PROTOKOL KAJIAN CEPATsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/presentasi/topik2/Wisesa... ·...
Transcript of PROTOKOL KAJIAN CEPATsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/presentasi/topik2/Wisesa... ·...
PROTOKOL KAJIAN CEPAT
Perangkat pengumpulan informasi sosio-ekologi untuk survei dengan keterbatasan waktu dan aksesibilitas
Nara Wisesaa, Estradivaria, Christian Handayania, Ignatia Dyahapsaria, Adrian Damoraa, Amkieltielaa, Louise Glewb, Gabby Ahmadiab
email: [email protected]
aWWF-Indonesia; bWWF-US
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Jakarta, 9 – 10 Mei 2017
LATAR BELAKANG & TUJUAN
• Kepulauan Indonesia • Banyak lokasi sulit diakses
• Mengisi Kesenjangan data sosio-ekologi (Wisesa, 2012)
• Keterbatasan Sumberdaya • Akses sulit
• Waktu dan SDM terbatas
• Butuh metode untuk mendapatkan informasi • Sebanyak mungkin informasi
• Efisiensi waktu dan SDM
METODE
• Diskusi Kelompok Terarah (FGD) & Pemetaan Cepat • Status, Tata Kelola dan
Pemanfaat sumber daya dan habitat pesisir
• Estimasi spasial persebaran dan wilayah pengelolaan/ pemanfaatan sumber daya pesisir
• Minimal 1 sesi FGD & Pemetaan Cepat per desa • Bisa dilakukan sesi
tambahan bila masih banyak warga yang berkenan terlibat
METODE
• Wawancara Informan Kunci (KII) • Status dan Pemanfaatan
sumber daya pesisir • Perikanan Tangkap • Perikanan Budidaya • Pariwisata Pesisir
• Kondisi sosio-ekonomi masyarakat desa
• Kondisi desa dan pemerintahan daerah
• 1 KII Profil Desa dan 6-8 KII Pemanfaatan sumber daya pesisir per desa • Tergantung ketersediaan
narasumber wawancara
METODE
• Survei Ekologi • Dapat disesuaikan dengan
ketersediaan sumber daya dan waktu
• Opsi sederhana • Ground check
• Verifikasi data satelit
• Manta Tow • Estimasi tutupan karang
• Opsi komprehensif • Reef Health Monitoring
• PIT – Data bentik (karang)
• UVC – Data ikan
METODE
• Parameter merupakan adaptasi/modifikasi dari: • Protokol Social Monitoring WWF (Glew et al., 2012)
• Protokol Ekologi WWF-ID (Amkieltiela & Wijonarno, A., 2015)
• Protokol Pendataan & Survei Perikanan WWF-ID
• Protokol Pemetaan Partisipatif WWF-ID
• Protokol ini dan parameternya terus berkembang • Dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan data spesifik di
lokasi tertentu
• Adaptasi berdasarkan pembelajaran dari lokasi sebelumnya
IMPLEMENTASI DI 4 LOKASI
• Kei Besar, Maluku Tenggara (2013) • 6 Desa dalam 10 hari • 9 Enumerator Sosek • Protokol RAP V.1
(Glew & Estradivari, 2013)
• Mengidentifikasi kKolaborasi dengan UNPATTI dan DKP Maluku Tenggara
• Kondisi sosio-ekonomi masyarakat, lokasi-lokasi tata kelola adat, dan pemanfaatan sumber daya laut (Tetelepta et al. 2014)
• Werka di Kei Besar menjadi fokus pendekatan ICCA WWF • Informasi hasil RAP menjadi
pertimbangan pemilihan lokasi
IMPLEMENTASI DI 4 LOKASI
• Kep. Tanimbar, Maluku Tenggara Barat (2013) • 7 Desa dalam 10 hari • 9 Enumerator Sosek • Protokol RAP V.1
(Glew & Estradivari, 2013)
• Kolaborasi dengan UNPATTI dan DKP Maluku Tenggara Barat
• Mengidentifikasi kondisi sosio-ekonomi masyarakat, lokasi-lokasi tata kelola adat, dan pemanfaatan sumber daya laut (Abrahamsz et al. 2014)
• Informasi hasil RAP menjadi bagian dokumen pelengkap kajian pendukung pencadangan KKPN Maluku Tenggara Barat
IMPLEMENTASI DI 4 LOKASI
• Maluku Barat Daya (2015) • 14 Desa dalam 11 Hari • 10 Enumerator Sosek • 4 Surveyor Ekologi • Protokol RAP V.2
(Estradivari, et al. 2015)
• Kolaborasi dengan KKP, UNPATTI, IPB, WCS, dan DKP Maluku Barat Daya
• Mengidentifikasi kondisi sosio-ekonomi, lokasi-lokasi tata kelola adat, pemanfaatan sumber daya laut, dan kondisi ekologi (Estradivari et al. 2016)
• Informasi hasil RAP menjadi pertimbangan bagi DKP MBD dalam menentukan target upaya konservasi
IMPLEMENTASI DI 4 LOKASI
• Seram Utara (2016) • 10 Desa dalam 12 Hari • 5 Enumerator Sosek • Protokol RAP V.2
(Wisesa et al. 2016a)
• Kolaborasi dengan UNPATTI
• Mengidentifikasi kondisi sosio-ekonomi masyarakat, lokasi-lokasi tata kelola adat, dan pemanfaatan sumber daya laut (Wisesa et al. 2016b)
• Teluk Sawai bagian Barat dalam proses pencadangan menjadi KKPD
