Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

21
Dispepsia Organik Zebriyandi* 10-2010-102 Kelompok F9 22 Mei 2013 Pendahuluan Sindroma dispepsia merupakan sekumpulan gejala berupa keluhan rasa tidak enak pada perut bagian atas yang bersifat intermiten meliputi rasa penuh di ulu hati sesudah makan, kembung, sering bersendawa, cepat kenyang, anoreksia, nausea, vomitus, rasa terbakar di daerah ulu hati dan regurgitasi. Keluhan ini sangat bervariasi baik jenis maupun intensitas gejala tersebut. Keluhan tersebut tidak dibatasi soal waktu dalam definisi, biasanya 2,4 atau 12 minggu.

description

dispepsia

Transcript of Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Page 1: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Dispepsia Organik

Zebriyandi*

10-2010-102

Kelompok F9

22 Mei 2013

Pendahuluan

Sindroma dispepsia merupakan sekumpulan gejala berupa keluhan rasa tidak enak pada

perut bagian atas yang bersifat intermiten meliputi rasa penuh di ulu hati sesudah makan,

kembung, sering bersendawa, cepat kenyang, anoreksia, nausea, vomitus, rasa terbakar di daerah

ulu hati dan regurgitasi. Keluhan ini sangat bervariasi baik jenis maupun intensitas gejala

tersebut. Keluhan tersebut tidak dibatasi soal waktu dalam definisi, biasanya 2,4 atau 12 minggu.

*Mahasiswa semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi :

Zebriyandi

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

No. telp 021 05694 Email: [email protected]

Page 2: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengleuaran

asamlambung berlebih, pertahanan dindins lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori

sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil, gangguan gerakansaluran

pencernaan, dan stress psikologis.

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejalaklinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di

perut bagian atas yang menetap ataumengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus

klasik berupa rasa panas didada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi

termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :

1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik

sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyataterhadap

organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,radang pankreas, radang

empedu, dan lain-lain.

2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus

(DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertaikelainan atau

gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,laboratorium, radiologi, dan

endoskopi (teropong saluran pencernaan).

Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas ataudada,

yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasaterbakar di

perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik priamaupun wanita. Sekitar

satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapawaktu

Anamnesis

Anamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan

memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit si pasien.

Riwayat pasien merupakan suatu komunikasi yang harus dijaga kerahasiaannya yaitu segala hal

yang diceritakan penderita.

Keluhan utama yaitu gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita

sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan

tentang lamanya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar untuk memulai evaluasi

pasien.1

Page 3: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Riwayat Penyakit Sekarang Mengenai Saluran Pencernaan

Pertanyaan Uraian

Nafsu makan Baik/ buruk. Perubahan yang baru terjadi? Intoleransi makanan

spesifik

Berat badan Berkurang/ bertambah/tetap? Berapa banyak dan berapa lama?

Disfagia Adanya kesulitan menelan? Disebabkan oleh nyeri atau adanya

tahanan? Jenis makanan apa? Keadaan yang menyebabkan

hambatan? Kapan terjadinya? Apakah terjadi regurgitasi?

Diet Termasuk pertanyaan tentang obat-obatan (terutama obat

pencuci perut,obat yang merangsang lambung, antibiotik, dan

steroid)

Konsumsi alkohol  

Nyeri abdominal/dispepsia/

gangguan pencernaan

Keadaan? Penjalaran? Kumpulan? Efek makanan? Efek

antasid? Efek gerakan usus?

Muntah Berapa banyak? Berapa sering? Isi? Adanya darah atau materi

yang menyerupai kopi?

Distensi abdomen Nyeri? Muntah? Gerakan usus berkurang/tidak ada? Flatus?

Diare Seberapa seing? Dalam jumlah besar atau sedikit? Darah?

Mukus? Pus? Gejala penyerta? Baru melakukan perjalanan?

Ikterus Serangan sebelumnya? Nyeri yang menyertai? Durasi?

Perubahan warna urin? Perubahan warna tinja? Demam?

Tinja Diare? Konstipasi? Melena?

Tabel1. Pertanyaan – pertanyaan penting yang dapat ditanyakan mengenai gangguan di saluran

cerna.2

Page 4: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Riwayat Penyakit Dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau

yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang.

