RESPONS ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN...
Transcript of RESPONS ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN...
RESPON ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN TERHADAP
EKSISTENSI ASURANSI SYARIAH
(Studi Pada Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
NURKHOIRIYAH
101046222434
KOSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2011
NURKHOIRIYAH
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama Ri, 1990
Elizabeth K.Nottingham,Agama dan Masyarakat,Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada,1996
Hakiem, Lukman, H. Gerakan Pembaharuan Keagamaan, Jakarta, Lembaga Studi
Informasi Pembangunan, 1995
H. M. Cholil Nafis, Lc, MA Keberadaan Ormas Islam sumber file al_islam.chm
Einar Martahan Sitompul.M. Th Nu dan Pancasila, Pustaka Sinar Harapan,1989 h. 33
Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Kemuhamadiyahan, ( Yogyakarta: Pustaka Suara
Muhamadiyah. 1996) Cet.Ke 1, h.4
Mubarok, Jaih, M Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-
terbentuknya
nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ul
ama
.AG, Dr, Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia, Pustaka Bani
Quraisy, Bandung
Ali,AM Hasan, MA, Asuaransi dalam Persfektif Hukum Islam, Jakarta, Pranada,
Media 2004 h.26
K Pronoto, Ibrahim, S. Drs, Aspek-Aspek Proteksi Dalam Industri dan Perdagangan,
Jakarta, Jaya Prasada, 1987
Koekerits, Jakob, T, Parera, M Frans, Gusdur Menjawab Perubahan Zaman, Jakarta,
PT Kompas Media Nusantara, 1999
Elizabeth B., Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.182
Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
h.128.
Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nusantara, 2007), h.964
Astrid S.Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia (Jakarta: Bina Cipta, 1980), h.125.
Ahmad Subandi, Psikologi social, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h.50.
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), Kamus Besar Ilmu
pengetahuan, (Jakarta, Golo Riwu Pers, 1997), h.446
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, cet.28
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 481
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi
Komunikasi, cet.3, (Jakarta:UI, 1999), h.43
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern
Press, 1991), h. 43
Fatwa Dewan Syariah Nasional No:21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah, Dewan Syariah, Nasional MUI, 2001.
Gemala. Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004)
Nabhani, Taqyuddin An., Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perfekstif Islam,
(Surabaya, tp, 1996), h.190.
Sofyan Syafri Harahap, Akutansi Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1997), cet ke-1, h.
99.
Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002
Salemba Empat, h.105-106)
Djojosoedarso, Suisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko, Jakarta, Salemba Empat,
1999
Masyhuril. Khamis, Takaful, Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2000)
Jejak Ekonomi Syari’ah, Jakarta, Senayan Abadi Publishing.
M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam
(Tangerang: Kholam Publishing, 2008), h.408-410.
Salim, Abbas, H Drs, Asuransi dan Manajemen Resiko, Jakarta, PT.Raja Grafindo,
2003, edisi.Ke.2
UU RI No.2 Tentang Usaha Perasuransian
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek Edisi
Revisis V, Jakarta, Rineka, Cipta,2002
Amidin Rosyad, Metode Riset Penelitian, Jakarta, Fakultas Tarbiya IAIN Syarif
Hidayatullah, 1994, Jilid 1
Jan W.Kuzma, Basic Statistik For The Health Science, 1 st, ed Mayfield Publishng
Company,1984
Sula, Muhammad, Syakir, IR.AAIJ, FIIS, Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta,
Gema Insani, 2004, Cet.Ke.1
www. Sumber, Proteksi, No.184/Mei 2006/Tahun XXVII .Asuransi Syariah.com
Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknya-
nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ul
ama
Ali Mauludi, Statistika I penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Jakarta PT. Prima
Heza Lestari, 2006, h. 36
R. Subekti Dan R. Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
Undang-undang Kepailitan, (Jakarta, PT.Pradnya Paramita, 1992), cet.25,
h.380
Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perusahaan Asuransi di
Indonesia Tahun 1992-1997, (Jakarta, Harvarindo, 1998), cet.1, h..3
DATA WAWANCARA
Nama : Nurkhoiriyah
NIM : 101046222434
Wawancara dengan : Bapak Drs. Suhairi Gaos Ketua MWC NU Kalideres
Jakarta Barat
Tanggal : 14-15 Januari 2011
Tempat wawancara : Kediaman Rumahnya dan Kantor Majelis Wakil Cabang
NU
Jl. Raya Kamal Rt 02/01 Kel. Kamal Kec. Kalideres
Jakarta Barat
T:Bagaimana Sejarah singkat berdirinya Ormas NU Jakarta Barat?
J:
Nahdlatul Ulama (NU) berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokoh-
tokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari
(1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). NU lahir pada
tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan
gerakan Islam terbesar di Indonesia
NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya
ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu
mazhab yang empat (Hanafi, Syafi’i, Hanbali dan Maliki). Sebagian besar yang
mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi’i.
Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat penting dalam
proses pendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Wahab Chasbullah
(Surabaya asal Jombang), Kiai Hasyim Asy’ari (Jombang) dan Kiai Cholil
(Bangkalan). 1Mujammil Qomar, penulis buku “NU Liberal: Dari Tradisionalisme
Ahlussunnah ke Universalisme Islam”, melukiskan peran ketiganya sebagai
berikut Kiai Wahab sebagai pencetus ide, Kiai Hasyim sebagai pemegang kunci,
dan Kiai Cholil sebagai penentu berdirinya.2
T:Apa visi dan misi Ormas NU?
Tujuan Nahdatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahli
Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari mazhab empat di tengah-tengah
kehidupan masyarakat di dalam wadah Negar Kesatuan Republik Indonesia.
Terwujudnya suatu tatanan masyarakat islami yang berpendidikan,
berkeadilan dan demokratis atas dasar paham Ahlussunnah Wal Jama’ah di tengah-
tengah kehidupan masyarakat Taiwan.
Misi :
1. Sebagai wadah pembelajaran bagi masyarakat tentang Islam yang rahmatan lil
’alamin.
2. Menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi-organisasi di Taiwan.
3. Mempengaruhi kebijakan yang menjamin terwujudnya tatanan kehidupan
masyarakat yang berpendidikan, berkeadilan dan demokratis.
4. Mengupayakan pemberdayaan masyarakat dan berkembangnya ekonomi
kerakyatan
Misi NU adalah menciptakan wadah untuk generasi masyarakat keagamaan
untuk mengembangkan ide-ide yang dapat memajukan islam dengan berbagai aspek
baik politik ekonomi dan social. Di bidang agama mengusahakan terlaksananya
ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dalam masyarakat dengan
melaksanakan Dakwah Islamiah dan Amar Makruf Nahi Mungkar serta
meningkatkan ukhuwah islamiah.
T:Bagaimana MWC NU mengumpulkan anggotannya?
J:Ketika rapat bulanan, diskusi or baksos
T:Apa peran Ormas NU dalam mengembangkan Ekonomi Islam?
Ikut serta dalam mensosialisasikan Industri- industri syariah
T: Bagaimana susunan Struktur MWC NU Kalideres Jakarta Barat?
J: Berikut ini adalah Struktur Kepengurusan MWC NU Kecamatan Kalideres
a. Mustayar (Penasihat)
KH.Khairudin Ahmad
KH. Moch Zain
KH.Nurais
b. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
Rais : Drs. KH. Djaani Adhi
Wakil Rais :KH. Suaibuddin
Wakil Rais :KH. Romli Sarbini
Khatib :Drs. H Hisyambudi
Wakil 1 :Drs. KH. Zaidi Saleh
Wakil 2 : Ustadz Ahmad. Fauzy Chairuddin
c. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Ketua :Drs. H. Ahmad Suhairi Gaos.
Wakil Ketua :Drs. Solihuddin
Wakil Ketua :Moch Soleh
Seketaris : A. Sofyan. ST
Wakil Seketaris : Drs Ruslan
Wakil Seketaris : Drs. H. Moch Royadi
Bendahara : H. Tarto
Wakil Bendahara : H. Erwin
T:Berapa Jumlah cabang NU dijakarta Barat saat ini?
Hingga akhir tahun 2000 Jaringan organisasi NU meliputi:
33 Wilayah
439 Cabang
15 Cabang Istimewa yang berada di luar negeri
5.450 Majelis Wakil Cabang / MWC
47.125 Ranting
T:Siapakah tokoh- tokoh yang membidangi ekonomi didalam organisasi?
Bapak Laduni Gaos
T:Apakah asuransi syariah?
Secara etimologi, asuransi syariah atau takaful berasal dari bahasa arab.
Takaful berasal dari akar kata kafala atau tafaa’ala yang berarti saling
menganggung. Sementara ada yang mengartikan dengan makna saling
menjamin. Dalam bidang muamalah, Muhammad mengatakan bahwa asuransi
syariah (takaful) adalah: ”saling memikul risiko di antara sesama orang,
sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko
yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam
kebaikan dengan cara masing-masing, seperti mengeluarkan dana ibadah
(tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut3.
T:Apakah landasan asuransi syariah sudah tepat?
J: ya
UU No. 2 tahun 1992, tentang usaha perasuransian, dijelaskan
bahwa:”Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dasri suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungka
T:Bagaimana respon organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi
syariah? BAIK
LEMBAR KUISIONER
A. Data Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Pekerjaan : a. Petani d. PNS/TNI
b. Pedagang e. Pelajar
c. Nelayan
Pendidikan Terakhir : a. SD/SDI d. Sarjana (S1)
b. SLTP/MTs e. Pascasarjana (S2)
c. SLTA/MA
Status Pernikahan : a. Belum b. Sudah Menikah
Usia :____________________Tahun
Pendapatan : a. ---- <500.000
b. ____ 500.000 < x < 2.000.000
c. ---- x > 2.000.000
B. Lamanya Jadi Anggota (X)
Berapa tahun anda jadi Anggota NU? ______ Tahun
C. Respon Terhadap Asuransi Syariah (Y)
1.Bagaiamana pendapat anda tentang asuransi syari’ah di MWC NU Kalideres
Jakarta Barat?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Tidak tahu
d. Tidak bagus
e. Sangat tidak bagus
2.Bagiamana menurut anda produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi
syariah?Sangat menarik
a. Menarik
b. Tidak tahu
c. Tidak Menarik
d. Sangat tidak puas
3. Bagaimana menurut anda konsep bagi hasil yang diberikan oleh asuransi syariah ?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Tidak tahu
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas
4. Bagimana menurut anda prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi
syariah?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Tidak tahu
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas
5. Bagaimana menurut anda pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi
syari’ah?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Tidak tahu
d. Tidak Puas
e. Sangat tidak puas
6. Bagaimana menurut anda bahwa di asuransi syari’ah tidak memakai konsep bunga
melainkan konsep bagi hasil?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Tidak tahu
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas
7. Bagaimana menurut anda tentang daya tarik masyarakat pada asuransi syariah ?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Tidak tahu
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas
8. Bagaimana menurut anda tentang daya tarik Ormas NU pada asuransi syari’ah di
MWC NU Kalideres Jakarta Barat?
a. Sangat tinggi
b. Tinggi
c. Tidak tahu
d. Tidak tinggi
e. Sangat tidak tinggi
9. Bagiamana menurut anda dengan adanya asuransi syariah?
a. Sangat Puas
b. Puas
c. Tidak tahu
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas
10 Bagaimana menurut anda daya saing asuransi syariah dengan asuransi
konvensional?
a. Sangat tinggi
b. Tinggi
c. Tidak tahu
d. Tidak tinggi
e. Sangat tidak tinggi
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi allah SWT Tuhan pemilik alam beserta isinya Hanya dengan
segala pemberian-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Sholawat beserta salam semoga Allah melimpahkan kepada pahlawan Revolusi kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa pedoman dan petunjuk bagi umatnya
sepanjang zaman.
Penulis menyadari banyak kekurangan baik dalam penulisan skripsi ini, dan
merupakan usaha maksimal yang telah dilakukan, sehingga dalam prosesnya tidak
sedikit hambatan dan tantangan yang penulis hadapi, namun Alhamdulillah berkat
pertolongan Allah SWT serta bimbingan, bantuan dan saran saran dari berbagai
banyak pihak yang membantu, akhirnya penulis dapat melewati kesulitan tersebut.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dari
berbagai pihak. Maka dari itu selayaknya penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sedalam dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)
Fakultas Syariah dan Hukum Universitats Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ii
3. Mu’min Roup, S.Ag, MA, selaku seketaris Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitats Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Penghargaan yang tulus dan ucapan terimakasih penulis persembahkan
kepada Bapak. Prof. Dr. H. Hasanudin AF, MA, sebagai pembimbing skripsi
yang dengan ketulusannya berkenan membimbing, mengarahkan dan
mengoreksi dalam penulisan skripsi ini.
