PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

110
PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN DAARUL HUFFAAZH AL-ISLAMI DAN PONDOK PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur‟anDan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Oleh: JANNATI HANDAYANI UT.160083 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Page 1: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK

PESANTREN DAARUL HUFFAAZH AL-ISLAMI DAN PONDOK

PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Stara Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur‟anDan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama

Oleh:

JANNATI HANDAYANI

UT.160083

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

i

Dr. H. Abd. Ghaffar, M.Ag Jambi, 9 juni 2020

Drs. H. Zikwan, M.Ag

Alamat : Fak. Ushuluddin UIN STS Jambi Kepada Yth.

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

Simp. Sungai Duren Fak.Ushuluddin

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di-

Jambi

NOTA DINAS

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan yang

berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, maka kami

berpendapat bahwa skripsi saudara (Jannati Handayani) dengan judul

“Perbandingan Metode Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarul

Huffadz al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi” telah dapat

diajukan untuk di munaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Jurusan/Program Studi Ilmu Al- Quran dan Tafsir

(IAT) di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada bapak/ibu, semoga

bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Abd. Ghaffar, M.Ag Drs. H. Zikwan, M.Ag

NIP.196110061993031001 NIP. 196610151992021002

Page 3: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

i

Page 4: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

i

Page 5: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

i

Page 6: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

iv

MOTTO

مش واوا له لحفظىن لىا الز اوا وحه وز

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang

memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr Ayat 9)

Page 7: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

v

PERSEMBAHAN

Bismillāhirrahmānirrahīm

Alhamdulillahirabbil ‘alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis

telah menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Bapak , Ibu, kaka, abang dan keluarga tercinta yang selalu mendukung,

memberi masukan, motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Seluruh dosen di UIN STS Jambi yang telah memberikan pengajaran dan

motivasi sehingga penulis selalu bersemangat untuk terus maju dan

berkembang.

Almamater Fakultas Ushuludin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddi

Jambi

Teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, khususnya

kelas A

Para Ustaz dan ustazah yang telah memberikan nasihat dan motivasi kepada

penulis

Semoga Allah membalas segala amal dan menjadikannya ladang pahala.

Page 8: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Perbedaan praktik menghafal al-

Qur‟an dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan legal. Penulis bermaksud

mencari karakteristik masing-masing pesantren dalam metode menghafal Al-

Qur‟an dengan menggunakan studi komparasi atau perbandingan.. Hal ini di

sebabkan karena terjadinya perbedaan kemampuan setiap orang dalam menghafal

al-Qur‟an. Hal tersebutlah yang menarik penulis untuk mengambil penelitian

metode menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren Daarul Huffadz al-islami dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, guna mengetahui karakteristik metode

menghafal al-Qur‟an di kedua pesantren tersebut.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan

(fieldresearch), yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif,

yaitu dengan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

perbandingan metode menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren Darul Huffadz

Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi.

Hasilnya penulis menemukan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan

pada PP Darul Huffadz Al-Islami dan PP Satu Qur‟an Jambi. kedua Pondok

Pesantren taḥfȋẓ tersebut sama-sama menggunakan metode taḥfȋẓ dan Muroja‟ah,

yang mana keduanya tidak dapat dipisahkan. Adapun persamaan dalam Metode

Taḥfȋẓ yang diterapkan oleh santri PP Darul Huffadz Al-Islami dan PP Satu

Qur‟an Jambi yaitu Metode Waḥdah , metode talaqqi, takrir, semaan dengan

teman Taḥfȋẓ, menyetorkan hafalan kepada guru Taḥfȋẓ, menggunakan Quran

pojok dan pada Metode muroja‟ah melalui proses muroja‟ah yang disimak

kepada guru, Muroja‟ah mandiri, Murāja‟ah dengan teman. Sedangkan pada

perbedaannya yaitu terletak pada aplikasi pelaksanaan metode menghafal Al-

Qur‟an. Pada pelaksanaan metode Taḥfȋẓ yang diterapkan di Pondok Pesantren

Darul Huffadz al-Islami tidak memiliki metode khusus. Sedangkan di Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi memiliki pedoman metode khusus untuk diterapkan

oleh santri penghafal Al-Qur‟an.

Page 9: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan,

kesempatan dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul, “Perbandingan Metode Menghafal Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi”.Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi dan

Rosul kita, yakni Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia mulia sebagai rahmat

untuk sekalian alam.

Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,

penulis telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu

penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga,

mendidik, menyayangi dan senantiasa mensupport serta mendoakan penulis

sehingga karya ini dapat disesaikan.

Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besar kepada

1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, M.A., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, Bapak

Bahrul Ulum, S.Ag., MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Abdul Halim, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN STS Jambi.

4. Bapak Dr. Masiyan M.Ag selaku Wakil dekan bidang Akademik Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

5. Bapak Dr.Edy Kusnaidi, M. Fil.I. selaku Wakil dekan bidang Administrasi

Umum Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

UIN STS Jambi.

6. Bapak Dr. M. Ied Al-Munir, M.Ag selaku Wakil dekan bidang

Kemahasiswaan dan bidang Kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN STS Jambi.

7. Bapak Dr. Bambang Husni Nugroho, M.H.I selaku ketua Prodi Ilmu Al-

Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Page 10: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

viii

8. Bapak Dr. H. Abd. Ghaffar, M.Ag selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya Penulisan Skripsi

ini.

9. Bapak Drs. H. Zikwan, M.Ag selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan saran dan waktu demi terselesaikannya Penulisan Skripsi ini.

10. Bapak Drs. Muhsin Ham, M. Fil.I selaku pembimbing akademik yang

senantiasa selalu memberi saran, semangat dan waktunya demi

terselesaikannya Skripsi ini.

11. Para Dosen Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

12. Bapak Ibu Karyawan dan Karyawati Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

13. Ayah, Ibu, Kakak, Abang, Keluarga Besar, Sahabat-sahabat seperjuangan

dan teman-teman mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir 2016,

yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat demi kelancaran

penulisan Skripsi ini.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis

demi kelancaran penulisan Skripsi ini.

Semoga Allah SWT., membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada

penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dari pembaca.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya

kepada seluruh pembaca.

Jambi, 25 Juni 2020

Penulis,

Jannati Handayani

UT.160083

Page 11: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ṭ ط ‟ ا

ẓ ظ B ب

„ ع T ت

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق ḥ ح

K ك kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

H ه Z ز

W و S ش

‟ ء Sh ش

Y ي ṣ ص

ḍ ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ȋ اي ā آ A ا

Aw ا و ȋ اي I ا

Ai ا ي ū ا و U ا

C. Tā’ marbūṭah

Transliterasi untuk Tā‟ marbūṭah ini ada dua macam

1. Tā‟ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun maka

transliterasinya adalah h.

Arab Indonesia

ḥilmah حكمة

Jaziyah جسية

2. Tā‟ marbūṭah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, maka transliterasinya adalah t.

Arab Indonesia

Wizārat al-Tarbiyah وزارةالتربية

Mir‟ātu al-zaman مراةالسمه

Page 12: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

xi

3. Tā‟ marbūṭah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah

tan/tin/tun.

Arab Indonesia

Faja‟atun فجعة

D. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

Swt. = subḥanahuwata„ala

Saw. = ṣallallāhu „alaihiwasallam

As. = „alaihi al - salām

Cet. = Cetakan

t.p. = Tanpa penerbit

t.t. = Tanpa tempat

t.th. = Tanpa tahun

H = Hijriah

M = Masehi

SM = SebelumMasehi

QS. …/…: 4 = QS. al-Baqarah/2: 4 atau QS. Ali „Imran/3: 4

Page 13: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

NOTA DINAS ....................................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ORSINALITAS SKRIPSI ................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

ABSTRAK........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

PEDOMANA TRANSLITERASI..................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 4

C. Batasan masalah ................................................................................. 4

D. Tujuan dan kegunaan penelitian ......................................................... 5

E. Kerangka Teori ................................................................................... 5

F. Metode penelitan ................................................................................ 7

G. Tinjauan pustaka ................................................................................. 8

H. Sistematika penulisan ....................................................................... 11

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL HUFFADZH AL-

ISLAMI DAN PONDOK PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI ............ 12

A. Biografi Pondok Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi ................................................................ 12

1. Sejarah berdirinya PP Daarul Huffadz Al-Islami ...................... 13

2. Letak Geografis PP Daarul Huffadz Al-Islami ......................... 14

3. Visi, Misi dan Tujuan ................................................................ 14

4. Struktur Organisasi Pesantren dan Tenaga Pengajar ................. 15

5. Struktur Organisasi Santri Daarul Huffadz ............................... 16

6. Fasilitas Pesantren ..................................................................... 16

7. Sumber Dana ............................................................................. 16

8. Prestasi Pondok Pesantren ......................................................... 16

9. Program Kegiatan PP Daarul Huffadz Al-Islami ...................... 17

B. Biografi Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi

1. Sejarah berdirinya PP Satu Qur‟an Jambi ................................. 20

2. Letak Geografis PP Satu Qur‟an Jambi .................................... 21

3. Struktur Organisasi Pesantren dan tenaga pengajar .................. 21

4. Struktur Organisasi Santri ......................................................... 22

5. Sumber Dana ............................................................................. 24

6. Visi, Misi dan Tujuan ................................................................ 24

7. Fasilitas Pesantren ..................................................................... 24

Page 14: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

xiv

8. Prestasi Pondok Pesantren ........................................................ 26

9. Program Kegiatan PP Satu Qur‟an ............................................ 26

10. Sumber Dana ............................................................................. 27

11. Prestasi Santri Satu Qur‟an Jambi ............................................. 27

12. Program Kegiatan Pesantren ..................................................... 27

BAB III TINJAUAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR’AN ..................... 31

A. Fase Menghafal................................................................................. 31

B. Fase Menjaga Hafalan (Muroja‟ah) .................................................. 43

C. Perusak Hafalan ................................................................................ 48

D. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an .................................................... 49

E. Adab Penghafal Al-Qur‟an ............................................................... 52

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN DI PONDOK

PESANTREN DAARUL HUFFADZH AL-ISLAMI DAN PONDOK

PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI ........................................................ 57

A. Metode menghafal Al-Qur‟an di Pondok Daarul Huffaadzh Al-Islami .........

.......................................................................................................... 57

1. Implementasi Metode Menghafal Al-Qur‟an di Pondok Daarul

Huffaadzh Al-Islami.................................................................. 57

2. Analisis Metode Tahfidz dan Murāja‟ah yang diterapkan santri di

Pondok Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami .......................... 67

B. Metode Tahfidz yang diterapkan di Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi ................................................................................................. 69

1. Implementasi Menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi ............................................................................. 69

2. Analisis Metode Tahfidz dan Murāja‟ah yang diterapkan santri di

Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi ....................................... 76

C. Persamaan dan Perbedaan Metode Menghafal Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi ................................................................................................. 82

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85

A. Kesimpulan ........................................................................................... 85

B. Saran ..................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 15: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghafal al-Qur‟an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji dan

mulia. Orang-orang yang mempelajari, membaca atau menghafal al-Qur‟an

merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk menerima

warisan kitab suci al-Qur‟an. Allah berfirman :

قتصذ ىهم سابق بالخيشت بارن وم ثم اوسثىا النتب الزيه اصطفيىا مه عبادوا فمىهم ظالم لىفسه ومىهم م

رلل هى الفضل النبيش الله

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami

pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang

menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang

pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat

kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat

besar”. (Q.S. Fathir : 32).1

Dalam proses menghafal al-Qur‟an pada garis besarnya dapat dilakukan

dengan dua jalan :

1. Menghafal terlebih dahulu walaupun menghafal itu sendiri belum

mengetahui tentang seluk beluk ulumul Quran, gaya bahasa, atau

makna yang terkandung di dalamnya. Penghafal seperti ini biasanya

mengandalkan pada kecermatan

2. Terlebih dahulu mempelajari uslub bahasa dengan mendalami bahasa

Arab dengan segala aspeknya sebelum menghafal. Cara seperti ini

akan lebih bagus karena akan banyak memberikan keuntungan dan

kemudahan dalam memahami isi kandungan ayat ayat yang dibacanya.

Hukum menghafal al-Qur‟an adalah fardhu kifayah yang artinya jika

sebagian kaum muslimin ada yang melakukannya maka gugurlah

kewajiban muslim lainnya, akan tetapi jika kaum muslimin tidak ada

1Lajnah Pentashih Mushaf Alquran Depertemen Agama Indonesia,Alquran Dan

Terjemahnya Special For Women, (Bandung: Dyamil Alquran, 2005), 320

Page 16: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

2

satupun yang melakukannya maka berdosalah seluruh kaum

muslimin.2

Sejak Rasulullah Muhammad saw masih hidup, menghafal al-Qur‟an

merupakan salah satu model yang dikembangkan di dalam mengajarkan al-Qur‟an

dan menstimulus (merangsang) tumbuhnya motivasi amaliyah sesuai dengan ayat-

ayat yang telah diturunkan. Karena itu menghafal al-Qur‟an sudah dikembangkan

sejak awal turunnya ayat. Rasulullah Muhammad saw menyuruh para sahabat

untuk menghafal dan menulis ayat-ayat al-Qur‟an.3

Rasulullah juga menerangkan bagaimana ayat tersebut disusun dalam

suatu surat, yakni mana ayat yang dahulu dan mana ayat yang berikutnya.

Hingga perintah ini dijadikan sebagai peraturan yaitu al-Qur‟an sajalah yang

ditulis. Larangan ini dengan tujuan agar al-Qur‟an itu tetap terpelihara

kebutuhannya. Disamping menulis Nabi juga menganjurkan supaya al-Qur‟an itu

tetap dibaca dan dihafal juga diwajibkan dalam shalat.4

Menghafal al-Qur‟an atau yang lebih dikenal dengan sebutan Taḥfȋẓ

adalah pekerjaan yang sulit bagi sebagaian orang. Sebagian yang lain merasa

pesimis bisa menghafal al-Qur‟an, terlebih untuk orang non-Arab yang bahasa

bawaannya bukan bahasa Arab. Harus belajar sekian tahun untuk bisa membaca

rangkaian huruf-huruf hijaiyah, itu pun masih banyak yang salah.5

Tradisi menghafal al-Qur‟an juga dilakukan oleh para ulama atau

cendekiawan muslim di zaman keemasan Islam, seperti Imam Syafi‟i, Ibnu Sina,

dan para ilmuwan Muslim lainnya. Para cendekiawan muslim saat itu, apapun

bidang keahliannya tetap berpijak di atas pondasi Taḥfȋẓ al-Qur‟an yang kuat.

Imam Syafi‟i telah hafal al-Qur‟an sejak usia tujuh tahun. Begitu juga dengan

2Muhaimin Zen, Tata cara menghafal Alquran dan Petunjuknya,(Jakarta : Pustaka Al-

Husna, 1985), 35 3M. Sonhadji, dkk., Alquran dan Tafsirnya Jilid V, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,

1990), 246 4 Ibid., 247

5 Majdi Ubaid Al-hafidz, 9 langkah mudah Menghafal Alquran,(Solo,PT.Aqwam Media

Profetika,2019), 12

Page 17: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

3

Ibnu Sina, seorang pakar kedokteran, sudah hafal al-Qur‟an sejak usia sembilan

tahun.6

Menurut Ahsin W. Al-Hafidz, orang yang menghafal al-Qur‟an akan

memiliki ketajaman ingatan dan kebersihan jiwa. Nilai nilai yang terkandung

didalam al-Qur‟an akan menjadi motivator terhadap kreativitas pengembangan

ilmu yang dikuasainya. Menghafal al-Qur‟an bukan sekedar menghafal teks,

namun juga berusaha memahami artinya. Karena segala ilmu yang ada di dunia

sudah terdapat di al-Qur‟an.7

Kesadaran umat islam untuk mensyiarkan dan mendalami al-Qur‟an

tampak semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh semakin pesatnya

perkembangan Lembaga Tahfidz al-Qur‟an, satu diantaranya adalah Pondok

Pesantren Taḥfȋẓ Qur‟an Darul Huffadz dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi yang menjadi objek kajian di skripsi ini.

Pondok Pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau komplek para santri

untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji,

biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan

bangunan apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya. Mastuhu

mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga tradisional Islam untuk

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan

menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup

bermasyarakat sehari-hari.8

Objek penelitian ini adalah Pondok pesantren Darul Hufadz Al-Islami dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi yang merupakan lembaga khusus

menghafal al-Qur‟an. Di Pondok pesantren Darul Hufadz Al-Islami pendidikan

utamanya adalah menghafal al-Qur‟an, di samping itu diajarkan juga ilmu-ilmu

6 Masagus A. Fauzan dan Farid Wajdi, Quantum Tahfiz, Siapa Bilang Menghafal

AlQur‟an Susah?, (Bandung: YKM Press, 2010), 49 7 Ahmad Ma‟ruf dan Safitri Erlinda Wulandari, Pengembangan Metode dan Sistem

Evaluasi Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Nurul Huda Singosari Malang. Jurnal al-

Ghazwah Vol. 1, No. 2, 2007, 30 8Muhlis Mudhofar,”Strategi Pembelajaran tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren

Alquran Boyolali”,Tesis (Surakarta: Program Pasca Sarjana IAIN Surakarta, 2017), 36.

Page 18: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

4

agama lainnya, seperti ilmu nahwu, shorof, tajwid, fiqih, akhlak, tarikh dan lain

sebagainya.

Berdasarkan observasi awal peneliti, pondok pesantren Darul Huffadz Al-

Islami adalah pondok Taḥfȋẓ al-Qur‟an yang mana santri tidak tertuju oleh

program kegiatan menghafal, namun juga belajar kitab kuning dan tahsin. Untuk

kelanjutan pendidikan para santri, maka di sediakan ujian paket oleh pihak

pesantren pada tahun terakhir pendidikan. Dalam kegiatan menghafal al-Qur‟an,

para santri menggunakan metode pribadi, tidak diterapkan metode khusus, di

ataranya adalah metode memperbanyak membaca al-Qur‟an sebelum menghafal,

metode waḥdah, metode takrir, dan metode simaan sesama tahfidz dan lain

sebagainya. Sedangkan di Pondok Pesantren Satu Qur‟an memiliki metode

khusus dalam menghafal Al-Qur‟an, yakni metode gabungan. metode gabungan

tersebut merupakan gabungan dari berbagai metode. Di antaranya adalah Metode

at-Taisir, metode LUPAKAN, dan lain sebagainya. Sebelum menghafal Al-

Qur‟an, santri wajib mengkhatamkan 10 kali, agar bisa melanjutkan ke tahap

selanjutnya yaitu tahapan menghafal al-Qur‟an.

Perbedaan praktik menghafal al-Qur‟an dianggap sebagai sesuatu yang

wajar dan legal. Penulis bermaksud mencari karakteristik masing-masing

pesantren dalam metode menghafal al-Qur‟an dengan menggunakan studi

komparasi atau perbandingan.. Hal ini di sebabkan karena terjadinya perbedaan

kemampuan setiap orang dalam menghafal al-Qur‟ an. Hal tersebutlah yang

menarik penulis untuk mengadakan penelitian di dua pesantren Taḥfȋẓ ini. guna

mengetahui karakteristik kedua pesantren yang mengkhususkan dalam metode

menghafal al-Qur‟an sebagai program utamanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis meneliti bagaimana metode

menghafal al-Qur‟an, persamaan dan perbedaan, dan analisa dari metode

menghafal al-Qur‟an yang diterapkan di pesantren Darul Huffadz dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 19: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

5

1. Bagaimana sejarah pondok pesantren Darul Huffadz Al-Islami dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an jambi ?

2. Bagaimana metode menghafal yang digunakan santri pesantren Darul

Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an ?

3. Apakah perbedaan dan persamaan metode menghafal santri di Pondok

pesantren darul huffadz danPondok Pesantren Satu Qur‟an?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang

menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah

yang telah peneliti buat sebelumnya maka peneliti memberikan batasan masalah

ini hanya membahas tentang perbandingan metode menghafal al-Qur‟an di

Pondok Pesantren Darul Hufadz di dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi.

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan Peneliti :

1) Ingin mengetahui bagaimana sejarah Pondok Pesantren Darul

Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi.

2) Ingin mengetahui metode menghafal yang di gunakan oleh Pondok

Pesantren Darul Huffaz dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi

3) Ingin mengetahui persamaan dan perbedaan metode dari kedua

Pesantren Tahfidz tersebut.

Manfaat Penelitian :

1) Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan

pengetahuan akademik, dan bagi pondok tahfidzul qur‟an dapat

dijadikan salah satu pedoman dan sumber rujukan dalam

pengembangan menghafal al-Qur‟an.

2) Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan

wawasan di bidang menghafal al-Qur‟an yang tepat dan baik, serta

memotivasi peneliti untuk menghafal al-Qur‟an. Yang diperoleh

melalui perkuliahan dengan mengamati praktek kenyataan

dilapangan.

Page 20: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

6

E. Kerangka Teori

Taḥfȋẓ al-Qur‟an adalah usaha menyimpan hafalan al-Qur‟an ke dalam

hati dengan menggunakan metode tertentu yang berkesan sehingga mampu

untuk mengingatnya lagi. Ini terkait dengan memori otak, bagaimana informasi

disimpan dalam fikiran, menjaga hafalan Qur‟an dalam akal dan hati.9

Adapun kerangka teori ini, ada beberapa definisi yang perlu dijelaskan

dalam penelitian ini, yaitu :

1. Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “metha”(melalui) dan

“hodos” (jalan, cara). Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah

cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.10

Makna metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode memiliki

dua arti. Yang pertama : cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, yang kedua : cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.11

Dalam hal ini tertuju pada metode yang digunakan

santri dalam menghafal Al-Qur‟an.

2. Menghafal al-Qur’an

Menghafal dalam bahasa Indonesia adalah berusaha meresapkan ke dalam

pikiran agar selalu ingat.12

Dalam kamus bahasa Arab kata menghafal berasal dari kata hifẓ -yahfaẓ-

hifẓan (حفظ-يحفظ-حفظا) yang artinya memelihara, menjaga dan menghafalkan.13

Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan materi di dalam ingatan,

sehingga nantinya dapat diproduksi (diingat) kembali secara harfiah, sesuai

dengan materi yang asli. Menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan

9 Majdi Ubaid, 9 langkah mudah menghafal Alquran,(Solo,PT.AQWAM MEDIA,2014),

5 10

M. Munir, Metode Dakwah,(Jakarta, Prenada Media,2006),6 11

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta,

Pusat bahasa, 2008), 952 12

Ibid., 501 13

A.W. Munawwir Muhammad Fairuz, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, (Surabaya:

Pustaka Progressif, 2007), 302.

