Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM
-
Upload
wa-ode-dita-arliana -
Category
Documents
-
view
218 -
download
2
description
Transcript of Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM
![Page 1: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/1.jpg)
Mata Kuliah: Epidemiologi KesproDosen : DR.dr. Arifin Seweng, MPH
REVIEWEVALUASI METODE FASTplaqueTBTM UNTUK
MENDETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS PADA SPUTUM DI BEBERAPA UNIT PELAYANAN
KESEHATAN DI JAKARTA-INDONESIA
WA ODE DITA ARLIANAP1807214003
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGAPROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PASCASARJANA UNIVERITAS HASANUDDINMAKASSAR
2015
![Page 2: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/2.jpg)
REVIEW JURNAL
Judul : Evaluasi Metode FASTPlaqueTBTM untuk Mendeteksi Mycobacterium tuberculosis Pada Sputum di Beberapa Unit Pelayanan Kesehatan Di Jakarta-Indonesia
Peneliti : Leli Saptawati,dr.,Sp.MK,Mardiastuti,dr.,M.Sc.,Sp.MK(K),Anis Karuniawati,dr.,PhD.,Sp.MK(K),Cleopas Martin Rumende,dr.,DR.,Sp.PD KP.,FINASIM.,FCCP
Jurnal : Jurnal Tuberkulosisi Indonesi Vol.8 – Maret 2012
I. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama
dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di
dunia. Angka kematian karena infeksi TB berjumlah sekitar 300 orang per
hari dan terjadi >100.000 kematian per tahun. Salah satu upaya penting untuk
menekan penularan TB di masyarakat adalah dengan melakukan diagnosis
dini yang definitif.
Saat ini kriteria terpenting untuk menetapkan dugaan diagnosis TB
adalah berdasarkan pewarnaan tahan asam, tetapi metode ini kurang sensitif,
karena baru memberikan hasil positif bila terdapat >103 organisme/ml sputum.
Kultur memiliki peran penting untuk menegakkan diagnosis TB karena
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada pewarnaan
tahan asam. Kultur Lowenstein-Jensen (LJ) merupakan baku emas metode
identifikasi Mycobacterium tuberculosis, dengan sensitivitas dan spesifisitas
masing masing 99% dan 100%, akan tetapi waktu yang diperlukan untuk
memperoleh hasil kultur cukup lama, yaitu sekitar 8 minggu. Hal ini tentu
saja akan menyebabkan keterlambatan yang bermakna untuk menegakkan
diagnosis dan memulai terapi.
Metoda diagnosis cepat yang baru dikembangkan yaitu penggunaan
Mycobacteriophage. Mycobacteriophage akan menginfeksi Mycobacterium
tuberculosis hidup pada sputum. Deteksi Mycobacterium tuberculosis pada
sputum dapat dilakukan melalui 2 metoda, yaitu menggunakan luciferase
reporter phage (LRP) dan menggunakan metode amplifikasi faga.
![Page 3: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/3.jpg)
FASTPlaqueTBTM (Biotec Laboratories Ltd., Ipswich, UK) merupakan salah
satu metode cepat yang memiliki prinsip kerja berdasarkan teknologi
amplifikasi faga. Suatu penelitian meta analisis terhadap 13 penelitian phage
based assay menunjukan bahwa nilai sensitivitas uji FASTPlaqueTBTM masih
memiliki rentang nilai sensitivitas yang cukup lebar, yaitu berkisar 21–94%
dan rentang nilai spesifisitasnya 83– 100%. Hingga saat ini belum ada
penelitian yang dilakukan di Indonesia untuk mengetahui efektivitas metode
FASTPlaqueTBTM.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji metode FASTPlaqueTBTM
dalam mendeteksi Mycobacterium tuberculosis pada sputum. Diharapkan
metode ini dapat membantu penegakan diagnosis TB yang cepat, akurat,
mudah dan aman sehingga dapat dilakukan secara rutin di negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia, sehingga ddapat meningkatkan cakupan TB
di Indonesia.
