RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

149
RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP HEALING ARCHITECTURE DI KOTA MAKASSAR CARDIAC HOSPITAL CENTER WITH HEALING ARCHITECTURE CONCEPT IN MAKASSAR ANDI FADLIA HAMMA 105831105816 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

Page 1: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP HEALING ARCHITECTURE DI KOTA MAKASSAR

CARDIAC HOSPITAL CENTER WITH HEALING ARCHITECTURE CONCEPT IN MAKASSAR

ANDI FADLIA HAMMA

105831105816

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

ii

RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP HEALING ARCHITECTURE DI KOTA MAKASSAR

CARDIAC HOSPITAL CENTER WITH HEALING ARCHITECTURE CONCEPT IN MAKASSAR

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh

ANDI FADLIA HAMMA

105831105816

PADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …
Page 4: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …
Page 5: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah atas Kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyusun proposal tugas akhir yang

berjudul “Rumah Sakit Jantung Terpadu dengan Konsep Healing

Architecture di Kota Makassar” dengan baik.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah

satu syarat akademik yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan

Program Studi pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Adapun penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis

sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan baik dari segi

penulisan maupun pengolahan data. Oleh karena, itu penulis dengan

kerendahan dan senang hati menerima kritik dan saran demi

penyempurnaan proposal ini agar kelak dapat bermanfaat.

Page 6: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

v

Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya dorongan, bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena, itu dengan ketulusan hati dan

tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih

juga penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Rahman Rahim, M.M. sebagai Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Irnawaty Idrus, S.T., M.T. sebagai Ketua Prodi Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Ir. Mursyid Mustafa, M.Si. sebagai pembimbing I dan Ibu

Citra Amalia Amal, S.T., M.T. sebagai pembimbing II yang telah

dengan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan selama

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Tata Usaha pada Fakultas

Teknik atas segala waktunya yang telah memberi arahan dan

melayani penulis selama mengikuti proses belajar mengajar di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua orang tua penulis dan keluarga , penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, limpahan

Page 7: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

vi

kasih sayang, doa dan pengorbanannya terutama dalam bentuk

materi dalam menyelesaikan kuliah ini.

7. Kakak-kakak Senior Fakultas Teknik terutama jurusan Arsitektur

yang selama ini banyak membantu baik dalam memberikan

informasi dan membimbing dalam penyelesaian tugas-tugas.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas teknik terkhusus Angkatan 2016.

9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Fakultas Teknik jurusan

Arsitektur angkatan 2016, khususnya kelas B yang saling

mendukung dan menolong satu sama lain dalam menyelesaikan

tugas-tugas.

10. Teman-teman ber 10 perempuan di Arsitektur 2016 B yang selalu

memberi warna bahagia, sedih, tawa, tangis dan senyum sudah

dilewati bersama, saling mendukung, saling support, saling

merangkul satu sama lain. Sri Rahayu yang selalu ingin dikatakan

cantik dengan tingkah kocak dan lucunya, Lulu yang selalu menjadi

google nya anak-anak, paling cepat memberi informasi terkait

apapun, Asni yang super duper baik hati dan cat lover, Mita yang

paling pendiam, Rahma yang sudah di juluki sebagai Mis Typo,

Ayutri yang selalu ada waktu buat ngumpul, Ayu Hot yang selalu

pake baju kantor kalau lagi ngumpul plus jago dance dan make-up,

indra yang hobynya mendaki gunung, dan Pute yang sering spam

sticker lucu di grup.

Page 8: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

vii

Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang

berlipat ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini

dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa

dan Negara. Amin.

Makassar, 21 November 2020

ANDI FADLIA HAMMA

Page 9: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

viii

ABSTRAK

ANDI FADLIA HAMMA. Rumah Sakit Jantung Terpadu dengan Konsep

Healing Architecture di Kota Makassar. Dosen Pembimbing : Dr. Ir.

Mursyid Mustafa, M.Si., Citra Amalia Amal, S.T., M.T.

Rumah Sakit Khusus Jantung merupakan sebuah bangunan yang

berfungsi untuk mewadahi segala fasilitas kegiatan dibidang kesehatan

khususnya penyakit jantung (kardiovaskular) dan pembuluh darah.

Perancangan yang akan dibuat adalah Rumah Sakit Khusus Jantung

dengan menggunakan pendekatan Healing Architecture di Kota Makassar

tepatnya di jalan Metro Tanjung Bunga. Alasan pemilihan lokasi tersebut

selain lokasi yang sesuai dengan RTRW Kota Makassar di bidang

kesehatan, juga karena view yang baik di sekeliling lokasi dapat menunjang

dalam proses penyembuhan pasien.

Konsep Healing Architecture adalah konsep desain dimana terdapat

elemen-elemen arsitektur bangunan yang ikut serta berperan dalam proses

penyembuhan pasien, terutama dalam kesehatan psikologi. 5 elemen yang

akan diterapkan dalam perancangan rumah sakit jantung ini yaitu

penglihatan, pendengaran, peraba, psikologis, dan keterbacaan spasial.

Kata Kunci: Rumah Sakit Jantung, Perancangan, Healing Architecture.

Page 10: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

ix

ABSTRACT

ANDI FADLIA HAMMA. Cardiac Hospital Center with Healing

Architecture Concept in Makassar. Supervisor: Dr. Ir. Mursyid Mustafa,

M.Si., Citra Amalia Amal, S.T., M.T.)

Cardiac Hospital is a building that serves to accommodate all

facilities for activities in the health sector, especially cardiac disease

(cardiovascular) and blood vessels.

The design to be made is a Special Cardiac Hospital with the concept

of Healing Architecture approach in Makassar City, precisely on Metro

Tanjung Bunga. The reason for choosing the location is not only the

location that is in accordance with the RTRW of Makassar City in the

health sector, but also because the good view around the location can

support the patient's healing process.

The Healing Architecture concept is a design concept in which there

are architectural elements of a building that participate in the patient's

healing process, especially in psychological health. The 5 elements that will

be applied in the design of this heart hospital are vision, hearing, touch,

psychological, and spatial legibility.

Keywords: Heart Hospital, Design, Healing Architecture.

Page 11: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

x

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................ iv

ABSTRAK.................................................................................................viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xv

DAFTAR TABEL.................................................................................. xviii

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................3

C. Tujuan dan Sasaran.........................................................................4

D. Metode Perancangan........................................................................4

E. Ruang Lingkup Rancangan.............................................................5

F. Skema Pemikiran.............................................................................6

G. Sistematika Penulisan......................................................................7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 9

A. Tinjauan Umum Rumah Sakit...................................................... 9

Page 12: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xi

1. Pengertian Rumah Sakit................................................................ 9

2. Fungsi Rumah Sakit Secara Umum.............................................. 9

3. Komponen Rumah Sakit.............................................................. 10

4. Jenis Rumah Sakit........................................................................ 11

B. Tinjauan Rumah Sakit Jantung................................................... 12

1. Pengertian Rumah Sakit Jantung................................................ 12

2. Klasifikasi Rumah Sakit Jantung................................................ 12

C. Persyaratan Teknis Rumah Sakit................................................ 17

1. Persyaratan Teknis Sarana Rumah Sakit................................... 17

2. Persyaratan Teknis Prasarana Rumah Sakit.............................. 23

D. Tinjauan Terhadap Tema Healing Architecture........................ 34

1. Pengertian Healing Architecture.............................................. 34

2. Elemen Dalam Penerapan Konsep Healing Architecture........ 35

3. Prinsip-prinsip Healing Architecture........................................ 38

4. Penerapan Healing Architecture pada Bangunan..................... 39

E. Konsep Perancangan dalam Islam.............................................. 39

1. Fungsi....................................................................................... 40

2. Bentuk...................................................................................... 40

3. Teknik...................................................................................... 40

4. Keselamatan............................................................................. 41

5. Kenyamanan konteks............................................................... 41

6. Efisien...................................................................................... 42

Page 13: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xii

F. Studi Literatur Objek................................................................... 43

1. Sanford Heart Hospital Sioux Falls......................................... 43

2. Pusat Jantung Terpadu / Cardiac Center Makassar................. 51

G. Studi Literatur Penanganan Limbah Padat Rumah Sakit

Umum Dr. H. Mochammad Ansari Saleh Banjarmasin................ 56

BAB III

TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN................. 62

A. Penentuan Lokasi dan Tapak..................................................... 62

1. Keadaan Letak Geografis.......................................................... 62

2. Luas Wilayah............................................................................ 63

3. RTRW Kota Makassar.............................................................. 63

4. Analisis SWOT......................................................................... 67

5. Analisis Pengolahan Tapak....................................................... 68

B. Analisis Penerapan Healing Architecture................................. 74

C. Analisis Fungsi dan Kebutuhan Ruang.................................... 75

1. Fungsi...................................................................................... 75

2. Pengguna dan Aktivitas........................................................... 75

3. Kebutuhan Ruang.................................................................... 79

4. Besaran Ruang......................................................................... 81

5. Organisasi Ruang................................................................... 105

D. Analisis Bentuk Bangunan....................................................... 106

E. Analisis Tata Ruang Luar........................................................ 107

Page 14: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xiii

F. Analisis Struktur Bangunan.................................................... 108

1. Sub Struktur........................................................................... 108

2. Upper Struktur....................................................................... 109

G. Analisis Kelengkapan Bangunan............................................. 109

1. Sistem Penghawaan............................................................... 109

2. Sistem Pencahayaan.............................................................. 111

3. Sistem Keamanan.................................................................. 112

4. Sistem Distribusi Air Bersih dan Air Kotor.......................... 112

5. Sistem Pengolahan Utilitas................................................... 113

BAB IV KONSEP PERANCANGAN................................................. 118

A. Konsep Tapak.......................................................................... 118

1. Sirkulasi............................................................................... 118

2. Konsep Kebisingan dan Polusi Udara................................. 118

3. View..................................................................................... 119

B. Konsep Pemrograman Ruang................................................. 120

C. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan..................................... 121

D. Konsep Kelengkapan Bangunan............................................ 122

1. Struktur................................................................................. 122

2. Penghawaan.......................................................................... 123

3. Utilitas.................................................................................. 124

Page 15: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xiv

4. Material................................................................................. 124

BAB V PENUTUP................................................................................. 127

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 128

LAMPIRAN

Page 16: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Alur Pemikiran............................................................... 6

Gambar 2. Pintu kamar mandi pada ruang rawat inap harus terbuka ke

luar.............................................................................................................. 21

Gambar 3. Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel.............................. 23

Gambar 4. Sanford Heart Hospital Sioux Falls......................................... 43

Gambar 5. Suasana pekarangan Sanford Heart Hospital Sioux Falls....... 49

Gambar 6. Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls.............................. 49

Gambar 7. Suasana Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls bergaya

Gothic......................................................................................................... 49

Gambar 8. Suasana Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls................ 50

Gambar 9. Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls ................................. 50

Gambar 10. Acuity adaptable care private patient rooms........................ 50

Gambar 11. Pusat Jantung Terpadu/Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo............................................................................................. 51

Gambar 12. Operating Room Pusat Jantung Terpadu / Cardiac Center

RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo.............................................................. 55

Gambar 13. Operating Room Pusat Jantung Terpadu / Cardiac Center

RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo............................................................... 56

Gambar 14. Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin........ 56

Gambar 15. Inceneration Process............................................................ 61

Page 17: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xvi

Gambar 16. Peta Pembagian Wilayah Kecamatan Kota Makassar.......... 62

Gambar 17. Peta Tata Ruang Kota Makassar 2010-2030.......................... 63

Gambar 18. Site Terpilih............................................................................ 65

Gambar 19. Kondisi Site............................................................................ 65

Gambar 20. Ukuran Site............................................................................. 66

Gambar 21. Kondisi Batas Site................................................................. 67

Gambar 22. Diagram Pola Organisasi Ruang........................................... 105

Gambar 23. Hubungan Ruang.................................................................. 105

Gambar 24. Eksplorasi Bentuk................................................................. 106

Gambar 25. Bentuk akhir bangunan......................................................... 107

Gambar 26. Sistem Roof Garden............................................................. 108

Gambar 27. Pondasi Pile Cap (Tiang Pancang)....................................... 108

Gambar 28. Upper Struktur...................................................................... 109

Gambar 29. Skema Kinerja AC Terpusat................................................. 110

Gambar 30. Ruang Tunggu, Sejong Chungnam National University

Hospital..................................................................................................... 111

Gambar 31. Skema sistem Tangki Atap................................................... 113

Gambar 32. Skema sistem distribusi air bersih pada bangunan............... 115

Gambar 33. Skema sistem distribusi pengolahan air limbah pada bangunan.. 116

Gambar 34. Proses Pengolahan Limbah dengan Incenerator................... 117

Gambar 35. Proses Pengolahan Sampah.................................................. 117

Gambar 36. Konsep Sirkulasi.................................................................. 118

Page 18: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xvii

Gambar 37. Konsep View...................................................................... 119

Gambar 38. Konsep Zoning................................................................... 120

Gambar 39. Konsep Tampilan Bangunan.............................................. 121

Gambar 40. Konsep Tampilan Bangunan.............................................. 122

Gambar 41. Rencana Atap Plat.............................................................. 123

Gambar 42. Interior Kamar VVIP.......................................................... 125

Gambar 43. Interior Lobby..................................................................... 125

Gambar 44. Interior Lobby..................................................................... 126

Gambar 45. Interior Lobby..................................................................... 126

Page 19: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pelayanan Rumah Sakit Jantung............................................ 13

Tabel 2. Sumber Daya Manusia pada Rumah Sakit Jantung............... 14

Tabel 3. Sarana dan Prasarana............................................................ 15

Tabel 4. Peralatan................................................................................ 16

Tabel 5. Administrasi dan Manajemen............................................... 17

Tabel 6. Garis Besar Penerapan Healing Architecture pada

Perencanaan Bangunan Rumah Sakit Jantung..................................... 39

Tabel 7. Timbulan Limbah Berdasarkan Berat (Kg) Selama 7 hari.... 58

Tabel 8. Analisis SWOT...................................................................... 67

Tabel 9. Analisis Sirkulasi.................................................................. 69

Tabel 10. Analisis View..................................................................... 70

Tabel 11. Analisis Pergerakan Matahari............................................. 71

Tabel 12. Analisis Pergerakan Angin................................................... 72

Tabel 13. Analisis Kebisingan.............................................................. 73

Tabel 14 Penerapan Healing Architecture pada Perencanaan

Bangunan Rumah Sakit Jantung.......................................................... 74

Tabel 15. Besaran Ruang Rawat Jalan................................................. 82

Tabel 16. Besaran Ruang Rawat Inap................................................. 83

Tabel 17. Besaran Ruang Gawat Darurat........................................... 84

Tabel 18. Besaran Ruang Perawatan Intensif..................................... 86

Page 20: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

xix

Tabel 19. Besaran Ruang Operasi....................................................... 87

Tabel 20. Besaran Ruang Radioterapi................................................ 88

Tabel 21. Besaran Ruang Radiodiagnostik......................................... 89

Tabel 22. Besaran Ruang Laboratorium............................................. 90

Tabel 23. Besaran Ruang Farmasi (Apotik)........................................ 92

Tabel 24. Besaran Ruang Bank Darah................................................ 93

Tabel 25. Besaran Ruang Pemusalaraan Jenazah............................... 93

Tabel 26. Besaran Ruang Kantor........................................................ 94

Tabel 27. Besaran Ruang Kafetaria.................................................... 96

Tabel 28. Besaran Ruang Penunjang Medik...................................... 96

Tabel 29. Besaran Ruang Non-Medik................................................ 99

Tabel 30. Besaran Ruang Penginapan (Hotel) ................................ 100

Tabel 31. Besaran Ruang Service..................................................... 102

Tabel 32. Besaran Pos Keamanan..................................................... 103

Tabel 33. Besaran Ruang Parkir........................................................ 103

Tabel 34. Total Besaran Ruang......................................................... 104

Tabel 35. Sistem Pengolahan Utilitas................................................ 113

Page 21: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung (kardiovaskular) merupakan salah satu penyakit

yang mengancam dunia, tidak terkecuali Indonesia. Menurut World Heart

Organization (WHO), penyakit jantung iskemik merupakan penyebab

kematian tertinggi nomor satu di dunia pada tahun 2017. Pada tahun 2008

diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit

kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60

tahun dan seharusnya dapat dicegah. Kematian “dini” yang disebabkan oleh

penyakit jantungterjadi berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi

sampai dengan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah (Kementrian

Kesehatan RI).

Penyakit kardiovaskular mempunyai prevalensi dan angka morbiditas

yang tinggi serta dapat menurunkan produktifitas penderitanya, menurunkan

kualitas hidup dan sering mengalami perawatan ulangan. Padahal penyakit

kardiovaskular pada umumnya merupakan penyakit yang sangat ideal untuk

dilakukan upaya promotif, preventif dan rehabilitatif karena prosesnya

penyakit jangka panjang, tetapi kejadian kegawatan bisa muncul mendadak,

dapat menyebabkan kematian dan morbiditas yang tinggi, dan memerlukan

biaya pengobatan yang tinggi. Namun sebagian upaya pencegahan dapat

dilakukan melalui upaya perubahan pola hidup (PERKI, 2019).

Page 22: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

2

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 17

juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sedangkan sebagai perbandingan, HIV/AIDS, malaria dan TBC secara

keseluruhan membunuh 3 juta populasi dunia (PERKI, 2019).

Kesehatan merupakan investasi yang sangat penting bagi manusia

untuk membangun perekonomian bangsa juga memiliki peran yang sangat

penting untuk kemajuan dalam menanggulangi kemiskinan, sebab suatu

negara tidak akan bisa berkembang dan membangun negaranya sendiri tanpa

masyarakat yang sehat, sehingga sarana dan fasilitas kesehatan juga perlu

diperhatikan.

Ada beberapa faktor yang membuat taraf pelayanan kesehatan di

Indonesia masih belum berjalan dengan baik. Seperti, masih kurangnya

tenaga medis yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting pada

pelayanan kesehatan di Indonesia. Faktor kedua yaitu fasilitas kesehatan yang

masih belum memadai. Sarana kesehatan sperti rumah sakit, khususnya

rumah sakit jantung yang menangani segala permasalahan tentang penyakit

jantung (kardiovaskular) yang merupakan penyakit paling mematikan di

Indonesia.

Jumlah rumah sakit jantung di Indonesia masih terbilang minim

dibandingkan dengan angka penyakit jantung di Indonesia yang cukup tinggi,

sehingga perlu dilakukan pengadaan rumah sakit khusus jantung di Indonesia

secara merata.

Page 23: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

3

Pembangunan rumah sakit dengan konsep Healig Architecture di kota

Makassar merupakan solusi perancangan bangunan dimana desain arsitektur

turut serta berperan dalam penyembuhan pasien.

Healing Architecture secara umum merupakan penyembuhan yang

dilakukan melalui elemen arsitektur. Penerapan Healing Architecture dapat

dikaitkan dengan pemberian aspek warna dan alam pada bangunan, karena

aspek inilah yang terbukti mampu meningkatkan kesembuhan pada pasien.

Namun secara definisi, penerapan Healing Architecture tidak selalu harus

diwujudkan dengan kedua aspek diatas, namun dapat juga dengan cara

menambahkan kesan terbuka pada bangunan, membuat suasana rumah sakit

menjadi lebih nyman dan tidak kaku sehingga dapat membantu dalam proses

penyembuhan pasien baik jasmani maupun rohani.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan materi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan beberapa

rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana mewujudkan Rumah Sakit khusus Jantung yang mampu

menunjang kegiatan pelayanan, pemulihan dan penelitian di bidang

kesehatan khusus jantung yang ada di kota Makassar?

