Riba Dan Riba

download Riba Dan Riba

of 13

Transcript of Riba Dan Riba

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    1/13

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk sosial, dimana sejarah perkembangannya manusia

    tidak dapat seorangpun hidup menyendiri atau terpisah dari kelompok lainnya,

    kecuali dalam keadaan terpaksa dan itupun untuk sementara waktu. Hidup

    menyendiri terlepas dari pergaulan manusia dan masyarakat, hanya mungkin

    terjadi dalam dongeng belaka (seperti Tarzan, Robinson, Crosoe dan sebagainya.

    Namun dalam kenyataannya, hal tersebut takkan pernah terjadi. Sejak dahulu kala

    manusia terdapat hasrat untuk berhubungan dengan sesamanya dalam satu

    kelompok atau hasrat masyarakat.1

    Tiap manusia memiliki sifat, watak, dan kehendaknya sendiri-sendiri.

    Namun, di dalam masyarakat manusia mempunyai dan mengadakan hubungan

    kerja sama, tolong-menolong, dengan manusia lainnya. Sebagaimana filosof

    Yunani, Aristoteles mengatakan bahwa manusia mempunyai sifat zoon politicon

    yaitu sifat manusia yang tidak bisa hidup dengan sendirinya dan mau tidak mau

    harus berhubungan dengan orang lain. Hens Keltsen, mengartikan manusia

    sebagai man in social and political being, yakni manusia adalah makhluk sosial

    yang dijumpai berorganisasi.2

    Karena berorganisasi, maka manusia harus

    melakukan aktifitasnya di semua lini. Baik itu politik, ekonomi, sosial, ataupun

    budaya dan sebaginya.

    Manusia selain sebagai makhluk sosial, manusia tercipta sebagai makhluk

    ekonomi, artinya manusia harus berhubungan dengan orang lain atau kelompok

    1C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997),

    hlm. 29.

    2Soedjono Dirdjosiswono,Asas-asas Sosiologi, (Jakarta: Armico, 1997), hlm 57.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    2/13

    lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar eksis di tengah-tengah masyarakat,

    baik itu kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier. Dari sini, manusia pasti

    membutuhkan orang lain sebagai mitra kerjannya (relasi) dalam rangka aktifitas

    ekonominya. Kebutuhan hidup untuk memenuhi, menghasilkan dan membagi-

    bagikan ini dinamakan ekonomi.3

    Melakukan kegiatan ekonomi merupakan tabiat manusia untuk memenuhi

    kebutuhan hidupnya. Dengan kegiatan itu ia memperoleh rizki, dan dengan rizki ia

    mampu melangsungkan hidupnya. Rizki adalah konsep yang mengandung etika

    kerja. Dalam Al-Quran , kerja yang baik adalah ibadah. Manusia diperintahkan

    oleh Allah SWT untuk mencari rizki yang baik dan halal (thayyibah).4

    Karena

    rizki Allah SWT itu melimpah tiada terbatas, Selain manusia itu harus optimis

    terhadap rizki Allah SWT yang memang diperuntukkan manusia, manusia juga

    harus bekerja.

    Terdapat banyak ayat-ayat Al-Quran5

    dan hadist nabi yang mendorong

    manusia untuk bekerja termasuk kegiatan ekonomi di dalamnya- dan mencela

    orang menjadi pemalas. Tapi tidak setiap kegiatan ekonomi dibenarkan apabila

    kegiatan itu memiliki watak yang merugikan banyak orang dan menguntungkan

    sebagian kecil orang seperti monopoli dagang, calo, perjudian dan riba pasti akan

    ditolak.6

    3Abdullah Zaky al-Kaaf,Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 2002). hlm. 12.

    4Dawam Raharjo, Ensklopedia al-Quran (Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci),

    Cetakan II, (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 593.

    5Di antaranya dinyatakan dalam QS Al-Jumuah (62) : 9-10, di mana manusia diperintahkan untuk

    bertebaran di muka bumi untuk senantiasa mencari rizki yang telah dianugrahkan Allah SWT olehAl-Quran.

