PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

of 163 /163

Embed Size (px)

Transcript of PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

DI TEMPAT KERJA DAN FASILITAS UMUM PENCEGAHAN COVID-19
DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI (PROGRAM BALI BANGKIT)
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Protokol Kesehatan Aktivitas Masyarakat Spesifik, di Tempat Kerja dan Fasilitas Umum Pencegahan Penularan COVID-19 Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi (Program Bali Bangkit). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2021
ISBN 978-623-301-194-5
Judul I. COVID-19 – PREVENTION & CONTROL II. CORONAVIRUS III. PANDEMICS IV. CORONAVIRUS INFECTIONS V. PUBLIC HEALTH VI. ECONOMIC
614.58 IND P
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku Protokol Kesehatan Aktivitas Masyarakat Spesifik, di Tempat Kerja dan Fasilitas Umum Pencegahan Penularan COVID-19 dalam rangka Pemulihan Ekonomi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Protokol kesehatan dikelompokan menjadi protokol kesehatan spesifik aktivitas masyarakat di Bali dan berbagai tatanan tempat kerja serta yang disusun sebagai materi edukasi dan sosialisasi secara massif untuk meningkatkan kepatuhan penerapannya dalam rangka penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi khususnya pada Program Bali Bangkit. Materi dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sesuai karakteristik lokus dan sasaran penerapan protokol kesehatan.
Semoga buku ini dapat digunakan dan bermanfaat untuk pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan evaluasi pada pilar protokol kesehatan, khususnya Program Bali Bangkit. Saran konstruktif dinantikan untuk penyempurnaan di masa mendatang.
Jakarta, Juni 2021
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Selaku Penanggung Jawab Bidang Kepatuhan Protokol Kesehatan
dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes
ii
MASYARAKAT
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dan belum diketahui pasti kapan berakhir. Untuk memutus mata rantai penularan (COVID-19), dilakukan upaya di berbagai aspek baik kesehatan, sosial, maupun ekonomi melalui adaptasi kebiasaan baru. Aspek kesehatan sangat strategis, kita meyakini bahwa dengan kesehatan pulih ekonomi bangkit.
Dalam rangka penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan antara lain Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.10.07/Menkes/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Sejalan dengan kebijakan Testing, Telusur, dan Tindak lanjut isolasi (3T) serta vaksinasi, penerapan protokol kesehatan, khususnya Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan (3M) merupakan pilar penting dalam mengakhiri pandemi COVID-19.
Salah satu upaya pemerintah pada aspek ekonomi adalah Program Bali Bangkit. Pemulihan perekonomian Bali akan berdampak terhadap perekonomian dan citra bangsa Indonesia di mata internasional. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah meluncurkan Kharisma Event Nusantara 2021.
iii
.
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................... i Sambutan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat ....... ii Daftar Isi .............................................................................. iv
Bagian I. Protokol Kesehatan Aktivitas Masyarakat Spesifik di Provinsi Bali 1. Protokol Kesehatan Upacara Manusa Yadnya
dan Rsi Yadnya ................................................................. 1
2. Protokol Kesehatan Upacara Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya ........................................................... 11
3. Protokol Kesehatan Upacara Pitra Yadnya ....................... 19 Lampiran Rencana Penyelenggaraan Kegiatan dan Pernyataan Kesanggupan ............................................... 25
4. Protokol Kesehatan Sangkepan/Paruman/Arisan Banjar dan Gotong Royong ....................................................... 27
5. Protokol Kesehatan Penyelenggaraan Kegiatan Kesenian ........................................................... 31
Lampiran Instrumen Self Assessmentrisiko COVID-19 untuk Pengisi Acara, Pengisi Pameran dan Pedagang ............... 38
vi
Bagian II. Protokol Kesehatan di Tempat Kerja dan Fasilitas Umum 1. Protokol Kesehatan Pasar dan Sejenisnya ........................ 43
2. Protokol Kesehatan Pusat Perbelanjaan/Mall/Pertokoan dan Sejenisnya ................................................................ 49
3. Protokol Kesehatan Hotel/Penginapan/Homestay/Asrama dan Sejenisnya ................................................................ 55
4. Protokol Kesehatan Rumah Makan/Restoran dan Sejenisnya ................................................................ 63
5. Protokol Kesehatan Stasiun/Terminal/Pelabuhan/ Bandar Udara ................................................................... 69
6. Protokol Kesehatan Moda Transportasi .......................... 77
7. Protokol Kesehatan Jasa Perawatan Kecantikan/Rambut dan Sejenisnya ................................................................ 83
8. Protokol Kesehatan Jasa Ekonomi Kreatif ....................... 87
9. Protokol Kesehatan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah ...................................................................... 91
10. Protokol Kesehatan Jasa Penyelenggaraan Event/ Pertemuan (Mice) ............................................................ 95
11. Protokol Kesehatan Sarana dan Kegiatan Olahraga ................... 99
12. Protokol Kesehatan Lokasi Daya Tarik Wisata ................. 113
13. Protokol Kesehatan Tempat Kerja Perkantoran dan Industri ..................................................................... 119
14. Protokol Kesehatan Jasa dan Perdagangan ..................... 127
15. Protokol Kesehatan Aparat Penegak Hukum ................... 131
16. Protokol Kesehatan Satuan Pendidikan .......................... 135
Form 1 Instrumen Self Sssessment Risiko COVID-19 ...... 142
BAGIAN I PROTOKOL KESEHATAN
1
DAN RSI YADNYA
Upacara Manusa Yadnya dan Rsi Yadnya sering dilaksanakan umat Hindu di Bali. Upacara Manusa Yadnya adalah suatu korban suci yang ditujukan kepada sesama manusia, sedangkan Upacara Rsi Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kepada para Rsi atas jasa- jasanya dalam membina umat dan mengembangkan ajaran agama Hindu. Penyelenggaraan upacara tersebut bisa dilakukan di tingkat keluarga atau dalam skala kecil, namun tidak jarang kegiatannya melibatkan keluarga besar maupun anggota masyarakat yang lebih luas, sehingga berpotensi terjadi penularan COVID-19. Semakin besar penyelenggaraan upacara maka persiapan yang dilakukan semakin lama dan melibatkan banyak orang. Selain itu, beberapa kegiatan yang dilakukan seperti membuat banten, memasak, menyiapkan tetaring, memotong ternak, membuat lawar dan lain- lain; juga memungkinkan penggunaan alat bersama atau berbagi yang juga berpotensi penularan COVID-19. Karena itu, dibahas protokol kesehatan sesuai dua kategori yaitu dalam persiapan dan pelaksanaannya dan peran dari penyelenggara, undangan, serta pemangku kepentingan.
1
2
PERSIAPAN
A. Penyelenggara Kegiatan 1. Penyelenggara kegiatan adalah keluarga inti, keluarga besar
ataupun pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraan acara 2. Memiliki rencana tertulis (lihat lampiran) terkait kesiapan
pelaksanaan prokes pada fase persiapan dan penyelenggaraan dan melaporkan rencana tersebut kepada satgas/kelihan/ bendesa.
3. Membentuk tim protokol kesehatan di setiap kegiatan yang melibatkan orang banyak, misalnya untuk mengatur tamu, mengingatkan pakai masker, mengecek ketersediaan hand sanitizer dst
4. Memastikan semua penyelenggara dan anggota keluarga tidak memiliki keluhan sakit. Mereka yang tidak sehat tidak diperkenankan hadir dalam kegiatan.
5. Melakukan skrining suhu pada semua yang terlibat sebelum memulai kegiatan persiapan, dan memulangkan mereka yang suhunya ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)
6. Menyediakan tempat cuci tangan dengan fasilitas air mengalir dan sabun dan memastikan semua yang terlibat persiapan melakukan cuci tangan sebelum dan setelah mulai kegiatan
7. Menyediakan hand sanitizer di beberapa titik kegiatan, misalnya di dapur, di lokasi penyiapan banten, di lokasi pemasangan tetaring dan seterusnya.
