ROLE PLAY
Transcript of ROLE PLAY
Pada suatu hari di Rumah Sakit Universitas Airlangga ruang 306, ada
seorang pasien tersebut bernama Tn. Yoas yang sedang mengidap penyakit
DM dan sudah dirawat selama 1 minggu. Tn.Yoas tersebut ditemani oleh Ny.
Yoas dan kedua anaknya. Suatu hari Tn.Yoas menanyakan tentang keadaan
Tn.Yoas kepada perawat.
Perawat Adel : “Permisi Tn.Yoas, perkenalkan nama saya ana. Saya perawat
yang bertugas di ruang 306 hari ini. Bagaimana keadaan bapak hari ini?
Tn. Yoas : Sekarang keadaan saya sudah membaik sus
Perawat Adel : baiklah pak, saya sekarang akan memeriksa keadaan bapak
mulai dari nadi, tekanan darah dan suhu bapak.
Tn. Yoas : silahkan sus
Perawat Adel : bapak yang rileks ya, permisi bapak tangannya saya pegang
dan tolong ini termometernya ditaruh di ketiak bapak sebelumnya
dikeringkan dulu dari keringat dengan tisu ini.
Tn. Yoas : iya sus, sudah, silahkan
Perawat Adel : nadi bapak 68, normal pak dan tekanan darah bapak juga
normal 120/70. Keadaan bapak sudah ada kemajuan lo pak. Sekarang saya
tinggal dulu ya pa, nanti siang saya kembali lagi untuk memeriksa bapak.
Kemudian Perawat Adel keluar ruangan. Di luar ruangan perawat bertemu
dengan Ny. Yoas
Ny. Yoas : “ Permisi, sus, saya Ny. Yoas Tn. Yoas.”
Perawat Adel : “Oh ya bu. Baru saja saya memeriksa keadaan Tn. Yoas.”
Rifftya : “Sus, bagaimana keadaan Bapak saya?”
Perawat Adel : “Keadaan Tn. Yoas sudah semakin membaik. Sudah ada
kemajuan.”
Mita : “Wah, Alhamdulillah. Kapan Bapak saya boleh pulang, Sus?”
Perawat Adel : “Jadi begini dek, dalam 3 hari ke depan kalau keadaan Bapak
adek sudah membaik. Bapak adek boleh pulang. Makanya adek bantuin
doain Bapak ya.”
Keesokan harinya Dr. Maha Maha dan Perawat Ika memasuki ruangan Tn.
Yoas untuk memberikan injeksi.
Dr. Maha : “Selamat pagi, Pak. Bagaimana tidurnya semalam?”
Tn. Yoas : “ Nyenyak, dok”
Dr. Maha : “Yaiyalah nyenyak, ada Ny. Yoas tercinta. Hehehe….”
Tn.Yoas : “Bisa aja Dr. Maha ini. Hahahaha….”
Dr. Maha : “Sus, sebentar lagi saya ada operasi dengan pasien lain. Jadi
tolong suster memberikan suntikan insulin 5cc Tn. Yoas.”
Perawat Ika : “Baik, dok.”
Dr. Maha : “Bapak, saya permisi dulu. Saya mau menangani pasien yang
lain.”
Pasien : “Iya, terima kasih dok.”
Setelah menerima perintah dari dokter, Perawat Ika segera
melaksanakannya. Tidak lama kemudian, Perawat Ika menerima telepon dari
pacarnya dan akhirnya salah memasukkan jumlah insulin ke dalam spuit.
Bukhori : “Halo!”
Perawat Ika : “Maaf, ada apa?”
Bukhori : “Udah makan belum?”
Perawat Ika : “Udah kok. Kamu udah belum?” (sambil memasukkan cairan
insulin ke dalam spuit)
Bukhori : ........
Perawat Ika : .....
Setelah selesai, Perawat Ika segera memberikan injeksi kepada Tn. Yoas.
