Proses Reproduksi Hewan Betina.pdf
-
Upload
yohaneskoli -
Category
Documents
-
view
243 -
download
2
description
Transcript of Proses Reproduksi Hewan Betina.pdf
-
Universitas Gadjah Mada 1
BAB III
PROSES REPRODUKSI HEWAN BETINA
A. PENDAHULUAN
Pokok bahasan kuliah proses reproduksi meliputi pengertian mengenai proses
reproduksi hewan betina mulai dan pubertas yang meliputi umur pubertas dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya; siklus estrus yang meliputi periode siklus estrus dan pengaturan
hormon; serta folikulogenesis termasuk juga ovigenesis. Pokok bahasan ini secara umum
dapat digunakan untuk membantu dalam memahami proses reproduksi yang terjadi pada
hewan betina.
Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 4 kali
tatap muka (dalam 2 minggu). Setelah mengikuti pokok bahasan kuliah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti serta memahami proses reproduksi pada hewan betina.
-
Universitas Gadjah Mada 2
B. PENYAJIAN
Pubertas
Pubertas pada hewan betina didefinisikan sebagai keadaan ketika hewan betina
sudah melepaskan sel gamet yang ditunjukkan dengan tingkah laku seksual. Pada dasamya
pubertas merupakan hasil kerjasama antara peningkatan aktivitas gonadotropin dan
kemampuan gonad melangsungkan steroidogenesis dan gametogenesis secara simultan.
Pada saat pubertas, konsentrasi gonadotropin dalam darah meningkat, yang merupakan
hash dan peningkatan amplitudo dan frekuensi gelombang periodic dari gonadotropin.
Dibawah kondisi normal pubertas pada kelinci tercapai pada umur 4 bulan, pada
domba, kambing dan babi 6-7 bulan, pada sapi 12 bulan, dan pada kuda 15-18 bulan. Umur
pubertas dipengaruhi oleh lingkungan fisik, photoperiod, umur bangsa induknya, bangsa
pejantannya, heterosis, temperatur lingkungan, berat badan (BB), dan pertambahan BB
sebelum dan sesudah penyapihan. Pubertas terpengaruh oleh BB daripada urnur. Sapi
perah mencapai pubertas ketika BB 30-40% dari BB sapi dewasa, sedangkan pada sapi
potong persentasenya lebih yaitu 45-55% dan BB sapi dewasa. Tingkat nutrisi berperan
dalam umur Jika pertumbuhannya cepat, karena diberi pakan berlebihan, maka tersebut
akan mencapai pubertas pada umur yang Iebih muda. Sebaliknya jika pakan kurang dan
pertumbuhan lambat, maka pubertas akan tertunda.
Pubertas pada babi dipengaruhi oleh bangsa, tipe kandang, dan musim pada waktu
terjadi maturasi seks. Babi yang dikandangkan bersarna pejantan akan mencapai pubertas
lebih awal dibandingkan dengan babi yang tidak dikandangkan bersama pejantan. Pada
hewan seasonal breeders, umur pubertas tergantung pada ketika hewan tersebut dilahirkan.
Domba yang lahir pada bulan Januari pubertas pada umur 8 bulan, sedang yang lahir bulan
April mencapai pada umur 6 bulan. Pubertas terjadi lebih awal pada babi yang dikawinkan
secara berkelompok, daripada yang dikawinkan sendiri. Efisiensi reproduksi belum tercapai
sepenuhnya pada estrus pertama.
-
Universitas Gadjah Mada 3
SIKLUS ESTRUS
Siklus estrus didefinisikan sebagai periode dan siklisitas reproduksi perkawinan pada
hewan terbatas pada saat estrus, bersamaan dengan waktu ovulasi. Pada manusia dan
primata lainnya, perkawinan tidak terbatas tetapi bisa kapan saja sepanjang siklus
menstruasi, dan ovulasi terjadi pada pertengahan siklus.
