RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF...
-
Upload
nguyenphuc -
Category
Documents
-
view
225 -
download
4
Transcript of RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF...
1
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN DATA MART
(Studi Kasus: PSDM STIKOM Surabaya)
Irma Adeline Prayogianto 1)
1) S1/ Jurusan Sistem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik
Komputer Surabaya, email : [email protected]
Abstract: To improve the quality of the exixting human resources, the PSDM division of
STIKOM Surabaya needs more information to help the employee performance. One of
them is heavily emphasized on the employee attendance. The data of the employees can
be processed to a useful information. It’s just in reality, the exiting information still
require manual process to make the information more structured and also rechecking
between manual data and data in the system. To ease the exiting reporting process, the
concept of executive information system using data mart to be used and applied.
Executive information system can help the executive to monitor the related data that
executive need. Data mart was made to support a certain analysis need from a department
exclusively. With the application of data mart concept in the STIKOM PSDM executive
information system, the executives from PSDM divison can have the acces to the
structured information, and this can help the analyzing process so that the employees
performance is increasing and well monitored.
Keyword: Executive Information System, Data Warehouse, Datamart
STIKOM Surabaya sebagai
sebuah organisasi pendidikan, tentu saja
ingin menjadi sebuah organisasi
pendidikan yang berkualitas. Untuk
mewujudkan hal tersebut, salah satu
upaya dari STIKOM Surabaya adalah
dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang ada. Sebagai bagian
yang mengatur tentang sumber daya
manusia, bagian PSDM sangat
membutuhkan informasi untuk
monitoring perkembangan kinerja
karyawan dan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan.
Di dalam proses monitoring
kinerja karyawan sendiri, terdapat satu
2
point penting yang nantinya dapat
mendukung proses penilaian kinerja,
yaitu kehadiran (absensi) karyawan.
Yang nantinya akan berhubungan
dengan banyaknya jam kerja yang sudah
di tempuh oleh karyawan.
Sistem Informasi Eksekutif
adalah salah satu konsep teknologi
informasi yang dapat memungkinkan
eksekutif memantau seberapa baik
organisasi berjalan dalam hal tujuannya
dan faktor-faktor penentu
keberhasilannya (Mcleod, 1996). Bagian
PSDM STIKOM sudah menerapkan
konsep ini untuk mengolah data absensi
menjadi sebuah informasi. Pada
prakteknya, sistem yang digunakan
masih mengandalkan data transaksional
yang diambil langsung dari database
sistem informasi PSDM STIKOM dan
juga menghasilkan informasi yang
mendukung proses transaksional harian,
bulanan, dan tahunan. Sedangkan untuk
pemantauan dan penilaian kinerja
karyawan, hingga pendukung proses
pengambilan keputusan, dibutuhkan
informasi yang mencakup informasi
historical dan bersifat analisis secara
luas ruang lingkupnya.
Melihat kebutuhan tersebut,
Sistem Informasi Eksekutif PSDM
membutuhkan konsep data mart dalam
pengolahan data. Data mart adalah versi
kecil dari sebuah data warehouse yang
terbatas ruang lingkupnya (Mallach,
2000). Data mart sendiri dibuat untuk
mendukung kebutuhan analisa tertentu
dari sebuah department secara khusus.
Sehingga laporan itu sendiri sudah
terarah fungsi dan tujuannya. Tidak
hanya itu, data mart juga memudahkan
pengguna untuk dapat melihat laporan
dari berbagai nilai yang diinginkan.
Dengan penerapan konsep data
mart dalam Sistem Informasi Eksekutif
PSDM STIKOM, diharapkan dapat
3
membantu bagian PSDM untuk
memperoleh informasi tentang kinerja
karyawan khususnya tentang absensi
karyawan. Demikian pula untuk analisa
data secara mendetil, sehingga dapat
memantau dan menilai kinerja karyawan
dan dapat digunakan sebagai pendukung
pengambilan keputusan.
LANDASAN TEORI
1. Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Watson (2997: 3)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem
yang mendukung eksekutif dengan
kemudahan untuk mengakses data
internal dan external yang berhubungan
dengan faktor penentu dari kesuksesan
mereka.
Menurut Jogiyanto (2003) sistem
informasi eksekutif merupakan sistem
informasi yang digunakan oleh manajer
tingkat atas untuk membantu pemecahan
masalah tidak terstruktur (unstructured).
