Sampling Audit Sap 13

36
SAMPLING AUDIT PERLUNYA SAMPLING AUDIT Menurut PSA N0. 26 Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Ada alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur yang membentuk saldo akun atau kelompok transaksi. Sebagai contoh, auditor mungkin hanya memeriksa beberapa transaksi dari suatu saldo akun atau kelompok untuk memperoleh pemahaman atas sifat operasi entitas atau memperjelas pemahaman atas pengendalian intern entitas. Audit sampling ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum, yaitu : 1. Tidak menggunakan statistik (nonstatistik) dan 2. Menggunakan statistik. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. 1

description

audit

Transcript of Sampling Audit Sap 13

Page 1: Sampling Audit Sap 13

SAMPLING AUDIT

PERLUNYA SAMPLING AUDIT

Menurut PSA N0. 26 Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit

terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok

transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau

kelompok transaksi tersebut.

Ada alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur

yang membentuk saldo akun atau kelompok transaksi. Sebagai contoh, auditor

mungkin hanya memeriksa beberapa transaksi dari suatu saldo akun atau

kelompok untuk memperoleh pemahaman atas sifat operasi entitas atau

memperjelas pemahaman atas pengendalian intern entitas. Audit sampling ini

dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum, yaitu :

1. Tidak menggunakan statistik (nonstatistik) dan

2. Menggunakan statistik.

Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan

pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel

dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau

kelompok transaksi yang berkaitan.

Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu

pihakpun yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik

dari yang lain. Sampling dipergunakan untuk menginferensi karakteristik dari

populasi.  Keuntungan dari sampling itu sendiri adalah :

1. Menghemat sumber daya: biaya,waktu, tenaga

2. Kecepatan mendapatkan informasi (up date)

3. Ruang lingkup (cakupan) lebih luas

4. Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam

1

Page 2: Sampling Audit Sap 13

5. Pekerjaan lapangan lebih mudah disbanding cara sensus.

Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk :

1. Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang

material

2. Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu

Auditor seringkali mengetahui dimana saldo-saldo akun dan transaksi

yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan

pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk sampling audit.

Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun

atau transaksi lainnya yang menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk

memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit sangat berguna.

Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian

pengendalian, maupun pengujian substantif. Meskipun demikian, auditor biasanya

tidak menerapkan sampling audit dalam prosedur pengujian yang berupa

pengajuan pertanyaan atau tanya jawab, observasi, dan prosedur analitis.

Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa

vouching, tracing, dan konfirmasi. Sampling audit jika diterapkan dengan

semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan yang

diinginkan standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

TAHAPAN SAMPLING AUDIT

Langkah-langkah sampling dibagi dalam enam tahap:

1. Menyusun Rencana Audit

Kegiatan sampling audit diawali dengan penyusunan rencana audit. Pada

tahap ini ditetapkan:

a. Jenis pengujian yang akan dilakukan, karena berpengaruh pada jenis

sampling yang akan digunakan. Pada pengujian pengendalian biasanya

2

Page 3: Sampling Audit Sap 13

digunakan sampling atribut, dan pada pengujian substantif digunakan

sampling variabel.

b. Tujuan pengujian, pada pengujian pengendalian untuk meneliti derajat

keandalan pengendalian, sedangkan pengujian substantif tujuannya

meneliti kewajaran nilai informasi kuantitatif yang diteliti.

c. Populasi yang akan diteliti, disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengujian

yang akan dilakukan.

d. Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam penelitian, terutama yang

diperlukan untuk menentukan unit sampel dan membuat simpulan hasil

audit, seperti tingkat keandalan, toleransi kesalahan, dan sebagainya.

2. Menetapkan Jumlah/Unit Sampel

Tahap berikutnya adalah menetapkan unit sampel. Jika digunakan metode

sampling statistik, unit sampel ditetapkan dengan menggunakan

rumus/formula statistik sesuai dengan jenis sampling yang dilakukan. Pada

tahap ini hasilnya berupa pernyataan mengenai jumlah unit sampel yang harus

diuji pada populasi yang menjadi objek penelitian.

3. Memilih Sampel

Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya

adalah memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan

sampling statistik, pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak

(random).

4. Menguji Sampel

Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang

harus diteliti. Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel

tersebut. Hasilnya, auditor akan memperoleh informasi mengenai keadaan

sampel tersebut.