• Informasi hasil RAP menjadi dokumen pelengkap kajian pendukung pencadangan
HASIL IMPLEMENTASI
• Mendapatkan potret kondisi sosio-ekologi dan pemanfaatan sumber daya di masing-masing lokasi
• Menemukan lokasi-lokasi yang memiliki potensi tinggi untuk konservasi dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan
• Selanjutnya sumber daya lebih besar dialokasikan untuk memfokuskan perhatian lebih lanjut terhadap lokasi-lokasi yang dianggap potensial tersebut
• Data yang dihasilkan juga menginformasikan stakeholder dan pengambil keputusan terkait upaya konservasi
KESIMPULAN
• Protokol ini bermanfaat untuk mendapatkan secara cepat gambaran ekologi, sosio-ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam pesisir • Terutama untuk lokasi dengan kekosongan informasi
• Protokol ini fleksibel dan adaptif • Dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya • Dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan
• Informasi yang dihasilkan bisa membantu: • Proses penentuan lokasi potensial untuk pengambilan
data dengan metode yang lebih komprehensif • Proses pengambilan keputusan terkait upaya konservasi
TERIMA KASIH
• WWF-Indonesia: Coral Triangle Team
• KKP: Berbudi Wibowo, Ignatius Tri Hargiyatno, Hakim Miftakhul Huda
• UNPATTI: James Abrahamsz, Yoisye Lopulalan, Pieter Soselisa, Frederik W. Ayal, Willem Sihasale, Hellen Nanlohy, Olivia Salawaney, Janer Sangadji, John Tetelepta, Hermien Soselisa
• IPB: Beginer Subhan, Imaniar Pratiwi, Indra Cahya Wardhana
• DKP MalRa: Mufti Ingratubun, Simon P. Silubun
• DKP MTB: A.P. Sabono, Daniel Fanumby
• DKP MBD: Kristian Tovanste Jan, Adrys Kilkily
• WCS: Fakhrizal Setiawan
• WWF-US: Gabby Ahmadia, Louise Glew
REFERENSI • Abrahamsz, J., Manuputty, J., Sihasale, W., Ayal, F.W., Amkieltiela, Phytaloka, R., Fikri, I.A., Sabono, A.P., Fanumby, D.,
Handayani, C., dan Estradivari. 2014. Laporan Survei Cepat Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kepulauan Tanimbar. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Amkieltiela & Wijonarno, A., 2015. Protokol Pemantauan Kesehatan Terumbu Karang di Kawasan Konservasi Perairan. Versi 2. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Estradivari, Handayani, C., Wisesa, N., Damora, A., Amkieltiela, Glew, L., and Ahmadia, G. 2015. Protokol Survei Cepat Ekologi, Sosial, dan Perikanan Maluku Barat Daya. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Estradivari, A. Damora, Amkieltiela, B. Subhan, B. Wibowo, C.N.N. Handayani, D. Daniel, F. Setiawan, H.M. Muda, H. Nanlohy, I. Dyahapsari, I.T. Hargiyatno, I. Pratiwi, I.C. Wardhana, K.T. Jan, N. Wisesa, V. Louhenapessy, G.N. Ahmadia, J.L. Harris, L. Glew, M. Provost, P. Mohebalian, B. Sumiono & A. Kiklily. 2016. Kajian Ekologi, Sosial dan Pemanfaatan Sumber Daya Laut Kabupaten Maluku Barat Daya: Edisi Ringkasan. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Glew, L., Mascia, M.B., and Pakiding, F. 2012. Solving the Mystery of MPA Performance: Monitoring Social Impacts. Field Manual (version 1.0). World Wildlife Fund and Universitas Negeri Papua: Washington D.C. and Manokwari, Indonesia.
• Tetelepta, J., Simatauw, M., Wisesa, N., Handayani, C., Abdillah, T., Lopulalan, Y., Soselisa, P., Silubun, S.P., Ingratubun, M., Makailipessy, M., dan Amkieltiela. 2014. Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pulau Kei Besar. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Wisesa, N. 2012. Collation of Secondary Data and Data Gap Analyses of The Inner Banda Arc Region Within The Sunda Banda Seascape. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Wisesa, N., Damora, A., Dyahapsari, I., Firmansyah, F., and Estradivari. 2016a. Protokol Survei Cepat Kondisi Habitat Pesisir, Sosial, dan Pemanfaatan Sumber Daya Laut Pantai Ora. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.
• Wisesa, N., Estradivari, Amkieltiela, Damora, A., Handayani, C., Firmansyah, F., Dyahapsari, I., Anzani, Y.M., and Yusuf, C. 2016b. Coastal Habitat, Social Condition and Resource Use Rapid Assessment in The Sawai Bay Region. WWF-ID: Jakarta, Indonesia.