Scanned by CamScanner - repositori.unud.ac.id · Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas...

14
Scanned by CamScanner

Transcript of Scanned by CamScanner - repositori.unud.ac.id · Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas...

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • DETERMINAN PENERAPAN PRINSIP ETIK KEPERAWATANDI RUMAH SAKIT

    Ni Putu Emy Darma Yanti1, Hanny Handiyani2, dan Kuntarti2

    1. Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus FIKUI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424, Indonesia

    2. Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia,Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424, Indonesia

    E-mail: [email protected]

    Abstrak

    Belum diketahuinya determinan penerapan prinsip etik keperawatan merupakan masalah yang berdampak pada perilakuetik perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga mempengaruhi kepuasan dan kesejahteraan pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan penerapan prinsip etik keperawatan. Desain penelitiandeskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional pada 120 perawat melalui simple random sampling. Pengumpulandata menggunakan kuesioner dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkandeterminan penerapan prinsip etik keperawatan adalah karakteristik pekerjaan, pengetahuan perawat tentang etikkeperawatan, supervisi atasan, hubungan dengan rekan kerja, penghargaan, peran kepala ruang, dan masa kerja (p=

  • nilai-nilai ethics of care untuk memberikanperawatan yang baik (Vanlaere, & Gastmans,2007). Lanchman (2012) menyimpulkanbahwa ethicsof care berakar dari ide bahwacare merupakan dasar kehidupan manusia danmencerminkan pengamalan prinsipkemanusiaan dan keadilan bagi makhluk hiduplainnya.

    Tronto (1993) menjelaskan ethics of caremeliputi empat elemen, yaitu attentiveness,responsibility, competence, danresponsiveness. Attentiveness merupakanelemen pertama yang memandang pemenuhankebutuhan berdasarkan perspektif orang laindan menanggapi kebutuhan tersebut dengantanggung jawab moral (Tronto, 1993).Responsibility dalam praktik keperawatanberhubungan dengan cara perawatmemperlakukan pasien secara humanis danmelakukan hal-hal baik (Inga-Britt Lindh,Severinsson,& Berg, 2007). Tanggung jawabkeperawatan dikelompokkan menjadi duakategori utama yaitu tujuan profesional dankewajiban profesional (Snellman & Gedda,2012). Tanggung jawab tersebut dapatdilaksanakan apabila perawat memilikikompetensi moral yang merupakankemampuan individu untuk hidup dengan carayang konsisten berdasarkan kode moralpersonal (Zhang, Luk, Arthur, & Wang, 2001).Dimensi terakhir ethics of care adalahresponsiveness, yang menekankan padaevaluasi terhadap proses perawatan danpemenuhuan kebutuhan pasien (Tronto, 1998).

    Kenyataannya masih ada perawat yangmengabaikan penerapan nilai-nilai etik,sehingga masalah etik dalam keperawatanjustru semakin meningkat. Salah satupenelitian yang mengamati pengetahuan danperilaku perawat dan bidan tentang masalahetik di Zanjan (kota di Iran) menunjukkan70,8% responden membutuhkan pelatihanmasalah etik (Negarandeh & Gobady, 2001).Penelitian McKinstry (2000) menunjukkanotonomi pasien dalam pelayanan keperawatantidak dihormati dengan baik dan perhatian

    perawat terhadap masalah etik sangat kurang.Belum diketahuinya determinan penerapanprinsip etik keperawatan menjadi masalahdalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi determinan penerapanprinsip etik keperawatan di salah satu rumahsakit di Jakarta.

    Metode

    Desain penelitian adalah deskriptif korelasidengan rancangan cross sectional. Penelitiandilaksanakan pada 120 perawat pelaksana di18 ruang rawat inap yang ditentukanberdasarkan metode rule of thumb dan melaluiteknik simple random sampling. Pengumpulandata terhitung sejak minggu keempat bulanApril hingga minggu kedua bulan Mei 2015menggunakan kuesioner pengetahuan perawattentang etik keperawatan, faktor organisasi,dan penerapan prinsip etik keperawatan yangdikembangkan berdasarkan konsep teori ethicsof care Tronto. Kuesioner tersebut telahdilakukan uji validitas dan reliabilitasmelibatkan 30 perawat pelaksana. NilaiCronbach’s alpha kuesioner adalah 0,733,0,914, dan 0,957. Penelitian ini telah melaluiuji etik komite etik penelitian Fakultas IlmuKeperawatan Universitas Indonesia.

    Analisis univariat dilakukan untuk mengetahuigambaran distribusi dan rerata nilai masing-masing variabel. Uji korelasi Pearson dankorelasi Spearman digunakan untukmengetahui hubungan antar variabel. Uji TIndependen dan uji One Way Anova untukmenganalisis perbedaan rerata diantarakelompok. Analisis multivariat yangdigunakan adalah regresi linier berganda.Interval kepercayaan yang digunakan adalah95% (α= 0,05).