Sistem informasi eksekutif juga
memiliki karakteristik yang khusus,
yaitu :
1. Dirancang untuk eksekutif puncak
2. Menggunakan data internal dan
eksternal
3. Untuk pemecahan tidak terstruktur
4. Untuk membantu perencanaan dan
perumusan stratejik
5. Digunakan secara online oleh
eksekutif
6. Mempunyai kemampuan untuk
mengambil dan menyaring data
7. Mempunyai kemampuan untuk
mengambil dan menggali data
samapai ke data terkecil (drill down)
8. Harus mudah digunakan
9. Menggunakan teks, grafik dan tabel
yang mudah dicerna
Menurut Inmon (2005: 240)
proses SIE di desain untuk membantu
eksekutif untuk mengambil keputusan.
Ada beberapa kegunaan khusus dari
Sistem Informasi eksekutif, yaitu :
4
1. Analisa dan mendeteksi arah
(kecenderungan)
2. Indikator pengukuran dan pelacakan
3. Analisa Drill-down
4. Memantau masalah
5. Analisa persaingan
6. Memantau indikator keberhasilan
2. Data Warehouse
Data warehouse adalah dasar
dari analisa yang kuat. Data warehouse
mendukung pengambilan keputusan
dengan membantu manager dan analis
untuk menguji data dan menghasilkan
analisa yang kuat dengan mudah dan
cepat (Bukhbinder, 2005)
Menurut Simarmata (2007) data
warehouse merupakan penyimpanan
fisik di mana data relasional diatur
khusus untuk menyediakan data bersih
dalam format terstandarisasi. Data-data
yang tersimpan tersebut dapat digunakan
dalam mendukung proses pengambilan
keputusan oleh para manajer di setiap
jenjang (Nugroho, 2004).
Data warehouse adalah database
relasional yang dirancang untuk query
dan analisis daripada untuk proses
transaksi. itu biasanya berisi data historis
berasal dari data transaksi, tetapi bisa
termasuk data dari sumber lain (Lane,
2003).
3. Model Multidimensional
Dalam perancangan sebuah data
warehouse, masih banyak yang
menggunakan model multidimensional
sebagai model perancangan struktur
database. Fungsi dari model
multidimensional itu sendiri Menurut
Inmon (2005: 175) “Multidimensional
database management system, or
datamarts, provide an information
system with the structure that allows an
organization to have very flexible acces
to data, to slice and dice data any
5
number of ways, and to explore the
relationship between summary and
detail data.” Menurut Ponniah (2007:
119) Data mart biasanya tersusun pada
multidimensional database.
Terdapat dua pendekatan model
dimensional yaitu, skema bintang atau
yang biasa dikenal juga dengan star join
dan skema snowflake. Dimana pada
setiap model dimensional tersebut,
terdapat cube, measure, dimension,
hierarchies, level, attributes.
3.1 Skema Bintang
Menurut Lane (2003: 19-3) Star
skema merupakan skema yang paling
sederhana. Pusat dari skema ini adalah
tabel fakta yang dikielilingi oleh tabel
dimensi. Skema bintang juga bisa terdiri
dari satu atau lebih tabel fakta.
Walaupun terdapat lebih dari satu tabel
fakta, mereka tetap menggunakan tabel
dimensi bersama-sama. Gambar 1
menunjukan struktur skema bintang.
Gambar 1 Skema Bintang
3.2 Skema Snowflake
Menurut Inmon (2005: 361)
Skema Snowflake tersusun dari tabel
fakta yang berjumlah lebih dari satu dan
dapat dikombinasikan dengan satu tabel
dimensi ataupun lebih. Gambar 2
menunjukan struktur skema snowflake.
Gambar 2 Skema Snowflake
6
4. Cube dan Measure
Pada Oracle Documentation
(2008: Glossary-3), Cube adalah
sekumpulan measure dengan dimensi
yang identik dan karakteristik yang
berbeda. Menurut Tsai (2007: 2-6),
Sebuah Cube biasanya berkaitan dengan
satu fakta. Dimana tabel fakta itu sendiri
memiliki sebuah kolom yang berisi
measurement (biasanya berupa data
numeric) dan juga kolom-kolom lain
yang memiliki relasi terhadap tabel-tabel
dimensi.
