Referat Trauma Tumpul

50
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri. Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati 1 . Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antara jaringan (discontinuous tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang 1 . Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka kelalaian atau karena yang disengaja. Luka yang terjadi ini disebut “Kejahatan Terhadap Tubuh atau Misdrijven Tegen Het Lijf”. Kejahatan terhadap jiwa ini diperinci menjadi dua yaitu kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan sengaja) dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena kelalaian atau kejahatan). Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam BAB XX, pasal-pasal 351-358. Jenis kejahatan 1

description

referat tentang trauma tumpul dalam kepaniteraan klinik forensik traumatologi luka memar, luka lecet, luka robek, kontusio, abrasio, laserasio, trauma tajam, vulnus laseratum, referat untuk kelulusan dari kepaniteraan klinik forensik dan medikolegal

Transcript of Referat Trauma Tumpul

Page 1: Referat Trauma Tumpul

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan

perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang terjadi

di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri. Luka

merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi

pada korban hidup maupun korban mati1.

Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan

kerusakan atau hilangnya hubungan antara jaringan (discontinuous tissue) seperti jaringan

kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang1.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka kelalaian atau karena yang

disengaja. Luka yang terjadi ini disebut “Kejahatan Terhadap Tubuh atau Misdrijven

Tegen Het Lijf”. Kejahatan terhadap jiwa ini diperinci menjadi dua yaitu kejahatan

doleuse (yang dilakukan dengan sengaja) dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena

kelalaian atau kejahatan). Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam

BAB XX, pasal-pasal 351-358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian diatur

dalam pasal 359,360 dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut dijumpai kata-kata,

“mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan pekerjaan sementara”, yang

tidak disebabkan secara langsung oleh terdakwa, akan tetapi ‘karena salahnya’ diartikan

sebagai kurang hati-hati, lalai, lupa dan amat kurang perhatian1.

Sebagai seorang dokter, hendaknya dapat membantu pihak penegak hukum dalam

melakukan pemeriksaan terhadap pasien atau korban korban perlukaan. Dokter sebaiknya

dapat menyelesaikan permasalahan mengenai jenis luka apa yang ditemui, jenis

kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka dan bagaimana kualifikasi dari luka

itu. Sebagai seorang dokter, ia tidak mengenal istilah penganiayaan. Jadi istilah

penganiayaan tidak boleh dimunculkan dalam Visum et Repertum. Akan tetapi sebaiknya

dokter tidak boleh mengabaikan luka sekecil apapun. Sebagai misalnya luka lecet yang

1

Page 2: Referat Trauma Tumpul

satu-dua hari akan sembuh sendiri secara sempurna dan tidak mempunyai arti medis,

tetapi sebaliknya dari kaca mata hukum1.

Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP dijelaskan bahwa

penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum,

dimana didalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban luka,

keracunan, ataupun mati. Seorang dokter perlu menguasai pengetahuan tentang

mendeskripsikan luka. Visum et Repertum harus dibuat sedemikian rupa, yaitu memenuhi

persyaratan formal dan material , sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti yang sah di

sidang pengadilan1.

1.2 Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan traumatologi?

2. Apa saja benda-benda yang dapat menyebabkan trauma?

3. Apakah yang dimaksud dengan luka?

4. Bagaimana klasifikasi luka?

5. Bagaimana mekanisme penyembuhan luka?

6. Bagaimana mekanisme terjadinya luka dan penyembuhan luka pada trauma

tumpul?

7. Bagaimana aspek medikolegal yang berhubungan dengan luka?

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah:

1. Mengetahui pengertian traumatologi.

2. Mengetahui benda-benda apa saja yang dapat menyebabkan trauma.

3. Mengetahui pengertian luka.

4. Mengetahui klasifikasi luka.

5. Mengetahui mekanisme penyembuhan luka.

6. Mengetahui mekanisme terjadinya luka dan penyembuhan luka pada trauma

tumpul.

2

Page 3: Referat Trauma Tumpul

7. Mengetahui aspek medikolegal yang berhubungan dengan luka.

1. 4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan referat ini adalah:

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca untuk dapat lebih memahami

hal-hal yang berhubungan dengan perlukaan akibat benda tumpul terutama pada

benda palu dan batu.

2. Membantu penegak hukum dalam mencari titik terang tindak pidana kekerasan.

3

Page 4: Referat Trauma Tumpul

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi traumatologi

Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas jaringan

tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah cabang ilmu

kedokteran yang mempelajari tentangtrauma atau perlukaan, cedera serta hubungannya

dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya terjadi pada tubuh karena

adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang menimbulkan jejas1.

2.2 Penyebab trauma1,2,3,4

Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik maupun

psikisnya. Efek fisik berupa luka- luka yang kalau di periksa dengan teliti akan dapat di

ketahui jenis penyebabnya, yaitu:

1. Benda-benda mekanik

2. Benda-benda fisik

3. Kombinasi benda mekanik dan fisik

4. Zat-zat kimia korosif

Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam.

1.Benda-benda mekanik

a. Trauma benda tajam

Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan

tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam adalh

sebagai berikut :

1) Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing

2) Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya

memisahkan,tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari

sedikit lengkung.

3) Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan

4) Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.

Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat

4

Page 5: Referat Trauma Tumpul

(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok (vulnus caesum).

1) Luka sayat

Luka sayat ialah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka

oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan kemudian

digeserkan sepanjang kulit.

Ciri luka sayat :

a) Pinggir luka rata

b) Sudut luka tajam

c) Rambut ikut terpotong

d) Jembatan jaringan ( - )

e) Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

Gambar 1. luka iris

2) Luka tusuk

Luka tusuk ialah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam

atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada

permukaan tubuh.

