proses pengendalian gastrointestinal hormone terhadap organ pencernaan.docx
-
Upload
dinararijati -
Category
Documents
-
view
492 -
download
0
description
Transcript of proses pengendalian gastrointestinal hormone terhadap organ pencernaan.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan adalah bahan-bahan yang diperlukan tubuh supaya tetap hidup. Agar
tetap sehat makanan harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, seperti makanan
harus hygiene, artinya tidak mengandung kuman penyakit dan zat racun, makanan
harus bergizi, yaitu cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral,
vitamin dan air serta makanan harus mudah dicerna. Pencernaan merupakan
proses pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana. Prosesnya
berlangsung di dalam sistem pencernaan makanan. Di dalam sistem pencernaan
makanan, bahan-bahan makanan dicerna secara mekanis dan secara kimiawi oleh
enzim-enzim dan didukung oleh hormon sebagai perangsang pencernaan. Enzim
pencernaan disekresi pada hampir semua bagian dari mulut sampai ujung
distalium sedangkan sekresi hormon yang mengatur proses pencernaan hanya
berlangsung di beberapa organ pencernaan seperti lambung dan usus halus.
Hormon yang dihasilkan oleh lambung dan usus halus dalam proses pencernaan
yaitu gastrin, secretin dan cholecystokinin.1
Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada
berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorongnya di sepanjang
saluran cerna, dan mencampurnya dengan empedu hati yang disimpan di kandung
empedu dan enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva dan pankreas.
Beberapa mekanisme ini bergantung pada sifat intrinsik otot polos usus.
Mekanisme lainnya melibatkan kerja refleks, termasuk neuron intrinsik usus,
berbagai refleks SSP, efek parakrin messenger kimiawi, dan hormon saluran
cerna. Berbagai hormon tersebut merupakan zat humoral yang disekresi oleh sel-
sel di mukosa dan diangkut ke dalam sirkulasi untuk memengaruhi fungsi
lambung, usus, pankreas, dan kandung empedu. Hormon tersebut juga bekerja
dengan cara parakrin.2
Gastrointentestinal menunjukkan paradigma efisiensi dan penghematan. Tugas
utama saluran digestive adalah mencerna dan menyerap cairan dan nutrisi setiap
harinya. Proses yang menakjubkan ini bermula di mulut terjadi proses awal
1
penghancuran komponen makanan. Tindakan menelan mendorong
bolus yang sudah dihancurkan di mulut melalui esophagus dan menuju ke
lambung, makanan dihancurkan dalam suasana asam yang sangat tinggi. Cairan
lambung kemudian dilepaskan ke dalam usus halus, proses pencernaan dan
absorbsi dari nutrisi yang dicerna hampir selesai yang terjadi dua kali pada
pelepasan yang disiapkan dengan baik oleh hormon GU dan innervation neural,
yang mengatur ekskresi, motility dan absorbsi.3
1.2 Tujuan Penulisan
Dalam menyusun makalah yang berjudul “Proses Pengendalian Hormon
Pencernaan terhadap Organ Pencernaan” memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui hormon-hormon yang mengatur pencernaan
2. Mengetahui peran hormon tersebut dalam proses pencernaan
3. Memahami mekanisme kerja hormon dalam proses pencernaan
4. Mengetahui sejauh mana peran hormon dalam proses pencernaan
1.3 Manfaat Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
pada mahasiswa dan masyarakat mengenai hormon-hormon yang mengatur
pencernaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman – “yang menggerakkan”) adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Hormon adalah zat
kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Hormon beredar di dalam sirkulasi
darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel
target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel
tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut
dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah
aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan
persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase
kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon
dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga
mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.4
2.2 Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone)
2.2.1 Pengertian
Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone) adalah pembawa kimia
yang mengatur fungsi usus dan pankreas. Hormon ini diproduksi oleh sel
endokrin, yang secara luas didistribusikan dan ditempatkan ke daerah di
mukosa usus dan pankreas. Pada kenyataannya, usus mewakili organ
endokrin terbesar di tubuh. Walaupun pada awalnya dideskripsikan sebagai
produk endokrin, pembahasan berikut menunjukkan bahwa pembawa kimia
ini dapat beraks idalam reaksi endokrin yang sebenarnya (yaitu, dilepaskan
ke dalam aliran darah dan bertindak dari lokasi yang jauh), reaksi
pankreas untuk merangsang sel di proximity yang dekat atau reaksi autorine
untuk merangsang fungsi dari sel induk. Dan lagi, hormon dapat bekerja
seperti agen pemancar untuk impuls syaraf atau dilepaskan kedalam
3
pembuluh darah mengikuti rangsangan syaraf di reaksi neurocrine yang
sebenarnya. Hormon ini mengontrol berbagai fungsi pada saluran GI,
meliputi pengaturan saluran eksresi, motility, absorbsi, pencernaan, dan,
dalam beberapa kasus, pertumbuhan mukosa usus dan pankreas.5
Sejarah mengenai Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone)
bermula pada 1902 dengan penemuan “secretin” oleh `Bayliss` dan Starling,
yaitu berdasarkan pada produksi singkat sari pankreas berikut irigasi dari
suatu putaran `denervated` small bowel dengan asam hidroklorik yang encer.
