Psoriasis

19
BAB I PENDAHULUAN Diskusi kasus keempat dalam modul Kulit dan Penyakit Menular Seksual membahas tentang seorang perempuan dengan keluhan ketombe yang banyak serta bercak merah pada kulit punggung. Dalam kasus ini kelompok kami membahas beberapa penyakit yang akan menjadi diagnosis pasien. Penyakit yang menjadi diagnosis kerja kami adalah Psoriasis. Penyakit ini seing ditemukan, insidensnya tinggi pada orang kulit putih. Faktor yang memegang peranan besar adalah faktor imunologi yang kemungkinan diturunkan secara genetik. Ada juga faktor- faktor pencetus yang bisa menimbulkan gejala. Penyakit ini juga bersifat kronis dan sering berulang. Semoga makalah ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Saran dan masukkan diharapkan untuk makalah yang lebih baik. Kelompok 11 Jumat, 21 Mei 2010 1

Transcript of Psoriasis

Page 1: Psoriasis

BAB I

PENDAHULUAN

Diskusi kasus keempat dalam modul Kulit dan Penyakit Menular Seksual membahas

tentang seorang perempuan dengan keluhan ketombe yang banyak serta bercak merah

pada kulit punggung. Dalam kasus ini kelompok kami membahas beberapa penyakit yang

akan menjadi diagnosis pasien. Penyakit yang menjadi diagnosis kerja kami adalah

Psoriasis. Penyakit ini seing ditemukan, insidensnya tinggi pada orang kulit putih. Faktor

yang memegang peranan besar adalah faktor imunologi yang kemungkinan diturunkan

secara genetik. Ada juga faktor- faktor pencetus yang bisa menimbulkan gejala. Penyakit

ini juga bersifat kronis dan sering berulang.

Semoga makalah ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Saran

dan masukkan diharapkan untuk makalah yang lebih baik.

Kelompok 11

Jumat, 21 Mei 2010

1

Page 2: Psoriasis

BAB II

PEMBAHASAN KASUS

Seorang perempuan usia 25 tahun, bekerja sebagai sekertaris, datang berobat ke poliklinik

Kulit & Kelamin RS “Maju Mundur” dengan keluhan timbul ketombe yang banyak pada

kepala pasien serta timbul beberapa bercak merah ukuran lentukiler- numuler pada kulit

punggung disertai dengan sisik yang tebal dan berlapis dan sedikit gatal. Gejala ini sudah

dirasakan beberapa tahun terakhir ini dan sudah diobati tetapi penyakit ini selalu hilang

timbul saja. Penyakit ini terutama timbul apabila pasien sedang menghadapi suatu

permasalahan di kantornya.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien didapatkanlah :

Fenomena koebner hasil belum terlihat

Fenomena tetesan lilin +

Fenomena auspitz sign +

Darah/urin rutin dalam batas normal

VDRL/TPHA -

KOH -

PA kulit tampak parakeratosis, akantosis, abses munro, papilomatosis dan

vasodilatasi sub-epidermis

2

Page 3: Psoriasis

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. XX

Kelamin : Perempuan

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Karyawati sebuah perusahaan yang menjabat sebagai sekertaris

Pendidikan : -

Status perkawinan : -

Suku/Bangsa : -

Agama : -

Alamat : -

II. Anamnesis

A. Keluhan Utama

Timbul ketombe yang banyak pada kepala pasien.

Timbul beberapa bercak merah ukuran lentukiler-numuler pada kulit

punggung disertai dengan sisik yang tebal dan berlapis dan sedikit gatal.

B. Keluhan Tambahan

Gejala ini sudah dirasakan beberapa tahun terakhir ini dan sudah diobati

tetapi penyakit ini selalu hilang timbul saja.

Penyakit ini terutama timbul apabila pasien sedang menghadapi suatu

permasalahan di kantornya.

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Timbul ketombe yang banyak pada kepala pasien.

Timbul beberapa bercak merah ukuran lentikuler-numuler pada kulit

punggung disertai dengan sisik yang tebal dan berlapis dan sedikit gatal.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak diketahui

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak diketahui

F. Riwayat Pengobatan

3

Page 4: Psoriasis

Pasien sudah pernah diobati tetapi penyakit ini selalu hilang timbul.

III. Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis

1. Keadaan Umum : -

2. Kesadaran : -

3. Tanda Vital : -

B. Status Dematologis

Terdapat gambar : Gambar tidak terlampir

Keterangan

Lokasi : Kepala dan kulit punggung.

Penyebaran : -

Bentuk : -

Ukuran : Pada kulit punggung berukuran lentikuler- numuler.

Batas : -

Efloresensi : Pada kulit punggung terdapat bercak eritema disertai sisik

yang tebal berlapis.

IV. Pemeriksaan Lab

A. Darah rutin : Normal

B. Urin rutin : Normal

V. Pemeriksaan Penunjang

A. Fenomena koebner hasil belum terlihat.

B. Fenomena tetesan lilin +

C. Fenomena auspitz sign +

D. VDRL/TPHA -

E. KOH -

F. PA kulit tampak parakeratosis, akantosis, abses munro, papilomatosis dan

vasodilatasi sub- epidermis.

Masalah pada pasien

4

Page 5: Psoriasis

Faktor psikis karena sibuk menjabat sebagai sekretaris.

Ketombe yang banyak pada kepala kemungkinan dermatitis seboroik.

Bercak merah ukuran lentikuler- numuler pada kulit punggung disertai dengan sisik

yang tebal dan berlapis dan sedikit gatal kemungkinan psoriasis.

Pasien sudah diobati tetapi penyakit ini selalu hilang timbul saja penyakit berjalan

kronik residif.

Penyakit ini terutama timbul apabila pasien sedang menghadapi suatu permasalahan

di kantornya Faktor psikis pasien berpengaruh pada terjadinya penyakit.

Ada eritema dan skuama.

VI. Diagnosa Kerja

Psoriasis

Merupakan penyakit autoimun.

Dipengaruhi oleh faktor genetik

Stress psikik adalah faktor pencetus utama.

Gejala klinis

Penderita mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi adalah kulit kepala

( scalp) dan perbatasannya dengan muka, ekstremitas terutama bagian siku serta lutut, dan

daerah lumbosakral.

Patogenesis

Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan defek pada salah satu

dari 3 jenis sel yaitu: limfosit T, sel penyaji antigen ( dermal ) atau keratinosit. Sel

langerhans juga berperan pada immonopatogenesis psoriasis. Terjadi pembentukan

epidermis yang lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.

Histologi

Monosit dan limfosit menumpuk di papil dermis dan di stratum basal.

Lipatan stratum spinosum makin banyak, epidermal makin luas.

Pemeriksaan penunjang

Biopsi kulit.

Tes goresan untuk melihat fenomena tetesan lilin.

Tes auspitz terlihat bintik-bintik darah.

5

Page 6: Psoriasis

Pada psoriasis fenomena tetesan lilin dan tes Auspitz merupakan tanda khas

penyakit ini. Pada pasien walaupun tes Köbner (-), tanda ini bukan tanda khas

pada psoriasis, namun terdapat juga pada penyakit kulit lain.

Pemeriksaan fisik inspeksi pada kuku (khas pitting nail).

Pada gambaran histopatologi akan ditemukan :

Akantosis, terjadi papilomatosis dan vasodilatasi di sub-epidermis.

Pemanjangan rete ridges.

Pemanjangan dan pembesaran papila dermis.

Hiperkeratosis dan parakeratosis.

Terjadi penipisan sampai hilangnya stratum granulosum.

Meningkatkan mitosis pada stratum basalis.

Stratum spinosum terdapat abses munro.

Terdapat oedem dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit.

VII. Diagnosa Banding

1. Dermatitis Seboroik

Gejala klinis

Eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas.

Tempat predileksi pada tempat seboroik (berambut).

Penyebabnya belum diketahui. Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa

status seboroik yang diturunkan.

Dermatitis seboroik berhubungan dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula

tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12

tahun akibat stimulasi hormon androgen ibu berhenti.

Insidens mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun.

Banyak terjadi pada pria dibanding dengan wanita.

Patogenesis:

Terjadi pertumbuhan Pityrosporum ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi

inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk kedalam epidermis, maupun

karena sel jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans

6

Page 7: Psoriasis

2. Dermatitis Numularis

Gejala klinis:

Bentuk lesi seperti uang logam ( nummularis) ukuran bervariasi dari miliar sampai

numular, eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas. Pasien mengeluh sangat

gatal. Tempat predileksi tungkai bawah, lengan, badan dan punggung tangan.

