RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ATM BERAS RASKIN …
Transcript of RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ATM BERAS RASKIN …
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 165
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ATM BERAS RASKIN DENGAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY
IDENTIFICATION (RFID)
Muhammad Hidayat Tullah1), Tiena Gustina Amran2), Dedy Sugiarto3) Mahasiswa Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Dosen Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Indonesian Goverment launched rice program for poor households, called as Program Beras Miskin (RASKIN) with the aim to help poor families in the avaibility of rice. Raskin program is still raises problems so that the benefits received are not significant for poor families. The purpose of this study was to describe about distribution proccess of Raskin especially in Bekasi City, mapping constraints experienced in the implementation of Raskin distribution and make a design of Rice ATM information system for Raskin distribution in Bekasi City. The research methodology used in this study began with observation of the research object to obtain preliminary data in Raskin general guidlines, number of seeds of households needs and Raskin beneficiary mapping in study area. Research result is a design of system information with RFID implementation to improve the effectiveness and the achievement of Raskin objectives program. Keywords: Raskin, RFID, System Information.
1. PENDAHULUAN Program Raskin untuk Rumah Tangga Miskin hingga kini masih memunculkan beberapa permasalahan, diantaranya adalah pendistribusian belum tepat sasaran, belum tepat jumlah dan belum tepat waktu, sehingga kurang bermanfaat bagi penerima. Hal ini diperkuat dengan beberapa hasil penelitian, diantaranya oleh Sari (2007) yang menjelaskan bahwa harga RASKIN yang diterima oleh rumah tangga miskin berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa 51,2% distribusi Raskin tidak tepat sasaranm jumlah, harga, waktu dan administrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancang bangun sistem informasi pada proses distribusi Raskin yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan tujuan pemerintah. Rencana pemecahan masalah tersebut penulis lakukan dengan langkah langkah: 1. Melakukan identifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan proses distribusi Raskin tidak tepat sasaran.
2. Melakukan identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas dan mutu beras ketika proses pendistribusian ke masyarakat.
3. Memahami cara kerja, kelebihan, kekurangan dan jenis-jenis teknologi RFID dalam penerapan di masyarakat.
4. Menghasilkan rancang bangun sistem informasi dengan memanfaatkan teknologi RFID sebagai sistem pengenal identitas penerima Raskin untuk otomasi pendistribusian raskin, pencatatan dan pelaporan di titik distribusi akhir.
5. Menghasilkan rancang bangun alat bantu dan susunan data untuk otomasi pendistribusian Raskin dengan tujuan agar mutu beras tetap baik dan proses distribusi dapat tepat sasaran.
2. TINJAUAN PUSTAKA Pedoman Umum Raskin 2015 Program Raskin (Program Penyaluran Beras untuk Keluarga Miskin) adalah sebuah program dari pemerintah dengan upaya untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga-rumah tangga miskin. Program Raskin adalah
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 166
sebuah bentuk dukungan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial kepada rumah tangga-rumah tangga miskin melalui distribusi beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/ rumah tangga miskin/ bulan dengan masing-masing seharga Rp 1.600,00 per kg (netto) di titik distribusi. Tujuan Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran RTS melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras. Sasaran program raskin adalah berkurangnya beban pengeluaran 15.530.897 RTS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras dengan alokasi sebanyak 15kg/RTS/bulan. • Manfaat Program raskin:
1. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat RTS.
2. Peningkatan akses pangan secara fisik (beras tersedia di TD), maupun ekonomi (harga terjangkau) kepada RTS.
3. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.
4. Stabilisasi harga beras di pasaran. 5. Pengendalian inflasi melalui
intervensi Pemerintah dengan penetapan harga beras bersubsidi Rp.1.600/kg, dan menjaga stok pangan nasional.
6. Membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
Distribusi Distribusi merupakan penambahan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan barang dalam cakupan pengangkutan barang dari tempat asal atau produksi lanjutan ke tempat penjualan. Distribusi mencakup berbagai bidang manajemen seperti penjualan, keuangan, pengangkutan, pergudangan dan pengiklanan (Taff, 1994) Peranan saluran distribusi tercermin dari besarnya biaya distribusi yang dapat melebihi biaya produksi, promosi, administrasi dan lain-lain. Peranan yang besar dapat ditunjukkan dengan kinerja yang baik terhadap fungsi pemasaran yang dilakukan di setiap saluran (Purwadi, 2000).
Radio Frequency Identification (RFID) Menurut Maryono (2005) identifikasi dengan frekuensi radio adalah teknologi untuk mengidentifikasi seseorang atau objek
benda menggunakan transmisi frekuensi radio, khususnya 125kHz, 13.65Mhz atau 800-900MHz. Terdapat beberapa pengertian RFID (Maryono, 2005) Suatu sistem RFID secara utuh terdiri atas 3 (tiga) komponen: a. Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas
atau plastik dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu. RFID Tag berfungsi sebagai transponder (transmitter dan responder) yang berisikan data dengan menggunakan frekuensi 125 KHz. Berdasarkan sumber energinya, tag RFID dibagi menjadi dua jenis yaitu Active Tag dan Passive Tag.
b. Reader RFID, terdiri atas RFID reader dan antenna yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan di dalam tag melalui frekuensi radio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer.
c. Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN atau internet untuk komunikasi dengan server.
Basis Data Menurut Connolly (2002), basis
data adalah kumpulan data data yang secara logis saling berhubungan, dimana gambaran dari data ini didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
Basis data adalah kumpulan penyimpanan data operasional yang dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu enterprise. Suatu enterprise selalu membutuhkan berbagai data untuk mendukung operasinya dan oleh karena itu disebut sebagai “data operasional”.
1. Pemanfaatan basis data antara lain untuk memenuhi tujuan berikut ini :
2. Kecepatan dan kemudahan (Speed) 3. Efisiensi ruang penyimpanan
(Space) 4. Keakuratan (Accuracy)
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 167
5. Ketersediaan (Availability) 6. Kelengkapan (Completeness) 7. Keamanan (Security) 8. Pemakaian bersama (Sharability)
3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang dengan tujuan umum melakukan analisa terhadap aktivitas distribusi Raskin khususnya di wilayah Kota Bekasi dari mulai proses pengadaan hingga titik distribusi akhir (masyarakat). Keefektifan distribusi Raskin dapat dinilai melalui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu tepat waktu, tepat sasaran,
tepat harga, tepat jumlah dan tepat administrasi. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga akan mempengaruhi semua komponen yang dilakukan dalam penelitian ini baik dari identifikasi permasalahan, jenis data, pengembangan metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan serta alternatif perbaikan yang diajukan dalam penelitian ini.
• Perumusan Tujuan• Melakukan identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan proses distribusi raskin tidak
tepat sasaran
• Memahami cara kerja, kelebihan dan kekurangan penerapan teknologi RFID di
masyarakat
• Merancang model pengukuran efektifitas raskin
• Merancang model pengukuran efisiensi raskin
• Merancang model sistem informasi distribusi beras Raskin dengan RFID
• Kajian Pustaka :• Teori Kemiskinan
• Pedoman umum raskin 2015
• RFID
• Pembangunan Basis Data
• Teori Efektifitas dan Efisiensi Distribusi
• Metode dan model yang mendukung
Model Sistem Informasi ATM Beras RaskinPerumusan Basis Data Perumusan Model sistem informasi
Verifikasi dan
ValidasiModel Sistem Informasi ATM Beras Raskin
dengan RFID
Model Sistem Informasi ATM
Beras Raskin dengan RFID
Analisa Fakta
Memetakan ERD ke
tabel relasional
Mendefinisikan skema
basis data
Membuat diagram
hubungan entitas (ERD)
Menormalkan struktur
tabel
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung di kelurahan dan RTS-PM penerima raskin, juga dengan melakukan pengumpulan data sekunder yang didapatkan dari kelurahan. Teknik pengolahan data yang penulis lakukan adalah dengan melakukan analisa proses distribusi, analisa kegiatan di dalam sistem yang sedang berlangsung serta mengukur tingkat efektifitas dan efisiensi proses distribusi Raskin saat ini.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemerintah menetapkan harga Raskin 2015 sebesar Rp 1.600/kg dengan tujuan meringankan beban pengeluaran pangan bagi warga miskin. Berdasarkan penelitian di lapangan diketahui bahwa harga tersebut berbeda setelah sampai di tangan RTS-PM. Hal tersebut karena adanya pembagian beras miskin yang tidak sesuai pedoman umum.