Riwayat Keluarga adalah segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan

kontak antar anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-

faktor sosial keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita.

Riwayat Pribadi adalah segala hal yang menyangkut pribadi si pasien. Mengenai

peristiwa penting pasien dimulai dan keterangan kelahiran, serta sikap pasien terhadap keluarga

dekat. Termasuk dalam riwayat pribadi adalah riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, riwayat

makan, riwayat pendidikan dan masalah keluarga.

Riwayat Sosial mencakup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala

aktivitas di luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, perkawinan, tanggungan keluarga, dan

Iain-lain. Perlu ditanyakan pula tentang kesulitan yang dihadapi pasien.

Pemeriksaan Fisik Umum

Tujuan pemeriksaan fisis umum adalah untuk mengidentifikasi keadaan umum pasien

saat pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital (vital sign), keadaan sakit, gizi dan

aktivitasnya baik dalam keadaan berbaring atau berjalan. Termasuk didalamnya adalah penilaian

status mental, keadaan kulit, kelenjar getah bening, kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan

tenggorok, leher, jantung, paru, abdomen, serta refleks-refleks. Setelah anamnesis selesai

dilakukan, maka pemeriksaan fisis biasanya dimulai dengan pemeriksaan obyektif yaitu tekanan

darah, denyut nadi, pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran, disebut sebagai tanda-tanda

kehidupan.

Untuk menambah tanda-tanda obyektif lainnya, maka perlu melakukan pemeriksaan

tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Derajat kesadaran seseorang biasanya dinyatakan

dengan Kompos metis, Apatis, Letargi, Somnolen, Sopor/stupor, Koma.1

Pemeriksaan Fisik Nyeri Abdomen

Pemeriksaan abdomen paling baik dilakukan pada pasien da-lam keadaan berbaring dan

relaks, kedua lengan berada di-samping, dan pasien bernapas melalui mulut. Pasien diminta

Page 5: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

untuk menekukkan kedua lutut dan pinggulnya sehingga otot-otot abdomen menjadi relaks.

Dokter yang memeriksa harus merasa nyaman dan relaks, dan oleh sebab itu ran-jang harus

dinaikkan ataupemeriksa berlutut di samping tempat tidur. Tangan pemeriksa harus hangat untuk

menghindari terja-dinya refleks tahanan otot oleh pasien.

1. Inspeksi

Setelah melakukan inspeksi menyeluruh dan keadaaan sekitarnya secara cepat, perhatikan

abdomen untuk memeriksa hal berikut ini:

Apakah abdomen dapat bergerak tanpa hambatan ketika pasien bernapas?

Apakah pasien menderita nyeri abdominal yang nyata?

Apakah pasien menderita iritasi peritoneum, yaitu pergerakan abdomen menjadi

terbatas?

Apakah terdapat jaringan parut akibat operasi sebelumnya?

Apakah terdapat distensi abdominal yang nyata?

Apakah terdapat vena-vena yang berdilatasi?

Apakah terdapat gerakan peristaltik yang dapat terlihat?

Apakah terdapat kelainan-kelainan lain yang dapat terlihat?

Distensi yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh lemak, cairan, janin, atau

udara, sedangkan penyebab dari pem-bengkakan yang terlokalisasi, antara lain hernia

ataupembesar-an organ tertentu. Pada distensi abdomen yang menyeluruh, terutamajika

disebabkan oleh asites, umbilikus dapat menonjol keluar.

Kelainan-kelainan lainnya pada inspeksi dapat meliputi bercak-bercak kecil

makulopapular berwarna merah yang tidak bermakna (bercak Campbell de Morgan), dan

tanda-tandapan-kreatitis, seperti memar periumbilikus (tanda Cullen) atau me-mar pada

bagian belakang abdomen (tanda Gray Turner).

Peristaltik yang terlihat (gelombang kontraksi usus) dapat dijumpai pada individu

normal ^ang kurus, tetapi sebaliknya, pada orang yang gemuk, gerakan peristaltik hanya

terlihat di sebelah proksimal dari letak lesi obstruktif usus.

