Renungan Harian Pra Paskah 2019. Harapan dalam Kesengsaraan. · melebih-lebihkan, Bonhoeffer telah...
Transcript of Renungan Harian Pra Paskah 2019. Harapan dalam Kesengsaraan. · melebih-lebihkan, Bonhoeffer telah...
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
6 MARET 2019 ● RABU ABU
Nyatakan pada umat-Ku akan pelanggaran mereka.
Yesaya 58:1-12
Kesalehan yang palsu dan yang sejati.
1 “Serukanlah kuat-kuat , janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu
bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku
pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! 2Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala
jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak
meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-
hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga?
Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak
mengindahkannya j juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau
masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua
buruhmu. 4Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta
memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu
berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat
tinggi. 5Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan
hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti
gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur?
Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari
yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki , ialah supaya engkau membuka
belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau
memerdekakan orang yang teraniaya t dan mematahkan setiap kuk, 7supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan
membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila
engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan
tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! 8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan
pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan
TUHAN barisan belakangmu. 9Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!
Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak
lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari f dan memfitnah, 10apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan
sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas h maka terangmu i akan
terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah j hari. 11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan
hatimu l di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau
akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak
pernah mengecewakan. 12Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan
akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau
akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus ", "yang
membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
Renungan
Beberapa jenis puasa dan ketaatan keagamaan mungkin dikagumi di dunia,
tetapi tidak di surga (lihat ajaran-ajaran Kristus dalam Mat 6: 1-18). Orang
Israel bertanya-tanya mengapa praktek kesalehan mereka gagal
membuahkan hasil yang signifikan. Tuhan memberi jawaban melalui nabi
Yesaya. Hanya melalui ritual keagamaan tanpa perubahan batiniah dan
perilaku tidak ada artinya. Misalnya, orang-orang Yahudi, meskipun mereka
berpuasa, mereka berdosa karena masih mengejar kesenangan mereka
sendiri dan menindas yang lemah (ay 3). Bagaimanapun tangan yang
berdoa dan tangan yang memukul dengan tinju (atau tangan yang serakah)
tidak bisa sejalan (ay 4)!
Jenis puasa yang akan diperhatikan oleh Allah dan menyenangkan hati-Nya
adalah yang melampaui ritual dan jebakan agama. Ini melibatkan tindakan-
tindakan yang mencerminkan kebenaran Allah dan kekudusan, dan
tindakan-tindakan belas kasih seperti memberi makan yang lapar, memberi
orang miskin tempat tinggal dan memberikan pakaian bagi yang telanjang
(ay 6-7, lih. Apa yang Yesus katakan tentang bagaimana “domba” dan
“kambing” akan dipisahkan , Matius 25: 31-46). Dengan kata lain, Tuhan tidak
tertarik dengan permainan bayangan keagamaan tetapi dalam
transformasi batin dan sosial yang nyata. Praktek doa dan puasa kita harus
tulus dan melibatkan pengorbanan dan perhatian pribadi.
Hasil kesalehan seperti itu akan menjadi pembuka pintu surga untuk
menuangkan berkat rohani. Kekudusan kita akan tumbuh, doa-doa kita
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
akan didengar, rasa lapar dan dahaga rohani kita terpuaskan, dan jiwa
serta bumi kita dipulihkan. Kita kemudian akan benar-benar menjadi ahli
memperbaiki yang rusak dan memulihkan apa yang hilang (ay 12). Kita akan
dapat mengamankan iman dan masa depan generasi yang akan datang.
Pra Paskah adalah masa doa tahunan, puasa dan member I sedekah
(berbuat baik dalam nama Kristus). Kita harus ingat apa yang Allah cari di
dalam kita selagi kita mengamati masa Pra Paskah. Mari kita melampaui
praktek keagamaan yang berpura-pura dan pastikan bahwa hati kita penuh
dengan kekudusan dari Allah dan tangan kita penuh dengan kasih-Nya.
