Refarat THT

20
BAB I PENDAHULUAN Penyakit peradangan telinga telah telah banyak berubah akibat penggunaan antibiotik secara luas. Komplikasi serius yang dahulu sangat menakutkan juga jarang ditemukan. Bentuk peradangan akut telinga tengah yang paling sering terlihat adalah: 1 1. Otitis media viral akut 2. Otitis media bakterial akut 3. Otitis media nekrotik akut Otitis media viral menyertai rinofaringitis akut, dan mungkin lebih baik digambarkan sebagai perluasan kelainan mukosa jalan napas ke dalam telinga tengah. Mukosa jadi menebal dan hiperemis, serta mengeluarkan sekret mukoid yang cair. 1 Miringitis bullosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang dalam telinga yang menyertai selesma dan influenza. Miringitis bulosa umumnya terkait dengan 1

description

referat tht

Transcript of Refarat THT

Page 1: Refarat THT

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit peradangan telinga telah telah banyak berubah akibat penggunaan

antibiotik secara luas. Komplikasi serius yang dahulu sangat menakutkan juga jarang

ditemukan. Bentuk peradangan akut telinga tengah yang paling sering terlihat

adalah:1

1. Otitis media viral akut

2. Otitis media bakterial akut

3. Otitis media nekrotik akut

Otitis media viral menyertai rinofaringitis akut, dan mungkin lebih baik

digambarkan sebagai perluasan kelainan mukosa jalan napas ke dalam telinga tengah.

Mukosa jadi menebal dan hiperemis, serta mengeluarkan sekret mukoid yang cair.1

Miringitis bullosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang dalam telinga

yang menyertai selesma dan influenza. Miringitis bulosa umumnya terkait dengan

infeksi saluran pernapasan atas. Miringitis merupakan salah satu bentuk otitis media

akut dimana vesikel berkembang pada membran timpani.1,2,3

Membran timpani yang sangat tipis dan halus merupakan komponen pertama

dari sistem konduktif telinga tengah. Membran timpani mudah terkena trauma, dan

penyakit-penyakit membran timpani dapat menghilangkan kemampuan pasien untuk

bekerja dan menikmati hidup. Miringitis atau peradangan pada membran timpani,

bisa disertai dengan gangguan pendengaran dan sensasi kongesti serta nyeri pada

telinga.4

1

Page 2: Refarat THT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Miringitis bullosa adalah kondisi inflamasi/infeksi pada permukaan lateral

membran timpani dan bagian medial dinding kanal. Miringitis bullosa merupakan

suatu proses infeksi yang melibatkan lapisan tengah membran timpani. Miringitis

bullosa juga didefinsikan dengan adanya bula pada membran timpani yang pada

umumnya ditandai dengan otalgia berat sebagai manifestasi gejala yang pertama.5,6,7

Miringitis bulosa sebelumnya telah dijelaskan merupakan suatu keadaan yang

dihubungkan dengan otitis media akut (OMA).4,5 Referensi lain menyatakan bahwa

miringitis bulosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang pada telinga yang

menyertai selesma dan influenza.3

B. ANATOMI

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars

flaksida, dan bagian bawah pars tensa (membrana propria).8

2

Page 3: Refarat THT

Gambar 1. Membran timpani sebagai kelanjutan dari dinding bagian

atas meatus acusticus eksterna (MAE) dengan kemiringan sudut

hingga 45 derajat pada batas antara telinga tengah dan MAE 4

Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan

fibrosa di bagian tengah dimana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa

bagian dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat di atas prosesus lateralis maleus dan ini

menyebabkan bagian membran timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi

lemas (flaksid).6

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis tersebut di

umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta

bawah-belakang, untuk menyatakan perforasi membran timpani.8

3

Page 4: Refarat THT

Gambar 2. Membran tImpani normal. Pars tensa (PT), pars

flaccida (PF), light reflex (LR), fibrous ring (FR), umbo (Um),

handle of malleus (HM), lateral process of malleus (Lpm), anterior

plica (AP), posterior plica (PP).4

C. EPIDEMIOLOGI

Miringitis bullosa merupakan bentuk peradangan virus yang jarang dalam

telinga yang menyertai selesma dan influenza. Sekitar 8% anak usia 6 bulan sampai

