Keadaan yang menyebabkan
hambatan? Kapan terjadinya? Apakah terjadi regurgitasi?
Diet Termasuk pertanyaan tentang obat-obatan (terutama obat
pencuci perut,obat yang merangsang lambung, antibiotik, dan
steroid)
Konsumsi alkohol
Nyeri abdominal/dispepsia/
gangguan pencernaan
Keadaan? Penjalaran? Kumpulan? Efek makanan? Efek
antasid? Efek gerakan usus?
Muntah Berapa banyak? Berapa sering? Isi? Adanya darah atau materi
yang menyerupai kopi?
Distensi abdomen Nyeri? Muntah? Gerakan usus berkurang/tidak ada? Flatus?
Diare Seberapa seing? Dalam jumlah besar atau sedikit? Darah?
Mukus? Pus? Gejala penyerta? Baru melakukan perjalanan?
Ikterus Serangan sebelumnya? Nyeri yang menyertai? Durasi?
Perubahan warna urin? Perubahan warna tinja? Demam?
Tinja Diare? Konstipasi? Melena?
Tabel1. Pertanyaan – pertanyaan penting yang dapat ditanyakan mengenai gangguan di saluran
cerna.2
Riwayat Penyakit Dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau
yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang.
Riwayat Keluarga adalah segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan
kontak antar anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-
faktor sosial keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita.
Riwayat Pribadi adalah segala hal yang menyangkut pribadi si pasien. Mengenai
peristiwa penting pasien dimulai dan keterangan kelahiran, serta sikap pasien terhadap keluarga
dekat. Termasuk dalam riwayat pribadi adalah riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, riwayat
makan, riwayat pendidikan dan masalah keluarga.
Riwayat Sosial mencakup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala
aktivitas di luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, perkawinan, tanggungan keluarga, dan
Iain-lain. Perlu ditanyakan pula tentang kesulitan yang dihadapi pasien.
Pemeriksaan Fisik Umum
Tujuan pemeriksaan fisis umum adalah untuk mengidentifikasi keadaan umum pasien
saat pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital (vital sign), keadaan sakit, gizi dan
aktivitasnya baik dalam keadaan berbaring atau berjalan. Termasuk didalamnya adalah penilaian
status mental, keadaan kulit, kelenjar getah bening, kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan
tenggorok, leher, jantung, paru, abdomen, serta refleks-refleks. Setelah anamnesis selesai
dilakukan, maka pemeriksaan fisis biasanya dimulai dengan pemeriksaan obyektif yaitu tekanan
darah, denyut nadi, pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran, disebut sebagai tanda-tanda
kehidupan.
Untuk menambah tanda-tanda obyektif lainnya, maka perlu melakukan pemeriksaan
tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Derajat kesadaran seseorang biasanya dinyatakan
dengan Kompos metis, Apatis, Letargi, Somnolen, Sopor/stupor, Koma.1
Pemeriksaan Fisik Nyeri Abdomen
Pemeriksaan abdomen paling baik dilakukan pada pasien da-lam keadaan berbaring dan
relaks, kedua lengan berada di-samping, dan pasien bernapas melalui mulut. Pasien diminta
untuk menekukkan kedua lutut dan pinggulnya sehingga otot-otot abdomen menjadi relaks.
Dokter yang memeriksa harus merasa nyaman dan relaks, dan oleh sebab itu ran-jang harus
dinaikkan ataupemeriksa berlutut di samping tempat tidur. Tangan pemeriksa harus hangat untuk
menghindari terja-dinya refleks tahanan otot oleh pasien.
1. Inspeksi
Setelah melakukan inspeksi menyeluruh dan keadaaan sekitarnya secara cepat, perhatikan
abdomen untuk memeriksa hal berikut ini:
Apakah abdomen dapat bergerak tanpa hambatan ketika pasien bernapas?
Apakah pasien menderita nyeri abdominal yang nyata?
Apakah pasien menderita iritasi peritoneum, yaitu pergerakan abdomen menjadi
terbatas?
Apakah terdapat jaringan parut akibat operasi sebelumnya?
Apakah terdapat distensi abdominal yang nyata?
Apakah terdapat vena-vena yang berdilatasi?
Apakah terdapat gerakan peristaltik yang dapat terlihat?
Apakah terdapat kelainan-kelainan lain yang dapat terlihat?
