Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012 2017
Click here to load reader
-
Upload
asyamu-java-putra -
Category
Presentations & Public Speaking
-
view
144 -
download
6
Transcript of Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012 2017
DRAFT
Rancangan Awal
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH[RPJM]
KABUPATEN BENER MERIAH 2012 – 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAHBADAN PERENCANANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2012
DRAFT
Rancangan Awal
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH[RPJM]
KABUPATEN BENER MERIAH 2012 – 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAHBADAN PERENCANANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2012
DRAFT
Rancangan Awal
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH[RPJM]
KABUPATEN BENER MERIAH 2012 – 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAHBADAN PERENCANANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2012
Daftar Isi
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 i
DAFTAR ISI
hal
1. Daftar isi ............................................................................................. i
2. BAB I : Pendahuluan......................................................................... 1
2.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
2.2. Dasar Hukum Penyusunan .......................................................
2.3. Hubungan Antar Dokumen ......................................................
2.4. Sistematika Penulisan..............................................................
2.5. Maksud Dan Tujuan .................................................................
3. BAB II : Gambaran umum kondisi daerah .........................................
3.1. Aspek Geografi dan Demografi ...............................................
3.2. Karakteristik lokasi dan wilayah ..............................................
3.2.1. Luas dan batas wilayah administrasi.................
3.2.2. Topografi ..........................................................
3.2.3. Geologi..............................................................
3.2.4. Hidrologi ...........................................................
3.2.5. Klimatologi .......................................................
3.2.6. Penggunaan lahan .............................................
3.3. Potensi Pengembangan Wilayah ..............................................
3.3.1. Wilayah Rawan Bencana ..................................
3.3.2. Demografi .........................................................
3.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...........................................
3.4.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi............................................................
3.4.1.1. Pertumbuhan PDRB.......................
3.4.1.2. Laju Inflasi .....................................
3.4.1.3. Angka Melek Huruf .......................
3.4.1.4. Angka Rata-Rata Lama Sekolah ....
3.4.2. Fokus Seni Budaya dan Olahraga .....................
3.4.2.1. Aspek Pelayanan Umum................
Daftar Isi
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 ii
3.4.3. Fokus Layanan Urusan Wajib...........................
3.4.3.1. Angka Partisipasi Sekolah .............
3.4.3.2. Rasio Ketersediaan
Sekolah/Penduduk Usia Sekolah ..
3.4.3.3. Rasio Guru/Murid ..........................
3.4.4. Fokus Layanan Urusan Pilihan ........................
3.4.4.1. Fokus Layanan Urusan Pilihan ......
3.4.4.2. Jumlah Investor Berskala Nasional
(PMDN/PMA)................................
3.4.4.3. Jumlah Nilai Investasi Berskala
Nasional (PMDN/PMA) ................
3.4.4.4. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja ....
3.4.5. Aspek Daya Saing Daerah ...............................
3.4.5.1. Fokus Kemampuan Ekonomi
Daerah ............................................
3.4.5.1.1. Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga Per
Kapita (Angka
Konsumsi RT Per
Kapita)..........................
3.4.5.1.2. Nilai Tukar Petani ........
3.4.5.1.3. Pengeluaran Konsumsi
Non Pangan Perkapita
(Persentase Konsumsi
RT Untuk Non Pangan)
3.4.5.2. Fokus Fasilitas
Wilayah/Infrastruktur ....................
3.4.5.2.1. Ketaatan terhadap
Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).........
3.4.5.2.2. Luas Wilayah Produktif
Daftar Isi
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 iii
3.4.5.3. Fokus Iklim Berinvestasi ...............
3.4.5.3.1. Angka Kriminalitas
3.4.5.3.2. Jumlah Demonstrasi
3.4.5.4. Fokus Sumber Daya Manusia ........
3.4.5.4.1. Kualitas Tenaga Kerja
(Rasio Lulusan
S1/S2/S3) .....................
3.4.5.4.2. Tingkat
Ketergantungan (Rasio
Ketergantungan) ..........
4. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka
Pendanaan .............................................................................................
4.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu...................................................
4.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBK ..............................
4.1.2. Neraca Daerah...................................................
4.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu..........................
4.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran........................
4.2.2. Analisis Pembiayaan.........................................
4.3. Kerangka Pendanaan ................................................................
4.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan
mengikat serta prioritas utama .........................
4.3.2. Proyeksi data masa lalu.....................................
4.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan..................
5. BAB IV : Analisis isu-isu srategis .......................................................
5.1. Permasalahan Pembangunan ....................................................
5.2. Isu Strategis ..............................................................................
6. BAB V : Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ...........................
6.1. Visi ...........................................................................................
6.2. Misi...........................................................................................
6.3. Tujuan dan Sasaran ..................................................................
7. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan................................................
Daftar Isi
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 iv
8. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah .......
9. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai
10. Kebutuhan Pendanaan .........................................................
11. BAB IX : Penetapan indikator kinerja Daerah.....................................
12. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan ........................
[BAB I] Pendahuluan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 menjelaskan mengenai
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah. Permendagri tersebut mengamanatkan bahwa Perencanaan
Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan
yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam
jangka waktu tertentu. Selanjutnya, Permendagri tersebut menjelaskan tentang
dokumen perencanaan yang harus disusun oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah termasuk penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) untuk jangka waktu lima tahun.
RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Kabupaten Bener Meriahyang akan
dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan.
Penyusunan dokumen RPJM ini berpedoman pada RPJP Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2005 – 2025 serta mengacu pada RPJM Provinsi Aceh serta RPJM
Nasional. Di samping itu, RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017
disusun dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-
faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu, dinamika
perubahan yang terjadi secara nasional maupun global, serta isu-isu strategis yang
berkembang. RPJM ini menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Kabupaten Bener Meriah yang dilaksanakan setiap tahun.
Mengingat peran dan fungsi RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012
– 2017 sangat penting bagi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, pengusaha dan
[BAB I] Pendahuluan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 2
masyarakat, maka proses penyusunannya dilakukan secara sistematis, akurat dan
terpadu dengan melibatkan seoptimal mungkin peran para pemangku kepentingan
pembangunan. Berdasarkan alasan inilah maka penyusunan RPJM Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 dilakukan secara transparan dan partisipatif
untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang holistik dan berkesinambungan.
Muatan dalam RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 berisi arah
kebijakan keuangan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah, program lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program
kewilayahan yang terintegrasi dengan baik disertai dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Beberapa peraturan dan perundang-undangan yang mendasari penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah 2012-2017
adalah sebagai berikut:
1. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh;
4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang No. 41 Tahun 2003 tentang Pembentukan Pemerintah
Kabupaten Bener Meriah
6. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran;
7. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
[BAB I] Pendahuluan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 3
Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
12. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung
jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
19. Qanun Aceh No. 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh
20. Qanun Aceh No. 2 Tahun 2008 tentang Pengalokasian Tambahan Dana Bagi
Hasil Minyak Dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus
[BAB I] Pendahuluan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 4
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Untuk mencapai proses tersebut, maka keterkaitan suatu dokumen
perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat erat dan menentukan.
Dalam hal ini hubungan hasil evaluasi dan penyesuaian Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bener Meriah ini dengan Kebijakan
Pembangunan Nasional maupun Rencana Pembangunan Aceh diharapkan tetap
sinergis dan saling berkaitan satu sama lain sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Hasil Penyesuaian RPJM Kabupaten Bener Meriah ini menjadi pedoman
dalam rangka penyesuaian dokumen-dokumen lainnya seperti:
1. Rencana pembangunan lima tahunan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten
Bener Meriah (SKPK) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis (Renstra)
SKPK;
2. Rencana Pembangunan Tahunan Kabupaten Bener Meriah, yang selanjutnya
disebut Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Bener Meriah (RKPK) adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
3. Rencana Pembangunan Tahunan SKPK, yang selanjutnya disebut Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Kabupaten Bener Meriah (Renja-SKPK) adalah
dokumen perencanaan SKPK untuk periode 1 (satu) tahun.
Dengan demikian diharapkan akan terciptanya sinkronisasi program
pembangunan antar sektor dan wilayah baik bersifat jangka panjang, menengah,
maupun jangka pendek, sehingga terwujudnya pembangunan yang terpadu dan
berkelanjutan.
[BAB I] Pendahuluan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 5
1.4. Sistematika Penulisan
RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012–2017 disusun berdasarkan
parameter, indikator dan sistematika sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun
2010, sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan1.1. Latar Belakang1.2. Dasar Hukum Penyusunan1.3. Hubungan Antar Dokumen1.4. Sistematika Penulisan1.5. Maksud Dan Tujuan
2. BAB II : Gambaran umum kondisi daerah2.1. Aspek Geografi dan Demografi2.2. Karakteristik lokasi dan wilayah2.3. Potensi Pengembangan Wilayah2.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
3. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah SertaKerangka Pendanaan
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu3.3. Kerangka Pendanaan
4. BAB IV : Analisis isu-isu srategis4.1. Permasalahan Pembangunan4.2. Isu Strategis
5. BAB V : Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran5.1. Visi5.2. Misi5.3. Tujuan dan Sasaran
6. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan
7. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
8. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai
9. Kebutuhan Pendanaan
10. BAB IX : Penetapan indikator kinerja Daerah
11. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
[BAB I] Pendahuluan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 6
1.5. Maksud dan Tujuan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bener
Meriah Tahun 2012 – 2017 disusun dengan maksud “Menjadi pedoman bagi
seluruh jajaran pemerintah kabupaten, DPRK, dan masyarakat dalam menentukan
strategi dan arah pembangunan daerah jangka menengah serta program dan
kegiatan prioritas sesuai dengan potensi dan kondisi rill yang dijabarkan dalam
RKPK setiap tahunnya” .
RPJM Kabupaten Bener Meriah disusun dengan Tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan gambaran umum kondisi Bener Meriah, analisis isu - isu
strategis, penyajian visi, misi, tujuan , sasaran dan strategi serta arah
kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, indikasi
rencana program prioritas yang disertai dengan kebutuhan pendanaan,
penetapan indikator kinerja daerah dan pedoman transisi serta kaidah
pelaksanaannya.
2. Menjamin terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas berdasarkan
fungsi pemerintah kabupaten sesuai dengan wilayah, ruang dan waktu.
3. Mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan dalam mencapai
kabupaten yang madani.
4. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi pembangunan antara perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 7
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kondisi umum Kabupaten Bener Meriah digambarkan dalam beberapa
aspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
2.1. Aspek Geografis dan Demografis
Sub bab aspek geografi dan demografi membahas mengenai karakteristik
lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, wilayah rawan bencana, dan
demografi.
2.1.1. Geografis
Kabupaten Bener Meriah memiliki posisi strategis berada di tengah – tengah
Provinsi Aceh. Kabupaten Bener Meriah dengan Ibukota Redelong. Posisi
geografis pada 4o33’50”- 4o54’50”Lintang Utara dan 96o40’75” - 97o17’53” Bujur
Timur. Batas wilayah Kabupaten Bener Meriah adalah:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupten Bireuen;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah; dan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur.
Dengan Ketinggian rata – rata 100 – 2500 mdpl. Kabupaten Bener Meriah
memiliki luas wilayah darat 1.919,69 km2 atau 1.919.690 Ha (3,38 persen dari luas
Provinsi Aceh). Secara administratif pada tahun 2010, Kabupaten Bener Meriah
memiliki 10 Kecamatan yang terdiri dari, 29 mukim dan 233 desa. Gambaran peta
adminitratif Bener Meriah dapat dilihat Pada gambar 2.1 berikut :
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 8
Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032Gambar. 2.1. Peta Administratif Kabupaten Bener Meriah
2.1.1.1. Topografi
Kabupaten Bener Meriah memiliki klasifikasi kelerengan yang terbagi atas
kelas kelerengan yaitu : 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan >40%. Berdasarkan
gambaran klasifikasi kelerengan tersebut, tampak didominasi oleh lahan
berkelerengan > 40% dengan luasan yang mencapai 89,588,16 Ha atau sebesar
40,81% dari total luas wilayah kabupaten. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.1.
Tabel 2.1.
TOPOGRAFI KABUPATEN BENER MERIAH
Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 9
Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032
Gambar. 2.2. Peta Topografi Kabupaten Bener Meriah
2.1.1.2. Geologi
Kondisi Geologi Kabupaten Bener Meriah terdiri oleh beberapa bebatuan
dengan jenis batuan sendimen, batuan vulkanis telsis, dan aluvial terakhir.
Dominasi batuan sendimen ini hampir merata pada sebelah selatan wilayah Bener
Meriah, yang merupakan dataran tinggi atau berfungsi sebagai kawasan areal
penggunaan lain.
Sendimen ini juga terbagi oleh jenis yang diantaranya, sendimen kapur dan
glaukosit dengan material halus, kemudian sendimen sedikit kandungan kapur dan
material kasar konglomerat, batu pasir dan mika.
Di Kabupaten Bener Meriah terdapat beberapa gunung api - gunung api
aktif yang berada di Provinsi Aceh adalah Gunung Burni Telong dan Gunung
Geuredong yang berada di Kabupaten Bener Meriah, sehingga diperkirakan dapat
menimbulkan bencana besar di Kabupaten Bener Meriah. Gunung ini terletak
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 10
pada bagian selatan kabupaten atau disebelah timur Kota Simpang Tiga Redelong
(Ibukota Kabupaten). Aktifitas gunung tersebut berdasarkan penelitian
menunjukkan peningkatan setelah Gempa dan Gelombang Tsunami menimpa
Provinsi Aceh tanggal 26 Desember 2004
Jenis batuan yang terdapat di Aceh dapat dikelompokkan menjadi batuan
beku dan batuan metamorfik atau malihan, batuan sedimen dan gunungapi tua,
batugamping, batuan gunung api muda, serta endapan aluvium.Batuan sedimen
terutama terdapat di daerah lembah. Jenis batuan mempengaruhi jenis tanah yang
ada.
2.1.1.3. Hidrologi
A. Air Permukaan
Di Kabupaten Bener Meriah terdapat beberapa sungai baik sungai besar
maupun sungai kecil. Sungai besar diantaranya Sungai Jambo Aye yang airnya
mengalir sampai ke Jambo Aye; Arakundo; Peureulak; Idi Rayeuk; Simpang
Ulim; Peudawa Puntong; Julok Rayeuk; Peudawa Rayeuk. Sungai Peusangan
mengalir ke Pase; Peusangan; Peudada; Keureuto; Peuto; Mane; Geukeuh;
Samalanga; Sawang; Piadah. Sungai Kanis. Dan sungai-sungai kecil yang ada di
Kabupaten Bener Meriah. Berikut merupakan gambaran Daerah aliran Sungai
yang ada di Kabupaten Bener Meriah.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 11
Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032Gambar. 2.3. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bener Meriah
Tabel 2.2
POTENSI SUMBER DAYA AIR BERDASARKAN WILAYAH SUNGAI
Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032
B. Air Tanah
Pengelolaan air tanah berdasarkan Cekungan Air Tanah (CAT) bertujuan
untuk menjaga kelangsungan air tanah, daya dukung dan fungsi. Pengelolaan
kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah dilaksanakan melalui pemetaan
tingkat kriteria zona kerentanan air tanah. Cekungan Air Tanah (CAT) yang ada di
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 12
wilayah Bener Meriah, sesuai Atlas Cekungan Air Tanah Indonesia Tahun 2009,
dapat diidentifikasikan ada 2 CAT seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
CEKUNGAN AIR TANAH
No CATLuas(HA)
Keterangan
1 Peudada 28,975.66 Kabupaten Bener Meriah
2 Lampahan 33,123.36 Kabupaten Bener MeriahSumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032
Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032
Gambar 2.4. Peta Cekungan Air Tanah di Kabupaten Bener Meriah
2.1.1.4. Klimatologi
Data curah Hujan Kabupaten Bener Meriah masih mengacu pada kabupaten
Aceh tengah (mewakili dataran tinggi) curah hujan mencapai 13.327 mm/tahun
dengan rata-rata 1.105,60 mm/bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 13
dan Agustus, sementara curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober,
September dan November. Curah hujan rata-rata setiap bulannya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.4
CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN
Sumber : Dinas Pengairan
2.1.1.5.Penggunaan Lahan
Karakteristik lahan di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan hasil
pengolahan data 2010 sebagian besar didominasi oleh hutan, dengan luas 134.984
Ha atau 70,3 persen dari luas total penggunaan lahan.. Luas lahan pertanian sawah
seluas 2.303 Ha atau 1,2 persen dan lahan ladang /kebun seluas 3.138,60 Ha atau
1,63 persen selebihnya merupakan lahan penggunaan lainya mencapai 26 persen
dari luas total Bener Meriah
Tabel 2.5
JENIS PENGGUNAAN LAHAN
KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2010
Sumber : Bener Meriah dalam Angka 2011
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 14
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Kabupaten Bener Meriah mempunyai beragam kekayaan sumberdaya
alam antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan umum yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bener Meriah.
Pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Bener Meriah merupakan simpul
pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat, yang terdiri
atas:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), merupakan kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;
c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Penentuan sistem perkotaan di Kabupaten Bener Mariah
mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Aceh.
b. Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada dan
pengembangannya.
c. Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan.
Fungsi dan peran kawasan perkotaan di masing-masing ibukota kecamatan
atau pusat-pusat pengembangan pada dasarnya sebagai berikut:
1. Fungsi tempat pasar (market-place function) bagi barang dan jasa konsumsi
dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian.
2. Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi pada
wilayah-wilayah pengembangan.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 15
3. Fungsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian.
4. Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan,
komunikasi, keamanan, ibadah, rekreasi, administratif, dan lain-lain.
Selanjutnya kelengkapan dalam penyediaan prasarana dan sarana baik
sosial maupun ekonomi pada dasarnya bergantung pada hirarki kota yang
bersangkutan.
Selain itu juga terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi
pemerintahan yang mempunyai sifat pelayanan hirarkis menurut status
administrasi (ibukota kabupaten, dan ibukota kecamatan).
Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasiltas pusat
pelayanannya yang akan dikembangkan di tiap kota. Adapun fungsi yang lain
didasari oleh alasan tertentu, yaitu:
a. Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari
keberadaan kota tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan
perdagangan.
b. Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi
utama dan akses ke jaringan transportasi utama.
Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi
langsung antara wilayah pedesaan dengan pusat regional. Hal ini akan
menimbulkan banyak ketidakefisienan, seperti dalam ongkos transport, kapasitas
dan pemenuhan kebutuhan pelayanan, dan lain-lain yang pada akhirnya akan
menghambat perkembangan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri.
Sistem perkotaan yang membentuk pola struktur ruang di Kabupaten
Bener Meriah selain berdasarkan analisa kondisi eksisting perkotaan juga
mengacu pada struktur ruang yang lebih makro, yakni pola struktur wilayah
Provinsi Aceh. Pola struktur ruang yang dibentuk berdasarkan sistem perkotaan
dan pusat pelayanan di Kabupaten Bener Meriah adalah:
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 16
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Kriteria PKL adalah pusat pelayanan yang berfungsi dalam pelayanan
pemerintahan, perdagangan dan jasa serta transportasi dengan skala
pelayanan kabupaten. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di wilayah Kabupaten
Bener Meriah ditetapkan di Simpang Tiga Redelong Kecamatan Bukit
sebagai pusat pelayanan skala kabupaten.
2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)
Melihat perkembangan yang ada saat ini, ada beberapa Kecamatan yang
dipromosikan untuk dikemudian hari dapat ditetapkan menjadi PKL karena
memiliki sarana dan prasarana yang memungkinkan fungsi dan pelayanannya
sebagai PKL seperti RSUD tipe C, terminal, fasilitas perkantoran, fasilitas
perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga dan rekreasi serta faslitas
perdagangan dan jasa. Dengan ditingkatkan menjadi PKL diharapkan dapat
mendorong perkembangan wilayahnya. Kecamatan tersebut diarahkan
sebagai pengembangan fungsi perkotaan dengan fungsi yang dikembangkan
antara lain adalah kawasan pendidikan, perdagangan dan jasa, kesehatan,
permukiman perkotaan, rekreasi dan olah raga serta perkantoran. Kecamatan
yang dipromosikan antara lain :
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Pondok Baru Ibukota di
Kecamatan Bandar yang melayani beberapa kecamatan, antara lain
Kecamatan Syiah Utama, Kecamatan Permata, Kecamatan Mesidah,
Kecamatan Bener Kelipah dan Kecamatan Bandar.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Kriteria PPK adalah pusat pelayanan yang berfungsi dalam pelayanan
pemerintahan, perdagangan dan jasa serta transportasi dengan skala pelayanan
kecamatan.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di wilayah Kabupaten Bener Meriah ditetapkan
di :
1. PPK Blang Rakal;
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 17
2. PPK Reronga;
3. PPK Lampahan;
4. PPK Simpang Balek;
5. PPK Bener Kelipah Utara;
6. PPK Wih Tenang Uken;
7. PPK Sosial; dan
8. PPK Samar Kilang.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu wilayah perbukitan dan
pegunungan sehingga banyak dijumpai lahan miring ataupun bergelombang.
Potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Bener Meriah terjadi di sekitar
kawasan pegunungan atau bukit yang dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang
curam pada tanah yang basah dan bebatuan yang lapuk, curah hujan yang tinggi,
gempa bumi atau letusan gunung berapi yang menyebabkan lapisan bumi paling
atas dan bebatuan berlapis terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Tanda-
tanda terjadinya longsor dapat ditandai dengan beberapa parameter antara lain
keretakan pada tanah, runtuhnya bagian bagian tanah dalam jumlah besar,
perubahan cuaca secara ekstrim dan adanya penurunan kualitas landscape dan
ekosistem.
Puting beliung terjadi hampir merata diseluruh daerah dalam Provinsi
Aceh tidak terkecuali Kabupaten Bener Meriah walaupun dalam intensitas rendah.
Salah satu gunung api aktif yang berada di Kabupaten Bener Meriah adalah
Gunung Burni Telong dan Gunung Geuredong yang berada di Kabupaten Bener
Meriah, sehingga diperkirakan dapat menimbulkan bencana besar di Kabupaten
Bener Meriah. Gunung ini terletak pada bagian selatan Kabupaten atau disebelah
timur Kota Simpang Tiga Redelong (Ibukota Kabupaten). Aktifitas gunung
tersebut berdasarkan penelitian menunjukkan peningkatan setelah Gempa dan
Gelombang Tsunami menimpa Provinsi Aceh tanggal 26 Desember 2004.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 18
Potensi bencana gas beracun diindikasikan pada kawasan yang berdekatan
dengan gunung berapi aktif. Dengan demikian kawasan dengan potensi rawan
bahaya gas beracun adalah relatif sama dengan kawasan rawan letusan gunung
berapi. Kawasan potensi rawan bahaya gas beracun di Kabupaten Bener Meriah
berada di sekitar Gunung Geuredong dan Gunung Burni Telong.
Selain itu, bencana yang disebabkan bukan dari faktor alam juga seringkali
terjadi di Bener Meriah, seperti bencana konflik dan wabah penyakit. Kejadian
bencana-bencana tersebut memberikan dampak negatif terhadap hasil
pembangunan yang sudah dicapai atau sedang berlangsung.
2.1.4. Demografi
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Bener
Meriah berjumlah 122.277 jiwa terdiri dari 62.059 jiwa laki-laki dan 60.218 jiwa
perempuan. Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak di
Kecamatan Bandar, yaitu sebesar 22.046 jiwa atau sebesar 18,03 % dari total
penduduk di Bener Meriah. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit
berada di Kecamatan Syiah Utama, yaitu sebesar 1.298 jiwa atau sebesar 1,06 %
dari total penduduk. Jika dilihat dari perkembangannya, jumlah penduduk di
Bener meriah terus meningkat.
Pada tahun 2010 kepadatan penduduk di Bener meriah sebesar 60
orang/Km2, wilayah dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Wih Pesam.
Kepadatan penduduk Kecamatan Wih Pesam mencapai 300 orang per Km2.
Kecamatan Bandar (250 Jiwa/Km2). Kondisi demikian disebabkan karena pada
daerah-daerah tersebut terdapat akses yang mudah dicapai terhadap sarana dan
prasarana wilayah.Fasilitas yang sudah cukup memadai pada daerah-daerah
tersebut cukup menarik perhatian masyarakat untuk menetap disana. Kondisi yang
terjadi di dua Kecamatan berbanding terbalik dengan Kecamatan Syiah Utama
dan Kecamatan Mesidah, Kecamatan Syiah Utama yang memiliki luas wilayah
sekitar 40,42% dari wilayah Bener Meriah memiliki kepadatan penduduk terendah
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 19
yaitu hanya sekitar 2 orang per Km2. Selama periode 2007-2010 kepadatan
penduduk di Bener Meriah terus meningkat, dari 58 Jiwa/Km2 pada tahun 2007
naik menjadi 64 Jiwa/Km2 pada tahun 2010.
Pada 2010 Laju pertumbuhan penduduk Bener Meriah mencapai 6,83%,
Di tahun 2010 komposisi jumlah penduduk Perempuan ( 60.218 Jiwa atau 49.25%
dari total penduduk) tetap lebih sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk Laki-
lakinya pada tahun yang sama (62.059 Jiwa atau 50.75% dari total penduduk).
Jika dilihat perkembangannya dari tahun 2000 –2010, komposisi penduduk Laki-
laki dan Perempuan komposisinya relatif seimbang dari tahun ke tahun.
Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index (IPM/HDI),
IPM/HDI adalah satuan untuk mengukur kesuksesan pembangunan suatu wilayah.
IPM/HDI adalah angka yang diolah berdasarkan tiga dimensi: yaitu panjang usia
(longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup (standard of living) suatu
wilayah. IPM yang tinggi menunjukkan keberhasilan pembangunan kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi. Sebaliknya, IPM yang rendah menunjukkan
ketidakberhasilan pembangunan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi suatu
negara. Indek Pembangunan Manusia di Bener Meriah tahun 2010 mencapai
angka 70.98, lebih tinggi dari tahun sebelumnya (70,34).
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB
Ekonomi Kabupaten Bener Meriah, dengan segala keterbatasannya, sejak
tahun 2004 (terbentuknya Kabupaten Bener Meriah) sampai dengan tahun 2005,
tumbuh diatas 2,2 persen kemudian meningkat diatas 2,9 persen sampai dengan
sekarang, bahkan dari tahun 2006 pertumbuhan diatas 4 persen. Atas dasar harga
berlaku, PDRB Bener Meriah terus menerus mengalami peningkatan. Pada
periode tahun 2000-2003 (sebelum pemekaran), total PDRB Bener Meriah
berfluktuasi antara 493,60 Milyar Rupiah sampai dengan 725,63 Milyar Rupiah.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 20
Setelah pemekaran, tahun 2004, angka tersebut menjadi 846,76 milyar rupiah, dan
terus meningkat hingga mencapai nilai 1.572,89 milyar rupiah di tahun 2009.
Namun tentunya besaran tersebut masih mengandung perubahan kenaikan harga
barang dan jasa.
Uraian tersebut diatas memperlihatkan bahwa PDRB atau Perekonomian
Kabupaten Beneh Meriah setelah pemekaran ternyata semakin memperlihatkan
keadaan yang menggembirakan. Struktur Ekonomi Kabupaten ini, sejak tahun
2004-2009 masih tetap bertumpu pada sektor primer dari tahun ke tahun semakin
menunjukkan peningkatan. Kondisi seperti ini didominasi oleh konstribusi sektor
pertanian terhadap PDRB yang mencapai 67-70 persen setiap tahunnya.
Nilai Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Bener Meriah yang
dihitung atas harga konstan mengalami perkembangan dari tahun ketahunnya.
Perkembangan nilai PDRB Bener Meriah ADHB. dalam 5 (Lima) tahun terakhir
secara berturut-turut adalah sebesar 1.018.588 Rupiah (2006), 1.145.666,69
Rupiah (2007), 1.343.953,43 Rupiah (2008), 1.572.898,48 Rupiah (2009) dan
1.780.398,79 Rupiah (2010). Berdasarkan persentase pertumbuhan PDRB, secara
berturut-turut pertumbuhan ekonomi Bener Meriah (dengan Migas) adalah 12,5
persen (2008), 17,3 persen (2009), 13,2 persen (2010).
Tabel 2.7PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL DAN STRUKTURAL EKONOMI
KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2009-2011
Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 21
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Bener Meriah mencapai 4,54
persen. Dari Sembilan sektor yang ada di daerah ini, sektor Pertanian yang
memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDRB Bener Meriah yaitu sebesar 49,66
persen. Sektor ini mampu tumbuh sebesar 1,17 persen. Adapun sektor yang
memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2009 masih sama dengan tahun
sebelumnya yaitu sector Listrik dan air Minum sebesar 29,42 persen. Walaupun
tingkat pertyumbuhannya tinggi tetapi peranannya bagi distribusi PDRB sangat
kecil yaitu hanya 0,79 persen. Karena kontribusinya yang sangat rendah ini maka
sector Listrik dan Air Minum tidak dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi
Bener Meriah di tahun 2009.
Pada Tahun 2010, PDRB Bener Meriah mampu tumbuh 4,81 persen.
Perumbuhan ini juga didukung oleh sector Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel
dan Restauran serta Industri Pengolahan yang terus menbgalami peningkatan.
Sektor Pertanian merupakan penyumbang yang terbesar terhadap PDRB
kabupaten Bener Meriah yaitu sebesar 47,22 persen pada tahun 2010.
Tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Bener Meriah sebesar 5,11 persen
dimana pertumbuhan ini terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun
sebelumnya. Ini merupakan keadaan yang baik bagi kelangsungan pembangunan
perekonomian Bener Meriah di tahun-tahun berikutnya.
Secara umum, seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Bener Meriah dari tahun
2009 - 2011, mengalami perkembangan yang positif dibanding dengan tahun
sebelumnya, kendatipun peningkatannya tidak terlalu menonjol. Ini menunjukkan
adanya peningkatan pembangunan di Kabupaten Bener Meriah. Hampir seluruh
sektor meningkat pertumbuhannya dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-
rata diatas 6 persen.
Pertumbuhan sektoral Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2011 dapat
dilihat pada table 2.6 yaitu sebesar 5,11 persen dimana pertumbuhan ekonomi ini
didukung oleh beberapa sector dengan laju pertumbuhan tertinggi yaitu sektor
Listrik dan Air Minum sebesar 13,33 persen diikuti oleh sektor Industri
Pengolahan 10,47 persen, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran 9,92 persen,
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 22
sektor Jasa – jasa swasta sebesar 8,99 persen, dan sector penggalian 7,98 persen.
Sedangkan sektor dengan laju pertumbuhan terendah adalah sektor Pertanian
sebesar 3,12 persen dan sektor Komunikasi 3,57 persen.
Struktur ekonomi Kabupaten Beneh Meriah hingga tahun 2011, masih
berada pada sektor primer, dan belum mampu digeser ke sektor industri atau
sektor perdagangan dan jasa. Ini disebabkan oleh menonjolnya potensi sektor
pertanian, yang terindikasi dari dominannya kontribusi sektor ini terhadap PDRB
daerah ini. Meskipun demikian, dengan berkembangnya sektor sekunder dan
sektor tersier dalam perekonomian daerah ini menyebabkan sumbangan sektor
pertanian terhadap PDRB secara perlahan mengalami penurunan.
