MAKALAH PBL 11-Pribadi-Digestivus (3)
description
Transcript of MAKALAH PBL 11-Pribadi-Digestivus (3)
Gangguan Pada Pencernaan dan Penyerapan Laktosa
Anesty Claresta
102011223
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Pendahuluan
Salah satu kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup adalah dengan
memperoleh nutrisi yang lengkap untuk tubuh. Nutrisi ini diambil dari makanan dan minuman
yang dikonsumsi setiap hari. Makanan dan minuman tersebut tidak dapat disebut sebagai
nutrisi secara langsung. Makanan dan minuman tersebut harus dicerna terlebih dahulu oleh
suatu sistem organ tubuh yaitu sistem pencernaan atau disebut juga sebagai sistem digestivus.1
Proses perncernaan ini dimulai dari proses pemasukan makanan, penghancuran
makanan menjadi bagian-bagian kecil, pemecahan zat-zat makanan yang kompleks menjadi
zat-zat yang sederhana, dan penyerapan zat-zat sederhana itu untuk disalurkan ke bagian-
bagian tubuh yang memerlukannya.1
Untuk memenuhi aktivitasnya sehari-hari, manusia memerlukan energy. Energi ini
juga diperoleh dari makanan. Sel-sel tubuh kita yang sering bekerja juga lama kelamaan akan
rusak juga. Untuk mengganti sel yang rusak dengan sel baru juga membutuhkan makanan.
Setelah zat-zat makanan tersebut kita pakai dalam tubuh kita, zat-zat sisa yang tidak
diperlukan juga akan dibuang dari tubuh.
Sistem pencernaan ini sangat penting untuk tubuh kita. Tubuh kita dapat diandaikan
seperti mobil. Supaya berjalan dengan baik, mobil membutuhkan bensin untuk energinya.
Makanan dan minuman yang kita konsumsi juga bekerja seperti bensin, yaitu untuk member
kita kekuatan atau energy untuk beraktivitas. Apabila ada kerusakan atau gangguan di sistem
percernaan kita, organ-organ lain di tubuh kita juga akan terganggu fungsinya.
Skenario
1
Seorang remaja berusai 16 tahun, sejak kecil ia sering mengalami sakit perut, flatulensi dan
diare setelah makan es cream atau produk-produk yang mengandung susu lainnya. Oleh
ibunya dibawa ke Dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan, Dokter menyatakan remaja
tersebut mengalami intoleransi laktosa.
Pada skenario ini rumusan masalah adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang mengalami
intoleransi laktosa.
Organ-organ pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.2
Fungsi mulut adalah sebagai tempat penghancuran makanan menjadi potongan yang
lebih kecil, lalu terjadi pencernaan karbohidrat dengan enzim ptyalin.2 Dalam mulut juga
terdapat saliva yang melicinkan makanan untuk ditelan. Setelah makanan ditelan, makanan
akan menjadi bolus yang menuju ke faring dan ooesophagus. Di faring dan oesophagus tidak
ada penyerapan atau pencernaan zat-zat makanan1. Oesophagus hanya membuat gerak
peristaltic agar makanan dapat lancer jalannya menuju ke lambung. Dalam skenario terdapat
masalah dalam pencernaan dan penyerapan laktosa. Oleh karena itu, organ yang berperan
adalah gaster, usus halus, hepar, pankreas, usus besar.
Gambar 1. Organ Pencernaan
Sumber : twitterhowto.biz
Stuktur Makroskopis dan Mikroskopis Organ Terkait
2
Gaster
Gaster adalah organ yang terletak di peritoneum, regio epigastrium dan berbentuk
seperti huruf J. Terdiri dari fundus, corpus, cardia, dan pylorus. Memiliki dua pintu,
yaitu orifisium kardia dan pylori. Memiliki dua buah curvatura, yang sebelah dalam
curvatura minor, dan yang sebelah luar curvatura major.3
Gaster dibungkus oleh peritoneum viscerale, difiksasi oleh ligamentum
gastrophrenicum, ligamentum gastrolienale, omentum majus dan omentum minus.
Omentum minus mengikat curvatura minor denganhepar dan diaphragma thorax,
sedangkan omentum majus mengikat curvatura major dengan colon transversum.