2. Bagaimana merancang sebuah Rumah Sakit Khusus Jantung di kota

Makassar yang mampu menerapkan konsep Healing Architecture?

Page 24: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

4

C. Tujuan dan Sasaran

1. Mendirikan sebuah bangunan Rumah Sakit Jantung yang berkonsep

Healing Architecture.

2. Merancang bangunan yang dapat mewadahi segala fasilitas kegiatan

khususnya di bidang penyakit jantung (kardiovaskular) dengan

menyesuaikan standar operasional bangunan rumah sakit.

D. Metode Perancangan

Metode perancangan merupakan suatu tahapan yang dilakukan dalam

sebuah proses perancangan, yang berfungsi untuk memudahkan perancang

dalam mengembangkan ide-ide atau gagasan rancangan bangunannya.

Adapun metode perancangan yang akan dilakukan yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu melakukan pengamatan untuk

mengumpulkan data dari lokasi tapak seperti aksesibilitas, kontur tanah,

luas lahan dan kesediaan utilitas.

Adapun metode yang akan dilakukan yaitu:

a. Metode Observasi

Metode observasi merupakan pengamatan langsung terhadap

kondisi tapak untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat

terhadap tapak.

b. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan langkah yang dilakukan dengan

cara mengkaji literatur yang diperoleh dari standar ruang rumah sakit

Page 25: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

5

dan prinsip-prinsip Healing Architecture, sebagai bahan untuk

mempermudah dalam proses perencanaan dan perancangan

bangunan.

2. Analisis Data

Analisis data yang berkaitan dengan rumah sakit jantung

diperoleh dari hasil observasi dan studi literatur, untuk mempermudah

dalam melakukan perencanaan dan perancangan bangunan.

3. Konsep

Berdasarkan data yang diperoleh dari kondisi tapak, arah mata

angin, utilitas, dan aksesibilitas yang ada, sehingga dapat diperoleh

output, yaitu massa, utilitas, bentuk bangunan yang menyesuaikan

dengan konsep Healing Archiitecture.

4. Desain

Desain merupakan hasil atau gambaran yang diperoleh dari

konsep perencanaan bangunan.

E. Ruang Lingkup Rancangan

Perancangan yang dilakukan pada desain bangunan Rumah Sakit

Khusus Jantung ini yaitu meliputi desain bangunan secara fisik dan desain

tapak sesuai dengan kondisi pada lingkungan Rumah Sakit.

Page 26: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

6

F. Skema Pemikiran

Gambar 1. Skema Alur Pemikiran

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 27: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

7

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada proposal ini diantaranya:

Bab I Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan

dan sasaran, metode perancangan, ruang lingkup perancangan dan sistematika

penulisan.

Bab II Studi Pustaka

Berisikan deskripsi ilmu tentang rumah sakit umum dan rumah sakit

khusus jatung, persyaratan teknis rumah sakit, tinjauan terhadap tema

Healing Architecture, konsep perancangan dalam Islam dan studi literatur

bangunan sejenis.

Bab III Tinjauan Lokasi dan Analisis Perencanaan

Mendeskripsikan tentang tinjauan lokasi dan kondisi perencanaan

pada tapak yang terpilih, serta alasan pemilihan tapak. Adapun analisis-

analisis yang dilakukan yaitu, analisis lokasi, tapak, fungsi dan program

ruang, tampilan bentuk bangunan, dan analisis kelengkapan bangunan.

Keseluruhan analisis tersebut bertujuan untuk mewujudkan suatu bangunan

sesuai dengan yang diharapkan.

Bab IV Analisis Perancangan

Berisikan tentang analisis konsep yang digunakan sebagai acuan

dalam proses perancangan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Page 28: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

8

Bab V Kesimpulan

Membahas tentang kesimpulan dari berbagai penjelasan materi dan

perancangan pada tugas akhir ini.

Page 29: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Kementrian Kesehatan RI, 2018).

Menurut WHO, rumah sakit adalah bagian integral dari organisasi

sosial dan medis, yang fungsinya menyediakan populasi untuk perawatan

kesehatan lengkap baik kuratif dan preventif, dan yang layanan rawat

jalan menjangkau keluarga dan lingkungan rumah, traning pekerjaan

kesehatan dan untuk penelitian bio-sosial (Adisasmito, 2007).

2. Fungsi Rumah Sakit Secara Umum

Pasal 4 Undang Undang no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,

menjelaskan rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara peripurna.

Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam

pasal 4, rumah sakit mempunyai beberapa fungsi diantaranya:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit yang ada.

Page 30: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

10

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan, dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

3. Komponen Rumah Sakit

Komponen rumah sakit dibagi menjadi dua bagian yaitu

komponen komponen dalam rumah sakit, dan komponen luar rumah

sakit.

a. Komponen Dalam

1) Staf Medis

Staf medis adalah seseorang yang bekerja di bawah

organisasi di bidang pelayanan medis bertanggung jawab kepada

kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit.

2) Staf Non-Medis

Staf non-Medis adalah staf yang bekerja dalam rumah

sakit mengurusi bagian administrasi dan operasional rumah

sakit.

Page 31: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

11

b. Komponen Luar

1) Pasien

Peasien ada dua macam yaitu pasien rawat inap dan

rawat jalan.

2) Pengunjung

Pengunjung dibagi menjadi dua yaitu pengunjung pasien

dan atau pengunjung staf atau dapat dikatakan sebagai tamu.

3) Penunggu Pasien

Pengunjung pasien adalah keluarga yang menemani

pasien selama menjalani perawatan rawat inap.

4. Jenis Rumah Sakit

Klasifikasi Rumah Sakit di Indonesia yang tercantum di UU

Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 diklasifikasikan berdasarkan

jenis pelayanan, yaitu:

a. Rumah Sakit Umum (RSU) yaitu rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

b. Rumah Sakit Khusus (RSK) yaitu rumah sakit yang memberikan

pelayanan utama pada suatu bidang atau jenis penyakit tertentu

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,

atau kekhususan lainnya

Page 32: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

12

B. Tinjauan Rumah Sakit Jantung

1. Pengertian Rumah Sakit Jantung

Rumah Sakit Jantung adalah Rumah Sakit yang mengembangkan

pelayanan kesehatan dibidang penyakit jatung dan pembuluh darah yang

berdasar pada standar fasilitas yang berlaku, juga sarana dan prasarana

yang memadai.

2. Klasifikasi Rumah Sakit Jantung

Ada banyak jenis Rumah Sakit Khusus antara lain Rumah Sakit

Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata,

Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut,

Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit

dan Kelamin, namun yang menjadi fokus untuk perancangan pada

proposal ini yaitu Rumah Sakit Khusus Jantung.

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Rpublik Indonesia

nomor 340 tahun 2010 pasal 24 berdasarkan fasilias dan kemampuan

pelayanan, Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B

c. Rumah Sakit Khusus Kelas C

Pada perancangan Rumah Sakit Khusus Jantung di Kota

Makassar ini dengan mempertimbangkan bahwa di kota Makassar masih

minim rumah sakit khusus menangani penyakit jantung sedangkan kota

Makassar merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia dengan

Page 33: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

13

jumlah penduduk yang cukup tinggi, maka untuk perencanaan rumah

sakit jantung di kota Makassar akan menggunakan kriteria Rumah Sakit

Khusus Kelas B.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 340

tahun 2010 pasal 25 tentang klasifikasi Rumah Sakit Khusus (RSK)

ditetapkan berdasarkan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan,

sarana & prasarana, dan administrasi dan manajemen.

Tabel 1. Pelayanan Rumah Sakit Jantung

Adapun daftar pelayanan rumah sakit jantung berdasarkan kelasnya yaitu

sebagai berikut :

No Jenis Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C

Utama:

Penyakit jantung konservatif + + + Penyakit jantung intervensi + + +

Penyakit jantung koroner + + -

Penyakit gagal jantung kronik + - - Hipertensi + - -

Aritmia dan reprogram alat paccu jantung + + +

Kardiometabolik + + + Vaskuler + - - Valvular + + - Pasca intervensi non bedah + + - Pasca operasi CABG + + - Pasca operasi katup + - - Pasca operasi pediatrik + - - Penyakit jantung bawaan + + - Penyakit perikard + + -

Penyakit jantung pada kehamilan + + +

Hipertensi pulmonal + + +

Spesialis Utama:

Jantung + + + Bedah Thoraks + - - Bedah Vaskular + - - Paru + + - Penyakit dalam + + +

Page 34: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

14

Obgyn + + - Anak + + -

Penunjang:

Radiologi + + + Laboratorium + + + Farmasi + + + Gizi + + + Sterilisasi + + -

Rekam medik + + + Rehabilitasi medik + + -

Pemulasaraan Jenazah + - - Umum:

Poli umum + + + Poli gigi + + + Emergensi + + +

[Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010]

Tabel 2. Sumber Daya Manusia pada Rumah Sakit Jantung

Adapun daftar jenis ketenagaan rumah sakit jantung berdasarkan kelasnya

yaitu sebagai berikut :

No Jenis

Ketenagaan

Kelas A Kelas B Kelas C

Total Tenaga Tetap

Total Tenaga Tetap

Total Tenaga Tetap

Tenaga Medis

Spesialis Jantung 5 2 3 1 2 1

Sub Spesialis Jantung Klinik 1 - 1 - - -

Aritmia 1 - 1 - - -

Rehabilitasi Jantung 1 - 1 - - -

Vaskular 1 - - - - - Bedah Thorak 1 - - - - - Saraf 1 - 1 - - -

Penyakit Dalam 2 1 1 - - -

Paru 1 - 1 - 1 - Obgyn 2 1 1 - - - PK 2 1 1 - - - Radiologi 2 1 1 - 1 - Anestesi 3 1 2 1 1 -

Page 35: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

15

Rehabilitasi Medik 2 1 1 - 1 -

PA 2 1 1 - 1 -

Tenaga Perawat: 1:1 TT 1:1 TT 1:1 TT

Tenaga Kesehatan Lain:

1 Kefarmasian 3 2 1 2 Gizi 2 1 1

3 Keteknisian Medis 2 1 1

4 Kesehatan Masyarakat 1 1 1

5 Laboratorium 1 1 1 6 Sterilisasi 1 - - 7 Rekam Medik 1 1 1

[Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010]

Tabel 3. Sarana dan Prasarana

Adapun daftar sarana dan prasarana rumah sakit jantung berdasarkan

kelasnya yaitu sebagai berikut :

No Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C 1 Rawat Jalan : - Kardio, EKG + - + - Bedah Jantung + + - - Gagal Jantung,

transplantasi, dan hipertensi pulmonal

+ + +

- Aritmia dan program alat pacu jantung

+ + +

- Vaskular + + - - Klinik Koroner + + + - Klinik Kardiometabolik + + - 2 Rawat Inap > 100 TT > 50-100 TT 20-50 TT 3 Rawat Darurat + + + 4 Ruang Operasi + + + 5 Rawat Intensif ICU + + + 6 Rawat ICCU + + + 7 Radiologi + + + 8 CT Scan + - - 9 Laboratorium + + + 10 Farmasi + + + 11 Gizi + + +

Page 36: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

16

12 Elektromedik Diagnostik + + + 13 Rekam Medik + + + 14 ISPRS + + + 15 Sterilisasi + + + 16 Laundry + + + 17 Pemulasan Jenazah + + + 18 Administrasi + + + 19 Diklat + + + 20 Dinas dan Asrama + + + 21 Ambulance + + +

[Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010]

Tabel 4. Peralatan

Adapun daftar peralatan rumah sakit jantung berdasarkan kelasnya yaitu

sebagai berikut :

No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C 1 Rawat Jalan : - EKG 5 2 1 - Defibrilator 5 2 1 - Kardioversi 3 1 1 - Alat Resusitasi Jantung + + + - Obat Resustais Lengkap + + + - Tabung Oksigen + + + - Brankard + + + - Noninvasif Hemodinamik + + + - Suction Pump + + + 2 Rawat Inap + + + 3 Rawat Darurat + + - 4 Ruang Operasi + + + 5 Rawat Intensif ICU + + + 6 Rawat ICCU + + - 7 Radiologi + + + 8 CT Scan + - - 9 Laboratorium + + +

10 Farmasi + + + 11 Gizi + + + 12 Elektromedik Diagnostik + + + 13 Rekam Medik + + + 14 ISPRS + + + 15 Sterilisasi + + + 16 Laundry + + + 17 Pemulasan Jenazah + + + [Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010]

Page 37: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

17

Tabel 5. Administrasi dan Manajemen

Adapun daftar administrasi dan manajemen rumah sakit jantung berdasarkan

kelasnya yaitu sebagai berikut :

No Administrasi dan Manajemen Kelas A Kelas B Kelas C 1 Status Badan Hukum + + + 2 Sruktur Oganisasi + + + 3 Tatalaksana/ Tata Kerja/ Uraian

Tugas + + +

4 Peraturan Internal Rumah Sakit (HBL & MSB )

+ + +

5 Komite Medik + + + 6 Komite Etik & Hukum + + + 7 Satuan Pemeriksa Internal + + + 8 Surat Izin Praktik Dokter + + + 9 Perjanjian Kerjasama Rumah

Sakit & Dokter + + +

10 Akreditasi RS + + +

[Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010]

C. Persyaratan Teknis Rumah Sakit

1. Persyaratan Teknis Sarana Rumah Sakit

Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B, Kementrian

Kesehatan RI tahun 2012, tentang persyaratan teknis sarana rumah sakit

diantaranya yaitu:

a. Atap

Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama, dan tidak menjadi

tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu

lainnya.

b. Langit-langit

Langit-langit harus berwarna terang, dan mudah dibersihkan.

Page 38: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

18

c. Dinding dan Partisi

Dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan

silau, tahan api, kedap air, tahan karat, tidak punya sambungan

(utuh), dan mudah dibersihkan.

d. Lantai

Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,

permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.

e. Struktur Bangunan

1) Setiap bangunan rumah sakit, strukturnya harus direncanakan

dan dilaksanakan agar kuat, kokoh, dan stabil dalam memikul

beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan keselamatan

(safety), serta memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability)

selama umur layanan yang direncanakan dengan

mempertimbangkan fungsi bangunan rumah sakit, lokasi,

keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.

2) Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-

pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin

bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap

maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa,

angin, pengaruh korosi, jamur, dan serangga perusak.

3) Dalam perencanaan struktur bangunan rumah sakit terhadap

pengaruh gempa, semua unsur struktur bangunan rumah sakit,

baik bagian dari sub struktur maupun struktur gedung, harus

Page 39: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

19

diperhitungkan memikul pengaruh gempa rencana sesuai dengan

zona gempanya.

4) Struktur bangunan rumah sakit harus direncanakan secara detail

sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang

direncanakan, apabila terjadi keruntuhan, kondisi strukturnya

masih dapat memungkinkan pengguna bangunan rumah sakit

menyelamatkan diri.

5) Untuk menentukan tingkat keandalan struktur bangunan, harus

dilakukan pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala

sesuai dengan Pedoman Teknis yang berlaku.

6) Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan harus segera

dilakukan sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan

bangunan rumah sakit, shingga bangunan rumah sakit selalu

memenuhi persyaratan keselamatan struktur.

7) Pemeriksaan keandalan bangunan rumah sakit dilaksanakan

secara berkala sesuai dengan pedoman teknis atau standar teknis

yang berlaku, dan harus dilakukan atau didampingi oleh ahli

yang memiliki sertifikasi sesuai.

f. Struktur Atas

Konstruksi atas bangunan rumah sakit dapat terbuat dari

konstruksi beton, konstruksi baja, konstruksi kayu atau konstruksi

dengan bahan dan teknologi khusus.

Page 40: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

20

g. Struktur Bawah

Struktur bawah bangunan rumah sakit dapat berupa pondasi

langsung atau pondasi dalam, disesuaikan dengan kondisi tanah di

lokasi didirikannya rumah sakit.

h. Pintu

1) Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120

cm atau dapat dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak

menjadi akses pasien tirah baring memiliki lebar bukaan

minimal 90 cm.

2) Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari

adanya ramp atau perbedaan ketinggian lantai.

3) Pintu Darurat

(1) Setiap bangunan RS yang bertingkat lebih dari 3 lantai

harus dilengkapi dengan pintu darurat.

(2) Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang

tangga penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai dasar

membuka ke arah luar (halaman).

(3) Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung

maksimal 25 m dari segala arah.

4) Pintu khusus untuk kamar mandi di rawat inap dan pintu toilet

untuk aksesibel, harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu

minimal 85 cm.

Page 41: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

21

Gambar 2. Pintu kamar mandi pada ruang rawat inap harus

terbuka ke luar

[Sumber: Kementrian Kesehatan RI, 2012]

i. Toilet

1) Toilet umum

(1) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak

yang cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna.

(2) Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan

ketinggian pengguna (36-38 cm).

(3) Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai tidak

boleh menggenangkan air buangan.

(4) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.

(5) Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga

bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.

Page 42: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

22

2) Toilet untuk aksesibilitas

(1) Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus

dilengkapi dengan tampilan rambu/simbol “penyandang

cacat” pada bagian luarnya.

(2) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak

yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.

(3) Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan

ketinggian pengguna kursi roda sekitar (45-50).

(4) Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan

pegangan rambat (handrail) yang memiliki posisi dan

ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan

penyandang cacat yang lain.

(5) Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan

perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan

pengering tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah

digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan-

keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda.

(6) Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai tidak

boleh menggenangkan air buangan.

(7) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk memudahkan

pengguna kursi roda.

(8) Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian

sehinggabisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.

Page 43: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

23

(9) Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada

daerah pintu masuk, dianjurkan untuk menyediakan tombol

bunyi darurat (emergency sound button) bila sewaktu-waktu

terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

Gambar 3. Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel

[Sumber: Kementrian Kesehatan RI, 2012]

2. Persyaratan Teknis Prasarana Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 24

Tahun 2016 tentang persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah

sakit, bangunan Rumah Sakit harus menyediakan prasarana, meliputi:

a. Instalasi Air

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan Instalasi air meliputi:

1) Instalasi air minum/bersih

Persyaratan instalasi air minum/bersih meliputi:

Page 44: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

24

(1) Perencanaan sistem distribusi air minum/bersih dalam

Bangunan Rumah Sakit harus memenuhi debit air dan

tekanan minimal yang disyratkan;

(2) Pemampungan air minum/bersih dalam Bangunan Rumah

Sakit diupayakan sedemikian rupa agar menjamin kualitas

air.

2) Instalasi air kotor/limbah

Persyaratan air kotor/limbah meliputi:

(1) Harus direncanakan dan dipasang dengan

mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya;

(2) Pertimbangan jenis air kotor/limbah diwujudkan dalam

bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan

penggunaan peralatan yang dibutuhkan;

(3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor/limbah diwujudkan

dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya;

(4) Air kotor/limbah yang mengandung bahan beracun dan

berbahaya tidak boleh digabung dengan air kotor/limbah

domestik;

(5) Air kotor/limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya

(B3) harus diproses sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan; dan

Page 45: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

25

(6) Air kotor/limbah domestik sebelum dibuang ke saluran

terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar

teknis yang berlaku.