  • Hasil

    Tabel 1. Distribusi Perawat Pelaksana Menurut JenisKelamin, Tingkat Pendidikan, dan Status Pernikahan(n=120)

    Variabel f %Jenis Kelamin- Laki-laki- Perempuan

    12108

    1090

    Tingkat Pendidikan- SPK- D3 Keperawatan- Ners

    61104

    591,73,3

    Status Pernikahan- Tidak Menikah- Menikah

    5115

    4,295,8

    Tabel 2. Distribusi Perawat Pelaksana Menurut Umur danMasa Kerja (n=120)

    Variabel MedianMin –Maks 95% CI

    Umur 35 25-59 35,49; 38,06Masa Kerja 10 2-35 11,63; 14,17

    Tabel 3. Rerata Nilai Pengetahuan Perawat Pelaksanatentang Etik Keperawatan (n=120)

    Variabel Mean (SD) 95% CIPengetahuan tentang etikkeperawatan

    3,06 (1,12) 2,85; 3,26

    Tabel 4. Rerata Nilai Persepsi Perawat Pelaksanamengenai Faktor Organisasi (n=120)

    Variabel Rerata# 95% CIKarakteristik

    pekerjaan6,00 (2-8) 5,84; 6,23

    Struktur organisasi 2,73 (0,84) 2,58; 2,88Supervisi atasan 6,00 (3-8) 6,02; 6,43Penghargaan 6,32 (1,07) 6,12; 6,51Hubungan dengan

    rekan kerja12,33 (1,57) 12,05; 12,62

    Peran kepala ruang 30,00 (25-40) 30,88; 32,02- Peran

    interpersonal9,76 (1,20) 9,54; 9,98

    - Peran pemberiinformasi

    9,00 (6-12) 8,90; 9,32

    - Peran pengambilkeputusan

    12,58 (1,58) 12,30; 12,87

    #Data berdistribusi normal: mean (SD), tidak normal: median(min-maks)

    Tabel 5. Rerata Nilai Persepsi Perawat Pelaksanamengenai Penerapan Prinsip Etik Keperawatan (n=120)

    Variabel NilaiTotal

    Rerata# 95% CI

    Penerapan PrinsipEtik Keperawatan

    42-168 147,41 (12,03) 145,23;149,58

    - Attentiveness10-40 35,00 (24-40) 33,80;

    35,12

    - Responsibility10-40 36,00 (26-40) 35,30;

    36,60

    - Competence14-56 49,29 (4,35) 48,51;

    50,08

    - Responsiveness8-32 27,71 (2,91) 27,18;

    28,23#Data berdistribusi normal: mean (SD), tidak normal: median(min-maks)

    Sebagian besar responden adalah perawatperempuan (90%), namun rerata penerapanprinsip etik keperawatan responden laki-lakilebih tinggi dibandingkan perempuan denganperbedaan rerata sebesar 1,58. Tidak terdapatperbedaan yang bermakna antara penerapanprinsip etik keperawatan perawat laki-laki danperempuan (p= 0,667). Hasil analisismenunjukkan bahwa dari 120 respondenpenelitian ini sebagian besar berpendidikan D3Keperawatan (91,7%). Tidak terdapatperbedaan penerapan prinsip etik keperawatanyang bermakna pada ketiga kelompok tingkatpendidikan responden (p= 0,435). Mayoritasreponden berstatus menikah (95,8%).Perbedaan rerata responden yang tidakmenikah dan menikah adalah 6,04. Tidakterdapat perbedaan yang bermakna penerapanprinsip etik keperawatan antara respondenyang tidak menikah dan menikah (p= 0,273).

    Rerata umur responden adalah 35 tahun,dengan umur termuda 25 tahun dan umurtertua 59 tahun. Tidak terdapat hubunganantara umur dengan penerapan prinsip etikkeperawatan (p= 0,063). Rerata masa kerjaresponden adalah 10 tahun, tersingkat duatahun dan terlama mencapai 35 tahun. Adahubungan yang bermakna antara masa kerjadengan penerapan prinsip etik keperawatan (p=0,049), berpola positif namun dengan kekuatanhubungan sangat lemah (r= 0,180).

  • Nilai rerata variabel pengetahuan perawatpelaksana tentang etik keperawatan didapatkan51% dari nilai total maksimal yang diharapkan(3,06; SD 1,12). Ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan perawat tentangetik keperawatan dengan penerapan prinsipetik keperawatan (p< 0,001), berpola positifnamun dengan kekuatan hubungan lemah (r=0,318).

