Referat Biopsi Pada Tht
-
Upload
fitry-hardiyanti -
Category
Documents
-
view
234 -
download
1
Transcript of Referat Biopsi Pada Tht
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
1/35
Bab I
Pendahuluan
Di era modern ini, tumor ganas semakin meningkat insidensinya. Sayangnya
keganasan ini seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut dan fatal. Kurangnya gejala
klinis yang jelas terutama pada stadium awal membuat penentuan diagnosis secara klinis
kurang dapat diandalkan. Disinilah pemeriksaan patologis memegang peranan penting
sebagai penunjang untuk memastikan diagnosis. Penyakit kanker dapat dideteksi sedini
mungkin dengan mempergunakan beragam alat diagnostik, mulai dari alat sederhana sampai
pada alat canggih. Pemeriksaan fisik merupakan alat diagnostik klasik dan sederhana.
Kombinasi fisik diagnostik dengan biopsi merupakan alat diagnostik yang efektif dan
efisiensi untuk pemeriksaan patologis mikroskopik.
Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai
suatu keganasan. Pemeriksaan patologi ini juga bermanfaat tidak hanya menegakkan
diagnosis dan rencana pengobatan tetapi juga untuk menentukan prognosis. Berasal dari
bahasa latin yaitu bioshidup dan opsi tampilan. !adi secara umum biopsi adalah
pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa.
Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Pemeriksaan
penunjang seperti "#ray, $% scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk
mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan proses pembedahan.
Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter
bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga
mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.Kemajuan teknologi radiologi yang pesat
dan merupakan mitra utama biopsi, terutama pada tumor yang terletak di rongga dada dan
rongga abdomen. Keberadaan fluoroskop#%&, ultrasonogram dan CT Scan sangat bermanfaat
dalam menuntun ujung jarum sampai mencapai massa tumor. Kemajuan teknlogi
laboratorium, tersedianya pewarnaan dan ditopanng kerja sama patologist dan radiologist,
sitologi biopsi dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
1
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
2/35
B'B II
Isi
Prinsip- Prinsip Biopsi
Dalam melakukan Biopsi maka harus memperhatikan prinsip#prinsip dari suatu biopsi
seperti( )epresentatif, Daerah hemoragis#nekrosis infeksi dan hancur akibat
jepitan*penekanan harus dihindari, +indari masage dan penekanan pada tumor, Biopsi dari
lesi kulit atau permukaan mukosa harus menyertakan jaringan sehat, Biopsi dengan lesi yang
lebih dalam harus dihindari terjadinya implantasi sel tumor pada jaringan sehat, Pada biopsi
ulang pengambilan lesi yang sama harus dihindari, okasi dan arah insisi pada biopi harus
diperhatikan supaya tidak mempersulit prosedur selanjutnya. . -aris insisi harus
memperhatikan rencana terapi definitif diletakkan dibagian yang akan diangkat saat operasi
definitif/, 'hli bedah harus dapat memberikan tanda petunjuk yang tepat untuk ahli patologi,
+indari penggunaan infiltrasi lokal pada tumor, Blood#less Surgery .0
Terminology pemeriksaan Patologi Anatomi kasus praganas dan ganas
Displasia
Dalam bahasa latin berarti bentuk yang buruk. 1erupakan bentuk paling awal dari
prakanker yang dikenal oleh ahli patologi melalui pemeriksaan biopsy. Displasia merupakan
penyimpangan sel dari keadaan normal. Sel yang mengalami dysplasia tampak abnormal
bentuknya karena terjadi gangguan dalam proses pematangan sel. 'danya gambaran
dysplasia epitel merupakan tanda karakteristik utama dari keadaan praganas. Perubahan
hanya terbatas pada jaringan epitel belum mengin2asi ke jaringan lebih dalam.
$arsinoma In Situ
$arsinoma In Situ sinonim dengan dysplasia derajat tinggi sehingga resiko untuk
berubah menjadi kanker sangat tinggi. $arsinoma In Situ merupakan bentuk awal karsinoma
2
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
3/35
tanpa in2asi ke jaringan sekitar atau sel neoplastik berproliferasi hanya pada daerah sekitar
tumor saja.
$arsinoma in2asi2e
3mumnya disebut kanker , merupakan tahap akhir dari rangkaian perubahan sel Bila
tidak diobati akan mengin2asi jaringan tubuh dan menyebabkan kematian.0,4
Derajat / Stadium Klasifikasi Tumor
1engetahui stadium tumor sangat penting artinya untuk menentukan tindakan apa
yang akan diberikan dan juga prognosis penyakit. Beberapa cara menentukan stadium dari
tumor, antara lain berdasarkan
1. Stadium tumor berdasarkan letak topografi tumor beserta ekstensi dan metastasenya
dalam organ
a. Stadium lokal pertumbuhannya masih terbatas pada organ semula tempatnya
tumbuh.
b. Stadium metastase regional tumor padat telah metastase ke kelenjar limfe yang
berdekatan kelenjar limfe regional /
. Stadium metastase jauh tumor padat telah metastase pasa organ yang
letaknya jauh dari tumor primer.Secara klinis kadang 5 kadang dipakai dua sitilah
diatas sekaligus untuk menyebut stadium tumor padat yaitu Stadium lokoregional,
oleh karena pada kenyataannya sering ditemukan stadium lokal dan regional secara
bersamaan pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis.
4. Stadium tumor berdasarkan sistem %61 stadium %61 /
-ambar 0. Kalsifiksan %61
3
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
4/35
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Perancis Piere de
6oi7, kemudian dipergunakan dan disempunakan oleh 3I$$ 3nion Internationale
$ontre le $ancere /, dan sejak 089: sistem ini dipergunakan secara luas di berbagai
belahan dunia.Sistem %61 gambar 0/ ini berdasarkan ; kategori, yaitu % %umor
primer /, 6 6odul regional, metastase ke kelenjar limfe regional /, dan 1
1etastase jauh /. 1asing 5 masing kategori tersebut dibagi lagi menjadi subkategori
untuk melukiskan keadaan masing 5 masing kategori dengan cara memberi indeks
angka dan huruf di belakang %, 6, dan 1, yaitu
• % < %umor Primer
# Indeks angka %7, %is, %=, %0, %4, %;, dan %>
# Indeks huruf %0a, %0b, %0c, %4a, %4b, %;b, dst
• 6 < 6odul, metastase ke kelenjar regional.
# Indeks angka 6=, 60, 64, 6;.
# Indeks huruf 60a, 60b, 64a, 64b, dst
• 1 < 1etastase organ jauh
# Indeks angka 1=, 10
# Indeks huruf 17
%iap 5 tiap indeks angka dan huruf mempunyai arti klinis sendiri 5 sendiri
untuk setiap jenis atau tipe tumor padat. !adi arti indeks untuk karsinoma payudara
tidak sama dengan karinoma nasofaring, dsb. Pada umumnya arti sistem %61
tersebut adalah sebagai berikut
• Kategori % < %umor Primer
# %7 < Syarat minimal menentukan indeks % tidak terpenuhi.
# %is < %umor in situ
# %= < %idak ditemukan adanya tumor primer
4
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
5/35
# %0 < %umor dengan f maksimal ? 4 cm
# %4 < %umor dengan f maksimal 4 # 9 cm
# %; < %umor dengan f maksimal @ 9 cm
# %> < %umor in2asi keluar organ.
Kategori 6 < 6odul, metastase ke kelenjar regional.
