secsio caesarea

17
Pengertian, Indikasi dan Kontraindikasi, serta Resiko Terminasi Kehamilan Dengan SC DEFINISI Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim, dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. 6 Beberapa istilah yang dapat lebih menjelaskan seksio sesarea antara lain: 7 a. Seksio sesarea primer (efektif) Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit(CV kecil dari 8 cm). b. Seksio sesarea sekunder Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea. c. Seksio sesarea ulang (repeat caesarean section) Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutya dilakukan seksio sesarea ulang. d. Seksio sesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy)

description

persalinan

Transcript of secsio caesarea

Page 1: secsio caesarea

Pengertian, Indikasi dan Kontraindikasi, serta Resiko Terminasi Kehamilan Dengan SC

DEFINISI

Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu

insisi pada dinding perut dan dinding rahim, dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat

janin di atas 500 gram.6

Beberapa istilah yang dapat lebih menjelaskan seksio sesarea antara lain:7

a. Seksio sesarea primer (efektif)

Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak

diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit(CV kecil dari 8 cm).

b. Seksio sesarea sekunder

Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila

tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio

sesarea.

c. Seksio sesarea ulang (repeat caesarean section)

Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous caesarean section) dan

pada kehamilan selanjutya dilakukan seksio sesarea ulang.

d. Seksio sesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy)

Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan seksio sesarea, langsung

dilakukan histerektomi oleh karena sesuatu indikasi.

e. Operasi porro (porro operation)

Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (janin sudah mati), dan

langsung dilakukan histerektomi , misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

f. Seksio sesarea postmortem (postmortem caesarean section)

Yaitu seksio sesarea yang dilakukan segera pada ibu hamil cukup bulan yang meninggal

tiba-tiba, sedangkan janin masih hidup.7

Page 2: secsio caesarea

INDIKASI

- Indikasi Ibu

a. Panggul sempit absolute

b. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi

c. Stenosis serviks/vagina

d. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)

e. Disproporsi sefalopelvik

f. Ruptur uteri mengancam

g. Preeclampsia dan hipertensi 6,7

- Indikasi Janin

a. Gawat janin

b. Malpresentasi janin

o Letak lintang :

Greenhill dan Eastman sama-sama mendapat :

Bila ada kesempitan panggul, maka seksio sesarea adalah cara yang

terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa

Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio

sesarea, walau tidak ada perkiraan panggul sempit

Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara

lain

o Letak bokong

Seksio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :

Panggul sempit

Primigravida

Janin besar dan berharga

o Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi tidak berhasil

o Gemeli, menurut Eastman seksio dianjurkan :

Bila janin pertama letak lintang atau preentasi bahu

Bila terjadi interlock (locking of the twins)

Distosia oleh karena tumor

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 1

Page 3: secsio caesarea

Gawat janin, dan sebagainya 7

- Indikasi Waktu

a. Partus lama (prolonged labor)

b. Partus tak maju (obstructed labor) 7

Seksio sesarea umumnya tidak dilakukan pada kondisi:

a. Janin mati

b. Syok dan anemia berat sebelum diatasi

c. Kelainan kongenital berat 6

RESIKO SEKSIO SESAREA (KOMPLIKASI) 6

a. Infeksi pueperalis (nifas)

o Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja

o Sedang: dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut

sedikit kembung

o Berat, dengan peritonitis, sepsis, dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai

pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena

ketuban yang telah pecah terlalu lama

b. Perdarahan, disebabkan karena

o Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka

o Atonia uteri

o Perdarahan pada placental bed

c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi

terlalu tinggi

d. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang 7

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 2

Page 4: secsio caesarea

Teknik Pelaksanaan SC

JENIS-JENIS OPERASI SEKSIO SESAREA

1. Vagina (Seksio Sesarea Vaginalis)7

2. Abdomen (Seksio Sesarea Abdominalis)7

o Seksio sesarea transperitonealis :

