REFERAT SMF GIGI DAN MULUT

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal. Plak gigi dinyatakan berperan penting dalam inisiasi periodontitis. Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis. 1.2. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan referati ini adalah untuk mengetahui port de entry dan penyebaran infeksi melalui jaringan periodontal. 1

description

Referat

Transcript of REFERAT SMF GIGI DAN MULUT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal. Plak gigi dinyatakan berperan penting dalam inisiasi periodontitis. Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan referati ini adalah untuk mengetahui port de entry dan penyebaran infeksi melalui jaringan periodontal.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jaringan Periodontal2.1.1.Definisi Jaringan PeriodontalJaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.

2.1.2.Struktur Jaringan PeriodontalPeriodontium merupakan suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi, secara anatomi struktur periodontal digambarkan sebagai berikut:1. Gingiva2. Ligamen periodontal3. Tulang alveolar4. SementumPengetahuan tentang anatomi dan struktur dari jaringan periodontal adalah sangat penting untuk dapat memahami suatu penyakit periodontal dan bagaimana penatalaksanaannya.1. GingivaGingiva adalah suatu jaringan lunak yang terdapat pada rongga mulut, gingiva dapat dibedakan dalam 3 tipe sebagai berikut: Marginal gingiva / Gingiva tepi / Gingiva bebas: terletak pada daerah koronal dari bagian gingiva yang lain, tidak melekat pada gigi dam dapat membentuk sulkus gingiva (yaitu ruang dangkal antara tepi gingiva dan gigi). Pada keadaan normal, gingiva tepi mempunyai kontur seperti mata pisau, dengan konsistensi kenyal, dan berwarna merah muda / pink. Gingiva cekat / Attached gingiva: terletak pada daerah apikal dari gingiva tepi dan cekungan gingiva bebas. Gingiva cekat berwarna merah muda dan mempunyai gambaran stipling (seperti kulit jeruk). Gingiva interdental: yang berlokasi diantara gigi pada daerah mesio-distal dari gigi-gigi.2. Ligamen periodontalMerupakan suatu jaringan yang mengelilingi akar gigi dan melekat erat pada gigi dan tulang alveolar.Ligamen periodontal ini terutama terdiri atas serabut kolagen yang tersusun secara teratur yang menghubungkan antara gigi dan tulang alveolar. Serat-serat kolagen yang terutama adalah: (1) serat krestal alveolar; (2) serat horisontal; (3) serat oblique; (4) serat apikal. Pada ligamen periodontal dapat ditemukan jga sel-sel yaitu sel mesenkhimal, fibroblas, osteoblas, osteoklas, sementoblas dan epitel malasez.3. Tulang alveolarMerupakan bagian yang memegang gigi.Jenis tulang dikomposisikan sebagai tulang kanselus atau spongius yang ditutupi dengan penutup tulang yang keras, yaitu tulang kortikal.4. SementumSementum adalah jaringan terkalsifikasi yang menutupi akar gigi dan melekat pada serat-serat ligamen periodontal gigi.Sementum dibentuk secara berkesinambungan pada permukaan akar gigi yang berkontak dengan ligamen periodontal atau serat gingiva.

2.2. Penyakit Periodontal2.2.1.Pengertian Penyakit PeridontalIstilah penyakit periodontal digunakan untuk menggambarkan suatu kelompok atau kondisi yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan attachment apparatus gigi (misalnya gingiva, ligament periodontal, sementum akar, dan tulang alveolar).