# 6= < 6odul regional negati2e
# 60 < 6odul regional positif, mobile belum ada perlekatan /
# 64 < 6odul regional positif, sudah ada perlekatan
# 6; < 6odul jukstregional atau bilateral.
Kategori 1 < 1etastase organ jauh
# 1= < %idak ada metastase organ jauh
# 10 < 'da metastase organ jauh
# 14 < Syarat minimal menentukan indeks 1 tidak terpenuhi.;,>
;. Stadium tumor berdasarkan pentahapan menurut '!$$ 'merican !oint $ommittee on
$ancer /
Setelah sistem %61 diperkenalkan dan dipakai secara luas pada tahun 089:,
kelompok para ahli yang menangani kanker di 3S', pada tahun 0898 juga
mengemukakan suatu skema pentahapan kanker yang merupan penjabaran lebih lanjut
dari sistem %61. Kelompok para ahli tersebut semula bernama %he 'merican !oint
$ommittee for $ancer Staging and And )esults )eporting disingkat '!$ /. '!$ tersebut
kemudian berubah nama pada tahun 08:= menjadi 'merican !oint $ommittee on $ancer
disingkat '!$$ /. %ujuan pembuatan staging kanker tersebut adalah agar lebih praktis dan
lebih mudah pemakaiannya di klinik. Staging menurut '!$$ ini pertama harus
menentukan %, 6, 1 dari tumor padat tersebut sesuai ketentuan yang ada, dan selanjutnya
dikelompokkan dalam stadium tertentu yang dinyatakan dalam angka romawi I 5 I& /
dan angka arab khusus untuk stadium = /.
5
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
6/35
ebih mudahnya, sebagai contoh dapat dilihat staging kanker payudara menurut
'!$$ pada table * gambar 4. ;,>
-ambar 4. %abel '!$$
>. Stadium tumor berdasarkan kesepakatan para ahli Kon2ensi/
Beberapa jenis tumor padat stagingnya didasarkan pada kesepakatan para ahli
di bidangnya masing 5 masing . Beberapa contohnya antara lain
Stadium Dukes, untuk karsinoma kolorektal
Stadium 'nn 'rbor, untuk limfoma maligna
Stadium CI-, untuk karsinoma ser2iks dan tumor ginekologi
Staging melanoma maligna menurut $lark, dan Breslow, dll..
6
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
7/35
!enis Pemeriksaan
Biopsi harus representati2e baik secara klinis maupun mikroskopis misalnya memilih
daerah tumor yang tidak ada nekrosis dan tidak terdapat infeksi sekunder. Interpretesi biopsi
untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan
• Pemeriksaan makroskopis
1erupakan pemeriksaan dengan mata biasa untuk menilai* memperkirakan suatu
jaringan tumor bersifat ganas atau jinak. misalnya bentuk, ukuran, warna
,permukaan, Batas jelas*tidak ,permukaan rata * berbenjol 5 benjol,tepi meninggi *
tidak, mudah berdarah *tidak, bersimpai * tidak, rapuh tidaknya tumor, Seperti
dibawah ini
Bentuk plaEue melanoma, basalioma
Bentuk nodus padat, kistik
Bentuk erosi,ulkus
• Pemeriksaan mikroskopis
Suatu pertumbuhan neoplastik khususnya keganasan dini tidak dapat
didiagnosis berdasarkan pengamatan klinis semata, karena tidak ada kriteria pasti
untuk menentukan jinak dan ganasnya.Suatu lesi secara klinis selain tidak adanya
gejala karakteristik, seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut setelah timbul
gejala klinis yang mengganggu penderita.3ntuk mengatasi hal ini perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium penunjang.Pemeriksaan 1ikroskopis merupakan cara
yang sangat penting untuk menegakkan suatu neoplasma.9
%erdapat empat tipe besar biopsi di dalam dan sekitar rongga mulut, yaitu
a. Sitologi "ral
%erdapat dua bentuk utama sitologi oral yang dibedakan berdasarkan metode
pengumpulan seluler dan diagnosisnya, yaitu
1. Exfoliative cytologic untuk pemeriksaan sel#sel tumor. Pemeriksaan dengan cara ini
sebagai alat bantu untuk biopsi insisi dan eksisi.
-ambar ;. Sitologi oral
7
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
8/35
4. Oral brush cytology (oral brush biopsy). Pemeriksaan dengan cara ini menggunakan
sikat khusus untuk mengumpulkan sel#sel epitel. %eknik ini lebih baik daripada teknik
e7foliati2e cytologic karena hasilnya yang sangat akurat dalam mendeteksi sel#sel
prakanker dan kanker.
%eknik oral brush cytology
•Sikat disapukan pada epitel mulut dan diputar dengan tekanan sedang 9#0= kali.
• Sel#sel yang telah terkumpul dipindahkan ke slide mikroskop lalu diaplikasikan
bahan fiksasi.
• Setelah slide kering, slide dikirim ke laboratorium khusus dimana slide itu akan
die2aluasi oleh ahli patologis dan sistem komputer untuk pertama ditentukan
apakah sikat telah berhasil mengumpulkan sel#sel dari ketiga lapisan epitel mulut.
• Bila sampel telah cukup, sampel akan dianalisa oleh sistem komputer dan ahli
patologis akan mengklasifikasikan spesimen brush cytology dalam tiga kategori
yaitu, negatif, positif, dan atipikal.• 6egatif tidak ada abnormalitas epitel mulut yang terdeteksi.
• Positif terbukti adanya epitel dysplasia dan karsinoma. !ika hasilnya positif
pasien akan dirujuk untuk dilakukan biopsi dan histologi scalpel untuk
menentukan derajat lesi.
• 'tipikal telah terjadi perubahan epitel yang abnormal. Sel#sel abnormal
tersebut seringkali berasal dari lesi prakanker dan kanker, namun sel#se tersebut
juga mungkin berasal dari lesi inflamasi benign seperti lichen planus. Karena itu
hasil atipikal memerlukan rujukan biopsi dan histologi scalpel.
8
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
9/35
Indikasi
# Sebagai alat yang baik untuk memonitor pasien dengan perubahan mukosa kronis,
seperti leukoplakia, lichen planus, postirradiation, dan pasien dengan riwayat kanker
yang membutuhkan pengawasan jangka panjang terhadap perubahan mukosanya.
# Keuntungan terbesar oral cytology adalah tes ini tidak membutuhkan anestesi topikal
atau lokal dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan dan perdarahan yang minimal.
Dapat dilakukan hanya dalam beberapa detik dengan frekuensi yang sering bila
dibandingkan dengan biopsi insisi dan eksisi.
# ral cytology bersifat sebagai pemicu bagi biopsi dan histologi scalpel karena
spesimen dari oral bruch cytology tidak dapat menentukan derajat lesi. Derajat lesi
hanya dapat ditentukan oleh biopsi dan histologi scalpel. Karena itu pulalah, hasil
oral brush cytology yang positif dan atipikal memerlukan pemeriksaan biopsi dan
histologi scalpel lanjutan untuk menge2aluasi karakteristik lesi.9,F
b. Biospsi Aspirasi
Biopsi aspirasi adalah penggunaan jarum dan syringe dalam mempenetrasi lesi untuk
mengaspirasi isi lesinya. %erdapat dua macam biopsi aspirasi utama, yaitu
1. Biopsi aspirasi untuk menentukan apakah lesi berisi cairan atau udara
#. Biopsi aspirasi untuk mengangkat materi seluler untuk pemeriksaan diagnosis bagi
ahli patologis teknik fine needle aspiration !"#/. Pasien yang menjalani C6'
umumnya dideteksi memiliki massa jaringan lunak di bawah permukaan kulit atau
mukosa selama pemeriksaan klinis. 1assa leher dapat dideteksi dengan teknik ini.
Karena massa yang dalam sulit dibiopsi, C6' biopsi dapat sangat membantu.
- Ketidakmampuan aspirasi cairan atau udara mungkin mengindikasikan bahwa lesi
berisi massa padat.
