Resus CA Mammae

download Resus CA Mammae

of 30

Transcript of Resus CA Mammae

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    1/30

    REFLEKSI KASUS

    CARSINOMA MAMMAE

    A. Pengertian Tumor

    Dalam artian umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal

    dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus, tumor adalah benjolan yang disebabkan

    oleh neoplasma. Secara klinis, tumor dibedakan atas golongan neoplasma dan

    nonneoplasma misalnya kista, akibat reaksi radang atau hipertrofi.

    Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker

    terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga

    sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya.

    Kanker (tumor ganas), karsinoma (tumor ganas yang berasal dari sel epitel), atau

    sarkoma (tumor ganas yang berasal dari sel mesenkim) tumbuh menyusup

    (infiltratif) ke jaringan sekitarnya sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar

    ke bagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma jinak tumbuh

    dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan

    menekan jaringan sekitarnya (ekspansif), dan umumnya tidak bermetastasis,

    misalnya lipoma.

    Pembengkakan

    Neoplasma (tumor) Non-Neoplasma

    Maligna (kanker) Benigna Kista Radang Hipertrofi

    Karsinoma Sarkoma

    1

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    2/30

    B. Insidensi dan Epidemiologi

    Karsinoma payudara pada wanita menduduki menduduki tempat nomor dua

    setelah karsinoma serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara

    merupakan 28 % kanker pada wanita kulit putih, dan 25 % pada wanita kulit hitam.

    Kurva insidensi-usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini

    jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi

    terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidensi karsinoma mamma pada lelaki hanya 1 %

    dari kejadian pada perempuan.

    C. Etiologi dan Faktor Resiko

    Etiologi:

    Penyebab tumor payudara tampaknya multifaktorial, tetapi faktor penting

    yang memulai hiperplasia adalah hiperestrinisme. Juga faktor genetika dan

    hormonal.

    Faktor resiko:

    1. Usia :

    Seperti pada banyak jenis kanker, insidens menurut usia naik sejalan dengan

    bertambahnya usia.

    Kanker payudara jarang terjadi pada usia di bawah 25 tahun, insiden

    meningkat seiring dengan bertambahnya usia, usia merupakan faktor yang

    paling signifikan.

    2. Keluarga:

    2

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    3/30

    Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita kanker

    payudara dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau

    saudara kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar

    bila ibu atau saudara kandung itu menderita kanker bilateral atau kanker pada

    pramenopause. Wanita yang pernah ditangani karsinoma payudara, memang

    mempunyai resiko tinggi mendapat karsinoma di payudara lain.

    3. Hormon :

    Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan

    keseimbangan hormon. Hal ini terbukti pada hewan coba dan pada penderita

    karsinoma mamma. Perubahan pertumbuhan tampak setelah penambahan atau

    pengurangan hormon yang merangsang atau yang menghambat pertumbuhan

    karsinoma mamma. Misalnya, pada wanita yang diangkat ovariumnya di usia

    muda lebih jarang ditemukan kanker payudara. Akan tetapi, hal itu tidak

    membuktikan bahwahormon seperti estrogen dapat menyebabkan karsinoma

    mamma pada manusia. Namun menarke yang cepat dan menopause yang

    lambat ternyata disertai dengan peningkatan resiko. Resiko terhadap

    karsinoma mamma lebih rendah pada wanita yang melahirkan anak pertama

    pada usia lebih muda. Laktasi tidak mempengaruhi resiko. Kemungkinan

    resiko meninggi terhadap adanya kanker payudara pada wanita yang menelan

    pil KB dapat disangkal berdasarkan penelitian yang dilakukan selama puluhan

    tahun.

    4. Diet :

    3

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    4/30

    Sampai sekarang tidak terbukti bahwa diet lemak berlebihan dapat

    memperbesar atau memperkecil resiko kanker payudara.

    5. Virus :

    Pada air susu ibu ditemukan (partikel) virus yang sama dengan yang terdapat

    air susu tikus yang menderita karsinoma mamma. Akan tetapi, peranannya

    sebagai faktor penyebab pada manusia tidak dapat dipastikan.

    6. Sinar ionisasi :

    Pada hewan coba terbukti adanya sinar ionisasi sebagai faktor penyebab

    kanker payudara. Dari penelitian epidemiologi setelah ledakan bom atom atau

    penelitian pada orang setelah pajanan sinar Rontgen, peranan sinar ionisasi

    sebagai faktor penyebab pada manusia lebih jelas.