Akan tetapi struktur ekonomi masih belum mengalami perubahan dan
masih tetap berada di sektor primer atau sektor pertanian. Dalam
perkembangannya terlihat sektor tersier berada diurutan kedua dan sektor
sekunder diurutan ketiga, sebagai terlihat dalam tabel 2-9 sebagai berikut:
Tabel 2.8
STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN 2008-2011
Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011
A. PDRB dan Pendapatan Regional Per Kapita
PDRB per kapita Kabupaten Bener Meriah, selama periode 2008 - 2011 terus
mengalami peningkatan yang menggembirakan. Peningkatan tersebut terus
berlangsung sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2008 sebesar 11,31 juta
rupiah dan tahun 2009 menjadi 13,02 juta rupiah atas harga berlaku, tahun 2010
menjadi 13,75 juta rupiah dan tahun 2011 15,04 juta rupiah.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 23
Tabel 2.9
PDRB PER KAPITA KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN 2008-2011
Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011
Tingkat kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya tidak cukup dengan
hanya dinilai dari PDRB per kapita, banyak variabel lain yang harus digunakan
sebagai indikator yang sesungguhnya seperti pendapatan riil per kapita, tingkat
pendidikan, kondisi kesehatan, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan
kenyamanan hidup. Akan tetapi, variabel-variabel tersebut banyak mengalami
kesulitan dalam menghitungnya secara tepat. Oleh karena itu salah satu indikator
yang umum digunakan adalah Pendapatan Regional Per Kapita penduduk di
daerah yang bersangkutan. Berdasarkan perhitungan yang ada, terlihat bahwa
pada tahun 2008, Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bener Meriah,
tercatat sebesar Rp 5,80 juta atas Harga Berlaku. Pada tahun 2009 hingga tahun
2011, terus mengalami peningkatan, baik atas Dasar Harga Berlaku maupun
Berdasarkan Harga Konstan, sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 2.10 sebagai
berikut:
Tabel 2.10
PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA
KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2008-2011
Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 24
B. Nilai PDRB Menurut Sektor dan Sub Sektor
a. Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Kabupaten Bener Meriah Atas Dasar Harga Berlaku, pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 801.400,63 juta dan pada tahun 2005, meningkat
menjadi Rp 848.215,08 juta. Pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 934.260,75
juta atau meningkat sebesar 10,14 persen.
Jumlah ini, terutama didukung oleh sektor pertanian, sebesar 70,14 persen
pada tahun 2004, dan pada tahun 2006, sumbangan sektor pertanian ini mencapai
sebesar 67,24 persen dari total PDRB. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa,
perdagangan, hotel dan restoran, serta bangunan/kontruksi, baik pada tahun 2004
sampai dengan tahun 2006. Untuk lebih jelas, disajikan dalam Tabel 2.11 berikut
ini.
Tabel 2.11
PRODUK REGIONAL BRUTO (PDRB)
KABUPATEN BENER MERIAH MENURUT SEKTOR ATAS DASAR
HARGA BERLAKU TAHUN 2008-2011
Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sumbangan sektor pertanian terhadap
PDRB, masih tetap menduduki urutan atas. Selanjutnya disusul sektor jasa-jasa,
diurutan kedua, Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Bangunan dan
Kontruksi masing-masing diurutan ketiga dan keempat.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 25
b. Atas Dasar Harga Konstan
Dilihat dari Dasar Harga Konstan 2000, PDRB Kabupaten Bener Meriah,
kondisinya masih relatif sama dengan Harga Berlaku. Artinya, peranan sektor
pertanian terhadap total PDRB daerah ini masih di dominasi oleh sektor
pertanian, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa,
Bangunan dan Konstruksi. Untuk lebih jelas tetap nilai PDRB ini disajikan dalam
Tabel berikut ini:
Tabel 2.12PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
KABUPATEN BENER MERIAH
MENURUT SEKTOR ATAS HARGA KONSTAN 2000
TAHUN 2008-2011
Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011
Pendapatan perkapita penduduk dihitung berdasarkan PDRB dibagi
dengan jumlah total penduduk. PDRB perkapita 2006-2010 dengan Migas atas
dasar harga konstan menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006
Pendapatan perkapita 8.870.168,89 Rupiah per Jiwa, 9.776.077,22 Rupiah per
Jiwa (2007), 11.314.317,71 Rupiah per Jiwa (2008) dan 13.020.197,29 Rupiah
per Jiwa (2009) dan 13.755.405,35 Rupiah per Jiwa.
Berikut tabel Indikator perekomonian dan kesejahteraan Kabupaten Bener
Meriah
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 26
Tabel 2.13
INDIKATOR PEREKOMONIAN DAN KESEJAHTERAAN
KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2006 – 2010
Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah 2011
2.2.1.2 Laju Inflasi/Deflasi
Inflasi dan perkonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila tingkat
Inflasi tinggi, sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
dimana akan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Inflasi /Deflasi merupakan
gambaran tentang terjadinya perubahan harga. Fluktuasi harga yang terjadi akan
berpengaruh pada daya beli konsumen karena berakibat terhadap keseimbangan
dengan pendapatan. Indeks ini dapat juga diturunkan pada PDRB yang disebut
sebagai PDRB Deflator atau yang dikenal dengan Indeks Implisit. Indeks ini
merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB
atas dasar harga konstan.
Indikator Indeks harga implisit pada tahun 2011 adalah sebesar 6,12%,
lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang menunjukkan angka 8,00%. Inflasi
tertinggi di tahun 2011 terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar
19,45%, diikuti oleh sektor Pengangkuatan dan Komuniksi 11,86%, lalu sektor
Perdagangan,Hotel dan Restoran sebesar 9,35%. Dan sector dengan Inflasi
terendah masih sama dengan tahun 2010 lalu yaitu sektor Industrti Pengolahan
sebesar 0,17%, diikuti sektor Pertanian 3,71% dan terendah ketiga adalah sektor
Pertambangan dan Penggalian sebesar 5,36%.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 27
Laju inflasi yang terjadi di Bener Meriah selama periode 2006-2010, dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 2 .14
LAJU INFLASI
BENER MERIAH TAHUN 2006 – 2010
Sumber BPS Bener Meriah
2.2.1.3 Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia
untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke
daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Tujuan resmi program ini adalah
untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk, memberikan kesempatan
bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk
mengolah sumber daya. Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan
penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi
bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama
Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk
setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi transmigran penduduk
setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan transmigran
Penduduk Asal (TPA).
A. Pembangunan Permukiman Transmigrasi di Kabupaten Bener Meriah
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Provinsi Aceh tahun 2011, Kabupaten Bener Meriah memiliki 2 UPT (Unit
Permukiman Transmigrasi) dengan jumlah KK sebanyak 200 KK dan 825 Jiwa
penduduk.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 28
Tabel 2.15
PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI DI BENER MERIAH
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011
2.2.1.4 Persentase Penduduk di atas garis kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2010 adalah
sebesar 26,22 persen atau sejumlah 32.100 orang, mengalami penurunan sebesar
0,36 persen dibandingkan kondisi 2009 yang mencapai 26,58 persen atau 25.580
orang Sedangkan tingkat kemiskinan Provinsi Acehtahun 2010 adalah sebesar
19,95 persen, mengalami penurunan sebesar 1,66 persen dibandingkan dengan
kondisi tahun 2009 yang mencapai 21,61 persen Sedangkan tingkat kemiskinan
nasional adalah sebesar 13,33 persen, mengalami penurunan sebesar 1,67 persen
dibandingkan dengan kondisi tahun 2009 yang mencapai 15,00 persen.
Pada tabel berikut menjelaskan perkembangan tingkat kemiskinan di benermeriah dari tahun 2005 – 2010
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 29
Tabel 2.16
PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN
BENER MERIAH TAHUN 2005 -2010
Tah u n 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0
T in gkat K e misk in an (% ) 28,18 27,98 26,55 29,21 26,58 26,22
J u mlah P e n d u d u k M isk in (000) 30,70 30,20 28,10 31,28 28,58 32,10
J u mlah P e n d u d u k (000) 106,15 113,19 118,66 121,90 124,17 122,28
P e rk e m b an gan T in gk at Ke m isk in an (% ) d an Ju m lah P e n d u d u k M i sk in (0 0 0 ),
Tah u n 2 0 0 5 -2 0 1 0 , Kab . B e n e r M e riah
Sumber : Bps Bener meriah 2011
Berikut ini menggambarkan tingkat kemiskinan untuk masing-masingKecamatan secara rinci ditampilkan pada Tabel 2.17 dibawah ini :
Tabel 2.17
JUMLAH KELUARGA MISKIN DIRINCI MENURUT
KECAMATAN DALAM KABUPATEN BENER MERIAH
Sumber : BPS Tahun 2011
2.2.1.5 Angka Kriminalitas
Menurut Data Kepolisian Resort Bener Meriah Tahun 2012 bahwajumlah kasus yang dilaporkan dari tahun 2007 sampai tahun 2011 terusbertambah. Tindak kejahatan tahun 2007 berjumlah 63 kasus, tahun 2008
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 30
bertambah dari tahun sebelumnya menjadi 152 kasus, 269 kasus di tahun 2009,lalu melonjak drastis di tahun 2010 sebanyak 302 kasus namun tahun 2011mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 286 kasus namun hanya269 kasus yang terselesaikan. Berikut tabel 2.13 tentang jumlah kasus Pidana &Perdata yang ada di Kabupaten Bener Meriah.
Tabel 2.18
JUMLAH PERKARA SEJAK TAHUN 2007 S/D 2011
Sumber : Polres Bener Meriah 2012
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
2.2.2.1 Pendidikan
A. Angka Melek Huruf
Di bidang pendidikan, menurut Badan Pusat Statistik (2009) angka melek
huruf di Kabupaten Bener Meriah (2009) 98,61 persen, angka melek huruf ini
diatas rata-rata Provinsi Aceh dan Nasional , pada tahun 2008 sebesar 97,61
persen, untuk melek huruf dan menjelaskan angka rata-rata lama sekolah
Kabupaten Bener Meriah :
Tabel 2.19
ANGKA MELEK HURUF DEWASA DAN ANGKA RATA-RATA LAMA
SEKOLAH KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2005 – 2009
Sumber : BPS Bener Meriah 2012
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 31
2.3. Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar
Pembangunan pendidikan Kabupaten Bener Meriah telah menghasilkan
beberapa kemajuan terutama dalam hal pemerataan akses terhadap pendidikan
dasar, hal ini terlihat dari beberapa indikator-indikator, seperti Angka Partisipasi
Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). APM dan APK secara umum
mengalami peningkatan untuk periode 2007 sampai 2009.
Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Bener Meriah untuk tingkat
SD/MI/Paket A pada tahun 2009 sebesar 97,294,37 persen. Untuk tingkat
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, pada tahun 2009 sebesar 79,73 persen diatas rata-rata
provinsi aceh dan nasional serta kecenderungan meningkat setiap tahunnya.
Demikian juga untuk tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C mengalami
peningkatan, pada tahun 2009 sebesar 64,89 (Tabel 2.20). Selain itu, diperkirakan
terdapat 2 persen siswa kelompok usia sekolah dasar yang belajar pada
pendidikan non formal dan Dayah Tradisional.
Tabel 2.20
ANGKA PARTISIPASI MURNI DAN ANGKA PARTISIPASI KASAR
TAHUN 2009
Sumber BPS Bener Meriah
Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2008 untuk tingkat
SMP/MTs/SMPLB/Paket B sebesar 89,67 persen. APK untuk tingkat
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 32
SMA/MA/SMK/SMALB/Paket mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar
76,70 persen.
b. Angka Partisipasi Sekolah
Selama periode 2007-2009, Angka Pertisipasi Sekolah (APS) untuk
tingkat pendidikan menengah mengalami peningkatan. APS kelompok umur 16 -
18 tahun pada tahun 2009 sebesar 77,9 persen APS Bener Meriah diatas rata-rata
Provinsi dan Nasional.
Menurut perbandingan daerah tempat tinggal, APS di daerah perkotaan
lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan baik menurut kelompok umur, jenis
kelamin maupun tingkat perkembangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
(kelompok umur), maka semakin besar kesenjangan antara daerah perkotaan
dengan perdesaan.
c. Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
Rasio ini mengukur daya tampung setiap sekolah/madrasah pada jenjang
pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs).
Pada tabel dibawah mengambarkan Rasio siswa dan guru negeri dan swasta
tingkat SD/MI dan SMP/MTs di kecamatan di kabupaten Bener Meriah
Tabel 2.21
RASIO SISWA GURU
BENER MERIAH SD/MI TAHUN 2010
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga 2012
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 33
Tabel 2.22
RASIO SISWA GURU
BENER MERIAH SMP/MTS TAHUN 2009
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga 2012
d. Rasio guru dan murid
Rasio guru dan murid merupakan perbandingan ketersediaan jumlah guru
untuk melayani jumlah murid. Di tingkat SD/MI satu guru melayani 11,14 siswa;
di tingkat SMP/MTS satu guru per 10,89 siswa. Ini berarti bahwa lebih banyak
guru dari yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
dan efisien.
2.3.2. Fokus Layanan Umum Pilihan
a. Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)
Perusahaan PMDN yang ada di Bener Meriah berjumlah buah. Hal ini
menunjukkan bahwa minat investor untuk menanamkan modalnya di Bener
Meriah sangat minim.Namun realisasi investasi masih rendah akibat terkendala
oleh beberapa faktor diantaranya masih minimnya infrastruktur seperti
ketersediaan sumber daya energi listrik, tingginya Upah Minimum Provinsi
(UMP) serta permasalahan pertanahan.
[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 34
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita
Pengeluaran Perkapita rumah tangga menurut BPS (2009) sebesar 443.200
rupiah/bulan, atau pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita sebesar Rp.
5.331.000 pertahun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita untuk
makanan (pangan) sebesar 64 persen dari total pengeluaran perkapita rumah
tangga.
b. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Bener Meriah menurut BPS
(2009) bervariasi berdasarkan kelompok komoditi yang diusahakan dengan NTP
gabungan rata-rata sebesar .
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 35
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BESERTA KERANGKA PENDANAAN
Dalam rangka penataan pengelolaan keuangan negara/daerah telah
diterbitkan berbagai produk peraturan perundang-undangan. Dalam kurun
beberapa waktu terakhir sejak dimulainya reformasi pemerintahan yang diikuti
dengan penataan pengelolaan keuangan negara/daerah, telah dilakukan beberapa
kali perubahan dalam bidang penataan pengelolaan keuangan, terutama yang
terkait dengan keuangan daerah. Perubahan pertama dilakukan dengan
diterbitkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah yang menjadi dasar dilaksanakan otonomi daerah, Pelaksanaan otonomi
daerah itu diikuti dengan pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004. Sebagai
dasar implementasi Undang-undang tersebut dalam bidang pengelolaan keuangan
daerah, dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah. Terakhir diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan bahwa pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah telah diatur sesuai kewenangan yang
diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun
ketidaktersedianya pendanaan pada suatu urusan pemerintahan. Sumber
pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri dari pendapatan asli
daerah (meliputi pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah), dana
perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan yang sah.
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 36
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Keuangan Daerah tidak dapat dipisahkan dari APBK yang merupakan
instrumen utama dalam kebijakan fiskal daerah karena APBK berisi pendapatan
daerah, belanja daerah serta pembiayaan daerah dalam kurun waktu 1 tahun.
Terkait dengan kinerja kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah pada
APBK Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008-2012, pengelolaan penerimaan
daerah diarahkan kepada peningkatan realisasi pendapatan daerah untuk
mendukung peningkatan kinerja keuangan secara keseluruhan. Sedangkan belanja
daerah yang dialokasikan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib,
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBK
Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda
pemerintahan, pembangunan, dan layanan sosial masyarakat wajib menjalankan
segala bentuk program/kegiatan yang ada dalam APBK secara baik dan benar.
Pelaksanaan APBK Kabupaten Bener Meriah tidak terlepas dari kebijakan yang
ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan pendapatan yang
dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi
dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja
langsung.