Perawat Ika: “Permisi, Pak. Saya mau menyuntik di bagian lengan bapak”.
Tn.Yoas : “Baik, Sus.”
Ny. Yoas : “Itu suntikan buat apa ya, Sus?”
Perawat Ika : “Ini pokoknya suntikan untuk kesembuhan Bapak, Bu”.
Kemudian perawat mengembalikan batas ranjang dengan asal-asalan dan
pamit kepada keluarga Tn.Yoas.
Ny. Yoas : “Sus, ini gimana sih? Kok belum rapat gini?”
Perawat Ika : “Saya yang lebih tahu, Bu. Ini loh sudah benar. Sudah Ibu
tenang saja. Permisi ya, masih ada pasien lain yang menunggu.”
Ny. Yoas : “Ya udah sus, terima kasih.”
Beberapa saat kemudian keluarganya kaget melihat Tn.Yoas kejang-kejang
ditempat tidur. Lalu, nyonya yoas memanggil perawat.
Ny. Yoas : “Cepat nak panggilkan suster” (sambil menangis terisak-isak)
Rifftya : “Susteeeeeeeeeeeeeeer”
Mita : “Ma, liat papa ma. Papa jatuh”
Ny. Yoas : “Astagfirullah suamikuuuu. Suster tolooooong.” (sambil menangis
teriak)
Perawat Rara: “Iya kenapa, Bu?” (panik)
Ny. Yoas : “Tolong suami saya, Sus.”
Rifftya dan Mita : “Tolong Bapak kita, Sus.”
Ny. Yoas dan anak : “Tolooooooooooooooooooooong”
(Dr. Maha dan Perawat Maha melakukan tindakan pertolongan kepada
Tn.Yoas)
Setelah Tn.Yoas tenang, Dr. Maha menyuruh Ny.Yoas ke ruangannya.
Ny. Yoas : “Bagaimana dengan keadaan suami saya, Dok? Kemarin kata
perawat sudah membaik. Tapi kenapa sekarang jadi seperti ini? Apa yang
sebenarnya terjadi?”
Dr. Maha : “Sebelum saya menjawab pertanyaan Ibu, tolong Ibu jelaskan
dulu kronologis kejadiannya.”
Ny. Yoas : “Jadi begini, Dok. Kemarin Perawat Adel mengatakan bahwa
kondisi suami saya sudah membaik dan sudah menunjukkan perkembangan
yang signifikan. Saya pun sudah melihatnya sendiri. Namun setelah dokter
tadi menyuruh Perawat Ika memberikan suntik pada suami saya, tidak
berapa lama kemudian suami saya mengalami kejang-kejang. Saya panik,
saya segera mencari pertolongan. Beberapa saat kemudian saya melihat
suami saya sudah berada diatas lantai dan yang saya lihat pagar pembatas
ranjang sudah turun.”
Dr. Maha : “Kalau begitu biarkan saya melihat kondisi Tn. Yoas dulu ya, Bu.”
Ny. Yoas : “ Iya Dok, silahkan.”
Dr. Maha pun memeriksa keadaan Tn. Yoas.
Dr. Maha : “Jadi begini, bu. Setelah saya periksa, ternyata yang
menyebabkan Tn. Yoas kejang-kejang adalah terlalu banyaknya kadar
hormon insulin yang disuntikkan ke dalam tubuh beliau. Dan akibat terjatuh
dari ranjang itu pula, suami ibu sekarang mengalami patah tulang
belakang.”
Ny. Yoas : “Apaaaaa? Kenapa bisa begitu dok? Berarti ini salah dokter karena
dokter yang tadi menyuruh perawat untuk menyuntikkan hormon insulin ke
tubuh suami saya.”
Dr. Maha : “Ibu harap tenang. Saya bisa jelaskan ini, Bu. Saya sudah
menginstruksikan kepada perawat untuk menyuntikkan 5cc hormon insulin
ke dalam tubuh suami Ibu. Akan tetapi kandungan hormon insulin dalam
tubuh suami Ibu justru 10cc.”