8. Menyediakan masker medis (prioritas utama) untuk semua anggota penyelenggara
9. Menyediakan ruangan terbuka atau dengan sirkulasi udara yang baik
10. Memastikan setiap pengayah atau anggota keluarga membawa peralatan kerja sendiri dan tidak berbagi, misalnya pisau untuk metuasan dan steples.
11. Memastikan setiap pengayah atau anggota keluarga mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum kerja, dan sesering mungkin selama kerja.
3
12. Memastikan setiap pengayah atau anggota keluarga menggunakan masker secara konsisten selama bekerja, dan tidak melepas masker ketika ngobrol.
13. Mengusahakan dan mengatur kegiatan sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan pengayah, misalnya: a. Tidak semua pengayah harus hadir di lokasi, bisa diberikan
kegiatan yang bisa dikerjakan di rumah masing-masing dengan pembiayaan dari penyelenggara
b. Membuat kelompok-kelompok kecil berdasarkan kegiatan dan bersifat tetap, misalnya tim dapur orangnya tetap, tim pengundang orangnya tetap dst.
c. Memaksimalkan ruang kerja dengan melibatkan ruangan tetangga atau keluarga di sekitarnya
14. Mengingatkan pengayah ataupun anggota keluarga yang datang tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia. Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka telah memahami keharusan memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak lain ataupun orang lain.
15. Prioritas utama adalah tidak menyediakan makanan. Apabila menyediakan makanan (snack atau nasi), pertimbangkan hal berikut: a. Makanan disajikan terbungkus atau dalam kotak; b. Jika prasmanan, tamu tidak boleh mengambil makanan
sendiri namun disediakan penyaji khusus (tim dapur); c. Prioritaskan makanan matang tanpa perlu mengaduk
dengan tangan. Jika ada, pengolah makanan harus mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan selalu menggunakan sarung tangan plastik saat mengaduk atau meramu makanan semacam lawar, urap, sambel mbe dll.
d. Harus menyediakan sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
16. Mempersiapkan alur keluar masuk tamu sehingga tidak terjadi kerumunan, terutama pada saat mengambil wadah/bokor aban-aban.
4
17. Membatasi atau menyesuaikan jumlah undangan dengan kapasitas lokasi (separuh dari kapasitas ruangan), misalnya melalui pengaturan waktu undangan.
18. Jika mengundang orang untuk pementasan seni seperti topeng, sekehe santi, dll harus dikondisikan agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalnya menghindari penggunaan mikrofon bersama, menyediakan tutup mikrofon disposable, atau penggunaan disinfektan.
19. Pada tempat-tempat yang mungkin digunakan orang banyak seperti kamar mandi, usahakan memisahkan kamar mandi keluarga inti, keluarga dan pengayah dari luar rumah. Lakukan pembersihan atau desinfeksi sesering mungkin (misalnya pada gagang pintu), dan menyediakan hand sanitizer.
B. Pihak berwenang (satgas, kelihan, bandesa) 1. Menindaklanjuti laporan penyelenggara kegiatan dan
memberikan masukan dan arahan protokol kesehatan yang perlu diperhatikan (Lampiran)
2. Memastikan persiapan kegiatan adat yang dilakukan sesuai dengan prokes (misal mengunjungi lokasi, diskusi dengan penyelenggara, memastikan kesesuaian jumlah undangan dengan lokasi)
PELAKSANAAN
A. Penyelenggara Kegiatan 1. Memastikan semua penyelenggara dan anggota keluarga
tidak memiliki keluhan sakit. Mereka yang tidak sehat tidak diperkenankan hadir dalam kegiatan.
2. Melakukan skrining suhu pada semua penyelenggara dan tamu sebelum masuk lokasi acara, dan memulangkan mereka yang suhunya ≥ 37,3o C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)
3. Menyediakan tempat cuci tangan dengan fasilitas air mengalir dan sabun di tempat masuk dan di beberapa titik kegiatan (misal di tempat menerima kado dan mengisi buku tamu)
5
4. Memastikan semua tamu dan yang terlibat persiapan melakukan cuci tangan dengan benar sebelum memasuki lokasi acara.
5. Meminimalkan kontak tangan/benda-benda antara tamu dan penyelenggara (misalnya kado atau bawaan)
6. Menyediakan hand sanitizer di beberapa titik kegiatan, misalnya di tempat makan, di tempat Gong, di tempat pedanda, di tempat duduk undangan dan seterusnya.
7. Menyediakan masker medis untuk tamu ataupun anggota penyelenggara yang bisa digunakan jika diperlukan.
8. Menyediakan ruangan terbuka atau dengan sirkulasi udara yang baik
9. Mengatur arus dan jumlah tamu di lokasi agar tidak terjadi kerumunan dan dapat menerapkan jaga jarak
10. Mengatur lokasi kegiatan dan penempatan fasilitasnya agar memungkinkan terlaksana protokol kesehatan, misalnya: a. Jarak antara kursi 1,5 meter, b. Penempatan meja makan memiliki ruang untuk bergerak
yang aman bagi undangan, c. Penempatan sekehe Gong diatur agar tetap aman.
11. Ketua penyelenggara atau yang dituakan memberikan arahan secara berulang (misalnya setiap satu jam) kepada undangan agar tetap patuh pada protokol kesehatan
12. Memastikan undangan dan anggota keluarga menggunakan masker secara konsisten selama berada di lokasi kegiatan, dan tidak melepas masker ketika ngobrol. Perhatikan anak-anak dan lansia untuk memastikan telah menggunakan masker, mencuci tangan ataupun menggunakan hand sanitizer dengan baik dan tetap bisa menjaga jarak dengan yang lain.
13. Prioritas utama adalah tidak menyediakan makanan. Apabila menyediakan makanan (snack atau nasi), pertimbangkan hal berikut: a. Makanan disajikan terbungkus atau dalam kotak; b. Jika prasmanan, tamu tidak boleh mengambil makanan
sendiri namun disediakan penyaji khusus (tim dapur);
6
c. Prioritaskan makanan matang tanpa perlu mengaduk dengan tangan. Jika ada, pengolah makanan harus mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan selalu menggunakan sarung tangan plastik saat mengaduk atau meramu makanan semacam lawar, urap, sambel mbe dll.
d. Harus menyediakan sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
14. Memastikan tamu yang masuk dan keluar berjalan lancar 15. Pihak berwenang (satgas, kelihan, bandesa) harus memastikan
kegiatan adat yang dilakukan sesuai dengan prokes (misal kesesuaian jumlah undangan dengan lokasi, kepatuhan pemakaian masker, dll.)
16. Bagi tamu atau orang luar rumah yang membantu dalam pelaksanaan wajib melaksanakan prokes seperti memakai masker, tidak berkerumun, dan sering mencuci tangan
17. Mengatur undangan yang telah ada di lokasi agar tetap sesuai dengan dengan kapasitas lokasi (separuh dari kapasitas ruangan)
18. Memastikan agar pertunjukan oleh performer seperti topeng, gong, sekaa santi dll tetap mematuhi protokol kesehatan sebagaimana tertuang dalam persiapan.
19. Memastikan agar tempat umum seperti kamar mandi bisa dipisahkan atau disediakan khusus untuk tamu-tamu, memastikan dilakukan desinfeksi sesering mungkin terutama pada gagang pintu, dan menyediakan desinfektan atau hand sanitizer yang cukup di lokasi tersebut.
B. Bagi Tamu atau Undangan 1. Tamu yang merasa kurang sehat tidak boleh menghadiri acara 2. Tamu harus melalui proses skrining suhu dengan thermogun
dengan cara yang benar (≥37,3oC tidak boleh masuk, 2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)
3. Tamu harus mencuci tangan dengan benar sebelum masuk lokasi
7
4. Tamu harus melakukan protokol kesehatan yaitu tetap memakai masker selama acara sekalipun mengobrol atau berswa-foto, menghindari berkerumun, sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.
5. Tamu sebaiknya tidak mengajak anak-anak kecil ataupun orang lanjut usia ketika menghadiri undangan, kecuali bisa memastikan pelaksanaan protokol kesehatan yang baik seperti memakai masker secara konsisten, membekali dengan hand sanitizer dan memastikan bisa menjaga jarak.