Penyakit periodontal yaitu peradangan dan juga perubahan resesif pada gingiva dan periodontium. Gingivitis adalah suatu proses peradangan yang terbatas pada gingiva ( tidak ada kehilangan perlekatan ). Disamping hampir ada dimana-mana kondisi gingivitis ditimbulkan oleh plak, perubahan gingiva juga dideteksi selama periode ketidak seimbangan hormonal dan penyakit sistemik, atau sebagai efek samping obat. Jika jaringan pendukung tulang alveolar juga dipengaruhi oleh proses inflamasi di periodontium, maka itu disebut periodontitis. Istilah resesi atau resesi gingiva mengacu pada menurunnya gingiva atau tulang alveolar ke arah apikal, yang biasanya terjadi pada aspek labial di gigi yang secara klinis bebas dari peradangan.Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan penghancuran progresif ligamentum periodontal dan tulang alveolar, dengan pembentukan poket, resesi, atau keduanya.Periodontitis menunjukkan lesi inflamasi gingival serta rusaknya ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Hal ini menyebabkan kehilangan tulang dan migrasi apical dari epithelium junctional, mengakibatkan pembentukan poket periodontal.Infeksi periodontal dimulai oleh invasi oral patogen spesifik (bakteri aerob dan bakteri anaerob) yang berkolonisasi pada biofilm plak gigi pada permukaan akar gigi.

2.2.2. Klasifikasi Penyakit Jaringan PeriodontalDibagi dalam dua kategori besar, yaitu1. Kondisi yang hanya melibatkan gingiva:1. Gingivitis akut2. Gingivitis kronis3. Abses gingiva4. Gingivitis alergika5. Gingivitis erupsi6. Perikoronitis7. Gingivostomatitis herpetika primer akut8. Gingivitis yang berhubungan dengan kehamilan9. Gingivitis yang berhubungan dengan pubertas10. Gingivitis karena defisiensi vitamin C11. Gingivitis yang berhubungan dengan penyakit leukemia12. Gingivitis deskuamasi13. Pembesaran gingiva (enlargement gingiva): inflamasi, perubahan hormonal, dikrasia darah, obat-obatan, karateristik keturunan, nafas lewat mulut dan neoplasma.

2. Kondisi yang melibatkan ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar (pada kondisi dimana gingiva terlibat atau terjadi secara sendiri) :1. Periodontitis1. Prepubertal periodontitis2. Juvenile periodontitis3. Rapidly progressive periodontitis4. Adult periodontitis5. Periodontitis yang berhubungan dengan AIDS2. Trauma oklusal3. Resesi Periodontal4. Atropi Periodontal

2.2.3.Etiologi Penyakit Jaringan Periodontal

Faktor etiologi penyakit periodontal biasanya diklasifikasikan menjadi faktor lokal dan sistemik, meskipun efek kedua faktor ini saling berhubungan. Faktor lokal menyebabkan terjadinya peradangan yang merupakan proses patologis utama dalam penyakit periodontal, sedangkan faktor sistemik mengontrol respon jaringan terhadap faktor lokal, jadi efek iritasi lokal secara dramatis dapat diperparah oleh kondisi sistemik yang tidak menguntungkan.Penyakit periodontal adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan karena bakteri yang terdapat pada plak gigi.Plak gigi adalah massa kompleks berisi bakteri dan produk metabolitnya, racun, virus, sisa makanan dan sel-sel mati.Istilah `plak' digunakan secara umum untuk menggambarkan hubungan antara bakteri dengan permukaan gigi. Berdasarkan hubungannya dengan gingival margin, plak dibedakan terutama menjadi 2 kategori yaitu :

1) Plak SupragingivalPlak supragingival kebanyakan berkembang pada daerah 1/3 gingival gigi dengan predileksi pada permukaan yang retak, cacat, permukaan yang kasar, dan restorasi gigi dengan pinggiran yang overhanging. Pembentukan plak supragingival dimulai dengan terjadinya perlekatan bakteri pada acquired pellicle atau permukaan gigi , baik email, sementum, atau dentin. Massa plak berkembang oleh:(1) adanya pertambahan bakteri yang baru(2) multiplikasi bakteri(3) akumulasi produk bakteri dan host.

