Review jurnal pembiayaan pembangunan

download Review jurnal pembiayaan pembangunan

of 8

description

critical review

Transcript of Review jurnal pembiayaan pembangunan

REVIEW JURNAL: URGENSI ECOSYSTEM APPROACH DALAM PENGELOLAAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIAOleh: Noorsalam R. Nganro dan Gede Suantika Tugas ini disusun oleh:Azka Nur Medha (3613100077)Dalam rangka memenuhi tugas satu Mata Kuliah Perencanaan Pesisir

I. REVIEW MATERIJurnal ini pada dasarnya memaparkan konsep-konsep mengenai ekosistem dan juga mengenai penataan ruang khususnya mengenai pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kemudian, penulis mencoba untuk menggabungkan keduanya sehingga didapatlah sebuah pemaparan baru mengenai pengelolaan wilayah pesisir yang sudah mengakomodasi konsep ekosistem beserta keuntungan apa saja yang didapat dari pengakomodasian konsep ekosistem tersebut. Berdasarkan fakta-fakta yang telah dipaparkan, jurnal ini berkesimpulan bahwa pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil harus disertai dengan Konsep Ekosistem dalam rangka mengefisiensikan seluruh pengelolaan sumberdaya alam pesisir di Indonesia. Sebab, setiap ekosistem yang ada di pesisir memiliki hubungan interaksi fungsional dengan pulau-pulau kecil di Indonesia dimana setiap tipe ekosistem bisa menimbulkan potensi maupun ancaman bagi wilayah pesisir.Potensi maupun ancaman yang ditimbulkan oleh ekosistem pesisir ini disebut juga sebagai jasa-jasa ekosistem. Indikasi ini sesungguhnya mengandung komponen-komponen jasa yang diperlukan untuk berpenghidupan manusia dan mahluk lainnya di wilayah pesisir, sehingga jasa-jasa ekosistem itu dapat menjadi motor penggerak keberlanjutan kegiatan ekonomi masyarakat. Ecosystem approach dalam pengelolaan pesisir ini merupakan sebuah pradigma pengelolaan sumberdaya pesisir-laut yang mengadopsi konsepsi dasar ekosistem, dimana disana telah tergambar proses interaksi, interkoneksi, jejaring, dinamik, adaptif, kolaboratif, dalam suatu area geografik dengan multifaktor eksternal/internal yang terkait. Berikut adalah gambar mengenai perubahan paradigma pengelolaan sumberdaya pesisir-laut setelah mengadopsi pendekatan ekosistem yang dijelaskan pada jurnal.