5. Mengestimasi Keadaan Populasi

Selanjutnya, berdasarkan keadaan sampel yang telah diuji, auditor

melakukan evaluasi hasil sampling untuk membuat estimasi mengenai

3

Page 4: Sampling Audit Sap 13

keadaan populasi. Misalnya berupa estimasi tingkat penyimpangan/kesalahan,

estimasi nilai interval populasi, dan sebagainya.

6. Membuat Simpulan Hasil Audit

Berdasarkan estimasi (perkiraan) keadaan populasi di atas, auditor

membuat simpulan hasil audit. Biasanya simpulan hasil audit ditetapkan

dengan memperhatikan/ membandingkan derajat kesalahan dalam populasi

dengan batas kesalahan yang dapat ditolerir oleh auditor. Jika kesalahan dalam

populasi masih dalam batas toleransi, berarti populasi dapat dipercaya.

Sebaliknya, jika kesalahan dalam populasi melebihi batas toleransi, populasi

tidak dapat dipercaya.

Sampling Audit Statistik dan Non Statistik

Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit yang dapat dipilih auditor untuk

memperoleh bukti audit kompeten yang memadai yaitu Sampling Statistik dan

Sampling Non Statistik.

A.    Sampling Statistik

Guy (1981) menyatakan bahwa sampling statistik adalah penggunaan

rencana sampling (sampling plan) dengan cara sedemikian rupa sehingga

hukum probabilitas digunakan untuk membuat statement tentang suatu populasi.

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu prosedur audit bisa dikategorikan

sebagai sampling statistik. Pertama, sampel harus dipilih secara random. Random

merupakan lawan arbritrari atau judgemental. Seleksi random menawarkan

kesempatan sampel tidak akan bias. Kedua, hasil sampel harus bisa dievaluasi

secara matematis. Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi maka tidak bisa disebut

sebagai sampling statistik. Berikut digambarkan tipe sampling audit syarat

pengkategorian tipe-tipe tersebut.

Tabel Tipe Sampling Audit

No Types of Audit

Sampling

Sample

Selection

Sample

Evaluation

4

Page 5: Sampling Audit Sap 13

1 100 percent Key items Conclusive

2 Judgement Sample Judgmental Judgmental

3 Representative

Sample

Random Judgmental

4 Statistical Sample Random Mathematical

Sumber: Guy, 1981

Untuk memilih sampel secara random ada beberapa metode yang bisa digunakan :

1. Simple Random Sampling. Menggunakan pemilihan random untuk

memastikan bahwa tiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama

dalam pemilihan. Tabel bilangan acak dapat dipakai untuk mecapai

kerandoman (randomness).

2. Stratified Random Sampling. Membagi populasi dalam kelompok-

kelompok (grup/stratum)dan kemudian melakukan pemilihan secara random

untuk tiap kelompok. Kelebihan metode ini, pertama, pemilihan sampel bisa

dihubungkan dengan item kunci, serta bisa menggunakan teknik audit berbeda

untuk tiap stratum. Kedua, stratifikasi meningkatkan reliabilitas sampel dan

mengurangi besarnya sampel (sample size) yang dibutuhkan. Jika sampel yang

homogen dikelompokkan maka keefektifan dan keefisienan sampel bisa

ditingkatkan.

3. Systematic Sampling. Menggunakan random strart point kemudian memilih

tiap populasi ken. Kelebihan utama metode ini adalah penggunaannya mudah.

Namun problem utama adalah kemungkinan masih timbul sampel yang bias

(Guy, 1981).

4. Sampling Probability Proportional to Size (Dollar Unit Sampling). Memilih

sampel secara random sehingga probabilitas pilihan langsung terkait dengan

nilai (size). Dengan metode ini unit yang nilai tercatatnya besar secara

proporsional akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk terpilih daripada

unit yang nilai tercatatnya kecil.

5

Page 6: Sampling Audit Sap 13

Menurut Halim (2001) sampling statistik memerlukan lebih banyak biaya

daripada sampling nonstatistik. Alasannya karena harus ada biaya yang

dikeluarkan untuk training bagi staf auditor untuk menggunakan statistik dan

biaya pelaksanaan sampling secara statistik. Namun tingginya biaya sampling

statistik dikompensasi dengan tingginya manfaat yang dapat diperoleh melalui

pelaksanaan sampling statistik. Sedang menurut Guy (1981) ada empat kelebihan

sampling statistik, yaitu :

1. Memungkinkan auditor menghitung reliabilitas sampel dan risiko berdasarkan

sampel.

2. Mengharuskan auditor merencanakan sampling dengan lebih baik (more

orderly manner) dibandingkan dengan sampling non statistic

3. Auditor bisa mengoptimalkan sampel size, tidak overstated atau understated,

dengan risiko yang hendak diterima terukur secara matematis.