    Faktor risiko kejadian kanker payudara menurut Zwaveling (1985),

    Parakrama Chandrasoma (1997) Rossa dan Harvey (1994) dibagi menjadi :

    a. Umur wanita lebih dari 40 tahun.

    b. Riwayat keluarga.

    c. Riwayat kanker payudara sebelumnya.

    d. Penyakit payudara jinak.

    e. Diit tinggi lemak.

    f. Primigravida atau multipara lebih dari 30 tahun.

    g. Menopause lebih dari 55 tahun.

    Faktor resiko karsinoma payudara :

    4

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    5/30

    Usia Makin lanjut, resiko makin tinggi

    Keluarga Karsinoma mammae

    - ibu- saudara kandung

    - khususnya pramenopause dan/atau

    bilateral

    Patologi Displasia atau kelainan fibrokistik tertentuPernah karsinoma mammae sisi lain

    Kehamilan pertama pada usia lanjut

    D. Klasifikasi

    Penyakit-penyakit payudara pada dasarnya dapat disimpulkan menjadi :

    1. Penyakit Bawaan

    2. Penyakit Peradangan (Mastitis)

    3. Penumbuhan jinak : Fibroadenoma

    Kelainan fibrokistik

    Kistosarkoma filloides

    Nekrosis lemak

    Papiloma intraductus, terdiri dari :

    a. Ekstasia ductus mamma/mastitis sel plasma

    b. Mioblastoma sel granuler

    4. Penumbuhan ganas : Adenocarsinoma

    Sarcoma

    E. Tingkat Penyebaran

    Kanker payudara sebagian besar mulai berkembang di duktus, setelah itu baru

    menembus ke parenkim. Lima belas sampai empat puluh persen karsinoma

    payudara bersifat multisentris.

    5

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    6/30

    Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis.

    Bila tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16 22 %, sedangkan

    ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1 5 %. Ketahanan hidup tergantung pada

    tingkat penyakit, saat mulai pengobatan, gambaran histopatologik, dan uji reseptor

    estrogen yang bila positif lebih baik.

    Prosentase ketahanan hidup lima tahun ditentukan pada penderita yang diobati

    lengkap. Pada tingkat I ternyata 15 % meninggal dunia karena penentuan TNM

    dilakukan secara klinik, yang berarti metastasis kecil dan metastasis mikro tidak

    dapat ditemukan. Pada 85 % orang yang hidup setelah lima tahun, tentu termasuk

    penderita yang tidak sembuh dan menerima penanganan karena kambuhnya

    penyakit atau karena metastasis. Demikian juga pada mereka dengan tingkat

    penyebaran II-III.

    Klasifikasi penyebaran TNM :

    T

    Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan

    Tis Karsinoma in situ dan penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor

    To Tidak ada bukti adanya tumor primer

    T1 Tumor < 2 cm

    T2 Tumor 2 5 cm

    T3 Tumor > 5 cm

    T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding thoraks atau ke kulit dengan

    tanda udem, tukak, atau peau dorange

    NNx Kelenjar regional tidak dapat ditentukan

    No Tidak teraba kelenjar aksila

    N1 Teraba kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat

    N2 Teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat

    pada jaringan sekitarnya

    N3 Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

    M

    Mx Tidak dapat ditentukan metastasis jauh

    Mo Tidak ada metastasis jauh

    M1 Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraklavikuler

    6

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    7/30

    Keterangan :

    Lekukan pada kulit, retraksi papila, atau perubahan lain pada kulit, kecuali yang terdapat

    pada T4, bisa terdapat pada T1, T2, atau T3 tanpa mengubah klasifikasi.

    Dinding thoraks adalah iga, otot interkostal dan m. serratus anterior, tanpa otot pektoralis.

    Prognosis dan tingkat penyebaran tumor :

    Tingkat penyebaran secara klinik Ketahanan hidup lima tahun (%)

    T1 N0 M0

    (kecil, terbatas pada mammae)

    85

    T2 N1 M0

    (tumor lebih besar; kelenjar terhinggapi tetapi

    terbebas dari sekitarnya)

    65

    T0-2 N2 M0

    T3 N1-2 M0

    (kanker lanjut dan penyebaran ke kelenjar lanjut,

    tetapi semuanya terbatas di lokoregional)

    40

    IV. T (semua) N (semua) M1 (tersebar di luar

    lokoregional)

    10

    Lokoregional dimaksudkan untuk daerah yang meliputi struktur dan organ tumor primer,

    serta pembuluh limfe, daerah saluran limfe dan kelenjar limfe dari struktur atau organ yang

    bersangkutan.