a. Seksio sesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada

korpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus

uteri kira-kira sepanjang 10 cm.7

Kelebihan

Mengeluarkan janin lebih cepat

Tidak mengakibatkn komplikasi kandung kemih tertarik

Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal6

Kekurangan

Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak

reperitonealisasi yang baik

Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan7

b. Seksio sesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi

pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-

konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10 cm.7

Kelebihan

Penjahitan luka lebih mudah

Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik

Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan

penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum

Perdarahan kurang

Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan rupture uteri spontan

kurang / lebih kecil 7

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 3

Page 5: secsio caesarea

Kekurangan

Luka dapat melebar ke kiri, kanan dan bawah, sehingga dapat

menyebabkan a. uterine putus sehingga mengakibatkan perdarahan

yang banyak

Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi 7

c. Seksio sesarea ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum

patietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.7

TEKNIK-TEKNIK SEKSIO SESAREA

Teknik Seksio Sesarea Klasik 6

1. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit

dengan kain steril

2. Oada dinding perut dibuat insisi mediana, mulai dari atas simfisis sepanjang + 12 cm

sampai di bawah umbilicus, lapis demi lapis sehingga kavum peritoneal terbuka

3. Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi

4. Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim, kemudian diperlebar

secara sagital dengan gunting

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 4

Page 6: secsio caesarea

5. Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin dilahirkan dengan

meluksir kepala dan memotong fundus uteri. Setlah janin lahir seluruhnya, tali pusat

dijepit dan dipotong di antara kedua penjepit

6. Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan 10 U oksitosisn ke dalam rahim secara

intramural

7. Luka insisi segmen atas rahim dijahit kembali, berdasarkan lapisan-lapisan:

a. Lapisan I endometrium bersama miometrium dijahit secara jelujur dengan

benang catgut kromik

b. Lapisan II hanya miometroium saja, dijahit secara simpul (karena otot

miometrium sangat tebal), dengan benang catgut kromik

c. Lapisan III perimetrium saja, dijahit secara simpul dengan benang catgut biasa

8. Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi

9. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah, dan akhirnya dinding perut dijahit.6

Teknik Seksio Sesarea Transperitoneal Profunda 6

1. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit

dengan kain steril

2. Pada dinding perut dibuat insisi mediana, mulai dari atas simfisi pubis sampai ke bawah

umbilicus, lapis demi lapis sehingga kavum peritonei terbuka

3. Dalam rongga perut di sekitar rahim, dilingkari dengan kasa laparotomi

4. Dibuat bladder-flap, yaitu dengan

menggunting peritoneum kandung kemih

(plika vesikouterina) di depan segmen

bawah rahim secara melintang. Plika

vesikouterina ini disisihkan secara tumpul

ke arah samping bawah. Dan kandung

kemih yang telah disisihkan ke samping

dan bawah dilindungi dengan speculum

kandung kemih

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 5

Page 7: secsio caesarea

5. Dibuat insisi pada segmen bawah rahim 1 cm di

bawah irisan plika vesikouterina tadi secara

tajam dengan pisau bedah + 2 cm, kemudian

diperlebar melintang secara tumpul dengan

kedua jari telunjuk operator. Arah insisi pada

segmen bawah rahim dapat melintang

(transversal) sesuai cara Kerr, atau membujur

(sagital) sesuai cara Kronig

6. Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipeahkan, janin dilahirkan dengan

meluksir kepalanya. Badan janin dilahirkan dengan mengait kedua ketiaknya. Tali pusar

dijepit dan dipotong, plasenta dilahirkan secara manual. Ke dalam otot rahim intramural

disuntikkan 10 U oksitosin.

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 6

Page 8: secsio caesarea

7. Luka dinding tahim dijahit menurut lapisan-lapisan:

a. Lapisan I dijahit jelujur, yaitu pada endometrium dan miometrium

b. Lapisan II dijahit jelujur, yaitu pada miometrium saja

c. Lapisan III dijahit jelujur pada plika vesikouterina

8. Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi

9. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnnya luka dinding perut dijahit.6

