Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

5
Home Home About About Kamis, 20 Februari 2014 Kamis, 20 Februari 2014 Sejarah Kota Peureulak Peureulak merupakan kota tua, yang lebih dikenal dengan sejarahnya yang gemilang di Dunia Islam Asia tenggara khususnya Indonesia.Bandar khalifah.itulah nama awal pertama daerah Peureulak tepatnya di desa Paya Meuligoe, tempat Kerajaan Islam pertama Asia Tenggara pada tahun 225 H dengan Raja pertamannya Sayyed Maulana Abdul Aziz Syah. Bandar Khalifah yang dulunya merupakan kota Perdangan antar bangsa seperti gujarat (India) Arab dan persia serta sebagian negara-negara Eropa seperti inggris, Perancis, Belanda, Portugis dan lain-lain. Awal perkembangan dan penyebaran Islam bermula dari Bandar Kahalifah (Paya Meuligo Sekarang) yang di sebarkan Oleh para Ulama-ulama dari peureulak dan dari Daerah lainnya.sehingga Agama Islam di Asia Tenggara berkembang dan menyebar dari bandar Khalifah yang kemudian menjadi Peureulak. Pada tahun 1980 di Kuala Simpang dimana para ahli sejarah berkumpul dalam sebuah forum ilmiah untuk membedah sejarah Islam. Peristiwa bersejarah itu diberi tema: Seminar Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Aceh Dan Nusantara, yang dihadiri oleh sejarahwan dan budayawan dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan data yang tersedia sebanyak 199 orang turut serta dalam acara yang diprakarsai oleh Ali Hasjmi tersebut, termasuk Prof. DR. HAMKA. Dari seminar tersebut dilahirkan beberapa kesimpulan, di antaranya: Peureulak adalah daerah pertama masuknya Islam di Nusantara, bahkan menjadi kerajaan tertua di Asia Tenggara yang dimulai dengan diproklamirkannya kerajaan Peureulak oleh sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah pada tahun 225 Hijriah bertepatan dengan 840 Masehi. Dengan dikeluarkannya hasil seminar tersebut dengan sendirinya mengukuhkan bahwa kerajaan Peureulak lebih tua dari kerajaan Pasai(Pase) yang baru dimulai pada abad ke 11 Masehi. Untuk memugar kembali situs sejarah Peureulak yang telah lama terbengkalai, seminar merekomendasikan untuk dibangun sebuah monumen sejarah, untuk itu perlu dibentuk sebuah badan yang bekerja khusus untuk program tersebut yang diberi nama Yayasan Monumen Islam Asia Tenggara disingkat dengan MONISA. Maka pada tahun 1981 yayasan monisa didirikan, dari susunan strukturnya terpancar optimisme bahwa lembaga tersebut akan sanggup melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya, karena sangat banyak tokoh intelektual dan pejabat publik pada masa itu terlibat dalam struktur, bahkan siapa saja yang menjadi Bupati Aceh Timur secara otomatis menjadi ketua yayasan. Optimisme pun berbinar-binar dimata masyarakat Aceh khususnya penduduk peureulak sehingga satu persatu masyarakat yang tanahnya masuk dalam site plan monisa bersedia melepaskan tanah mereka dengan ganti rugi alakadarnya, sehingga dalam waktu singkat tanah seluas 122.292m 2 yang terletak di desa Paya Meuligoe yang diyakini sebagai bekas kerajaan Peureulak berhasil dibebaskan oleh pengurus monisa. Dukungan pemerintah pun terlihat sangat serius, setiap tahun Pemda Aceh Timur ikut menganggarkan dana untuk pembangunan situs bersejarah tersebut, Kalender Kalender April 2014 Su M Tu W Th F Sa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rakan adalah Pengunjung Ke Rakan adalah Pengunjung Ke Sparkline Blog Archive Blog Archive 2014 (26) April (4) Maret (8) Februari (9) Soekarno, Setangkai Payung Yang Patah Yang Membuat... Bahaya Narkoba Bagi Pemuda Indonesia "Jauhi Narkob... Sejarah Kota Peureulak Makanan Biadab "Sup Janin Manusia / Healthy Soup" VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG) Menurut pand... Meletusnya Gunung Kelud tertulis jelas di Al-Quran... 5 Tren Smartphone Pintar di Tahun 2014 Penyakit Modern Yang Jadi Hobi Baru Para Remaja "S... BURUNG CEUMPALA KUNENG Januari (5) Facebook Facebook Ferdy Al-Farlaky Ferdy Al-Farlaky SELAMAT MEMBACA SELAMAT MEMBACA 8 0 1 Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html 1 of 5 17-Apr-14 6:36 AM

