RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

48
RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA (Studi Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online) Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Hanifatul Mukarromah NIM. 16210737 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

Page 1: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

(Studi Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh :

Hanifatul Mukarromah

NIM. 16210737

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

i

RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

(Studi Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh :

Hanifatul Mukarromah

NIM. 16210737

Pembimbing :

Mutmainnah, S.Th. I, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 3: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Resepsi Menghafal Al-Qur’an di Dunia Maya (Studi

Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” yang disusun oleh

Hanifatul Mukarromah Nomor Induk Mahasiswa: 16210737 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 29 Juli 2020

Pembimbing,

Mutmainnah, S.Th. I, MA

Page 4: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Resepsi Menghafal Al-Qur’an di Dunia Maya (Studi

Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” yang disusun oleh Hanifatul

Mukarromah Nomor Induk Mahasiswa: 16210737 telah diujikan pada sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta pada tanggal 06

Agustus 2020 Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 06 Agustus 2020

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA.

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekertaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. Mamluatun Nafisah, S.Ud, M.Ag.

Penguji I, Penguji II,

Sofian Effendi, S.Th.I., MA. Iffaty Zamimah, S.Th.I., MA.

Pembimbing,

Mutmainnah, S.Th. I, MA.

Page 5: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

iv

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanifatul Mukarromah

NIM : 16210737

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 06 Oktober 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Resepsi Menghafal Al-Qur‟an

di Dunia Maya (Studi Living Qur‟an Akun Instagram @Tahfidz_Online)

adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

MOTTO

Page 6: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

v

MOTTO

“Berfikirlah mengenai segala sesuatu yang besar, namun tetap dapat

menikmati kesenangan yang kecil”

Page 7: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

vi

حيم حمن الر الر بسم الله

KATA PENGANTAR

نفسنا من شهور أ سخغفره ، ونػيذ ة الله

سخػينه ون

، نػحمده ون ه إن الػحمد لل

ػ ػه وػادي

، ومن يضػ

مض

ه غمالجا ، من يىده الله

ئات أ ومن سي

ن مػحم دا غتده و رسي

شىد أ

،وأ

اشهيك

وحده ل ا الله

إ ل

ا إ

ن ل

شىد أ

،وأ

م ا ةػد . أ

Segala puji dan syukur kehadirat Allah atas berkah, rahmat dan

hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada para hambanya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi

Muhammad saw yang telah menunjukkan kepada jalan yang diridai Allah

swt. Maka atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Resepsi Menghafal Al-Qur’an di Dunia Maya (Studi Living

Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” sebagai persyaratan untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

IIQ Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak

pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan

penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya terutama kepada yang tercinta ayahanda Drs. KH. Asep Abdul

Wadud dan ibunda Hj. Nurhasanah atas semua dukungan, semangat dan

doanya yang tidak pernah putus untuk anak-anaknya, juga bagi yang telah

memberikan bantuan baik moril maupun materil diantaranya:

Page 8: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

vii

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A, selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, ibu Dr. Hj. Nadjematul

Faizah,SH., M.Hum, selaku Warek I, bapak Dr. H. M. Dawud Arif

Khan, SE., M.Si., Ak., CPA, selaku Warek II, dan ibu Dr. Hj.

Romlah Widayati, M.Ag, selaku Warek III Institut Ilmu Al-Qur‟an

Jakarta.

2. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha Lc., M.A, selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta, beserta para stafnya.

3. Ibu Hj. Mutmainnah, S.Th. I, M.A, selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya dalam

memberikan bimbingan serta arahannya kepada penulis, juga

senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Sofian Effendi S.Th. I., M.A, selaku penguji satu dan ibu

Iffaty Zamimah S.Th. I., M.A, selaku penguji dua yang telah

bersedia menyediakan waktunya untuk menguji dan membimbing

penulis menyempurnakan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengabdikan ilmunya untuk

seluruh mahasiswa IIQ Jakarta.

6. Para instruktur tahfidz yang senantiasa sabar membenarkan ayat

demi ayat lantunan Al-Qur‟an serta menyemangati dalam menjaga

hafalan.

7. Seluruh guru mu‟allin rububiyyah dari kecil hingga sekarang yang

senantiasa mendoakan anak didiknya.

8. Muallif kitab dan buku yang telah menyumbangkan karyanya

sebagai bahan referensi dan penyempurnaan skripsi ini.

9. Kakak-adik tersayang saya juga seluruh keluarga besar yang sudah

menjadi keluarga terbaik saya.

Page 9: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

viii

10. Sahabat saya Ramawati yang telah menemani saya sejak pertama

kali mengarungi dunia kuliah di IIQ Jakarta.

11. Warga kosan miau yang telah menjadi teman sekaligus keluarga

bagi saya.

12. Adlina Avita, Astri Soleha dan teman seperjuangan satu bimbingan

bersama Ibu Hj. Mutmainnah, S.Th.I, MA. yang telah bertukar

fikiran, saling menanyakan perkembangan penulisan skripsi dan

tetap menyemangati satu sama lain hingga terselesaikannya tugas

akhir skripsi ini.

13. Teman seperjuangan IAT A dan seluruh angkatan 2016 yang telah

sama-sama berjuang menuntut ilmu di IIQ Jakarta.

14. Ustadz Iksan Malik, seluruh musyrîfah dan keluarga

@Tahfidz_Online yang senantiasa menyemangati dalam menghafal

Al-Qur‟an juga selaku informan sekaligus objek pada penelitian

ini.

Jakarta, 29 Juli 2020

Hanifatul Mukarromah

Page 10: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

ix

DAFTAR ISI

COVER DALAM ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii

PERNYATAAN PENULIS....................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xi

DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. xiii

ABSTRAK ............................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................. 6

1. Identifikasi Masalah ................................................ 6 2. Pembatasan Masalah ............................................... 7

3. Perumusan Masalah ................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................ 8

F. Kerangka Teori ............................................................ 13 G. Metode Penelitian ........................................................ 14

1. Jenis Penelitian ...................................................... 14 2. Sumber Data .......................................................... 14

3. Teknik Pengumpulan Data..................................... 15 4. Metode Analisis Data ............................................ 17

H. Teknik dan Sistematika Penulisan ................................ 18

BAB II TEORI RESEPSI DALAM STUDI LIVING QUR’AN

DAN TINJAUAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR’AN

A. Teori Resepsi dalam Studi Living Qur‟an ..................... 21 B. Definisi Menghafal Al-Qur‟an...................................... 23

C. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ................................ 26 D. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur‟an .............................. 30

E. Hukum Menghafal Al-Qur‟an ...................................... 35

Page 11: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

x

F. Metode Menghafal Al-Qur‟an ...................................... 36 G. Faktor Pendukung Keberhasilan dalam Menghafal Al-

Qur‟an .......................................................................... 39 H. Faktor Kesulitan dalam Menghafal Al-Qur‟an .............. 42

BAB III GAMBARAN UMUM @TAHFIDZ_ONLINE

A. Sejarah @Tahfidz_Online ............................................ 47 B. Visi-Misi @Tahfidz_Online ......................................... 52