Secara garis besar kinerja pelaksanaan APBK selama tahun 2008-2012
cukup berfluktuasi, dan secara umum pendapatan daerah kabupaten bener meriah
didominasi oleh dana perimbangan. Rendahnya kontribusi PAD pada struktur
APBK Kabupaten Bener Meriah perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari
pemerintah daerah sehingga sangat diperlukan adanya upaya dalam meningkatkan
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 37
dan mengoptimalkan segala bentuk jenis penerimaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Peningkatan pendapatan daerah sangat signifikan pada tahun 2009 s/d 2010,
dimana peningkatan pendapatan daerah mencapai 30,88 % dengan nilai
pertambahan berjumlah Rp. 102.579.351.291 sehingga total pendapatan daerah
pada tahun 2010 berjumlah Rp. 434.785.138.505 dari tahun 2009 yang berjumlah
Rp. 332.205.787.214. Untuk lebih jelas mengenai kinerja pelaksanaan APBK
Bener Meriah mulai tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel III.1.
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 38
Tabel 3.1
PERTUMBUHAN RATA-RATA REALISASI PENDAPATAN TAHUN 2008-2012
Sumber : DPKKD Kabupaten Bener Meriah
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 39
Berikut menggambarkan realisasi dan target pendapatan asli daerah Kabupaten Bener
Meriah ;
Tabel 3.2
REALISASI DAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH
Tahun 2008–2012
* Target dan realisasi proyeksi
Sumber : DPKKD Kab. Bener Meriah Tahun 2012.
Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa pada tahun 2010 terjadi
peningkatan jumlah PAD yang cukup signifikan yaitu 198.14 % sehingga dapat
mengangkat nilai keseluruhan pendapatan daerah pada struktur APBK, meskipun pada
tahun 2011 terjadi penurunan penerimaan PAD sekitar 6 milyar atau - 2,29 %. Walaupun
berbagai upaya telah dilakukan untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah, dilihat
kontribusinya terhadap total pendapatan daerah belum mengalami peningkatan yang
signifikan selama 2 tahun terakhir, sementara konstribusi Pendapatan yang berasal dari
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi terhadap total pendapatan daerah sangat
tinggi. Hal ini berindikasi bahwa tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Bener
Meriah masih sangat besar terhadap Pemerintah Pusat atau Pemerintah Propinsi.
3.1.2. Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas
serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah.
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 40
Analisis data neraca daerah dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Jenis rasio likuiditas yang digunakan untuk Pemerintah Daerah antara lain :
a. Rasio lancar = aktiva lancar : kewajiban jangka pendek
b. Rasio quick = ( aktiva lancar – persediaan ) : kewajiban jangka pendek
2. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
Jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk Pemerintah Daerah antara lain:
a. Rasio total hutang terhadap total aset = total hutang : total aset
b. Rasio hutang terhadap modal = total hutang : total ekuitas
3. Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan
pelayanan Pemerintah Daerah.
Tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan
yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah
dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara
efisien dan efektif, laporan neraca daerah ini sangat penting bagi manajemen pemerintah
daerah. Neraca Daerah terdiri dari Aset, Kewajiban dan Ekuitas dana.
Aset daerah diperoleh dari dua sumber, yakni dari APBD dan dari luar APBD.
Secara singkat, berikut pengertian dan implikasi kedua sumber aset ini:
1. Aset yang bersumber dari pelaksanaan APBD merupakan output/outcome dari
terealisasinya belanja modal dalam satu tahun anggaran.
2. Aset yang bersumber dari luar pelaksanaan APBD merupakan aset yang diperoleh
tidak dikarenakan adanya realisasi anggaran daerah, baik anggaran belanja modal
maupun belanaj pegawai dan belanja barang & jasa melainkan aset yang diterima dari
pihak lain, seperti lembaga donor (NGO, LSM) dan masyarakat.
Kewajiban/Liabilitas adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus
dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang
merupakan sesuatu yang dimiliki. Kewajiban dimasukkan dalam neraca dengan saldo
normal kredit dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 41
1. Kewajiban jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam
jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran
(hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari
utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek
(misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.
2. Kewajiban jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode
akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi
pensiun, dan lain-lain.
Pada neraca pemerintah daerah, utang pemerintah kepada pihak ketiga atau klaim
pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah merupakan salah satu informasi yang
dapat diperoleh dari neraca daerah pada point kewajiban, baik kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi dari
pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam
penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan
datang. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan
sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain,
atau lembaga internasional.
Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja
pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya. Setiap kewajiban dapat dipaksakan
menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan
perundang-undangan, Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan Dana Cadangan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Selama kurun waktu 2008-2011 neraca daerah dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai
berikut:
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 42
Tabel 3.3
RATA-RATA PERTUMBUHAN NERACA DAERAH
KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2008-2010
Sumber : DPKKD Kab. Bener Meriah 2012.
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 43
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Belanja daerah yang bisa dialokasikan untuk biaya program pembangunan, bantuan
keuangan dan sosial, belanja bagi hasil serta belanja tidak tersangka sangat tergantung
pada besarnya penerimaan daerah setelah dikurangi belanja untuk membiayai beban wajib
dalam bentuk gaji upah dan tunjangan PNS. Sisa belanja setelah dikurangi belanja beban
wajib itulah yang harus dikelola secara efisien dan efektif untuk membiayai program-
program baik dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat maupun untuk
mendorong percepatan laju pembangunan daerah.
Formulasi kebijakan masa lalu dalam mendukung pengelolaan anggaran
pendapatan daerah lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah
dan penerimaan daerah lainnya. Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah
akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD serta mendorong
peningkatan kemampuan peranan perusahaan daerah untuk dapat memberikan
kontribusinya kepada Pendapatan Asli Daerah, sedangkan untuk Dana Perimbangan,
komponen Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Pajak adalah
3 unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan
diperoleh nantinya. Beberapa kebijakan umum dalam peningkatan pendapatan daerah
dilakukan, melalui:
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan sumber-
sumber penerimaan lainnya yang sah.
b. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak dan
retribusi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Pengelolaan dan pemanfaatan aset–aset daerah yang potensial.
d. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah.
e. Peningkatan pelayanan kepada wajib/objek pajak dan retribusi.
f. Peningkatan sosialisasi/penyuluhan tentang pajak dan retribusi kepada masyarakat.
g. Pembangunan infrastruktur pendukung peningkatan pendapatan daerah.
h. Peningkatan SDM melalui Pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bintek).
Kebijakan Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, Pemerintah Kabupaten
[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 44
Bener Meriah berupaya menetapkan target capaian baik dalam konteks daerah, satuan kerja
dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing, selain itu
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah mengupayakan agar Belanja Langsung mendapat
porsi alokasi yang lebih besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan Jasa. Alokasi
ini diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap kelancaran
jalannya pemerintahan dan pelayanan administrasi pada setiap lembaga daerah baik
pelayanan yang langsung terhadap aparatur daerah maupun pelayanan kepada publik yang
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 45
BAB IVANALISIS ISU-ISU SRATEGIS
Kabupaten Bener Meriah untuk waktu 5 (lima) tahun mendatang
menghadapi permasalahan dan tantangan baik yang bersifat lokal (daerah)
maupun yang bersifat global. Berdasarkan permasalahan dan tantangan ini maka
selanjutnya dituangkan ke dalam isu-isu strategis untuk memberi arahan dalam
perumusan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Bener Meriah tahun
2012-2017.
4.1. Permasalahan dan Tantangan Kabupaten Bener Meriah
4.1.1. Rendahnya Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Alam yang Berdaya
Guna, Berhasil Guna dan Berkelanjutan
Kabupaten Bener Meriah merupakan Daerah yang kaya akan sumber daya
alam yang dapat dikelola dan digali untuk peningkatan Sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang merupakan salah satu modal untuk menunjang proses
pembanguan di Kabupaten Bener Meriah. Pemanfaatan sumber daya alam masing
belum optimal dalam rangka membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam pemanfaatan sumber daya alam di sektor
pertanian dan perkebunan masih sangat rendah jika dilihat dari produktivitas
tenaga kerja, walaupun telah mampu menyerap tenaga kerja 45,28 % . Hal ini
disebabkan antara lain karena rendahnya kepemilikan lahan per kepala keluarga.
Disamping sektor pertanian dan perkebunan, sektor-sektor lain yang bergerak
dalam pemanfaatan potensi sumberdaya alam juga mengalami persoalan yang
sama sehingga belum mampu memperkuat nilai tambah masyarakat terhadap
produk yang dihasilkannya.
Di sisi lain, pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan
penggunaan teknologi yang tidak tepat mengakibatkan kerusakan lingkungan
yang berdampak terhadap tingkat kesejahteraan dan pembangunan daerah. Hal ini
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 46
dapat dilihat dari sistem pengelolaan hutan, pertambangan, perkebunan, yang
belum tepat sehingga berdampak pada kerusakan ekosistem, terjadinya bencana
alam, dan terganggunya tatanan kehidupan sosial masyarakat secara luas.
4.1.2. Masih tingginya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Praktek KKN mengakibatkan tidak efisien dan tidak efektifnya
pemanfaatan anggaran pembangunan dan telah memicu biaya ekonomi tinggi.
Pratik KKN menimbulkan persaingan tidak sehat sekaligus mematikan kreatifitas
dan produktifitas masyarakat. Selain itu, proses pembangunan juga akan berpihak
pada kepentingan kelompok tertentu daripada kepentingan masyarakat umum. Hal
ini mengakibatkan sasaran dan kualitas pembangunan tidak terealisasi secara
maksimal. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang penetapan standar
operasional prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan pemerintahananyang clean
danclear government serta komitmen yang tinggi dari penyelenggara
pemerintahan daerahdan masyarakat luas untuk pemberantasan KKN sangat
diperlukan.
4.1.3. Pelaksanaan Nilai-Nilai Dinul Islam di Bener Meriah yang Belum
Maksimal
Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Kabupaten Bener Meriah belum
maksimal, terutama disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman, penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai dinul Islam di kalangan masyarakat. Berbagai perilaku
masyarakat masih banyak yang bertentangan dengan moralitas dan etika agama.
Pemahaman dan pengamalan agama di kalangan peserta didik (sekolah umum dan
agama) juga belum memuaskan disebabkan antara lain: masih kurangnya materi
dan jam pelajaran agama dibandingkan dengan pelajaran umum, kuatnya
pengaruh negatif globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan bertentangan
dengan tuntunan Dinul Islam. Hal tersebut telah mempengaruhi dan mendorong
perilaku masyarakat ke arah yang negatif. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 47
dinul Islam perlu dilaksanakan sejak usia dini baik di lingkungan formal dan
informal. Disamping itu, perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidik
perlu ditingkatkan.
4.1.4. Masih Tingginya Tingkat Kemiskinan di Bener Meriah
Penduduk miskin di Bener Meriah pada tahun 2010 tercatat sebesar 26,22
persen, masih lebih besar dari penduduk miskin provinsi Aceh sebesar 19,4
persen. Di sisi lain, sebaran penduduk miskin Bener Meriah tertinggi di 3 (tiga)
kecamatan yaitu Pintu Rime Gayo, Permata dan Bukit, sedangkan untuk
kecamataqn lainnya dibawah rata – rata penduduk miskin nasional. Hal ini
mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh
signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum, terutama
masyarakat yang tinggal di pedesaan. Oleh karena itu, program pengentasan
kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan
masyarakat yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dasar yang
terintegrasi menjadi prioritas di masa yang akan datang. Demikian juga dengan
dukungan terhadap akses modal, pemasaran produk unggulan masyarakatdan
penguatan kelembagaannya perlu ditingkatkan.
4.1.5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT)
Tingkat pengangguran terbuka di Bener Meriah pada tahun 2010 tercatat
sebesar 2,25 persen mengalami penurunan dibanding tahun 2009 tercatat sebesar
2,57 persen, kondisi tersebut tergolong masih dibawah rata- rata Aceh (2010
tercatat 8,37 persen) dan rata-rata Nasional (2010 tercatat 7,14 persen). Oleh
karena itu, peningkatan keterampilan masyarakat sesuai dengan minat dan
kebutuhan pasar ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja perlu mendapat
perhatian secara serius. Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat,
peningkatan kapasitas dan manajemen BLK sangat diperlukan. Demikian juga
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 48
dengan lulusan sekolah menengah kejuruan perlu difasilitasi untuk menciptakan
lapangan kerja baru.
4.1.6. Keterlibatan Peran Swasta Dalam Pembangunan Bener Meriah
Masih Rendah
Struktur perekonomian Bener Meriah masih didominasi oleh belanja
pemerintah. Partisipasi pihak swasta belum menunjukkan pengaruh yang besar
terhadap pembangunan Bener Meriah. Pihak swasta masih sangat tergantung pada
anggaran belanja pemerintah (APBK, APBA dan APBN). Dalam hal ini,
pemerintah daerah sangat mengharapkan investasi swasta, baik yang bersumber
dari pengusaha lokal, nasional maupun asing untuk berinvestasi di Bener Meriah.
Oleh karena itu, sinkronisasi investasi pembangunan menjadi penting untuk
tercapainya sinergi yang optimal antara berbagai pelaku ekonomi melalui
pembentukan kemitraan pemerintah-swasta-masyarakat. Kemitraan tersebut
ditujukan untuk mensinergikan aktivitas yang dilakukan oleh dunia usaha dengan
program pembangunan daerah. Implementasi dari hubungan kemitraan
dilaksanakan melalui pola-pola kemitraan yang sesuai dengan sifat, kondisi
budaya dan keunikan lokal.
4.1.7. Sektor Koperasi dan UMKM belum berkembang dengan baik
Sektor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan
salah satu sektor yang sangat strategis dalam menunjang perekonomian daerah
sekaligus mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun demikian,
sektor ini belum berkembang secara optimal.
Permasalahan lainnya yang masih dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di Bener Meriah adalah terkait dengan iklim usaha yang
kurang kondusif, seperti besarnya biaya transaksi akibat masih adanya
ketidakpastian berusaha, persaingan pasar yang kurang sehat, terbatasnya akses
kepada sumber daya produktif terutama terhadap bahan baku, permodalan, sarana
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 49
dan prasarana serta informasi pasar. Di sisi lain, tantangan utama yang dihadapi
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Aceh adalah masih rendahnya kinerja
dan produktivitas usaha dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya
saing untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan bahkan pasar
internasional. Dengan demikian, tantangan ke depan adalah bagaimana
meningkatkan produktifitas dan daya saing usaha mikro kecil menengah yang
berbasis agro industry, industri kreatif, dan inovatif yang didukung oleh
peningkatan kapasitas kelembagaan UMKM.
4.1.8. Pertumbuhan Ekonomi Bener Meriah Belum Merata
Pertumbuhan ekonomi Bener Meriah masih rendah hanya sebesar 1,58
persen pada tahun 2010, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang
tercatat sebesar 6,5 persen (Bank Indonesia, 2011). Disamping itu, perkembangan
pertumbuhan ekonomi Bener Meriah pada periode 2007-2011 menunjukkan
kecenderungan yang fluktuatif.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi Bener Meriah disebabkan oleh belum
optimalnya pengelolaan sumber daya alam, lemahnya sistem pengelolaan
keuangan daerah, rendahnya minat investasi swasta pada sektor produktif dan
rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini terlihat dari masih
rendahnya produksi dan nilai tambah dari produk unggulan daerahyang belum
secara nyata meningkatkan struktur ekonomi Bener Meriah.
Berdasakan kondisi tersebut di atas, peningkatan produk dan nilai tambah
komoditi unggulan daerah menjadi prioritas pembangunan dengan tetap menjaga
kelestarian dan daya dukung lingkungan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Bener Meriah ke arah yang lebih baik.