Measure mengisi cube dengan
fakta bisnis yang berjalan. Nilai dari
measurement dipengaruhi oleh tabel
dimensi, yang biasanya melibatkan tabel
dimensi waktu. Measure bersifat statik
dan konsisten, sehingga analis
menggunakan measure untuk pendukung
keputusan. (Oracle Documentation,
2008: 1-6)
5. Dimension
Menurut Tsai (2007: 2-6),
Dimensi adalah sebuah struktur yang
terbuat dari satu hirarki maupun lebih
dan digunakan untuk mengkategorikan
data. Data Dimensi biasanya
dikumpulkan di tingkat terendah dan
kemudian dikumpulkan ke tingkat yang
lebih tinggi. Proses rollup pada tabel
dimensi ini kita sebut dengan hirarki.
Tabel dimensi sendiri berarti
sebuah tabel relasional yang
mengumpulkan semua nilai dari dimensi
dalam skema bintang atau snowflake.
Tabel Dimensi biasanya berisi kolom-
kolom untuk level dan attributes. (Oracle
Documentation, 2008: Glossary-4).
5.1 Hirarki
Hirarki adalah cara untuk
mengatur data pada tingkatan yang
berbeda. Analis menggunakan hirarki
untuk melihat data pada satu level
7
tertentu, kemudian dapat melakukan
drill-down untuk level yang lebih detil
serta dapat melakukan roll-up untuk
melihat tingkatan yang lebih tinggi.
(Oracle Documentation, 2008: 1-7).
5.2 Level
Level memperlihatkan posisi
dalam hirarki. Cakupan level dimulai
dari umum hingga ke hal yang lebih
spesifik. Setiap level mengandung nilai-
nilai agregat untuk tingkat di bawahnya.
Hirarki dan level memiliki hubungan
many to many. Sebuah hierarki biasanya
mengandung beberapa level, dan single
level dapat dimasukkan dalam lebih dari
satu hirarki. (Oracle Documentation,
2008: 1-8)
5.3 Attributes
Attributes berisi tentang
informasi tambahan tentang data.
Beberapa attribute digunakan untuk
tampilan. Setiap attributes biasanya
berkaitan dengan suatu kolom dalam
tabel dimensi.
6. Data Mart
Menurut Mallach (2000: 469)
Data mart adalah versi kecil dari data
warehouse, yang terbatas ruang
lingkupnya. Isi dari data mart adalah
data-data terpilih dari data warehouse.
Setiap data mart disesuaikan dengan
aplikasi pendukung pengambilan
keputusan tertentu. Jadi sebuah
organisasi mungkin memiliki berbagai
macam data mart, sebagai contoh : data
mart sumber daya manusia, data mart
keuangan, dan data mart akademik.
(Humphries, 1999: 41).
Data mart biasa dibangun dan
dikendalikan pada sebuah department
tertentu pada perusahaan. Mengingat
fokus dari pembuatannya, maka data
8
mart biasanya hanya mengambil data
dari beberapa sumber saja (Tsai, 2007).
7. Hubungan Data Warehouse dan
SIE
Menurut Inmon (2007: 247),
Data warehouse dibuat untuk
memudahkan kinerja dari analis Sistem
Informasi Eksekutif. Karena dengan
data warehouse ada beberapa faktor
yang tidak perlu diragukan oleh analis
tersebut. Antara lain :
1. Mencari sumber data yang pasti
2. Berkompromi dengan datayang tidak
terintegrasi
3. Menjalankan dan menghubungkan
detil dan ringkasan data bahkan
menghubungkan keduanya.
4. Menemukan data yang bersifat
historikal
5. Manajemen dapat dengan konstan
mengganti pemikiran tentang
kebutuhan apa yang akan dilihat
selanjutnya.
6. Menciptakan inti dari program yang
berjalan.
Menurut Mallach (2000: 479)
ada beberapa karakteristik SIE yang
berhubungan dengan data warehouse.
Yaitu :
1. Datababase yang digunakan disebut
data cube : informasi historikal yang
dapat di jelaskan lebih detil oleh
variable tertentu, waktu atau periode,
dan berbagai macam yang
berhubungan dengan proses bisnis.
2. Graphical user interface : GUI
membantu eksekutif untuk memilih
area yang ingin di lihat. Data
warehouse juga menghasilkan GUI.
3. Drill down : Pengguna dapat
melakukan drill down untuk
menambah informasi detil dari data.