Page 21: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

7

dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat

diingat kembali ke alam sadar.14

Menghafal al-Qur‟an juga dikatakan sebagai

suatu proses mengingat ayat ayat al-Qur‟an yang telah di hafal. Kemudian, di

baca tanpa melihat musḥaf al-Qur‟an.

3. Perbandingan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa perbandingan berasal

dari kata banding yang berarti pertimbangan, perbedaan (selisih), dan kesamaan.

Selanjutnya membandingkan mempunyai arti mengadu dua hal untuk diketahui

perbandingannya. Perbandingan diartikan sebagai selisih persamaan15

Perbandingan merupakan suatu metode pengkajian atau penyelidikan

dengan mengadakan perbandingan di antara dua objek kajian atau lebih untuk

menambah dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang dikaji.16

4. Pondok Pesantren

Pesantren yang berarti asrama, tempat santri atau tempat murid-murid

belajar mengaji.17

Menurut Muhammad Dawam Raharjo, pondok pesantren

merupakan lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam.18

F. Metode penelitian

Adapun metode yang digunakan pada penulisan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melaksanakan dengan menggunakan metode

lapangan (field research), yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

deskriptif, yaitu dengan membuat gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai metode menghafal al-Qur‟andi Pondok Pesantren

Darul Huffadz dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi

2. Subjek Penelitian

14

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), 29. 15

Ibid., 131 16

Sjachran Basah, Hukum Tata Negara Perbandingan, (Jakarta, Bina Aksara, 1994), 7 17

kbbi-offline-1.5.1.zip - ZIP archive, _Application 18

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta, LP3ES,1994), 18

Page 22: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

8

Pondok Pesantren Darrul Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren

Satu Qur’an Jambi

a. Pengasuh di Pondok Pesantren Darrul Huffadz Al-Islami dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi. Pengasuh pondok pesantren merupakan

orang yang paling mengerti seluk beluk tentang keadaan pondok

pesantren, santri dan hal-hal yang berkaitan dengan Nya.

b. Guru Taḥfȋẓ Pondok Pesantren Darrul Huffadz Al-Islami dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi. Guru Taḥfȋẓ merupakan orang yang

paling mengetahui tentang metode dalam menghafal dan menjaga

hafalan al-Qur‟an.

c. Santri Taḥfȋẓ di Pondok Pesantren Darrul Huffadz Al-Islami dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi. Yang dimaksud Santri Taḥfȋẓ

dalam penelitian ini adalah mereka yang telah dan sedang menerapkan

metode pembelajaran taḥfȋẓ al-Qur‟an dalam memelihara hafalan

mereka.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan dara skunder. Adapun

jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh

subjek yang dapat dipercaya.19

Atau data yang diperoleh langsung dari

sumber pertama (first hand) melalui observasi dan wawancara di

lapangan. Dalam hal ini data yang diinginkan adalah praktik

implementasi metode tahfidz yang di gunakan pada masing-masing

lembaga tahfidz.

b) Data Skunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, data yang diperoleh dari sumber kedua berupa

dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan dan tertulis.20

4. Teknik Pengumpulan Data

19

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta : Graha

Ilmu, 2006), 16 20

Ibid., 18

Page 23: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

9

Adapun metode yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data adalah

sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Menurut Marshall, menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti

belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.21

Pada observasi

ini, peneliti mengadakan pengamatan dan ikut serta dalam kegiatan santri

Taḥfȋẓ seperti menghafal, setoran, muroja‟ah yang berhubungan dengan

metode yang digunakan santri Taḥfȋẓ Pondok Pesantren Darul Huffadz

dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi.

b. Wawancara (Interview)

Menurut Esterberg, wawancara merupakan pertemuan dua orang

atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.22

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam melalui wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur

yang berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai metode Taḥfȋẓ

al-Qur‟an.

c. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu teknik

pengumpulan data yang didapatkan bisa berbentuk tulisan, dan gambar.23

Metode dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi tertulis dan dokumentasi bentuk gambar.

Dokumentasi tertulis yaitu mengenai sejarah, visi misi, dan profil. Adapun

berbentuk gambar seperti foto, dan vidio.

5. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

teknik analisis diskriptif komparatif.

a. Analisis deskriptif

21

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif Dan R&D(Bandung. CV Alfabeta,

2013), 226 22

Ibid., 240 23

Ibid., 244

Page 24: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

10

Metode ini sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan keadaan subjek/ objek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

analisis ini digunakan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat pada

kedua lembaga Taḥfȋẓ yang diteliti dalam metode menghafal Al-Qur‟an.

b. Analisis Komparatif

Analisis komparatif merupakan logika perbandingan komparasi

yang dibuat adalah komparasi fakta-fakta replikatif. Dari komparasi fakta-

fakta dapat dibuat konsep atau abstraksi teoritisnya. Dari komparasi dapat

dibuat generalisasi untuk membantu memperluas daya prediksinya.

analisis ini digunakan untuk mengetahui perbandingan dan persamaan

metode menghafal al-Qur‟an dari kedua lembaga tahfidz yang diteliti.

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang memfokuskan pada metode menghafal Qur‟an telah

banyak dilakukan oleh para sarjana al-Qur‟an. Bahkan karya – karya tentang

menghafal qur‟an atau cara menghafalnya sudah banyak bertebaran di

masyarakat. Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa karya yang

membicarakan tentang metode menghafal Quran. Diantaranya adalah karya

Ustaz Adi hidayat yang berjudul Muslim zaman now metode At-Taisir tentang

penerapan metode at-Taisir untuk melatih kemantapan hafalan, buku yang

berjudul metode agar anak dapat menghafal al-Qur‟an karya Dr. Saad Riyadh

tentang cara-cara menghafal Alqur‟an yang efektif untuk diterapkan oleh

anak-anak , buku Alawiyah Wahid yang berjudul Cara Cepat Bisa Menghafal

al-Qur‟ankarya ini menceritakan tentang proses, beberapa metode, dan lika-

liku dalam menyelesaikan hafalan al-Qur‟an 30 juz dengan cara yang tepat.

Terdapat pula karya akademik yang membahas tentang Metode

Menghafal al-Qur‟an, yaitu Skripsi Ni‟mah Khoiryah (IAIN Salatiga, 2016)

yang berjudul Metode menghafal al-Qur‟an (Studi Komparasi Pondok

Pesantren Sabibul Huda dan Pondok Pesantren Nazzala Furqon). Jenis yang

digunakan adalah kualitatif. Skripsi Isna Rahmawati, mahasiswa IAIN

Walisongo Surabaya yang berjudul, “Studi Komparasi Proses Penghafalan al-

Page 25: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

11

Qur‟an di PpMadrasatul Qur‟anl Aizizyah Ngaliyan Semarang dan Pp

Nahdlotusy Syubban Sayung Demak”. membahas tentang bagaimana metode

menghafal dari kedua pesantren tersebut.

Sebagaimana yang terlihat dari studi relevan ini bahwa belum ada diantara

kajian-kajian tersebut yang mengkaji tentang Perbandingan metode menghafal

Qur‟an di Pondok Pesantren Darul Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi. Karya-karya tersebut berbeda dengan karya yang sedang penulis

selesaikan, beberapa karya tersebut memang juga berfokus pada metode

menghafal, dan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, tentu saja

penelitian yang dihasilkan akan berbeda.

H. Sistematika Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh serta

mempermudah pembahasan tema yang telah di angkat dalam penelitian ini, agar

sistematis maka perlu adanya sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, Rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka,

metode Penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Profil Pondok Pesantren

Pada bab ini akan diuraikan profil pondok pesantren antara lain letak

geografis pondok pesantren, latar belakang berdiri pondok pesantren. sumber

dana pondok pesantren. visi dan misi pondok pesantren. kondisi umum pondok

pesantren antara lain struktur organisasi, dan kegiatan santri.

BAB III : Tinjauan umum menghafal al-Qur’an

Merupakan kerangka yang berisikan tentang tinjauan umum metode

menghafal al-Qur‟an yang digunakan, pendekatan yang digunakan oleh

penghafal al-Qur‟an.

BAB IV : Analisis Data

Page 26: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

12

Berisi tentang laporan hasil penelitian yang terdiri atas penyajian dan

analisis data, serta analisis komparasi metode menghafal al-Qur‟an antar kedua

lembaga Taḥfȋẓ. hasil penelitian yang kemudian dihubungkan dengan rangkaian

teori yang sudah ada yaitu metode menghafal al-Qur‟an dari masing-masing

lembaga Taḥfȋẓ.

BAB V : Penutup

Berisi tentang penutup dari seluruh pembahasan yang berisi tentang

kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran.

Page 27: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

12

BAB II

PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL HUFFAZH AL-ISLAMI DAN

PONDOK PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI

A. Biografi Pondok Pesantren Daarul Huffazh Al-Islami

Nama Pondok Pesantren DaarulHuffaadzh Al-Islami berlokasi di Jl. Sunan

Gunung Jati, Lrg.BPKP, Rt. 2, Rw.4, Kelurahan Kenali Asam bawah, Kecamatan

Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Di atas tanah wakaf seluas 1100 M2.

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daarul Huffazh Al-Islami

Berdirinya Pesantren Taḥfȋẓ Al-Qur‟an Daarul Huffazh ini terinspirasi

dari menurunnya akhlak generasi bangsa disebabkan minimnya ilmu

pengetahuan agama khususnya al-Qur‟an, dengan latar belakang seperti inilah

kami mendirikan pondok pesantren Daarul Huffazh.

Sejak awal mondok dulu, kiai Erman sudah terpatri di hati berniat suatu

saat untuk mempunyai pesantren. Lalu saat pulang ke Jambi, niat itu kian kuat

terutama karena dorongan dan doa Kiyai Syarif ( pimpinan pondok pesantren

Ummul Qura di Pondok Cabe, Tangerang).

Diawali dengan mengajar dan menjadi pengasuh Rumah Taḥfȋẓ Rizqullah

di Broni Jambi pada tahun 2012. Di saat itu, selain mengajar dan menjadi

pengasuh Rumah Tahfidz, kiai Erman juga meruqiyah orang yang sakit. Karena

sering meruqyah, Bu Eni yang sedang sakit minta tolong untuk diruqyah. Dari

pertemuan itulah kemudian lahir diskusi dan kesepakatan dengan Pak Indra dan

Bu Eni.

Sepasang suami isteri tersebut ingin membangun rumah Taḥfȋẓh dan

mengajak ke lokasi. Saat itulah tanah yang ada tujuh tumbuk dan satu bangunan

kos–kosan terdiri dari 16 kamar. Memang proyeksinya untuk kos karena wilayah

itu dekat dengan sebuah sekolah SMK swasta.

Saat melihat lokasi, langsung tercetus bukan hanya untuk rumah Taḥfȋẓ,

tapi pondok pesantren. Lalu semua sepakat dan dibangunlah aula sebagai

mushalla. Karena asrama sudah ada tetapi tempat sholat belum ada ketika itu.

Page 28: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

13

Setelah semua siap, alhamdulillah akhirnya mulai menempati lokasi

pesantren pada tanggal 15 september 2014 diatas tanah wakaf 1100 M2 Maka

sejak saat itulah kegiatan pesantren sudah mulai berjalan, bersama empat orang

santri awal dan UstazUstazahnya.

Sebagai motivasi santri, mereka diikutkan dalam berbagai lomba. Pada

awalnya, salah satu santri menjadi juara 1 cabang 1 juz dalam MTQ Tingkat

Kota Jambi Tahun 2014. Lalu, menjadi juara umum dalam FASI Tingkat Kota

Jambi pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 salah satu santri berhasil meraih

juara harapan 1 FASI X Tingkat Nasional di Banjarmasin Kalimantan Selatan.24

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami

Alamat Pondok Pesantren Darul Huffaazh :

Alamat Lengkap : Jl. Sunan Gunung Jati, Lrg. BPKP, Rt. 2, Rw.4

Kelurahan : Kenali Asam bawah

Kecamatan : Kota Baru

Kota : Jambi

Provinsi : Jambi

Kode Pos : 36128

Telepon : 082111046511

24

Buku Dokumentasi Pondok Pesantren Daarul huffadzh Al-Islami (Kota Jambi: 2014)

Page 29: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

14

3. Visi, Misi dan Tujuan

Visi :

Menjadi lembaga yang menyiapkan calon pemimpin yang berkarakter,

hafal al-Qur‟an, dan berprestasi, serta menjadi generasi yang mampu

menebarkan akhlak dan menabur ilmu.

Misi :

1. Mengembangkan pendidikan al-Qur‟an dan kajian kitab-kitab kuning

(klasik) yang mengutamakan mutu dengan biaya terjangkau.

2. Mencetak generasi bangsa yang hafal al-Qur‟an.

Tujuan:

Pembinaan dan pendidikan anak merupakan tanggung jawab setiap

insan kaum muslimin pada khususnya, karena mereka adalah bagian dari

generasi penerus Islam yang akan menjadi harapan dimasa yang akan datang.

Adapun tujuan dari Pondok Pesantren Daarul Huffazh Al-Islami adalah

sebagai sarana untuk mendidik dan membina generasi penerus Islam, sehingga

kelak mereka akan menjadi manusia yang mandiri dan berkualitas dengan

landasan Iman dan taqwa kepada Allah SWT.25

4. Tenaga Pengasuh dan Pengajar

a. Organisasi Pesantren

25

Ibid., 15

Page 30: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

15

Pembina Yayasan

H.Dwi Indrajaya

Hj. Enny

Kusbandiyah

Pimpinan

Ustadz Erman

Rifa’i

Sekretaris

Ustadzah

Nurhaliza

Bendahara

Ustadzah

Rosalinda

B.Unit Usaha dan

Umum

Ustadz As-Sidiqi

B.Kebersihan

Ustadzah Indah

B. Tahfidz dan

Pendidikan

Ustadz Hamzah

B.Keamanan

Ustadz Rizal

B.Kesiswaan

Ustadzah

Masridah

b. Tenaga Pengajar

GURU / USTAD,USTAZAH

PONDOK PESANTREN DAARUL HUFFADZH AL-ISLAMI

TPA TAḤFĪẒ GURU MATA PELAJARAN

Nurul Ustaz Sidiqi Ustazah Umi atiya(Aqidah Akhlaq)

Khodijah Ustaz mutawali Ustaz Huzaifi (Fiqh)

Indah Ustaz Sutris Ustaz Hamzah(Kitab Khulashoh)

Aulia Ustazah Huzaifi Ustaz mutawali (Tahsin dan tajwid)

Ustazah Rosalinda Ustaz Erman (Nahwu Shorof)

Ustazah Nurhaliza Ustazah Indah(Bahasa Inggris)

Ustazah Lisnawati

Ustazah Isnaini

c. Organisasi Santri DarHuf (ORSAT Darhuf)

Page 31: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

16

Pimpinan

Ustadz Erman

Rifa’i

Ketua ORSAT

Darhuf

Amirul Mu’minin

Sekretaris

Masridah

Bendahara

Nurul

B.Kesehatan

Nur alfina

Alda

Ulia fitri

B. Pendidikan

Umam

Dinda

B.Keamanan

Daus

Zahira

B.Kebersihan

Hadi

Seli

5. Fasilitas Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami

a. Fasilitas yang tersedia

No. Fasilitas Jumlah

1. Kamar Santri Putri 4

2. Kamar Santri Putra 2

3. Ruang Kantor 1

4. Masjid 1

5. Dapur Umum 1

6. Pendopo 1

7. Lapangan 1

8. Ruang Aula 1

9. Saung 3

10. Kantin 1

11. Koperasi Pesantren 1

Page 32: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

17

b. Fasilitas yang belum tersedia

Hampir semua sarana sudah melengkapi, namun untuk ruang kantor di

Pondok Pesantren ini masih menyatu dengan rumah pimpinan pesantren. karena

pihak pondok masih membangun fasilitas asrama di pondok pesantren Darrul

Huffadz Al-Islami. Saat ini sedang di bangun Asrama untuk santri putri.

6. Sumber Dana Pesantren

Sumber dana Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami adalah:

1. SPP/Uang Asrama.

2. Donasi dari perorangan/lembaga.

7. Prestasi Pesantren

a. Juara 1 Putra Hafalan 1 juz dalam MTQ, Tingkat Kota Jambi Tahun

2014.

b. Juara II Putri O2SN Cab. Tenis Meja, Tingkat Kabupaten Batanghari

Tahun 2015.

c. Juara Umum dalam FASI, Tingkat Kota Jambi pada tahun 2016.

d. Juara Harapan 1 FASI X, Tingkat Nasional di Banjarmasin Kalimantan

Selatan tahun 2017.

e. Juara III Putra FLS2N Cab. Seni Baca Al-Qur‟an, Tingkat Provinsi

Jambi Tahun 2016.

f. Juara II Hifzil Qur‟an 1 juz & Tilawah Putri MTQ ke 49 Kota Jambi

Tahun 2018.

g. Hafizah Terbaik 1, cab. Hafiz Al-Qur‟an 10 Juz, MTQ ke 49 Tingkat

Provinsi Jambi.26

8. Program Kegiatan Belajar dan Mengajar

a. Program Pendidkan Formal

1) Ujian Akhir Sekolah Menegah Tingkat pertama

2) Ujian Akhir Madrasah Aliyah

Untuk pendidikan formal di pesantren daarul Huffadzh tidak ada, dan

hanya fokus pada hafalan Al-Qur‟an. akan tetapi siswa yang sedang

26

Ibid., 35

Page 33: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

18

menjalankan jenjang pendidikan tetap mengikuti ujian akhir, untuk

mendapatkan ijazah. Pihak pesantren telah bekerja sama dengan

sebuah yayasan MTS dan Aliyah.

b. Program Pesantren

1) Taḥfȋẓ Al-Qur‟an

2) Tilawah Al-Qur‟an

3) Albarzanji dan Kitab Kuning

c. Program-program kegiatan santri

1) Pidato

2) Sepak Bola

3) Bulu Tangkis

4) Muhadhoroh

5) Muhadatsah

6) Hadroh

7) Maulid Habsy

Adapun kegiatan menghafal al-Qur‟an ialah yang menjadi kegiatan utama

dimulai sejak sebelum subuh dan berlanjut sesuai dengan jadwal belajar mengajar

yang ada di Pondok Darrul Huffadzh Al-Islami, kegiatan tersebut ialah sebagai

berikut :

a. Disiplin Kegiatan

Setiap pondok pesantren atau asrama, pasti memiliki aturan yang harus di

taati, di patuhi, serta di jalankan. Begitu pula dengan pesantren Darul Huffadz

ini, dimulai dari sejak bangun tidur jam 3.15 WIB, sebelum subuh santri

melaksanakan sholat tahajjud. Selepas sholat tahajjud, lanjut menghafal. Setelah

itu aktivitas bebeas santri, ada yang nyuci, mandi, belajar, atau pun tetap

menghafal untuk persiapan setoran al-Qur‟an sampai menjelang adzan subuh

berkumandang.

Setelah sholat subuh, para santi membaca dzikir setelah subuh. Mereka

menggunakan panduan doa doa dari kitab munajat karya K.H. Syarif di dalam

Page 34: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

19

munajat tersebut banyak terdapat doa-doa dari al-Qur‟an. Pembacaan munajat

berlangsung sampai pukul 06.00.

Kemudian pada pukul 06.00 sampai pukul 08.30, para santri melaksanakan

kegiatan piket,mandi, sarapan, setoran, tahsin bersama Ustaz dan Ustazahnya

masing-masing. Adapun kegiatan piket dipesantren ini yaitu : piket nyuci

peralatan setelah memasak, bersih-bersih masjid, bersih-bersih kamar, lapangan,

buang sampah, dan piket masak. Dalam proses memasak di bagi menjadi 2

bagian penugasan, yakni santri putra masak nasi, dan santri putri masak lauk.

Kemudian pada pukul 08.30 sampai 09.00 para santri melaksanakan

Sholat dhuha di masjid dan pembacaan surah al-Waqi‟ah. Kemudian dari jam

09.00-10.00 Murottal (membaca Al-Qur‟an dengan dipimpin Ustaz atau

Ustazahnya untuk anak yang juz 1. Dan untuk santri yang sudah juz 2 keatas,

melaksanakan muroja‟ah mandiri.

Kemudian pukul 10.00 sampai 11.00, sima‟an untuk santri yang telah

hafal 10 juz keatas. Dan menghafal mandiri untuk santri santri yang belum

sampai 10 juz. Pukul 11.00 sampai menjelang zuhur adalah waktu istirahat santri.

Kemudian setelah zuhur sampai jam 13.00, waktu istirahat dan makan.

Kemudian dari jam 13.00 sampai 15.00 para santri masuk ke kelas untuk

belajar kitab. Adapun kitab yang mereka pelajari yaitu kitab ta‟lim muta‟alim,

tajwid, tarikh, tauhid, dan fiqih)

Pukul 15.00 persiapan sholat ashar di mesjid. Setelah sholat ashar, para

santri dilanjutkan dengan piket sore, mandi, nyuci, dan kegiatan individual

lainnya.

Setelah sholat maghrib sampai jam 19.00 para santri melakukan kegiatan

munajat dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil. Disetiap malam jum‟at

rutunitas pembacaan surah yasiin. Dilanjutkan dengan makan malam, sampai

adzan isya berkumandang maka para santri kembali lagi ke masjid.

Setelah sholat isya, para santri melaksanakan rutinitas pembacaan dzikir

setelah sholat, pembacaan sholawat Nariyah dan pembacaan murottal yaitu

semua santri membaca 1 lembar ayat al-Qu‟an secara bersamaan.

Page 35: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

20

Jam 21.00 – 22.00 adapun kegiatan santri yaitu tahsin (Perbaikan bacaan al-

Qur‟an)untuk santri yang masih baru menghafal, nakrir (mengulang hafalan),

murāja‟ah bersama teman, dan ada juga yang mendapatkan soal lanjutkan ayat

dari Ustazah. Pukul 22.00 tidur malam.