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 168
Tabel 1 Harga Raskin di tingkat RTS
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa pagu Raskin 2015 untuk kelurahan Bantargebang adalah 1.385 kg dengan jumlah RTS-PM sebanyak 1.159 KK. Total biaya yang terjadi selama proses pendistribusian di TD hingga RTS-PM sebesar Rp 2.120.000 atau Rp 125 untuk tiap kilogram. Berdasarkan selisih harga yang dibayarkan oleh masing-masing
penerima manfaat terhadap biaya-biaya dasar, maka diproyeksikan lembaga penyalur beras miskin dari titik distribusi ke RTS-PM memperoleh keuntungan rata-rata sebesar Rp 1.091.875 atau Rp 626/kg. Adapun selisih Harga Raskin setelah diterima RTS-PM dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 2 Perbedaan harga di tingkat RTS-PM
Secara keseluruhan, analisis tingkat efektivitas distribusi Raskin berdasarkan 6 indikator dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.
Tabel 3 Persentase Tingkat Keefektifan Distribusi Beras Miskin
No Indikator Tingkat
Efektivitas Tepat (%)
Tidak Tepat
(%) Jumlah (%)
1 Sasaran 44 56 100
2 Jumlah 0 100 100
3 Harga 0 100 100
4 Waktu 100 0 100
5 Administrasi 80 20 100
6 Mutu 33 67 100
Rata-rata 43 57 100
Pagu Raskin
(Kg)
Jumlah
RTS-PM
Pagu
Raskin
(Kg)
Total Harga
Raskin di
Titik
Distribusi
Total Biaya
Distribusi
Biaya
Distribusi
(Rp/Kg)
Harga
Raskin di
RTS-PM
(Rp/Kg)
Total Harga
Raskin di RTS-
PM (Rp)
Gap
Keuntungan
Keuntungan
(Rp/Kg)
RW.01 174 2.610 4.176.000 300.000 115 2350 6.133.500 1.657.500 635
RW.02 156 2.340 3.744.000 250.000 107 2350 5.499.000 1.505.000 643
RW.03 116 1.740 2.784.000 200.000 115 2350 4.089.000 1.105.000 635
RW.04 72 1.080 1.728.000 120.000 111 2350 2.538.000 690.000 639
RW.05 102 1.530 2.448.000 200.000 131 2350 3.595.500 947.500 619
RW.06 89 1.335 2.136.000 200.000 150 2350 3.137.250 801.250 600
RW.07 93 1.395 2.232.000 200.000 143 2350 3.278.250 846.250 607
RW.08 205 3.075 4.920.000 350.000 114 2350 7.226.250 1.956.250 636
RW.09 64 960 1.536.000 100.000 104 2350 2.256.000 620.000 646
RW.10 88 1.320 2.112.000 200.000 152 2350 3.102.000 790.000 598
Total 1.159 17.385 27.816.000 2.120.000 Rata-Rata 2.350 4.085.475 1.091.875 626
Harga di RTS per Kg
(Rp)
Harga Patokan
Pemerintah (Rp)Perbedaan Harga (Rp)
2350 1600 750
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 169
Tingkat Efektivitas distribusi Raskin
Tingkat keefektifan distribusi Raskin dikatakan efektif bila seluruh indikator yang menunjukkan tingkat efektivitas berada diatas atau sama dengan 80%. Bila ada indikator yang memiliki nilai dibawah 80% maka perlu diketahui rata-rata persentase keefektivan, bila dari rata-rata indikator menunjukkan nilai dibawah 80% maka dapat dikatakan tidak efektif. Berdasarkan Pedum Raskin 2015, Faktor kunci dalam program penanggulangan kemiskinan adalah Tepat Sasaran. Dengan demikian Tepat sasaran menjadi faktor penentu dalam tingkat efektivitas dari keenam faktor yang ada. Pada tabel 5.9 diketahui bahwa ketepatan sasaran hanya mencapai 44%. Ssaran program raskin adalah RTS-PM yang telah terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM). Namun kondisi aktual di lapangan adalah Raskin tidak hanya diberikan untuk RTS-PM tetapi juga dibagikan pada kelompok masyarakat lain, yang
menyebabkan RTS-PM mengalami penurunan penerimaan beras dari yang seharusnya.