Vena-vena yang mengalami dilatasi dapat dijumpai jika da-rah yang kembali dari

saluran cerna menuju hati tidak dapat melalui hati karena terjadi peningkatan tekanan

Page 6: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

atau trombosis pada vena porta (ketika darah mengalir dari saluran cerna ke dalam hati).

Aliran darah pada vena yang berdilatasi akan men-jauhi umbilikus, dan menaik searah

dengan sistem vena kava superior atau menurun searah dengan sistem vena kava inferior.

Jika terdapat obstruksi vena kava inferior, darah secara ke-seluruhan akan

mengalir-ke arah atas melewati tepi kostal. Identifikasi aliran darah ke atas dengan

melakukan penekanan pada bagian bawah vena dengan menggunakan jari, kosongkan

vena tersebut dengan melakukan pemijatan ke arah atas dengan jari yang lain, kemudian

perhatikan adanya kegagalan pengisian vena oleh darah dari atas. Untuk memastikan

bahwa darah mengalir dari bawah ke atas, lakukan tindakan sebaliknya (tekan bagian atas

vena dengan jari, lalu pijat darah ke bawah dengan jari yang lain), dan angkat jari yang

menekan bagian bawah vena kemudian perhatikan bahwa vena yang sebelum-nya kosong

mulai terisi oleh darah.

2. Palpasi

Abdomen harus diperiksa secara sistematis, terutama jika pasien menderita nyeri

abdomen. Selalu tanyakan kepada pasien letak nyeri yang dirasa maksimal dan periksa

bagian tersebut paling akhir. Isi abdomen dapat bergerak, semi-solid, tersem-bunyi di

balik organ lain, pada dinding posterior abdomen, dapat diraba melalui otot-otot

abdomen, atau kelima-limanya. Namun, hasil pemeriksaan palpasi yang baik sulit untuk

dicapai (bahkan pada dokter yang berpengalaman sekalipun seringkali menyembunyikan

ketidakpastian mereka denga nmenggunakan istilah seperti organomegali yang "samar".

Relaksasi pada tangan yang sedang melakukan palpasi adalah yang penting: hal

ini dapat dilakukan dengan meletak-kan salah satu tangan di abdomen dan tangan yang

lain melakukan palpasi dengan menekan tangan yang ada dibawahnya.

Lakukan palpasi pada setiap kuadran secara berurutan, yang awalnya dilakukan

tanpa penekanan yang berlebihan dan dilanjutkan dengan palpasi secara dalam (jika tidak

terdapat area nyeri yang diderita atau diketahui). Kemudian, lakukan palpasi secara

khusus terhadap beberapa organ.

Ketika meraba organ intra-abdomen yang membesar, bagian tepi organ lebih

sering teraba daripada "badan" organ— konsistensi antara organ tersebut dengan organ

disekitarnya seringkali mudah dibedakan hanya dengan meraba bagian tepinya. Tepi

organ dapat diketahui dengan lebih mudah jika pemeriksa meminta pasien untuk

Page 7: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

mengambil napas agak dalam sehingga organ tersebut bergerak. Ketika meraba organ-

organ intra-abdomen yang sedang bergerak saat pasien ber-napas, j angan menekan

tangan yang meraba terlalu dalam pada saat pasien bernapas agar memungkinkan organ

yang bergerak tersebut menyentuh jari-jemari anda.

Sebaliknya, ketika meraba organ yang bergerak saat pascabernapas, minta pasien

untuk mengeluarkan napas bila Anda menginginkan mereka untuk menarik napas. Pasien,

khususnya pasien pria, sering kali menegangkan otot-otot abdomennya ketika diminta

untuk menarik napas dalam, tetapi hampir tidak pernah menegangkan otot-otot

abdomennya selama mengambil napas dalam setelah melakukan ekspirasi dalam.

Jika suatu organ atau pembengkakan yang abnormal tidak bergerak saat respirasi,

gerakan berputar yang lembut dari tangan pemeriksa mungkin diperlukan untuk

menciptakan gerakan relatif.

Bila terdapat pembengkakan yang abnormal,. dan pada waktu palpasi tidak menimbulkan

rasa nyeri, tentukan keada-an dan karakteristiknya. Jika pembengkakan berdenyut

(kemungkinan aneurisma), jangan melakukan pemeriksaan indentabilitas.

