Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky
-
Upload
faisal-kelana -
Category
Documents
-
view
2 -
download
1
description
Transcript of Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky
![Page 1: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022020417/563dbb8e550346aa9aae329d/html5/thumbnails/1.jpg)
HomeHome AboutAbout
Kamis, 20 Februari 2014Kamis, 20 Februari 2014
Sejarah Kota Peureulak
Peureulak merupakan kota tua, yang lebih dikenal dengan sejarahnya yang
gemilang di Dunia Islam Asia tenggara khususnya Indonesia.Bandar khalifah.itulah
nama awal pertama daerah Peureulak tepatnya di desa Paya Meuligoe, tempat
Kerajaan Islam pertama Asia Tenggara pada tahun 225 H dengan Raja pertamannya
Sayyed Maulana Abdul Aziz Syah.
Bandar Khalifah yang dulunya merupakan kota Perdangan antar bangsa seperti
gujarat (India) Arab dan persia serta sebagian negara-negara Eropa seperti inggris,
Perancis, Belanda, Portugis dan lain-lain.
Awal perkembangan dan penyebaran Islam bermula dari Bandar Kahalifah (Paya
Meuligo Sekarang) yang di sebarkan Oleh para Ulama-ulama dari peureulak dan dari
Daerah lainnya.sehingga Agama Islam di Asia Tenggara berkembang dan menyebar
dari bandar Khalifah yang kemudian menjadi Peureulak.
Pada tahun 1980 di Kuala Simpang dimana para ahli sejarah berkumpul dalam
sebuah forum ilmiah untuk membedah sejarah Islam. Peristiwa bersejarah itu diberi
tema: Seminar Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Aceh Dan Nusantara,
yang dihadiri oleh sejarahwan dan budayawan dari dalam dan luar negeri.
Berdasarkan data yang tersedia sebanyak 199 orang turut serta dalam acara yang
diprakarsai oleh Ali Hasjmi tersebut, termasuk Prof. DR. HAMKA. Dari seminar
tersebut dilahirkan beberapa kesimpulan, di antaranya: Peureulak adalah daerah
pertama masuknya Islam di Nusantara, bahkan menjadi kerajaan tertua di Asia
Tenggara yang dimulai dengan diproklamirkannya kerajaan Peureulak oleh sultan
Said Maulana Abdul Aziz Syah pada tahun 225 Hijriah bertepatan dengan 840
Masehi.
Dengan dikeluarkannya hasil seminar tersebut dengan sendirinya mengukuhkan
bahwa kerajaan Peureulak lebih tua dari kerajaan Pasai(Pase) yang baru dimulai
pada abad ke 11 Masehi. Untuk memugar kembali situs sejarah Peureulak yang
telah lama terbengkalai, seminar merekomendasikan untuk dibangun sebuah
monumen sejarah, untuk itu perlu dibentuk sebuah badan yang bekerja khusus
untuk program tersebut yang diberi nama Yayasan Monumen Islam Asia Tenggara
disingkat dengan MONISA.
Maka pada tahun 1981 yayasan monisa didirikan, dari susunan strukturnya terpancar
optimisme bahwa lembaga tersebut akan sanggup melaksanakan amanah yang
dibebankan kepadanya, karena sangat banyak tokoh intelektual dan pejabat publik
pada masa itu terlibat dalam struktur, bahkan siapa saja yang menjadi
Bupati Aceh Timur secara otomatis menjadi ketua yayasan.
Optimisme pun berbinar-binar dimata masyarakat Aceh khususnya penduduk
peureulak sehingga satu persatu masyarakat yang tanahnya masuk dalam site
plan monisa bersedia melepaskan tanah mereka dengan ganti rugi alakadarnya,
sehingga dalam waktu singkat tanah seluas 122.292m2 yang terletak di desa Paya
Meuligoe yang diyakini sebagai bekas kerajaan Peureulak berhasil dibebaskan oleh
pengurus monisa.
