Referat - Sinusitis - Dini
-
Upload
dinimudira -
Category
Documents
-
view
328 -
download
16
Transcript of Referat - Sinusitis - Dini
April 18, 2023FK UMJ - RSIJ PONDOK KOPI
1
REFERATSINUSITIS
Pembimbing : dr. Fitriah Shebubakar, Sp. THT
Disusun oleh : Dini Mudira Sari 2010730027
Stase THT RSIJ Pondok KopiUniversitas Muhammadiyah Jakarta
2Anatomi Sinus Paranasal
Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala
sehingga terbentuk rongga-rongga di dalam tulang, semua sinus mempunyai
muara atau ostium ke dalam rongga hidung.
Secara embriologik sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa
rongga hidung dan perkembangannya dimulai pada
fetus usia 3-4 bulan.
3Fungsi sinus paranasal Sebagai pengatur kondisi udara
(air conditioning)
Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
Membantu keseimbangan kepala
Membantu resonansi suara
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Membantu produksi mukus
Sinusitis
Definisi
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Rinosinusitis
ISPARinitis
polip hidungkelainan anatomi hidung
infeksi tonsilinfeksi gigi
kelainan imunologik(pada anak) hipertrofi adenoid
Etiologi
Patofisiologi
Sinus Patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar di dalam KOM.
Organ-organ yang
mmbentuk KOM
Edema
Mukosa yang berhadapan
saling bertemu
Silia tidak dapat
bergerak
Ostium tersumbat
Terjadi tekanan negatif
Transudasi Media
tumbuhnya bakteri
Akut < 4 minggu
Subakut 4 minggu - 3 bulan
Kronik > 3 bulan
Klasifikasi
Gejala klinis
hidung tersumbat, nyeri/ rasa tekanan pada muka dan ingus puruen yg sering kali turun ke
tenggorok (post nasal drip), sakit kepala, hiposmia/anomia, batuk,
sesak napas.
Diagnosis sinusitis
• Kelainan bentuk hidung• Sekret yang keluar• Pembengkakan di daerah muka
Inspeksi
• Nyeri tekan pada pipi • Nyeri ketuk gigi• Nyeri pada bagian medial atap orbita• Nyeri di daerah kantus medius
Palpasi
Rinoskopi anterior dan posterior
Nasoendoskopi
Transiluminasi
Radiologi
• Sebaiknya menggunakan
tangan kiri dalam posisi
horizontal.
• Membukanya pelan-pelan di
dalam kavum nasi (lubang
hidung) pasien.
• Mengeluarkan mulut
tertutup 90%. Jangan 100%
karena bulu hidung pasien
dapat terjepit dan tercabut
keluar.
Rinoskopi anterior
Untuk melihat bagian belakang hidung & melihat keadaan nasofaring.
Hangatkan spatula & kaca nasofaring untuk mencegah udara pernafasan mengembun pada kaca.
Sebelum kaca dimasukkan, suhu kaca dites dengan menempelkannya pada kulit belakang tangan kiri pemeriksa.
Pasien diminta membuka mulut, lidah 2/3 anterior ditekan dengan spatula.
Pasien bernafas dengan mulut supaya uvula terangkat ke atas & kaca nasofaring yang menghadap keatas dimasukkan ke dalam mulut kebwah uvula & nasofaring.
Lalu pasien diminta bernafas kembali melalui hidung & uvula akan turun kembali & rongga nasofaring terbuka
Khusus pasien yang sensitif, sebelum kita masukkan spatula, kita berikan lebih dahulu tetrakain 1% 3-4 kali dan tunggu ± 5 menit.
Rinoskopi posterior
Nasoendoskopi
• Pemeriksaan naso-endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan etmoid anterior dan frontal) atau di meatus superior (pada sinus etmoid posterior dan sfenoid).
• Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemesis.
• Pada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.
TransiluminasiSyarat : ruangan gelap. Alat yg digunakan berupa lampu listrik tegangan 6volt dan bertangkai panjang. Digunakan untuk mengamati sinus frontalis dan sinus maksilaris. Pemeriksaan ini sudah jarang digunakan karena sangat terbatas kegunannya. Radiologi Pemeriksaan radiologik yang dibuat adalah posisi Waters, PA dan lateral. Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid level) ada sinus yang sakit
Posisi waters Posisi PAPosisi lateral
• CT Scan sinus merupakan gold standart diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasannya. Namun karena mahal hanya dikerjakan sebagai penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau pra operasi sebagia panduan operator saat melakukan operasi sinus.
• Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil sekret dari meatus medius / superior, untuk mendapat antibiotik yang tepat guna. Lebih baik lagi bila diambil sekret yang keluar dari fungsi sinus maksila.
Terapi
Tujuan terapi : mempercepat penyembuhan, mecegah komplikasi, mencegah menjadi kronik
• Pemberian antibiotik dan dekongestan merupakan terapi sinusitis akut bacterial untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta mebuka sumbatan ostium sinus.
• Tindakan operasi Sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi
• Kelainan orbita • Kelainan intrakranial • Osteomielitis dan abses subperiostal• Kelainan paru
Komplikasi
SINUSITIS DENTOGEN
• Sinusitis Maksila kronik • Ciri khas : Ingus Prulen, nafas berbau busuk• Infeksi Gigi rahang Infeksi apikal akar gigi/
inflamasi jaringan Periodental menyebar langsung ke sinus melalui darah/ pem.Limfe
• Pengobatan : Gigi yg bermasalah dicabut/ dirawat dan pemberian antibiotik
SINUSITIS JAMUR
• Sinusitis jamur adalah infeksi jamur pada sinus paranasal
• Kondisi yang merupakan predisposisi antara lain diabetes militus, neutropenia, penyakit AIDS dan perawatan yang lama di rumah sakit.
• Jenis jamur yang paling sering menyebabkan infeksi sinus paranasal ialah spesies Aspergillus dan candida.
• Sinusuitis Jamur 1. Bentuk Invasif Akut/ kronik 2. Bentuk Non – Invasif
21April 18, 2023
FK UMJ - RSIJ PONDOK KOPI
Terima Kasih