3) Instalasi air hujan

Persyaratan instalasi air hujan terdiri atas:

(1) Sistem instalasi air hujan harus direncanakan dan dipasang

dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air

tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota;

(2) Bangunan rumah sakit dan pekarangannya harus dilengkapi

dengan sistem instalasi air hujan;

(3) Untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke dalam

tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan

sebelum di alirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(4) Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab

lain yang dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus

dilakukan dengan cara lain yang ditetapkan oleh instansi

yang berwenang;

(5) Sistem instalasi air hujan harus dipelihara untuk mencegah

terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran; dan

(6) Pemanfaatan kembali air hujan dapat dilakukan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 46: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

26

b. Instalasi Mekanikal dan Elektrikal

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan instalasi mekanikal dan

elektrikal yaitu:

1) Instalasi transportasi vertikal

(1) Instalasi transportasi vertikal terdiri atas lift, eskalator,

dan/atau lift pelayanan (dumbwaiter).

(2) Lift terdiri atas pasien, lift pengunjung, dan lift servis.

(3) Jumlah, kapasitas, ukuran, dan konstruksi lift harus

berdasarkan fungsi dan luas bangunan rumah sakit, jumlah

pengguna ruang, dan keselamatan pengguna bangunan

rumah sakit.

(4) Luas lift paling kecil berukuran 1,50 x 2,30 meter dengan

lebar pintu tidak kurang dari 1,20 meter untuk

memungkinkan lewatnya tempat tidur dan brankar/tempat

tidu pasien bersama-sama dengan pengantarnya.

(5) Dalam hal lift pengunjung digunakan sebagai lift pasien,

ukuran lift pengunjung harus sama dengan lift pasien.

(6) Setiap bangunan rumah sakit tidak memiliki lift harus

menyediakan lift khusus kebakaran yang dimulai dari lantai

dasar bangunan (ground floor).

(7) Dalam hal rumah sakit tidak memiliki lift khusus

kebakaran, lift pasien, lift pengunjung, atau lift servis dapat

Page 47: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

27

diatur pengoprasiannya sehingga dalam keadaan darurat

dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran.

2) Instalasi sistem pencahayaan

(1) Instalasi sistem pencahayaan terdiri atas sistem

pencahayaan alami, pencahayaan buatan, dan pencahayaan

darurat.

(2) Sistem pencahayaan alami dan buatan diterapkan pada

ruangan baik di dalam bangunan maupun di luar bangunan

rumah sakit.

(3) Sistem pencahayaan alami harus optimal disesuaikan

dengan fungsi bangunan rumah sakit dan fungsi masing-

masing ruang di dalam bangunan rumah sakit.

(4) Sistem pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan

tingkat iluminasi yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang

bangunan rumah sakit dengan mempertimbangkan efisiensi,

penghematan energi yang digunakan, dan penempatannya

tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.

(5) Sistem pencahayaan buatan harus dilengkapi dengan

pengadilan manual dan/atau otomatis, dan ditetapkan pada

tempat yang mudah dicapai/dibaca oleh pengguna ruang.

(6) Sistem pencahayaan darurat harus dipasang pada bangunan

rumah sakit dengan fungsi tertentu dan dapat bekerja secara

Page 48: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

28

otomatis, serta mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup

untuk evakuasi yang aman.

3) Instalasi sistem kalistrikan

Instalasi sistem kelistrikan harus memenuhi persyaratan yang

meliputi:

(1) Sumber daya listrik;

(2) Panel hubung bagi;

(3) Jaringan distribusi listrik;

(4) Perlengkapan serta instalasi listrik untuk memenuhi

kebutuhan bangunan rumah sakit yang terjamin terhadap

aspek keselamatan manusia.;

(5) Keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya;

(6) Keamanan rumah sakit serta isinya; dan

(7) Perlindungan lingkungan dari bahaya listrik.

4) Instalasi proteksi petir

Instalasi proteksi petir bertujuan untuk mengurangi

secara nyata risiko kerusakan yang disebabkan oleh petir

terhadap bangunan rumah sakit, termasuk manusia, peralatan,

dan perlengkapan bangunan dalam bangunan rumah sakit.

c. Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan instalasi gas medik dan

vakum medik yaitu:

Page 49: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

29

1) Sumber gas medik dan vakum medik

Sumber gas medik dan vakum medik meliputi:

(1) Silinder medik;

Silinder medik meliputi silinder gas, silinder gas cair (PGS),

dan container cair (cryogenik).

(2) Oksigen konsentrator

(3) Kompresor udara

(4) Pompa vakum; dan

(5) Pompa buangan gas anastesi.

2) Jaringan pemipaan sistem gas medik dan vakum medik

Jaringan pemipaan sistem gas medik dan vakum medik meliputi:

(1) Katup;

(2) Rakitan buatan pabrik;

(3) Rel gas medik (rgm) yang terpasang pada permukaan;

(4) Indikator tekanan dan vakum;

(5) Sistem peringatan;

(6) Distribusi; dan

(7) Penamaan dan identifikasi.

3) Terminal sistem gas medik dan vakum medik

Terminal sistem gas medik dan vakum medik meliputi:

(1) Stasiun outlet dan intlet, dan

(2) Regulator tabung, yang dipergunakan langsung ke pasien

melalui tabung gas medik.

Page 50: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

30

4) Silinder medik

Silinder medik meliputi:

(1) silinder gas,

(2) silinder gas cair (PGS), dan

(3) container cair (cryogenik).

d. Instalasi Uap

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan instalasi uap meliputi

sumber uap, distribusi uap, dan terminal uap. Sumber uap diperoleh

dari boiler (katel uap). Uap yang dialirkan untuk dipergunakan pada

peralatan dapur atau keperluan laundry atau jenis lainnya harus

mengikuti peraturan dan sumber teknik yang berlaku. Penempatan

sumber uap harus mudah diamati, dipelihara, dan tidak

membahayakan, mengganggu dan merugikan lingkungan, bagian

bangunan rumah sakit dan instalasi lain, serta diperhitungkan

berdasarkan peraturan dan standar teknik yang berlaku. Instalasi uap

dan kelengkapannya harus diuji sebelum digunakan dan diperiksa

secara berkala oleh instansi yang berwenang. Sistem distribusi uap

wajib dipelihara untuk mencegah kebocoran. Sistem distribusi uap

ini harus direncanakan dan diatur sehingga dengan tekanan uap yang

minimal, peralatan yang menggunakan uap dapat bekerja dengan

baik.

Page 51: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

31

e. Instalasi Pengelolaan Limbah

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan instalasi pengelolahan

limbah yaitu:

1) Instalasi pengelolaan limbah meliputi:

(1) Instalasi pengelolaan limbah padat;

(2) Instalasi pengelolaan limbah cair;

(3) Instalasi pengelolaan limbah gas;

(4) Instalasi pengelolaan limbah radioaktif; dan

(5) Instalasi pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya.

2) Instalasi pengelolahan limbah padat, limbah cair, limbah gas,

limbah radioaktif, dan limbah bahan beracun dan berbahaya

meliputi:

(1) Sumber/pewadahan/alat sanitasi;

(2) Jaringan; dan

(3) Pengelolahan akhir.

3) Akses menuju instalasi pengelolahan limbah melalui akses/pintu

layanan servis.

f. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran terdiri atas:

Page 52: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

32

1) Sistem proteksi pasif

Penerapan sistem proteksi pasif didasarkan pada

fungsi/klasifikasi risiko kebakaran, geometri ruang, bahan

bangunan terpasang, dan/atau jumlah dan kondisi penghuni

dalam bangunan rumah sakit. Sistem proteksi pasif harus

memenuhi persyaratan kinerja, tingkat ketahanan api dan

stabilitas, tipe konstruksi tahan api, kompartemenisasi

kebakaran, perlindungan pada bukaan.

2) Sitem proteksi aktif

Penerapan sistem proteksi aktif didasarkan pada fungsi,

klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, dan/atau jumlah

dan kondisi penghuni dalam bangunan rumah sakit. Sistem

proteksi aktif meliputi sistem pemadam kebakaran, sistem

deteksi alarm kebakaran, dan sistem pengendalian asap

kebakaran.

g. Petunjuk, Persyaratan Teknis dan Sarana Evakuasi saat Terjadi

Keadaan Darurat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan Teknis dan Sarana Evakuasi

saat Terjadi Keadaan Darurat yaitu:

a. Setiap bangunan rumah sakit harus menyediakan sarana

evakuasi yang meliputi sistem peringatan bahaya bagi

pengguna, pintu keluar, dan jalur evakuasi, yang dapat

Page 53: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

33

menjamin pengguna bangunna rumah sakit untuk melakukan

evakuasi dari dalam bangunan rumah sakit secara aman apabila

terjadi bencana atau keadaan darurat.

b. Sarana evakuasi yang merupakan sarana keselamatan jiwa pada

bangunan rumah sakit harus dapat digunakan oleh semua orang

termasuk penyandang cacat dan lajut usia.

h. Instalasi Tata Udara

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan teknis Instalasi tata udara

pada bangunan rumah sakit meliputi:

1) Instalasi ventilasi

Instalasi ventilasi terdiri atas ventilasi alami dan ventilasi

buatan/mekanik yang memenuhi syarat sesuai dengan fungsinya.

2) Instalasi sistem pengkondisian udara

Instalasi tata udara pada bangunan rumah sakit harus

dirancang tidak menyebabkan terjadinya penularan penyakit.

Pemasangan instalasi tata udara di rumah sakit harus

mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi dan

ramah lingkungan.

i. Sistem Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi di rumah sakit sebagai penyediaan sistem

komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan maupun untuk

hubungan ke luar pada saat terjadi kebakaran dan/atau kondisi

Page 54: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

34

darurat lainnya. Sistem komunikasi tersebut antara lain sistem

telepon, sistem tata suara, sistem panggil perawat, dan sistem voice

evacuation. Sistem komunikasi ini harus didesain dengan sistem

keamanan yang optimal untuk menjamin aplikasi hanya dapat

diakses oleh petugas yang berwenang.

j. Ambulans

Ambulans meliputi ambulans air, darat, dan udara. Ambulans

darat meliputi ambulans transport, ambulans gawat darurat, dan

kereta jenazah.

D. Tinjauan Terhadap Tema Healing Architecture

1. Pengertian Healing Architecture

Healing architecture adalah konsep desain bangunan yang

dimana arsitektur ikut serta berperan dalam proses penyembuhan pasien.

Healing architecture merupakan turunan dari Green Building. Menurut

Hadjar Seti Adji pada (Persatuan Insinyur Indonesia, 2016) green

building adalah bangunan baru yang direncanakan dan dilaksanakan atau

bangunan sudah terbangun yang dioperasikan dengan memperhatikan

faktor-faktor lingkungan. Kedua tema tersebut mempunyai kaitan yang

erat, yakni tidak lepas dari seputar lingkungan dan kesehatan, sehingga

sangat cocok diaplikasikan pada bangunan rumah sakit.

Masalah penyembuhan seseorang merupakan kompleksitas yang

terjalin antara kondisi fisiologis dengan kondisi psikologis (inner mind)

dari pasien (Kaplan, 1993). Keduanya mempunyai kontribusi dalam

Page 55: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

35

proses penyembuhan seseorang. Untuk mendukung kondisi psikologis

pasien perlu diciptakan lingkungan yang nyaman, yang artinya secara

psikologis lingkungan memberikan dukungan positif bagi proses

penyembuhan.

Faktor psikologis dapat membantu pemulihan kesehatan penderita

yang sedang dalam masa perawatan di rumah sakit. Faktor tersebut dapat

dibentuk melalui suasana ruang pada fisik bangunan rumah sakit yang

bersangkutan. Kehadiran sebuah suasana tertentu diharapkan dapat

mereduksi faktor stress atau tekanan mental yang dialami oleh penderita

yang sedang menjalani proses pemulihan kesehatan. Suasana tertentu

dalam lingkungan fisik rumah sakit dapat menambah faktor stress

penderita, sehingga dapat menghambat atau menggagalkan proses

pemulihan kesehatannya (Kaplan dkk,1993).

2. Elemen Dalam Penerapan Konsep Healing Architecture

Prof. Bryan Lawson yang membagi menjadi 5 elemen dalam

penerapan konsep healing architecture, yaitu :

1) Keterbacaan spasial (Spatial Legibility)

Menyangkut pada sirkulasi dan pencapaian yang mudah di

mengerti serta peletakan zoning. Pencapaian yang mudah di mengerti

dapat mengurangi tingkat depresi seorang pasien rehabilitasi medic.

2) Privasi, dan martabat (Privacy, and Dignity)

Terdapat ruang-ruang yang memungkinkan pasien dapat berbagi

dan bersosialisasi, serta di sediakan juga ruang-ruang yang lebih privat

Page 56: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

36

baik secara personal maupun kelompok kecil, untuk memberikan

kesempatan pasien mendapatkan privasinya.

3) Arah pandang dan alam (View and Nature)

Hubungan antara ruang dalam dan ruang luar. View alam dan

kontak fisik dengan alam dapat mengurangi tingkat depresi pasien serta

dapat mempercepat kesembuhan bagi pasien itu sendiri

4) Lingkungan (Environment)

Menyangkut dengan kenyamanan fisik seperti suhu, pencahayaan

alami, penghawaan alami, dan kebisingan

5) Penampilan (Appearance)

Karakter ruang yang membuat seorang pasien melakukan

pendekatan dengan alam.

Komponen fasilitas pereawatan dari metode healing architecture

dapat digambarkan sebagai pengaturan psikologi dengan perangkat

arsitektur yang akan mendorong pasien beserta keluarganya, terlepas dari

stress yang merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit.

Konsep ini menyiratkan bahwa metode healing architecture akan

membuat perbedaan yang cukup besar di mana pasien semangat dalam

proses penyembuhannya serta beradaptasi dengan keadaannya pada saat

itu. Penerapan konsep desain healing architecture pada bangunan rumah

sakit sangat ditekankan pada segi perawatan serta terapi psikologi yang

disublimasikan dalam perangkat desain arsitektural.

Page 57: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

37

Adapun penyajian konsep penerapan desain adalah sebagai

berikut:

a) Mereduksi gangguan pada lingkungan seperti kebisingan, kurangnya

privasi dalam ruang perawatan, udara yang kurang segar, serta

pencahayaan yang lebih.

b) Menghubungkan pasien kepada alam sekitar dengan menerapkan

view outdoor yang menyajikan pemandangan alam yang natural

seperti pemandangan landscaping yang berkesan alami serta

penembahan komponen air sehingga suara dari gemercik air akan

memperkuat kesan alami.

c) Merencanakan bagaimana perasaan pasien dapat terkontrol dengan

hiruk pikuk aktifitas dalam bangunan rumah sakit yang aktif namun

privasi pasien dan keluarga tetap terjaga.

d) Dorongan kesempatan untuk mendapat dukungan social, seperti

menyediakan tempat duduk yang cucup pada kamar pasien sehingga

sangat mencukupi kebutuhan tempat duduk keluarga atau kerabat

yang datang menjenguk. Hal ini akan memberikan kesan pada pasien

seakan-akan berada dalam rumah dan sedang menjamu tamunya.

e) Tersedianya gangguan positif seperti seni interaktif, perapian,

akuarium, perapian, koneksi internet, musik atau video yang

menyenangkan, atau instalasi ringan yang sesuai dengan pengaturan

kesehatan.

Page 58: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

38

f) Dapat memunculkan perasaan damai, harapan, refleksi dan

hubungan spiritual.

3. Prinsip-prinsip Healing Architecture

Berikut adalah prinsip-prinsip penerapan healing environmant

(healing architecture) dalam perancangan desain (Subekti, 2007 dan

Febriani Kurniawati, 2007):

a. Desain yang digunakan harus dapat mendukung aktivitas pemulihan

yang dijalani pasien secara fisik dan psikis.

b. Memiliki akses ke alam.

c. Terdapat aktivitas outdor yang dapat berhubungan langsung dengan

alam.

d. Desain yang digunakan harus memprioritaskan penciptaan kualitas

ruangan sehingga dapat memberikan suasana yang terasa nyaman,

aman serta tidak menimbulkan stress.

Page 59: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

39

4. Penerapan Healing Architecture pada Bangunan

Tabel 6. Garis Besar Penerapan Healing Architecture pada Perencanaan Bangunan Rumah Sakit Jantung Elemen Penerapan Penglihatan Warna

Pencahayaan Bentuk Lansekap

Pendengaran Pengaturan Kebisingan Peraba Penghawaan Psikologis Privasi Keterbacaan Spasial Sirkulasi

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel di atas menjelaskan bahwa garis besar penerapan konsep

Healing Architecture yang di angkat pada perencanaan rumah sakit

jantung ini mencakup 5 elemen yaitu penglihatan, pendengaran, peraba,

psikologis, dan keterbacaan spasial.

E. Konsep Perancangan dalam Islam

Dalam perancangan Arsitektur Islam ada beberapa aspek yang

dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan perancangan yaitu

aspek fisik dan aspek metafisik, kedua aspek ini dapat dijadikan sebagai dasar

pendekatan dalam perancangan dengan menggunakan konsep pmikiran islam

bersumber dari Al-Qur’an, As-Sunnah, keluarga nabi, para sahabat, serta

ulama dan cendekiawan muslim.

Jurnal of Islamic Architecture 2010, menjelaskan tentang prinsip-

prinsip arsitektur dapat kita temukan kesesuaiannya dengan nilai-nilai islam,

sebagai berikut:

Page 60: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

40

1. Fungsi

Karya arsitektur harus fungsional, yaitu harus bisa dimanfaatkan

secara maksimal, menghindari “kemubadziran”. Kemubadziran atau

tindakan berlebih-lebihan merupakan salah satu tindakan yang dibenci

Allah dan Rasulullah, juga mengakibatkan banyak kerusakan di muka

bumi. Hal ini dinyatakan di dalam Al-Qur’an surat al-A’raaf ayat 31:

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berleih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

2. Bentuk

Bangunan dapat memiliki tampilan bentuk yang bagus namun

tetap fungsional dan tidak berlebih-lebihan, seperti yang dicontohkan

oleh setiap ciptaan Allah di muka bumi yang mengandung keindahan

sekaligus kemanfaatan, seperti dinyatakan di dalam Surat Shaad Ayat 27:

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa apa yang ada

antara keduanya tanpa hikmah...”.

3. Teknik

Bangunan harus mempunyai struktur dan konstruksi yang kokoh

dan kuat sehingga tidak membahayakan manusia yang menggunakannya.

Allah telah menjadikan benda-benda ciptaan-Nya sebagai pondasi yang

dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam mendirikan bangunan yang

kokoh, misalnya bahan baja yang terdapat di dalam Al-Qur’an Surat Al-

Hadiid Ayat 25:

Page 61: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

41

“Kami turunkan besi yang di dalamnya mempunyai tenaga yang sangat

dahsyat dan berbagai manfaat bagi manusia”.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, yang berarti juga

kemajuan teknik dalam bangunan dan struktur, arsitek harus mampu

menggunakan material-material ramah lingkungan dan Namun, seiring

dengan kemajuan teknologi, yang berarti juga kemajuan teknik dalam

bangunan dan struktur, arsitek harus mampu menggunakan material-

material ramah lingkungan dan yang mempunyai recycling life yang

cepat dan dapat diperbarui, memanfaatkan bahan-bahan daur ulang, serta

mampu mengkombinasikan penggunaan baja dengan baha-bahan

tersebut, sehingga meminimalisasi material yang terbuang saat proses

pembangunan.