2) Plak SubgingivalSulkus gingiva dan poket periodontal mengandung bermacam-macam kumpulan bakteri. Sifat alami dari organism yang berkolonisasi dalam daerah retentive ini berbeda dengan organisme yang ditemukan pada plak supragingival. Morfologi sulkus gingiva dan poket periodontal menyebabkan daerah ini kurang memperoleh aktivitas pembersihan mulut. Jadi daerah retentive ini membentuk lingkungan stagnasi dimana organisme yang tidak dapat melekat dengan mudah pada permukaan gigi dapat mempunyai kesempatan untuk berkolonisasi.Penyakit atau infeksi periodontal dimulai ketika plak atau tartar ( kalkulus ) terakumulasi pada permukaan gigi.Kalkulus atau tartar adalah faktor kedua atau mempunyai kontribusi sebagai faktor etiologi penyakit periodontal. Kalkulus adalah plak gigi yang terkalsifikasi, kalkulus tidak mengandung mikroorganisme hidup seperti plak gigi. Walaupun demikian, permukaannya yang berpori memungkinkan terakumulasinya plak. Kalkulus adalah massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk pada permukaan gigi asli atau protesa gigi. Biasanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang mengalami mineralisasi kalkulus diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan gingival margin yaitu :

1. Kalkulus Supragingival (visible calculus)Merupakan kalkulus yang terletak pada bagian koronal sampai crest gingival margin dan dapat terlihat dalam rongga mulut.

2. Kalkulus SubgingivalMerupakan kalkulus yang terletak dibawah crest gingival margin, biasanya dalam poket periodontal, dan tidak dapat terlihat pada pemeriksaan mulut biasa

Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri yang ditemukan pada plak gigi , dan sekitar 10 spesies telah diidentifikasi sebagai pathogen putative pada penyakit periodontal, terutama bakteri batang gram -negatif. Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, dan Bacteroides forsythus adalah bakteri gram negatif yang paling sering dikaitkan dengan periodontitis.Staphylococcus spp. tidak selalu dapat diisolasi dari rongga mulut. Bakteri ini biasanya ditemukan pada pasien dengan penyakit periodontal. Hal ini diakibatkan karena penggunaan antibiotik dalam perawatan penyakit periodontal atau infeksi lain kemungkinan akan mempengaruhi peningkatan jumlah Staphylococcus spp. di rongga mulut.Periodontitis adalah infeksi kronis oleh bakteri mulut yang merupakan suatu reaksi inflamasi (untuk gram negatif, infeksi bakteri anaerob) yang mempengaruhi struktur pendukung gigi dan jaringan-jaringan sekitar pendukung gigi, termasuk ligament periodontal, sementum, dan tulang alveolar dan tulang pendukung.

2.2.4. Mekanisme Terjadinya Penyakit PeriodontalPenyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh bakteri, inflamasi periodontal dapat berkembang menjadi penyakit yang destruktif yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.Untuk dapat menimbulkan kerusakan, bakteri harus (1) berkolonisasi pada sulkus gingiva dengan menyerang pertahanan hospes, (2) merusak barier krevikular epithelial, atau, (3) memproduksi substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan baik secara langsung maupun tidak langsung.Beberapa patogen periodontal diperkirakan mempunyai mekanisme poten untuk menyerang atau merusak pertahanan hospes termasuk: kerusakan langsung dari PMN dan makrofag. Mekanisme poten tersebut berupa leukotoksin yang diproduksi oleh beberapa strain Actinobacillus actinomycetencomitans yang dapat merusak PMN dan makrofag; Mengurangi kemotaksis PMN. Sejumlah spesies bakteri dari genus Bacteroides dan Capnocytophaga serta Actinobacillus actinomycetemcomitans dapat mengurangi kemotaksis PMN dan mengurangi fagositosis serta penghancuran intrasel; Degradasi imunoglobulin. Spesies Bacteroides dan Capnocytophaga yang mempunyai pigmentasi hitam dapat memproduksi protease yang dapat mendegradasi IgA dan IgG; Degradasi fibrin. Beberapa spesies Bacteroides berpigmen hitam mempunyai aktivitas fibrinolitik yang dapat mengurangi terjebaknya bakteri oleh fibrin untuk fagositosis permukaan; Selain menyerang mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik, sejumlah bakteri pathogen gram -negatif dan Spirochaeta yang terdapat pada subgingiva juga menyerang mekanisme pertahanan tubuh yang spesifik, seperti limfosit bakteri menyerang dengan jalan merubah fungsi limfosit dan memproduksi imunosupresi.