Permukaan anterior lambung berhubungan dengan diafragma, lobus kiri dari hepar
serta dinding anterior abdomen.3 Permukaan posterior berbatasan dengan aorta,
pancreas, limpa, ginjal kiri, kelenjar supra renal serta mesokolon transversum.
Gaster diperdahari oleh beberapa arteri yaitu :
A. gastrica sinistra (curvatura minor)
A. gastrica dextra (cabang a. hepatica, beranastomose dengan a. gastrica
sinistra)
A. gastrica brevis (fundus)
A. gastroepiploica sinistra (cabang a. lienalis, beranastomose dengan a.
gastroepiploica dextra)
A. gastroepiploica dextra.3
Gambar 2. Gaster
Sumber : prasetya92metro.blogspot.com
3
Dinding lambung mempunyai empat lapisan: tunica serosa di luar, selubung
serabut otot polos (tunica muscularis propia), tunica submukosa dan membrana
mukosa. Membrane mukosa di dalam yang membentuk lipatan-lipatan longitudinal
yang menonjol sehingga memungkinkan peregangan dinding lambung.4
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica. Epitel
gaster adalah epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet.4 Lapisan otot tebal untuk
menggiling/mencampur makanan. Gaster berfungsi untuk mensekresikan enzim-enzim
dan asam untuk memulai pencernaan. Dindingnya sangat berlipat yang dinamakan
rugae. Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus
Kelenjar gaster dapat ditemukan mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah tunika
muskularis mukosa.
Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung yang mengandung
lapisan otot melintang (oblik) tambahan.4 Lapisan otot ini membantu keefektifan
pencampuran dan penghancuran isi lambung. Gaster juga menghasilkan HCL dan
enzim rennin. Renin yaitu enzim yang mampu menggumpalkan kasein (sejenis
protein) dalam susu. Renin ini terdapat pada bayi karena bayi memiliki sumber nutrisi
dari ASI. Selain itu terdapat juga HCL yang berfungsi untuk :
a. Merangsang keluarnya sekretin
b. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein
c. Desinfektan
d. Merangsang keluarnya hormone kolesistokinin yang berfungsi
merangsang empedu mengeluarkan getahnya.5
Gambar 3. Mikroskopis Gaster (kiri: fundus, kanan: pylorus)
Sumber : histol.chuvashia.com4
Usus halus (Intestinum Tenue)
Usus halus terbagi lagi mejadi 3 bagian, yaitu duodenum, ileum, jejunum. Ileum
yang terletak bersambungan dengan gaster. Ileum yang terletak diantara duodenum
dan jejunum, dan jejunum terletak diantara ileum dan usus besar.
o Duodenum
Bentuk dari seperti tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28
cm. Bagian- bagian duodenum :
Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superior
duodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura
duodenalis superior. Panjang 5 cm.
Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih ke
bawah kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni. Panjang 10 cm.
Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm.
Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cm
sebelah kiri bidang tengah. Panjang 5 cm.
Pada duodenum, terdapat muara dari ductus choledochus (disebut papilla
duodeni major) dan ductus pancreaticus (disebut papilla duodeni minor) dalam satu
kesatuan ampulla vater.
Pendarahan duodenum oleh:
A. Gastroduodenalis
A. Pancreaticoduodenalis superoir ( anterior dan posterior )
A.Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang a. Mesenterica superior ).3
Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v. Porta dan darah dari v.
Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesenterica superior ke v. Porta.
o Ileum dan Jejunum
Merupakan organ berlumen yang berkelok-kelok yang panjangnya kurang lebih
panjangnya 5-8 meter. Organ ini difiksasi oleh mesenterium pada radix mesenterii.
Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan
bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara
pada caecum ( kantung buntu ). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding
abdomen disebut titik Mc. Burney yang dapat ditentukan dengan :
5
Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro
( garis yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus ).
1/3 lateral – 1/3 tengah garis Monro.3
Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil.
Gambar 4. Intestinum Tenue
Sumber : Mayo Foundation for medical education and research
Pada mikroskopis duodenum usus halus. Tunika mukosa usus halus
memperlihatkan lipatan yang disebut vili intestinal. Pada tunika submukosa tampak
lipatan spiral yaitu plika sirkularis. Lapisan mukosa terdiri dari epitel selapis torak
yang mempunyai mikrovili dan sel goblet.4 Pada duodenum vili intestinum gemuk-
gemuk. Lamina propia terdapat dibawah epiutel vili maupun kriptus Lieberkuhn.