Teknik Seksio-Histerektomi 6

1. Setalah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga rahim, dilakukan hemostasis pada insisi

dinding rahim, cukup dengan jahitan jelujur atau simpul

2. Untuk memudahkan histerektomi, rahim boleh dikeluarkan dari rongga pelvis

3. Mula-mula ligamentum rotundum dijepit dengan cunam Kocher dan cunam Oschner,

kemudian dipotong sedekat mungkin dengan rahim. Jaringan yang sudah dipotong

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 7

Page 9: secsio caesarea

diligasi dengan benang catgut kromik no 0. Bladder-flap yang telah dibuat pada waktu

seksio sesarea transperitoneal profunda dibebaskan lebih jauh ke bawah dan lateral. Pada

ligamentum latum belakang dibuat lubang dengan jari telunjuk tangan kiri di bawah

adneksa dari arah belakang. Dengan cara ini, ureter akan terhindar dari kemunginan

terpotong

4. Melalui lubang pada ligamentum latum ini, tuba Falloppii, ligamentum utero-ovarika,

dan pembuluh darah dalam jaringan tersebut dijepit dengan 2 cunam Oschner lengkung,

dan di sisi rahim dengan cunam Kocher. Jaringan yang terpotong diikat dengan jahitan

transfiks untuk hemostasis dengan catgut no. 0

5. Jaringan ligamentum latum yang sebagian besar

adalah avaskuler dipotong secara tajam ke arah

serviks. Setelah pemotongan ligamentum latum

sampai di daerah serviks, kandung kemih

disisihkan jauh ke bawah dan samping

6. Pada ligamentum kardinale dan jaringan

paraservikal dilakukan penjepitan dengan cunam

Oschner lengkung secara ganda, dan pada

tempat yang sama di sisi rahim dijepit dengan

cunam Kocher lurus. Kemudian jaringan di

antaranya diguntingn dengan gunting Mayo.

Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 8

Page 10: secsio caesarea

sehingga ligamentum kardinale terpotong seluruhnya. Puntung ligamentum kardinale

dijahit transfiks dengan benang catgut kromik no. 0

7. Demikian juga ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan dipotong dengan cara yang

sama, dan diligasi secara transfiks dengan benang catgut kromik no. 0

8. Setelah mencapai di atas dinding vagina-serviks, pada sisi depan serviks dibuat irisan

sagital dengan pisau, kemudian melalui insisi tersebut dinding vagina dijepit dengan

cunam Oschner melingkari serviks dan dinding vagina dipotong tahap demi tahap.

Pemotongan dinding vagina dapat dilakukan dengan gunting atau pisau. Rahim akhirnya

dapat diangkat

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 9

Page 11: secsio caesarea

9. Puntung vagina dijepit dengan beberapa

unam Kocher untuk hemostasis. Mula-

mula puntung kedua ligamentum

kardinale dijahitkan pada ujung kiri

dan kanan puntung vagina, sehingga

terjadi hemostasis pada kedua ujung

puntung vagina. Puntung vagina dijahit

secara jelujur untuk hemostasis dengan

catgut kromik. Puntung adneksa yang

telah dipotong dapat dijahitkan

digantungkan pada puntung vagina,

asalkan tidak terlalu kencang.

Akhirnya, puntung vagina ditutup

dengan retro-peritonealisasi dengan

menutupkan bladder flap pada sisi belakang puntung vagina

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 10

Page 12: secsio caesarea

10. Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah, luka perut ditutp kembali lapis demi

lapis. 6

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 11

Page 13: secsio caesarea

Referensi

1. Seeley, Stephen, Tate, 2004, Anatomy and Physiologi, 6th edition, McGraw-Hill

Companies, Philadelphia

2. Wiknjosastro H, (ed), 2008, Ilmu Kebidanan, edisi keempat, YBP-SP, Jakarta.

3. Cunningham FG, et al (eds), 2006, Williams Obstetrics, 19th ed, London, Prentice-Hall

International.

4. Keith L., Moore & Anne, Agur, 2007, Essential Clinical Anatomy, 3rd edition, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia

5. Jonathan, Berek (ed), 2007, Berek & Novak’s Gynecology, 14 th edition, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia

6. Wiknjosastro H, (ed), 2007, Ilmu Bedah Kebidanan, YBP-SP, Jakarta

7. Mochtar, Rustam; editor Delfi Lutan, 1998, Sinopsis Obstetri jilid 1, Ed 2, EGC, Jakarta

Review Audiovisual “Seksio Sesarea” Page 12