Contoh:

Belati, bayonet, keris

Clurit

Kikir

Tanduk kerbau

5

Page 6: Referat Trauma Tumpul

Gambar 2. luka tusuk

Ciri luka tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet) :

Tepi luka rata

Dalam luka lebih besar dari panjang luka

Sudut luka tajam

Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam

Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

3) Luka bacok

Luka bacok ialah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata

tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang

cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak,baling-baling kapal

Gambar 3. Luka Bacok

Ciri luka bacok :

Luka biasanya besar

Pinggir luka rata

Sudut luka tajam

6

Page 7: Referat Trauma Tumpul

Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan bagian

tubuh yang terkena bacokan

Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

b) Trauma benda tumpul

Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka

padapermukaan tubuh oleh benda-benda tumpul. hal ini disebabkan oleh benda-benda

yang mempunyai permukaan tumpul, seperti batu, kayu, martil, terkena bola, ditinju,

jatuh dari tempat ketinggian, kecelakaan lalu-lintas dan lain-lain sebagainya. Trauma

tumpul dapat menyebabkan tiga macam luka yaitu:

1) Luka memar (contusio)

Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan

tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut disebabkan oleh

pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap kejaringan di sekitarnya.

Mula – mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Sesudah 4 sampai

5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu menjadi

kekuningan.

Pada orang yang menderita penyakit defisiiensi atau menderita kelainan darah,

kerusakan yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut akan lebih besar di bandingkan

pada orangnormal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar tidak dapat di jadikan

ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda penyebabnya atau kekerasan tidaknya

pukulan. Pada wanita atau orang – orang yang gemuk juga akan mudah terjadi

memar.

Dilihat sepintas lalu luka memar terlihat seperti lebam maya, tetapi jika di periksa

dengan seksama akan dapat dilihat perbedaan – perbedaanya, yaitu :

Tabel 1. Perbedaan Memar dan Lebam Mayat

Memar Lebam Mayat

Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah

Pembengkakan Positif Negatif

Bila ditekan Warna tetap Memucat/hilang

Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)

7

Page 8: Referat Trauma Tumpul

2) Luka lecet (abrasio)

Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya

lapisan luar dari kulit, yang ciri – cirinya adalah :

Bentuk luka tak teratur

Batas luka tidak teratur

Tepi luka tidak rata

Kadang – kadang di temukan sedikit perdarahan

Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telah mongering )

Warna coklat kemerahan

Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih di

tutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi)

Bentuk luka lecet kadang–kadang dapat memberi petunjuk tentang benda

penyebabnya; seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang. Luka

lecet juga dapat terjadi sesudahorang meninggal dunia, dengan tanda – tanda

sebagai berikut :

Warna kuning mengkilat

Lokasi biasnya didaerah penonjolan tulang

Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- sia epitel dan tidak di

temukan reaksi jaringan.

3) Luka robek (vulnus laceratum)

Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan

dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan

kulit dan jaringan di bawahnya, yangciri–cirinya sebagai berikut :

Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata

Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringan hancur )

Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan

Di sekitar garis batas luka di temukan memar

Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang

( misalnya daerah kepala, muka atau ekstremitas ).

Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari

8

Page 9: Referat Trauma Tumpul

luka tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda

tumpul yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala

maka luka robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi.

c). Trauma benda yang mudah pecah (kaca)

Kekerasan oleh benda yang mudah pecah ( missal kaca ), dapat

mengakibatkan luka –luka campuran; yang terdiri atas luka iris, luka tusuk dan

luka lecet. Pada daerah luka atau sekitarnya biasanya tertinggal fragmen-fragmen

dari benda yang mudah pecah itu. Jika yang menjadi penyebabnya adalah kaca

mobil maka luka-lukacampuran yang terjadi hanya terdiri atas luka lecet dan luka

iris saja, sebab kaca mobil sengaja dirancang sedemikian rupa sehingga kalau

peah akan terurai menjadi bagian-bagian kecil.

2. Benda-benda fisik

Kekerasan fisik adalah kekerasan yang disebabkan oleh benda-benda fisik, antara

lain:

a. Benda bersuhu tinggi

Kekerasan oleh benda bersuhu tinggi akan dapat menimbulkan luka bakar yang

cirinya amat tergantung dari jenis bendanya, ketinggian suhunya serta lamanya

kontak dengan kulit. Api, benda padat panas atau membara dapat mengakibatkan

luka bakar derajat I, II, III, atau IV. Zat cair panas dapat mengakibatkan luka

bakar tingkat I, II, atau III. Gas panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat I,

II, III, atau IV.

b. Benda bersuhu rendah

Kekerasan oleh hawa bersuhu dingin biasanya dialami oleh bagian tubuh yang

terbuka; seperti misalnya tangabn, kaki, telinga atau hidung. Mula-mula pada

daerah tersebut akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah superfisial sehingga

terlihat pucat. Selanjutnya akanterjadi paralise dari vasomotor kontrol yang

mengakibatkan daerah tersebut menjadi kemerahan. Pada keadaan yang berat

dapat terjadi gangren.

c. Sengatan listrik

9

Page 10: Referat Trauma Tumpul

Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka bakar sebagai

akibat berubahnya energi listrik menjadi panas. Besarnya pengaruh listrik pada

jaringan tubuh tersebut tergantung dari besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus

(amper), besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau basah), lamanya kontak

serta luasnya daerah terkena kontak.

Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa kerusakan

lapisan kulit dengan tepi agak menonjol dan di sekitarnyaterdapat daerah pucat,

dikelilingi daerah hyperemis. Sering ditemukan adanya metalisasi. Pada tempat

keluarnya arus dari tubuh juga sering ditemukan luka. Nahkan kadang-kadang

bagian dari baju atau sepatu yang dilalui oleh arus listrik ketika meninggalkan

tubuh juga ikut terbakar.

Tegangan arus kurang dari 65 volt biasanya tidak membahayakan, tetapi tegangan

antara 65-1000 volt dapat mematikan. Sedangkan kuat arus (amper) yang dapat

mematikan adalah 100 mA. Kematian tersebut terjadi akibat fibrilasi ventrikel,

kelumpuhan otot pernafasan atau pusat pernafasan.

Sedangkan faktor yang sering mempengaruhi kefatalan adalah kesadaran

seseorang akan adanya arus listrik pada benda yang dipegangnya. Bagi orang-

orang tidak menyadari adanya arus listrik pada benda yang dipegangya biasanya

pengaruhnya lebih beratdibanding orang-orang yang pekerjaannya setiap hari

berhubungan dengan listrik.

d. Petir

Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di awan yang tegangannya dapat

mencapai 10 mega volt dengan kuat arus sekitar 100.000 A ke tanah. Luka-luka

karena sambaran petir pada hakekatnya merupakan luka-luka gabungan akibat

listrik, panas dan ledakan udara. Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka

akibat ledakan udara berupa luka-luka yang mirip dengan luka akibat persentuhan

dengan benda tumpul.

Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang melumpuhkan susunan saraf

pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian juga dapat terjadi karena efek

ledakan ataun efek dari gas panas yangDitimbulkannya.

Pada korban mati sering ditemukan adanya arborescent mark (percabangan

10

Page 11: Referat Trauma Tumpul

pembuluh darah terlihat seperti percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari

logam yang dipakai. Pakaian korban terbakar atau robek-robek.

e. Tekanan (barotrauma)

Trauma akibat perubahan tekanan pada medium yang ada di sekitar tubuh

manusia dapat menimbulkan kelainan atau gangguan yang sering disebut

disbarisme yang terdiri atas 2 macam yaitu:

1) Hiperbarik

Sindrom ini disebabkan oleh karena tekanan tinggi, antara lain:

Turun dari ketinggian secara mendadak: saat pesawat mendarat atau

turun gunung

Berada didalam kedalaman air: pada penyelam bebas, scuba diving

(menyelam dengan tangki oksigen), snorkeling (menyelam dengan

tube di mulut) penyelam dengan pakaiankhusus.

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh perubahan tekanan tersebutdapat

berupa:

Barotrauma pulmoner: pneumotoraks, emboli udara atauemfisema

interstisial.

Barotalgia: rasa nyeri, membrana timpani pecah, perdarahan,vertigo

atau dizzines.

Barodontalgia: pengumpulan gas yang menyebabkan rasa nyeriatau

bahkan meletus.

Narkosis Nitrogen: amnesia atau disorientasi

2) Hipobarik

Sindroma ini disebabkan oleh perubahan tekanan rendah, antaralain:

Naik ke tempat tinggi secara mendadak: saat pesawat mengudara atau

saat pesawat meluncur keluar angkasa.

Berada di dalam ruang bertekanan rendah: misalnya di

dalamdecompression chamber.

Gejala yang ditimbulkannya disebabkan oleh pembentukan dan

pengumpulan gelembung-gelembung udara di dalam jaringanlunak,

rongga-rongga atau organ-organ berongga.

11

Page 12: Referat Trauma Tumpul

Gejala tersebut antara lain:

Sendi-sendi terasa kaku disertai nyeri hebat

Rongga dada dirasakan tercekik, sesak napas dan batuk yanghebat

Gejala pada susunan syaraf tergantung letak emboli dan letakemfisema

subkutan

Rongga perut terasa kembung

Gigi-geligi terasa rasa nyeri (barodontalgia)

3. Kombinasi benda mekanik dan fisik

Luka akibat tembakan senjata api pada hakekatnya merupakan lukayang

dihasilkan oleh trauma benda mekanik (benda tumbul) dan bendafisik (panas), yaitu anak

peluru yang jalannya giroskopik (berputar/mengebor). Mengingat lapisan kulit

mempunyai elastisitas yangkurang baik dibandingkan lapisan di bawahnya maka jaringan

yanghancur akibat terjangan anak peluru lebih luas. Akibatnya, bentuk lukaembak masuk

terdiri atas lubang, dikelilingi oleh cincin lecet yangdiameternya lebih besar. Diameter

cincin lecet tersebut lebih mendekatikaliber pelurunya.

Sedangkan luka akibat senjata yang tidak menggunakan mesiusebagai tenaga

pendorong anak pelurunya (senjata angin), padahakekatnya merupakan luka yang

disebabkan oleh persentuhan dengan benda tumpul saja. Ciri-ciri luka tembak amat

tergantung dari jenissenjata yang ditembakkan, jarak tembakan, arah tembakan serta

posisinya(sebagai tempat masuk atau keluarnya anak peluru).