description

peureulak

Transcript of Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

Page 1: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

HomeHome AboutAbout

Kamis, 20 Februari 2014Kamis, 20 Februari 2014

Sejarah Kota Peureulak

Peureulak merupakan kota tua, yang lebih dikenal dengan sejarahnya yang

gemilang di Dunia Islam Asia tenggara khususnya Indonesia.Bandar khalifah.itulah

nama awal pertama daerah Peureulak tepatnya di desa Paya Meuligoe, tempat

Kerajaan Islam pertama Asia Tenggara pada tahun 225 H dengan Raja pertamannya

Sayyed Maulana Abdul Aziz Syah.

Bandar Khalifah yang dulunya merupakan kota Perdangan antar bangsa seperti

gujarat (India) Arab dan persia serta sebagian negara-negara Eropa seperti inggris,

Perancis, Belanda, Portugis dan lain-lain.

Awal perkembangan dan penyebaran Islam bermula dari Bandar Kahalifah (Paya

Meuligo Sekarang) yang di sebarkan Oleh para Ulama-ulama dari peureulak dan dari

Daerah lainnya.sehingga Agama Islam di Asia Tenggara berkembang dan menyebar

dari bandar Khalifah yang kemudian menjadi Peureulak.

Pada tahun 1980 di Kuala Simpang dimana para ahli sejarah berkumpul dalam

sebuah forum ilmiah untuk membedah sejarah Islam. Peristiwa bersejarah itu diberi

tema: Seminar Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Aceh Dan Nusantara,

yang dihadiri oleh sejarahwan dan budayawan dari dalam dan luar negeri.

Berdasarkan data yang tersedia sebanyak 199 orang turut serta dalam acara yang

diprakarsai oleh Ali Hasjmi tersebut, termasuk Prof. DR. HAMKA. Dari seminar

tersebut dilahirkan beberapa kesimpulan, di antaranya: Peureulak adalah daerah

pertama masuknya Islam di Nusantara, bahkan menjadi kerajaan tertua di Asia

Tenggara yang dimulai dengan diproklamirkannya kerajaan Peureulak oleh sultan

Said Maulana Abdul Aziz Syah pada tahun 225 Hijriah bertepatan dengan 840

Masehi.

Dengan dikeluarkannya hasil seminar tersebut dengan sendirinya mengukuhkan

bahwa kerajaan Peureulak lebih tua dari kerajaan Pasai(Pase) yang baru dimulai

pada abad ke 11 Masehi. Untuk memugar kembali situs sejarah Peureulak yang

telah lama terbengkalai, seminar merekomendasikan untuk dibangun sebuah

monumen sejarah, untuk itu perlu dibentuk sebuah badan yang bekerja khusus

untuk program tersebut yang diberi nama Yayasan Monumen Islam Asia Tenggara

disingkat dengan MONISA.

Maka pada tahun 1981 yayasan monisa didirikan, dari susunan strukturnya terpancar

optimisme bahwa lembaga tersebut akan sanggup melaksanakan amanah yang

dibebankan kepadanya, karena sangat banyak tokoh intelektual dan pejabat publik

pada masa itu terlibat dalam struktur, bahkan siapa saja yang menjadi

Bupati Aceh Timur secara otomatis menjadi ketua yayasan.

Optimisme pun berbinar-binar dimata masyarakat Aceh khususnya penduduk

peureulak sehingga satu persatu masyarakat yang tanahnya masuk dalam site

plan monisa bersedia melepaskan tanah mereka dengan ganti rugi alakadarnya,

sehingga dalam waktu singkat tanah seluas 122.292m2 yang terletak di desa Paya

Meuligoe yang diyakini sebagai bekas kerajaan Peureulak berhasil dibebaskan oleh

pengurus monisa.