Dukungan pemerintah pun terlihat sangat serius, setiap tahun Pemda Aceh
Timur ikut menganggarkan dana untuk pembangunan situs bersejarah tersebut,
KalenderKalender
April 2014
Su M Tu W Th F Sa
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
Rakan adalah Pengunjung KeRakan adalah Pengunjung Ke
Sparkline
Blog ArchiveBlog Archive
▼ 2014 (26)
► April (4)
► Maret (8)
▼ Februari (9)
Soekarno, Setangkai Payung Yang
Patah Yang Membuat...
Bahaya Narkoba Bagi Pemuda
Indonesia "Jauhi Narkob...
Sejarah Kota Peureulak
Makanan Biadab "Sup Janin Manusia /
Healthy Soup"
VALENTINE DAY (HARI BERKASIH
SAYANG) Menurut pand...
Meletusnya Gunung Kelud tertulis jelas
di Al-Quran...
5 Tren Smartphone Pintar di Tahun
2014
Penyakit Modern Yang Jadi Hobi Baru
Para Remaja "S...
BURUNG CEUMPALA KUNENG
► Januari (5)
FacebookFacebook
Ferdy Al-FarlakyFerdy Al-FarlakySELAMAT MEMBACASELAMAT MEMBACA
8 0 1
Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html
1 of 5 17-Apr-14 6:36 AM
![Page 2: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022020417/563dbb8e550346aa9aae329d/html5/thumbnails/2.jpg)
dukungan masyarakat secara pribadi juga sangat antusias, pada tahun 1983 sebuah
gedung serba guna yang menurut rencana akan dijadikan
sekretariat monisa berhasil dibangun atas sumbangan H. Abu bakar Abdy.
Dalam bidang perencanaan, monisa membentuk tim khusus yang dikenal dengan
tim 4 dipimpin oleh Ir. Abdul Hadi, cs. Dalam hal ini monisa telah menyiapkan denah
yang sangat detail di lokasi monisa mulai dari bangunan induk yang merupakan
gedung yang sangat apik dan indah, dilengkapi dengan komplek pendidikan mulai
dari TK hingga perguruan tinggi, juga ada dayah tradisional untuk melestarikan ciri
khas budaya Aceh, maket rumah yang berciri khas budaya dari berbagai negara
ASEAN, maket rumah adat dari berbagai suku di Indonesia, ada kolam Nurul A’la,
pemandian air panas, danau Banta Amat, taman bunga dan lain-lain, bahkan
mereka sudah membuat sebuah maket monumen yang sangat indah, maket
tersebut sering dipajang pada acara-acara pameran dan sering menimbulkan decak
kagum pengunjung atas keindahannya.
Secara historis Aceh sangat layak untuk memiliki monumen tersebut, kalau saja hal
itu betul-betul dapat diwujudkan maka Aceh akan kaya dengan berbagai monumen
berkelas internasional seperti Monumen Tsunami, Monumen Perdamaian, dan tentu
saja Monumen Islam Asia Tenggara.
Namun sangat disayangkan setelah melewati waktu yang sangat lama monumen
Islam yang menjadi harapan masyarakat Aceh terutama masyarakat Peureulak yang
telah rela mewakafkan tanah mereka untuk proyek tersebut tak kunjung tiba.
Sebuah gedung serba guna yang pernah dibangun 25 tahun silam, kini tak terurus
dan telah menjadi bak kandang sapi, maket monisa yang sering menjadi bahan
pameran kini telah rusak dan hilang entah kemana.
Permasalahan
Kini setelah 28 tahun berlalu, generasi telah berganti, sebagian orang yang turut
serta memperjuangkan monisa telah satu persatu menghadap Ilahi. Mungkin
sebagian lagi masih ada yang diberi umur oleh Allah swt sehingga sempat membaca
tulisan ini. Namun sayup-sayup gema monisa lenyap ditelan zaman.
Saksi-saksi persitiwa seminar itupun hampir lenyap, sebuah gedung di komplek
pertamina yang dulunya menjadi tempat seminar telah kusam, dan nyaris tak terurus
lagi, yang tinggal kini hanya tanah kosong seluas 12 hektar di Paya Meuligoe yang
merupakan wakaf masyarakat, beberapa plang nama pada simpang jalan di
Peureulak dan beberapa makam tua yang diklaim sebagai raja.