Penemuan secretin dikuti dengan penemuan gastrin oleh `Edkins`.
Bagaimanapun, fisiologi yang benar dan implikasi patologis dari hormon
ini tidak direalisasikan sampai 50 tahun berikutnya, hingga
`radioimmunoassay` bisa mengidentifikasi dan mengkategorikan `peptides`
ini. Hormon GI pertama yang disiolasi adalah gastrin, yang diuraikan oleh
Gregory dan Tracy pada 1964. Sebelum ini, dua ahli bedah, `Zolinger` dan
`Ellison` menguraikan implikasi patologis dari ‘hypergastrinemia’
pada artikel mereka yang terkenal tahun 1955. Setelah gastrin, secretin
dan cholecystokinin (CCK) diisolasikan dan secara kimiawi dikategorikan.5
Berbagai hormon petides terkait telah diidentifikasi dan
dijelaskan fungsi-fungsi fisiologisnya. Klasifikasi lebih jauh hormon ini telah
difasilitasikan dengan penggandaan gen molecular menyandikan hormon `GI`
dan respective receptor. Hormon GI disintesa sebagai precursor inactive
yang dirubah menjadi bentuk produksi akhir oleh modifikasi postranslational.
Rangsangan paling kuat untuk pelepasan hormon dan pengeluaran
adalah makanan, dengan komposisi cairan lambung yang mengatur
pengaturan tempo dan hormon tertentu yang dilepaskan. Aktivasi
dari syaraf dalam ataupun luar juga penting dalam pelepasan. rintangan
dalam pelepasan hormone diatasi dengan menghilangkan rangsangan putaran
yang mencegah feedback negatif, atau peptides , seperti hormon yang
inhibitor somatostatin, yang dapat menghalangi pelepasan dari semua
GI peptides.5
4
2.2.2 Macam-macam
Hormon-hormon GI mengontrol motilitas saluran pencernaan dan sekresi
kelenjar pencernaan. Beberapa hormon GI yang penting adalah:
a. Gastrin - disekresikan oleh sel-sel G dari dinding usus dan dinding
lambung bagian atas. Distimulus untuk produksi makanan dalam
lambung. Pengaruh hormon ini dalam mengatur pencernaan sebagai
perangsang sekresi terus-menerus getah lambung.
b. Cholecystokinin (CCK) - Pancreozymin - diproduksi di dinding
duodenum. Distimulus untuk produksi asam amino atau asam lemak
dalam chime. Pengaruhnya untuk merangsang pankreas mengeluarkan
enzim pankreas ke dalam usus halus, merangsang kantung empedu
untuk berkontraksi, yang mengeluarkan empedu ke dalam usus halus.
c. Enterogastron (Secretin) - disekresikan oleh sel-sel S dari usus kecil.