Tahanan abdomen merupakan suatu rerleks penegangan otot-otot abdominal yang

terlokalisasi yang tidak dapat dihindari oleh pasien dengan sengaja. Adanya tahanan

tersebut merupakan tanda iritasi peritoneum perifer atau tanda nyeri tekan yang tajam

dari organ di bawahnya. Pastikan adanya tahanan abdomen dengan melakukan perkusi

ringan di atas area yang terkena.

3. Perkusi

Perkusi berguna (khususnya pada pasien yang gemuk) untuk memastikan adanya

pembesaran beberapa organ, khususnya hati, limpa, atau kandung kemih. Lakukan selalu

perkusi dari daerah resonan ke daerah pekak, dengan jari pemeriksa yang sejajar dengan

bagian tepi organ.

Shifting dullness (pekak beralih) adalah suatu daerah pekak yang terdapat di

bawah permukaan horizontal cairan intraperitoneal (asites). Shifting dullness paling baik

dihasilkan pada sisi yang berlawanan dari hati atau limpa yang mengalami pembesaran

dengan tujuan agar tidak mengganggu temuan yang didapatkan dari perkusi akibat

pembesaran organ tersebut: untuk alasan yang sama, kandung kemih harus dikosongkan

Page 8: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan asites. Mulailah melakukan perkusi dari

garis tengah dengan posisi jari yang diperkusi sejajar dengan batas cairan yang

diperkirakan dan lakukan perkusi ke arah lateral sampai muncul nada pekak yang jelas,

kemudian jari yang diperkusi diletakkan kembali ke daerah yang kurang pekak. Dengan

mempertahankan jari tersebut pada posisinya, minta pasien untuk berguling secara

perlahan ke arah jari tersebut. Tunggu sekitar 20-30 detik untuk memberikan kesempatan

kepada cairan asites untuk bergerak ke bawah dan kemudian perkusi jari tersebut

kembali. Jika terdapat asites, nada perkusi yang dihasilkan lebih pekak ketimbang perkusi

sebelumnya.

Untuk membangkitkan getaran pada cairan asites, pemeriksa meletakkan salah

satu tangannya pada sisi abdomen dan kemudian mengetuk sisi yang lain sehingga

gelombang cairan dihantarkan. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang

diakibatkan hantaran melalui dinding abdomen, tepi ta-ngan asisten (atau pasien)

menekan dengan lemah lembut di sepanjang garis tengah abdomen. Kadang-kadang pada

asites yang besar, hati terkesan "mengambang" dalam abdomen dan keadaan ini

memimgkinkan jari yang sedang mempalpasi untuk "mengetuk" hati.

4. Auskultasi

Hanya pengalaman klinis yang dapat mengajarkan Anda bising usus yang normal.

Seorang pemeriksa mungkin membutuhkan waktu selama beberapa menit sebelum dapat

mengatakan dengan yakin bahwa bising usus tidak terdengar.

Bising usus yang meningkat dapat ditemukan pada setiap keadaan yang

menyebabkan peningkatan peristaltik obstruksi usus:

• Diare

• Jika terdapat darah dalam pencernaan yang berasal dari saluran cema atas

(menyebabkan peningkatan gerakan peristaltik).

Bising usus menurun atau menghilang ditemukan pada:

• paralisis usus (ileus)

• perforasi

• Peritonitis generalisata.

Page 9: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Pasien dengan nyeri abdomen yang hebat akibat gastroenteritis dapat menyerupai

peritonitis, tetapi adanya bising usus yang berlebihan menunjukkan perbedaan dari

peritonitis generalisata (dengan bising usus yang seharusnya tidak terdengar).

Bising sistolik aorta atau arteri femoralis dapat terdengar di atas arteri yang

mengalami aneurisma atau stenosis. Pastikan selalu bahwa murmur seperti itu tidak

dihantarkan dari jantung. Bising arteri renalis dapat terdengar di bagian lateral abdomen

atau di punggung. Bising sistolik yang terdengar di atas hati hampir tidak pernah

terdengar, tetapi keadaan tersebut menunjukkan adanya neoplasma vaskular, angioma,

kanker hati primer, atau hepatitis alkoholik.