Jadwal kegiatan harian santri27

No Waktu Jenis Kegiatan

1 03.15 Bangun tidur, Sholat Tahajjud

2 04.30 Sholat Subuh

3 04.45 Munajat (Pembacaan Burdah setiap Jum‟at)

4 06.00 Tahsinul Qur‟an

5 07.30 Piket (Gotong Royong Pagi Jum‟at)

6 07.40 Mandi

7 07.45 Makan Pagi

8 08.00 Setoran Hafalan

9 09.00 Sholat Dhuha + Pembacaan surah Al-waqi‟ah

10 09.30 Muroja‟ah Hafalan

11 11.00 Istirahat

12 12.15 Sholat Zuhur

13 12.30 Makan siang

14 13.30 Belajar Kitab

15 15.15 Sholat Ashar

16 15.30 Piket

17 15.45 Mandi

18 18.00 Sholat Maghrib

19 19.00 Makan malam

(Pembacaan Yasiin dan Munajat setiap Malam Jum‟at)

27

Ustazah Rosalinda, Pembimbing Tahfidz, Wawancara dengan Penulis, 06 Januari 2020,

Wawancara Langsung.

Page 36: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

21

20 19.30 Sholat Isya

21 20.00 Tahsinul Qur‟an

(Tausiyah pimpinan Pesantren setiap malam Jum‟at)

22 20.30 Muroja‟ah Hafalan

23 22.00 Istirahat

b. Disiplin Berpakaian

Para Ustaz / Ustazah maupun santriwan/wati diharuskan berpakaian

muslim , sopan, longgar, dan rapih. Khusus untuk belajar di kelas : memakai baju

Hitam putih.28

B. Profil Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi

Nama Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, yang terletak di desa sungai

duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

1. Sejarah berdirinya Pondok Qur’an Para Sahabat

Pesantren Tahfidz Satu Qur‟an Jambi mulai dibangun pada tahun 2015,

sebelumnya bernama Pondok Pesantren Al-Qolam. Pada tanggal 01 Oktober

2018, dipindah tangan ke tangan Bapak M. Edi Faryadi selaku Ketua Pembina

Yayasan dan beliau langsung mewakafkan seluruh tanah beserta bangunannya.

Atas gagasan Bapak M. Edi Faryadi dibuat nama baru yaitu Pesantren Tahfidz

Satu Qur‟an Jambi, yang mempunyai singkatan dari Semesta Alam Bersatu

didalam Naungan Al-Qur‟an. Kehadiran Pesantren Tahfidz Satu Qur‟an didasari

oleh kepedulian rasa tanggung jawab moral serta intelektual terhadap proses

pengembangan sumber daya insani yang sesungguhnya sehingga menjadi

kekuatan utama pemberdayaan ummat yang beradab, berkeadilan, dan memiliki

daya saing tinggi di era global.

Pesantren Taḥfȋẓ Satu Qur‟an Jambi berdiri dilokasi di Desa Sungai

Duren, Rt.08, Kec. Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi dengan status lahan wakaf

dengan luas kurang lebih 34.977 m2 (+ 3,4 Ha).

28

Ustazah Rismah, Pembimbing Tahfidz Pondok Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami,

Wawancara dengan Penulis 30 Januari 2020, Wawancara langsung

Page 37: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

22

Pesantren Satu Qur‟an Jambi selalu bertekad untuk bisa mencetak

Generasi Penghapal Qur‟an yang bisa mandiri sesuai dengan mottonya

“Mencetak Generasi Muttaqin dan Mandiri”. Harapannya adalah agar Santri

lulusan dari Pesantren Tahfidz Satu Qur‟an Jambi dididik menjadi pemimpin

ummat juga dapat mempunyai jiwa berwirausaha sesuai dengan Sunnah

Rasulullah SAW.29

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Satu Qur’an

Alamat Lengkap : Desa Sungai Duren, Rt.08, Kec. Jaluko, Kabupaten

Muaro Jambi

Desa : Sungai Duren

Kecamatan : Jaluko

Kabupaten : Muaro Jambi

Provinsi : Jambi

Status Tanah : Wakaf

Telepon : 08117454111

Facebook : Pesantren Satu Qur‟an Jambi

Instagram : @pesantren.satuquran

Youtube : Pesantren Satu Qur‟an Jambi

29

Buku Dokumentasi Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi (Sungai Duren : 2019)

Page 38: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

23

3. Struktur Organisasi Pesantren

Yayasan Satu

Qur’an Jambi

Pesantren Satu

Qur’an Jambi

Mudir

Wakil Mudir

SekretarisBendahara

Kabid Tahfidz Kabid Pendidikan Kabid KesiswaanKabid Umum dan

Unit Usaha

Kabid Lingkungan

dan Keamanan

a. Tenaga pengasuh

Pengasuh : Ustaz Musollin, S.Sy

Wakil : Ustaz M. Arsyad, S.Pd

Sekretaris / Bendahara : Ustazah Nur Chasanah

Kabid Taḥfȋẓ : Ustaz Andes Mardion

Kabid Pendidikan : Ustazah Sidarni, S.Pd

Kabid Kesiswaan : Ustazah Vivi, S.Kom

Kabid Unit Usaha : Ustazah Rahma

Kabid Umum dan Keamanan : M. Rusdi

Page 39: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

24

b. Tenaga pengajar dan Tenaga Umum Pondok Pesantren Satu Qur’an30

GURU / USTAD,USTAZAH DAN TENAGA UMUM

PONDOK PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI

TPA UMUM TAḤFĪẒ GURU MATA PELAJARAN

Seva Silvia

Yonni

Ustaz

Mushollin

Ali Abdurrahman, S.Pd

(Bahasa Inggris)

Khusnul

khotimah Ratnawati Ustaz Andes Ustaz Mushollin(Fiqh)

Ratmayu Rolia

Liberti

Ustazah

Rahmawati

Ahmad Budiman, S.Pd

(Siroh Nabawiyah)

Aulia Fira Ustazah vivi Ustaz Arsyad ( Hadits )

M. Rusdi Ustaz Faiz Ustaz Mukhlas (Nahwu Shorof)

Ustazah Yetmi

Ustazah

Yutami

Ustazah Nur

Hayani

4. Struktur Organisasi Santri Satu Qur’an (OSSAQA)

30

Ibid., 10

Page 40: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

25

Pengasuh

Ustad Mushollin

W. Pengasuh

Ustadz Arsyad

Kabid. Kesiswaan

Ustadzah Pipi

Ketua OSSAQA

Linda Mauludi

Sekretaris

Novita Bulandari

B.Ibadah

Lilisma

Nabila

B.Kebersihan

Hanifia

Dini Wulandari

B.Keamanan

Suci Rosmaidah

Tiara

Sri Indah

B. Ekskull

Lilis

Celia Ananda

5. Sumber Dana Pesantren

Sumber dana Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami adalah:

1. SPP/Uang Asrama.

2. Donasi dari perorangan/lembaga.

6. Visi, Misi dan Tujuan

Visi :

Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber

daya insani yang dipercaya untuk mendidik dan menghasilkan insan pemimpin

masa depan yang dapat menghapal, menguasai dan memahami al-Qur‟an dan

hadits, berahlak mulia, cerdas dan mandiri.

Page 41: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

26

Misi :

1) Mewujudkan lembaga pendidikan qur‟an yang modern, unggul,

kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.

2) Mengembangkan potensi generasi yang berakhlak mulia, mandiri dan

berdaya saing berlandaskan iman, ilmu dan amal.

3) Mencetak generasi qur‟an yang mandiri, berjiwa pemimpin, cerdas,

visioner dan berwawasan luas yang siap untuk menyebarkan semangat

menghapal al-Qur‟an ke seluruh penjuru daerah.

4) Memberdayakan umat dalam mewujudkan kesalihan individu dan

kesalihan sosial melalui pemahaman ajaran islam berdasarkan al-Qur‟an

dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

5) Mengembangkan ekonomi syariah dan usaha berbasis pertanian,

peternakan dan perikanan.

6) Mengembangkan layanan jasa yang terintegrasi dengan pendidikan.

Tujuan

1) Mendirikan sarana dan prasarana pendidikan berbasis tahfidzul qur‟an

yang menggabungkan antara pengetahuan agama, kemampuan dakwah,

semangat pengamalan dan ahlak yang mulia serta keterampilan

berwirausaha.

2) Menghasilkan generasi muda Islam yang mempunyai kemampuan

menghapal dan memahami al-Qur‟an secara tekstual maupun

kontekstual.

3) Menampung dan membimbing Santriwan/Santriwati yatim dan dhuafa

dengan pendidikan gratis berbasis tahfidzul qur‟an.

7. Fasilitas Pesantren

No. Fasilitas Jumlah

1. Kamar Santri Putri 1

2. Kamar Santri Putra 1

3. Ruang Kantor 1

4. Masjid 1

Page 42: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

27

5. Dapur Umum 1

6. Perpustakaan 1

7. Pendopo 2

8. Ruang Kelas Putri 1

9. Mushollah Putri 3

10. Koperasi Pondok 1

8. Prestasi Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi

1. Juara II Putra, Hifzh al-Qur‟an 5 Juz dan Tilawah, Tingkat Kecamatan

Maro Sebo Ilir 2019.

2. Juara III Putri, Hifzh al-Qur‟an 5 Juz dan Tilawah, Tingkat Kecamatan

Maro Sebo Ilir 2019.

3. Juara I Putri, Lomba Cerdas Cermat, Tingkat Pesantren Tahfidz Satu

Qur‟an 2019.

4. Juara III Putra, Hifzh al-Qur‟an 10 Juz dan Tilawah, Tingkat Kecamatan

Maro Sebo Ilir 2019.

5. Juara III Putri, Hifzh al-Qur‟an 1 Juz dan Tilawah, Tingkat Kecamatan

Maro Sebo Ilir 2019.

6. Terbaik II Putra, Hapalan Yasin dan Tahlil, Tingkat Kecamatan Jambi

Luar Kota 2019.

7. Terbaik I Putra, Cabang Tartil, Tingkat Kecamatan Jambi Luar Kota 2019.

8. Juara III Syarhil Qur‟an, Tingkat Desa Sungai Duren 2019.

9. Juara III Putra, Tilawah Remaja, Tingkat Desa Sungai Duren 2019.

10. Juara II Penyelenggara Jenazah, Tingkat Desa Sungai Duren 2019.

9. Program Kegiatan Pesantren Satu Qur’an Jambi

1) Tahfidzul Qur‟an

2) Dauroh Tahsin dan Tajwid Bersanad

3) Belajar Mengajar (Fikih, Nahwu sharof, Bahasa Arab, Bahasa Inggris,

Sirah Nabawi, Hadits, Akidah Ahlak)

4) Ekstrakurikuler (Muhadharah, Tilawah, Memanah, Silat )

Page 43: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

28

5) TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an)

Peserta TPQ berjumlah 20 santri pulang pergi, dengan 4 guru

pembimbing. Jadwal belajarnya dari hari senin sampai jum‟at. Jam belajar

mengajar pada program TPQ yaitu dimulai pada pukul 16:30 dan berakhir pukul

17:00. Mengenai biaya belajar pada program TPQ ini, SPPnya gratis tanpa biaya.

Infak seikhlasnya karena berniat untuk berbagi ilmu dengan masyarakat

lingkungan sekitar pesantren.

Selain belajar membaca al-Qur‟an dan belajar buku iqra‟, santri TPQ juga

menghafal al-Qur‟an. Cara menghafal pada program TPQ yaitu Murid

mencontohkan terlebih dahulu bacaan ayat yg akan di hafal oleh guru yang

membimbing agar bacaan yang dihafalkan santri TPQ benar dan sesuai kaidah

tajwid.31

6) Kelas Wirausaha (Budidaya Ikan Tawar, Sayur Hidroponik, Budidaya

Ternak (Ayam, Bebek, Kambing), dan Menjahit.

Adapun kegiatan menghafal al-Qur‟an ialah yang menjadi kegiatan utama

di pesantren Satu Qur‟an Jambi. dimulai sejak sebelum subuh dan berlanjut

sesuai dengan jadwal belajar mengajar yang ada di Pondok Satu Qur‟an.

kegiatan tersebut ialah sebagai berikut :

a) Disiplin Kegiatan

Setiap pondok pesantren pasti memiliki aturan yang harus di taati, di

patuhi, serta di jalankan. Begitu pula dengan Pesantren Satu Qur‟an ini, dimulai

dari sejak bangun tidur jam 03.00 WIB, sebelum subuh santri melaksanakan

sholat tahajjud. Selepas sholat tahajjud, lanjut menghafal. Setelah itu aktivitas

bebeas santri, ada yang nyuci, mandi, belajar, atau pun tetap menghafal untuk

persiapan setoran al-Qur‟an sampai menjelang adzan subuh berkumandang.

Setelah sholat subuh, para santi membaca dzikir setelah sholat, dan

dilanjutkan dengan pembacaan al-ma‟tsurat karya Hasan al-Banna. di dalam al-

Ma‟tsurat tersebut banyak terdapat doa-doa dari al-Qur‟an. Dilanjutkan dengan

pembacaan Asma‟ul ḥusna serta kajian ba‟da subuh.

31

Seva, Santriwati Pondok Pesantren Satu Qur‟an, Wawancara langsung, pada tanggal 18

Maret 2020

Page 44: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

29

Kemudian pada pukul 06.00 sampai pukul 07.00, para santri melaksanakan

kegiatan setoran pertama yang di setorkan kepada Ustazah pembimbing tahfidz

masing-masing santri. Sebelum penutupan majelis pertemuan pertama, para

santri membaca surah as-sajidah.

Kemudian pada pukul 07.00 sampai 08.00 para santri melaksanakan

Sholat dhuha, sarapan pagi, dan agenda pribadi. Kemudian dari jam 08.00-11.15

kegiatan santri setoran hafalan yang ke 2, serta memuroja‟ah hafalan yang sudah

di setorkan di setoran yang pertama. Sebelum penutupan majelis pertemuan

pertama, para santri membaca surah al-Insan.

Kemudian pukul 11.15 sampai 13.00, waktunya santri untuk Istirahat,

Sholat, dan Makan (ISHOMA). Pukul 13.00 – 15.30 kegiatan belajar di kelas

oleh seluruh santri setiap hari senin sampai sabtu, dengan kurikulum lokal

pesantren dan kementerian agama. adapun pelajarannya yakni, bahasa arab, fiqih,

aqidah, bahasa inggris, Nahwu, shorof, tajwid, tahsin, siroh nabawiyah, siroh

sahabat, dan hadits.

Kemudian dari jam 15.30 sampai 16.00 para santri melaksanakan sholat

Ashar serta pembacaan dzikir setelah sholat dan al-Ma‟tsurot petang. Pukul

16.00-17.00 WIB tilawah pribadi dengan target 1 hari 3 juz, yang dilakukan oleh

seluruh santri. Pukul 17.00-18.00 santri melakukan aktivitas pribadi, piket dan

persiapan sholat maghrib. Pukul 18.00-19.15 Sholat maghrib, dan tilawah

mandiri. Adapun di hari kamis malam jum‟at, para santri melaksanakan

pembacaan Al-kahfi secara bersamaan dan hari jum‟at malam sabtu khataman al-

Qur‟an 30 juz oleh seluruh santri Pesantren Satu Qur‟an Jambi sampai waktu

sholat isya.

Setelah sholat isya sampai jam 20.00 makan malam, setelah itu bersiap-

siap menuju kelas pada pukul 20.00 untuk melaksanakan kegiatan setoran ke 3,

muroja‟ah hafalan yang telah dihafalkan sejak pagi sampai malam, serta

perbaikan bacaan oleh masing-masing Ustazah pendamping. Kegitan ini

berlangsung sampai pukul 22.00, sebelum menutup majelis para santri membaca

surah al-Mulk. Pukul 22.00 tidur malam.

Page 45: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

30

Jadwal Agenda harian santri32

No Waktu Jenis Kegiatan

1 03.00 Bangun tidur, Sholat Tahajjud

2 04.35 Sholat Subuh

3 05.00 Al-Ma‟tsurat Pagi, Asmaul Husna dan Kajian Subuh

4 06.00 Setoran Pertama

5 07.00 Sarapan, Piket (Gotong Royong Pagi Minggu) dan agenda

pribadi

6 08.00 Setoran Kedua dan Muroja‟ah

7 11.15 ISHOMA

8 13.00 Belajar di kelas

9 15.30 Sholat Ashar dan pembacaan al-Ma‟tsurot petang

10 16.00 Membaca Al-Qur‟an mandiri

11 17.00 Istirahat, Piket, dan Agenda Pribadi

12 18.00 Sholat Maghrib dan Membaca Al-Qur‟an

13 19.15 Sholat Isya

14 19.25 Makan Malam

15 20.00 Setoran Ketiga dan Muroja‟ah

16 22.00 Tidur Malam

b) Disiplin Berpakaian

Para Ustaz / Ustazah diharuskan berpakaian seragam, baju Muslim, sopan,

longgar, dan rapih. Adapun disiplin pakaian untuk santri yakni :

Senin Selasa : Seragam Pesantren

Rabu kamis : Batik dan baju Muslim

Jum‟at : Baju Putih

32

Ustazah Pipi, Ketua bidang Kesiswaan, Wawancara dengan Penulis, 06 Maret 2020,

Wawancara Langsung.

Page 46: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

31

BAB III

TINJAUAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR’AN

A. Fase Menghafal

Menghafal al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang mudah dan tidak pula

susah, apabila yang menghafal betul-betul serius dalam menghafalkannya. Ketika

orang menghafal maka secara otomatis berlatih disiplin, ikhlas, sabar, dan

amanah. Bukan sekedar untuk khatam, melainkan juga untuk belajar setia hidup

bersama al-Qur‟an.

Menghafal al-Qur‟an diartikan sebagai proses memasukkan ayat-ayat al-

Qur‟an, huruf demi huruf, ke dalam hati untuk terus memeliharanya hingga akhir

hayat.33

Metode menghafal yang Rasulullah lakukan dengan malaikat Jibril adalah

Talaqqi, yaitu Malaikat Jibril membaca kemudian diikuti bacaan tersebut oleh

Rasulullah.

ك به لساول لتعجل به ٦١فارا قشأوه فاتبع قشاوه ٦١ان عليىا جمعه وقشاوه ٦١ل تحش

“Janganlah kamu (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-

Qur‟an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas

tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu

pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka

ikutilah bacaannya itu.” (QS. Al-Qiyamah: 16-18).34

Dijelaskan dalam kitab Tafsir Jalalain : (Janganlah kamu gerakkan

lidahmu untuk membacanya) membaca Al-Qur‟an, sebelum malaikat Jibril

selesai daripadanya (lisanmu karena hendak cepat-cepat menguasainya) karena

kamu merasa khawatir bacaannya tidak dapat kamu kuasai.

(Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya) di

dadamu, maksudnya membuat kamu dapat menghafalnya (dan bacaannya)

yakni membuatmu pandai membacanya; atau membuat mudah dibaca olehmu.

33

Deden Makhyaruddin, Rahasia Nikmatnya menghafal Alquran, Jakarta selatan, (PT

Mizan Publika, 2015) 92 34

Tim Penterjemah dan Penafsir Alquran, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen

Agama: RI, 1998), 577.

Page 47: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

32

(Apabila Kami telah selesai membacakannya) kepada kamu melalui

bacaan malaikat Jibril (maka ikutilah bacaannya itu) artinya, dengarlah dengan

seksama bacaan Jibril kepadamu terlebih dahulu. Sesungguhnya Nabi saw.

setelah itu mendengarkannya terlebih dahulu dengan seksama, kemudian

membacanya.35

Dijelaskan dalam hadis di dalam kitab shahih Bukhari

ث نا جرير عن موسى بن أب عائشة عن سعيد بن جب ي عن ابن بة بن سعيد حد ث نا ق ت ي عباسفي ق ولو} حد عليو سسل إاا ن لل جريل اللوحي سكان ما ل ترك بو لسانك لت عجل بو {قال كان رسول الل صلى الل

يامة} ل يحرك بو لسانو سشفت يو ف يشتد عليو سكان ي عرف منو فأن لل الل الية الت ف ل أقس بي وم النا أن نمعو ف صدرك سق رآنو} فإاا ترك بو لسا نا جعو سق رآنو {قال علي ق رأنه نك لت عجل بو إن علي

نا أن ن ب ينو بل نا ب يانو علي سانك قال فكان إاا أته جريل فاتبع ق رآنو {فإاا أن للناه فاستمع ث إن علي أطرق فإاا اىب ق رأه كما سعده الل

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin said telah menceritakan kepada

kami Jarir dari Musa bin Abu Aisyah dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas

radiallahu 'anhuma,yakni terkait dengan firman-Nya,“Laa Tuharrik Lisaanaka

Lita‟‟jala Bihi.Ibnu Abbas berkata, "Apabila Jibril turun kepada Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa wahyu, maka biasanya beliau

mengerakkanlisan dan kedua bibirnya, serta beliau merasakan sesuatu yang

berat.Maka Allah menurunkan ayat yang di dalamnya terdapat ungkapan, “Laa

Uqsimu Biyaumil Qiyaamah, Laa Tuharrik Bihi Lisaanak Lita‟jala Bihi, Inna

„alaina Jam‟ahu Wa Qur‟aanah”maksudnya adalah, bahwa Kamilah yang akan

mengumpulkannya di dalam dadamu. “Faidzaa Qara‟naahu Fattabi‟ Qur‟aanaa”

Yakni, apabila kami menurunkannya maka dengarkanlah. “Tsumma „alaina

bayaanah..”Yakni, Kamilah yang akan menjelaskannya melalui perantara

lisanmu. Biasanya, apabila beliau didatangi oleh Jibril, maka beliau menunduk,

dan setelah Jibril pergi, beliau membacanya sebagaimana yang diperintahkan

Allah.(HR. Bukhari, 4548).36

Dalam ayat dan hadits tersebut Allah mengajarkan kepada Rasululah

bagaimana cara menerima wahyu dari malaikat agar tidak memberatkan bagi

dirinya, Karena pada mulanya Rasulullah saw. jika menerima wahyu maka ia

menggerakkan lidahnya untuk mengejar bacaan Jibril, karena khawatir lupa dan

yang demikian ini terasa berat bagi Rasulullah saw. Karena itulah Allah

35

Imam Jalaluddin Al-Mahali,Imam Jalaluddin As-Syuyuti, Tafsir Jalalain 4,

Bandung(Sinar baru Algensindo : 2016), 2604-2605 36

Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari, (Bandung: Mizan Pustaka, 2013),1284.

Page 48: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

33

melarang agar jangan terburu-buru menggerakkan lidahnya, tapi hendaklah

mendengarkan dengan sungguh-sungguh bacaan yang dibacakan kepadanya,

maka bila telah selesai Jibril membacanya barulah ia mengikutinya, dan Allah

yang akan mengumpulkan ayat-ayat yang diturunkan ke dalam hati Nabi

Muhammad saw. sehingga tidak akan lupa.