4. Berdasarkan sampel, auditor bisa membuat statement yang obyektif mengenai

populasi sampel.

B.     Sampling Non Statistik

Sampling non statistik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan

berdasarkankriteria subyektif berdasarkan pengalaman auditor. Guy (1981)

mendefinisikan sampling yang sampelnya dipilih secara subyektif, sehingga

proses pemilihan sampel tidak random dan hasil penyampelan tidak dievaluasi

secara matematis. Ada beberapa metode pemilihan sampel yang dikategorikan

dalam sampling non statistik, sebagai berikut :

1. Haphazard sampling. Auditor memilih sampel yang diharapkan representatif

terhadap populasi lebih berdasar judgement individu tanpa menggunakan

perandom probabilistik (misalnya semacam tabel bilangan random). Untuk

menghindari bias, sampel dipilih tanpa memperhatikan ukuran, sumber, atau

ciri-ciri khas lainnya (Arrens dan Loebbecke, 2000).Tetapi kelemahan utama

metode ini adalah kesulitan untuk benar-benar menghilangkan bias pemilihan.

2. Block sampling. Menggunakan seleksi satu atau lebih kelompok elemen

populasi secara berurut. Bila satu item dalam blok terpilih maka secara berurut

6

Page 7: Sampling Audit Sap 13

item-item berikutnya dalam blok akan terpilih dengan otomatis. Metode ini

secara teoritis merupakan metode pemilihan sampel yang representatif namun

jarang digunakan karena tidak efisien. Waktu dan biaya untuk memilih sampel

yang memadai agar representatif terhadap populasi sangat mahal (Guy dan

Carmichael, 2001).

3. Systematic sampling. Menggunakan start point yang ditentukan

secara judgement kemudian memilih tiap elemen populasi ke n. Sampel

dipilih berdasarkan interval yang ditentukan dari pembagian jumlah unit

dalam populasi dengan jumlah sampel.

4. Directed sampling. Menggunakan seleksi berdasarkan judgement elemen

bernilai (high value)atau elemen yang diyakini mengandung error. Auditor

tidak mendasarkan pada pemilihan yang mempunyai kesempatan

sama (probabilistik), namun lebih menitik beratkan pemilihan berdasarkan

kriteria. Kriteria yang biasa digunakan adalah:

a) Item-item yang paling mungkin mengandung salah saji.

b) Item-item yang memiliki karakteristik populasi tertentu.

c) Item yang mempunyai nilai tinggi (large dollar coverage).

Dibanding sampling statistik,  judgement atau sampling non statistik sering

dikritik karena secara berlebihan mengandalkan intuisi dan juga sering secara

irasional dipengaruhi faktor-faktor subyektif. Kecukupan ukuran sampel tidak

bisa secara obyektif ditentukan. Misalnya reaksi personal auditor terhadap

karyawan klien, proses pengadilan, dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan

penugasan bisa sangat mempengaruhi ukuran sampel (Guy, 1981). Namun

demikian terlepas dari kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut, sampling non

statistik yang direncanakan secara tepat akan dapat seefektif sampling statistik.

Banyak situasi yang membuatjudgement sampling lebih sesuai dari pada sampling

statistik. Harus dicatat bahwa sampling statistik merupakan alat yang berguna

untuk sebagian, tidak semua situasi. Apakah sampling statistik harus digunakan,

tergantung dari keputusan, tujuan audit, pertimbangan cost diferensial

(dibandingkan dengan judgement sampling) serta trade-offs antara biaya dan

manfaat yang didapat dalam pengauditan.

7

Page 8: Sampling Audit Sap 13

SAMPLING DAN RISIKO AUDIT

Beberapa tingkat ketidakpastian secara implisit termasuk dalam konsep

“sebagai dasar memadai untuk suatu pendapat”  yang diacu dalam standar

pekerjaan lapangan ketiga. Dasar untuk menerima beberapa ketidakpastian timbul

dari hubungan antara faktor-faktor seperti biaya dan waktu yang diperlukan untuk

memeriksa semua data dan konsekuensi negatif dari kemungkinan keputusan yang

salah yang didasarkan atas kesimpulan yang dihasilkan dari audit terhadap data

sampel saja. Jika faktor-faktor ini tidak memungkinkan penerimaan

ketidakpastian, maka alternatifnya hanyalah memeriksa semua data. Karena hal

ini jarang terjadi, maka konsep dasar sampling menjadi lazim dalam praktik audit.