12 tahun di Amerika Serikat menderita miringitis bullosa akut. Morbiditas miringitis

berhubungan dengan morbiditas dalam kasus otitis media, otitis eksternal, dan benda

asing dalam telinga. Laki-laki dan perempuan terkena penyakit membran timpani

dengan frekuensi yang sama. Semua usia dapat terinfeksi.1,4

D. ETIOLOGI

4

Page 5: Refarat THT

Kejadian miringitis bullosa berhubungan dengan infeksi saluran napas atas

dan umumnya terjadi pada musim dingin. Organisme yang terlibat sama dengan

organisme yang menyebabkan otitis media akut, termasuk bakteri dan virus. Etiologi

utama yang dipercaya adalah virus dan dihubungkan dengan infeksi saluran napas

atas (pada umumnya influenza); meskipun mycoplasma telah teridentifikasi dalam

beberapa kasus. Mycoplasma pneumoniae terlibat tetapi perannya dalam isolasi

infeksi membran timpani belum terbukti. Chlamydia juga dapat menyebabkan

miringitis bullosa. Pada anak-anak, organisme yang sama pada otitis media akut

mungkin ditemukan juga pada miringitis bullosa.2,5,7,9

Pada beberapa penelitian terbaru, hasil kultur dari kasus miringtis bulosa telah

terbukti mengidentifikasi beberapa agen infeksi yang juga dapat menyebabkan

miringitis bulosa, beberapa agen infeksi tersebut adalah mycoplasma, virus, dan

bakteri. Beberapa bakteri seperti streptococcus pneumonia, haemophillus influenza

yang merupakan agen penyebab otitis media juga dilaporkan dapat menyebabkan

miringitis bulosa.1,4,5

E. PATOMEKANISME

Myringitis dapat berkembang sebagai penyakit primer dari membran timpani

(miringitis primer) atau sebagai akibat dari proses inflamasi dari jaringan yang

berdekatan dari telinga luar atau tengah (miringitis sekunder). Miringitis dapat terjadi

karena trauma lansung pada membran timpani melalui penetrasi benda asing.4

Suatu inflamasi pada membrane timpani, yang disebut “miringitis” biasanya

disebabkan atau dihubungkan dengan otitis eksterna atau otitis media. Pada otitis

5

Page 6: Refarat THT

media, umumnya infeksi disebabkan oleh infeksi yang asending melalui tuba

eustahcius menuju ke telinga tengah. Otitis media umumnya mengenai bayi dan anak

akan tetapi dapat terjadi pada semua usia. Lebih dari 50% bayi pernah mengalami

episode otitis media selama tahun pertama kehidupan. Hal ini disebabkan oleh bentuk

dan posisi anatomi pada bayi berbeda dengan anatomi dewasa. Pada anak dan bayi,

tuba eustchius bentuknya lebih lebar dan pendek serta posisinya lebih horizontal,

keadaan anatomi ini memungkinkan penyebaran agen infeksi dari daerah nasofaring

menuju telinga tengah lebih mudah.4,5,6

Pada proses inflamasinya, terbentuk suatu bula diantara lapisan luar epitel

(cutaneus) dan lapisan fibrosa di bagian tengah membrane timpani. Diperkirakan

kemampuan membrane timpani untuk membentuk bula ini adalah dari hasil reaksi

non-spesifik dari agen infeksius penyebab miringitis. Miringitis bullosa sering disebut

sebagai suatu “otitis media akut dengan bula” yang terbentuk pada gendang telinga.