4. Keselamatan

Karya arsitektur harus mampu menjamin keselamatan

penghuninya seandainya terjadi bencana/musibah apapun sebagaisalah

satu wujud ikhtiar, seperti pesan Nabi dalam Hadist Riwayat Abu

Dawud, “Mintalah selalu kepada Allah swt”.

5. Kenyamanan Konteks

Karya arsitektur harus mampu menyatu dengan lingkungan

dimana asritektur itu didirikan, artinya tidak merusak lingkungan alam

maupun lingkungan buatan. Hal ini dinyatakan di dalam Al-Qur’an Surat

al-Qashash Ayat 77:

Page 62: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

42

“.... dan jangan lah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan”.

6. Efisien

Karya arsitektur harus efisien, misalnya dengan prinsip “luxurious

in simplicity”, artinya mewah dalam desain tapi murah dalam

pendanaannya, sehingga menghindari kemubadziran. “Sesungguhnya

pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu

adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Dari paparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa beberapa

prinsip arsitektur di atas memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan

nilai-nilai Islam yang terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Hadist. Dengan

nilai-nilai islam tersebut menjadi bingkai dalam merancang karya

arsitektur yang bermanfaat, tepat guna, indah, dan tidak menimbulkan

kerusakan terhadap lingkungan.

Kesehatan berkaitan erat dengan lingkungan yang bersih,

bangunan yang bersih dan nyaman akan mendatangkan efek positif

terhadap kesehatan. Adapun Hadist yang berkaitan dengan bangunan

yang berkonsep Healing Architecture:

“ bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah

ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk

surga kecuali setiap yang bersih.” (HR. Ath-Thabrani).

Page 63: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

43

“Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci) dan

mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan

mencintai kebagusan, bersihkanlah rumahmu...” (H.R. Tirmidzi dari

Saad).

F. Studi Literatur Objek

1. Sanford Heart Hospital Sioux Falls

Gambar 4. Sanford Heart Hospital Sioux Falls

[Sumber: Google, diakses 8 Maret 2020]

Sanford Heart merupakan Rumah Sakit Jantung Sanford yang

terletak di Sioux Falls, South Dakota untuk perawatan jantung yang

terintegrasi. Rumah sakit inidirancang oleh Ellerbe Becket dan dibangun

oleh Henry Carlson Company. Rumah sakit ini berada di dalam

kompleks Sanford USD Medical Center, dengan total luas 205.000 kaki

persegi. Bangunan ini memiliki konsep yang memperkenalkan perawatan

jantung pribadi yang sangat maju dan terpercaya.

Rumah sakit ini dilayani oleh 750 dokter, perawat dan ahli

spesialis yang didukung dengan teknologi moder dalam dunia kesehatan.

Rumah sakit ini dibangun dengan proses partisipatif di mana arsitek dan

pembangun menerima umpan balik dari dokter, perawat, peneliti, staf,

pasien, jantung dan mantan pasien. Sehingga sebuah bangunan yang

Page 64: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

44

memiliki fitur khusus Perguruan Tinggi Sanford dengan konsep Gothik

yang ramah lingkungan.

Desain arsitektur ini diperluas pada berbagai ruang utama yang

menggunakan material yang tahan lama sekaligus alami, seperti kayu dan

batu yang merefleksikan ketahan lama dan panjang umur. “Seorang

concierge (penyambut) akan menyambut pasien dan keluarga pasien saat

datang dan membantu berorientasi dalam perjalanan penyembuhan

pasien. Perabotan yang nyaman dan seni juga memberikan kesan rumah

sakit yang stress - free (tidak menimbulkan stress) dan familiar.

Filosofi pelayanan di rumah sakit jantung sanford ialah

memberikan lingkungan yang mendukung penyembuhan dengan

mengurangi stress dan kecemasan. Lingkungan penyembuhan ini

didesain dengan pencahayaan khusus, tersembunyi, musik, tempat pijat,

aromaterapi, dan karya seni yang khusus dibuat. Untuk itu, Sanford

Heart Hospital Sioux Falls bermitra dengan seniman lokal untuk

menghasilkan 130 karya seni yang dipasang dalam bangunan tersebut.

Setiap lantai rumah sakit tersebut menampilkan karya seni dengan tema

yang unik dan menyoroti kondisi daerah tersebut.

Sanford Heart Hospital Sioux Falls memiliki enam lantai yang

dilengkapi dengan teknologi sate-of the-art. Penyembuhan lingkungan

yang terdesain khusus yang membantu mendorong waktu pemulihan

lebih cepat.

Page 65: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

45

Sanford Heart Hospital Sioux Falls mengkonsolidasikan semua

layanan untuk pasien jantung menjadi satu bangunan untuk menyediakan

akses yang mudah. “kata Kardilog Tom Stys MD.” Kami lebih memilih

untuk melayani pasien kami di atas dekat kampung halaman mereka,

tetapi jika mereka harus datang ke Sioux Falls, kami ingin membuatnya

senyaman mungkin. Kami melakukannya dengan menawarkan teknologi

state-of-the-art tetapi juga menampilkan suasana rumah yang nyaman.”

Sebagai contoh, seorang pasien jantung membutuhkan perawatan

ortopedi dapat menerima terapi di Sanford Hear Hospital tan pa harus

berpindah ke fasilitas lain. Ini pelayanan yang akan membuat perbedaan

dan meningkatkan hasil kesehatan jangka panjang pasien.

Sanford Heart Hospital Sioux Falls memiliki fasilitas terpusat,

yang dilayani tim profesional yang terampil, dengan model perawatan

terpadu yang berfokus pada penyembuhan seluruh tubuh, bukan hanya

pada jantung. Profesional Sanford memiliki keterampilan pengobatan

pasien episodic dan menjadi mitra pengobatan dan penjagaan kesehatan

bagi pasien.

Meningkatkan umur panjang dan kesejahteraan melalui makan

sehat dan kebiasaan berolahraga. Sanford Heart Hospital Sioux Falls

memiliki perawatan kardiovaskular inovatif termasuk kamar operasi,

laboratorium katerisasi yang terbaru untuk pelaksanaan operasi jantung,

prosedur dan terapi. Fasilitas-fasilitas ini mencakup:

Page 66: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

46

a. Simens Artis Zeego Imaging System dengan yang memiliki lengan

robot canggih untuk pembedahan yang sulit.

b. Hybrid Operating Room (Hybrid OR) atau Kamar Operasi Hibrid

yang memiliki sistem yang canggih sehingga dokter dapat mengganti

katup jantung pasien dengan aman dan mudah tanpa operasi

pembukaan dada. Hybrid OR juga ideal untuk pasien yang

membutuhkan operasi tradisional.

c. Cardiovascular Operating Room (CV OR) atau Kamar Operasi

Karsdiovaskular dilengkapi dengan teknologi canggih yang

mengubah cara perawatan pasien jantung.

d. The Boom-mounted Equipment (peralatan yang terpasang pada

langit-langit) menjaga lantai tidak menjadi kacau dan

memungkinkan tim sebanyak delapan sampai sepuluh tenaga

profesional untuk brgerak dengan aman dan efisien.

e. Post-Anesthesia Care Unit (PACU) disediakan kamar konsultasi

pribadi untuk ahli bedah berkomunikasi dengan keluarga pasien

sebelum dan setelah operasi.

f. The Clinical Suite Guest Area (Ruang Tamu untuk Kamar Operasi)

disediakan agar penunggu pasien dapat duduk bersantai, menikmati

kopi, dan menikmati suasana ruang yang nyaman.

g. Ukuran kamar pasien yang besar juga disediakan untuk pasien dan

keluarganya.

Page 67: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

47

h. Acuity Adaptable Care Private Pattient Rooms (Ruanng Perawatan

Pasien yang Adaptif) didesain dengan lingkungan yang tenang,

memudahkan pemantauan bagi staf perawat dan suasana layaknya

rumah bagi pasien dan keluarga.

Sanford Heart Hospital Sioux Falls direncanakan sebagai fasilitas

yang paling maju di daerahnya karena itu diadakan prasarana tambahan

dan layanan yang termasuk:

a. Inpatient and outpatient surgery (Fasilitas operasi rawat inap dan

operasi rawat jalan);

b. Catheterization labs (Labroratorium kateterisasi);

c. Prep and recovery space for procedures (Ruang persiapan dan

pemulihan untuk prosedur kesehatan);

d. Diagnostic testing (Tes diagnostik);

e. Echocardiography;

f. Stress testing;

g. Nuclear medicine wiht gamma cameras (Kedokterannuklir dengan

kamera gamma);

h. Physician offices for Sanford Cardiovascular Institute and Sanford

Cardiac, Thoracic & Vascular Surgery (Kantor dokter untuk Institut

Sanford Kardiovaskular dan Operasi Jantung, Toraks & Vaskuler di

Sanford).

Penjelasan lebih detail tentang Kamar Pasien di Rumah Sakit

Jantung Sanford yaitu memiliki tampilan digital untuk menyampaikan

Page 68: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

48

pesan dan memberikan informasi yang penting untuk menghasilkan

pelayanan yang bersih dan terkonsolidasi.

Peralatan keselamatan yang state-of-the-art disediakan untuk

membantu staf dan menyediakan cara yang aman bagi pasien untuk

bergerak di dalam kamar mereka. Lift plafon menyediakan cara yang

aman bagi pasien untuk bergerak dari tempat tidur mereka ke kamar

mandi tanpa melelahkan staf. Kamar mandi memiliki pintu selebar 42

inch, grab bar (raling genggam), showers untuk kursi roda, dan

pencahayaan yang diaktifkan gerakan yang semuanya memberikan rasa

aman kepada pasien serta menjamin keselamatan dan keamanan.

Laci pengiriman khusus disediakan di dinding luar pasien kamar

untuk memungkinkan karyawan apotek untuk memberikan obat dan

bahan lainnya tanpa harus mengganggu pasien waktu istrahat. Kotak air

Dialisis juga direncanakan dengan koneksi yang mudah ke sumber air

bagi pasien yang membutuhkan dialisis selama mereka tinggal.

Beberapa gambar ilustrasi suasana Sanford Heart Hospital Sioux

Falls ditampilkan dalam gambar-gambar sebagai berikut:

Page 69: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

49

Gambar 5: Suasana pekarangan Sanford Heart Hospital Sioux Falls [Sumber: http://www.american-artstone.com, diakses 8 Maret 2020]

Gambar 6: Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls [Sumber: https://www.prweb.com, diakses 8 Maret 2020]

Gambar 7. Suasana Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls [Sumber: https://olandconsulting.com, diakses 8 Maret 2020]

Page 70: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

50

Gambar 8. Suasana Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls [Sumber: https://www.beckershospitalreview.com, diakses 8 Maret 2020]

Gambar 9: Lobby Sanford Heart Hospital Sioux Falls

[Sumber: https://www.prweb.com, diakses 8 Maret 2020]

Gambar 10. Acuity adaptable care private patient rooms [Sumber: [https://www.prweb.com, diakses 8 Maret 2020]

Page 71: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

51

Gambar di atas menunjukkan beberapa foto beberapa ruang

pada rumah sakit Sanford Heart Hospital Sioux Fallsyang bernuansa

klasik.

2. Pusat Jantung Terpadu/Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo

Gambar 11. Pusat Jantung Terpadu/Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

[Sumber: https://www.rsupwahidin.com, diakses 9 Maret 2020]

Instalasi Pusat Jantung Terpadu/Cardiac Center adalah unit

pelaksana teknis playanan jantung yang berada di bawah naungan RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo yang berdiri sejak tanggal 18 Juli 2016. Latar

belakang berdirinya instalasi ini dikarenakan semakin meningkat dan

kompleksnya penyakit jantung khususnya di bangsal perawatan dan yang

datang ke unit gawat darurat RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan lebih

luas lagi mengantisipasi lonjakan penyakit jantung dan pembuluh darah

khususnya kawasan timur Indonesia.

Pusat Jantung Terpadu RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

memiliki staf khusus yang ditunjukkan untuk pelayanan pasien dengan

Page 72: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

52

gangguan jantung dan pembuluh darah. Terdapat 7 lantai yang terdiri dari

Lantai 1 pelayanan gawat darurat dan rawat jalan, Lantai 2 pelayanan

cath lab untuk tindakan intervensi yang menderita penyakit jantung yang

mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa dan kelainan jantung

bawaan. Intensive care cardiac dan kamar operasi, lantai 3 pelayanan

rawat inap intensive CVCU dan HCU tindakan diagnosis invasif.

Instalasi Pusat Jantung Terpadu/Cardiac Center menyediakan

kemampuan, sarana dan prasarana serta peralatan khusus untuk

menunjang fungsi dan fungsi vital dengan menggunakan keterampilan

staf medis, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan

keadaan tersebut.

Fasilitas-fasilitas yang ada di Pusat Jantung Terpadu di Makassar

ini mencakup:

1. UGD

Unit gawat darurat merupakan unit pelayanan emergency

khusus pasien jantung yang terletak di lantai 1 terdiri dari 24 tempat

tidur yang terbagi menjadi:

a. Zona Biru: Ruangan pasien yang memerlukan resusitasi

b. Zona Merah: Ruangan emergency untuk pelayanan kasus-kasus

STEMI, non STEMI dan arimia (gangguan irama jantung).

c. Zona Kuning: Ruangan urgency untuk pelayanan yang bersifat

urgen contoh pada kasus-kasus hipertensi urgency, CHF NYHA

III dan NYHA IV.

Page 73: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

53

d. Zona Hijau: Ruangan less urgen untuk pelayanan pasien jantung

yang relatif stabil contoh pada kasus Angina pectoris.

e. Zona Putih: Ruangan non urgent, pasien yang hanya

membutuhkan pelayanan poliklinik.

Terdapat pula ruangan khusus pasien jantung yang

berhubungan dengan penyakit infeksi pernapasan (ruang isolasi 2

bed). Unit gawat darurat juga mempunyai layanan unggulan yang

lain yaitu:

a. SISRUTE (Sistem Rujukan Terintegrasi).

b. Door to Needle (Pemberian Therapy Fibrinolitik).

c. Penanganan energency untuk pasien aritmia.

d. Penanganan pasien henti jantung henti nafas.

2. Cath Lab

Ruang Cath Lab mempunyai 2 ruangan untuk melakukan

tindakan diagnostik dan intervensi yang terletak di lantai 2

berdampingan dengan ruang ICU dan kamar operasi. Terdapat pula

ruangan pra tindakan yang terdiri dari 5 tempat tidur dan post

tindakan (Recovery Room) yang terdiri dari 6 tempat tidur. Ruangan

ini melakukan tindakan-tindkan berupa:

a. Angiography Coroner

b. Arteriografi

c. Penyadapan jantung anak dan dewasa

d. Percutaneous Coronary Intervention (PCI)

Page 74: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

54

e. Ep-Study (Electropsiologi Study)

f. Ablasi

g. Percutaneous Artery Angioplasty (PTA)

3. Kamar Operasi

Kamar operasi merupakan kamar yang khusus untuk operasi

jantung, pembuluh darah dan thoraks. Ruangan ini terdiri dari 3

kamar operasi antara lain:

a. Kamar operasi 1 khusus untuk operasi Jantung

b. Kamar operasi 2 dan kamar operasi 3 untuk operasi Vaskuler

dan Thoraks.

4. CVCU

CVCU merupakan ruang rawat inap intensif yang menangani

pasien dengan diagnosa seperti STEMI, NSTEMI, UAP, CHF,

disritmia dan berbagai macam penyakit kegawatan kardiovaskular

lainnya. Untuk menunjang pelayanan di CVCU, tersedia 26 tempat

tidur dengan spesifikasi 2 kamar VVIP, 2 kamar VIP, 1 ruangan

Isolasi dan 21 bed Non VIP.

5. Ruang Rawat Inap

Ruang rawat inap ini terletak di lantai 5 yang mempunyai

ruangan khusus penunjang dan kelas rawat inap, mempunyai 20

kamar yang terdiri dari:

a. Kelas 1, 5 kamar (2 tempat tidur)

b. Kelas 2, 3 kamar (4 tempat tidur)

Page 75: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

55

c. Kelas 3, 2 kamar (6 tempat tidur)

d. VIP 7 kamar

e. SVIP 1 kamar

f. Isolasi 2 kamar

6. Rawat Jalan

Rawat jalan Pusat Jantung Terpadu mempunyai beberapa

layanan pemeriksaan diantaranya pemeriksaan fisik dan tindakan

diagnostik non invasif serta layanan poli gigi, yang terletak di lantai

1. Pasien yang dilayani adalah pasien khusus jantung anak dan

dewasa, selain itu melayani pasien-pasien konsul dari divisi lain

serta konsul kelayakan operasi.

Salah satu unggulan dari rawat jalan ini adalah Registrasi

Online, dimana pasien dapat melakukan pendaftaran melalui aplikasi

tersebut. Rawat jalan ini dilengkapi pula penunjang diagnostik yaitu

Laboratorium, Radiologi, dan Farmasi.

Beberapa gambar ilustrasi suasana Pusat Jantung

Terpadu/Cardiac Center sebagai berikut:

Gambar 12. Operating Room Pusat Jantung Terpadu / Cardiac

Center RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo [Sumber: https://www.rsupwahidin.com , diakses 9 Maret 2020]

Page 76: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

56

Gambar 13. Operating Room Pusat Jantung Terpadu / Cardiac Center RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo

[Sumber: https://www.rsupwahidin.com, diakses 9 Maret 2020]

G. Studi Literatur Penanganan Limbah Padat Rumah Sakit Umum Dr. H.

Mochammad Ansari Saleh Banjarmasin

Gambar 14. Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin [Sumber: banjarmasin.tribunnews.com, diakses 9 Maret 2020]

Rumah Sakit Umum Dr. H. Mochammad Ansari Saleh Banjarmasin

merupakan rumah sakit tipe B Non Pendidikan yang memberikan pelayanan

rawat jalan antara lain meliputi: poliklinik umum, pelayanan spesialis,

laboratorium, radiologi, dan fisioterapi. Kegiatan di rumah sakit tersebut akan

menghasilkan limbah, baik limbah padat, cair, dan gas yang mengandung

Page 77: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

57

kuman patogen, zat-zat kimia serta alat-alat kesehatan yang pada

umumnya bersifat berbahaya dan beracu (Paramita, 2007).

Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat dalam limbah

tersebut (bersifat infeksius, toksik dan radioaktif). Limbah rumah sakit

tersebut apabila terjangkau oleh binatang pengganggu atau serangga seperti

lalat, kecoa, tikus dan lain-lain dapat menularkan penyakit (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan survey yang telah dilakukan melihat adanya limbah padat

yang berserakan pada sekitar lingkungan rumah sakit. Keadaan tersebut

tentunya akan dapat mengganggu kesehatan (Hernowo, 2003).

1. Timbulan Limbah Padat pada Rumah Sakit Umum Dr. H.

Mochammad Ansari Saleh

Timbulan limbah padat medis berdasarkan berat yang dihasilkan

oleh 15 ruangan sebesar 127 kg/ hari. Ruang flamboyant merupakan

penghasil limbah padat medis yang terbesar dan paling sedikit pada

ruang Bayi. Sedangkan untuk limbah padat Non Medis rata-rata

seberat 106,2 kg/hari. Penghasil limbah padat Non Medis yang

terbesar terdapat pada ruangan Gizi dan paling sedikit ruang Diklat.