5. Terimakasih penulis persembahkan untuk Bpk H Ahmad Rohimin yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam membantu penulisan skripsi ini Drs
H.Suhairi Gaos yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini
dan semua Pengurus yaitu dari ketua sampai anggotannya Majelis Wakil
Cabang. NU.
6. Penghargaan dan ucapan terimakasih yang sangat tulus ikhlas penulis
persembahkan kepada Ibu tercinta Hj Mudiah yang telah mendidik dan
membina penulis sehingga dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan do’a
yang tak henti hentinya untuk penulis.
7. Terima kasih untuk Pimpinan Perpustakaan Umum dan Pimpinan
Perpustakaan Fakultas Syariah serta semua staff yang telah banyak membantu
dalam menambah referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kakak-kakak
tersayang (Rohilah dan Zainuddin, Romlah dan Akhyar, Romli dan Rita,
Roni, Ida dan Rohidin, dan Yudi) penulis yang telah memberikan
iii
semangatnya baik materil maupun imateril kepada penulis. Terimakasih untuk
adik adik penulis (Iis, Arif Dan Nunuy) yang telah memberikan semangatnya
baik materil maupun imateril. Serta Keponakan-keponakan penulis (Ical, Oky,
Ucen, Rara, Hedza, Jundi, Indy Dan Tia) yang telah menghibur penulis dikala
rasa jenuh datang menghampiri.
9. Terima kasih yang tulus untuk sahabat- sahabat penulis Euis, Septi, Nita,
Wawan, dan Faiz yang telah memberikan kontribusinya, semoga perjuangan
kita selalu mendapatkan ridho-Nya.Amin.
10. Terima kasih yang tulus untuk sahabat –sahabat Aspi Ida dan Yeyen yang
telah memberikan tempat, waktu, dan tenaganya untuk menyusun skripsi ini.
Sebagaimana manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan,
penulis kira skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat diharapkan
guna kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya, kepada teman-teman pihak-pihak yang
tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya,
penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT. Membala segala amal
kebaikannya amin.
Jakarta,16 Januari 2011
11 Muharram 1432 H
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... vii
BAB I . PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………………… 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 6
D.Desain Operasional……………………………………………………. 7
E. Metode Penelitian……………………………………………………... 8
1. Jenis Penelitian………………………………………………………. 8
2. Objek Penelitian…………………………………………………….... 9
3.Sumber Data…………………………………………………………... 9
4. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………… 10
5. Variabel-Variabel……………………………………………………. 11
6. Indikator dan Operasional…………………………………………… 12
7. Instrumen Variabel…………………………………………………... 12
8. Hipotesis……………………………………………………………... 13
v
F. Kajian Pustaka………………………………………………. 14
G. Metode Penulisan……………………………………………………. 16
H. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 17
BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG RESPON DAN ASURANSI
SYARIAH……………………………………………………………. 19
A. Konsep Tentang Respon……………………………………………... 19
1. Pengertian Respon………………………………………………….. 19
2. Macam-Macam Respon…………………………………………….. 21
3. Faktor Terbentuknya Respon………………………………………... 22
B. Asuransi Syariah sebagai Lembaga Keuangan……………………….. 23
1. Pengertian Asuransi Syariah………………………………………… 23
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah…………………………………... 27
3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah……………………………………….. 31
C. Asuransi Dalam Persfektif Islam……………………………………….. 32
D. Peluang Asuransi Syariah………………………………………………. 34
BAB III. GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT
KEAGAMAAN NAHDATUL ULAMA DI KALIDERES JAKARTA BARAT
A.Gambaran Umum Organisasi Masyarakat Keagamaan NU……………….. 36
1. Pengertian Organisasi masyarakat……………………………………. 36
2. Sejarah berdiri Organisasi NU……………………………………….. 37
vi
B. Tujuan dan Struktur Organisasi NU di Kalideres………………………. 39
C.Visi dan Misi …………………………………………………………… 42
D.Keadaan Geografis Kecamatan Kalideres Kalideres Jakarta Barat…… 43
BAB IV ANALISIS DATA
A. Profil Responden……………………………………………………….. 46
B. Respon MWC NU Kalideres Jakarta Barat…………………………….. 49
C. Analisis dan Interpretasi Data…………………………………………. 68
BAB V PENUTUP
A. .Kesimpulan…………………………………………………………… 70
B. Saran- Saran…………………………………………………………… 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden
2. Tabel 4.2 Responden menurut Kelompok Usia
3. Tabel 4.3 Responden menurut Tingkat Pendidikan Terakhir
4. Tabel 4.4 Responden menurut Pendapatan perbulan
5. Tabel 4.5 Responden Menurut Lama menjadi Anggota
6. Tabel 4.6 Bagaimana pendapat anda tentang asuransi syariah di MWC
NU Kalideres Jakarta Barat.
7. Tabel 4.7 Bagaimana menurut anda produk-produk yang ditawarkan oleh
asuransi syariah
8. Tabel 4.8 Bagaimana menurut anda prosedur pengklaiman yang diberikan
kepada asuransi syariah
9. Tabel 4.9 Bagaimana menurut anda Pelayanan atau jasa yang diberikan
oleh asuransi syariah
10. Tabel 4.10 Bagaimana menurut anda bahwa diasuransi syariah tidak
memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil
11. Tabel 4.11 Bagaimana menurut anda tentang daya tarik masyarakat pada
asuransi syariah
12. Tabel 4.12 Bagaimana menurut anda tentang daya tarik Ormas NU pada
Asuransi syariah di Majelis Wakil Cabang NU Kalideres Jakarta Barat
viii
13. Tabel 4.13 Bagaimana menurut anda dengan adanya asuransi syariah
14. Tabel 4.14 Bagaimana menurut anda dengan adanya asuransi syariah
15. Tabel 4.15 Bagaimana menurut anda daya saing asuransi syariah dengan
asuransi konvensional.
ix
x
xi
xii
xiii
B.Pembatasan dan perumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakan masalah yang dideskripsikan, maka penulis
membatasi yang dirumuskan berkisar tentang Respon Masyarakat Keagamaan
Nahdatul Ulama Jakarta Barat Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah . Agar lebih
terfokus pada tema yang dimaksud, penulis membatasi pembatasan dan masalah
masalah antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan Organisasi Masyarakat Keagamaan?
2. Bagaimana Konsep Bisnis Asuransi Syariah?
xiv
3. Bagaimana Respon Nahdatul Ulama Jakarta Barat terhadap Eksistensi Asuransi
Syariah?
4. Apakah respon para tokoh tokoh Nu Jakarta Barat terhadap perkembangan
asuransi syariah?
5. Apakah adanya Organisasi kemasyarakatan dapat membantu perkembangan
asuransi syariah?
C.Objek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Organisasi masyarakat
keagamaan Nahdatul Ulama (Nu) yang bertempat di
D.Metode penelitian dan teknik penulisan
1. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang mengambarkan data
dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dilapangan. Metode
penelitian ini adalah kualitatif. Yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi fakta-
fakta tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti.
Penelitian ini termasuk penelitian pustaka (Library Research) dan penelitian
lapangan (Field Research), yang merupakan kegiatan telaah pustaka (Literature
Review) dengan teknik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku yang dapat
dijadikan acuan dalam menelaah suatu penelitian. Untuk tahap selanjutnya penelitian
terjun ke lapangan dalam mencermati secara insentif mengenai Respon Organisasi
masyarakat Keagamaan yakni Nahdatul Ulama Jakarta Barat.
xv
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengunakan teknik dalam pengumpulan data,
yaitu:
a.Dokumentasi, pengumpulan data-data
Berupa pengumpulan data-data melalui pengumpulan informasi tertulis berupa
buku-buku, brosur, tabloid, berbagai tulisan dan data tertulis lainnya yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas.
b.wawancara
yaitu wawancara langsung pada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan
karya ilmiah ini pada Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdatul Ulama (Nu)
Jakarta Barat, adapun alat wawancara ini terlampir.
Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapatkan
dilapangan atau pengumpulan data dengan melakukan interview kepada pihak yang
dianggap dapat memberikan informasi untuk penelitian kepada pihak yang dianggap
dapat memberikan informasi untuk penelitian.
3. Teknik penulisan
Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis,
desertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta pers
tahun 2005.
E.Tujuan penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan ini adalah:
xvi
1.Untuk mengetahui maksud organisasi masyarakat keagamaan.
2.Untuk Mengetahui tokoh tokoh Organisasi masyarakat keagamaan di Jakarta Barat
3.Untuk mengetahui Respon para tokoh organisasi masyarakat keagamaan Nahdatul
Ulama terhadap asuransi syariah.
4.Untuk mengetahui perkembangan bisnis asuransi syariah di Jakarta Barat.
F.Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan, dan
Perumusan Masalah, Obyek penelitian, Metode penelitian dan Tehnik penulisan,
Tujuan Penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Konsep dan Teknis Bisnis Asuransi di Indonesia meliputi:Sub
Pertama:Pengertian asuransi syariah Sub Kedua: Asal mula asuransi syariah. Sub
ketiga: Hal- hal yang dilarang dalam Asuransi Konvensional terdiri dari: gharar,
Maisir, dan Riba.
Sistem operasional asuransi syariah dalam mengeliminir Gharar, Maisir dan riba
a.Akad tabarru
b.mekanisme pengelolaan dana
B.Asuransi syariah sebagai konsep alternative
Bab IV Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdatul Ulama (Nu) Terhadap
Eksistensi Asuransi Syariah Pengertian Masyarakat Keagamaan,mengenal asuransi
syariah di Indonesia, Tokoh-Tokoh masyarakat Nahdatul Ulama Jakarta Barat
terhadap Eksistensi.