4. Zat-zat kimia korosif

Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan luka-luka apabilamengenai tubuh

manusia. Ciri-ciri lukanya amat tergantung dari golonganzat kimia tersebut, yaitu:

a. golongan asam

Termasuk zat kimia korosif golongan asam antara lain:

Asam mineral, yaitu: H2SO4, HCL, NO3

Asam organik, yaitu: asam oksalat, asam formiat dan asamasetat

Garam mineral, yaitu: AgNO3, dan Zinc Chlorida

Halogen, yaitu: F, Cl, Ba dan J

Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga

12

Page 13: Referat Trauma Tumpul

mengakibatkan luka ialah:Mengekstraksi air dari jaringan

Mengkoagulasi protein menjadsi albuminat

Mengubah hemoglobin menjadi acid hematin

Ciri-ciri dari luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif tersebut diatas ialah:

Terlihat kering

Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan olehnitric acid berwarna

kuning kehijauan

Perabaan keras dan kasar

b. golongan basa

Zat-zat kimia korosif yang termasuk golongan basa antara lain:

KOH

NaOH

NH4OH

Cara kerja dari zat-zat tersebut sehingga menimbulkan luka ialah:

Mengadakan ikatan dengan protoplasma sehinggamembentuk alkaline

albumin dan sabun

Mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematin

Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zatini adalah:

Terlihat basah dan edematus

Berwarna merah kecoklatan

Perabaan lunak dan licin

2.3 Pengertian Luka5

Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses patalogis

yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ tertentu. Luka adalah

kerusakan kontinuuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh yang lain.

Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian

fungsi organ, respon stress simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi

bakteri, dan kematian sel.

13

Page 14: Referat Trauma Tumpul

2.4 Klasifikasi Luka6

a. Berdasarkan Kedalaman dan Luas Luka

1) Stadium I : Luka Superfisial “Non-Blanching Erithema” : yaitu luka yang

terjadi pada lapisan epidermis kulit.

2) Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada

lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial

dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.

3) Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan

meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas

sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya

sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai

otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan

atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.

4) Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot,

tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

14

Page 15: Referat Trauma Tumpul

Gambar 7. Klasifikasi Luka Berdasarkan Kedalaman dan Luas5

Gambar 4. Klasifikasi luka

b. Berdasarkan Hubungan dengan Dunia Luar

1) Luka Tertutup

Luka yang berhubungan tidak dengan dunia luar.

Contoh : Luka memar dan Luka Lecet

2) Luka Terbuka

Luka yang berhubungan dengan dunia luar.

Contoh : Luka iris, luka tusuk, luka bacok, dan luka robek.

c. Berdasarkan Kekerasan Benda

1) Luka Akibat Benda Tajam

a) Luka iris (incised wound)

b) Luka tusuk (stab wound)

c) Luka bacok ( chop wound)

2) Luka Akibat Benda Tumpul

a) Luka lecet (abrasion)

b) Luka memar (kontusio)

c) Luka robek (laserasio)

2.5 Penyembuhan Luka 7,8

Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Komponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel epitel. Fibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase-fase seperti dibawah ini :

a. Fase inflamasi

Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima.Segera setelah terjadinya luka, pembuluh darah yang putus mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi

15

Page 16: Referat Trauma Tumpul

hemostasis karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah. Komponen hemostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang meliputi Epidermal Growth Factor (EGF), Insulin-like Growth Factor (IGF), Plateled-derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming Growth Factor beta (TGF-β) yang berperan untuk terjadinya kemotaksis netrofil, makrofag, mast sel, sel endotelial dan fibroblas. Keadaan ini disebut fase inflamasi.Pada fase ini kemudian terjadi vasodilatasi dan akumulasi lekosit Polymorphonuclear (PMN). Agregat trombosit akan mengeluarkan mediator inflamasi Transforming Growth Factor beta 1 (TGF 1) yang juga dikeluarkan oleh makrofag. Adanya TGF 1 akan mengaktivasi fibroblas untuk mensintesis kolagen.

b. Fase proliferasi atau fibroplasia

Fase ini disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas sangat menonjol perannya.Fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen.Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi

c. Fase remodeling atau maturasi

Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka. Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. Aktivitas sintesis dan degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal

Tiga fase tersebut diatas berjalan normal selama tidak ada gangguan baik faktor luar maupun dalam.

2.6 Mekanisme Terjadinya Luka dan Penyembuhan Luka pada Trauma Tumpul 7,9,10

Trauma tumpul adalah trauma oleh benda keras dan tumpul yang mengakibatkan

berbagai jenis luka. Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka

seperti ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat

berupa memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka atau

robek (vulnus laseratum).

A. Luka Memar

Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit atau kutis

akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.

Luka memar terkadang memberi petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya,

misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi (marginal

16

Page 17: Referat Trauma Tumpul

haemorrhage).

Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi dan

jenis jaringan ( jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak

dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit

kardiovaskular, diatesis hemoragik).

Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan

warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi

ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan

berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam

14 sampai 15 hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi dan

waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang

mempengaruhinya.

Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian

biasanya akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan

sehingga dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara penyayatan kulit. Pada

lebam mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh

darah yang tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak

bersih, sedangkan pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah

kehitaman. Tetapi harus diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi ekstravasasi

darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini.

Luka memar harus dibedakan dengan lebam mayat, adalah sebagai berikut

:

A. Lokasi luka memar di sembarang tempat, sedangkan lebam mayat pada bagian tubuh yang terendah.

B. Luka memar disertai dengan pembengkakan dan tanda-tanda intravital.

C. Bila ditekan atau diiris warna luka mema tidak menghilang, pada lebam mayat warna menghilang dan jika diiris keluar darah.