Ketidakpastian yang melekat dalam penerapan prosedur-prosedur audit

disebut risiko audit. Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor,

tanpa disadarinya tidak memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas

suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Risiko audit terdiri

dari:

1. risiko [meliputi risiko bawaan (inherent risk) dan risiko pengendalian

(control risk)] bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung

salah saji (disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan) yang dapat

menjadi material terhadap laporan keuangan apabila digabungkan dengan

salah saji pada saldo akun atau golongan transaksi lainnya,  

2. risiko [risiko deteksi (detection risk)] bahwa auditor tidak akan mendeteksi

salah saji tersebut. Pembahasan berikut menjelaskan risiko audit dalam

konteks tiga komponen risiko di atas.

Dengan menggunakan pertimbangan profesional, auditor menilai berbagai

faktor untuk menentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian (penentuan risiko

pengendalian pada tingkat yang lebih rendah daripada tingkat maksimum akan

menuntut pelaksanaan pengujian atas pengendalian), dan melakukan pengujian

substantif (prosedur analitik dan pengujian atas rincian saldo-saldo akun atau

kelompok transaksi) untuk membatasi risiko deteksi.

8

Page 9: Sampling Audit Sap 13

Risiko audit meliputi ketidakpastian yang disebabkan oleh sampling dan

ketidakpastian yang disebabkan oleh faktor-faktor selain sampling. Aspek-aspek

risiko audit adalah risiko sampling dan risiko nonsampling.

Risiko sampling timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian

pengendalian atau pengujian substantif terbatas pada sampel, kesimpulan

auditor mungkin menjadi lain dari kesimpulan yang akan dicapainya jika

cara pengujian yang sama diterapkan terhadap semua unsur saldo akun

atas kelompok transaksi. Dengan pengertian, suatu sampel tertentu

mungkin mengandung salah saji moneter atau penyimpangan dari

pengendalian yang telah ditetapkan, yang secara proporsional lebih besar

atau kurang daripada yang sesungguhnya terkandung dalam saldo akun

atau kelompok transaksi secara keseluruhan. Untuk suatu desain sampel

tertentu, risiko sampling akan bervariasi secara berlawanan dengan ukuran

sampelnya: semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko

samplingya.

Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak

berkaitan dengan sampling. Seorang auditor mungkin menerapkan

prosedur audit terhadap semua transaksi atau saldo dan tetap gagal

mendeteksi salah saji yang material. Risiko nonsampling meliputi

kemungkinan pemilihan prosedur audit yang tidak semestinya untuk

mencapai tujuan audit tertentu. Sebagai contoh, pengiriman surat

konfirmasi atas piutang yang tercatat tidak dapat diandalkan untuk

menemukan piutang yang tidak tercatat. Risiko nonsampling juga muncul

karena auditor mungkin gagal mengenali salah saji yang ada pada

dokumen yang diperiksanya, hal yang akan membuat prosedur audit

menjadi tidak efektif walapun ia telah memeriksa semua data.

Jenis Pengujian Audit yang Mungkin Memerlukan Sampling

9

Page 10: Sampling Audit Sap 13

1. Pengujian pengendalian

2. Pengujian substantif atas transaksi

3. Pengujian atas rincian saldo

Sebagian besar konsep sampling untuk pengujian pengendalian dan

pengujian substantif atas transaki dapat juga diterapkan bagi sampling pengujian

atas rincian saldo. Dalam kedua kasus auditor ingin membuat kesimpulan

mengenai populasi secara keseluruhan berdasarkan sampel. Karena pengujian

pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian

saldo. Untuk mengatasi resiko sampling, auditor dapat menggunakan metode non

statistik atau statistik atas ketifa jenis pengujian tersebut. Perbedaan utama antara

pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas

rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.

Jenis Statistical Sampling

Ada dua macam teknik sampling statistik, yaitu:

1. Attribute sampling

Teknik ini digunakan dalam pengujian pengendalian. Kegunaanya adalah

untuk memperkirakan tingkat deviasi atau penyimpangan dari

pengendalian yang ditentukan dalam populasi.

2. Variables sampling

Teknik ini digunakan dalam pengujian substantif. Kegunaan variables

sampling adalah untuk memperkirakan jumlah rupiah total dari populasi

atau jumlah rupiah kesalahan dalam populasi.

Resiko Sampling

10

Page 11: Sampling Audit Sap 13

Auditor harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan

risiko sampling. Dalam menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian,

auditor memperhatikan dua aspek dari risiko sampling:

1. Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance), yaitu risiko

mengambil kesimpulan, berdasarkan basil sampel, bahwa saldo akun tidak

berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun telah

salah saji secara material.

