Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

18
Mata Kuliah : Epidemiologi Kespro Dosen : DR.dr. Arifin Seweng, MPH REVIEW EVALUASI METODE FASTplaqueTB TM UNTUK MENDETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS PADA SPUTUM DI BEBERAPA UNIT PELAYANAN KESEHATAN DI JAKARTA-INDONESIA WA ODE DITA ARLIANA P1807214003 KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA

description

Matkul Epidemiologi Kespro

Transcript of Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

Page 1: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

Mata Kuliah: Epidemiologi KesproDosen : DR.dr. Arifin Seweng, MPH

REVIEWEVALUASI METODE FASTplaqueTBTM UNTUK

MENDETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS PADA SPUTUM DI BEBERAPA UNIT PELAYANAN

KESEHATAN DI JAKARTA-INDONESIA

WA ODE DITA ARLIANAP1807214003

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGAPROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PASCASARJANA UNIVERITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

Page 2: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

REVIEW JURNAL

Judul : Evaluasi Metode FASTPlaqueTBTM untuk Mendeteksi Mycobacterium tuberculosis Pada Sputum di Beberapa Unit Pelayanan Kesehatan Di Jakarta-Indonesia

Peneliti : Leli Saptawati,dr.,Sp.MK,Mardiastuti,dr.,M.Sc.,Sp.MK(K),Anis Karuniawati,dr.,PhD.,Sp.MK(K),Cleopas Martin Rumende,dr.,DR.,Sp.PD KP.,FINASIM.,FCCP

Jurnal : Jurnal Tuberkulosisi Indonesi Vol.8 – Maret 2012

I. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama

dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di

dunia. Angka kematian karena infeksi TB berjumlah sekitar 300 orang per

hari dan terjadi >100.000 kematian per tahun. Salah satu upaya penting untuk

menekan penularan TB di masyarakat adalah dengan melakukan diagnosis

dini yang definitif.

Saat ini kriteria terpenting untuk menetapkan dugaan diagnosis TB

adalah berdasarkan pewarnaan tahan asam, tetapi metode ini kurang sensitif,

karena baru memberikan hasil positif bila terdapat >103 organisme/ml sputum.

Kultur memiliki peran penting untuk menegakkan diagnosis TB karena

mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada pewarnaan

tahan asam. Kultur Lowenstein-Jensen (LJ) merupakan baku emas metode

identifikasi Mycobacterium tuberculosis, dengan sensitivitas dan spesifisitas

masing masing 99% dan 100%, akan tetapi waktu yang diperlukan untuk

memperoleh hasil kultur cukup lama, yaitu sekitar 8 minggu. Hal ini tentu

saja akan menyebabkan keterlambatan yang bermakna untuk menegakkan

diagnosis dan memulai terapi.

Metoda diagnosis cepat yang baru dikembangkan yaitu penggunaan

Mycobacteriophage. Mycobacteriophage akan menginfeksi Mycobacterium

tuberculosis hidup pada sputum. Deteksi Mycobacterium tuberculosis pada

sputum dapat dilakukan melalui 2 metoda, yaitu menggunakan luciferase

reporter phage (LRP) dan menggunakan metode amplifikasi faga.

Page 3: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

FASTPlaqueTBTM (Biotec Laboratories Ltd., Ipswich, UK) merupakan salah

satu metode cepat yang memiliki prinsip kerja berdasarkan teknologi

amplifikasi faga. Suatu penelitian meta analisis terhadap 13 penelitian phage

based assay menunjukan bahwa nilai sensitivitas uji FASTPlaqueTBTM masih

memiliki rentang nilai sensitivitas yang cukup lebar, yaitu berkisar 21–94%

dan rentang nilai spesifisitasnya 83– 100%. Hingga saat ini belum ada

penelitian yang dilakukan di Indonesia untuk mengetahui efektivitas metode

FASTPlaqueTBTM.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji metode FASTPlaqueTBTM

dalam mendeteksi Mycobacterium tuberculosis pada sputum. Diharapkan

metode ini dapat membantu penegakan diagnosis TB yang cepat, akurat,

mudah dan aman sehingga dapat dilakukan secara rutin di negara sedang

berkembang, termasuk Indonesia, sehingga ddapat meningkatkan cakupan TB

di Indonesia.