I. Terminologi
(1) Siklus estrous
(i) Periode dari siklisitas reproduksi
(2) Anestrus
(i) Periode tanpa siklus estrous
(a) Kebuntingan
(b) Menyusui
(c) Musiman
(d) Nutrisi jelek
(e) Kondisi patologis
(3) Terminologi lain
(i) Estrus
(a) Kata benda
(b) Periode penerimaan seksual
(c) Heat = nama yang umum
(d) Oestrus = gaya British
(ii) Estrous
(a) Kata sifat untuk menjelaskan kejadian yang berhubungan dengan siklus
estrous
(b) Oestrous = gaya British
(iii) Seasonal breeders
(a) Hewan yang memiliki satu atau lebih siklus estrous selama periode tertentu
dalam satu tahun.
(iv) Hewan Polyestrous
(a) Siklus estrous sepanjang tahun
(b) Sapi, babi, manusia
(c) Beberapa hewan kadang hanya dikawinkan pada periode tertentu dalam
satu tahun, tetapi akan bersiklus sepanjang tahun.
-
Universitas Gadjah Mada 4
(v) Hewan Polyestrous musiman
(a) Hewan memiliki siklus estrous multiple hanya selama periode tertentu
dalam satu tahun.
(b) Short day breeders
- Bersiklus pada saat siang harinya pendek (musim gugur)
- Domba, kambing, rusa, elk
- Anestrus pada musim semi dan panas
(c) Long day breeders
- Bersiklus bilamana siang harinya panjang (musim semi)
- Kuda dan hamster
- Anestrus pada musim gugur dan dingin
(vi) Hewan Monoestrous
(a) Hewan yang memiliki satu siklus setiap tahunnya.
(b) Anjing, srigala, beruang
(c) Perpanjangan periode estrus (hari)
II. PANJANG SIKLUS ESTRUS PADA BERBAGAI HEWAN
Jenis Hewan Hari (kisaran)
Domba
Kambing
Babi
Sapi
Kuda
Manusia
Rodensia
17 (13-19)
21 (15-24)
21 (17-25)
21 (17-24)
21 (15-25)
28 (Siklus menstruasi)
4-6
III. PEMBAGIAN DALAM SIKLUS ESTRUS
1. Fase luteal dan Folikuler
(i) Fase luteal = periode fungsional korpus luteum
(ii) Fase folikuler = periode perkembangan folikel
(iii) Urutan
(a) Hewan non menstruasi : estrus fase luteal fase folikuler estrus
(b) Hewan menstruasi : menses fase folikuler fase luteal menses
2. Mesestrus, Diestrus, Proestrus dan Estrus
(i) Metestrus + Diestrus = Fase Luteal
(ii) Proestrus + Estrus = Fase Folikuler
-
Universitas Gadjah Mada 5
(iii) Metestrus
(a) Dimulainya saat berakhirnya estrus
(b) Lamanya : 3-5 hari
(c) Periode pembentukan korpus luteum
(d) Pada beberapa hewan bias terjadi pendarahan
- Karena pembentukan penurunan secara mendadak
- Bukan merupakan indicator terjadinya konsepsi
- Tidak sama dengan menstruasi
(iv) Diestrus
(a) Lamanya : 10-14 hari
(b) Periode berfungsinya korpus luteum
(c) Terjadi peningkatan progesterone
(d) Terjadi perkembangan folikel
(v) Proestrus
(a) Lamanya : 2-4 hari
(b) Korpus luteum mengalami regresi
(c) Terjadi pertumbuhan folikel secara cepat
(d) Estrogen meningkat
(vi) Estrus
(a) Merupakan periode penerimaan sexual
(b) Biasanya diikuti dengan ovulasi
IV. LAMANYA ESTRUS DAN WAKTU OVULASI
A. Domba
- Lamanya estrus : 30 jam (18-48)
- Ovulasi : 24-30 jam dari awal estrus
- Lonjakan LH sampai terjadinya ovulasi : 26 jam
B. Babi
1. Lamanya estrus : 50 jam (12-96)
2. Ovulasi : 36-44 jam dari awal estrus
3. Lonjakan LH sampai terjadinya ovulasi : 40 jam