4.1.9. Kualitas Sumberdaya Manusia Masih Rendah
Kualitas sumberdaya manusia (SDM) Bener Meriah masih rendah jika
dibandingkan dengan pencapaian rata-rata nasional yang direpresentasikan dengan
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 50
indeks pembangunan manusia (IPM). Demikian juga dengan daya saing SDM
Bener Meriah masih tergolong rendah, yang dicirikan dengan masih terbatasnya
jumlah lulusan SDM kejuruan yang memiliki keterampilan (skill), jumlah tenaga
kerja yang berpendidikan tinggi masih sedikit dan rasio ketergantungan penduduk
usia produktif dengan jumlah penduduk masih tinggi. Hal ini tergambar dari
angka rasio ketergantungan hidup mencapai 54,89 persen pada tahun 2008 dan
meningkat menjadi 55,59 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 56 penduduk usia
tidak produktif.
4.2. Isu Strategis
Penentuan isu strategis dilakukan dengan menggunakan metode analisis
SWOT melalui pembahasan di dalam serangkaian forum FGD yang melibatkan
seluruh stakeholders. Hasil dari FGD tersebut diperoleh kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang harus dipertimbangkan dalam membangun Bener
Meriah 5 (lima) tahun ke depan, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.
4.2.1. Analisis SWOT
4.2.1.1. Kekuatan (Strong)
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh
2. Potensi sumberdaya alam yang cukup tersedia, terutama pertanian,
perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan pertambangan dan
mineral
3. Memiliki Keanekaragaman sumberdaya hayati
4. Dinamika kehidupan, karakter dan budaya masyarakat Bener Meriah yang
Religius
5. Memiliki Keanekaragaman social dan budaya
6. Penerapan Syariat Islam
7. Objek wisata yang potensial
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 51
4.2.1.2. Kelemahan (Weakness)
1. Belum sepenuhnya tersedia turunan regulasi dari Undang-undang Nomor 11
Tentang Pemerintahan Aceh
2. Tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan
relatif tinggi dibandingkan rata-rata nasional
3. Kualitas SDM dan mutu pendidikan relatif masih rendah
4. Belum optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam terutama di sector
pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan
5. Infrastruktur dasar belum memadai terutama di daerah – daerah sentra
produksi pertanian dan perkebunan.
6. Rendahnya produksi, produktifitas dan nilai tambah komoditas pertanian
dan perikanan.
7. Belum berkembangnya agroindustri dan kepariwisataan
8. Belum meratanya sarana pendukung pelayanan kesehatan
9. Belum optimalnya penegakan supremasi hukum
10. Wilayah rawan bencana
11. Masih rendahnya mutu dan keamanan pangan serta kurangnya diversifikasi
makanan.
12. Masih rendahnya kemandirian fiscal daerah
13. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi yang clean and clear
(good governance)
4.2.1.3. Peluang (Opportunity)
1. Perdagangan dan investasi langsung dengan pihak luar negeri
2. Tingginya permintaan terhadap komoditas unggulan
3. Kerjasama regional strategis (IMT-GT)
4. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI
5. Kompensasi perdagangan reduksi karbon
6. Tingginya distribusi barang dan jasa strategis
7. Masih tingginya minat investor untuk berinvestasi di bidang agroindustri
[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 52
8. Pencapaian MDGs 2015 dan keberlanjutan kerja sama dengan masyarakat
internasional
9. Pengembangan ekonomi berbasis syariah
4.2.1.4. Ancaman (Treat)
1. Beredarnya produk luar (impor) dan masuknya tenaga kerja dengan harga bersaing
2. Perubahan iklim global (climate change)
3. Sumberdaya alam yang semakin terdegradasi
4. Infiltrasi budaya asing yang negatif
5. Pelanggaran batas teritorial
6. Instabilitas perekonomian global
4.2.2. Isu Strategis Pembangunan Bener Meriah 2012 – 2017
Berdasarkananalisis SWOT diatas maka yang menjadi isu strategis
pembangunan Bener Meriah 5 tahun ke depan (2012-2017) adalah sebagai
berikut:
1. Belum Optimalnya Reformasi Birokrasi
2. Pelaksanaan Nilai-nilai Dinul Islam dan Budaya Belum Optimal
3. Ketahanan Pangan Belum Mantap dan Rendahnya Nilai Tambah Produk
Pertanian
4. Tingkat Kemiskinan Tinggi dan Kreativitas Masyarakat Rendah
5. Pembangunan Infrastruktur Antar Sektor dan Antar Wilayah
BelumTerintegrasi
6. Mutu Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Rendah
7. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Belum Optimal
8. Kualitas Lingkungan dan Penanganan Resiko Bencana Masih Rendah
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 53
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Berdasarkan kondisi Kabupaten Bener Meriah dan permasalahan dan
tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan
memperhitungkan potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Bener Meriah,
visi pembangunan Kabupaten Bener Meriah tahun 2012-2017 adalah:
“MEWUJUDKAN BENER MERIAH MENJADI KABUPATEN MADANI”
Visi pembangunan Kabupaten Bener Meriah tahun 2012-2017 adalah
kondisi Kabupaten Bener Meriah yang diharapkan menjadi Mewujudkan Bener
Meriah Menjadi Kabupaten Madani.
5.2. Misi
Dalam mewujudkan visi Kabupaten Bener Meriah tersebut ditempuh
melalui 7 (tujuh) misi pembangunan Kabupaten Bener Meriah sebagai berikut:
1. Meningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT
2. Meningkatan Tata Kelola Kepemerintahan
3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian
4. Mengembangkan Pelayanan industri
5. Mengembangkan Perdagangan Skala Global
6. Mengembangkan Pemanfaatan Energi
7. Mengembangkan Pemeliharaan Hutan
5.2.1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT.
Kehidupan beragama yang harmonis di Kabupaten Bener Meriah
merupakan potensi atau modal yang sangat diunggulkan dalam pengembangan
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 54
Kabupaten Bener Meriah dimasa yang akan datang. Hampir 100% penduduk
Kabupaten Bener Meriah adalah beragama Islam atau Muslim. Dengan
Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT melalui pendidikan
dan pengajian bagi masyarakat, maka kehidupan beragama dalam satu komunitas
muslim akan dapat dipertahankan, dan potensi kehidupan beragama inilah yang
merupakan andalan utama bagi Kabupaten Bener Meriah dalam rangka mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sebagaimana janji Allah dalam
firmannya Surat 7 (AL A’RAF) ayat 96 yang artinya: Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. Dalam rangka mendapatkan limpahan berkah dari Allah SWT,
maka peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT merupakan
pintu gerbang bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, sehingga pengelolaan
Kepemerintahan di Kabupaten Bener Meriah dapat dikelola secara MADANI,
dengan menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan
iman, ilmu dan teknologi yang berperadapan.
5.2.2. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan.
Pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan, dengan cara
meningkatkan penata kelolaan kepemerintahan melalui pemberian peran otonomi
kepada Pemerintah Tingkat Kecamatan, Mukim dan Kampung sesuai dengan azas
desentralisasi. Masyarakat akan dilayani sepenuhnya ditingkat Kampung dan
Kecamatan dengan cara pemangkasan jalur birokrasi, sehingga akan terwujud
efesiensi pelayanan terpadu. Hal yang bersifat teknis akan ditangani langsung
pada Tingkat Kecamatan dan Kampung, namun program yang menyangkut
dengan kebijakan terutama penataan ruang Kabupaten Bener Meriah dan
perencanaan pembangunan infrastruktur akan dibahas ditingkat kabupaten melalui
Pemerintah tingkat Kecamatan dan Kampung. Dengan demikian kewenangan
aparat Pemerintahan Kampung dan Kecamatan menjadi sangat kuat karena
otoritas berada pada Pemerintahan Kecamatan dan Kampung. Peran aparat-aparat
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 55
Pemerintahan di Kabupaten antara lain, menbina dan mengawasi jalannya
kepemerintahan tingkat kecamatan dan kampung serta membahas program-
program yang dapat diusulkan ke Propinsi, Pemerintah Pusat bahkan kerjasama
dengan para investor lokal dan asing yang dapat membantu perkembangan
ekonomi di Kabupaten Bener Meriah. Disamping itu hubungan yang harmonis
harus selalu dipelihara antara Eksekutuf dan Legeslatif yang mempunyai peran
sebagai pelaksana dan pengawas dalam mengelola Kepemerintahan Kabupaten
Bener Meriah.
5.2.3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian.
Anugerah Allah SWT yang sangat besar juga terdapat pada sektor
pertanian dan perkebunan merupakan program unggulan, mengingat hampir
semua tanaman terutama kopi, hortikultura dan palawija dapat tumbuh subur di
Kabupaten Bener Meriah, namun sering sekali produk-produk pertanian tersebut
pada masa panen tidak mempunyai nilai atau harga pasar yang stabil, sehingga
merugikan para petani di Kabupaten Bener Meriah. Hal tersebut terjadi
dikarenakan pengaturan pola tanam yang tidak terkendali dengan baik sehingga
pada saat panen ada produk tertentu yang melimpah hasilnya. Pada kondisi ini
akan berlaku hukum pasar yaitu antara permintaan dan persediaan, ketika
persediaan lebih besar dari permintaan, maka konsekuensinya adalah harga akan
turun dan tidak terkendali. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban membuat
penataan ruang pola tanan dan mengendalikan harga agar para petani tidak
dirugikan. Salah satu peluang terbesar saat ini di Kabupaten Bener Meriah adalah
adanya permintaan dari pasar baik dalam negeri maupun luar negeri terhadap
hasil-hasil pertanian yang dilelola secara organik, produk-produk tersebut dapat
langsung langsung di ekspor ke Manca Negara.
Peluang ini harus di manfaatkan oleh para petani di Kabupaten Bener
Meriah sehingga hasil pertanian nantinya akan mempunyai nilai yang sangat
tinggi.
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 56
5.2.4. Mengembangkan Pelayanan industri.
Hasil sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Bener Meriah harus
dikelola dengan industri yang baik untuk mendapatkan hasil yang bernilai jual
tinggi dan bahan mentah diolah menjadi barang baik, baik melalui industri rumah
tangga maupun melalui industri kecil, menengah dan besar. Pemasaran dari hasil-
hasil industri tersebutakan dipasarkan baik didalam negeri maupun Manca Negara
yang akan difalisitasi oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, agar pangsa
pasar tetap stabil dan terpelihara. Konsekuensi dari pengembangan ini akan sangat
berdampak terhadap para pencari kerja, sehingga tenaga kerja dapat terserap
sebanyak-banyaknya, sehingga para pengangguran akan berkurang dan tentunya
akan menjadikan masyarakat Kabupaten Bener Meriah menjadi masyarakat yang
sejahtera dan MADANI.
5.2.5. Mengembangkan Perdagangan Skala Global.
Pengembangan sektor perdagangan sangat dibutuhkan dalam rangka
mempertahankan pemasaran terhadap hasil-hasil yang diperoleh dari para petani,
baik bahan mentah maupun industri rumah tangga. Demikian halnya dengan hasil
produk industri baik yang berskala kecil, sedang maupun besar. Kerjasama
dengan pihak luar merupakan perioritas dari kepemerintahan Kabupaten Bener
Meriah, sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan secara meluas, terutama
pemasaran produk-produk unggulan seperti hasil pertanian organik yang sedang
diincar investor Manca Negara. Pengusahaan dan pengelolaan yang baik oleh
Pemerintah dengan membuka unit-unit usaha pemerintah di Kabupaten Bener
Meriah, akan sangat memudahkan pengembangan disektor perdagangan,
mengingat kerjasama yang akan dijalin antara Perusahaan Daerah dengan para
Investor atau perusahaan dari Manca Negara. Konsekuensinya dari pengembangan
ini tentunya akan meningkatkan pendapatan asli daerah yang tujuannya untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat dan pembangunan Kabupaten Bener
Meriah.
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 57
5.2.6. Mengembangkan Pemanfaatan Energi.
Dengan adanya pemanfaatan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) yang sangat besar potensinya di Kabupaten Bener Meriah,
maka hal ini akan berdampak positif untuk mengurangi beban masyarakat
terhadap kebutuhan energi. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) yang relatif menelan biaya yang murah dan
pengoperasionalannya yang sederhana, maka pengelolaannya dapat ditangani
langsung oleh masyarakat dengan membentuk unit usaha pada masing-masing
desa/kampung. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah juga akan menangani
pemanfaatan Energi Listrik GEO THERMAL yang bersumber dari adanya
aktifitas Gunung Berapi Burni Telong, yang akan menelan biaya yang relatif
mahal sehingga pemanfaatan energi tersebut diupayakan bekerjasama dengan
pihak luar atau para investor yang tertarik dengan usaha tersebut. Energi yang
dihasilkan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan energi di luar Kabupaten Bener
Meriah, dengan asumsi kebutuhan energi di Kabupaten Bener Meriah akan dapat
dipenuhi dari energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Dengan
adanya pemanfaatan energi-energi tersebut diatas maka kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat Bener Meriah akan menjadi lebih baik dan Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah akan meningkat secara tajam/signifikan,
sehingga berdampak terhadap pengelolaan Kepemerintahan Kabupaten Bener
Meriah yang dapat menjadi kabupaten yang MADANI.
5.2.7. Mengembangkan Pemeliharaan Hutan.
Potensi lainnya yang ada di Kabupaten Bener Meriah adalah sektor
Kehutanan, terutama hutan industri. Salah satu tanaman hutan industri yang
sangat baik dan tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah adalah pohon pinus
yang dapat hidup hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bener Meriah potensi ini
harus dikelola dengan baik dan benar, sehingga seluruh tanah milik Negara dan
lahan tidur dapat dimanfaatkan dan dijadikan hutan tanaman industri dengan
bekerjasama dengan pihak luar atau Manca Negara yang saat ini sedang giat-
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 58
giatnya melaksanakan program untuk mengurangi pemanasan global. Masuknya
kawasan Bener Meriah sebagai kawasan louser yang merupakan paru-paru dunia
merupakan suatu keuntungan, mengingat akan banyaknya Negara-negara peduli
lingkungan yang akan membantu program penghijauan dan pemeliharaan hutan.
Program ini nantinya akan dikelola oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
Bener Meriah dan pada saat setelah hasil hutan tersebut mencapai umur tertentu
yang ditetapkan, maka hasil tersebut dapat diolah menjadi bahan jadi, yang
selanjutnya juga akan di ekspor ke Manca Negara. Keuntungan dari pemeliharaan
dan pengelolaan bahan industri ini akan berdampak besar terhadap pengembangan
Kabupaten Bener Meriah, Pendapatan Asli Daerah yang dapat meningkat secara
tajam, sehingga Kabupaten Bener Meriah dapat menjadi Kabupaten yang
masyarakatnya makmur, sejahtera dan Madani.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Untuk terlaksananya misi-misi tersebut ditempuh melalui penetapan tujuan
dan sasaran pembangunan sebagai berikut :
5.3.1. Tujuan misi pertama adalah Meningkatkan Keimanan dan
Ketaqwaan Kepada Allah SWT dengan sasaran sebagai berikut :
a. Terwujudnya Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT melalui
pendidikan mulai dari pendidikan wajib belajar sembilan tahun,
Pendidikan Menengah serta pendidikan Atas;
b. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT bagi
masyarakat melalui pengajian-pengajian di manasah yang ada di
desa/kampung;
c. Meningkatnya peran ulama dalam pemberian pengajian, pelatihan
serta pemahaman ilmu Al’ Quran serta program lain yang berkaitan
dengan kebijakan dalam penyelenggaraan syariat Islam;
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 59
d. Meningkatnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama bagi masyarakat dan aparatur pemerintahan.
5.3.2. Tujuan misi kedua adalah Meningkatan Tata Kelola
Kepemerintahan, dengan sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya peran otonomi kepada Pemerintah Tingkat Kecamatan,
Mukim dan Kampung sesuai dengan azas desentralisasi;
b. Terselenggaranya pemerintahan Kabupaten Bener Meriah yang
bermartabat, baik, bersih, dan amanah serta bebas dari kolusi, korupsi
dan nepotisme, dengan mengedepankan jaminan kenyamanan kerja,
disiplin kerja, kualitas kerja dan profesionalisme;
c. Terwujudnya tatakelola birokrasi yang mengoptimalkan pelayanan
kepada masyarakat;
d. Terwujudnya hubungan yang lebih harmonis antara Eksekutif dan
Legeslatif yang mempunyai peran sebagai pelaksana dan pengawas
dalam mengelola Kepemerintahan Kabupaten Bener Meriah.
