Revisi Askep Keluarga ANGG
-
Upload
vyan-achmad -
Category
Documents
-
view
241 -
download
1
description
Transcript of Revisi Askep Keluarga ANGG
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
DUSUN KLAMPOK RT 5 RW 1 DESA JIWUT
KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN
BLITAR
( Disusun untuk memenuhi tugas M.A. Keperawatan
Keluarga )
Disusun oleh :
ANGGA FERWITA
( 0501300045 )
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITARPOLITEKNIK KESEHATAN MALANG
20073.
4. Bentuk keluarga
Extended family yang terdiri dari Suami, istri, dan orang tua
suami.
5. Latar belakang budaya/etnis
Semua anggota keluarga merupakan WNI yang bertempat
tinggal di desa Jiwut yang mempunyai lingkungan homogen dari
suku Jawa. Semua anggota keluarga menggunakan bahasa jawa
dalam percakapan sehari-hari. Kebiasaan sholat 5 waktu dilakukan
sendiri-sendiri di rumah. Kedua orang tua berasal dari latar
belakang budaya dan agama yang sama, yaitu budaya jawa, dan
agama Islam. Anggota keluarga tidak pernah mendiskriminasi
orang lain, mereka selalu bergaul dengan semua lapisan
masyarakat. Tn J dan istrinya mengikuti kegiatan keagamaan
(yasinan, pengajian) di lingkungan yang homogen (etnis jawa).
6. Identifikasi religius
Semua anggota keluarga beragama Islam. Tn. J dan
istrinya sering mengikuti kegiatan keagamaan seperti yasinan dan
pengajian. Semua anggota keluarga rutin setiap harinya
melakukan sholat 5 waktu sendiri-sendiri, terkadang sholat
berjamaah di rumah.
7. Status kelas sosial
Tn J bekerja sebagai buruh harian lepas jadi tidak pasti
setiap harinya berpenghasilan. Saat bekerja penghasilannya Rp.
600.000,00/bulan, yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan
hidup sehari-hari. Anggota keluarga menganggap penghasilan
mereka masih kurang, oleh karena itu Tn. J mempunyai pekerjaan
sampingan yaitu beternak dan memelihara ikan.
Keluarga Tn. J termasuk keluarga sejahtera tahap III,
karena keluarga ini sudah melaksanakan ibadah menurut agama
masing-masing yang dianut, makan dua kali atau lebih dalam
sehari, memakai pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan,
lantai rumah bukan dari tanah, tetapi semen. Bila anggota keluarga
ada yang sakit atau ibu sedang hamil ingin memeriksakan
kehamilannya dibawa ke sarana/petugas kesehatan (Puskesmas
dan Bidan), makan daging/ikan/telur hampir 1 kali dalam
seminggu. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir dan
dapat melaksanakan fungsinya, dan ikut serta dalam kegiatan
masyarakat (yasinan, pengajian). Memperoleh berita dari radio
dan televisi. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana
transportasi (kendaraan bermotor).
8. Aktivitas rekreasi
Waktu luang keluarga (sore dan malam) digunakan untuk
menonton televisi dan mengobrol, terkadang berkunjung ke
tetangga. Saat menjelang tidur keluarga menyempatkan untuk
berbincang atau bercanda di kamar.
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. J merupakan keluarga tahap I dimana
keluarga ini baru menikah dan belum mempunyai anak
2. Tugas perkembangan keluarga yang sesuai
tahap perkembangan pada saat ini
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
Dalam membina hubungan perkawinan Tn.J dan Ny.J
mempunyai kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga yaitu :
- Keluarga apabila berpergian berpamitan dan mencium
tangan.
- Bila istri atau suami ada masalah dibicarakan dan mencoba
mencari jalan keluarnya.