2. Risiko keliru menolak ( risk of incorrect reject ion) , yaitu risiko

mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun berisi

salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun tidak berisi

salah saji secara material.

Auditor juga memperhatikan dua aspek risiko sampling dalam

menyelenggarakan pengujian pengendalian jika ia menggunakan sampling:

1. Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of

assessing control risk too low), yaitu risiko menentukan tingkat risiko

pengendalian, berdasarkan hasil sample, terlalu rendah dibandingkan

dengan efektivitas operasi pengendalian yang sesungguhnya.

2. Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of

assessing control risk too high), yaitu risiko menentukan tingkat risiko

pengendalian, berdasarkan hasil sample, yang terlalu t inggi dibandingkan

dengan efekt ivitas operasi pengendalian yang sesungguhnya.

Risiko keliru menolak dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian

yang terlalu tinggi, berkaitan dengan efisiensi audit. Sebagai contoh, jika penilaian

auditor atas sampel audit menuntunnya pada kesimpulan awal yang keliru bahwa

suatu saldo telah salah saji secara material, padahal kenyataannya tidak demikian,

penerapan prosedur tambahan dan pertimbangan atas bukti-bukti audit yang lain

biasanya akan menuntun auditor ke kesimpulan yang benar. Sama halnya, jika

penilaian auditor atas sampel menuntunnya pada penentuan tingkat risiko

11

Page 12: Sampling Audit Sap 13

pengendalian yang terlalu tinggi, maka biasanya auditor akan memperluas lingkup

pengujian substantif untuk mengkompensasi anggapannya atas ketidakefektivan

pengendalian Walaupun audit dilaksanakan kurang efisien dalam kondisi tersebut,

namun tetap efektif.

Risiko keliru menerima dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian

yang terlalu rendah, berkaitan dengan efektivitas audit dalam pendeteksian

terhadap ada atau tidaknya salah saji yang material. Risiko-risiko ini akan dibahas

pada paragraf-paragraf selanjutnya.

TEHNIK SAMPLING STATISTIK

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa terdapat dua tehnik sampling

statistik, yaitu: sampling atribut dan sampling variabel serta tehnik gabungan

antara keduannya.

A.    Sampling Atribut

Yang dimaksud dengan sampling atribut adalah suatu metode untuk

melakukan perkiraan atau estimasi terhadap sebagian dari populasi yang

mengandung karakter atau atribut tertentu yang menjadi perhatian atau menjadi

tujuan audit seorang auditor. Sampling ini terutama digunakan dalam pengujian-

pengujian pengendalian intern. Sampling atribut digunakan untuk membuat

kesimpulan mengenai tingkat kejadian di dalam populasi, dan biasanya digunakan

untuk menguji tingkat ketaatan terhadap prosedur di dalam populasi, dan biasanya

digunakan untuk menguji tingkat ketaatan terhadap prosedur di dalam sistem

pengendalian intern sebagai sarana untuk mengetahui apakah ketentuan-ketentuan

yang dibuat manajemen telah ditaati.

Sebagai contoh misalnya auditor ingin menentukan prosentase banyaknya

bukti pembayaran yang tidak didukung dengan bukti-bukti tertentu atau tidak

diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Untuk menguji pengendalian intern

tersebut auditor dapat menggunakan salah satu dari tiga metode sampling, yaitu

estimasi atribut (sampling fixed-sample-size), sampling sekuensial (sampling

12

Page 13: Sampling Audit Sap 13

atribut keputusan atau stop or go sampling) dan sampling temuan (discovery

sampling). Langkah-langkah dalam sampling atribut: 

a) Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor.

b) Definisikan populasi dan satuan atau unit samplingnya.

c) Definisikan atribut yang menjadi objek pengukuran dan apa yang

dimaksudkan dengan penyimpangan.

d) Tentukan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir.

e) Buat estimasi atau perkiraan mengenai tingkt penyimpangan di dalam

populasi, yaitu jumlah penyimpangan di dalam sampel dibagi dengan

besarnya sampel

f) Tentukan tingkat keyakinan, biasanya dalam presentase.

g) Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

· Risiko data yang dapat diterima

· Tingkat kesalahan yang dapat ditolelir

· Perkiraan mengenai tingkat penyimpanga dalam populasi

· Pengaruh besarnya populasi

· Metode sampling yang digunakan, apakah sampling fixed-sample-size,

sampling sekuensial, atau sampling temuan

h) Pilih sampel secara acak

i) Lakukan prosedur audit

j) Lakukan evaluasi hasil audit sampel pada langkah 9 dengan cara sebagai

berikut:

· Hitung tingkat penyimpangan

· Pertimbangkan risiko sampling

· Pertimbangkan aspek kualitatif dari penyimpangan tersebut

· Buat kesimpulan secara menyeluruh mengenai pengendalian intern.