6. Jika tamu hendak menggunakan kamar mandi, pastikan untuk melakukan penyemprotan disinfektan/hand sanitizer pada gagang pintu sebelum menyentuhnya, sebelum masuk dan ketika keluar dari kamar mandi.
7. Tamu harus segera pulang seusai acara, segera mandi dan berganti baju yang bersih.
8. Jika mengisi buku tamu, agar membersihkan tangan sebelum dan sesudahnya menggunakan hand sanitizer.
9. Tamu agar tidak mengobrol pada saat makan atau kondisi lain yang harus melepas masker.
C. Kegiatan Spesifik Untuk Penyelenggara 1. Bila menggunakan alat yang berpotensi penularan tinggi
seperti pada saat metatah (potong gigi) - harus memastikan sterilitas alat (satu alat untuk satu orang) dan pelaksananya menggunakan sarung tangan (satu pasang sarung tangan untuk satu orang)/melaksanakan prootokol kesehatan.
2. Pada saat metirta agar tangan penyirat tidak menyentuh tirta dan wajib menggunakan penyirat tirta dan sangku (tempat tirta)
3. Pada saat pemberian bija agar diberikan oleh pemangku saja dengan menggunakan sendok atau sidu.
D. Pengawasan dan Sanksi 1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki
kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan
8
2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan pembubaran kegiatan.
3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan perilaku.
4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan.
9
No Item Penjelasan
1 Nama kegiatan
2 Tanggal pelaksanaan
3 Ruang lingkup a. Keluarga inti b. Keluarga besar c. Mengundang selain keluarga
4 Perkiraan jumlah orang yang hadir saat persiapan
5 Lama waktu persiapan
7 Jumlah undangan …………………….. (jika berlaku)
8 Lokasi kegiatan 1. Rumah pribadi 2. Rumah keluarga besar 3. Gedung
Kesanggupan penyelenggara
9 Sanggup menyediakan masker medis atau masker kain 3 lapis cadan- gan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan
10 Sanggup menyediakan sarana cuci tangan (air mengalir, sabun) mau- pun hand sanitizer dalam jumlah yang cukup di beberapa titik kritis di lokasi kegiatan
11 Sanggup melakukan pengaturan jarak fisik antara undangan, interval waktu undangan, maupun jarak waktu antara aktivitas sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan
12 1. Sanggup melakukan pengaturan alur keluar masuk tamu sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan
13 2. Sanggup mematuhi dan mengupayakan terlaksananya protokol kesehatan sesuai pedoman.
3. Tanggal:
DAN BHUTA YADNYA
Upacara Dewa Yadnya adalah upacara pemujaan dan persembahan sebagai wujud bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan segala manifestasi-Nya, sedangkan upacara Bhuta Yadnya adalah upacara persembahan untuk bhuta kala yang pada umumnya selalu menyertai kegiatan Dewa Yadnya. Upacara Dewa Yadnya (persembahyangan) dan Bhuta Yadnya (pecaruan) merupakan kegiatan keagamaan/adat yang melibatkan pihak-pihak terkait dan berpotensi mengumpulkan orang banyak sesuai dengan jenjang kegiatan, baik di tingkat desa adat, dadia, panti maupun merajan (keluarga), termasuk juga Pura Swagina contohnya Pura Subak, Melanting dll. Kegiatan ini mencakup antara lain kegiatan piodalan/petoyan, pecaruan agung/tawur agung, ngenteg linggih. Dalam kegiatan Dewa Yadnya juga lumrah disertai dengan pementasan kesenian, tari wali/bebali dan musik (sekaa gong).
2
12
Secara umum pelaksanaan kegiatan tersebut mencakup tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan kegiatan. Pada ketiga tahapan kegiatan tersebut ada potensi orang berkumpul dan kontak erat sehingga protokol kesehatan harus diterapkan dengan protokol dibagi sesuai peran dari penyelenggara, pemedek (orang yang sembahyang, serta pemuput upakara (pemangku dan serati).
PERSIAPAN
A. Bagi Manggala Karya (Prajuru Desa Adat/Panitia Penyelenggara)
1. Melaporkan rencana kegiatan Dewa Yadnya dan Butha Yadnya kepada Satgas Gotong Royong untuk kegiatan yang di tingkat Desa Adat dan Kelian Adat untuk kegiatan di tingkat yang lebih kecil (dadia/keluarga)
2. Menjelaskan kepada semua orang yang terlibat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan persiapan (bisa direkam, dan diputar secara berkala)
3. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam persiapan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan untuk pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer di pintu masuk dan tempat ngayah atau orang berkumpul untuk persiapan
5. Menyediakan masker bagi mereka yang tidak membawa masker atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)
6. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
7. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi
13
8. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker 9. Melakukan pembersihan dan disinfeksi pada tempat dan
sarana kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan persiapan. 10. Prajuru/manggala juga harus menggunakan masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara dan tidak merokok di areal pura.
11. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama acara atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam bentuk “Nasi Yasa” atau kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat (termos) besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai.
B. Bagi Orang yang terlibat dalam tahap persiapan 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke
tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan
3. Menggunakan masker saat di perjalanan dan selama kegiatan persiapan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara serta tidak merokok di areal pura.
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
5. Memastikan Serati banten dalam keadaan sehat dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
14
PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada semua orang yang hadir (pemedek) tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan persiapan (bisa direkam, dan diputar ulang secara berkala melalui pengeras suara)
2. Memastikan jumlah orang yang sembahyang (pemedek) sesuai dengan kapasitas tempat ibadah sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.
3. Pengaturan jaga jarak dengan cara berikut: memberikan tanda untuk tempat orang duduk untuk bersembahyang, mengatur jadwal persembahyangan, mengatur orang yang masuk di setiap bagian pura (utama mandala, madya mandala dan nista mandala)
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun di pintu masuk dan hand sanitizer di beberapa titik yang bisa dijangkau oleh pemedek.
5. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang sembahyang (pemedek) di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (setelah 2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan untuk masuk ke areal pura/ tempat ibadah
6. Mewajibkan setiap orang (pemedek) untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
7. Mewajibkan semua orang (pemedek) untuk memakai masker dan tidak membuka masker saat berbicara serta tidak merokok di areal pura.
8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh (paling sedikit 3 kali sehari selama kegiatan persembahyangan berlangsung.
9. Mengatur alur orang masuk dan keluar dari tempat persembahyangan sehingga meminimalisasi kontak.
15
10. Mengatur tempat untuk pemuput karya (bila lebih dari 1 orang), untuk tetap memastikan jarak minimal 1-1,5 meter.
11. Memastikan agar pementasan tari wali dan bebali tetap mematuhi protokol kesehatan sebagaimana tertuang dalam persiapan.
12. Memastikan protokol kesehatan sekaa santhi (protokol tambahan: mikrofon selalu dipastikan kebersihannya dengan menggunakan disinfektan, dan dengan mengganti sarung mikrofon)
13. Pecalang atau prajuru memantau dan mengingatkan penggunaan masker, jaga jarak dan penggunaan hand sanitizer/fasilitas cuci tangan dengan baik dan benar selama pelaksanaan upacara.
B. Bagi Pemuput Karya (Pemangku/Sulinggih) 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum memimpin
pelaksanaan upakara. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Bila selama pelaksanaan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan lebih awal dan dilanjutkan oleh pemuput karya lain yang hadir.
3. Gunakan masker saat di perjalanan dan selama kegiatan persiapan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara dan tidak merokok di areal pura.
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
5. Setiap pemuput karya yang akan memberikan tirta (air suci) menggunakan sangku/tempat tirta sendiri (satu orang, satu sangku)
16
6. Pemberian tirta harus memakai sarana penastanan (alang- alang), atau dengan canting.
7. Pemberian bija (beras suci) dengan cara dibagikan oleh pemangku menggunakan sendok/sidu; pemedek tidak diperkenankan untuk mengambil bija sendiri.
8. Saat membagikan tirta dan bija, tetap menggunakan masker dan tidak berkomunikasi dengan pemedek.
9. Memastikan Serati banten dalam keadaan sehat dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
C. Bagi Pemedek (orang yang bersembahyang) 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke
tempat sembahyang. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Bila selama persembahyangan, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat upacara.