- Suami meanggil istri dengan sebutan”DIK” dan istri
memanggil suami dengan sebutan “MAS”
- Bila suami bekerja di rumah istri menunggui dan bila
dimintai bantuan, membantu.
b. Menghubungkan jalinan persaudaraan secara harmonis
Keluarga Tn.J hidup serumah dengan Bapak dan ibu Tn.J.
mereka hidup dengan harmonis dengan salig menyapa apabila
bertemu, ibu dan menantu biasa memasak bersama, mengurus
rumah bersama. Keluarga Tn.J dan sanak saudara Tn.J hidup
dalam satu lingkungan sehingga setiap hari bertemu,
sedangkan keluarga Ny.J berserta sanak saudara juga dalam
satu lingkungan yang berjarak 5 km dari rumah Tn.J, sehingga
ketika 3 hari sekali mengunjungi Bapak dan Ibu Ny.J sekaligus
mengunjungi sanak saudara. Hubungan Tn.J dengan keluarga
Ny.J cukup baik terlihat mereka saling menyapa dan bercanda
apabila bertemu. Hal ini terbukti lagi apabila Tn.J kesulitan
perekonomian tidak segan-segan sanak saudara membantu.
c. Keluarga berencana
Keluarga Tn.J mengeluh perekonomiannya belum tertata baik,
sehingga mereka berencana mempunyai anak 1 saja terserah
untuk jenis kelaminnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga pada saat ini
Tn.J tidak pernah menderita penyakit kronis akan tetapi
bila musim hujan beliau biasanya terkena flu, batuk dan demam,
diobati dengan obat generik yang dibeli di toko sekitar rumah.
Sedangkan istrinya sekarang sedang hamil 9 bulan,tinggal
menunggu masa persalinannya yang diperkirakan 10 hari lagi.
Keluarga berencana melakukan proses persalinan di Bidan Desa
setempat.
4. Riwayat kesehatan keluarga asal kedua orang
tua
Bapak Tn. J menderita darah tinggi sudah 2 tahun yang
lalu, dan bila malam kedinginan beliau batuk kering, sampai
sekarang belum pernah diperiksakan. Sedangkan ibu Tn.J apabila
bekerja terlalu berat beliau mengeluh keju linu pada kedua
lututnya. Untuk Bapak dari Ny.J juga menderita darah tinggi
sudah 1 tahun yang lalu, sampai sekarang juga belum pernah
diperiksakan.
C. Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati 13x10meter. Atap rumah
terbuat dari genting, lantai rumah terbuat dari semen, dinding dari
batu bata. Jumlah ruangan 5 yang terdiri dari rung tamu, 2 kamar
tidur, ruang keluarga, dapur. Sumber air untuk memasak, minum
dan mandi berasal dari air sumur. Pengaturan rumah rapi dan
bersih. Pencahayaan rumah terang, baik digunakan untuk
membaca. Ventilasi di ruang tamu ada 3 jendela, di tiap kamar
belum ada jendela, dan di dapur ada 3 jendela. Kebiasaan
memasak memakai tungku dan kompor. Terdapat pembuangan
sampah di samping dan belakang rumah. Tempat pembuangan
limbah air di comberan. Tidak ada lalat di dalam rumah, ada
sedikit kecoa di dapur. Di WC terdapat sabun dan handuk.
Anggota keluarga sudah merasa puas dengan penataan rumahnya.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Rumah Tn. S merupakan hunian dari penduduk yang
bersifat homogen (keturunan jawa) dan mayoritas beragama Islam.
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Keadaan jalannya
belum diaspal. Keluarga Tn. J termasuk keluarga yang telah lama
tinggal di lingkungan tersebut. Hubungan dengan keluarga baik
dengan saling kunjung, bantu, sapa saat berpapasan di jalan. Jarak
rumah dengan tetangga 3-4 meter. Jam tutup rumah di lingkungan
tersebut jam 20.00 WIB. Lokasi rumah jauh dari industri. Tidak
pernah ada insiden kejahatan di lingkungan sekitar. Keadaan
lingkungan di sekitarnya tertata rapi, yasinan dan pengajian adalah
perkumpulan keagamaan di lingkungan tersebut.