Dan ditegaskan pula di dalam suroh Thaha ayat 114:

ضى إليك سحيو سقل رب زد رآن من ق بل أن ي الملك الق سل ت عجل الل (111ن علما )ف ت عال الل

“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah

kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur‟an sebelum disempurnakan

mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah : “Ya Tuhanku,

tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (Q.S. Thaha: 114).37

Ibnu Abbas r.a. mengatakan, Rasulullah saw. menemui kesukaran bila

dituruni wahyu, sebab ia selalu menggerakkan lidah dan bibirnya untuk mengejar

ayat yang dibaca oleh Malaikat JIbril karena kuatir akan lupa, dan setelah ayat

tersebut turun, maka Rasulullah cukup tunduk diam mendengarnya sampai Jibril

selesai membaca. Maka ia membacanya sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah

bahwa Dia akan mengumpulkan ayat-ayat itu di dalam hatinya.38

Pada zaman Rasulullah saw saat menerima wahyu dan mengajarkan al-

Qur‟an kepada para sahabat dengan cara hafalan. Karena Nabi Muhammad saw

adalah seorang nabi yang ummi, yakni tidak pandai membaca dan menulis.

Setelah suatu ayat diturunkan dan diterima oleh beliau, maka segeralah beliau

menghafalnya dan segera pula beliau mengajarkan kepada para sahabatnya,

sehingga benar-benar me-nguasainya, serta menyuruhnya agar mereka mereka

menghafalnya.39

Secara umum, ada beberapa model atau metode menghafal al-Qur‟an,

yang mungkin bisa dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk

menghafal al-Qur‟an, dan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal

37

Tim Penterjemah dan Penafsir Alquran, Alquran dan Terjemahnya, 320. 38

Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, (Surabaya: PT Bina Ilmu), 271-272. 39

Ibid, 5-6

Page 49: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

34

dalam mengurangi kepayahan dalam menghafal al-Qur‟an. Metode-metode itu

diantara lain ialah40

:

a. Metode Waḥdah

Yang dimaksud dengan metode ini, yaitu menghafal satu per satu terhadap

ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa

dibaca sebanyak sepuluh kali atau berulang-ulang sesuai kemampuan penghafal

sehingga proses ini mampu membentuk pola bayangannya. Dengan demikian

penghafal akan mampu meng-kondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya dalam

bayangannya, hingga dapat membentuk gerak refleks pada lisannya. Demikian

selanjutnya, sehingga semakin banyak diulang maka kualitas hafalan akan

semakin representatif.41

b. Metode Kitābah

Kitābah artinya menulis. Pada metode ini penghafal menulis terlebih

dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya. Kemudian ayat ter-sebut dibaca hingga

lancar dan benar bacaannya. Metode ini cukup praktis dan baik, karena di

samping membaca dengan lisan, aspek visual menulis juga akan sangat

membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam bayangannya.42

c. Metode Sima’i

Sima‟i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini adalah

mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan sangat

efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra, terutama bagi

penghafal tunanetra, atau anak-anak yang masih di bawah umur yang belum

mengenal tulis dan baca al-Qur‟an. Menurut Munjahid, menghafal al-Qur‟an

dengan metode mendengarkan (simā‟i) ini memiliki keuntungan, seorang

penghafal akan cepat lancar baik sambungan antar ayat satu dengan ayat

berikutnya. Namun metode ini juga terdapat kelemahan yaitu pada jangka

40

Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Alquran, (Jogjakarta: 2014, Diva Press),

55-56 41

Ibid., 57 42

Ibid., 58

Page 50: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

35

panjang jika seorang penghafal lupa akan sulit untuk mengingatnya, karena tidak

ada bayangan terhadap tulisan dan letak ayat pada mushaf.43

d. Metode Gabungan

Menurut Ahsin metode ini merupakan gabungan antara metode pertama

dan metode kedua, yakni metode waḥdah dan metode kitābah. Hanya saja

Kitābah (menulis) di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap

ayat-ayat yang telah dihafalnya. Kelebihan metode ini adalah adanya fungsi

ganda, yakni berfungsi untuk menghafal dan sekaligus berfungsi untuk

pemantapan hafalan. Karena dengan menulis akan memberikan kesan visual

yang mantap. Menurut Munjahid, dari metode-metode di atas dapat dipilih oleh

seorang penghafal al-Qur‟an sesuai dengan keinginan dan kecocokan atau

kondisi masing-masing.44

e. Metode Jama’

Yang dimaksud metode ini, ialah cara menghafal yang dilakukan secara

kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama,

dipimpin oleh seorang instruktur. Cara ini termasuk metode yang baik untuk

dikembangkan, karena akan dapat menghilang-kan kejenuhan, di samping akan

banyak membantu menghidupkan daya ingat terhadap ayat-ayat yang

dihafalkannya.45

f. Metode Semaan dengan Sesama Teman Taḥfȋẓh

Maksud dengan metode ini adalah simaan al-Qur‟an atau tasmi‟

(memperdengarkan hafalan kepada orang lain), misalnya kepada sesama teman

taḥfȋẓ atau kepada senior yang lebih lancar merupakan salah satu metode untuk

tetap memelihara hafalan supaya tetap terjaga, serta bertambah lancar. Kegiatan

ini bisa dilakukan dengan simaan al-Qur‟an bersama, satu orang yang membaca,

seluruh penghafal yang lainnya yang menyima‟kan.46

g. Metode Mengulang atau Takrir

43

Ibid., 58-59 44

Ibid., 62-63 45

Ibid., 65-66 46

Ibid., 66

Page 51: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

36

Metode takrir maksudnya adalah mengulangi kembali hafalan yang sudah

dihafalkan atau hafalan yang sudah disetorkan kepada guru atau kyai secara

terus-menerus dan istiqomah. Ini bertujuan supaya hafalan yang sudah dihafalkan

tetap terjaga, berkualitas baik, kuat dan lancar. Mengulang bisa dilakukan dengan

sendiri atau didengarkan oleh guru atau yang lain.47

h. Memperbanyak Membaca al-Qur’an sebelum Menghafal

E. Memperbanyak membaca al-Qur‟an sesering mungkin sebelum menghafalkan

al-Qur‟an. Yang mana tujuannya untuk mengenal terlebih dahulu ayat-ayat

yang hendak dihafalkan dan tidak asing dengan ayat-ayat tersebut, sehingga

lebih mudah dalam meng-hafalkannya. Semakin sering membaca al al-Qur‟an

bin naẓri, maka akan semakin mudah menghafalkan. Contohnya, jika

seseorang sering membaca surat al-Fātiḥah dan Yāsȋn atau surat-surat lain

yang sering dibaca, maka lama kelamaan menjadi hafal dengan sendirinya

karena seringnya dibaca. Hal tersebut sering dilakukan oleh ulama-ulama

salaf. Mereka mempraktikkan metode sering membaca al-Qur‟an atau materi

lainnya sampai menjadi hafal dengan sendirinya. Dan metode tersebut juga

sangat cocok dan dapat membantu bagi orang-orang yang mempunyai daya

ingat agak lemah.48

i. Menyetorkan Hafalan kepada Guru Taḥfȋẓ Al-Qur’an

Setiap santri ataupun seseorang yang menghafalkan al-Qur‟an wajib

menyetorkan hafalannya kepada seorang pembimbing nya dalam menghafal. Hal

ini bertujuan agar bisa diketahui letak kesalahan ayat-ayat yang dihafalkan.

Dengan menyetorkannya kepada seorangpembimbing, maka kesalahan tersebut

dapat diperbaiki. Sesungguhnya, menyetorkan hafalan kepada pembimbing yang

merupakan kaidah baku yang sudah ada sejak zaman Rasulullah saw.

Pada dasarnya, al-Qur‟an diambil dengan cara talaqqi (berguru kepada

ahlinya), dan sangat di sarankan untuk belajar dari lisan para ulama yang

mempunyai keahlian atau pakar mengenai lafal-lafal al-Qur‟an. Sehingga,

47

Ibid., 67 48

Ibid., 72-73

Page 52: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

37

seorang murid tidak terjerumus dalam kekeliruan ketika membaca atau

mengucapkan ayat-ayat al-Qur‟an Al-Karim.

Dengan demikian, menghafal al-Qur‟an kepada seorang guru yang ahli

dan paham mengenai al-Qur‟an sangat diperlukan bagi sang calon penghafal

supaya bisa menghafal al-Qur‟an dengan baik dan benar. 49

Selain dari beberapa metode di atas, ada metode baru dalam menghafal al-

Qur‟an di Indonesia. beberapa contoh metode baru tersebut yaitu :

1) Metode Kaisa

Metode Kaisa yaitu metode menghafalkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan

menggunakan gerakan tubuh yang disesuaikan dengan terjemahan ayat.

Kekuatan metode Kaisa ini terletak pada pendekatan agar penghafal menjadi

rileks saat menghafal, dan tentunya tetap mengutamakan tajwid.

Metode Kaisa merupakan metode kinestetis yang mulai digagas oleh Laili

pada tahun 2012 dan resmi pada tahun 2014, metode ini diberi nama metode

Kaisa dengan alasan karena pada saat itu salah satu anaknya, Kaisa Aulia Kamal

lolos pada audisi hafiz Quran yang tayang di stasiun televisi Trans7 dan berhasil

memperoleh juara 3 dan juara favorit pada tahun 2014.50

2) Metode At-Taisir

Metode at-taisir ialah metode pendekatan terbaru dalam menghafal al-

Qur‟an. At-taisir artinya mudah Metode ini melatih mengingat ayat dalam satu

detik, hingga nomor dan posisinya didalam mushaf. Hal ini menjakadikan anda

begitu mudah mengakses al-Qur‟an begitu mudah di dalam al-Qur‟an di setiap

kesempatan.51

3) Metode ACQ (Aku Cinta Qur’an)

Metode ini merupakan metode menghafal al-Qur‟an dengan gerak isyarat

tangan yang dikolaborasikan dengan seimbang antara gerakan mulut dan isyarat

tangan, sehingga metode ini dinilai sangat efektif dalam proses menghafal al-

49

Ibid., 85-87 50

http://www.bersamaislam.com/2016/lima-bersaudara-ini-hafal-Qur‟an-

dengan.htmldiakses pada tanggal 19 februari 2020 51

Adi hidayat, Muslim Zaman Now Metode At-Taisir, (Institut Quantum akhyar: 2019), 21

Page 53: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

38

Qur‟an. Dalam penerapannya, tidak sulit untuk digunakan para penghafal al-

Qur‟an karena metode ACQ ini mengajarkan penghafal untuk mencintai al-

Qur‟an dan memahami al-Qur‟an, sehingga dengan kecintaan terhadap al-Qur‟an

inilah akan muncul semangat dalam menghafal al-Qur‟an.52

Pada prinsipnya semua metode di atas baik sekali untuk dijadikan

pedoman menghafal al-Qur‟an, baik salah satu di antaranya, atau digunakan

semua sebagai alternatif atau kompilasi metode di atas agar berkesan tidak

monoton, sehingga dengan demikian dapat menghilangkan kejenuh-an dalam

proses menghafal al-Qur‟an. Ada beberapa tips ketika akan memulai menghafal

sebagai berikut53

:

1. Lebih baik dilakukan setelah sholat subuh, mulai menghafalkannya dimulai

dari kalimat per kalimat bukan ayat per ayat. Dan setelah hafal satu kalimat,

baru berpindah ke kalimat yang lainnya

2. Minimal menghafal satu halaman, atau lebih baik lagi dua halaman setiap

harinya. Agar kelak yang tergambar di ingatan kita adalah seperti membuka

al-Qur‟an satu di sisi kanan dan satu lagi di sisi kiri.

3. Lebih dan sangat dianjurkan untuk menyetorkan hafalan yang baru kita

hafal, kepada guru/Ustaz ataupun pada orang yang sudah hafal lebih dari

kita. Bukan saja karena menjaga agar apa yang kita hafal itu sudah benar

kata per katanya, akan tetapi juga sangat bermanfaat sebagai latihan dalam

hafalan kita.

Munjahid menambahkan paparannya dengan kiat praktis dan efektif dalam

menghafal al-Qur‟an, di antaranya54

:

1. Memelihara diri dari hadats, karena al-Qur‟an adalah kitab suci yang

diturunkan dari dzat yang suci, maka untuk dapat melekatkan hafalan pada

52

http://www.kompasiana.com/addhymanipi/sa-diah-lanre-said-penemu-metode-hafal-

alquran-dengan-isyarat-tangan_556c2031739373c4048b456b, diakses pada tanggal 23 februari

2020 53

Muh. Hambali, Cinta Alquran Para Hafizh Cilik, (Jogjakarta: Najah, 2013), 47 54

Munjahit, Strategi Menghafal Alquran 10 Bulan Khatam, (Yogyakarta: Idea Press, 2007),

113-119

Page 54: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

39

hati seseorang, dibutuhkan kesucian diri. Di antaranya upaya dengan

memelihara diri dari hadats kecil dan besar. Terutama pada saat

menyentuh dan membaca al-Qur‟an.

2. Sholat dan berdo‟a, bagi seorang penghafal al-Qur‟an agar cepat hafal dan

dapat melekat kuat hafalannya di dalam dada, banyak sekali ikhtiarikhtiar

khusus yang dilakukan. Di antaranya dengan sholat-sholat sunah yang

dikhususkan untuk dapat melekatkan hafalan, dan lain sebagainya.

3. Berkonsentrasi, yang dimaksud konsentrasi di sini adalah terfokusnya

pikiran dan ingatan seorang penghafal al-Qur‟an pada ayat-ayat yang

sedang dihafal, atau dengan niat menjaga hafalan al-Qur‟annya.

4. Memilih model atau metode menghafal yang tepat, karena model atau

metode menghafal yang dimiliki seseorang dengan lainnya kadang tidak

sama, karena setiap orang mempunyai porsi daya ingat yang berbeda-beda.

Artinya tiap orang memiliki model atau gaya menghafal yang berbeda

dengan lainnya.

faktor pendukung dalam menghafal al-Qur’an yakni55

:

a. Menanamkan Kecintaan kepada al-Qur‟an

Penanaman cinta al-Qur‟an merupakan wujud cinta kita terhadap

firman firman Allah Swt. Kegiatan membaca al-Qur‟an merupakan

bentuk peribadatan yang diyakini dapat mendekatkan diri kepada Allah

Swt dan menambah kecintaan terhadap al-Qur‟an, serta dapat

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan yang berimplikasi pada sikap

dan perilaku positif, dapat mengontrol diri, dapat tenang, lisan terjaga,

dan istiqamah dalam beribadah.56

b. Luruskan Niat

55

Yahya bin „Abdurrazzaq, Cara Mudah & Cepat Menghafal Alquran, (Jakarta: Pustaka

Imam Syafi‟i, 2018), 54 56

Rita Sulistiani,“Penanaman Cinta Alquran melalui Tadarus pada Siswa Mts Ma‟arif NU

Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas”, Skripsi, (Purwokerto : Program Sarjana IAIN

Purwokerto, 2017), 4

Page 55: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

40

Niat adalah awal dari semua amal. Dan sesungguhnya setiap

amal itu tergantung niatnya. Nabi bersabda :

انما الأعمال الالنيات“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.” (H.R. Bukhari dan

Muslim)57

Oleh karena itu, hendaklah kita meluruskan niat dalam menghafal

al-Qur‟an semata-mata untuk mengharapkan ridha-Nya, memperoleh

ketinggian derajat dalam surga-Nya. Bukan untuk tujuan duniawi, baik

berupa harta, wibawa, beasiswa, ataupun martabat sosial.

c. Ikhlas karena Allah

Secara bahasa (lughah) kata ikhlas berasal dari bahasa Arab:

khalasha, yakhlushu, khulushan, ikhlashan, yang berarti bersih, tiada

bercampur, tulus, membersihkan sesuatu hingga menjadi bersih.

Imam al-Qusyairi menyebutkan perihal makna ikhlas. Ikhlas

berarti bermaksut menjadikan Allah SWT, sebagai satusatunya

sesembahan.58

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa Ikhlas itu

membersihkan amal-amal dari campuran campuran tersebut seluruhnya,

sedikitnya dan banyaknya. Sehingga menjadi semata-mata padanya

dengan maksut at-taqarrub.59

Setiap kali keikhlasan kita bertambah, maka setiap kali itu pula

pahala Allah Swt akan terus mengalir. Sebagai bekal kita di akhirat kelak

dan persiapan di saat tidak adanya harta, tahta, saudara, bahkan keluarga.

Bila kita melandaskan hanya karena Allah dan mengharapkan keridhaan-

Nya.

d. Manajemen waktu dan tempat

Seorang yang menghafal al-Qur‟an harus dapat memanfaatkan

waktu sebaik-baiknya dan memilih tempat yang cocok dan nyaman sesuai

57

Herman Syam El hafizh, Siapa bilang menghafal Alquran itu sulit, (Yogyakarta: Pro-U

Media,2015), 19. 58

Al-Qusyairi, Risalah al-Qusyairiyah, (Mesir: Musthofa al-Baabi alHalabii,1990), 183. 59

Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Mutiara Ihya‟ Ulumuddin, (Bandung: Mizan Media

Utama. 2008), 57.

Page 56: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

41

suasana hati demi terciptanya konsentrasi dalam menghafal al-Qur‟an.

Jangan berkeyakinan bahwa ada waktu yang tidak bisa digunakan untuk

menghafal. Setiap saat di waktu malam dan siang adalah waktu yang baik

untuk menghafal al-Qur‟an. Tetapi memang waktu-waktu yang mudah

untuk kegiatan hafalan, atau lebih baik, bila dilihat dari sisi kejernihan

pikiran dan kemampuan otak untuk merenungkan ayat-ayat al-Qur‟an.

Waktu tersebut misalnya : Saat sahur, di pagi hari buta, dan sebelum

tidur.60

Ahsin Wijaya Al-Hafidz juga menyebutkan waktu-waktu yang

dianggap sesuai dan baik untuk menghafal al-Qur‟an dapat

diklasifikasikan sebagai berikut : Waktu sebelum terbit fajar, Setelah fajar

sehingga terbit matahari, Setelah bangun dari tidur siang, Setelah shalat,

Waktu diantara maghrib dan isya‟.61

Tempat yang ideal dan mendukung para penghafal al-Qur‟an

berkonsentrasi adalah tempat-tempat yang nyaman, baik dari penglihatan

maupun pendengaran, sehingga tidak memecah konsentrasi dalam

menghafal. Oleh karena itu dengan pengelolaan waktu dan memilih tempat

yang tepat untuk menghafal al-Qur‟an sangat penting dan menunjang

dalam keberhasilan menghafal al-Qur‟an.62

e. Izin dari orang tua, wali, Atau Suami

Meminta izin sama dengan mengharap ridho, doa dan restu nya

dari orang tua, wali, atau suami. Hal ini akan menciptakan saling

pengertian antara kedua belah pihak, yakni antara orang tua dengan

anak, antara seorang wali dengan orang yang berada dibawah

perwaliannya, atau antara suami dengan istrinya.63

f. Menggunakan satu mushaf al-Qur‟an

60

Muhammad Habibillah Muhammad Asy-Syinqithi, Kiat Mudah Menghafal Qur‟an, 80-81. 61

Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Alquran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 59-

60. 62

Ibid,. 45 63

Ibid., 29

Page 57: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

42

Menggunakan satu mushaf yang sama selama menghafal al-Qur‟an

menjadi sebuah keharusan. Hal ini karena mata akan merekam dan

benak akan menyimpan visualisasi mushaf yang digunakan ketika

menghafal. Termasuk merekan tanda/coretan kesalahan yang kita

tambahkan di mushaf.64

g. Mampu membaca dengan Baik

Sebelum seorang penghafal melangkah pada periodemenghafal,

seharusnya ia terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar bacaannya.

Sebagian besar ulama bahkan tidak memperkenankan anak didik yang

diampunya untuk menghafal al-Qur‟an sebelum terlebih dahulu

menghkhatamkan al-Qur‟an bin-nadzar (dengan membaca). Ini

dimaksudkan, agar calon penghafal benar-benar lurus dan lancar dalam

membacanya, serta ringan lisannya untuk mengucapkan fonetik Arab.65

h. Istiqāmah

i. Istiqāmah adalah tegak dihadapan Allah SWT atau tetap pada jalan yang

lurus dengan tetap menjalankan kebenaran dan menunaikan janji baik

yang berkaitan dengan ucapan, perbuatan, sikap, dan niat. Pendek kata

yang dimaksud dengan istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus

dengan tidak menyimpang dari ajaran Tuhan. Istiqāmah juga bisa

diartikan dengan tidak goncang dalam menghadapi macam-macam

problem yang dihadapi dalam kehidupan dengan tetap bersandar dengan

tetap berpegang pada tali Allah Swt.66

Dalam proses menghafal, kerap terjadi lemah nya semangat pada santri

yang sedang menghfal al-Qur‟an. Sebab, menghafal al-Qur‟an itu membutuhkan

waktu yang tidak sebentar. Seiring berjalannya waktu, semangat menghafal

terkadang kendur di tengah-tengah jalan. Di masa-masa inilah syetan berupaya

untuk menggoda dan berusaha untuk menghentikan dari menghafal. Maka dari itu

64

Herman Syam, Siapa Bilang Menghafal Alquran Itu Sulit?, (Yogyakarta: Pro-U Media:

2015),52 65

Ahmad Salim Badwilan, Cara Mudah Bisa Menghafal Al Qur‟an, (Yogjakarta: Bening,

2010), 59 66

Jamaluddin Ahmad al-Buny, Menelusuri Taman-Taman Mahabbah Shufiyah,

(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), 151.

Page 58: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

43

diperlukan niat yang kuat agar tidak mudah tergoda dan agar selalu ingat tujuan

awal menghafal al-Qur‟an.

B. Fase Menjaga Hafalan (Muroja’ah)

Muroja‟ah ialah yang berarti pengulangan. Apabila proses menghafal al-

Qur‟an telah selesai, maka proses muroja‟ah mulai mengambil perannya, itu

merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah swt dan merupakan karunia yang

agung dari-Nya, ketika proses muroja‟ah juga harus rajin mengulang sendiri

hafalan yang telah di hafalkan dan melakukan sima‟an dengan orang lain untuk

menjaga hafalannya. Mereka tidak lepas ataupun tidak boleh lupa akan muroja‟ah

al-Qur‟an. Dengan muroja‟ah maka hafalan yang telah dihafal akan lebih baik dan

mutqin.67

Fase muroja‟ah ini adalah yang sangat penting.Seperti yang dijelaskan

dalam hadis Nabi:

ث نا أبو أسامة عن ب ريد عن أب ب ردة عن أب موسى د بن العلء حد ث نا مم النب صلى الل عليو عن حدرآن ف والذي ن فسي لهاسسل قال ت عاىدسا ال بل ف ع يا من ال بيده لو أشد ت فص

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al „Ala , telah

menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari

Abu Musa dari Nabi Shallallahu „alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Peliharalah selalu Al-Qur‟an, demi Dzat yang berada di tangan-Nya,

sungguh hafalan itu lebih cepat hilang dari pada unta ditambatannya.”