Pengaruh hormon ini dalam proses pencernaan yaitu merangsang
pankreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan bubur
makanan (chime) asam dalam duodenum.
d. Motilin - Sel-sel EC duodenum mengeluarkan motilin untuk
meningkatkan motilitas usus.
e. Vasoactive intestinal polypeptide - VIP - dikeluarkan dari usus untuk
menghambat sekresi lambung dan motilitas.
f. Neurotensin - dikeluarkan dari Ileum untuk meningkatkan aliran darah
di usus dan menghambat motilitas.
g. Gastric inhibitory peptide - GIP - disekresikan oleh sel-sel K
dariduodenum dan jejunum untuk merangsang sekresi insulin
dan penghambatan sekresi lambung. Hal ini dirangsang oleh adanya
lemak dan glukosa di dalam usus.
h. Somatostatin - disekresikan oleh sel-sel D pankreas. Distimulasi
oleh asam dalam perut. Somatostatin menghambat GH
hormon.
i. Gastrin releasing peptide – GRP - dihasilkan oleh saraf vagus dan
bertindak sebagai pelepasan gastrin.
5
j. Glucagon - merupakan antagonis insulin, menimbulkan mobilisasi
sumber energi yang potensial ke dalam glukosa dengan merangsang
glikogenolisis dan ke dalam asam lemak dengan merangsang lipolisis.
k. Enteroglucagon - merangsang pengeluaran hormon insulin dan
menghalangi pelepasan glucagon pankreas.
l. Peptide YY – PYY - disekresikan oleh sel L di ileum dan colon,
bekerja pada perut dan pankreas.
m. Pancreatic polipeptide - PP - berfungsi untuk menghambat sekresi
bikarbonat dan prot pankreas.
2.3 Berbagai Macam Organ Pencernaan
Pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia)
dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam
saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan
komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah
penyerapan oleh vili usus. Bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui
pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap
berupa vitamin, mineral, hormon, air.
Alat pencernaan adalah bagian dari tubuh yang berperan dalam mencernakan
makanan yang kita makan. Proses pencernaan makanan dilakukan oleh organ
pencernaan dengan bantuan enzim dan hormon.
a. Mulut
Pada rongga mulut (cavum oris) terjadi pencernaan baik secara mekanis
maupun chemis. Alat-alat yang terdapat di mulut meliputi gigi, lidah dan
kelenjar air liur (ludah).
b. Tekak (faring)
Merupakan penghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan. Di
bagian ini terdapat persimpangan antara pangkal tenggorokan dan
pangkal kerongkongan. Ketika makanan berada di tekak, pangkal
tenggorokan tertutup, rongga hidung tertuitup oleh langit-langit lunak,
pangkal kerongkongan terbuka terbuka lebar, sehingga makanan masuk
ke dalam kerongkongan.
6
c. Kerongkongan (oesofagus)
Merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung. Sepertiga
bagian atasnya terdiri dari otot lurik, sedang duapertiga bagian bawahnya
terdiri dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya memerlukan
waktu 6 detik untuk sampai ke lambung sebab adanya gerak peristaltik
(meremas) dinding oesofagus. Gerakan ini terjadi karena otot memanjang
dan melingkar dinding oesofagus mengerut bergantian.
d. Lambung (ventrikulus)
Merupakan kantong besar yang terdapat di bawah sekat rongga badan,
sedikit agak ke kiri. Lambung terdiri atas 3 daerah, yaitu :
1. daerah kardiak : paling dekat dengan hati dan merupakan tempat
masuk pertama kali makanan dari oesofsagus
2. daerah fundus : bagian tengah yang membulat
3. daerah pilorus : bagian bawah yang paling dekat dengan usus halus
Bagian dalam dari dinding lambung menghasilkan lendir atau musin,
sedang bagian fundus menghasilkan getah lambung. Dinding lambung
dapat menghasilkan hormon gastrin dan mengandung kelenjar getah
lambung. Hormon gastrin berguna untuk merangsang sekresi getah
lambung. Kelenjar getah lambung dapat menghasilkan HCl, pepsinogen
dan renin.
e. Usus halus (intestinum tennue)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang paling panjang. Terdiri
dari tiga bagian,yaitu:
1. duodenum (usus 12 jari) panjang 0,25 m
2. jejunum (usus kosong) panjang 7 m
3. ileum (usus penyerapan) panjang 1 m
Dalam intestinum tennue berlangsung pencernaan secara kimia,
danterjadi penyerapan zat makanan terutama pada jejunum dan ileum.
Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, protein dalam bentuk asam
amino, lemak dalam bentuk asam lemak dan gliresol.
Getah usus halus bersifat basa, dan mengandung enzim :
1. sakarase : memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
7
2. maltase : memecah maltosa menjadi dua glukosa
3. laktase : memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
4. erepsinogen yang belum aktif : diaktifkan oleh enterokinase menjadi
erepsin yang memecah pepton menjadi asam amino
f. Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. Tiga
hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).
g. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena
yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk
ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati
menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh,
sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di
hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu,
yang disimpan di dalam kandung empedu.
8
h. Kandung empedu dan Saluran empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang
selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini
kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan
masuk ke dalam duodenum. Empedu memiliki 2 fungsi penting:
1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
i. Usus besar (intestinum crasum)
Usus besar terdiri dari:
1. Kolon asendens (kanan)
2. Kolon transversum
3. Kolon desendens (kiri)
4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti
tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens
dengan usus halus.
j. Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Anus merupakan lubang di
ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
2.4 Mekanisme Kerja Hormon Pencernaan terhadap Organ Pencernaan
a. Gastrin
Gastrin disintesa dan disimpan pada sel G yang terletak pada antral
mukosa dan pada mukosa bagian proximal dari usus kecil. Gastrin
dilepaskan oleh kimia, mekanik, atau neural stimuli yang bertindak
pada sel G. Protein, peptones, dan gatsrin telah didemonstrasikan untuk
melepaskan gastrin dalam jumlah yang banyak. Pelepasan
9
stimulans yang lainmeliputi Antral distention, rangsangan vagus, dan gastr
in yang melepaskan peptide (GRP). Pelepasan dari gastrin ditekan oleh
keasaman dari antal mukosa, prostaglandins tertentu, somatostatin,
golongan secretin hormon, seperti secretin dan glukagon. Kegiatan
physiologic utama dari gastron adalah untuk merangsang eksresi asam dari
lambung melalui tiga mekanisme terpisah (i) suatu aktivasi langsung dari
sel parietal, (ii) suatu interaksi yang kuat dengan histamine, dan (iii)
kemungkinan pelepasan dari histamine. Gastrin juga menyebabkan
pengeluaran elektrolit dan air oleh lambung, pancreas, hati, dan kelenjar
Brunner. Gastrin merangsang motility pada lambung, usus halus, kolon,
dan gallbladder, dan menghambat kontraksi pylorus dan sphincter Oddi.
Gastrin merangsang sintese dari protein oleh mukosa fundus dan serapan
asam amino pada mukosa bagian terkecil dari usus. sebagai tambahan,
gastrin telah diketahui memiliki efek tropik pada mukosa fundus,
pankreas, dan kolon, seperti halnya GI tertentu dan kanker pankreas yang
memiliki receptor gastrin.6
b. Cholecystokinin
CCK berada disepanjang usus halus, dengan konsentrasi paling tinggi di
sel endokrin (Sel A) dari duodenum dan jejunum. CCK dimurnikan
menjadi 33 - peptideasam amino. Bagaimanapun, kedua bentuk yang
lebih kecil dan lebih besar telah terurai dan tertandai. Produk lemak dan
pencernaan protein dalam lumen usus memulai pelepasan CCK.