B.     Sampling Variabel

Yang dimaksud dengan sampling variabel adalah suatu metode yang

digunakan untuk melakukan perkiraan atau estimasi terhadap nilai yang

sebenarnya dari saldo suatu akun atau untuk menentukan besarnya nilai suatu

13

Page 14: Sampling Audit Sap 13

kesalahan. Sampling ini terutama digunakan dalam pengujian substantif guna

menentukan tingkat dapat diandalkanya suatu jumlah dalam suatu akun, dan dapat

dilakukan dengan salah satu dari beberapa metode sebagai beriut: (1) estimasi

satuan nilai tengah, (2) estimasi selisih, (3) estimasi perbandingan, dan (4)

estimasi regresi.

Keempat metode ini dapat dilakukan dengan stratifikasi atau tanpa

stratifikasi. Sampling stratifikasi adalah suatu metode sampling yang membagi-

bagi populasi menjadi dua atau lebih sub populasi yang disebut dengan istilah

strata, dan sampel kemudian dipilih dari masing-masing strata tersebut, dan

masing-masing strata ini selanjutnya diaudit secara terpisah.

Pada umumnya sampling variabel dapat digunakan untuk hal-hal sebagai

berikut:

a) Dalam pengujian substantif, yang dimaksudkan untuk menentukan kewajaran

nilai buku suatu akun.

b) Untuk membuat estimasi mengenai nilai saldo suatu akun atau suatu kelas

tertentu dari transaksi-transaksi yang berkaitan seperti taksiran saldo piutang

atau taksiran total penjualan untuk suatu periode tertentu.

Secara lebih spesifik Vasarhelyi dan Lin (1990) menyatakan bahwa

sampling variable ini dapat diterapkan oleh auditor untuk melakukan pekerjaan

audit berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut:

a) Pengujian akun piutang

b) Pengujian jumlah kuantitas, harga dan nilai persediaan.

c) Penggantian metode penilaian persediaan dari metode FIFO ke LIFO.

d) Pengujian jumlah penambahan aktifa tetap

e) Pengujian terhadap transaksi-transaksi untuk menentukn besarnya nilai

transaksi yang tidak didukung oleh bukti yang memadai.

14

Page 15: Sampling Audit Sap 13

Meskipun banyak hal yang bersifat kuantitatif yang dapat dicakup dengan

sampling variabel, metode ini hanya dapat digunakan apabila estimasi

penyimpangan baku dari populasi dapat diketahui. Di samping itu, sampling ini

juga bergantung pada karakteristik atau sifat-sifat statistik distribusi normal.

Selain pengklasifikasian berupa sampling variabel tanpa stratifikasi dan sampling

variabel dengan stratifikasi, sampling variabel dan biasanya dikategorikan

menjadi empat metode sebagai berikut: (1) estimasi satuan nilai tengah, (2)

estimasi selisih, (3) estimasi perbandingan, dan (4) estimasi regresi.

Langkah-langkah dalam sampling variabel:

a)      Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor

b)      Definisikan populasi dan satuan unit samplingnya

c)      Definisikan atau tentukan tingkat keyakinan

d)     Estimasikan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir

e)      Tentukan besarnya risiko alfa dan risiko beta

f)       Pilih dan periksasampel pendhuluan secara acak.

g)      Perhatikan variasi di dalam populasi

h)      Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

·         Risiko alfa dan risiko beta yang dapat diterima

·         Kesalahan maksimum yang dapat ditolelir

·         Perkiraan mengenai simpangan baku populasi

·         Pengaruh besarnya populasi

i)        Pilih dan periksa sampel tambahan

j)        Lakukan prosedur audit

k)      Buat estimasi mengenai nilai akun atau nilai total populasi

15

Page 16: Sampling Audit Sap 13

l)        Hitung rengtang keyakinan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel

m)    Buat kesimpulan secara menyeluru mengenai hasil pemeriksaan sampel.