Penyebab utama tidak diketahui. Penyakit ini melibatkan beberapa faktor:

Kemungkinan ada hubungannya dengan dermatitis kontak.

Trauma fisis dan kimiawi bisa jadi faktor.

Stres emosional dan mengkonsumsi alkohol.

Stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan.

Histopatologi pada lesi kronis:

Alkantosis teratur.

Hipergranulasi.

Hiperkeratosis.

Spongiosis ringan.

Pada dermis bagian atas terdapat fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag sekitar

pembuluh darah. Limfosit mayoritas T-CD4+. Sebagian besar dermis tipe MCtc,

berisi triptiase.

Pada epidermis, limfosit mayoritas terdiri atas sel T-CD8+.

VIII. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan psoriasis perlu diperhatikan :

Luas lesi

Lokasi

Umur penderita

Kontraindikasi

Pengobatan Umum

Pasien disarankan untuk mengurangi stress dan faktor- faktor pencetus agar

mencegah terjadinya remisi.

7

Page 8: Psoriasis

Menghindari sinar matahari yang berlebihan agar tidak memperparah penyakit.

Pasien diberi edukasi untuk mengurangi gesekan mekanik atau garukan dan saran

penyinaran dengan sinar ultraviolet artifisial yang digunakan UVA pada daerah

lesi.

Pengobatan Khusus

A. Pengobatan Topikal : digunakan untuk mengurangi lesi.

Salep yang mengandung steroid

Salep LCD 5%

Calcipotriol

Ditranol (antralin)

B. Pengobatan Sistemik

Metrotreksat

Soralen sistemik + penyinaran UV atau kombinasi obat topikal dan sistemik.

IX. Prognosis

Ad vitam : Bonam, psoriasis tidak menyebabkan kematian.

Ad sanationam : Dubia, karena Psoriasis penyakit yang belum dapat

disembuhkan sempurna, karena berkaitan dengan masalah autoimun pada tubuh

pasien sendiri. Penyakit akan bejalan kronis dan residif sehingga akan sering

berulang.

Ad functionam : Dubia ad bonam, penyakit tidak terlalu mempengaruhi

keadaan umum pasien, gejala subjektif psoriasis hanya gatal ringan.

Ad kosmetikum : Dubia, Psoriasis dapat menyebabkan gangguan

kosmetik dan pasien akan merasa terganggu terutama saat timbul gejala.

.

BAB III

8

Page 9: Psoriasis

TINJAUAN PUSTAKA

Psoriasis

Definisi

Psoriasis adalah penyakit autoimun bersifat kronik residif disertai dengan adanya bercak-

bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapsis- lapis dan transparan.

Sinonim

Psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa.

Epidemiologi

Insidens penyakit ini tinggi pada orang kulit putih, terutama keturunan Eropa 3- 7%,

Amerika 1- 2% dan jepang 0.6%. Lebih banyak diderita oleh pria daripada wanita,

terdapat pada semua usia terutama orang dewasa.

Etiopatogenesis

Faktor genetik berperan, bila orangtua pasien menderita psoriasis kemungkinan anaknya

menderita psoriasis 34- 39%, bila orang tuanya tidak menderita psoriasis kemungkinan

anaknya menderita psoriasis 12%.

Faktor imunologi berperan, defek imunologi kemungkinan diturunkan secara genetik.

Defek pada salah satu dari 3 jenis sel yaitu: limfosit T, sel penyaji antigen ( dermal ) atau

keratinosit. Sel langerhans juga berperan pada immonopatogenesis psoriasis. Terjadi

pembentukan epidermis ( turn over time) yang lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan

pada kulit normal lamanya 27 hari. Sel T yang teraktivasi akan berinteraksi dengan sel

kulit (terutama keratinosit) dan mengakibatkan pembentukan kulit yang tebal dan

bersisik.