Konsentrasi dari intraluminal trypsin dan asam-asam empedu
kebalikannya mengatur pelepasan CCK. CCK dan gastrin berbagi terminal
carboxyl yang serupa tetrapeptides, yang menjelaskan banyak persamaan
pada aksi mereka. Aksi physiologic CKK yang utama adalah ransangan
dari kontraksi gallbladder dan eksresi enzim pankreas. Dan CCK
merangsang pengeluaran bikarbonat pankreas dan hormone
insulin yang lepas dari pankreas. Dan sebaliknya, CCK menghalangi
kontraksi dari esophageal sphincter yang lebih kecil (LES) dan sphincter
Oddi. CCK punya suatu efek tropik pada pankreas seperti halnya receptor
positif CCK –kanker GI yang positif.6
10
c. Secretin
Secretin adalah petide asam amino 27 - yang ditempatkan pada sel khusus
pada duodenum dan proximal mukosa jejunal (Sel S). Secretin
dilepaskan oleh dudenalacidification atau dengan kontak dengan empedu
dan mungkin lemak . Peran utama secretin adalah untuk merangsang
pelepasan air dan bikarbonat dari enzim pankreas dan menyediakan PH
yang baik untuk pencernaan lemak. Secretin juga bertindak
untuk merangsang aliran dari empedu dan untukmenghambat pelepasan
gastrin, sekresi asam gastrin, dan motilitas GI.6
d. Somatostatin
Somatostatin adalah tetradecapeptide yang telah ditempatkan ke berbagai
area pada system syaraf pusat antrum dan fundus dari
lambung, usus kecil, kolon, dan pankreas. Somatostatin dapat dianggap
sebagai universal “off switch” yang menghalangi pelepasan banyak
hormon, seperti halnya pankreas dan eksresi GI dan motility usus.
Aplikasi klinis yang penting dari somatostatin meliputi kegunaanya
sebagai satu agen pencegah untuk mengurangi eksresi dari berbagai
saluran (khususnya saluran pankreas) dan pada perawatan pendarahan
varises esophagus. Sebagai tambahan somatostatin dapat
mengurangi banyak gejala yang berhubungan dengan kelebihan produksi
hormon oleh tumor endokrin. Peran somatostin sebagai suatu agen yang
mencegah pertumbuhan berbagai jenis kanker berat telah diuraikan dan
dibuktikan secara eksperimen akan tetapi hasil pada percobaan klinis
mengecewakan.
e. Gastrin - Releasing Peptide
GRP, ekuivalen mammalian dari bombesin, berada pada “antrum gastric”
dan mukosa usus kecil, dimana bertugas sebagai universal “on
switch” untuk merangsang pelepasan dari semua hormon GI (kecuali
secretin) dan merangsang pengeluaran dan motility GI. Fungsi paling
penting dari GRP adalah stimulasi produksi asam lambung dan pelepasan
antral gastrin. Peptide ini juga merangsang pertumbuhan dari mukosa usus
11
kecil dan besar dan pankreas, seperti halnya berbagai jenis GI dan kanker
pankreas.
f. Motilin
Motilin adalah suatu peptide 22 - asam amino yang sebagian besar
ditemukan pada duodenum dan jejunum. Pelepasan motilin bisa diatasi
oleh nada vagal dan jalur gizimelalui dudenum. Pada saluran GI,
motilin tampak seperti pengatur physiologic (pengatur utama) dari
interdigestive motility, membersihkan usus dari makanandan
mempersiapkannya untuk nutrisi lainnya. Selain itu, motilin bertugas
untuk mengkoordinir aktivitas motor dari LES dan lambung dengan usus
halus selama berpuasa.
g. Gastric Inhibitory Polypeptide
Gastric Inhibitory Polypeptide (Gip) adalah suatu anggota 43 -
peptide asam amino dari secretin/glucagon yang dilepaskan oleh
lemak dan glucoose. Sel GIP(yaitu SEL K) diidentifikasi pada duedenum
dan, pada tingkat yang lebih kecil, pada jejunum. Kegiatan dari GIP
meliputi mencegah produksi asam lambung dan stimulasi pelepasan
hormon insulin. Pada kenyataannya, tugas utama dari GIP mungkin
melakukan insulinotropicnya. Selain itu, GIP dengan sangat kuat
mempengaruhi metabolisme glukosa hepatic.
h. Vasoactive intestinal peptide
Vasoactive intestinal peptide (VIP) berada di sepanjang sistem syaraf
pusat dan di seluruh usus di semua lapisan, seperti halnya di sekitar
pembuluh darah. Tugas utama VIP meliputi dilasi dari
sebagian besar dasar vaskuler, meliputi peripheral systemic vessels seperti
halnya splenic, jantung, cerebral, extracrabial, dan pembuluh pulmonary.