Gambar 5. Mikroskopis Intestinum Tenue (ki-ka : duodenum, ileum, jejunum)
Sumber: Junqueira atlas of Histology
Pada bagian jejunum. Lapisan mukosa mirim duodenum, tetapi dengan vilus yang
lebih langsing dan sel goblet yang lebih banyak. Pada dasar kriptus dapat ditemukan
6
sel paneth yang memiliki sitoplasma berwarna merah. Pada lapis submukosa tidak
terdapat kelenjar. Disini terdiri atas jaringan ikat jarang dengan plexus Meissner di
dalamnya. Lapisan ini juga ikut membentuk plika sirkularis kerkringi. Lapisan otot
sama seperti duodenum dan lapisan serosa nya terdiri dari jaringan ikat jarang.
Pada bagian ileum, lapisan mukosa seperti jejunum, tetapi dengan sel goblet yang
lebih banyak. Pada lamina propria juga dapat ditemukan kelompok nodulus limfatikus
yang membentuk bangunan plaque Peyeri. Lapisan submukosa terdiri dari jaringan
ikat jarang dengan plexus Meissner.4
Usus Besar (Intestinum Crassum/Colon)
Colon mulai sebagai kantong yang mekar dan terdapat apendiks verniformis
atau umbai cacing. Apendiks juga terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama
seperti usus lainnya, hanya lapisan submukosanya berisi sejumlah jaringan limfe.
Sebagian terletak di bawah caecum dan sebagian dibelakang caecum atau
retrocaecum. 2
Caecum terletak di daerah illiaca kanan dan menempel pada otot illiopsoas.
Dari sini colon naik melalui daerah sebelah kanan lumbal dan di sebut colon
ascendens. Dibawah hati berbelaok pada tempat yang disebut flexura hepatica, lalu
berjalan melalui tepi daerah epigastrik dan umbilical sebagai colon transverses.3 Di
bawah limpa membelok sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian
berjalan melalui daerah kanan lumbal sebagai colon descendens. Di daerah kanan
illiaca terdapat belokan yang disebut flexura sigmoid dan dibentuk colon sigmoideus,
dan kemudian masuk pelvis besar dan menjadi rektum.
Struktur colon terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus
halus. Serabut longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang
memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang4.
Pada tampak mikroskopis dari usus halus unika mukosa tidak mengandung
plica sirkularis dan vili intestinal, tetapi dapat ditemukan kriptus liberkuhn. Sel goblet
banyak di antara sel epitel, dan usus besar lah yang merupakan organ pencernaan
dengan sel goblet terbanyak. Terdapat limfonodus solitarius pada usus halus.4 Pada
unika longitudinal membentuk 3 pita longitudianal à taenia coli.
Usus besar ini berfungsi untuk penyerapan air dan juga untuk pembusukan
sisa-sisa makanan dengan dibantu dengan bakteri-bakteri di dalam usus.1,2
7
Gambar 6. Usus Besar
Sumber : medicinenet.com
Selain organ-organ tersebut terdapat organ tambahan yang juga berfungsi untuk mencerna
makanan. Organ-organ tersebut adalah hepar dan pankreas.
Hepar
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25%
berat badan orang dewasa.2 Hati merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi
sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas
atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong
ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan
terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Omentum minor
terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus
coledochus. Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu.
Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan
ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali
lobus kiri. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli,
setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang
tersusun radial mengelilingi vena sentralis.4
8
Gambar 7. Hepar
Sumber : ebiolearning.blogspot.com
Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Organ ini penting untuk
sekresi empedu, namun juga memiliki fungi lain antara lain :
o Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari saluran
pencernaan.
o Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing
lainya.
o Sintesis berbagai macam protein plasma mencakup untuk pembekuan darah
dan untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol.
o Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
o Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal
o Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak
o Ekskresi kolesterol dan bilirubin.1,5
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu
susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral.4 Hati memiliki
bagian terkecil yang melakukan tugas diatas disebut sel hati (hepatosit), sel-sel
epithelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel parenkimal yang
termasuk di dalamnya endotolium, sel kupffer dan sel stellata yang berbentuk seperti
bintang.4 Tugas aktifitas fagositik dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel
kupffer. Setiap hepatosit berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah
vena yang langsung datang dari saluran pecernaan dan darah arteri yang datang dari
9
aorta. Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer
lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid.4
Darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler kompleks yang dikenal
sebagai sistem porta hati. Vena yang mengalir dari saluran cerna tidak langsung
menyatu pada vena cava inferior akan tetapi vena vena dari lambung dan usus terlebih
dahulu memasuki sistem vena porta. Pada sistem ini produk-produk yang diserap dari
saluran cerna untuk diolah, disimpan, dan didetoksifikasi sebelum produk tersebut
kembali ke sistem peredaran darah tubuh.5
Pankreas
Pancreas terletak dibelakang membrane peritoneum posterior dan terbentang
dari cekungan duodenum sampai hilum splenikum setinggi vertebra lumbalis kedua.
Pembagian daerah pancreas digambarkan sebagai caput (dan prosessus unsinatus)
yang dibatasi oleh lekuk-C duodenum, collum, yang terletak diatas pembuluh darah
mesenterica superior dan bagian distal kelenjar sisanya, yang dibagi menjadi corpus
dan cauda.3 Caput merupakan bagian organ tertebal dan kelenjar ini meruncingkan
progresif ke arah cauda. Collum membagi pancreas ke dalam bagian yang massanya
kurang lebih sama.
. Di belakang caput pancreas terletak vena cava inferior, vena renalis dan
arteria renalis dextra. Bagian medial prosessus unsinatus terletak tepat anterior
terhadap aorta, dibawah pangkal arteria mesenterica superior. Corpus pancreas terletak
tepat anterior terhadap glandula adrenalis sinistra serta cauda berakhir dalam daerah
hilum splenikum bawah. Sementara arteri splenika biasanya sedikit superior terhadap
permukaan posterior corpus dan cauda pancreas, vena splenica umumnya terletak di
dalam alur sepanjang permukaan posterior kelenjar ini serta menerima banyak cabang
pankreatika yang halus. 3
Duktus coledochus turun dibelakang duodenum bagian atas, kemudian berjalan
ke dalam permukaan posterior caput pancreas sebelum berakhir bersama dengan
duktus pankreatikus utama pada ampulla vateri dalam dinding medial duodenum.
Pancreas menerima banyak suplai darah dari berbagai sumber arteri besar.
Truncus seliacus dan arteria mesenterika member cabang ke pancreas. Caput pancreas
10
superior di suplai oleh arteria pancreaticoduodenalis superior anterior dan posterior,
yang berasal dari arteria gastroduodenalis. Di inferior caput disuplai oleh arteri
pancreatikoduodenalis inferior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria
mesenterica superior. Arteria splenica memberikan beberapa cabang arteri ke corpus
dan cauda pancreas, yang mencakup arteria pankreatika dorsalis, arteria pankreatika
inferior dan arteria pankreatika magna. di samping itu banyak cabang kecil dari arteria
splenika, hepatica dan gastroduodenalis memberikan aliran darah ke kelenjar. 3
Aliran darah vena dari pancreas akhirnya mengalir ke vena porta, dan
hubungan vena porta dan vena mesenterica superior ke pancreas sangat penting. Vena
pancreatikus umumnya mengikuti pola arteria dengan masing-masing vena terletak
superficialis terhadap arteri. Drainase vena utama terdiri dari vena porta
suprapancreatika, porta retropancreatika dan vena splenika serta vena mesenterica
superior infrapancreatica.
Secara mikroskopis, pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin.
Terdapat epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet ke sel
kubus. Duktus interklarisnya (isthmus) panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng.
Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis. Pars terminalisnya 100%
terdiri serous dan di tengah pars terminal sering dijumpai sel-sel sentroasini yang
merupakan bagian dari isthmus.4
Fungsi dari pankreas adalah untuk sekresi enzimatik yang dilakukan oleh sel
asinus dan juga sekresi natrium bikarbonat (NaHCO3) oleh sel duktus. Natrium
bikarbonat ini berfungsi untuk menetralkan asam jantung saat kimus memasuki
duodenum.