(HR. Bukhari, 4645).68

Dari Ja‟far ash-Shadiq, ia berkata : “Hati bagaikan tanah, ilmu bagaikan

tanamannya, dan mudzakarah (menghafal) adalah airnya. Apabila aliran air

terhenti menyirami tanah,niscaya tanamanakan mengering.”69

Imam al-Khatib al-Baghdadi berkata ttatkala ia bercerita tentang cara

menghafalkan hafits: ”Menjaga hafalan itu lebih utama”.70

Rasulullah saw membagi al-Qur‟an itu ke dalam tujuh pembagian, dan

setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut. Sehingga beliau

67

Abdurrahman, Bagaimana Menghafal Al Qur‟an,(Jakarta Timur : Pustaka Al Kautsar,

2007), 72 68

Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari, 75 69

Ibid., 180 70

Ibid., 180

Page 59: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

44

mengkhatamkan al-Qur‟an setiap tujuh hari sekali. Setelah menguasai hafalan

dan mengulangnya dengan itqan (mantap), maka sebaiknya hafalan al-Qur‟an

tersebut dijadikan sebagai wirid harian hingga akhir hayat, karena itulah yang

dilakukan oleh Nabi saw semasa hidupnya.71

Banyak metode dan cara untuk melakukan Murāja‟ah, yang berbeda-

beda antara satu pribadi dengan yang lainnya. Secara umum, Murāja‟ah dapat

dilakukan sendiri atau bersama orang lain. Masing-masing dari kedua cara ini

mempunyai bentuk dan metode tersendiri, diantaranya yaitu72

:

A. Melakukan Murāja‟ah Sendiri

Seorang yang telah hafal al-Qur‟an bersandar pada dirinya sendiri

dalam melakukan Murāja‟ah. Murāja‟ah ini memiliki beberapa bentuk,

yaitu :

1) Membagi al-Qur‟an menjadi enam bagian

Yaitu dengan membaca al-Qur‟an sebanyak 5 juz

setiap harinya, lalu menamatkan seluruh al-Qur‟an dalam

waktu enam hari.

2) Melakukan Murāja‟ah di dalam Sholat

Metode ini sangat bermanfaat dan efektif. Yaitu

membaca ayat al-Qur‟an yang telah di hafalkan sebanyak

mungkin ketika shalat malam, sebab ketika itu hati masih

bersih

3) Menamatkan Al-Qur‟an sebulan sekali

Membaca al-Qur‟an 1 juz setiap hari, lalu

menamatkan al-Qur‟an dalam satu bulan. Seorang

penghafal al-Qur‟an tidak boleh menamatkan bacaan al-

Qur‟annya lebih dari satu bulan. Sebab, tingkatan seperti ini

merupakan tingkatan penghafal pemalas.

4) Murāja‟ah dengan mendengarkan rekaman al-Qur‟an

71

Abdul Muhsin Al-Qasim, Cara Praktis Menghafal Alquran, Diterjemahkan dari buku

aslinya yang berjudul “Ishal thariqoh Li hifzil Qur‟an” oleh Team Indonesia ( Maktab Dakwah,

2007), 4. 72

Ibid., 179-190

Page 60: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

45

Mendengarkan rekaman tilawah suara qari‟ yang

sudah masyhur dan hafalannya sempurna. Yaitu dengan

memperdengarkan audio murottal dimana pun berada.

B. Melakukan Murāja‟ah Bersama Orang lain

Jika kita hanya mengandalkan hafalan sendiri, kita pasti berfikir

bahwa bacaan kita sudah benar. Namun, tatkala memperdengarkannya

kepada orang lain, ternyata masih juga banyak kekeliruannya, baik dari

segi bacaan ataupun tajwidnya. Maka, hendaklah mencari seseorang yang

mau menyimak hafalan kita agar betul- betul sempurna dari segi hafalan

dan bacaannya.73

Secara umum, lebih diutamakan melakukannya bersama seorang

syaikh yang sempurna hafalannya.beberapa bentuk metode Murāja‟ah

bersama orang lain, yaitu :

1) Murid menyetor seluruh hafalannya kepada pembimbing

hafalan

Yaitu, dengan melakukan Murāja‟ah ayat yang telah

dihafalkan sebelumnya, dan membacakan hafalan baru di

hadapan pembimbing hafalan. Membacakan hafalan yang lama

di hadapan pembimbing nya, dengan batasan yang telah

ditentukan oleh pembimbing hafalannya. Apabila hafalan

muridnya sudah sempurna, maka ia memindahkannya kepada

hafalan surah yang lain.

2) Mudarasah dan mengulangi hafalan

Melakukan Mudarasah (membaca ulang) Al-Qur‟an

bersama seorang teman dengan cara mengulang bacaan

surah tertentu setiap hari. Di hari kedua, halaman pertama

surah tersebut tidak lagi dibaca, akan tetapi membaca ulang

halaman baru setelahnya dari surah tersebut. Demikian

seterusnya, setiap kali menambah hafalan baru kedepan,

73

Ibid., Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alquran, 166

Page 61: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

46

anda membaca halaman yang telah lewat dengan

meninggalkan satu halaman di awalnya.

Sesungguhnya, kita dan al-Qur‟an selalu bersama dalam sebuah

perjalanan, perjalanan sejak masa buaian hingga liang lahat (meninggal), teman

setia dalam perjalanan ini adalah al-Qur‟an. Sedangkan me-Murāja‟ahnya adalah

sebagai penjaga keamanan dalam perjalanan htersebut.

Dalam al-Qur‟an dijelaskan tentang beberapa karakter orang yang

menghafal al-Qur‟an, yaitu74

:

Yang pertama : Dzolimun linafsihi, yang artiya menzholimi diri

sendiri.Tergesa-gesa ingin cepat hafal, serba ingin instan.Inginnya cepat hafal

tanpa memedulikan muroja‟ah, atau mengulang hafalan.Akibatnya hafalan-

hafalan yang sudah dihafal terbengkalai begitu saja. Sehingga terkesan

menzhalimi dirinya sendiri. Karena al-Qur‟an bukanlah seperti buku-buku

pelajaran biasa yang jika telah selesai ditinggalkan begitu. Justru al-Qur‟an adalah

selalu harus diutamakan dari hal lainnya.

Yang kedua : Muqtashid, atau pertengahan. Yang kedua ini karakter yang

biasa-biasa saja. Jika berada di lingkungan pesantren, akan rajin untuk menghafal

dan mengulangnya. Namun sebaliknya jika berada diluar pesantren tidak

bersemangat untuk berinterkasi dengan al-Qur‟an. Padahal al-Qur‟an adalah

amanah yang harus dijaga sampai seumur hidup, hingga akhir hayat.

Yang ketiga : Sabiqun bil Khoirot,berlomba-lomba menuju kebaikan. Terus

mengulang hafalannya, tanpa harus dipantau oleh guru atau suasana sekitarnya.

Benar-benar merasa bahwa al-Qur‟an adalah amanah yang besar. Sehingga

muncul kesadaran untuk terus melisankan ayat-ayat al-Qur‟an setiap waktu. al-

Qur‟an telah tersimpan didalam dada nya, hafal 30 juz selancar hafalan surah Al-

Fatihah. Mereka faham isi al-Qur‟an, sehingga selalu mentadabburi serta

mengamalkan isinya dalam kehidupan mereka. Mereka tetap rendah hati

(tawadu‟), karena mereka menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki atas izin

74

AlQur‟an Hafalan, (Bandung : Cordoba, 2018), 609

Page 62: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

47

dan karunia Allah yang maha agung. Kelompok inilah yang dimaksud sebagai

Ahlul Qur’an.

Sedangkan menurut Raghib As Sirjani dalam bukunya Cara Cerdas Hafal

al-Qur‟an mencantumkan kaidah pokok, kaidah pendukung dan kaidah-kaidah

emas dalam menghafal al-Qur‟an yakni sebagai berikut :

Pertama, Kaidah mendukung, Ikhlas, tekad yang kuat, mengamalkan apa

yang dihafalkan, sering mengulang-ngulang bacaan, melakukan sholat secara

khusyuk dengan ayat-ayat yang telah dihafal.

Kedua, Kaidah pendukung, membuat perencanaan yang jelas, bergabung

dalam sebuah kelompok, memperhatikan ayat-ayat mutasyabihat, perlombaan

menghafal al-Qur‟an.

Ketiga, Kaidah-kaidah emas, hendaknya membatasi porsi hafalan untuk

setiap harinya, jangan menghafal melebihi batasan harian sampai hafal sempurna,

jangan beralih ke surat lain sebelum benar-benar hafal, senantiasa

memperdengarkan hafalan ke guru, dan manfaatkan usia emas dalam menghafal.75

Selain itu memilih waktu yang tepat untuk menghafal dan mengulang

hafalan juga memengaruhi banyaknya hafalan yang akan kita dapat. Ahsin W. Al-

Haafidz dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur‟an telah

menginventarisi waku-waktu yang dianggap ideal untuk menghafal al-Qur‟an

sebagai berikut :

1. Waktu sebelum fajar,

2. Waktu setelah fajar, hingga terbit matahari,

3. Setelah bangun dari tidur siang,

4. Setelah sholat,

5. Waktu diantara Maghrib dan Isya,

6. Tempat menghafal.76

Dari definisi dan pengertian diatas yang dikemukakan oleh para ahli

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa menghafal al-Qur‟an adalah proses

75

Raghib As Srijani, Cara Cerdas Hafal Alquran, (Solo: Aqwam, 2013), 55-123. 76

Ahsin W. Hafdiz, Bimbingan Praktis Menghafal Alquran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

61

Page 63: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

48

untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan kemurnian al-Qur‟an di luar kepala

agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan.

C. Perusak Hafalan

Ada berbagai hal yang dapat merusak hafalan bahkan mampu

menghilangkannya. Para penghafal al-Qur‟an mesti mewaspadai dan mampu

menghindari hal-hal yang dapat merusak hafalannya. Berikut ini hal-hal yang

dapat merusak hafalan, yaitu77

:

1) Perbuatan Maksiat

سل يليد الظالمين إل خسارا

“dan al-Qur‟an itu tidaklah menambah kepada orang-orang

yang zalim selain kerugian”.(Q.S. Al-Isra ayat 82)

Selain berpotensi merusak dan menghilangkan hafalan,

pelaku ini juga disebut sebagai orang zhalim yang amat merugi.

Karena itu, hendaknya ahli al-Qur‟an menjaga seluruh tubuhnya

dari perbuatan maksiat, dari kepala hingga ujung kaki.

Imam nawawi rahimahullah menulis dalam at-Tibyan

sebagai berikut :

سينبغى أن يطهرقلبو من الأدنس ليصلح لبول الران سحفظو ساستثماره“Dan hendaklah menghafal al-Qur‟an itu menyucikan hati

dari segala noda agar Al-Qur‟an dapat mudah diterima, dijaga serta

diambil manfaatnya”.78

Jadikanlah setiap ayat al-Qur‟an sebagai pedoman

beraktifitas.Al-Qur‟an merupakan senjata yang paling kuat untuk

mengusir segala kemungkaran. merupakan petunjuk bagi orang

yang beriman, orang yang senantiasa meletakkan Qur‟an didalam

hatinya.

2) Kurang Muroja’ah

77

Ibid., 38-40 78

Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi,At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Qur‟an

(Jakarta :Pustaka Kautsar, 2012) 20

Page 64: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

49

Hal selanjutnya yang dapat merusak hafalan ialah kurangnya

Murāja‟ah, waktu khusus untuk mengulang hafalan. Ini dapat terjadi

pada penghafal kala sibuk beraktifitas sehingga tidak disiplin dalam

mengulang hafalan.

3) Ujub dan Riya

Sifat ujub dan riya adalah senyawa batil yang mampu

menghanyutkan ayat-ayat suci yang telah terpatri di jiwa. Keduanya

seringkali ditanamkan setan kala penghapal Qur‟an mulai tampil di

hadapan publik ataupun rajin bermusabaqah.

Imam an-Nawawi rahimahullah mengingatkan para

penghafal untuk berhati-hati dengan penyakit ini. Beliau menuliskan

dalan at-Tibyan :

“al-Qur‟an yang telah ia raih adalah titipan Allah, bukan atas

kehebatan dan kemampuannya (dalam meraih hal tersebut). Maka

seorang yang dititipi tidaklah pantas merasa ujub, sombong atas hal

yang bukan miliknya.

Demikian diantara perbuatan yang dinilai dapat merusak bahkan

menghilangkan hafalan al-Qur‟an. Para ahli al-Qur‟an mesti menjaga dan

mewaspadai dirinya dari hal-hal tersebut yang telah disebutkan diatas. Semoga

Allah senantiasa menjaga para ahli Qur‟an dari perbuatan tersebut. Allah

Musta‟an.

D. Keutamaan Menghafal al-Qur’an

Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu perbuatan yang sangat ter-puji dan

mulia. Karena menghafal adalah dasar dari pembelajaran al-Qur‟an yang mana

Al-Qur‟an diturunkan kepada Rasulullah melalui Malaikat Jibril secara bertahap

atau mutawatir.

Orang-orang yang mempelajari, membaca, atau menghafal al-Qur‟an

merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih Allah untuk menerima

warisan kitab suci al-Qur‟an.

Page 65: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

50

تصد سمن ه م ه ظال لن فسو سمن نا من عبادن فمن رات ث أسرث نا الكتاب الذين اصطفي ي بان ه سابق ال (23)الل الك ىو الفضل الكبي

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang

Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang

menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang

pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat

kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat

besar.”(Q.S. Fatir :32)

ى من قيل : قال الناس من اىلين علسجل الل إن :م.ص الل رسول قال : قال عنو الل رضي انس عن ؟ يرسول ران اىل : قال الل سخاصتو )رساىاحمدسابنماجهوالنساءسالدارمى( الل اىل ى ال

“Dari Anas r.a. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :

Sesunngguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari para

manusia. Kata Anas selanjutnya : Lalu Rasulullah saw ditanya : Siapakah

mereka itu wahai Rasulullah? Jawab beliau : Yaitu Ahlul Qur‟an. Mereka

adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa baginya. ” {HR. Ahmad,

Ibnu Majah, An-Nasa‟i, Ad-Darami}79

Dari sahabat Abu Umamah Al-Bahili ra : Saya mendengar Rasulullah saw

bersabda :

ولق عت رسول الل صلى الله عليو سسل ي رآن فإنو عن أب أمامة الباىلي رضي الل عنو قال: س رءسا اليامة شفيعا لأصحا )رساه مسل . (بو يت ي وم ال

“Abu Umamah al-Bahili ra berkata : Aku mendengar Rasulullah saw

bersabda: Bacalah Al-Qur‟an karena ia akan memberikan syafaat pada hari

kiamat kepada para “sahabatnya”. (HR. Muslim, 1337)80

Berikut ini adalah keutamaan menghafal Al-Qur‟an antara lain, adalah81

:

a) Allah memberikan kedudukan yang tinggi dan terhormat di antara

manusia lain

Dari Umar bin Khaththab ra., bahwa Nabi Muhammad saw telah

bersabda :

إواللهيشفعبهزاالنتابأقىاماويضعبهالآخشيه

79

Ibid., 26-27

80 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari, 213

81Sugianto, Ilham Agus, Kiat Praktis Menghafal Alquran, (Bandung:Mujahid Press, 2004),

37-40

Page 66: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

51

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kamu dengan

kitab ini dan menjatuhkan yang lain.” {HR. Muslim}

b) Termasuk sebaik-baik umat

Sebagaimana sabda Rasulullah saw :

رك ران ت عل من خي سعلمو ال

"Sebaik-sebaik orang di antara kamu adalah orang yang belajar

Al-Qur‟an dan mengajarkannya."{HR. Bukhari}

c) Orang yang hafal Al-Qur‟an selalu diliput dengan rahmat Allah, dan

mendapatkan cahaya Allah.

d) Yang paling berhak memimpin.

Rasulullah saw bersabda :

وم ي ؤم الكتااللل أق رؤى ال

"Yang lebih berhak memimpin suatu kaum adalah yang paling

bagus bacaan Al-Qur‟annya." {HR. Muslim}

e) Tergolong manusia yang paling tinggi derajatnya di surga.

f) Orang yang hafal al-Qur‟an menemani para Nabi kelak di hari akhir

dan termasuk golongan yang tidak peduli terhadap hisab, tidak terkejut

sewaktu waktu sangkakala ditiup dan tidak susah pada hari

kegelisahan yang sangat besar.

Menghafal al-Qur‟an adalah keistimewaan umat Islam, karena Allah telah

menjadikan umat terbaik dikalangan manusia dan memudakannya untuk menjaga

kitab-Nya, baik secara tulisan maupun hafalan.82

E. Adab Para Penghafal al-Qur’an

Para penghafal al-Qur‟an mempunyai beberapa adab dan etika yang harus di

perhatikan dan harus dilaksanakan, hingga mereka benar-benar menjadi golongan

Al-Qur‟an, seperti yang di sabdakan Nabi saw. “ Sesungguhnya Allah mempunyai

82

Hasan bin Ahmad bin Hasan Hamam, Menghafal Alquran itu mudah, (Jakarta: Pustaka at-

Tazkia, 2008),10.

Page 67: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

52

golongan-golongan dari manusia”. Siapa mereka itu wahai Rasulullah?” Beliau

menjawab, “Golongan al-Qur‟an. Mereka adalah golongan Allah dan orang-orang

yang khusus.”83

Para ulama salaf berpesan bahwa sanya para penghafal al-Qur‟an

hendaknya senantiasa menjauhi ghibah (menuturkan kejelekan orang lain) dan

duduk bersama orang-orang yang banyak bicara, ngobrol dan bercanda.84

Diantara etika dan adab para penghafal al-Qur‟an ialah85

:

1. Meninggalkan atau menasehati teman yang buruk

2. Menjaga diri dari perkara syubhat dan meragukan

3. Menghindari majelis-majelis laghwi (canda tawa sia-sia)

4. Menghindari orang yang gemar maksiat dan durhaka kepada Allah

5. Menjaga akhlak mulia

6. Menjaga diri dari aturan yang tidak layak menurut aturan masyarakat

sekitar

7. Hendaknya senantiasa menjadikan Nabi sebagai teladan dalam perkataan

dan perbuatan

8. Menghindari pertemanan dengan orang-orang yang mufsid (suka merusak)

9. Menjauhi teman yang malas

10. Hindari para pengangguran. Mengganggur dari urusan dunia dan urusan

akhirat

11. Tidak melakukan kedzaliman terhadap makhluk yang lain

12. Berbuat baik terutama terhadap ahli Al-Qur‟an

13. Selalu terdepan melaksanakan hukum-hukum Al-Qur‟an

14. Senantiasa berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan ibadah utama

15. Mendakwahkan Al-Qur‟an dimanapun berada

16. Menjaga Al-Qur‟an dari penistaan dan penyimpangan orang-orang yang

bodoh

83

Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana berinteraksi dengan Alquran, (Jakarta Timur: Pustaka

Al-Kautsar) 151 84

Herman syam, Siapa Bilang Menghafal Alquran Itu Sulit, (Yogyakarta : Pro-U Media,

2015) 217 85

Ibid., 218

Page 68: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

53

17. Memberi makan kepada para penghafal Al-Qur‟an

18. Menahan diri dari candaan yang berlebihan

19. Menegakkan Qiyāmullail

20. Menahan dari tidur pada halaqah Taḥfȋẓh apalagi di depan gurunya

21. Tidak meninggikan suara di depan gurunya

22. Meninggalkan obrolan yang tidak penting ketika halaqah berlangsung

23. Menahan menjawab ketika Al-Qur‟an masih terbuka di depannya

24. Tidak merendahkan penghafal Al-Qur‟an yang lain

25. Memuliakan guru selayaknya

26. Menjauhi hal-hal yang tidak disukai guru

27. Tidak menempati tempat guru

28. Memuliakan guru dan sanak keluarganya

Imam an-Nawawi menulis dalam At-Tibyan beberapa adab utama para

penghafal al-Qur‟an. Diantaranya :

1. Hendaknya para penghafal al-Qur‟an senantiasa menjaga wudhu dan

bersiwak dalam setiap interaksinya dengan al-Qur‟an. Baik saat hafalan

maupun berMurāja‟ah

2. Hendaknya para penghafal memiliki tenpat yang bersih dan suci. Masjid

ialah tempat terbaik yang disepakati para ulama karena menghimpun

berbagai kemuliaan dan keberkahan

3. Dianjurkan untuk menghadap kiblat agar lebih menghadirkan kekhusyuan

dan ketawadhuan

4. Membiasakan beristi‟adzah, memohon perlindungan kepada Allah dari

berbagai gangguan setan yang mungkin hadir dalam proses hafalan

5. Berpenampilan terbaik sebagai penghormatan terhadap kemuliaan dan

keagungan al-Qur‟an86

Penghafal al-Qur‟an dan pencari ilmu harus takut kepada Allah tentang

dirinya, memurnikan amal bagi Allah semata. Jika dia melakukan sesuatu yang

dibenci Allah, hendaklah dia segera bertaubat dan kembali kepada-Nya, lalu

86

Ibid., 29

Page 69: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

54

memulai lagi keikhlasannya dalam pencarian ilmu dan amalnya. Seorang

penghafal al-Qur‟an harus lebih banyak menghafal dari yang dilakukan orang lain,

sebab dengan begitu dia akan mndapatkan pahala yang lebih banyak pula daripada

orang lain.87

87

Ibid., 58

Page 70: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

57

BAB IV

ANALISIS DATA

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK

PESANTRENDAARUL HUFFADZH AL-ISLAMI DAN PONDOK

PESANTREN SATU QUR’AN JAMBI

A. Metode menghafal Al-Qur’an di Pondok Daarul Huffaadzh Al-Islami

Yaitu melalui 3 tahapan sebagai berikut:

- Pra Taḥfȋẓ, yaitu persiapan sebelum menghafal Al-Qur‟an

- Taḥfȋẓ, yaitu menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur‟an

- Murāja‟ah, yaitu mengulang hafalan.