xvii
Bab V Penutup menguraikan tentang Kesimpulan dan saran saran yang berkaitan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam yang bersumber pada wahyu illahi dan sunnah rasul
mengajarkan ummatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang baik di
dunia dan akhirat. Dengan demikian, kesejahteraan lahir dan batin yang ingin
diperoleh melalui gerakan amal sosial seharusnya dilakukan melalui kegiatan
ibadah muamalah yang bersumber pada ketentuan syariah, yang dijiwai oleh
aqidah, syariat dan akhlak islamiyah. Berbagai kegiatan muamalah tersebut telah
diatur secara lengkap dalam syariat Islam, yang meliputi pola konsumsi, simpan-
pinjam, investasi dan lain sebagainya.1
Dewasa ini, berbagai kegiatan ekonomi di sektor keuangan dan jasa
memiliki peluang yang besar. Di antara bisnis di sektor ini yang sedang marak
diperbincangkan adalah asuransi. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya
perusahaan asuransi yang bermunculan. Data Dewan Asuransi Indonesia per-
akhir Juli 2000 menunjukkan terdapat 178 perusahaan asuransi dan reasuransi
yang terdiri dari 62 perusahaan asuransi jiwa, 107 perusahaan asuransi kerugian, 4
perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial &
Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS dan TNI & Polri
1 Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha
Kami, 1996), h. 3
2
yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia. Di samping itu, juga
terdapat 124 perusahaan penunjang asuransi yang terdiri dari 69 perusaaan
pialang asuransi, 14 perusahaan pialang reasuransi, 23 perusahaan adjuster
asuransi dan 18 konsultan aktuaria, sedangkan pada tahun 1999 sampai dengan
akhir Juli 2000 terdapat enam perusahaan pialang asuransi baru dan satu
perusahaan adjuster.2
Berdirinya perusahaan asuransi tersebut sejalan dengan berkembangnya
perusahaan asuransi konvensional. Menurut Shakti Agustono, asuransi syariah
mengalami kemajuan yang signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata
pertumbuhannya yang mencapai 30 % pertahun, jauh di atas pertumbuhan rata-
rata di Indonesia yang hanya 20 % pertahun. Bahkan pada Desember 2001 sudah
mencapai 146 % untuk PT. Asuransi Takaful Umum, dan di akhir tahun 2002
mencapai pertumbuhan hingga 75 %. Angka itu jauh melebihi persyaratan yang
diminta Departemen Keuangan.3
Sepanjang tahun 2006 hingga 2007, secara industri, asset asuransi jiwa
syariah mengalami kenaikan lebih dari 100%. Data Karim Business Consulting
menunjukkan bahwa asset asuransi jiwa syariah meningkat pesat dari 620 Milyar
pada Desember 2006 menjadi lebih dari 1,5 Trilliun pada akhir 2007. Demikian
juga dari sisi produksi premi mengalami peningkatan fantastis dari 300an Milyar
di akhir tahun 2006 menjadi lebih dari 1 trilliun pada akhir 2007 atau mengalami
2 http// www. Perkembangan Asuransi Syariah , tahun 2007
3 http// www. Perkembangan Asuransi Syariah . tahun 2007
3
peningkatan tiga kali lipat. Walaupun jika dicermati kenaikan tersebut disumbang
30%-nya oleh Prudential Life Assurance yang baru membuka cabang syariah dan
menawarkan produk unit link syariahnya pada kuartal ke-4 tahun 2007. Asset
Prudential cabang syariah mencapai 496 Milliar dan premi bruto sebesar 410
Milliar (laporan publikasi tahun 2007). Namun, secara rata-rata, perusahaan
asuransi syariah mengalami peningkatan asset maupun premi antara 50 % – 100
% di tahun 2007. Peningkatan asset dan premi ini juga dirasakan oleh perusahaan
asuransi syariah lainnya, seperti AJB Bumiputera 1912, Allianz Life Cabang
Syariah, AIA Cabang Syariah ataupun BNI Life Syariah yang assetnya
mengalami peningkatan diatas 100% (tahun 2007). Kondisi ini membawa angin
segar bagi perusahaan asuransi syariah yang sudah mulai meredup, seperti yang
dirasakan oleh Asuransi Syariah Mubarakah. Produksi premi brutonya mengalami
peningkatan lebih dari 500 % dari tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan
asuransi syariah ini mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat yang insurance
minded sehingga memberi pengaruh positif terhadap pembangunan.4
Gambaran di atas menunjukkan bahwa transaksi asuransi baik
konvensional maupun syariah memiliki nilai nominal yang sangat besar. Akan
tetapi, mayoritas pelaku dan pengguna transaksi asuransi itu belum diiringi oleh
pengetahuan yang cukup tentang asuransi syariah, terlebih para pelaku asuransi
tersebut didominasi oleh kaum muslim. Padahal setiap muslim berkewajiban
untuk menjalankan syariah dalam semua aktivitas dan transaksi yang dilakukan,
4 http// www. Perkembangan Asuransi Syariah tahun 2007 .
4
termasuk dalam transaksi asuransi. Oleh karenanya, penting disampaikan kepada
masyarakat bagaimana pandangan Islam tentang asuransi yang ada dan tumbuh
pesat pada saat ini.
Konsep Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah konsep baru bagi
masyarakat Indonesia, sekalipun konsep ini sudah berkembang pesat di luar
negeri, baik di negara-negara muslim maupun di negara-negara yang penduduk
muslimnya minoritas, seperti di Eropa dan Amerika. Beberapa lembaga keuangan
syariah yang telah lama berkembang adalah Bank Islam, Asuransi Islam,
Pegadaian Syariah, Leasing Syariah, Modal Ventura Syariah, Obligasi Syariah,
Koperasi Syariah dan lain sebagainya. Kemajuan asuransi syari’ah di Indonesia
dan di belahan dunia lainnya itu tidak lepas dari keterlibatan dan keikutsertaan
Organisasi Masyarakat Keagamaan, seperti keikutsertaan menjadi nasabah
asuransi syariah dan mensosialisasikan pengetahuan asuransi syariah tersebut
kepada masyarakat lainnya. Akan tetapi, kesempatan dan peluang tersebut tidak
dapat dimaksimalisir jika cakupan pasar masih terbatas dan kurangnya
pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa bank syariah.
Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia merupakan umat muslim,
maka hal itu bisa menjadi lahan yang subur untuk tumbuh kembangnya lembaga
asuransi syariah. Terlebih di Indonesia banyak terdapat organisasi-organisasi
masyarakat keagamaan yang menjalankan praktek kegiatan masyarakat yang
bernuansa islami. Posisi dan peran ormas keagamaan tersebut sangat strategis
dalam mempengaruhi dan mengarahkan masyarakat di dalamnya sesuai dengan
5
arah dan tujuan yang dikehendaki. Nahdlatul Ulama (selanjutnya disingkat NU)
sebagai salah satu ormas keagamaan yang besar dinilai bisa menjadi sasaran
sosialisasi yang paling optimal sebagai penggerak sekaligus motivator masyakat.
Dengan fungsinya sebagai penggerak sekaligus motivator masyarakat ini, NU
mempunyai kendudukan penting bagi upaya sosialisasi asuransi syariah. Di antara
kemungkinan yang bisa dilakukan NU adalah memberikan penjelasan kepada
masyarakat bahwa asuransi syariah pada dasarnya adalah penerapan (tathbiq) fiqh
mu’amalah amaaliyah.
Atas dasar itu, penting kiranya dilakukan suatu penelitian mengenai
respons MWC NU terhadap eksistensi asuransi syariah. Adapun kecamatan
Kalideres merupakan salah satu basis organisasi masyarakat keagamaan NU di
Kalideres Jakarta Barat yang sejak 49 tahun yang lalu, telah banyak melahirkan
pengurus dan anggota yang memiliki kualitas keilmuan di bidangnya.
Selanjutnya, penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang respon MWC
NU di Kalideres Jakarta Barat terhadap Eksistensi asuransi syariah dan
hubungannya dengan lamanya menjadi pengurus. Dengan demikian, judul
penelitian ini adalah ”Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Terhadap
Eksistensi Asuransi Syariah “(Studi pada MWC NU Kalideres Jakarta
Barat).
6
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap persepsi masalah yang
hendak ditulis, maka penulis perlu untuk memberikan batasan dan rumusan
masalah terhadap objek yang dikaji. Adapun masalah penelitian dibatasi pada
respon anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat
terhadap Eksistensi Asuransi Syariah.
Dari masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah lamanya menjadi pengurus berpengaruh terhadap munculnya respon
anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat
terhadap Eksistensi Asuransi Syariah?
2. Apakah anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta
Barat mengetahui tentang asuransi syariah?
3. Bagaimana respon anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres
Jakarta Barat Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah?
4. Faktor apa yang mempengaruhi munculnya Respon Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap eksistensi asuransi
syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
hasil penelitian ini antara lain:
7
1. Untuk melihat sejauh mana hubungan antara lamanya menjadi anggota
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama dengan penerimaan asuransi
syariah?
2. untuk mengetahui pengetahuan responden yaitu anggota Majelis Wakil
Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap eksistensi
asuransi syariah.
3. untuk mengetahui respon Organisasi Masyarakat keagamaan khususnya
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap
Eksistensi Asuransi Syariah.
4. Apakah lamanya menjadi pengurus berpengaruh terhadap munculnya respon
anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat
terhadap eksistensi asuransi syariah?
Secara akademik, penelitian ini memberikan kontribusi keilmuan tentang
mekanisme dan akad asuransi syariah, sedangkan secara praktek, penelitian ini
dapat memberikan gambaran kepada para pembaca dan organisasi masyarakat
keagamaan Nahdlatul Ulama mengenai eksistensi asuransi syariah.
D. Desain Operasional
a. Responden dalam penelitian ini adalah anggota Majelis Wakil Cabang NU
Kalideres Jakarta Barat.
8
b. Profil responden organisasi masyarakat keagamaan NU, dalam penelitian ini
difokuskan pada pengetahuan dan status sosial ekonomi organisasi
masyarakat keagamaan NU.
c. Kisi yang akan diukur dari kondisi asuransi syariah yang akan direspon oleh
MWC NU Kalideres Jakarta Barat adalah tentang kemudahan transaksi yang
diberikan, konsep bagi hasil, daya tarik, MWC NU dan kemampuan asuransi
Syariah untuk bersaing dengan asuransi konvensional.
E. Metode Penelitian
Penulisan skripsi ini sudah tentu memerlukan berbagai data baik data-data
khusus maupun data penunjang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan analisa statistika product moment untuk mengetahui respons
organisasi masyarakat keagamaan Nahdlatul Ulama terhadap eksistensi asuransi
syariah. Selain itu, data kuantitatif tersebut juga digunakan untuk melihat
hubungan antar variable dan mengkontekstualisasikannya dengan data yang ada
di lapangan. Selanjutnya, dalam langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul
Ulama yang berlokasi di Kalideres Jakarta Barat.
9
2. Populasi dan sample
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama yang berjumlah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 45 orang, yang didasarkan pada perhitungan sample dengan
menggunakan Table Krecjie.5 Adapun tehnik perhitungan statistiknya
dilakukan dengan menggunakan perhitungan Product Moment.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data dibagi dalam dua kategori:
a. Data Primer
Yaitu data yang digunakan dan tertuang dalam item-item pertanyaan
yang terangkum dan dihasilkan dalam bentuk kuisioner penelitian. Jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan akan menjadi data pokok untuk melihat
respons Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama terhadap
eksistensi asuransi syariah.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang
dikeluarkan berupa angka dan prosentase. Selain itu, diperoleh dari internet,
literature kepustakaan seperti buku, jurnal, Koran dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan materi skripsi ini.
5 Ali Mauludi, Statistika Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Jakarta: PT. Prima Heza
Lestari, 2006), h. 36
10
4. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan
angket/ kuesioner yang disebarkan kepada Majelis Wakil Cabang Nahdatul
Ulama Kalideres Jakarta Barat.
a. Survei
Survei ini dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada 45
orang responden. Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibagikan langsung
kepada pengurus Majelis Wakil Cabang NU Kalideres Jakarta Barat, dan
merupakan data primer dalam penelitian ini.
Dalam penelitan ini kuesioner diserahkan langsung kepada responden
di lokasi penelitian untuk diisi. Kuestioner yang diberikan kepada responden
berupa kuestioner terstruktur, yaitu suatu bentuk kuestioner dimana daftar
pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya. Kuestioner terstruktur ini dipilih
agar peneliti bisa mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif sesuai
dengan tujuan penelitian.
Tipe pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu pertanyaan
tertutup menggunakan Multiple Choise Question, yang artinya pertanyaan
diberikan dengan beberapa alternative jawaban, untuk memungkinkan para
responden menjawab pertanyaan yang ada.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan Ketua MWC NU sekarang Bapak .Drs.
H Suhairi Gaos.
11
c. Dokumenter
Dokumenter adalah data yang didapat dari dokumen Majelis Wakil
Cabang NU Kalideres Jakarta Barat.
5. Teknik Analisis Data
Metode Analisis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Metode Kualitatif :Metode untuk menganalisis informasi yang dihasilkan
b. Metode Kuantitatif :Metode untuk memaparkan data yang berupa angka
dalam bentuk tabel tentang gambaran pemahaman dan respons Majelis
Wakil Cabang NU terhadap Eksistensi Asuransi Syariah.
Selain menggunakan statistic deskriptif, penulis juga menggunakan uji
hitung Product Moment dengan akurasi data sebesar 5 % untuk menganalisis
hubungan atau pengaruh jenis kelamin responden (pria dan wanita) terhadap
eksistensi asuransi syariah. Dalam pengujian product moment, kita harus nilai
yang diharapkan dari setiap sel.6
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
6 Ibid, h.37
12
Keterangan:
xyr :Angka indeks korelasi antara variable X dan
Variabel Y
N : Jumlah responden
XY :Jumlah perkalian antara skor X dan Y
X :Jumlah seluruh skor X
Y :Jumlah seluruh skor Y
6. Variabel Data
7. Indikator dan Operasional Variabel
X = Lamanya jadi anggota dihitung minimal 1 tahun baik pengurus maupun
anggota biasa
Y = Respon terhadap asuransi syariah, dikhususkan bagi anggota yang sudah
menjadi nasabah asuransi syariah.