Distensi yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh lemak, cairan, janin, atau
udara, sedangkan penyebab dari pem-bengkakan yang terlokalisasi, antara lain hernia
ataupembesar-an organ tertentu. Pada distensi abdomen yang menyeluruh, terutamajika
disebabkan oleh asites, umbilikus dapat menonjol keluar.
Kelainan-kelainan lainnya pada inspeksi dapat meliputi bercak-bercak kecil
makulopapular berwarna merah yang tidak bermakna (bercak Campbell de Morgan), dan
tanda-tandapan-kreatitis, seperti memar periumbilikus (tanda Cullen) atau me-mar pada
bagian belakang abdomen (tanda Gray Turner).
Peristaltik yang terlihat (gelombang kontraksi usus) dapat dijumpai pada individu
normal ^ang kurus, tetapi sebaliknya, pada orang yang gemuk, gerakan peristaltik hanya
terlihat di sebelah proksimal dari letak lesi obstruktif usus.
Vena-vena yang mengalami dilatasi dapat dijumpai jika da-rah yang kembali dari
saluran cerna menuju hati tidak dapat melalui hati karena terjadi peningkatan tekanan
atau trombosis pada vena porta (ketika darah mengalir dari saluran cerna ke dalam hati).
Aliran darah pada vena yang berdilatasi akan men-jauhi umbilikus, dan menaik searah
dengan sistem vena kava superior atau menurun searah dengan sistem vena kava inferior.
Jika terdapat obstruksi vena kava inferior, darah secara ke-seluruhan akan
mengalir-ke arah atas melewati tepi kostal. Identifikasi aliran darah ke atas dengan
melakukan penekanan pada bagian bawah vena dengan menggunakan jari, kosongkan
vena tersebut dengan melakukan pemijatan ke arah atas dengan jari yang lain, kemudian
perhatikan adanya kegagalan pengisian vena oleh darah dari atas. Untuk memastikan
bahwa darah mengalir dari bawah ke atas, lakukan tindakan sebaliknya (tekan bagian atas
vena dengan jari, lalu pijat darah ke bawah dengan jari yang lain), dan angkat jari yang
menekan bagian bawah vena kemudian perhatikan bahwa vena yang sebelum-nya kosong
mulai terisi oleh darah.
2. Palpasi
Abdomen harus diperiksa secara sistematis, terutama jika pasien menderita nyeri
abdomen. Selalu tanyakan kepada pasien letak nyeri yang dirasa maksimal dan periksa
bagian tersebut paling akhir. Isi abdomen dapat bergerak, semi-solid, tersem-bunyi di
balik organ lain, pada dinding posterior abdomen, dapat diraba melalui otot-otot
abdomen, atau kelima-limanya. Namun, hasil pemeriksaan palpasi yang baik sulit untuk
dicapai (bahkan pada dokter yang berpengalaman sekalipun seringkali menyembunyikan
ketidakpastian mereka denga nmenggunakan istilah seperti organomegali yang "samar".
Relaksasi pada tangan yang sedang melakukan palpasi adalah yang penting: hal
ini dapat dilakukan dengan meletak-kan salah satu tangan di abdomen dan tangan yang
lain melakukan palpasi dengan menekan tangan yang ada dibawahnya.
Lakukan palpasi pada setiap kuadran secara berurutan, yang awalnya dilakukan
tanpa penekanan yang berlebihan dan dilanjutkan dengan palpasi secara dalam (jika tidak
terdapat area nyeri yang diderita atau diketahui). Kemudian, lakukan palpasi secara
khusus terhadap beberapa organ.
Ketika meraba organ intra-abdomen yang membesar, bagian tepi organ lebih
sering teraba daripada "badan" organ— konsistensi antara organ tersebut dengan organ
disekitarnya seringkali mudah dibedakan hanya dengan meraba bagian tepinya. Tepi
organ dapat diketahui dengan lebih mudah jika pemeriksa meminta pasien untuk
mengambil napas agak dalam sehingga organ tersebut bergerak. Ketika meraba organ-
organ intra-abdomen yang sedang bergerak saat pasien ber-napas, j angan menekan
tangan yang meraba terlalu dalam pada saat pasien bernapas agar memungkinkan organ
yang bergerak tersebut menyentuh jari-jemari anda.