- 'spirasi lesi memberikan informasi yang sangat penting mengenai asal lesi tersebut.
esi radiolusen rahang yang mengandung cairan berwarna kekuningan umumnya
merupakan lesi cystis. !ika aspirasinya berisi pus maka lesi tersebut merupakan
abses. 'spirasi udara menunjukkan adanya trauma rongga tulang. 'spirasi darah
menunjukkan beberapa lesi, yang paling penting adalah adanya malformasi 2askular
dalam rahang. 'neurysmal bone cysts, central giant cell granuloma, dan lesi lain juga
dapat menunjukkan aspirasi darah. 1assa fluktuan juga perlu untuk diaspirasi untuk
mendeteksi isinya sebelum dilakukan perawatan.
9
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
10/35
- )adiolusensi pada tulang atau rahang harus diaspirasi sebelum tindakan bedah untuk
mendeteksi adanya lesi 2askular yang mungkin akan menyebabkan perdarahan fatal
apabila diinsisi.
- 1aterial yang didapatkan dari aspirasi dapat dikirim untuk pemeriksaan patologis,
analisis kimia, atau kultur mikroba.
Indikasi
'spirasi dapat dilakukan pada semua lesi yang dicurigai berisi cairan kecuali mucocele/
ataupun lesi intraosseous sebelum dilakukan tindakan bedah.
%eknik
Sebuah 0:#gauge needle dihubungkan dengan 9#0= ml syringe.
'rea lesi dianestesi dan 0:#gauge needle dimasukkan ke dalam massa selama aspirasi.
3jung jarum seringkali harus direposisi untuk menentukan lokasi pusat cairan.
3ntuk lesi intraosseous, jika telah terjadi ekspansi dan penipisan tulang kortikal,
jarum harus diaplikasikan melewati mucoperiosteum tulang lalu dibelokkan twisted/
ketika telah menembus tulang kortikal. !ika hal tersebut gagal, maka sebuah flap
mucoperiosteal kecil diele2asi dan bur digunakan untuk mempenetrasi tulang kortikal.
!arum lalu dimasukkan melalui lubang#lubang kortikal.
. Biopsi $nsisi
• Biopsi insisi adalah biopsi yang hanya mewakili bagian tertentu dari lesi.
• !ika lesinya besar atau memiliki karakteristik berbeda pada lokasi yang berbeda, maka
perlu diambil sampel dari beberapa area yang berbeda.
Indikasi
3ntuk area sulit dieksisi karena ukurannya yang besar diameternya lebih dari 0 cm/,
lokasinya berbahaya, atau pada area yang dicurigai klinisi sebagai malignancy.
Prinsip#prinsip
• 'rea biopsi adalah area yang paling menunjukkan perubahan jaringan
lesinya meluas ke jaringan normal pada dasar dan atau tepi lesi/.
• !aringan nekrosis harus dihindari karena jaringan tersebut tidak berguna
dalam diagnosis.
10
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
11/35
• 1aterinya diambil dari tepi lesi untuk mendapatkan juga jaringan
normalnya.
• ebih baik mendapatkan sampel biopsi yang kecil tetapi dalam daripada
sampel yang lebar tetapi dangkal karena perubahan superfisial dapat berbeda
dengan yang terjadi pada jaringan bagian dalam. 9,F
d. Biopsi %ksisi
-ambar >. Biopsi eksisi
Biopsi eksisi adalah pengangkatan seluruh lesi pada saat dilakukan prosedur
diagnosis bedah.
!aringan normal disekitar lesi juga sedikit ikut diangkat untuk memastikan
bahwa seluruh jaringan abnormal telah terangkat.
Indikasi
11
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
12/35
• esi dengan ukuran kecil diameter kurang dari 0 cm/ yang dalam
pemeriksaan klinis didiagnosis berupa benign.
• esi yang dapat diangkat seluruhnya tanpa memutilasi pasien, misalnya
lesi 2askular kecil.
Prinsip#prinsip
• Seluruh lesi dengan 4#; mm jaringan normal disekitarnya dieksisi.F
Teknik Biopsi !aringan &unak dan Dasar-dasar Beda'
'lat#alat yang diperlukan adalah
Seluruh mukosa mulut dapat dibiopsi, tekniknya dibedakan dari anatomi
lokal, ukuran dan tipe lesi.
3rutan tekniknya adalah sebagai berikut
0. 'nestesi
12
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
13/35
# -unakan anestesi blok lokal di tempat yang memungkinkan.
# Bila anestesi blok tidak memungkinkan, gunakan anestesi infiltrasi lokal,
tetapi larutan diinjeksikan paling tidak 0 cm dari lesi.
4. Stabilisasi !aringan
- Biopsi jaringan lunak mulut biasanya dilakukan pada mukosa yang bergerak, seperti bibir,
palatum lunak, dan lidah. 3ntuk menginsisi dengan akurat dibutuhkan stabilisasi jaringan.
- Beberapa cara dapat dilakukan untuk menstabilisasi jaringan lunak, diantaranya adalah
dengan
1( !ari asisten mencubit bibir pada kedua sisi area yang akan dibiopsi.
4/ +ea2y retraction suture atau towel clips dapat digunakan untuk
membantu menstabilisasi lidah dan palatum lunak.
-ambar 9. Stabilitas jaringan
!ari asisten digunakan untuk menstabilisasi jaringan sebelum dilakukan biopsi
eksisi mucocele. Insisi elips dibuat disekitar lesi. 'hli bedah membuat eksisi
submukosa pada kelenjar sali2a minor yang terlibat. 1ukosa kembali ditutup.
13
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
14/35
-ambar F. Stabilitas jaringan menggunakan alat
Stabilisasi jaringan dengan alat mekanis. Stabilisasi jaringan dengan traksi
suture. Dua suture silk digunakan untuk menstabilisasi lidah sebelum biopsi
eksisi. esi diangkat setelah insisi elips dibuat disekelilingnya. 1ukosa
ditutup kembali dengan resorbable suture.
;. +emostasis
• -auGe yang membungkus ujung low#2olume suction de2ise cukup untuk
beberapa kasus, kecuali perdarahan yang hebat telah terjadi.
>. Insisi
Scalpel yang ajam digunakan untuk menginsisi jaringan yang akan dibiopsi.
14
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
15/35
Dua insisi yang membentuk elips pada permukaan, dan bertemu untuk
membentuk huruf & pada dasar lesi menyediakan spesimen yang baik dan
meninggalkan luka yang mudah menutup kembali.
1odifikasi ukuran elips dan porsi & tergantung pada kedalaman lesi.
-ambar H. Insisi
'. %ampak permukaan. Insisi elipsdibuat disekitar lesi. B. %ampak
samping, insisi dibuat dengan kedalaman tertentu untuk mengangkat lesi
dengan sempurna.
Palpasi akan membantu menentukan kedalaman lesi di bawah mukosa.
• Insisi harus sedemikian rupa paralel terhadap struktur saraf, arteri, dan 2ena
normal. +al ini dilakukan untuk menghindari trauma pada struktur#struktur
tersebut.
15
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
16/35
• Insisi yang kecil tetapi dalam lebih baik daripada yang lebar tetapi dangkal.
-ambar :. %erdapat sel maligna
'. !ika terdapat sel#sel malignant, insisi yang lebar tetapi dangkal tidak akan
memberikan spesimen diagnostik yang cukup. B. Pengambilan spesimen meluas ke
jaringan normal disekitarnya akan meberikan informasi diagnostik yang lebih banyak
daripada spesimen yang hanya diambil dari tengah lesi.