Merusak daerah krevikular adalah cara bakteri selanjutnya untuk menginfeksi hospes. Hal ini dapat dilakukan oleh beberapa bakteri pada flora subgingiva baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor langsung yang toksik bagi epitelium disekresi oleh Bacteroidesgingivalis, B . intermedius, spesies Capncytophaga dan Actinobacillus actinomycetencomitans. Keadaan yang ditimbulkan akibat toksik ini akan meningkatkan permeabilitas krevikularepitelium terhadap produk bakteri dan kemungkinan juga terhadap bakteri itu sendiri.

Kerusakan jaringan oleh bakteri dapat dilakukan dengan cara menghasilkan enzim yang dapat merusak jaringan periodontal. Enzim proteolitik yang dihasilkan oleh bakteri yang berhubungan dengan penyakit periodontal antara lain adalah kolagenase yang dihasilkan oleh spesies Bacteroides, Actinobacillus actinomycetencomitans dan spirochaeta. Enzim elastase dihasilkan oleh Spirochaeta, tripsin oleh Bacteroides gingivalis, aminopeptida oleh Bacteroides dan spesies Capnocytophaga.

Ada berbagai metabolit bakteri dan produk toksik yang dapat merusak jaringan dan merangsang terjadinya inflamasi. Mere ka termasuk ammonia, amin toksin, i ndole, asam organik, hi drogen sulfi da, metimerkaptan, dan dimetil disulfida. Salah satun ya adalah lipopolisaka rida endotoksin (LPS) yang dikandung dinding sel bakteri Gram -negatif dan dikeluarkan ketika bakteri mati. Ekstrak dari bakteri gram -negatif yang diisolasi dari poket periodontal dapat menyebabkan aktivasi sel B-poliklonal, yang ikut berperan pada patologi periodontal dengan cara merangsang limfosit untuk membentuk antibodi yang tidak berhubungan dengan agen pengaktif.

Pada semua tahap periodontitis bakteri dapat ditemukan pada permukaan akar dan terdapat bebas di dalam poket. Dari daerah ini bakteri akan masuk ke jaringan melalui epitelium poket yang Mengalami ulserasi. Spesies Actinomyces dapat sedikit berpenetrasi ke sementum dan produk-produk bakteri seperti LPS dapat mengkontaminasi sementum. Meskipun demikian, derajat penetrasi dari produk-produk ini ke dalam sementum umumnya superfisial . Banyak bakteri gram -negatif yang mempunyai kemampua n untuk melekat pada bakteri gram -positif dan sel apitel . Kemampuan ini merupakan faktor penting pada pembentukan kolonisasi subgingiva dan juga memungkinkan bakteri berkoloni pada sel permukaan epitelium poket

2.2.5. Gambaran Klinis dan Radiografis Penyakit PeriodontalPada umumnya, penyakit periodontal diklasifikasikan menjadi gingivitis dan periodontitis.

Adapun tanda dan gejala dari penyakit periodontal, antara lain:1. Gingivitis: Gingiva mudah berdarah saat menyikat gigi, Gingiva mengalami inflamasi dan peka jika disentuh, Gingiva bengkak, Gingiva berwarna kemerahan, Kemungkinan napas berbau dan mulut terasa tidak enak

2. PeriodontitisPeriodontitis terbagi menjadi 3 tahap, yaitu early periodontitis, moderate periodontitis, dan advanced periodontitis.