Gambar 8. Makroskopis dan Mikroskopis Pankreas
11
Sumber : klikdokter.com
Mekanisme Pencernaan
Makanan yang telah kita makan akan melewati berbagai macam proses untuk dapat di
manfaatkan dengan baik oleh system tubuh kita. Terdapat 4 proses pencernaan :
a. Motilitas (mulut s.d usus besar)
b. Sekresi (mulut,hati, pankreas lambung, usus halus)
c. Pencernaan (Dengan enzim-enzim)
d. Penyerapan (dinding usus, lambung).1
Dalam perjalanannya makanan masuk melalui cavum oris/rongga mulut dan di cavum
oris tersebut makanan melalui proses mastikasi. Mastikasi merupakan proses mengunyah
yang dilakukan oleh oleh manisia dengan di bantu oleh dentis,lingual dan enzim yang ada
dalam oris tersebut untuk mengunyah makanan tersebut menjadi bolus. Setelah substansi
makanan tersebut di ubah dalam proses mastikasi, bolus melewati proses deglutisi,yaitu
proses penelanan yang kerjanya di lakukan oleh faring dan oesophagus. Melalui oesophagus
ini bolus masuk ke lambung, bolus bergerak dari ujung oesophagus bergerak dengan gerakan
meremas-remas atau peristaltik. Setelah itu bolus masuk ke lambung dan di cerna serta di
simpan di dalam lambung. Bolus yang telah dicerna di lambung merupakan makan yang
sudah setengah cerna dan dinamakan kim. Kim akan masuk sedikit demi sedikit ke
duodenum. Sebagian besar proses pencernaan diselesaikan di duodenum,yaitu pada jejunum
dan ileum yang melaksanakan fungsi mereka untuk mengabsorpsi atau penyerapan zat-zat gizi
untuk nutrisi tubuh. Setelah itu belanjut ke usus besar atau kolon, dan disinilah terjadi
reabsorpsi atau penyerapan kembali zat-zat makanan tadi. Kolon menyerap kandungan air
yang terdapat di kim dan setelah di serap cairannya kim tersebut akakn memadat dan menjadi
feses. Feses ini akan di keluarkan melalui proses defekasi melalui anus.
Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Pencernaan Karbohidrat
Agar karbohidrat dapat dipergunakan untuk keperluan tubuh maka, karbohidrat
harus dipecah menjadi senyawa yang sederhana sehingga dapat melewati dinding usus
kemudian masuk ke sirkulasi darah.1 Monosakarida adalah karbohidrat sederhana yang
secar normal bisa melewati dinding usus. Proses pemecahan karbohidrat kompleks
menjadi sederhana disebut proses pencernaan karbohidrat. 12
Di dalam mulut, makanan bercampur dengan amylase yang akan mengubah
starch/pati menjadi dekstrin. Umumnya hanya sebagian kecil yang dapat dicerna.
Sebelum makanan bereaksi asam dengan adanya HCL yang diproduksi lambung, pati
akan diubah sedapat-dapatnya menjadi disakharida.1,6
Di dalam lambung tidak ada pemecahan pati, kemudian dari lambung makanan
masuk ke usus, media yang sedikit basa adalah penting untuk bekerjanya “starch
splitting enzym” yang disekresikan oleh kelenjar dinding usus. Pancreatic amylase
memecah pati menjadi disakharida. Perubahan akhir pemecahan sukrosa > fruktosa +
glukosa dilakukan oleh enzim intestinal sukrase. Maltosa > glukosa + glukosa
dilakukan oleh enzim intestinal maltase. Laktosa > galaktosa + glukosa dilakukan oleh
enzim intestinal laktase.6
Pencernaan Lemak
Lemak yang didapat dari makanan terdiri dari dua bentuk:
o Sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat)
o Sebagai lemak yang belum diemulsikan (unemulsified fat).6
Pencernaan lemak dimulai di lambung, lemak yang belum diemulsi di lambung
dengan bantuan empedu diubah menjadi lemak yang telah diemulsi dan selanjutnya
bersama-sama dengan lemak yang sudah diemulsi akan masuk ke dalam usus
halus.Setelah di usus halus dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pancreatic
lipase, lemak akan dipecah menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga lemak bisa
melalui selaput membran Tractus Gastro Intestinal selanjutnya masuk ke sirkulasi
darah dan kemudian dibawa ke jaringan tubuh.6
Lemak dipecah menjadi asam lemak + gliserol (40% - 50%), dipecah menjadi
monogliserida (40 – 50%), sisanya akan diserap dalam bentuk digliserida, trigliserida
kira-kira 10 – 20 %. Pada tubuh yang sehat lemak dapat dicerna 95 -100 %.