C. Sapi
a. Lamanya estrus : 15 jam (6-24)
b. Ovulasi :
- 24-32 jam dari awal estrus
- 10-12 jam setelah akhir estrus
-
Universitas Gadjah Mada 6
c. Lonjakan LH sampai terjadinya ovulasi : 28 jam
D. Kuda
1. Lamanya estrus : 7 hari (2-12)
2. Ovulasi :
- 5 hari dari awal estrus
- 1-2 hari sebelum estrus berakhir
3. Lonjakan LH sampai terjadinya ovulasi : 2 hari
V. ANESTRUS
A. Anestrus karena bunting
1. Terjadi hambatan terhadap GnRH oleh progesterone
- Dari korpus luteum verum (pada kebuntingan awal)
- Dari plasenta (pada kebutingan lanjut)
B. Pospartum Anestrus
1. Sistim reproduksi memerlukan waktu untuk kembali normal
2. Uterus mengalami involusi
a. Waktu yang diperlukan
- Sapi : 35-40 hari
- Domba : 25-30 hari
- Babi : 25-28 hari
3. Ovulasi Pospartum
a. Babi : estrus dengan atau tanpa ovulasi terjadi beberapa hari setelah partus.
b. Kuda : estrus fertile terjadi 1-3 minggu setelah partus
c. Ruminansia : Ovulasi tenang, kurang fertile.
4. Fertilitas maksimal setelah partus
a. Sapi : 60-90 hari
b. Babi : setelah penyapihan
c. Domba : musim kawin berikutnya
d. Kuda : beberapa minggu setelah partus
C. Anestrus karena laktasi
a. Mencegah terjadinya kebuntingan baru sebelum anaknya disapih.
Penyapihan akan menginduksi terjadinya estrus.
b. Babi :
-
Universitas Gadjah Mada 7
a. Tidak ada siklus estrus selama masa laktasi
b. Estrus dan ovulasi terjadi 4-8 hari setelah penyapihan
c. Sapi
a. Penyusunan dapat menunda siklus estrus sampai 60 hari. Tetapi hal ini
sangat bervariasi antar individu.
b. Diperlukan minimal 2 kali penyusunan per hari. Peningkatan penyusunan
tidak berpengaruh.
c. Gelombang LH menurun
Penyapihan menyebabkan peningkatan gelombang secara episodic.
d. Stimulasi kelenjar mammae bukan satu-satunya penyebab anestrus laktasi
e. Penyapihan menyebabkan efek yang sama pada sapi yang denervated
(dihilangkan syarafnya)
f. Pertemuan dengan pedet juga diperlukan :
- visual, olfaktorius, dan audio
- Sapi perah yang tidak disusu anaknya tidak mengalami anestrus Iaktasi
- Yang berpengaruh adalah anaknya sendiri
g. Anestrus juga bisa disebabkan oleh adanya keseimbangan energi negative
yang berkaitan dengan Iaktasi
- khususnya betina primiparus
- hewan masih sedang tumbuh
D. Faktor Lain Yang Berkaitan Dengan Anestrus
a. Nutrisi : nutrisi yang jelek akan menurunkan kemampuan reproduksi
b. Patologi :
a. infeksi uterus
b. korpus luteum persisten
c. mumifikasi fetus
VI. Seasonal breeders
1. Hewan liar mempunyai musim kawin yang dimulai pada saat kondisi lingkungan
disekitarnya memungkinkan untuk perkembangan anaknya. Biasanya musim yang
paling baik untuk partus adalah musim semi. Waktu perkawinan tergantung pada
lama kebuntingan.
2. Waktu perkawinan tergantung pada lama kebuntingan.
-
Universitas Gadjah Mada 8
3. Pada beberapa spesies seperti babi dan sapi, sifat seasonal breedernya berhenti
saat hewan tersebut mengalami domestikasi.
4. Hewan ternak yang masih tetap bersifat seasonal breeder adalah domba, kambing
dan kuda.