C.    Monetary Unit Sampling

Metode ini merupakan gabungan dari sampling atribut dan sampling

variabel atau modifikasi dari sampling atribut, yaitu sampling atribut yang

digunakan untuk menyatakan suatu kesimpulan tentang nilai yang sebenarnya dari

saldo suatu akun atau untuk menentukan besarnya nilai suatu kesalahan.

Langkah-langkah audit dalam sampling monetary unit sampling, sebagai

berikut :

1.   Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor

2.   Definisikan populasi dan satuan atau unit samplingnya

3.   Estimasikan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir

4.   Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Risiko data yang dapat diterima.

b. Tingkat kesalahan yang dapat ditolelir.

c. Perkiraan mengenai tingkat penyimpangan dalam populasi, apakah

kesalahannya 100% atau kurang.

5.  Pilih sampel secara acak, secara sistematis atau dengan bantuan komputer

6.  Lakukan prosedur audit

7.  Evaluasi hasil audit sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Apakah tidak ada kesalahan yang dijumpai

b. Apakah kesalahan yang dijumpai 100%

c. Apakah kesalahan yang dijumpai kurang dari 100%

d. Aspek-aspek kualitatif dari penyimpangan tersebut

16

Page 17: Sampling Audit Sap 13

e. Aspek-aspek kuantitatif dari penyimpangan tersebut.

8.  Buat kesimpulan secara menyeluruh mengenai pengendalian intern atau

pengujian yang dilakukan.

Contoh :

Seorang bendaharawan yang anda audit memiliki bukti pengeluaran kas (kuitansi

= X) sebanyak sepuluh sample (N=10) lembar sebagai berikut:

Total (t)

100, 90, 110, 80, 120, 115, 85, 105, 95, 100  (total pengeluaran 1000)

Sampel yang diambil sebanyak enam (n=6) kuitansi

Pertanyaan :

a.Tentukan rata-rata nilai sample ?

b. Tentukan perkiraan (estimasi) total populasi ?

Pemecahan:

Sampel (n=6): 90, 80, 120, 85, 105, 95

Nilai total dari enam sample (t)= 575

a.Rata-rata nilai sample ( c )= t/n = 575/6 = 95,83

b. Perkiraan total (estimasi) total populasi (T)

T = 10 x 95,83 = 958,30

Ada beberapa unsur–unsur dapat mempengaruhi hasil sampling, yang

mempengaruhi unit sampel, yaitu:

a. Unit populasi

Unit populasi adalah banyaknya satuan anggota populasi. Misalnya

kita melakukan audit atas mutasi pengeluara kas tahun 2001 yang terdiri atas

3.500 kuitansi dengan nilai Rp 800 juta.

17

Page 18: Sampling Audit Sap 13

b. Standar deviasi

Standar deviasi adalah angka yang menunjukkan jarak antara nilai rata-rata

populasi dengan para anggota secara umum sekaligus menunjukkan tingkat

heterogenitas/homogenitas data dalam populasi.

Standar Deviasi = σ = √ Σ (Xi - μ)2 / N

c. Tingkat keyakinan atau keandalan

Tingkat keyakinan adalah derajat keandalan sampel terhadap populasi

yang di wakilinya, di tunjukkan oleh perkiraan persentase banyaknya populasi

yang terwakili oleh sampel.

SAMPLING PPS (PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE)

Menentukan Tujuan Rencana Sampling

Tujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh

bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Auditor perlu

melaksanakan pengujian lain pada sampel atau item-item dalam populasi sebelum

menyimpulkan bahwa seluruh asersi yang berkaitan dengan akun tersebut telah

bebas dari salah saji yang material.

Menetapkan Populasi dan Unit Sampling

Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk

setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan

diikutkan. Unit sampling dalam sampling PPS adalah rupiah itu sendiri, dan

populasinya adalah jumlah rupiah yang sama dengan jumlah total rupiah pada

populasi tersebut. Meskipun setiap rupiah tersebut merupakan dasar pemilihan

sampel, namun yang diuji auditor adalah akun, transaksi, dokumen, atau item-item

sejenis yang berkaitan dengan rupiah yang dipilih.

Menentukan Ukuran Sampel

Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :

n = BV X RF

18

Page 19: Sampling Audit Sap 13

TM – (AM X EF)

BV = nilai buku populasi yang diuji

RF = faktor reliabilitas untuk resiko kesalahan penerimaan

TM = salah saji yang dapat ditoleransi

AM = salah saji yang diantisipasi

EF = faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi

Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling

PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam

rupiah ke interval yang sebanding dengan rupiah. Dengan demikian, interval

sampling harus dihitung sebagai berikut : SI = BV –Ny

Melaksanakan Rencana Sampling

Dalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur auditing yang sesuai

untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika

terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas

kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji total

dalam populasi.

