SAP Depresi OSCA
-
Upload
lukman-sulistiyadi -
Category
Documents
-
view
374 -
download
4
Transcript of SAP Depresi OSCA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Kehilangan dan Berduka Pada Lansia
Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang pengertian kehilangan,faktor resikodan
kriteria derajat dari kehilangan,tanda dan gejalakehilangan dan
menejement stress dan relaksasi progresif
Sasaran : Oma Shinta dari Keluarga Tn.Jaja
Waktu : 10.40 – 11.00 WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Desember 2012
Tempat : Di Rumah Oma Shinta, Depok
Organisasi : 1. Penyuluh : Mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta :
Lukman Sulistiyadi
2. Moderator : Dewi Silvyanita
3. Fasilitator : Agus Purnama
4. Peraga : Lukman Sulistiyadi
5. Peralatan : Aldrin Nur Qowi
I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan Oma Shinta
dari Keluarga Tn.Jaja, Depok mampu mengetahui tentang depresi
(kehilangan)
II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, lansia dapat :
1. Menyebutkan pengertian depresi (kehilangan)
2. Menyebutkan faktor resiko dan criteria derajat depresi (kehilangan)
3. Menyebutkan 2 dari 6 tanda dan gejala depresi (kehilangan)
4. Menyebutkan 2 dari 6 upaya pencegahan depresi (kehilangan)
5. Menyebutkan 2 dari 5 upaya penanggulangan depresi (kehilangan)
III. Materi Penyuluhan
1. Pengertian depresi (kehilangan)
3
2. Faktor yang menyebabkan depresi (kehilangan)
3. Tanda dan gejala depresi (kehilangan)
4. Upaya pencegahan depresi (kehilangan)
5. Upaya penanggulangan depresi (kehilangan)
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
3. Simulasi
V. Kegiatan Pengajaran
NO TAHAPANKEGIATAN
MEDIA METODE WAKTUPENYULUH AUDIENCE
1
2
3
4
Pembukaan
1. Salam
2. Perkenal
an
3. Kontrak
waktu
4. Kontrak
materi
Penyampai
n materi
Penyampai
an praktek
cara sarari
Diskusi
- Mengucapkan
salam
- Mengenalkan
diri
- Membina
hubungan saling
percaya
- Persiapan alat
- Menjelaskan
pengertian depresi
(kehilangan)
- Menjelaskan
faktor
menyebabkan
depresi (kehilangan)
- Menjelaskan
tanda dan gejala
depresi (kehilangan)
- Menjelaskan
upaya pencegahan
depresi (kehilangan)
- Melakukan
demonstrasi
relaksasi progressif
- Menjawab
salam
- Mendengarkan
- Memberikan
respon positif untuk
mengikuti pengajaran
- Memperhatikan
alat yang digunakan
- Mendengarkan
penjelasan
- Mendengarkan
penjelasan
- Mendengarkan
penjelasan
- Mendengarkan
penjelasan
- Mendengarkan
penjelasan
- Memperhatikan
demonstrasi
Mikrofon
e
Mikrofon
e
Lembar
balik
Peraga
Mikrofon
e
Cerama
h
Cerama
h
Demon-
strasi
Diskusi
& Tanya
Jawab
2 menit
8 menit
5 menit
3 menit
4
5
Penutup
1.Evaluasi
2. Salam
penutup
- Menjawab apa
yang ditanyakan
audience
- Melakukan
Tanya jawab sesuai
materi yang telah
disampaikan
- Melakukan
terminasi
Menyakan kepada
audience tentang:
* pengertian depresi
(kehilangan)
* faktor yang
menyebabkan
depresi (kehilangan)
* Menjelaskan tanda
dan gejala depresi
(kehilangan)
* Menjelaskan upaya
depresi (kehilangan)
- Memberikan
salam perpisahan
- Menyampaikan
pertanyaan sesuai
materi yang telah
disampaikan
- Menjawab
pertanyaan
- Menjawab
salam perpisahan
Mikrofon
e
Tanya
Jawab
Cerama
h
2 menit
2 menit
VI. Media & Sumber
Media : leaflet dan lembar balik
Sumber :
-
-
-
VII. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Media telah dipersiapkan
- Mahasiswi siap diberikan pendidikan kesehatan
- Kontrak waktu dan tempat sudah disepakati
5
b. Evaluasi proses
- Waktu dan tempat sesuai kontrak
- Mahasiswi kooperatif saat dilakukan pendidikan kesehatan
c. Evaluasi hasil
Mahasiswi dapat memahami materi dengan baik :
- Audience mampu menjelaskan kembali pengertian stress
- Audience mampu menyebutkan 2 faktor yang menyebabkan
stress
- Audience mampu menyebutkan 2 tanda dan gejala stress
- Audience mampu menyebutkan 2 upaya pencegahan stress
VIII. Lampiran
Materi
Lampiran Materi
KEHILANGAN
A. Definisi
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami
oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya
ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
Karakteristik respons kehilangan yaitu :
1. Kehilangan mempengaruhi tingkat distress individu.
2. Setiap individu mempunyai respon berbeda terhadap kehilangan.
6
3. Makin bermakna atau bernilai dari sesuatu yang hilang maka makin besar perasaan
kehilangan atau berduka.