5.3.3. Tujuan misi ketiga adalah Mengembangkan Tata Kelola Pertanian,
dengan sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya penataan ruang pola tanam dan pengendalian harga
pasar;
b. Terwujudnya kerjasama dengan pihak Dalam Negeri atau Manca
Negara dalam mengelola hasil pertanian secara organik;
c. Peningkatan hasil kopi organik untuk di ekspor ke Luar Negeri;
d. Peningkatan peran serta Pemerintah Kabupaten terhadap pengelolaan
hasil-hasil produk pertanian lainnya yang mempunyai niali jual yang
sangat tinggi di luar negeri.
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 60
5.3.4. Tujuan misi keempat adalah Mengembangkan Pelayanan industri,
dengan sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah
dalam pengembangan industri rumah tangga, industri Kecil,
menengah dan besar;
b. Peningkatan hasil industri akan dipasarkan baik di dalam negeri
maupun luar negeri;
c. Berkurangnya angka pengangguran daerah dikarenakan banyaknya
terserap tenaga kerja;
d. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.
5.3.5. Tujuan Misi Kelima adalah Mengembangkan Perdagangan Skala
Global, dengan Sasaran Sebagai Berikut:
a. Peningkatan sektor perdagangan melalui kerjasama dengan
perusahaan Daerah dengan investor dari Manca Negara;
b. Peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Bener Meriah
melalui sektor perdagangan:
c. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.
5.3.6. Tujuan misi keenam adalah Mengembangkan Pemanfaatan Energi,
dengan sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya pemanfaatan energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hydro (PLTMH) di Kabupaten Bener Meriah.;
b. Terwujudnya kerjasama dengan pihak luar atau investor dalam
pengelolaan energi listrik Geo Thermal yang bersumber dari
aktifitas gunung berapi Burni Telong;
c. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.
[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 61
5.3.7. Tujuan misi keenam adalah Mengembangkan Pemeliharaan Hutan,
dengan sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya pelestarian hutan melalui peran serta Pemerintah
Daerah serta masyarakat Bener Meriah;
b. Peningkatan peran serta Pemerintah Daerah dalam pengembangan
pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan;
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan
lahan;
d. Terwujudnya pemanfaatan hasil hutan yang akan dikelola oleh
masyarakat Bener Meriah melalui pengawasan Pemerintah Daerah;
e. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 62
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah tahun
2012 – 2017 adalah mewujudkan Bener Meriah Menjadi Kabupaten Madani.
Untuk tercapainya tujuan tersebut ditempuh melalui penetapan strategi dan arah
kebijakan pembangunan.
6.1. Strategi Pembangunan Kabupaten Bener Meriah
Strategi pembangunan ditetapkan dengan menggunakan analisis SWOT
yang berkaitan dengan kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi
Kabupaten Bener Meriah. Selanjutnya, berdasarkan kelemahan, kekuatan,
peluang dan ancaman yang telah diuraikan pada BAB IV, maka strategi yang
memadukan antara kekuatan dan peluang (S-O), kekuatan dan ancaman (S-T),
kelemahan dan peluang (W-O) dan kelemahan dan ancaman (W-T) diuraikan
sebagai berikut.
6.1.1. Kekuatan-Peluang (S-O)
1. Percepatan penyusunan regulasi dan pembangunan infrastruktur strategis
perdagangan dan promosi investasi;
2. Peningkatan pelayanan dan perizinan terpadu ditingkat kecamatan, terutama
yang mendukung perdagangan, jasa dan investasi;
3. Percepatan fungsionalisasi Sarana dan Prasarana Jalan sentra pertanian dalam
memenuhi kebutuhan ekspor dan perdagangan bebas;
4. Peningkatan produksi, produktivitas dan kontinyuitas produk pertanian,
kehutanan, Perternakan dan perikanan darat unggulan berbasis pangsa pasar;
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 63
5. Peningkatan nilai tambah produk pertanian, kehutanan, peternakan dan
perikanan unggulan melalui pengembangan agroindustri;
6. Menjaga kelestarian lingkungan untuk mempertahankan kualitas hidup dan
sumber daya alam berkelanjutan dan mendukung kebijakan dan memperoleh
manfaat dari perdagangan karbon;
7. Meningkatkan peran kelembagaan keuangan dan pengembangan industri
kepariwisataan berdasarkan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal;
6.1.2. Kekuatan-Ancaman (S-T)
1. Pemantapan pemahaman dan pelaksanaan syariat Islam serta sosial budaya;
2. Peningkatan daya saing komoditas unggulan, optimalisasi pasar domestik,
pengawasan barang import dan pelanggaran batas teritorial;
3. Pemantapan pemahaman dan pelaksanaan syariat Islam serta sosial budaya;
4. Mengoptimalkan pusat studi bencana untuk mendapatkan solusi terhadap
permasalahan perubahan iklim global.
6.1.3. Kelemahan-Peluang (W-O)
1. Mengoptimalkan pengelolaan SDA yang tersedia dengan peningkatan
produksi, produktivitas, kontinyuitas dan nilai tambah komoditas unggulan
diKecamatan-kecamatan sesuai dengan permintaan pasar;
2. Peningkatan pelayanan kesehatan secara optimal dan peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya nilai hidup sehat;
3. Percepatan penyelesaian turunan regulasi Undang-undang Nomor 11 Tahun
2006 yang mendukung pelaksanaan perdagangan dan investasi langsung
dengan pihak luar negeri dan melanjutkan reformasi birokrasi yang clean and
clear (good governance); (misi 1 poin c)
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 64
4. Menurunkan angka kemiskinan, pengangguran dan mengurangi disparitas
pendapatan melalui peningkatan kualitas SDM dan pengembangan investasi
berbasis agroindustri serta peningkatan produk ekspor berbasis masyarakat;
5. Mengoptimalkan pengelolaan SDA yang tersedia dengan peningkatan
produksi, produktivitas, kontinyuitas dan nilai tambah komoditas unggulan
sesuai dengan permintaan pasar;
6. Percepatan pembangunan infrastruktur dasar untuk peningkatan kualitas
hidup masyarakat sesuai MDGs 2015 termasuk mengoptimalkan kerjasama
dengan masyarakat internasional;
7. Percepatan pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung investasi,
perdagangan langsung luar negeri dan pelayanan jasa strategis;
8. Peningkatan investasi kepariwisataan dan agroindustri;
9. Pembangunan berbasis tata ruang wilayah;
10. Meningkatkan kualitas dan integrasi perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan berdasarkan regulasi;
11. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengentasan
kemiskinan termasuk pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan
sosial;
12. Meningkatkan skala usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan UMKM
yang mendukung pencapaian MDGs.
6.1.4. Kelemahan-Ancaman (W-T)
1. Pengembangan dan peningkatan mutu produk serta keahlian tenaga kerja
lokal yang kompetitif;
2. Meningkatkan pengelolaan industri pariwisata dan agroindustri secara
profesional sebagai alternatif pembangunan ekonomi daerah;
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 65
3. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta
penerapan regulasi yang maksimal;
4. Sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat dan peningkatan
kapasitas pusat studi bencana;
5. Peningkatan Pemanfaatan SDA yang berkelanjutan secara optimal.
6.2. Rumusan Strategi Pembangunan Kabupaten Bener Meriah (2012-2017)
Perumusan strategi pembangunan Kabupaten Bener Meriah dilakukan
melalui analisa SWOT dan kemudian diselaraskan dengan visi dan misi Bupati
dan Wakil Bupati terpilih. Selanjutnya strategi pembangunan Kabupaten Bener
Meriah 2012-2017 adalah sebagai berikut :
6.2.1. Memperbaiki tatakelola Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah
Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan tatakelola pemerintahan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dengan penguatan sistem kelembagaan yang
demokratis, transparan, akuntabel, non-diskriminatif, kooperatif dan
keseteraan;
b. Mewujudkan tatakelola birokrasi yang optimal dalam pelayanan
publik melalui pelayanan terpadu yang didukung teknologi;
c. Merumuskan kembali ketentuan hukum untuk Kabupaten Bener
Meriah dengan menghormati tradisi sejarah dan adat-istiadat rakyat
Kabupaten Bener Meriah serta mencerminkan kebutuhan hukum
terkini.
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 66
6.2.2. Memperkuat hubungan antara Pemerintahan Kabupaten Bener
Meriah dengan semua stakeholder dalam rangka konsolidasi
perdamaian
Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan resolusi konflik untuk
memperkuat perdamaian;
b. Membangun kepercayaan (trust building) kepada berbagai
stakeholder dalam rangka keberlanjutan perdamaian (peace
sustainability);
c. Menyediakan ruang dialog publik yang bebas dan demokratis dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dan proses
pembangunan;
d. Mempercepat penuntasan kegiatan reintegrasi.
6.2.3. Menerapkan Dinul Islam dan peradaban Kabupaten Bener Meriah
dalam segala segi kehidupan masyarakat
Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan penerapan agama bagi masyarakat dalam segala
segi kehidupan;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan bagi
masyarakat dan aparatur pemerintahan;
c. Melibatkan ulama dalam setiap pengambilan kebijakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan;
d. Meningkatkan pengetahuan sejarah dan adat-istiadat Kabupaten
Bener Meriah bagi masyarakat dan pemerintah sebagai inspirasi dan
motivai pembangunan saat ini dan dimasa yang akan datang;
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 67
e. Meningkatkan kemampuan pengembangan dan rasa memiliki
masyarakat Kabupaten Bener Meriah terhadap seni dan budaya
sendiri sesuai kearifan lokalnya.
6.2.4. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)
Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan sumberdaya manusia yang handal melalui pendidikan
dan pelatihan yang berkualitas;
b. Menerapkan bebas biaya pendidikan wajib belajar 12 tahun;
c. Mewujudkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas secara
proporsional;
d. Mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan dan
Perguruan Tinggi yang berbasis keahlian dan kebutuhan pasar tenaga
kerja;
e. Mewujudkan layanan kesehatan yang berkualitas, adil dan merata
serta terjangkau melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
seluruh Kabupaten Bener Meriah, pemberian layanan kesehatan dan
gizi, pencegahan penyakit serta dukungan penyediaan jaminan
kesehatan;
f. Mewujudkan pemerataan akses pelayanan kesehatan yang
profesional melalui penyediaan tenaga medis, paramedis serta
penyuluh kesehatan yang berkualitas;
g. Meningkatkan pemahaman masyarakat berperilaku hidup sehat;
h. Mewujudkan tata kelola pendidikan dan pelayanan kesehatan yang
profesional.
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 68
6.2.5. Mewujudkan Pembangunan Kabupaten Bener Meriah yang
Proporsional, Terintegrasi dan Berkelanjutan
Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan;
b. Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah sesuai dengan
kebutuhan, manfaat, potensi dan daya dukung lingkungan yang
terpadu, aspiratif, seimbang dan berkelanjutan;
c. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap bencana.
6.2.6. Membangun Ekonomi Kabupaten Bener Meriah Yang Kuat, Adil
dan Maju Dengan Meningkatkan Nilai Tambah Produk dan
Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam
Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat melalui
peningkatkan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan
peningkatan kualitas tenaga kerja;
b. Meningkatkan jumlah ekspor non migas yang bernilai tambah
melalui pengembangan agro industri;
c. Meningkatkan produksi, produktifitas Pertanian dan distribusi
Pertanian;
d. Mengembangkan komoditi pertanian unggulan berbasis kawasan
dalam Kecamatan atau dan pengembangan produk masyarakat
yang berbasis keunggulan lokal yang didukung inovasi teknologi
dan sesuai dengan daya dukung lingkungan;
e. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui
pengembangan sentra-sentra produksi;
[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 69
f. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya energi terbarukan dan
tidak terbarukan melalui pemanfatan sumber-sumber energi baru;
g. Mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai daya saing
wilayah melalui penyediaan infrastruktur pendukung dan
kelembagaan ekonomi;
h. Meningkatkan peran Badan Usaha Milik Pemerintah Kabupaten
Bener Meriah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bener Meriah melalui perbaikan manajemen
perusahaan, pengembangan sektor usaha produktif dan penyertaan
modal.
6.3. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Bener Meriah (2012-2017)
Arah kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah
ditujukan untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Bener
Meriah Periode 2012-2017 adalah sebagai berikut.
I. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.II. Meningkatkan tata kelola kepemerintahan.
III. Meningkatkan tata kelola pertanian.IV. Mengembangkan pelayanan industri.V. Mengembangkan perdagangan skala global.
VI. mengembangkan pemamfaatan energy.VII. Meningkatkan pemeliharaan hutan.
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 70
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Dalam rangka mewujudkan visi dan 7 (Tujuh) misi Pemerintah Kabupaten
Bener Meriah 2012-2017 sebagaimana diuraikan di dalam BAB V maka
dirumuskanlah kebijakan umum dan program pembangunan sebagai berikut :
7.1. Kebijakan Umum
7.1.1. Meningkatkan Keimanan dan ketaqwaan kepada ALLAH SWT.
Mengoptimalkan penerapan agama bagi masyarakat dalam segala segi
kehidupan, maka kebijakan yang ditempuh antara lain:
1. Penyediaan Sarana dan Prasarana pendukung keagamaan;
2. Penyediaan Pedoman keagamaan dalam rangka pelaksanaan ajaran Agama
Islam bagi masyarakat;
3. Peningkatan kapasitas Intansi dan Lembaga terkait dalam mendukung
penerapan Agama Islam bagi masyarakat;
4. Penyediaan tenaga pendamping sebagai fasilitator dalam pelaksanaan ajaran
Agama Islam bagi masyarakat;
5. Peningkatan partisipasi para tokoh masyarakat dalam pelaksanaan ajaran
Agama Islam;
6. Peningkatan koordinasi dan evaluasi dalam pelaksanaan ajaran Agama Islam.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan bagi
masyarakat dan aparatur pemerintahan, maka kebijakan yang ditempuh antara
lain:
1. Penyebarluasan informasi dan publikasi tentang Agama Islam;
2. Peningkatan pemahaman keagamaan bagi masyarakat;
3. Menyemarakkan Syi’ar Islam;
4. Penyediaan tenaga penyuluh keagamaan (da’i) di kampung;
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 71
5. Peningkatan kapasitas dan kualitas Ulama;
Meminta pertimbangan ulama dalam pengambilan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan, maka kebijakan yang ditempuh antara lain:
1. Penyediaan fasilitas pendukung peran Ulama;
2. Peningkatan Silaturrahmi dan Koordinasi antara Umara dan Ulama.
7.1.2. Memperbaiki Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah
Untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dengan penguatan sistem kelembagaan yang demokratis,
transparan, akuntabel, non-diskriminatif, kooperatif dan keseteraan, maka
kebijakan yang ditempuh antara lain :
1. Penerapan Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance dengan Penyusunan SOP
penyelenggaraan tugas dan fungsi pada SKPK dan unit pelayanan;
2. Pembangunan atau Pengembangan e-government yang didukung oleh
Aplikasi yang lengkap (e-office, e-asset, e- baseline data);
3. Restrukturisasi Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pemerintahan
Kabupaten Bener Meriah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan,
beban tugas dan fungsi;
4. Penguatan sistem kelembagaan pemerintah Kabupaten Bener Meriah untuk
mendukung penempatan jabatan karir aparatur sesuai dengan bidang
keahliannya;
5. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi;
6. Penempatan personil sesuai dengan keahlian dan profesionalisme (Right man
on the right place);
7. Eselonering institusi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan
Inspektorat Kabupaten Bener Meriah lebih tinggi dari Satuan Kerja Perangkat
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 72
Kabupaten Bener Meriah (SKPK) lainnya dan memisahkan SKPK penerima
pendapatan dengan pembelanjaan pendapatan.
