Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

16
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya referat ini dapat terselesaikan. Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, terutama tentang “DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN MILIARIA”. Penulis menyadari sebagai seorang co-as yang pengetahuannya masig sangat terbatas dan masih perlu banyak belajar, penulisan referat ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Tetapi demi memenuhi kewajiban dan tugas penulis, maka penulis mencoba memberanikan diri menyusun referat ini sebaik mungkin. Perbaikan-perbaikan akan penulis lakukan pada penulisan referat yang akan datang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan membangun agar referat ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang. Dengan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan, penulis mengharapkan referat ini dapat membawa manfaat dan keuntungan yang berarti untuk semua pembaca. Subang, Januari 2013 Penulis 1

Transcript of Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

Page 1: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-

Nya referat ini dapat terselesaikan. Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah

pengetahuan mengenai Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, terutama tentang “DIAGNOSIS

DAN PENATALAKSANAAN MILIARIA”.

Penulis menyadari sebagai seorang co-as yang pengetahuannya masig sangat terbatas

dan masih perlu banyak belajar, penulisan referat ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Tetapi demi memenuhi kewajiban dan tugas penulis, maka penulis mencoba

memberanikan diri menyusun referat ini sebaik mungkin. Perbaikan-perbaikan akan penulis

lakukan pada penulisan referat yang akan datang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

adanya kritik dan saran yang positif dan membangun agar referat ini menjadi lebih baik dan

berguna di masa yang akan datang.

Dengan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan, penulis mengharapkan referat ini

dapat membawa manfaat dan keuntungan yang berarti untuk semua pembaca.

Subang, Januari 2013

Penulis

1

Page 2: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

DAFTAR ISI

BAB I.Pendahuluan...................................................................................................................3

BAB II. Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi.....................................................................................................................4

2.2 Epidemiologi............................................................................................................4

2.3 Klasifikasi.................................................................................................................4

2.4 Etiologi.....................................................................................................................5

2.5 Patogenesis...............................................................................................................5

2.6 Gambaran Klinis......................................................................................................6

2.7 Diagnosis..................................................................................................................8

2.8 Diagnosis Banding...................................................................................................9

2.8 Penatalaksanaan........................................................................................................9

BAB III. Kesimpulan...............................................................................................................10

Daftar Pustaka..........................................................................................................................11

2

Page 3: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

BAB I

PENDAHULUAN

Miliaria adalah gangguan yang umum dari kelenjar keringat ekrin yang sering terjadi

pada peningkatan kondisi panas dan lembab. Miliaria diduga disebabkan oleh penyumbatan

saluran keringat, yang menghasilkan kebocoran keringat ke dalam epidermis atau dermis.

Tiga bentuk dari miliaria diklasifikasikan sesuai dengan tingkat dimana obstruksi

duktus keringat terjadi. Pada miliaria kristalina, obstruksi duktus paling superfisial, terjadi

pada stratum korneum. Secara klinis, bentuk penyakit ini menghasilkan vesikel yang kecil,

rapuh, dan tegas. Pada miliaria rubra, obstruksi terjadi lebih dalam pada epidermis dan

menghasilkan papula eritematosa yang sangat gatal. Pada miliaria profunda, obstruksi duktus

terjadi pada perbatasan dermal-epidermal. Kebocoran keringat ke dalam pars papilare dermis

menghasilkan papula halus berwarna seperti kulit yang tanpa gejala. Ketika pustula

berkembang pada lesi miliaria rubra, istilah miliaria pustulosa digunakan.

3

Page 4: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Miliaria adalah kelainan kulit akibat aliran keringat ke permukaan kulit terhambat dan

keringat dipertahankan dalam kulit yang sering terjadi pada peningkatan kondisi panas

dan lembab (1,3,4,5). Hambatan sekresi normal dari kelenjar keringat menyebabkan

peningkatan tekanan dan pecahnya kelenjar keringat pada tingkat yang berbeda-beda.

Keluarnya keringat ke dalam jaringan yang berdekatan menyebabkan perubahan anatomi

yang menghasilkan miliaria (1).

2.2 Epidemiologi

Di seluruh dunia, miliaria umumnya terjadi di lingkungan tropis, terutama pada

kalangan orang-orang yang baru pindah ke lingkungan tersebut. Miliaria terjadi pada

semua ras. Tidak ada predileksi jenis kelamin pada penyakit ini. Miliaria kristalina dan

miliaria rubra bisa terjadi pada semua usia, tetapi umumnya terjadi pada bayi. Sedangkan

miliaria profunda umumnya lebih banyak terjadi pada orang dewasa dibandingkan bayi

dan anak-anak (5).