Dukungan pemerintah pun terlihat sangat serius, setiap tahun Pemda Aceh

Timur ikut menganggarkan dana untuk pembangunan situs bersejarah tersebut,

KalenderKalender

April 2014

Su M Tu W Th F Sa

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30

Rakan adalah Pengunjung KeRakan adalah Pengunjung Ke

Sparkline

Blog ArchiveBlog Archive

▼ 2014 (26)

► April (4)

► Maret (8)

▼ Februari (9)

Soekarno, Setangkai Payung Yang

Patah Yang Membuat...

Bahaya Narkoba Bagi Pemuda

Indonesia "Jauhi Narkob...

Sejarah Kota Peureulak

Makanan Biadab "Sup Janin Manusia /

Healthy Soup"

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH

SAYANG) Menurut pand...

Meletusnya Gunung Kelud tertulis jelas

di Al-Quran...

5 Tren Smartphone Pintar di Tahun

2014

Penyakit Modern Yang Jadi Hobi Baru

Para Remaja "S...

BURUNG CEUMPALA KUNENG

► Januari (5)

FacebookFacebook

Ferdy Al-FarlakyFerdy Al-FarlakySELAMAT MEMBACASELAMAT MEMBACA

8 0 1

Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html

1 of 5 17-Apr-14 6:36 AM

Page 2: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

dukungan masyarakat secara pribadi juga sangat antusias, pada tahun 1983 sebuah

gedung serba guna yang menurut rencana akan dijadikan

sekretariat monisa berhasil dibangun atas sumbangan H. Abu bakar Abdy.

Dalam bidang perencanaan, monisa membentuk tim khusus yang dikenal dengan

tim 4 dipimpin oleh Ir. Abdul Hadi, cs. Dalam hal ini monisa telah menyiapkan denah

yang sangat detail di lokasi monisa mulai dari bangunan induk yang merupakan

gedung yang sangat apik dan indah, dilengkapi dengan komplek pendidikan mulai

dari TK hingga perguruan tinggi, juga ada dayah tradisional untuk melestarikan ciri

khas budaya Aceh, maket rumah yang berciri khas budaya dari berbagai negara

ASEAN, maket rumah adat dari berbagai suku di Indonesia, ada kolam Nurul A’la,

pemandian air panas, danau Banta Amat, taman bunga dan lain-lain, bahkan

mereka sudah membuat sebuah maket monumen yang sangat indah, maket

tersebut sering dipajang pada acara-acara pameran dan sering menimbulkan decak

kagum pengunjung atas keindahannya.

Secara historis Aceh sangat layak untuk memiliki monumen tersebut, kalau saja hal

itu betul-betul dapat diwujudkan maka Aceh akan kaya dengan berbagai monumen

berkelas internasional seperti Monumen Tsunami, Monumen Perdamaian, dan tentu

saja Monumen Islam Asia Tenggara.

Namun sangat disayangkan setelah melewati waktu yang sangat lama monumen

Islam yang menjadi harapan masyarakat Aceh terutama masyarakat Peureulak yang

telah rela mewakafkan tanah mereka untuk proyek tersebut tak kunjung tiba.

Sebuah gedung serba guna yang pernah dibangun 25 tahun silam, kini tak terurus

dan telah menjadi bak kandang sapi, maket monisa yang sering menjadi bahan

pameran kini telah rusak dan hilang entah kemana.

Permasalahan

Kini setelah 28 tahun berlalu, generasi telah berganti, sebagian orang yang turut

serta memperjuangkan monisa telah satu persatu menghadap Ilahi. Mungkin

sebagian lagi masih ada yang diberi umur oleh Allah swt sehingga sempat membaca

tulisan ini. Namun sayup-sayup gema monisa lenyap ditelan zaman.