    Rerata nilai faktor organisasi yang palingmendekati nilai total maksimal adalah variabelperan interpersonal kepala ruang (9,67; SD0,84) dan yang paling kecil adalah variabelstruktur organisasi (2,73; SD 0,84). Adahubungan yang signifikan semua faktororganisasi kecuali variabel struktur organisasidengan penerapan prinsip etik keperawatan (p<0,05), berpola positif, namun dengan kekuatanhubungan yang lemah (r= 0,20-0,399).

    Analisis data persepsi responden mengenaipenerapan prinsip etik keperawatanmenunjukkan nilai rerata 147,41 (SD 12,03).Selisih rerata terendah terhadap nilai totalmaksimal diantara subvariabel penerapanprinsip etik keperawatan adalah subvariabelresponsiveness (27,71; SD 2,91). Hasil analisisuji multivariat menunjukkan determinandominan penerapan prinsip etik keperawatanmeliputi variabel pengetahuan perawat tentangetik keperawatan, karakteristik pekerjaan, dansupervisi atasan. Prediktor yang palingdominan berhubungan dengan penerapanprinsip etik keperawatan adalah variabelkarakteristik pekerjaan (β= 0,41). Seluruhvariabel independen yang masuk dalampemodelan akhir dapat menjelaskan variabelpenerapan prinsip etik sebesar 33,1%(Rsquare= 0,331), sedangkan sisanyadijelaskan oleh variabel lain.

    Pembahasan

    Umur dengan penerapan prinsip etikkeperawatanHasil analisis ditemukan tidak terdapathubungan yang bermakna antara umur

    responden dengan penerapan prinsip etikkeperawatan. Leuter, Petrucci, Mattei, Tabassi,dan Lancia (2013) menyatakan bahwa umurperawat pelaksana yang terlibat sebagairesponden dalam penelitiannya didapatkantidak mempengaruhi perhatian perawatterhadap permasalahan etik secara bermakna.Akan tetapi hasil penelitian Mohajjel-Aghdam,Hassankhani, Zamanzadeh, Khameneh, &Moghaddam (2013) mendapatkan bahwaterjadi peningkatan perilaku etik pada perawatyang berusia lebih tua. Perilaku etik perawatberkaitan erat dengan proses perkembangammoral individu. Rest (1979) menyatakan umursaja tidak tampak penting mempengaruhiperilaku individu, namun hal yang lebihpenting adalah kesempatan terlibat dalampengalaman yang merefleksikan danmengasimilasi konsep baru dalam prosesperkembangan moral.

    Jenis kelamin dan penerapan prinsip etikkeperawatanHasil analisis penelitian ini diperoleh tidakterdapat perbedaan yang bermakna antarapenerapan prinsip etik keperawatan perawatlaki-laki dan perempuan. Jenis kelaminmemainkan peranan fundamental dalampemikiran etik. Gilligan (1977) menunjukkanpandangan perempuan terhadap moral individuadalah kewajiban membantu dan merasabertanggung jawab terhadap orang lain.Pandangan ini menggambarkan bahwa teorifeminis berdasarkan pada kebaikan danpengorbanan diri yang mungkin dilakukanketika perempuan harus memilih. Moralitasperempuan mungkin didasarkan pada dilemaantara rasa belas kasih dengan otonomi dankebaikan dengan kekuatan. Teori Gilligan(1982) menyatakan bahwa perkembanganpemikiran perempuan merupakan modelkontekstual dan naratif yang menggunakanketerampilan komunikasi untuk menjagakeharmonisan, sedangkan laki-lakimengadopsi model pemikiran impersonal yangmengutamakan keadilan berdasarkan peraturandan pemikiran abstrak untuk membatasihubungan interpersonal (Gould, 1988).

  • perbedaan hasil penelitian ini denganpenelitian dan teori sebelumnya karena 90%responden penelitian ini berjenis kelaminberempuan. Hal ini menyebabkan rendahnyavariabilitas data responden.

    Tingkat pendidikan dengan penerapanprinsip etik keperawatanHasil analisis menunjukkan tidak terdapatperbedaan penerapan prinsip etik keperawatanyang bermakna pada ketiga kelompok tingkatpendidikan responden. Habaghery, Salsali, danAhmadi (2004) dalam penelitiannyamenjelaskan bahwa perawat merasa kurikulumpendidikan keperawatan tidak menyiapkanperawat untuk menjadi pembuat keputusanklinik yang efektif dan berperilaku sesuaidengan prinsip etik profesi. Pendidikankeperawatan harus mengutamakanpengembangan sensitivitas etik sebagai bagiandari keperawatan. Perhatian yang besar harusdiberikan terhadap pengembangan perilakuyang baik berlandaskan kemanusiaan(Gastmans, 2002). McFadzean dan McFadzean(2005) menyimpulkan pentingnyapembelajaran dalam organisasi, pendidikanberkelanjutan, dan penilaian kerja untukmeningkatkan etika perawat.