A. Short Day Breeder (domba dan kambing)
1. Pada umumnya domba dan kambing adalah seasonal breeders.
a. Yang berasal dan daerah tropis mungkin bersiklus sepanjang tahun.
b. Yang berasal dari Artic memiliki musim yang lebih pendek daripada yang
berasal dari daerah dengan 4 musim.
2. Domba merupakan short day breeders
a. Siklisitas tergantung pada photoperiod.
- Siang harinya pendek
- Waktu : antara musim gugur dan musim semi
- Perubahan waktu tersebut transisi
- Beberapa jenis domba mempunyai waktu kawin yang diperpanjang,
contohnya : Merino, Rambouillet.
b. Ovulasi tenang sering terjadi pada awal dan akhir musim kawin.
c. Memasukkan pejantan pada musim gugur transisi akan menimbulkan
sinkronisasi estrus. Estrus pertama terjadi 15-20 hari setelah pemasukkan
pejantan.
d. Kambing juga short day breeders
- Bersiklus antara akhir Juni dan April.
- Puncak musim kawin antara September dan Januari.
- Pemasukkan pejantan selama masa transisi menyebabkan sinkronisasi
estrus. Estrus pertama terjadi 5-10 hari setelah pemasukkan pejantan.
Tergantung pada masa laktasi.
- Musim bisa diubah dengan cara memindahkan hewan dan utara ke selatan.
- Pengaturan cahaya secara buatan dapat juga untuk mencegah terjadinya
anestrus.
B. Long Day Breeders (Kuda)
Siklisitas tergantung pada photoperiod, berlawanan dengan domba dan kambing.
1. Dimulai saat rasio siang dan malam meningkat.
2. Berakhir saat siang hari memendek.
3. Kuda poni : Mei Oktober
-
Universitas Gadjah Mada 9
4. Kuda : Februari-November.
5. Puncak fertilitas : Mei Juni, tetapi juga banyak variasinya
6. Cahaya buatan akan meningkatkan transisi lebih awal
Folikulogenesis
Ovarium mempunyai dua fungsi utama yaitu yang pertama adalah siklisitas produksi
ovum. Fungsi kedua adalah produksi keseimbangan rasio hormon steroid yang akan
memelihara perkembangan saluran reproduksi, memfasilitasi migrasi embrio muda, dan
memungkinkan terjadinya implantasi dan perkembangan embrio dalam uterus. Folikel
merupakan bagian dari ovarium yang menyebabkan ovarium dapat memenuhi tugasnya
berfungsi ganda yaitu gametogenesis dan steroidogenesis.
Diantara cadangan folikel primordial, yang terbentuk pada masa fetus atau setelah lahir,
beberapa folikel primordial mulai tumbuh sambung menyambung sepanjang masa hidupnya
atau paling tidak sampai cadangan folikel tersebut habis. Ketika folikel dilepaskan dari
cadangan dia akan tumbuh sampai terjadi ovulasi atau mungkin mengalami degenerasi
seperti yang terjadi pada kebanyakan folikel. Folikel terbesar bertanggung jawab terhadap
sebagian besar sekresi estrogen oleh ovarium pada saat estrus. Sekresi estrogen oleh
folikel terbesar akan menurun dengan cepat pada saat konsentrasi LH mencapai
puncaknya.
Sapi mengovulasikan satu folikel yang dapat diidentifikasi berdasarkan ukurannya
sekitar 3 hari menjelang puncak estrus, ketika dalam ovariumnya terdapat sekitar 3 hari
menjelang puncak estrus, ketika dalam ovariumnya terdapat 1 atau 2 folikel besar. Pada
domba, satu atau dua folikel besar mengeluarkan lebih banyak estrogen dan mengikat lebih
banyak gonadotripin pada sel granulosa daripada folikel yang Iebih kecil. Pada babi,
rekruitmen folikel ovulasi kedalam populasi ovulasi terus berlanjut selama fase folikuler. Jadi
pertumbuhan folikel yang lebih kecil cenderung didorong bukannya dihambat oleh folikel
dominan yang lebih besar.