2.3 Klasifikasi

Ada 3 bentuk :

a. Miliaria kristalina (Sudamina)

Pada miliaria kristalina, obstruksi duktus paling superfisial, terjadi pada stratum

korneum. Secara klinis, bentuk penyakit ini menghasilkan vesikel yang kecil, rapuh,

dan tegas.

b. Miliaria rubra (Prickly Heat)

Pada miliaria rubra, obstruksi terjadi lebih dalam pada epidermis dan menghasilkan

papula eritematosa yang sangat gatal. Ketika pustula berkembang pada lesi miliaria

rubra, istilah miliaria pustulosa digunakan

c. Miliaria profunda

Pada miliaria profunda, obstruksi duktus terjadi pada perbatasan dermal-epidermal.

Kebocoran keringat ke dalam pars papilare dermis menghasilkan papula halus

berwarna seperti kulit yang tanpa gejala (2, 3,5).

4

Page 5: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

2.4 Etiologi

Ketidakmatangan kelenjar ekrin.

Neonatus diperkirakan memiliki kelenjar ekrin yang belum matang/sempurna

sehingga mudah pecah saat berkeringat, pecah ini yang menyebabkan miliaria.

Kurangnya penyesuaian diri terhadap iklim.

Miliaria biasanya terjadi pada individu yang pindah dari iklim tidak tetap ke iklim

tropis. Kondisi ini biasanya berubah setelah individu tinggal pada kondisi panas

dan lembab selama beberapa bulan.

Kondisi panas dan lembab.

Iklim tropis, perawatan neonatus dalam inkubator, dan demam mungkin dapat

menyebabkan miliaria.

Latihan.

Beberapa stimulus untuk berkeringat dapat menyebabkan miliaria.

Pseudohipoaldosteronism tipe I.

Gangguan resistensi minelalokortikoid menyebabkan kehilangan garam yang

berlebihan melalui sekresi kelenjar ekrin dan dihubungkan dengan serangan

berulang dari pustular miliaria rubra.

Sindrom Morvan

Miliaria rubra telah dilaporkan dalam gangguan autoimun langka yang ditandai

dengan neuromytonia, insomnia, halusinasi, rasa sakit, kehilangan berat badan,

dan hiperhidrosis.

Obat.

Bethanecol dan Isotretinoin dilaporkan dapat menyebabkan miliaria.

Bakteri.

Staphylococcus berhubungan dengan miliaria.

Radiasi ultraviolet

Beberapa peneliti menemukan bahwa miliaria kristalina terjadi pada kulit yang

terpapar sinar ultraviolet (2,4,5).

2.5 Patogenesis

Rangsangan utama untuk pengembangan miliaria adalah kondisi panas dan

kelembaban tinggi yang menyebabkan keringat berlebihan. Pada orang yang rentan,

termasuk bayi, yang memiliki kelenjar ekrin relatif belum matang, hidrasi yang

5

Page 6: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

berlebihan dari stratum korneum dianggap cukup untuk menyebabkan penyumbatan

transien acrosyringium tersebut (5).

Jika kondisi panas dan lembab bertahan, individu terus memproduksi keringat yang

berlebihan, tapi dia tidak mampu untuk mengeluarkan keringat ke permukaan kulit

karena penyumbatan duktus. Penyumbatan ini menyebabkan kebocoran keringat selama

perjalanan ke permukaan kulit, baik dalam dermis atau epidermis, dengan anhidrosis

relatif (5).

Ketika titik kebocoran dalam stratum korneum atau persis di bawahnya, seperti di

miliaria kristalina, terdapat peradangan kecil dan lesi tidak menunjukkan gejala.

Sebaliknya, di miliaria rubra, kebocoran keringat ke dalam lapisan subkorneal

menghasilkan vesikel spongiotik dan sel inflamasi kronis periductal menyusup di pars

papilere dermis dan epidermis bawah. Pada miliaria profunda, keluarnya keringat ke

dalam pars papillare dermis menghasilkan infiltrat limfositik periductal dan spongiosis

dari saluran intra-epidermal(5).

2.6 Gambaran Klinis

Miliaria Kritalina

Pada penyakit ini terlihat vesikel berukuran 1-2 mm terutama pada badan setelah

banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas. Vesikel bergerombol tanpa tanda

radang pada bagian badan yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberikan keluhan

dan sembuh dengan sisik yang halus. Pada gambaran histopatologik terlihat gelembung

intra/subkorneal (1,2,3,4,5).

Gambar 1. Miliaria Kristalina (5)

6

Page 7: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

Gambar 2. Miliaria Kristalina (5)

Miliaria Rubra

Penyakit ini lebih berat daripada miliaria kristalina., terdapat pada badan dan tempat-

tempat tekanan atau gesekan pakaian. Terlihat papul merah atau papul vesikular

ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih. Pada gambaran histopatologik gelembung

terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer

kulit di epidermis (1,2,3,4,5).

Gambar 3. Miliaria Rubra (5)

Gambar 4. Miliaria Pustulosa (5)

Miliaria Profunda

7

Page 8: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria rubra, ditandai dengan papul putih,

keras, berukuran 1-3 mm. Terutama terdapat di badan dan ekstremitas. Karena letak

retensi keringat lebih dalam maka secara klinis lebih banyak berupa papul daripada

vesikel. Tidak gatal dan tidak terdapat eritema. Pada gambaran histopatologik tampak

saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas dengan atau tanpa infiltrasi

sel radang (1,2,3,4,5).