VIP adalah stimulator kuat. Stimulator dari produksi di usus pada
manusia dan merangsang eksresi pankreas dan bikarbonat billary pada
beberapa mammlas. VIP menghambat sifat lain dari LES, yang
menimbulkan efek berlawanan pada gastrin pada beberapa jenis, dan
menghalangi produksi asam lambung. Selain itu, VIP dilibatkan pada
pengaturan produksi pituitary dimana bertugas secara khusus pada
12
produksi prolactin dan merangsang pelepasan hormon pertumbuhan. VIP
adalah agen utama pada sindrom diare, yang disebabkan oleh tumor
endokrin pada pankreas (yaitu.,VIPPomas).
i. Pancreatic Polypeptide
Pankreas polypeptide (PP) terletak di pankreas. Plasma PP meningkat
setelah proses pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat.
Rangsangan Vagal cholinergic mungkin adalah pengatur utama di tahap
utama dari produksi PP setelah makan. Juga,
sejumlah hormon, meliputi gastrin, CCK, secretin, dan GRP, yang muncul
untuk merangsang pelepasan PP pada manusia. Peran physiologic dari PP
belum seluruhnya diketahui. Pemberian PP Kedalam pembuluh darah
menghasilkan spektrum luas dengan reaksi biologi pada saluran GI, yang
paling penting yang diasumsikan karena inhibitory pada produksi
pancreatic exocrine.
j. Neurotensin
Neurotensin (NT) adalah tridecapeptide yang tersebar disepanjang usus
halus, dengan konsentrasi terbesar NT - menghasilkan sel (sel N) pada
distal ileum. Stimulans utama dari pelepasan NT adalah lemak
intraluminal. NT adalah hormon usus penting yang merangsang
pengeluaran air dan bikarbonat dari pankreas, menghalangi
produksilambung, memudahkan absorbsi asam jaringan lemak pada
usus proximal dan menggunakan efek trophic yang mempengaruhi
usus besar, kecil, dan colonic mucosa, seperti halnya tumor GI tertentu.
k. Glucagon
Glucagon, polypeptide 29 - asam amino , tercampur pada sel A di islets
pankreas dari Langerhans dan ditemukan dengan radioimmunoassy
di ekstrak mucosal lambung dan usus. Pelepasan Glucagon terangsang
oleh hypoglycemia, seperti halnya amino asam, terutama alanine dan
arginine. Asam yang mengandung lemak bebas, berlebihan,
menekan pengeluaran glucagon. Yang merupakan reaksi klasik
dari glucagon adalah glycogenolysis; hormon insulin menghalangi reaksi
glucagon pada hati. Glucagon juga mengendurkan dan memperbesar
13
lambung dan duodenum, mempengaruhi pemindahan dengan cepat melalui
usus halus, dan menekan pengeluaran pankreas exocrine.
l. Enteroglucagon
Enteroglucagon adalah istilah untuk kelompok peptides yang bereaksi
dengan antibodi glucagon dan dianggap memiliki efek trophic pada
mucosa usus kecil (smallbowel) berdasarkan laporan produksi tumor
enteroglucagon di ginjal yang terhubung dengan massive small bowel
hyperplasia. Telah terlihat bahwa glucagon - seperti peptide (GLP - 2), 33
- peptide asam amino, adalah unsur trophic yang kuat untuk pertumbuhan
mucosal usus kecil (small bowel) dan adalah anggota dari keluarga
enteroglucagon peptides. Glucagon lainnya-seperti peptide (GLP - 1), yang
keluar sebagai respons atas makanan, merangsang pengeluaran hormon
insulin dan menghalangi pelepasan glucagon pankreas.
m. Peptide YY
Peptide YY (PYY) adalah 36 - peptide asam amino yang berada sebagian
besar di distal usus kecil (small bowel) dan kolon proximal. PYY
dihasilkan oleh perfusion dari kolon dengan lemak. PYY menghalangi
produksi lambung dan pankreas, menghalangi kontraksi gallbladder, dan
menghasilkan efek trophic pada usus kecil (small bowel).