Middle ear fluid (MEF) sering ditemukan pada miringitis bulosa dan mungkin timbul

sebagai akibat dari pecahnya bula ke telinga tengah atau bula mungkin telah muncul

secara sekunder setelah radang telinga tengah.1,4,5,6

F. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis termasuk otalgia berat dan akut, otoroe serosanguineous,

dan kehilangan pendengaran.5

Penyakit ini diawali dengan rasa penuh dan sumbatan di telinga. Tidak lama

kemudian timbul rasa nyeri hebat, terutama pada pergerakan membran timpani atau

liang telinga.1

6

Page 7: Refarat THT

Pada pemeriksaan tampak gelembung seperti herpes di permukaan lateral

membran timpani. Biasanya warna membran keunguan. Bula hemoragik atau serous

mungkin tampak pada membran timpani.1,2

Gambar 3. Miringitis Bullosa. Satu bula besa terlihat pada

posterior membran timpani. 5

7

Page 8: Refarat THT

Gambar 4. Gambaran miringitis bullosa.10

Gambar 5 . Bula hitam keunguan (arrowhead) pada membran timpani kanan bentuk

blackberry, menunjukan adanya bekuan darah dalam membran timpani yang menebal

dan kemerahan. 11

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk diagnosis

miringitis. Kultur bakteri dapat diperoleh dari cairan telinga tengah.4

Otomikroskopi dengan mikroskop atau otoendoskopi dengan tampilan

pencitraan. Pneumatic otoscopy digunakan untuk memberikan informasi mengenai

gambaran dan mobilitas membran timpani dan merupakan metode yang disukai untuk

8

Page 9: Refarat THT

diagnosis.  Magnetic Resonance Imaging (MRI), berguna untuk evaluasi komplikasi

intrakranial dari otitis. Acoustic otoscopy, sebuah metode untuk memeriksa membran

timpani, menggunakan otoskop bersamaan dengan tympanometry, terutama berguna

untuk anak-anak.4

H. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding miringitis diantaranya adalah otitis eksterna maligna, otitis

media dengan efusi, infeksi telinga luar, dan komplikasi otitis media.4

I. PENATALAKSANAAN

Diberikan terapi konservatif yang ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri

(analgetik oral, misalnya oxycodone dengan acetaminophen). Myringitis akut

biasanya berhubungan dengan otitis media. Oleh karena itu, terapinya menggunakan

agen yang sama dengan otitis media. Dengan memecahkan gelembung dapat

mengurangi rasa nyeri dan dapat diberikan analgetik tetes telinga (misalnya,

benzocaine, antipyrine). Namun, sumber lain menyatakan pemecahan bula ini masih

kontroversial. Antibiotik tetes telinga bisa membantu mencegah superinfeksi dalam

kasus bula yang ruptur.1,3,11

Pembersihan kanalis auditorius eksterna,Irigasi liang telinga untuk membuang

debris (kontraindikasi bila status membrane timpani tidak diketahui,Timpanosintesis,

yaitu pungsi kecil yang dibuat di membrane timpani dengan sebuah jarum untuk jalan

masuk ke telinga tengah. Prosedur ini memungkinkan untuk dilakukan kultur dan

identifikasi penyebab inflamasi, Miringotomi atau insisi bula, dimana pada otitis

9

Page 10: Refarat THT

media akut miringotomi dan pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya

membrane timpani setelah fase “bulging”. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih

cepat, dan insisi sembuh lebih cepat. 1,6

J. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah kehilangan pendengaran

sensorineural maupun konduktif), perforasi membrane timpani, dan perluasan proses

supuratif ke struktur sekitarnya (mastoiditis, meningitis, abses, thrombosis sinus).4

K. PROGNOSIS

Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis mempunyai prognosis

yang baik. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari sampai 2 minggu.

Dalam periode ini harus dilakukan pengawasan dengan cermat, untuk menjaga

komplikasi bakteri.1,4

10

Page 11: Refarat THT

BAB III

KESIMPULAN

Miringitis bullosa adalah kondisi inflamasi/infeksi pada permukaan lateral

membran timpani dan bagian medial dinding kanal, serta melibatkan lapisan tengah

membran timpani. Penyakit ini merupakan bentuk peradangan virus yang jarang

dalam telinga. Morbiditas miringitis berhubungan dengan morbiditas dalam kasus

otitis media, otitis eksternal, dan benda asing dalam telinga. Etiologi utama adalah

virus dan dihubungkan dengan infeksi saluran napas atas (pada umumnya influenza);

selain itu juga dapat disebabkan oleh bakteri (mycoplasma). Manifestasi klinis

termasuk otalgia berat, otoroe serosanguineous, dan kehilangan pendengaran. Pada

pemeriksaan tampak gelembung seperti herpes di permukaan lateral membran

timpani. Pneumatic otoscopy digunakan untuk memberikan informasi mengenai

gambaran dan mobilitas membran timpani dan merupakan metode yang disukai untuk

diagnosis.