17

Page 18: Referat Trauma Tumpul

Gambar 5. Luka Memar

Mekanisme Terjadinya Luka Memar:

Suatu kekerasan tumpul yang relatif lunak dapat tidak menyebabkan cedera pada kulit

dan epidermis. Karena terjadinya luka memar biasanya diawali oleh adanya suatu

benturan/kekerasan dengan energi yang cukup untuk meyebabkan kerusakan pembuluh

darah kapiler dibawahnya. Dimana kerusakan pembuluh darah tersebut mengakibatkan

perdarahan dibawah epidermis, dermis ataupun di jaringan dan otot, serta dapat

mengganggu permeabilitas sel-sel pembuluh darah sehingga terjadi pembengkakan di

sekitar daerah tubuh yang terkena benturan. Pembengkakan ini ditimbulkan oleh

pengiriman cairan dan sel-sel sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.

Mekamisme Penyembuhan Luka Memar

Pada memar, yang terjadi adalah kerusakan pembuluh darah, sehingga hematom

yang terbentuk pecah oleh pengaruh enzim jaringan dan infiltrasi sel. Hal tersebut

menyebabkan sel darah merah ruoptur sehingga Hb diuraikan. Proses penguraian tersebut

menyebabkan perubahan warna memar. Maka proses penyembuhannya sesuai dengan

proses penyembuhan pembuluh darah.11

a. Terjadi respon pada system vascular dimana oembuluh darah akan mengalami

vasokontrisi sebagai respon rusaknya pembuluh darah

b. Setelah itu terjadi respin trombosit, dimana oembuluh darah yang

rusak/terpotong/robek trombosit akan melekat untuk memmbentuk sumbat trombosit

c. Selanjutnya terjadi proses koagulasi.

d. Proses yang terakhir adalah terjadu fibrinolysis sehingga darah dapat mengalir kembali

secara normal.

B. Luka Lecet

18

Page 19: Referat Trauma Tumpul

Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya

lapisan luar dari kulit (epidermis, karena kekerasan benda tumpul (yang memiliki

permukaan kasar, misalnya pda kecelakaan lalu-lintas tubuh terbentur aspal di

jalan).

Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan

benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian

kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut

yang bergerak dan bersentuhan dengan kulit.

Luka lecet memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bentuk tak teratur

2. Batas tak tegas / tidak teratur

3. Tepi tak rata

4. Terdapat reaksi radang

5. Kadang ada pedarahan

6. Tertutup serum

Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan

sebagai luka lecet gores (scratch), luka lecet serut (graze), luka lecet tekan

(impression impact abrasion) dan luka lecet geser (friction abrasion). Luka lecet

gores diakibatkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari yang menggores kulit)

yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di depannya yang

menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah

kekerasan yang terjadi.

Gambar 6. Luka Lecet Gores

19

Page 20: Referat Trauma Tumpul

Luka lecet serut adalah variasi dari luka lecet gores yang daerah

persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan

dengan melihat letak tumpukan epitel.

Gambar 7. Luka Lecet Serut

Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit.

Karena kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum

tentu sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih

memungkinkan identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas

misalnya jejas gigitan.

Gambar 8. Luka Lecet Tekan

Luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan

bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut.

Gambar 9. Luka Lecet Geser

20

Page 21: Referat Trauma Tumpul

Mekanisme terjadinya luka lecet

Ketika benda yang memiliki permukaan kasar bersentuhan dengan kulit, maka akan

terjadi gesekan antara benda tersebut dengan kulit. Gesekan ini akan mengakibatkan

terkelupasnya lapisan epidermis.

Mekanisme penyembuhan luka lecet

a. formasi keropeng

Serum, sel darah merah dan fibrin terdeposit diatas luka. Setelah 4 – 6 jam

terjadinya luka, terjadi infiltrasi sel polimorfonuklear (PMN) di perivascular.

Setelah 8 jam terbentuk zona infiltrasi PMN yang mendasari epitel yang luka.

Setelah 12 jam terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan permukaan yang tersusun atas

fibrin dan sel darah merah pada lapisan yang lebih dalam terbentuk infiltasri

PMN, dan lapisan yang terakhir terdiri atas kolagen. Setelah 12 – 18 jam, lapisan

terakhir terinfiltrasi PMN secara progresif

b. Regenerasi epitel

c. Granulasi sub-epidernal dan hyperplasia epitel

Granulasi sub epidermal mulai terlihat selamna hari ke-5 sampai ke-8.Hal

tersebut terjadi setelah epitel melapisi luka.Infiltrasi perivascular dan sel radang

kronik saat ini mulai terlihat.Epitel mulai mengalami hyperplasia secara progresif,

dengan adanya kerarin. Proses tersbut mulai menonjol setelah hari ke 9-12 setelah

perlukaan.

d. Regresi epitel dan granulasi jaringan

Proses ini dimulai pada hari kw-12. Selama fasi ini terjadi remodeling epitel

dan epitel tersebut menjadi lebih tipis bahkan menglami atropi.Kolagen yang mulai

terlihat pada fase terakhir granulasi sub-epidermal, pada saatn ini mulai

menonjol.Disini terdapat membrane dasar yang jelas dan perdarahan dermis

meningkat.

Perbedaan luka lecet intravital dan postmortem.

21

Page 22: Referat Trauma Tumpul

Pada luka intravital, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna

kecoklatan akibat keringnya permukaan yang terpapar. Pada abrasi yang terjadi sesudah

kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada perubahan warna.

Tabel 2. Perbedaan Luka Lecet Intravital dan Postmortem

Perbedaaan Intravital Postmortem

Warna Coklat kemerahan Kekuningan

Kondisi epidermis Terdapat sisa-sisa epitel Terpisah sempurna dari dermis

Lokasi Sembarang tempat Pada daerah yang ada

penonjolan tulang

Pemeriksaan PA Sisa epitelium Epidermis terpisah sempurna

dari dermis

C. Luka Robek

Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang

menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit

terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk

luka yang umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan

jaringan antara kesua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak

luka lecet atau luka memar di sisi luka.

Seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga jaringan bawah kulit.

Sehingga epidermis terkoyak, folikel rambut , kelenjar keringat dan sebacea juga

mengalami kerusakan. Pada umumnya kalus sembuh akan menimbulkan jaringan

parut (sikatrik). Luka robek mudah terjadi pada kulit dengan adanya tulang

dibawahnya.

Gambar 10. Luka Robek

Luka robek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

22

Page 23: Referat Trauma Tumpul

1. Garis batas luka tak teratur

2. Tepi luka tak teratur

3. Bila dirapatkan tak membentuk garis lurus

4. Terdapat jaringan yang hilang

5. Terdapat jembatan jaringan

6. Sekitar luka terdapat memar

Mekanisme terjadinya luka robek

Luka robek terjadi jika terdapat suatu benda tumpul yang dibenturkan dengan kekuatan

yang cukup untuk menyebabkan kerusakan pada seluruh lapisan kulit, bahkan jika

kekuatan tersebut sangat kuat dapat juga mengakibatkan patah tulang.Tabel 3. Perbedaan luka robek intravital dan Postmortem.

Perbedaan Intravital Postmortem

Jumlah darah Banyak Sedikit

Contoh Deskripsi Luka pada Trauma Tumpul

Gambar 11. Luka Akibat Benda Tumpul, Contoh : Palu12

23

Page 24: Referat Trauma Tumpul

Terdapat beberapa luka robek dikepala sisi kanan. Batas tidak tegas, tepi tidak rata,

terdapat jembatan jaringan, tebing luka terdiri dari kulit, jaringan ikat, lemak, otot,

tulang, dengan dasar luka tulang. Disekitar luka terdapat memar. Ukuran luka akibat

bagian mata palu yang bulat yaitu masing-masing 30 mm. Luka akibat mata palu bentuk

segitiga masing-masing 35 mm, 30 mm, dan 4 mm.

Gambar 12. Luka Akibat Benda Tumpul , Contoh : Batu13

Terdapat sebuah luka robek pada kepala belakang. Bentuk tidak teratur, batas luka tidak

tegas, tepi tidak rata, terdapat jembatan jaringan, tebing tidak rata, dasar luka tulang.

Disekitar luka terdapat memar.

2.7 Luka dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka kelalaian atau

karena yang disengaja. Luka yang terjadi ini disebut “Kejahatan Terhadap Tubuh atau

Misdrijven Tegen Het Lijf”. Kejahatan terhadap jiwa ini diperinci menjadi dua yaitu

kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan sengaja) dan kejahatan culpose (yang

dilakukan karena kelalian atau kejahatan).14,15

Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Bab XX, pasal-pasal

24

Page 25: Referat Trauma Tumpul

351 s.d. 358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian diatur dalam pasal 359,

360, dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebur dijumpai kata-kata, “mati, menjadi sakit

sementara atau tidak dapat menjalankan pekerjaan sementara”, yang tidak disebabkan

secara langsung oleh terdakwa, akan tetapi ‘karena salahnya’ diartikan sebagai kurang

hati-hati, lalai, lupa dan amat kurang perhatian. 14,15

Pasal 361 KUHP menambah hukumnya sepertiga lagi jika kejahatan ini dilakukan

dalam suatu jabatan atau pekerjaan. Pasal ini dapat dikenakan pada dokter, bidan,

apoteker, supir, masinis, kereta api dan lain-lain. 14,15

Terdapat pada Bab XX Kitab Undang-Undang Hukum Pidana16

Pasal 351 (4) : Penganiayaan

Pasal 352 (1) : Penganiayaan Ringan

Pasal 353 : Penganiayaan berencana

Pasal 354 : Dengan sengaja melukai berat orang lain

Pasal 355 : Penganiayaan berat berencana

Pasal 356 (1) : Hukuman ditambah 1/3 bila dilakukan terhadap ibunya, bapaknya,

istrinya, anaknya

Pasal 356 (3) : memberikan minuman yang membahayakan

Pasal 358 : Turut dalam perkelahian/pengeroyokan

Dalam pasal-pasal tersebut tercantum istilah penganiayaan dan merampas dengan

sengaja jiwa orang lain, suatu istilah hukum semata-mata dan tidak dikenal dalam istilah

medis.

Yang dikatakan luka berat pada tubuh pada pasal 90 KUHP16

1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama

sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut

2. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencarian;

3. Kehilangan salah satu pancaindera;

4. Mendapat cacat berat;

5. Menderita sakit lumpuh;

6. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

25

Page 26: Referat Trauma Tumpul

Pasal 351

1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,

2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun.

3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 352

Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan

pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana

penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus

rupiah.

Bila luka pada seorang korban diharapkan dapat sembuh sempurna dan tidak

menimbulkan penyakit atau komplikasinya, maka luka tersebut dimasukkan ke dalam

kategori tersebut.

Didefinisikan sebagai : rasa nyeri atau satu buah memar di lokasi yang tidak berbahaya.

Pasal 353

1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling

lama empat tahun.

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana

penjara paling lama tujuh tahun.

3) Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama sembilan tahun

Pasal 354

1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan

penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama sepuluh tahun.

Pasal 355

1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan

26

Page 27: Referat Trauma Tumpul

pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lams lima belas tahun.