Banyak orang yang bertanya-tanya apa sebab pembangunan monisa gagal di
tengah jalan. Sebelum pertanyaan itu dijawab oleh yang berkompeten, penulis
mencoba menganalisa beberap sebab yang menghambat atau memperlambat
pembangunan monisa tersebut.
Sebagian analisa disini merupakan hasil kajian dan pembahasan bersama pengurus
monisa yang baru yang mulai bertugas pada tahun 2008, permasalahan tersebut
antara lain:
Kebanyakan pengurus monisa adalah birokrat dan pejabat publik, sehingga tidak
fokus dalam masalah monisa, sejak pertama didirikan ketua harian monisa adalah
Bupati Aceh Timur, siapa saja yang menjadi bupati dialah yang menjadi ketua
monisa.
Hal itu menjadi salah satu faktor terlambatnya pergerakan monisa karena bupati
dengan kesibukannya tentu saja sangat sedikit waktu untuk mengurus hal seperti
itu.
Menyadari banyaknya kendala struktural di tubuh yayasan, maka pada tahun 2008
dilakukan revisi pengurus secara total dengan melibatkan lebih banyak pihak yang
umumnya merupakan tokoh muda, juga merangkul tokoh-tokoh dari luar Aceh Timur
sehingga kesan ekslusifisme monisa dapat dihilangkan.
Tidak dilakukan penggalian arkeologi secara mendalam pada lokasi yang diyakini
Foto Saya
Follow This BlogFollow This Blog
About MeAbout Me
FERDINAN ALI AKBAR FATAHILLAH
L IHAT PROFIL LENGKAPKU
Follow @fherdy_kuFollow @fherdy_ku
Popular PostsPopular Posts
Legislasi Demokrasi VS Islam
Hiruk pikuk kampanye selama
ini, khususnya seminggu
terakhir, hanyalah bagian dari
proses mengimplementasikan
demokrasi. Dalam menyiapkann...
Persiapan Menuju CC 4 Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara Tingkat Kabupaten
Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html
2 of 5 17-Apr-14 6:36 AM
![Page 3: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022020417/563dbb8e550346aa9aae329d/html5/thumbnails/3.jpg)
sebagai bekas kerajaan Peureulak, sejauh ini keyakinan bahwa Peureulak sebagai
kerajaan Islam Pertama di Asia Tenggara didapati dari literatur baik lokal maupun
asing seperti Marcopolo. Namun, lokasi kerajaannya secara persis masih bersumber
dari informasi lisan masyarakat setempat.
Penggalian nisan pernah dilakukan sebelum seminar diadakan dengan
menghadirkan Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba yang pada saat itu menjabat sebagai
Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Namun penggalian
yang dilakukan beliau perlu dikuatkan lagi oleharkeolog sehingga hasilnya
betul-betul dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Sebelumnya Ketua Lembaga Dinas Purba kala Pusat Jakarta Drs. Hasan Ma’arif
Ambary telah hadir di Peureulak dan ikut dalam seminar tahun 1980 bahkan
menyampaikan makalah dengan judul: bangun dan berkembangnya Islam di
Peureulak ditinjau dari segi arkeologi.
Akan tetapi kedatangan beliau ke Peureulak hanya sekedar meninjau lokasi bekas
kerajaan bukan untuk melakukan penggalian, sehingga dalam makalahnya beliau
merekomendasikan supaya dilakukan penelitian arkeologi yang lebih mendalam lagi
di masa yang akan datang.
Rekomendasi tersebut sampai saat ini belum dilakukan. Sebagian tokoh masyarakat
di kawasan Paya Meuligoe meyakini dari hasil penggalian nisan yang dilakukan oleh
Tgk. H. Abdullah ujong Rimba, terdapat tulisan Abdul Aziz pada nisan tersebut.
Tulisan itu telah tertanam ke dalam tanah sehingga tidak dapat dibaca lagi, penulis
pun sudah melihat foto nisan tersebut setelah diangkat dari makam, namun masih
meragukan kebenaran informasi tersebut.
Untuk memastikan pernyataan itu pengurus monisa yang baru, mengundang
beberapa orang pakar untuk melakukan kajian langsung terhadap makam dan nisan
yang diyakini milik sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah. Penggalian dilakukan
pada tanggal 17 Agustus 2008 dibawah pimpinanarkeolog muda Aceh, Dedi Satria.