Pertumbuhan folikel akhir pada domba, sapi dan babi berkisar antara 12- 34 hari; dan
total waktu pertumbuhan folikel adalah lebih dari 20 hari diduga sekitar 6 bulan.
Pertumbuhan folikel sampai dengan stadium pembentukan antrum tidak tergantung pada
gonadotropin. Pada betina yang mengalami hipofisektomi pembentukan folikel preantral
berlangsung terus secara normal. Sebaliknya, pembentukan antrum dan pertumbuhan akhir
folikel sepenuhnya tergantung pada FSH/LH.
-
Universitas Gadjah Mada 10
Pertumbuhan Folikel
Pertumbuhan dan maturasi folikel merupakan serangkaian proses transformasi
subseluler dan molekuler dari berbagai komponen folikel yaitu oosit, granulosa dan theca.
Proses tersebut diatur oleh beberapa faktor intraovanan, faktor intratolikuler, dan sinyal
hormonal, yang mengarah pada sekresi androgens dan estrogen (utamanya estrogen).
Pertumbuhan folikel meliputi proliferasi dan diferensiasi sel theca dan sel yang diinduksi
secara hormonal, dengan tujuan peningkatan kemampuan folikel memproduksi estradiol dan
untuk merespon gonadotropin. Produksi estradiol menentukan folikel yang akan memiliki
reseptor LH yang berguna untuk ovulasi dan luetinisasi. Gangguan pada kemampuan
merespon dari sel granulosa dan sel theca terhadap sinyal gonadotropin akan
mengakibatkan pada pertumbuhan folikel dan menginisiasi atresia folikel.
Rekruitmen dan Seleksi Folikel Ovarium
Folikel ovarium adalah unit keseimbangan fisiologis yang struktur maupun fungsinya
tergantung pada faktor-faktor seperti gonadotropin dan sistim hubungan intrafolikuler yang
kompleks. Pada domba, semua folikel sehat berdiameter 2 mm direkrut, dan sekali terjadi
terjadi seleksi, maka rekruitmen akan berhenti. Domba Booroolas berbeda dengan domba
Merinos dikarenakan perpanjangan waktu terjadinya rekruitmen, rendahnya insiden seleksi,
dan kemampuan folikel yang sudah tumbuh penuh untuk menanti tercapainya puncak LH.
Sebaliknya, domba Romanos berbeda domba Ile-de-France oleh karena tingginya jumlah
folikel yang terrekrut antara hari ke 13-15.
Cairan Folikuler
Cairan folikuler sebagian besar berasal dari plasma perifir melalui transudasi
menembus lamina basal folikel dan terakumulasi dalam antrum. Cairan folikuler merupakan
transudat serum yang dimodifikasi oleh aktivitas metabolik folikuler, mengandung unsur
pesifik seperti steroid dan glikoprotein yang disintesis oleh sel dinding folikel. Selama
pertumbuhan folikel tercapai ekuilibrasi antara serum dan cairan folikel. Konsentrasi
metabolit didalam kedua ruang tersebut serupa. Konsentrasj tersebut sama dengan yang
ada pada sekresi oviduk. Cairan tersebut mengandung beberapa senyawa fisiologis, dan
sebagian besar konsentrasinya sama dengan serum darah.