3. Mobilitas geografis keluarga
Setelah menikah Tn. J dan istrinya tinggal bersama orang
tuanya tidak pernah pindah rumah.
4. Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas
Bila kesehatannya memburuk Tn. J memeriksakan diri ke
puskemas. Hubungan Ny. J baik dengan tetangga, terbukti ia ikut
yasinan dan pengajian. Tiap sore dan malam biasanya para
tetangga berkumpul di depan rumah Tn.J untuk berbincang-
bincang. Tn. J pernah terlibat utang piutang bila mengalami minus
pada ekonomi keluarganya. Ny. J bukan anggota PKK di
lingkunganya. Bila belanja untuk kebutuhan sehari-hari Ny. J
membelinya di pedagang keliling, namun bila kebutuhan dalam
jumlah besar dia belanja ke pasar.
5. Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
I. Setiap memiliki masalah, keluarga selalu
memecahkan bersama, saling memberi dukungan.
Keluarga tidak memiliki ASKES, apabila ada
anggota keluarga yang sakit, maka segera dibawa
ke puskesmas terdekat yang jaraknya 1,5 km.
Terdapat pula bidan desa yang letaknya 1 km dari
rumahnya. Keluarga tidak memiliki persediaan obat
di rumahnya, apabila batuk, pilek, dan demam yang
ringan diobati dengan obat yang dibeli di toko
sekitar rumahnya.
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antara Tn. J dengan Ny. J cukup fungsional.
Terbukti bila ada masalah selalu dimusyawarahkan secara terbuka,
jujur dan mampu mengendalikan emosi. Juga komunikasi Tn. J
dan Ny. J dengan kedua orang tuanya yang yang tinggal seatap
sangat baik, terbukti apabila dimintai pendapat bapak Tn.Jdengan
senang hati memberikan pendapatnya, dan bila Ny.J memasak ibu
Tn.J selalu membantu. Komunikasi Tn.J dan istrinya dilakukan
setiap saat bertemu terutama saat makan, mau tidur dan mau
bangun tidur, serta saat memberi makan untuk ternaknya.
Kemudian komunikasi keluarga dengan kedua orang tua dilakukan
sore dan malam ketika mereka berkumpul. Jika ada masalah
rumah tangganya, Tn. J selalu membicarakan dengan istri dan
apabila kurang percaya dengan keputusan keduanya, Tn.J
meminta dukungan dari orang tuanya. Jadi, seluruh anggota
keluarga selalu mengetahui jika ada salah satu anggota keluarga
ada masalah yang perlu diselesaikan. Akan tetapi bila masalah
tidak kunjung selesai Tn.J pergi dari rumah tanpa pamit untuk
menenangkan diri, biasanya 1 hari.
2. Struktur kekuasaan keluarga
Jika ada suatu masalah, Tn.J selalu memancing dengan
menceritakannya terlebih dahulu kepada istrinya, kemudian Tn. S
dan istrinya membuat rencana penyelesaian dari masalah tersebut,
dan akhirnya keputusan berada di tangan Tn. J. Apabila keputusan
kurang mantap Tn.J meminta dukungan dari orang tuanya.
Sehingga hasil keputusan tersebut diterima dengan baik oleh
semua anggota keluarga.
3. Struktur peran keluarga
Tn. J: suami, ayah, ia bertindak sebagai pencari nafkah dan
kepala keluarga.Tn. J selalu memberikan uang belanja kepada
istrinya setiap kali meminta. Peran pelindung dan pendidik
dijalankan dengan baik, terbukti jika istrinya melakukan
kesalahan, Tn. J selalu menegurnya dan menasehatinya. Apabila
istrinya mengeluh dengan kehamilannya dia langsung
mengantarkannya ke bidan setempat. Meskipun anak Tn. J masih
dalam kandungan tetapi komunikasi antara bapak dengan anak
dilakukannya dengan berbicara pada perut istrinya.
Ny. J : Ibu, Istri. Ia bertindak sebagai ibu rumah tangga,
termasuk belanja, memasak dan membersihkan rumah.