    Masa kerja dengan penerapan prinsip etikkeperawatanHasil analisis masa kerja perawat padapenelitian ini diperoleh terdapat hubunganyang bermakna antara masa kerja denganpenerapan prinsip etik keperawatan. Robbins& Judge (2013) juga menyatakan bahwaperawat dapat mengambil keputusan secaraetik dan berperilaku etik ketika dihadapkanpada permasalahan etik dengan lebih baikdikarenakan pernah mengalami hal tersebutsebelumnya. Perawat yang mampu melakukaninternalisasi terhadap setiap hasilpengalamannya akan lebih mudah untukmemberikan arti bagi pekerjaannya (KimLützén, Dahlqvist, Eriksson, & Norberg,2006). Perawat yang mempunyai masa kerjayang lebih lama mampu beradaptasi denganlebih baik terhadap lingkungan tempatnya

    bekerja dan memiliki tingkat kewaspadaanyang lebih tinggi terhadap hal-hal yang dapatmenjadi sumber permasalahan bagipekerjaannya (Denier, Dierckx de Casterle, DeBal, & Gastmans, 2010).

    Status pernikahan dengan penerapanprinsip etik keperawatanHasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapathubungan yang bermakna antara statuspernikahan dengan penerapan prinsip etikkeperawatan. Hal ini dapat disebabkan karenaperbedaan karakteristik responden lainnyakhususnya dalam hal perkembangan moral dankognitif responden. Irani, Rudd, Gallo,Ricketts, Friedel, dan Rhoades (2007)menyatakan bahwa kematangan kognitif dankemampuan berpikir kritis merupakan faktorpenting dalam membentuk tindakan seseorang.Keunikan karakteristik dan perbedaankemampuan berpikir kritis yang dimiliki setiapindividu terlibat dalam perkembangan moralindividu yang membentuk perilaku individutersebut (Chikering & Reisser, 1993).

    Pengetahuan perawat tentang etikkeperawatan dengan penerapan prinsip etikkeperawatanPengetahuan perawat tentang etik keperawatandengan berhubungan secara bermakna denganpenerapan prinsip etik keperawatan. Hasilpenelitian Lin, Lu, Chung, danYang (2010)menemukan perbedaan yang signifikan antaranilai kemampuan dalam membedakan masalahetik keperawatan pada kelompok yangmendapatkan pemahaman lebih baik melaluipembelajaran berdasarkan kasus dankonvensional pada pendidikan etikkeperawatan. Van der Arend & Remmers-vanden Hurk (1999) menyatakan kurangnyapengetahuan dan pemahaman perawatmerupakan hal yang umumnya menjadipenyebab permasalahan moral. Pengetahuanmerupakan salah satu domain penting dalammembentuk tindakan seseorang, namunkematangan kognitif dalam berpikir kritis akanmeningkatkan kesadaran dan objektifitas

  • seseorang (Irani, Rudd, Gallo, Ricketts,Friedel, & Rhoades, 2007).

    Karakteristik pekerjaan dengan penerapanprinsip etik keperawatanHasil analisis diperoleh ada hubungan yangsignifikan antara karakteristik pekerjaandengan penerapan prinsip etik keperawatan.Semakin tinggi nilai persepsi perawatpelaksana terhadap karakteritik pekerjaan yangdimilikinya maka semakin meningkatkanpenerapan prinsip etik keperawatan perawatpelaksana. Perawat yang mengetahui danmemahami tujuan dan tanggung jawabpekerjaannya dengan baik akan menerapkanprinsip etik keperawatan dengan lebih baik.Komponen tanggung jawab digunakan sebagaikewajiban etik dan merupakan salah satu nilaipenting yang membangun keperawatan(Snellman & Gedda, 2012). Tanggung jawabmoral keperawatan berhubungan dengan carauntuk menjadi humanis, membantu orang lain,dan berusaha berbuat baik yang berasal daridalam diri atau melalui proses dialog denganorang lain (Inga-Britt Lindh, Severinsson &Berg, 2007). Fakl-Rafael (2005) menyatakanbahwa keperawatan memiliki tanggung jawabuntuk peduli pada kemanusiaan danlingkungan.