Pencernaan Protein
Perombakan protein baru dimulai di dalam lambung dengan media cairan
lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin untuk bekerja
merombak rantaian spesifik ikatan peptida dari asam amino yang rantainya lebih
pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk
ke dalam usus, di sini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah
13
dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas
mengandung 2 macam enzim pengubah protein, yaitu:
o Protease pankreatik ( tripsin dan khimotripsin --sekitar 30 % protein dirombak
menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.
Sekitar 70 % lagi protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida atau terdiri atas
lebih dari 3 asam amino. 6
o Enzim proteolitik yang lain yang berkemampuan memecah protein yaitu
Karboksi peptidase, amino peptidase . Protein komplek diubah menjadi
dipeptida yang merupakan asam amino + asam amino. Enzim pengubah
protein besifat hidrolik sehingga memerlukan air pada proses perombakan atau
pelepasan asam amino.
Penyerapan Karbohidrat
Starch atau pati setelah mengalami proses pencernaan sempurna yang dimulai
di lambung, akan diserap melalui pump mechanism yang membutuhkan energy dan
perlu bantuan “Carrier” (transporting agents). Perlu diingat berbagai jenis gula di
dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa. Glukosa ini akan dikirim ke hati melalui
pembuluh darah vena porta, setelah itu akan dikirim ke seluruh jaringan tubuh sesuai
kebutuhan.Sebagian glukosa disimpan di otot dan di hati sebagai cadangan yang
disebut glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas, kelebihan
karbohidrat akan diubh menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan lemak /jaringan
adiposa.
Fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa terutama di hati dan akan
disirkulasikan di dalam darah dalam bentuk glukosa (gula darah). Kadar gula darah
normal berkisar 80 - 120 mg per 100 ml darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan karbohidrat:
o Hormon insulin akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel.
Berarti mempertinggi oksidasi glukosa di dalam jaringan, akibatnya akan
mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.
o Tiamin (vit.B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar
terhadap penyerapan dan metabolisme karbohidrat.
Penyerapan Lemak
14
Pada penyerapan lemak dapat diperhatikan tentang keadaaanlemak yang tidak dpat
larut dalam air, agar lemak dapat diserap perlu dilakukan pencernaan-pencernaan
dengan bantuan beberapa reaksi C. Jaadi pencernaan lemak dapat dibedakan
berdasarkan pada panjangnya rantai C yaitu:
o Asam lemak berantai C pendek akan mudah diserap, biasanya langsung
penyerapannya melalui vena portal hati
o Asam lemak berantai sedang : gliserol, trigliserida berantai sedang diserp
dalam jejunum melalui system darah portal (melalui vena porta hati)
o Asam lemak berantai panjang : monogliserida, digliserida, digliserida, diserap
melalui system limfatik.
Jadi gliserol yang larut dalam air dapat langsung diserap dinding ususu melalui
vena portal hati, sedangkan asam lemak yang tidak larut dalam air akan berikatan
dengan garam empedu, sertelah melalui membran usus, asam lemak melepaskan lagi
ikatannya dengan empedu, selanjutnya melakukan ikatan kembali dengan gliserol dan
sejumlah kecil protein (disebut chilomicron) yang diserap ke dalam lacteral/sistem
limfatik dan selanjutnya disampaikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe ke
ductus thoracicus dan ke jantung.
Penyerapan Protein
Setelah protein dipecah menjadi asam amino yang ternyata larut dalam air
maka penyerapan mudah dilakukan yaitu melalui : proses difusi pasif dan selektif
diantara yang aktif. Dengan demikian lebih memudahkan dalam penyerapannya.
Penyerapan berlangsung setelah melaui membrane usus ke vena portal lalu ke hati,
masuk sirkulasi darah dilanjutkan ke jaringan di seluruh tubuh. Penyerapan asam
amino terutama berlangsung pada bagian atas usus. Jelasnya: 60 % dari asam amino
bebas diserap di usus halus, 28 % di usus besar atau colon, 12 % telah di mulai di
lambung.