4. Kehilangan mengancam konsep diri, harga diri, keamanan dan rasa makna diri.
Sumber-sumber kehilangan
1. Kehilangan objek ekternal
Mencakup segala kepemilikan yang telah usang, berpindah tempat, dicuri atau rusak.
Kedalaman berduka tergantung pada nilai dan kegunaan dari benda tersebut.
Misalnya kehilangan uang, rumah, binatang kesayangan, pindah rumah dan lain
sebagainya.
2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Perpisahan dengan lingkungan yang telah dikenal selama periode tertentu atau
kepindahan secara permanen. Misalnya orang yang pindah ke kota yang baru, klien
yang sedang dirawat dirumah sakit. Perawatan disuatu institusi atau rumah sakit
mengakibatkan isolasi dari kegiatan atau rutinitasnya.
3. Kehilangan orang terdekat
Misalnya orang tua, pasangan, anak-anak, artis, teman yang terjadi karena
perpisahan, melarikan diri, dipenjara atau kematian.
4. Kehilangan aspek diri
Mencakup kehilangan bagian tubuh (misalnya anggota gerak, mata, kaki). Fungsi
tubuh (misalnya penglihatan, kekuatan otot) dan fungsi psikologis (rasa
humor,ingatan dan kepercayaan diri).
5. Kehilangan Hidup
Seseorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berpikir dan
merespon terhadap kejadian dan orang sekitar.
B. Rentang Respon
Pada rentang respon kehilangan fase acceptance atau penerimaan merupakan tujuan
akhir yang adaptif dari proses.
Respon adaptif Respon Maladaptif
Denial Anger Bergaining Depresi Acceptance
Proses berduka terhadap kehilangan (Kubler-Ross)7
Tahap Reaksi Respon
1. Denial
Mengikari
kenyataan
Menolak mempercayai bahwa kehilangan terjadi
secara nyata dan mengisolasi diri.
Reaksi fisik : letih, lemah, diarre, gelisah, sesak
napas, nadi cepat.
Contoh : “Tidak mungkin, berita kematian itu tidak
benar. Saya tidak percaya suami saya pasti nanti
kembali.”
2. Anger
Marah
Timbul kesadaran akan kenyataan kehilangan.
Kemarahan meningkat kadang diproyeksikan ke
orang lain, tim kesehatan atau lingkungan.
Reaksi fisik : nadi cepat, tangan mengepal, susah
tidur, muka merah, bicara kasar, agresif.
Contoh : “Saya benci dengan dia karena……..”
“Ini terjadi karena dokter tidak sungguh-sungguh
dalam pengobatannya.”
3. Bargaining
Tawar
menawar,
Penundaan
realita
kehilangan.
Klien berunding dengan cara halus untuk mencegah
kehilangan dan perasaan bersalah. Memohon pada
Tuhan. Klien juga mempunyai keinginan untuk
melakukan apa saja untuk mengubah apa yang
sudah terjadi.
Contoh :
“Kalau saja saya yang sakit, bukan anak saya…..”
“Kenapa saya ijinkan pergi. Kalau saja dia dirumah
ia tidak akan kena musibah ini.”
“seandainya saya hati-hati, pasti hal ini tidak akan
terjadi.”
4. Depresi Sikap menarik diri, perasaan kesepian, tidak mau
bicara dan putus asa. Individu bias melakukan
percobaan bunuh diri atau penggunaan obat
berlebihan.
Reaksi fisik : susah tidur, letih, menolak makan,
dorong libido menurun.
Contoh : “Biarkan saya sendiri…..”, “Tidak Usah
8
bawa ke rumah sakit, sudah nasib saya”
5. Acceptance
Penerimaan
Reorganisasi perasaan kehilangan, mulai menerima
kehilangan. Pikiran tentang kehilangan mulai
menurun. Mulai tidak tergantung dengan orang
lain. Mulai membuat perencanaan.
Contoh : “ya sudah, saya ikhlaskan dia pergi.”
“Apa yang harus lakukan supaya saya cepat
sembuh.” “Ya pasti dibalik bencana ini ada hikmah
yang tersembunyi.”
Individu yang dapat melalui fase-fase tersebut sampai fase penerimaan, maka ia akan
dapat mengakhiri proses berduka secara tuntas dan dapat mengatasi perasaan kehilangannya.
Namun apabila individu tersebut tetap berada pada salah satu fase atau tidak mencapai fase
penerimaan maka jika ia kembali mengalami kehilangan akan sulit mencapai fase
penerimaan.