II. Metode
Sampel (Sputum) diperoleh dari 46 orang pasien, terdiri dari 18 pasien
yang berobat jalan di poli paru Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto
Mangunkusumo (RSUPNCM) Jakarta, satu pasien yang dirawat di bagian
paru RSUPNCM Jakarta, 3 pasien yang berobat di Puskesmas Menteng
Jakarta dan 24 pasien yang berobat di Perkumpulan Pemberantasan
Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Tanah Tinggi Jakarta, yang memenuhi kriteria
inklusi dan telah menandatangani informed consent. Kriteria inklusi yang
digunakan adalah pasien usia >15 tahun dengan suspek TB paru. Suspek TB
paru ditetapkan dengan kriteria yang memenuhi satu atau lebih gejala sebagai
berikut : gangguan di saluran nafas (batuk >2 minggu, batuk darah, sesak
nafas, nyeri dada), terdapat gejala sistemik (demam, malaise, keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan). Pengambilan sputum dilakukan dengan
teknik asepsis. Pengambilan sputum dari masing-masing responden dilakukan
maksimal sebanyak 3 kali, yaitu sputum sewaktu-pagi-sewaktu. Perhitungan
besar sampel menggunakan rumus perkiraan perbedaan 2 proporsi.
![Page 4: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/4.jpg)
Pengumpulan spesimen dilakukan selama 2 periode yaitu bulan April–Juli
2009 dan Oktober–Desember 2010.
Pewarnaan dengan metode ZN dilakukan sebelum dan sesudah
dekontaminasi sputum. Dekontaminasi dilakukan dengan metode NALC-
NAOH (Mycoprep®) dan disentrifus dengan kecepatan minimal 2000xg
selama 20 menit. Spesimen didiamkan beberapa saat, kemudian supernatan
dibuang. Sedimen ditambah dengan 15 ml FASTPlaqueTB (FPTB) MediumTM
Plus dan disentrifus dengan kecepatan minimal 2000xg selama 20 menit.
Spesimen didiamkan beberapa saat, kemudian supernatan dibuang (sisakan
sekitar 0,5–1 ml). Setelah itu ditambahkan 1 ml FPTB MediumTM Plus.
Selanjutnya spesimen diambil 1 ose dan dilakukan pembuatan preparat untuk
pemeriksaan mikroskopis. Kemudian 1 ml spesimen dimasukkan ke dalam
vial steril yang sudah tersedia dalam kit FASTPlaqueTBTM dan diinkubasi
selama 18–24 jam. Bersamaan dengan uji di atas, dilakukan biakan pada
media LJ dan Lowenstein Jensen–P-nitrobenzoic acid (LJ-PNB). Sebanyak
0,2 ml spesimen dimasukkan ke dalam media LJ dan diambil 0,2 ml lagi
untuk ditanam di media LJ-PNB. Sebelum diinkubasi, tutup ulir pada tabung
LJ dan LJ-PNB dilonggarkan dan media diletakkan di dalam inkubator
dengan posisi miring 30° selama 24 jam. Setelah itu tutup ulir dirapatkan
kembali dan tabung diinkubasi pada posisi tegak. Kultur diamati hingga 8
minggu.
Uji FASTPlaqueTBTM dilakukan sesuai dengan petunjuk pada manual
dari Biotec Laboratories Ltd., Ipswich, UK . Pada setiap uji disertakan
kontrol negatif dan kontrol positif. Semua sampel sputum yang sudah
diproses dan sudah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35-37ºC, kontrol
negatif dan kontrol positif ditambah dengan 0,1 ml larutan faga dan
diinkubasi selama 60 menit pada suhu 35–37ºC. Setelah inkubasi, masing-
masing tabung ditambah 0,1 ml larutan virusid. Tabung didiamkan selama 5
menit pada suhu ruang, kemudian masing-masing tabung ditambah 5 ml
larutan FPTB MediumTM Plus untuk menetralisasi efek virusid. Selanjutnya
ditambah dengan 1 ml larutan sel sensor. Setelah itu ditambah dengan 5 ml
![Page 5: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/5.jpg)
FPTB agar yang sudah dicairkan dan dituang ke dalam petri steril. Diamkan
hingga agar mengeras (sekitar 30 menit pada suhu 20–25ºC). Petri kemudian
diinkubasi semalam pada suhu 35–37ºC. Keesokan harinya petri diambil dari
inkubator dan dihitung jumlah plak yang terbentuk. Pada kontrol negatif
harus terbentuk < 10 plak, kontrol positif harus terbentuk >20 plak. Pada petri
spesimen, hasil dikatakan negatif apabila ditemukan 0–19 plak dan dikatakan
positif apabila terdapat >20 plak.