Doa
O Tuhan yang menilik semua hati, tolonglah-ku untuk melewati masa Pra
Paskah yang suci ini dengan penuh kerendahan hati, pertobatan dan haus
akan kehadiran-Mu dan kebenaran, dan hati yang penuh dengan belas
kasihan bagi mereka yang kekurangan di sekitarku. Tolonglah-ku untuk
berpuasa dari segala sesuatu yang menghalangiku untuk berbuat demikian.
Tindakan
Buatlah 1 daftar hal-hal yang engkau harus fokus selama masa Pra Paskah.
Bagaimana engkau dapat melepaskan keinginanmu untuk merangkul
kehendak Tuhan? Bagaimana ini akan mengubah hati dan caramu melihat
tetanggamu yang kekurangan?
Oleh
Bishop Emeritus Dr Robert Solomon
The Methodist Church in Singapore
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
7 MARET 2019 ● KAMIS SETELAH RABU ABU
Jika ada yang datang padaku, setelah Aku.
Lukas 9:22-25
Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat
mengikut Dia.
22Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. " 23Kata-Nya
kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia,
tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Renungan
“Ketika Kristus memanggil seorang manusia, dia menawarkan diri dia datang
dan mati. ” Ini adalah kata-kata yang mengejutkan dari seorang pendeta-
teolog Jerman, Dietrich Bonhoeffer. Apakah kata-katanya melebih-lebihkan
harga mengikut Yesus? Bagian kita hari ini menunjukkan bahwa itu jauh dari
melebih-lebihkan, Bonhoeffer telah memahami esensi dari panggilan Kristus
untuk murid-murid-Nya. Di dunia yang didominasi oleh kepentingan melayani
diri sendiri, panggilan Yesus untuk menyangkal diri dan salib tidak populer,
kontra-budaya, dan sulit untuk dirangkul.
Ambil contoh para murid misalnya. Setelah menyaksikan mujizat Yesus
memberi makan orang banyak dengan lima roti dan dua ikan, Petrus cepat
mengaku Yesus sebagai Kristus (ayat 20). Tetapi pengakuannya, meski benar
dalam bentuk, cacat dalam isinya. Lukas mengungkapkan dalam ayat 45,
pemahaman bahwa Kristus harus menderita mati belum membangunkan
para murid, mungkin termasuk Petrus. Ini seharusnya tidak mengejutkan kita.
Kematian karena penyaliban bertentangan dengan harapan manusia akan
seorang Juruselamat dan Kristus. Kristus yang disalibkan adalah orang yang
telah dipermalukan sebagai seorang kriminal dan dikutuk oleh Tuhan.
Mengapa ada orang yang mau mengikuti Kristus seperti itu? Namun ini
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
adalah jalan yang harus dijalani Yesus jika Ia ingin menjadi Mesias yang
“akan dibangkitkan pada hari yang ketiga” (ayat 22).
Titik awal dimana kita harus memahami ke-Mesias-an Yesus bukanlah dari
kemuliaan kebangkitan-Nya, tetapi pentingnya kematian-Nya. Demikian
juga, panggilan untuk mengikuti Yesus dimulai dengan pentingnya akan
kematian Yesus, baik itu kematian atas kemauan diri sendiri, atau dalam
beberapa kasus penganiayaan, kematian fisik. Apapun kasusnya, inti dari
doa kita sebagai pengikut Yesus adalah, "bukan kehendak saya, tetapi
jadilah kehendak-Mu." Penyangkalan diri demi Kristus adalah cara untuk
menemukan jati diri kita (ku) dikosongkan. Biarkanku memiliki segalanya,
biarkanku tidak memiliki apa-apa. Aku bebas dan sepenuhnya
menyerahkan segala sesuatu untuk kesenangan Engkau dan menyangkal
sebagaimana yang Allah maksudkan.
Doa
Ya Allah yang berdaulat, aku bukan lagi milikku, melainkan milik-Mu.