    6

    Muh. Zuhri, Riba dalam Al-Quran dan masalah Perbankan (Sebuah Tinjauan Antisipatif).Cetakan I, (Jakarta: Rajawali Press, 1996) hlm. 1

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    3/13

    Aktifitas ekonomi menjadi sorotan yang utama dewasa ini, sebab merupakan

    sendi utama kehidupan, Aktifitas ekonomi merupakan upaya manusia untuk

    mempertahankan hidupnya. Dengan melalui sebuah sistem, ekonomi mampu

    berjalan memenuhi keinginan pasar. Hingga muncul banyak transaksi-transaksi

    ekonomi yang melibatkan beberapa pihak yang terkemas dalam sebuah sistem

    dengan nama sistem ekonomi. Sistem ekonomi tidak dapat dipisahkan dari

    lembaga intermediasi (financial intermediacy intitution) yang memang sangat

    dibutuhkan masyarakat.7

    Masyarakat umum pada paruh waktu ini sedang dilanda demam

    menabung. Ini merupakan gejala positif, karena dengan aktifitas tersebut, mereka

    mampu memperbaiki taraf hidupnya dan menjalankan roda perekonomian negara.

    Namun sungguh sangat di sayangkan, di tengah arus positif tersebut, tumbuh dan

    berkembang pula dengan cepat bunga-bunga tak di undang. Pertumbuhan begitu

    pesat, memikat dan menawan, sehingga banyak kaum muslimin yang terjerat.

    Mereka menabung bukan hanya sekedar menyimpan uang tapi lebih jauh dari itu,

    mengharap uangnya berbunga dan berbunga.

    Bahkan tidak sedikit kaum muslimin yang hidup dari hari ke hari dengan

    memanfaatkan bunga-bunga yang dipetiknya tanpa susah-payah harus bekerja.

    Praktik pembangunan uang saat ini di duga kuat telah memenuhi kriteria riba yang

    terjadi seperti pada zaman Rasulullah SAW, baik riba nasiah maupun riba fadhl.

    Dengan demikian praktik membangunan uang ini termasuk salah satu bentuk riba,

    dan riba haram hukumnya.8

    Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya mengharamkan

    7Yusuf Al-Qardhawi,Bunga Bank Haram, Cetakan II, ( Jakarta; Akbar Media Eka Sarana, 2002),

    hlm 48Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia tentang Fatwa Bunga bank, Terorisme, dan

    penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah ditetapkan di Jakarta 22 syawal 1424 H/ 16Desember 2003.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    4/13

    perbuatan riba, dan salah satu ayat yang mengahramkan riba asalah ayat ke-275

    surat Al-Baqarah yang merupakan dasar dari diharamkannya perbuatan riba.

    9

    (((((((((((((((((((((((((((()))))))))))))

    Artinya:

    Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

    Bunga bank dalam perjalanannya, sudah sejak lama menimbulkan polemik

    yang tak berkesudahan, dan tetap menjadi permasalahan pelik hingga saat ini bagi

    kaum cendekiawan muslim serta beberapa ulama besar di negeri ini, bahkan

    dunia.

    Bunga bank adalah masalah yang masih menimbulkan perbedaan pendapat

    dikalangan para ulama, pendapat-pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Mengaharamkan bunga bank karena menganggapnya sama denganriba.

    2. Memperbolehkan bunga bank, karena menanggapnya tidak samadengan riba, yang diharamkan oleh syariat Islam.

    3. Bunga bank adalah haram, tetapi karena belum ada jalan keluar untukmenghindarkannya, maka dibolehkan (karena dianggap darurat).

    10

    Dari perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh para ulama, tersebut,

    dapatlah dikatakan bahwa persoalan bunga bank merupakan permasalahan

    mendasar yang menyangkut tentang konsep dasar, definisi, serta pengambilan

    hukumnya.

    Definisi bunga bank menurut para ulama dan cendekiawan muslimpun

    masih menimbulkan perbedaan, bunga bank adalah riba khafi, yang diperbolehkan

    9QS Al-Baqarah (2). 275.