3. Saat perjalanan dan selama kegiatan sembahyang menggunakan masker (kecuali saat nunas tirta, namun pastikan untuk tidak berbicara), menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Tidak merokok selama berada di areal pura.
4. Membatasi atau menyesuaikan jumlah pemedek dengan kapasitas lokasi (separuh dari kapasitas biasa) dan memastikan jarak antar pemedek minimal 1-1,5 meter
5. Menuruti aturan yang ditetapkan ditempat persembahyangan seperti mengikuti alur pintu keluar dan masuk, mengikuti jadwal persembahyangan yang sudah ditetapkan, mengikuti arahan petugas/prajuru terkait tahapan (dudonan) sembahyang.
6. Memperhatikan protokol kesehatan yang diumumkan secara regular melalui pengeras suara oleh penyelenggara (kasinoman atau yang ditugaskan)
17
1. Menjelaskan kepada semua orang yang terlibat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan paska upacara (bisa direkam, dan diputar)
2. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan paska upakara (ngayah mebersih) sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.
3. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan tempat ngayah/orang berkumpul untuk persiapan
4. Menyediakan masker bagi peserta yang tidak membawa atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)
5. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi
7. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker, tidak membuka masker saat berbicara dan tidak merokok selama berada di areal pura.
8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari, termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering disentuh.
9. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam bentuk “Nasi Yasa” atau kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai
18
B. Bagi Orang yang terlibat dalam kegiatan 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke
tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Bila selama terlibat dalam kegiatan, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan
3. Menggunakan masker saat di perjalanan dan selama kegiatan persiapan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara dan tidak merokok selama berada di areal pura.
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
5. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker PENGAWASAN DAN SANKSI
1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan pada setiap tahapan kegiatan di wilayahnya masing-masing
2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan pembubaran kegiatan.
3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan perilaku.
4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan.
19
Kegiatan Pitra Yadnya adalah kegiatan keagamaan/adat yang berupa rangkaian prosesi untuk orang yang meninggal dunia. Kegiatan ini dapat melibatkan pihak-pihak terkait dan berpotensi mengumpulkan orang banyak. Kegiatan Pitra Yadnya mencakup antara lain upacara pengabenan, metanem (dikubur), mekingsan di geni, kremasi, perjalanan ke kuburan, nganyut ke segara, ngerorasin dan memukur. Pada rangkain proses ini ada juga kegiatan megebagan, kegiatan berkunjung dan berkumpul di rumah duka pada malam hari selama jenazah belum dikremasi/ dikubur.
Secara umum pelaksanaan kegiatan tersebut mencakup tahap persiapan, pelaksananaan dan pasca pelaksanaan kegiatan. Pada ketiga tahapan kegiatan tersebut ada potensi orang berkumpul dan kontak erat sehingga protokol kesehatan harus diterapkan dengan baik.
3
20
PERSIAPAN
A. Bagi Prajuru Adat 1. Pada saat prajuru menerima laporan orang meninggal dari
keluarga, Prajuru menjelaskan kepada pihak yang keluarga tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi upacara, dan menjelaskan peran dan tanggung jawab keluarga (kepala keluarga/orang yang ditunjuk) untuk menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan protokol Kesehatan (masker, hand sanitizer, sarana cuci tangan) dan memastikan pengaturan jaga jarak.
2. Menyediakan fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan dan skrining seperti thermo gun.
3. Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan selama prosesi upacara mulai dari persiapan sampai selesai.
B. Bagi Keluarga/Pelaksana Upacara 1. Melaporkan berita duka dan rencana kegiatan Pitra Yadnya
kepada kelian adat serta memiliki rencana tertulis (lihat lampiran) terkait kesiapan pelaksanaan prokes pada fase persiapan dan penyelenggaraan.
2. Menjelaskan kepada semua orang yang membantu persiapan upacara tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi.
3. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan persiapan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan tempat kegiatan
5. Menyediakan masker bagi yang tidak membawa atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)
6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi
21
7. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
8. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker dan tidak membuka masker saat berbicara.
9. Perhatikan anak-anak dan lansia untuk memastikan telah menggunakan masker, mencuci tangan ataupun menggunakan hand sanitizer dengan baik dan tetap bisa menjaga jarak dengan yang lain.
10. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari, termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering disentuh.
11. Pada tempat-tempat yang mungkin digunakan orang banyak seperti kamar mandi, usahakan memisahkan kamar mandi keluarga inti, keluarga dan orang yang datang dari luar rumah. Lakukan pembersihan atau disinfeksi sesering mungkin (misalnya pada gagang pintu), dan menyediakan hand sanitizer.
12. Pihak pelaksana upacara harus menggunakan masker selama kegiatan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara
13. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai
14. Untuk kegiatan megebagan (malam hari), pelaksanaan 3M tetap dilaksanakan.
C. Orang yang membantu tahap persiapan dan melayat 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat
ke tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
22
2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan
3. Saat perjalanan dan selama kegiatan persiapan menggunakan masker. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara,
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Menggunakan pelindung wajah (face shield)
5. Sebisa mungkin tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia. Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka telah memahami keharusan memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak lain ataupun orang lain.
PELAKSANAAN DI RUMAH
A. Bagi Prajuru Adat Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan selama prosesi upacara mulai dari persiapan sampai selesai.
B. Bagi Keluarga/Pelaksana Upacara 1. Menjelaskan kepada semua orang yang hadir dan/atau
membantu pelaksanaan upacara tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi.
2. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.
3. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan tempat kegiatan
4. Menyediakan masker bagi yang tidak membawa atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)
23
5. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam pelaksanan prosesi untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan prosedi di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi
7. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker dan tidak membuka masker saat berbicara.
8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari, termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering disentuh.
9. Pihak pelaksana upacara harus menggunakan masker selama kegiatan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara
10. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat (termos) besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai.
11. Pada prosesi pemandian jenazah (nyiramin), dibatasi hanya untuk keluarga inti. Protokol pemandian jenazah/layon mengikuti aturan/protokol dari Kementerian Agama RI.
C. Orang yang membantu tahap pelaksanaan 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke
tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan
24
3. Saat perjalanan dan selama kegiatan persiapan menggunakan masker. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara,
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
5. Sebisa mungkin tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia. Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka tetap memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak- anak lain ataupun orang lain.
PENGAWASAN DAN SANKSI 1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki
kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan pada setiap tahapan kegiatan di wilayahnya masing-masing
2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan pembubaran kegiatan.
3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan perilaku
4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan.
25
Lampiran
Penanggungjawab kegiatan: .…………………………………………
3 Perkiraan jumlah orang yang hadir saat persiapan
4 Lama waktu persiapan …………………. hari
5 Rangkaian upakara (nyiramang, ngajum, ngaben dan ngerorasin)
...………………. hari
………………….. orang
Kesanggupan penyelenggara
1 Sanggup menyediakan masker medis atau masker kain 3 lapis cadangan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan
2 Sanggup menyediakan sarana cuci tangan (air mengalir, sabun) maupun hand sanitizer dalam jumlah yang cukup di beberapa titik kritis di lokasi kegiatan
3 Sanggup melakukan pengaturan jarak fisik antara undangan, interval waktu undangan, maupun jarak waktu antara aktivitas sehingga menja- min terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan
4 Sanggup melakukan pengaturan alur keluar masuk tamu sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan
5 Sanggup mematuhi dan mengupayakan terlaksananya protokol kesehatan sesuai pedoman.
Tanggal:
GOTONG ROYONG
Pada masa pandemi COVID-19 masyarakat Bali tidak bisa lepas dari kewajiban bermasyarakat seperti Sangkepan/Paruman/ Arisan Banjar dan Gotong Royong. Untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19 pada saat melaksanakan kewajiban bermasyarakat, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
SANGKEPAN/ PARUMAN/ ARISAN BANJAR
tentang COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Mengurangi frekuensi pertemuan tatap muka secara langsung dengan mengaktifkan grup online untuk berkomunikasi dan berkoordinasi
4
28
3. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap peserta yang akan memasuki tempat sangkepan/paruman/arisan banjar, serta melarang peserta dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki area (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).
4. Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah peserta dengan luas lokasi, jarak minimal 1,5 meter antar peserta dan membatasi jumlah peserta maksimal 50% dari kapasitas tempat.
5. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.
6. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di area sangkepan/paruman/ arisan banjar.
B. Bagi Peserta 1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum mengikuti kegiatan,
jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.
2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di area sangkepan/paruman/ arisan banjar.
3. Jika sangkepan/paruman/arisan banjar dilakukan diarea tertutup, pastikan ventilasi dibuka dan dilaksanakan maksimal 2 jam.
4. Menggunakan masker selama berada di area sangkepan/ paruman/arisan banjar.
5. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut
7. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari area sangkepan/paruman/arisan banjar.
8. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.
29
tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www. covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Menghimbau warga yang mengikuti kegiatan gotong royong dalam keadaan sehat.
3. Memastikan penerapan jaga jarak minimal 1,5 meter antar warga dan dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah warga dengan luas lokasi, serta membatasi jumlah warga maksimal 50% dari kapasitas tempat dengan melakukan pembagian jam/jadwal gotong royong.
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.
5. Menyediakan masker cadangan bagi warga yang melakukan kegiatan gotong royong.
B. Bagi Peserta 1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum mengikuti kegiatan,
jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.
2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di area gotong royong.
3. Menggunakan masker selama berada di area gotong royong. 4. Warga yang mengikuti kegiatan gotong royong diharuskan
membawa alat sendiri dan dilarang saling meminjam alat dengan warga lain.
5. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut
30
7. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari area gotong royong.
8. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan alat-alat yang dipakai selama kegiatan gotong royong, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.
31
Bali merupakan daerah tujuan wisata yang mengandalkan pertunjukan kesenian sebagai salah satu komoditi utamanya. Pada masa pandemi COVID-19, diperlukan langkah-langkah untuk mencegah potensi penularan COVID-19 dalam penyelenggaraan kegiatan kesenian. Penentuan langkah ini disesuaikan dengan besarnya event kesenian yang diselenggarakan, dan peran dalam penyelenggaraan kegiatan kesenian.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan keolahragaan pada situasi pandemi COVID-19, adalah sebagai berikut.
PESTA KESENIAN BALI
tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www. covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
5
32
2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap pengunjung dan peserta PKB yang akan memasuki area pementasan, serta melarang pengunjung dan peserta dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki area pertunjukan (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).
3. Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah pengunjung dengan luas lokasi, jarak minimal 1,5 meter antar pengunjung dan membatasi jumlah pengunjung, stand pameran, dan pedagang maksimal 50% dari kapasitas tempat.
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.
5. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan beserta sarana dan prasarana
6. Melakukan rekayasa alur masuk dan keluar pada area Pesta Kesenian Bali (PKB).
7. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di area PKB.
B. Bagi Pengunjung 1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum menyaksikan
pertunjukan, jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.
2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di area PKB.
3. Menggunakan masker selama berada di area PKB. 4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. 5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung
atau mulut 6. Tidak makan/minum dan buka masker selama menonton
pertunjukkan 7. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari
area PKB.
33
8. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.
C. Peserta Pengisi Acara PKB 1. Peserta pengisi acara PKB agar senantiasa memantau dan
memperbaharui perkembangan informasi tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum ke arena PKB, jika ada gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak tetap tinggal di rumah.
3. Memperhatikan jaga jarak saat berada di arena PKB, minimal 1-1,5 meter.
4. Masker harus selalu dipakai selama melakukan kegiatan: a. Penari dan Penabuh: jika tidak menggunakan masker, wajib
menggunakan face shield saat pementasan. b. Pedagang dan Pengisi Stand: wajib menggunakan masker
selama berada di area PKB. 5. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau memakai hand sanitizer sebelum dan sesudah pementasan.
6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut.
7. Setelah dari arena PKB dan tiba di rumah, segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian.
8. Jika diperlukan, bersihkan properti pementasan, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
D. Penjual Makanan/Minuman 1. Menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer. 2. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum ke arena PKB, jika
ada gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak tetap tinggal di rumah.
34
3. Memastikan agar pembeli melakukan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.
4. Menggunakan masker selama berjualan dan berada di area PKB.
5. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut
7. Tidak menyediakan tempat makan/minum langsung di area PKB, dan menginformasikan agar makanan dibawa pulang, atau dikonsumsi di tempat yang aman atau tidak ada keramaian
PEMENTASAN KESENIAN REGULER DI TEMPAT UMUM Kegiatan pementasan kesenian regular yang dilakukan
bersama di tempat umum seperti tari-tarian, pementasan barong, kecak dan suguhan seni lainnya untuk pariwisata, dapat dilakukan dengan memperhatikan;
A. Bagi Penyelenggara 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi
tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www. covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap pengunjung yang akan memasuki area pementasan, serta melarang pengunjung dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki area pertunjukan (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).
3. Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah penonton dengan luas lokasi, jarak minimal 1,5 meter antar penonton.
4. Khusus untuk pementasan seni tari kecak, dapat diselenggarakan dengan catatan telah terbukti negatif setelah dilakukan tes skrining yang dianjurkan pada seluruh penari sebelum pementasan (atau menggunakan masker yang dimodifikasi), dan dikoordinasikan dengan satgas setempat.
35
5. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.
6. Pemesanan Tiket dianjurkan secara online melalui website atau aplikasi yang disediakan oleh penyelenggara.
7. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan beserta sarana dan prasarana
8. Melakukan rekayasa alur masuk dan keluar pada area yang digunakan untuk pementasan.
9. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di area pertunjukan.
B. Bagi Pengunjung 1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum menyaksikan
pertunjukan, jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.
2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada dilokasi pertunjukan, serta melakukan pembatasan jumlah penari sesuai dengan kapasitas tempat.
3. Menggunakan masker selama berada dilokasi pertunjukan. 4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. 5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung
atau mulut 6. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari
lokasi pertunjukan. 7. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan handphone,
kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.
LATIHAN KESENIAN Kegiatan latihan kesenian yang dilakukan bersama di tempat
umum, dapat dilakukan dengan memperhatikan:
36
A. Bagi Pengelola Latihan Kesenian 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi
tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www. covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap peserta latihan yang akan memasuki tempat latihan, serta melarang peserta dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki tempat latihan (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).
3. Memastikan penerapan jaga jarak (minimal 1,5 meter antar peserta) dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah peserta 50% dari kapasitas tempat latihan dengan mengatur jadwal latihan
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.
5. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di tempat latihan.
B. Bagi Peserta 1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum latihan kesenian,
jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.
2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di tempat latihan.
3. Menggunakan masker selama berada di tempat latihan. 4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. 5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung
atau mulut 6. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari
di tempat latihan. 7. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan properti
latihan, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
37
penyelenggaraan kegiatan Pesta Kesenian Bali dilakukan secara bersama-sama oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui organisasi perangkat daerah.
2. Pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan pada penyelenggaraan kegiatan pementasan kesenian regular dilaksanakan oleh dinas pariwisata, komunitas seni di wilayah masing-masing.
3. Pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan pada penyelenggaraan latihan kesenian dilakukan oleh kepala wilayah setempat (dinas dan adat) beserta seluruh perangkat pendukung.
4. Pengawasan oleh masyarakat melalui duta perubahan perilaku
B. Sanksi 1. Teguran 2. Pembubaran 3. Pelarangan Kegiatan
38
Lampiran
Nama : ................................. NIK (No.KTP) : ................................. Alamat : ................................. Pekerjaan : ................................. Tanggal : ...................................
Demi kesehatan dan keselamatan bersama, mohon anda JUJUR dalam menjawab pertanyaan di bawah ini.