4. Exceptions are highlited by the use
of color : Sistem Informasi Eksekutif
memperbolehkan desainer untuk
menentukan tingkatan toleransi
9
untuk kasus tertentu. Hal ini bisa
ditandai dengan warna, blinking, dan
sebagainya.
Di dalam hubungan SIE dan data
warehouse ini menurut Malaach (2000:
481), terdapat dua informasi yang sangat
tidak terstruktur dan biasanya tidak
ditemukan cara untuk pengaplikasian ke
dalam data warehouse. Yaitu :
1. “Soft” information, seperti
komentar, prediksi, dan opini.
Informasi ini mendukung pengguna
untuk mengetahui informasi apa
yang ada didalam angka-angka pada
laporan SIE.
2. External information, informasi ini
tidak terdapat pada database internal
organisasi.
PERANCANGAN SISTEM
1. Block Diagram Sistem Informasi
Eksekutif PSDM
Blok diagram langkah-langkah
pembuatan laporan SIE PSDM dapat
dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Block Diagram Sistem
Informasi Eksekutif PSDM
2. Struktur Tabel Dimensi
Tabel-tabel dimensi yang
digunakan yaitu, dimensi bagian,
dimensi jabatan, dimensi jenis
pelanggaran, dimensi kegiatan internal,
dimensi kota, dimensi status, dimensi
karyawan, dimensi waktu.
2.1 Dimensi Bagian
Dimensi bagian digunakan untuk
melihat bagian dimana karyawan
tersebut bekerja.
Gambar 4 Tabel Dim_Bagian
10
2.2 Dimensi Jabatan
Dimensi Jabatan digunakan
untuk melihat jabatan dari karyawan
tersebut.
Gambar 5 Tabel Dim_Jabatan
2.3 Dimensi Jenis Pelanggaran
Dimensi Jenis Pelanggaran
digunakan untuk mengetahui dan
memisahkan pelanggaran berdasarkan
jenisnya.
Gambar 6 Dim_Jenis_Pelanggaran
2.4 Dimensi Kegiatan Internal
Dimensi Kegiatan Internal dibuat
untuk mengetahui kehadiran karyawan
pada setiap kegiatan internal yang
dilaksanakan
Gambar 7 Dim_Keg_Internal
2.5 Dimensi Kota
Dimensi Kota dibuat untuk
mengetahui Kota dimana karyawan
berasal maupun tinggal.
Gambar 8 Dim_Kota
2.6 Dimensi Status
Dimensi Status dibuat untuk
mengetahui status keterlambatan, ijin,
cuti dan keterangan piket.
Gambar 9 Dim_status
11
2.7 Dimensi Karyawan
Dimensi karyawan dibuat untuk
menampung semua data-data karyawan.
Gambar 10 Dim_karyawan
2.8 Dimensi Waktu
Dimensi waktu digunakan pada
seluruh kubus.
Gambar 11 Dim_Time
3. Struktur Data Mart
Data mart ini terdiri dari beberapa
cube yang mengandung tabel fakta, tabel
dimensi serta measurement. Pada
datamart PSDM ini, terdapat 4 cube,
yaitu : Cube Absen, Cube Internal, Cube
Pelanggaran, Cube Ijin.
A. Cube Absen
Cube Absen digunakan untuk
menampung seluruh informasi tentang
absensi karyawan.
Gambar 12 Cube Absen
B. Cube Internal
Cube Internal digunakan untuk
menampung data absensi karyawan pada
setiap kegiatan internal.
12
Gambar 13 Cube Internal
C. Cube Pelanggaran
Cube pelanggaran digunakan
untuk menampung setiap data
pelanggaran karyawan, seperti jenis
pelanggaran apa yang dilakukan dan
termasuk golongan apa pelanggaran
tersebut.
Gambar 14 Cube Pelanggaran
D. Cube Ijin
Ijin dibuat untuk menampung
semua data ijin karyawan. Seperti, type
ijin, cuti, serta waktu mulai dan waktu
berakhir ijin maupun cuti tersebut.
Gambar 15 Cube Ijin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan uji coba
terhadap aplikasi yang telah dibuat,
laporan yang dapat dihasilkan adalah
laporan absensi (kehadiran), laporan jam
kerja, laporan keterlambatan, laporan
ijin, laporan cuti, dan laporan
pelanggaran.
13
Form laporan absensi
menunjukan perbandingan data
kehadiran karyawan berdasarkan kriteria
tertentu.