Ny. Yoas : “Saya tidak mau tahu pokoknya saya mau menuntut perawat
kemarin, saya akan laporkan kepada pihak berwajib!”
Kepala RS Ilmi : “Ibu jangan gegabah, kita bisa menyelesaikan dengan
kekeluargaan.”
Ny. Yoas : “Gegabah apanya?? Padahal kalian saja tidak mau tanggung
jawab.”
Kepala Badan Otonom Etik : “Ya sudah sekarang kita akan membuat sidang
terhadap perawat-perawat yang sempat ada kontak dengan Tn. Yoas.”
Ny. Yoas : “Ya sudah saya akan tenang!”
Dr. Maha : “Saya akan panggil Perawat Adel, Ika, dan Rara untuk datang ke
ruang sidang kepala.”
Di dalam ruang sidang dengan suasana panas terjadi perdebatan pedas.
Kepala Badan Otonom Etik : “Silahkan duduk nyonya yoas, Perawat Prajna,
Kepala RS Ilmi dan Dr. Maha.”
Ny. Yoas : “Iya pak (dengan nada judes penuh air mata)
Kepala RS Ilmi : “Langsung dimulai saja.”
Kepala badan otonom etik : “bagaimana kejadian kemarin ibu yoas ?”
Nyonya yoas : seperti yang saya jelaskan kemarin, perawat ika ini menyuntik
suami saya lalu 30 menit kemudian suami saya kejang-kejang
Dr. Maha : iya , saya kemarin menyuruh perawat ika untuk injeksi karena
saya akan melakukan operasi dengan pasien lain.
Kepala badan otonom etik: kira-kira apa yang dilakukan oleh ketiga perawat
ini?
Perawat Adel: kemarin saya hanya memeriksa TTV Tn. Yoas. Setelah itu saya
langsung keluar ruangan dan pada jam siang, saya digantikan oleh Perawat
Ika.
Kepala badan otonom etik : Bagaimana dengan perawat ika?
Perawat ika : (nada gemetar) ke.....kemarin saya hanya memberikan injeksi
sesuai dengan instruksi dari Dr. Maha.
Kepala badan otonom etik : apakah tindakan yang anda lakukan sudah
sesuai dengan prosedur?
Perawat Ika : sudah kok pak. Saya rasa sudah sesuai prosedur (nada takut).
Kepala badan otonom etik : bagaimana dengan perawat rara?
Perawat rara : pada saat kejadian saya mendengar keluarga pasien teriak
minta tolong karena Tn. Yoas mengalami kejang-kejang dan pada saat itu
saya hanya membantu Dr. Maha menolong Tn. Yoas.
Kepala badan otonom etik : apakah hanya itu yang anda tahu?
Perawat rara : oh gini pak, seperti pernyataan Ny. Yoas bahwa setelah
perawat ika keluar, Tn. Yoas langsung mengalami kejang-kejang.
Kepala badan otonom etik : bagaimana perawat ika? Apa yang sebenarnya
perawat 2 lakukan?
Perawat ika : nggggh......sebenarnya pada saat saya melakukan injeksi
terhadap Tn. Yoas, saya menerima telepon dari teman saya dan sepertinya
saya memang melakukan kesalahan dalam memasukkan jumlah cairan ke
dalam spuit. Saya mohon maaf pak (nada menyesal)
Kepala badan otonom etik : setelah ditelaah ternyata perawat ika telah
melakukan kesalahan yang sangat membahayakan pasien. Disini, perawat
ika akan menerima sanksi dengan tidak akan melakukan pekerjaan sebagai
perawat selama 2 bulan.
Perawat ika : (nada menyesal) mohon maaf yah Ny. Yoas, saya tidak akan
mengulangi kelalaian saya ini lagi.