a. Early periodontitis. Mulai terlepasnya gingiva dari permukaan gigi Perdarahan, pembengkakan dan inflamasi mulai terlihat Napas berbau, rasa tidak enak dalam mulut Hilangnya sedikit perlekatan tulang Terbentuk poket sedalam 3-4 mm antara gigi dan gingiva pada satu daerah atau lebih

b. Moderate periodontitis. Abses pada gingiva mulai terbentuk Gigi terlihat lebih panjang akibat gingiva yang mulai mengalami resesi Gigi depan mulai bergeser dan terbentuk diastema Napas berbau, rasa tidak enak dalam mulut Poket antara gigi dan gingiva kira-kira sedalam 4-6 mm

c. Advanced periodontitis. Gigi goyang bahkan tanggal Napas berbau, rasa tidak enak dalam mulut yang menetap Akar gigi terbuka dan sensitif terhadap panas dan dingin Poket antara gigi dan gingiva telah mencapai kedalaman 6 mm

Gambaran radiografis penyakit periodontal tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan sesuai dengan tahapan penyakit periodontal, yaitu pada tahap earlyperiodontitis terlihat terjadi sedikit kerusakan tulang periodontal secara horizontal; pada tahap moderate periodontitis terlihat terjadi kerusakan tulang periodontal secara horizontal dan angular, sedang pada tahap advanced periodontitis terlihat terjadi kerusakan tulang periodontal yang parah secara horizontal dan angular

2.2.6. Penyebaran Infeksi Yang Berasal Dari Jaringan Periodontal

2.2.6.1. Perkembangan Infeksi Marginal menjadi Abses Periodontal

Terjadinya abses periodontal diawali oleh infeksi dan inflamasi yang berasal dari marginal, bakteri plak masuk melalui sulkus gusi. Secara klinis regio gigi yang dikeluhkan oleh pasien tidak menunjukkan adanya lesi karies, tetapi mungkin terlihat deposit kalkukus supragingiva atau adanya tambalan yang overhang. Biasanya pasien datang dengan eksaserbasi lokal akut yang diawali dengan poket periodontal yang dalam.

Secara klinis, diagnosis dari abses periodontal dapat ditegakkan dengan melihat gejala klinisnya yaitu adanya inflamasi dan infeksi akut, hal ini tidak terlihat secara radiografi.Pemeriksaan radiografi dilakukan sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosis. Kerusakan tulang pada abses periodontal dapat dibedakan dari penyakit periodontal lain. Pada gigi tidak terlihat adanya lesi karies, tanda panah menunjukkan daerah kerusakan tulang yang luas.

Diagnosis penyakit periodontal ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi, keduanya saling melengkapi.Melalui radiograf dapat dilihat morfologi gigi yang terinfeksi, selain itu yang terpenting untuk diagnosis penyakit periodontal adalah pola dan derajat kehilangan tulang alveolar. Pada jaringan periodontal yang sehat, puncak tulang alveolar berada 2-3 mm dibawah CEJ, namun pada jaringan periodontal yang tidak sehat akan terjadi penurunan puncak tulang alveolar sampai kehilangan tulang alveolar dengan derajat yang berbeda-beda.

2.2.6.2. Penyebaran Infeksi dari Margin Gusi Sampai Terjadinya Kista PeriodontalPada gigi yang poket periodontalnya dalam, mudah terkena infeksi bakteri sehingga menyebabkan inflamasi pada jaringan periodontal. Reaksi inlamasi yang terjadi berupa reaksi akut dan kronik.Pola umum pertumbuhan suatu kista terjadi karena adanya stimulasi pada sisa-sisa sel epitel pertumbuhan yang kemudian mengalami proliferasi dan di dalam pertumbuhannya tidak menginvasi jaringan sekitarnya. Sisa epitel tersebut kemudian akan berproliferasi membentuk massa padat. Kemudian massa itu akan semakin membesar sehingga sel-sel epitel di bagian tengah massa akan kehilangan aliran darah, sehingga aliran nutrisi yang terjadi melalui proses difusi akan terputus. Kematian sel-sel dibagian tengah massa kista tersebut akan menyebabkan terbentuk suatu rongga berisi cairan yang bersifat hipertonis. Keadaan hipertonis akan menyebabkan terjadinya proses transudasi cairan dari ekstra lumen menuju ke dalam lumen. Akibatnya terjadi tekanan hidrostatik yang berakibat semakin membesarnya massa kista. Proses pembesaran massa kista dapat terus berlangsung, kadang sampai terjadi parastesi ringan akibat ekspansi massa yang menekan daerah saraf.