Mengevaluasi Hasil Sampel

Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas

salah saji (upper misstatement limit – UML) dari data sampel dan

membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam

perancangan sampel. Juka UML lebih kecil atau sama dengan salah saji yang

dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi

tidak dicatat melebihi TM pada risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan.

UML dihitung sebagai berikut :

UML = PM + ASR

PM = salah saji total yang diproyeksikan dalam populasi

ASR = cadangan risiko sampling

19

Page 20: Sampling Audit Sap 13

Sampling Variabel Klasik

Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam

pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan

dari populasinya. Sampling variabel klasik bermanfaat bagi auditor pada saat

tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo

akun, dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.

Estimasi Mean Per Unit (MPU)

Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item

dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan

jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi.

Cadangan risiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk

digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.

Estimasi Diferensiasi

Dalam sampling estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item

sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan

ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi, dan

variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan resiko sampling

yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan estimasi

diferensiasi :

1. Nilai buku setiap item populasi harus diketahui

2. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai

buku item-item secaar individual

3. Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang

diperkirakan

Estimasi Rasio

Dalam sampling estimasi rasio, pertama auditor menentukan nilai audit

untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi

20

Page 21: Sampling Audit Sap 13

jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini

dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total.

Cadangan risiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai

audit dan nilai buku item sampel secara individual.

Kelebihan dan Kekurangan Sampling Variabel Klasik

Kelebihan utama sampel variabel klasik adalah :

1. Sampel-sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS, jika

diperlukan

2. Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan

pertimbangan perancangan khusus

3. Jika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan

auditor dapat terpenuhihanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil

dibandingkan sampling PPS

Sedangkan kekurangan utamanya adalah :

1. Sampling variabel klasik lebih rumit dibanding sampling PPS, umumnya,

auditor memerlukan bantuan program komputer untuk merancang sampel

yang efisien dan mengevaluasi hasil sample

2. Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi

penyimpangan standar karakteristik yang populasi

Kelebihan dan Kekurangan Sampling PPS

Kelebihan sampling PPS adalah :

1. Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling

variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan

mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel

2. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan

yang diestimasi pada nilai audit

21

Page 22: Sampling Audit Sap 13

3. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah

distratifikasi karena item-itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai

rupiahnya

4. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa

item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah

batas atas moneter

5. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya

akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari

sampling variabel klasik

6. Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai

sebelum tersedia populasi yang lengkap

Sebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut :

1. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus

tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai bukti.

2. Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas

sampel tersebut memerlukan pertimbangan khusus

3. Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan

pertimbangan khusus

4. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sample

22

Page 23: Sampling Audit Sap 13

SIMPULAN

Menurut PSA N0. 26 Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit

terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok

transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau

kelompok transaksi tersebut.

Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian

pengendalian, maupun pengujian substantif. Meskipun demikian, auditor biasanya

tidak menerapkan sampling audit dalam prosedur pengujian yang berupa

pengajuan pertanyaan atau tanya jawab, observasi, dan prosedur analitis.

Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa

vouching, tracing, dan konfirmasi. Sampling audit jika diterapkan dengan

semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan yang

diinginkan standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

Langkah-langkah sampling dibagi dalam enam tahap:

1. Menyusun Rencana Audit

2. Menetapkan Jumlah/Unit Sampel

3. Memilih Sampel

4. Menguji Sampel

5. Mengestimasi Keadaan Populasi

6. Membuat Simpulan Hasil Audit

23

Page 24: Sampling Audit Sap 13

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2008. Auditing, Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Jilid 1.

Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN.

Agoes, Sukrisno .2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan ) Oleh Kantor Akuntan

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 ,

Jakarta : ERLANGGA

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-dasar audit laporan keuangan).

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

http://arvantc40s.blogspot.com/2012/02/sampling-audit.html (diakses tanggal 15

Mei 2015)

http://lukasang46.blogspot.com/2014/06/audit-1-sampling-audit.html (diakses

tanggal 15 Mei 2015)

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/04/15/sampling-audit-untuk-

pengujian-pengendalian-dan-pengujian-substantif-atas-transaksi/ (diakses

tanggal 16 Mei 2015)

http://yasinibnmaftuh.blogspot.com/2013/05/makalah-samplin-audit.html (diakses

tanggal 16 Mei 2015)

http://memebali.blogspot.com/2013/07/sampling-audit.html (diakses tanggal 14

Mei 2015)

24