8. Pemberian reward dan punishment kepada aparatur secara selektif dan adil;
9. Efisiensi terhadap biaya operasional aparatur dan perkantoran;
10. Pemberian peran otonomi kepada Pemerintah Kecamatan, Mukim dan
Kampung sesuai azas desentralisasi;
11. Meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan Kabupaten Bener Meriah
untuk memperoleh status penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Untuk mewujudkan tata kelola birokrasi yang optimal dalam pelayanan
Publik melalui pelayanan terpadu yang didukung teknologi, maka kebijakan yang
ditempuh antara lain:
1. Revitalisasi Bappeda sebagai badan koordinasi perencanaan pembangunan
lintas stake holder pembangunan di Kabupaten Bener Meriah;
2. Pelayanan informasi kependudukan Kabupaten Bener Meriah berupa ID-Card
(Identity Card);
3. Pelayanan administrasi penduduk, perizinan dan akta secara efisien dan
efektif;
4. Pelelangan paket pekerjaan pemerintah dilakukan secara online (e-
procurement) dan terpadu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
5. Penyediaan media online pelayanan publik yang dapat diakses di seluruh
wilayah;
6. Penyediaan pusat data dan informasi terpadu dan pengembangan perencanaan
yang berbasis e-planning dan e-baseline data;
7.1.3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian
Dalam mengembangkan tata kelola pertanian, maka kebijakan umum yang
ditempuh antara lain:
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 73
1. Menumbuh kembangkan konsep agribisnis dan agroindustri untuk
meningkatkan nilai tambah produk pertanian terutama di wilayah perkampung
an.
2. Meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan pertanian, usaha pertanian;
3. Meningkatkan pemantapan ketahanan pangan dan kemandirian pangan
melalui peningkatan produksi dan produktifitas;
4. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sistem kelembagaan petani dan
penyuluh;
5. Perluasan areal pertanian serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar.
Untuk mengembangkan komoditi pertanian unggulan berbasis kawasan
dan pengembangan produk masyarakat yang berbasis keunggulan lokal yang
didukung inovasi teknologi dan sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka
kebijakan umum yang ditempuh antara lain:
1. Menumbuh kembangkan komoditas unggulan daerah yang sesuai dengan
agro ekosistem wilayah dengan peningkatan skala usaha masyarakat;
2. Fasilitasi Pengembangan penanganan pasca panen pertanian melalui
penguatan sistem usaha dan pemasaran;
3. Penerapan teknologi pertanian tepat guna;
4. Peningkatan kualitas lingkungan dan pemulihan kawasan kritis.
5. Mengembangkan komoditi organic;
7.1.4. Mengembangkan Pelayanan Industri
Untuk mengembangkan pelayanan Industri, maka kebijakan umum yang
ditempuh antara lain :
1. Memfasilitasi dan Membuka kesempatan seluas – luasnya bagi masyarakat
dan investor dalam pengembangan industri;
2. Percepatan penerapan standar pelayanan perizinan industri;
3. Mengembangkan kawasan industri wisata melalui pemanfaatan
sumberdaya alam dengan membangun prinsip ekonomi kreatif berdasarkan
komoditi unggulan daerah;
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 74
4. Mendorong berkembangnya industri-industri strategis melalui penciptaan
iklim investasi yang kondusif;
7.1.5. Mengembangkan Perdagangan Berskala Global
Untuk mengembangkan perdagangan berskala global, maka kebijakan
umum yang ditempuh antara lain:
1. Peningkatan mutu komoditi yang berkualitas
2. peningkatan promosi daerah
7.1.6. Mengembangkan Pemamfaatan Energi
Untuk mengembangkan pemanfaatan energi, maka kebijakan umum yang
ditempuh antara lain:
1. Explorisasi potensi energi yang ada;
2. Meningkatkan penggunaan energi yang terbaharukan dari tingkat kampung ;.
3. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya energi baru dan terbarukan serta
energi tidak terbarukan melalui pemanfatan sumber-sumber potensi alam,
4. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan dan tidak
terbarukan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan.
7.1.7. Meningkatkan Pemeliharaan Hutan
Untuk meningkatkan pemeliharaan hutan, maka kebijakan umum yang
ditempuh antara lain:
1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat;
2. Mengembangkan pengelolaan industri kehutanan;
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 75
7.2. Kebijakan Khusus
Kebijakan khusus merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah untuk memberi arah dalam sistem dan model pelaksanaan
pembangunan yang efektif dan efisien serta tepat sasaran, agar pembangunan yang
dilaksanakan secara cepat dapat menyelesaikan berbagai permasalahan
pembangunan daerah. Selain itu, pembangunan diharapkan dapat
berkesinambungan dan menciptakan kemandirian masyarakat dan pemerintah
daerah.
Mekanisme pelaksanaan pembangunan sedapat mungkin melibatkan peran
masyarakat berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Demikian juga
peran pemerintah dapat lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam memfasilitasi
pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan sumberdaya alam dan pengembangan
sumberdaya manusia yang didukung oleh penyediaan akses modal dan akses
pasar.
7.2.1. Pengembangan Kawasan Pertanian
Pembangunan pertanian dilaksanakan berdasarkan pada potensi agro
ekosistem wilayah dengan model pengembangan kawasan berdasarkan komoditi
unggulan/andalan yang terintegrasi dan sesuai dengan prinsip pengembangan
kawasan agribisnis.Untuk pengembangan kawasan tersebut maka harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW);
2. Pengembangan komoditas pada kawasan didasarkan pada potensi yang telah
ada, tersedia areal pengembangan dan memberikan nilai tambah;
3. Sebaran pengembangan dalam suatu kawasan didukung oleh areal
pengembangan minimal; tanaman perkebunan tahunan 100Ha
hamparan/lokasi, tanaman pangan 50Ha hamparan/lokasi, tanaman
hortikultura dan palawija 25Ha hamparan/lokasi, areal pengembangan
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 76
peternakan untuk ternak besar minimal areal 100Ha hamparan/lokasi.
Selanjutnya pengembangan kawasan dapat juga dilakukan secara tumpang sari
antara tanaman perkebunan dengan tanaman semusim (palawija);
4. Pengembangan kawasan harus dibentuk berdasarkan kelompok tani.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memiliki Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) yang berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan bibit unggul
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan terutama untuk pengembangan
kawasan dan kebutuhan bibit unggul petani pada umumnya. Untuk
memberdayakan UPTD tersebut pemerintah mengalokasian anggaran setiap
tahunnya. Melalui penyediaan bibit unggul pertanian/perkebunan diharapkan
UPTD menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial. Oleh karena
itu, dalam pengelolaan UPTD harus dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip
transparansi, efektif dan efisien yang dapat di audit setiap saat untuk
meningkatkan profesionalismenya.
7.3. Program Pembangunan Kabupaten Bener Meriah
7.3.1 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan
Program pendidikan dan kesehatan merupakan program utama dan akan
mengikuti kegiatan yang sedang berjalan sesuai dengan program Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di
Kabupaten Bener Meriah, Akan diushakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Negeri di Indonesia, Sehingga sebahagian Putra-Putri Kabupaten Bener Meriah
lulusan Sekolah Lanjutan Atas akan mendapatkan peluang melanjutrkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia.
Pemantapan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang merupakan
program inti, Maka prioritas utama ditujukan khususnya kepada anak – anak
sekolah dasar secara masal diadakan pengajian rutin dengan pengaturan waktu
setelah shalat magrib sampai dengan shalat isya yang dipandu dan dikelola dengan
tenaga pengajar professional yang sangat paham tentang Alqur’an dan Hadis.
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 77
7.3.2 Program Meningkatkan Otonomi Keperintahan dan Tata Kelola
kepemerintahan
Pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan, dengan cara
meningkatkatkan piñata kelolaan kepemerintahan melalui pemberian peran
otonomi kepada pemerintah tingkat kecamatan, mukim ,dan kampung sesuai
dengan azas desentralisasi. Masyarakat akan dilayani sepenuhnya ditingkat
kampong dan kecamatan dengan cara pemangkasan jalur birokrasi, sehingga akan
terwujud efisiensi pelayanan terpadu.
Hal yang bersifat teknis akan ditangani langsung pada tingkat kecamatan
dan kampung, namun program yang menyangkut dengan kebijakan terutama
penataan ruang Kabupaten Bener Meriah dan perencanaan pembangunan
infrastruktur daerah akan dibahas di tingkat Kabupaten melalui Pemerintah tingkat
Kecamatan dan Kampung. Dengan demikian kewenangan aparat Pemerintahan
Kampung dan Kecamatan menjadi sangat kuat karena otoritas berada pada
Pemeritahan Kecamatan dan Kampung.
Modal dari investor sangat dibutuhkan sebagai penunjang pendapatan
daerah. Disamping itu hubungan yang harmonis harus selalu dipelihara antara
Eksekutif dan Legeslatif yang mempunyai peran sebagai pelaksana dan pengawas
dalam pengelola Kepemeritahan Kabupaten Bener Meriah.
7.3.3. Program Pengembangan Pertanian dan Perkebunan
Sektor pertanaian dan perkebunan merupakan program unggulan,
mengingat hampir semua tanaman terutama kopi, hortikultura dan palawija dapat
tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah.
Salah satu peluang yang sangat besar saat ini adalah adanya permintaan
dari pasar, baik dalam maupun luar negeri terhadap hasil-hasil pertanian yang
dikelola secara organic, produk- produk tersebut dapat langsung di eksport ke
manca Negara karena permintaan sangat tinggi.
[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 78
Peluang harus dapat dimanfaatkan oleh para petani di Kabupaten Bener
Meriah, Sehingga hasil pertanian nantinya akan mempunyai nilai yang sangat
tinggi, seperti yang selama ini terjadi terhadap kopi organik bener meriah sangat
terkenal dan mempunyai nilai yang sangat tinggi di manca Negara.
7.3.4. Program Pengembangan Industri
7.3.5. Program Peningkatan Perdagangan
7.3.6. Program Pemanfaatan Energy
7.3.6. Program Kehutanan
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 79
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAN
Program pembangunan daerah merupakan instrumen kebijakan yang berisi
satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran,
atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh SKPD. Berikut Program
Pembangunan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 yang dikelompokkan
menurut bidang pembangunan.
8.1 Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum
8.1.1 Bidang Pemerintahan
1. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
2. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
3. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
4. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
5. Program Penataan Otonomi
6. Program Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung dan
Kelurahan
7. Program Pengembangan Data/Informasi
8. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
9. Program Peningkatan Sistem Pengawasan dan Pengendalian
Pembanguan
10. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur Pengawasan
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 80
11. Program Pendidikan Kedinasan
12. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
13. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
14. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur
dan Non Aparatur
15. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan.
16. Prgram Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/arsip
17. Program Pemeliharaan Rutin/berkala Sarana dan Prasarana
Kearsipan
18. Program Peningkatan Kwalitas Pelayanan Informasi
8.1.2 Bidang Politik
1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
2. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
4. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
5. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
6. Program Pendidikan Politik Masyarakat.
8.1.3 Bidang Hukum
1. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
2. Program Penyiapan Rancangan Qanun Kabupaten
8.2 Bidang Ekonomi
1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil menengah yang kondusif
2. Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro
Menengah
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 81
4. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
KUKM
5. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
6. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
7. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah
8. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
9. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
10. Program Peningkatan, pemasaran dan Hasil Produksi Pertanian
11. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
12. Program Peningkatan Produksi Pertanian
13. Program Pencegahan dan Penanggulagan Penyakit Ternak
14. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak
15. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
16. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
17. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
18. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
19. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
20. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
21. Program Pengembangan Budidaya ikan Air Tawar
22. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional
23. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
24. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
25. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
26. Program Penataan Struktur Industri
27. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
28. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
29. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
30. Program Pelatihan Transmigrasi
31. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
32. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 82
33. Program Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan
hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
34. Program Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
35. Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan
36. Program Penanggulangan Kemiskinan
37. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
8.3 Bidang Infrastruktur
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. Program Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong
3. Program Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan
4. Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
5. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
6. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
7. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai dan
Sumber Daya Air Lainnya
8. Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
9. Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
10. Program Pembangunan Infrstruktur Perdesaan
11. Program Pengaturan Jasa Konstruksi
12. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi
13. Program Pengawasan Jasa Konstruksi
14. Program Pengembangan Perumahan
15. Program Perencanaan Tata Ruang
16. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
17. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
18. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
19. Program Pembangunan Sarana & Prasarana Perhubungan
20. Program Peningkatan & Pengamanan Lalu Lintas
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 83
21. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
22. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
23. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan Hidup
24. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
25. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
26. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
27. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
28. Program Penataan, Penguasaan Pemilikan dan Pemanfaatan Tanah
29. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa
30. Program Fasilitasi Peningkatan Sumberdaya Manusia Bidang
Komunikasi dan Informasi
31. Program Pengembangan Data dan Statistik
32. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media
33. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
34. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
35. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
36. Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan
37. Program Pemanfaatan Kawasan Hutan Industri
38. Program Pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
39. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
40. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi
Merusak Lingkungan
41. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
42. Program Pengembangan Migas
43. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
44. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
45. Program Pengembangan Kemitraan
46. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 84
8.4 Bidang Pendidikan
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
3. Program Pendidikan Menengah
4. Program Pendidikan Non Formal
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
7. Program Pendidikan Dayah
8. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
9. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
10. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Tinggi
11. Program Pendidikan Kualitas Pendidikan Agama
8.5 Bidang Kesehatan
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyakarat
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Program Pengembangan Lingkugan Sehat
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
8. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana RS
9. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS
10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
11. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
12. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
8.6 Bidang Agama, Sosial dan Budaya
1. Program Penelitian dan Pengembangan Pelaksanaan Syariat Islam
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 85
2. Program Pemberdayaan dan Peningkatan Lembaga Keagamaan
3. Program Penyuluhan Agama Islam dan Sosialisasi Qanun Syariat
Islam
4. Program Peningkatan Sumber Daya Teknis Pelaksana dan Pengawas
Syariat Islam
5. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
6. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
7. Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamatan Agama
dan Pembinaan Kerukunan Beragama
8. Program Penyemarakkan Syiar Islam
9. Program Sertifikasi, Penata Usahaan, Pengelolaan dan Pemberdayaan
Harta Agama
10. Program Peningkatan Pembinaan Pelayanan Kehidupan Beragama
11. Program Keserasian Kebijakan Pelaksanaan Syariat Islam
12. Program Peningkatan Sumber Daya dan Peran Ulama
13. Program Pembinaan Syariat Islam
14. Program Perencanaan pengembangan dan pembinaan Syari'at Islam
15. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT & PMKS
16. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
17. Program Pembinaan Anak Terlantar
18. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
19. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo
20. Program Pembinaan Eks. Penyakit Sosial
21. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
22. Program Kerjasama Pembangunan
23. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
24. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
25. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
26. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
27. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
28. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 86
29. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
30. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
31. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
32. Program Pengembangan Nilai Budaya
33. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
34. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
35. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
36. Program Pagelaran Seni Budaya Daerah
8.7 Bidang Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana
1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
2. Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Bencana Alam
3. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan
4. Program Perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
5. Program Pengendalian Banjir
6. Program Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
Program Pembangunan Daerah (Matrik Tahun dan Lima Tahunan) secara
lebih terperinci disajikan pada Buku II yang merupakan satu kesatuan dari RPJM
Kabupaten Bener Meriah 2012-2017.
[BAB IX] Penetapan Indikator Kinerja Kabupaten Bener Meriah
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
BAB IXPENETAPAN INDIKATOR KINERJA KABUPATEN BENER MERIAH
NOASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH SATUAN
KONDISIKINERJA
PADA AWALPERIODE
RPJM Kab.Bener Meriah
2012-2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISIKINERJA
PADA AKHIRPERIODE
RPJM Kab.Bener Meriah
(2017)
(2)
2013 2014 2015 2016 2017
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 IX - 1
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)IA
1.