    Metastasis hematogen kanker payudara :

    Letak Gejala dan tanda utamaOtak Nyeri kepala, mual-muntah, epilepsi,

    ataksia, paresis, parestesia

    Pleura Efusi, sesak nafas

    Paru Biasanya tanpa gejala

    Hati Kadang tanpa gejala

    Massa, ikterus obstruksi

    Tulang

    - tengkorak

    - vertebra

    - iga

    Nyeri, kadang tanpa keluhan

    Kempaan sumsum tulang

    Nyeri, patah tulang

    7

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    8/30

    - tulang panjang Nyeri, patah tulang

    F. Gambaran Klinis dan Diagnosis

    Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter. Benjolan

    ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat

    diraba benjolan yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila tumor telah besar,

    paerlekatan lebih jelas. Konsistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran

    cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intraduktal,

    sedangkan nyeri lebih mengarah ke kelainan fibrokistik.

    Tabel 1. Gejala dan tanda penyakit payudara

    Tanda atau Gejala Interpretasia. Nyeri

    - Berubah dengan daur menstruasi Penyebab fisiologi seperti pada tegangan

    pramenstruasi atau penyakit fibrokistik- Tidak tergantung daur menstruasi Tumor jinak, tumor ganas atau infeksi.

    b. Benjolan di payudara- Keras Permukaan licin dan fibroudenoma atau kista

    Permukaan keras, berbenjol atau melekat pada kanker

    atau inflamasi non-infektif- Kenyal Kelainan fibrokistik- Lunak Lipoma

    c. Perubahan kulit- Bercawak Sangat mencurigakan karsinoma- Benjolan kelihatan Kista, karsinoma, fibroadenoma besar - Kulit jeruk Di atas benjolan : kanker (tanda khas)- Kemerahan Infeksi jika panas- Tukak Kanker lama (terutama pada orang tua)

    d. Kelainan puting atau aerola- Retraksi Fibrosis karena kanker- Infeksi baru Retraksi baru karena kanker (bidang fibrosis karena

    pelebaran duktus)- Eksema Unilateral : penyakit paget (tanda khas kanker)

    e. Keadaan cairan- Seperti susu Kehamilan atau laktasi- Jernih Normal- Hijau Perimenopause

    Pelebaran duktusKelainan fibrolitik

    f. Hemoragik KarsinomaPapiloma Intraduktus

    (Sumber : Sjamsu Hidayat & Wim de Jong, 1997 yang dimodifikasi)

    Dengan mengamati sifat dan perilaku suatu penyakit yang berhubungan antara

    pengaruh jejas dan reaksi tubuh melalui pengamatan penyakit dari segala seginya,

    8

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    9/30

    maka diagnosa dapat ditegakkan, dengan tetap mengingat definisi penyakit yang

    merupakan proses dinamik, sehingga pemeriksaan sesaat hanyalah merupakan suatu

    fragmen monomental dari proses yang berlaku, yang pada saat berikutnya dapat

    mengalami perubahan-perubahan lagi (Andoko Prawiro Atmojo, 1987).

    Kanker payudara biasanya mempunyai gambaran klinik sebagai berikut :

    a. Terdapat benjolan keras yang lebih melekat atau terfiksir.

    b. Tarikan pada kulit di atas tumor.

    c. Ulserasi atau koreng.

    d. Peau deorange.

    e. Discharge dari puting susu

    f. Asimetris payudara.

    g. Retraksi puting susu.

    h. Elevasi dari puting susu.

    i. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak.

    j. Satelit tumor di kulit.

    k. Eksim puting susu dan edema.

    G. Pemeriksaan Klinik

    Pada pemeriksaan klinik dilakukan langsung pada penderita dengan

    pertumbuhan neoplasmanya, menurut cara-cara yang lazim dilakukan juga terhadap

    penyakit lain pada umumnya :

    a. Anamnesis

    9

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    10/30

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    11/30

    pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas

    dibawah kulit (Hanifa Wiknjosastro, 1994).

    Dapat dilihat :

    - Puting susu tertarik ke dalam.

    - Eksem pada puting susu.

    - Edema.

    -Peau dorange.

