Rheumatic fever indonesia
-
Upload
khoirul-anwar -
Category
Health & Medicine
-
view
23 -
download
4
Transcript of Rheumatic fever indonesia
RHEUMATIC FEVER
Current Diagnosis And Secondary Prevention Strategy
Tn. Rio Widyatmoko , 18 thn
No CM : 01795901
Alamat : Yogyakarta
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
Dirawat di : bugenvil 5
Dokter Jaga : dr. Sari
Dokter bangsal : dr. Rico
Indikasi rawat inap : Diagnosis dan Terapi
RPS :
• Laki-laki, usia 18 tahun, rujukan dari RSUD Temanggung dengan demam rematik
• Demam sejak 14 hari disertai nyeri sendi di kedua lutut, pergelangan kaki, siku, sendi bengkak (+), gerakan terbatas (+) sampai
sulit berjalan
• Nyeri tenggorokan (+), batuk (-), nyeri dada (-), berdebar debar (-), sesak (-), ruam kulit (-)
• Keluhan serupa dialami 4 tahun yang lalu di lutut kanan, kambuh-kambuhan setiap tahunnya, dan memberat sejak 3 bulan yang
lalu.
• Os pengobatan di RSU Temanggung dikatakan radang sendi, mendapat terapi anti nyeri diklofenak jika nyeri sendi dan ranitidin
• Nyeri tenggorokan berulang ketika SD.
Pemeriksaan Fisik
KU : sedang, CM, gizi cukup
TB 169 cm, BB 65 kg, IMT 22.76 kg/m²
VS : TD 120/70 mmHg, tidur, manset di lengan kanan, large adult cuff
N 90 x/menit, irama teratur, isi dan tekanan cukup
R 20 x/menit, irama teratur, tipe pernapasan thorakoabdominal
T° 38,3 °C, suhu aksila
Kepala : Insp. : konj. pucat (-), sklera ikterik (-)
Palp. : tidak ada nyeri tekan, tak teraba massa
orofaring : hiperemis (+)
Leher : Insp. : JVP tak meningkat
Palp. : lnn ttb
Thorax :
Pulmo : Insp. : simetris, KG (-),
retraksi (-)
Palp. :
stem fremitus kanan = kiri
Perk. :
sonor (+)
Ausk. :
vesikuler (+) RBK (-) RBB (-) Wheezing (-)
Cor : Insp. :
IC tak tampak
Palp. :
IC teraba di SIC V LMCS
Perk. :
kardiomegali (-), kesan konfigurasi dbn
Ausk. : S1-
2 murni reguler, bising (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Insp. : datar
Ausk. : peristaltik (+) N
Perk. : timpani di seluruh regio
Palp. : NT (-), H/L ttb
Extremitas : Insp. : edema − −
− −
Palp. : akral hangat, tidak ada nyeri tekan
nyeri sendi + +
+ +
Gerakan terbatas terbatas
terbatas terbatas
St.lokalis R.genu dekstra et sinistra, R. Cubiti dekstra et sinistra :
bengkak (+), teraba hangat (+), nyeri tekan (+), gerak terbatas karena nyeri (+), krepitasi (-)
Kulit : eritema marginatum (-), nodul subcutan (+) di regio antebrachii sinistra
Foto klinis
Foto klinis
Foto klinis
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Hb 12
AL 28.79
AT 529
AE 4.41
Hmt 36.4
S 84.9
L 9.1
M 4.5
E 1.3
B 0.2
MCV 82.5
MCH 27.2
CRP >150 mg/L (normal = < 5)
ASTO (+)
Procal 0.59
LED 98 mm/1jam (normal = 0-10)
g/dl
.103/μL
.103/μL
.106/μL
%
%
%
%
%
%
fL
pg
EKG 24/12/16 : Sinus Rythm, heart rate 90 kali/menit, normoaksis
PR interval = 0,12 s
Ro thorax 24/12/16 :
• pulmo tak tampak kelainan, besar cor normal
• Diafragma dextra letak tinggi suspek proses infradiafragma
Re-assesment• Reccurent acute rheumatic fever
Terapi :• Inf. NaCl 0.9% 20 tpm
• Inj ampicillin 1gram/6jam iv
• Inj Metilprednisolon 62.5mg/24jam
• Inj. PPI 1A/24jam
• Paracetamol 3x500mg
Plan:• Lacak swab faring
• Echocardiografi
• Evaluasi CRP
PEMBAHASAN
DEFINISI
• Acute rheumatic fever adalah penyakit inflamasi sistemik pasca infeksi group A streptococcus
• Menyerang pada connective tissue (joint, jantung, jaringan subkutan, CNS)
• Usia : 5 – 15 tahun• Low risk population (Eropa, USA)
– ARF incidence ≤ 2/1000 at school age– RHD incidence ≤ 1/1000 at all age
• high risk population (Australia, New Zeland, Turkey, Africa, Asia selatan dan pada negara negara berkembang)– ARF incidence > 2/1000 at school age– RHD incidence > 1/1000 at all age
Luiza G, et al, 2016Ayse et al., 2016
“ARF licks the joints and BITES THE HEART”
• Carditis Manifestasi terbanyak kedua setelah artritis (pada anak) Pada dewasa carditis > artritis
• Melibatkan endocardium dan valvular• ARF = penyebab tersering acquired heart disease pada anak dan usia
muda• Insidensi ARF 500,000 per tahun kasus baru • 280,000 RHD• 233,000 dead
“PENTINGNYA SCREENING DAN PREVENSI RHD PADA PASIEN ARF”
Luiza G, et al, 2016
CLINICAL CARDITIS
Michael et al, AHA, 2015
“screening subclinical carditis”
“pentingnya prevensi sekunder untuk mencegah progresi ke RHD terutama pada awal penyakit”
“pentingnya prevensi tersier untuk mencegah komplikasi RHD terutama pada awal penyakit”
STRATEGI PREVENSI KOLONISASI FARING DAN FARINGITIS
Management Of Acute Rheumatic Fever
MONITORING
• Evaluasi klinis– Artritis biasanya respon dengan aspirin (6 minggu stop obat)
• Cek CRP 2 x seminggu (pada minggu I), lalu setiap 1-2 minggu sekali, biasanya kembali normal setelah 1 bulan
• Echocardiografi minimal diulang setiap bulan• Discharge planning
– Pada ARF ringan (tanpa carditis atau mild carditis) biasanya 2 minggu
– Dengan carditis berat rawat inap lebih lama
Luiza G, et al, 2016Ayse et al., 2016
Antibiotics appear to be effective in reducing the incidence of acute rheumatic fever following
an episode of suspected GAS pharyngitis. This effect may be achieved at relatively low cost if a
single intramuscular penicillin injection is administered.
AMPICILLIN ON RHEUMATIC FEVER TREATMENT
• NO EVIDENCE AVAILABLE
Antiinflamasi (Croticosteroid dan NSAID) mengurangi LOS tapi tidak berefek pada outcome
cardial
Secondary Prevention And Rheumatic Heart Disease
Control Programs
Recommended routine review and structured care planning
TAKE HOME MESSAGE
• Diagnosis dini RHD pada pasien ARF menentukan prognosis dan terapi (pentingnya echocardiografi sebagai screening)
• Optimalisasi terapi antibiotik sesuai guideline
• Antiinflamasi (Croticosteroid dan NSAID) mengurangi LOS tapi tidak berefek pada outcome cardial
• Prevensi sekunder perlu diberikan pada pasien ini dengan pemberian penicillin V 2x250mg (perhatikan kepatuhan)
• Monitoring berkala perlu dikerjakan sesuai guideline
THANK YOU....