X Y
Lamanya Jadi
Respon Terhadap
Anggota NU Asuransi Syariah
13
Adapun Indikatornya :
1) Bagi hasil yang diberikan
2) Produk yang ditawarkan
3) Kesesuaian aqad dengan syariah
4) Kepercayaan penyaluran dana nasabah ke tempat yang halal
5) Tingkat pelayanan
6) Program sosialisasi
7) Penampilan kantor asuransi syariah
8) Penampilan pegawai asuransi syariah
9) Prosedur pengklaiman
10) Daya tarik masyarakat terhadap asuransi syariah
8. Instrumen variabel-variabel
Untuk mengukur respon memakai skala likert sebagai berikut :
NO Keterangan Nilai Skor
A Sangat puas 5
B Puas 4
C Abstain 3
D Tidak Puas 2
E Sangat Tidak Puas 1
14
9. Hipotesis
Hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
X = Lamanya menjadi anggota NU --- Y = Respon
Ho : P = 0 Tidak ada hubungan antara lamanya jadi anggota (X) dan respon
terhadap asuransi syariah (Y)
Ho : P = Ø, Ada hubungan positif yang signifikan antara lamanaya jadi
anggota (X) dan respon terhadap asuransi syariah (Y)
F. Kajian Pustaka
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan
dikenalkan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:
N
o
Isi dari Kajian
Pustaka Terdahulu
Perbedaan dan
Persamaaan
1 Nina Ilmiyati Maulida,
S1 Asuransi Syariah
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2006,
dengan judul: “Persepsi
Masyarakat Kelurahan
Lebak Bulus Kecamatan
Cilandak Terhadap
Asuransi Syariah “.7
Dalam Penelitian ini penulis
membahas tentang sikap dan
pandangan masyarakat lebak bulus
terhadap asuransi syariah, sampel
yang digunakan sebesar 80 jiwa
sesuai dengan Random Sampling
(sampel dipilih secara acak).
Dari penelitian yang ingin
penulis bahas yaitu tentang
“respon organisasi
masyarakat keagamaan
terhadap eksistensi asuransi
syariah”. Dari semua
penelitian ini, maka terdapat
beberapa perbedaan dengan
penulis terdahulu, sebagai
berikut:
1.Selain Mengetahui
Sejarah dan struktur
7 Nina Ilmiyati Maulida, “Persepsi Masyarakat Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak
Terhadap Asuransi Syariah”, (Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2006)
15
2 Yayah Fauziah, S1
Asuransi Syariah
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta,
tahun 2006
Judul:“Respon
Nasabah BPRS Harta
Insan Karimah
Ciledug Terhadap
Asuransi Syariah”,
(Studi pada BPRS
Harta Insan Karimah
Ciledug).8
Dalam Penelitian ini penulis
membahas tentang korelasi antara
gambaran umum, status Ekonomi
dan Pengetahuan Nasabah dengan
responnya terhadap asuransi syariah ,
sampel yang digunakan hanya 30
persen adapun dalam penarikan
sampel, digunakan dengan metode
Sampling Aksidental yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan
spontanitas yakni sampel ditarik dari
siapa saja yang secara tidak sengaja
bertemu dengan peneliti sesuai
dengan karakteristik untuk dijadikan
sampel.
kepengurusan MWC NU
Kalideres Jakarta Barat
yang diberikan oleh Ketua
MWC NU,
2.Mengetahu tanggapan
MWC NU Terhadap asuransi
syariah..
Sedangkan kesamaannya
dapat dilihat dari konsep dan
teori tentang respon dan
asuransi syariah, sama-sama
membahas tentang Respon
terhadap eksistensi asuransi
syariah, sedangkan
perbedaannya terdapat pada
ruang lingkup penelitian.
3 Marwan Ahmad, S1
Asuransi Syariah
Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta,
tahun 2006,
Judul:”Respon
Masyarakat Kota Selatan
Gorontalo Terhadap
Lembaga Keuangan
Syariah.9
Dalam penelitian ini penulis
membahas tentang pengetahuan
dan sikap Masyarakat Kota
Selatan Terhadap Lembaga
Keuangan Syariah, sampel yang
digunakan sebesar 300 jiwa
adapun pengambilan sampel
berdasarkan Stratified Random
atau sampel yang berstrata yaitu
suatu cara mengambil subjek
sesuai dengan tujuan penelitian.
4 Sopwatillah,AM, S1
Asuransi Syariah
Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2005,
Judul:” Respon
Dalam Penelitian ini penulis
membahas tentang Konsep dan
Operasioanal Asuransi Takaful
Umum dan di Indonesia, serta
pandangan para peserta asuransi
Umum terhadap pelaksanaan
8Yayah Fauziah, “Respon Nasabah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Terhadap Asuransi
Syariah”, (Studi pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug), (Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat
Asuransi Syariah, 2008). 9 Marwan Ahmad, “Respon Masyarakat Kota Selatan Gorontalo Terhadap Lembaga
Keuangan Syariah, (Skripsi Mahasiswa Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2008).
16
Masyarakat Terhadap
Asuransi Kebakaran”.10
Asuransi Takaful Umum.
5 Nur Azimah, S1,
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2008
Judul:”Respon Peserta
Asuransi Syariah
Terhadap Pelaksanaan
Asuransi Takaful
Umum, 11
Dalam Penelitian ini penulis
membahas Sikap, dan
pengetahuan peserta asuransi
syariah terhadap asuransi syaraih,
dan sampel yang digunakan
adalah random sampling semua
unit populasi.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa penelitian atas respon
Organisasi Masyarakat Keagamaan Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah
menjadi bahasan yang menarik bagi penulis untuk digarap dan menjadi acuan
terhadap Ormas-Ormas Islam lainnya.
G. Metode Penulisan
Adapun jenis penulisan ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis, Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007 yang
diterbitkan oleh UIN press tahun 2007”, dengan beberapa pengecualian:
1. Penulisan Al-Qur’an tidak menggunakan catatan kaki dan sebagai sumber
penulisan menggunakan Al-Qur’an yang diterbitkan oleh Departemen Agama
RI tahun 1989.
2. Kutipan langsung ditulis dari ejaan lama ditulis dengan ejaan yang
disempurnakan kecuali nama pengarang dan penerjemah.
10
Sopwatillah, AM, Respon Masyarakat Kota Selatan Gorontalo Terhadap Lembaga
Keuangan Syariah, (Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2006)
11
Nur Azimah,” Respon Peserta Asuransi Syariah Terhadap Pelaksanaan Asuransi Takaful
Umum, ( Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah 2008)
17
3. Dalam kepustakaan, Al-Qur’an dan terjemahannya ditulis pada urutan
pertama sebagai penghormatan sebelum sumber-sumber lainnya untuk
berikutnya ditulis secara alfabetis.
H. Sistematika Penulisan
Sedangkan agar penulisan lebih sistematik dan terarah maka penulisan
skripsi ini disusun dalam lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub-sub bab
yaitu:
BABI PENDAHULUAN, yang terdiri dari beberapa sub, yaitu Latar
belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan
Penelitian, Desain Operasional, Metode penelitian, Kajian Pustaka,
Metode Penulisan, serta Sistematika penulisan.
BABII TINJAUAN UMUM TENTANG RESPON DAN ASURANSI
SYARIAH, terdiri dari beberapa sub pertama Konsep tentang
respon yaitu Pengertian respon, Macam-macam respon, Faktor
Terbentuknya respon, sub kedua asuransi syariah sebagai lembaga
keuangan syariah yaitu pengertian asuransi syariah, Landasan
hukum Asuransi Syariah, Prinsip dasar asuransi syariah, sub ketiga
Asuransi dalam persfektif Islam, sub keempat Peluang asuransi
syariah.
18
BABIII GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT
KEAGAMAAN NAHDLATUL ULAMA KALIDERES
JAKARTA BARAT, Pengertian Organisasi Masyarakat Keagamaan
Sejarah Ormas NU, Tujuan dan Struktur NU , Visi dan misi, Keadaan
geografis Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, Sejarah Jakarta dan
Keadaan Geografis MWC Kalideres Jakarta Barat.
BABIV ANALISI DATA, Profil respondens, Respon MWC NU terhadap
Asuransi Syariah, Analisis dan Interpretasari data.
BABV PENUTUP menguraikan tentang Kesimpulan dan saran - saran yang
berkaitan.
19
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP RESPON
DAN ASURANSI SYARIAH
A. Konsep Tentang Respon
1. Pengertian Respon
Ditinjau dari segi gramatika, kata “respon” berasal dari kata
“response”, yakni kosakata bahasa Inggris yang diserap dan telah mengalami
penyesuaian ke dalam bahasa Indonesia. “Response” merupakan sinonim
“jawaban”, “balasan”, “tanggapan”, reaksi”.1. “Kamus Besar Bahasa
Indonesia”, mengartikan “respons” sebagai “tanggapan; reaksi; jawaban2”.
Tanggapan adalah sesuatu yang muncul akibat adanya suatu gejala atau
peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan terhadap suatu aksi.3 Sedangkan
jawaban memiliki arti sesuatu yang timbul karena adanya suatu pernyataan.
Menurut “Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, respon adalah “reaksi
psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu ransangan. Ada yang bersifat
otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat
1 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, cet.28 (Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h. 481 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7 (Jakarta:
Balai Pustaka, 1995), h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, cet.3, (Jakarta:UI, 1999),
h.43 3 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern Press,
1991), h. 43
20
terkendali”.4 Senada dengan itu, Astrid Susanto menguraikan bahwa
“respons” adalah reaksi penolakan atau penganiayaan ataupun siap acuh tak
acuh yang terjadi dalam diri seseorang setelah menerima “pesan”.5 Sedangkan
Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah “umpan balik” (feed
back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan
baik tidaknya suatu komunikasi.6
Karakteristik adalah ciri-ciri yang meliputi perilaku, kebiasaan,
kesukaan, kemampuan, kecendrungan, potensi, nilai, pola pikiran atau
kerangka kepribadian dengan ciri-cirinya sebagai perwujudan7
Pengetahuan menurut aristoteles adalah hasil pencerapan akal manusia
yang dibagi atas tiga kelompok, pengetahuan teoritis (pengetahuan yang
diaktualkan, seperti pengetahuan politik atau ekonomi), pengetahuan
produktif (pengetahuan yang dikejar untuk membuat, menghasilkan dan
menciptkan sesuatu). Jadi pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh
manusia dari hasil pencerapan akal.
Status ekonomi adalah bentuk atau keadaan, kualitas hidup yang
berkenaan dengan produksi, konsumsi dan distribusi.
4 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nusantara, 2007), h.964
Astrid S.Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia (Jakarta: Bina Cipta, 1980), h.125. 6 Ahmad Subandi, Psikologi social, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h.50.
7 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), Kamus Besar Ilmu pengetahuan,
(Jakarta, Golo Riwu Pers, 1997), h.446
21
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
respon dalam penelitian ini adalah tanggapan organisasi masyarakat
keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah.
2. Macam-macam Respon
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe, respon
terbagi menjadi tiga bagian yaitu:8
a. Kognitif
Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan
informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya
perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
b. Afektif
Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang
terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang
disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Konatif
Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi tindakan
kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Dengan kata lain, respon ini
menunjukkan intensitas sikap, yaitu kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap obyek sikap.
8 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.128.
22
3. Faktor- faktor Terbentuknya Respons
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi
factor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang
bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya individu
mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh
keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respons individu, sebab
individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang
menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu
selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu
sendiri.
Dengan kata lain, stimulus akan mendapat pemilihan dan individu
akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:
a) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada di dalam diri setiap individu.
Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua
unsur tersebut sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan respons
terhadap suatu stimulus. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan,
maka respons yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya.
b) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar diri setiap individu
(lingkungan) atau lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan
kegiatan bagian penting dalam proses terbentuknya suatu respons. Namun
demikian, tidak semua stimulus mendapat respons dari individu. Supaya
stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup kuat.
23
Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak
akan ditanggapi atau disadari. Dengan demikian, ada batas kekuatan
minimal tertentu yang harus dimiliki stimulus agar bisa memindahkan
kesadaran pada individu. Batas kekuatan minimal stimulus tersebut lazim
diistilahkan dengan “ambang ablotut sebelah bawah” atau bisa juga
disebut “ambang stimulus”9.