    - Ulserasi, satelit tumor di kulit.

    - Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985).

    Palpasi

    Palpasi harus meliputi seluruh payudara, dari parasternal kearah garis aksila ke

    belakang, dari subklavikular ke arah paling distal (Hanifa Wiknjosastro, 1994).

    Palpasi dilakukan dengan memakai 3-4 telapak jari. Palpasi lembut dimulai dari

    bagian perifer sampai daerah areola dan puting susu.

    I. Pemeriksaan Sitologi Kanker Payudara

    Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker payudara melalui tiga cara :

    - Pemeriksan sekret dari puting susu.

    - Pemeriksaan sedian tekan (Sitologi Imprint).

    - Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration).

    II. Biopsi

    11

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    12/30

    Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering

    dipergunakan untuk diagnosis berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan

    anestesi lokal ataupun umum tergantung pada kondisi pasien. apabila pemeriksaan

    histopatologi positif karsinoma, maka pada pasien kembali ke kamar bedah untuk

    tindakan bedah terapetik.

    H. PENEMUAN DINI

    Penemuan dini merupakan upaya penting dalam penanggulangan karsinoma

    payudara. Sebagian besar tumor payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Hal ini

    dapat diartikan bahwa ukuran tumor lebih besar bahkan sudah sampai tingkat

    inoperable. Di berbagai rumah sakit di Indonesia, kira-kira 65-80 % karsinoma

    payudara stadium inoperable (Gani, 1995).

    Untuk menemukan penyakit lebih awal dikembangkan berbagai metoda sebagai

    berikut :

    1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI/SARARI)

    Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur. Bagi wanita

    masa reproduksi, pemeriksaan dilakukan 5-7 hari setelah haid berhenti dengan pola

    pemeriksaan tertentu. Apabila teraba nodul atau benjolan segera dikonsultasikan

    pada dokter keluarga untuk pemeriksaan sendiri secara teratur kesempatan

    menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih luas. Menurut penelitian para ahli,

    pemeriksaan payudara sendiri (SADARI/SARARI) sangat bernilai dalam penemuan

    dini karsinoma payudara (Gani, 1995).

    Pentingnya memeriksa sendiri payudara tiap bulan terbukti dari kenyataan

    bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau waktu memeriksa

    12

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    13/30

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    14/30

    - Benjolan-benjolan, kerutan-kerutan, lekukan-lekukan atau lipatan kecil

    dari kulit.

    - Perubahan dari puting susu dan apakah keluar cairan (kadang-kadang

    menjadi basah).

    - Perbedaan dengan pemeriksaan yang lalu.

    Dengan tangan ke atas perhatikan cermin :

    -

    Perubahan payudara.

    - Perubahan di puting susu.

    - Benjolan-benolan, kerutan-kerutan, lekukan-lekukan atau lipatan-

    lipatan kecil di kulit yang menghilang atau timbul oleh karena lengan ditarik ke

    atas.

    Meraba Payudara

    Dilakukan sambil berbaring, periksa satu payudara dahulu, baru yang lainnya.

    Jika mulai dari payudara yang kanan, di bawah pundak kanan diletakkan bantal

    kecil atau handuk yang dilipat. Tangan kanan berada di bawah kepala. Pemeriksaan

    dilakukan dengan tangan kiri.

    Untuk memeriksa payudara bagian dalam cara meraba dilakukan dengan jari-

    jari yang lurus dan rapat. Mulai dengan bagian atas payudara yang dekat dengan

    tulang dada dengan gerakan berputar menjurus ke puting susu, lalu ke bawah sedikit

    dengan gerakan berputar ke jurusan puting susu dan seterusnya sampai ke bagian

    bawah payudara. Sekarang daerah sekitar puting susu diraba dengan teliti apakah

    ada :

    -Benjolan-benjolam atau bagian-bagian yang terasa kaku.

    14

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    15/30

    - Terasa seperti ada tali ke jurusan puting susu.

    -Kelainan dibandingkan dengan pemeriksaan terakhir.

    Membedaki atau menyabun payudara memperlicin kulit hingga memudahkan

    perabaan.

    Untuk memeriksa bagian luar, lengan kanan diluruskan di samping tubuh.