    10Majelis Ulama Indonesia Sumatra Utara dan Yayasan Baitul Makmur Sumatra Utara, Riba dan

    Bunga Bank, kesimpulan mudzakaroh dan pengkajian ilmiah tanggal 2 dan 16 Juni 1985, Medan,1986, hlm. 7.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    5/13

    bila ada maslahat.11

    Bunga bank merupakan istilah baru dalam dunia perbankan

    yang merupakan terjemahan dari kata interest yang memiliki makna riba.12

    Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para cendekiawan muslim

    tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya bunga bank sama dengan

    riba, sementara telah jelas dalam Al-Quran banyak ditemukan beberapa ayat

    yang menyatakan larangan terhadap berbuatan riba, dan riba haram hukumnya.

    Persoalan kemudian, bunga bank tidak dapat dipisahkan dengan yang

    namanya riba, pengertian riba yang di barat disebut dengan usury atau woeker,

    mengalami evolusi, sehingga akhirnya pada akhir abad pertengahan, mulai

    dirumuskan konsep bunga yang membedakan diri dengan riba. Dalam hal ini, riba

    adalah tambahan atas hutang yang dipungut dalam taraf yang terlalu tinggi dan

    mengandung unsur pemaksaan atau pemerasan terhadap yang membutuhkan

    tetapai lemah kedudukannya. Sedangkan bunga adalah tambahan yang

    tingkatannya wajar, dengan mempertimbangkan berbagai ongkos dan resiko yang

    harus dipikul oleh pemilik modal.13

    Evolusi konsep bunga ke riba tidak lepas dari perkembangan lembaga

    keuangan, khususnya bank. Lembaga ini timbul, karena kebutuhan modal untuk

    membiayai industri dan perdagangan. Modalnya terutama dari pedagang. Oleh

    karena para bankir umumnya berasal dari pedagang. Pelopor pendiri bank adalah

    kaum Yahudi yang diikuti oleh pribumi Italia.14

    11Chuzaimah T. Yango dan A. Hafiz Ambary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer,

    Cetakan I, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1995) hlm 54.

    12Ash-Shadiq Abdurrahman Al-Gharyani, Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer, Cetakan I,

    (Surabaya: Pustaka Progressif, 2004) hlm 112.

    13Ibid, hlm 615-616.

    14Muhammad, Riba dan Bunga Bank, Jurnal Mukadimah, No. 4 Tahun III, 1997, hlm 65.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    6/13

    Sebagaimana telah kita kenal, bank merupakan alat ekonomi yang bertujuan

    untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara umum

    dalam Islam dikenal sebagai Maslahah alAmmah- dan khususnya yang terlibat

    dalam perbankan.

    Berdasarkan fungsi dan tujuan adanya bank, MUI menemukan terdapat

    praktik riba dalam bank tersebut, yaitu pada adanya pembungaan uang secara

    terus menerus bagi orang yang melakukan transaksi dengan bank. Baik itu

    pinjaman maupun penyetoran. Bunga dari pinjaman/simpanan yang berlaku di

    bank lebih buruk dari pada riba yang diharamkan oleh Allah SWT dalam Al-

    Quran , karena riba hanya dikenakan tambah pada saat pinjaman tidak mampu

    mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo. Sedangkan bunga bank sudah

    langsung dikenakan tambahan sejak terjadinya transaksi.15

    Bank, sebenarnya adalah modus untuk melaksanakan but, tijatah secara

    suka rela dan pencegahan sifat riba yang adafan mudhaafat-an, baik dalam

    pengertian bunga berganda yang tidak ada batasnya, atau terlalu tinggi tingkat

    bungannya, hal ini menurut pengertian A. Hasan. Namun, pengertian ini tetap

    praktik riba kalau penambahan yang dilakukan dalam bank tersebut tetap diartikan

    sebagai tambahan.