Jadi dapat disimpulkan, definisi kista adalah suatu rongga patologis yang menyerupai kapsul dengan komposisi jaringan ikat berisi cairan kental, semiliquid atau darah dan dapat berada dalam jaringan lunak atau keras.

Kista yang berasal dari infeksi periodontal sering juga disebut sebagai kista periodontal.

2.2.6.3. Penyebaran Infeksi dari Margin Gusi Sampai Terjadinya Granuloma PeriodontalGranuloma adalah lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan yang lambat yang berada dekat dengan akar gigi. Terdiri dari massa jaringan inflamasi kronik yang berproliferasi di antara kapsul fibrous yang merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.Granuloma terbagi 2 yaitu epulis granuloma perifera giant granuloma dan granuloma pyogenicInfeksi dimulai dengan masuknya bakteri dari kalkulus dan plak di sekitar gusi ke dalam sulcus dan menyebar hingga mencapai jaringan periodontal.Respon membran periodontal terhadap rangsangan ringan dan kronis ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi yang diliputi suatu kapsul fibrous yang dikenal sebagai Granuloma Periapikal.Sehingga granuloma juga bisa dikatakan sebagai reaksi defensif kronis tingkat rendah terhadap iritasi saluran akar.Lapisan luar dinding terbentuk dari kapsul fibrosa yang berhubungan dengan membran periodontaldan bagian dalamnya terdiri dari karingan ikat jarang, pembuluh darah, sel fibroblas, neutrofil, sel plasma, sel mast, eosinofil, limfosit,makrofag dan sisa-sisa sel epitel mallasez. Yang membedakan Granuloma Periodontal dengan Granuloma Periapikal hanyalah lokasi tempat lesi tersebut berada.

2.2.7. Perawatan Penyakit Jaringan PeriodontalFase I :fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I :1. Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak.2. Scaling dan root planing3. Perawatan karies dan lesi endodontik4. Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging5. Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment)6. Splinting temporer pada gigi yang goyah7. Perawatan ortodontik8. Analisis diet dan evaluasinya9. Reevaluasi status periodontal setelah perawatan tersebut diatas

Fase II :fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal. Berikut ini adalah bebertapa prosedur yang dilakukun pada fase ini:1. Bedah periodontal, untuk mengeliminasi poket dengan cara antara lain: kuretase gingiva, gingivektomi, prosedur bedah flap periodontal, rekonturing tulang (bedah tulang) dan prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft)2. Penyesuaian oklusi3. Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilangFase III: fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini:1. Riwayat medis dan riwayat gigi pasien2. Reevalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi3. Melekukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali4. Scalling dan polishing tiap 6 bulan seksli, tergantung dari evektivitas kontrol plak pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus5. Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies

BAB IIIPENUTUP3.1. Kesimpulan3.1.1.Perkembangan Infeksi Marginal menjadi Abses Periodontal

Terjadinya abses periodontal diawali oleh infeksi dan inflamasi yang berasal dari marginal, bakteri plak masuk melalui sulkus gusi. Secara klinis regio gigi yang dikeluhkan oleh pasien tidak menunjukkan adanya lesi karies, tetapi mungkin terlihat deposit kalkukus supragingiva atau adanya tambalan yang overhang. Biasanya pasien datang dengan eksaserbasi lokal akut yang diawali dengan poket periodontal yang dalam.