    Dengan jari tangan kiri yang lurus dan rapat membuat gerakan-gerakan berputar

    dari puting susu sampai tepi bawah payudara. Mulai lagi dari puting susu sampai ke

    tepi bawah payudara yang lebih tinggi dan seterusnya. Terakhir diperiksa lekukan

    ketiak kanan, lengan kanan diangkat sedikit ke atas dan dengan ujung jari-jari

    tangan kiri diraba apakah ada benjolan-benjolan atau bagian-bagian yang tebal.

    Sesudah memeriksa payudara kanan dan ketiak kanan dengan cara yang sama

    payudara dan ketiak kiri diperiksa dengan tangan kanan dan dimulai pada bagian

    dalam dari payudara kiri lalu bagian luar. Perhatikan juga perbedaan-perbedaan

    kedua payudara (Sri Moersodik, 1981; Johan Kurniada, 1997).

    2. Pemeriksaan Payudara Secara Klinis (SARANIS)

    Dokter umum merupakan ujung tombak penanggulangan kesehatan masyarakat,

    mempunyai kesempatan luas menemukan tumor payudara lebih awal. Kesempatan

    ini mungkin terwujud, apabila pada wanita berusia lebih dari 40 tahun atau

    golongan resiko tinggi, walaupun dia datang karena penyakit lain, dilakukan

    pemeriksaan fisik payudara secara klinis (SARANIS) oleh dokter, bidan atau

    paramedis wanita yang terlatih dan trampil. Keikutsertaan bidan atau paramedis

    merupakan cara yang baik untuk menerobos kendala budaya malu diperiksa

    15

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    16/30

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    17/30

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    18/30

    - Dirasakan oleh pasien, sedankgn dokter pemeriksa belum dapat

    merabanya.

    b. Adanya benjolan payudara.

    c. Dalam follow up setelah mastektomi, deteksi primer kedua dalam

    payudara yang lain.

    d. Setelah Breast Conserving Treatment deteksi kekambuhan atau

    primer kedua.

    e. Adenokarsinoma-metastasis dari primer yang tidak diketahui.

    f. Adanya rasa tidak enak pada payudara.

    g. Pada pasien-pasien dengan riwayat resiko tinggi untuk mendertia

    keganasan payudara.

    h. Pembesaran kelenjar axila yang meragukan.

    i. Penyakit Paget dari puting susu.

    j. Pada penderita dengan Cancerphonia.

    k. Program skrening.

    4. Peranan Ultrasonografi (USG) pada Tumor Payudara

    Pemeriksaan tumor payudara dengan USG mulai dikembangkan oleh Wild dan

    Roid pada tahun 1952 dan saat ini pemeriksaan dengan USG sudah semakin

    populer dan berkembang pesat.

    Keuntungan pemeriksaan dengan USG, adalah :

    a. Tidak menggunakan sinar pengion, jadi tidak ada bahaya radiasi.

    b. Pemeriksaannya bersifat non-invasif, relatif mudah dikerjakan dengan

    cepat dan cepat dipakai berulang-ulang dengan biaya relatif murah.

    18

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    19/30

    Ultrasonografi biasanya untuk membedakan tumor solid dengan kista dan untuk

    menentukan metastasis pada hati (Gani, 1995). USG dapat bermanfaat dalam

    mendiagnosa kista, bukan untuk tumor-tumor padat (Teguh Aryando, 1997). USG

    berperan terutama untuk payudara yang padat, yang biasanya ditemukan pada

    wanita muda, jenis payudara ini kadang-kadang sulit dimulai dengan mammografi.

    USG juga dapat bermanfaat dalam membedakan jenis tumor solid atau kistik,

    yang gambarannya pada mammografi hampir sama. Walaupun demikian, mikro-

    kalsifikasi tidak dapat ditemukan dengan USG. Pembesaran kelenjar axila juga

    dapat ditemukan dengan pemeriksaan USG. Keuntungannya terutama untuk deteksi

    pembesaran kelenjar axila yang sulit diraba secara klinik. (Daniel Makes, Gregg M.

    Goy Lord et al, 1989).

    5. Computerized Tomography (CT)

    Akhir-akhir ini pemeriksaan tumor payudara dengan CT telah berkembang

    tetapi biaya pemeriksaan yang cukup tinggi, bahaya radiasi dan penggunaan kontras

    merupakan limitasi pemeriksaan CT.

    Untuk tumor ganas payudara biasanya gambaran CT sebelum dan sesudah

    penyuntikkan zat kontras akan berbeda. CT juga unggul untuk melihat penyebaran

    tumor ganas ke jaringan retromaria dan melihat destruksi dinding thoraks. Di

    samping itu juga bermanfaat untuk penetapan jenis penyinaran dalam rencana

    radioterapi pasca bedah.