Gambar 1. Aksi hormon pencernaan yang terjadi melalui endocrine, autocrine, neurocrine, atau paracrine. (Miller U)
14
2.5 Pengaturan Hormon terhadap Motilitas Gastrointestinal
Peranan hormon terutama untuk pengaturan sekresi gastrointestinal dan
mempengaruhi motilitas beberapa traktus gastrointestinal. Beberapa hormon yang
penting untuk pengaturan motilitas yaitu kolesistokinin yang disekresi oleh sel “I”
dalam mukosa duodenum dan jejenum terutama sebagai respon terhadap adanya
produk lemak, asam lemak, dan monogliserida di dalam isis usus. Kolesistokinin
mempunyai efek yang kuat untuk meningkatkan kontraktilitas kantung empedu,
jadi mengeluarkan empedu ke dalam usus halus, di mana empedu kemudian
memainkan peranan penting dalam mengemulsikan susbtansi lemak, sehingga
mereka dapat dicerna dan diabsorpsi. Kolesistokinin juga menghambat motilitas
lambung secara sedang. Oleh karena itu, pada saat yang bersamaan di mana
hormon ini menyebabkan pengosongan kantung emepdu, hormon ini juga
memperlambat pengosongan dari lambung untuk memberi waktu yang cukup
supaya terjadi pencernaan lemak di traktus intestinal bagian atas.
Sekretin, disekresi oleh sel “S” dalam mukosa duodenum sebagai respon
terhadap getah asam lambung yang dikosongkan dari lambung melalui pilorus.
Sekretin mempunyai efek penghambatan yang ringan terhadap motilitas sebagian
besar traktus gastrointestinal. Selanjutnya hormon yang lain adalah peptida
penghambat asam lambung, disekresi oleh mukosa usus halus bagian atas teutama
sebagai respos terhadap asam lemak dan asam amino, tetapi pada tingkat yang
lebih kecil sebagi respons terhadap karbohidrat. Peptida ini mempunyai efek yang
ringan dalam menurunkan aktivitas motorik lambung dan karena itu
memperlambat pengosongan isi lambung ke dalam duodenum ketika bagian atas
usus halus sudah sangat penuh dengan produk makanan.
Hormon gastrin disekresikan terutama karena adanya peregangan akibat
adanya jenis makanan tertentu dalam lambung seperti hasil pencernaan daging.
Gastrin mempunyai efek yang kuat untuk menyebabkan sekresi cairan lambung
yang sangat asam oleh kelenjar lambung. Gastrin juga mempunyai efek
perangsangan sebagai fungsi motorik pada lambung dari ringan sampai sedang.
Hal yang paling penting, gastrin kelihatan meningkatkan aktivitas pilorus. Dalam
hal ini gastrin mungkin membantu sedikitnya beberapa derajat peningkatan
15
pengosongan lambung. Hormon-hormon gastrointestinal utama dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Hormon-hormon Gastrointestinal Utama
Tabel 2. Peptida dari Saluran Pencernaan dengan kemungkinan sebagai Endocrin,Neurocrine, atau Zat Parakrin
(Brand SJ. Schmidt WE)
16
Akitivitas peristraltik usus halus sangat meningkat sesudah makan. Hal
tersebut disebabkan awal masuknya kimu ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa
yang disebut refleks gastrointestinal yang dimulai dengan peregangan lambung
dan diteruskan terutama melalui pleksus mienterikus dari lambung turun di
sepanjang dinding usus halus. Selain sinyal saraf yang mempengaruhi peristaltik
usus halus, terdapat beberapa faktor hormonal yang mempengaruhi peristaltik.