Manusia memiliki alat indra yang sesuai dengan fungsinya, oleh
karena itu harus terus diperhatikan dengan cara menggali segala sesuatu yang
ada disekitarnya. Allah telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha
menggunakan alat indranya dalam menggali lingkungan eksternal (yang
mempengaruhi dari luar diri manusia). Seperti yang dikatakan oleh Bimo
Walgito “alat indra itu alat penghubung antara individu dengan dunia
luarnya.” (nulisnya stelah factor respons)
B. Asuransi Syariah sebagai Lembaga Keuangan Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi syariah didirikan untuk memberikan perlindungan terhadap
kemungkinan terjadinya kerugian pada masa mendatang. Karena pada
dasarnya asuransi berusaha mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang tidak
pasti dari suatu keadaan yang merugikan, yang sudah diperkirakan
9 Elizabeth B., Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.182
24
sebelumnya, sehingga biaya atau akibat financial dari kerugian tersebut
menjadi pasti dan relatif pasti.
Secara etimologi, asuransi syariah atau takaful berasal dari bahasa
arab. Takaful berasal dari akar kata kafala atau tafaa’ala yang berarti saling
menganggung.10
Sementara ada yang mengartikan dengan makna saling
menjamin. Dalam bidang muamalah, Muhammad mengatakan bahwa asuransi
syariah (takaful) adalah: ”saling memikul risiko di antara sesama orang,
sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko
yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam
kebaikan dengan cara masing-masing, seperti mengeluarkan dana ibadah
(tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut11
.
Dalam asuransi syariah tidak hanya melibatkan dua pihak yang
bertakaful, yakni orang-orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling
menjamin resiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak
ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum
atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau asuransi dapat
berjalan dengan baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang oleh syariah,
seperti: al gharar, al-maisir, dan al-riba. Berkaitan dengan ini, menurut Praja
10
Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002 Salemba
Empat, h.105-106) 11
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2002), h.105-106)
25
ada unsur-unsur penting yang mesti ada demi terlaksananya asuransi syariah,
yaitu:
a. Pihak yang berasuransi
b. Pengelola asuransi (perusahaan asuransi). Dalam hal ini, perusahaan
asuransi hanya bertindak sebagai fasilitator, saling menanggung di antara
para peserta asuransi.12
Asuransi ini merupakan transaksi antara P.T. Asuransi dengan
tertanggung (insured). Di mana pihak tertanggung meminta kepada P.T.
Asuransi agar memberikan janji untuk ganti rugi (pertanggungan) kepada
yang bersangkutan. Sebagai ganti rugi barang yang hilang atau berupa
harganya, apabila terkait dengan barang atau hak milik, atau dapat berupa
uang.13
Jadi asuransi syariah dalam pengertian muamalah adalah saling
memikul resiko di antara sesama peserta sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini
dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cara
masing-masing mengeluarkan dana tabarru’ (dana kebajikan/derma) yang
ditujukan untuk menanggung resiko tersebut.14
Para Ulama mengatakan bahwa sistem asuransi adalah sebuah sistem
ta‟wun dan tadhammun yang bertujuan untuk menutupi kerugian, peristiwa-
12
Gemala. Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004) 13
Nabhani, Taqyuddin An., Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perfekstif Islam, (Surabaya,
tp, 1996), h.190. 14
Sofyan Syafri Harahap, Akutansi Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1997), cet ke-1, h. 99.
26
peristiwa atau musibah. Tugas ini dibagikan kepada kelompok tertanggung
dengan cara memberikan santunan kepada orang yang tertimpa musibah.
Santunan tersebut diambil dari kumpulan dana kebajikan. Asuransi syariah
bertujuan agar suatu masyarakat hidup berdasarkan asas saling tolong
menolong dan menjamin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.
Dengan demikian asuransi dilihat dari segi teori dan sistem tanpa
melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan
mempraktekkan teorinya sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syariah
dan diserukan oleh dalil-dalil. Dikatakan demikian karena asuransi dalam arti
tersebut adalah sebuah gabungan menghilangkan atau meringankan kerugian
yang tertimpa sebagian mereka.15
Dewan Syariah Nasioanal MUI dalam fatwa DSN No.21/ DSN-
MUI/III/ 2002 tentang pedoman umum asuransi syariah mendefinisikan usaha
saling tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
dalam bentuk tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.16
Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang tidak mengandung
unsur gharar, maisir dan riba. Dalam asuransi dikenal 2 jenis akad, yakni:
akad tijarah (semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial dan
15
Muhammad Syakir Sula, FIIS, Asuransi Syariah (Life And General;) Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.29. 16
Fatwa Dewan Syariah Nasional No:21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah, Dewan Syariah, Nasional MUI, 2001.
27
akad tabarru’ (semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
dan tolong menolong, bukan semata-mata untuk tujuan komersial).
Dalam akad tijarah perusahaan bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dan peserta bertindak sebagai shahibul mal atua pemegang polis.
Sedangkan dalam akad tabarru’ peserta memberikan hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, dan
perusahaan bertindak sebagai pengelola dan hibah. Jenis akad tijarah dapat
diubah menjadi jenis akad tabarru’, bila pihak yang tertahan haknya dengan
rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum
menunaikan kewajibannya. Sedangkan jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah
menjadi akad tijarah.
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa dihadapkan pada
kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan
kerugian baik materi maupun immateri. Setiap musibah yang menimpa
manusia tersebut adalah merupakan qadha‟ dan qadhar yang telah ditetapkan
Allah swt atas setiap makhluk-Nya, namun setiap manusia khususnya muslim
wajib berikhtiar atau berusaha untuk melakukan tindakan berjaga-jaga serta
memperkecil terjadinya risiko yang akan dihadapi dari terjadinya musibah dan
bencana tersebut.
Sedangkan Undang-undang yang harus diataati oleh ummat Islam
selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits Nabi, diantarannya:
28
a. Peraturan perasuransian telah diatur dalam pasal 1774 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Asuransi digambarkan secara umum dalam suatu
persetujuan untung-untungan yaitu suatu perbuatan yang hasilnya,
mengenai untung ruginya baik untuk semua pihak maupun beberapa
pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum tentu.17
b. UU No. 2 tahun 1992, tentang usaha perasuransian, dijelaskan
bahwa:”Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dasri suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
c. Peraturan Pemerintah RI No.73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan
usaha perasuransian adalah sebagai berikut pasal 1 ayat 1 dan 2
1. Perusahaan asuransi adalah perusahaan asuransi kerugian dan
perusahaan asuransi jiwa.
17
R. Subekti Dan R. Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
Undang-undang Kepailitan, (Jakarta, PT.Pradnya Paramita, 1992), cet.25, h.380
29
2. Perusahaan penunjang asuransi adalah perusahaan pialang asuransi,
perusahaan pialang reasuransi, perusahaan agen asuransi, perusahaan
penilaian kerugian asuransi, dan perusahaan konsultan aktuaria.
d. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.224/ KMK.017/1993. Tentang
kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, yaitu
pasal 3 ayat 1: Kekayaan yang diperkenankan sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 11 ayat 2 PP No.73 Tahun 1992 adalah kekeayaan yang
dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi.18
e. Surat Depkeu RI Ditjen Lembaga Keuangan No.s.6005/ LK/2000 Tanggal
1 Desember 2000 perihal laporan program asuransi jiwa baru.
Sedangkan pada asuransi syariah sendiri landasan hukumnya mengacu
kepada al-Quran dan al-Hadis.
Ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk saling tolong
menolong, saling bertanggung jawab (shared responsibility) dan saling
menanggung satu dengan yang lainnya atas musibah yang dideritanya,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah, ayat 2 :
.
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa
dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
18
Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perusahaan Asuransi di Indonesia
Tahun 1992-1997, (Jakarta, Harvarindo, 1998), cet.1, h..3.
30
Dan Allah pun menyerukan kepada umat-Nya untuk tidak mencari
harta secara bathil, karena hanya Allah-lah yang bertanggung jawab untuk
memberikan mata pencaharian yang layak kepada setiap manusia. Hal ini
dinyatakan dalam Al-Qur‟an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekalian memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…”(An-
Nisa’/4:29)
QS An Nisaa 4 : 29
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu"
31
QS Al Baqarah 2 : 261
Perumpamaan derma orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah
serupa dengan benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada
seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki dan Allah Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui"
HR. Bukhari
Lebih baik kamui meninggalkan keturunanmu kekayaan daripada
meninggalkan mereka miskin memohon pertolongan orang lain.
HR. Ibnu Majah
Sesungguhnya orang yang beriman ialah siapa yang memberikan
keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa manusia.
Hadist Rasulullah SAW.
Orang yang meringankan kebutuhan hidup saudaranya akan diringankan
kebutuhannya oleh Allah. Allah akan menolong hambaNya selagi ia
menolong saudaranya.
3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Takaful atau asuransi syariah dalam menjalankan usahanya bertujuan
memberikan perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan
sejumlah dana bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila
peserta tersebut meninggal dunia. Selain itu takaful/ asuransi syariah
berfungsi pula sebagai penyedia dana yang dapat digunakankan untuk
berjaga-jaga apabila mendapatkan kesulitan di saat mendatang, akibat sakit,
32
kecelakaan maupun karena sebab lainnya. takaful atau asuransi syariah
memiliki tiga konsep dasar, yaitu:19
1. Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu merasakan
bahwa antara satu dengan lainnya adalah bersaudara.
2. Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta harus
semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya meringankan beban
saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful, diharapkan azas kebersamaan
akan tercipta dengan sendirinya, sehingga komitmen saling membantu
benar-benar tercipta.
3. Saling melindungi, di mana komitmen membela dan saling
mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepesertaanya di
takaful atau asuransi syariah.
C. Asuransi Dalam Persfektif Islam
Ada beberapa kalangan Islam yang meragukan kebenaran konsep asuransi
dilihat dari kacamata Islam. Menurut kalangan tersebut, asuransi dianggap
merupakan bentuk usaha yang menentang takdir (qadla dan qadar), karena pada
dasarnya Islam mengakui bahwa musibah, kecelakaan dan kematian merupakan
takdir Allah. Memang alasan tersebut tidak dapat disalahkan, akan tetapi islam
juga selalu melihat segala sesuatu secara universal. Berbagai interpretasi
mengenai makna ayat-ayat Al-quran dan hadits yang bersifat konstan-absolut
19
Masyhuril. Khamis, Takaful, Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2000)
33
dapat digunakan menjadi modal utama dalam menjawab tantangan dan
perkembangan jaman yang bersifat positif relatif, termasuk menanggapi masalah
asuransi ini.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Dalam surat Al Hasyr: ayat 18, Allah memerintahkan manusia untuk
membuat perencanaan dalam menghadapi masa depan. Sementara dalam al-
Quran surat Yusuf: ayat 43-49), Allah menggambarkan contoh usaha manusia
dalam membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa
depan. Secara ringkas, ayat ini mengandung anjuran agar kita berusaha menjaga
kelangsungan kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadinya kondisi
yang buruk. Ayat tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bahwa berasuransi tidak
bertentangan dengan takdir, bahkan Allah mengajurkan adanya upaya-upaya
menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi yang dikenal
dalam mekanisme asuransi.
Jadi sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi
syarat-syarat lain dalm konsep muamalat secara islami. Dalam konsep maumalat
secara islami, setidaknya ada beberapa hal yang jelas diharamkan, yaitu: adanya
34
unsur gharar (ketidakjelasan dana), unsur maisir (judi/gambling), riba, zhulum
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan perbuatan maksiat.
Sementara itu, hukum bilangan besar yang menjadi teori dasar dari cara
kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi dari kaidah
fiqhiyyah, al-„adah muhakkamah. Di mana kaidah tersebut menjelaskan bahwa
dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya. Interaksi ini mengharuskan
adanya persesuaian dengan nilai dasar yang ada dalam syariah Islam.20
D. Peluang Asuransi Syariah
Seiring dengan kemajuan dunia perbankan syariah, asuransi syariah juga
berkembang pesat diberbagai negara Islam atau negara berpenduduk Muslim.
Tidak terkecuali di Indonesia. Seperti pembentukan Syarikat Takaful Indonesia
pada tahun 1994, sedangkan asuransi konvensional yang ditandai dengan
pembentukan asuransi Jiwa Bersama Bumi Putra, didirikan tahun 1912.
Walaupun asuransi syariah lebih muda dari asuransi konvensial, namun
pertumbuhan dan perkembangannya tidak kalah dengan asuransi konvensional.