III. Hasil
Dari 97 sampel yang dibiak, 7 sampel tumbuh NTM, 52 sampel tumbuh
Mycobacterium tuberculosis dan 38 sampel menunjukkan kultur negatif. Dari
7 sampel NTM yang ditemukan, 2 di antaranya terdeteksi positif oleh
FASTPlaqueTBTM dan 5 sampel terdeteksi negatif. Analisis hanya dilakukan
terhadap kultur Mycobacterium tuberculosis dan kultur negatif.
Hasil pemeriksaan mikroskopis
Pada 90 sampel sputum dilakukan pewarnaan tahan asam dengan metode
Ziehl Neelsen. Hasil pewarnaan setelah proses dekontaminasi menunjukkan
bahwa sebanyak 52 sampel (58%) positif dan 38 sampel (42%) negatif.
Hasil pemeriksaan kultur
Setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopis, selanjutnya sampel ditanam
pada media LJ dan LJ-PNB. Nontuberculous Mycobacteria tidak
diikutsertakan dalam analisis lebih lanjut . Sebanyak 52 sampel (57,8%)
menunjukkan hasil kultur LJ positif dan 38 sampel (42,2%) menunjukkan
hasil kultur negatif.
Hasil pemeriksaan FASTplaqueTBTM
Selain pemeriksaan mikroskopis dan kultur, semua spesimen juga diperiksa
dengan menggunakan metode FASTPlaqueTBTM. Dari 90 sampel yang
diperiksa, 53 sampel (58,9%) menunjukkan hasil positif dan 37 (41,1%)
![Page 6: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/6.jpg)
memberikan hasil negatif. Analisis statistik pewarnaan Zehl Neelsen dan
FASTPlaqueTBTM dengan kultur LJ sebagai baku emas, disajikan pada tabel
1,2 dan 3.
Tabel 1. Analisis statistik pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi dibandingkan dengan Kultur LJ.
Ziehl Neelsen
Kultur LJ Sensitivitas (%)
Spesifisitas (%)
NDP (%)
NDN (%)
RK pos
RK negPositif Negatif
Positif 47 5 90,4 86,8 90,4 86,8 6,9 0,1Negatif 5 33
52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif.
Tabel 2. Analisis statistik FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.FASTPlagueT
B
Kultur LJSensitivita
s (%)Spesifisita
s (%)NDP (%)
NDN (%)
RK pos
RK negPositif Negatif
Positif 45 8 86,5 78,9 84,9 81,1 4,1 0,2Negatif 7 30
52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif
Tabel 3. Analisis statistik kombinasi pemeriksaan Ziehl Neelsen setelah dekontaminasi dan/atau FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.
ZN setelah dekontaminasi
dan/atau FASTPlagueT
B
Kultur LJ
Sensitivitas (%)
Spesifisitas (%)
NDP (%)
NDN
(%)
RK pos
RK negPositif Negatif
Positif 49 11 94,0 71,0 81,0 90,0 3 0,1Negatif 3 27
52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif
![Page 7: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/7.jpg)
Kesesuaian Hasil Antara Pewarnaan Ziehl Neelsen Langsung Dan Uji
FASTPlaqueTBTM
Di antara sampel dengan hasil kultur positif (52 sampel), 8 sampel
menunjukkan hasil negatif pada pewarnaan langsung, 2 sampel menunjukkan
1–9 BTA/100 lapang pandang, 18 sampel menunjukkan hasil +1, delapan
sampel menunjukkan hasil +2, dan 16 sampel menunjukkan hasil +3.
Kesesuaian hasil sebesar >90% antara pewarnaan langsung, FASTplaqueTBTM
dan kultur LJ positif dapat diperoleh mulai dari hasil +1.
Di antara sampel dengan hasil kultur negatif (38 sampel), 33 sampel
menunjukkan hasil negatif pada pewarnaan langsung, satu sampel
menunjukkan 1–9 BTA/100 lapang pandang, dua sampel menunjukkan hasil
+1, dua sampel menunjukkan hasil +2, dan tidak ada sampel yang
menunjukkan hasil +3. Kesesuaian hasil sebesar 81,8% antara pewarnaan
langsung, FASTplaqueTBTM dan kultur LJ negatif diperoleh pada pewarnaan
langsung yang menunjukkan hasil negatif.