Efisiensi Distribusi Beras Raskin Kegiatan fungsi distribusi oleh
lembaga – lembaga pemasaran/distribusi akan mengakibatkan timbulnya biaya pemasaran. Besarnya biaya pemasaran mempengaruhi harga jual kepada konsumen, hal ini disebabkan biaya pemasaran yang timbul menjadi tambahan harga pada barang yang akan ditanggung oleh konsumen. Efisiensi pemasaran dapat dihitung dengan membagi biaya pemasaran (distribusi) dengan nilai produk yang didistribusikan. Dalam hal ini penulis merumuskan efisiensi distribusi adalah perbandingan total biaya yang harus dibayarkan RTS-PM (tidak termasuk harga tebus raskin) terhadap harga tebus beras Raskin yang ditetapkan pemerintah dalam Pagu Raskin 2015. Adapun efisiensi pemasaran distribusi Raskin dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini :
Tabel 4 Efisiensi Pemasaran Distribusi Beras Miskin
Total Pagu
Raskin (kg)
Harga Raskin
per Kg (Rp)
Total Harga
Raskin (Rp)
Biaya Distribusi
(Rp)
Efisiensi
Pemasaran
17.385 1.600 27.816.000 13.038.750 0,469
Efisiensi pemasaran merupakan perbandingan antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan. Dalam hal ini dikarenakan program Raskin merupakan program pemerintah yang bersifat sosial sehingga tidak dibenarkan untuk mengambil keuntungan dalam setiap kegiatan untuk program tersebut, maka efisiensi pemasaran distribusi beras raskin penulis tetapkan adalah total biaya yang dibebankan kepada RTS-PM (biaya distribusi+keuntungan yg diambil lembaga distribusi) dibagi nilai jual Raskin di Titik Distribusi yang ditetapkan pemerintah seperti pada perhitungan dibawah ini:
Ep = Biaya Pemasaran / Nilai jual produk yang dipasarkan = 13.038.750 / 27.816.000
= 0,469
Dari hasil perhitungan diketahui tingkat efisiensi pemasaran diperoleh sebesar 0,469 yang masih menunjukkan bahwa pendistribusian beras Raskin dalam kategori Efisien. Dikatakan efisien karena hasil perhitungan efisiensi pemasaran (Ep) berada di bawah 1. Meski demikian hasil tersebut seharusnya masih dapat diturunkan bila pelaku distribusi tidak mengambil keuntungan dari setiap proses yang dilakukan, karena Raskin merupakan kegiatan sosial. Biaya distribusi yang cukup rendah dibandingkan dengan nilai total penjualan Raskin karena jalur pemasaran dalam pendistribusian tergolong pendek yaitu pendistribusian dari Bulog langsung kepada RTS-PM dengan perantara pihak
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 170
Kelurahan dan RW sebagai perwakilan warga. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa program distribusi Raskin tergolong
efisien, sedangkan jika ditinjau dari tujuan program tersebut, pendistribusian beras Raskin dikatakan tidak efektif.