Saksi-saksi persitiwa seminar itupun hampir lenyap, sebuah gedung di komplek

pertamina yang dulunya menjadi tempat seminar telah kusam, dan nyaris tak terurus

lagi, yang tinggal kini hanya tanah kosong seluas 12 hektar di Paya Meuligoe yang

merupakan wakaf masyarakat, beberapa plang nama pada simpang jalan di

Peureulak dan beberapa makam tua yang diklaim sebagai raja.

Banyak orang yang bertanya-tanya apa sebab pembangunan monisa gagal di

tengah jalan. Sebelum pertanyaan itu dijawab oleh yang berkompeten, penulis

mencoba menganalisa beberap sebab yang menghambat atau memperlambat

pembangunan monisa tersebut.

Sebagian analisa disini merupakan hasil kajian dan pembahasan bersama pengurus

monisa yang baru yang mulai bertugas pada tahun 2008, permasalahan tersebut

antara lain:

Kebanyakan pengurus monisa adalah birokrat dan pejabat publik, sehingga tidak

fokus dalam masalah monisa, sejak pertama didirikan ketua harian monisa adalah

Bupati Aceh Timur, siapa saja yang menjadi bupati dialah yang menjadi ketua

monisa.

Hal itu menjadi salah satu faktor terlambatnya pergerakan monisa karena bupati

dengan kesibukannya tentu saja sangat sedikit waktu untuk mengurus hal seperti

itu.

Menyadari banyaknya kendala struktural di tubuh yayasan, maka pada tahun 2008

dilakukan revisi pengurus secara total dengan melibatkan lebih banyak pihak yang

umumnya merupakan tokoh muda, juga merangkul tokoh-tokoh dari luar Aceh Timur

sehingga kesan ekslusifisme monisa dapat dihilangkan.

Tidak dilakukan penggalian arkeologi secara mendalam pada lokasi yang diyakini

Foto Saya

Follow This BlogFollow This Blog

About MeAbout Me

FERDINAN ALI AKBAR FATAHILLAH

L IHAT PROFIL LENGKAPKU

Follow @fherdy_kuFollow @fherdy_ku

Popular PostsPopular Posts

Legislasi Demokrasi VS Islam

Hiruk pikuk kampanye selama

ini, khususnya seminggu

terakhir, hanyalah bagian dari

proses mengimplementasikan

demokrasi. Dalam menyiapkann...

Persiapan Menuju CC 4 Pilar Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara Tingkat Kabupaten

Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html

2 of 5 17-Apr-14 6:36 AM

Page 3: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

sebagai bekas kerajaan Peureulak, sejauh ini keyakinan bahwa Peureulak sebagai

kerajaan Islam Pertama di Asia Tenggara didapati dari literatur baik lokal maupun

asing seperti Marcopolo. Namun, lokasi kerajaannya secara persis masih bersumber

dari informasi lisan masyarakat setempat.

Penggalian nisan pernah dilakukan sebelum seminar diadakan dengan

menghadirkan Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba yang pada saat itu menjabat sebagai

Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Namun penggalian

yang dilakukan beliau perlu dikuatkan lagi oleharkeolog sehingga hasilnya

betul-betul dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Sebelumnya Ketua Lembaga Dinas Purba kala Pusat Jakarta Drs. Hasan Ma’arif

Ambary telah hadir di Peureulak dan ikut dalam seminar tahun 1980 bahkan

menyampaikan makalah dengan judul: bangun dan berkembangnya Islam di

Peureulak ditinjau dari segi arkeologi.

Akan tetapi kedatangan beliau ke Peureulak hanya sekedar meninjau lokasi bekas

kerajaan bukan untuk melakukan penggalian, sehingga dalam makalahnya beliau

merekomendasikan supaya dilakukan penelitian arkeologi yang lebih mendalam lagi

di masa yang akan datang.

Rekomendasi tersebut sampai saat ini belum dilakukan. Sebagian tokoh masyarakat

di kawasan Paya Meuligoe meyakini dari hasil penggalian nisan yang dilakukan oleh

Tgk. H. Abdullah ujong Rimba, terdapat tulisan Abdul Aziz pada nisan tersebut.

Tulisan itu telah tertanam ke dalam tanah sehingga tidak dapat dibaca lagi, penulis

pun sudah melihat foto nisan tersebut setelah diangkat dari makam, namun masih

meragukan kebenaran informasi tersebut.