Menjalankan peran perawatan anak yang masih dalam kandungan
dengan baik, yaitu jika ada keluhan langsung memeriksakan ke
bidan, tiap ada posyandu selalu ikut.
4. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai keagamaan merupakan pondasi keluarga ini. Mereka
selalu berpendapat bahwa segala sesuatu telah diatur oleh-Nya,
sehingga kita tinggal berdoa dan berusaha. Kegiatan keagamaan
selalu rutin dilakukan, seperti yasinan, pengajian dan sholat.
Keluarga ini dari keturunan jawa, sehingga budaya jawa masih
dominan dilakukan, seperti kenduri / selamatan, mengucap salam
dan mencium tangan apabila masuk dan keluar rumah. Pendidikan
sangat dihargai, dan setiap anggota keluarga menyukai perubahan
dan kemajuan. Kebebasan berpendapat dianggap sebagai nilai
yang penting. Keluarga ini telah menerapkan nilai-nilai kesehatan
seperti ada sabun di WC, tempat pembuangan sampah sudah
memadai. Dalam keluarga ini tidak ada yang mengatur
perekonomi penuh akan tetapi saling melengkapi dan yang paling
dominan istri sebagai pengatur.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Karena seluruh anggota keluarga memiliki kedekatan dan
keakraban, tanpa ada yang disembunyikan sehingga mereka saling
memahami kebutuhan masing-masing, didukung pula oleh pola
komunikasinya yang terbuka. Tn. J bila ada masalah lebih suka
bercerita kepada istrinya, saat keduanya santai bersama. Sesama
anggota keluarga saling memberikan perhatian dan dukungan,
misalnya saat keluarga kesulitan dalam perekonomian , Tn. J dan
istrinya saling mengerti dengan istri mengurangi jatah belanjanya
dan setiap hari Tn.j selalu menanyakan keadaan kehamilan
istrinya. Dalam keluarga, sikap saling menghargai dan
menghormati diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga
kebiasaan cium tangan saat bepergian masih dilakukan., sebelum
tidur Tn. J mencium istrinya dan terkadang mencium perut istrinya
sebagai tali kasih kepada anaknya.
2. Fungsi ekonomi
Kebutuhan keluarga dipenuhi oleh Tn. J dan dibantu
bapaknya. Pendapatan keluarga bila Tn.J bekerja sebesar
Rp.600.000,00 bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari gaji
suaminya Ny. Abdullah belum bisa menyisihkan uang untuk
ditabung. Apabila keluarga mengalami minus, meminjam kepada
orang tua atau tetangga. Keluarga merasa perekonomiannya belum
tertata dengan baik, hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-
hari.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga menginginkan hanya seorang anak saja, terserah
laki-laki atau perempuan. Untuk saat ini istri tidak menggunakan
alat kontrasepsi karena dia sedang hamil dengan usia kehamilan 9
bulan. Sebelum mengetahui kalau istrinya positif hamil dalam
melakukan hubungan suami istri 3-4 kali seminggu. Keadaan
lingkungan sepi dan privasi terjaga saat melakuakan hubungan
tersebut.
4. Fungsi sosialisasi
Interaksi antara anggota keluarga terjalin dengan baik terbukti
setiap kali bertemu menyapa dan berbincang-bincang termasuk
dengan orang tua Tn.J. Terkadang terjadi konflik tetapi setiap ada
masalah selalu dibicarakan bersama. Hubungan dengan tetangga
baik, terbukti ketika mahasiswa kesana Ny. J sedang berbincang
ke rumah tetangganya. Tn.J mengajak istri pulang ke rumahnya
hampir setiap 3-4 hari sekali, kemudian ke rumah sanak saudara
hampir setiap hari karena rumahnya di sekitar rumah Tn.J.