II. Metode

Sampel (Sputum) diperoleh dari 46 orang pasien, terdiri dari 18 pasien

yang berobat jalan di poli paru Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto

Mangunkusumo (RSUPNCM) Jakarta, satu pasien yang dirawat di bagian

paru RSUPNCM Jakarta, 3 pasien yang berobat di Puskesmas Menteng

Jakarta dan 24 pasien yang berobat di Perkumpulan Pemberantasan

Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Tanah Tinggi Jakarta, yang memenuhi kriteria

inklusi dan telah menandatangani informed consent. Kriteria inklusi yang

digunakan adalah pasien usia >15 tahun dengan suspek TB paru. Suspek TB

paru ditetapkan dengan kriteria yang memenuhi satu atau lebih gejala sebagai

berikut : gangguan di saluran nafas (batuk >2 minggu, batuk darah, sesak

nafas, nyeri dada), terdapat gejala sistemik (demam, malaise, keringat malam,

anoreksia, penurunan berat badan). Pengambilan sputum dilakukan dengan

teknik asepsis. Pengambilan sputum dari masing-masing responden dilakukan

maksimal sebanyak 3 kali, yaitu sputum sewaktu-pagi-sewaktu. Perhitungan

besar sampel menggunakan rumus perkiraan perbedaan 2 proporsi.

Page 4: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

Pengumpulan spesimen dilakukan selama 2 periode yaitu bulan April–Juli

2009 dan Oktober–Desember 2010.

Pewarnaan dengan metode ZN dilakukan sebelum dan sesudah

dekontaminasi sputum. Dekontaminasi dilakukan dengan metode NALC-

NAOH (Mycoprep®) dan disentrifus dengan kecepatan minimal 2000xg

selama 20 menit. Spesimen didiamkan beberapa saat, kemudian supernatan

dibuang. Sedimen ditambah dengan 15 ml FASTPlaqueTB (FPTB) MediumTM

Plus dan disentrifus dengan kecepatan minimal 2000xg selama 20 menit.

Spesimen didiamkan beberapa saat, kemudian supernatan dibuang (sisakan

sekitar 0,5–1 ml). Setelah itu ditambahkan 1 ml FPTB MediumTM Plus.

Selanjutnya spesimen diambil 1 ose dan dilakukan pembuatan preparat untuk

pemeriksaan mikroskopis. Kemudian 1 ml spesimen dimasukkan ke dalam

vial steril yang sudah tersedia dalam kit FASTPlaqueTBTM dan diinkubasi

selama 18–24 jam. Bersamaan dengan uji di atas, dilakukan biakan pada

media LJ dan Lowenstein Jensen–P-nitrobenzoic acid (LJ-PNB). Sebanyak

0,2 ml spesimen dimasukkan ke dalam media LJ dan diambil 0,2 ml lagi

untuk ditanam di media LJ-PNB. Sebelum diinkubasi, tutup ulir pada tabung

LJ dan LJ-PNB dilonggarkan dan media diletakkan di dalam inkubator

dengan posisi miring 30° selama 24 jam. Setelah itu tutup ulir dirapatkan

kembali dan tabung diinkubasi pada posisi tegak. Kultur diamati hingga 8

minggu.

Uji FASTPlaqueTBTM dilakukan sesuai dengan petunjuk pada manual

dari Biotec Laboratories Ltd., Ipswich, UK . Pada setiap uji disertakan

kontrol negatif dan kontrol positif. Semua sampel sputum yang sudah

diproses dan sudah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35-37ºC, kontrol

negatif dan kontrol positif ditambah dengan 0,1 ml larutan faga dan

diinkubasi selama 60 menit pada suhu 35–37ºC. Setelah inkubasi, masing-

masing tabung ditambah 0,1 ml larutan virusid. Tabung didiamkan selama 5

menit pada suhu ruang, kemudian masing-masing tabung ditambah 5 ml

larutan FPTB MediumTM Plus untuk menetralisasi efek virusid. Selanjutnya

ditambah dengan 1 ml larutan sel sensor. Setelah itu ditambah dengan 5 ml

Page 5: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

FPTB agar yang sudah dicairkan dan dituang ke dalam petri steril. Diamkan

hingga agar mengeras (sekitar 30 menit pada suhu 20–25ºC). Petri kemudian

diinkubasi semalam pada suhu 35–37ºC. Keesokan harinya petri diambil dari

inkubator dan dihitung jumlah plak yang terbentuk. Pada kontrol negatif

harus terbentuk < 10 plak, kontrol positif harus terbentuk >20 plak. Pada petri

spesimen, hasil dikatakan negatif apabila ditemukan 0–19 plak dan dikatakan

positif apabila terdapat >20 plak.

III. Hasil

Dari 97 sampel yang dibiak, 7 sampel tumbuh NTM, 52 sampel tumbuh

Mycobacterium tuberculosis dan 38 sampel menunjukkan kultur negatif. Dari

7 sampel NTM yang ditemukan, 2 di antaranya terdeteksi positif oleh

FASTPlaqueTBTM dan 5 sampel terdeteksi negatif. Analisis hanya dilakukan

terhadap kultur Mycobacterium tuberculosis dan kultur negatif.

Hasil pemeriksaan mikroskopis

Pada 90 sampel sputum dilakukan pewarnaan tahan asam dengan metode

Ziehl Neelsen. Hasil pewarnaan setelah proses dekontaminasi menunjukkan

bahwa sebanyak 52 sampel (58%) positif dan 38 sampel (42%) negatif.

Hasil pemeriksaan kultur

Setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopis, selanjutnya sampel ditanam

pada media LJ dan LJ-PNB. Nontuberculous Mycobacteria tidak

diikutsertakan dalam analisis lebih lanjut . Sebanyak 52 sampel (57,8%)

menunjukkan hasil kultur LJ positif dan 38 sampel (42,2%) menunjukkan

hasil kultur negatif.

Hasil pemeriksaan FASTplaqueTBTM

Selain pemeriksaan mikroskopis dan kultur, semua spesimen juga diperiksa

dengan menggunakan metode FASTPlaqueTBTM. Dari 90 sampel yang

diperiksa, 53 sampel (58,9%) menunjukkan hasil positif dan 37 (41,1%)

Page 6: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

memberikan hasil negatif. Analisis statistik pewarnaan Zehl Neelsen dan

FASTPlaqueTBTM dengan kultur LJ sebagai baku emas, disajikan pada tabel

1,2 dan 3.

Tabel 1. Analisis statistik pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi dibandingkan dengan Kultur LJ.

Ziehl Neelsen

Kultur LJ Sensitivitas (%)

Spesifisitas (%)

NDP (%)

NDN (%)

RK pos

RK negPositif Negatif

Positif 47 5 90,4 86,8 90,4 86,8 6,9 0,1Negatif 5 33

52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif.

Tabel 2. Analisis statistik FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.FASTPlagueT

B

Kultur LJSensitivita

s (%)Spesifisita

s (%)NDP (%)

NDN (%)

RK pos

RK negPositif Negatif

Positif 45 8 86,5 78,9 84,9 81,1 4,1 0,2Negatif 7 30

52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif

Tabel 3. Analisis statistik kombinasi pemeriksaan Ziehl Neelsen setelah dekontaminasi dan/atau FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.

ZN setelah dekontaminasi

dan/atau FASTPlagueT

B

Kultur LJ

Sensitivitas (%)

Spesifisitas (%)

NDP (%)

NDN

(%)

RK pos

RK negPositif Negatif

Positif 49 11 94,0 71,0 81,0 90,0 3 0,1Negatif 3 27

52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif

Page 7: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

Kesesuaian Hasil Antara Pewarnaan Ziehl Neelsen Langsung Dan Uji

FASTPlaqueTBTM

Di antara sampel dengan hasil kultur positif (52 sampel), 8 sampel

menunjukkan hasil negatif pada pewarnaan langsung, 2 sampel menunjukkan

1–9 BTA/100 lapang pandang, 18 sampel menunjukkan hasil +1, delapan

sampel menunjukkan hasil +2, dan 16 sampel menunjukkan hasil +3.

Kesesuaian hasil sebesar >90% antara pewarnaan langsung, FASTplaqueTBTM

dan kultur LJ positif dapat diperoleh mulai dari hasil +1.

Di antara sampel dengan hasil kultur negatif (38 sampel), 33 sampel

menunjukkan hasil negatif pada pewarnaan langsung, satu sampel

menunjukkan 1–9 BTA/100 lapang pandang, dua sampel menunjukkan hasil

+1, dua sampel menunjukkan hasil +2, dan tidak ada sampel yang

menunjukkan hasil +3. Kesesuaian hasil sebesar 81,8% antara pewarnaan

langsung, FASTplaqueTBTM dan kultur LJ negatif diperoleh pada pewarnaan

langsung yang menunjukkan hasil negatif.

IV. Pembahasan

Hasil pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan

dekontaminasi menunjukkan sebanyak 58% (52/90) sampel memberikan hasil

positif. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa diperkirakan setengah hingga

tiga perempat kasus TB aktif menunjukkan BTA (+) dan sisanya BTA (-).

Hasil kultur juga menunjukkan data yang sama, yaitu 58% sampel

menunjukkan hasil kultur LJ positif dan sisanya menunjukkan hasil kultur

negatif.

FASTPlaqueTBTM merupakan suatu metode diagnostik yang mudah

dikerjakan dan dapat memberikan hasil dalam waktu 2x24 jam. Apabila

dibandingkan dengan kultur LJ, metode ini memiliki sensitivitas 86,5% dan

spesifisitas 78,9%, Nilai duga positif dan negatif metode FASTPlaqueTBTM

adalah 85,0% dan 81,0%. Rasio kemungkinan positif dan negatif uji ini

adalah 4,14 dan 0,16. Apabila dilakukan kombinasi pemeriksaan

Page 8: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

mikroskopis setelah homogenisasi dekontaminasi dan/atau FASTPlaqueTBTM,

maka diperoleh nilai sensitivitas sebesar 94,0%, spesifisitas 71,0%, nilai duga

positif 81,0%, nilai duga negatif 90,0%, rasio kemungkinan positif 3 dan

rasio kemungkinana negatif 0,1. Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi

hasil pemeriksaan mikroskopis dan FASTPlaqueTBTM mampu meningkatkan

sensitivitas, namun tidak dapat meningkatkan spesifisitas.

Pada hasil uji FASTPlaqueTBTM yang dibandingkan dengan kultur LJ,

ditemukan 8 sampel yang menunjukkan hasil postif palsu (6 sampel

menunjukkan hasil BTA negatif dan 2 sampel menunjukkan hasil BTA

positif). Dengan data tersebut dapat dilihat bahwa 6 sampel BTA negatif

terdeteksi positif oleh FASTPlaqueTBTM. Salah satu kemungkinan yang

menyebabkan terjadinya positif palsu adalah masih adanya faga yang berada

di luar sel, karena proses destruksi faga oleh virusid tidak terjadi secara

sempurna akibat adanya faktor dalam sputum yang mampu melindungi faga.

Faga yang masih bertahan di luar sel tesebut kemudian akan menginfeksi

Mycobacterium smegmatis dan akan membentuk plak pada media dan

memungkinkan terjadinya hasil positif palsu. Interpretasi hasil uji

FASTPlaqueTBTM sangat bersifat subyektif dan memerlukan kehati-hatian,

terutama dalam membedakan hasil negatif dan hasil positif lengkap. Hal ini

terkadang cukup menyulitkan, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi

kesalahan interpretasi hasil yang dapat menyebabkan terjadinya positif palsu

maupun negatif palsu.

Jumlah sampel yang menunjukkan hasil negatif palsu pada uji

FASTPlaqueTBTM sebanyak 7 sampel. Empat sampel merupakan BTA negatif

dan 3 sampel BTA positif. Hasil negatif palsu berkaitan dengan kemampuan

FASTPlaqueTBTM dalam mendeteksi keberadaan Mycobacterium sp pada

sputum. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan infeksi dan

replikasi faga D29 pada pejamu.

Salah satu hal yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah

tingginya angka kontaminasi pada hasil uji FASTPlaqueTBTM. Sampel

mengalami kontaminasi berupa discrete colonies yang memenuhi hampir

Page 9: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

seluruh permukaan media sehingga menyulitkan interpretasi hasil.

Kontaminasi tersebut dapat terjadi pada saat pengambilan dan pemeriksaan

sampel atau karena proses dekontaminasi kurang adekuat. Sebagai upaya

pengendalian kontaminasi, pada penelitian ini dilakukan proses

dekontaminasi ulang pada sampel yang terkontaminasi dan selanjutnya

dilakukan uji FASTPlaqueTBTM ulang.

V. Kesimpulan

Uji FASTPlaqueTBTM memiliki sensitivitas yang cukup baik, akan tetapi

nilainya masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan metode pewarnaan

Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi. FASTPlaqueTBTM

hanya mampu mendeteksi bakteri hidup sedang metode Ziehl Neelsen tidak

dapat membedakan antara bakteri hidup dan mati. Kombinasi pemeriksaan

mikroskopis dan FASTPlaqueTBTM terbukti mampu meningkatkan

sensitivitas. FASTPlaqueTBTM merupakan metode yang cukup mudah

dikerjakan. Selain itu metode ini memberikan keamanan yang lebih baik bagi

petugas laboratorium karena menggunakan Mycobacterium smegmatis yang

tidak bersifat patogen.

VI. Keunggulan dan Kelemahan

a. Keunggulan

1. Dilakukannya proses pengulangan dekontamiasi sehingga mengurangi

kontaminasi bakteri gram positif, yang dapat memberikan hasil positif

palsu pada saat pengujian.

2. Metodologi penelitian dijelakan secara rinci, sehingga pembaca dapat

memahami prosesnya, mulai dari penentuan sampel sampai dengan

interpretasi hasilnya.

a. Kelemahan

1. Sampel yang diuji belum mampu mewakili seluruh strain

Mycobacterium tuberculosis di Indonesia, karena hanya diambil dari

beberapa tempat pelayanan kesehatan di Jakarta.

2. Penelitian ini tidak melakukan identifikasi hingga spesies bakteri.

Page 10: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

3. Tidak dilakukannya uji statistik untuk melihat adanya perbedaan dalam

hasil antara metode FASTPlaqueTBTM, metode Ziehl Neelsen dan

metode Kultur LJ.

Page 11: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

Hasil Perhitungan Efektivitas Alat Skrining :

Tabel 1. Analisis statistik pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi dibandingkan dengan Kultur LJ.

Ziehl Neelsen

Kultur LJ Sensitivitas (%)

Spesifisitas (%)

NDP (%)

NDN (%)

RK pos

RK negPositif Negatif

Positif 47 5 90,4 86,8 90,4 86,8 6,9 0,1Negatif 5 33

52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif.

Sensitivitas=4752

x100 %=90,38 %

Spesifisitas=3338

x 100 %=86,8 %

Akurasi=47+3390

x100 %=88,89 %

Prediksi Positif =4752

x100 %=90,38 %

Prediksi Negatif =3338

x100 %=86,8 %

Negatif Palsu=1−sensitivitas=1−0,9=0,1

Pos itif Palsu=1−spesifisitas=1−0,86=0,14

Tabel 2. Analisis statistik FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.FASTPlagueT

B

Kultur LJSensitivita

s (%)Spesifisita

s (%)NDP (%)

NDN (%)

RK pos

RK negPositif Negatif

Positif 45 8 86,5 78,9 84,9 81,1 4,1 0,2Negatif 7 30

52 38Keterangan : LJ ; Lowenstein- Jensen, NDP ; nilai duga positif, NDN ; nilai duga negatif, RK pos ; rasio kemungkinan positif, RK neg ; rasio kemungkinan negatif

Sensitivitas=4552

x100%=86,5 %

Spesifisitas=3038

x 100 %=78,9 %

Page 12: Review Jurnal Metode FASTPlaqueTBTM

Akurasi=45+3090

x100 %=83,3 %

Prediksi Positif =4553

x100 %=84,9 %

Prediksi Negatif =3037

x100 %=81,0 %

Negatif Palsu=1−sensitivitas=1−0,86=0,1 4

Pos itif Palsu=1−spesifisitas=1−0,79=0 , 21

Tabel 3. Analisis statistik kombinasi pemeriksaan Ziehl Neelsen setelah dekontaminasi dan/atau FASTPlaqueTBTM dibandingkan dengan Kultur LJ.

ZN setelah dekontaminasi

dan/atau FASTPlagueT

B

Kultur LJ

Sensitivitas (%)

Spesifisitas (%)

NDP (%)

NDN

(%)

RK pos

RK negPositif Negatif

Positif 49 11 94,0 71,0 81,0 90,0 3 0,1Negatif 3 27

52 38

Sensitivitas=4952

x100%=94,2 %

Spesifisitas=2738

x 100 %=71,0 %

Akurasi=49+2790

x100 %=84,4%

Prediksi Positif =4960

x100 %=81,7 %

Prediksi Negatif =2730

x100 %=90,0 %

Negatif Palsu=1−sensitivitas=1−0,94=0,06

Pos itif Palsu=1−spesifisitas=1−0,71=0,29