Sistem Distribusi Beras Raskin Saat Ini
Proses Distribusi dan Pelaporan Beras Raskin
Pemprov / Pemkot / Camat Bulog Kelurahan RT/RW/RTS
SPA awal tahun
SPPB
Raskin Raskin
Ra
skin
Pelaporan Manual Pelaporan Manual
Pe
lap
ora
n M
an
ual
PembayaranPembayaran
Kelurahan
1
2
3 4
5
7
6
8
9
10
RW-RT
RTS-PM
Kecamatan
Perum BulogWalikota
Gudang Bulog
Proses distribusi Raskin saat ini meliputi tahap pengajuan, pendistribusian, hingga pelaporan di tingkat Pemkot hingga Titik Bagi (TB) kepada RTS-PM. Untuk memperdalam pengamatan pada proses distribusi Raskin, penulis membagi proses distribusi tersebut kedalam dua tahap, yaitu : 1. Tahap pendistribusian beras Raskin. 2. Tahap pembayaran dan pelaporan beras
Raskin.
Kelemahan dan Dampak
Untuk memperdalam informasi mengenai proses distribusi beras dan permasalahan yang kerap terjadi, maka peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap pihak yang terlibat dalam proses distribusi beras khususnya di tingkat kelurahan hingga RTS-PM. Beberapa hal yang menjadi permasalahan selama proses distribusi beras Raskin berdasarkan hasil wawancara adalah : • Beras diterima di TD dari BULOG,
pelaksana distribusi dengan kondisi
saat ini biasanya hanya melakukan pemeriksaan jumlah karung, tanpa melakukan pemeriksaan sample mengenai kondisi beras. Menurut pengamatan penulis, hal tersebut berkaitan erat dengan adanya keluhan mengenai berbedanya kualitas beras yang diterima tiap bulannya.
• Pihak kelurahan hanya memberikan beras di titik bagi (kelurahan) pada ketua RW sesuai dengan alokasi RTS-PM di masing-masing RW tersebut.
• Harga yang diberikan oleh kelurahan adalah Rp24.000/karung (harga sesuai, yaitu Rp1.600/kg). Tetapi untuk harga dan jumlah beras yang didistribusikan oleh pengurus RW bisa saja berbeda dikarenakan adanya biaya akomodasi.
• Pembayaran keseluruhan terkumpul setelah tujuh hari beras diterima oleh RTS-PM. Hal ini menyebabkan sering terhambatnya pembayaran ke Bulog.
• Jumlah pembayaran dari RW tidak pernah kurang, namun dana yang terkumpul cukup lama.
Gambar 2 Proses distribusi Raskin saat ini.
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 171
• Kelurahan tidak melakukan verifikasi sampling RTS-PM yang namanya tercantum dalam laporan hasil distribusi dari RW untuk mengetahui apakah pendistribusian ke tiap RTS-PM telah tepat sasaran, jumlah harga dan mutu atau hanya dibagikan secara “pukul rata” pada seluruh warga di RW tersebut.
• Pelaporan dari Kelurahan ke Kecamatan dilakukan dengan data tertulis manual, begitu juga dari kecamatan ke tingkat atas sehingga kebutuhan data untuk evaluasi kinerja distribusi tersebut dapat terhambat.
Berdasarkan analisa mendalam, warga miskin yang berada di Kelurahan Bantar gebang ada yang tidak terdata dalam RTS-PM sehingga tidak dapat Raskin,
sebaliknya beberapa warga yang tergolong cukup mampu mendapatkan kartu Raskin sehingga terjadi keresahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut ketua RW berperan dengan mengatur pembagian Raskin kepada warga. Tentu saja kegiatan ini juga tidak dapat dibenarkan karena tidak sesuai dengan Pedum Raskin.