    J. Pemeriksaan Penunjang

    19

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    20/30

    Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa

    mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan

    pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, pemerikasaan harus dilanjutkan dengan

    biopsi sebab sering karsinoma tidak tampak pada mammogram. Sebaliknya, bila

    mamografi positif dan secara klinis tidak teraba tumor, pemeriksaan harus

    dilanjutkan dengan pungsi atau biopsi di tempat yang ditunjukkan oleh foto

    tersebut.

    Mammografi pada masa pramenopause umumnya tidak bermanfaat karena

    gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak.

    Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista; kadang

    tampak kista sebesar 1-2 cm.

    Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari pungsi dengan jarum

    halus (FNA=fine needle aspiration biopsy) dapat dipakai untuk menentukan apakah

    akan segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan

    dengan pemeriksaan lain atau langsung akan dilakukan ekstirpasi. Hasil positif pada

    pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal karena hasil positif palsu

    selalu dapat terjadi, sementara hasil negatif palsu sering terjadi.

    Sediaan jaringan untuk pemeriksaan histologik dapat diperoleh secara pungsi

    jarum besar yang menghasilkan suatu silinder jaringan yang cukup untuk

    pemeriksaan termasuk teknik biokimia. Biopsi secara ini, yang biasa disebut core

    biopsi, dapat digunakan untuk biopsi kelainan yang tidak dapat diraba seperti

    temuan pada foto mamma. Digunakan pendekatan secara stereofaksi USG atau

    pencitraan lain yang juga digunakan pada FNA.

    20

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    21/30

    K. Terapi

    Sebelum merencanakan terapi karsinoma mamma, diagnosis klinis dan

    histopatologik serta tingkat penyebarannya harus dipastikan dahulu. Diagnosis

    klinis harus sama dengan diagnosis histopatologik. Bila keduanya berbeda, harus

    ditentukan yang mana yang keliru. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk tingkat

    penyebaran penyakit, disusunlah rencana terapi dengan mempertimbangkan

    manfaat dan mudarat setiap tindakan yang akan diambil. Bila bertujuan kuratif,

    tindakan radikal yang berkonsekuensi mutilasi harus dikerjakan demi kesembuhan.

    Akan terapi, bila tindakannya paliatif, alasan nonkuratif menentukan terapi yang

    akan dipilih.

    Pembedahan:

    Untuk mendapat diagnosis histology, biasanya dilakukan biopsy sehingga tindakan

    ini dapat dianggap sebagai tindakan pertama pada pembedahan mamma. Dengan

    sediaan beku, hasil pemeriksaan histopatologi dapat diperoleh dalam waktu 15

    menit. Bila pemeriksaan menunjukkan tanda tumor jinak, operasi diselesaikan.

    Akan terapi, pada hasil yang menunjukkan tumor ganas, operasi dapat dilanjutkan

    dengan bedah kuratif.

    Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, dan bedah

    konservatif merupakan eksisi tumor luas.

    21

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    22/30

    Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada

    infiltrasi ke dinding dada dan kulit mamma, atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke

    struktur sekitarnya. Tumor disebut mampu angkat (operable) jika dengan tindak

    bedah radikal seluruh tumor dan penyebarannya di kelenjar limfe dapat dikeluarkan.

    Bedah radikal menurut Halsted meliputi pengangkatan payudara dengan

    sebagian besar kulitnya, m. pektoralis mayor, m. pektoralis minor, dan semua

    kelenjar ketiak sekaligus. Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak

    permulaan abad ke-20 hingga tahun lima puluhan.

    Setelah tahun enam puluhan biasanya dilakukan operasi radikal yang

    dimodifikasi oleh Patey. Pada operasi ini, m. pektoralis mayor dan m. pektoralis

    minor dipertahankan jika tumor mamma jelas bebas dari otot tersebut.

    Sekarang, biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan

    payudara. Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelejar aksila dan

    radioterapi pada (sisa) payudara tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu

    paket terapi yang harus dilaksanakan serentak. Secara singkat paket tindakan

    tersebut disebut terapi dengan mempertahankan payudara. Syarat mutlak untuk

    operasi ini adalah tumor merupakan tumor kecil dan tersedia sarana radioterapi

    yang khusus (megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran dilakukan untuk mencegah

    kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang

    tumor lain (karsinoma multisentrik).