Apabila ada tetangga ada yang punya hajat, keluarga ini selalu
membantu. Selama ini Tn.J mengatakan tidak ada masalah dalam
rumah tangganya. Bila istrinya melakukan kesalahan, Tn. J selalu
menegur dan menasehati, begitu juga sebaliknya bila Tn.J salah
istri mengingatkannya.
5. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga rawan / resiko tinggi.
Keluarga dapat menjelaskan tanda-tanda penyakit yang
umum seperti flu, batuk dan demam. Keluarga berpendapat
bahwa sehat adalah rahmat dari ALLAH dan dikatakan sehat
jika tidak ada anggota tubuh yang cacat dan mampu
melaksanakan aktivitas sehari-hari, dan sakit adalah cobaan
dari ALLAH, tidak ada keluhan dan tidak dapat melaksanakan
aktifitas sehari-hari. Keluarga mempunyai ibu hamil 9 bulan
(TFU 2 jari di bawah procesus sipoideus) dengan keadaan
umum sehat dan keluarga mengetahui tanda-tanda proses
persalinan yang tidak lama lagi akan dilakukan. Keluarga
mencegah sakit dengan tidur cukup (kebiasaan tidur jam
21.00-05.00WIB), dan makan cukup (dengan memakan nasi,
sayur,lauk).
b. Kemampuan mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan keluarga rawan / resiko tinggi.
Bila Istri mengeluh pada kehamilannya, suami
langsung mengantarkannya ke Bidan Desa dengan alat
transportasi kendaraan bermotor. Keluarga merencanakan
proses persalinan di bidan. Bila Tn.J merasa kurang enak
badan dia langsung membeli obat di toko, akan tetapi bila
tidak sembuh dia berobat ke Puskesmas.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga
rawan / resiko tinggi.
Ketika Ny.J mengeluh sakit pingggang, Tn.J
menyarankan untuk istirahat dan bila belum sembuh maka dia
langsung mengantarkannya ke bidan. Tn.J selalu
mengingatkan Ny.J untuk meminum vitamin dan obat yang
diberikan kepadanya. Bila Tn.J meriang Ny.J memanggilkan
dukun pijat dan menyuruh suami untuk tidak bekerja dulu.
d. Kemampuan keluarga rawan / resiko
tinggi memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat.
Dalam menjaga privasi keluarga membuat pintu dari
kayu untuk kamarnya. Ny. J selalu membersihkan halaman
depan dan bagian belakang rumah setiap hari, sehingga tidak
ada dedaunan yang berserakan. Di belakang banyak tanaman
obat-obatan seperti temulawak, kunir putih, buah dewa dan
alpukat, sehingga jika ada anggota keluarga yang memerlukan,
tinggal memetiknya saja.
e. Kemampuan keluarga rawan / resiko
tinggi menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, Tn. J membawa
ke puskesmas dan bidan desa Jiwut dengan menggunakan
kendaraan bemotrnya sendiri. Setiap ada pemeriksaan
kehamilan di puskesmas Ny.J selalu mengikuti dan bila ada
keluhan pada kehamilannya, lagsung di konsultasikan dengan
Bidan.
f. Stress dan koping
1. Stresor jangka pendek dan panjang
Keluarga kebingungan mempersiapkan biaya persalinan
anak pertamanya apalagi hari persalinan semakin dekat, dan
menganggap keadaan ekonominya belum tertata.
2. Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap stresor
Keluarga menganggap stresor adalah suatu masalah besar
akan tetapi tidak dijadikan beban dan keluarga mengatakan
dijalani saja dulu.
3. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi stresor keluarga bermusyawarah dan
melibatkan orang tua. Meminjam biaya persalinan ke orang tua
atau tetangganya.
g. Pemeriksaan kesehatan masing-masing
anggota keluarga
Tn. J TD : 130/80mmHg
BB : 82 Kg
TB : 169 cm
RR : 16X/mnt
Ny. J TD : 120/80mmHg
BB : Sebelum hamil 47 Kg
Saat ini 57 Kg
TB : 149 cm
RR : 18 X/mnt
TFU : 2 jari dibawah Processus Xifoideus
Letak Kepala : sudah masuk PAP
Letak punggung : Puki
DJJ: 4 (10+11+10) = 124x/menit
h. Harapan Keluarga
Keadaan ekonomi tercukupi
Persalinan anak pertamanya berjalan normal dan anaknya
sehat.