Untuk memastikan pernyataan itu pengurus monisa yang baru, mengundang

beberapa orang pakar untuk melakukan kajian langsung terhadap makam dan nisan

yang diyakini milik sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah. Penggalian dilakukan

pada tanggal 17 Agustus 2008 dibawah pimpinanarkeolog muda Aceh, Dedi Satria.

Setelah nisan digali sampai ke akarnya tidak juga ditemukan nama sebagaimana

yang diharapkan, walau demikian arkeolog tersebut mengakui kalau nisan itu telah

berumur lebih dari 800 tahun.

Penggalian arkeologis sangat diperlukan untuk menyatakan pada dunia tentang

keabsahan historis suatu situs bersejarah, sehingga tidak menimbulkan kesalahan di

masa yang akan datang.

Kebanyakan penulis sejarah termasuk Prof. Ali Hasjmi sering mengutip kitab Idharul

Haq Fi Mamlakatil Firlak Wal Fasi, karya Abu Ishak Al-Makarani sebagai rujukan,

karena disana mengandung sejarah Peureulak dan silsilah raja-rajanya.

Bahkan lembaran lepas dari kitab tersebut yang berisi silsilah raja peureulak sempat

dibawa ke tempat seminar di Kuala Simpang pada tahun 1980. Foto copy lembaran

itu juga ada sama penulis, namun lebih dari itu belum ada kabarnya.

Dalam dokumen monisa dituliskan, kitab itu secara utuh berada pada seorang

warga Peunaron yang bernama pang Akob atau Lebai Akob. Setelah dilakukan

penelusuran, ternyata yang bersangkutan telah meninggal dunia dan kitab itu belum

Aceh Timur

Tinggal 3 hari lagi untuk menuju

persaingan yang menyangkut

Hukum negara dalam Cerdas

Cermat 4 Pilar Berbangsa dan

Bernegara dan hari ini (2...

Khatam Al-Qur'an Pertamaku

Malam minggu kali ini bakalan

menjadi malam minggu

terindahku ,coba tebak kenapa

?Pasti deh tau ,iya malam ini

aku bakalan khatam Al-Qur&#...

BURUNG CEUMPALA

KUNENG

Sebenarnya artikel ini

terinsperasi dari tugas sekolah

dengan tujuan untuk mengenali

organisme khas daerah karena menarik

sayapun mencoba u...

Jangan Percaya, Undangan BBM untuk PC di

Facebook

Kalau tiba-tiba ada undangan untuk memakai

aplikasi Blackberry Messenger (BBM) untuk

PC desktop di linimasa (time line) Facebook

mu, abaika...

Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html

3 of 5 17-Apr-14 6:36 AM

Page 4: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

ada kabarnya dimana.

Seorang budayawan Aceh Nab Bahany As mengakui pernah melihat kitab tersebut

di simpang balik Aceh Tengah pada tahun 1980-an sedang diterjemahkan oleh

Teungku Adu atau Kek Adu yang berasal dari Matang Rubek Aceh Utara.

Lalu pada tanggal 18 Agustus 2008 kami bersama pengurus monisa pergi ke Matang

Rubek untuk mencari orang yang disebutkan oleh Teungku Nab Bahany. Sama

halnya dengan Lebai Akob, Teungku Adu tersebut juga telah lama meninggal dunia.

Pencarian ke pustaka-pustaka juga sudah dilakukan, termasuk ke museum Aceh

dan Museum Ali Hasjmi. Hingga kini belum ada yang bisa menunjukkan kitab yang

menjadi juru kunci sejarah Peureulak tersebut, sehingga berbagai informasi penting

tentang sejarah Peureulak dan silsilah raja-rajanya masih menjadi misteri. Semoga

bagi siapa saja yang menyimpannya bisa berbagi dengan yang lain demi

kemaslahatan sejarah Aceh.

Sebagian sejarah ada yang berbau mitos, hal itu lumrah terjadi dimana saja apalagi

jika sejarah itu tidak didokumentasikan dengan jelas. Umumnya masyarakat kita

menyampaikan sejarah kepada generasi berikutnya melalui lisan sehingga akurasi

data makin lama makin berkurang atau malah hilang sama sekali.