Terapi konservatif miringitis bullosa ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri.

Pemecahan bula masih kontroversial. Penggunaan antibiotik tetes telinga bermanfaat

dalam pencegahan infeksi lanjut. Pasien dengan miringitis ini mempunyai prognosis

yang baik.

11

Page 12: Refarat THT

DAFTAR PUSTAKA

1. Ballenger JJ. Peradangan akut telinga tengah. Dalam: Penyakit Telinga, Hidung,

Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi 13. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.

Hal.385

2. Lee KJ. Infections of the ear. In: Essential Otolaryngology and Head and Neck

Surgery. 3rd Edition. New York: Medical Examination Comp Publishing

Company.

3. Miyamoto RT. Myringitis. [serial online] December 2013; [cited April 21, 2014]:

[1 screen]. Available from: URL:

http://www.merckmanuals.com/professional/ear_nose_throat_disordrs/

middle_ear_and_tympanic_membrane_disorders/myringitis.html

4. Schweinfurth J, Meyers AD. Middle Ear, Tympanic Membrane, Infections. [serial

online] March 12, 2012; [cited April 21, 2014]:[1 screen]. Available from: URL:

http://emedicine.medscape.com/article/858558

5. Cummings WC, Flint PW, Harker L, Haughey BH, Richardson MA, Robbins KT,

et al. In: Cummings Otolaryngology Head & Neck Surgery. Fourth edition. USA:

Elsevier Mosby; 2005.

6. Levine SC. Penyakit telinga dalam. Dalam: Adam GL, Boies LR, Higler, PH.

BOEIS: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC; 1997. Hal. 31, 129

7. Kaldırım, Tuncer SK, Durusu M, Erog˘ lu M, Erkencigil M. Bullous myringitis:

A cause of hearing loss. African Journal of Emergency Medicine. December

2013; (13)00166-3.

12

Page 13: Refarat THT

8. Soetarto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan pendengaran dan kelainan

telinga. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-

6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2010. hal. 13.

9. Joseph Haddad Jr. External Otitis (Otitis Externa). In: Kliegman RM, Behrman

RE, Jenson HB, Stanton BF. Kliegman: Nelson Textbook of Pediatrics, 18th

edition. Philadelphia: Saunders; 2007.

10. Alamadi A, Rutka J, Halik J. Bullous Myringitis. [serial online] March, 2012;

[cited April 21, 2014]:[1 screen]. Available from: URL:

http://otologytextbook.com/bullous_myringitisP.htm

11. Elzir L, Saliba I. Bullous Hemorrhagic Myringitis. [serial online] December 13,

2012; [cited April 21, 2014]:[3 screens]. Available from: URL:

http://oto.sagepub.com/content/148/2/347

12. Roberts, D.B. 1980. A Review : The Etiology of Bullous Myringitis and the

Role of Mycoplasmas in Ear Disease. American Departement of Pediatric.

[cited 2012, march 23] available from :

http://pediatrics.aappublications.org/content/65/4/761.full.pdf (accesed : march 22th

2012)

13. McCormick et al, 2003. A Case-Control Study : Bullous Myringitis. American

Departement of Pediatric. available from :

http://pediatrics.aappublications.org/content/112/4/982.full.pdf+html

(accesed : march 22th 2012)

14. Jung et al.. Diseases of external ear. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head

and Neck Surgery 9th ed. Northwestern university. Chicago. 2003.p.230-247

13

Page 14: Refarat THT

15. Schweinfurth J. 2009. Middle ear. Tympanic membrane, infection [online].

Available from : http://emedicine.medscape.com/article/858558- (accesed :

march 22th 2012)

14