Dalam antrum folikel besar (bukan yg kecil), cairan folikuler mengandung 17 -estradiol
dengan konsentrasi yang tinggi pada fase folikuler dan juga progesteron ketika mendekati
ovulasi. Folikel ovarium besar juga mengeluarkan senyawa nonsteroid yang mempunyai
aktivitas fisiologi yaitu:
- oosit inhibitor maturation (OMI) merupakan polipeptida dg berat 1500 dalton
-
Universitas Gadjah Mada 11
- luteinization inhibitor protein
- protein inhibitor
- relaksin 4 polipeptida, berat 9000 dalton
- inhibin 4 penekan FSH 4 protein BM tinggi
Cairan folikuler memainkan peranan penting dalam biokimia fisiologi dan metabolik dan
aspek metabolik dari maturasi nukleus dan sitoplasma oosit. Cairan folikuler melangsungkan
perubahan besar selama siklus estrus dan melakukan beberapa fungsi termasuk :
- pengaturan fungsi sel granulosa, inisiasi pertumbuhan folikel dan steroidogenesis
- maturasi oosit, ovulasi, dan transport ovum ke oviduk
- persiapan folikel dalam membentuk korpus luteum (CL)
- faktor-faktor stimulatoris dan inhibitoris dalam cairan folikuler mengatur siklus folikel
- volume cairan yang dilepaskan saat ovulasi juga penting, bersama-sama dengan
sekresi cairan oviduk, berperan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk proses
kapasitasi dan metabolisme sperma serta perkembangan embrio awal.
Endokrinologi Perkembangan Folikel dan Ovulasi
Pertumbuhan, maturasi, ovulasi dan luteinisasi folikel graaf tergantung pada pola
sekresi yang sesuai, konsentrasi yang cukup, rasio FSH/LH yang cukup dalam serum.
Hormon-hormon tersebut meliputi steroid, prostaglandin, dan glikoprotein.
FSH memegang peran utama dalam inisiasi pembentukan antrum. gonadotropin ini
menstimulir mitosis sel granulosa dan pembentukan cairan folikel. Lebih lanjut, FSH
menginduksi sensitivitas sel granulosa terhadap LH peningkatan jumlah reseptor LH. Pada
babi, reseptor LH meningkat dari 300 (pada folikel kecil) menjadi 10.000 (pada folikel
preovulatons). Peningkatan reseptor LH mempersiapkan proses luteinisasi sel granulosa
sebagai respon terhadap lonjakan LH ovulatoris.
Steroidogenesis. Aktivitas steroidogenik folikel juga tergantung pada aksi FSH pada
sel granulosa dan LH pada dan sel theca. Rasio androgen-estrogen dalam cairan folikel
merupakan refleksi dari integritas dan viabilitas fisiologis Pada biri-biri, sel granulosa hanya
menghasilkan estradiol, meskipun bila dibiakkan dalam media kultur ternyata juga didapati
adanya testosteron, yang sekresinya meningkat jika ditambahkan FSH. Disisi lain, sel theca
dan folikel dan domba mensintesis testosteron. Oleh karena FSH utamanya menstimulir sel
granulosa, produksi testosterone, maka rasio FSH/LH merupakan endokrin yang penting
untuk mengevaluasi produksi steroid ovanium.
-
Universitas Gadjah Mada 12
Perkembangan Folikel Selama Fase Folikuler dan Luteal
Corpus luteum (CL) aktif hadir di ovarium selama fase luteal, yang merupakan fase
terlama dalam siklus estrus. Fase folikuler adalah periode yang dimulai dari regresi CL
sampai dengan ovulasi berikutnya, biasanya cukup singkat (pada domba 2 hari, pada sapi
dan babi 4-5 hari). Namun demikian sebenarnya, antrum folikel sudah mulai terbentuk ketika
fase luteal, sehingga ada yang berpendapat bahwa fase folikuler lebih dari 2-5 hari, jika fase
folikuler dihubungkan dengan saat pembentukan antrum hingga ovulasi. Oleh karena itu,
fase luteal pada hewan domestik, sebagian overlap dengan fase folikuler yang
sesungguhnya.
Ada beberapa perbedaan spesies sehubungan dengan fase-fase tersebut, yaitu :
a) tanpa fase luteal seperti pada rodensia, siklus estrus selama 4 hari
b) primata memiliki fase folikuler dan fase luteal yang cukup jelas
c) mamalia domestik yang memiliki overlaping antara fase folikuler dengan fase luteal
Pada mamalia domestik, juga terdapat peningkatan FSH pada 20-30 jam setelah
lonjakan preovulatonis dan LH dan FSH. Peningkatan FSH preovulatoris ini memicu
pembentukan antrum pada populasi folikel termasuk kandidat untuk ovulasi 1-2 siklus
berikutnya. Pada biri-biri puncak FSH yang kedua jauh lebih besar pada hewan yang
memiliki angka ovulasi lebih tinggi, dan sangat tinggi korelasinya dengan jumlah folikel antral
yang ada dalam ovarium 17 hari kemudian. Hanya sedikit dari folikel antral tersebut yang
tumbuh kemudian ovulasi, selebihnya akan atresia dan degenerasi.