Tempatkan diriku pada apa yang Engkau inginkan, tempatkanku pada
siapa Engkau inginkan. Tempatkanku untuk bekerja, tempatkanku untuk
menderita. Biarkanku bekerja untuk-Mu atau dikesampingkan tersingkir
untuk-Mu, ditinggikan untuk-Mu atau direndahkan untuk-Mu. Biarkan ku
dipenuhkan, biarkan diriku tidak memiliki apapun. Diriku secara bebas dan
menyerahkan segalanya demi perkenan dari Mu. Amin. (Kata-kata
diadaptasi dari Layanan Perjanjian John Wesley)
Tindakan
Identifikasi satu atau dua bagian dari kehidupanmu yang engkau anggap
paling sulit untuk “disalibkan” dan serahkan pada kuasa kedaulatan Tuhan.
Berikan area itu kepada Tuhan saat engkau berdoa doa di atas. Tutup saat
teduhmu dengan lagu, "t’lah kuputuskan mengikut Yesus ... ku tak ingkar."
Oleh
Rev Dr Edwin Tay
Wakil Kepala Sekolah
Trinity Theological College
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
8 MARET 2019 ● JUMAT SETELAH RABU ABU
Korban syukur yang berkenan pada Allah.
Mazmur 51:1-5, 17-18.
Pengakuan dosa. 1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud , 2 ketika nabi Natan datang
kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. 3 Kasihanilah aku ya Allah,
menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-
Mu yang besar! 4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari
dosaku! 5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa
bergumul dengan dosaku. 17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian
kepada-Mu ! 18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya
kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Renungan
Ini dianggap sebagai salah satu yang paling mendalam dari tujuh mazmur
'pertobatan', yaitu. Mazmur 6, 32, 38, 102, 130, 143. Ditulis pada saat-saat
paling gelap dalam pencarian diri dan penyesalan. Kemungkinan besar,
dosa yang diingat adalah dosa perzinaan Daud sebagaimana diceritakan
dalam 2 Samuel 11 dan 12.
Teriakan pembuka pemazmur 'Kasihani daku, ya Tuhan ...' (ay. 1) adalah
pengakuan bahwa dia, sebagai orang yang bersalah, sama sekali tidak
layak atas pengampunan yang dia minta. Dengan demikian, ia hanya bisa
memohon kepada ‘kasih yang teguh’ dari Allah.
Apa yang ditekankan dalam pengakuannya adalah bahwa dosa lebih dari
pelanggaran terhadap manusia lainnya. Dalam skema yang lebih besar,
ketika satu orang berdosa, seseorang berdosa terhadap Tuhan juga:
'Terhadap kamu, kamu saja, aku telah berdosa' (ayat 4; lihat juga 2 Samuel
12:13). Alasan mengapa hal ini bisa terjadi adalah karena kebenaran ilahi
disakiti. Terlebih lagi, rasa terluka tersebut dilakukan terhadap seseorang
yang berdosa, 'dirasakan' oleh Tuhan Sendiri.
Walaupun tidak disebutkan, Daud dipastikan telah menawarkan korban
bakaran untuk dosa, seperti yang dituntut oleh ritual di zamannya. Di sini, ia
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
memberi tahu kita bahwa Allah tidak akan merendahkan korban 'roh yang
hancur' dan 'hati yang patah dan menyesal' (ayat 17). Saya kira, maksudnya
bagi kita adalah bahwa mendapatkan yang benar dengan Allah dan
dengan mereka yang telah kita sakiti adalah masalah hati, bahkan jika
tindakan nyata telah diambil sebagai ganti rugi.
Doa
Kasihanilah kami, ya Tuhan! Kasihanilah kami! Kami membutuhkan
pengampunan Anda untuk dosa-dosa yang telah kami lakukan — secara
sadar atau tidak sadar. Bersihkan setiap bagian dari kita dan buat kita utuh.
Bantu kami untuk melakukan apa yang selalu benar. Amen.
Tindakan
Luangkan waktu sejenak untuk mengingat bagaimana kita telah menyakiti
orang lain dengan tindakan egois dan ketidakpedulian kita. Mintalah
kepada Tuhan untuk pengampunan, mengingat bahwa dosa kita adalah
dosa terhadap Dia juga.