Setelah nisan digali sampai ke akarnya tidak juga ditemukan nama sebagaimana
yang diharapkan, walau demikian arkeolog tersebut mengakui kalau nisan itu telah
berumur lebih dari 800 tahun.
Penggalian arkeologis sangat diperlukan untuk menyatakan pada dunia tentang
keabsahan historis suatu situs bersejarah, sehingga tidak menimbulkan kesalahan di
masa yang akan datang.
Kebanyakan penulis sejarah termasuk Prof. Ali Hasjmi sering mengutip kitab Idharul
Haq Fi Mamlakatil Firlak Wal Fasi, karya Abu Ishak Al-Makarani sebagai rujukan,
karena disana mengandung sejarah Peureulak dan silsilah raja-rajanya.
Bahkan lembaran lepas dari kitab tersebut yang berisi silsilah raja peureulak sempat
dibawa ke tempat seminar di Kuala Simpang pada tahun 1980. Foto copy lembaran
itu juga ada sama penulis, namun lebih dari itu belum ada kabarnya.
Dalam dokumen monisa dituliskan, kitab itu secara utuh berada pada seorang
warga Peunaron yang bernama pang Akob atau Lebai Akob. Setelah dilakukan
penelusuran, ternyata yang bersangkutan telah meninggal dunia dan kitab itu belum
Aceh Timur
Tinggal 3 hari lagi untuk menuju
persaingan yang menyangkut
Hukum negara dalam Cerdas
Cermat 4 Pilar Berbangsa dan
Bernegara dan hari ini (2...
Khatam Al-Qur'an Pertamaku
Malam minggu kali ini bakalan
menjadi malam minggu
terindahku ,coba tebak kenapa
?Pasti deh tau ,iya malam ini
aku bakalan khatam Al-Qur&#...
BURUNG CEUMPALA
KUNENG
Sebenarnya artikel ini
terinsperasi dari tugas sekolah
dengan tujuan untuk mengenali
organisme khas daerah karena menarik
sayapun mencoba u...
Jangan Percaya, Undangan BBM untuk PC di
Kalau tiba-tiba ada undangan untuk memakai
aplikasi Blackberry Messenger (BBM) untuk
PC desktop di linimasa (time line) Facebook
mu, abaika...
Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html
3 of 5 17-Apr-14 6:36 AM
![Page 4: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022020417/563dbb8e550346aa9aae329d/html5/thumbnails/4.jpg)
ada kabarnya dimana.
Seorang budayawan Aceh Nab Bahany As mengakui pernah melihat kitab tersebut
di simpang balik Aceh Tengah pada tahun 1980-an sedang diterjemahkan oleh
Teungku Adu atau Kek Adu yang berasal dari Matang Rubek Aceh Utara.
Lalu pada tanggal 18 Agustus 2008 kami bersama pengurus monisa pergi ke Matang
Rubek untuk mencari orang yang disebutkan oleh Teungku Nab Bahany. Sama
halnya dengan Lebai Akob, Teungku Adu tersebut juga telah lama meninggal dunia.
Pencarian ke pustaka-pustaka juga sudah dilakukan, termasuk ke museum Aceh
dan Museum Ali Hasjmi. Hingga kini belum ada yang bisa menunjukkan kitab yang
menjadi juru kunci sejarah Peureulak tersebut, sehingga berbagai informasi penting
tentang sejarah Peureulak dan silsilah raja-rajanya masih menjadi misteri. Semoga
bagi siapa saja yang menyimpannya bisa berbagi dengan yang lain demi
kemaslahatan sejarah Aceh.
Sebagian sejarah ada yang berbau mitos, hal itu lumrah terjadi dimana saja apalagi
jika sejarah itu tidak didokumentasikan dengan jelas. Umumnya masyarakat kita
menyampaikan sejarah kepada generasi berikutnya melalui lisan sehingga akurasi
data makin lama makin berkurang atau malah hilang sama sekali.
Demikian halnya dengan kisah tentang kerajaan Peureulak, kebanyakan masyarakat
hanya mendengarnya lewat hikayat, syair, dan cerita orang-orang tua.