!aringan periferal yang terlihat normal harus ikut dieksisi. !ika lesi terlihat benign,
4#; mm jaringan periferal ikut dieksisi. !ika lesi terlihat malignant, berpigmen,
2askular, dan berbatas difus maka dibutuhkan eksisi jaringan periferal sebanyak 9
mm. 9,F
9. Penanganan !aringan +andling of %issue/
Spesimen jaringan yang diambil harus dalam kondisi yang baik agar dapat
dianalisis secara histopatologis.
Spesimen yang rusak tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis dan akan
memperlambat terapi karena akan diperlukan biopsi ulang.
Penggunaan tang jaringan dengan ceroboh akan merusak arsitektur seluler
spesimen, terutama untuk biopsi kecil.
Penggunaan traksi suture adalah metode yang terbaik untuk menghindari
trauma pada spesimen.
16
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
17/35
-ambar 8. Pengambilan jaringan
Saat lesi diinsisi, traksi suture digunakan untuk mengangkat spesimen
dari dasar lukanya
F. Identifikasi 1argin Bedah
Spesimen jinak yang telah diambil, harus diberi tanda dengan benang sutera
pada marginnya untuk memberi orientasi specimen kepada pathologist.
!ika lesi didiagnosis memerlukan perawatan tambahan, pathologist dapat
menentukan margin mana yang memiliki residual tumor sehingga perawatan
bedah berikutnya dispesifikkan pada area margin yang memiliki residual
tumor.
rientasi lesi dan penjelasannya harus ditulis pada pathology data sheet.
17
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
18/35
-ambar 0=. Identifikasi margin bedah
H. Specimen care
Setelah pengangkatan. !aringan segera disimpan pada larutan formalin 0=
formaldehyde >/ dengan 2olume cairan 4= kali berat specimen. Spesimen harus
terbenam pada larutan. Spesimen tidak boleh menyentuh dinding wadah.
Selanjutnya dilakukan penutupan luka.
:. Surgical $losure
• 1ukosa diundermined dengan meletakkan gunting yang ujungnya tertutup
pada area submucosal, lalu ujung gunting dibuka untuk melebarkan jaringan
• alu lakukan ekstensi undermine mukosa, mengikuti bentuk margin dan
ukuran luka.
• Pada bibir, pipi, dasar mulut, dan palatum lunak undermining dilakukan
mengikuti margin berbentuk ellips, sehingga diperkirakan dalam penutupan
jaringan hanya terdapat sedikit tegangan.
• Insisi kemudian ditutup dengan jahitan secukupnya.
•Insisi pada permukaan mukosa cekat palatum dan gingi2al/ tidak ditutup
namun penyembuhan dilakukan dengan periodontal dressing dan selanjutnya
diberi acrylic splint
• uka biopsy pada dorsum dan lateral lidah memerlukan jahitan yang dalam
dan jumlah jahitan yang banyak. +al ini dilakukan dikarenakan pergerakan
lidah yang menyulitkan retensi jahitan.
18
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
19/35
-ambar 00.
Penutupan insisi
8. Biopsy Data Sheet
)iwayat dan deskripsi klinis margin dan lokasi/ lesi ditulis dalam biopsy data
sheet. Kadang juga dilampirkan foto radiografik lesi. Spesimen harus
diletakkan pada wadah dengan label yang tepat sesuai lesinya. Informasi harus
jelas diberikan pada pathologist untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
• Dokter gigi selanjutnya membuat follow up appointment pada pasien 0=#0>
hari setelah bedah untuk mengontrol bekas luka dan memberitahu hasil biopsy.
• Diagnosis final dibuat sebelum dan setelah biopsi
!ika hasil biopsy tidak menguatkan diagnosis dokter gigi, biopsy ulang dapat
dilakukan. +al ini mungkin terjadi dikarenakan specimen biopsy tidak
merepresentasikan seluruh lesi atau pathologist tidak familiar dengan
penampakan oral lesi tersebut. Perlu diingat ba')a pat'ologist report bisa
saja terjadi kesala'an/error. Spesimen berikutnya dikirim kepada
pathologist yang lebih ahli dalam oral pathology.
+asil diagnosis berupa kanker harus ditangani secara hati#hati. Dokter harus
berhati#hati dalam merujuk pasien ke dokter ahli*pusat terapi. Dalam
penyampaian hasil biopsy juga harus berhati#hati, pasien bias saja menjadi
panic dan akhirnya menjadi depresi. +al ini akan memperburuk prognosis.H
Teknik Biopsi $ntraosseous atau !aringan Keras dan Dasar-dasar Beda'
19
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
20/35
esi tulang yang berasal dari gigi dapat dihilangkan dengan perawatan dental yang tepat,
namun lesi yang tidak berasal dari gigi atau lesi yang tidak hilang setelah dilakukan
perawatan dental memerlukan pengangkatan lesi secara bedah.
Kasus lesi intraosseous yang sering terjadi adalah granuloma periapical dan kista rahang.
Perawatan dapat berupa pengangkatan kista menggunakan e7cisional biopsy. !ika lesi lebih
besar atau berpotensi ganas, incisional biopsy merupakan indikasi.
Sebelum melakukan biopsy jaringan keras, dokter gigi berhati#hati melakukan palpasi
area disekitar lesi. 'kan lebih mudah dengan membandingkan dengan sisi rahang lain. %ulang
yang halus dan keras mengindikasikan lesi belum menyebar ke kortikal plate. !ika tulang
terasa spongy, mengindikasikan erosi*penipisan tulang kortikal.
Prinsip biopsy jaringan keras hampir sama dengan jaringan lunak.
a. Biopsi 'spirasi dari esi )adiolusen
esi )adiolusen yang akan dibiopsi harus diaspirasi terlebih dahulu
+al ini akan member informasi diagnostic dari lesi. +asil aspirasi dapat menentukan
apakah dokter gigi dapat melakukan perawatan atau merujuk ke dokter ahli
b. Clap 1ucoperiosteal
• okasi lesi yang dekat dengan*pada tulang, mengindikasikan pembukaan flap
mucoperiosteal seperti pembukaan flap pada gigi impaksi/. okasi flap
menentukan dimana flap harus dibuat. Penting untuk menghindari struktur major
neuro2ascular
• Desain flap yang optimal berjarak >#9mm dari tulang sekitar margin lesi. esi yang
telah merusak tulang kortikal dapat dilakukan ele2ation flap pada area dari sekitar
lesi. Insisi dilakukan menembus mukosa, submukosa dan periosteum. Pembedahan
untuk mengekspos tulang dilakukan secara subperiosteal.
c. sseous Jindow
20
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
21/35
• esi pada rahang memerlukan dibuatnya kortikal window. esi yang merusak tulang
kortikal akan memperlihatkan daerah yang merupakan kortikal window, lalu
window dibuang menggunakan round bur. Jindow kemudian dilebarkan
menggunakan rongeur.• Spesimen osseous window juga disertakan dalam pemeriksaan histopathologic.
d. )emo2al Specimen
• %eknik untuk pengangkatan specimen biopsy tergantung pada jenis biopsy
insisi*eksisi/ dan konsistensi jaringan yang terlibat. esi kecil seperti kista yang
dikelilingi kapsul jaringan diangkat secara keseluruhan.
•
!aringan diangkat menggunakan kuret. Bagian konkaf dari kuret harus berkontak dengan tulang osseous. Bagian yang kon2eks memisahkan specimen dari tulang.
%eknik ini digunakan hingga specimen dapat diangkat. alu diirigasi menggunakan
larutan saline steril. Sisa fragment jaringan lunak diangkat, lalu flap dikembalikan
dan dijahit.
