Referat Bedah Ileus Obstruksi
-
Upload
wulanfarichah -
Category
Documents
-
view
257 -
download
23
description
Transcript of Referat Bedah Ileus Obstruksi
Referat Ilmu Bedah Umum
Ileus obstruksi Harjuna Duta N.
(201420401011122)
Pembimbing : dr. Bambang Sunyoto, Sp.BSMF BEDAH RSUD JOMBANG
Definisi
• Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.
Anatomi • Usus halus berbentuk tubuler,
dengan prakiraan panjang sekitar 6 meter pada orang dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
• Usus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis atau valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Lipatan ini juga terlihat secara radiografi dan membantu untuk membedakan antara usus halus dan kolon.
• Usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum. Usus besar terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolom asendens, transversum, desendens, sigmoid, rectum dan anus.
Etiologi
• Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga mekanisme ; • 1. blokade intralumen (obturasi), • 2. intramural atau lesi intrinsik dari dinding
usus, dan • 3. kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi
ekstrinsik dari intestinal.
Patofisiologi
Klasifikasi • Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat & Jong,
2005) :• Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah.• Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya
penjepitan pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
• Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.
• Untuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan, ileus obstruktif dibagi dua (Ullah et al., 2009):• Ileus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi dimana mengenai
duodenum, jejunum dan ileum• Ileus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai
kolon, sigmoid dan rectum.
Manifestasi klinis • Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :• Nyeri abdomen• Muntah• Distensi• Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
• Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada:• Lokasi obstruksi• Lamanya obstruksi• Penyebabnya• Ada atau tidaknya iskemia usus (Ullah et al., 2009)
Diagnosis • Anamnesis
• Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia
• Pemeriksaan fisik• InspeksiDapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang
mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen.
• AuskultasiPada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran
episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush’) diantara masa tenang.
• Palpasi dan perkusiPada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi
tympani yang menandakan adanya obstruksi.
• Pemeriksaan laboratorium• Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang
diduga mengalami obstruksi intestinal terutama ialah darah lengkap dan elektrolit, Blood Urea Nitrogen, kreatinin dan serum amylase.
• Pemeriksaan radiologi
• Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus)
Temuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usus halus ( diameter > 3 cm ), adanya air-fluid level pada posisi foto abdomen tegak, dan kurangnya gambaran udara di kolon.
• Enteroclysis Enteroclysis berfungsi untuk mendeteksi
adanya obstruksi dan juga untuk membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna jika pada foto polos abdomen memperlihatkan gambaran normal namun dengan klinis menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan foto polos abdomen tidak spesifik.
• CT-ScanCT-Scan berfungsi untuk menentukan diagnosa
dini atau obstruksi strangulate dan menyingkirkan penyebab akut abdomen lain terutama jika klinis dan temuan radiologis lain tidak jelas.
• MRIKeakuratan MRI hampir sama dengan CT-scan
dalam mendeteksi adanya obstruksi. MRI juga efektif untuk menentukan lokasi dan etiologi dari obstruksi.
• USG Ultrasonografi dapat menberikan gambaran dan
penyebab dari obstruksi dengan melihat pergerakan dari usus halus.
Diagnosis banding• Ileus paralitik• Appensicitis akut• Kolesistitis, koleliathiasis, dan kolik bilier• Konstipasi• Dysmenorhoe, endometriosis dan torsio ovarium• Gastroenteritis akut dan inflammatory bowel
disease
• Pancreatitis akut
Penatalaksanaan
• Dekompresi• Pada pemberian resusitasi cairan intravena,
hal lain yang juga penting untuk dilakukan ialah pemasangan nasogastric tube. Pemasangan tube ini bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen.
• Terapi OperatifSecara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan terapi operatif. •Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.•Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.•Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.•Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
Komplikasi
• Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian (Ullah et al., 2009).
Prognosis
• Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat (Nobie, 2009).
Kesimpulan • Ileus obstruksi adalah hilangnya atau adanya gangguan pasase isi usus
yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. Ileus obstruksi pada usus halus dapat disebabkan oleh adhesi, hernia inkarserata, askariasis, invaginasi, volvulus, kelainan kongenital, radang kronik, neoplasma, benda asing. Sedangkan ileus obstruksi pada kolon dapat disebabkan oleh karsinoma, volvulus, divertikulum meckel, intsusuepsi, penyakit Hirchsprung.
• Gejala umum yang timbul ialah syok, oligouri, gangguan elektrolit. Selanjutnya gejala dari ileus obstruksi ialah nyeri kolik abdomen, mual, muntah, tidak dapat buang air besar, tidak dapat flatus, perut kembung (distensi). Pada pemeriksaan fisik, terutama abdomen, terlihat distensi abdomen, terdapat darm contour, darmn steifung, pada auskultasi terdengar hiperperistaltik dengan nada tinggi (metalic sound) yang jika obstruksi terus berlanjut, bising usus akan melemah dan menghilang. Pada pemeriksaaa radiologi, yaitu foto polos abdomen 3 posisi, didapatkan gambaran herring bone appearance, air fluid level yag membentuk kaskade yang disebut juga step ladder pattern. Bila terjadi perforasi usus, dapat ditemukan adanya free air sickle di bawah diafragma kanan.
• Terapi pada ileus obstruksi meliputi tindakan konservatif yaitu resusitasi cairan dengan cairan intravena dan monitoring melalui urin, dekompresi dengan menggunakan NGT, pemberian antibiotik broadspectrum dan tindakan operatif yang biasanya sering dilakukan.