Faktanya menunjukkan bahwa asuransi konvensional sejak tahun 1912 hingga
tahun 2005 rata-rata hanya mencapai 1,69 perusahaan (1%) untuk setiap
20
Hasan Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis,
Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Prenada Media, 2004). h. 26
35
tahunnya, sedangkan asuransi syariah ternyata bisa mencapai pertumbuhan rata-
rata 2,45 perusahaan (8%) dalam satu tahun.21
Puncak kenaikannya asuransi syari‟ah secara kuantitatif terjadi pada
awal-awal hingga pertengahan tahun 2002-an, tepatnya pada tahun 2002 sampai
tahun 2006. Bila diakhir tahun 1990an, di Indonesia baru terdapat dua
perusahaan asuransi syariah (Syarikat Takaful dan Mubarakah), maka pada
paroh pertama tahun 2000an justru meningkat menjadi 29 perusahaan. Terhitung
sejak tahun 1994 hingga tahun 2007 bahkan meningkat mencapai 130 perusahaan
asuransi syariah pertahun di Indonesia (17%).22
21
M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam (Tangerang:
Kholam Publishing, 2008), h.408-409. 22
Ibid h.410
36
BAB III
GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN
NAHDLATUL ULAMA KALIDERES JAKARTA BARAT
A. Gambaran Umum Masyarakat Keagamaan NU
1. Pengertian Organisasi Masyarakat
Menurut bahasa kata organisasi adalah berasal dari kata “organ” yang
artinya tubuh, atau badan, seperti tubuh manusia yang terdiri dari beberapa
anggota badan dimana masing-masing mempunyai tugas tertentu. Adapun
menurut Istilah organisasi adalah berkumpulnya sekelompok manusia yang
mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. 1
Jadi organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan
yang sama baik untuk mensejahterahkan anggota organisasi tersebut maupun
masyarakat. Dengan kata lain organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama
dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di mana selalut terdapat
hubungan antara seorang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang
disebut bawahan. Atau organisasi merupakan wadah atau tempat penyelengaraaan
berbagai kegiatan dengan pengambaran yang jelas tentang hirarki kedudukan,
jabatan serta jaringan saluran wewenang dan pertanggung Jawab.
1 Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Kemuhamadiyahan, ( Yogyakarta: Pustaka Suara
Muhamadiyah. 1996) Cet.Ke 1, h.4
37
Sedangkan organisasi yang penulis bahas didisini adalah organisasi
masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi masyarakat
yang berahlus sunnah wal jamaah.
2. Sejarah berdiri NU
Nahdlatul Ulama (NU) berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokoh-
tokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari
(1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). NU lahir pada
tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan
gerakan Islam terbesar di Indonesia.2
NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya
ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu
mazhab yang empat (Hanafi, Syafi’i, Hanbali dan Maliki). Sebagian besar yang
mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi’i.3
Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat penting dalam
proses pendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Wahab Chasbullah
(Surabaya asal Jombang), Kiai Hasyim Asy’ari (Jombang) dan Kiai Cholil
(Bangkalan). 4Mujammil Qomar, penulis buku “NU Liberal: Dari Tradisionalisme
Ahlussunnah ke Universalisme Islam”, melukiskan peran ketiganya sebagai
2Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknya
nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama 3 Einar Martahan Sitompul.M. Th Nu dan Pancasila, Pustaka Sinar Harapan,1989 h. 33
4 Einar Martahan Sitompul, Ibid h.58
38
berikut Kiai Wahab sebagai pencetus ide, Kiai Hasyim sebagai pemegang kunci,
dan Kiai Cholil sebagai penentu berdirinya.5
Tentu selain dari ketiga tokoh ulama tersebut , masih ada beberapa tokoh
lainnya yang turut memainkan peran penting. Sebut saja KH. Nawawie
Noerhasan dari Pondok Pesantren Sidogiri. Setelah meminta restu kepada Kiai
Hasyim seputar rencana pendirian Jamiyyah. Kiai Wahab oleh Kiai Hasyim
diminta untuk menemui Kiai Nawawie. Atas petunjuk dari Kiai Hasyim pula,
Kiai Ridhwan-yang diberi tugas oleh Kiai Hasyim untuk membuat lambang NU-
juga menemui Kiai Nawawie. Tulisan ini mencoba mendiskripsikan peran Kiai
Wahab, Kiai Hasyim, Kiai Cholil dan tokoh-tokoh ulama lainnya dalam proses
berdirinya NU6
Berbasiskan massa pesantren di seluruh Nusantara, NU mencorong
menjadi sebuah gerakan kultural yang sangat berkembang. Soliditas di kalangan
NU juga sedikit banyak dipengaruhi oleh kuatnya kekerabatan internal, baik yang
disebabkan oleh seperguruan dalam menimba ilmu agama (pesantren sebagai
tempat belajar), sebab nasab (keturunan), dan juga silaturahim yang dijalin. Dan
tentu saja ukhuwah Islamiyah dan kesatuan akidah.Kepengurusan Nahdlatul
Ulama terdiri atas: Mustasyar (berfungsi sebagai Badan Penasihat), Syuriah
(berfungsi sebagai pimpinan tertinggi) dan Tanfidziyah (yang berfungsi sebagai
5 Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknya-
nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama 6 H. M. Cholil Nafis, Lc, MA Keberadaan Ormas Islam sumber file al_islam.chm
39
Pelaksana Harian). Kepengurusan NU juga dilengkapi dengan berbagai lajnah,
lembaga dan badan otonomi.
Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan
memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti
pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan merahil 45 kursi DPR dan 91 kursi
Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang
mendukung Sukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu
golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GP Ansor.7
Menurut tokoh dan selaku mantan ketua NU Kalideres bapak Laduni
Gaos, Nu di Kalideres berdiri sejak tahun 1962, seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan tata kota Jakarta maka Organisasi Keagamaan NU memeliki
beberapa cabang di Jakarta Barat khususnya Kalideres dan umumnya di wilayah
Jakarta Barat.8
B. Tujuan dan Struktur Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama
Adapun maksud dari masyarakat Islam di sini adalah suatu masyakat yang
menerapkan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Baik mereka sebagai
pengusaha, pedagang, pemimpin. Negara, ataupun semuannya yang dapat
menerapkan ajaran Dengan berpedoman kepada ajaran Islam maka Insya Allah
baik yang kaya maupun miskin akan merasakan kebahagian dunia dan akhirat..
7 Ibid
8 Wawancara dengan Ketua MWC NU Kalideres Jakarta Barat Bapak Suhairi Gaos,
Kalideres, 15 Januari 2011
40
Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi formal mempunyai struktur
ornganisasi agar dapat mencapai tujuan yang dimaksud tersebut. Adapun struktur
organisasi itu adalah rangkaian aturan yang menunjukkan hubungan antara funsi-
fungsi organisasi yang meliputi pimpinan tugas, wewenang, serta tanggung
jawab yang masing-masing mempunyai perananan tertentu dalam kesatuan yang
utuh mencapai tujuan organisasi.
Dalam struktur organisasi Nahdlatul ulama di Majelis Wakil Cabang
Kalideres Jakarta Barat, terdapat beberapa cabang salah satunya cabang
Kalideres ini membawahi beberapa ranting, salah satunya adalah ranting
Kelurahan Kamal Adapun kepengurusan Organisasi Nahdlatul Ulama Kalideres
ini adalah sebagai berikut:
a. Berikut ini adalah daftar Ketua Rais Aam (pimpinan tertinggi) Syuriyah
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama:9
KH Mohammad Hasyim Asy'arie 1926 - 1947
KH Abdul Wahab Chasbullah 1947 - 1971
KH Bisri Syansuri 1972 - 1980
KH Muhammad Ali Maksum 1980 - 1984
KH Achmad Muhammad Hasan Siddiq 1984 - 1991
KH Ali Yafie (pjs) 1991 - 1992
KH Mohammad Ilyas Ruhiat 1992 - 1999
9Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknya-
nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama
41
KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz 1999 – sekarang
b. Berikut ini adalah Struktur Kepengurusan MWC NU Kecamatan
Kalideres
Mustayar (Penasihat)
KH.Khairudin Ahmad
KH. Moch Zain
KH.Nurais
c. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
Rais :Drs. KH. Djaani Adhi
Wakil Rais : KH. Suaibuddin
Wakil Rais : KH. Romli Sarbini
Khatib : Drs. H Hisyambudi
Wakil 1 : Drs. KH. Zaidi Saleh
Wakil 2 : Ustadz Ahmad. Fauzy Chairuddin
d. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Ketua : Drs. H. Ahmad Suhairi Gaos.10
Wakil Ketua : Drs. Solihuddin
Wakil Ketua : Moch Soleh
Seketaris : A. Sofyan. ST
Wakil Seketaris : Drs Ruslan
10
Suhairi Gaos Ketua MWC NU Kalideres, Wawancara Pribadi, 15 Januari 2011
42
Wakil Seketaris : Drs. H. Moch Royadi
Bendahara : H. Tarto
Wakil Bendahara : H. Erwin
Hingga akhir tahun 2000 Jaringan organisasi NU meliputi:
33 Wilayah
439 Cabang
15 Cabang Istimewa yang berada di luar negeri
5.450 Majelis Wakil Cabang / MWC
47.125 Ranting
C. Visi dan Misi Organisasi Nahdl atul Ulama
Tujuan Nahdatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam menurut paham
Ahli Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari mazhab empat di tengah-
tengah kehidupan masyarakat di dalam wadah Negar Kesatuan Republik
Indonesia. 11
Misinya adalah menciptakan wadah untuk generasi masyarakat
keagamaan untuk mengembangkan ide-ide yang dapat memajukan islam dengan
berbagai aspek baik politik ekonomi dan social. Di bidang agama mengusahakan
terlaksananya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dalam
11
Suhairi Gaos Ketua MWC NU Kalideres Wawancara Pribadi, 14 Januari 2011
43
masyarakat dengan melaksanakan Dakwah Islamiah dan Amar Makruf Nahi
Mungkar serta meningkatkan ukhuwah islamiah.
D. Geografis Kecamatan Kalideres Jakarta Barat
a. Sejarah Jakarta
Jakarta berawal dari sebuah pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa dan
berada dibawah kekuasan dinasti Pajajaran, yaitu kerajaan Hindu terakhir di Jawa
Barat. Sunda Kelapa adalah kota niaga dan menjadi pusat perdagangan
Internasional pada masa itu. Portugis merupakan bangsa pertama yang
menginjakan kakinya di Sunda Kelapa pada tahun 1522 sebagai utusan Gubernur
Malaka. Stelah mengadakan perjanjian mereka mendirikan Benteng di dekat
muara Sungai Ciliwung atas izin penguasa Sunda Kelapa.12
Setelah Batavia jatuh ketangan Jepang pada tahun 1942, namanya berubah
menjadi Jakarta. Setelah Jepang menyerah kepada tentara sekutu pada tahun
1945, maka bangsa Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Setelah
proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Jakarta ditetapkan sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1950 menjadi Kotapraja
dibawah pimpinan Walikota. Pada tahun 1964 statusnya dinaikkan setingkat
menjadi provinsi dan disebut Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dibawah
12
Www. Wikipedia, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta.
44
pimpinan Gubernur. Setelah diberlakukannya otonomi daerah, pada tahun 1999
Jakarta dikukuhkan menjadi Provinsi DKI Jakarta
Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur
pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi
Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu
Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu
ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede), pada waktu itu Bupati
Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.
Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan masyarakat kelas
menengah cukup besar. Pada tahun 2009, 13% masyarakat Jakarta berpenghasilan
di atas US$ 10.000. Jumlah ini, menempatkan Jakarta 13
Jakarta Barat adalah
salah satu dari 5 kota administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta
Barat secara administrative terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan.14
b. Letak Geografis MWC NU Kalideres Jakarta Barat
Jumlah pendudukan Jakarta Barat pada tahun 2010 sebesar 2.950.000 Jiwa
:Kecamatan Kebon Jeruk 490.000 Jiwa, Kecamatan Kembangan 444.100 Jiwa
Kecamatan Cengkareng 435.800 Jiwa, Kecamatan Kalideres 295.200 Jiwa,
Kecamatan Grogol Petamburan 365100 Jiwa, Kecamatan Palmerah 318.000
Jiwa, 15
Kecamatan Tambora 389.900 Jiwa, Kecamatan Tamansari 211.900 Jiwa.
Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa colonial seperti Gedung Balai
13
Www. Wikipedia, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta barat 14
Jumlah Penduduk Jakarta Barat menurut Supas 2005, versi BPS Jakarta 15
Www. Wikipedia, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta barat.
45
Kota (kini menjadi Museum Sejarah), kawasan pencinan Glodok dan juga
sejumlah Mesjid tua serta benteng-benteng pertahanan masa awal pendudukan
Belanda di Batavia.16
Wilayah Kelurahan Kamal dari 10 Rukun Warga (Rw) dan 65 rukun
tetangga (Rt). Jarak dari Ibu Kota Tangerang sekitar 13 Km, yang dihubungkan
dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan
kota wilayah Jakarta Utara sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kota
Administrasi Jakarta Selatan.
Kecamatan Kalideres memiliki kepadatan penduduk hingga tahun 2009
berjumlah 143.765 jiwa yang terdiri dari 794.838 laki dan 771.146 perempuan
yang terhimpun menjadi kepala keluarga (kk). Namun tidak keseluruhan jumlah
tersebut pribumi, karena ada orang pendatang yang mendiami daerah tersebut.
16
Ibid
46
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Profil Responden
Di dalam penelitian ini, peneliti membagi analisa ke dalam beberapa
tabel yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan
pendapatan. Responden berjumlah 40 orang, yang terdiri dari anggota
organisasi masyarakat keagamaan MWC Nahdlatul Ulama (NU) Kalideres
Jakarta Barat, penyajian dan uraian identitas responden ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kondisi responden dan
kaitannya dengan masalah-masalah dan tujuan penelitian.
Tabel 4. 1
Jenis Kelamin Responden
No Alternatif Jawaban F %
a Laki-Laki 15 37.5
b Perempuan 25 62.5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel 4.1 di atas data responden menurut jenis kelamin
lebih banyak responden perempuan dari pada responden laki-laki,
47
perbedaannya sangat jauh bahkan dapat dikatakan cukup di dominasi oleh
perempuan seperti tampak pada tabel di atas responden perempuan sebanyak
62,5% dan responden laki-laki sebanyak 37,5 %.
Tabel 4.2
Responden Menurut Kelompok Usia
No Alternatif Jawaban F %
a 20 Tahun - 30 Tahun 5 12.5
b 31 Tahun - 40 Tahun 15 37.5
c 40 Tahun – 50 Tahun 15 37.5
d >5o Tahun 5 12.5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Responden
Berdasarkan Tabel 4.2, ternyata responden yang berusia 20-30&usia
>5o tahun mempunyai jumlah responden yang sama yaitu sebanayak 5 orang
dengan angka prosenatse sebesar 12,5%, usia 31-40 & 40-50 mempunyai
jumlah responden yang sama yaitu sebanyak 15 orang dengan angka
prosentase sebesar 37,5%.
48
Tabel 4.3
Responden Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir
No Alternatif Jawaban F %
a SD/MI 4 10
b SLTP/MTs 6 15
c SLTA/MA 10 25
d D I/II/III 5 12,5
e S1/s2/s3 15 37.5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Responden
Berdasarkan Tabel 4.3, diatas ternyata tingkat pendidikan terakhir
responden beragam hampir semua ada dari tingkat SD/MI sebanyak 4 orang
dengan angka prosenatse sebesar 10% dan dari pendidikan SLTP/MTs ada 6
orang dengan angka prosentase sebesar 15%, untuk tingkat SLTA/MA 10
orang dengan angka prosenatse sebesar 25%, untuk tingkat D I/II/III dengan
angka prosentase sebesar 12,5%, dan lulusan S1/S2/S3 cukup mendominasi
dengan angka prosentase 37,5%, dan untuk lulusan S2 hanya 3 orang dengan
angka prosentase sebesar 20%.
49
Tabel 4.4
Responden Menurut Pendapatan Perbulan
No Alternatif Jawaban F %
a Rp.1000.000-1.500.000 4 10
b Rp.1.500.000-2.500.000 6 15
c Rp.2.500.000-5.000.000 15 37.5
d >Rp5.000.000 5 12.5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel 4.4 diatas rata-rata pendapatan respoden beada pada
level Rp.2.500.000-5.000.000 sebanyak 15 orang dengan angka prosenatse
sebesar 37,5%. Ini menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran respoden sudah
sangat baik jika pendapatan perbulan mereka berkisar diantara Rp.2.500.000-
5.000.000.
B. RESPON MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ULAMA
KALIDERES TERHADAP ASURANSI SYARIAH
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data tentang respon MWC
NU terhadap asuransi syariah. Secara umum digunakan metode tes yang
jawabannya sudah tersedia. Banyaknya objektif tes yang digunakan untuk
50
mengetahui respon MWC terhadap asuransi syariah secara umum berjumlah
5 item.
Hasil kuisioner tersebut. secara umum dijabarkan dan dijawab oleh 45
responden dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.5
Responden Menurut Lama Menjadi Anggota NU
No Alternatif Jawaban F %
a >1 Tahun 0 0
b 5 Tahun 5 12.5
c 5-15 Tahun 10 25
d 15-25 Tahun 15 37.5
e >25 Tahun 10 25
Jumlah 40 100
Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa keanggotaan
responden yang menjadi anggota Majlis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (NU)
kalideres Jakarta Barat, yang sudah menjadi anggota kurang dari 5 tahun
sebanyak 5 orang dengan angka prosentase sebesar 12,5%, yang sudah
menajdi anggota selama 5-15 dan >25 tahun sama MWC-sama sebanyak 10
51
orang respoden dengan angka prosentase sebesar 25%, sedangkan yang sudah
menjadi anggota menjadi anggota>25 tahun ada 10 orang respoden dengan
angka prosentase sebesar 25%. Ini menujukkan bahwa para anggota MC
Nahdatul Ulama (NU) kalideres Jakarta Barat, adalah orang yang cukup
militan dan loyalitas terhadap organisasi.
Tabel 4.6
Bagaimana pendapat anda tentang asuransi syariah di MWC NU Kalideres
Jakarta Barat
No Alternatif Jawaban F %
a Sangat bagus 0 0
b Bagus 43 95.5
c Tidak tahu 1 2.2
d Tidak bagus 1 2.2
e Sangat tidak bagus 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang tahu akan akan
asuransi syariah ada 43 orang dengan angka prosentase sebesar 95,5% ,
sedangkan responden yang menjawab tidak tahu mengenai asuransi syariah
52
hanya ada 1 orang dengan angka prosentase sebesar 2,2% . ini menujukkan
bahwa sudah banyak masyarakat khususnya anggota organisasi MWC yang
mengetahui akan asuransi syariah.
Tabel 4.7
Bagaimana menurut anda produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi
syariah
No Alternatif Jawaban F %
a Sangat menarik 0 0
b Menarik 34 75,5
c Tidak tahu 11 24,4
d Tidak menarik 0 0
e Sangat tidak menarik 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapanga
Berdasarkan tabel 4. 7 menunjukkan bahwa produk –produk yang
yang ditawarkan oleh asuransi syariah menurut hasil jawaban responden 34
orang yang menjawab bahwa produk yang ditawarkan asuransi menarik
dengan angka prosentase sebesar 75,5%, sedangkan sebanyak 11 responden
menjawab tidak tahu akan produk-pruk yang ditawarkan oleh asuransi syariah
dengan angka prosentase sebesar 24,4%. Ini menunjukkan bahwa sosialisasi
53
dan pemasaran yang sangat intesn yang dilakukan oleh seluruh stack holder
asuransi syariah sudah sangat baik.
Tabel 4.8
Bagaimana menurut anda konsep bagi hasil yang diberikan oleh asuransi
syariah
No Alternatif Jawaban F %
a Sangat puas 0 0
b Puas 34 75,5
c Tidak tahu 16 35,5
d Tidak puas 0 0
e Sangat tidak puas 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.8 menujukkan bahwa responden yang menjawab
puas akan konsep bagi hasil yang diberikan oleh asuransi syariah ada 34
orang dengan angka prosentase sebesar 75,5%, sedangkan yang menjawab
tidak tahu ada 16 orang dengan angka prosentase sebesar 35,5%. Ini
menujukkan bahwa konsep bagi hasil yang di berikan oleh asuransi syariah
sudah banyak yang diketahui oleh masyarakat.
54
Tabel 4.9
Bagaimana menurut anda prosedur pengklaiman yang diberikan oleh
asuransi syariah?
No Alternatif Jawaban F %
a Sangat puas 0 0
b Puas 37 82,2
c Tidak tahu 6 13,3
d Tidak puas 2 4.4
e Sangat tidak puas 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.9 menujukkan bahwa responden yang menjawab
puas mengenai prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi syari’ah ada 37
orang dengan angka prosentase sebesar 82,2%, sedangkan yang menjawab
tidak tahu hanya ada 6 orang dengan angka prosentase sebesar 13,3%. Ini
menujukkan bahwa prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi syari’ah
sudah cukup memberikan kepuasan masyarakat khususnya angggota
organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat..
55
Tabel 4.10
Bagaimana menurut anda pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi
syari’ah?
No Alternatif Jawaban F %
A Sangat puas 1 2.2
B Puas 30 66,6
C Tidak tahu 14 31,1
D Tidak puas 0 0
E Sangat tidak puas 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.10 menujukkan bahwa responden yang menjawab
sangat puas pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi syari’ah hanya ada 1
orang dengan angka prosentase sebesar 2,2%, dan yang menjawab puas ada 30
responden dengan angka prosentase sebesar 66,6%, sedangkan yang
menjawab tidak tahu hanya ada 14 orang dengan angka prosentase sebesar
31,1%. Ini menujukkan bahwa pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi
syari’ah cukup memberikan kepuasan masyarakat khususnya angggota
organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat..
56
Tabel 4.11
Bagaimana menurut anda bahwa di asuransi syaria’ah tidak memakai
konsep bunga melainkan konsep bagi hasil?
No Alternatif Jawaban F %
A Sangat setuju 5 11,1
B Setuju 21 46,6
c Tidak tahu 19 42,2
d Tidak setuju 0 0
e Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.11 menujukkan bahwa responden yang menjawab
sangat setuju mengenai asuransi syaria’ah tidak memakai konsep bunga melainkan
konsep bagi hasil hanya ada 5 orang dengan angka prosentase sebesar 11,1%, dan
yang menjawab setuju ada 21 responden dengan angka prosentase sebesar
46,6%, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 19 orang dengan angka
prosentase sebesar 42,2%. Ini menujukkan bahwa mengenai asuransi syaria’ah
tidak memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil masyarakat banyak
setuju yang khususnya angggota organisasi keagamaan MWC Nahdatul
Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat..
57
Tabel 4.12
Bagaimana menurut anda tentang daya tarik masyarakat pada asuransi
syari’ah?
No Alternatif Jawaban F %
A Sangat tertarik 1 2,2
B Tertarik 26 57,7
C Tidak tahu 17 37,7
D Tidak tertarik 1 2.2
E Sangat tidak tertarik 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.12 menujukkan bahwa responden yang menjawab
sangat tertarik mengenai daya tarik masyarakat pada asuransi syari’ah hanya ada 1
orang dengan angka prosentase sebesar 2,2%, dan yang menjawab tertarik ada
26 responden dengan angka prosentase sebesar 57,7%, sedangkan yang
menjawab tidak tahu ada 17 orang dengan angka prosentase sebesar 37,7%,
dan yang menjawab tidak tertarik hanya ada 1 orang dengan angka prosentase
sebesar 2,2%.Ini menujukkan bahwa asuransi syari’ah cukup mendapat
perhatian dari masyarakat khususnya angggota organisasi keagamaan MWC
Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat.
58
Tabel 4.13
Bagaimana menurut anda tentang daya tarik Ormas NU pada Asuransi
syariah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat?