Demikian halnya dengan kisah tentang kerajaan Peureulak, kebanyakan masyarakat

hanya mendengarnya lewat hikayat, syair, dan cerita orang-orang tua.

Dalam konteks monisa, sebagian besar informasi tentang sejarah Peureulak seperti

kisah Nurul A’la, Banta Amat, Nurul Qadimah dan raja-raja bersumber dari cerita

orang tua-tua, sehingga akurasi datanya berkurang apalagi cerita itu sudah

diwariskan oleh beberapa generasi sehingga berbagai modifikasi bisa saja terjadi

dalam penyampaiannya.

Demikianlah, apapun rintangannya kita tertantang untuk membuktikan jejak

sejarah bangsa kita, secara historis penulis sepakat dengan kesimpulan seminar

tahun 1980 bahwa Islam telah masuk keAceh pada abad pertama hijriah tepatnya di

Peureulak.

Hal terpenting menurut penulis saat ini adalah melakukan pembuktian

arkeologis pada lokasi sejarah tersebut. Untuk seterusnya baru dilanjutkan dengan

pembangunan monumen, supaya tidak adanya bongkar pasang pada bangunan

yang dibangun, di tempat yang tidak seharusnya.

Semoga pengurus monisa yang baru mampu melakukan tahapan yang benar

dalam membangun monisa ke depan sehingga kita tidak terperosok ke lobang yang

sama di masa yang akan datang.

gambar tentang keadaan Monumen Islam Asia tenggara

Mungkin kita akan bertanya-tanya mengapa Peureulak adalah termasuk Kota

Suci Peureulak ? padahal yang kita ketahui kota Suci bagi Umat Islam Asia

Tenggara adalah Kota Mekkah dan Madinah di Arab Saudi....

Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html

4 of 5 17-Apr-14 6:36 AM

Page 5: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky

Posting Lebih Baru Posting Lama

mungkin kita akan bertanya-tanya siapa yang telah menyebarkan dan

memperkenalkan Islam di Aceh, sejarah yang kita tahu dari Buku-buku

sejarah, Islam di bawa oleh Para pedagang dari Gujarat (GUjarat) Atau

bangsa Arab bahkan ada juga yang beranggapan bahwa Islam Masuk Ke

Aceh Di bawa oleh Bangsa Farsi atau persia.. namun yang jelas Islam di

Bawa Ke Peureulak oleh Keturunan Rasulullah yang Suci..... pada abad

pertama Hijriah.

Seperti telah Di jelaskan Di Atas bahwa Raja Islam Pertama Asia Tenggara

adalah Sulthan Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah Bin Muhammad Ad Diqai Bin

Muhammad Al Mujtaba Bin Jakfar Shadiq (Imam Ke enam Kaum Syiah

Imamiyah) Bin Muhammad Al Baqir (Imam Ke Lima Kaum Syi'ah Imamiyah)

Bin Ali Zainal Abidin (Imam ke Empat Syi'ah Imaiyah) bin Husain Assyahid bin

Rasulullah (Imam Syiah Imamiyah ke Tiga) Melalui perkawinan Ali Al Murthada

(Imam Pertama Syiah Imamiyah) dengan Putri Rasulullah Sayyidah Fathimah

Azzahra.

Pada Tahun 2010 yang lalu seorang Ulama Besar Iran Ayatullah Muhammad

Jawad Al Marwi beserta Rombongan Menziarahi Makam Raja Islam Pertama

Asia Tenggara dan Beliaulah yang telah memberi Gelar sebagai Kota Suci

Peureulak khusus Asia Tenggara.

Posted by Ferdinan Ali Akbar Fatahillah at 06.24

0 comments:

Poskan Komentar

Beri komentar sebagai:

Publikasikan

Links to this post

Buat sebuah Link

Beranda

Copyright © 2014 Ferdy Al-Farlaky. Designed for best radio stations - things to do in oakland, contact corporate offices, credit card processing

Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html

5 of 5 17-Apr-14 6:36 AM