Dalam 14 hari terakhir, apakah anda pernah mengalami hal hal berikut:
No. PERTANYAAN YA TIDAK JIKA YA,
SKOR
JIKA TIDAK, SKOR
1 Apakah pernah keluar rumah/ tempat umum (pasar, fasyankes, kerumunan orang, dan lain lain)?
1 0
1 0
3 Apakah pernah melakukan perjalanan ke luar kota/ internasional? (wilayah yang terjangkit/zona merah)
1 0
1 0
39
5 Apakah memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang dinyatakan konfirm COVID-19 (berjabat tangan, berbicara, berada dalam satu ruangan/ satu rumah)?
5 0
5 0
JUMLAH TOTAL
0 = Risiko Kecil 1 - 4 = Risiko Sedang > 5 = Risiko Besar
TINDAK LANJUT : Risiko besar dan pemeriksaan suhu >37,3°C tidak diperkenankan masuk, agar dilakukan investigasi lebih lanjut dan direkomen- dasikan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
BAGIAN II PROTOKOL KESEHATAN
43
PROTOKOL KESEHATAN PASAR DAN SEJENISNYA
Pasar merupakan suatu area merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan proses jual beli berbagai jenis barang konsumsi melalui tawar menawar. Banyaknya kerumunan dan pergerakan orang merupakan kondisi yang harus menjadi perhatian dalam penerapan prinsip jaga jarak minimal 1 meter di pasar. Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pasar sangat membutuhkan peran kepemimpinan pengelola pasar serta keterlibatan lintas sektor dan aparat dalam penertiban kedisplinan masyarakat pasar.
A. Bagi Pihak Pengelola 1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
1
44
2. Mengatur pedagang yang dapat beroperasi mengikuti ketentuan pemerintah daerah setempat.
3. Membentuk Tim/Pokja Pencegahan COVID-19 di Pasar untuk membantu pengelola dalam penanganan COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.
4. Melakukan penerapan jaga jarak di area pasar dengan berbagai cara, seperti pengaturan jarak antar lapak pedagang, memberikan tanda khusus jaga jarak yang ditempatkan di lantai pasar, dan lain sebagainya.
5. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses oleh pedagang dan pengunjung.
6. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit tiga kali sehari) pada area atau sarana yang digunakan bersama seperti pegangan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.
7. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk area pasar. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.
8. Menyediakan ruangan khusus/pos kesehatan untuk penanganan pertama apabila ada warga pasar yang mengalami gangguan kesehatan di pasar.
9. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pekerja yang ada di Pasar (karyawan pengelola pasar, pedagang, petugas keamanan, tukang parkir, kuli angkut dan lain lain) tentang pencegahan penularan COVID-19 yang dapat dilakukan dengan surat pemberitahuan, pemasangan spanduk, poster, banner, whatsapp/sms blast, radioland dan lain sebagainya. Adapun materi yang diberikan meliputi pengetahuan tentang COVID-19 dan cara penularannya, wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, jaga jarak dan etika batuk. (bahan dapat diunduh pada laman www.covid19. go.id dan www.promkes.kemkes.go.id)
10. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar selalu mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan kedisiplinan penggunaan masker di seluruh lokasi pasar.
45
11. Pemberitahuan informasi tentang larangan masuk ke area pasar bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas.
12. Dalam hal pasar dilengkapi dengan alat mobilisasi vertikal, lakukan pengaturan sebagai berikut: a. Penggunaan lift: membatasi jumlah orang yang
masuk dalam lift, membuat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan posisi saling membelakangi.
b. Penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 jalur tangga, bagi lajur untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada orang yang berpapasan ketika naik dan turun tangga. Jika terdapat 2 jalur tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik dan jalur tangga untuk turun.
13. Jika diperlukan, secara berkala dapat dilakukan pemeriksaan rapid test kepada para pedagang pasar dan pekerja lainnya berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan. Agar lebih efektif dapat menggunakan skrining Self Assessment Risiko COVID-19 terlebih dahulu. (Form 1).
B. Bagi Pedagang dan Pekerja Lainnya 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke
pasar. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.
2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/menggunakan handsanitizer.
3. Melakukan pembersihan area dagang masing-masing sebelum dan sesudah berdagang (termasuk meja dagang, pintu/railing door kios, etalase dan peralatan dagang lainnya).
46
5. Pedagang, petugas keamanan, tukang parkir, kuli angkut harus selalu berpartisipasi aktif mengingatkan pengunjung dan sesama rekan kerjanya untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.
6. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
7. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.
8. Jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan, maka penggunakan pelindung wajah (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.
C. Bagi Pengunjung 1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah, jika
mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.
2. Selalu menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di pasar.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/menggunakan handsanitizer.
4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.
47
5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.
6. Jika pasar dalam kondisi padat dan sulit menerapkan jaga jarak agar tidak memaksakan diri masuk ke dalam pasar. Apabila terpaksa, tambahan penggunakan pelindung wajah (faceshield) yang digunakan bersama masker sangat direkomendasikan.
49
A. Bagi Pihak Pengelola
2
50
2. Pengaturan toko/gerai yang dapat beroperasi mengikuti ketentuan pemerintah daerah setempat.
3. Pembentukan Tim Pencegahan COVID-19 di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan yang terdiri dari pengelola dan perwakilan tenant, pedagang dan pekerja.
4. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses.
5. Menyediakan handsanitizer di pintu masuk, pintu lift, area makan/kantin, dan lokasi lainnya yang strategis.
6. Menjaga kualitas udara pusat perbelanjaan dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari, serta melakukan pembersihan filter AC.
7. Menerapkan jaga jarak yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: a) Membatasi jumlah pengunjung yang masuk maksimal
50% dari kapasitas tempat. b) Membatasi jumlah pedagang yang beroperasi
atau menetapkan sistem jadwal jika memang tidak memungkinkan untuk menerapkan jaga jarak.
c) Mengatur kembali jam operasional. d) Mengatur jarak saat antrian dengan memberi penanda di
lantai minimal 1 meter (seperti di pintu masuk, kasir, dan lain lain).
e) Mengatur jarak etalase. f) Mengomptimalkan ruang terbuka untuk tempat penjualan/
transaksi agar mencegah terjadinya kerumunan. g) Membatasi jumlah orang yang masuk ke dalam lift,
membuat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan posisi saling membelakangi.
h) Pengaturan jarak minimal 1 meter di elevator dan tangga. i) Pengaturan jalur naik dan turun pada tangga.
8. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di semua pintu masuk pusat perbelanjaan. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5
51
menit) tidak diperkenankan masuk. Petugas pemeriksa suhu menggunakan masker dan pelindung wajah (faceshield). Pelaksanaan pemeriksaan suhu agar didampingi oleh petugas keamanan.
9. Pekerja atau pengunjung yang tidak menggunakan masker tidak diperkenankan masuk.
10. Memberikan informasi tentang larangan masuk bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki gejala demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas atau riwayat kontak dengan orang terkena COVID-19.
11. Melakukan pembersihan dengan desinfektan secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) pada area atau peralatan yang digunakan bersama seperti pegangan pintu dan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.
12. Menyediakan ruangan khusus/pos kesehatan untuk penanganan pertama apabila ada pekerja, pedagang atau pengunjung yang mengalami gangguan kesehatan di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
13. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pekerja dan pengunjung tentang pencegahan penularan COVID-19 yang dapat dilakukan dengan pemasangan spanduk, poster, banner, whatsapp/sms blast, pengumuman melalui pengeras suara, dan lain sebagainya. Adapun materi yang diberikan meliputi wajib menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1 meter.
14. Jika diperlukan, secara berkala dapat melakukan pemeriksaan Rapid Test Antigen atau RT-PCR kepada para pedagang dan pekerja lainnya. Agar lebih efektif dapat menggunakan skrining Self Assessment Risiko COVID-19 terlebih dahulu. (Form 1)
52
B. Bagi Pedagang dan Pekerja
1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat berdagang/bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.
2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.
3. Melakukan pembersihan dan disinfeksi di toko/gerai masing- masing sebelum dan sesudah beroperasi.
4. Menyediakan handsanitizer di masing-masing toko/gerai. 5. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan
pelanggan, misalnya pembatas/partisi di meja counter/ kasir (seperti flexy glass/mika/plastik), penggunaan metode pembayaran non tunai, dan lain lain.