    Struktur organisasi dengan penerapanprinsip etik keperawatanHasil analisis menunjukkan tidak adahubungan yang signifikan antara strukturorganisasi dengan penerapan prinsip etikkeperawatan perawat pelaksana. Struktur tugasdan interpersonal akan mengurangi afiliasikarena formalitas dan jarak sosial sebagaimanahirarki dan aturan kerja (Stringer, 2002).Penerapan prinsip etik keperawatan dapatdilaksanakan dengan baik dalam rentangstruktur organisasi pada kondisi terciptanyakeefektifan dalam komunikasi. Hasil penelitianBalcanoff (2013), Buchan, Ball, danRafferty(2003) menemukan bahwa komunikasimempengaruhi penerapan etika perawat. Haltersebut juga didukung dengan beberapapenelitian lainnya yang mengindikasikan

    adanya komunikasi yang tidak efektif di rumahsakit sebagai penyebab penurunan moralperawat (Cottingham, DiBartolo, Battistoni, &Brown, 2011; Friedman, Cooper, Click, &Fitzpatrick, 2011; Harrison, Lambiase, &Zhao, 2010; Hayes, Bonner, & Pryor, 2010).

    Supervisi atasan dengan penerapan prinsipetik keperawatanHasil analisis mendapatkan ada hubungan yangsignifikan antara supervisi atasan denganpenerapan prinsip etik keperawatan. Semakinmeningkat nilai persepsi perawat pelaksanatentang supervisi atasan maka semakinmeningkatkan penerapan prinsip etikkeperawatan perawat pelaksana. McKnight,Ahmad, dan Schroeder (2001) yang menelititentang dampak hubungan staf dengan manajerterhadap moral staf mendapatkan bahwa moralstaf dipengaruhi secara signifikan oleh kontrolmanajer dan hubungan yang baik diantara stafdan manajer. Gatot dan Adisasmito (2005)menyatakan faktor dominan yang berpengaruhterhadap kepuasan kerja perawat adalahhubungan dengan atasan. Hasil penelitianMcFadzean dan McFadzean (2005)menunjukkan bahwa supervisi atasanmempengaruhi moral staf perawat secarakrusial. Supervisor yang dapat menjaminadanya komunikasi yang tepat dan efektifdapat menghasilkan dampak yang positifterhadap moral staf perawat.

    Penghargaan dengan penerapan prinsipetik keperawatanPenghargaan mempunyai hubungan yangsignifikan dengan penerapan prinsip etikkeperawatan dengan pola hubungan positif.Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilaipersepsi perawat pelaksana terhadappenghargaan maka semakin meningkatkanpenerapan prinsip etik keperawatan perawatpelaksana. Penelitian Callaghan (2003) padaperawat di Inggris juga mendukung hasilpenelitian ini yang menyatakan bahwarendahnya moral perawat dipengaruhi olehlemahnya dukungan untuk melanjutkanpendidikan dan pelatihan serta rasa putus asa

  • mengenai keterbatasan peluang untukdipromosikan. Huitt (2003) menyatakanmenyatakan dukungan dari pihak manajemendapat meningkatkan motivasi internal perawatyang merupakan elemen kunci dalam kerja etikprofessional perawat yang dikembangkan olehdirinya sendiri dipengaruhi oleh self-reflectionperawat.

    Hubungan dengan rekan kerja danpenerapan prinsip etik keperawatanHasil analisis memperoleh ada hubungan yangsignifikan antara hubungan dengan rekan kerjadengan penerapan prinsip etik keperawatan.Semakin meningkat nilai persepsi perawatpelaksana terhadap hubungan dengan rekankerja maka semakin meningkatkan penerapanprinsip etik keperawatan perawat pelaksana.Desphande dan Joseph (2008) menyatakanbahwa hubungan yang baik dengan rekan kerjaakan meningkatkan perilaku etik perawat.Penelitian Rosenstein (2002) jugamengidentifikasi hubungan antara perawat dandokter serta dampak hubungan tersebutterhadap moral perawat. Faktor terbesar dansignifikan mempengaruhi moral perawatadalah perilaku staf medis. Komunikasi yangbaik antara perawat senior dengan perawatjunior dan antara manajer dengan staf perawatharus dipertahankan untuk dapat meningkatkanmoral perawat (Gulliver, Rowell, & Peck2003).

    Peran kepala ruang dan penerapan prinsipetik keperawatanTerdapat hubungan yang signifikan antarakomposit peran kepala ruang denganpenerapan prinsip etik keperawatan berpolapositif. Semakin meningkat nilai persepsiperawat pelaksana tentang peran kepala ruangmaka penerapan prinsip etik keperawatanperawat pelaksana. Pemimpin merupakan salahsatu faktor yang berhubungan denganperubahan sikap kerja khususnya dalambersikap etis terhadap klien (Chaousis, 2000).

    Manajer memainkan peran esensial dalampengembangan dan pemeliharaan budaya

    organisasi termasuk dalam mempengaruhinilai, pengetahuan, sikap, keterampilan, danperilaku organisasi serta memastikan standaretik dapat dilaksanakan sebagai dasar yangberkelanjutan (Kane-Urrabazo, 2006).American Organization of Nurse Executives(2005) juga menyatakan manajer keperawatandiharapkan mampu mengartikulasikan aplikasiprinsip-prinsip etik dalam keperawatan,mengintegrasikan standar etik, dan nilai intidalam praktik keperawatan setiap harinya sertamenciptakan lingkungan dengan standar etikyang tinggi.

    Faktor dominan yang mempengaruhipenerapan prinsip etik keperawatanHasil analisis regresi linier bergandadidapatkan pemodelan yang dapatmemperkirakan penerapan prinsip etikkeperawatan terdiri dari variabel pengetahuanperawat tentang etik keperawatan, karakteristikpekerjaan, dan supervisi atasan. Prediktor yangpaling dominan berhubungan denganpenerapan prinsip etik keperawatan dari ketigavariabel independen tersebut adalah variabelkarakteristik pekerjaan.

    Kesimpulan

    Variabel yang dominan berhubungan denganpenerapan prinsip etik keperawatan adalahpengetahuan perawat tentang etik keperawatan,karakteristik pekerjaan, dan supervisi atasan.Variabel yang paling tinggi tingkathubungannya dari ketiga variabel dominantersebut adalah karakteristik pekerjaan.

    Karakteristik demografi perawat pelaksanamenunjukkan sebagian besar berjenis kelaminperempuan, berpendidikan D3 Keperawatan,berstatus menikah. Median umur perawatpelaksana adalah 35 tahun dengan umurtermuda 25 tahun dan umur tertua 59 tahun.Median masa kerja perawat pelaksana adalah10 tahun. Masa kerja responden tersingkatadalah dua tahun dan terlama mencapai 35tahun.

  • Pengetahuan perawat pelaksana tentang etikkeperawatan menunjukkan nilai reratamencapai 51% dari nilai total maksimal yangdiharapkan. Faktor organisasi yang palingmendekati nilai total maksimal didapatkanpada variabel peran interpersonal kepala ruang.Sedangkan faktor organisasi yang memilikinilai rerata paling kecil dari nilai totalmaksimal adalah variabel struktur organiasi.

    Persepsi responden mengenai penerapanprinsip etik keperawatan menunjukkan nilairerata yang mendekati nilai total maksimalyang diharapkan. Penerapan prinsip etikkeperawatan yang mempunyai selisih terendahdengan nilai maksimal yang diharapkan adalahsubvariabel responsiveness.

    Karakteristik demografi individu meliputi jeniskelamin, status pernikahan, dan tingkatpendidikan didapatkan tidak terdapatperbedaan yang bermakna antara penerapanprinsip etik keperawatan pada perawat laki-lakidan perempuan, yang tidak menikah danmenikah, serta pada ketiga kelompok tingkatpendidikan perawat pelaksana. Umur perawatpelaksana ditemukan tidak mempunyaihubungan dengan penerapan prinsip etikkeperawatan, namun masa kerja perawatpelaksana di rumah sakit didapatkanberhubungan secara bermakna denganpenerapan prinsip etik keperawatan.

    Pengetahuan perawat tentang etik keperawatansecara signifikan berhubungan denganpenerapan prinsip etik keperawatan, berpolapositif namun dengan kekuatan hubunganlemah. Faktor organisasi kecuali variabelstruktur organisasi berhubungan secarabermakna dengan penerapan prinsip etikkeperawatan, mempunyai pola positif, namundengan kekuatan hubungan yang lemah.

    Referensi

    American Association of Colleges of Nursing(AACN). (2008). The essentials ofbaccalaureate education for professionalnursing practice. Washington, D.C.: AmericanAssociation of Colleges of Nursing. Diunduhdarihttp://www.aacn.nche.edu/Education/pdf/BaccEssentials08.pdf.

    Balcanoff, K. (2013).The effect of communicationon hospital nursing morale and retention (OrderNo. 3551586). Tersedia dari ProQuestDissertations & Theses Global. (1288420375).

    Buchan, J., Ball, J., & Rafferty, A. M. (2003). Alasting attraction? The ‘Magnet’ accreditationof Rochdale Infirmary. Diunduh darihttp://www.lshtm.ac.uk/hsru/staff/PDFs/Rochdale.pdf.

    Callaghan, M. (2003). Nursing morale: What is itlike and why? Journal of Advanced Nursing,42(1), 82-89. doi:10.1046/j.1365-2648.2003.02582.x.

    Chaousis, L. (2000). Organisational behavior.NSW: Pretince Hall.

    Chickering, A. &Reisser, L.(1993). Education andidentity (2nd ed). San Francisco: Jossey-Bass.

    Cottingham, S., DiBartolo, M., Battistoni, S., &Brown, T. (2011). Partners in nursing: Amentoring initiative to enhance nurse retention.Nursing Education Perspectives, 32, 250-255.doi:10.5480/1536-5026-32.4.250.

    Denier, Y., Dierckx de Casterle, B., De Bal, N., &Gastmans, C. (2010). “It’s intense, you know”:Nurses’ experiences in caring for patientsrequesting euthanasia. Medical Health CarePhilosophy, 13, 41-48. doi: 10.1007/s11019-009-9203-1.

    Desphande, S. P. & Joseph, J. (2008). Impact ofemotional intelligence, ethical climate andbehavior of peer on ethical behavior of nurses.Journal of Business Ethics, 85(3), 403-410.doi:10.1007/s10551-008-9779-z.

  • Dio, L. D., Saragovi, C., & Koestner, R. (1996).Lingking personal values to gender. Sex Roles,34(9/10), 621-635. doi: 10.1007/BF01551498.

    Falk-Rafael, A. (2005). Speaking truth to power:Nursing’s legacy and moral imperative.Advances in Nursing Science, 28: 212-223.Diunduh darihttp://www.nursingcenter.com/lnc/journalissue?Journal_ID=54009&Issue_ID=598140.

    Friedman, M., Cooper, A. H., Click, E., &Fitzpatrick, J. J. (2011). Specialized newgraduate RN critical care orientation: Retentionand financial impact. Nursing Economics, 29, 7-14. Diunduh darihttp://www.nursingeconomics.net.

    Gastmans, C. (2002). A fundamental ethicalapproach to nursing: Some proposals for ethicseducation. Nursing Ethics, 9(5), 494-507.doi:10.1191/0969733002ne539oa.

    Gatot, D. B. & Adisasmito, W. (2005). Hubungankarakteristik perawat, isi pekerjaan, danlingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerjaperawat di Instalasi Rawat Inap RSUD GunungJati Cirebon. Makara Kesehatan, 9(1), 1-8.Diunduh darihttp://journal.ui.ac.id/upload/artikel/01_Hubungan%20karakteristik%20perawat_Dewi%Basmala.PDF.

    Gilligan, C. (1987). Moral orientation and moraldevelopment in Kittay, E. F. & Meter, D. T(eds). Women and Moral Theory. Totowa, NJ:Rowman& Littlefield.

    Gulliver, P., Rowell, D., & Peck, E. (2003). Staffmorale in the merger of mental health and socialcare organizations in England. Journal ofPsychiatric and Mental Health Nursing, 10,101-107. doi: 10.1046/j.1365-2850.2003.00544.x.

    Habaghery, M. A., Salsali, M., & Ahmadi, F.(2004). The factors facilitating and inhibitingeffective clinical decision making in nursing: Aqualitative studi. Bio Med Central Nursing,3(2). doi:10.1186/1472-6955-3-2.

    Harrison, J. P., Lambiase, L. R., & Zhao, M.(2010). Organizational factors associated withquality of care in US teaching hospitals. Journalof Health Care Finance, 36(3), 1-12. Diunduhdari http://www.aspenpublishers.com.

    Hayes, B., Bonner, A. N. N., & Pryor, J. (2010).Factors contributing to nurse job satisfaction inthe acute hospital setting: A review of recentliterature. Journal of Nursing Management, 18,804-814. doi:10.1111/j.1365-2834.2010.01131.x.

    Huitt, W. (2003). A transactional model of theteaching/ learning process. Diunduh darihttp://www.edpsycinteractive.org/materials/tchlrnmd.html.

    Inga-Britt Lindh, Severinsson, E., & Berg, A.(2007). Moral responsibility: A relational wayof being. Nursing Ethics, 14(2), 129-40.doi:10.1177/0969733007073693.

    Irani, T., Rudd, R., Gallo, M., Ricketts, J.,Friedel, C., & Rhoades, E. (2007). Critticalthingking instrumentation manual. Diunduhdarihttp://step.ufl.edu/resources/critical_thingking/ctmanual.pdf.

    Kane-Urrabazo, C. (2006). Management’s role inshaping organizational culture. Journal ofNursing Management, 14, 188-194. Diunduhdarihttp://www.sjsu.edu/people/phyllis.connolly/courses/c17/s1/kane_umanageroleorgcul20060177.pdf.

    Kim Lützén, Dahlqvist, V., Eriksson, S., &Norberg, A. (2006). Developing the concept ofmoral sensitivity in health care practice.NursingEthics, 13(2), 187-96.doi:http://dx.doi.org/10.1191/0969733006ne837oa.

    Lanchman, V. D. (2012). Applying the ethics ofcare to your nursing practice. Medical SurgicalNursing, 21(2), 112-4, 116. Diunduh darihttp://search.proquest.com/docview/1008665095?accountid=17242.