Rancang Bangun Sistem Informasi ATM Beras Raskin Entity Relationship Diagram (ERD) Entitiy Relationship Diagram (ERD) adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan objek data yang disimpan didalam suatu sistem secara konseptual dalam bentuk logic. Gambar 5.3 adalah ERD untuk sistem informasi ATM Beras Raskin dengan RFID :
Gambar 3 ERD Sistem Informasi ATM Beras Raskin
Physical Data Model (PDM) Physical data model (PDM) merupakan presentasi suatu implementasi basis data secara spesifik yang mencakup detail data penyimpanan yang direpresentasikan dalam bentuk record
format, record ordering dan access path. Sasarannya adalah menciptakan perancangan untuk penyimpanan data yang menyediakan kinerja baik dan memastikan integritas, keamanan serta kemampuan untuk dipulihkan. Gambar 5.4 adalah PDM untuk model sistem informasi ATM Beras Raskin yang memuat struktur data beserta tipe data.
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 172
Gambar 4 PDM Sistem Informasi ATM Beras Raskin
Simulasi Model Penulis melakukan simulasi model untuk memastikan rancang bangun sistem informasi yang telah disusun dapat diimplementasikan dalam kondisi nyata. Untuk simulasi, penulis merancang susunan basis data sesuai PDM ke dalam format Ms.excell. Dalam simulasi ini penulis menyusun beberapa skenario berdasarkan analisa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila sistem diimplementasi kepada masyarakat, skenario dan batasan dalam simulasi model tersebut adalah: Batasan – batasan dalam simulasi model: 1. Data RTS-PM yang terdaftar dalam
sistem adalah data dummy yang disesuaikan dengan kebutuhan data Pagu Raskin 2015 yang ditetapkan pemerintah pusat
2. Penambahan/pengurangan peserta RTS dalam sistem hanya dapat dilakukan bila keputusan pemerintah telah ditetapkan.
3. RTS-PM yang terdaftar akan mendapatkan kartu RFID.
4. Untuk dapat mengambil beras menggunakan kartu RFID, RTS-PM harus membayar harga beras sesuai
harga dan kuota yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Minimal pembayaran beras adalah untuk 1Kg beras.
6. Maksimal pembayaran beras adalah untuk kuota 15Kg/Rts/Bulan.
7. Pembayaran beras hanya dapat dilakukan pada hari dan jam kerja dan dibayarkan melalui pelaksana distribusi.
8. Pengambilan beras dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan saldo yang telah dibayarkan.
9. Beras akan dikeluarkan oleh mesin dengan kelipatan 1Kg
10. Minimal pengambilan beras perhari adalah 1Kg/Rts.
11. Maksimal pengambilan beras dalam 1 hari adalah 3Kg/RTS.
12. Maksimal pengambilan beras 1 bulan adalah 15Kg/RTS.
Skenario Pengujian: RTS yang terdaftar adalah pemilik nomor kartu 1 - 30 (lampiran 1). RTS yang belum membayar adalah nomor kartu 1 – 5. RTS yang telah membayar adalah nomor kartu 6 – 30.
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 173
RTS yang telah melakukan pengambilan sampai dengan 15kg adalah nomor kartu 11 – 20. RTS yang masih memiliki kuota namun telah mengambil beras 3kg di hari tersebut adalah nomor kartu 21 – 25.
RTS yang masih dapat melakukan pengambilan di hari tersebut adalah kartu nomor 26-30.
Tabel 5 Skenario pengujian kartu
Simulasi Pembayaran Raskin
Gambar 5 Tampilan menu proses pembayaran
Keterangan: - Terdapat dua bagian menu pada tampilan pembayaran, yaitu :
o Informasi Akun o Pembayaran
- Field putih adalah data yang harus diisi yaitu: o field kartu adalah kode kartu yang terbaca oleh RFID o field jumlah adalah jumlah kilo gram beras yang ingin dibayarkan.
- Field kuning adalah informasi pemilik kartu. - Radio button hitam adalah untuk tombol konfirmasi pembayaran.