No Alternatif Jawaban F %
A Sangat tinggi 2 4,4
B Tinggi 38 84,4
C Tidak tahu 5 11,1
D Tidak tinggi 0 0
E Sangat tidak tinggi 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.13 menujukkan bahwa responden yang menjawab
sangat tinggi mengenai daya tarik Ormas NU pada Asuransi syariah di MWC NU
Kalideres Jakarta Barat hanya ada 2 orang dengan angka prosentase sebesar
4,4%, dan responden yang menjawab tinggi ada 38 responden dengan angka
prosentase sebesar 84,4,7%, sedangkan yang menjawab tidak tahu hanya ada
5 orang dengan angka prosentase sebesar 11,1%. Ini menujukkan bahwa
asuransi syari’ah cukup mendapat perhatian dari masyarakat khususnya ormas
MWC NU Kalideres Jakarta Barat.
59
Tabel 4.14
Bagaimana menurut anda dengan adanya asuransi syari’ah?
No Alternatif Jawaban F %
A Sangat puas 5 11,1
B Puas 30 66,6
C Tidak tahu 10 22,2
D Tidak puas 0 0
E Sangat tidak puas 0 0
Jumlah 45 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.14 menujukkan bahwa responden yang menjawab
sangat puas mengenai keberadaan asuransi syari’ah ada 5 orang dengan angka
prosentase sebesar 11,1%, dan yang menjawab puas ada 20 responden dengan
angka prosentase sebesar 66,6%, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 10
orang dengan angka prosentase sebesar 22,2%. Ini menujukkan bahwa asuransi
keberadan asuransi syari’ah cukup memberikan kepuasan kepada masyarakat
khususnya angggota organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU)
Kalideres Jakarta Barat.
60
Tabel 4.15
Bagaimana menurut anda daya saing asuransi syari’ah dengan asuransi
konvensional?
No Alternatif Jawaban F %
A Sangat baik 2 4,4
B Baik 35 77,7
C Tidak tahu 8 17,7
D Tidak baik 0 0
E Sangat tidak baik 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.15 menujukkan bahwa responden yang menjawab
sangat baik mengenai daya daya saing asuransi syari’ah dengan asuransi
konvensional hanya ada 2 orang dengan angka prosentase sebesar 4,4%, dan
responden yang menjawab baik ada 35 responden dengan angka prosentase
sebesar 77,7%, sedangkan yang menjawab tidak tahu hanya ada 8 orang
dengan angka prosentase sebesar 17,7%. Ini menujukkan bahwa daya saing
asuransi syari’ah dengan asuransi konvensional cukup tinggi.
61
Korelasi Data
Penelitian ini mengandung 2 variabel yang perlu diuji seberapa kuat
atau lemah hubungan antara 2 variabel. Dua variable yang dimaksud adalah
Lamanya menjadi pengurus dengan Respon anggota organisasi Keagamaan
Nahdlatul Ulama (NU) MWC Kalideres Jakarta Barat .
Selanjutnya penulis melakukan uji signifikan r-Produk Moment, uji
signifikan adalah untuk menjenarilisi populasi, artinya apa yang terjadi pada
sample akan diberlakukan kepada populasi darimana sampel diambil.
Maksudnya apabila pada sampel hubungan positif (+), maka setekah diuji
siginifikan, ternyata hubungan positif pula , maka hubungan positif berlaku
pula pada populasi, apabila pada sampel terdapat hubungan negatif (-) setelah
di uiji signifikan ternyata ada hubungan negatif, maka hubungan negatif
berlaku pula kepada populasi. Akan tetapi bila pada sample ada hubungan
positif (+) atau negtaif (-), setelah di uji signifikan ternyata tidak ada
hubungan (maksudnya menerima Ho), maka hubungan positif (+) dan negatof
(-) yang terdapat pada sampel tidak signifikan, artinya tidak bisa diberlakukan
kepada populasi, dengan demikian pada populasi tidak ada hubungan.1
Pada korelasi product moment (r), ada 2 cara untuk menguji signifikan
yaitu dengan r-tes dan t-tes. Akan tetapi dalam hal ini penulis melakukan
dengan menggunakan uji r-tes sebagai berikut:
Lamanya Menjadi anggota NU (X) terhadap Respon asuransi syariah
(Y) adapun datanya sebagai berikut:
1 Ali Mauludi, Statistika I penelitian Ekonomi Islam dan Sosial , Jakarta PT. Prima Heza
Lestari, 2006, h. 102
62
No
Responden
Lamanya menjadi
Anggota NU (X)
Respon
Terhadap asuransi syariah (X)
1 3 44
2 4 36
3 3 41
4 4 40
5 3 37
6 4 38
7 3 41
8 4 39
9 3 40
10 3 36
11 2 41
12 4 37
13 3 39
14 4 39
15 3 31
16 2 38
17 2 37
18 2 33
19 3 39
20 3 36
21 2 40
22 1 37
23 2 40
24 2 38
63
25 2 36
26 1 36
27 1 37
28 1 38
29 1 34
30 1 38
31 1 39
32 2 36
33 2 38
34 2 37
35 2 36
36 1 39
37 2 40
38 2 37
39 2 39
40 1 37
41 1 39
42 1 40
43 1 40
44 1 37
64
No
Rspnden
Lamanya
menjadi Anggota NU (X)
Respon
Terhadap asuransi
syariah (X)
X2
2Y X.Y
1 3 44 1936 9 17424
2 4 36 1296 16 20736
3 3 41 1681 9 15129
4 4 40 1600 16 25600
5 3 37 1369 9 12321
6 4 38 1444 16 23104
7 3 41 1681 9 15129
8 4 39 1521 16 24336
9 3 40 1600 9 14400
10 3 36 1296 9 11664
11 2 41 1681 4 6724
12 4 37 1369 16 21904
13 3 39 1521 9 13689
14 4 39 1521 16 24336
15 3 31 961 9 8649
16 2 38 1444 4 5776
17 2 37 1369 4 5476
18 2 33 1089 4 4356
19 3 39 1521 9 13689
20 3 36 1296 9 11664
21 2 40 1600 9 14400
22 1 37 1369 1 1369
23 2 40 1600 4 6400
65
24 2 38 1444 4 5776
25 2 36 1296 4 5184
26 1 36 1296 1 1296
27 1 37 1369 1 1369
28 1 38 1444 1 1444
29 1 34 1156 1 1156
30 1 38 1444 1 1444
31 1 39 1521 1 1521
32 2 36 1296 1 1296
33 2 38 1444 4 5776
34 2 37 1369 4 5476
35 2 36 1296 4 5184
36 1 39 1521 1 1521
37 2 40 1600 4 6400
38 2 37 1369 4 5476
39 2 39 1521 4 6084
40 1 37 1369 1 1369
41 1 39 1521 1 1521
42 1 40 1600 1 1600
43 1 40 1600 1 1600
44 1 37 1369 1 1369
45 1 36 1296 1 1296
Jumlah X 98 Y 1706 2
X 64906 2Y 262 XY 64906
66
Untuk membuktikan apakah ada korelasi antara variable X dan
Variabel Y digunakan rumus korelasi product moment yang penulis gunakan
adalah:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
xyr :Angka indeks korelasi antara variable X dan
Variabel Y
N : Jumlah responden
XY :Jumlah perkalian antara skor X dan Y
X :Jumlah seluruh skor
Y :Jumlah seluruh skor Y
)98()64906(45
)1706)(98()64906(45
xyr
Dari table korelasi diatas diperoleh angka-angka untuk perhitungan
korelasi antara variable X dan Y, dan angka-angka yang dimasukkan kedalam
rumus produk moment itu adalah:
67
Variabel
N 45
X 98
Y 1706
XY 64906
2
X 64906
2
Y 262
N= 45
Tingkat Kesalahan 5%, ternyata di dapat r-tabel pada baris n= 45 sebesar 0,288
= 2.920, 7 – 167, 1
=
176,14,23
536,27
4,547
536,27
925.27603.19
536.27
68
Ternyata r-hitung (1,176) > dari r tabel, dan berada pada menerima
Ho, artinya ada hubungan positf yang signifikan. Artinya juga ada hubungan
positif yang ada pada sampel bisa dijeneralisasikan (diberlakukan) kepada
seluruh populasi sebanyak 45 kasus. Dan ini menujukkan bahwa angka r =
1,176 adalah signifikan.
C. Analisis dan Interpretasi Data
Dari hasil prosentase jawaban responden pada umumnya menunjukkan
tanggapan yang sangat baik. Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan
terhadap eksistensi asurans syariah pada umumnya sangat mempengaruhi
prosentase tanggapan responden tentang eksistensi asuransi syari’ah yang baik
dapat dilihat dari beberapa factor seperti lamanya menjadi pengurus dan lain
sebagainya ada kaitannya dengan eksistensi asuransi syarah. Hal ini terdapat
dari penyebaran angket.
Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel yang diteliti, cara yang
digunakan yaitu: memberikan interpretasi terhadap angka indeks, korelasi “r”
product moment secara sederhana.
Tingkat koefisen korelasi “r” yang dikemukakan oleh Suharsini
Arikunto dalam bukunya adalah sebagai berikut:
0.00-0.20 : sangat rendah (hamper tidak ada korelasi)
0.21-0.40 : korelasi rendah
0.41-0.70 : korelasi cukup
69
0.71-0.90 : korelasi tinggi
0.91-1-00 : korelasi sangat tinggi atau sempurna
Dengan menggunakan perhitungan perhitungan diatas, dapat dikatakan
bahwa hubungan antara lamanya jadi pengurus dengan Respon terhadap
eksistensi asuransi syariah berada tingkat hubungan xyr =1,176 terletak pada
rentan 0.91-1.00. Jadi dapat ditarik kesimpulan ada korelasi positif yang
signifikan antara lamanya jadi pengurus variable (x) dengan Respon Terhadap
Eksistensi Asuransi Syari’ah variable (Y). 2
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek Edisi
Revisis V, Jakarta, Rineka, Cipta,2002 ,. h. 16
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas mengenai “Respon Organisasi Masyarakat
Keagamaan Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah “(Studi Pada MWC NU
Kalideres Jakarta Barat).
Maka dapat dikemukakan beberapa temuan yaitu:
1. Secara Keseluruhan status sosial ekonomi Ormas NU di MWC Kalideres
ditinjau dari dimensi usia, pendidikan, pendapatan, didalam masyarakat
termasuk dalam kategori menengah. Hal ini ditujukan pada table 4.2, 4.3, 4.4
yang berisi klasifikasi respoden berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan
2. Secara keseluruhan respon MWC NU Kalideres terhadap asuransi syariah
adalah Sangat positif. hal ini dibuktikan pada hasil uji korelasi r- product
moment.
3. Hasil uji korelasi r- product moment r-hitung (1,176) > dari r tabel, dan
berada pada menerima Ho, artinya ada hubungan positf yang signifikan.
Artinya juga ada hubungan positif yang ada pada sampel bisa
dijeneralisasikan (diberlakukan) kepada seluruh populasi sebanyak 45 kasus.
Dan ini menujukkan bahwa angka r = 1,176 adalah signifikan.Dari hasil
prosentase jawaban responden pada umumnya menunjukkan tanggapan yang
71
sangat baik. Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan terhadap eksistensi
asurans syariah pada umumnya sangat mempengaruhi prosentase tanggapan
responden tentang eksistensi asuransi syariah yang baik dapat dilihat dari
beberapa faktor seperti lamanya menjadi pengurus dan lain sebagainya ada
kaitannya dengan eksistensi asuransi syarah. Hal ini terdapat dari penyebaran
angket.
B. Saran-saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan sebagaimana telah dipaparkan, maka
beberapa saran yang kirannya perlu disampaikan untuk perkembangan asuransi
syariah kedepan yaitu:
Hendaknya PT Asuransi Syari’ah mempertahankan bahkan
meningkatkan kinerjannya agar respon masyarakat umum dan Ormas NU di Mwc
NU khususnya dapat tetap baik pada asuransi syariah.
1. Hendaknya asuransi syariah lebih meningkatkan lagi sosialisasi dan promosi
mengenai produk-produk dan prinsip kerja yang dimiliki oleh asuransi
syari’ah terutama basis massa Islam yang belum memiliki perhatian terhadap
asuransi syariah.
2. Hendaknya asuransi syariah lebih memperhatikan lagi kinerja kantor asuransi
Syariah dari semua segmen, terutama segmen masyarakat yang memiliki latar
belakang status sosial ekonomi kalangan menengah dan atas karena mereka
lebih
72
3. Realistis dan rasional dalam menilai sesuatu dibandingkan dari kalangan
bawah.
Kepada pihak akademisi maupun praktisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Jurusan Muamalah.