Oleh
Mr Lim K Tham
Dia telah melayani sebagai Sekretaris Jenderal Bible Society of Singapore
dan Sekretaris Jenderal National Counsel Gereja-Gereja di Singapura. Beliau
juga melayani di Care Corner Singapore dan Singapore Anglican
Community Services sebagai chief executive mereka. Saat ini beliau sedang
melakukan riset di University of Edinburgh, Scotlandia.
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
9 MARET 2019 ● SABTU SETELAH RABU ABU
Aku datang untuk memanggil orang berdosa agar bertobat.
Lukas 5:27-32
Lewi pemungut cukai mengikut Yesus. 27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai,
yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata
kepadanya: "Ikutlah Aku!”. 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala
sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan
sejumlah besar pemungut cukai r dan orang-orang lain turut makan
bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa
kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan
orang berdosa ? " 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan
orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan
untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka
bertobat. "
Renungan
Apakah Anda merasa direndahkan oleh komunitasmu ? Apakah Anda
terjebak dalam jalan hidup yang buruk dan rusak, namun Anda tak mampu
menolong diri sendiri melainkan mencoba untuk bertahan untuk hidup dan
meraih apa yang dibawanya? Apakah Anda putus asa karena Anda tidak
memiliki harapan lagi?
Ini hampir sama dengan yang dirasakan oleh orang Lewi. Diberikan nama
mengikuti nama Kesatria Lewi, dia diharapkan menjadi tokoh besar di antara
rakyatnya. Sebaliknya, ia bersekutu dengan orang-orang Romawi dan
mengumpulkan pajak untuk mereka dari sesama orang Yahudi. Dari luar, ia
menikmati kekayaan dan hak istimewa dari aparat pemerintah. Di lubuk
hatinya, dia sengsara — ditolak, sebagai seorang pengkhianat dan terbuang.
Namun Yesus datang dan memanggil orang Lewi ini untuk mengikut Dia.
Pertimbangkan bagaimana hal ini mempengaruhi opini publik tentang Yesus.
Pada waktu itu, Dia sangat dihormati oleh orang banyak sebagai seorang
yang saleh dan nabi yang suci. Namun, orang-orang segera
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
mencemoohnya sebagai "si rakus dan pemabuk, teman pemungut cukai
dan orang berdosa" (Luk 7:34), tidak diragukan lagi sebagian disebabkan
oleh hubungan-Nya dengan Lewi dan rekan-rekannya. Namun hal ini tidak
menghentikan Yesus dari melakukan hal itu, karena — seperti Dia menjawab
mereka yang mempertanyakan tindakan-Nya — adalah untuk orang sakit
dan orang-orang berdosa, Dia datang untuk menyembuhkan yang sakit dan
memanggil yang berdosa untuk bertobat.
Ketika kita menemukan diri kita dalam lumpur keputusasaan, kita sering
dapat merasa bahwa kita tidak layak mendapatkan perhatian dan kasih
Allah. Namun Yesus, Anak Allah yang tidak berdosa, telah datang secara
pribadi untuk menyelamatkan kita dari dosa dan dukacita kita, dan
menawarkan kepada kita suatu perubahan tentunya. Ketika kita bertobat,
kita dapat keluar dari lumpur kita dan mengikuti Dia di sepanjang jalan
kehidupan kita yang sempit namun diberkati.
Sebagai tanggapan terhadap tuduhan-tuduhan jahat dan label-label yang
merendahkan yang telah dibebankan publik terhadap Yesus dalam Lukas
7:34, kita melihat bahwa sungguh, “hikmat dibenarkan oleh anak-anaknya”
(Luk 7:35). Hari ini, kita mengenal Lewi sebagai pemungut pajak yang
direndahkan, seperti Matius, yang juga memberikan pada kita salah satu
kisah Injil yang diilhami. Segala puji bagi Allah untuk kekuatan-Nya untuk
menyelamatkan dan mengubah, dan semoga kita juga mengalami hal
yang sama hari ini.