Timbulan limbah padat medis berdasarkan volume yang

dihasilkan oleh 15 ruangan sebesar 1,92 m3/hari. Ruang flamboyant

merupakan penghasil limbah padat medis dan non medis. Sedangkan

ruang Bayi, Radiologi, Diklat, Loundry merupakan penghasil limbah

padat medis dan non medis. Besarnya timbulan limbah padat dipengaruhi

oleh aktivitas kegiatan medis, banyaknya kunjungan baik jumlah pasien

Page 78: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

58

maupun keluarga pasien. Seperti terlihat pada ruang perawatan umum di

ruang Flamboyan ini banyak dikunjungi oleh keluarga pasien. Apabila

dilihat dari jumlah produksi limbah padat medis terbesar (0,55 m3/hari)

masih dapat ditampungan pada 2 buah bak medis yang ber- kapasitas

0,80 m3/hari, juga untuk Non Medis.

Tabel 7. Timbulan Limbah Berdasarkan Berat (Kg) Selama 7 hari

Adapun daftar Limbah Berdasarkan Berat (Kg) Selama 7 hari di Rumah

Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sebagai berikut:

Unit Pelayanan

Jenis Limbah Padat Jumlah

(Kg )

Rata- rata

perhari (Kg)

Medis (Kg)

Non Medis (Kg)

UGD Umum 21,1 15,5 27,6 3,94 UGD Jiwa 2,8 17,4 20,2 2,89 Poliknilik 7,7 21,9 29,6 4,23 Apotik 0 29,5 29,5 4,21 Radiologi 4,3 1,7 6 0,86 Flamboyan 37,5 129,8 167,3 23,9 Laboratorium 7,4 12 19,4 2,77 Operasi 8,5 10,4 18,9 2,7 ICU 0 7,1 7,1 1,01 Bersalin 18,3 51,1 69,8 9,97 Bayi 1,2 9,9 11,1 1,59 Penyakit Dalam

34,3 108,3 142,6 20,37

Kls 1 & 2 Pria Jiwa

2,2 46,3 48,5 6,93

Kls 3 Pria Jiwa 2,4 18,9 21,3 3,04 Kls 1 & 2 Wanita

4,2 23,2 27,4 3,91

Kls 3 Wanita Jiwa

3,3 29,9 33,2 4,74

Diklat 0 1 1 0,14 Instalasi Gizi 0 146,8 146,8 20,97 Loundry 0 7,5 7,5 1,07 Rehabilitasi 0 5 5 0,71 Fisioterafi 0 1,6 1,6 0,23 Administrasi 0 47,8 47,8 6,83

Jumlah 146,2 743 889,2 127 [Sumber: Yunizar, Fauzan. 2010]

Page 79: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

59

Timbulan limbah padat di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari

Saleh Banjarmasin perharinya adalah sebesar 6,06 m3/hari berarti ada 5

(lima) kali peng- angkutan limbah padat dari seluruh ruangan karena

kapasitas daya angkut gerobak yang ideal hanya 1,20 m3/hari saja.

Produksi limbah padat medis perhari- nya (1,92 m3/hari) berarti idealnya

ada 4 kali pem- bakaran dengan menggunakan Incenerator yang

berkapasitas 0,50 m3 sekali bakar.

Jumlah ini termasuk cukup untuk mendapat- kan perhatian,

karena potensial sekali terjadi penumpukan lebih dari 2 hari baru

dimusnahkan terlebih sifat limbah padat rumah sakit ini tidak sama

dengan limbah padat lain yang berasal dari kegiatan rumah tangga atau

industri. Karena limbah padat rumah sakit memiliki jenis dan

karakteristik yang khas terutama adanya limbah padat infeksius,

dampaknya akan bisa menjadi sumber kontaminasi karena Vektor akan

lebih cepat berkembang biak, Jadi pada tahap Input inilah perlu

dilakukan mimimalisasi limbah padat khususnya medis juga harus

dilakukan upaya pemilahan berdasar kan kategori seperti pengelompokan

limbah medis yang tajam untuk memudahkan tahap selanjutnya.

2. Kondisi Pengelolaan Limbah Padat pada Rumah Sakit Umum Dr.

H. Mochammad Ansari Saleh

a. Pewadahan dan penyimpanan Limbah Padat

Pewadahan limbah padat di rumah sakit ini sebanyak 176

buah dan dapat menampung limbah padat sebanyak 4,405 m3/hr.

Page 80: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

60

Jumlah bak tampungan limbah padat tidak seimbang jumlah ruangan

rumah sakit sehingga perlu adanya penambahan bak limbah padat

lagi terutama adanya pemisahan limbah padat medis berdasarkan

sifat/kategori limbah padat medis agar dalam penanganan

pengangkutan serta pemusnahan akan lebih mudah. Selain itu juga

mencegah terjadinya penyebaran penyakit akibat limbah padat medis

(infeksius dan citotoksis) bagi pengelola dan orang lain.

b. Pengumpulan Limbah Padat

Minimnya jumlah bak limbah padat dan kondisi bak limbah

padat yang sudah tidak layak (tidak memiliki tutup, pecah,

berlobang) merupakan faktor yang potensial menyebabkan

terjadinya penyebaran penyakit terhadap masyarakat rumah sakit.

Oleh karena itu, perlu adanya penambahan bak limbah padat,

penjadwalan kebersihan rumah sakit, penggunaan lambang serta

warna pembeda plastik pembungkus berdasarkan kategori limbah

padat. Hal ini diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi

pengelola, mencegah tertularnya kuman penyakit oleh limbah

padat ketika pengangkutan dan memberikan kemudahan dalam

proses selanjutny, dan tidak mencemari yang lain.

c. Pengangkutan Limbah Padat

Sistem pengangkutan sampah belum sesuai dengan peraturan.

Hal ini ditandai dengan jam pengangkutan sampah yang dilakukan

diatas jam 08.30 wita dan baru selesai jam 11.00. Hal ini sangat

Page 81: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

61

mengganggu karena pada jam tersebut tingkat kesibukan diruangan

meningkat berkaitan dengan Visit dokter dan tindakan

perawatan terhadap pasien, juga banyak pengunjung. Selain itu,

pada saat pengangkutan limbah padat sering berselisihan dengan

pengunjung rumah sakit, kurangnya petugas pengangkutan sampah

dan kondisi alat pengangkut sampah yang tidak layak seperti

gerobak rusak sehingga banyak limbah padat tercecer.

d. Pembuangan Akhir dan Pemusnahan

Gambar 15. Inceneration Process [Sumber: garudanews.id, diakses 10 Maret 2020]

Sistem pembakaran limbah padat dengan incenerator belum

sesuai dengan peraturan. Hal ini dapat dilihat dari suhu pembakaran

<10000C, kon- disi incenerator harus segera dilakukan perbaikan

agar berfungsi sesuai aturan yang dianjurkan. Selain itu, kondisi

cerobong asap kurang dari 10 meter. Hal ini sangat mengganggu

karena letak incenerator yang ada lokasinya sangat dekat dengan

Instalasi Gizi apabila dilakukan pembakaran kadang asap dibawa

angin masuk keruang pengolahan makanan sehingga dapat

membahayakan bagi kesehatan.

Page 82: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

62

BAB III

TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN

A. Penentuan Lokasi dan Tapak

1. Keadaan Letak Geografis

Gambar berikut adalah gambaran peta pembagian wilayah kota Makassar

Gambar 16. Peta Pembagian Wilayah Kecamatan Kota Makassar

[Sumber: Gambaran Umum Kota Makassar diakses 15 Maret 2020]

Kota Makassar adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia

dan sekaligus sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar

merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan

Timur Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia

(KTI), kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat

kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintah, simpul jasa angkutan

Page 83: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

63

barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat

pelayanan pendidikan dan kesehatan.

2. Luas Wilayah

Kota Makassar adalah kota terbesar ke-4 di Indonesia dan

merupakan kota terbesar di kawasan Indonesia bagian Timur dengan luas

175,77 dan memiliki penduduk sebanyak 1.663.479 jiwa. Sebaran

penduduk di kota Makassar yaitu 8.580 jiwa/ .

3. RTRW Kota Makassar

Gambar berikut adalah gambaran peta tata ruang kota Makassar

Gambar 17. Peta Tata Ruang Kota Makassar 2010-2030

[ Sumber: Gambaran Umum Kota Makassar diakses 21 Maret 2020]

Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan. Dari

ke-15 kecamatan tersebut 7 diantaranya berbatasan langsung dengan

pantai, antara lain, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Wajo,

Page 84: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

64

Kecamatan Tallo, Kecamatan Mariso, Kecamatan Biringkanaya,

Kecamatan Tamalate, dan Kecamatan Tamalanrea.

Berdasarkan peraturan daerah RTRW kota Makassar tentang

Kawasan peruntukan pelayanan pusat kesehatan pasal 7 ayat 2,

ditetapkan pada Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Bontoala,

Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Tamalate, Kecamatan Rappocini,

Kecamatan Wajo, Kecamatan Mariso, dan Kecamatan Biringkanaya.

Adapun kriteria pendekatan untuk penentuan lokasi yaitu sebagai berikut:

a. Terletak pada daerah yang tidak terlalu padat (daerah semi rural),

terletak pada daerah hijau atau view pemandangan yang baik, serta

lingkungan yang tenang.

b. Kemudahan aksesibilitas

c. Terdapat fasilitas utilitas yang memadahi seperti air bersih, jaringan

listrik, jaringan komunikasi (telepon).

d. Tersedia sarana dan prasarana.

e. Penggunaan tanah (land use) sesuai dengan Rencana Umum Tata

Ruang Wilayah Kota Makassar.

Page 85: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

65

Adapun lokasi tapak yang dipilih yaitu berada di Kecamatan Tamalate

tepatnya di Jl. Metro Tanjung Bunga. Gambar berikut adalah

gambaran peta lokasi terpilih dan ukuran site.

Gambar 18. Site Terpilih

[Sumber: Google Earth, 2020]

Gambar 19. Kondisi Site

[Sumber: Analisa penulis, 2020]

Page 86: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

66

Gambar 20. Ukuran Site [Sumber: Analisa penulis, 2020]

Lokasi bangunan untuk desain perancangan yang dipilih adalah di

Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar,

Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas site 4,7 Ha.

KDB : 40% x 48.450 m2 = 19.380 m2 (RTH)

: 60% x 48.450 m2 = 29.070 m2 (Terbangun)

KLB : 5

: 5 x 48.450 m2 = 242.250 m2

Jumlah Lantai : 242.250 m2 : 19.380 m2 = 12,5 (Jumlah lantai maksimal)

Adapun batasan-batasan Site :

Batasan Selatan Tapak : Lahan Kosong

Batas Utara Tapak : Lahan Kosong dan Danau

Batas Timur Tapak : Danau Tanjung Bunga

Batas Barat Tapak : Pantai Tanjung Gazali

Page 87: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

67

Gambar 21. Kondisi Batas Site

[Sumber: Google Earth, 2020]

4. Analisis SWOT

Swot adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses

(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman pada tapak yang dipilih. Analisis ini digunakan sebagai acuan

dalam rencana tapak untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan

bangunan yang akan di rancang.

Tabel 8. Analisis SWOT

SWOT POTENSI STRENGTHS Lokasi tapak sangat strategis untuk pembangunan

rumah sakit dengan tema healing architecture. Dekat dengan fasilitas umum Pusat Perbelanjaan. Mempunyai view yang baik karena dekat dengan

laut dan danau. Suasana pantai menunjang untuk kesehatan mental

pasien. Lengkapnya jaringan utilitas seperti, jaringan

listrik, drainase, dan jaringan telepon. WEAKNESSES Kondisi tanah yang cenderung lunak karena berada

disekitar pantai dan danau. Kondisi topografi atau kontur yang relatif

bergelombang.

Page 88: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

68

OPPORTUNITIES Termasuk Kawasan Pelayanan Pusat Kesehatan. Lokasi tapak dipusat pengembangan bisnis

Pariwisata Terpadu. THREAD Lokasi yang sepi menyebabkan rawan terjadinya

tindak kriminalitas. [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

5. Analisis Pengolahan Tapak

Analisis Pengolahan Tapak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

berikut:

a. Lingkungan

Tapak diolah dengan mempertimbangkan keadaan

lingkungan sekitar tapak.

b. Ukuran, luas, garis sempadan

Tapak berada pada jalan Provinsi yang berada di Kota

Makassar, oleh karena itu, dalam penentuan garis sempadan perlu di

pertimbangkan sesuai dengan peraturan yang ada.

c. Topografi

Tapak yang dipilih merupakan lahan kosong. Tapak terletak

di jalan Provinsi, topografi tapak memiliki permukaan yang

cenderung bergelombang dengan kondisi tapak yang dipenuhi

rumput dan pohon yang tidak terurus, sehingga perlu dilakukan

perataan terlebih dahulu.

Page 89: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

69

d. Analisis Sirkulas

Tabel 9. Analisis Sirkulasi

Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis sirkulasi pada tapak:

Analisis Sirkulasi

a. Jl. Metro Tanjung Bunga merupakan satu satunya jalur untuk dapat mengakses tapak juga sebagai jalur utama dengan lebar 11 m setiap jalurnya.

b. Sirkulasi kendaraan pada Jl. Metro Tanjung Bunga adalah 2 jalur dan 2 arah dengan tiap jalur terdapat 3 lajur.

Solusi

a. Jalur masuk dan keluar kendaraan dipisah.

b. Tanda panah warna biru sebagai jalur masuk kendaraaan.

c. Tanda panah warna putih sebagai jalan keluar kendaraan.

d. Tanda panah warna kuning sebagai sirkulasi kendaraan.

e. Untuk jalur pejalan kaki dan pengendara sepeda akan dibuatkan jalur pedestrian dan jalur sepeda pada setiap sisi jalan.

f. Untuk jalur disabilitas akan dibuatkan pada tempat-tempat tertentu, karena jalur ini merupakan paling utama dalam RS itu sendiri, bagi orang yang keterbatasan fisik.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 90: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

70

e. Analisis View

Tabel 10. Analisis View

Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis view pada tapak:

Analisis View

Eksisting tapak merupakan lahan kosong yang tidak terawat, dimana: a. View dari dalam tapak ke arah

selatan merupakan lahan kososng. b. View dari dalam tapak ke arah utara

merupakan lahan kosong dan danau. c. View dari dalam tapak ke arah barat

merupakan pantai Tanjung Gazali. d. View dari dalam tapak ke arah timur

merupakan danau Tanjung Bunga dan jalan utama (jl. Metro Tanjung Bunga).

Solusi

a. View dari dalam tapak ke arah barat yaitu ke arah pantai Tanjung Gazali merupakan view yang baik dengan suasana laut yang memeberi kesan tenang dan fresh sesuai dengan tema healing architecture sehingga dapat membantu dalam penyembuhan pasien.

b. View dari dalam tapak ke arah timur merupakan view yang terbaik karena berhadapan langsung dengan jalan utama yaitu jl. Metro Tanjung Bunga sekaligus mengarah ke danau Tanjung Bunga dengan pemandangan yang luas. Serta pada setiap sisi bangunan akan di tambahkan elemen-elemen vegetasi agar view bangun dari luar ataupun kedalam membuat suasana tentram dan damai, dimana kita lihat bahwa tapak ini masing kurangnya vegetasi di sekitarnya.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 91: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

71

f. Analisis Pergerakan Matahari

Tabel 11. Analisis Pergerakan Matahari

Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis pergerakan matahari

pada tapak:

Analisis Pergerakan Matahari

Kondisi tapak berada di daerah lahan pengembangan, dimana belum ada bangunan tinggi di sekitar lokasi sehingga menyebabkan tapak terkena cahaya langsung dari semua arah pergerakan matahari.

Solusi

Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang berlebihan, makadari itu pada setiap sisi tapak diberi area vegetasi untuk meminimalisir panas matahari langsung pada tapak. Vegetasi atau pohon yang digunakan pada sekeliling tapak merupakan pohon yang menunjang kesehatan.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 92: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

72

g. Analisis Pergerakan Angin

Tabel 12. Analisis Pergerakan Angin

Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis pergerakan angin

pada tapak:

Analisis Pergerakan Angin

Tapak berada di daerah lahan pengembangan sekaligus berada dekat dengan pantai, sehingga arah datangnya angin yaitu dari barat daya serta lawannya angin darat. Karena tapak berada dekat dengan bibir pantai, maka angin juga berasal dari angin laut.

Solusi

Bangunan di bagi menjadi 2 bagian untuk memanfaatkan penghawaan alami, dan perlunya pohon sebagai elemen pereduksi angin pada bangunan. Dimana nantinya pada atap bangunan menggunakan konsep Roof Garden yang berfungsi untuk meningkatan kualitas udara yang baik kedalam bangunan dan berfungsi sebagai penyaring udara kotor dari luar dan berfungsi sebagai peredam suara kebisingan dari luar.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 93: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

73

h. Analisis Kebisingan

Tabel 13. Analisis Kebisingan

Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis kebisingan pada

tapak:

Analisis Kebisingan

Tapak terletak di jalan provinsi sebagai pusat kebisingan yang tinggi, dan berada dekat dengan pantai yang menimbulkan suara ombak laut.

Solusi

Untuk mengurangi kebisingan pada tapak, diperlukan elemen pereduksi kebisingan seperti memberi vegetasi atau memaksimalkan RTH dengan pohon, dan menempatkan bangunan jauh dari jalan utama. Tapak juga berada dekat dengan pantai yang menimbulkan suara ombak laut, namun suara deburan ombak dapat memberi efek menenangkan pada jiwa seseorang sehingga membuat perasaan menjadi tenang yang berfungsi untuk kesehatan mental pasien.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 94: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

74

B. Analisis Penerapan Healing Architecture

Tabel 14. Penerapan Healing Architecture pada Perencanaan Bangunan

Rumah Sakit Jantung

Sesuai yang disebutkan tentang garus besar penerapan healing

architecture pada bab 2, maka penjelasan dan penerapannya pada

perencanaan rumah sakit jantung ini adalah sebagai berikut:

Elemen Penerapan pada RS Warna Warna yang digunakan pada perancangan bangunan RS

Jantung ini sebagian besarnya menggunakan warna Putih dan Hijau. Warna putih memberi kesan bersih, suci, ringan dan terang, juga diyakini memiliki kekuatan untuk mengurangi rasa sakit. Sedangkan warna hijau yang berasal dari tanaman dan pepohonan memberi kesan segar, damai,hingga efek relaksasi bagi seseorang, sehingga kedua warna tersebut dapat mendukung pemulihan kesehatan bagi pasien.

Pencahayaan Pencahayaan pada bangunan menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami dapat diperoleh dari jendela maupun dinding yang terbuat dari kaca juga atap sehingga berhadapan langsung dengan pemandangan lansekap dan view sekitar untuk memberikan kesan tenang dan nyaman, sekaligus memberi pencahayaan pada taman yang ada di dalam bangunan.

Bentuk Bentuk bangunan yang digunakan adalah persegi, dimana bentuk persegi terdiri atas gabungan garis lurus dan horizontal yang dapat memberikan kesan tenang, istirahat dan relax, sehingga bentuk bangunan yang dipilih yaitu kubus atau kotak.

