referat DDH fixxx.ppt
-
Upload
virgi-anggia-lubis -
Category
Documents
-
view
141 -
download
29
Transcript of referat DDH fixxx.ppt
OLEH :Harsa Rusda
Mutya Restu AyuRizky Amelia
Virgi Anggia Lubis
Developmental Dysplasia of The Hip
PRESEPTOR : Dr. Hj. Rozetti, Sp.Rad
LATAR BELAKANG
Developmental Dysplasia of the Hip (DDH) atau yang dahulu dikenal dengan Congenital Dysplasia of the Hip (CDH)
merupakan suatu abnormalitas hubungan antara caput femur dengan asetabulum.
Abnormalitas tersebut berupa displasia, subluksasi, dislocatable dan dislocated.
Insiden terjadinya DDH bervariasi antara 1,5 sampai 20 kejadian per 1000 kelahiran.
DEFINISI
Developmental Dysplasia of the Hip (DDH) adalah suatu kondisi pada persendian pinggul neonatus dan infant berupa abnormalitas hubungan antara caput femur dengan asetabulum.
Terminologi lama Congenital Dysplasia of the Hip (CDH)
Kelainan meliputi:•Displasia•Subluksasi•Dislocated•Dislokasi, dibagi 2 tipe:
–Teratologic dislocations–Typical dislocations
Epidemiologi
• Insiden bervariasi : 1,5 sampai 20 kejadian per 1000 kelahiran.
• Di Amerika Serikat, insiden DDH terjadi 1,5 dari 1000 ras kaukasoid, tetapi frekuensinya berkurang pada ras Afrika-Amerika.
• 4-8 kali lebih sering pada wanita, riwayat keluarga dengan DDH, anak pertama, bayi lahir dengan presentasi bokong (terutama pada primipara), bayi besar, dan bayi dengan riwayat oligohidramnion
• 3 kali lebih sering pada pinggul kiri dibandingkan kanan.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Multifaktorial:•Abnormalitas dari ligamen dan kapsul sendi •Hormon relaxin ibu
Faktor Risiko
• Presentasi bokong• Riwayat keluarga dengan DDH (khususnya
orang tua atau saudara)• Bayi perempuan (4 kali lebih sering pada bayi
perempuan)• Berat bayi lahir lebih dari 4kg• Kehamilan lebih dari 42 minggu• Oligohidramnion• Anak pertama atau kehamilan multipel.
ANATOMI
• Anatomi Pelvis
• Anatomi Femur
Cont.
Cont.
Diagnosis
Anamnesis
UsiaFaktor resiko : letak sungsang, riwayat
keluarga, kondisi kehamilan (oligohidramnion), gameli, BBL > 4 kg, anak pertama.Onset gejala
Manifestasi Klinis
• Kaki panjang sebelah • Terdapat lipatan paha yang asimetris• Kalau sudah bisa berjalan, jalannya tidak
seimbang• Nyeri
Pemeriksaan Fisik
A.Uji Ortolani
Pemeriksaan ini dilakukan dengan jalan mengembalikan kepala femur yang mengalami dislokasi kembali ke asetabulum. Pertama-tama femur dipegang dalam keadaan fleksi di daerah midline. Kemudian femur diabduksi secara perlahan sambil mendorong torakanter mayor dengan jari-jari ke arah anterior.
B. Uji Barlow
Femur difleksikan kemudian dengan hati-hati digeser ke arah midline. Setelah itu femur didorong ke arah
posterior secara perlahan. Bila terdapat dislokasi sendi panggul maka akan terasa kepala femur
terdorong keluar asetabulum.
C. Tanda Galleazi
Dalam keadaan berbaring dan lutut dilipat, kedua lutut seharusnya sama tinggi. Bila terdapat dislokasi panggul, maka lutut pada pada tungkai yang bersangkutan akan terlihat lebih
rendah.
• Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan: garis helgenreiner garis perkin
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
sudut acetabular
N pada bayi baru lahir <28º
N dewasa : 33º-38º
Intermediate : 39º-46º
Hip Dysplasia : >47º
garis shenton
USG (Ultrasonografi)A. Coronal view
Coronal anatomic illustration. Ac indicates acetabular cartilage; C, capsule; GT, greater trochanter; H, cartilaginous femoral head; IL, ilium; L, labrum; LT/P, ligamentum teres/pulvinar
complex; M, femoral metaphysis; and Tr, triradiate cartilage.
Picture Coronal view. The ultrasound transducer is placed parallel to the lateral aspect of the
infant’s hip.
Coronal ultrasound image. C indicates capsule; G, gluteus muscles; H, cartilaginous femoral head; IL, ilium; IS, ischium;
TR, triradiate cartilage; GT, greater trochanter; and L labrum.
B. Transverse Flexien View
• Transverse view of the hip flexed 90° at the hip • Transverse anatomic illustration. Ac indicates acetabular cartilage; G,
gluteus muscles; GT, greater trochanter; H, cartilaginous femoral head; Is, ischium; L, labrum; LT/P, ligamentum teres/pulvinar complex; M, femoral
metaphysis; Pu, pubis; and Tr, triradiate cartilage.
Transverse flexion view. The hip and knee are flexed 90°, and the ultrasound transducer is placed perpendicular to the lateral aspect of the infant’s hip.
Transverse ultrasound image. G indicates gluteus muscles; H, cartilaginous femoral head; IS, ischium; L, labrum; M, femoral
metaphysis; and FS, femoral shaft.
CT Scan
• Menilai kelainan bentuk atau morfologi dari asetabulum.
• Mengukur center-edge angle, vertical-center-anterior margin, dan indeks asetabulum.
• Gambaran CT axial juga dapat memberikan informasi analisis morfologi kelainan asetabulum.
MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
MRI
Penatalaksanaan
- Tergantung
- Umur di Diagnosis
- Beratnya kelainan
- Bentuk pengobatan
a. Non Operative
b. Operative
- Tujuan
- Mengembalikan caput femur ke
acetabulum
- Menstabilkan posisi sendi
panggul
- Tindakan
- Jangan pasang bedung
- Gendong posisi abduksi
- Pavlic Harnes
- Keberhasilan 92-95 %
Umur 0-6 bulan
45
- Sebelum berjalan
- Reposisi tertutup + Spica cast
- Kalau perlu surgical
a. Adducor tenotomy
b. Open reduction
Umur 6-15 bulan
46
- Kelainan sudah menetap Reposisi
terbuka dengan tindakan
pembedahan
- Ssd operasi spina cast sampai 4 bln
- Komplikasi operasi
a. Redislokasi
b. Gangguan vaskuler caput
humeri mengecil dan atropi
dislokasi lagi
Umur 15 bulan – keatas
47
1. Operasi thd Soft Tissue (jaringan lunak)
2. Operasi pada panggul acetabulum
3. Operasi terhadap kaput femur
4. Kombinasi
5. Penggantian sendi dengan sendi palsu
Jenis Operasi
Prognosis
KOMPLIKASI
• Berbagai komplikasi dapat terjadi bila penangana DDH telat dilakukan seperti avascular necrosis, subchondral fractures, dan osteoarthritis.
Terimakasih