C. Struktur Organisasi dalam @Tahfidz_Online ............... 53 D. Pelaksanaan Menghafal Al-Qur‟an dalam

@Tahfidz_Online ......................................................... 55

BAB IV RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DALAM

@TAHFIDZ_ONLINE

A. Resepsi Pendiri dan Anggota Panitia @Tahfidz_Online 71

B. Resepsi Santri @Tahfidz_Online .................................. 82 C. Analisis Resepsi Menghafal Al-Qur‟an dalam

@Tahfidz_Online ......................................................... 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 97 B. Saran ............................................................................ 97

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Screenshot Instagram Tahfidz Online .................................... 52

Gambar 3. 2 Screenshot setoran harian dalam Tahfidz Online. ................... 56

Gambar 3. 3 Screenshot murâja‟ah berpasangan. ....................................... 57

Gambar 3. 4 Screenshot ujian (imtihân) setengah atau satu juz dalam

Tahfidz Online. ..................................................................... 58

Gambar 3. 5 Screenshot kegiatan sambung ayat juz 30............................... 62

Gambar 3. 6 Screenshot kegiatan Quiz dalam Tahfidz Online. ................... 64

Gambar 3. 7 Screenshot penilaian setoran dalam Tahfidz Online. .............. 66

Page 13: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Resepsi Menghafal Al-Qur'an bagi Panitia Tahfidz Online. .. 89

Diagram 4. 2 Resepsi Menghafal Al-Qur'an bagi Santri Tahfidz Online. .... 90

Diagram 4. 3 Resepsi Menghafal Al-Qur'an Secara Keseluruhan. .............. 92

Diagram 4. 4 Klasifikasi Resepsi Menghafal Al-Qur‟an dalam Tahfidz

Online. .................................................................................. 94

Page 14: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian hurif dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

th ط a أ

zh ظ b ب

„ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

‟ ء sy ش

Page 15: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xiv

y ي sh ص

dh ض

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah a آ â ي... ai

Kasrah i ي î ... و au

Dhammah u و û

3. Kata sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Baqarah : التقرة

al-Madînah : المدينث

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

Page 16: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xv

ج دة ar-Rajul : الر ي as-Sayyidah : الس

مس ارمي asy-Syams : الش ad-Dârimî : ا د

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di

tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

ا آمج ةالل : Âmannâ billâhi

فىاء Âmana as-Sufahâ‟u : آمن الس

ذدذ Inna al-ladzîna : إن ا

ع wa ar-rukka‟i : والرك

d. Ta Marbûthah )ة(

Ta Marbûthah )ة( apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh:

ئدة أ al-Af‟idah : ال

Page 17: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xvi

ث همي

إسلجامػث ا

.al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : ال

Sedangkan ta marbuthah )ة( yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

ة ناصتث Âmilatun Nâshibah : عامل

بدىكآيثال

al-Âyat al-Kubrâ : ال

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), seperti

penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBI

berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama

diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis

capital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:

„Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya.

Khusus untuk penulisan kata alqur‟an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-

Fâtihah dan seterusnya.

Page 18: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

xvii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Resepsi Menghafal Al-Qur‟an di Dunia Maya (Studi

Living Qur‟an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” disusun oleh Hanifatul

Mukarromah (NIM: 16210737) mahasiswi Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta.

Skripsi ini berkenaan dengan resepsi masyarakat muslim terhadap kegiatan

menghafal Al-Qur‟an, yang dilatarbelakangi dengan semakin berkembangnya

gerakan menghafal Al-Qur‟an di seluruh dunia bahkan di Indonesia. Dengan

perkembangan menghafal Al-Qur‟an ini kemudian berkembang pula sarana

untuk menghafal Al-Qur‟an, sebagaimana di zaman teknologi seperti sekarang

yang segala macam kegiatannya bisa diakses melalui internet, terlebih lagi

sekarang sedang marak virus covid-19 yang karena keberadaannya

menyebabkan diharuskan mengurangi interaksi dengan orang lain di dunia

nyata, maka lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan dunia maya

untuk terhubung dengan orang lain atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari

mereka, seperti bekerja, berbelanja, bahkan dalam kegiatan belajar mengajar,

maka sekarang banyak pula kegiatan belajar mengajar Al-Qur‟an berbasis

online, seperti pembelajaran tajwid, tilawah, tafsir dan begitu pula dengan

menghafal Al-Qur‟an. Selain itu, banyak pula ajang perlombaan dan peluang

beasiswa yang diperuntukkan bagi para penghafal Al-Qur‟an. Maka hal ini

memicu beragamnya motivasi atau dorongan menghafal Al-Qur‟an pada setiap

individu, termasuk juga dikalangan komunitas menghafal Al-Qur‟an secara

online yakni @Tahfidz_Online.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana resepsi

menghafal Al-Qur‟an di kalangan komunitas @Tahfidz_Online. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan teori resepsi fungsional, penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif studi living Qur‟an, teknik pengumpulan data yang

digunakan penulis ialah pemantauan, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan

metode analisis data yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan

penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, penelitian ini juga

menggunakan pendekatan Fenomenologi.

Setelah dilakukan penelitian, maka hasil yang ditemukan yakni dalam

komunitas @Tahfidz_Online kegiatan menghafal Al-Qur‟an diresepsi berbeda

oleh masing-masing individu diantaranya: 1.) Berorientasi pada Al-Qur‟an. 2.)

Bersifat ilahi, yaitu resepsi yang berorientasi kepada Allah. 3.) Bersifat ukhrawi,

ini merupakan resepsi yang berorientasi untuk akhirat. 4.) Bersifat duniawi,

dalam hal ini menghafal Al-Qur‟an diresepsi sebagai amaliyah untuk kehidupan

dunia. 5.) Bertujuan untuk dunia dan akhirat.

Page 19: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA
Page 20: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghafal Al-Qur‟an adalah tradisi turun temurun yang diajarkan

Rasulullah saw setelah Al-Qur‟an diturunkan. Kalau kita membuka

kembali sîrah nabawiyyah, akan ditemukan bahwa Rasulullah adalah

orang pertama yang menghafalkan Al-Qur‟an. Dan dilanjutkan dengan

sahabat-sahabatnya yaitu; Abû Bakar ash-Shiddîq (W. 634 M), „Umar bin

Khaththâb (W. 644 M), „Utsmân bin „Affân (W. 656 M), „Alî bin Abî

Thâlib (W. 661 M) dan sahabat lainnya yang menjadikan Al-Qur‟an

sebagai hafalan sehari-hari.1

Maka menghafalkan Al-Qur‟an merupakan “tradisi” Salaf as-Shâlih

yang terus diwariskan sampai zaman kita sekarang hingga zaman yang

akan datang. Allah juga yang telah menyatakan akan memudahkan bagi

orang-orang yang ingin menghafalnya, sebagaimana Allah swt berfirman:

دكر من م

ى ر ك

ن للذقرا

هنا ال قد يص

٤٠ ول

“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan,

maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-

Qamar [54]: 40)2

Selain itu, kitab suci agama-agama di dunia tidak ada satupun yang

bisa dihafalkan secara tepat seluruh kata, kalimat, ayat dan surahnya

selain Al-Qur‟an, hanya Al-Qur‟an yang bisa dihafal keseluruhannya oleh

jutaan umat Islam di seluruh dunia. Dan walaupun berbahasa Arab, Al-

1 Muhammad Ilham Nur, Ketika Al-Qur‟an Tak Lagi Diagungkan, (Jakarta: PT Alex 2 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, (Solo:

Al-Wafi Publishing, 2015), h. 18

Page 21: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

2

Qur‟an tetap bisa dihafal oleh penduduk muslim yang berbahasa Inggris,

Melayu dan bahasa-bahasa lainnya.3 Maka semakin maraklah gerakan-

gerakan menghafal Al-Qur‟an yang terjadi di seluruh dunia, baik yang

mayoritas penduduknya beragama Islam, maupun sebaliknya.

Adapun gerakan menghafal Al-Qur‟an di Indonesia mulai berjalan

sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Para santri menghafalkan Al-

Qur‟an di masjid, mushalla atau surau di kampung-kampung dengan

bimbingan para kyai. Hal itulah yang menjadi cikal bakal pondok-pondok

pesantren tahfîzh Al-Qur‟ân tradisional di desa-desa dan kampung-

kampung.4 Kemudian mulai tahun 2000-an ke atas, gerakan menghafal

Al-Qur‟an mulai menjamur kepada hampir semua kalangan umat Islam.

Gerakan menghafal Al-Qur‟an telah menjadi fenomena positif baru di

dekade pertama dan kedua abad 21 ini.5

Maka pada perkembangan menghafal Al-Qur‟an seperti sekarang,

semakin banyak bermunculan sarana-sarana untuk menghafal Al-Qur‟an,

seperti halnya pondok pesantren, tempat karantina, dan rumah tahfîzh Al-

Qur‟ân. Banyak pula ajang musâbaqah (perlombaan) menghafal Al-

Qur‟an, seperti yang telah ada beberapa tahun belakangan ini di stasiun

televisi, juga banyak perguruan tinggi di dalam negeri maupun di luar

negeri yang memberikan peluang beasiswa bagi para penghafal Al-

Qur‟an. Hal inilah yang menjadi motivasi dan dorongan bagi sebagian

masyarakat untuk menghafal Al-Qur‟an. Selain itu, banyak ayat Al-

Qur‟an dan hadis Nabi Muhammad saw mengenai keutamaan-keutamaan

menghafal Al-Qur‟an, maka semakin beragamlah resepsi masyarakat

3 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, h. 77 4 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, h. 448 5 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, h. 89

Page 22: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

3

terhadap kegiatan menghafal Al-Qur‟an, dan beragamnya resepsi atau

tanggapan inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini.

Sebagaimana yang kita ketahui juga, bahwa Rasulullah saw. sebagai

imam para hâfizh Al-Qur‟ân menerima Al-Qur‟an secara talaqqî6 dari

malaikat pembawa wahyu, yakni malaikat Jibril sebagai gurunya,

kemudian beliau mengajarkan kepada sahabatnya juga secara talaqqî dan

hafalan, demikian seterusnya hingga Al-Qur‟an sampai kepada kita

sekarang.7 Maka metode pengajaran Al-Qur‟an secara talaqqî dan

musyâfahah8 bisa juga disebut metode pengajaran Al-Qur‟an yang

mengikuti tradisi Rasulullah Saw, para sahabat, tâbi‟în dan secara turun

temurun ditradisikan oleh guru-guru Al-Qur‟an di Pesantren.

Karena hal ini kemudian Dr. KH. Ahmad Fathoni, MA. menuturkan

bahwa tradisi ini harus dilestarikan. Beliau juga menambahkan bahwa

belajar Al-Qur‟an itu tidak cukup hanya dengan talaqqî dan musyâfahah.

Bagi generasi setelah periode tâbi‟u at-tâbi‟în (setelah berkembangnya

ilmu tajwid) metode talaqqî dan musyâfahah harus ditunjang dengan

pengajaran terkait teori bacaan Al-Qur‟an. Hal ini penting agar setiap

6 Menurut Muhammad J. metode talaqqî adalah belajar ilmu agama secara langsung

kepada guru yang mempunyai kompetensi ilmu, tsiqah, dhâbit, dan mempunyai sanad

keilmuan yang muttasil sampai ke Rasulullah saw. Lihat Cucu Susianti, “Efektifitas Metode

Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, dalam Jurnal Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 2016, h. 10

7Cucu Susianti, “Efektifitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan

Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, dalam Jurnal Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 2016, h.

12 8 Musyâfahah artinya belajar dihadapan seorang guru, dengan alasan agar murid

memiliki sanad atau silsilah guru yang bersambung sampai kepada Rasulullah saw dan

ketika murid tersebut melakukan kesalahan di luar pengetahuannya maka guru dapat

membenarkannya. Lihat Zaki Zamani, Tuntunan Belajar Tajwid bagi Pemula, (Media

Pressindo, 2012), h. 5

Page 23: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

4

murid juga mengerti lahir batin dasar dan rujukannya mengapa dia harus

membaca gunnah, mad, ikhfa‟ dan hukum membaca Al-Qur‟an lainnya.9

Nyatanya dengan semakin berkembangnya dunia maka semakin

berkembang pula alat-alat teknologi di zaman sekarang, yang segala

macam kegiatannya bisa diakses melalui internet, sehingga dunia ini lebih

dikenal dengan dunia maya. Terlebih sekarang sedang marak virus covid-

19 yang mewabah hampir di seluruh dunia, bahkan di Indonesia. Dan

karena keberadaan virus ini yang menyebabkan diharuskannya

mengurangi interaksi dengan orang lain di dunia nyata, maka lebih

banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan dunia maya untuk terhubung

dengan orang lain atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari mereka,

seperti bekerja, berbelanja, bahkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Maka sekarang banyak pula kegiatan belajar mengajar Al-Qur‟an

berbasis online, seperti pembelajaran tajwid, tilawah, tafsir dan lain

sebagainya. Begitu pula dengan menghafal Al-Qur‟an, yang beberapa

tahun terakhir ini banyak bermunculan kegiatan menghafal Al-Qur‟an

dengan menggunakan sistem online, namun keadaan dan

keberlangsungannya mungkin masih awam di kalangan masyarakat

umum.

Pembelajaran yang digunakan dengan sistem online atau disebut e-

learning ini memunculkan perbedaan pendapat. Menurut A. W. Bates dan

K. Wulf, sebagaimana dikutip oleh Nur Hadi Wiryanto, kelebihan

pembelajaran ini diantaranya memungkinkan terjadi interaksi

pembelajaran dari mana dan kapan saja atau fleksibel, mempermudah

9 Bagus Purnomo, “Dr. Ahmad Fathoni, MA: Belajar Al-Qur‟an Tidak Cukup dengan

Talaqqi dan Musyafahah”, https://lajnah.kemenag.go.id/berita/171-dr-ahmad-fathoni-ma-

belajar-al-qur-an-tidak-cukup-dengan-talaqqi-dan-musyafahah, diakses tanggal 15

November 2019

Page 24: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

5

penyimpanan materi pembelajaran dan dapat menjangkau peserta didik

dalam cakupan yang luas. Sedang menurut Bullen dan Beam

pembelajaran ini memungkinkan kurangnya interaksi antara guru dan

murid atau antar siswa, kecenderungan mengabaikan aspek akademik

bahkan mungkin mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial,

kecenderungan gagal bagi peserta didik yang tidak mempunyai motivasi

belajar yang tinggi, dan kendala fasilitas internet yang bisa jadi tidak

tersedia di semua tempat.10

Adapun salah satu kegiatan pembelajaran online dalam menghafal

Al-Qur‟an diantaranya kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara online yang

dicetuskan oleh Iksan Malik11

(Ig: @Tahfidz_online). Kegiatan ini

dibentuk agar dapat mempermudah menghafal Al-Qur‟an bagi siapa saja,

baik pekerja kantoran, ibu rumah tangga, para mahasiswa atau lainnya

yang ingin menghafal Al-Qur‟an tanpa perlu membuang waktu untuk

pergi ke tempat khusus tahfîzh Al-Qur‟ân. Dan akun inilah yang akan

menjadi objek penelitian penulis.

Sebenarnya masih banyak kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara

online seperti Qaaf (@qaaf_hafizhisme), One Hafiz

(www.arabicquantum.com) dan sebagainya, namun menurut penulis

@Tahfidz_Online ini adalah kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara online

yang sudah lama didirikan yakni sejak tahun 2016, dan sudah memiliki

lebih dari tujuh belas ribu pengikut pada akun instagramnya.

10 Nur Hadi Wiryanto, “On-line Learning Sebagai Salah Satu Inovasi Pembelajaran”,

dalam Jurnal Pythagoras, vol. 2 no. 1 2006, h. 21-22 11 Iksan Malik adalah pendiri Tahfidz Online, ketua Kampung Qur‟an Bandung,

pemilik dari “Isya Batik”, seorang traveller, vlogger, content creator dan penulis. Beliau

pernah bergabung dengan komunitas Indonesia Quran Foundation (IQF) Depok tahun 2012,

mengikuti program Tahfidz Sukses Mulia tahun 2014, dan Pesantren Kampung Qur‟an

Bandung tahun 2015.

Page 25: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

6

Ada juga Tahfidz Intensif (www.tahfidzintensif.com) yang diadakan

oleh Daarul Qur‟an yang mungkin memang lebih dulu didirikan dan lebih

dikenal di kalangan masyarakat, namun penulis tetap menjadikan

@Tahfidz_Online sebagai objek penelitian karena beberapa

pertimbangan, diantaranya sudah banyak ditemukan penelitian baik

skripsi, tesis, maupun jurnal yang dilaksanakan di lembaga-lembaga

Daarul Qur‟an dan karena fokus penulis ingin meneliti kegiatan

menghafal al-Qur‟an secara online yang terdapat pada aplikasi instagram

yang memang sedang marak di zaman sekarang terlebih lagi di kalangan

millenial, sehingga lebih memungkinkan dapat dikenal lebih dulu

dibandingkan yang lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “RESEPSI MENGHAFAL AL-

QUR’AN DI DUNIA MAYA (STUDI LIVING QUR’AN AKUN

INSTAGRAM @TAHFIDZ_ONLINE)”.

B. Permasalahan

Dalam menguraikan tentang permasalahan terkait tema yang

menjadi obyek penelitian perlu dijelaskan hal-hal berikut :

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis

mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dijadikan bahan

penelitian selanjutnya, yaitu:

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat luas mengenai

menghafal Al-Qur‟an secara online.

Page 26: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

7

b. Beragamnya resepsi masyarakat terhadap kegiatan

menghafal Al-Qur‟an.

c. Adanya kemungkinan pembelajaran tahsîn tidak termasuk

talaqqî dan musyâfahah jika dilakukan secara online atau

tanpa bertatap muka.

d. Kurangnya efektivitas tahsîn jika menghafal Al-Qur‟an

dilakukan tanpa talaqqî atau tidak secara lansung.

e. Kemungkinan banyaknya kendala jika menghafal Al-Qur‟an

dilakukan secara online.

2. Pembatasan Masalah

Adapun upaya untuk lebih memfokuskan pembahasan

dalam skripsi ini, karena banyaknya kegiatan menghafal Al-

Qur‟an secara online, maka penulis membatasi penelitian ini

dengan hanya meneliti kegiatan menghafal Al-Qur‟an yang

dicetus oleh Iksan Malik yaitu Tahfidz Online (Ig :

@Tahfidz_online)

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana resepsi

menghafal Al-Qur‟an di kalangan komunitas @Tahfidz_Online?

Page 27: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

Mengetahui resepsi menghafal Al-Qur‟an di kalangan komunitas

@Tahfidz_Online.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini baik secara

teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

wacana mengenai kegiatan menghafal Al-Qur‟an pada masa

modern ini, dan nantinya bisa ditindak lanjuti.

2. Secara praktis, sebagai sarana memperluas pengetahuan

khususnya bagi masyarakat yang belum mengetahui kegiatan

menghafal Al-Qur‟an secara online dan umumnya bagi orang-

orang yang berinteraksi langsung dengan @Tahfidz_Online.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis mengkaji beberapa tinjauan pustaka yang merupakan hasil

penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang sedang

penulis rencanakan yaitu sebagai berikut:

Pertama, Skripsi Erwanda Safitri, yang berjudul Tahfîzh Al-Qur‟ân

di Ponpes Tahfîzh Al-Qur‟ân Ma‟unah Sari Bandar Kidul Kediri (Studi

Living Qur‟an), dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. Penulis menyimpulkan ada tiga tahap

pelaksanaan tahfîzh Al-Qur‟ân di pondok pesantren tahfîzh Al-Qur‟ân

Maunah Sari yaitu: tahap pra, inti dan evaluasi. Dan ada lima respon

Page 28: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

9

santri mengenai tahfîzh Al-Qur‟ân, pertama meluruskan niat, kedua

menjauhi maksiat dan dosa, ketiga ibadah, keempat mengharap berkah

dan kelima berproses. 12

Terdapat kesamaan antara penelitian Erwanda Safitri dengan

penelitian penulis, yaitu persamaan tema mengenai tahfîzh Al-Qur‟ân dan

persamaan fokus penelitian yang akan dianalisis yakni tentang pandangan

dan respon peserta didik atau masyarakat yang terlibat. Sedang

perbedaannya adalah lokasi penelitian yang mana penelitian di atas

bertempat di pondok pesantren tahfîzh Al-Qur‟ân Maunah Sari, sedang

penulis akan meneliti tahfîzh Al-Qur‟ân yang dilakukan secara online oleh

akun @Tahfidz_Online. Adapun kontribusi penelitian di atas untuk

penelitian penulis adalah dalam penggambaran hasil analisis mengenai

pandangan atau respon masyarakat yang terlibat.

Kedua, yang ditulis Cucu Susianti dengan judul Efektivitas Metode

Talaqqî dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an Anak

Usia Dini, dalam jurnal : Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 tahun 2016. Ia

menyimpulkan bahwa metode talaqqî digunakan dalam mengajarkan

tahfîzh Al-Qur‟ân untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan dalam

mengucapkan huruf-huruf Al-Qur‟an. Dengan cara ini guru dapat

mencontohkan cara mengucapkan makhârij al-huruf atau tempat

keluarnya huruf, mencontohkan bunyi huruf, sehingga siswa dapat

12 Erwanda Safitri, “Tahfidz Al-Qur‟an di Ponpes Tahfidzul Qur‟an Ma‟unah Sari

Bandar Kidul Kediri (Studi Living Qur‟an)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2016, h. 103-105. Tidak diterbiitkan (t.d)

Page 29: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

10

langsung menirukan huruf-huruf atau ayat-ayat Al-Qur‟an yang

dibacakan.13

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan yang

penulis lakukan yakni sama dalam segi menghafal Al-Qur‟an, namun

perbedaannya adalah penelitian Cucu Susianti meneliti keefektivitasan

metode talaqqî sedang penulis ingin meneliti tentang menghidupkan Al-

Qur‟an dalam kegiatan tahfîzh Al-Qur‟ân yang dilakukan secara online.

Adapun kontribusi penelitian Cucu Susiati terhadap penelitian penulis

adalah gambaran efektivitas talaqqî yang mana nantinya dapat

dibandingkan dengan hasil yang didapat penulis dari sistem menghafal

Al-Qur‟an secara online.

Ketiga, Skripsi Muhammad Hafidz, yang berjudul Pelaksanaan

Program Tahfîzh Al-Qur‟ân di Pondok Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu

Palembang, dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Raden

Fatah Palembang tahun 2017. Muhammad Hafidz menyimpulkan bahwa

pelaksanaan program tahfîzh Al-Qur‟ân di Pondok Pesantren Ar-Riyadh

13 Ulu Palembang telah berjalan dengan cukup baik, bisa dilihat dari

proses hafalan, materi hafalan pada tiap fase atau kelas, metode yang

digunakan, fasilitas yang ada, dan sistem evaluasi yang telah

direncanakan dengan baik. Akan tetapi, pada proses muraja‟ah harus

diwajibkan untuk seluruh santri, dan menambahkan pembimbing dalam

pelaksanaan tahfîzh Al-Qur‟ân.14

13 Cucu Susianti, “Efektifitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan

Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, h. 18 14 Muhammad Hafidz, “Pelaksaan Program Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok Pesantren

Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang”, Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang, 2017. Tidak

diterbiitkan (t.d)

Page 30: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

11

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan yang

penulis lakukan yakni sama-sama dari segi menghafal Al-Qur‟an

sedangkan perbedaannya adalah fokus penelitian dan lokasi penelitian

yang mana penelitian di atas berfokus pada pelaksaan program tahfîzh Al-

Qur‟ân dan diteliti di Pondok Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang,

sedang penulis hendak meneliti kegiatan tahfîzh Al-Qur‟ân yang

dilakukan secara online di akun @Tahfidz_Online. Adapun kontribusi

yang dapat diambil penulis dari penelitian di atas adalah gambaran

efektivitas pelaksanaan tahfîzh Al-Qur‟ân.

Keempat, Skripsi Nuraini, yang berjudul Strategi Mengelola Rumah

Tahfidz Al-Qur‟an Aisyah Binjai Sumatera Utara dalam Menghafal Al-

Qur‟an bagi Para Santri. dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara Medan tahun 2018. Penulis menyimpulkan bahwa strategi

yang dilakukan di Rumah tahfîzh Al-Qur‟ân Aisyah Binjai Sumatera

Utara sudah cukup baik yaitu dapat dilihat dari strategi yang diaplikasikan

dalam menghafal Al-Qur‟an bagi santri-santri guna mencapai target

hafalan, yaitu dengan menggunakan strategi murâja‟ah, tidak beralih pada

ayat yang sedang dihafal, menggunakan satu jenis mushaf, dan disetorkan

pada pembimbing. Rumah tahfîzh ini juga mempunyai bentuk-bentuk

metode menghafal Al-Qur‟an salah satunya dengan menggunakan metode

talqîn, serta dipaparkan pula langkah-langkah yang harus diterapkan

dalam menghafal Al-Qur‟an bagi para santri.15

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan yang

penulis teliti yakni dari segi menghafal Al-Qur‟an dan penelitian yang

15 Nuraini, “Strategi Mengelola Rumah Tahfidz Al-Qur‟an Aisyah Binjai Sumatera

Utara dalam Menghafal Al-Qur‟an bagi Para Santri”, Skripsi, UIN Medan Sumatera Utara,

2017. Tidak diterbiitkan (t.d)

Page 31: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

12

dilakukan sama-sama di lingkungan rumah tahfîzh. Adapun perbedaannya

adalah penelitian di atas fokus meneliti tentang strategi pengelolaan

rumah tahfîzh Aisyah di Binjai, Sumatera Utara, sedang penulis meneliti

tentang bagaimana Al-Qur‟an hidup dalam rumah tahfîzh yang dilakukan

secara online di akun @Tahfidz_Online. Adapun kontribusi penelitian

Nuraini terhadap karya penulis yaitu gambaran efektivitas pengelolaan

dalam rumah tahfîzh.

Kelima, yang ditulis oleh Mamluatun Nafisah dengan judul Tipologi

Resepsi Tahfîzh Al-Qur‟ân di Kalangan Mahasiswi IIQ Jakarta, dalam

jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. 6, No. 2, Juli 2019. Penulis menyimpulkan

bahwa tradisi menghafalkan Al-Qur‟an dalam perjalanannya diresepsi

berbeda sesuai dengan keyakinan masing-masing. Seperti misalnya

Mahasiswi IIQ Jakarta yang meresepsi tahfîzh Al-Qur‟an secara

fungsional sebagai „amaliyah zikir yang dilakukan setiap hari agar dapat

mengangkat derajatnya dan derajat orang tuanya dengan memberikan

mahkota di akhirat kelak. Selain itu, ada juga yang orientasinya dalam

rangka ikut andil menjaga kalamullah. Ada juga yang meresepsi dapat

memberikan pengaruh terhadap ketenangan dan ketentraman jiwa juga

sebagai modal untuk mendidik putra putrinya kelak.16

Terdapat kesamaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang

akan penulis teliti yaitu dari segi menghafal Al-Qur‟an dan teori yang

mana sama-sama menggunakan teori resepsi. Sedang perbedaannya

adalah pada objek yang diteliti, penelitian diatas meneliti di kalangan

Mahasiswa IIQ Jakarta dan penulis akan meneliti di komunitas tahfîzh

yang diadakan secara online oleh akun @Tahfidz_Online. Adapun

16 Mamluatun Nafisah, “Tipologi Resepsi Tahfîzh Al-Qur‟ân di Kalangan Mahasiswi

IIQ Jakarta”, dalam Jurnal Ilmu Ushuluddin, vol. 6 no. 2 Juli 2019, h. 213

Page 32: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

13

kontribusi penelitian diatas untuk penelitian penulis yaitu sebagai

gambaran untuk hasil analisis yang berupa resepsi dari masyarakat yang

tergabung dalam komunitas.

F. Kerangka Teori

Dalam studi living Qur‟an yang sudah banyak diaplikasikan adalah

teori resepsi Al-Qur‟an. Resepsi Al-Qur‟an ini menekankan pada peran

pembaca dalam membentuk makna dari Al-Qur‟an sendiri, yang memiliki

nilai sakralitas paling tinggi sebagai sumber ajaran Islam tetapi juga

diakui memiliki kandungan sastrawi yang tak tertandingi.

Menurut Ahmad Rafiq resepsi terhadap Al-Qur‟an memiliki tiga

bentuk yaitu; Pertama, resepsi exegetis yang berkenaan dengan tindakan

menafsirkan. Kedua, resepsi estetis yang berarti tindakan meresepsi

pengalaman ilahiyyah melalui cara-cara estetis atau memuja keindahan

dari Al-Qur‟an sebagai objeknya. Ketiga, resepsi fungsional yang lebih

memperlakukan teks atau Al-Qur‟an dengan tujuan praktikal dan manfaat

yang akan didapatkan oleh pembaca.17

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan teori resepsi

ketiga, yaitu teori resepsi fungsional. Dengan teori ini penulis akan

membahas resepsi atau makna secara fungsional atau manfaat menghafal

Al-Qur‟an khususnya dalam komunitas @Tahfidz_Online.

17 Subkhani Kusuma Dewi, “Fungsi Performatif dan Informatif Living Hadis dalam

Perspektif Sosiologi Reflektif”, dalam Jurnal Living Hadis, vol. 2 no. 2 Oktober 2017, h.

197-198

Page 33: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

14

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis

penelitian kualitatif studi living Qur‟an. Metode penelitian

kualitatif ini sering disebut juga metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah,

metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

suatu data yang mengandung makna.18

Sedang studi living

Qur‟an dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memperoleh

pengetahuan yang kokoh dan meyakinkan dari suatu budaya,

praktik, tradisi, ritual, pemikiran, atau perilaku hidup di

masyarakat yang diinspirasi dari sebuah ayat Al-Qur‟an atau

hadis Nabi. 19

Dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian

lapangan (field research) namun didukung pula dengan data-data

dari kepustakaan.

2. Sumber Data

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah

data-data yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan

dengan pencetus Tahfidz Online, orang-orang yang terlibat

dalam organisasi, dan orang-orang yang pernah mengikuti

kegiatan Tahfidz Online ini, penulis juga mendapatkan data-data

dari hasil yang didapat pada kegiatan Tahfidz Online yang diikuti

oleh penulis secara langsung. Adapun sumber sekunder lainnya

18 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D, (Bandung;

Alfabeta, 2016), h. 8-9 19 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi, dan

Aksiologi, (Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), h. 22

Page 34: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

15

yaitu dari buku-buku, jurnal, atau majalah yang berkaitan dengan

menghafal Al-Qur‟an.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sama

dengan yang dikatakan Soehardi Sigit bahwa ada tiga teknik

yang biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif, ialah

pemantauan, wawancara, dan dokumentasi.20

a. Observasi

Adler menyebutkan bahwa observasi merupakan salah

satu dasar fundamental dari semua metode pengumpulan

data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut

ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia. Morris

mendefinisikan observasi sebagai aktifitas mencatat suatu

gejala dengan bantuan instrumen-instrumen dan

merekamnya dengan tujuan ilmiah atau tujuan lain. Lebih

lanjut dikatakan bahwa observasi merupakan kumpulan

kesan tentang dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan

daya tangkap pancaindera manusia.21

Observasi yang penulis

gunakan ini adalah observasi partisipan atau pengamatan

secara langsung. Dalam hal ini penulis secara langsung ikut

terlibat dalam kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara online

dalam @Tahfidz_Online sebagai santri atau peserta.

20 Prasetyo Irawan, dkk, Materi Pokok Metode Penelitian, (Jakarta; Universitas

Terbuka, 2009), h. 8.8 21

Hasyim Hasanah, “Teknik-teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode

Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial)”, dalam Jurnal At-Taqaddum, vol. 8 no. 1

2016, h. 26

Page 35: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

16

b. Wawancara

Wawancara adalah hal yang sangat penting dalam

mengumpulkan data. Maksud wawancara ialah untuk

menemukan apa yang ada dalam pikiran orang yang

diwawancarai, apa yang dipikir, dan apa yang dirasakan.

Wawancara dilakukan untuk menemukan sesuatu yang tidak

dapat dipantau, seperti perasaan, pikiran, keinginan, alasan

dan sebagainya.22

Adapun dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik wawancara terstruktur dan semi-

terstruktur, wawancara terstruktur ditujukan untuk para

panitia dan santri, sedang wawancara semi-tersruktur

ditujukan untuk pendiri @Tahfidz_Online. Penulis

mewawancarai panitia dan santri menggunakan teknik

terstruktur karena inti pertanyaan hanya sebatas resepsi

menghafal Al-Qur‟an. sedang untuk pendiri menggunakan

teknik wawancara semi-terstruktur karena untuk meneliti

lebih jauh mengenai kegiatan dalam @Tahfidz_Online. Dan

karena kondisi pandemi covid 19, maka wawancara ini

dilakukan melalui sambungan jarak jauh yakni via telepon,

chat Whatsapp, dan googleform.

c. Dokumentasi

Metode dokumenter adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi

penelitian sosial yang intinya adalah metode yang digunakan

22 Prasetyo Irawan, dkk, Materi Pokok Metode Penelitian, h. 8.10

Page 36: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

17

untuk menelusuri data historis.23

Dalam hal ini penulis

mendokumentasikan segala aktivitas yang dilaksanakan

dalam @Tahfidz_Online baik berupa gambar, foto, catatan

atau tulisan yang dapat dijadikan rujukan.

4. Metode Analisis Data

Sedangkan metode analisis data yang digunakan penulis

dalam penyusunan laporan penelitian ini menggunakan metode

deskriptif-analitis. Metode ini difokuskan untuk mengkaji satu

kasus tentang gejala atau fenomena Al-Qur‟an yang

dideskripsikan atau digambarkan secara utuh dan kemudian

dianalisis.24

Dengan menggunakan metode ini penulis akan

menggambarkan kehidupan Al-Qur‟an yang diselenggarakan di

dunia maya, kemudian dianalisis sesuai fakta mengenai makna,

pengaruh dan pendapat yang didapatkan penulis melalui

wawancara maupun observasi di lapangan.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologi

yang digagas oleh Edmund Husserl. Pendekatan fenomenologi

digunakan dengan melihat fenomena atau gejala yang sedang

terjadi. Pendekatan ini penulis gunakan untuk menggambarkan

fungsi atau maksud dari masyarakat yang mengikuti suatu gejala

sosial budaya yaitu tren menghafal Al-Qur‟an dengan melihat

dari fenomena dunia maya atau akses secara online yang

sekarang marak di Indonesia.

23 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta; Kencana, 2007), h. 124-125 24 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi, dan

Aksiologi, h. 245

Page 37: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

18

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku

pedoman penulisan proposal dan skripsi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jakarta tahun 2017.

Untuk mempermudah dan lebih sistematis dalam penulisan skripsi

ini, maka skripsi ini dilakukan dengan membaginya kedalam bab sebagai

berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

Penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta teknik dan

sistematika penulisan.

Bab 2 : Teori Resepsi dalam Studi Living Qur‟an dan Tinjauan

umum menghafal Al-Qur‟an

Bab ini berisi penjelasan tentang teori resepsi dalam studi

living Qur‟an serta ruang lingkup menghafal Al-Qur‟an yakni

menjelaskan definisi menghafal Al-Qur‟an, syarat-syarat menghafal

Al-Qur‟an, keutamaan menghafal Al-Qur‟an, hukum menghafal Al-

Qur‟an, metode menghafal Al-Qur‟an dan penyebab keberhasilan

maupun kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an.

Bab 3 : Gambaran umum @Tafidz_Online

Bab ini berisi penjelasan Tahfidz Online yang didalamnya

memuat sejarah, visi-misi, struktur organisasi yang ada dalam

Tahfidz Online, dan pelaksanaan tahfidz Al-Qur‟an secara online.

Page 38: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

19

Bab 4 : Resepsi Menghafal Al-Qur‟an dalam @Tahfidz_Online

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang didapat penulis

mengenai makna menghafalkan Al-Qur‟an di dunia maya baik dari

pencetus, orang-orang yang terlibat dalam organisasi, dan orang-

orang yang pernah mengikuti kegiatan Tahfidz Online.

Bab 5 : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Page 39: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis

simpulkan bahwa menghafal Al-Qur‟an diresepsi berbeda oleh masing-

masing individu dalam komunitas @Tahfidz_Online. Kemudian resepsi-

resepsi ini penulis klasifikasikan menjadi lima, yaitu: 1.) Resepsi yang

berorientasi pada Al-Qur‟an, dalam hal ini menghafal Al-Qur‟an diresepsi

agar bisa dekat dan istikamah bersama Al-Qur‟an juga agar dapat

mengamalkan dan merenungi pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

2.) Bersifat ilahi, yaitu resepsi menghafal Al-Qur‟an yang berorientasi

kepada Allah, seperti misalnya menghafal Al-Qur‟an agar mendapatkan

rida Allah, dekat dengan Allah, juga menjadi keluarga Allah. 3.) Bersifat

ukhrawi, ini merupakan resepsi menghafal Al-Qur‟an yang berorientasi

untuk akhirat, seperti agar mendapat syafa‟at, derajat surga, pahala, dan

mahkota untuk kedua orang tua. 4.) Bersifat duniawi, dalam hal ini

menghafal Al-Qur‟an diresepsi sebagai „amaliyah untuk kehidupan dunia,

seperti bertujuan sebagai modal dalam mendidik anak, untuk melatih

kesabaran dan memperbaiki akhlak. 5.) Bertujuan untuk dunia dan

akhirat, dalam hal ini menghafal Al-Qur‟an diresepsi agar mendapat

kemuliaan dan petunjuk baik di dunia maupun di akhirat.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan bergabung secara

langsung dengan komunitas menghafal Al-Qur‟an secara online

@Tahfidz_Online, maka penulis ingin memberikan masukan kepada

Page 40: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

98

pendiri untuk mengadakan program tahsîn bagi para santri secara rutin

baik dengan bertatap muka langsung atau melalui video call. Penulis

memandang hal ini diperlukan melihat pentingnya memperbaiki bacaan

Al-Qur‟an, agar santri dapat mengerti secara teori dan praktik hukum

tajwid maupun makhârij al-huruf-nya.

Page 41: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

99

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, Eva siti Nur, Halaqah Besar Tahfidz Online, 6 Juni 2020

Ammar, Abu dan Abu Fatiah Al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal al-

Qur‟an, Solo: Al-Wafi Publishing, 2015.

Ani, Tri Puji, grup Halaqah Besar Tahfidz Online, 20 Juni 2020

Aristanto, Eko, dkk, Taud Tabungan Akhirat Perspektif “Kuttab Rumah

Qur‟an”, Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Aziz, Amanu Abdul, Hafal Al-Qur‟an dalam Hitungan Hari, Depok: CV

Hilal Media Group, 2015.

Baduwailan, Ahmad bin Salim, Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi

Menghafal Al-Qur‟an, terj. Cep Mochamad Faqih dan Nunung

Nuraeni, Solo: Aqwam, 2016.

Al-Baihaqî, Abû Bakr Ahmad ibn al-Husain, al-Jâmi‟ Lisyu‟ab al-Îmân,

Riyâdh: Maktabah ar-Rusyd, 2003.

Al-Bukhârî, Abu Abdillâh Muhammad ibn Ismâ‟îl ibn Ibrâhîm ibn Mughîrah

al-Jûfî, Shahîh al-Bukhârî wahuwa al-Jâmi‟ al-Musnad ash-Shahîh,

Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2012.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta; Kencana, 2007.

Al-Fârisî, Alâuddîn ibn Balbâna, al-Ihsân fî Taqrîb Shahîh Ibn Hibbân,

Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.

Page 42: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

100

Al-Ghazzâlî, Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad, Ihyâ „Ulûm ad-Dîn,

Semarang: Toha Putra, t.t..

Al-Hafidz, Ahsin W. Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur‟an, Jakarta:

Bumi Aksara, 1994.

Hafidz, Muhammad, “Pelaksaan Program Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang”, Skripsi, UIN Raden Fatah

Palembang, 2017. Tidak diterbiitkan.

Hanbal, Ahmad ibn Muhammad ibn, al-Musnad, kairo: Dâr al-Hadîts, 1995.

Hasbillah, Ahmad „Ubaydi, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi,

Epistemologi, dan Aksiologi, Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah,

2019.

Irawan, Prasetyo, dkk, Materi Pokok Metode Penelitian, Jakarta; Universitas

Terbuka, 2009.

Izzan, Ahmad, „Ulûmul Qurân Telaah Tekstualitasdan Kontekstualitas Al-

Qur‟an, Bandung: Tafakur, 2011.

Katsîr, Ibn, Tafsîr Al-Qurân al-„Azhîm, Beirût: Dâr Ibn al-Jauzî, 2010.

Makhyaruddin, Deden M., Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur‟an,

Jakarta Selatan: Noura, 2013.

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia,

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

An-Naisâbûrî, Abû Abdillâh al-Hâkim, al-Mustadraq „alâ as-Shahîhain,

Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.

Page 43: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

101

An-Naisâbûrî, Abû al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairî, Shahîh

Muslim wahuwa al-Musnad ash-Shahîh, Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.

Nur, Muhammad Ilham, Ketika Al-Qur‟an tak lagi diagungkan, Jakarta; PT

Alex Media Komputindo, 2017.

Nuraini, “Strategi Mengelola Rumah Tahfidz Al-Qur‟an Aisyah Binjai

Sumatera Utara dalam Menghafal Al-Qur‟an bagi Para Santri”, UIN

Medan Sumatera Utara, 2017. Tidak diterbiitkan.

Purnomo, Bagus, “Dr. Ahmad Fathoni, MA: Belajar Al-Qur‟an tidak cukup

dengan Talaqqi dan Musyafahah”,

https://lajnah.kemenag.go.id/berita/171-dr-ahmad-fathoni-ma-belajar-

al-qur-an-tidak-cukup-dengan-talaqqi-dan-musyafahah, diakses

tanggal 15 November 2019.

Al-Qardhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur‟an, terj.

Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000.

Al-Qaththan, Manna, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, terj. Mudzakir AS, Bogor:

Pustaka Litera AntarNusa, 2013.

Al-Qazwînî, Abû Abdillâh Muhammad ibn Yazîd ibn Mâjah, as-Sunan,

Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.

Safitri, Erwanda, “Tahfidz Al-Qur‟an di Ponpes Tahfidzul Qur‟an Ma‟unah

Sari Bandar Kidul Kediri (Studi Living Qur‟an)”, Skripsi, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2016. Tidak diterbiitkan.

Saepudin, Juju, dkk., Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur‟an, Jakarta:

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2015.

Page 44: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

102

As-Sijistânî, Abû Dâwud Sulaimân ibn al-Asy‟ats, as-Sunan, Beirût: Dâr at-

Ta‟shîl, 2015.

As-Sirjani, Raghib dan Abdul Muhsin, Orang Sibuk pun Bisa Hafal Qur‟an,

terj. Umar Mujtahid, Solo: PQS Publishing, 2013.

As-Sirjani, Raghib dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas

Menghafal Al-Qur‟an, terj. Sarwedi Hasibuan, Solo: Aqwam, 2013.

Sugiharti, grup Kormus Akhwat Tahfidz Online, 26 Mei 2020

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D, Bandung;

Alfabeta, 2016.

Suryani, Putri, grup Halaqah Kecil Tahfidz Online, 12 Mei 2020.

Susanti, Euis, Halaqah Besar Tahfidz Online, 31 Maret 2020.

Ath-Thabrânî, Abû al-Qâsim Sulaimân ibn Ahmad, al-Mu‟jam al-Ausath,

Kairo: Dâr al-Haramain, 1995.

At-Tirmizhî, „Îsâ Muhammad ibn „Îsâ ibn Saurah, Sunan at-Tirmizhiy

wahuwa al-Jâmi‟ al-Kabîr, Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2016.

Utomo, Eza Setia Cahyo, Hafalkan! Renungan dan Motivasi Bagi Para

Penghafal Kalam-Nya, Guepedia Publisher, 2019.

Wahidi, Ridhoul, dan Rofiul Wahyudi, Sukses Menghafal Al-Qur‟an Meski

Sibuk Kuliah, Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016.

Wawancara dengan founder Tahfidz Online, Iksan Malik, 26 April 2020.

Page 45: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

103

Wawancara dengan komisi disiplin Tahfidz Online, Muhammad Harfa, 21

Juni 2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Putri Suryani, 8 Mei 2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Sugiharti, Nova Ayu

Maulita dan Rini Winarsih, 24 Juni 2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Mona Vitri, Wakhidatul

Awwala Rasyidah dan Nurul Aulia, 24 Juni 2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Rosmawati dan Yenna

Septiani Asri, 24 Juni 2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Yomi Ashofi dan Dwi

Astrini, 24 Juni 2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Poppy Dewi Lestari, 24 Juni

2020.

Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Susi Sutedjo, 24 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Suriyani, 25 Februari 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Annisa Fadhilla, Suryanti,

Yusnidar, Maya Dwi Herminingtyas, Siti Nurhasanah, Siti Khusnul

Khotimah, Nurul Aulia, Nur Cahayani, Ayu Larasati, atin Lelya

sukawati dan Nitariani Elfrida, 09 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Asma Fauziyah, Yunianti

Cahyaningsih, Romini, dan Titin Ediawati, 09 Juni 2020.

Page 46: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

104

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Fityay Humayna dan Adisya Putri

Mawadah Rahmah, 09 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Amy Alyazdan, Sri Sulistyani,

Asa Ramdhani, Citra Andriani, dan Aziqah Shalihah, 09 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Andrea Dwima Septiana, Umi

Nadhiroh, Putri Nandari Elman Astadipura, Ani Chaeruni dan

Anifah, 09 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Hijrahsaputri Sahid, 10 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Farida Ummu Aqila, Ade Putri

Rahayu, Muhammad Ramli dan Indah Kusuma Wardani, 09 Juni

2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Lusy, 09 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Pitri Andayani, Nur‟aini, Yheti

Aprilia Hertanti, Intan Damayanti, Nailul Fadilah, dan Tengku

Aisyah, 09 Juni 2020.

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Mukhbitah, 09 Juni 2020

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Asril Agin, 21 Juni 2020

Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Ayu Andira, 09 Juni 2020.

Zamani, Zaki, Tuntunan Belajar Tajwid bagi Pemula, MediaPressindo,

2012.

Az-Zarkasyî, Badruddîn Muhammad ibn „Abdillâh, Al-Burhân fî „Ulûm Al-

Qur‟ân, Mesir: Maktabah Dâr at-Turâts.

Page 47: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

105

Az-Zawawi, Yahya Abdul Fattah, Revolusi Menghafal Al-Qur‟an: Cepat

Menghafal, Kuat Hafalan dan Terjaga Seumur Hidup, terj. Dinta,

Solo: Insan Kamil, 2010.

Zen, A. Muhaimin, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren, Tsanawiyah, Aliyah, dan Perguruan Tinggi,

PercetakanOnline.com, 2012.

______, Peranan Huffazh Al-Qur‟an Indonesia dalam Mengantisipasi Tahrif

Al-Qur‟an, Tanggerang: Transpustaka, 2013.

Journal of Qur‟ân and Hadîts Studies, Vol. 4 No. 2, 2015.

Jurnal Ilmu Ushuluddin, vol. 6 no. 2 Juli 2019.

Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 9 No. 2 September 2005.

Jurnal Living Hadis, vol. 2 no. 2 Oktober 2017.

Jurnal Pythagoras, vol. 2 no. 1 2006.

Jurnal At-Taqaddum, vol. 8 no. 1 2016.

Jurnal Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 2016.

Jurnal QOF, Vol 3 no. 1, Januari 2019.

Panduan Santri Tahfidz Online pdf

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul

Page 48: RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA

BIOGRAFI PENULIS

Hanifatul Mukarromah, anak ketiga dari enam bersaudara ini

merupakan putri kandung dari pasangan bapak Drs. KH. Asep Abdul Wadud

dan ibu Hj. Nur Hasanah. Lahir di Bogor pada tanggal 6 Oktober 1996 dan

saat ini penulis beserta keluarga bertempat tinggal di Kelurahan Kedung

Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

Pendidikan sekolah dasar telah diselesaikan penulis pada tahun 2008

di Bogor yakni SD Cimanggu 2, kemudian dilanjutkan sekolah menengah

pertama di MTS Aulia dan tinggal di Pondok Pesantren Al-Itqon, yakni di

Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Setelah lulus penulis

melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Rahman dan lulus

tahun 2015. Lalu pada tahun 2016 penulis meneruskan program pendidikan

Strata 1 di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah, Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, dan lulus tahun 2020.