Pasal 356

Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah dengan

sepertiga:

1. Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya

atau anaknya;

2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena

menjalankan tugasnya yang sah;

3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya bagi nyawa

atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.

Pasal 358

Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana terlibat

beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang khusus

dilakukan olehnya, diancam:

1. Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan

atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat;

2. Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika akibatnya ada yang mati.16

27

Page 28: Referat Trauma Tumpul

BAB III

CONTOH KASUS

3.1 Kasus Trauma Tumpul Karena Palu

Contoh kasus:

• Seorang korban dengan beberapa luka pada kepala, yang diduga karena dipukul

oleh palu.

Hasil Pemeriksaan Luar:12

• Terdapat dua buah luka terbuka berbentuk setengah lingkaran pada kepala sebelah

kanan. Luka pertama dengan panjang tiga sentimeter , batas tegas, tepi tidak rata,

kedua sudut lancip, disekitar luka terdapat memar. Luka kedua dengan panjang

tiga koma lima sentimeter, batas tegas, tepi tidak rata, kedua sudut lancip,

disekitar luka terdapat memar.

• Terdapat dua buah luka terbuka berbentuk lingkaran pada kepala. Luka pertama

dengan diameter satu koma delapan sentimeter, batas tidak tegas, tepi tidak rata,

disekitar luka terdapat memar. Luka kedua dengan diameter luka satu koma

sembilan sentimeter, batas tidak tegas, tepi tidak rata, disekitar luka terdapat

memar.

• Terdapat sebuah luka robek di kepala sebelah kanan dengan ukuran panjang nol

koma empat sentimeter, batas tidak tegas, tepi tidak rata, warna merah kecoklatan.

28

Page 29: Referat Trauma Tumpul

Gambar 13. Luka terbuka pada kepala, korban penganiayaan dengan

menggunakan palu

Gambar 14. Luka terbuka pada kepala, korban penganiayaan dengan

menggunakan palu (dengan ukuran luka)

Pembahasan Kasus

Dari kasus diatas, dapat diketahui bahwa luka akibat terpukul paru merupakan luka

robek. Hal ini dikarenakan palu merupakan benda tumpul. Bentuk luka yang disebabkan

oleh palu juga berhubungan dengan bentuk mata palu yang ada dan sudut pukul. Ciri-ciri

luka robek yang disebabkan oleh palu:12

• Merobek kulit, dan jaringan dibawahnya

29

Page 30: Referat Trauma Tumpul

• Tepi tidak teratur, bentuk luka dapat lingkaran penuh dan setengah lingkaran, dan

segitiga, tergantung mata palu dan sudut pukul palu.

• Ada jembatan jaringan

• Sering diikuti luka lecet/memar disekitarnya

Terkadang luka pada pukulan palu dapat disertai dengan fraktur depresi.17

Fraktur depresi adalah keadaan dimana tabula eksterna dari tulang yang mengalami

fraktur berada dibawah batas anatomi normal dari tabula interna yang dikelilingi oleh

tulang yang intak. Fraktur depresi disebabkan oleh impact energy diatas area yang relatif

kecil. Benda-benda yang dapat menyebabkan fraktur depresi adalah palu, pipa, dan alat-

alat olahraga.18

3.2 Kasus Trauma Tumpul Karena Batu

Korban adalah seorang lansia berusia 70 tahun dengan riwayat penyakit jantung iskemik

beradu mulut dengan tetangga nya. Berdasarkan keterangan saksi, tetangga korban marah

dan melemparkan batu ke kepala korban. Tak lama kemudian korban jatuh dan tak

sadarkan diri. Kemudian korban dibawa ke rumah sakit. Korban dinyatakan meinggal

sesampainya di rumah sakit.

Hasil Pemeriksaan:13

1. Ditemukan luka robek pada daerah belakang kepala, tanpa adanya fraktur tulang

tengkorak, dan perdarahan di dalam kepala.

2. Beberapa luka lecet pada punggung.

3. Tidak ditemukan adanya sianosis pada organ tubuh bagian dalam maupun

konjungtiva.

4. Terdapat hipertrofi jantung dengan adanya jaringan iskemik pada jantung.

5. Dari pemeriksaan Patologi Anatomi, didapatkan gambaran otot jantung yang

mengalami infark.

Kesimpulan:13

Penyebab kematian disebabkan oleh penyakit jantung iskemik pada korban lansia dengan

luka robek pada jaringan pembungkus tengkorak.

Pembahasan

Penyebab kematian pada kasus ini adalah adanya infark pada otot jantung karena

gangguan pembuluh darah jantung yang menyebabkan henti jantung tiba-tiba. Namun,

30

Page 31: Referat Trauma Tumpul

adanya strees emosional saat korban beradu mulut dengan tetangga dan trauma pada

kepala dapat meningkatkan sekresi katekolamin, dan meningkatkan denyut jantung,

kemudian terjadi henti jantung. Mekanisme terjadinya henti jantung (arrhytmia)

berhubungan dengan stres emosional dan fisik, termasuk terjadinya perubahan sistem

autonom berupa penurunan fungsi nervus vagal, dan peningkatan saraf simpatis akan

menyebabkan fibrilasi ventrikel, terutama pada individu dengan penyakit jantung

sebelumnya “homicide by heart attack”.13

Luka yang disebabkan oleh batu dapat berupa luka lecet, memar, maupun robek.