Pengaturan Kebisingan

Bangunan RS terletak agak kedalam tapak dimana bagian depannya difungsikan sebagai taman dan parkir sehingga meminimalisir kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan, namun pada bagian belakang bangunan berhadapan dengan pantai, sebaliknya suara deburan ombak laut memberikan kesan tenang, berdampak positif untuk menunjang kesehatan mental pasien, sehingga dibuatkan taman pada bagian belakang bangunan untuk bersantai dan menikmati angin laut yang memberi kesan rileks bagi pengunjung, juga memberi balkon-balkon di sekeliling bangunan untuk menyimpan tanaman hijau sekaligus menikmati angin laut.

Page 95: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

75

Penghawaan Sistem penghawaan alami pada rumah sakit ini menggunakan jendela sebagai bukaan dan balkon sebagai tempat tanaman hijau, juga menggunakan ruang terbuka hijau dan desain taman atau lansekap yang ada didalam bangunan, sehingga memungkinkan pertukaran udara kotor dan udara bersih pada ruangan.

Lanskap Lanskap/taman merupakan salah satu bagian penting dalam merancang suatu bangunan yang mendukung proses pemulihan pasien. Laskap/taman pada rumah sakit jantung ini dirancang pada luar dan dalam bangunan yang di desain dengan menambahkan elemen air dan bertujuan sebagai pertukaran udara yang baik juga tempat untuk merelaksasi pikiran.

Privasi

Bangunan rumah sakit jantung ini menggunakan sistem bangunan bermassa dua yang dimana bangunan dipisah berdasarkan fungsinya, yaitu bangunan massa 1 digunakan untuk medik dan bangunan massa 2 digunakan sebagai non medik/ perkantoran.

Terapi Menyediakan kolam renang khusus untuk terapi penyembuhan penyakit jantung pada roof top di lantai 3 bangunan. Olahraga renang sangat dianjurkan untuk kesehatan jantung baik sebagai kesehatan primer terhadap penyakit jantung ataupun sekunder. Pencegahan sekunder maksudnya adalah pada pasien yang sudah dideteksi ada penyakit jantung agar tidak terjadi serangan ulang ataupun pemburukan dari level penyakitnya.

Sirkulasi Sirkulasi dan pencapaian yang mudah di mengerti serta peletakan zoning.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

C. Analisis Fungsi dan Kebutuhaan Ruang

1. Fungsi

Fungsi utama dari perencanaan Rumah Sakit Jantung Terpadu

yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan jantung, serta digunakan

sebagai tempat untuk kegiatan penelitian dibidang kesehatan.

2. Pengguna dan Aktivitas

a. Pengguna

Pengguna pada Rumah Sakit Khusus Jantung terdiri dari:

Page 96: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

76

1. Pengunjung

a) Pasien

Pasien merupakan seseorang yang menderita

penyakit dan memerlukan perawatan medis.

b) Pendamping Pasien

Pendamping pasien biasanya adalah orang yang

mendampingi pasien saat sedang menjalani proses

perawatan di rumah sakit. Adapun aktivitas pendamping

pasien antara lain yaitu, menunggu pasien, mengurus

administrasi, dan melakukan konsultasi dengan dokter

ataupun perawat.

c) Pengunjung Pasien

Pengunjung pasien adalah keluarga, kerabat, dan

orang terdekat pasien, yang datang untuk mengunjungi

pasien yang sedang di rawat inap.

2. Pengelola

Pengelola pada rumah sakit diantaranya yaitu:

a) Tenaga Medis

Tenaga medis atau dokter adalah orang yang telah

mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan, berusaha

sebaik mungkin untuk membantu mengobati dan

menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit.

Page 97: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

77

b) Paramedis

Paramedis merupakan orang yang bekerja dalam

lingkup kesehatan dan memiliki tugas sebagai pembantu

dokter dalam penanganan terhadap pasien, seperti perawat.

c) Staff

Staff adalah menjalankan tugas pelayanan non-medik,

seperti:

Pimpinan atau pun kepala rumah sakit.

Bagian pengelola administrasi

Bagian servis bertugas dalam pelayanan servis rumah

sakit.

b. Skema aktivitas pengguna

1. Pengunjung

a) Pasien

Page 98: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

78

b) Pendamping Pasien

c) Pengunjung Pasien

2. Pengelola

a. Tenaga Medis

Page 99: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

79

3. Kebutuhan Ruang

Dari hasil analisis fungsi dapat diketahui bahwa ruang-ruang yang

dibutuhkan yaitu:

1. Ruang Primer

Ruang primer terdiri dari fungsi utama bangunan seperti

fungsi pengobatan, pemulihan, dan penelitian terhadap jantung,

yaitu:

1) Ruang rawat darurat/Instalasi gawat darurat (IGD)

2) Ruang rawat jalan

3) Ruang rawat inap

4) Ruang operasi

5) Ruang perawatan Intensif (ICU, ICCU)

6) Ruang farmasi

7) Ruang gizi

8) Radiologi

9) Laboratorium

10) Klinik

11) Ruang optik

12) Bank darah

13) Ruang rekam medik

14) Ruang pemeliharaan

15) Ruang sterilisasi

Page 100: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

80

16) Ruang kolam terapi

17) Ruang pemusalaraan jenazah

18) Ruang pendidikan, penelitian, dan pelatihan

19) Ruang rumah dinas

2. Ruang Sekunder

Ruang Sekunder yaitu ruang dengan fungsi komersil dan informasi:

1) Ruang kantor dan administrasi

2) Ruang rapat

3) Penginapan (Hotel)

4) Kafetaria

5) Minimarket

6) Perpustakaan

7) Bank

3. Penunjang

Penunjang yaitu ruang yang terdiri dari:

1) Ruang tunggu

2) Taman

3) Ruang ibadah/mushollah

4) Pantry

5) Laundry

6) Lavatory

7) Pengelolaan sampah

8) Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)

Page 101: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

81

9) Ruang mekanik

10) Pos keamanan

11) Parkir

4. Besaran Ruang

Standar besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan ini

mengacu pada standar luasan ruang yang berlaku, antara lain:

1) NAD : Neufert Architect Data

2) PKKRI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

3) Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B Kemenkes RI

4) PPU : Permen PU 30/PRT/M/2006

5) SRP : Satuan Ruang Parkir

6) Asumsi

Page 102: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

82

Tabel 15. Besaran Ruang Rawat Jalan

Adapun besaran ruang rawat jalan adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2)

1 Lobi 1000 10% jumlah orang NAD 100 2 Administrasi -

Area Informasi - Area Pendaftaran Pasien - Area Pembayaran

20 5 m2/petugas PTBRS Meja, kursi, lemari berkas telepon dan safety box

100

3 Ruang Rekam Medis 5000 16 m2/1000 kunjungan pasien/hari

PTBRS meja, kursi, lemari arsip Komputer 80

4 Ruang Tunggu Poli Jantung 300 1,5 m2/orang PTBRS Kursi, televisi, AC 450 5 Ruang Periksa & Konsultasi

Klinik 10 (Poli) 20 m2/poli PTBRS Kursi Dokter, Meja Konsul 2 kursi hadap,

lemari alat periksa, tangga roolstool, dll 200

6 Ruang Laktasi (Khusus ibu menyusui)

4 (ruang) 12 m/ruang (5 orang)

PTBRS Kursi, Meja, Wastafel, Water dispenser 48

7 Toilet Wanita (WC) 500 2,5 m2/toilet PPM Toilet 12,5 8 Toilet Wanita (WC) 500 2,5 M2/Toilet PPM WC Difabel 9 Toilet Pria 500 2,5 m2/orang

1WC/100 oran PPM Toilet 12,5

10 Toilet Pria (Urinoir) 500 0,48 m2/urinoir 3/ toilet urinoir

PPM Urinoir 1,44

11 Toilet difabel pria 2 5,2 m2/difabel PPU WC Difabel 10,4 Subtotal 1025,24

Sirkulasi 40% 410,096 Total 1.435,34

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 103: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

83

Tabel 16. Besaran Ruang Rawat Inap

Adapun besaran ruang rawat inap adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (M2)

1 Ruang Rawat Inap Meja, kursi, lemari bekas 275 Kelas 3 6 7,2 m2/TT PTBRS 43,2

6 0,18 m2 NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18

1,08

7 TT/KM 42 45,36 kelas 2 4 10 m2/TT PTBRS 40

4 0,18 m2/cabinet NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18

0,72

7 4 TT/KM 28 20,16 Kelas 1 2 12 m2/TT PTBRS 24

2 0,18 m2/cabinet NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18

0,36

8 2 TT/KM 16 5,76 VIP 1 18 m2/TT PTBRS 18

1 0,18 m2/TT NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18

0,18

1 0,33 m2/kulkas NAD Kulkas 0,55 x 0,6 = 0,33 0,33 1 0,5 m2/lemari NAD Lemari 0,5 x 1 = 0,5 0,5 1 1,05 m2/sofa NAD Sofa 0,7 x 1,5 = 1,05 1,05 2 0,3 m2/kursi NAD Kursi 0,5 x 0,6 = 0,3 0,6 1 0,7 m2/meja NAD Meja 0,7 x 1 = 0,7 0,7

Toilet 8 1 TT/KM 8 170,88 1 2,93 m2/toilet NAD & NHM WC, wastafel, shower 2,93

2 Nurse station 3 20 m2/TT (3P) PTBRS 60 3 Ruang konsultasi 3 12 m2 PTBRS 36

Page 104: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

84

4 Ruang tindakan 1 24 m2 PTBRS 24 5 Ruang administrasi 3 9 m2 PTBRS 27 6 Ruang dokter 3 20 m2 PTBRS 60 7 Ruang perawat 3 20 m2 PTBRS 60 8 Ruang ganti/loker 3 9 m2 PTBRS 27 9 Ruang kepala rawat inap 1 12 m2 PTBRS 12 10 Ruang linen bersih 3 18 m2 PTBRS 54 11 Ruang linen kotor 3 9 m2 PTBRS 27 12 Kamar mandi atau toilet 3 25 m2 PTBRS 75 13 Pantry 3 9 m2 PTBRS 27 14 Gudang bersih 1 18 m2 PTBRS 18 15 Gudang kotor 1 18 m2 PTBRS 8

Subtotal 1175,81 Sirkulasi 30% 352,743

Total 1.528,55 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 17. Besaran Ruang Gawat Darurat

Adapun besaran ruang gawat darurat adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Ruang Luasan (m2) A Ruang Penerimaan 1 Ruang Administrasi dan

pendaftaran 5 5 m2/petugas PTBRS Meja, kursi, lemari

berkas/ arsip safety box, intercom, dll

25

2 Ruang Tunggu Pengantar Pasien

100 1,5 m2/orang PTBRS Kursi, TV dan AC 150

3 Ruang Rekam Medis 2000 16 m2/1000 kunjungan/hari

PTBRS Meja, kursi, lemari arsip komputer

32

Page 105: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

85

4 Ruang Persiapan Bencana Massal

100 3 m2/pasien bencana

PTBRS Area terbuka dengan/tanpa penutup

300

5 Ruang triase 1 25 m2 PTBRS TT periksa, wastafel, kit pemeriksaan sederhana, label

25

B Ruang Tindakan 6 R. Resusitasi Bedah 1 36 m2 PTBRS 36 7 R. Resusitasi non-Bedah 1 36 m2 PTBRS 36 8 R. Tindakan Bedah 3 7,2 m2/meja

tindakan PTBRS 21,6

9 R. Tindakan non-Bedah 3 7,2 m2/meja tindakan

PTBRS 21,6

10 R. Dekontaminasi 1 6 m2 PTBRS Shower & sink, lemari 6 11 R. Khusus/Isolasi 4 9 m2 PTBRS TT Pasien, monitor set,

tiang infus, infusion set, oksigen

36

C Ruang Observasi 12 Ruang Observasi 1 7,2 m2/TT

periksa PTBRS TT periksa, poliklinik set,

tensimeter, stetoskop, termometer

7,2

D Ruang Khusus 13 Ruang Plester 1 12 m2 PTBRS TT Pasien, monitor set,

tiang infus, infusion set, oksigen

12

E Ruang Penunjang Medis 14 Ruang Alat Medis 2 8 m2 PTBRS Lemari Instrumen 16 15 Ruang Farmasi 4 3 m2 PTBRS Lemari obat 12 16 Ruang Linen Steril 3 4 m2 PTBRS Lemari 12 17 Ruang Gas Medis 2 3 m2/ruang PTBRS Gas medis, Sentral Gas

medis 6

Page 106: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

86

18 Toilet (petugas, pengunjung) 4 3 m2/ruang PTBRS 12 19 Pantry 1 9 m2 PTBRS meja pantry, sink, kulkas

dll 9

20 Ruang Loker 2 9 m2 PTBRS Loker 18 21 Ruang Brankar 5 3 m2 PTBRS TT Pasien, monitor set,

tiang infus 15

Subtotal 808,4 Sirkulasi 30% 242,52

Total 1050,92 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 18. Besaran Ruang Perawatan Intensif

Adapun besaran ruang perawatan intensif adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2)

A Daerah Rawat Ruang Intensif Care Unit (ICCU)

1 Daerah rawat pasien non isolasi

6 12 m2/TT PTBRS & AS Peralatan ICCU lengkap 72

2 Daerah rawat pasien isolasi 4 16 m2/TT belum PTBRS & AS Peralatan ICCU lengkap 64 B Daerah Rawat Ruang

Intensif Care Unit (HCU)

3 Daerah rawat pasien non isolasi

6 12 m2/TT PTBRS & AS Peralatan ICU lengkap 72

4 Daerah rawat pasien isolasi 4 16 M2/TT belum PTBRS & AS Peralatan ICU lengkap 64 5 Sentral monitoring/nurse

station 4 10 m2 PTBRS & AS Kursi, meja, lemari obat,

lemari barang habis pakai, komputer, printer, ECG,

16

Page 107: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

87

Monitoring system, central patient vital sign.

6 Ruang administrasi 2 4 m2/petugas PTBRS & AS Meja kerja, lemari arsip, telepon, komputer, printer dan perlengkapan kantor lain

8

7 Gudang kotor 3 5 m2 PTBRS & AS Kloset leher angsa, keran air

15

8 Ruang cleaning service/ Janitor

1 5 m2 PTBRS & AS Lemari/rak 5

9 Toilet (petugas, Pengunjung) 3 2,5 m2 PTBRS & AS 7,5 10 Ruang parkir brankar 6 3 m2 PTBRS & AS Brankar 18 11 Ruang penyimpanan silinder

gas medik 1 6 m2 PTBRS & AS Tabung gas medik 6

Subtotal 347,5 Sirkulasi 30% 104,25

Total 451,75 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 19. Besaran Ruang Operasi

Adapun besaran ruang operasi adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang pendaftaran 2 5 m2 PTBRS & AS Alat kantor set 10 2 Ruang tunggu 10 1,5 m2 Kursi, meja, tv, dan alat

pengondisian udara (AC) 15

3 Ruang ppersiapan (preparation room)

1 9 m2 PTBRS & AS Alat cukur, oksigen, linen, brankar, thermometer, tiang infus, sphygmomsnometer

9

Page 108: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

88

4 Ruang cuci tangan 1 3 m2 PTBRS & AS Thermometer, tiang infus wastafel 2 keran dan perlengkapan cuci tangan

3

5 Ruang induksi/anestesi 1 9 m2 PTBRS & AS Suction unit, sphygmomsnometer

9

6 Ruang operasi minor 1 40 m2 PTBRS & AS Alat Operasi minor set 40 7 Ruang operasi Umum 1 50 m2 PTBRS & AS Alat operasi umum set 50 8 Ruang operasi besar (mayor) 1 60 m2 PTBRS & AS Alat operasi mayor set 60 9 Ruang tindakan jantung 1 40 m2 PTBRS & AS Peralatan cathlab 40 10 Ruang pemulihan (PACU) 2 10 M2 PTBRS & AS TT pasien, monitor set,

oksigen, tiang infus, infusion set.

20

11 Sphoolholc 1 5 m2 PTBRS & AS Kloset leher angsa, keran air

5

12 KM/WC (petugas/pengunjung)

1 3 m2 PTBRS & AS Kloset , wastafel, bak air 3

Subtotal 264 Sirkulasi 30% 79,2

Total 343,2 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 20. Besaran Ruang Radioterapi

Adapun besaran ruang rawat radioterapi adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang Penerimaan,

pendaftaran pembayaran dan pengambilan hasil

2 5 m2 PTBRS & AS Rak/lemari berkas, meja, kursi, peralatan kantor lainnya.

10

Page 109: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

89

2 Ruang administrasi dan rekam medis

2 5 m2 PTBRS & AS Loket, faksimili, alat tulis, meja

10

3 Ruang tunggu pasien 10 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, tv, telepon umum

15

4 Ruang fisikawan medik 4 4 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 16 5 Ruang tunggu pasien tirah

baring 2 7,5 m2 PTBRS & AS Brankar/TT pasien 15

6 Ruang Petugas 6 4 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 24 7 KM/WC 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3

Subtotal 93 Sirkulasi 30% 27,9

Total 120,9 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 21. Besaran Ruang Radiodiagnostik

Adapun besaran ruang radiodiagnostik adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Ruang Luasan (M2) 1 Ruang tunggu pasien &

pengantar pasien 10 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, tv, telepon

umum 15

2 Ruang administrasi dan rekam medis

2 5 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 10

3 Loket pendaftaran, pembayaran dan pengambilan hasil

2 5 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 10

Ruang Pemeriksaan 4 Ruang tomografi 1 12 m2 PTBRS & AS x-ray tomografi unit 12 5 Ruang general 1 12 m2 PTBRS & AS General x-ray unit 12

Page 110: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

90

6 Ruang fluoroskopi 1 12 m2 PTBRS & AS x-ray fluoroskopi unit 12 7 Ruang ultra sonografi (USG) 1 9 m2 PTBRS & AS general USG unit 9 8 Ruang MRI (Magnetic

Resonance Imaging) 1 18 m2 PTBRS & AS MRI, meja pasien 18

9 Ruang angiografi 2 9 m2 PTBRS & AS x-ray angiografi unit 18 Ruang-ruang Penunjang

11 Ruang operator/panel kontrol

1 4 m2 PTBRS & AS Meja kontrol, komputer 4

12 Ruang mesin 1 4 m2 PTBRS & AS transformator/generator/Cpu tomografi unit

4

13 Ruang ganti pasien 1 4 m2 PTBRS & AS Lemari baju bersih, kontainer baju kotor, kaca, hanger

4

14 KM/WC pasien 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3 15 KM/WC petugas 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3

Subtotal 134 Sirkulasi 30% 40,2

Total 174,2 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 22. Besaran Ruang Laboratorium

Adapun besaran ruang laboratorium adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Ruang Luasan (m2) A Laboratorium Patologi