Dengungan vena yang kontinu dapat menunjukkan adanya obstruksi vena kava

inferior atau obstruksi vena porta.

Bunyi gesekan hati atau limpa jarang ditemukan, tetapi pen-ting karena

menunjukkan adanya jaringan abnormal.

Tanda pemasti yang bermanfaat dari asites adalah meminta pasien untuk tetap

dalam posisi miring, dan menempatkan stetoskop pada garis tengah abdomen. Kemudian,

perkusi abdomen secara langsung dengan ujung jari pada titik-titik simetris dengan jarak

yang sama dari garis tengah. Perbedaan nyata pada bunyi yang dihasilkan mengarahkan

pada dugaan adanya perbedaan yang nyata pada kemampuan penghantaran bunyi dari

organ intra-abdomen sehingga keadaan ini secara tidak langsung menunjukkan adanya

asites.2

Pemeriksaan Penunjang

Untuk memastikan penyakitnya, disamping pengamatan fisik perlu dilakukan pemeriksaan :

Laboratorium

Pemeriksaan labortorium perlu dilakukan, setidak-tidaknya perlu diperiksa darah, urine,

fungsi tiroid dan pankreas, serta tinja secara rutin. Dari hasil pemeriksaan darah bila ditemukan

lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika cairan tampak cair

berlendir atau banyak mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorbsi. Dan pada

pemeriksaan urine, jika ditemukan adanya perubahan warna normal urine maka dapat

disimpulkan terjadi gangguan ginjal. Seorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya

diperiksa asam lambungnya.2

Page 10: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Radiologis

Pada tukak di lambung akan terlihat gambar yang disebut niche yaitu suatu kawah dari

tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya regular,

semisirkuler, dasarnya licin. Kanker di lambung secara radiologist akan tampak massa yang

irregular, tidak terlihat peristaltik di daerah kanker, bentuk dari lambung berubah.

Barium meal untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat

dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan

berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita

makan.3

Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi sangat membantu dalam diagnosis. Yang perlu diperhatikan

warna mukosa, lesi, tumor jinak atau ganas. Kelainan di lambung yang sering ditemukan adalah

tanda peradangan tukak yang lokasinya terbanyak di bulbus dan pars desenden, tumor jinak dan

ganas yang divertikel. Pada endoskopi ditemukan tukak baik di esophagus, lambung maupun

duodenum maka dapat dibuat diagnosis dispepsia tukak. Sedangkan bila ditemukan tukak tetapi

hanya ada peradangan maka dapat dibuat diagnosis dispepsia bukan tukak. Pada pemeriksaan ini

juga dapat mengidentifikasi ada tidaknya bakteri Helicobacter pylori, dimana cairan tersebut

diambil dan ditumbuhkan dalam media Helicobacter pylori.4

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) merupakan saran diagnostik yang tidak invasif. Apalagi alat ini

tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi pasien yang

berat pun dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan alat USG pada pasien dispepsia terutama bila

dugaan kearah kelainan di traktus biliaris, pankreas, kelainan di tiroid, bahkan juga ada dugaan

tumor di esophagus dan lambung.3

Dyspepsia Organik

Dispepsia organik adalah Dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan

pada usia lebih dari 40 tahun. Dispepsia organik dapat digolongkan menjadi :

1. Gastritis

2. Tukak peptic

3. Karsinoma SCBA (saluran cerna bagian atas)

Page 11: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Gastritis

Penyakit Gastritis adalah suatu peradangan pada lambung yang disebabkan oleh beberapa

kondisi yang kompleks dan saling berkaitan. Kondisi yang menyebabkan gastritis atau gastritis

adalah infeksi Helicobacter pylori, trauma fisik, stress, pola makan yang tidak teratur, dll.