• Ketika melakukan biopsy insisi, sebagian jaringan diangkat, sisanya dibiarkan, lalu
flap ditutup dan dijahit.
e. Specimen $are
• Sama seperti jaringan lunak
• Disertakan foto radiograf jika perlu
• Diperlukan waktu lebih dari 4 minggu sebelum report pathology diterima karena
menunggu jaringan mengalami dekalsifikasi
• esi jinak yang diangkat menggunakan prosedur biopsy, memerlukan monitoring
radiograph untuk memantau penyembuhan osseous.9,F,H
Referrals For Biopsy
Kesehatan Pasien
Pasien dengan kondisi sistemik yang menyulitkan prosedur bedah* menimbulkan
bahaya bagi kesehatan pasien. !ika dokter tidak nyaman*tidak siap dalam melakukan biopsy
pada pasien yang memerlukan pendekatan medis spesifik, pasien dapat dirujuk.
21
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
22/35
Surgical Difficulties
!ika basic surgical principle akses, lighting, anesthesia, stabilisasi jaringan/ menjadi
lebih sulit pada pasien, prosedur biopsy juga akan semakin sulit. 3kuran lesi yang besar, atau
posisinya yang mendekati struktur anatomis, dan berpotensi komplikasi pasca bedah
perdarahan/, prosedur biopsy akan semakin susah. Dokter gigi harus bisa menentukan
apakah biopsy yang diindikasikan ada dalam lingkup kemampuan skill bedahnya. !ika tidak
harus dirujuk
Potential for 1alignancy
Dokter gigi yang mencurigai keganasan, memiliki dua pilihan perawatan. Pertama,
biopsy dapat dilakukan setelah pemeriksaan klinis, termasuk pemeriksaan kelenjar limfa.
Kedua, pasien dirujuk kepada dokter ahli, sebelum dilakukan biopsy dimana dokter ahli
tersebut dapat merawat pasien jika lesi tersebut merupakan keganasan. Sebelum melakukan
rujukan ke dokter ahli, lesi tidak boleh dilakukan prosedur bedah apapun, agar dokter ahli
dapat menge2aluasi pasien apa adanya sehingga memberikan informasi yang akurat dan
mendapatkan diagnosis serta perawatan yang tepat.:
%fek Samping dan indikasi / kontraindikasi Biopsi
Infeksi akan terjadi bila tidak memperhatikan teknik aseptik antisepsis, Perdarahan,
bisa terjadi pada lesi neoplasma karena adanya hiper2askularisasi.
Indikasi suatu tindakan Biopsi adalah sebagai berikut
• esi yang menetap lebih dari 4 minggu tanpa diketahui penyebabnya
•
3lserasi yang menetap tidak menunjukkan tanda tanda kesembuhan sampai ;minggu
• Setiap penonjolan yang dicurigai sebagai suatu neoplasma
• esi tulang yang tidak diidentifikasi setelah pemeriksaan klinis dan radiologis
• esi hiperkeratotik yang menetap
Sedangkan Kontra Indikasi Biopsi antara lain
• Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi relatif/
•
-angguan faal hemostasis berat relatif/• Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi.H
22
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
23/35
Biakan tenggorok
Biakan tenggorok terutama digunakan untuk menemukan dan mengenali patogen. +asil
biakan dipertimbangkan sesuai keadaan klinis pasien, terapi antimikroba saat ini dan mumlah
flora normal. Prosedur pemeriksaannya sebagai berikut
# Beritahu pasien untuk mendongakkan kepalanya dan memejamkan mata
# %enggorokan harus mendapat cahaya yang cukup. Periksa adanya daerah yang meradang.
Dengan mengguanakan spatel
# 3sap daerah tonsil dari sisi ke sisi( termasuk daerah yang meradang atau bernanah
# !angan menyentuh lidah, pipi, atau gigi dengan swab
# Segera letakan swab dalam tabung biakan.
# Kirim spesimen ke labolatorium segera
%emuan normal. Clora tenggorok normal adalah streptokokus alfe hemolitik dan non
hemolitik, spesies 6eisseria, stafilokokus, difterioid.
%emuan abnormal. Patogen yang dibiak antara lain streptokokus beta hemolitik grup ' S.
Pyogenes/, yang dapat menyebabkan demam dan faringitis( $.albican yang dapat
menyebabkan sariawan( $.dipteriae yang menyebabkan difteri( B.pertussis yang
menyebabakan batuk rejan. H
-ambar 04. Pengambilan spesimen tenggorok
23
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
24/35
Biakan nasofaring
Biakan nasofaring digunakan untuk menge2aluasi adanya organisme patogen dalam
sekret nasofaring. Prosedur ini memerlukan pemeriksaan mikroskop langsung pada apus
spesimen dan pewarnaan geimsa. Prosedur pemeriksaan sebagai berikut
# Pakai sarung tangan
# Basahi swan dengan akuades salin
# etakkan pasien denga kepala mendongan kebelakang
# Dengan menggunakan senter dan spatel lidah, lihat daerah nasofaring.
# 1asukkan swab perlahan melalui lubang hidung dan kedalam nasofaring, denag menjaga
swan dekat dengan septum dan dasar hidung. Putar swab denga cepat dan keluarkan
# %uliskan label pada spesimen
# Idealnya spesimen untuk B. Pertusis harus disuntikkan kemedium biakan segar langsung
segera setelah diambil dari pasien karena organismenya peka terhadap perubahan
lingkungan
%emuan normal. Clora yang sering ditemukan dalam nasofaring adalah streptokokus non
hemolitik, streptokokus alfe hemolitik, spesies 6eisseria, S epidermidis, kadang#kadang S.
'ureus.
%emuan abnormal. Patogen antara lain streptokokus beta hemolitik grup ' kadang#kadang
grup B, $, D. B.pertussis, $.diphteriae, S.aureus( sejumlah besar pneumokokus.H
-ambar 04. Pengambilan spesimen nasofaring
Biopsi Aspirasi !arum *alus
24
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
25/35
Keikutsertaan disiplin ilmu patologi anatomi dalam tatalaksana diagnostiki berbagai
penyakit, terutama berkaitan dengan bidang onkologi dilakukan melalui pemeriksaan
histopatologi jaringan, sitologi lepas dan sitologi biopsi aspirasi jarum halus B'!'+/.
Biopsi aspirasi merupakan alat diagnostik jaringan dengan cara memeriksa sejumlah
sel dari ekstrak tumor atau nodul yang diambil dengna mempergunakan jarum dan tabung
suntik. Berbeda dengan pap smear dimana sediaan harus diperoleh dari sel lepas dan
dipergunakan sebagai alat skrining kanker, pada biopsi aspirasi sediaan diperoleh dengna cara
in2asi dan model ini berfungsi sebagai alat diagnostik.
6omenklatur yang dipergunakan pada alat diagnostik ini sering diperbebatan
dikalangan berbagai penulis. Istilah aspiration biopsy dipergunakan oleh 1artin dan Allis.
Beberapa penulis menganjurkan istilah aspiration cytolog untuk menghindari perkataan
byopsi yang sering diasosiasikan dengan tindakan bedah dan dikahwatirkan akan menambah
biaya pemeriksaan.
%homsom menganjurkan istilah thin neddle aspiration selecti2e sampling yang
mengambarkan alat serta mekanisme pengambilan sediaan aspirat.
Peranan klinis
Pada umumnya, pasien pertama kali diperiksa oleh klinisi. Seperti biasanya,
pemeriksaan dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 'namnesis singkat dan
terarah diikuti dengan pemeriksaan fisik tumor anatra lain letak dan besarnya, konsistensi
serta mobilitas tumor yang merupakan prosedur sederhana, tetapi sangat bernilai dalam
diagnosis serta prediksi jenis dan sifar berbagai tumor. Pada beberapa rumah sakit atau
institus, pemeriksaan klinis segera diikuti biopsi aspirasi dengan atau tanpa didahului
pemeriksaan radiologi karena diagnosis terobosan ini dianggap sebagai bagian dari rangkaian
diagnosis klinis yang mampu menjembatani klinis dan patologi dalam menyelesaikan
masalah diagnostik dari sebagian tumor.