Point penting dari yang terdapat di paradigma pengelolaan pesisir dengan pendekatan ekosistem adalah untuk tercapainya tujuan melindungi fungsi sistem alam (ekosistem) dan secara terus menerus dapat pula dihasilkan jasa ekosistemnya, perlu ada integrasi antar ekonom, enjinir, dan ekolog sebagai suatu potret perpaduan pandangan yang respek kepada sistem alam.Selanjutnya, pada jurnal ini dipaparkan pula mengenai informasi tentang potensi ekonomi sumberdaya ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil. Berdasarkan data perbandingan nilai ekonomi rata-rata yang dihasilkan oleh berbagai macam tipe ekosistem dari Global Economic Values of Annual Ecosystem Services (Costanza et al. 1997), dapat diperkirakan bahwa ternyata Indonesia memiliki nilai ekonomi sumberdaya perikanan mencapai US$ 82 Milyar pertahun, apabila perairan laut nasional dikelola dengan falsafah pendekatan ekosistem yang terintegrasi dari darat ke laut. Penggambaran nilai ekonomi ekosistem pesisir ini sungguh menjadi peluang kekuatan ekonomi yang amat besar bagi pembangunan kesejahteraan Bangsa Indonesia.Meskipun Ecosystem Approach dalam pengelolaan pesisir ini telah diketahui manfaat ekonomi maupun sosialnya, Indonesia masih belum bisa menerapkannya secara maksimal dengan berbagai macam kendalanya. Kendala utamanya adalah di Indonesia, sering terjadi perbedaan pengertian yang sangat prinsip dimana-mana pada setiap daerah karena perbedaan penggunaan terminologi dalam perUndang-undangan RI dan Peraturan Pemerintah. Hal ini akhirnya akan mengakibatkan multitafsir penerjemahan peraturan daerah terutama pada level Pemerintah Daerah ke Desa/Kelurahan, dan berimplikasi terhadap sukses tidaknya pegelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Belum lagi, faktor ego sektoral dalam birokrasi di Pemerintahan mulai dari pusat sampai ke desa juga berakibat fatal bagi pengelolaan wilayah pesisir. Hal-hal tersebut sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar dari suatu ekosistem.Maka dari itu, sebagai salah satu upaya dalam membantu pengintegrasian pengelolaan (perencanaan, koordinasi, implementasi program, pemantauan, pengawasan) dari tingkat nasional sampai ke wilayah tingkat desa, adalah sangat urgen diperlukan suatu integrasi informasi (dalam bentuk SIG) yang kontennya dimasukan dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia. Informasi ini harus mudah diakses, mudah diupdate setiap saat, mudah dipantau/diawasi, sekaligus membuktikan bahwa Sistem Informasi Ecosistem Nasional memang berfungsi.Berikut adalah contoh penerapan SIG untuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia:1. Hasil Observasi Kenaikan Muka Air Laut dalam Studi Indeks Kerentanan Ekosistem Pulau-Pulau Kecil (Studi kasus: Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta DKP-ITB, 2008)Analisa SIG pada studi indeks kerentanan ekosistem kepualauan seribu ini dilatarbelakangi oleh kehawatiran akan adanya perubahan ataupun lenyapnya ekosistem kawasan pesisir akibat kenaikan muka air laut. Kepulauan kecil memiliki potensi kenaikan muka air laut yang lebih besar dari pada pulau-pulau besar, sehingga perlu dikaji tingkat kerentanannya terhadap pelenyapan ekosistem seiring dengan kenaikan muka air laut tersebut agar dapat diprediksikan nilai ekonomi yang masih bisa dipetahankan. Selain itu, analisis SIG ini juga berguna untuk penyusunan mitigasi puau-pulau kecil di Kepulauan Seribu.

Gambar 1 Mitigasi Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Seribu Menggunakan Sistem Informasi SIG

2. Penggunaan SIG Untuk Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Budidaya Tambak di Wilayah Pesisir dengan Pendekatan Ekosistem.Penggunaan SIG disini berfungsi untuk mengetahui pola distribusi produksi tambak tradisional skala kawasan di Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini berguna untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi Desa Pesisir yang dapat dilihat dari produksi tambaknya. Kemudian dengan menggunakan pendekatan SIG, dapat dikategorikan desa mana yang punya nilai ekonomi dari hasil produksi tambak yang bernilai baik, menengah dan kurang baik. Selain itu, disusun pula penataan ruang wilayah pesisirnya.

Gambar 2 Penataan ruang wilayah pesisir berdasarkan nilai ekonomi tambak di Kabupaten Serang, Banten

II. KONSEP DASAR TEORIPada pertemuan kuliah Perencanaan Pesisir minggu ke-5 mengenai Aspek Ekopesisir, didapat point-point pembelajaran sebagai berikut: Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut yang menyimpan berbagai Sumber Daya Pesisir. Sumber Daya Peisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumber daya hayati, sumber daya nonhayati; sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan;1. Sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan biota laut lain.2. Sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut; sumber daya buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan,3. Dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan4. Serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir. Aspek yang dianalisa di Pesisir salah satunya adalah Aspek Ekosistem Kawasan Pesisir.Beberapa teknik analisa yang bisa dilakukan adalah: Analisa Kausalitas Analisa Kinerja Analisa KualitatifOutput dari analisa ekosistem kawasan pesisir adalah: Pemetaan ekosistem yang terancam Pemetaan ancaman lingkungan terhadap ekosistem pesisir Peta kinerja ekosistem Pengelolaan pesisir berbasis pendekatan ekosistem berfungsi sebagai: Pedoman dalam meminimalkan usaha untuk pemeliharaan dan kelangsungan hidup pesisir kontrol kegiatan ataupun pemantauan ekosistem pesisir dan pariwisata dengan memberi wawasan bahwa pesisir merupakan aset yang tidak dapat dinilai dengan uang.