C. Penyebab
Faktor Predisposisi
1. Genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimistic dalam menghadapi masalah,
termasuk dalam menghadapi kehilangan.
2. Kesehatan fisik
Individu yang memiliki kesehatan sehat fisik dan pola hidup teratur cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang mengalami gangguan fisik.
3. Kesehatan mental
Seseorang yang mengalami gangguan jiwa, terutama yang mempunyai riwayat depresi
yang ditandai perasaan tidak berdaya, pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang
suram biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.
4. Pengalaman kehilangan masa lalu.
Kehilangan yang traumatis atau perpisahan dengan orang yang berarti dimasa kanak-
kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di
masa dewasa.
9
Factor presipitasi
Factor pencetus dari perasaan kehilangan dapat kehilangan dapat berupa stress nyata,
imajinasi individu, seperti kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksual, kehilangan
peran, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan dan kehilangan posisi dimasyarakat.
D. Tanda dan Gejala
Seseorang yang mengalami kehilangan sering menunjukan perilaku seperti :
1. Tidak percaya pada orang lain
2. Rasa marah
3. Putus asa
4. Menarik diri
5. Tidak mau bicara
6. Menangis
7. Kadang-kadang ada upaya bunuh diri atau ingin membunuh orang lain.
E. Penatalaksanaan
Beberapa cara untuk menanggulangi depresi:
a. Relaksasi Progresif
Gejala yang dialami : lelah, kram otot, nyeri leher dan punggung, tegang, sukar tidur,
cemas.
Lama latihan 15 menit/hari
Langkah-langkah :
Prinsip :
Tegangkan dan lemaskan otot-otot tubuh
Fokuskan pikiran pada perbedaan tegang dan lemas.
1. Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah dan atas,….
Lemaskan.
2. Kerutkan dahi, tekan kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah jarum jam
dan sebaliknya.....
3. Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut monyong ke depan, lidah
tekan ke langit-langit….
4. Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari hidung, tahan dan
keluarkan dari perut dan tiup dari mulut…. Lemaskan
5. Tarik ibu jari kaki, kencangkan betis, paha dan bokong…. Lemaskan.10
b. Latihan Nafas Gejala yang dialami : capat marah, cepat tersinggung tegang dan lelah
1. Nafas lega Duduk atau berdiri tegak Hela nafas dalam dan tahan (sampai hitungan ke tiga) Keluarkan nafas dari mulut dengan suara kelegaan Ulangi 5 sampai 10 kali
2. Nafas alternatif Duduk dengan sikap nyaman Letakan jari telunjuk dan tengah tangan kaki di dahi Tutup lubang hidung kanan dan ibu jari Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kiri Tutup lubang hidung kiri dengan jari manis dan buka lubang hidung kanan pelan-pelan Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri bersamaan Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri
Teruskan putaran 5 kali, lalu dapat ditambah secara bertahapCara Pikiran A. Hipnosis lima jari
Hafalkan langkah-hafalkan berikut :1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik menyenangkan segar,
habis olahraga, jalan-jalan(kenang semua keadaan fisik yang menyenangkan )2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh cinta, kasmaran,
kehangatan, atau percakapan intim (keanangan manis dengan orang yang dicintai)3. Senduh ibu jari dengan jari manis. Kenag saat anda mendapat pujian penghargaan
prestasi dan anda sangat berterimakasih. (kenang semua keberhasilan dan prestasi)4. Senduh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah yang pernah
dikunjungi, bayangkan anda disana beberapa saat.c. Managent stress
1. Kerekayasaan organisasi
Mengubah lingkungan kerja agar tidak dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stress ,
Memperhatikan lingkungan kerja,
2. Kerekayasaan pribadi / individu
a. Mengubah faktor-faktor dalam individu agar :
1. Ambang stress meningkat
2. Toleransi terhadap stress meningkat, dapat lebih lama bertahan pada situasi
yang penuh stress,dapat mempertahankan kesehatan
3. Teknik penenangan pikiran
1. Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu proses berpikir dalm bentuk
merencana,mengingat, berkhayal,menalar yang secara berkesinambungan kita
lakukan dalam keadaan bangun dan sadar
11
2. Cara yang dapat dilakukan :
a. Meditasi
b. Pelatihan relaksasi autogenik
c. Pelatihan relaksasi neuromuscular
4. Teknik penenangan melalui aktivitas fisik
a. Menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang
diproduksi oleh ketakutan dan ancaman
b. Mengubah sistem hormon dan saraf ke dalam sikap mempertahankan
EVALUASI
1. Jelaskan pengertian stress?
2. Sebutkan faktor yang mneyebabkan stress ?
3. Sebutkan tanda dan gejala stress ?
4. Sebutkan upaya pencegahan agar tidak timbul stress ?
KUNCI JAWABAN
.
12