Berikut ini adalah simulasi yang dilakukan pada kartu dengan berbagai kondisi :
Nomor kartu Terdaftar Membayar telah Pengambilan
15 kg
Telah Pengambilan
3kg di hari tersebut
Kartu 003 √ x x x
Kartu 007 √ √ x x
Kartu 015 √ √ √ x
Kartu 023 √ √ √ √
Kartu 029 √ √ √ x
Kartu 050 x x x x
25/02/2016
Informasi Akun
Masukkan No. Kartu KeteranganHari ini bisa
mengambil:
Yg sudah
diambil hari ini
sudah diambil
bulan ini
Sisa Kuota
Bulan ini
Kartu 000 Tidak terdaftar - 0 0 -
Nama : Nomor Anggota: Date : Jumlah:
- - 25/02/2016 5
Total Harga: -
Pembayaran
Bayar
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 174
Gambar 6 Simulasi pembayaran pemilik kartu 003
Hasil yang ditampilkan pada saat simulasi percobaan pemilik kartu 003 yang belum melakukan pembayaran adalah tidak ada kuota beras yang dapat diambil hari ini.
Gambar 7 Simulasi pembayaran pemilik kartu 007
Simulasi Distribusi Raskin Gambar 8 adalah tampilan layar yang berada pada ATM Beras Raskin sebagai informasi pengambilan beras. Field putih adalah hasil scan RFID terhadap kartu dan field kuning adalah informasi terhadap kartu tersebut.
25/02/2016
Informasi Akun
Masukkan No. Kartu KeteranganHari ini bisa
mengambil:
Yg sudah
diambil hari ini
sudah diambil
bulan ini
Sisa Kuota
Bulan ini
Kartu 003 belum bayar - 0 0 15
Nama : Nomor Anggota: Date : Jumlah:
Dewi 1111103 25/02/2016 5
Total Harga: 8000
Pembayaran
Bayar
25/02/2016
Informasi Akun
Masukkan No. Kartu KeteranganHari ini bisa
mengambil:
Yg sudah
diambil hari ini
sudah diambil
bulan ini
Sisa Kuota
Bulan ini
Kartu 007sudah bayar
untuk 5x
pengambilan
3 0 0 15
Nama : Nomor Anggota: Date : Jumlah:
Putri 1111107 25/02/2016 1
Total Harga: 1600
Pembayaran
Bayar
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 175
Gambar 8 Tampilan menu Distribusi Raskin
Ketika peserta RTS-PM menempelkan kartu ke reader RFID, akan segera muncul informasi dan instruksi di layar ATM Beras Raskin. Berikut ini adalah simulasi yang dilakukan pada kartu dengan berbagai kondisi :
Gambar 9 Simulasi distribusi pemilik kartu 003
Pemilik kartu 003 belum bisa melakukan pengambilan karena belum membayar.
Gambar 10 Simulasi distribusi pemilik kartu 007
Secara otomatis beras akan keluar dari mesin karena kartu 007 telah terdaftar dan melakukan pembayaran sebanyak 5 kali pengambilan (5kg). Tampilan di keterangan adalah untuk informasi berapa kali pengambilan yang masih dapat dilakukan di
bulan tersebut berdasarkan data pembayaran.
2 25/02/2016
Masukkan No. Kartu Instruksi
Kartu 001silahkan bayar
dahulu
Nama : No. AnggotaSisa pengambilan
hari iniKeterangan
Sisa kuota
bulan ini
Muhammad 1111101 - belum bayar 14
2 25/02/2016
Masukkan No. Kartu Instruksi
Kartu 003silahkan bayar
dahulu
Nama : No. AnggotaSisa pengambilan
hari iniKeterangan
Sisa kuota
bulan ini
Dewi 1111103 - belum bayar 15
2 25/02/2016
Masukkan No. Kartu Instruksi
Kartu 007silahkan ambil
beras
Nama : No. AnggotaSisa pengambilan
hari iniKeterangan
Sisa kuota
bulan ini
Putri 1111107 2 xsudah bayar untuk 4x
pengambilan lagi14
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 176
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Identifikasi faktor – faktor yang
menyebabkan proses distribusi raskin tidak tepat sasaran dapat dilakukan dengan analisa dan perbandingan terhadap pedoman umum Raskin 2015 dan kondisi aktual di masyarakat.