Klinik

1 Ruang administrasi dan rekam medis

2 5 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 10

2 Ruang tunggu pasien dan 10 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, TV, 15

Page 111: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

91

pengantar pasien telepon umum

3 KM/WC pasien 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3 4 KM/WC petugas 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3 5 Ruang pengambilan dan

penyimpanan bahan/sampel 1 45 m2 PTBRS & AS 45

6 Bank darah 1 101 m2 PTBRS & AS 101,4 7 Ruang konsultasi 2 10 m2 PTBRS & AS Kursi Dokter, Meja

Konsul 2 kursi hadap, lemari alat periksa, tangga roolstool, dll

20

8 Laboratorium pengecekan gula darah

2 3 2

2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari

NAD NAD NAD

Meja 2 x2 m2 = 4 m2 kursi 3 x 1,5 m2 = 4,5 m2 lemari 2 x 2 m2 = 4 m2

12,5

9 Laboratorium pengecekan darah

2 3 2

2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari

NAD NAD NAD

Meja 2 x2 m2 = 4 m2 kursi 3 x 1,5 m2 = 4,5 m2 lemari 2 x 2 m2 = 4 m2

12,5

10 Laboratorium rontgen 3 5 3

2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari

NAD NAD NAD

Meja 3 x2 m2 = 6 m2 kursi 5 x 1,5 m2 = 7,5 m2 lemari 3 x 2 m2 = 6 m2

19,5

11 EKG (Electro Kardiography)

2 3 2

2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari

NAD NAD NAD

Meja 2 x2 m2 = 4 m2 kursi 3 x 1,5 m2 = 4,5 m2 lemari 2 x 2 m2 = 4 m2

12,5

12 Ruang penyimpanan bio material

1 25 m2 PTBRS & AS 25

13 Gudang regensia dan bahan habis pakai

2 15 m2 PTBRS & AS 30

14 Ruang cuci peralatan 1 20 m2 PTBRS & AS Wastafel set 20 15 Ruang diskusi dan Istirahat

personil 1 30 m2 PTBRS & AS 30

16 Ruang kepala laboratorium 1 25 m2 PTBRS & AS 25

Page 112: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

92

17 Ruang petugas laboratorium 1 45 m2 PTBRS & AS 45 18 Ruang ganti/loker 5 9 m2 PTBRS & AS 45 19 Dapur kecil (pantry) 1 9 m2 PTBRS & AS 9

Subtotal 483,4 Sirkulasi 30% 145,02

Total 628,42 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 23. Besaran Ruang Farmasi (Apotik)

Adapun besaran ruang rawat farmasi adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang Farmasi

Apotik 10 Meja etalase 2 set x 2 m2 =4 m2

NAD Meja etalase, kursi 18,7 m2

Kursi 2 set x 1,5 m2 = 3 m2

NAD

Subtotal 18,7 m2 Sirkulasi 30% 5,61 m2

Total 24,31 m2 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 113: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

93

Tabel 24. Besaran Ruang Bank Darah

Adapun besaran ruang bank darah adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang administrasi loket

permintaan, pengambilan dan pembayaran darah

6 5 m2 PTBRS &AS Meja, kursi, lemari, arsip, telepon, safety box

30

2 Ruang tunggu 20 1,5 m2 PTBRS &AS Kursi, meja, tv, AC 30 3 Ruang kepala & staf 8 1,5 m2 PTBRS &AS Peralatan kantor set 12 4 KM/WC petugas 1 3 m2 PTBRS &AS Kloset, wastafel, bak air 3 5 KM/WC pendonor 1 3 m2 PTBRS &AS Kloset, wastafel, bak air 3

Subtotal 78 Sirkulasi 30% 23,4

Total 101,4 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 25. Besaran Ruang Pemusalaraan Jenazah

Adapun besaran ruang pemusalaraan jenazah adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang administrasi 2 3 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set, safety

box 6

2 Ruang tunggu keluarga jenazah

8 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, TV, telepon umum

12

3 Ruang duka 1 45 m2 PTBRS & AS Kursi, perlengkapan ruang tidur, beserta fasilitasnya

45

4 Gudang perlengkapan ruang duka

1 12 m2 PTBRS & AS lemari/rak, kursi, meja, mimbar, penyangga

12

Page 114: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

94

jenazah, peti mati

5 Ruang dekontaminasi dan pemusalaraan jenazah

1 18 m2 PTBRS & AS Alat upacara keagamaan, shower dan sink, brankar, lemari, alat dekontaminasi perlengkapan pemusalaraan

18

6 Laboratorium otopsi 1 24 m2 PTBRS & AS Perlengkapan otopsi 24 7 Ruang pendingin jenazah 1 21 m2 PTBRS & AS Lemari pendingin jenazah,

wastafel, brankar 21

8 Ruang kepala instansi pemusalaraan jenazah

1 6 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 6

9 Ruang jemur alat 1 12 m2 PTBRS & AS rak, wastafel 12 10 Gudang instalasi fornsik 1 9 m2 PTBRS & AS lemari/ rak 9 11 KM/WC

petugas/pengunjung 2 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 6

Subtotal 171 Sirkulasi 30% 51,3

Total 222,3 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 26. Besaran Ruang Kantor

Adapun besaran ruang kantor adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) 1 Ruang direksi 1 30 m2 PTBRS 30 2 Ruang sekretaris direktur 2 10 m2 PTBRS 20 3 Ruang rapat dan diskusi 1 45 m2 PTBRS 45

4 Ruang kepala komite medis 1 10 m2 PTBRS 10

Page 115: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

95

5 Ruang komite medis 3 8 m2 PTBRS 24 6 Ruang kepala bagian keperawatan 1 10 m2 PTBRS 10

7 Ruang bagian keperawatan 5 5 m2 PTBRS 25 8 Ruang kepala bagian pelayanan 1 10 m2 PTBRS 10 9 Ruang bagian Pelayanan 6 5 m2 PTBRS 30

10 Ruang kepala bagian keuangan dan program

1 10 m2 PTBRS 10

11 Ruang bagian keuangan dan program 8 3 m2 PTBRS 24 12 ruang kepala bagian pelayanan penunjang

medik 1 10 m2 PTBRS 10

13 Ruang bagian pelayanan penunjang medik 6 5 m2 PTBRS 30 14 Ruang kepala bagian Pendidikan dan

pelatihan 1 10 m2 PTBRS 10

15 Ruang bagian pendidikan dan pelatihan 1 45 m2 PTBRS 45 16 Ruang kepala bagian SDM 1 10 m2 PTBRS 10 17 Ruang bagian SDM 8 5 m2 PTBRS 40 18 Ruang kepala bagian kesekretariatan dan

rekam medis 1 10 m2 PTBRS 10

19 Bagian rekam medis 4 5 m2 PTBRS 20 20 Ruang SPI (Satuan Pengawasan Internal) 1 10 m2 PTBRS 10 21 Ruang arsip/file 1 15 m2 PTBRS 15 22 Ruang tunggu 1 25 m2 PTBRS 25 23 Janitor 1 5 m2 PTBRS 5 24 Dapur kecil 1 9 m2 PTBRS 9 25 KM/WC 2 3 m2 PTBRS 6

Subtotal 483 Sirkulasi 30 % 144,9

Total 627,9 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 116: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

96

Tabel 27. Besaran Ruang Kafetaria

Adapun besaran ruang kafetaria adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)

1 Hall 100 0,9 m2 NAD 90 2 Ruang makan 200 1,2 m2 NAD 240 3 Dapur 1 30 % R. Makan BPDS 72 4 Pantry 1 25 % R. Makan BA 60 5 Counter 1 12 % R. Makan BA 28,8 6 Gudang1 1 50 % R. Makan BA 30 7 Toilet 2

4 2 3 2

1,8 m2/unit, WC pria 0,4 m2/unit, Urinoir 0,54 m2/unit 1,8 m2/unit, WC wanita 0,54 m2/unit

NMH 3,6 1,6 1,08 5,4

1,08

Subtotal 533,56 Sirkulasi 40 % 213,42

Total 746,98 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 28. Besaran Ruang Penunjang Medik

Adapun besaran ruang penunjang medik adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) A CSSD 1 Administrasi, loket & pencatatan 1 25 m2 PTBRS 25

Page 117: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

97

2 Ruang dekontaminasi 1 30 m2 PTBRS 30 3 Ruang pengemasan alat 1 9 m2 PTBRS 9 4 Ruang produksi 1 16 m2 PTBRS 16 5 Gudang steril 1 25 m2 PTBRS 25 6 Gudang barang/linen 1 16 m2 PTBRS 16 7 Ruang dekontaminasi kereta/troli a. Area cuci 1 6 m2 PTBRS 6 b. Area pengeringan 1 6 m2 PTBRS 6 8 R. Pencucian perlengkapan 1 6 m2 PTBRS 6 9 Steril 1 20 m2 PTBRS 20 10 R. Kepala Instansi CSSD 1 6 m2 PTBRS 6 11 R. Ganti petugas (loker) 1 9 m2 PTBRS 9 12 R. Staff/petugas 2 9 m2 PTBRS 18 13 Pantry 1 6 m2 PTBRS 6 14 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6 B Dapur dan Gizi Klinik 15 R. Penerimaan dan penimbangan bahan

makanan 1 16 m2 PTBRS 16

16 R. Penyimpanan bahan makanan basah 3 6 m2 PTBRS 18 17 R. Penyimpanan bahan makanan kering 3 9 m2 PTBRS 27 18 R. Area persiapan 1 18 m2 PTBRS 18 19 R. Pengolahan/masak 2 18 m2 PTBRS 36 20 R. Pembagian penyajian makanan 2 9 m2 PTBRS 18 21 Dapur susu/laktasi bayi 1 4 m2 PTBRS 4 22 Ruang cuci 1 9 m2 PTBRS 9 23 Ruang Penyimpanan troli gizi 2 6 m2 PTBRS 12 24 R. Penyimpanan peralatan troli gizi 2 6 m2 PTBRS 12 25 R. Ganti alat pelindung diri (APD dan 1 6 m2 PTBRS 6

Page 118: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

98

loker) 26 R. Administrasi 2 5 m2 PTBRS 10 27 R. Kepala Instansi Gizi 1 9 m2 PTBRS 9 28 Janitor 2 3 m2 PTBRS 6 29 R. Pengaturan/manifold uap 2 3 m2 PTBRS 6 30 R. Panel listrik 1 3 m2 PTBRS 3 31 R. Pengaturan/manifold gas elpiji 1 5 m2 PTBRS 5

32 R. Penyimpanan gas elpiji 1 3 m2 PTBRS 3 33 Gudang alat 1 16 m2 PTBRS 16 34 Ruang PKL 1 32 m2 PTBRS 32 35 R. Petugas jaga dapur 1 12 m2 PTBRS 12 36 R. Nutrisionis 1 10 m2 PTBRS 10 37 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6 C Laundry/Pencucian Linen PTBRS 38 R. Administrasi 2 5 m2 PTBRS 10 39 R. Kepala laundry 1 10 m2 PTBRS 10 40 R. Penerimaan dan sortir 1 12 m2 PTBRS 12 41 R. Dekontaminasi/perendaman 1 20 m2 PTBRS 20 42 R. Cuci dan pengeringan linen 1 16 m2 PTBRS 16 43 R. Setrika dan lipat linen 1 30 m2 PTBRS 30 44 R. Perbaikan linen 1 8 m2 PTBRS 8 45 R. Penyimpanan linen 1 20 m2 PTBRS 20 46 R. Dekontaminasi troli 1 6 m2 PTBRS 6 47 R. Penyimpanan troli 1 8 m2 PTBRS 8 48 Gudang bahan kimia 1 8 m2 PTBRS 8 49 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6

Page 119: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

99

D IPAL 50 R. Kerja dan arsip 2 5 m2 PTBRS 10 51 R. Laboratorium kesehatan lingkungan 15 1,5 m2 PTBRS 22,5 52 Area pengolahan air limbah 1 25 m2 AS 25 53 Area Incenerator 1 15 m2 AS 15 54 Area TPS 1 10 m2 AS 10 55 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6

Subtotal 767,5 Sirkulasi 30% 230,25

Total 997,75 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 29. Besaran Ruang Non-Medik

Adapun besaran ruang non-medik adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)

A. Mushollah 1 Rg. Iman 2 0,72 m2 PPM 1,44 2 Rg. Sholat 500 0,72 m2 PPM 360 3 Rg. Wudhu Pria 350 0,9 m2 PPM & AS 6,3 4 Rg. Wudhu Wanita 150 0,9 m2 PPM & AS 4,05 5 Toilet Pria 500 5 2,5 m2/org PPM 5 1 wc 100 org 12,5 6 Toilet Pria ( Urinoir ) 500 0,48 m2/Urinoir PPM 3 /toilet Urinoir 1,44 7 Toilet difabel Pria 2 5,2 m2/ difabel PPM 10,4 8 Toiler Wanita (WC) 500 2,5 m2/org PPM

Page 120: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

100

1 wc 100 org 12,5 9 Toilet difabel Wanita 2 5,2 m2/ difabel PPM 10,4

10 Rg. Elektrikal/ Audio 5 2 m2 NAD 10 11 Gudang 6 AS 12 B. Perpustakaan 12 Lobby 20 0,9 m2 NAD 18 13 Rg. Baca 250 1, 92 m2 AS 390 14 Rg. Koleksi 10.000 45 15 Rg. Katalog 3 1 m2 AS 3 16 Rg. Administrasi 8 3 m2 NAD 24 17 Rg. Fotocopy AS 5 18 Gudang Arsip 1 25 m2 NAD 25

Subtotal 951,03 Sirkulasi 40% 380,412

Total 1331,442 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 30. Besaran Ruang Penginapan (Hotel)

Adapun besaran penginapan/hotel adalah sebagai berikut:

No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)

1 Kamar Hotel Type Standard Room 58 Kamar

1 tempat tidur : 1,6 x2 = 3,2 m2 1 almari : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 1 meja : 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 1 meja samping tempat tidur : 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 x4 = 0,80 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 2 = 0,96 m2

NAD 5,92

Page 121: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

101

`2 Kamar Hotel Type Suite room 12 Kamar

1 meja : 0,6 x 0,4 = 0,24 x2 = 0,48 m2 1 tempat tidur : 1,6 x2 = 3,2 m2 1 almari : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 1 meja samping tempat tidur : 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 x4 = 0,80 m2 1 coffe table : 0,5 x 0,4 = 0,20 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 2 = 0,96 m2

NAD 6,36

3 Mushallah 1 ruang 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 x 30 = 14,4 m2 2 rak : 0,6 x 2 = 1,2 m2 x2 = 2,4 m2

NAD 16,8

4 Lobby 1 ruang 1 meja: 0,4 x 0,4 = 0,16 x 3 = 0,48 m2 1 kursi 0,5 x 0,4= 0,2 x 8 = 0,16 m2 1 orang 0,6 x 0,8 = 0,48 x 50= 24

NAD 24,64

5 Resepsionis 1 ruang 1 rak : 0,8 x 0,6 = 0,48 m2 1 orang : 0,6 x 0,8= 0,48 x 4 = 1,92 m2

NAD 2,4

6 Gudang 1 ruang 1 Meja: 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x20 = 9,6

NAD 11,4

7 Loker Pekerja 1 ruang 1 kursi: 0,5 x 0,4 = 0,2 x 30 = 6 m2 1 almari: 0,4 x 0,6 = 0,24 x 15 = 3,6 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 10 = 4,8

NAD 14,4

8 Kantor Pemasaran 1 ruang

1 meja : 0,6 x 0,5 = 0,3 x 2 = 0,6 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,2 x 6 = 1,2 1 lemari : 0,4 x 0,6= 0,24 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 5 = 2,4 m2

NAD 4,44

9 Restaurant 1 ruang 1 meja : 0,6 x 2 = 1,2 x 10 = 12 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 x 50 = 10 m2

NAD 22

Page 122: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

102

10 Dapur 1 ruang

1 lemari es : 0,5 x 0,6 = 0,3 x2 = 0,6 m2 1 kitchen set : 0,5 x 0,6 = 0,3 x 1 = 0,3 m2 1 tempat cuci : 0,4 x 0,8 = 0,32 m2 1 rak 0,8 x 1,5 = 1,2 x 2 = 2,4 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 10 = 4,8 m2

NAD 8,2

Subtotal 116,56 Sirkulasi 40% 46,624

Total 163,184

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 31. Besaran Ruang Service

Adapun besaran ruang service adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) A. Service 1 Rg. Genzet AS 30 2 Rg. Pompa AS 30 3 Tandon Air AS 30 4 Rg. Trafo Listrik AS 30 5 Gudang 2 15 m2 NAD 30

Subtotal 150 Sirkulasi 30% 45

Total 195 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 123: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

103

Tabel 32. Besaran Pos Keamanan

Adapun besaran ruang pos keamanan adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) A. Pos Keamanan 1 Pos Pusat 5 5 m2 AS 25 2 Pos Penjaga 5 5 m2 AS 25

Subtotal 50 Sirkulasi 30% 15

Total 65 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Tabel 33. Besaran Ruang Parkir

Adapun besaran ruang parkir adalah sebagai berikut:

No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)

A. Parkir 111 111 / 150 TT SRP 1 Mobil 12,5 m2/mobil SRP 1387,5 2 Motor 2,1 m2/motor SRP 233,1

Subtotal 1620,6 Sirkulasi 30% 486,18

Total 2106,78 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 124: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

104

Tabel 34. Total Besaran Ruang

Adapun total standar besaran ruang adalah sebagai berikut:

No. Ruang Luasan (m2) 1 Rawat Jalan 1.435,34 2 Rawat Inap 1.528,55 3 Ruang Gawat Darurat 1.050,92 4 Ruang Intensif 451,75 5 Ruang Operasi 343,2 6 Ruang Radioterapi 120,9 7 Radiodiagnostik 174,2 8 Laboratorium 628,42 9 Apotik 24,31

10 Bank Darah 101,4 11 Pemusalaraan Jenazah 222,3 12 Kantor 627,9 13 Kantin/kafetaria 747 14 Penunjang Medik 958,8 15 Penunjang non Medik 1.331,42 16 Penginapan (Hotel) 163,184 16 Service 195 17 Pos Keamanan 65 18 Parkir 2.106,80

Total 12.276394 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 125: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

105

5. Organisasi Ruang

Gambar 22. Diagram Pola Organisasi Ruang

[Sumber: Analisa Penulis, 2020]

Gambar 23. Hubungan Ruang

[Sumber: Analisa Penulis, 2020]

Page 126: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

106

D. Analisis Bentuk Bangunan

Rumah sakit jantung terpadu adalah sarana dalam bidang kesehatan

yang khusus menangani penyakit jantung dengan menerapkan konsep healing

architecture. Sesuai dengan konsep healing architecture yang berarti konsep

dengan mengedepankan arsitektur rumah sakit yang mendukung serta

berperan dalam penyembuhan pasien, maka secara umum bentuk bangunan

yang digunakan adalah persegi, dimana bentuk persegi terdiri atas gabungan

garis lurus dan horizontal yang dapat memberikan kesan tenang, istirahat dan

relaks, sehingga bentuk bangunan yang dipilih yaitu kubus atau kotak.

Pada perancangan Rumah Sakit Khusus Jantung ini menggunakan

jenis bangunan dengan massa majemuk, yaitu menggunakan 2 massa yang

dihubungkan dengan jembatan sehingga 2 bangunan menjadi bangunan massa

tunggal. Massa tersebut dibagi berdasarkan fungsinya, dimana massa yang

pertama difokususkan untuk medik, dan massa kedua difokuskan untuk

perkantoran dan non medik.

Transformasi bentuk bangunan yang mengambil bentuk awal bangunan berbentuk persegi adalah sebagai berikut:

Gambar 24. Eksplorasi Bentuk [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 127: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

107

Tampilan bentuk akhir bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 25. Bentuk akhir bangunan [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

E. Analisis Tata Ruang luar

Taman pada rumah sakit jantung dapat berfungsi sebagai sarana

sarana penyembuhan dan tidak hanya memperhatikan keindahan secara visual

tetapi juga kenyamanan pengguna, seperti dimensi, tekstur permukaan, dan

kemiringan jalan pada taman.