    Berdasarkan argumen di atas, maka lembaga bank malah dianggap sebagai

    jalan keluar dari riba, maksudnya unsur yang mengharamkan riba telah dihapus

    melalui peraturan perbankan. Pernyataan ini berlaku bagi mereka yang

    menganggap bunga dan bank bukan riba. Tetapi bagaimana dengan mereka yang

    bunga dan bank sebagai kesatuan integral dalam penyelenggaraan riba. Dengan

    mengingat bahwa bank merupaan sebuah lembaga yang memiliki tujuan untuk

    15

    Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia tentang Fatwa Bunga bank, Terorisme, danpenetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah ditetapkan di Jakarta 22 syawal 1424 H/ 16

    Desember 2003.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    7/13

    memajukkan ekonomi masyarakat serta mensejahterakannya, MUI sebagai wadah

    musyawarah para alim ulama dan endekiawan muslim mengeluarkan fatwa bahwa

    bunga bank dinyatakan haram. Penetapan tersebut didasarkan dari banyaknya

    pengertian yang mengarah pada penafsiran bahwa bunga bank termasuk dalam

    kriteria riba yang diharamkan, atau bahkan bunga bank diartikan sama dengan

    riba.

    Dari uraian di atas, menarik untuk diadakan pembahasan lanjut tentang

    bunga bank, diantarannya membahas tentang persoalan bunga bank, yang mana

    hingga kini masih menjadi bahan perdebatan di sebagian besar ulama dan para

    cendekiawan muslim, antara yang mengharamkan dan menghalalkannya. Sampai

    pada akhirnya MUI yang merupakan lembaga keagamaan Islam tertinggi yang ada

    di indosenia mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank adalah haram, melalui surat

    keputusan yang di keluarkan di Jakarta pada tangga 22 Syawal 1424 H / Desember

    tahun 2003.

    B. Rumusan MasalahMengacu dari latar belakang yang telah kami paparkan pada latar belakang

    di atas, maka kami merumuskan beberapa masalah diantaranya:

    1. Bagaimana pandangan para ahli hukum Islam terhadap hukum bunga bankkonvensional?

    2. Apa alasan para ahli hukum tersebut dalam menentukan hukum bunga bankkonvensional?

    C. Tujuan PenelitianSedangkan tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah mendeskripsikan

    pandangan para ahli hukum Islam terhadap bunga bank serta hukumnya, dan juga

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    8/13

    menjelaskan secara komprehensif alasan serta landasan yang digunakan para ahli

    hukum Islam tersebut dalam menentukan hukum bunga bank konvensional.

    D. Tinjauan PustakaJika kita berbicara tentang bunga bank, memang sangatlah menarik dan

    tidak ada habis-habisnya. Dalam wacana hasanah hukum Islam pembahasan

    tentang bunga bank banyak dijumpai. Dari wacana-wacana tersebut kita dapatlah

    mengetahui sangatlah bervariatif para ahli hukum Islam dalam menetapkan hukum

    tentang bunga bank. Walaupun Al-Quran telah secara tegas melarang terhadap

    riba, akan tetapi di kalangan ulama ataupun hukum Islam masih terjadi difference

    opinion mengenai apakah bunga bank termasuk kategori riba ataupun tidak. Hal

    ini terjadi karena para ahli hukum Islam berbeda pendapat dalam menafsirkan

    terhadap ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan masalah riba.

    Seperti A.Wahid Zaini, pengarang buku dan kolomnis produktif, dalam

    bukunya Dunia Pemikiran Kaum Santrisecara gamblang dan detail menjelaskanhukum tentang bunga bank yang telah diputuskan oleh Munas Alim Ulama di

    Bandar Lampung, dan Majlis Tarjih Muhamdiyah di Sidorajo. Dengan harapan

    agar forum kajian atau musyawarah yang diikuti oleh ulama dan ahli-ahli

    perbankan agar kajiannya lebih komprehensip dan hasilnya diharapkan lebih

    mendekati bahkan sesuai dengan realita yang ada.16

    Begitu juga dengan Majlis Tarjih Muhammadiyah yang bertugas merespon

    dan memutuskan persoalanpersoalan hukum Islam termasuk masalahmasalah

    kontemporer dengan metode ijtihadnya., di antaranya adalah masalah yang telah

    menjadi tema pokok pembahasan penyusun yaitu mengenai bunga bank. Di mana

    hasil keputusankeputusan Majlis Tarjih tersebut selanjutnya hasil keputusan-

    16A. Wahid Zaini,Dunia Pemikiran Kaum Santri (Yogayakarta: LKPSM: 1994).

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    9/13

    keputusannya dibukukan dalam Himpunan Putusan Tarjih,17

    di samping ada

    arsiparsip tersendiri dari setiap Mutamar Tarjih.