1.1 %1.2. %1.3. Juta1.4. %1.5 %1.6 %1.7 %1.8 Kasus1,9
B1.
1.1.10+15+
(2)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKATFokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiOtonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum,Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pertumbuhan PDRBLaju inflasiPDRB per kapitaIndeks GiniPemerataan pendapatan versi BankIndeks ketimpangan WilliamsonPersentase penduduk di atas garis kemiskinanAngka kriminalitas yang tertangani
Fokus Kesejahteraan SosialPendidikan
Angka melek huruf10+15+15 - 4445+
1.2. Tahun1.3.
SD/MI/Paket ASMP/MTS/Paket BSM/MA/Paket C
1.4Tidak/belum tamat SDSD SederajatSLTP SederajatSLTA SederajatDiploma I/II/IIIDiploma IV/SIS2/S3SLTP+
1.51.5.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
Angka rata-rata lama sekolahAngka partisipasi kasar
Angka pendidikan yang ditamatkan
Angka partisipasi murni1.5.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A1.5.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B1.5.3 Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C
2.2.1.2.22.3
33.13.23.3
C1
1.11.2
22.12.2
KesehatanAngka kelangsungan hidup bayiAngka usia harapan hidupPersentase balita gizi buruk
PertanahanPersentase penduduk yang memiliki lahanKetenagakerjaanRasio penduduk yang bekerja
Fokus Seni Budaya dan OlahragaKebudayaan
Jumlah grup kesenianJumlah gedung
Pemuda dan OlahragaJumlah klub olahragaJumlah gedung olahraga
ASPEK PELAYANAN UMUMIIA1.
1.1.1.1.1. Angka partisipasi sekolah1.1.2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah1.1.3. Rasio guru terhadap murid1.1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rata
1.21.2.1 Angka partisipasi sekolah1.2.2 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah1.2.3 Rasio guru terhadap murid1.2.4 Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata
1.2.5 Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
1.31.3.1 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
1.3.2Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunanbaik
ASPEK PELAYANAN UMUMFokus Pelayanan Urusan WajibPendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan menengah
Fasilitas Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
1.3.2Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunanbaik
1.41.4.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
1.51.5.1 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI1.5.2 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs1.5.3 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
1.61.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI1.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs1.6.3 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA1.6.4 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs1.6.5 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA1.6.6 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
2.2.1 / 1000 balita
2.2 /100.000 pddk
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Angka Putus Sekolah
Angka Kelulusan
KesehatanRasio posyandu per satuan balita
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
2.2 /100.000 pddk
2.3 /100.000 pddk
2.4 /100.000 pddk
2.5 /100.000 pddk
2.6 %
2.7 %
2.8 %2.9 %2.10 %
2.11 /100.000 pddk
2.12 %2.13 %2.14 unit2.15 unit
3
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
Rasio dokter per satuan penduduk
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditanganiCakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memilikikompetensi kebidananCakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatanCakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskinCakupan kunjungan bayiCakupan puskesmasCakupan pembantu puskesmas
Pekerjaan UmumProporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
33.1 %3.2 %3.3 %3.4 %3.5 %3.6 %3.7 Unit/KK3.8 %3.9 Km/orang
3.10 %
3.11 %
3.12 %
3.13 %3.14 %3.15 %
Pekerjaan UmumProporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baikRasio Jaringan IrigasiRasio tempat ibadah per satuan pendudukPersentase rumah tinggal bersanitasiRasio tempat pemakaman umum per satuan pendudukRasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan pendudukRasio rumah layak huniRasio permukiman layak huniPanjang jalan dilalui Roda 4Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk(mimal dilalui roda 4)Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air(minimal 1,5 m)Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liarSempadan sungai yang dipakai bangunan liarDrainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbatPembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan
3.15 %3.16 %3.17 %3.18 %
44.1 %4.2 %4.3 %4.4 %4.5 %
55.15.25.3
6
6.1
6.2
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbatPembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawanLuas irigasi Kabupaten dalam kondisi baikLingkungan Pemukiman
PerumahanRumah tangga pengguna air bersihRumah tangga pengguna listrikRumah tangga ber-SanitasiLingkungan pemukiman kumuhRumah layak huni
Penataan RuangRasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGBRasio bangunan ber- IMB per satuan bangunanRuang publik yang berubah peruntukannya
Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgnPERDA/PERKADATersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
6.2
6.36.4
77.1 orang/tahun7.2 izin/armada7.3 Unit7.4 Unit7.5 %7.6 %7.7 Hari7.8 Rp.7.9 %
88.1 %8.2 %8.3 %8.4 %
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgnPERDA/PERKADATersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADAPenjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
PerhubunganJumlah arus penumpang angkutan umumRasio ijin trayekJumlah uji kir angkutan umumJumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal BisAngkutan daratKepemilikan KIR angkutan umumLama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)Biaya pengujian kelayakan angkutan umumPemasangan Rambu-rambu
Lingkungan HidupPersentase penanganan sampahPersentase Penduduk berakses air minumPersentase Luas pemukiman yang tertataPencemaran status mutu airCakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air
8.4 %8.5 %8.6 %8.7 %8.8 %
Pencemara Udara %Pencemaran Status Mutu Air %Pengelolaan Limbah B3 yang diawasi %
99.19.29.3
10 Kependudukan dan Catatan Sipil10.110.210.310.410.5
Pencemaran status mutu airCakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata AirCakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan pendudukPenegakan hukum lingkungan
PertanahanPersentase luas lahan bersertifikatPenyelesaian kasus tanah NegaraPenyelesaian izin lokasi
Rasio penduduk berKTP per satuan pendudukRasio bayi berakte kelahiranRasio pasangan berakte nikahKepemilikan KTPKepemilikan akta kelahiran per 1000 pendudukKetersediaan database kependudukan skala provinsi
10.510.610.7
11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak11.1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah11.2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta11.3 Rasio KDRT11.4 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur11.5 Partisipasi angkatan kerja perempuan
11.6
12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera12.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga12.2 Rasio akseptor KB12.3 Cakupan peserta KB aktif12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
13 Sosial13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi13.2 PMKS yg memperoleh bantuan sosial13.3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 pendudukKetersediaan database kependudukan skala provinsiPenerapan KTP Nasional berbasis NIK
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakankekerasan
13.3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial14 Ketenagakerjaan
14.1 Angka partisipasi angkatan kerja Orang14.2 Angka sengketa pengusaha-pekerja dan penyelesaian per tahun kasus14.3 Tingkat partisipasi angkatan kerja Persen14.4 Pencari kerja yang ditempatkan Orang14.5 Tingkat pengangguran terbuka Persen14.6 Keselamatan dan perlindungan Kegiatan14.7 Kasus14.8 Peningkatan Tenaga Kerja yang berkerja di sektor Pertanian Orang
15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1 Unit
15.2 Persentase koperasi aktif Persen
15.3 Jumlah Anggota Koperasi 0rang15.4 Jumlah Penyebaran BPR/LKM Unit15,5 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil UNIT15,6 Triliun
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
Populasi Koperasi
Jumlah Penyaluran kredit untuk UMKM15,6 Triliun1.6 Penanaman Modal
16.1- PMDN Perusahaan- PMA Perusahaan
16.2- PMDN Rp(Milyar)- PMA US$
16.3 Rasio daya serap tenaga kerja- TKI PMDN orang- TKA PMDN orang- TKI PMA orang- TKA PMA orang
16.4 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)17 Kebudayaan
17.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya17.2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya17.3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
18 Kepemudaan dan Olahraga
Jumlah investor/perusahaan (PMDN/PMA)
Jumlah nilai investasi (PMDN/PMA)
Jumlah Penyaluran kredit untuk UMKM
18 Kepemudaan dan Olahraga18.1 Kepemudaan dan Olahraga18.2 Jumlah organisasi pemuda18.3 Jumlah organisasi olahraga18.4 Jumlah kegiatan kepemudaan18.5 Jumlah kegiatan olahraga18.6 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)18.7 Lapangan olahraga
19 Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri19.1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP19.2 Kegiatan pembinaan politik daerah
20
20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk20.2 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan20.4 Pertumbuhan ekonomi20.5 Kemiskinan20.6 Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah20.7 Penegakan PERDA
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.7 Penegakan PERDA20.8 Cakupan patroli petugas Satpol PP
20.9
20.10 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten20.11 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
20.12
20.13 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik20.14 Sistim Informasi Manajemen Pemda20.15 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
21 Ketahanan Pangan21.1 Regulasi ketahanan pangan Regulasi21.2 Ketersediaan pangan utama Ton21.3 Pola Konsumsi Pangan Harapan Skor PPH21.4 Daerah Rawan Pangan Klp/Desa21.5 Kelembagaan Pangan Masyarakat
- Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat GAPOKTAN- Lumbung Pangan Masyarakat Klp- Desa Mandiri Pangan Desa
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) diKabupaten
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan WilayahManajemen Kebakaran (WMK)
- Desa Mandiri Pangan Desa21.6 Jumlah tenaga Penyuluh
- Tenaga Penyuluh Pertanian, Perkebunan & Peternakan + THL-TBPP Org- Tenaga Penyuluh Kehutanan Org- Tenaga Penyuluh Perikanan Org
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa22.1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)22.2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK22.3 Jumlah LSM22.4 LPM Berprestasi22.5 PKK aktif22.6 Posyandu aktif22.7 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat22.8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat
23 Statistik23.1 Buku ”kabupaten dalam angka”23.2 Buku ”PDRB kabupaten”
24 Kearsipan24.1 Pengelolaan arsip secara baku24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan
25 Komunikasi dan Informatika25.1 Jumlah jaringan komunikasi Unit/stasion25.2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk %25.3 Jumlah surat kabar nasional/lokal Media25.4 Jumlah penyiaran radio/TV lokal Media25.5 Web site milik pemerintah daerah25.6 Pameran/expo Kali
26 Perpustakaan26.1 Jumlah perpustakaan26.2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun26.3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
B Fokus Layanan Urusan Pilihan1 Pertanian
1.1 Produksi padi atau bahan pangan lokal lainnya pertahun1.1.1 Padi Ton1.1.2 Jagung Ton1.1.3 Kedele Ton
1,2 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar1.2.1 Padi Ku/Ha
[BAB X] Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 87
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Guna Mengoptimalkan Kinerja Pemerintah dalam capaian pembangunan
agar lebih efektif dan efisien Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) merupakan dokumen perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan
dan sasaran pembangunan selama lima (5) tahun (2012-2017) sesuai dengan visi
dan misi Bupati terpilih “Mewujudkan Bener Meriah Menjadi Kabupaten
Madani”. Untuk Mewujudkan Visi diatas maka Bupati terpilih merumuskan
Misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT
2. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan
3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian
4. Mengembangkan Pelayanan Industri
5. Mengembangkan Perdagangan Skala Global
6. Mengembangkan Pemanfaatan Energi
7. Meningkatkan Pemeliharaan Hutan
Dari Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa keberhasilan pelaksanaan
RPJMD tersebut tergantung pada sikap niat baik, tekad, semangat, ketaatan , dan
disiplin serta komitmen bersama dari seluruh unsur stakeholders. Seluruh unsure
perlu secara sungguh-sungguh melaksanakan program program pembangunan
yang tertuang dalam RPJMD Tahun (2012-2017) yang dapat menyajikan dan
menghasilkan tingkat Keimanan, pengetahuan dan Keterampilan juga mempunyai
nilai tambah atas produk, dan jasa yang dihasilkan oleh Misi tersebut diatas yang
memacu laju gerak penghasilan penduduk dan bakal terlihat pada penduduk yang
tingkat ekonominya cenderung baik sehingga dapat dinikmati oleh lapisan
masyrakat
[BAB X] Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 88
Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati terpilih
sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Bener Meriah(RKPD) setiap tahunnya.
Selanjutnya, RPJMD menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan
dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bener Meriah baik yang
dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta. Selain RPJMD menjadi
rujukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dalam Kabupaten Bener Meriah.
10.1. Pedoman Transisi
Pada masa berakhirnya periode Bupati Kabupaten Bener Meriah (2012-
2017) dan belum adanya dasar dokumen perencanaan tahun berikutnya maka
RPJM Daerah (2012-2017) dapat dijadikan pedoman pada masa transisi untuk
menyusun program dan kegiatan prioritas sampai tersedianya dokumen RPJM
Daerah periode berikutnya terutama untuk program-program dan kegiatan
prioritas yang capaiannya belum memenuhi target. Hal ini penting untuk menjaga
kesinambungan pembangunan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan
cepat dan tepat dari hasil pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah
pusat/daerah maupun pihak swasta dimana dapat mendukung pertumbuhan di
semua sector yang merupakan langkah yang baik bagi kelangsungan
pembangunan Kabupaten Bener Meriah di Tahun-tahun berikutnya.
10.2. Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017 ini
menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam
menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPK, pedoman bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bener Meriah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan menjadi rujukan dalam menyusun RPJM Daerah serta menjadi
[BAB X] Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 89
pedoman bagi masyarakat dan dunia swasta dalam proses pembangunan. Untuk
maksud tersebut maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban menyusun Rencana
Strategis (RENSTRA) yang berpedoman kepada RPJMD dan memuat visi dan
misi,tujuan,strategi, kebijakan, program yang sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bener Meriah Tahun
(2012-2017) dan menjamin Konsistensinya antara RPJMD Kabupaten Bener
Meriah Tahun (2012-2017) dengan Rencana Strategi (Rentra) SKPD dan
Renja SKPD . Renstra tersebut harus mendapat persetujuan Bappeda sebelum
ditetapkan oleh Bupati dan penyusunan Renstra berpedoman pada
Permendagri Nomor 54 tahun 2010.
2. RPJMD Kabupaten Bener Meriah Tahun (2012-2017) sebagai bahan
penjabaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilaksanakan
setiap tahun.
3. Dalam hal pelaksanaan RPJMD (2012-2017) harus dilakukan evaluasi setiap
tahunnya terhadap capaian program dan kegiatan serta target yang telah
ditetapkan. Selanjutnya bila diperlukan dapat dilakukan Evaluasi Paruh Waktu
untuk penyesuaian atau revisi terhadap program dan kegiatan maupun target-
target RPJMD yang telah ditetapkan. Dari hasil revisi RPJMD tersebut
menjadi pedoman bagi SKPD dan Pemerintah Daerah untuk menyesuaikan
kembali Renstra dan RPJMD .
4. RPJMD 2012-2017 merupakan dasar penilaian terhadap kinerja tahunan dan
lima tahunan Kepala Daerah dalam rangka meningkatkan efektifitas
pelaksanaan pembangunan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi kinerja
Kepala Daerah menjadi indikator penting untuk menilai keberhasilan
pembangunan daerah.
5. Untuk mengetahui pencapaian Visi dan Misi RPJMD perlu dilakukan Evaluasi
selambat-lambatnya satu tahun sebelum RPJMD berakhir.
[BAB XI] Penutup
Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 90
BAB XI
PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah
2012–2017 memuatmaksud dan tujuan, landasan penyusunan, kondisi umum
Kabupaten Bener Meriah, isu-isu strategis, visi dan misi pembangunan, arah
kebijakan, program prioritas/kegiatan, kerangka pendanaan, indikator kinerja
pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. RPJM Kabupaten Bener Meriah
2012-2017 disusun sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
RPJM Kabupaten Bener Meriah ini merupakan pedoman bagi
pemerintahan dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan jangka
menengah 5 (lima) tahun serta menjadi acuan untuk penyusunan Renstra SKPK,
Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Bener Meriah (RKPK).
Keberhasilan Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah periode 2012-2017
dalam mewujudkan visi “MEWUJUDKAN BENER MERIAH MENJADI
KABUPATEN MADANI” perlu dukungan dan komitmen bersama dari berbagai
pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BUPATI BENER MERIAH
RUSLAN ABDUL GANI