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada saat terakhir biasanya

    dilakukan bedah radikal yang dimodifikasi (Patey). Bila ada kemungkinan dan

    tersedia sarana penyinaran pascabedah, dianjurkan terapi yang mempertahankan

    22

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    23/30

    payudara, yaitu berupa lumpektomi luas, segmentektomi, atau kuadrantektomi

    dengan diseksi kelenjar aksila, yaitu terapi kuratif dengan mempertahankan

    payudara.

    Bila dilakukan pengagkatan mamma, pertimbangkan kemungkinan

    rekonstruksi mamma dengan implantasi protesis atau cangkok flap muskulokutan.

    Implantasi protesis atau rekontruksi mamma secara cangkok dapat dilakukan

    sekaligus dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah penyinaran, kemoterapi

    ajuvan, atau rehabilitasi penderita selesai. Jika hal ini tidak mungkin atau tidak

    dipilih, usahakan protesis eksterna, yaitu protesis buatan yang disangga oleh kutang.

    Bentuk dan beratnya disesuaikan dengan bentuk dan berat payudara di sisi lain.

    Penyulit pada mastektomi radikal:

    Penyulit pada mastektomi radikal biasanya terdiri atas hematom, infeksi luka,

    dan seroma. Olek karena dilakukan deseksi kelenjar, harus dipasang penyalir isap

    untuk mencegah seroma yang terdiri atas cairan luka dan limf. Cairan yang disalir

    pada hari pertama bisa mencapai beberapa ratus ml. limf jernih. Mobilisasi

    ekstremitas yang bersangkutan harus diperhatikan untuk mencegah kontraktur.

    Kadang terdapat mati rasa kulit ketiak dan bagian medial lengan atas akibat cedera

    n.interkostobrakialis yang tak dapat dihindari. Kelumpuhan m.seratus anterior

    akibat cedera n.torakalis longus menyebabkan skapula alata yang memang harus

    dicegah. Kerusakan n.torakodorsalis mengakibatkan kelumpuhan m.latissimus

    dorsi. Saraf pektoralis, baik yang untuk m.pektoralis mayor maupun untuk

    23

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    24/30

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    25/30

    - udem kulit yang luas pada payudara

    - karsinoma tipe inflamasi

    - nodul satelit di kulit

    N2/3 - kelenjar aksila yang terfiksasi

    - adanya pembesaran kelenjar parasternal

    - udem pada lengan karena bendungan kelenjar limfe

    M - metastasis ke kelenjar supraklavikuler

    - metastasis jauh

    Radioterapi:

    Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif

    dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif.

    Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak begitu efektif,

    tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar

    berguna.

    Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas

    bila tumor sudah tak mampu-angkat bila mencapai tingkat T4, misalnya ada

    perlekatan pada dinding thoraks atau kulit. Pada penyebaran di luar daerah

    lokoregional, yaitu di luar kawasan payudara dan ketiak, bedah payudara tidak

    berguna karena penderita tidak dapat sembuh.

    Biasanya seluruh payudara dan kelenjar aksila dan supraklavikula diradiasi. Akan

    tetapi, penyulitnya adalah pembengkakan lengan karena limfudem akibat rusaknya

    kelenjar ketiak supraklavikula. Jadi, radiasi harus dipertimbangkan pada karsinoma

    mamma yang tidak mampu angkat jika ada metastasis. Kadang masih dapat

    dipikirkan amputasi mamma setelah tumor mengecil oleh radiasi.

    Kemoterapi:

    25

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    26/30

    Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran

    sistemik, dan sebagai terapi ajuvan.

    Kemoterapi ajuvan diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan

    histopatologik pascabedah mastektomi ditemukan metastasis di sebuah atau

    beberapa kelenjar. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis yang

    biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung

    metastasis. Obat yang diberikan adalah kombinasi siklofodfamid, metotreksat, dan

    5-fluorourasil (CMF) selama enam bulan pada perempuan usia pramenopause,

    sedangkan kepada yang pasca menopause diberikan terapi ajuvan hormonal berupa

    pil antiestrogen.

    Kemoterapi paliatif dapat diberikan kepada pasien yang telah menderita

    metastasis sistemik. Obat yang dipakai secara kombinasi, antara lain CMF atau

    vinkristin dan adriamisin (VA), atau 5 fluorourasil, adriamisin (adriablastin), dan

    siklofosfamid (FAC).