Faktor pencetus pada psoriasis yang paling sering adalah stress psikis, infeksi fokal,

trauma, endokrin, gangguan metabolit, obat, juga alkohol dan merokok. Stress psikis

merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal berhubungan erta dengan terjadinya

psoriasis gutata. Umumnya oleh bakteri Streptococcus. Gangguan metabolisme seperti

hipokalsemia dan dialisis dilaporkan sebagai faktor pencetus. Obat yang umumnya

9

Page 10: Psoriasis

menyebabkan residif adalah beta adrenergik blocking agents, litium, antimalaria, dan

penghentian mendadak kortikosteroid sistemik.

Gejala klinis

Keluhan pasien berupa gatal ringan. Kelainan kulit terdiri plak dengan skuama di atasnya,

eritema sirkumskrip merata, skuama berlapis kasar dengan warna putih transparan. Tanda

khas psoriasis adalah fenomena tetesan lilin dan Auspitz. Fenomena tetesan lilin adalah

skuama yang warnanya menjadi putih pada goresan , seperti lilin yang digores. Tanda

Auspitz didapat dengan cara mrngerok skuama yang berlapis secara perlahan dengan

gelas alas dan akan ditemukan serum atau bintik- bintik perdarahan. Jika terlalu dalam

akan terlihat perdarahn yang merata. Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya

garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama pada kelainan psoriasis disebut

fenomena kobner, namun tanda ini tidak khas pada psoriasis. Psoriasis juga menyebabkan

kelainan kuku pada sekitar 50% penderita yang cukup khas yaitu pitting nail atau nail pit

yang berupa lekukan- lekukan miliar. Selain kuku dan kulit, psoriasis juga menyebabkan

kelaina sendi. Umumnya bersifat poliartikular, predileksi pada sendi interfalangs distal

dan insidens pada umur 30- 50 tahun.

Bentuk klinis

1. Psoriasis vulgaris merupakan bentuk biasa yang sering ditemui. Disebut juga tipe

plak karena lesinya berbentuk plak.

2. Psoriasis gutata umumnya timbul setelah infeksi Streptococcus. Terutama pada anak

dan dewasa muda, diameter kelainan biasa tidak lebih dari 1 cm. Dapat timbul juga

setelah infeksi virus atau bakteri lain.

3. Psoriasis inversa ( psoriasis fleksura) tempat predileksi di daerah fleksor.

4. Psoriasis eksudativa merupakan bentuk yang sangat jarang. Kelainannya eksudatif

seperti dermatitis akut.

5. Psoriasis seboroik tempat predileksi di daerah seboroik namun ada juga pada tempat

lain, gejala mirip dermatitis seboroik namun skuamanya kering dan berlapis berwarna

putih transparan.

10

Page 11: Psoriasis

6. Psoriasis pustulosa terdapat 2 bentuk yaitu lokalisata dan generalisata. Bentuk

lokalisata yaitu psoriasis pustulosa palmo- plantar (Barber), bersifat kronik residif dan

mengenai telapak tangan atau telapak kaki, namun bisa juga terkena kedua- duanya.

Kelainan kulit berupa kelompok pustul kecil dan dalam di atas kulit eritemetosa

disertai rasa gatal. Bentuk generalisata yaitu psoriasis pustulosa generalisata akut (von

Zumbusch). Kelainan ini disebabkan oleh faktor pencetus obat, yang tersering karena

penghentian kortikosteroid sistemik. Gejala awl kulit nyeri, hiperalgesia, gejala umum

demam, malaise, nausea, anoreksia. Kulit yang psoriasis akan makin eritematosa.

Setelah beberapa jam timbul plak edematosa dan eritematosa pada kulit normal dan

timbul pustul miliar dalam plak tersebut.

7. Eritroderma Psoriatik timbul akibat pengobatan topikal yang terlalu kuat atau

penyakinya sendiri yang meluas.

Histopatologi

Gambaran histopatologi pada psoriasis yang kahs adalah parakeratosi dan akantosis. Pada

stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro. Selain itu

terdapat pula papilomatosis dan vsodilatasi subepidermis.

Pengobatan

Pengobatan sistemik

1. Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis. Setelah membaik dilakukan tappering off

agar tidak terjadi rebound phenomena dan menyebabkan kekambuhan serta terjadinya

psoriasis pustulosa generalisata akut.