Pekerjaan ada terus.
1. ANALISA DAN SINTESA DATANo Data Masalah Penyebab
1 Subektif :
Tn dan Ny J selalu
bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah.
Komunikasi antara Tn J
dan seluruh anggota keluarga
selalu terbuka, jujur, dan
mampu mengendalikan emosi.
Keluarga mengatakan
mempunyai kebiasaan-
kebiasaan dalam keluarga yaitu:
o Keluarga apabila
berpergian berpamitan dan
mencium tangan.
o Bila istri atau
suami ada masalah
dibicarakan dan mencoba
mencari jalan keluarnya.
o Suami meanggil
istri dengan sebutan”DIK”
dan istri memanggil suami
dengan sebutan “MAS”
o Bila suami bekerja
di rumah istri menunggui
dan bila dimintai bantuan,
membantu.
Semua anggota keluarga
selalu mengetahui jika salah
satu anggota keluarga ada
Potensial
peningkatan pola
komunikasi yang
fungsional
Kemampuan
keluarga
melakukukan
komunikasi
fungsional
masalah.
Obyektif :
Tn.J terlihat mendengarkan bila
istrinya bercerita masalahnya.
Saat akan menjawab
pertanyaan Tn J selalu meminta
pertimbangan dengan istri dan
orang tuanya bila tidak mantap
dengan jawabannya
2 Subyektif :
Ny.J mengatakan sedang
hamil berusia 9 bulan dan
sebentar lagi akan melakukan
proses persalinan.
Ny.J mengatakan
mengetahui tanda-tanda proses
persalinan.
Tn.J mengatakan selalu
mengingatkan Ny.J untuk
minum vitamin dan obat yang
diberikan kepadanya.
Bila Ny.J mengeluh pada
kehamilannya, Tn.J langsung
mengantarkannya ke Bidan
Desa.
Ketika Ny.J mengeluh
sakit pingggang, Tn.J
menyarankan untuk istirahat
dan bila belum sembuh maka
dia langsung mengantarkannya
ke bidan
Potensial
peningkatan
kesehatan ibu
menjelang proses
persalinan
Kemampuan klien
dan keluarga yang
cukup baik dalam
melakukan
pemeliharaan
kesehatan ibu
hamil.
Obyektif
TD : 120/80mmHg
BB : Sebelum hamil 47 Kg
Saat ini 57 Kg
TB : 149 cm
RR : 18 X/mnt
TFU : 2 jari dibawah Processus
Xifoideus
Letak Kepala : sudah masuk PAP
Letak punggung : Puki
DJJ: 4 (10+11+10) = 124x/menit
2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA1. Potensial peningkat pola komunikasi yang fungsional b.d Kemampuan
keluarga melakukukan komunikasi fungsional
2. Potensial peningkatan kesehatan menjelang proses persalinan b.d
Kemampuan klien dan keluarga yang cukup baik dalam melakukan
pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGAa. Tehnik scoring
1. Potensial peningkat pola komunikasi yang fungsional b.d
Kemampuan keluarga melakukukan komunikasi fungsional
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah (bobot 1)Skala : 3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera
1/3 x 1 = 1/3 Tn.J mengatakan
selalu menjalin
komunikasi dengan
istrinya setiap saat,
terutama saat makan,
mau tidur dan mau
bangun tidur, serta saat
memberi makan untuk
ternaknya
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Tn.J berkomunikasi
dapat diubah (bobot 2)Skala : 2 : Mudah1 : Sebagian0 : tidak dapat
dengan intensif
Potensial masalah untuk dicegah (bobot1)3 : Tinggi2 : Cukup1 : Rendah
3/3 x 1 = 1 Tn.J mengatakan bila
ada masalah selalu
dimusyawarahkan
secara terbuka, jujur
dan mampu
mengendalikan emosi
Menonjolnya masalah (bobot1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan
0 x 1 = 0 Tn J merasa
komunikasi dengan
anggota keluarganya
tidak ada gangguan
Total 2 1/3
2. Potensial peningkatan kesehatan menjelang proses persalinan
b.d kemampuan klien dan keluarga yang cukup baik dalam
melakukan pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah (bobot 1)Skala : 3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera
1/3 x 1 = 1/3 Tn.J dan Ny.J
mengatakan
mengetahui tanda-tanda
persalinan.
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)Skala : 2 : Mudah1 : Sebagian0 : tidak dapat
0 x 2 = 0 Tn J mengatakan selalu
mengingatkan Ny.J
untuk minum vitamin
dan obat yang
diberikan kepadanya.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot1)
3/3 x 1 = 1 Bila Ny.J
3 : Tinggi3 : Cukup1 : Rendah
mengeluh pada
kehamilannya, Tn.J
langsung
mengantarkannya ke
Bidan Desa.
Ketika Ny.J
mengeluh sakit
pingggang, Tn.J
menyarankan untuk
istirahat dan bila
belum sembuh maka
dia langsung
mengantarkannya ke
bidan
Menonjolnya masalah (bobot1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan
0 x 1 = 0 Tn. dan Ny. J
mengatakan
mengetahui tanda-tanda
persalinan dan telah
melakukan
pemeliharaan kesehatan
ibu hamil
Total 1 1/3
4. Penetapan Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
Prioritas Diagnosa Keperawatan Skore
1. Potensial peningkat pola komunikasi yang
fungsional b.d Kemampuan keluarga
melakukukan komunikasi fungsional
2 1/3
2. Potensial peningkatan kesehatan menjelang
proses persalinan b.d Kemampuan klien dan
keluarga yang cukup baik dalam melakukan
pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
1 1/3
5. Rencana asuhan keperawatan keluaarga
Tujuan Kriteria Standar hasil Intervensi keperawatan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam satu kali
kunjungan,
diharapkan
keluarga dapat
mempertahanka
pola komunikasi
yang fungsional
Perilaku Keluarga dapat
mempertahankan
pola komunikasi
yang terbuka
Keluarga dapat
mempraktikkan
cara-cara
menyelesaikan
masalah
Kaji
kemampuan
keluarga dalam
berkomunikasi
Anjurkan untuk
tetap
mempertahankan
pola komunikasi
yang fungsional
pada keluarga.
Beri dorongan
dan dukungan dan
dorongan bagi
keluarga dalam
upaya
mempertahankan
pola komunikasi
yang fungsional
Anjurkan
keluarga untuk
mengungkapkan
perasaan baik yang
positif maupun
negatif kepada
seluruh anggota
keluarga
Diskusikan
cara-cara
komunikasi yang
fungsional
Diskusikan
cara-cara
penyelesaian
masalah
Beri pujian atas
kemampuannya.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan terjadi
peningkatan
pemeliharaan
kesehatan
Perilaku Keluarga dapat
meningkatkan
derajat
kesehatannya.
Kaji
kemampuan
keluarga dalam
menyiapkan menu
sesuai diit asam
urat dan hipertensi.
Diskusikan
kepada keluarga
tentang diit
penderita asam urat
dan hipertensi.
Dorong dan beri
dukungan pada
keluarga untuk
tetap mematuhi diet
yang sudah
didiskusikan.
Anjurkan
keluarga untuk
tetap
mengkonsumsi
ramuan-ramuan
tradisional
Diskusikan
kepada keluarga
tentang pentingnya
olah raga ringan
dalam upaya
pemeliharaan
kesehatan.
Anjurkan
kepada keluarga
untuk tetap rutin
memeriksakan
kesehatannya di
puskesmas.
Berikan pujian
terhadap perilaku
yang telah
dilakukan keluarga
dalam merawat
kesehatannya.