    Selanjutnya kajian yang lebih lengkap membahas tentang metode ijtihad

    Majlis Tarjih adalah buku karya Fathur Rahman Djamil,18

    buku ini secara detail

    telah menyoroti ijtihad yang dilakukan oleh Majlis Tarjih Muhammadiyah

    (khususnya tentang bunga bank) dengan berusaha untuk mengungkapkan

    kegiatan-kegiatan Majlis Tarjih Muhammadiyah yang merupakan motor

    penggerak pembaharuanMuhammadiyah.

    kitab yang secara khusus membahas tentang bunga bank adalah kitab

    Fawaidd al-Bumuk Hiya ar-Riba al-Haram karya Dr. Yusuf Qurdhawi yang telah

    diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Bunga Bank Haram.

    buku berjudul Bunga bank dalam Islam karya A. Khotib di mana dalam

    buku tersebut dibahas panjang lebar tentang riba dan pergeserannya menjadi

    bunga. Buku Bunga bank haram? Karya Prof. Dr. Abdullah Al-Mushlih dan Prof.

    Dr. Shalah Ash-Shawi yang di dalamnya membahas sikap mereka terhadap fatwa

    yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia, serta Surat Keputusan Komisi

    Fatwa MUI tentang bunga bank.19

    Ensiklopedi Al-Quran , karya Dr. Dewam Raharjo tak lepas menjadi

    referensi sekunder penulis. Juga buku karya Dr. Ash-Shidiq Abdurrahman Al-

    Quran al-Karim sebagai pedoman dasar penyusunan skripsi kami.

    Sedangkan beberapa skripsi yang membahas tentang masalah bunga bank

    diantarannya:

    17Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah,,

    (Yogyakarta: Persatuan, t.t.).

    18Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah, cet. I ( Jakarta : Logos

    Publishing House, 1995 ).

    19Yusuf Qardhawi,Bunga Bank Haram, Cetakan II, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001).

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    10/13

    1. Karsum, mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga dengan judulskripsi pandangan tentang riba dan bunga bank dalam fiqih kontemporer

    (Studi pemikir Prof. Dr. Dawam Raharjo) tahun 2002.

    2. Affan Safwan, mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga denganskripsi berjudul Riba dalam Islam (studi pemikiran M. Abduh dan Sayyid

    Abdul Ala Al-Maududi tentang bunga bank).

    Setelah peneliti melakukan penelaahan terhadap pustaka-pustaka, kami tidak

    menemukan penelitian, kajian ataupun buku yang di dalamnya berusaha

    menganalisa pandangan para ahli hukum Islam secara umum tentang hukum

    bunga bank. Maka dari itu menurut peneliti perlu adanya kajian ataupun

    pembahasan yang berusaha menelaah sekaligus menganalisis pandangan para

    ulama/ahli hukum Islam tentang hukum bunga bank.

    Oleh sebab itu pada penelitian ini, kami beri judul HUKUM BUNGA

    BANK (Analisis Terhadap Pandangan Fatwa Para Ulama Tentang Hukum

    Bunga Bank) dalam penelitian ini kami mendeskripsikan pandangan para ahli

    hukum Islam/ulama serta menganalisanya bagaimana para ulama tersebut dalam

    menggali hukum tentang bunga bank dan apa dalil juga argumennya.

    E. Definisi Operasionala. Fatwa adalah ajaran, atau nasehat, keputusan/ ketetapan, penjelasan dari para

    ulama (fuqaha) tentang hal yang berhubungan dengan ajaran/ pelaksanaan

    hukum-hukum Islam.20

    b. MUI adalah tempat atau wadah musyawarah para alim ulama dancendekiawan muslim di Indonesia

    20

    Pius Apartanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit Arkaloka,1994) hlm 173.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    11/13

    c. Bunga bank adalah tambahan yang dikenakan untuk transaksi pinjaman yangdiperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaataan

    hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan secara pasti

    dimuka berdasarkan prosentase.21

    d. Haram adalah sesuatu atau perkara-perkara yang dilarang oleh syara, berdosajika mengerjakannya dan mendapatkan pahala bila meninggalkannya.