Sebaliknya, ketika meraba organ yang bergerak saat pascabernapas, minta pasien
untuk mengeluarkan napas bila Anda menginginkan mereka untuk menarik napas. Pasien,
khususnya pasien pria, sering kali menegangkan otot-otot abdomennya ketika diminta
untuk menarik napas dalam, tetapi hampir tidak pernah menegangkan otot-otot
abdomennya selama mengambil napas dalam setelah melakukan ekspirasi dalam.
Jika suatu organ atau pembengkakan yang abnormal tidak bergerak saat respirasi,
gerakan berputar yang lembut dari tangan pemeriksa mungkin diperlukan untuk
menciptakan gerakan relatif.
Bila terdapat pembengkakan yang abnormal,. dan pada waktu palpasi tidak menimbulkan
rasa nyeri, tentukan keada-an dan karakteristiknya. Jika pembengkakan berdenyut
(kemungkinan aneurisma), jangan melakukan pemeriksaan indentabilitas.
Tahanan abdomen merupakan suatu rerleks penegangan otot-otot abdominal yang
terlokalisasi yang tidak dapat dihindari oleh pasien dengan sengaja. Adanya tahanan
tersebut merupakan tanda iritasi peritoneum perifer atau tanda nyeri tekan yang tajam
dari organ di bawahnya. Pastikan adanya tahanan abdomen dengan melakukan perkusi
ringan di atas area yang terkena.
3. Perkusi
Perkusi berguna (khususnya pada pasien yang gemuk) untuk memastikan adanya
pembesaran beberapa organ, khususnya hati, limpa, atau kandung kemih. Lakukan selalu
perkusi dari daerah resonan ke daerah pekak, dengan jari pemeriksa yang sejajar dengan
bagian tepi organ.
Shifting dullness (pekak beralih) adalah suatu daerah pekak yang terdapat di
bawah permukaan horizontal cairan intraperitoneal (asites). Shifting dullness paling baik
dihasilkan pada sisi yang berlawanan dari hati atau limpa yang mengalami pembesaran
dengan tujuan agar tidak mengganggu temuan yang didapatkan dari perkusi akibat
pembesaran organ tersebut: untuk alasan yang sama, kandung kemih harus dikosongkan
terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan asites. Mulailah melakukan perkusi dari
garis tengah dengan posisi jari yang diperkusi sejajar dengan batas cairan yang
diperkirakan dan lakukan perkusi ke arah lateral sampai muncul nada pekak yang jelas,
kemudian jari yang diperkusi diletakkan kembali ke daerah yang kurang pekak. Dengan
mempertahankan jari tersebut pada posisinya, minta pasien untuk berguling secara
perlahan ke arah jari tersebut. Tunggu sekitar 20-30 detik untuk memberikan kesempatan
kepada cairan asites untuk bergerak ke bawah dan kemudian perkusi jari tersebut
kembali. Jika terdapat asites, nada perkusi yang dihasilkan lebih pekak ketimbang perkusi
sebelumnya.
Untuk membangkitkan getaran pada cairan asites, pemeriksa meletakkan salah
satu tangannya pada sisi abdomen dan kemudian mengetuk sisi yang lain sehingga
gelombang cairan dihantarkan. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang
diakibatkan hantaran melalui dinding abdomen, tepi ta-ngan asisten (atau pasien)
menekan dengan lemah lembut di sepanjang garis tengah abdomen. Kadang-kadang pada
asites yang besar, hati terkesan "mengambang" dalam abdomen dan keadaan ini
memimgkinkan jari yang sedang mempalpasi untuk "mengetuk" hati.
4. Auskultasi
Hanya pengalaman klinis yang dapat mengajarkan Anda bising usus yang normal.
Seorang pemeriksa mungkin membutuhkan waktu selama beberapa menit sebelum dapat
mengatakan dengan yakin bahwa bising usus tidak terdengar.
Bising usus yang meningkat dapat ditemukan pada setiap keadaan yang
menyebabkan peningkatan peristaltik obstruksi usus:
• Diare
• Jika terdapat darah dalam pencernaan yang berasal dari saluran cema atas
(menyebabkan peningkatan gerakan peristaltik).
Bising usus menurun atau menghilang ditemukan pada:
• paralisis usus (ileus)
• perforasi
• Peritonitis generalisata.
Pasien dengan nyeri abdomen yang hebat akibat gastroenteritis dapat menyerupai
peritonitis, tetapi adanya bising usus yang berlebihan menunjukkan perbedaan dari
peritonitis generalisata (dengan bising usus yang seharusnya tidak terdengar).