Luka lecet mempunyai ciri-ciri bentuk luka teratur, batas luka tidak teratur, tepi luka tidak

rata, kadang-kadang ditemukan sedikit perdarahan, permukaannya tertutup oleh krusta,

warna coklat kemerahan, pada pemeriksaan mikroskopis terlihat adanya beberapa bagian

yang masih ditutupi epitel da reaksi jaringan. 19

Luka memar mempunyai ciri-ciri: bentuk garis batas luka tak teratur, tepi luka

tidak rata, disertai pembengkakan warna merah kebiruan.

Luka robek mempunyai ciri-ciri bentuk garis batas luka tak teratur dan tepi luka

tak rata, bila ditautkan tidak dapat rapat, tebing luka tak rata serta terdapat jembatan

jaringan, disekitar garis batas luka ditemukan memar, lokasi luka lebih mudah terjadi

pada daerah yang dekat tulang (misal daerah kepala, muka, ekstremitas).19

Gambar 15. Luka Terbuka pada kepala, korban penganiayaan dengan

menggunakan batu

31

Page 32: Referat Trauma Tumpul

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan:

1. Traumatologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma

atau perlukaan, cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan

(rudapaksa), yang kelainannya terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas

jaringan akibat kekerasan yang menimbulkan jejas.

2. Jenis benda penyebab trauma, yaitu: Benda-benda mekanik, Benda-benda fisik,

Kombinasi benda mekanik dan fisik, zat-zat kimia korosif

3. Luka adalah kerusakan kontinuuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ

tubuh yang lain

4. Klasifikasi luka

5. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki

kerusakan yang terjadi. Komponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah

kolagen disamping sel epitel. Mekanisme penyembuhan luka dapat berupa

inflamasi, proliferasi, maturasi.

6. Mekanisme terjadinya luka tumpul dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

benda penyebab, daerah yang mengalami trauma serta kekuatatan trauma.

Penyembuhan luka trauma tumpul hampir sama dengan penyembuhan luka pada

umumnya yang terdiri dari proses: inflamasi, proliferasi, dan maturasi.

7. Aspek medikolegal yang berhubungan dengan luka dicantumkan dalam pasal 351,

352, dan 90 KUHP.

32

Page 33: Referat Trauma Tumpul

4.2 Saran:

1. Bagi mahasiswa

Diharapkan selalu menambah pengetahuan tentang luka, klasifikasi luka,

mekanisme luka, sampai dengan proses penyembuhan luka akibat benda tumpul

sehingga mahasiswa mampu mendeskripsikan luka yang berguna dalam proses

pembuatan visum et repertum saat menjadi dokter di masa depan.

2. Bagi Dokter

Diharapkan dokter menambah pengetahuan dan ketrampilannya dalam

penatalakasanaan luka akibat benda tumpul sehingga mampu memberi

penatalaksanaan yang tepat bagi setiap luka. Selain itu dokter mampu membuat

deskripsi luka dalam visum et repertum yang berguna dalam sebuah proses

hukum.

33

Page 34: Referat Trauma Tumpul

DAFTAR PUSTAKA

1. Dahlan, Sofwan. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro. 67-91.

2. De Jong, Wim. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 67-8.

3. Kumar, Vinay, Ramzi S. Cotran dan Stanley L. Robbins. 2007. Buku Ajar

Patologi. Jakarta: EGC. 35-84.

4. Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit Volume 1. Jakarta: EGC. 56-75.

5. Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik.2000. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

6. James, Stuart H., Jon J. Nordby, and Suzanne Bell, eds. Forensic science: an introduction to scientific and investigative techniques. CRC press, 2002.

7. Indonesia 2014 Crime and Safety Report: Jakarta. U.S Department of State

Diplomatic Security. August 18, 2014.

8. Donoghue ER, Kalelkar MB, Richmond JM, Teas SS. Atypical gunshot wounds of

entrance:an empirical study. J Forensic Sci1984;29:379–388

9. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (1997).

Traumatologi Forensik. In B. K. Indonesia, Ilmu Kedokteran Forensik (pp. 37-54).

Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

10. Mock C, Lormand JD, Goosen J, Joshipura M, Peden M. Guidelines for essential

trauma care. Geneva, World Health Organization, 2004

34

Page 35: Referat Trauma Tumpul

11. Arnold JL, Halpern P, Tsai MC, Smithline H: Mass casualty terrorist bombings:

acomparison of outcomes by bombing type. Ann Emerg Med 2004 Feb; 43(2):

263-73[Medline]

12. Mollet C, Thomas M. Investigating an ornamental hammer as a possible murder

weapon in the Inge Lotz case : Mollet Reports. April, 2013.

13. LDG Kitulwatte. A case of sudden death following minor intentional trauma;

pathologist’s contribution in the decision on the manner of death : Sri Lanka

Journal of Forensic Medicine, Science & Law – May 2012-Vol.3 No.1.

Department of Forensic Medicine, Faculty of Medicine, University of

Kelaniya,Ragama.

14. Kartanegara, Satochid. Kumpulan Kuliah Hukum Pidana Bagian Dua. Balai Lektur

Mahasiswa. Jakarta. 1976. H.504-609

15. Satyo, Alfred C. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan dan Profesi Dokter

Edisi I (revisi). Cetaan kedua. UPT Penerbitan dan PercetakanUniversitas

Sumatera Utara. Medan. 2004. H.21-34

16. Soesilo R. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Politea. Bogor. 1983.

h.90

17. Pekka, Saukko dan Knight, Bernard. Knight’s Forensic Pathology Third edition.

Hal. 184, London: Macmillan Company.

18. Modul Depressed fracture. www.perspebsi.org. Diakses pada 1 Agustus 2015.

19. Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Hal. 68-71. Semarang: Balai Penerbit

Univeritas Diponegoro.

35