1) Implementasi Metode Menghafal Al-Qur’an di Pondok Daarul

Huffaadzh Al-Islami

Dalam disipilin Ulumul Quran, proses perekaman wahyu (jam‟ al –

Qur‟an) digolongkan menjadi dua kategori, yaitu : jam‟ al-Qur‟an dalam

arti menghafal, dan menulis al-Qur‟an. Jam‟ Al-Qur‟anyang berarti

menghafal, misalnya, merekam dan menjaga kemurnian al-Qur‟an dari

kepunahan dengan mengingat (menyimpan) dalam hati dan fikiran.

Sementara Jam‟ Al-Qur‟an dalam arti menulis adalah melahirkan

keseluruhan ayat-ayat al-Qur‟an dalam bentuk tulisan, sehingga wahyu

yang turun bisa dijumpai dalam bentuk verbalnya.88

Hingga saat ini aktifitas menghafal dan mencetak mushaf al-

Qur‟an terus berlangsung. Pesantren, sebagai sebuah subkultural, lahir dan

berkembang seiring dengan derap langkah kebutuhan masyarakat islam

akan pengajaran agama Islam. Denyut nadi dan dinamika kehidupan

dipesantren adalah cerminan langsung dari sikap dan pola hidup kiyai

yang mengasuhnya. Salah satu pola hidup keagamaan yang paling

menonjol dan karenanya menjadi karakteristik pesantren adalah penekanan

yang kuat kepada aspek rohani atau spiritual. Dengan kata lain, pesantren

88

Ali Romdhoni, Tradisi Hafalan Qur‟an di Masyarakat Muslim Indonesia, Journal of

Qur‟an and Hadith Studies, Vol .4, No. 1, (2015), 2.

Page 71: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

sangat identik dengan pola hidup yang dalam tradisi sufisme bisa

disebut zuhud.89

Pesantren Taḥfȋẓ al-Qur‟an yang bertujuan membimbing santri

untuk Menghafal Al-Qur‟an, serta memiliki akhlak mulia, dan sekaligus

diharapkan dapat mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur‟an. Seiring dengan

bergulirnya waktu, Pesantren Taḥfȋẓ al-Qur‟an semakin besar dan

semakin berkembang pesat.

Al-Ustaz Erman Rifa‟i Al-Hafizh adalah pengasuh dari Pondok

Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami atau orang yang bertanggung jawab

atas segala aktivitas di Pondok Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami.

Metode menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren Darrul Huffadzh Al-

Islami tidak terdapat metode khusus. Seperti ungkapan dari Al Ustaz

Erman Rifa‟i Al-Hafizh berikut ini:

[A]Untuk tata cara santri menghafal al-Qur‟an di sini santri

tersebut harus mengawali dengan perbaikan bacaan selama 2

sampai 3 bulan dan menyelesaikan membaca al-Qur‟an 30 juz

(bin-nadzar) secara baik dan benar. Dan ditekankan kepada

santri baru untuk diutamakan dalam belajar makharijul huruf

dengan baik dan benar. Jika bacaan santri tersebut telah bagus,

maka di perbolehkan untuk menghafal al-Qur‟an atas izin

pembimbing tahfidznya. Menghafal al-Qur‟an dimulai dari juz

30. Setiap harinya santri wajib membaca al-Qur‟an minimal 2

juz per hari. Di pondok pesantren ini tidak diterapkan metode

khusus, karena dalam proses menghafal ini sesuai kemampuan

masing-masing santri. Untuk fase Murāja‟ah hafalan, para

santri berbeda-beda dalam penerapan muroja‟ahnya, tetapi dari

pihak pondok telah mengatur jadwal santri khusus Murāja‟ah

hafalannya, yaitu waktu ngaji malam di dampingi oleh

pembimbing tahfidznya. Ketika sudah mencapai kelipatan 5

juz, maka wajib bagi santri tersbebut untuk mengikuti ujian

tahfidz, yang di uji oleh pembimbing tahfidznya. Namun untuk

mempermudah dalam menghafal al-Qur‟an, santri diwajibkan

menggunakan al-Qur‟an pojok.”90

89

Ahmad atabik, The Living Qur‟an: Potret Budaya Tahfidz Alquran di Nusantara,

Jurnal Penelitian, Vol. 8, No. 1, Februari (2014), 169. 90

Ustaz Erman Rifa‟i Al-Hafizh, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami

, Wawancara dengan Penulis 05 Januari 2020

Page 72: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Ustazah Nurhaliza merupakan salah satu pembimbing tahfidz yang

ada di Pondok Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami, beliau

mengungkapkan bahwa proses menghafal dan Murāja‟ah di pesantren

Darrul Huffadz Al-Islami berlangsung secara perkelompok, ada Ustaz atau

Ustazah pembimbing tahfidz nya perkelompok. Kurang lebih, satu

pembimbing tahfidz memegang 10 sampai 15 santri. Dari awal masuk

sampai fase Murāja‟ah, santri tersebut dibimbing dengan satu Ustaz atau

Ustazah pembimbing Taḥfȋẓnya. Untuk menghafal, santri menyetorkan

hafalannya kepada Ustazah pembimbing tahfidznya masing- masing.

Target hafalan per hari minimal 1 halaman. Untuk Murāja‟ah hafalan,

santri wajib menyetorkan Murāja‟ahnya kepada pembimbing Taḥfȋẓnya.

Dan ada juga yang meMurāja‟ah hafalannya bersama-sama dengan teman

tahfidznya, dengan cara melanjutkan atau tebak ayat dan surah. Hal ini

dilakukan agar santri tidak bosan.91

A. Pra Taḥfȋẓ

al-Qur‟an merupakan pedoman hidup yang dijamin mudah

untuk hihafal. Sebelum memasuki proses menghafal al-Qur‟an,

santri Darrul Huffadz Al-Islami diwajibkan untuk memperbaiki

bacaannya hingga benar. Dengan mentalaqqi bacaannya,

mempelajari makhorijul huruf dan mengkhatamkan 30 juz bersama

pembimbing tahfidz nya. Pada tahap ini, santri belum di

perkenankan untuk menghafal al-Qur‟an. Proses ini berlangsung

selama 2-3 bulan. Sehingga santri yang baru menghafal benar-

benar menguasai makhorijul huruf dan tahsinul Qur‟an dengan

baik.92

91

Ustazah Nurhaliza, Pembimbing Tahfidzh Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami

, Wawancara dengan Penulis 05 Januari 2020 92

Ustazah Masridah, Pembimbing Tahfidzh Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami

, Wawancara dengan Penulis 05 Januari 2020

Page 73: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

B. Taḥfȋẓ dan Murāja’ah

1) Azizah Aslamiyah

Azizah adalah santriwati Pondok Pesantren Daarul Huffadzh

Al-Islami,berasal dari kota Jambi, berusia 19 tahun. Sampai

sekarang sudah mampu menghafal al-Qur‟an 22 juz. Dia

menghafal al-Qur‟an karena kemauan ia sendiri, dukungan orang

tua juga dorongan dari sang kiyai. Cara Azizah dalam menghafal

al-Qur‟an yaitu dengan menghafal al-Qur‟an ayat per ayat,

diulang-ulangi terus sampai lancar. Dia menambah hafalan 2

halaman sampai 3 halaman per hari. Seperti ungkapan Azihah

berikut ini:

[A]cara saya dalam menghafal awalnya saya baca

dahulu berulang-ulang kemudian saya bayangkan dan

sambil menghafal ayat per ayat sampai lancar, setelah

lancar satu ayat baru saya lanjutkan ke ayat yang lain.

Setelah itu baru saya ulangi lagi dari ayat pertama sampai

ayat terakhir secara berulang-ulang sampai lancar.

Kemudian minta di sima‟kan oleh teman saya sebelum

menyetorkan ke Ustazah. Kalo Murāja‟ahnya saya lebuh

suka dengan cara melanjutkan ayat bersama teman. Dan

menyetorkan muroja‟ahnya kepada Ustazah. Dan setiap

kelipatan 5 juz ada ujian tahfidz nya.”93

2) Nizla Maghfiroh

Nizla adalah santriwati Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-

Islami, berasal dari Batang hari, berusia 20 tahun. Sampai sekarang

alhamdulillah telah menyelesaikan hafalannya dan sekarang masih

dalam tahap Murāja‟ah hafalan. Dia menghafal al-Qur‟an karena

kemauan ia sendiri, serta ridho ke dua orang tuanya. Cara Nizla

dalam menghafal al-Qur‟an yaitu dengan mengulang-ulang bacaan

1 halaman itu selama 10 kali, dan menghafalkannya dari ayat per

93

Azizah, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 05 Januari 2020, Rekaman suara

Page 74: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

ayat sampai lancar. Lalu mengulanginya dari pojok bawah sampai

atas. Seperti ungkapan Nazla sebagai berikut :

[A]Cara saya dalam menghafal al-Qur‟an yaitu

mengulang-ulang bacaan 1 halaman itu selama 10 kali, dan

menghafalkannya dari ayat per ayat sampai lancar. Lalu

mengulanginya dari pojok bawah sampai atas. Kalo sudah

lancar langsung di setorkan ke Ustazah waktu saya

menghafal yaitu setelah sholat tahajjud dan setelah sholat

ashar. Kalau Murāja‟ah setelah sholat 5 waktu.dengan cara

mengulang hafalan secara mandiri. Bagi saya

memanfaatkan waktu yang sempit itulah yang enak bagi

saya untuk mengulang hafalan.”94

3) Ulifia Fitri

Ulifia adalah santriwati Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-

Islami, berasal dari kabupaten Tebo, berusia 14 tahun. Sampai

sekarang sudah mampu menghafal al-Qur‟an 15 juz. Dia

menghafal al-Qur‟an karena keinginan orang tua dan keinginannya

sendiri. Cara Ulifia menghafal al-Qur‟an yakni dengan cara

menghafal satu ayat sampai lancar, lalu dilanjutkan dengan ayat

berikutnya sampai setengah pojok. Kalau sudah lancar maka

hafalkan setengah pojoknya lagi. Dan menggabungkan setengah

pojok tersebut menjadi satu halaman. Seperti ungkapan Ulfia

sebagai berikut :

[A]Cara saya menghafal al-Qur‟an yaitu menghafal

satu ayat sampai lancar, lalu dilanjutkan dengan ayat

berikutnya sampai setengah pojok, lalu melancarkan

setengah pojok yang telah di hafalkan sampai tidak ada

salahnya lagi. Kalau sudah lancar maka hafalkan setengah

pojoknya lagi seperti cara yang sama. Setelah itu

menggabungkan setengah pojok yang telah di hafal tersebut

menjadi satu halaman lancar tanpa salah dan siap untuk di

setorkan ke Ustazah. Kalau untuk muroja‟ahnya, saya

94

Nizla, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 05 Januari 2020, Rekaman suara

Page 75: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

menggabungkan hafalan lama dengan hafalan baru untuk di

Murāja‟ahi.”95

4) Zahratun Nisa

Zahra adalah santriwati Pondok Pesantren Daarul Huffadzh

Al-Islami, berasal dari kabupaten Tanjab tim. Berusia 19 tahun.

Sampai sekarang sudah menghatamkan hafalan al-Qur‟an nya.

Dia menghafal al-Qur‟an karena kemauan sendiri dan restu

orang tua. Cara Zahra menghafal yaitu dengan cara

memperbanyak membaca al-Qur‟an, dan menghafalnya dengan

menghafal ayat-perayat sambil membayangkan ayat yang di

hafal. Sebagaimana ungkapan Zahra sebagai berikut :

[A]waktu yang sering saya gunakan dalam menambah

hafalan saya lebih suka pada waktu ba‟da subuh karena

waktu tersebut pikiran masih fresh, dan situasi yang sepi

seperti ba‟da tahajjud lebih mudah untuk menghafal. Dalam

satu hari saya mampu menambah hafalan sebanyak 1

lembar. Dengan cara memperbanyak membaca al-Qur‟an,

dan menghafalnya dengan ayat-perayat sambil

membayangkan ayat yang di hafal. Karena sudah banyak di

baca, maka akan memudahkan saya dalam mengingat ayat

tersebut, dengan izin Allah. Dan setelah khatam 30 juz,

tanggung jawab saya lebih besar untuk bisa menjaga

hafalan saya, untuk itu tiap harinya saya muroja‟ah hafalan

sdalam sehari 3 juz. Kiat saya untuk menjaga hafalan yaitu

dengan tikrar-an yaitu membaca ulang hafalan”.96

5) Dinda Amelia

Dinda Amelia adalah santriwati Pondok Pesantren Daarul

Huffadzh Al-Islami, berasal dari kabupaten Batang hari, berusia 15

tahun. Sampai sekarang sudah mampu menghafal al-Qur‟an 16 juz.

95

Ulifia, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 05 Januari 2020, Rekaman suara

96 Zahra, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 06 Januari 2020, Rekaman suara

Page 76: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Dia menghafal al-Qur‟an karena termotivasi oleh keluarganya yang

seorang hafidz Qur‟an, serta dukungan ke dua orang tua. Cara

Dinda menghafal al-Qur‟an yakni dengan cara dibaca berulang-

ulang sampai 3 kali, lalu di hafalkan ayat yang sudah dibaca

sampai 3 kali tersebut. Kemudian setelah hafal ia tulis sepenggal

ayat yang di awal. Seperti ungkapan Dinda sebagai berikut :

[A]Cara saya menghafal al-Qur‟an yaitu baca

berulang-ulang sampai 3 kali, lalu di hafalkan ayat yang

sudah dibaca tersebut. Kemudian setelah hafal saya tulis

sepenggal awal ayat di sebuah buku tulis, untuk pedoman

ketika muroja‟ah hafalan.saya menghafal dari satu ayat ke

ayat selanjutnya sampai satu halaman. Lalu saya ulangi lagi

sampai lancar dan minta tolong teman untuk mensima‟kan

bacaan saya, setelah lancar langsung di setorkan ke

Ustazah.”97

Dari wawancara penulis dengan pengasuh, guru-guru dan

santri di Pondok Darrul Huffadzh Al-Islami dapat diketahui bahwa

pelaksanaan menghafal al-Qur‟an tidak memiliki metode khusus

dari pihak pesantren, karena dalam proses menghafal setiap santri

memiliki keterbatasan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam

menghafal Al-Qur‟an.

Dari informan di atas, metode menghafal al-Qur‟an yang

penulis dapatkan di Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami

yakni dengan menggunakan metode binnazhor, metode menghafal

ayat per ayat, metode Waḥdah , metode takrir, metode Kitābah,

metode semaan dengan sesama teman tahfidz, menyetorkan

hafalan kepada guru tahfidz al-Qur‟an dan menggunakan Al-

Qur‟an pojok, sedangkan metode muroja‟ah nya ialah metode

muroja‟ah dengan guru, muroja‟ah dengan teman, Murāja‟ah

mandiri, Murāja‟ah bersama teman, dan Ujian Tahfidz.

97

Dinda Amelia, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara

dengan Penulis 06 Januari 2020, Rekaman suara

Page 77: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

2) Analisis Metode Tahfidz dan Murāja’ah yang diterapkan

santri di Pondok Pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami

Dilihat dari hasil temuan observasi dan wawancara tersebut,

sebenarnya tidak terdapat metode khusus dalam menghafal al-Qur‟an,

hanya saja santri berinisiatif sendiri untuk menggunakan metode atau

sesuai kemampuan santri. Dalam hal ini, penulis menemukan beberapa

metode yang digunakan santri dalam menghafal al-Qur‟an dan

Murāja‟ah hafalannya di pondok pesantren Darrul Huffadzh Al-Islami,

yaitu sebagai berikut:

1. MetodeTalaqqi

Dengan metode Talaqqi ini, santri belajar langsung ke hadapan

guru, membuat santri jadi lebih mengetahui dimana letak kesalahan

dan kekurangan dalam bacaan mereka, karena langsung diberitahu

oleh guru untuk bacaan mereka ketika sedang belajar langsung.

Tahapan talaqqi merupakan langkah pertama bagi santrii baru.

2. Metode Binnazhor

Adalah metode membaca al-Qur‟an dengan melihat mushaf,

Metode ini diterapkan bagi santri yang baru akan mulai menghafal

al-Qur‟an. Proses ini diawali dengan talaqqi (memperdengarkan

bacaannya secara langsung kepada pembimbing tahfidz, dengan

menekankan pada kefasihan bacaan), santri membaca al-Qur‟an

dengan cara langsung dihadapan pembimbing tahfidz (guru

tahfidz). Dan jika ada kesalahan, langsung dikoreksi dan

dibenarkan oleh pembing tahfidznya. Cara ini bertujuan untuk

mengenalkan kepada santri yang akan menghafal al-Qur‟an yaitu

mengenai Makhrijul Huruf, sehingga sesuai dengan kaidah Ilmu

Tajwid.

Metode ini dianggap sebagai salah satu tahap awal yang efektif

sebelum santri menghafalkan al-Qur‟an. Sehingga seorang santri

Page 78: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

apabila akan menghafal al-Qur‟an ia telah fasih atau benar bacaan

dan tajwidnya.

3. Metode memperbanyak membaca al-Qur’an sebelum

menghafal

Dari para informan mengungkapkan cara yang dilakukan dalam

menghafal mereka mayoritas melakukan dengan banyak membaca

ayat yang akan di hafalkan secara berulang, dalam menambah

hafalan.

4. Metode Waḥdah atau ayat per ayat

Selain menggunakan metode diatas, para informan juga

mengungkapkan dalam menghafal al-Qur;an mereka menggunakan

metode menghafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang hendak

dihafalnya (metode Waḥdah).

5. Metode takrir atau mengulang

Metode ini biasa digunakan santri dalam menghafal al-

Qur‟an, di mana santri sudah mampu menghafal dengan ditakrir

atau diulang kembali, harapannya supaya hafalan yang

dihafalkannya tersebut tetap terjaga dan menjadikan lancar dan

berkualitas dalam menghafal al-Qur‟an

6. Metode Kitābah

Selain menggunakan metode yang diatas, dari informan

mengungkapkan bahwasanya dalam menghafal al-Qur‟an mereka

menggunakan metode Kitābah, dengan cara menulis ayat untuk

mempertajam ingatan hafalannya.

7. Metode Semaan dengan Sesama Teman Taḥfȋẓh

Metode ini biasa digunakan santri dalam menghafal al-

Qur‟an, simaan al-Qur‟an atau tasmi‟ (memperdengarkan hafalan

Page 79: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

kepada orang lain), misalnya kepada sesama teman tahfidz atau

kepada senior yang lebih lancar merupakan salah satu metode

untuk tetap memelihara hafalan supaya tetap terjaga, serta

bertambah lancar.

8. Menyetorkan Hafalan kepada Guru Taḥfȋẓ Al-Qur’an

Setiap santri ataupun seseorang yang menghafalkan al-Qur‟an

wajib menyetorkan hafalannya kepada seorang pembimbing nya

dalam menghafal. Hal ini bertujuan agar bisa diketahui letak

kesalahan ayat-ayat yang dihafalkan.

9. Menggunakan Qur’an Pojok (Qur’an Hafalan)

Dianjurkan bagi santri untuk menggunakan Qur‟an Pojok

atau Qur‟an Hafalan.Yaitu Qur‟an yang disetiap sudut halaman nya

berakhir dengan akhir ayat.Hal ini bertujuan agar menyelaraskan

semua ingatan hafalan santri.Di Pondok Pesantren ini tidak

diterapkan metode khusus, namun metode yang digunakan untuk

mempermudah dalam menghafal al-Qur‟an adalah dengan

diharuskannya santri menggunakan al-Qur‟an Pojok atau Qur‟an

Hafalan.

10. Muroja’ah dengan guru

Yaitu proses mengulang hafalan yang telah dihafalkan ataupun

disetorkan. Santri dibebankan untuk mengulang hafalannya secara

mandiri dan kemudian disima‟kan kepada guru pembimbing

tahfidz. Proses ini dilakukan ketika seorang santri telah hafal 5 juz,

ia menyetorkan kembali dari juz 1 sampai 5 kepada guru

pembimbing tahfidznya, dan kemudian dijeda dulu untuk

menambah hafalannya.

Dan jika telah selesai diulang hafalannyakepada guru

pembimbing taḥfȋẓ, maka boleh melanjutkan kembali hafalan baru.

Page 80: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Hal ini bertujuan untuk menjaga hafalan yang ada yang telah

disetorkan, agar tidak lupa.

11. Murāja’ah Mandiri

Ialah mengulang hafalan secara pribadi atau sendiri-

sendiri, dilaksanakan sesuai dengan inisiatif santri sendiri.

Muroja‟ah mandiri dilakukan setiap ada kesempatan untuk

mengulang hafalan.

12. Murāja’ah dengan teman

Ialah mengulang hafalan secara berpasangan, deangan

cara sambung ayat, dan lanjutkan ayat bersama teman. Cara seperti

ini bisa dilakukan kapan saja, ketika sedang istirahat atau pun di

waktu mengaji malam khusus muroja‟ah.

13. Ujian Taḥfȋẓ

Ujian taḥfȋẓ dilakukan ketika santri telah menghafalkan

sampai juz 5 dan seterusnya, ujian tahfidz ini dilaksanakan

ketika santri telah mencapai target kelipatan 5. dilaksanakan

simaan ujian tahfidz.

Hal ini dilakukan untuk memotivasi agar dengan ujian ini

santri merasa mempunyai kewajiban untuk selalu mengulang

hafalannya. Memberi semangat, mempersiapkan ujian, melatih

kemampuan daya ingat santri terhadap hafalannya, melatih

tampil di depan orang banyak agar tidak grogi jika berhadapan

dengan masyarakat, dan motivasi karna dengan semakin sering

diulang maka hafalan pun akan menjadi kuat dan lancar.

Dari analisis data yang di dapatkan, maka dapat diketahui

beberapa metode tahfidz yang di gunakan oleh santri Darrul Huffadz

Al-Islami, yakni sebagai berikut :

Page 81: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

- Metode Talaqqi, belajar membaca secara langsung dengan

pembimbing tahfidz

- Metode Binnazr, yaitu membaca Al-Qur‟an dengan melihat

teks Al-Qur‟an

- Metode Waḥdah , menghafal ayat per ayat

- Metode takrir, menghafal dengan cara diulang-ulang

- Metode Kitābah, menghafal dengan cara ditulis

- Metode Semaan dengan Teman Taḥfȋẓh, memperdengarkan

hafalan kepada teman

- Menyetorkan Hafalan kepada Guru Tahfidz al-Qur‟an

- Menggunakan Quran Pojok, diwajibkan menggunakan satu

jenis mushaf saja.