2. Penurunan kualitas dan mutu beras terjadi karena tidak dilakukannya monitoring saat beras diterima oleh pelaksana di titik distribusi, dan tidak terjaminnya kondisi tempat penyimpanan di titik bagi (RW).
3. Semakin berkembangnya teknologi informasi memberikan peluang penggunaan RFID secara luas, sehingga beberapa peneliti telah melakukan penerapan teknologi RFID dalam implementasi di masyarakat.
4. Rancang bangun sistem informasi ATM Beras dengan RFID untuk pengenal identitas penerima Raskin dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap proses distribusi, pembayaran dan proses pelaporan pendistribusian Raskin dari RTS-PM hingga pemerintah pusat. Dengan pemanfaatan teknologi RFID maka proses pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara tersistem.
5. Rancang bangun alat bantu dan susunan data untuk otomasi pendistribusian sangat memungkinkan untuk diimplementasikan dalam kondisi nyata.
DAFTAR PUSTAKA Arief, A., W., Thalib, F., Heruseto, B., 2006.
Pemprograman Mikrokontroler Pada Sistem Pengamanan Berdasarkan Pola Sidik Jari Yang Tersimpan Pada Kartu Pintar Menggunakan Mikrokontroler Dt51 Minsys. Jurnal SMART 2006.
Connolly, T., Begg, C., 2002. Basis data Systems: a practical approach to design, implementation, and management. 3rd Edition. Eddison- Westley: Harlow England.
Date, C.J. 2000. An Introduction to Basis data System. Edisi ke-7. Addison-Wesley. United State of America.
Davenport, T. H., Short, J. E. 1990. The New Industrial Engineering Information.
Dwi, A., K., 2008. Studi Implementasi Kebijakan Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Di Kelurahan Barusari Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23#subjekViewTab1|accordion-daftar-subjek1, Diakses 24 Okt 2015.
Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (2015). Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2014.
Kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1781-tidak-efektif-kpk-minta-program-raskin-didesain-ulang.
Liu, X., Tang, O., Huang, P., 2008. Dynamic pricing and ordering decision for the perishable food of the supermarket using RFID technology. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistic Vol. 20, No.1, 2008 pp.7-22.
Lorchirachoonkul, W., J., 2010. RFID Implementation With Virtual Infrastructures. Business Process Management Journal, Vol.16 Iss.6 pp.917-931.
Maryono. 2005. Dasar-dasar Radio Frequency Identification (RFID) Teknologi Yang Berpengaruh di Perpustakan. Media Informasi 2005 Vol. XIV No.20.
McLeod, Raymond. (2001). Sistem Informasi Manajemen (jilid ke-1). Jakarta: Prehallindo.
Musawa, M.,2009. Studi Implementasi Program Beras Miskin (Raskin) Di Wilayah Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Universitas Diponegoro, Semarang.
Paryono. 2005. Sistem Informasi Geografis, (edisi pertama). Yogyakarta: Andi Office.
Putra, J., Setiawardhana, Kurnia, D., B., (2011). Sistem Identifikasi Smartcard-RFID Dan Pengenalan Tanda Tangan Menggunakan Metode
Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 177
Backpropagation Dengan Kohonen Sebagai Pembanding. IES 2011 Vol.13.
Saputra, D., Cahyadi, D., Harsa, A., K., 2010. Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan Menggunakan Radio Frequency Identification RFID. Jurnal Informatika Mulawarman 2010, Vol.5 No.3
Subekti. Mohammad. (1997). Sistem Management Basis Data. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Tan, V., S., L. (1994). Change To Win. Singapore: Times Book International.
Turban, E., Rainer, kelly, Potter, R. E. (2003). Introduction to Information Technology (2nd edition). New York: John Wiley & sons.
Yanita, S. (2007). Analisis Efektifitas dan Efisiensi Distribusi Raskin, Studi kasus: Desa Securai Utara, Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera Utara.