  • Leuter, C., Petrucci, C., Mattei, A., Tabassi, G., &Lancia, L. (2013). Ethical difficulties innursing, educational needs and attitudes aboutusing ethics resources. Nursing Ethics, 20(3),348-58. doi:10.1177/0969733012455565.

    Lin, C., Lu, M., Chung, C., & Yang, C. (2010). Acomparison of problem-based learning andconventional teaching in nursing ethicseducation. Nursing Ethics, 17(3), 373-82.doi:10.1177/0969733009355380.

    McFadzean, F., & McFadzean, E. (2005). Ridingthe emotional roller-coaster: A framework forimproving nursing morale. Journal of HealthOrganization and Management, 19(4), 318-39.Diunduh darihttp://search.proquest.com/docview/197367435?accountid=17242.

    Mckinstry, B. (2000). Do patients wish to beinvolved in decision making in theconsultation? A cross sectional survey withvideo vignettes. British Medical Journal,321(7265), 867-871. Diunduh dari http://http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11021866.

    McKnight, H. D., Ahmad, S., & Schroeder, R. G.(2001). When do feedback, incentive control,and autonomy improve morale? The importanceof employee-management relationshipcloseness. Journal of Managerial Issues, 13(4),466-482. ISSN: 10453695.

    Mohajjel-Aghdam, A., Hassankhani, H.,Zamanzadeh, V., Khameneh, S., &Moghaddam, S. (2013). Knowledge andperformance about nursing ethic codes fromnurses' and patients' perspective in TabrizTeaching Hospitals, Iran. Journal of CaringScience, 2(3), 219-227. Diunduh dari:http://search.proquest.com/docview/1625962293?accountid=17242.

    Negarandeh, R., & Gobady, S. (2001). A survey ofknowledge and attitude of Zanjan Hospitals’nurses and midwives toward ethical issues.Journal of Zanjan University of MedicalSciences and Health Services, 9(36), 55-59.Diunduh darihttp://en.journals.sid.ir/ViewPaper.aspx?ID=54070.

    Numminen, O., Van, d. A., & Leino-Kilpi, H.(2009). Nurse educators' and nursing students'perspectives on teaching codes of ethics.Nursing Ethics, 16(1), 69-82.doi:10.1177/0969733008097991.

    Rest, J. R. (1979). Development in judging moralissues. Minneapolis:University of MinnesotaPress.

    Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2013).Organizational behavior (15th ed). USA:Prentice Hall.

    Rosenstein, A. H. (2002). Nurse-physicianrelationship: Impact on nurse satisfaction andretention. American Journal of Nursing, 102(6),26-34. Diunduh darihttp://www.jstor.org/stable/3522841.

    Skoe, E. E. & Diessner, R. (1994). Ethic of care,justice, identity, and gender: An extension andreplication. Merrill-Palmer Quarterly, 40(2),272-289. Diunduh darihttp://www.jstor.org/stable/23087865.

    Skoe, E. E., Pratt, M. W., Matthews, M., & Curror,S. E. (1996). The ethic of care: Stability overtime, gender differences, and correlates in mid-to late adulthood. Psychology and Aging, 11(2),280-292. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0882-7974.11.2.280.

    Snellman, I., & Gedda, K. M. (2012). The valueground of nursing. Nursing Ethics, 19(6), 714-26. doi: 10.1177/0969733011420195.

    Sochting, I., Skoe, E. E., & Marcia, J. E. (1994).Care-oriented moral reasoning and prosocialbehavior: A question of gender or sex roleorientation. Sex Roles: A Journal of Research,31(3/4), 131-147.

    Stringer, R. A. (2002). Leadership &organizational climate: The cloud chambereffect (1st ed). New Jersey: Pearson Education.

    Tronto, J. (1993). Moral boundaries: A politicalargument for an ethic of care. New York:Routledge.

  • Tronto, J. C. (1998). An ethnic of care.Generations, 22(3), 15-20. Diunduh darihttp://search.proquest.com/docview/212197942?accountid=17242.

    Van der Arend, A. J. G. & Remmers-van den Hurk,C. H. M. (1999). Moral problems among Dutchnurse: A survey. Nursing Ethics, 6(6), 468-482.doi: 10.1177/096973309900600603.

    Vanlaere, L., & Gastmans, C. (2007). Ethics innursing education: Learning to reflect on carepractices. Nursing Ethics, 14(6), 758-66.doi:http://dx.doi.org/10.1177/0969733007082116.

    Zhang, Z. X., Luk, W., Arthur, D., & Wang, T.(2001). Nursing competencies: Personalcharacteristics contributing to effective nursingperformance. Journal of Advanced Nursing,33(4), 467-474.