- Muroja‟ah dengan guru, mengulang hafalan dengan disima‟

kepada guru.

- Murāja‟ah dengan teman, mengulang secara bersamaan dengan

teman

- Murāja‟ah mandiri, mengulang secara pribadi

- Murāja‟ah bersama teman, yaitu dengan cara sambung ayat

- Ujian taḥfȋẓ, tes kemampuan hafalan

B. Metode Taḥfȋẓ yang diterapkan di Pondok Pesantren Satu Qur’an

Jambi

Yaitu melalui 3 tahapan sebagai berikut:

- Pra taḥfȋẓ, yaitu persiapan sebelum menghafal al-Qur‟an Tahfidz,

yaitu menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat al-Qur‟an

- Murāja‟ah, yaitu mengulang hafalan.

1) Implementasi Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Satu

Qur’an Jambi

Page 82: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Pesantren taḥfȋẓ al-Qur‟an yang bertujuan membimbing

santri untuk Menghafal Al-Qur‟an, serta memiliki akhlak mulia, dan

sekaligus diharapkan dapat mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur‟an.

Seiring dengan bergulirnya waktu, Pesantren Taḥfȋẓ al-Qur‟an

semakin besar dan semakin berkembang pesat.

Alur Program Tahfidz di Pondok pesantren Satu Qur‟an ini

yaitu :

1. Talaqqi

2. Tilawah dengan

target

Ujian Tahsin dan

Tajwid

Setoran hapalan &

Muroja'ah (disertai

ujian tahfizh

berkala)

Hatam Setoran

Hafalan

(dihadiri orang tua/

wali dan seluruh

lingkup pesantren)

Wisuda Tahfidz

Pengabdian

Ujian Akhir

Tahfidz

(Memenuhi syarat

wisuda)

Dari wawancara penulis dengan pengasuh, guru-guru dan

santri di Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi dapat diketahui

bahwa pelaksanaan metode menghafal al-Qur‟an melalui beberapa

proses sebagai berikut :

A. Pra Taḥfȋẓ

Sebelum memasuki proses menghafal al-Qur‟an, santri Satu

Qur‟an jambi diwajibkan untuk menunaikan penugasan yang

diberikan oleh pihak pesantren, yaitu talaqqi (langsung bertemu

Page 83: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

dengan guru tahfidz melalui pertemuan langsung atau face to face.

Santri menirukan bacaan guru pembimbing tahfidznya) dengan

panduan mengaji iqra‟, dari iqra‟ 1-6 dan tilawah dengan target 10

kali khatam. Sambil memperbaiki bacaannya hingga benar

makhorijul huruf bacaannya serta mengetahui hukum-hukum

tajwid dan tahsin secara mendasar. Biasanya, proses ini

berlangsung selama satu bulan. Pada tahap ini, santri belum di

perkenankan untuk menghafal al-Qur‟an. Sehingga santri yang

baru menghafal benar-benar menguasai makhorijul huruf, tajwid

dan tahsinul Qur‟an dengan baik.

Setelah mengkhatamkan al-Qur‟an 10 serta mengikuti

pembelajaran Iqra‟, tajwid dan tahsin selama 1 bulan, santri wajib

mengikuti ujian tahsin dan tajwid sebelum memasuki proses

menghafal Al-Qur‟an atas izin pembimbing tahfidznya.98

Cara ini sebagai salah satu tahap awal yang efektif sebelum

santri menghafalkan al-Qur‟an. Sehingga seorang santri apabila

akan menghafal al-Qur‟an ia telah fasih atau benar bacaan dan

tajwidnya.

B. Tahfidz

Ketika proses Taḥfȋẓ dilaksanakan, target hafalan yang

harus dicapai santri yaitu satu bulan hafal satu juz secara mutqin.

Jika hal ini berhasil dicapai, maka dalam 3 tahun santri akan

menghafal sebanyak 30 juz secara mutqin.

Dalam proses menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren

Satu Qur‟an Jambi, dari hasil temuan melalui observasi dan

wawancara kepada informan, ditemukan paparan dari informan

bahwa proses hafalan al-Qur‟an di Pondok Pesantren Satu Qur‟an

98

Ustazah Yetmi, Pembimbing Tahfidzh Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi,

Wawancara dengan Penulis 15 Maret 2020

Page 84: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Jambi menggunakan suatu metode khusus yang di gagas oleh al-

Ustaz Mushollin selaku Mudir (Pengasuh PP Satu Qur‟an Jambi)

dalam menghafal al-Qur‟an, buku panduannya belum selesai di

buat, akan tetapi konsep metodenya sudah di rancang dan masih

dalam proses pengetikan. Seperti ungkapan beliau berikut ini :

[A]Untuk tata cara santri menghafal al-Qur‟an di

sini santri tersebut harus mengawali dengan perbaikan

bacaan selama 1 bulan dan menyelesaikan membaca al-

Qur‟an 10 kali khatam. Ditekankan pada santri baru untuk

belajar makharijul huruf dengan baik dan benar, serta

talaqqi bacaan dengan pembimbing tahfidznya dengan

membaca Iqra‟ sampai bacaannya bagus. Seiring

berjalannya waktu ia diwajibkan untuk mengkhatamkan al-

Qur‟an 10 kali. Jika bacaan santri tersebut telah bagus,

maka di perkenankan untuk mengikuti ujian tahsin dan

tajwid atas izin pembimbing tahfidznya. Jika dinyatakan

lulus, baru santri boleh menghafal al-Qur‟an. Dimulai dari

juz 30. Setiap harinya santri wajib membaca al-Qur‟an

minimal 3 juz per hari. Di pondok pesantren ini diterapkan

metode khusus, untuk memudahkan santri dalam

mengambil langkah dalam tahap menghafal al-Qur‟an.

Yaitu metode Waḥdah , LUPAKAN metode at-taisir dan

metode sudan. Yaitu santri menghafal dari ayat per-ayat,

lihat, ucapkan dengan suara yang lantang, pahami, arti,

kaitkan, ayat, nyetor ke pembimbing tahfidznya. dengan

memperhatikan letak halaman, posisi dalam mushaf, nama

surah, dan surah keberapa. Untuk fase Murāja‟ah hafalan,

pihak pondok telah mengatur jadwal santri khusus

Murāja‟ah hafalannya, yaitu waktu ngaji malam di

dampingi oleh pembimbing tahfidznya. Setiap pekan ada

ujian tahfidznya. Ketika sudah mencapai kelipatan 5 juz,

maka wajib bagi santri tersbebut untuk mengikuti ujian

tahfidz, yang di uji oleh pembimbing tahfidznya dengan 10

pertanyaan. ketika sudah 30 juz, maka diujikan kembali

untuk memutqinkan hafalannya”.99

Adapun pemaparan dari Ustazah pembimbing tahfidz

mengenai program tahfidz di Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi,

sebagaimana ungkapan beliau berikut ini :

99

Ustaz Mushollin, Pengasuh Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan

Penulis 10 Maret 2020

Page 85: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Ustazah Itmi

[A]Cara menghafal santri Satu Qur‟an Jambi, yaitu

dengan menggunakan Metode gabungan. Yakni

gabungan dari metode Waḥdah , metode at-taisir,

metode takrir, metode sudan, dan metode LUPAKAN.

Sebelum menghafal al-Qur‟an santri setiap harinya

diberi motivasi selesai sholat subuh, agar ruhaninya

selalu teringat akan kuasa Allah SWT dan selalu

terjaga semangat menghafalnya. Untuk target hafalan

perhari yaitu 1 halaman, target 1 bulan yaitu 1 juz

dengan menyelesaikan ujian tahfidz nya. Untuk

Murāja‟ah hafalannya, mereka Murāja‟ah sendiri-

sendiri, tapi tetap ada partner Murāja‟ahnya, untuk

menyima‟kan hafalan temannya dan berkewajiban

untuk selalu mengingatkan partnernya untuk menyetor

hafalan dan Murāja‟ah hafalan. Setiap selesai satu juz,

wajib mengikuti ujian tahfidz syarat untuk melanjutkan

hafalan ke juz berikutnya. Dan setiap ujian tahfidz

kelipatan 5, di uji oleh pengasuh dan pembimbing

tahfidznya di saksikan oleh santri lainnya. Seluruh

santri di haruskan memakai mushaf al-Qur‟an

pojok.”100

Ustazah Rahmah

[A]Sebelum mulai menghafal al-Qur‟an, santri

diwajibkan terlebih dahulu mempelajari kaidah tajwid,

tahsin dan makhorijul huruf. . Bagi santri yang

makhorijul hurufnya masih banyak yang salah, maka

santri tersebut harus belajar dari awal yaitu belajar

membaca Iqra‟.

Selain itu santri memiliki target tilawah al-Qur‟an

sebanyak 10 kali khatam selama 1 bulan, hal ini

bertujuan agar santri terbiasa membaca dan mendengar

ayat-ayat al-Qur‟an yang akan dihafalkan. Setelah

melewati tahap tersebut, maka santri mengikuti ujian

tajwid dan tahsin. Kalo sudah lulus, barulah dia

menghafal al-Qur‟an.

Target menghafal hafalan baru di sini 1 lembar

sehari, dengan memuroja‟ah hafalan yang sebelumnya.

Kegiatan Murāja‟ah dilaksanakan di halaqoh malam.

Setelah menyetor hafalan baru 1 halaman, maka wajib

menyetorkan Murāja‟ah yang di hafalkan kemarin.

Setiap pekan diwajibkan menyetorkan hafalannya

100

Ustazah Itmi, Pembimbing Tahfidz Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, Wawancara

dengan Penulis 10 Maret 2020

Page 86: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

selama 1 pekan tersebut. Dengan sekali duduk,

membacanya dihadapan Ustazah pembimbing

tahfidznya.ketika telah mencapai 1 juz, maka ada ujian

kenaikan juz, cara tersebut merupakan syarat untuk

melanjutkan hafalan ke juz selanjutnya.

Setiap santri memiliki partner Murāja‟ahnya, agar

saling menyima‟kan hafalan sesama teman. Dan tidak

mengganggu teman yang lainnya dalam menghafal dan

Murāja‟ah hafalannya.”101

Selanjutnya, pemaparan dari santri Pondok Pesantren Satu

Qur‟an mengenai metode menghafal dan Murāja‟ah di Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi, yaitu sebagai berikut :

1. Suci Rosmiati

Suci merupakan santriwati Pondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi, berasal dari Sengeti, berusia 21 tahun.

Sampai sekarang sudah mampu menghafal al-Qur‟an 25

juz. Dia menghafal al-Qur‟an karena keinginan orang tua

dan keinginannya sendiri. Cara Suci menghafal al-Qur‟an

yakni dengan cara menghafal satu ayat sampai lancar, lalu

dilanjutkan dengan ayat berikutnya sampai setengah pojok.

Kalau sudah lancar maka hafalkan setengah pojoknya lagi.

Dan menggabungkan setengah pojok tersebut menjadi satu

halaman. Diulangi sebanyak 3 kali pengulangan, dan

memperhatikan halaman, letak posisi dalam mushaf, nama

surah, nomor surah, dan letak ayat. Seperti ungkapan Ulfia

sebagai berikut :

[A]Cara saya menghafal al-Qur‟an yakni

dengan cara menghafal satu ayat sampai lancar, lalu

dilanjutkan dengan ayat berikutnya sampai setengah

pojok. Kalau sudah lancar maka hafalkan setengah

pojoknya lagi. Dan menggabungkan setengah pojok

tersebut menjadi satu halaman. Diulangi sebanyak 3

101

Ustazah Rahmah, Pembimbing Tahfidz Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi,

Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2020

Page 87: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

kali pengulangan, dan memperhatikan halaman, letak

posisi dalam mushaf, nama surah, nomor surah, dan

letak ayat. Karena, akan ditanya oleh pembimbing

hafalan ketika sedang menyetorkan hafalan. Csrs satya

mengulang hafalan saya yaitu dengan Murāja‟ah

mandiri, lalu minta sima‟kan dengan partner Murāja‟ah

sebelum menyetorkan ulang kepada Ustazah

pembimbing tahfidz.102

2. Nur Amalia

Nur merupakan santriwati Pondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi, berasal dari Batang Hari, berusia 18 tahun.

Sampai sekarang sudah mampu menghafal al-Qur‟an 20

juz. Dia menghafal al-Qur‟an karena keinginannya sendiri.

Cara Nur menghafal al-Qur‟an yakni dengan cara membaca

sebanyak bacaan 5 kali pengulangan pada ayat yang akan di

hafalkan. Sebagaimana ungkapan Nur berikut ini :

[A]Cara saya menghafal al-Qur‟an yakni dengan

mengulang apa yang akan saya hafalkan sebanyak 5

kali pengulangan, agar apa yang saya hafalkan tersebut

tidak sulit diingat dan diucapkan. Saya menghafal Al-

Qur‟an dengan suara yang keras. Selanjtnya, setelah

hafal saya perhatikan halaman, surah, letak ayat.

Kemudian saya setorkan kepada pembimbing tahfidz .

untuk Murāja‟ah, setiap harinya selalu mengulang

hafalan yang telah dihafal pada setiap pekannya. Setor

satu halaman, Murāja‟ah satu juz sebelumnya. Saya

Murāja‟ah dengan partner hafalan dengan cara

disima‟kan, sambung ayat, teka-teki surah. Dan ada

saatnya Murāja‟ah berbarengan dengan cara membaca

sama-sama ayat yang akan di Murāja‟ahi.103

3. Husna Syafira

Husna merupakan santriwati di Pondok Pesantren

Satu Qur‟an Jambi, berasal dari Bangko, berusia 17 tahun.

Sampai sekarang sudah mampu menghafal al-Qur‟an 15

juz. Dia menghafal al-Qur‟an karena termotivasi oleh kaka

102

Suci, Santri Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan Penulis 15

Maret 2020, Rekaman suara 103

Nur Amalia, Santri Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan Penulis

15 Maret 2020, Rekaman suara

Page 88: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

nya yang hafidz Qur‟an. Cara menghafal al-Qur‟an Husna

Syafira yaitu sebagai beriku :

[A]Pertama-tama, luruskan niat menghafal al-

Qur‟an alhamdulillah setiap setelah sholat subuh, ada

motivasi yang disampaikan oleh mudir, ataupun Ustaz

yang lainnya untuk menyemangati santri sebelum

menghafal al-Qur‟an. Setelah itu baca do‟a dan

membaca halaman yang akan dibaca berulang ulang,

minimal 10 kali. Kemudian baca terjemahan ayat, dan

dilanjutkan menghafal ayat pertama dengan membaca

berulang-ulang. Setelah hafal, lalu membaca arti dan

mentadabburinya, kemudian perhatikan posisi ayat

dalam al-Qur‟an, nama surah, nomor surah, dan pojok

halaman. Lalu meminta teman untuk menyimak.

Kemudian menghafal ayat kedua dan kembali meminta

tolong ke teman untuk menyimak, begitu seterusnya

sampai selesai 1 halaman. Setelah selesai menghafal 1

halaman, hafalan siap untuk disetorkan.”104

Begitulah pemaparan dari informan, umumnya para santri

menggunakan cara yang sama dalam menghafal dan Murāja‟ah

hafalannya. Karena sudah ada kurikulum dari pesantren, santri tidak

perlu bingung dengan cara apa menghafalkan al-Qur‟an.

2) Analisis Metode Taḥfȋẓ dan Murāja’ah yang diterapkan santri

di Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi

Dilihat dari hasil temuan observasi dan wawancara tersebut,

terdapat metode khusus dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi, yaitu metode gabungan yang

merupakan gabungan dari berbagai metode, yaitu:

1) Metode Waḥdah atau ayat per ayat

Dari pemaparan para informan, mengungkapkan dalam

menghafal al-Qur‟an, kebanyakan dari mereka menggunakan

104

Husna Syafira, Santri Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan

Penulis 20 Maret 2020,

Page 89: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

metode menghafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang hendak

dihafalnya (metode Waḥdah ).

2) Metode at-Taisir

Yaitu menghafal al-Qur‟an dengan metode ini melatih

mengingat ayat dalam satu detik, hingga nomor ayat, posisi

halaman, dan letak ayat di dalam mushaf. Di pesantren satu

Qur‟an ini, setiap menyetorkan ke pembimbing tahfidz,

menggunakan cara ini. Dan akan ditanya oleh pembimbing

tahfidznya.

3) Metode LUPAKAN

Metode menghafal al-Qur‟an ini diberinama “LUPAKAN” :

L : Lihatlah ayat yang akan dihafal sebanyak 3- 10 kali

U :Ucapkanlah dengan suara yang dapat didengar telinga kita

Pa : Pahami arti ayat

Ka : Kaitkan ayat-ayat nya

N : Nyetor ke Ustazah pembimbing tahfidz

Pengasuh Pondok Pesantren Satu Qur‟an menjelaskan

bahwa ketika menghafal yang pertama Anda bisa melihat dan

mengucapkan ayat yang tengah anda coba hafal sebanyak 3

sampai 10 kali berulang-ulang. Lalu, agar mempermudah

mengaitkan tiap ayat saat menghafal kita coba ketahui arti

setiap ayat dan yang paling penting dari setiap hafalan yang

telah dihafalkan yaitu penghafal harus menyetorkan hafalannya

ke Ustazah pembimbing Taḥfȋẓ.105

4) Metode Sudan

Dalam pemaparan yang dijelakan oleh pengasuh Pondok

Pesantren Satu Qur‟an, Yang diterapkan pesantren ini yaitu

cara Murāja‟ahnya. Hafal satu lembar, Murāja‟ah 20 halaman.

Jadi, dalam satu hari santri selalu meMurāja‟ahkan hafalannya

105

Ustaz Mushollin, Pengasuh Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan

Penulis 10 Maret 2020

Page 90: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

sebanyak 1 juz. Khusus santri yang telah menghafal lebih dari

1 juz.106

Setiap santri memiliki kemampuan dan keterbatasan masing-

masing dalam menghafal al-Qur‟an, mereka berinisiatif sendiri untuk

menggunakan metode tambahan sesuai kemampuan santri. Dalam hal ini,

penulis menemukan beberapa metode yang digunakan santri dalam

menghafal al-Qur‟an dan Murāja‟ah hafalannya di pondok pesantrenSatu

Qur‟an Jambi, yaitu sebagai berikut:

1) Metode Talaqqi

Dengan metode Talaqqi ini, santri belajar langsung

ke hadapan guru, membuat santri jadi lebih mengetahui

dimana letak kesalahan dan kekurangan dalam bacaan

mereka, karena langsung diberitahu oleh guru untuk bacaan

mereka ketika sedang belajar langsung. Pada tahapan awal

ini, santri belajar membaca al-Qur‟andengan metode Iqro‟,

yaitu dari iqra‟ 1 sampai iqra‟ 6 sampai lancar dan baik

dalam membaca ayat Al-Qur‟an.

2) Metode memperbanyak membaca al-Qur’ansebelum

menghafal

Dari para informan mengungkapkan cara yang

dilakukan dalam menghafal mereka mayoritas melakukan

dengan banyak membaca ayat yang akan di hafalkan secara

berulang, dalam menambah hafalan. Semakin sering

membaca al-Qur‟an, maka akan semakin mudah

menghafalkannya.

Alawiyah Wahid mengemukakan suatu metode

untuk mempercepat menghafalkan al-Qur‟anialah

memperbanyak membaca al-Qur‟an sesering mungkin

106

Hasil wawancara dengan Ustaz Mushollin pada tanggal 10 maret 2020

Page 91: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

sebelum menghafalkan al-Qur‟an. Yang mana tujuannya

untuk mengenal terlebih dahulu ayat-ayat yang hendak

dihafalkan dan tidak asing dengan ayat tersebut, sehingga ia

lebih mudah dalam menghafalkannya.107

3) Metode takrir atau mengulang

Metode ini biasa digunakan santri dalam menghafal al-

Qur‟an, di mana santri sudah mampu menghafal dengan

ditakrir atau diulang berkali-kali, harapannya supaya

hafalan yang dihafalkannya tersebut tetap terjaga dan

menjadikan lancar dan berkualitas baik dalam menghafal

al-Qur‟an.

Metode takrir maksudnya mengulang kembali hafalan

yang sudah dihafalkan atau hafalan yang sudah disetorkan

kepada pembimbing tahfidz secara istiqomah. Bertujuan

supaya hafalan yang sudah dihafalkan tetap terjaga,

berkualitas baik, kuat dan lancar.108

4) Metode Semaan dengan Sesama Teman Taḥfȋẓh

Metode ini biasa digunakan santri dalam menghafal

Al-Qur‟andan Murāja‟ah hafalan, simaan al-Qur‟anatau

tasmi‟ (memperdengarkan hafalan kepada orang lain),

misalnya kepada sesama teman tahfidz atau kepada senior

yang lebih lancar merupakan salah satu metode untuk tetap

memelihara hafalan supaya tetap terjaga, serta bertambah

lancar.

5) Menyetorkan Hafalan kepada Guru Tahfidz al-Qur’an

107

Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Alquran, (Yogyakarta : Diva Press,

2014), 102

108 Ibid., 70

Page 92: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Setiap santri atau yang telah hafal ayat al-Qur‟an

yang ia hafalkan, maka wajib menyetorkan hafalannya

kepada seorang pembimbing tahfidznya dalam menghafal

dan Murāja‟ah. Halini bertujuan agar bisa diketahui letak

kesalahan ayat-ayat yang dihafalkannya serta menjadi

pedoman evaluasi perkembangan santri selama menghafal

Al-Qur‟andi Pondok Pesantren.

6) Menggunakan Al-Qur’anPojok (al-Qur’anHafalan)

Dianjurkan bagi santri untuk menggunakan Quran

Pojok atau Quran Hafalan.Yaitu al-Qur‟anyang disetiap

sudut halaman nya berakhir dengan akhir ayat. Hal ini

bertujuan agar menyelaraskan semua ingatan hafalan santri.

7) Murāja’ah dengan guru

Yaitu proses mengulang hafalan yang telah

dihafalkan ataupun disetorkan. Santri dibebankan untuk

mengulang hafalannya secara mandiri dan kemudian

disima‟kan kepada teman Murāja‟ah nya dulu, baru di

tasmi‟kan guru pembimbing tahfidz. Dan jika telah selesai

diulang hafalannya kepada guru pembimbing tahfidz, maka

boleh melanjutkan kembali hafalan baru nya. bertujuan

untuk menjaga hafalan yang ada yang telah disetorkan, agar

tidak lupa.109

8) Murāja’ah Mandiri

Mengulang hafalan secara mandiri atau sendiri-sendiri,

dilaksanakan sesuai dengan inisiatif santri itu sendiri.