Secara klinis, diagnosis dari abses periodontal dapat ditegakkan dengan melihat gejala klinisnya yaitu adanya inflamasi dan infeksi akut, hal ini tidak terlihat secara radiografi.Pemeriksaan radiografi dilakukan sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosis. Kerusakan tulang pada abses periodontal dapat dibedakan dari penyakit periodontal lain. Pada gigi tidak terlihat adanya lesi karies, tanda panah menunjukkan daerah kerusakan tulang yang luas.Diagnosis penyakit periodontal ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi, keduanya saling melengkapi.Melalui radiograf dapat dilihat morfologi gigi yang terinfeksi, selain itu yang terpenting untuk diagnosis penyakit periodontal adalah pola dan derajat kehilangan tulang alveolar. Pada jaringan periodontal yang sehat, puncak tulang alveolar berada 2-3 mm dibawah CEJ, namun pada jaringan periodontal yang tidak sehat akan terjadi penurunan puncak tulang alveolar sampai kehilangan tulang alveolar dengan derajat yang berbeda-beda.

3.1.2 Penyebaran Infeksi dari Margin Gusi Sampai Terjadinya Kista Periodontal

Pada gigi yang poket periodontalnya dalam, mudah terkena infeksi bakteri sehingga menyebabkan inflamasi pada jaringan periodontal. Reaksi inlamasi yang terjadi berupa reaksi akut dan kronik.Pola umum pertumbuhan suatu kista terjadi karena adanya stimulasi pada sisa-sisa sel epitel pertumbuhan yang kemudian mengalami proliferasi dan di dalam pertumbuhannya tidak menginvasi jaringan sekitarnya. Sisa epitel tersebut kemudian akan berproliferasi membentuk massa padat. Kemudian massa itu akan semakin membesar sehingga sel-sel epitel di bagian tengah massa akan kehilangan aliran darah, sehingga aliran nutrisi yang terjadi melalui proses difusi akan terputus. Kematian sel-sel dibagian tengah massa kista tersebut akan menyebabkan terbentuk suatu rongga berisi cairan yang bersifat hipertonis. Keadaan hipertonis akan menyebabkan terjadinya proses transudasi cairan dari ekstra lumen menuju ke dalam lumen. Akibatnya terjadi tekanan hidrostatik yang berakibat semakin membesarnya massa kista. Proses pembesaran massa kista dapat terus berlangsung, kadang sampai terjadi parastesi ringan akibat ekspansi massa yang menekan daerah saraf.Jadi dapat disimpulkan, definisi kista adalah suatu rongga patologis yang menyerupai kapsul dengan komposisi jaringan ikat berisi cairan kental, semiliquid atau darah dan dapat berada dalam jaringan lunak atau keras.Kista yang berasal dari infeksi periodontal sering juga disebut sebagai kista periodontal

3.1.3.. Penyebaran Infeksi dari Margin Gusi Sampai Terjadinya Granuloma PeriodontalGranuloma adalah lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan yang lambat yang berada dekat dengan akar gigi. Terdiri dari massa jaringan inflamasi kronik yang berproliferasi di antara kapsul fibrous yang merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.Granuloma terbagi 2 yaitu epulis granuloma perifera giant granuloma dan granuloma pyogenic

Infeksi dimulai dengan masuknya bakteri dari kalkulus dan plak di sekitar gusi ke dalam sulcus dan menyebar hingga mencapai jaringan periodontal.Respon membran periodontal terhadap rangsangan ringan dan kronis ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi yang diliputi suatu kapsul fibrous yang dikenal sebagai Granuloma Periapikal.Sehingga granuloma juga bisa dikatakan sebagai reaksi defensif kronis tingkat rendah terhadap iritasi saluran akar.

Lapisan luar dinding terbentuk dari kapsul fibrosa yang berhubungan dengan membran periodontaldan bagian dalamnya terdiri dari karingan ikat jarang, pembuluh darah, sel fibroblas, neutrofil, sel plasma, sel mast, eosinofil, limfosit,makrofag dan sisa-sisa sel epitel mallasez. Yang membedakan Granuloma Periodontal dengan Granuloma Periapikal hanyalah lokasi tempat lesi tersebut berada.23