Dalam konteks monisa, sebagian besar informasi tentang sejarah Peureulak seperti
kisah Nurul A’la, Banta Amat, Nurul Qadimah dan raja-raja bersumber dari cerita
orang tua-tua, sehingga akurasi datanya berkurang apalagi cerita itu sudah
diwariskan oleh beberapa generasi sehingga berbagai modifikasi bisa saja terjadi
dalam penyampaiannya.
Demikianlah, apapun rintangannya kita tertantang untuk membuktikan jejak
sejarah bangsa kita, secara historis penulis sepakat dengan kesimpulan seminar
tahun 1980 bahwa Islam telah masuk keAceh pada abad pertama hijriah tepatnya di
Peureulak.
Hal terpenting menurut penulis saat ini adalah melakukan pembuktian
arkeologis pada lokasi sejarah tersebut. Untuk seterusnya baru dilanjutkan dengan
pembangunan monumen, supaya tidak adanya bongkar pasang pada bangunan
yang dibangun, di tempat yang tidak seharusnya.
Semoga pengurus monisa yang baru mampu melakukan tahapan yang benar
dalam membangun monisa ke depan sehingga kita tidak terperosok ke lobang yang
sama di masa yang akan datang.
gambar tentang keadaan Monumen Islam Asia tenggara
Mungkin kita akan bertanya-tanya mengapa Peureulak adalah termasuk Kota
Suci Peureulak ? padahal yang kita ketahui kota Suci bagi Umat Islam Asia
Tenggara adalah Kota Mekkah dan Madinah di Arab Saudi....
Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html
4 of 5 17-Apr-14 6:36 AM
![Page 5: Sejarah Kota Peureulak Ferdy Al-Farlaky](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022020417/563dbb8e550346aa9aae329d/html5/thumbnails/5.jpg)
Posting Lebih Baru Posting Lama
mungkin kita akan bertanya-tanya siapa yang telah menyebarkan dan
memperkenalkan Islam di Aceh, sejarah yang kita tahu dari Buku-buku
sejarah, Islam di bawa oleh Para pedagang dari Gujarat (GUjarat) Atau
bangsa Arab bahkan ada juga yang beranggapan bahwa Islam Masuk Ke
Aceh Di bawa oleh Bangsa Farsi atau persia.. namun yang jelas Islam di
Bawa Ke Peureulak oleh Keturunan Rasulullah yang Suci..... pada abad
pertama Hijriah.
Seperti telah Di jelaskan Di Atas bahwa Raja Islam Pertama Asia Tenggara
adalah Sulthan Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah Bin Muhammad Ad Diqai Bin
Muhammad Al Mujtaba Bin Jakfar Shadiq (Imam Ke enam Kaum Syiah
Imamiyah) Bin Muhammad Al Baqir (Imam Ke Lima Kaum Syi'ah Imamiyah)
Bin Ali Zainal Abidin (Imam ke Empat Syi'ah Imaiyah) bin Husain Assyahid bin
Rasulullah (Imam Syiah Imamiyah ke Tiga) Melalui perkawinan Ali Al Murthada
(Imam Pertama Syiah Imamiyah) dengan Putri Rasulullah Sayyidah Fathimah
Azzahra.
Pada Tahun 2010 yang lalu seorang Ulama Besar Iran Ayatullah Muhammad
Jawad Al Marwi beserta Rombongan Menziarahi Makam Raja Islam Pertama
Asia Tenggara dan Beliaulah yang telah memberi Gelar sebagai Kota Suci
Peureulak khusus Asia Tenggara.
Posted by Ferdinan Ali Akbar Fatahillah at 06.24
0 comments:
Poskan Komentar
Beri komentar sebagai:
Publikasikan
Links to this post
Buat sebuah Link
Beranda
Copyright © 2014 Ferdy Al-Farlaky. Designed for best radio stations - things to do in oakland, contact corporate offices, credit card processing
Sejarah Kota Peureulak | Ferdy Al-Farlaky http://ferdyal-farlaky.blogspot.com/2014/02/sejarah-kota-peureulak.html
5 of 5 17-Apr-14 6:36 AM