Doa
Terima kasih, Tuhan Yesus, atas inisiatif-Mu yang besar dan sikap
merendahkan diri dalam menyelamatkan orang berdosa seperti diriku. Aku
tidak perlu menjadi baik dan utuh sebelum datang kepada-Mu dan
mengalami kasih karunia dan kekuatan-Mu yang menyelamatkan. Tolonglah
diriku untuk mengenal dan merengkuh Engkau dengan cara yang lebih
dalam dan lebih pribadi, dan menuntun-ku untuk menanggapi dengan tulus,
hati yang penuh pertobatan dan ketaatan yang tulus. Amin. Tindakan
Tatkala engkau merenungkan kehidupanmu, renungkanlah selaku pribadi di
dalam Kristus dan lakukan apa yang dinyatakan di dalam perikop ini. Lalu
datanglah kepada-Nya apa adanya dirimu, dan alamilah transformasi
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
pikiran, hati, keinginan, dan kehidupanmu selagi engkau bertobat dan
mengikuti-Nya.
Oleh
Rev Ezekiel Tan
General Secretary
The Bible Society of Singapore
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
10 MARET 2019 ● HARI MINGGU PERTAMA PRA PASKAH
Mengakui Yesuslah Tuhan
Roma 10:8b-13
8b "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam
hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. 9 Sebab jika kamu
mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya
dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan. 10 Karena dengan hati orang percaya
dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. 11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak
akan dipermalukan." 12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi
dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua
orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. 13 Sebab,
barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
Renungan
Disini Paul menghubungkan hati dengan mulut, benar adanya Yesus telah
mengatakan bahwa yang penting keluar dari seseorang, bukan apa yang
masuk ke dalam seseorang. Hati adalah pusat dari pikiran, roh, dan tubuh
dan untuk mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan adalah menyatakan
bahwa Yesus adalah tuhan atas seluruh pikiran, emosi, dan kekuatan. Kita
harus mengasihi Allah dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu.
Pengakuan ini datang dari seseorang yang telah tersesat, yang menangisi
Yesus sebagai Tuhan dan Allah, untuk mengembalikan hidup kita dan hak
istimewa kita untuk dapat dilahirkan kembali sebagai anak Allah. Allah
menjawab seruan kita dan tidak seorangpun yang ingin masuk ke dalam
kerajaan Allah yang akan ditolak. Tidak ada seorangpun yang terlalu jahat
sehingga dia tidak dapat diselamatkan, atau tidak ada seorangpun yang
terlalu baik sehingga dia tidak membutuhkan Allah.
Sebagai anak yang telah dilahirkan kembali, kita dapat mengangkat kepala
kita tinggi-tinggi, karena Allah-lah yang telah meninggikan kita. Semua yang
telah jatuh kekurangan kemuliaan Allah dan Tuhan yang sama adalah
Tuhan dari segala tuan, yang mengaruniakan pada kita yang tidak layak ini
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
segala kekayaan. Jika kita ingin bermegah, kita bermegah di dalam nama
Tuhan dan bukan yang lainnya.
Pada awal periode Pra Paskah, kita mengikuti Yesus selagi Ia menuju ke salib
yang memampukan kita untuk ditinggikan. Sebaliknya kita dapat
meninggikan orang lain, karena benar adanya setiap orang yang
memanggil nama Tuhan akan diselamatkan. Terpujilah Allah dari pada-
Nyalah semua berkat mengalir!
Doa
Allah yang Maha Kuasa, kami berterima kasih atas kasih-Mu yang besar
sehingga Engkau mengirim anak-Mu Yesus untuk disalibkan sehingga kami
dapat ditinggikan. Mampukan kami untuk mengikuti langkah kaki Yesus,
mengetahui bahwa Yesus telah pergi mendahului kami dan telah meraih
kemenangan setelah Dia memenuhi – kehendak-Mu bagi kami. Kami memuji
Engkau untuk kebesaran kuasa-Mu yang telah membangkitkan Yesus setelah
ketekunan-Nya mematuhi Engkau hingga akhir. Kiranya kami juga bertekun.
Tindakan
Lakukan sesuatu setiap hari dalam empat puluh hari berikutnya untuk meniru
cara Yesus mati untuk diri sendiri dan hidup bagi Allah. Lihatlah betapa Allah
yang Maha Kuasa menopang dan meninggikan engkau.
Oleh
Dr Lee Soo Ann
President
The Bible Society of Singapore