2. Obat sitostatik dapat digunakkan untuk psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat

standar. Kontraindikasi perlu diperhatikan pada orang hamil, kelainan hepar dan

ginjal, kelainan hematopoietik, adanya penyakit infeksi aktif, ulkus peptikum, kolitis

ulserosa dan psikosis. Efek sampingnya adalah alopecia, nyeri kepala, depresi

sumsum tulang, hepar dan lien. Perlu dipertimbangakan penggunaan obat ini lebih

bermanfaat atau lebih merugikan pasien.

11

Page 12: Psoriasis

3. Levodopa dapat memperbaiki keadaan penderita psoriasis, kira- kira 40% penderita

berhasil disembuhkan menurut referensi.

4. DDS ( diaminodifenisulfon) untuk menangani psoriasis pustulosa tipe Barber.

5. Etretinat merupakan retinod arometik untuk psoriasis yang sukar disembuhkan,

dipakai juga untuk pengobatan eritroderma psoriatika. Pada psoriasis obat tersebut

mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal, namun tidak

semua penderita psoriasis dapat disembuhkan dengan obat ini.

6. Siklosporin efeknya imunosupresif. Hasilnya baik namun setelah dihentikan psoriasi

akan kambuh lagi. Bersifat hepatotoiksik dan nefrotoksik.

Pengobatan Topikal

1. Preparat ter efeknya adalah antiradang. Ter berasal dari 3 bahan yaitu fosil, kayu dan

batubara. Yang efektif untuk pengobatan psoriasis adalah ter yang berasal dari

batubara namun efek iritasinya juga besar. Ter yang berasal dari batubara diberikan

pada psoriasis yang kronis, pada bentuk akut diberi ter yang berasal dari kayu karena

ditakutkan bila pada bentuk akut diberi ter yang berasal dari batubara akan terjadi

iritasi. Konsentrasi yang diberikan 2-5% jika tidak ada perbaikan konsentrasi

dinaikkan. Daya penetrasi dapat dipertinggi dengan menambahkan asam salisilat 3-

5% agar lebih efektif. Sebagai vehikulum diberikan dalam bentuk salap, karena salap

mempunyai daya penetrasi yan terbaik.

2. Kortikosteroid topikal memberi hasil yang baik. Potensi dan vehikulum tergantung

pada lokasi yang akan diberikan. Pada skalp, muka dan daerah lipatan diberi krim dan

potensi sedang. Pada batang tubuh dan ekstremitas diberi salap dengan potensi kuat

atau sangat kuat tergantung lamanya penyakit. Bila ada perbaikan potensi dan

frekuensi penggunaan dikurangi.

3. Ditranol (antralin) obat ini dikatakan efektif, konsentrasi yang digunakan 0,2-0,8%

dalam pasta, salap atau krim. Lama pemakaian ¼ - ½ jam sehari sekali.

Penyembuhan dalam 3 minggu.

12

Page 13: Psoriasis

4. Pengobatan dengan penyinaran, sinar UV dapat menghambat mitosis sehingga dapat

digunakan pada penyakit psoriasis. Yang digunakan adalah sinar UV artifisial

diantaranya sinar UVA, dapat digunakan tersendir atau gabungan dengan psoralen (8-

metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA. UVB juga dapat digunakan untuk

psoriasis tipe plak, gutata, pustular dan eritroderma. UVB dikatakan lebih efektif

daripada UVA.

5. Calcipotriol sintetik vitamin d yang efeknya antiproliferasi. Perbaikkan setelah 1

minggu. Efek samping pada 4- 20% pasien adalah rasa terbakar, dan tersengat, dapat

pula terlihat eritema dan skuamasi, efek akan hilang setelah beberapa hari pengobatan

dihentikan.

6. Tazaroten merupakan molekul retinoid asetinilik topikal efeknya menghambat

proliferasi dan normalisasi petanda diferesiensi keratinosit dan menghambat petanda

proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit. Bila dikombinasikan dengan

steroid topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat penyembuhan dan

mengurangi iritasi.

7. Emolien melembutkan permukaan kulit. Fungsinya untuk meninggikan daya penetrasi

bahan aktif, emolien sendiri tidak berperan sebagai antipsoriasis.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Psoriasis

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah M, Editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke 5.

Jakarta.Balai Penerbit FKUI.2007; hal. 189-95

2. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke 2. Jakarta.Penerbit Buku

Kedokteran EGC.2004

3. Carpenito, Lynda J.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke 8.Jakarta.EGC.2000

14