6. Berpartisipasi aktif mengingatkan pengunjung untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.
7. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
8. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.
9. Jika kondisi padat, tambahan penggunakan pelindung wajah (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.
53
C. Bagi Pengunjung 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah.
Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.
2. Selalu menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dan sejenisnya.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.
4. Menghindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.
5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.
6. Jika pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dalam kondisi padat dan sulit menerapkan jaga jarak agar tidak memaksakan diri masuk ke dalamnya. Apabila terpaksa, tambahan penggunakan pelindung wajah (faceshield) yang digunakan bersama masker sangat direkomendasikan.
55
DAN SEJENISNYA
Penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam satu atau lebih bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/ atau fasilitas lainnya harus dilakukan upaya mitigasi penularan COVID-19 bagi pekerja, pengunjung dan masyarakat pengguna jasa akomodasi ini.
A. Bagi Pihak Pengelola 1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan
instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https:// infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Memastikan seluruh pekerja hotel memahami tentang pencegahan penularan COVID-19.
3. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar selalu mengikuti ketentuan
3
56
jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan kedisplinan penggunaan masker.
4. Menyediakan handsanitizer di pintu masuk, lobby, meja resepsionis, pintu lift, dan area publik lainnya.
5. Menjaga kualitas udara dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari, serta melakukan pembersihan filter AC.
6. Melakukan penerapan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) menggunakan pembersih dan disinfektan pada area atau peralatan yang digunakan bersama seperti pegangan pintu dan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.
7. Larangan masuk bagi karyawan yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas. Karyawan mengisi formulir self assessment risiko COVID-19 sebelum masuk bekerja dan dilakukan pemeriksaan suhu (Form 1).
8. Pintu Masuk/Lobby
a) Melakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk tamu dan karyawan. Apabila ditemukan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan masuk kecuali dinyatakan negatif COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan RT-PCR yang berlaku 7 hari atau Rapid Test yang berlaku 3 hari sebelum masuk ke hotel.
b) Petugas menanyakan dan mencatat riwayat perjalanan tamu/pengunjung dan diminta mengisi self assessment risiko COVID-19. Jika hasil self assessment memiliki risiko besar COVID-19, agar diminta melakukan pemeriksaan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan terlebih dahulu atau menunjukan hasil pemeriksaan bebas COVID-19 yang masih berlaku. (Kecuali hotel yang dijadikan sarana isolasi mandiri COVID-19 wajib mengikuti persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku).
57
c) Menerapkan jaga jarak yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengatur antrian di pintu masuk, di depan meja resepsionis dengan pemberian tanda di lantai, mengatur jarak antar kursi di lobby, area publik dan lain sebagainya.
d) Menyediakan sarana untuk meminimalkan kontak dengan pengunjung misalnya pembatas/partisi mika di meja resepsionis, pelindung wajah (faceshield), penggunaan metode pembayaran non tunai, dan lain lain.
9. Kamar
a) Melakukan pembersihan dengan disinfeksi pada kamar dan ruang pertemuan sebelum dan sesudah digunakan tamu meliputi pegangan pintu, meja, kursi, telephone, kulkas, remote TV dan AC, kran kamar mandi dan fasilitas lain yang sering disentuh tamu.
b) Memastikan proses pembersihan dan disinfeksi kamar dan kamar mandi serta peralatan yang telah digunakan tamu.
c) Pastikan mengganti sarung bantal, sprei, hingga selimut dengan yang telah dicuci bersih.
10. Ruang Pertemuan a) Kapasitas untuk ballroom, meeting room, conference,
harus selalu memperhitungkan jaga jarak minimal 1 meter antar tamu dan antar karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung kembali jumlah undangan maksimal 50 % dari kapasitas ruangan, pembuatan lay out ruangan, membagi acara menjadi beberapa sesi, membuat sistem antrian, dan lain sebagainya.
b) Membuat konsep labirin untuk jalur antrian, jalur kirab diperlebar, panggung diperbesar untuk menjaga jarak.
c) Memastikan proses pembersihan dan disinfeksi ruang pertemuan sebelum dan setelah digunakan
d) Membersihkan dan mendisinfeksi microphone setiap setelah digunakan masing-masing orang. Tidak
58
e) Master of Ceremony/MC harus aktif informasikan protokol kesehatan, antrian, jaga jarak, dan pemakaian masker.
11. Ruang Makan a) Mewajibkan setiap orang yang akan masuk ruang makan
untuk mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. b) Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak
saling berhadapan, dalam hal tidak dapat diterapkan pengaturan jarak dapat dilakukan upaya rekayasa teknis lain seperti pemasangan partisi antar tamu berhadapan di atas meja makan.
c) Tidak menggunakan alat makan bersama-sama. Peralatan makan diatas meja makan yang sering disentuh diganti dalam bentuk kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan kepada pengunjung apabila diminta.
d) Mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang kontak langsung dengan pangan untuk mengenakan Alat Pelindung Diri seperti penutup kepala, sarung tangan, celemek dan masker. Sarung tangan harus segera diganti setelah memegang barang selain makanan.
e) Tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila menerapkan sistem prasmanan/buffet agar menempatkan petugas pelayanan pada stall yang disediakan dengan menggunakan masker serta sarung tangan, pengunjung tidak boleh mengambil sendiri dan tetap menjaga jarak minimal 1 meter.
12. Kolam Renang a) Memastikan air kolam renang menggunakan desinfektan
dengan clorin 1-10 ppm atau bromin 3-8 ppm sehingga pH air mencapai 7.2 – 8 dilakukan setiap hari dan hasilnya diinformasikan di papan informasi agar dapat diketahui oleh konsumen.
59
b) Pengelola melakukan pembersihan dan disinfeksi terhadap seluruh permukaan disekitar kolam renang seperti tempat duduk, lantai dan lain-lain.
c) Menerapkan jaga jarak diruang ganti. d) Pastikan tamu yang akan menggunakan kolam renang
dalam keadaan sehat, dengan mengisi form self assesment risiko COVID-19. Bila dari hasil self assesment masuk dalam kategori risiko besar tidak diperkenankan untuk berenang.
e) Batasi jumlah pengguna kolam renang agar dapat menerapkan jaga jarak.
f) Gunakan semua peralatan pribadi masing-masing. g) Gunakan masker sebelum dan setelah berenang.
13. Pusat Kebugaran a) Membatasi kapasitas jumlah tamu yang melakukan latihan,
agar dapat menerapkan prinsip jaga jarak dengan jarak antar tamu minimal 2 meter.
b) Melakukan pembersihan dan disinfeksi alat olahraga sebelum dan setelah digunakan.
c) Menyediakan handsanitizer di masing-masing alat. d) Tidak boleh menggunakan alat olahraga bergantian
sebelum dilakukan pembersihan dengan cara di lap dengan cairan desinfektan.
e) Lakukan pembersihan dan dengan disinfektan pada tempat-tempat yang sering disentuh seperti ruangan dan permukaan alat olahraga yang sering disentuh secara berkala disesuaikan dengan tingkat keramaian pusat kebugaran.
f) Memberikan jarak antar alat minimal 2 meter, apabila tidak memungkinkan diberikan sekat pembatas untuk alat-alat kardio (treadmill, bicycle, elliptical machine).
g) Sedapat mungkin menghindari pemakaian AC, sebaiknya sirkulasi udara lewat pintu jendela terbuka.
h) Jika tetap memakai AC maka perlu diperhatikan tingkat kelembaban udara di dalam ruangan dan mengatur
60
sirkulasi udara sebaik mungkin agar tetap kering. Disarankan memakai air purifier.
i) Peralatan seperti handuk, matras, harus dalam keadaan bersih dan sudah di disinfeksi sebelum digunakan.
j) Menggunakan masker selama berolahraga, disarankan melakukan olahraga intensitas ringan-sedang dengan indikator masih dapat berbicara ketika berolahraga.