Rumah sakit jantung ini juga menggunakan perancangan “Green Roof

Garden” yaitu suatu perancangan taman yang berfungsi untuk mengurangi

efek radiasi panas dari matahari terhadap bangunan.

Page 128: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

108

Lapisan greenroof pada atap bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 26. Sistem Roof Garden

[Sumber: www.rudydewanto.com diakses tanggal 3 April 2020]

F. Analisis Struktur Bangunan

Pada sistem struktur pada bangunan akan dibagi menjadi 2 bagian

yaitu sub struktur dan upper struktur.

1. Sub Struktur

Sub struktur adalah struktur bangunan yang berada di bawah

permukaan tanah yang berfungsi untuk menerima atau menahan beban

yang disalurkan dari beban struktur atas, kemudian ke pondasi. Pada

perancangan rumah sakit jantung ini menggunakan pondasi tiang

pancang atau pile cap.

Gambaran detail struktur pondasi pile cap pada bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 27. Pondasi Pile Cap (Tiang Pancang) [Sumber: borpile.info/2015/07/mengenal-jenis-pondasi-strauss-

pile.html?m=0 , diakses tanggal 3 April 2020]

Page 129: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

109

2. Upper Struktur

Upper struktur adalah struktur atas yaitu terdiri atas atap, kolom,

pelat, balok, dinding dan tangga yang masing-masing mempunyai peran

yang sangat penting. Pada perancangan rumah sakit jantung ini

menggunakan struktur beton bertulang dan atap menggunakan plat beton.

Gambaran upper struktur pada bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 28. Upper Struktur [Sumber: slideplayer.info/slide/2799199/, diakses tanggal 3 April

2020] G. Analisis Kelengkapan Bangunan

1. Sitem Penghawaan

Pada desain perencanaan Rumah Sakit Jantung ini terdapat 2 jenis sistem

penghawaan yang digunakan, yaitu:

a. Penghawaan Alami

Massa bangunan pada perancangan rumah sakit jantung ini

menggunakan massa majemuk yaitu dengan 2 massa yang

memisahkan antara bangunan 1 dan bangunan 2 sehingga angin yang

berhembus juga dapat melalui sela-sela kedua bangunan. Rumah

sakit ini terdapat balkon disekeliling bangunan sebagai tempat

Page 130: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

110

tanaman hijau, juga menggunakan ruang terbuka hijau dan desain

taman atau lansekap yang ada didalam bangunan, sehingga

memungkinkan pertukaran udara kotor dan udara bersih pada

ruangan.

b. Penghawaan Buatan

Penggunaan penghawaan buatan yang dipilih untuk bangunan

rumah sakit ini yaitu menggunakan AC (Air Conditioner).

Penggunaan sistem AC central akan mempermudah kinerja

pengondisian udara di dalam Rumah Sakit Khusus Jantung, karena

media outputnya dapat bervariasi yaitu dapat diatur sendiri (Split

sistem) ataupun yang diatur secara terpusat. Sistem split dapat

digunakan pada ruang-ruang dalam unit-unit Rumah Sakit Khusus

Jantung, sedangkan sistem terpusat dapat digunakan pada bagian luar

rumah sakit.

Gambaran detail skema cara kerja AC terpusat pada

bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 29. Skema Kinerja AC Terpusat [Sumber: Tangoro, Dwi. 2000]

Page 131: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

111

2. Sistem Pencahayaan

Untuk sistem pencahayaan pada bangunan ini, menggunakan

sistem pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Massa bangunan

rumah sakit pusat jantung ini dibagi menjadi dua bagian untuk

memaksimalkan penyebaran cahaya matahari secara menyeluruh. Pada

rentan waktu pagi hingga sore hari, pencahayaan untuk ruangan juga

dapat diperoleh dari jendela, atap, maupun dinding yang terbuat dari kaca

sehingga berhadapan langsung dengan pemandangan lansekap untuk

memberikan kesan tenang dan nyaman, sekaligus memberi pencahayaan

pada taman yang ada di dalam bangunan. Sedangkan, untuk ruang yang

minim pencahayaan alami ataupun ketika malam hari dapat

menggunakan pencahayaan buatan yaitu lampu.

Gambar ruang tunggu dengan memanfaatkan pencahayaan alami

pada bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 30. Ruang Tunggu, Sejong Chungnam National University Hospital

[Sumber: Heerim, 2016]

Page 132: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

112

3. Sistem Keamanan

a. Sistem Pemadam Kebakaran

Bangunan Rumah Sakit Khusus Jantung juga menggunakan sistem

pencegahan kebakaran yaitu:

a. Fire alarm

b. Hydran

c. Sprinkler

d. Fire extinguisher

b. Antisipasi Tindak Kriminal

Menggunakan CCTV ( Closed Circuit Television ) sebagai

alat pemantau dan membantu kinerja penjaga keamanan rumah sakit

untuk mengatasi tindakan kriminal.

c. Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunakan yaitu menggunakan

Franklin Rod, merupakan alat yang digunakan untuk mengantisipasi

sambaran petir ke arah bangunan. Sistem ini memiliki bentung

dengan batang yang runcing terbuat dari bahan copper spit biasanya

diletakkan dibagian tertinggi pada bangunan dan dihubungkan

dengan tembaga yang nantinya akan mengalirkan elektroda ke dalam

tanah jika tersambar petir.

4. Sistem Distribusi Air Bersih dan Air Kotor

Jaringan Air Bersih pada Rumah Sakit Khusus Jantung ini

bersumber dari PDAM. Menggunakan sistem tangki atap, dimana air

Page 133: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

113

bersih di tampung pada ground reservoir/tangki air bawah kemudian

dipompakan ke tangki atapa. Air di distribusikan ke jaringan perpipaan

dalam gedung dengan sistem gravitasi.

Gambar 31. Skema sistem Tangki Atap [Sumber: wordpress.com, diakses tanggal 21 November 2020]

Sistem air kotor menggunakan system sewage system, yang

merupakan system pengolahan air kotor mulai dari pengumpulan (sewer)

pengolahan (treatmen) sampai dengan bangunan akhir (disposal).

5. Sistem Pengolahan Utilitas

Adapun penerapan sistem Utilitas pada perancangan Rumah Sakit Jantung ini adalah sebagai berikut:

Tabel 35. Sistem Pengolahan Utilitas

Rangkaian alur sistem pengolahan utilitas pada bangunan yaitu sebagai

berikut:

Sistem Intake/sumber Network/distribusi Outlet/keluar

Air bersih PDAM, sumur Pipa transmisi, pipa distribusi

Wastafel, KM/WC, laundry, instalasi gizi, pemeliharaan, sarana dan prasarana

Page 134: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

114

Limbah cair

Urinoir, KM/WC, floordrain, wastafel, laundry, instalasi gizi, scrub up, dan unit khusus

Pipa pengumpul, pipa pengolahan, pipa pembuangan

Sistem Penangkapan lemak, sistem netralisasi deterjen, sistem IPAL/IPLC

Drainase Talang, roofdrain Saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier

Run off sungai atau saluran kota

Listrik PLN, genset Saluran listrik (kabel jaringan), Peralatan listrik (transformator, switchboard, panel board, sistem pentanahan)

Peralatan (equipment) medis atau non medis

Penangkal petir

Sistem penangkap petir

Penghantar Elektroda pentanahan

Pemadam kebakaran

Ground tank pemadan

Pipa distribusi fire fighting, pipa drain

Sprinkler, hydrant, box indoor dan outdor

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

a. Kriteria Desain Umum Penyediaan Air Bersih

Perencanaan sistem penyediaan air bersih di rumah sakit

berpedoman pada sistem yang optimal dan ketepatan pada

pemenuhan kebutuhan pelayanan. Sistem yang efisien dan efektif

juga diperlukan agar ekonomis dalam pembangunan dan

pengoprasian.

Page 135: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

115

Skema sistem pengolahan utilitas air bersih pada bangunan yaitu sebagai

berikut:

Gambar 32. Skema sistem distribusi air bersih pada bangunan [Sumber: Buku Arsitektur Rumah Sakit, diakses tanggal 13 Oktober

2020]

b. Kriteria Desain Umum Pengelolaan Limbah Cair

Perencanaan pengelolaan limbah cair berpedoman pada sistem

yang optimal, ekonomis dalam pembangunan dan pengoprasian.

Target utama adalah menurunkan zat pencemar organik dan angka

kuman sehingga sifat air limbah cair memenuhi syarat baku mutu air

limbah.

Page 136: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

116

Skema sistem limbah cair pada bangunan yaitu sebagai berikut:

Gambar 33. Skema sistem distribusi pengolahan air limbah pada bangunan

[Sumber: Buku Arsitektur Rumah Sakit, diakses tanggal 13 Oktober 2020]

c. Kriteria Desain Umum Pengolahan Sampah

Untuk kepentingan pengolaan sampah secara garis besar dapat

digolongkan dalam 2 (dua) jenis yaitu sampah medis dan non medis.

1. Sampah Medis

Sampah klinis yang berasal dari pelayanan medis,

perawatan, farmasi, atau sejenisnya, pengobatan, dan perawatan

yang menggunakan bahan beracun, berbahaya, atau bisa

membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu yaitu

menggunakan incenerator.

Konsep sistem pengolahan limbah menggunakan

incinerator, yakni dengan sistem pembakaran yang sempurna.

Proses incenerator dapat melakukan penghancuran sampah kering

dengan tungku pembakaran, kemudian dikelola dan sekaligus

Page 137: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

117

dihancurkan hampir seluruh limbah medis dan non medis secara

maksimal.

Skema pengolahan sampah medis pada bangunan yaitu sebagai

berikut:

Gambar 34. Proses Pengolahan Limbah dengan Incenerator [Sumber:https://galihendradita.wordpress.com , diakses

tanggal 3 April 2020]

2. Sampah Non-Medis

Merupakan buangan padat (solid waste) diluar sampah

medis atau klinis.

Gambar 35. Proses Pengolahan Sampah [Sumber:https://galihendradita.wordpress.com, diakses tanggal 13

Oktober 2020]

Page 138: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

118

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Tapak

1. Sirkulasi

Perancangan Rumah Sakit Jantung hanya dapat di akses melalui Jl.

Metro Tanjung Bunga, jalur kendaraan di pisah berdasarkan jenis

kendaraan baik entrance dan sirkulasi kendaraan keluar.

Berikut merupakan gambar sirkulasi pada site:

Gambar 36. Konsep Sirkulasi. [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

2. Konsep Kebisingan dan Polusi Udara

Kebisingan dan polusi udarah bersumber dari jalan raya, sedangkan

kebisingan lainnya berasal dari suara deburan ombak pada pantai yang

berada di bagian belakang bangunan. Pada bagian depan bangunan

Page 139: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

119

diletakkan pepohonan agar dapat meminimalisir dari kebisingan dan polusi

udara yang ditimbulkan oleh kendaraan, juga peletakan bangunan agak

kedalam tapak sehingga jarak dari sumber kebisingan tidak terlalu dekat.

Berbeda dengan kebisingan suara yang ditimbulkan oleh kendaraan

yang bersumber pada jalan raya, suara deburan ombak yang berasal dari

pantai di belakang bangunan justru memberikan suasana damai dan tentram

bagi pengunjung dan pasien rumah sakit, sehingga dapat mendukung

penyembuhan pasien dalam aspek psikologis.

3. View

View dari dalam tapak ke arah timur merupakan view yang terbaik

karena berhadapan langsung dengan jalan utama yaitu jl. Metro Tanjung

Bunga sekaligus mengarah ke danau Tanjung Bunga dengan pemandangan

yang luas. Serta pada setiap sisi bangunan akan di tambahkan elemen-

elemen vegetasi agar view bangun dari luar ataupun kedalam membuat

suasana hijau, dimana kita lihat bahwa tapak ini masing kurangnya vegetasi

di sekitarnya.

Berikut merupakan gambaran view dari depan:

Gambar 37. Konsep View.

[Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 140: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

120

B. Konsep Pemrograman Ruang

Berikut merupakan pembagian zoning ruang pada site:

Gambar 38. Konsep Zoning. [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

1. Zona Publik

Taman

Lahan Parkir

Dermaga

2. Zona Semi Publik

Rumah Sakit

3. Zona Semi Privat

Ruang rawat inap

Hotel

4. Zona Privat

UGD

ICU

Page 141: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

121

Ruang Operasi

Kantor

5. Zona Service

IPAL

C. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan

Pada perancangan Rumah Sakit Khusus Jantung ini menggunakan

jenis bangunan dengan massa majemuk, yaitu menggunakan 2 massa yang

dihubungkan dengan jembatan sehingga 2 bangunan menjadi bangunan

massa tunggal. Massa tersebut dibagi berdasarkan fungsinya, dimana

massa yang pertama difokususkan untuk medik, dan massa kedua

difokuskan untuk perkantoran dan non medik.

Berikut merupakan tampilan bentuk bangunan perspektif dari atas:

Gambar 39. Konsep Tampilan Bangunan. [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 142: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

122

Berikut merupakan tampilan bangunan view dari depan:

Gambar 40. Konsep Tampilan Bangunan. [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Sesuai dengan konsep healing architecture yang berarti konsep

dengan mengedepankan arsitektur rumah sakit yang mendukung serta

berperan dalam penyembuhan pasien, maka secara umum bentuk

bangunan yang digunakan adalah persegi, dimana bentuk persegi terdiri

atas gabungan garis lurus dan horizontal yang dapat memberikan kesan

tenang, istirahat dan relaks, sehingga bentuk bangunan yang dipilih yaitu

kubus atau kotak.

D. Konsep Kelengkapan Bangunan

1. Struktur

Struktur atap yang digunakan adalah atap plat beton dengan atap

greenroof.

Page 143: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

123

Berikut merupakan rencana atap pada bangunan:

Gambar 41. Rencana Atap Plat [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

2. Penghawaan

a. Penghawaan Alami

Rumah sakit ini terdapat balkon yang dipenuhi tanaman

hijau disekeliling bangunan, juga terdapat beberapa ruang terbuka

hijau pada bangunan dan desain taman atau lansekap yang ada

didalam bangunan, sehingga memungkinkan pertukaran udara

kotor dan udara bersih pada ruangan.

b. Penghawaan Buatan

Penggunaan penghawaan buatan yang digunakan rumah

sakit ini yaitu menggunakan AC central.

Page 144: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

124

3. Utilitas

Tabel 36. Sistem Pengolahan Utilitas

Air bersih = PDAM, sumur = Pipa transmisi, pipa distribusi = Wastafel,

KM/WC, laundry, instalasi gizi, pemeliharaan, sarana dan prasarana

Limbah cair = Urinoir, KM/WC, floordrain, wastafel, laundry, instalasi

gizi, scrub up, dan unit khusus = Pipa pengumpul, pipa pengolahan, pipa

pembuangan = Sistem Penangkapan lemak, sistem netralisasi deterjen,

sistem IPAL/IPLC

Drainase = Talang, roofdrain = Saluran primer, saluran sekunder,

saluran tersier =Run off sungai atau saluran kota

Listrik = PLN, genset = Saluran listrik (kabel jaringan), Peralatan listrik

(transformator, switchboard, panel board, sistem pentanahan) = Peralatan

(equipment) medis atau non medis

Penangkal petir = Sistem penangkap petir = Penghantar = Elektroda

pentanahan

Pemadam kebakaran = Ground tank pemadan = Pipa distribusi fire

fighting, pipa drain = Sprinkler, hydrant, box indoor dan outdor

4. Material

Material yang digunakan pada lantai kamar ruang rawat inap

yaitu menggunakan bahan vinyl dipadukan dengan gaya modern.

Warna yang digunakan pada bangunan yaitu warna dasar putih dan

hijau, baik dari segi arsitektur dan maupun hijau dari landscape dalam

dan luar bangunan.

Page 145: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

125

Berikut merupakan gambar interior kamar VIP:

Gambar 42. Interior Kamar VVIP [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Berikut merupakan gambar interior Lobby:

Gambar 43. Interior Lobby [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Page 146: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

126

Gambar 44. Interior Lobby [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Gambar 45. Interior Lobby [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

Golongan warna dingin hijau dan biru memberi pengaruh

psikologis menenangkan, damai(Pile, 1995 dan Birren, 1961). Untuk

warna putih memberi pengaruh bersih, terbuka dan terang (Pile, 1995

dan Birren, 1961).

Page 147: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

127

SBAB V

PENUTUP

Pada akhir perancangan ini, penulis menyimpulkan bahwa perancangan

yang berjudul Rumah Sakit Jantung Terpadu dengan Konsep Healing

Architecture di Kota Makassar ini merupakan sebuah bangunan yang dirancang

khusus untuk penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah, menyediakan

fasilitas dan pelayanan kesehatan, pemulihan, pelatihan yang berhubungan dan

berfokus dengan penyakit jantung, dengan menerapkan konsep Healing yang

bertujuan untuk bagaimana bangunan dan lingkungan rumah sakit dapat ikut

berperan dalam penyembuhan pasien terutama dalam segi psikologis.

Page 148: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

128

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Makassar. (2015). Perda RTRW Kota Makassar 2015 - 2034. 1–182.

Depkes RI. (2002), Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Dirjend PPM & PLP, dan Dirjend Pelayanan Medik, Jakarta.

Hernowo, S. (2003), Incenerator dana Penanganan Limbah Gas Rumah Sakit. Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.

http://docplayer.info/70724429-Penerapan-healing-environmentpada-perancangan-sekolah-dasar-luar-biasa-bagiantunalaras.html (diakses tanggal 9 Maret 2020)

https://media.neliti.com/media/publications/71428-ID-konsep-arsitektur-islami-sebagai-solusi.pdf (diakses tanggal 8 April 2020)

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/ANN/article/download/101/96

https://www.behance.net/gallery/67775483/SejongChungnam-National-University-Hospital (diakses tanggal 3 April 2020)

https://www.propertiterkini.com/beda-roof-garden-begini-penerapan-

konsep-green-roof/ (diakses tanggal 3 April 2020) https://www.rsupwahidin.com (diakses tanggal 9 Maret 2020)

https://www.sanfordhealth.org/locations/sanford-heart-hospital-sioux-falls (diakses tanggal 8 Maret 2020)

Kaplan, Robert M, Sallis Jr., James M., and Patterson, Thomas L. 1993. Health And Human Behavior. New York: Mc. Graw Hill Inc.

Kementrian kesehatan. Pedoman teknis Rumah sakit 2012. Rumah sakit kelas B.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2018). RISKESDAS 2018:

Executive Summary. 1–88.

Neufert, Ernst, terjemahan oleh Sjamsu Amril, Data Arsitek 1 Edisi 33. Jakarta : Erlangga

Page 149: RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP …

129

Neufert, Ernst, terjemahan oleh Sjamsu Amril, Data Arsitek 2 Edisi 33. Jakarta : Erlangga

Paramita, N. (2007), Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jurnal PRESIPITASI, Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN 1907-187X.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2019. Panduan Rehabilitasi Kardiovaskular. 1-59.

Peraturan Kementrian Kesehatan RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Peraturan Kementrian Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bnagunan dan Prasarana Rumah Sakit.

Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Link gambar:

banjarmasin.tribunnews.com

borpile.info/2015/07/mengenal-jenis-pondasi-strauss-pile.html?m=0

https://olandconsulting.com

https://www.academia.edu

http://www.american-artstone.com

https://www.beckershospitalreview.comhttps://www.prweb.com

https://galihendradita.wordpress.com

https://www.rsupwahidin.com

https://www.wordpress.com

slideplayer.info/slide/2799199/