    22

    F. Metode penelitianDalam sebuah penelitian tentunya memerlukan metode yang jelas.

    Sedangkan penelitian ini adalah:

    1. Jenis penelitianPenelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) yaitu data

    yang diperoleh dalam penelitian ini dengan merujuk pada literatur-literatur atau

    informasi, baik yang didapat dari internet ataupun media massa serta buku-buku

    yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam hal ini tentang fatwa-

    fatwa para ahli hukum terhadap hukum bunga bank.

    2. Sifat penelitian.Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitik, yaitu penelitian dalam

    rangka pemecahan masalah dengan cara menuturkan, menganalisa dan

    mengklasifikasi. Jadi penelitian ini adalah meliputi analisa dan interpretasi data

    tentang arti data itu.23

    Artinya, penelitian ini mendeskripsikan pemikiran-

    pemikiran para pakar ahli hukum Islam tentang pendapatnya pada masalah bunga

    21Keputusan ijtima ulama komisi fatwa se-Indonesia tenatang fatwa bunga bank, terorisme, dan

    penetapan awal ramadhan, syawal dan Djulhijjah ditetapkan di Jakarta 22 Syawal 1424H / 16

    desember 2003.

    22M Abdul Mujib, Mabrur Tholhah dan Syafiah A. M, Kamus Istilah Fiqh. Cetakan I, (Jakarta:

    Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 99.23Winarto surakhmat, pengantar penelitian ilmiah dasar metode dan teknik, (bandung: tarsito,

    1989), hlm. 39.

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    12/13

    bank, termasuk juga dengan alasan apa mereka dalam berpendapat. Setelah itu

    menganalisa dari beberapa pendapat yang diperoleh menjadi sebuah kesimpulan

    tentang pandangan para ahli hukum Islam terhadap masalah hukum bunga bank

    serta alasannya.

    3. Sumber dataSedangkan sumber data pada penelitian ini adalah buku-buku, informasi media

    cetak serta informasi yang didapat dari internet dan lain sebagainya yang

    berkaitan dengan masalah yang kami teliti yaitu tentang bunga bank serta

    hukumnya.

    4. Pendekatan masalahAdapun pendekatan yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

    normatif, dengan pendekatan ini peneliti berusaha melihat ataupun

    memperhatikan permasalahan tentang bunga bank serta hukumnya dipandang

    dari sudut hukum Islam khususnya dari ilmu fiqh dan ushul fiqh.

    5. Analisis dataSedangkan data yang diperoleh dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti,

    kemudian diolah secara deskriptif-analisis dengan menggunakan teknik content

    analisis yaitu menganalisis data menurut isisnya. Data yang sudah dijaring ,

    kemudian dianalisa dengan menggunakan logika induktif, yaitu melakukan

    pembahasan serta menganalisa dengan memulainya dari berbagai kasus yang

    terkait menjadi suatu kesimpulan.

    G. Sistematika PembahasanUntuk menghasilkan sebuah karya yang sistematis, peneliti memaparkan

    skripsi ini dengan bagian-bagian bab-bab secara rinci dan mendetail. Secara

    umum sistematika pembahasan tersebut, sebagai berikut :

  • 8/2/2019 Riba Dan Riba

    13/13

    Bab Pertama, bagian ini berisi tentang pendahuluan, memaparkan latar

    belakang masalah yang memuat argumen ketertarikan peneliti terhadap kajian ini,

    pokok masalah penelitian sebagai cakupan fokus kajian, dilanjutkan dengan tujuan

    dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka, metode penelitian dan

    sistematika pembahasan.

    Bab kedua, pada bagian ini berisi gambaran umum tentang bunga bank

    serta fatwa secara komprehensif.

    Bab ketiga, sedangkan pada bab ini peneliti memaparkan data-data yang

    diperoleh dari hasil pencarian berbagai referensi, dalam hal ini adalah data-data

    atau informasi tentang fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ahli hukum Islam

    terhadap masalah bunga bank. Sekaligus menganalisanya.

    Bab keempat, pada bagian ini berisi penutup yang memuat kesimpulan

    hasil telaah penelitian dan saran-saran sebagai tindak lanjut atau acuan penelitian.