Bising sistolik aorta atau arteri femoralis dapat terdengar di atas arteri yang
mengalami aneurisma atau stenosis. Pastikan selalu bahwa murmur seperti itu tidak
dihantarkan dari jantung. Bising arteri renalis dapat terdengar di bagian lateral abdomen
atau di punggung. Bising sistolik yang terdengar di atas hati hampir tidak pernah
terdengar, tetapi keadaan tersebut menunjukkan adanya neoplasma vaskular, angioma,
kanker hati primer, atau hepatitis alkoholik.
Dengungan vena yang kontinu dapat menunjukkan adanya obstruksi vena kava
inferior atau obstruksi vena porta.
Bunyi gesekan hati atau limpa jarang ditemukan, tetapi pen-ting karena
menunjukkan adanya jaringan abnormal.
Tanda pemasti yang bermanfaat dari asites adalah meminta pasien untuk tetap
dalam posisi miring, dan menempatkan stetoskop pada garis tengah abdomen. Kemudian,
perkusi abdomen secara langsung dengan ujung jari pada titik-titik simetris dengan jarak
yang sama dari garis tengah. Perbedaan nyata pada bunyi yang dihasilkan mengarahkan
pada dugaan adanya perbedaan yang nyata pada kemampuan penghantaran bunyi dari
organ intra-abdomen sehingga keadaan ini secara tidak langsung menunjukkan adanya
asites.2
Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan penyakitnya, disamping pengamatan fisik perlu dilakukan pemeriksaan :
Laboratorium
Pemeriksaan labortorium perlu dilakukan, setidak-tidaknya perlu diperiksa darah, urine,
fungsi tiroid dan pankreas, serta tinja secara rutin. Dari hasil pemeriksaan darah bila ditemukan
lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika cairan tampak cair
berlendir atau banyak mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorbsi. Dan pada
pemeriksaan urine, jika ditemukan adanya perubahan warna normal urine maka dapat
disimpulkan terjadi gangguan ginjal. Seorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya
diperiksa asam lambungnya.2
Radiologis
Pada tukak di lambung akan terlihat gambar yang disebut niche yaitu suatu kawah dari
tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya regular,
semisirkuler, dasarnya licin. Kanker di lambung secara radiologist akan tampak massa yang
irregular, tidak terlihat peristaltik di daerah kanker, bentuk dari lambung berubah.
Barium meal untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat
dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan
berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita
makan.3
Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sangat membantu dalam diagnosis. Yang perlu diperhatikan
warna mukosa, lesi, tumor jinak atau ganas. Kelainan di lambung yang sering ditemukan adalah
tanda peradangan tukak yang lokasinya terbanyak di bulbus dan pars desenden, tumor jinak dan
ganas yang divertikel. Pada endoskopi ditemukan tukak baik di esophagus, lambung maupun
duodenum maka dapat dibuat diagnosis dispepsia tukak. Sedangkan bila ditemukan tukak tetapi
hanya ada peradangan maka dapat dibuat diagnosis dispepsia bukan tukak. Pada pemeriksaan ini
juga dapat mengidentifikasi ada tidaknya bakteri Helicobacter pylori, dimana cairan tersebut
diambil dan ditumbuhkan dalam media Helicobacter pylori.4
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) merupakan saran diagnostik yang tidak invasif. Apalagi alat ini
tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi pasien yang
berat pun dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan alat USG pada pasien dispepsia terutama bila
dugaan kearah kelainan di traktus biliaris, pankreas, kelainan di tiroid, bahkan juga ada dugaan
tumor di esophagus dan lambung.3
Dyspepsia Organik
Dispepsia organik adalah Dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan
pada usia lebih dari 40 tahun. Dispepsia organik dapat digolongkan menjadi :
1. Gastritis
2. Tukak peptic
3. Karsinoma SCBA (saluran cerna bagian atas)
Gastritis
Penyakit Gastritis adalah suatu peradangan pada lambung yang disebabkan oleh beberapa
kondisi yang kompleks dan saling berkaitan. Kondisi yang menyebabkan gastritis atau gastritis
adalah infeksi Helicobacter pylori, trauma fisik, stress, pola makan yang tidak teratur, dll.