Panjangnya fase folikuler pada mamalia domestik jika dibandingkan dengan rodensia,
kemungkinan sebagai hasil dari pelambatan pertumbuhan oleh progesteron dari CL. Pada
rodensia, ketika CL fungsional terinduksi oleh stimulasi servikal, panjang siklus estrus dan
pertumbuhan folikel bertambah beberapa hari. Sebaliknya, penurunan konsentrasi
progestreon selama fase luteal pada sapi dan biri-biri karena enukleasi atau luteolisis oleh
prostaglandin akan oleh pemendekan siklus. Ovulasi akan terjadi thiam 3 hari, hal ini
menunjukkan adanya penyerentakan pertumbuhan folikel secara cepat. Hal ini merupakan
dasar fisiologis dan sinkronisasi estrus pada sapi setelah pemberian protagladin atau pada
domba setelah pelepasan implan progesteron.
-
Universitas Gadjah Mada 13
-
Universitas Gadjah Mada 14
-
Universitas Gadjah Mada 15
C.PENUTUP
Pokok bahasan kuliah mi secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan
cara mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini:
1. Sebutkan definisi pubertas pada hewan betina!
2. Sebutkan umur saat pubertas pada sapi, kuda, domba,dan babi!
3. Faktor apa yang berpengaruh terhadap pubertas? Sebutkan!
4. Sebutkan pembagian periode dalam sikius estrus!
5. Sebutkan lamanya estrus dan waktu ovulasi pada domba, babi, sapi, dan kuda!
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan short-day breeders dan long-day breeders!
Berikan contoh hewannya!
7. Sebutkan hormon yang berperan dalam masa diestrus!
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rekruitmen dan seleksi folikel!
9. Folikel yang sudah masak disebut sebagai folikel graaf. Sebutkan bagian-bagiannya!
10. Hormon apa yang mempengaruhi perkembangan folikel? Dan hormon apa yang
menginduksi ovulasi?
11. Gambarkan perkembangan folikel di dalam ovarium!
Agar mahasiswa dapat menilai kemampuan diri dalam memahami setiap materi yang
diberikan dalam setiap pokok bahasan, maka mahasiswa harus dapat menyelesaikan soal-
soal tersebut. Seandainya ada kesulitan dalam menjawab soal-soal tersebut sebaiknya
didiskusikan di dalam perkuliahan.
Kisi-kisi untuk menjawab soal-soal di atas adalah soal 1 halaman (30); 2(30), 3(30),
4(33), 5(34), 6(32,37,38), 7(33), 8(39-40), 9(45),10(41), 11(44).
-
Universitas Gadjah Mada 16
DAFTAR BACAAN
A. Emts Knobil and Jimmy D Neil, 1988, The Physiology of Reproduction Vo. I & II Reven
Press, New York
B. E.S.E. Hafez, 1987. Reprodyction in Farm Animals 6 th d. Lea Febiger, Philadelphia
C. E.S.E. Hafez, 1993. Reproduction in Farm Animals 7 th Ed. Lea Febiger, Philadelphia
D. H. J. Baerden and Fuquay J.W. Applied aflimal Reproduction, Reston Publising
Company, Inc. A. Precficco Hall Company, Reston, Virginia.
E. Reproducthe Hormones,
http:/cards.tamu.edu/ansc/433/repro/reprolecture/hormones.html
F. Hormonal Control of Female Reproduction
http:/WWW/afins.ualberta.ca/dairy/dp472-3b.htm
G. Esroes Cycle
http: WWW.siu.edu/tw3a143lestasy.htm