Pada umumnya, biopsi aspirasi pada tumor palpable dilakukan tanpa pemeriksaan
radiologis, sedangkan tumor non palpable yaitu yang terletak di intra abdomen, intra torakal,
maka biopsi dilakukan dengan bantuan image method seperti fluroskopi, 3S-, $% Scan.
25
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
26/35
Biopsi aspirasi struma difus, non toksik sering didahului dengan pemeriksaan
radiologi seperti scan tiroidL atau 3S-. %ujuannya adalah untuk melihat area cold nodulL
sebagai tempat insersi jarum pada waktu biopsi aspirasi. Insersi jarum didaerah tersebut
mempunyai ari dalam memeroleh sediaan aspirat yang respresentatif. 6amun, sarana
diagnostik image methodL tidak selalu tersedia dan biaya pemeriksaanya sering tidak
terjangkau. 9,F,8
Keuntungan biopsi aspirasi
Biopsi aspirasi merupakan prosedur diagnostik yang sederhana, murah, cepat, aman dan
akurat serta memberi dampak menguntungkan bagi pasien, menejemen klinis, pengelola
rumah sakit dan patologi.
Keuntungan pasien
0. %oleransi pasien terhadap biopsi aspirasi lebih baik dibandingkan dengan biopsi
bedah( karena prosedurnya sederhana, tidak menimbulkan rasa sakit atau komplikasi
yang berarti dan tidak meninggalkan parut. Biopsi bedah sering menimbulkan parut
pada bekas luka biopsi yang memberi dampak negatif ditinjau dari segi kosmetis
terutama didaerah terbuka seperti di kulit leher
4. Biaya pemeriksaan lebih murah dan dapat dilakukan tanpa rawat inap dirumah sakit.
1enurut kalkulasi Kaminsky, biaya pengobatan berbagai tumor dengan
mempergunakan prosedur biopsi aspirasi jauh lebih murah dibandingkan denga biaya
menurut prosedur kon2ensional biopsi bedah.
;. Dalam beberapa menit, sebagian besar tumor dapat ditentukan jenis tumor jina atau
tumor ganas dan pada waktu yang hampir bersamaan, rencana pengobatan dapat
ditentukan. Dengan demikian keterlambatan pengobatan dapat dihindari atau
dikurangi.
>. Diagnosis cepat memberi damapt menguntungkan secara psikis bagi pasien karena
kecemasan yang berkepanjangan dapat dikurangi. Pada diagnosis sitologi benigna
pasien dan keluarganya segera menjadi lega dan apabila maligna, pasien ataupun
keluarganya dapat mempersiapkan mental dan biaya pengobatan lebih lanjut.
9. 'plikasi biopsi aspirasi sebagai diagnosis pendahuluan terhadap tumor
memungkinkan tindakan bedah pada berbagai organ menjadi selektif
26
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
27/35
F. Bagi pasien dengan kondisi tidak mengijinkan untuk biopsi bedah, antara lain karena
kondisi umumnya kurang baik atau wanita hamil( biopsi aspirasi merupakan pilihan
terbai
H. Kesempatan menemukan kanker sedini mungkin.8
Keuntungan manajemen klinis
0. Dengan latihan dan waktu tertentu, tehnik biopsi aspirasi dapat dikuasai
4. Peralatnnya sederhana dan mudah diperoleh. %abung suntik plastik dengan jarum
banyak dipasarkan dengan harga murah. 'lat pemegang tabung dapat dipesan dan
tidak mahal, bahkan dapat dibuat sendiri
;. Berdasarkan sitologi biopsi aspirasi, klinis dapat memberi pengobatan segera dan
akurat.
>. Diagnosis preoperatif biopsi aspirasi dapat membantu ahli bedah menentukan jadwal,
memilih tehnik operasi, mempersiapkan anestesi dan personalia yang profesional
sehingga tindakan bedah dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
9. Pada sebagian besar tumor, biopsi aspirasi dapat mengurangi pemeriksaan
histopatologi preoperatif potongan beku, sehingga alokasi waktu penggunaan kamar
bedah dibatasi dan biaya pemeriksaan dapat ditekan
F. Biopsi aspirasi dapat membantu para klinisi menegakan diagnosis berbagai jenis penyakikt dimana biopsi bedah sulut dilakukan atau merupakan kontra indikasi
H. Biopsi aspirasi dapat membantu klinisi untuk menentukan stadium tumor. Penentuan
stadium tumor erat kaitannya dengan pengobatan dan prognosis
:. Berdasarkan sitologi biopsi aspirasi dari tumor metastasis, tumor primer dapat
ditentukan.
Keuntungan pengelola rumah sakit
0. Diagnosis biopsi aspirasi cepat, memungkinkan pelayanan onkologi dirumah sakit
dapat ditingkatkan
4. Biaya operasionil rumah sakit dapat ditekan karena pengunaan peralatan canggih lebi
hselektif, penggunaan kamar bedah dapat dilakukan lebih efektif dan efisin serta
pasien rawat inap berkurang
;. Biopsi aspirasi tidak memerlukan kamar khusus seperti kamar bedah, bahkan dapat
dilakukan beside
27
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
28/35
Keuntungan dari aspek patologi
0. 'hli patologi yang memerlukan biopsi aspirasi tidak lagu hanya duduk menghadapi
mikroskop atau sebagai in2isible man didalam suatu tim onkologi, akan tetapi juga
dapat menangani langsung pasien.4. diagnosis sitologi biopsi aspirasi saling memperbaiki. 6amum biopsi aspirasi bukan
ditujukan untuk menggantikan biopsi bedah.
Keterbatasan biopsi aspirasi
0. pada sediaan ekstrak tumor atau aspirat dapat dilihat kerangka dan populasi tumor
yang tersusun berkelompok atau berserak, sedangkan arsitektur tumor tidka dikenal
lagi. leh sebab itu, in2asi kedalam jaringan dan pembuluh getah bening atau
pembuluh darah tidak dapat ditentukan. Identifikasi in2asi sel tumor pada jaringan
dan pembuluh limfe atau pembuluh darah mempunyai nilai diagnostik dan prognostik
pada berbagai tumor.
4. Diagnosis sitologi maligna negatif, belum merupakan diagnosis akhir sebab
kemungkinan negatif palsu dapat terjadi walaupun dalam jumlah kecil. Kegagalan
biopsi aspirasi mengambil sediaan yang representatif atau adekuat merupakan
penyebab utama hasil negatif palsu. Kegagalan ini dapat terjadi karena kesalahan
tehnik atau keadaan tumor.
;. Ketepatan diagnostik biopsi aspirasi sering tergantung pada keterangan klinis.
Keterangan klinis yang salah atau terbatas memberi efek terhadap resiko kesalahan
diagnosis sitologi. Dengan kerjasama yang erat antara klinisi dan ahli patologi, resiko
kesalahan diagnostik dapat dikurangi.