IV. Pembahasan
Hasil pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan
dekontaminasi menunjukkan sebanyak 58% (52/90) sampel memberikan hasil
positif. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa diperkirakan setengah hingga
tiga perempat kasus TB aktif menunjukkan BTA (+) dan sisanya BTA (-).
Hasil kultur juga menunjukkan data yang sama, yaitu 58% sampel
menunjukkan hasil kultur LJ positif dan sisanya menunjukkan hasil kultur
negatif.
FASTPlaqueTBTM merupakan suatu metode diagnostik yang mudah
dikerjakan dan dapat memberikan hasil dalam waktu 2x24 jam. Apabila
dibandingkan dengan kultur LJ, metode ini memiliki sensitivitas 86,5% dan
spesifisitas 78,9%, Nilai duga positif dan negatif metode FASTPlaqueTBTM
adalah 85,0% dan 81,0%. Rasio kemungkinan positif dan negatif uji ini
adalah 4,14 dan 0,16. Apabila dilakukan kombinasi pemeriksaan
![Page 8: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/8.jpg)
mikroskopis setelah homogenisasi dekontaminasi dan/atau FASTPlaqueTBTM,
maka diperoleh nilai sensitivitas sebesar 94,0%, spesifisitas 71,0%, nilai duga
positif 81,0%, nilai duga negatif 90,0%, rasio kemungkinan positif 3 dan
rasio kemungkinana negatif 0,1. Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi
hasil pemeriksaan mikroskopis dan FASTPlaqueTBTM mampu meningkatkan
sensitivitas, namun tidak dapat meningkatkan spesifisitas.
Pada hasil uji FASTPlaqueTBTM yang dibandingkan dengan kultur LJ,
ditemukan 8 sampel yang menunjukkan hasil postif palsu (6 sampel
menunjukkan hasil BTA negatif dan 2 sampel menunjukkan hasil BTA
positif). Dengan data tersebut dapat dilihat bahwa 6 sampel BTA negatif
terdeteksi positif oleh FASTPlaqueTBTM. Salah satu kemungkinan yang
menyebabkan terjadinya positif palsu adalah masih adanya faga yang berada
di luar sel, karena proses destruksi faga oleh virusid tidak terjadi secara
sempurna akibat adanya faktor dalam sputum yang mampu melindungi faga.
Faga yang masih bertahan di luar sel tesebut kemudian akan menginfeksi
Mycobacterium smegmatis dan akan membentuk plak pada media dan
memungkinkan terjadinya hasil positif palsu. Interpretasi hasil uji
FASTPlaqueTBTM sangat bersifat subyektif dan memerlukan kehati-hatian,
terutama dalam membedakan hasil negatif dan hasil positif lengkap. Hal ini
terkadang cukup menyulitkan, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi
kesalahan interpretasi hasil yang dapat menyebabkan terjadinya positif palsu
maupun negatif palsu.
Jumlah sampel yang menunjukkan hasil negatif palsu pada uji
FASTPlaqueTBTM sebanyak 7 sampel. Empat sampel merupakan BTA negatif
dan 3 sampel BTA positif. Hasil negatif palsu berkaitan dengan kemampuan
FASTPlaqueTBTM dalam mendeteksi keberadaan Mycobacterium sp pada
sputum. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan infeksi dan
replikasi faga D29 pada pejamu.
Salah satu hal yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah
tingginya angka kontaminasi pada hasil uji FASTPlaqueTBTM. Sampel
mengalami kontaminasi berupa discrete colonies yang memenuhi hampir
![Page 9: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/9.jpg)
seluruh permukaan media sehingga menyulitkan interpretasi hasil.
Kontaminasi tersebut dapat terjadi pada saat pengambilan dan pemeriksaan
sampel atau karena proses dekontaminasi kurang adekuat. Sebagai upaya
pengendalian kontaminasi, pada penelitian ini dilakukan proses
dekontaminasi ulang pada sampel yang terkontaminasi dan selanjutnya
dilakukan uji FASTPlaqueTBTM ulang.
V. Kesimpulan
Uji FASTPlaqueTBTM memiliki sensitivitas yang cukup baik, akan tetapi
nilainya masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan metode pewarnaan
Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi. FASTPlaqueTBTM
hanya mampu mendeteksi bakteri hidup sedang metode Ziehl Neelsen tidak
dapat membedakan antara bakteri hidup dan mati. Kombinasi pemeriksaan
mikroskopis dan FASTPlaqueTBTM terbukti mampu meningkatkan
sensitivitas. FASTPlaqueTBTM merupakan metode yang cukup mudah
dikerjakan. Selain itu metode ini memberikan keamanan yang lebih baik bagi
petugas laboratorium karena menggunakan Mycobacterium smegmatis yang
tidak bersifat patogen.
VI. Keunggulan dan Kelemahan
a. Keunggulan
1. Dilakukannya proses pengulangan dekontamiasi sehingga mengurangi
kontaminasi bakteri gram positif, yang dapat memberikan hasil positif
palsu pada saat pengujian.
2. Metodologi penelitian dijelakan secara rinci, sehingga pembaca dapat
memahami prosesnya, mulai dari penentuan sampel sampai dengan
interpretasi hasilnya.
a. Kelemahan
1. Sampel yang diuji belum mampu mewakili seluruh strain
Mycobacterium tuberculosis di Indonesia, karena hanya diambil dari
beberapa tempat pelayanan kesehatan di Jakarta.
2. Penelitian ini tidak melakukan identifikasi hingga spesies bakteri.
![Page 10: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/10.jpg)
3. Tidak dilakukannya uji statistik untuk melihat adanya perbedaan dalam
hasil antara metode FASTPlaqueTBTM, metode Ziehl Neelsen dan
metode Kultur LJ.
![Page 11: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/11.jpg)
Hasil Perhitungan Efektivitas Alat Skrining :
Tabel 1. Analisis statistik pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi dibandingkan dengan Kultur LJ.
Ziehl Neelsen
Kultur LJ Sensitivitas (%)
Spesifisitas (%)
NDP (%)
NDN (%)
RK pos
RK negPositif Negatif
Positif 47 5 90,4 86,8 90,4 86,8 6,9 0,1Negatif 5 33
52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif.
Sensitivitas=4752
x100 %=90,38 %
Spesifisitas=3338
x 100 %=86,8 %
Akurasi=47+3390
x100 %=88,89 %
Prediksi Positif =4752
x100 %=90,38 %
Prediksi Negatif =3338
x100 %=86,8 %
Negatif Palsu=1−sensitivitas=1−0,9=0,1
Pos itif Palsu=1−spesifisitas=1−0,86=0,14
Tabel 2. Analisis statistik FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.FASTPlagueT
B
Kultur LJSensitivita
s (%)Spesifisita
s (%)NDP (%)
NDN (%)
RK pos
RK negPositif Negatif
Positif 45 8 86,5 78,9 84,9 81,1 4,1 0,2Negatif 7 30
52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif
Sensitivitas=4552
x100%=86,5 %
Spesifisitas=3038
x 100 %=78,9 %
![Page 12: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/563db85e550346aa9a930f57/html5/thumbnails/12.jpg)
Akurasi=45+3090
x100 %=83,3 %
Prediksi Positif =4553
x100 %=84,9 %
Prediksi Negatif =3037
x100 %=81,0 %
Negatif Palsu=1−sensitivitas=1−0,86=0,1 4
Pos itif Palsu=1−spesifisitas=1−0,79=0 , 21
Tabel 3. Analisis statistik kombinasi pemeriksaan Ziehl Neelsen setelah dekontaminasi dan/atau FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.
ZN setelah dekontaminasi
dan/atau FASTPlagueT
B
Kultur LJ
Sensitivitas (%)
Spesifisitas (%)
NDP (%)
NDN
(%)
RK pos
RK negPositif Negatif
Positif 49 11 94,0 71,0 81,0 90,0 3 0,1Negatif 3 27
52 38
Sensitivitas=4952
x100%=94,2 %
Spesifisitas=2738
x 100 %=71,0 %
Akurasi=49+2790
x100 %=84,4%
Prediksi Positif =4960
x100 %=81,7 %
Prediksi Negatif =2730
x100 %=90,0 %
Negatif Palsu=1−sensitivitas=1−0,94=0,06
Pos itif Palsu=1−spesifisitas=1−0,71=0,29