Gejala atau sakit gastritis memiliki beberapa tanda bahkan kadang – kadang gejalanya samar

tergantung dari berat ringannya gastritis. Gejala sakit gastritis ringan biasanya hanya berupa

kembung dan sering bersendawa sementara gejala sakit gastritis berat atau gastritis kronis seperti

rasa perih seperti terbakar pada daerah ulu hati. Gejala sakit gastritis berupa :

1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik

atau lebih buruk ketika makan

2. Mual

3. Muntah

4. Kehilangan selera makan

5. Kembung

6. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

7. Kehilangan berat badan

Penyebab gastritis adalah :

1. Infeksi bakteri H. Pylori,virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan parasit : sebagian

besar penyebab gastritis atau gastritis adalah akibat infeksi bakteri H. Pylori yang hidup

di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.Hingga sekarang tidak

dapat dimengeri bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan

penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau

minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui

sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya

gastritis.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi

nonsteroid (AINS) seperti antalgin, asam mefenamat, aspirin, ibuprofen dan naproxen

dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin

yang bertugas melindungi dinding lambung.

Page 12: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

3. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa

pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam

lambung walaupun pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan

gastritis.

Faktor resiko gastritis

Faktor resiko adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mudah terkena

penyakit gastritis. Jika seseorang telah terkena penyakit gastritis maka beberapa faktor resiko

tersebut harus dihilangkan agar penyakit gastritis tidak bertambah parah. Faktor resiko sakit

gastritis adalah : 

1. Infeksi H. Pylori

2. Tinggal di tempat padat dan kumuh, kondisi ini meningkatkan resiko infeksi H. Pylori

3. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

4. Pecandu alkohol

5. Perokok

6. Usia tua

7. Kelainan genetic

Diagnosis Gastritis

Diagnosa gastritis berdasarkan anamnesis (tanya jawab), pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan anamnesis berupa keterangan dan keluhan penderita

gastritis seperti nyeri ulu hati yang sifatnya seperti teriris – iris atau terbakar, mual, kembung,

nafsu makan turun. Pemeriksaan fisik gastritis adanya nyeri tekan pada daerah ulu hati dan

pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan endoscopy untuk melihat kondisi lambung dan

jika perlu mengambil sampel lambung (biopsi) untuk deteksi H. Pylori.

Komplikasi Gastritis

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan

pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker

lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan

perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

Page 13: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Tukak Peptik

Tukak peptik adalah lesi yang terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agresif dan

faktor defensif Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara

6-15 % terutama pada usia 20-50 tahun. Tukak peptik merupakan lesi yang hilang timbul dan

paling sering didiagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini

mungkin sudah muncul sejak usia muda. Karena lesi yang timbul disebabkan oleh banyak faktor

maka pengobatannya membutuhkan beberapa jenis obat dengan strategi terapi tertentuantara

lain, obat untuk hipersekresi asam lambung, obat pelindung mukosa, obat pencegah senyawa

pencetus dan faktor penyebab, obat pencegah kekambuhan dan komplikasi.

Karsinoma SCBA

Dari semua insidensi kanker lambung yang ada didunia, 50 % berlokasi di bagian bawah

lambung (pylori dan antrum), 20 % pada badan lambung (fundus), 20 % pada bagian kurvantura

minor, 10 % pada cardia, dan sisanya pada kurvantura mayor. Kanker lambung bagian distal

sering tejadi pada orang kulit hitam, dan kanker lambung yang menyerang daerah proximal dari

lambung tinggi insidensinya pada orang kulit putih.

Lebih dari 90 % dari kanker lambung adalah adenokarsinoma. Adenokarsinoma dapat dibagi

menjadi :

Type difus

Type dari adenokarsinoma yang didalamnya tidak terdapat kohesi sel, mengakibatkan sel

yang secara sendiri – sendiri menginfiltrasi dan menebalkan dinding lambung tanpa

pembentukan suatu masa yang diskret. Jenis karsinoma ini sering terjadi pada pasien dengan usia

lebih muda. Perkembangannya dilambung mencakup kardia berakibat dengan hilangnya

densibilitas dinding lambung dan berkaitan dengan prognosis yang jauh lebih jelek.

Type intestinal

Page 14: Makalah Pbl 17 Sistem Digestivus 2

Type dari adenokarsinoma yang ditandai oleh adanya kohesi sel neoplastik yang membentuk

stuktur tubuler yang menyerupai kelenjar. Pada type ini sering kali bersifat ulseratif , dan sering

tampak didaerah antrum dan kurvatura mayor lambung. Karsinoma tipe intestinal biasanya

didahului oleh suatu proses prekanker yang lama. Dan biasanya menyerang pada pasien manula.