    Terapi hormonal:

    Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat

    metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum

    kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi

    tidak semua karsinoma mamma peka terhadap terapi hormonal. Hanya kurang lebih

    60 % yang bereaksi baik dan penderita mana yang ada harapan memberi respons

    dapat diketahui dari uji reseptor estrogen pada jaringan tumor.

    26

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    27/30

    Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita yang pramenopause

    dengan cara ovarektomi bilateral atau dengan pemberian antiestrogen, seperti

    tamoksifen atau aminoglutetimid.

    Terapi hormon diberikan sebagai ajuvan kepada pasien pascamenopause yang

    uji reseptor estrogennya positif dan pada pemeriksaan histopatologik ditemukan

    kelenjar aksila yang berisi metastasis. Obat yang dipakai adalah sediaan anti

    estrogen tamoksifen; kadang menghasilkan remisi selama beberapa tahun. Estrogen

    tidak dapat diberikan kerena efek samping terlalu berat.

    Terapi Antibody Monoklonal

    Antibodi monoklonal: Sebuah perkembangan yang relatif baru dalam

    pengobatan kanker payudara HER2 +. Sekitar 15-20 persen dari kanker payudara

    memiliki amplifikasi gen HER2/neu atau berlebih produk proteinnya. Reseptor ini

    biasanya distimulasi oleh faktor pertumbuhan yang menyebabkan sel untuk

    membagi, namun tanpa adanya faktor pertumbuhan, sel normal akan berhenti

    tumbuh. Ekspresi reseptor ini pada kanker payudara berhubungan dengan

    kekambuhan penyakit meningkat dan prognosis buruk. Trastuzumab (Herceptin),

    sebuah antibodi monoklonal untuk HER2, telah meningkatkan kelangsungan hidup

    5 tahun bebas penyakit tahap 1-3 HER2 + kanker payudara sekitar 87% (ketahanan

    hidup 95%). Trastuzumab, bagaimanapun mahal, dan kira-kira 2% pasien menderita

    kerusakan jantung yang signifikan; itu dapat ditoleransi dengan baik dengan efek

    27

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    28/30

    samping yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan kemoterapi konvensional.

    Antibodi monoklonal lainnya juga sedang diuji coba.

    L. Pencegahan:

    Mencegah karsinoma mamma dapat dimulai dari menghindarkan faktor

    penyebab, kemudian juga menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukan

    pengobatan kuratif.

    Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali sekitar hari

    ke-8 menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter bila ada yang dicurigai,

    dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan pada waktu tertentu,

    terutama bila usianya di atas 30 tahun. Bila perlu, dapat dibuat mammografi.

    Apakah mammografi perlu dilakukan secara rutin, masih dipertanyakan, mengingat

    bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen penyaring yang mutakhir.

    Orang sehat di keluarga dengan resiko tinggi atas terjadinya karsinoma

    payudara atas dasar mengidap mutasi onkogen, seperti BRCA 1, BRCA 2 atau

    CHEK dapat mempertimbangkan mastektomi bilateral preventif. Masalah ini dapat

    dikonsultasikan pada tim kelainan atau penyakit herediter yang terdiri atas pakar

    onkologi, spesialis penyakit herediter, dan psikolog.

    M. Prognosis

    Prognosis tumor payudara tergantung dari :

    a. Besarnya tumor primer.

    b. Banyaknya/besarnya kelenjar axilla yang positf.

    28

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    29/30

    c. Fiksasi ke dasar dari tumor primer.

    d. Tipe histologis tumor/invasi ke pembuluh darah.

    e. Tingkatan tumor anaplastik.

    f. Umur/keadaan menstruasi.

    g. Kehamilan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Copelnd, E.M dan Bland, F.I., Payudara dalam Buku Ajar Bedah, Sobiston

    Bagian 1, EGC, Jakarta, 1992.

    2. Aryandono, T.,Prinsip Oncologi dan Kanker Payudara dalam Hand Out Bedah

    Tumor, FK-UGM, Yogyakarta, 1997.

    3. Djamaloeddin, Kelainan pada Mammae dalam Ilmu Kandungan, ed. 2,

    Wiknjosastro H, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta, 1997.

    4. Sjamsuhidayat R dan Jong W, Dinding Toraks, Pleura dan Payudara dalam

    Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997.

    29

  • 7/31/2019 Resus CA Mammae

    30/30