III. ANALISA DAN IDE PENGEMBANGANJurnal yang menjadi bahan review pada tulisan ini kurang lebih menjabarkan mengenai alasan mengapa pengelolaan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil perlu dikedepankan saat ini. Hal ini juga turut dikemukakan pada perkuliahan minggu ke-5 mata kuliah Perencanaan Pesisir. Ecosystem Approach sangat diperlukan dalam penglolaan pesisir karena peranan sumberdaya dan jasa pesisir dan laut diperkirakan akan semakin meningkat di masa-masa mendatang dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional.Wilayah pesisir dan laut menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi dan laut merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya di masa mendatang. Karena itu lah, sangat penting bagi kita untuk melindungi ekosistem dan sumberdaya pesisir. Komponen-komponen ekosistem secara fungsional berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu sistem. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari kedua komponen tersebut, maka akan dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada baik dalam kesatuan struktur fungsional maupun dalam keseimbangannya. Kelangsungan suatu fungsi ekosistem sangat menentukan kelestarian dari sumberdaya hayati sebagai komponen yang terlibat dalam sistem tersebut.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, potensi ekonomi sumberdaya ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia sangat besar. Kita harus mengantisipasi akan adanya peningkatan pembangunan ekonomi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam rangka memperoleh benefit secara finansial dari sumberdaya yang ada. Hal ini akan berimpikasi pada semakin mengikat pula ancaman terhadap degradasi ekosistem dan sumberdaya pesisir, seperti eksploitasi berlebihan, degradasi habitat, dan penurunan keanekaragaman hayati. Pada jurnal, tidak dijelaskan lebih rinci mengenai kemungkinan terjadinya penurunan lingkungan ini. Jurnal hanya berfokus pada nilai-nilai ekonomi yang didapat dari ekosistem pesisir, dan bagaimana cara mengelolanya dengan pendekatan ekosistem untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Padahal, pendekatan ekosistem dalam pengelolaan pesisir sudah harus termasuk didalamnya konsep utnuk dapat mempertahankan dan melindungi keberadaan dan kualitas ekosistem itu sendiri. Seperti yang sudah disebutan sebelumnya pada konsep dasar teori bahwa fungsi dari pengelolaan pesisir berbasis Ecosystem Approach adalah untuk melakukan pemantauan ekosistem pesisir dan dengan memberi wawasan bahwa pesisir merupakan aset yang tidak dapat dinilai dengan uang, sehingga harus dijaga keberlanjutannya.Usulan strategis yang dipaparkan oleh jurnal ini adalah sebuah usaha untuk mengintegrasikan informasi dalam bentuk analisis Sistem Informasi Geografis dimana kontennya adalah dimensi ekologi, sosial, dan ekonomi. Melalui SIG, output yang diharapkan dari analisa ekosistem kawasan pesisir sudah bisa tercapai dengan praktis. Usulan ini adalah sesuatu yang amat efektif apabila diimplementasikan terlebih lagi usulan ini merupakan tuntutan bagi para praktisi yang menguasai bidang perencanaan wilayah khususnya pada pesisir. Memetakan sesuatu yang bersifat spasial merupakan ranah dari seorang perencana. Pengintegrasian informasi lewat SIG ini akan sangat memudahkan proses pengelolaan pesisir berbasis pendekatan ekosistem, oleh karena itu sangat tepat apabila dikatakan pengembangan analisis SIG harus terus beriringan dengan eksekusi dari pengelolaan pesisir di Indonesia.IV. PENERAPAN DI INDONESIADi Indonesia, masih banyak sekali daerah-daerah pesisir yang belum berkembang sementara sebagian kecil lainnya