Gambar 16 Form Laporan Absensi
Form laporan jam kerja
menunjukan perbandingan jumlah jam
kerja karyawan berdasarkan kriteria
tertentu.
Gambar 17 Form Laporan Jam Kerja
Form laporan keterlambatan
menggambarkan data perbandingan
keterlambatan karyawan.
Gambar 18 Form Laporan
Keterlambatan
Form laporan ijin dan cuti
menunjukan perbandingan jumlah
karyawan yang melakukan ijin dan cuti.
Gambar 19 Form Laporan Ijin dan Cuti
Form laporan pelanggaran
menunjukan perbandingan jumlah
karyawan yang melakukan pelanggaran.
14
Gambar 20 Form Pelanggaran
KESIMPULAN
Sistem Informasi Eksekutif
PSDM menggunakan konsep data mart
pada PSDM berhasil dibangun dan
menghasilkan informasi absensi,
keterlambatan, jam kerja, ijin, cuti,
pelanggaran, dan absensi kegiatan
internal karyawan. Yang dapat
digunakan oleh eksekutif untuk
membantu proses penilaian kinerja dan
pengambilan keputusan.
SARAN
1. Sistem dapat dikembangkan berbasis
web sehingga memungkinkan
eksekutif untuk melihat informasi
tersebut dimanapun dan kapanpun.
2. Sistem dapat dikembangkan dengan
mencakup informasi yang
berhubungan dengan PSDM secara
keseluruhan. Tidak hanya informasi
absensi karyawan namun juga
pencapaian karyawan dalam bekerja,
maupun informasi historical
karyawan yang dibutuhkan oleh
eksekutif PSDM.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, Faisal. 2009. Sistem Informasi
Eksekutif, 01 Juli 2011. URL :
http://teknik-
informatika.com/sistem-
informasi-eksekutif
Bukhbinder, George., Et. Al , 2005,
Insurance Industry Decision
Support : Data Marts, OLAP
and Predictive Analytics. 20
Desember 2012. URL :
www.casact.org/pubs/forum/05
wforum/05wf171.pdf
15
Hanifah, Ardijan Abu. 2009. Apakah
datamart. 5 Januari 2013. URL
:
http://yoyonb.wordpress.com/2
009/12/17/apakah-data-mart/
Humphries, Et al. 1999. Data
Warehousing Architecture and
implementation. New Jersey:
Prentice Hall.
Inmon, William H. 2005. Building The
Datawarehouse Fourth Edition.
Canada : Wiley Publishing, Inc.
Lane, Paul. 2003. Data Warehousing
Guide 10g Release 1 (10.1)
B10736-01, 01 Agustus 2011.
URL:
http://download.oracle.com/../b
14223.pdf
Mallach, Efrem G. 2000. Decision
Support and Data Warehouse
System. Singapore: McGraw-
Hill Book.
McLeod, Raymond. 1997. Sistem
Informasi Manajemen Jilid I
Edisi ke Tujuh. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Nugroho, Adi. 2004. Konsep
Pengembangan Sistem Basis
Data. Bandung: Informatika.
Oracle Documentation. 2008. Oracle
Olap User Guide 11g realease
1 (11.1) B28124-03. 5 Januari
2013. URL :
http://docs.oracle.com/cd/B283
59_01/olap.111/b28124/overvie
w.htm
Ponniah, Paulraj. 2001. Data
Warehousing Fundamental.
Canada : John Wiley & Sons,
Inc.
Simarmata, Janner. 2007. Perancangan
Basis Data. Yogyakarta: Andi
Offset.
Subhan, Muhammad. 2003 Pengantar
Datawarehouse.. 26 Desember
16
2012. URL :
www.scribb.com/doc/38739010
/subhan-pengertian-
datawarehouse
Tsai, Jenny. 2007. Oracle Business
Intelligent Standart Edition One
Tutorial Realease 10g
(10.1.2.3.1) E 10312-01. 5
Januari 2013. URL :
http://docs.oracle.com/html/E10
312_01/dm_concepts.htm
Watson, Hugh J., Et al. 1997. Building
Executive Information System
and other Decision Support
Applications. Canada : John
Wiley & Sons, Inc.
Zulfikar, Achmad. 2010. ETL Data
Warehouse. 5 Januari 2013.
URL :
http://www.gudangmateri.com/
2010/04/etl-data-
warehouse.html.