Gambar 5. Miliaria Profunda

2.7 Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium

Miliaria secara klinis khas, karena itu, pemeriksaan laboratorium hanya sedikit

diperlukan. Pada miliaria kristalina, pemeriksan sitologi dari isi vesikel gagal untuk

mengungkapkan sel inflamasi atau sel raksasa berinti banyak (seperti yang diharapkan

dalam vesikel herpes). Pada miliaria pustulosa, pemeriksaan sitologi dari isi pustular

mengungkapkan sel-sel inflamasi. Tidak seperti ertitema toksikum neonatorum, eosinofil

tidak menonjol. Perwarnaan gram dapat mengungkapkan kokus gram positif (misalnya,

Staphylococcus) (5).

Pemeriksaan Histologi

Pada miliaria kristalina, vesikel intrakorneal atau subkorneal berhubungan dengan

saluran keringat ekrin, tanpa sel inflamasi disekitarnya. Obstruksi dari saluran ekrin

dapat diamati dalam stratum korneum (5).

Pada miliaria rubra, spongiosis dan vesikel spongiotik yang diamati dalam stratum

malphigi, berkaitan dengan saluran keringat ekrin. Terdapat peradangan periduktal (5).

8

Page 9: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

Pada lesi awal miliaria profunda, terdapat dominasi infiltrat limfosit periduktal dalam

pars papilare dermis dan epidermis bawah. Selanjutnya, sel-sel inflamasi terdapat di

bawah dermis dan limfosit dapat memasuki saluran ekrin. Spongiosis di sekitar

epidermis dan hiperkeratosis parakeratotik dari acrosyringium dapat diamati (5).

2.8 Diagnosis Banding

Kandidosis kutis

Varisela

Eritema toksikum neonatorum

Folikulitis

Herpes simplex (5)

2.9 Pengobatan

Miliaria Kristalina

Pengobatan tidak diperlukan, cukup dengan meghindari panas yang berlebihan,

mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis, dan menyerap keringat (1,2,3,5).

Miliaria Rubra

Menggunakan pakaian yang tipis dan yang mengisap keringat. Dapat diberikan bedak

salisil 2% dibubuhi mentol ¼ - 2%. Losio Faberi dapat pula digunakan. Untuk

memberikan efek antipruritus dapat ditambahkan mentholum atau camphora pada losio

Faberi (1,2,3,5).

Miliaria Profunda

Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan,

mengusahakan regulasi suhu yang baik dan pakaian yang tipis. Dapat diberikan losio

calamin dengan atau tanpa mentol 0.25%, dapat pula resorsin 3% dalam alkohol (1,2,3,5).

Profilaksis miliaria dengan antibiotik oral telah dilaporkan. Pasien juga telah diobati

dengan retinoid oral, vitamin A, dan vitamin C, dengan berbagai macam keberhasilan.

Untuk pengetahuan kita, tidak ada uji coba terkontrol yang telah dilakukan untuk

menunjukkan efektivitas dari salah satu terapi sistemik.

9

Page 10: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

BAB III

KESIMPULAN

1. Miliaria adalah kelainan kulit akibat aliran keringat ke permukaan kulit terhambat

dan keringat dipertahankan dalam kulit yang sering terjadi pada peningkatan kondisi

panas dan lembab. Hambatan sekresi normal dari kelenjar keringat menyebabkan

peningkatan tekanan dan pecahnya kelenjar keringat pada tingkat yang berbeda-beda.

Keluarnya keringat ke dalam jaringan yang berdekatan menyebabkan perubahan

anatomi yang menghasilkan miliaria.

2. Miliaria ditandai dengan adanya papul, vesikel atau pustul yang bersifat miler.

3. Ada tiga bentuk miliaria, yaitu :

a. Miliaria kristalina

b. Miliaria rubra

c. Miliaria profunda

10

Page 11: Referat Diagnosis Dan Penatalaksanaan Miliaria

DAFTAR PUSTAKA

1. Arnold, H.L. et al. 1990. Andrew’s Disease of The Skin Eight Edition. Philadelphia :

W.B. Saunders Company. 23-25

2. Champion, R.H. et al. 1992. Textbook of Dermatology Volume 3 Fifth Edition.

London : Blackwell Scientific. 1758-1759

3. Djuanda, Adhi dkk. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 276-277

4. Fitzpatrick, T.B. et al. 1993. Dermatology In General Medicine Volume I Fourth

Edition. New York : McGraw-Hill. 749-751

5. Levin, Nikki A, MD., PhD. 2012. Dermatologic Manifestations of Miliaria. Available

from : http://emedicine.medscape.com/article/1070840-overview#showall. Accessed

January 12, 2013.

11