sudah berkembang bahkan dijadikan sebagai kawasan pariwisata. Bagi daerah pesisir yang belum berkembang dan potensi pesisirnya belum sepenuhnya tergali, kebanyakan ditinggali oleh para nelayan. Maka dari itu, potensi sumber daya pesisir berupa ikan, rumput laut, terumbu karang, lamun dan sebagainya rata-rata hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.Sementara untuk wilayah pesisir yang sudah berkembang, rata-rata sudah memanfaatkan potensi sumber daya dan ekosistem pesisir. Hal ini dilakukan secara besar-besaran untuk mendapatkan keutungan secara ekonomis dalam rangka peningkatan pertumbuhan perekonomian rakyat belum banyak dilakukan. Pemanfaatan pesisir untuk usaha ekonomi dalam skala besar baru dilakukan pada sebagian Kabupaten dan Kota yang berada di daerah pesisir. Pada umunya usaha ekonomi pemanfaatan daerah pesisir ini bergerak di sektor pariwisata dan sudah mempunyai kesadaran yang lebih dibandingkan dengan daerah lain yang belum mempunyai pengolahan seperti ini. Namun begitu, pada kawasan pesisir yang sudah berkembang pun masih banyak yang belum mempertimbangkan keberlanjutan dari ekosistem dan sumberdayanya. Terlihat dari kian banyaknya kerusakan ekosistem dan sumber daya karena eksploitasi yang begitu berlebihan demi profit ekonomi sebesar-besarnya. Jadi, pendekatan ekosistem dalam pengelolaan pesisir belum terlaksana sepenuhnya.Pada jurnal sempat dijelaskan bahwa minimnya pengoptimalan pesisir di daerah-daerah Indonesia ada hubungannya dengan kewenangan daerah untuk melakukan pengelolaan bidang kelautan termasuk juga daerah pesisir masih merupakan kewenangan baru bagi daerah maka pemanfaatan potensi daerah pesisir ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten atau Kota yang berada di pesisir. Jadi, belum semua Kabupaten dan Kota yang memanfaatkan potensi daerah pesisir.Penerapan SIG untuk kawasan pesisir di Indonesia: Belum banyak data Analisanya terlalu komprehensive (belum terlalu mendalam) Sedang berkembang dan mulai familiar diantara para praktisi V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIKesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan review ini adalah sebagai berikut: Pengelolaan pesisir dengan pendekatan ekosistem sangat penting untuk dilakukan demi keberlanjutan lingkungan pesisir dan peningkatan pembangunan ekonomi nasional Hal-hal yang perlu diperhatikan di pendekatan ekosistem pada pengelolaan pesisir adalah: (1) Ekologi pesisir, (2) Aspek Sosial, (3) Aspek ekonomi Indonesia mempunyai potensi sumber daya pesisir yang melimpah, namun belum dioptimalkan secara maksimal Sistem otonomi daerah di Indonesia memberikan kontribusi terhadap banyaknya ketimpangan perkembangan pesisir di Indonesia Pengintegrasian informasi lewat SIG sangat dibutuhkan untuk pengelolaan pesisir dengan pendekatan ekosistemBerikut adalah beberapa rekomendasi yang disusun penulis yang berkaitan dengan review: Untuk mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya dan ekosistem pesisir, perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di wilayah ekosistem pesisir yang masih terabaikan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Permasalahan tersebut bisa diatasi dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir misalnya dengan:1. Program peningkatan basis ekonomi lokal2. Program peningkatan produktivitas yang terintegrasi secara ekologis, mengurangi kemiskinan dan tetap memperhatikan isu pendidikan dan kesehatan. Rekomendasi buat SIG nya apa yah?

DAFTAR PUSTAKABengen, Dietriech G. Ekosistem dan Sumber Daya Pesisir dan Laur Serta Pengelolaannya Secara Terpadu dan Berkelanjutan. 2010. Institut Pertanian Bogor.