>. Diagnosis sitologi biopsi aspirasi tidak selalu dapat menentukan subtipe dari berbagai
tumor.9. 3ntuk memeroleh sediaan aspirat yang adekuat memerlukan latihan dan pengalaman
F. Ketepatan diagnosis sitologi aspirasi tergantung juga pada pengalaman ahli patologi.
$ndikasi
Biopsi aspirasi dapat dilakukan pada hampir semua tumor dengna berbagai indikasi yaitu
0. Diagnosis preoperatif dengan sangkaan klinis tumor maligna operable
28
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
29/35
%indakan seperti ini sering dilakukan pada tumor mamma dan tiroid. Diagnosis
sitologi biopsi aspirasi preoperatif mempunyai nilai dalam nenetukan pola tindakan
bedah selanjutnya. Kadang#kadang biopsi aspirasi didahului oleh pemeriksaan
radiologik seperti mamografi atau 3S-
4. Dignosa komfirmatif dengan sangkaan klinis tumor maligna inoperable
;. Dignosis konfirmatif dengan sangkaan klinis tumor reccurent
Keadaan ini sering dijumpai antara lain pada karsinoma mamma, kasinoma tifoid dan
limfoma
>. Diagnosis komfirmatif tumor metastasis
Sitologi biopsi aspirasi pada limfadenopati di leher bagian proksimal pada penderita
karsinoma nasofaring atau tumor ganas di leher dan kepala lainnya, dinilai sebagai
konfirmatif. Pada limfadenopari di leher bagian distal atau suprakla2ikuler, antara lain
pada penderita karsinoma paru( biopsi aspirasi dilakukan dengan indikasi diagnosiskonfirmatif sekaligus menentukan stadium tumor. Pada melanoma di kaki disertai
limfadenopati inguinal, maka pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi kelenjar ditah
bening dilakukan untuk konfirmasi metastasis melanoma.
9. Diagnosis tumor neoplasma atau non neoplasma
%umor neoplasma seperti displasia mamma, mastitis, nekrosis lemak, hiperplasia
reaktif kelenjar getah bening, tiroiditis, secara klinis tidak selalu mudah dibedakan
dengan neoplasma. Kelainan ini dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan sitologi
biopsi aspirasiF. Diagnosisi kista, benigna, maligna
%umor kistik benigna, secara klinis kadang#kadang sulit dibedakan dengan tumor
kistik maligna( sekalipun dengan mempergunakan image method. 6amun kedua jenis
tumor ini dapat dibedakan berdasarkan kondisi aspirat dan gambaran sitologinya.
'spirat encer jernih biasanya dijumpai pada kista benigna.
H. 1engambil bahan untuk pemeriksaan mikrobiologi
Biopsi aspirasi proses radang atau abses sering dipergunakan untuk memeroleh bahan
pemeriksaan biakan dan uji coba sensiti2itas terhadap antibiotika.
:. 1engambil bahan penelitian jaringan'nalisis sel banyak dipergunakan untuk menentukan hormon reseptor karsinoma
mamma, keganasan sel dari jaringa( seperti kelenjar tiroid dan mamma dengan
mempergunakan alat cangih cytomorphometry, pewarnaan khusus
immunocytochemistry dan biakan jaringan. Pada tumor yang dianggap mempunyai
tingkat keganasan tinggi seperti melanoma di kulit jika memungkinkan dilakukan
langsung tindakan bedah. 6amun keadaan demikian bukan merupakan kontra indikasi
tindakan aspirasi.9,F
29
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
30/35
Tumor sasaran BA!A*
0. %umor palpable
%umor palpable biasanya terletak didaerah superfisial, mudah dicapat dan dapat
dipalpasi. Biopsi aspirasi pada kelompk ini biasanya dilakukan tanpa bantuan pemeriksaan radiologi. 6amun beberapa jenis tumor pada kelenjar tiroid seperti
struma dufusa non toksik, dan tumor difus terletak jauh dibawah kulit, kadang#kadang
memerlukan pemeriksaan radiologi untuk menentukan tempat insersi jarum. Pada
tumor mama, biopsi aspirasi sering disertai mammografi.
Kelompok tumor palpable
%umor Benigna 1aligna
Kelenjar getah bening +ipeplasia reaktif
infadenitis spesifik dan
aspesifik
imfoma
Kelenjar tiroid %iroiditis akut
%iroiditis hashimoto
Kista
-ra2e disease
-oiter
imfoma
Karsinoma papile,
folikuler, karsinoma
metastasis
eher Kista krakial
Paraganglioma
Karsinoma metastasis
Kelenjar sali2a 'denoma pleumorfik
'denoma monomorfik %umor warthon
Karsinoma kista adenoid
Karsinoma sel asinusKarsinoma
kumoepidermoid
)ongga mulut Kista
'damantinoma
Karsinoma epidermoid
imfoma
4. %umor non palpable
%umor ini biasanya terletak didalam rongga tubuh, tidak teraba, hanya dapat dilihat
dengan mempergunakan image method. Pada kelompok ini biopsi dilakukan denga
bantuan radiologi.
Te'nik biopsi aspirasi
Persiapan peralatan
# !arum halus
# %abung suntik
# Pemegang tabung suntik
30
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
31/35
Pendekatan dan persiapan pasien
# 'namnesis
# Pemeriksaan besar dan ukuran diameter terpanjang/, konsistensi dan batas tumor
dengan jaringan sekitarnya dilakukan dengan cermat. Pemeriksaan fisik tumor inimempunyai nilai dalam memperkirakan sitologi biopsi aspirasi.
# Posisi pasien dibuat sedemikian rupa, sehingga pasien tenang dan biopsi aspirasi
dapat dilakukan dengna baik.
# Kulit yang menutupi tumor didensifeksi dengan alkohol, kemudian dikeringkan deng
akasa steril untuk mencegah masuknya alkohol kedalam kulit pada waktu insersi
jarum. 'lkohol yang masuk kedalam kulit akan menimbulkan rasa nyeri
# %umor yang terletak super2isial, biopsi aspirasinya dilakukan tanpa anastesi lokal.
%etapi pada tumor yang letaknya jauh dibawah kulit atau intra abdomen dan intra
torakal biopsi aspirasinya dilakukan dibawah anastesi lokal untuk mencegah
kemungkinan refleks 2agal.
Pelaksanaan biopsi aspirasi
# 6odul atau tumor difiksasi diantara jari tangan, sambil kulit diatasnya direngangkan.
Pada posisi piston tabung suntuk dibagian distal, jarum diinsersi kedalam masa tumor # 'pabila jarum sudah berada didalam masa tumor, piston ditarik kearah proksimal dan
tekanan didalam tabung menjadi negatif
# Pada posisi piston dibagian proksimal, jarum dirangangkan mundur maju, sehingga
ekstrak*aspirat yang mengandung sejumlah sel tumor masuk kedalam luman jarum
atau tabung suntik
# Sebelum jarum dicabut, piston dalam tabung suntik dikembalikan pada tempat semula
dengan melepaskan pegangan piston, sehingga tekanan didalam tabung kembali
seperti semula. %ujuannya untuk mencegah masuknya ekstrak jaringan yang beradadisepanjang needle tract diluar masa tumor pada waktu jarum dicabut, yang dapat
mengacaukan pemeriksaan sitologi aspirasi tumor.
# 3ntuk mengeluarkan aspirat, jarum dibebaskan dari tabung suntik, piston ditarik
kearah proksimal kemudian jarum disatukan kembali dengna tabung. %ekanan diruang
tabung menjadi positif. alu ujung jarum diletakan diatas kaca objek, piston didorong
pelan#pelan dan aspirat diteteskan diatas kaca objek dan dibuat sediaan hapus.F,H
31
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
32/35
+embuat sediaan 'apus
Sediaan hapus dari aspirat encer samapt sesperti membuat sediaan hapus darah. Kaca
penutup diletakkan diatas kaca objek denga posisi membentuk sudut >9 derajad.
Kemudian kaca penutup digeser pada pinggir aspirat, sehingga aspiret menyebar kedua
sisi dan segera digeser menjauhi aspirat. %ehnik membuat sediaan hapus dari aspirat
kental sedikit berbeda dibandingkan dengan aspirat encer. Satu tangan memegang kaca
objek dan satu tangan lagi meletakkan kaca penutup atau kaca objek lain diatas sediaan
aspirat. Dengan tekanan lembut pada salah satu sisi, kaca penutup pada posisi hampir
mendatar digesek dengan cepat melalui aspirat, sehingga diperoleh sediaan yang adekuat.