109

Ustazah vivi, Pembimbing Tahfidz Ponpes Satu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan

Penulis 08 Maret 2020, Wawancara langsung

Page 93: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Muroja‟ah mandiri dilakukan setiap ada kesempatan untuk

mengulang hafalan.110

9) Murāja’ah dengan teman

Mengulang hafalan secara berpasangan, deangan cara

menyima‟kan bacaan hafalan sesama teman tahfidz. Sebelum

menyetorkan hafalannya kepada pembimbing tahfidz.

Terkadang dengan cara sambung ayat, dan saling

melanjutkan ayat bersama teman. Cara seperti ini bisa

dilakukan kapan saja, ketika sedang istirahat atau pun di waktu

mengaji malam khusus muroja‟ah.111

10) Ujian Taḥfȋẓ

Ujian Taḥfȋẓ dilakukan perpekan, perbulan dan per

kelipatan 5 juz. Dalam 1 pekan terdapat 6 hari untuk jadwal

menghafal, yaitu hari senin, selasa, rabu, kamis, jum‟at, dan

sabtu. Dalam waktu 1 pekan tersebut, santri wajib mengikuti

ujian tahfidz pekanan, hafalan yang telah ia hafal dari hari

senin sampai jum‟at. Yang diuji oleh pembimbing tahfidz.

ketika santri telah menghafal 1 juz, maka diwajibkan untuk

mengikuti ujian kenaikan juz. Waktu yang ditentukan oleh

pihak pesantren yaitu minimal 1 bulan sekali. Yang diuji oleh

pembimbing tahfidz nya masing-masing. Ketika santri telah

mencapai target kelipatan 5,10,15,20,25,30 maka dilakukan

ujian kenaikan juz kelipatan 5, yang diuji oleh pengasuh

pondok pesantren dan Ustazah pembimbing tahfidz disaksikan

oleh teman-teman tahfidz.

111 Hasil wawancara dengan Ustazah Rahmah, 10 maret 2020

Page 94: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Hal ini dilakukan untuk memotivasi agar dengan ujian ini

santri merasa mempunyai kewajiban untuk selalu mengulang

hafalannya. Memberi semangat, mempersiapkan ujian, uji

kemampuan daya ingat santri terhadap hafalannya, melatih

tampil di depan orang banyak agar tidak grogi jika berhadapan

dengan masyarakat, dan motivasi karna dengan semakin sering

diulang maka hafalan pun akan menjadi kuat dan lancar. 112

Dari analisis data yang di dapatkan, maka dapat diketahui beberapa

metode tahfidz yang di gunakan oleh santri Satu Qur‟an Jambi, yakni sebagai

berikut :

- Metode Waḥdah , yaitu menghafal ayat per ayat

- Metode at-Taisir, menghafal letak ayat, posisi halaman, nomor surah

- Metode LUPAKAN, yaitu Lihatlah, Ucapkan, pahami arti, Kaitkan

arti/ayat, dan Nyetor

- Metode Sudan, menyetor 1 halaman Murāja‟ah 1 juz

- Metode Talaqqi, membaca langsung di hadapan pembimbing tahfidz

- Metode memperbanyak membaca al-Qur‟an sebelum menghafal

- Metode takrir atau mengulang

- Metode Semaan dengan Sesama Teman Taḥfȋẓh

- Menyetorkan Hafalan kepada Guru Taḥfȋẓ al-Qur‟an

- Menggunakan Qur‟an Pojok (Qur‟an Hafalan)

- Murāja‟ah dengan guru Taḥfȋẓ

- Murāja‟ah Mandiri

- Murāja‟ah dengan teman

- Ujian Taḥfȋẓ

112

Ustazah Nur Chasanah, Pembimbing Tahfidz, Wawancara dengan Penulis 08 Januari

2020, Wawancara langsung

Page 95: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

C. Persamaan dan Perbedaan Metode Menghafal al-Qur’an di Pondok

Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu

Qur’an Jambi

1. Persamaan-Persamaan

Dari hasil wawancara dan observasi di Pondok Pesantren

Daarul Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi, dapat dilihat beberapa persamaan metode yang di gunakan

untuk menghafal al-Qur‟an. Persamaan tersebut ialah :

Pondok Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi merupakan dua lembaga yang sama-

sama mengutamakan mengafal al-Qur‟antanpa mengesampingkan

pembelajaran disiplin ilmu lainnya, dan juga pendidikan formal.

Dalam proses menghafal al-Qur‟an, secara umum metode

yang digunakan kedua pondok tersebut ialah, metode Tahfidz

(menghafal) dan metode Murāja‟ah (mengulang). Adapun

persamaan dalam Metode Taḥfȋẓ yang diterapkan oleh santri PP

Darul Huffadz Al-Islami dan PP Satu Qur‟an Jambi yaitu Metode

Waḥdah , metodetalaqqi, takrir, semaan dengan teman Taḥfȋẓ,

menyetorkan hafalan kepada guru Taḥfȋẓ, menggunakan Quran

pojok dan pada Metode muroja‟ah melalui prosesmuroja‟ah yang

disimak kepada guru, Muroja‟ah mandiri, Murāja‟ah dengan

teman.

2. Perbedaan-Perbedaan

Selain terdapat kesamaan metode dalam kedua pondok

tersebut, ditemukan pula perbedaan-perbedaan dalam pelaksanaan

menghafalkan al-Qur‟an di Pondok Pondok Pesantren Daarul

Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi,

sebagaimana yang disebutkan dibawah ini :

Page 96: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

1) Terletak pada aplikasi pelaksanaan metode menghafal

Alqur‟an. Dalam pelaksanaannya, metode tahfidz yang

diterapkan di Pondok Pesantren Darul Huffadz Al-

Islamitidak memiliki metode khusus. Sedangkan di Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi memiliki pedoman metode

khusus untuk diterapkan oleh santri penghafal al-Qur‟an.

2) Ujian Muroja‟ah yang diterapkan di Pondok Daarul

Huffadz Al-Islami dan Pondok Pesantren Satu Qur‟an

jambi, yaitu Pondok Daarul Huffadz Al-IslamiUjian

hafalan setiap selesai kelipatan 5 juz. Sedangkan untuk

Metode muroja‟ah yang diterapkan di Pondok Satu Qur‟an

Jambi yaitu Ujian hafalan pekanan, setiap bulan dan setiap

kelipatan 5 juz.

Page 97: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat perbedaan dan persamaan dalam penerapan metode

menghafal al-Qur‟an pada Pondok Pesantren Darul Huffadz Al-Islami dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi. kedua Pondok Pesantren Taḥfȋẓ

tersebut sama-sama menggunakan metode Taḥfȋẓ dan Murāja‟ah, yang

mana keduanya tidak dapat dipisahkan. Adapun persamaan dalam Metode

Taḥfȋẓ yang diterapkan oleh santri PP Darul Huffadz Al-Islami dan PP

Satu Qur‟an Jambi yaitu Metode Waḥdah , metode talaqqi, takrir, semaan

dengan teman Taḥfȋẓ, menyetorkan hafalan kepada guru Taḥfȋẓ,

menggunakan Quran pojok dan pada Metode murāja‟ah melalui proses

muroja‟ah yang disimak kepada guru, Muroja‟ah mandiri, Murāja‟ah

dengan teman. Sedangkan pada perbedaannya yaitu terletak pada aplikasi

pelaksanaan metode menghafal Al-Qur‟an. Pada pelaksanaan metode

Taḥfȋẓ yang diterapkan di Pondok Pesantren Darul Huffadz al-Islami tidak

memiliki metode khusus sebagai panduan santri dalam menghafal al-

Qur‟an. Sedangkan di Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi memiliki

pedoman metode khusus untuk diterapkan oleh santri penghafal al-Qur‟an.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan,

dengan uraian di atas, ada beberapa saran yang dianjurkan menyangkut

penelitian ini, yaitu :

1. Pondok Pesantren

Dilihat dari karakteristik dari kedua pondok pesantren yang

berbeda, mulai tahapan-tahapan awal sebelum melangkah pada

menghafal Al-Qur‟an sampai tahapan menghafal Al-Qur‟an sudah

mumpuni dalam mencetak generasi Qur‟ani yang lebih konsisten

Page 98: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

85

terhadap apa yang sudah menjadi tanggung jawab dalam belajar dan

menjaga Al-Qur‟an.

2. Santri

Dengan berbagai macam metode, dan banyak pula yang dilakukan

dalam menghafal Al-Qur‟an melalui metode-metode tersebut. Tetap

menjadikan santri menjadi lebih istiqomah dalam menjaga hafalan Al-

Qur‟an dengan baik.

Page 99: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

DAFTAR PUSTAKA

A. Karya Ilmiah

Abdurrahman, Bagaimana Menghafal Al Qur‟an, Jakarta Timur : Pustaka Al

Kautsar, 2007.

Al-Buny, Jamaluddin Ahmad. Menelusuri Taman-Taman Mahabbah Shufiyah,

Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002.

Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. Mutiara Ihya‟ Ulumuddin, Bandung: Mizan

Media Utama. 2008.

Al-hafidz, Majdi Ubaid. 9 langkah mudah Menghafal Al-Qur‟an, Solo:

PT.Aqwam Media Profetika, 2019.

Al-Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Syuyuti, Tafsir Jalalain 4,

Bandung: Sinar baru Algensindo 2016.

Al-Qasim, Abdul Muhsin. Cara Praktis Menghafal al-Qur‟an, Diterjemahkan

dari buku aslinya yang berjudul “Ishal thariqoh Li hifzil Qur‟an” oleh

Team Indonesia, Maktab Dakwah, 2007.

Al-Qusyairi, Risalah al-Qusyairiyah, Mesir: Musthofa al-Baabi alHalabii,1990.

An-Nawawi, Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf. At-Tibyan Fi Adab Hamalatil

Qur‟an , Jakarta :Pustaka Kautsar, 2012.

As-Srijani, Raghib. Cara Cerdas Hafal al-Qur‟an, Solo: Aqwam, 2013.

Atabik,Ahmad. The Living Qur‟an: Potret Budaya Tahfidz al-Qur‟an di

Nusantara, Jurnal Penelitian, Vol. 8, No. 1, Februari 2014.

Az-Zabidi, Imam. Ringkasan Shahih Bukhari, (Bandung: Mizan Pustaka, 2013.

Badwilan, Ahmad Salim. Cara Mudah Bisa Menghafal Al Qur‟an, Yogjakarta:

Bening, 2010.

Bahreisy, Salim dan Bahreisy, Said. Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8,

Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990.

Buku Dokumentasi Pondok Pesantren Daarul huffadzh Al-Islami, Kota Jambi:

2014

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES,1994

El hafizh, Herman Syam. Siapa bilang menghafal Al-Qur'an itu sulit, Yogyakarta:

Pro-U Media,2015.

Fairuz, A.W. Munawwir Muhammad. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia,

(Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.

Hamam, Hasan bin Ahmad bin Hasan. Menghafal al-Qur‟an itu mudah, Jakarta:

Pustaka at-Tazkia, 2008.

Hambali,Muhammad. Cinta al-Qur‟an Para Hafizh Cilik, Jogjakarta: Najah,

2013.

Hidayat, Adi. Muslim Zaman Now Metode At-Taisir, Institut Quantum akhyar:

2019

Page 100: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an Depertemen Agama Indonesia, Al-Qur‟an

Dan Terjemahnya Special For Women, Bandung: Dyamil Al-Qur‟an,

2005.

Ma‟ruf, Ahmad dan Safitri Erlinda Wulandari, Pengembangan Metode dan Sistem

Evaluasi Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Nurul Huda

Singosari Malang. Jurnal al-Ghazwah Vol. 1, No. 2, 2007.

Makhyaruddin, Deden. Rahasia Nikmatnya menghafal Al-Qur‟an, Jakarta selatan:

PT Mizan Publika, 2015.

Masagus, A. Fauzan dan Farid Wajdi, Quantum Taḥfȋẓ, Siapa Bilang Menghafal

AlQur‟an Susah?, Bandung: YKM Press, 2010.

Mudhofar, Muhlis. Strategi Pembelajaran tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren

Al-Qur‟an Boyolali”,Tesis, Surakarta: Program Pasca Sarjana IAIN

Surakarta, 2017

Munir, Muhammad. Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media,2006

Munjahit, Strategi Menghafal Al-Qur‟an 10 Bulan Khatam, Yogyakarta: Idea

Press, 2007.

PDF file Dokumentasi Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, Sungai Duren : 2019

Rita Sulistiani,“Penanaman Cinta Al-Qur‟an melalui Tadarus pada Siswa Mts

Ma‟arif NU Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas”, Skripsi,

Purwokerto : Program Sarjana IAIN Purwokerto, 2017

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta :

Graha Ilmu, 2006

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: CV

Alfabeta, 2013

Syam, Herman Siapa Bilang Menghafal al-Qur‟an Itu Sulit, Yogyakarta : Pro-U

Media, 2015.

Wahid,Alawiyah. Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an, Jogjakarta: Diva Press,

2014.

Wijaya, Ahsin. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta, Bumi Aksara,

2009.

Yahya bin „Abdurrazzaq, Cara Mudah & Cepat Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta:

Pustaka Imam Syafi‟i, 2018.

Zen, Muhaimin. Tata cara menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuknya, Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1985.

B. Website

Husni, Mirza. Lima bersaudara Hafal Al-

Qur‟an,http://www.bersamaislam.com/2016/lima-bersaudara-ini-

hafal-Qur‟an-dengan.htmldiakses pada tanggal 19 februari 2020

Page 101: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Manyipi,suardi. Sa‟diahLandre Said, Penemu Metode Hafal Al-Qur‟an dengan

Isyarat Tangan, http://www.kompasiana.com/addhymanipi/sa-diah-

lanre-said-penemu-metode-hafal-al-Qur‟an-dengan-isyarat-

tangan_556c2031739373c4048b456b, diakses pada tanggal 23

februari 2020

C. Wawancara

Azizah, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 05 Januari 2020, Rekaman suara

Dinda Amelia, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara

dengan Penulis 06 Januari 2020, Rekaman suara

Husna Syafira, Santri Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan

Penulis 20 Maret 2020

Nizla, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 05 Januari 2020, Rekaman suara

Nur Amalia, Santri Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan

Penulis 15 Maret 2020, Rekaman suara

Seva, Santriwati Pondok Pesantren Satu Qur‟an, Wawancara langsung, pada

tanggal 18 Maret 2020

Suci, Santri Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi, Wawancara dengan Penulis 15

Maret 2020, Rekaman suara

Ulifia, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 05 Januari 2020, Rekaman suara

Ustaz Erman Rifa‟i Al-Hafizh, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-

Islami , Wawancara dengan Penulis 05 Januari 2020

Ustaz Mushollin, Pengasuh Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi, Wawancara

dengan Penulis 10 Maret 2020

Ustazah Yetmi, Pembimbing Tahfidzh Pondok PesantrenSatu Qur‟an Jambi,

Wawancara dengan Penulis 15 Maret 2020

Ustazah Itmi, Pembimbing Tahfidz Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi,

Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2020

Ustazah Masridah, Pembimbing Tahfidzh Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-

Islami , Wawancara dengan Penulis 05 Januari 2020

Ustazah Nurhaliza, Pembimbing Tahfidzh Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-

Islami , Wawancara dengan Penulis 05 Januari 2020

Ustazah Rahmah, Pembimbing Tahfidz Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi,

Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2020

Page 102: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Ustazah Nur Chasanah, Pembimbing Tahfidz, Wawancara dengan Penulis 08

Januari 2020, Wawancara langsung

Ustazah Pipi, Ketua bidang Kesiswaan, Wawancara dengan Penulis, 06 Maret

2020, Wawancara Langsung.

Ustazah Rismah, Pembimbing Tahfidz Pondok Pesantren Daarul Huffadz Al-

Islami, Wawancara dengan Penulis 30 Januari 2020, Wawancara

langsung

Ustazah Rosalinda, Pembimbing Tahfidz, Wawancara dengan Penulis, 06 Januari

2020, Wawancara Langsung.

Ustazah vivi, Pembimbing Tahfidz Ponpes Satu Qur‟an Jambi, Wawancara

dengan Penulis 08 Maret 2020, Wawancara langsung

Zahra, Santri Pondok Pesantren Daarul Huffadzh Al-Islami , Wawancara dengan

Penulis 06 Januari 2020, Rekaman suara

Page 103: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

INSTUMEN PENGUMPULAN DATA

“PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL Al-Qur’an DI PESANTREN

DARUL HUFFADZ DAN PONDOK PESANTREN SATU QUR’AN

JAMBI”

NO. JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1.

Letak geografis Pesantren

Darul Huffadz dan

Pondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Setting

-DokumentasiGeografis

Pengurus/PembinaPesantren

2.

Sejarah Pesantren Darul

Huffadz dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Visi,

Misi,danTujuanPesantren

DarulHuffadzdanPondok

Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Pengurus/Pembina Pesantren

-DokumentasiVisi, Misi, danTujuan

3.

StrukturOrganisasidanKe

pengurusanPesantrenDar

ulHuffadzdanPondok

Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Wawancara

-Dokumentasi

Pembina/PengurusPesantren

4.

Sarana/FasilitasPesantren

DarulHuffadzdanPondok

Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-KeadaanFasilitas

-Pembina/Pengurus

-DokumentasiFasilitas

5.

ProgramdiPesantrenDarul

HuffadzdanPondok

Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Wawancara

-Observasi

-Keadaan Program

- Pembina/PengurusPesantren

-Pengamatan

6.

MetodeMenghafal Al-

Qur‟an

diPesantrenDarulHuffadz

danPondok Pesantren

Satu Qur‟an Jambi

-Observasi

-Wawancara

-Dokumentasi

- Pembina Taḥfȋẓ

-Pimpinan, Ustaz/Ustazah

-santri

Page 104: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

A. PanduanObservasi

No

.

Jenis Data ObjekObservasi

1.

LetakGeografisPesantrenDarulHuffadzdanPondo

k Pesantren Satu Qur‟an Jambi

-KeadaandanLetakgeografis

2.

Program di PesantrenDarulHuffadz dan Pondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi

-Program-Program yang ada di

PesantrenDarulHuffadzdanPondo

k Pesantren Satu Qur‟an Jambi

3.

Metodemenghafal

diPesantrenDarulHuffadzdanPondok Pesantren

Satu Qur‟an Jambi

-Santrisantri yang

sedangmenghafal Al-Qur‟an

-Ustaz/Ustazah

B. Panduan Dokumentasi

No. Jenis Data DataDokumentasi

1.

Letak Geografis Pesantren

Darul Huffadz danPondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi

-Data dokumentasi letak geografis

Pesantren Darul Huffadz dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

2.

Visi, Misi, danTujuan

Pesantren Darul Huffadz dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Data Dokumentasi tentangVisi,

Misi, dan Tujuan Pesantren Darul

Huffadz dan Pondok Pesantren

Satu Qur‟an Jambi

3.

StrukturOrganisasidanKepeng

urusanPesantrenDarulHuffadz

danPondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi

-Data dokumentasi Struktur

Organisasi dan Kepengurusan

Pesantren Darul Huffadz dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

4.

MetodeMenghafal Al-

Qur‟andi

PesantrenDarulHuffadz dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

-Data dokumentasi Metode

Menghafal Al-Qur‟an di

Pesantren Darul Huffadz dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an

Jambi

Page 105: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

C. Butir-ButirWawan

No. Jenis Data Sumber Data

danSubtansiWawancara

1.

LetakgeografisPesantrenDarulHuffadzdanRu

mah Taḥfȋẓ al-Rasyid

Pimpinan/Pembina Pesantren dan

Rumah Taḥfȋẓ

-Bisa dijelaskan letak geografis

Pesantren/Rumah Taḥfȋẓ ?

2.

SejarahPesantrenDarulHuffadzdanPondok

Pesantren Satu Qur‟an Jambi

-Visi,

Misi,danTujuanPesantrenDarulHuffadzdanP

ondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi

Pimpinan/Pembina Pesantren

-Bagaimana sejarah pendirian

Pesantren

-Kapan dan oleh siapa

Pesantren/Rumah Taḥfȋẓ ini

didirikan ?

3.

StrukturOrganisasidanKepengurusanPesantre

nDarulHuffadzdanPondok Pesantren Satu

Qur‟an Jambi

Pimpinan/Pembina Pesantren

-Bagaimana stuktur organisasi dan

kepengurusan di pesantren?

4.

Program di Pesantren Darul Huffadz dan

Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi

Pimpinan/Pembina Pesantren

-Bagaimana program yang ada di

pesantren?

5.

Metode Menghafal Al-Qur‟an di Pesantren

Darul Huffadzdan Pondok Pesantren satu

Qur‟an Jambi

Pimpinan/Pembina, Ustaz/Ustazah,

dan santri

-Bagaimana cara menghafal yg

dilakukan oleh mayoritas para santri

?

-Bagaimana penerapan metode

tersebut ?

-Kapan dilaksanakan proses

menghafal ?

-Apa saja Amalan-amalan yang

dilakukan ?

Page 106: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

D. Time Line

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1 : Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Huffadz Al-Islami

No. Kegiatan Februari Maret April

Bulan ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi,

2. Dokumenta

si

3. Wawancara

4. Pengolahan

Data

5. Validasi

Data

Page 107: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Gambar 2 : Proses Belajar Kitab Kuning

Gambar 3 : Kegiatan Tasmi’ 30 juz

Gambar 4 : Proses Setoran dengan Ustazah

Page 108: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Gambar 5 : Pengasuh Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi

Gambar 6 : menghafal dan muroja’ah bersama rekan Murāja’ahnya

Gambar 7 : Proses Menghafal Alqur’an

Page 109: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

Gambar 8 : Ujian Taḥfȋẓ kelipatan 10 juz

Page 110: PERBANDINGAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI …

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri

Jannati Handayani dilahirkan di kelurahan Bagan Pete, kecamatan Alam Barajo,

Kota Jambi, provinsi Jambi pada tanggal 18 Januari 1999, Putri dari bapak Anwar

Salim dan Ibu Rosdiana.

Riwayat Pendidikan

Lulusan UIN STS Jambi tahun 2020

Alumni Tsanawiyah dan Aliyah Pondok Pesantren Qotrun Nada

Depok, Jawa Barat pada Tahun 2016

Alumni SDN 151 Kota Jambi pada Tahun 2011, dan MI Tarbiyah

Islamiyah Jambi pada tahun 2011

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat supaya dapat digunakan sebagaimana

mestinya.