Faktor hormonal tersebut meliputi gastrin, CCK, insulin, dan serotonin. Semua
hormon-hormon tersebut meningkatkan motilitas usus dan disekresikan selama
berbagai fase pencernaan makanan. Sebaliknya, sekretin dan glukagon
menghambat motilitas usus. Makna kuantitatif dari masing-masing faktor
hormonal tersebut untuk pengaturan motilitas dipertanyakan.5
2.6 Kegunaan Klinis dan Terapeutik Hormon Gastrointestinal
Berbagai hormon GI memiliki kegunaan sebagai agen diagnostik dan
therapeutic. Antara lain, gastrin analogue, penta gastrin, digunakan untuk
mengukur produksi asam lambung. CCK yang berguna untuk merangsang
kontraksi allbladder danuntuk melacak kegagalan fungsi gallbladder . Secretin
digunakan pada pasien dengandugaan hypergastrinemia untuk memperoleh suatu
peningkatan pada level serum gastrin setelah pemberiannya. Glucagon bertugas
menekan motility usus dan telah digunakan pada penelitian hypotonic dengan
duodenum dan kolon. Dan lagi, glucagon biasanya digunakan untuk meringankan
kejang karena sphinder Oddi dan sebagai test rangsangan yang propokatif
untuk pelepasan hormon insulin dalam investigasi hypoglycemiapuasa,catecholam
ine dilepaskan di pheochromocytoma, dan pelepasan growth hormone pada
assessment fungsi pituitary.5
Barangkali hormon dengan penggunaan terapeutic paling banyak
adalah somatostatin. Seperti tadi telah dijelaskan, somatostatin dapat
dideskripsikan secara umum sebagai “ off switch”. Fungsi inhibitory yang umum
dari somatostatin meliputi banyak hal dan mempengaruhi sejumlah sistem pada
anggota tubuh. Percobaan klinis menunjukkan hasil yang mengesankan yang
terlihat dari somatostatin dan keadaan yang sama di berbagai hypersecretory yang
mengacaukan resisten pada standar terapi, meliputi acromegaly, pancreatic
17
ascites, dan pancreatic cholera. Analog Somatostatin telah terbukti
berguna pada pengobatan gejala GI Neoplasmas dari endokrin asli, meliputi
sindrom Zollinger Ellison (ZE) , insulinoma, VIPom seperti, glucagonoma,
dantumor carcinoid. Somatostatin juga bertindak untuk menghalangi GI dan produ
ksipankreas, dan, pada peran ini, tindakan analog somatostatin lebih lama
(eg,octreotide) telah berguna pada pengobatan pankreas
dan enterocutaneous fistul. Pada akhirnya, analog somatostatin telah digunakan
sebagai pengobatan untuk menurunkan pendarahan pada esophageal varises.5
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormon pencernaan (Gastrointestinal Hormone) memberikan efek-efeknya
pada jaringan-jaringan targetnya, langsung ataupun tidak langsung, melalui
pergiliran aktivitas metabolik sel-sel spesifik atau melalui interaksi dengan genom
untuk mengaktifkan atau menonaktifkan gen ataupun untuk memodulasi
aktivitasnya. Polipeptida biologik aktif yang disekresi oleh sel saraf dan sel
kelenjar di mukosa bekerja dengan cara parakrin, tetapi peptida ini juga memasuki
sirkulasi. Penelitian mengenai beberapa polipeptida tersebut dan pengukuran
konsentrasinya dalam darah dengan radioimmunoassay berhasil mengidentifikasi
peran berbagai hormon gastrointestinal pada pengaturan sekresi dan motilitas
saluran cerna.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, A.C. and Hall, J.E. 1996. Texbook of Medical Physiology.
Phyladelphia : W.B. Saunders Company. pp.987
2. Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22ed. Jakarta :
EGC. pp.497.
3. Rehfeld, Jens F. 1998. Journal of Physiological Reviews : The New Biology of
Gastrointestinal Hormones. vol. 78 no. 4. USA. pp.1087
4. "Endocrine System : Types of Hormones". Center for Bioenvironmental
Research at Tulane and Xavier Universities by Ken Hammond.
Available from: http://e.hormone.tulane.edu/
Accesced Februari 26, 2010
5. Yamada T, Alpers DH, Laine L, et al., eds. Textbook of gastroenterology,
vol.1, 3rd ed. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilcins, 1999. pp.179
6. Seely, Rod R. 2002. Textbook of Essentials of Anatomy and Physiology, 4th ed.
New York : McGraw Hill. pp.450.
7. Arimura, A., H. Sato, A. Dupont, N. Nishi, and A. V. Schally. Somatostatin :
abundance of immunoreactive hormone in rat stomach and pancreas. Science
189: 1007-1009, 1975.
8. Bayliss, W. M., and E. H Starling. 1992. The mechanism of pancreas secretion.
London : J. Physiol. 28:325-353.
20