Referat Mata Nanda
Click here to load reader
-
Upload
tutuko-radite-p-n -
Category
Documents
-
view
216 -
download
1
Transcript of Referat Mata Nanda
Anastasya Ananda Barus-1310.221.064
Tutuko Radite PN-1310.221.075
Oftalmopati Graves
Pendahuluan
Kelainan mata yang menyertai hipertiroidisme mempunyai arti penting, karena sebagian besar penderita kelainan mata akibat tiroid adalah penderita penyakit Graves yang bersifat autoimun
Gejala tersebut disebabkan oleh karena pembentukan tiroksin yang berlebihan. Pada penyakit Graves dapat ditemukan kelainan mata berupa edema pretibial, kemosis, proptosis, diplopia, dan penurunan visus.
Penderita dengan penyakit Grave klasik menunjukkan gejala pembesaran tiroid, tirotoksikosis, kelainan pada kelopak mata, dan eksoftalmus yang dapat unilateral atau bilateral.2
Oftalmopati tiroid merupakan suatu kelainan inflamasi autoimun yang menyerang jaringan orbital dan periorbital mata, yang juga berkaitan dengan keadaan disfungsi tiroid.
adalah suatu penyakit dengan peningkatan metabolisme tubuh dan perubahan pada mata
Pada berbagai kepustakaan,”tiroid oftalmopati” juga kerap dikenal dengan istilah lain serperti oftalmopati Graves, penyakit mata tiroid, oftalmopati terkait tiroid (thyroid-associated ophthalmopathy) dan dysthyroid orbitopathy. 1
Definisi
Oftalmopati Graves cenderung lebih sering terjadi pada wanita (2.5-6 kali lebih sering dibanding pria), akan tetapi kasus berat lebih sering ditemukan pada pria. Penderita usia 30-50 tahun juga terbukti paling sering terkena penyakit ini, dengan kasus berat yang sering dijumpai pada pasien di atas usia 50 tahun
Epidemiologi & faktor resiko
Hipertiroidisme Graves : 80% Tiroiditis Hashimoto : 10-15% Abnormalitas imun kelenjar tiroid : 5%
Beberapa keadaan yg dpt mmpgruhi perjalanan penyakit oftalmopati tiroid antara lain :
Keadaan hipertiroidisme yang berat dan lama. Merokok. Pengobatan kelainan mata yang terlambat atau
tidak tepat. Polimorfisme genetik. Anatomi orbita yang sempit.
Etiologi
Class 0: No signs or symptoms Class 1: Only signs (limited to upper lid retraction
and stare, with or without lid lag) Class 2: Soft tissue involvement (oedema of
conjunctivae and lids, conjunctival injection, etc.) Class 3: Proptosis Class 4: Extraocular muscle involvement (usually
with diplopia) Class 5: Corneal involvement (primarily due to
lagophthalmos) Class 6: Sight loss (due to optic nerve
involvement)
KLASIFIKASIOftalmopati Graves “NO SPECS”
Terjadinya spasme otot palpebra superior dapat menyertai keadaan awal tirotoksikosis Graves yang dapat sembuh spontan bila keadaan tirotoksikosisnya diobati secara adekuat.
Kelas 2-6 terjadi proses infiltratif pada otot-otot dan jaringan orbita.
Kelas 2 ditandai dengan keradangan jaringan lunak orbita disertai edema periorbita, kongesti dan pembengkakan dari konjungtiva (khemosis).
Kelas 1,
Kelas 3 ditandai dengan adanya proptosis yang dapat dideteksi dengan Hertel exophthalmometer.
Pada kelas 4, terjadi perubahan otot-otot bola mata berupa proses infiltratif terutama pada musculus rectus inferior yang akan menyebabkan kesukaran menggerakkan bola mata keatas. Bila mengenai musculus rectus medialis, maka akan terjadi kesukaran dalam menggerakkan bola mata kesamping.
Kelas 5 ditandai dengan perubahan pada kornea ( terjadi keratitis).
Kelas 6 ditandai dengan kerusakan nervus optikus, yang akan menyebabkan kebutaan.1
Patogenesis
Hipertropi otot ekstraokuler peningkatan glikosaminoglikans (GACs) pada jaringan orbita.
Infiltrasi seluler limfosit T pada CD4+ limfosit T CD4+ dan autoantibody-producing B cells. Selain itu, cytokines akan merangsang terbentuknya molekul-molekul major histocompatibility complex class II heat dan shock protein 72 (HSP 72) yang berperan pada pengenalan antigen juga merangsang fibroblas untuk membentuk dan mensekresi GACs yang akan menarik cairan menuju ke ruang retro orbita, sehingga terjadi pembengkakan periorbita, proptosis, dan pembengkakan otot-otot ekstraokuler.
Proliferasi lemak orbita diferensiasi menjadi sel-sel adiposit, sehingga menyebabkan peningkatan volume jaringan lemak retroorbita. 8,9
Pada penyakit mata tiroid, dapat terjadi perubahan-perubahan :
Ophtalmopati ( Eye discomfort, dry eyes, edema palpebra, proptosis, diplopia, penurunan tajam penglihatan, penurunan lapangan pandang, kelainan pada penglihatan warna (diskromatopsia), fotopsia, dan nyeri atau tekanan pada mata, proptosis, dan lagofthalmus)
Gejala sistemik : palpitasi, gugup, irritable, diaforesis, Takikardia, Penurunan berat badan, Tremor halus, Amenorrhea/oligomenorrhea
Manifestasi Klinis
Soft tissue involvment Retraksi palpebra dalrymple sign Eksofthalmus (Proptosis) Miopati restriktif Kelainan pada kornea keratokonjungtivitis Kelainan pada retina dan N. opticus
Diagnosis pemeriksaan fisik (px. Oftalmologi)