Gejala atau sakit gastritis memiliki beberapa tanda bahkan kadang – kadang gejalanya samar
tergantung dari berat ringannya gastritis. Gejala sakit gastritis ringan biasanya hanya berupa
kembung dan sering bersendawa sementara gejala sakit gastritis berat atau gastritis kronis seperti
rasa perih seperti terbakar pada daerah ulu hati. Gejala sakit gastritis berupa :
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik
atau lebih buruk ketika makan
2. Mual
3. Muntah
4. Kehilangan selera makan
5. Kembung
6. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
7. Kehilangan berat badan
Penyebab gastritis adalah :
1. Infeksi bakteri H. Pylori,virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan parasit : sebagian
besar penyebab gastritis atau gastritis adalah akibat infeksi bakteri H. Pylori yang hidup
di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.Hingga sekarang tidak
dapat dimengeri bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui
sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya
gastritis.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti antalgin, asam mefenamat, aspirin, ibuprofen dan naproxen
dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin
yang bertugas melindungi dinding lambung.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam
lambung walaupun pada kondisi normal.
4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
Faktor resiko gastritis
Faktor resiko adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mudah terkena
penyakit gastritis. Jika seseorang telah terkena penyakit gastritis maka beberapa faktor resiko
tersebut harus dihilangkan agar penyakit gastritis tidak bertambah parah. Faktor resiko sakit
gastritis adalah :
1. Infeksi H. Pylori
2. Tinggal di tempat padat dan kumuh, kondisi ini meningkatkan resiko infeksi H. Pylori
3. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
4. Pecandu alkohol
5. Perokok
6. Usia tua
7. Kelainan genetic
Diagnosis Gastritis
Diagnosa gastritis berdasarkan anamnesis (tanya jawab), pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan anamnesis berupa keterangan dan keluhan penderita
gastritis seperti nyeri ulu hati yang sifatnya seperti teriris – iris atau terbakar, mual, kembung,
nafsu makan turun. Pemeriksaan fisik gastritis adanya nyeri tekan pada daerah ulu hati dan
pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan endoscopy untuk melihat kondisi lambung dan
jika perlu mengambil sampel lambung (biopsi) untuk deteksi H. Pylori.
Komplikasi Gastritis
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan
pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
Tukak Peptik
Tukak peptik adalah lesi yang terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agresif dan
faktor defensif Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara
6-15 % terutama pada usia 20-50 tahun. Tukak peptik merupakan lesi yang hilang timbul dan
paling sering didiagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini
mungkin sudah muncul sejak usia muda. Karena lesi yang timbul disebabkan oleh banyak faktor
maka pengobatannya membutuhkan beberapa jenis obat dengan strategi terapi tertentuantara
lain, obat untuk hipersekresi asam lambung, obat pelindung mukosa, obat pencegah senyawa
pencetus dan faktor penyebab, obat pencegah kekambuhan dan komplikasi.
Karsinoma SCBA
Dari semua insidensi kanker lambung yang ada didunia, 50 % berlokasi di bagian bawah
lambung (pylori dan antrum), 20 % pada badan lambung (fundus), 20 % pada bagian kurvantura
minor, 10 % pada cardia, dan sisanya pada kurvantura mayor. Kanker lambung bagian distal
sering tejadi pada orang kulit hitam, dan kanker lambung yang menyerang daerah proximal dari
lambung tinggi insidensinya pada orang kulit putih.
Lebih dari 90 % dari kanker lambung adalah adenokarsinoma. Adenokarsinoma dapat dibagi
menjadi :
Type difus
Type dari adenokarsinoma yang didalamnya tidak terdapat kohesi sel, mengakibatkan sel
yang secara sendiri – sendiri menginfiltrasi dan menebalkan dinding lambung tanpa
pembentukan suatu masa yang diskret. Jenis karsinoma ini sering terjadi pada pasien dengan usia
lebih muda. Perkembangannya dilambung mencakup kardia berakibat dengan hilangnya
densibilitas dinding lambung dan berkaitan dengan prognosis yang jauh lebih jelek.
Type intestinal
Type dari adenokarsinoma yang ditandai oleh adanya kohesi sel neoplastik yang membentuk
stuktur tubuler yang menyerupai kelenjar. Pada type ini sering kali bersifat ulseratif , dan sering
tampak didaerah antrum dan kurvatura mayor lambung. Karsinoma tipe intestinal biasanya
didahului oleh suatu proses prekanker yang lama. Dan biasanya menyerang pada pasien manula.