Berikan
penguatan terhadap
perilaku yang telah
dilakukan untuk
dipertahankan
setiap harinya.
Implementasi Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan : Potensial peningkatan komunikasi dengan anggota keluarga b.d
Komunikas yang sudah baik antara Tn. A dengan anak-anaknya
Hari /
Tanggal
Pukul Implementasi
Rabu 5 Juni
2007
16.00 1. Melakukan kontrak dengan keluarga
2. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
komunikasi
3. Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan
membahas tentang komunikasi
4. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan penjelasan yang telah diberikan selama
diskusi
5. Memberi pujian terhadap kemampuan memahami
materi yang diberikan
6. Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang
belum dipahami.
Diagnosa Keperawatan : Potensial peningkatan status kesehatan keluarga b.d
Kemampuan klien yang cukup baik dalam memelihara kesehatan keluarga
Hari /
Tanggal
Pukul Implementasi
Rabu 5 Juni
2007
16.00 1. Melakukan kontrak dengan keluarga
2. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang hipertensi
3. Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan
membahas tentang komunikasi
4. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang telah diberikan selama diskusi
5. Memberi pujian terhadap kemampuan memahami
materi yang diberikan
6. Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang
belum dipahami.
A. Evaluasi Tindakan Keperawatan
24
Catatan perkembangan pada diagnosa keperawatan : Potensial peningkatan
komunikasi dengan anggota keluarga b.d Komunikas yang sudah baik antara Tn. A
dengan anak-anaknya
Hari/tanggal Pukul Evaluasi
Rabu 5 Juni
2007
17.00 S :
Tn Abdulah dan keluarga
mengatakan akan selalu menjaga
komunikasi.
Keluarga mengatakan mengetahui
cara berkomunikasi dengan baik
O :
1. Keluarga
tampak mempertahankan komunikasi
fungsional
2. Klien dan keluarga mampu
menjelaskan pola komunikasi yang baik
3. Klien dan keluarga bisa
menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
dalam berkomunikasi
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
B. Evaluasi Tindakan Keperawatan
25
Catatan perkembangan pada diagnosa keperawatan : Potensial peningkatan status
kesehatan keluarga b.d Kemampuan klien yang cukup baik dalam memelihara
kesehatan keluarga
Hari/tanggal Pukul Evaluasi
Rabu 5 Juni
2007
17.00 S :
Keluarga mengatakan akan
selalu menjaga setiap makanan yang
dimakan oleh Ny. Abdulah
Keluarga mengatakan akan
selalu mengajak Ny. Abdulah kontrol
ke pelayanan kesehatan
O :
1. Keluarga
tampak antusias dan serius mengikuti
kegiatan belajar
4. Klien dan keluarga mampu
menjelaskan pengertian Hipertensi
dan asam urat dengan kata-katanya
sendiri
5. Keluarga mampu
menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi dan asam urat dengan
benar
6. Keluarga dapat
menyebutkan diit hipertensi dan asam
urat di rumah
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
26
Bailon Maglaya, 1997, Perawatan Kesehatan Keluarga Sebagai Suatu Proses, Jakarta : Depkes RI
Barbara, E, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I, Jakarta : EGC
Brunner, Sudart, 2000, Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
Friedman. 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Alih Bahasa : Debora, I.R.L. Asy, Y.Jakarta : EGC
Hariyanto, T. Subekti, I. Wiyono J. 1998. Asuhan keperawatan Keluarga Konsep Dan Proses, Jakarta : Rantara Media
Haster, 1996, Pedoman Perawat dan Pengobatan Berbagai Penyakit, Bandung : CV Pionir Jaya
Lynda Juall carpenito. 1998. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik. Alih bahasa : Suharyati Samba dkk. Jakarta : EGC
Prihardjo, R, 1994, Pengkajian Fisik keluarga, Jakarta : EGC
Suprajitno, 2004,Asuhan Keperawatan keluarga Aplikasi DalamPraktek, Jakarta : EGC
27