14. Mushala a) Meminta tamu menggunakan peralatan shalat dan sajadah
masing-masing. b) Tetap menggunakan masker saat shalat. c) Terapkan jaga jarak minimal 1 (satu) meter.
15. Fasilitas/pelayanan lainnya di hotel yang berisiko terjadinya penularan karena sulit dalam penerapan jaga jarak agar tidak dioperasikan dahulu.
B. Bagi Karyawan
1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.
2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau gunakan handsanitizer.
3. Menggunakan alat pelindung diri tambahan seperti sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat menangani limbah, termasuk saat membersihkan kotoran yang ada di meja restoran atau di kamar.
4. Berpartisipasi aktif mengingatkan tamu untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.
5. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. Bersihkan
61
handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.
C. Bagi Tamu 1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah, Jika
mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.
2. Selalu menggunakan masker selama perjalanan dan saat berada di area publik.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.
4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.
5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.
6. Membawa alat pribadi termasuk peralatan ibadah sendiri seperti alat sholat.
63
A. Bagi Pelaku Usaha
1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https:// infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).
2. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau handsanitizer di pintu masuk dan tempat lain yang mudah diakses pengunjung.
3. Mewajibkan setiap orang yang akan masuk untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.
4. Mewajibkan pekerja menggunakan masker selama bekerja 5. Pastikan pekerja memahami COVID-19 dan cara
pencegahannya. 6. Larangan masuk bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki
gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, dan/atau diare atau memiliki riwayat kontak dengan orang terkena COVID-19.
4
64
7. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk.
8. Mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang kontak langsung dengan pangan agar mengenakan masker, sarung tangan atau penjepit pada saat menyentuh pangan siap saji, penutup kepala dan celemek pada saat persiapan, pengolahan, dan penyajian pangan. Penggunaan sarung tangan sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku.
9. Menyediakan alat bantu, seperti sarung tangan dan/atau penjepit pangan untuk meminimalkan kontak langsung dengan pangan siap saji dalam proses persiapan, pengolahan, dan penyajian.
10. Tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila menerapkan sistem prasmanan/buffet agar menempatkan petugas pelayanan pada stall yang disediakan dengan menggunakan masker serta sarung tangan, pengunjung tidak boleh mengambil sendiri dan tetap menjaga jarak minimal 1 meter. Semua peralatan makan wajib di bersihkan dan di disinfeksi sebelum digunakan kembali.
11. Menjaga kualitas udara di tempat usaha atau di tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk, pembersihan filter AC.
12. Mengupayakan pembayaran secara nontunai (cashless) dengan memperhatikan disinfeksi untuk mesin pembayaran, jika harus bertransaksi dengan uang tunai, gunakan handsanitizer setelahnya
13. Memastikan seluruh lingkungan restoran/rumah makan dalam kondisi bersih dan saniter dengan melakukan pembersihan dan sanitasi secara berkala minimal 2 kali sehari (saat sebelum buka dan tutup) menggunakan pembersih dan disinfektan yang sesuai.
65
14. Meningkatkan frekuensi pembersihan dan sanitasi (palig sedikit 3 kali sehari) terutama pada permukaan area dan peralatan yang sering disentuh/dilewati orang seperti meja dan kursi di ruang makan, kenop/gagang pintu, sakelar, kran, tuas flush toilet, toilet, meja kasir, mesin penghitung uang/ kasir, lantai ruang makan, dan lain lain.
15. Menutup alat makan yang diletakkan di meja makan (sendok, garpu, pisau dibungkus misalnya dengan tissue).
16. Tidak menggunakan alat makan bersama-sama. Peralatan makan diatas meja makan yang sering disentuh diganti dalam bentuk kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan kepada pengunjung apabila diminta.
17. Menerapkan jaga jarak dengan berbagai cara seperti:
a) Mengatur jarak minimal 1 meter pada saat antri masuk rumah makan/restoran dan sejenisnya, memesan, dan membayar di kasir dengan memberikan tanda di lantai. Bila memungkinkan ada pembatas pengunjung dengan kasir berupa dinding plastik atau kaca.
b) Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak saling berhadapan atau pemasangan partisi kaca/mika/ plastik antar tamu di atas meja makan.
18. Membatasi jumlah pengunjung yang akan makan ditempat maksimal 50% dari kapasitas tempat.
19. Meningkatkan pelayanan pemesanan makanan dan minuman secara online atau delivery service atau drive thru, dan lain sebagainya.
B. Bagi Pekerja 1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah, Jika
mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.
66
2. Menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di tempat kerja.
3. Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut. 4. Memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang
lain. 5. Menggunakan pakaian khusus saat bekerja. 6. Menghindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti
alat sholat, alat makan, dan lain-lain. 7. Segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah. 8. Jika diperlukan, bersihkan handphone, kacamata, tas, dan
barang lainnya dengan cairan disinfektan. 9. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
10. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.
C. Bagi Pengunjung/Konsumen 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berkunjung
ke rumah makan/restoran atau sejenisnya. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/ atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.
2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun atau gunakan handsanitizer.
3. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
67
4. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.
5. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.
69
5
70
2. Membentuk Tim/Pokja Pencegahan COVID-19 di stasiun/ terminal/pelabuhan/bandara yang terdiri dari penyelenggara/ pengelola dan perwakilan pekerja setiap area yang diperkuat dengan Surat Keputusan dari Pimpinan stasiun/terminal/ pelabuhan/bandar udara untuk membantu penyelenggara/ pengelola dalam penanganan COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.
3. Mewajibkan semua pekerja/penumpang/pengunjung dan masyarakat lainnya menggunakan masker selama berada di stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara. Yang tidak menggunakan masker tidak diperkenankan masuk ke stasiun/ terminal/pelabuhan/bandar udara.
4. Larangan masuk ke area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara bagi pekerja, penumpang/pengunjung atau pengguna layanan lainnya yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.
5. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di setiap titik masuk stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara: a) Petugas yang melakukan pengukuran suhu tubuh harus
mendapatkan pelatihan dan memakai alat pelindung diri berupa masker dan pelindung wajah (faceshield) karena berhadapan dengan orang banyak yang mungkin berisiko membawa virus.
b) Pengukuran suhu tubuh jangan dilakukan di pintu masuk dengan tirai AC karena dapat mengakibatkan pembacaan hasil yang salah.
c) Apabila pada saat pengukuran suhu tubuh ditemukan suhu > 37,30 C (2 kali pengukuran dengan jarak 5 menit), atau memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
71
6. Menyediakan area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara yang aman dan sehat. a) Higiene dan sanitasi lingkungan Memastikan seluruh area stasiun/terminal/pelabuhan/
bandar udara bersih dan higienis dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari), terutama permukaan yang sering disentuh seperti pegangan pintu dan tangga, toilet, tombol lift, troli, mesin atm, mesin check in, peralatan yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya.
b) Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun (1) Sarana cuci tangan pakai sabun yang memadai dan
mudah diakses. (2) Adanya petunjuk lokasi sarana cuci tangan pakai
sabun. (3) Memasang informasi tentang edukasi cara men-cuci
tangan pakai sabun yang benar. (4) Menyediakan handsanitizer di tempat-tempat yang
jauh dari sarana cuci tangan pakai sabun. c) Melakukan penerapan jaga jarak dengan berbagai cara
seperti: (1) Pengaturan/pembatasan jumlah pengunjung/
penumpang. (2) Mengatur jam operasional agar tidak terjadi
penumpukan penumpang. (3) Pada pintu masuk, agar penumpang/pengunjung tidak
berkerumun dengan mengatur jarak antrian minimal 1 meter. Beri penanda di lantai atau poster/banner untuk mengingatkan.
d) Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan penumpang/pengunjung seperti:
72
(1) Melakukan rekayasa administrasi dan teknis lainnya seperti menggunakan pembatas/partisi (misalnya flexy glass) di meja atau counter sebagai perlindungan tambahan seperti pada kasir, customer service, meja check in dan lain-lain.
(2) Pemesanan tiket dan check in dapat dilakukan secara online, jika terpaksa harus kontak tetap menjaga jarak minimal 1 meter dan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer sesudahnya.
(3) Me