Enzim-Enzim Pencernaan
Mulut : enzim ptyalin
Enzim ptyalin adalah enzim yang memecah polisakarida menjadi maltose. Enzi mini memiliki
activator ion Cl-,Br-, NO3-, SO4
-, PO4- .Enzim ini dapat bekerja optimal pada pH: 6,8. Pada pH
<4 enzim ini tidak dapat berfungsi dengan baik.
15
Lambung :
HCl
Pepsin
Renin
Lipase
HCL dalam lambung memiliki fungsi untuk denaturasi protein sehingga ikatan hydrogen
protein lepas dan protein dapat mudah dicerna pada organ-organ seterusnya. HCL juga
berguna untuk menghancurkan sebagian besar mikroorganisme yang ikut masuk dalam sistem
pencernaan.
Pepsin dihasilkan oleh sel chief. Sel chief sebenarnya menghasilkan pepsinogen yang
merupakan proenzim (zimogen). Pengaktifan pepsinogen menjadi pepsin ini dibantu dengan
HCl. Enzim pepsin ini berguna untuk memecah protein menjadi proteosa dan pepton.
Renin atau kimosin hanya terdapat pada lambung bayi. Enzi mini untuk mengkoagulasi
susu dan mencegah aliran cepat dari lambung.
Kasein susu + Ca rennin à Ca parakaseinat (endapan) . ikatan ini dapat dipecahkan
dengan pepsin.
Enzim lipase berguna untuk menghidrolisis ti-asilgliserol rantai pendek dan sedang.
Namun, karena pH optimalnya 7,5 dan tidak sesuai dengan lingkungan asam di lambung,
maka kerja enzimnya tidak optimal.6
Usus halus
Dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan
secarakimiawi:
Enterokinase, untuk mengaktifkan peptidase, yaitu tripsinogen yang dihasilkan pankreas
menjadi tripsin, dan mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin;
Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino dan gliserol
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;
Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida , yaitu :
Maltose : maltoseà glukosa + glukosa
Sukrose : sukrosa à fruktosa + glukosa
Laktose : laktosa à galaktosa +glukosa
Lipase, untuk mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
16
Getah pancreas
Getah pancreas memiliki komposisi encer seperti air, dan mirip saliva. Getah pancreas
mengandung air, protein, sedikit senyawa organic dan terdapat ion-ion organic seperti Na+,K+,
HCO3-, dll.
Enzim-enzim yang terdapat pada getah pancreas:
Tripsin, enzim proteolitik disekresi oleh zimogen. Enzim ini diaktifkan dalam
duodenum.Terbentuk dari Tripsinogen yang diubah menjadi tripsin dengan bantuan
enterokinase. Enzi mini mempunyai daya koagulasi susu pada pH optimal 8.
Kimotripsin : proteosa dan pepton à polipeptida. Daya koagulasi susu enzim ini lebih
kuat dari tripsin
Karboksi peptidase, adalah enzim proteolitik yang mengandung Zn. Katalisis hidrolisa
pada ikatan peptide di ujung molekul di sisi karboksil bebas polipeptida menjadi asam
amino.
Amilase pancreas, amylase ini tidak sama dengan yang ada di saliva. Enzim ini
memiliki pH optimal 7 untuk memecah pati menjadi maltose.6
Gangguan pada produksi atau kerja enzim-enzim ini dapat mengganggu proses pencernaan
dan penyerapan makanan. Nutrisi-nutrisi makanan bisa menjadi tetap utuh dan terbuang sia-
sia apabila enzim-enzim ini tidak bekerja dengan optimal.
Kesimpulan
Adanya gangguan enzim lactase menyebabkan perncernaan laktosa yang tidak baik
(intoleransi laktosa). Laktosa tersebut akan masuk hingga ke usus besar secara utuh. Laktosa
ini akan menyebabkan gangguan osmotic dalam usus halus sehingga dapat menimbulkan
diare dan gangguan lainnya.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.p.281-95.
17
3. Winami W, Kindangen K, Listiawati E : Tractus digestivus.edisi 2. Jakarta :Fakultas
kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.
4. Mescher AL. Histologi dasar Junqueira: teks & atlas. Edisi ke-10. Jakarta : EGC;
2007. p.245-91.
5. Guyton, AC. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;
2006.p.573-99.
6. Murray RK et al. Harper’s illustrated biochemistry. 28 th ed. New York: Appleton &
Lange; 2009.p.459-66.
18
19