Kesalahan dalam membuat sediaan hapus aspirat terletak pada tekanan gesekan.
%ekanan gesekan terlalu lemah menghasilkan sediaan hapus tebal yang menimbulkan
kesulitan dalam pewarnaa. Pada gesekan terlalu kuat, sediaan hapus tipis, namun populasi
sel sebagian besar mengalami distorsi dan sulit diinterpretasikan. Keadaan seperti ini
banyak dijumpai pada populasi sel yang rapuh seperti limfoma limfoblastik
'spirat bercampur darah segar dibuat sediaan hapus untuk menghindari
penggumpalan darah. Sediaan aspirat kelenjar tiroid yang mengandung koloid segera
dibuatkan sediaan hapus untuk mencegah perlekatan koloid pada kaca objek. Sediaanhapus pada kista dibuat secara langsung dan tidak langsung. $ara langsung seperti
prosedur biasa dan tidka langsung, setelah melalui milipore filter atau cysto spine.
Sediaan hapus segera dikeringkan di udara untuk pewarnaan geimsa dan sediaan
hapus basah segera dimasukkan kedalam bahan fiksasi alkohol selama ;= menit,
kemudian dikeringkan untuk pewarnaan papanicolao. Sebelum diwarnai, sediaan hapus
dilihat dengan mata telanjang didepan cahaya atau dibawah mikroskop, apakah sediaan
mengandung banyak sel, terutama sel yang bersasal dari tumor. Dengan cara demikian
dapat diketahui dengan segera apakah sediaan adekuat atau tidak adekuat. 'pabila
populasi sel sedikit, biopsi aspirasi dapat segera diulang. Kadang#kadang dari endapan
sediaan sentrifuge aspirat, dibuat sediaan blok parafin pemeriksaan histopatologi aspirat.
Biopsi pada lekenjar tiroid
32
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
33/35
# Pada biopsi kelenjar tiroid harus hati#hati dengna pasien yang dengan defek koagulasi,
seperti ditujukan pemanjangan P% atau P%%.
# Spesimen harus diletakan segera dalam larutan formalin karena pemecahan sel dalam
spesimen jaringan terjadi segera setelah eksisi
# %emuan normal pemeriksaan histologik jaringan normal memperlihatkan jaringan
fibrosa yang membagi kelenjar ini menjadi beberapa pseudolobulus yang terbuat dari
folikel dan kapiler. Apitel kuboid melapisi dinding folikel dan mengandung protein
tiroglobulin, yang menyimpan %; dan %>.
# %emuan abnormal tumor ganas tampak sebagai nodus soliter yang berkapsul tegas
denga struktur yang seragam tapi abnormal. Karsinoma papiler merupakan kanker
tiroid yang paling sering. Karsinoma folikular, suatu bentuk yang lebih jarang, sangat
menyerupai sel normal. %umor jinak seperti goiter nodular nontoksik, menunjukkan
hipertiorid, hiperplasia, dan hiper2askularitas. Pola histologik yang khas mencirikan
tiroiditis granulomatosa subakut, tiroiditis hashimoto, hipertiroidisme.
# Karena tumor tiroid multisentrik dan kecil, laporan histologik yang negatif tidak
menyingkirkan kanker.H
Biopsi kelenjar geta' bening
Biopsi kelenjar getah bening merupakan eksisi bedah kelenjar getah bening aktif atau
aspirasi jarum spesimen kelenjar untuk pemeriksaan histologik. Kedua teknik ini biasanya
menggunakan anastesi lokal dan sampel kelenjar superfisial dalam regio ser2ikal,
suprakla2ikula, aksilaris, atau inguinal. Aksisi lebih dipilih karena menghasilkan
spesimen yang lebih besar. 1eskipun kelenjar getah bening membengkak selama infeksi,
biopsi diindikasikan bila pemebsaran kelenjar lama dan disertai nyeri pungung, edematungkai, kesukaran bernapa, menelan, serta yang lebih lanjut penurunan berat badan,
kelemahan, gatal berat, demam, keringat malam, batuk, hemoptisis, dan suara serak.
Pembesaran kelenjar geta bening generalisata atau setempat khas untuk pneyakit seperti
leukimia, linfatik kronis, penyakit hodgkin, reumatoid artritis, mononukleosis.
Penyimpanan spesimen jaringan dalam larutan salin normal dan bukan formalin 0=
memungkinkan bagian spesimen digunakan untuk apusan impresi sitologi, yang diperiksa
bersamaan dengan spesimen biopsi. %emuan normal kelenjar getah bening normal
33
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
34/35
ditutupi oleh jaringan ikat kolagen dan dibagi mejadi lobus#lobus yang lebih kecil oleh
benang jaringan yang disebut trabekula. Kelenjar getah bening memiliki korteks luar yang
terdiri atas sel limfosit, dan medula bagian dalam, yang tersusun dari sel fagositik
retikular yang mengumpulkan dan mengalikan cairan. H
Komplikasi BA!A*
0. Perdarahan dan hematom
Biopsi pada tumor yang terletak seperfisial terutama pada mamma dan tiroid sering
menimbulkan hematom akibat tekana yang terlalu kuat pada wkatu biopsi aspirasi.
6amun setelah beberapa hari mnghilang
4. Infeksi sekunder
Infeksi pasca bipsi jarang terjadi.
;. Penyebaran tumor
Sejak dikenalnya biopsi aspirasi, masalah yang sering diperdebatkan adalah kemungkinan
adanya penyebaran sel tumor secara lokal atau diseminasi sel tumor ke organ lain melalui
pembuluh limfen atau pembuluh darah. 6amun denga jarum halus kemungkinan
penyebaran sel tumor kecil.9,F,8
B'B III
Kesimpulan
Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu
keganasan. Interpreteasi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. %erdapat 4 jenis biopsy yaitu biopsy terbuka dan
tertutup %ujuan biopsy antara lain mengetahui morfologi tumor ,mengetahui , grading sel
tumor dan untuk merencanakan sampai sejauh mana radikalitas operasi. Indikasi biopsy
dilakukan pada suatu lesi yang menetap selama kurang lebih 4 minggu , pada suatu lesi yang
dicurigai neoplasma, ulkus yang tidak sembuh . Kontra indikasi biopsy yaitu adanya infeksi
di tempat yang akan diambil sampelnya, gangguan faal hemostasis , dilakukan pada diluar
daerah yang akan dilakukan eksisi.
34
-
8/19/2019 Referat Biopsi Pada Tht
35/35
Daftar pustaka
0. SchwartG, Seymour I. Intisari prinsip#prinsip ilmu bedah. !akarta A-$( 4===
4. 3nderwood. Patologi 3mum dan Sistematik. !akarta A-$( 4==>;. Sjamsuhidajat ). Karnadihardja J. Prasetyo %, )udiman. Buku ajar ilmu bedah. Adisi ke#
;. !akarta A-$( 4=0=
>. Sabiston $ Da2id jr. Buku 'jar Bedah. Adisi ke#4. !akarta A-$0889
9. !anti Sudiono. Pemeriksaan Patologi 3ntuk Diagnosis 6eoplasma. !akarta
A-$(4==:
F. Suyatno, Amir P. Diagnostik dan terapi Bedah nkologi. !akarta Sagung
Seto( 4==8
H. +olmes +6. Buku pegangan uji diagnostik. Adisi ke#; jakarta A-$( 4==8
:. 6e2ille Joolf . Pathology Basic and Systemic. ondon Saunders( 4==>
9. 6orwitG Arrol ), Schorge !ohn . 't a -lance bstetri dan -inekologi. !akarta
Arlangga( 4==: