PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

14
376. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1 PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY KRESNAWAN (THE PROCESS OF CREATIVITY IN THE FILM “lesTARI” DIRECTOR ONNY KRESNAWAN) Liswani Arfah, Sri Wahyuni Program Studi Televisi dan Film Fakultas Seni dan Desain, Universitas Potensi Utama [email protected], [email protected] ABSTRAK Kreativitas adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh individu. dibalik sebuah karya yang mengandung estetika terdapat kreatyivitas didalamnya yang mencakup kesatuan (unity), kerumitan (Complexity), kesungguhan (intensity) Penelitian ini menggunakan metode kuliatatif dengan pendekatan teori dari Monroe Breadsley dan juga beberapa sumber lainnya. Setelah penulis melihat dan menganalisinya ternyata dapat diketahui bahwa film lesTARI memiliki makna pesan untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Lewat makna pesan dalam film lesTARI kita bisa mengetahui bahwa tanpa kita sadari budaya luar sangat mempengaruhi anak- anak muda sekarang, begitu banyak masyarakat yang kurang mempedulikan budaya sendiri. Bagi masyarakat marilah kita menjaga keseltarian budaya dan melestarikannya bersama-sama, jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang ada di zaman sekarang. Dimana hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah terpilihnya adegan konflik permasalahan yang terjadi dalam pelestarian budaya, perekonomian, pergaulan bebas, hingga permecahan masalah yang terjadi . Adapun tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui kreativitas pada film lesTARI dengan pesan-pesan yang terkandung. Kata Kunci : Estetika, Kreativitas, lesTARI ABSTRACT Creativity is an ability possessed by individuals. Behind a work that contains aesthetics there is creativity in it which includes unity, complexity, intensity This research uses a kuliatative method with a theoretical approach from Monroe Breadsley and also several other sources. After the writer sees and analyzes it, it can be seen that lesTARI film has a message meaning to educate and educate the nation's children.Through the meaning of the message in the lesTARI film we can find out that without our awareness of external culture, it really affects young people now, so many people do not care about their own culture. For the community, let us maintain cultural harmony and preserve it together, do not be easily influenced by negative things that exist today. Where the results obtained in this study are the chosen scene of conflict problems that occur in the preservation of culture, economy, promiscuity, to solving problems that occur. The purpose of this research is to find out the creativity in lesTARI films with the messages contained. Keywords: Aesthetics, Creativity, lesTARI

Transcript of PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Page 1: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

376. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI”

SUTRADARA ONNY KRESNAWAN

(THE PROCESS OF CREATIVITY IN THE FILM “lesTARI” DIRECTOR ONNY KRESNAWAN)

Liswani Arfah, Sri Wahyuni

Program Studi Televisi dan Film

Fakultas Seni dan Desain, Universitas Potensi Utama

[email protected], [email protected]

ABSTRAK

Kreativitas adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh individu. dibalik sebuah karya yang

mengandung estetika terdapat kreatyivitas didalamnya yang mencakup kesatuan (unity),

kerumitan (Complexity), kesungguhan (intensity) Penelitian ini menggunakan metode kuliatatif

dengan pendekatan teori dari Monroe Breadsley dan juga beberapa sumber lainnya. Setelah

penulis melihat dan menganalisinya ternyata dapat diketahui bahwa film lesTARI memiliki

makna pesan untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Lewat makna pesan dalam film

lesTARI kita bisa mengetahui bahwa tanpa kita sadari budaya luar sangat mempengaruhi anak-

anak muda sekarang, begitu banyak masyarakat yang kurang mempedulikan budaya sendiri.

Bagi masyarakat marilah kita menjaga keseltarian budaya dan melestarikannya bersama-sama,

jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang ada di zaman sekarang. Dimana hasil

yang didapatkan dalam penelitian ini adalah terpilihnya adegan konflik permasalahan yang

terjadi dalam pelestarian budaya, perekonomian, pergaulan bebas, hingga permecahan

masalah yang terjadi . Adapun tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui kreativitas

pada film lesTARI dengan pesan-pesan yang terkandung.

Kata Kunci : Estetika, Kreativitas, lesTARI

ABSTRACT

Creativity is an ability possessed by individuals. Behind a work that contains aesthetics there is

creativity in it which includes unity, complexity, intensity This research uses a kuliatative

method with a theoretical approach from Monroe Breadsley and also several other sources.

After the writer sees and analyzes it, it can be seen that lesTARI film has a message meaning to

educate and educate the nation's children.Through the meaning of the message in the lesTARI

film we can find out that without our awareness of external culture, it really affects young people

now, so many people do not care about their own culture. For the community, let us maintain

cultural harmony and preserve it together, do not be easily influenced by negative things that

exist today. Where the results obtained in this study are the chosen scene of conflict problems

that occur in the preservation of culture, economy, promiscuity, to solving problems that occur.

The purpose of this research is to find out the creativity in lesTARI films with the messages

contained.

Keywords: Aesthetics, Creativity, lesTARI

Page 2: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 377

1. PENDAHULUAN

Film adalah media komunikasi massa yang bersifat audio visual untuk menyampaikan

suatu pesan kepada masyarakat. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja

tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup

berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.Film lesTARI bertemakan

kebudayaan, dan memiliki alur cerita yang seperti nyata di jaman sekarang ini.Ditengah arus

modernisasi jaman, Tari bertekad merawat dan melestarikan seni tari tradisional asal

kampungnya di Serdang Bedagai, Yakni tari serampang 12. Meski didera persoalan ekonomi

di keluarga serta cemooh dan godaan jalan pintas hidup mewah dari temannya, lestari tetap

fokus pada goresan petuah almarhum ayahnya “Jaman boleh berubah tapi kebudayaan kita

tetap lestari”. Film ini mampu membuka mata kita bahwa kebudayaan kita patut dijaga dan

dilestarikan sampai kapanpun. Apalagi dijaman sekarang yang sudah sangat jelas terlihat

bahwa budaya luar sudah mempengaruhi masyarakat. Bahkan banyak anak remaja yang

sangat gampang terpengaruh dengan budaya luar, contohnya terlihat dari segi pakaian, gaya,

musik, dan juga tari-tarian. Betapa sangat disayangkan kita harus kehilangan budaya sendiri

yang tidak kalah indah dengan kebudayaan luar, banyak hal yang dapat dipelajari dalam film

ini yaitu dikehidupan Tari.

Esefde adalah salah satu PH yang sudah tidak diragukan lagi hasil karya-karyanya,

contohnya yaitu film lesTARI, film lesTARI sangat memiliki pesan-pesan moral yang

bertujuan baik untuk masyarakat agar sadar dengan keadaan dilingkungan sekitar, film

lesTARI di sutradarai oleh Onny Kresnawan dan dibuat di awal tahun 2019. Film lestari

tidak membatasi kreativitas didalam penyungguhan visualnya dalam setiap scane. Hal ini

bertujuan agar penonton tertarik untuk mencari dan mendapatkan informasi estetika

kreativitas tersebut, seperti keindahan dalam bentuk audio dan visual.

Film lesTARI memiliki durasi tidak terlalu lama yaitu berkisaran 30 menit, selama

masa pra produksi, produksi, pasca produksi selalu dipantau dan diarahkan oleh sutradara

secara langsung yang bertujuan untuk mendapatkan visual gambar yang menarik dengan

penetapan angle, shot size disetiap gerak. Hal ini bertujuan agar gambar yang dihasilkan

terlihat menarik dan dapat sampai pesan dari film kepada masyarakat melalui visualnya.

Setelah proses pengambilan gambar masuklah proses editing. Proses ini dilakukan dengan

menggabungkan potongan-potongan gambar yang kemudian ditambahkan beberapa efek-

efek visual pendukung seperti transisi dan teks sebagai penjelas dialog karena film lesTARI

memakai bahasa melayu asli Serdang Bedagai. Setelah tahapan-tahapan tersebut selelasai,

kemudian dijadikan dalam bentuk satu video yang berbentuk audio visual dengan terdapat

estetika kreativitas didalamnya.

Dalam penelitian ini penulis memiliki tinjauan kepustakaan dari beberapa jurnal dan

skripsi, yaitu penelitian Fajar Aji yang berjudul “Estetika Film Nagabonar jadi 2. Disini ia

membahas ada beberapa yang menjadi pokok permasalahannya dirumuskan menjadi

beberapa pertanyaan, antara lain: (1) Bagaimana keberadaan film Nagabonar Jadi 2; (2)

Bagaimana alur dramatik film Nagabonar Jadi 2; (3) Bagaimana film Nagabnar Jadi2

apabila dikaji dengan pendekatan estetika. Film (Nagabonar Jadi 2) merupakan medium

seni hasil kreativitas manusia untuk mengungkapkan tujuannya melalui paduan gambar dan

suara.Untuk mengetahui maksud dan tujuan yang dimanivestasikan ke dalam paduan

gambar dan suara tersebut, maka digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat

interpretatif menggunanakan pendekatan estetika dari Monroe Breadsley

Page 3: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

378. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Pendekatan estetika yang digunakan meliputi tiga tahapan yaitu unity (kesatuan),

complexity (kerumitan), dan intensity (kesungguhan). Simpulan yang diperoleh adalah

keberadaan film Nagabonar Jadi 2 pada tahun 2007 mampu menjawab kebosanan

masyarakat sejak bangkitnya perfilman di Indonesia pada tahun 2007 berkaitan dengan tema

nasionalisme dan genre drama komedi yang terdiri dari tahap pembukaan, pertengahan, dan

tahap penutupan. Estetika film Nagabonar Jadi 2 melekat pada rangkaian peristiwa yang

dimanivestasikan ke dalam paduan gambar dan suara, sehingga menghasilkan sebuah

tayangan yang mampu memberikan pengalaman estetik yang membuat penonton ikut

merasakan suasana lucu, sedih, haru, gembira, serta dapat menyerap maksud dan tujuan

yang ingin disampaikan [1]

Penelitian dari Ivan Bagus Nimoyan yang berjudul Estetika Visualisasi Teaser Batik

Paras Gempal Dalam Acara Banyuwangi Batik Vestival 2015 membahas tentang karya

audio visual dengan memperhatikan estetika agar pesan dapat tersampaikan dengan baik

serta dapat membuat penonton terkesan. Teaser batik paras gempal berfungsi sebagai

penarik perhatian pemirsa serta sebagai media yang menginformasikan kepada masyarakat

tentang tema BBF 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui estetika dari visualisasi

yang nampak sebagai berikut; 1) Visualisasi kegunaan atau fungsi batik paras gempal, 2)

wujud batik paras gempal, 3) proses pembuatan batik, 4) filosofi batik paras gempal, 5)

kebudayaan Banyuawangi khusunya suku Using. Seluruh tampilan teaser batik paras

gempal sejumlah 29 scane dianalisis dari unsur naratif serta sinematik, selanjutnya dianalisis

menggunakan Estetika Monroe Breadsley. Seluruh tampilan pada teaser batik paras gempal

menyampaikan pesan atau informasi yang jelas tentang batik paras gempal dan tentang

budaya Banyuawangi khususnya suku Using, serta dapat mempengaruhi mood penonton

sehingga membuat indah [2]

Tesis yang berjudul Kajian Struktur Dramatik dan Estetika Komik Wayang Garudayana

Karya Is Yuniarto dari Institut Seni Indonesia Surakarta oleh Dhevi Enlivena Irene Restia

Mahelingga. Penelitian ini mengkaji gaya komik wayang Garudayana mulai dari ide,

gagasan, gaya komik is Yuniarto dalam wayang Garudayana seara rinci. Penelitian ini

memfokuskan pada struktur dramatik komik wayang Garudayana dan Estetika.Estetika yang

digunakan adalah estetika seni rupa milik Monroe Breadsley [3]

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini dengan

pertimbangkan bahwa penelitian ini nantinya menganalisis kreativitas yang disampaikan

pada film “lesTARI”. Pengguanaa data kualitatif tersebut dimaksud untuk mempertajam dan

sekaligus memperkaya analisis kualitatif itu sendiri [4]. Sedangkan taraf analisis dalam

penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dimaksud untuk memberikan gambaran dan

penjelasan terkait dengan rumusan masalah.Penelitian ini membahas beberapa adegan yang

memiliki estetika kreativitas yang terdapat pada beberapa scane di dalam film lesTARI [5].

Objek penelitian adalah film lesTARI karya dari sutradara Onny Kresnawan yang dirilis

pada awal tahun 2019.Sedangkan unit analisis penelitian ini ada potongan gambar yang

berkaitan dengan rumusan masalah.

Teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua, yaitu; 1) Data Primier adalah data yang

diperoleh dari rekaman video original berupa satu keping DVD film Lestar, kemudia dipilih

visual atau gambar dari adegan-adegan film yang diperlukan untuk penelitian. 2) Data

Page 4: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 379

Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur. Literatur yang mendukung data primier,

seperti kamus, internet, artikel, buku-buku, catatan kuliah yang berhubungan dengan

penelitian. Dan juga melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan

formal dan juga video film lesTARI serta artikel yang didapat dengan mengunduh dari

internet serta catatan lain yang berkaitan dengan penelitian.

2. Wawancara, proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan narasumber. Keterangan-keterangan

yang hendak diperoleh melalui wawancara biasanya adalah keterangan dalam memperoleh

dan memastikan fakta, memperkuat kepercayaan, mengenali standart kegiatan, dan

mengetahui alasan seseorang.

3. Studi pustaka, proses langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka

merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi

melalui dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen

elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Studi pustaka dilakukan dengan

cara mendatangi perpustakaanp Universitas Potensi Utama dan buku-buku yang dimiliki

oleh penulis, dan juga melakukan searching di internet yang berkaitan dengan pembuatan

film lesTARI”.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penceritaan didalam film berbeda dengan di medium seni yang lain seperti drama

panggung atau novel. Film becerita melalui gambar begerak yang awalnya dari kepingan-

kepingan gambar kemudian disusun satu-persatu melalui proses penyuntingan. Peran

sutradara menjadi sangatlah penting dalam menciptakan sebuh karya film.Penyutradaraan /

Sutradara adalah profesi yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Bertanggung

jawab sepenuhnya secara profesional dalam elaksakan suatu proses produksi/penyiaran

televisi. Dengan memiliki kemampuan yang luas, kreatif, imaginative, interpretive,

innovative, dalam berkarya dan bermanfaat bagi orang lain dan juga dirinya sendiri.

Sutradara harus memiliki daya imajinasi yang tinggi dengan kreativitasnya. Kreativitas

merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri

(aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi manusia. Pada dasarnya, potensi

kreatif dimiliki oleh seluruh manusia. Kreativitas dapat diidentifikasi dan dirangsang dengan

pendidikan yang tepat, proses kreativitas dapat menghasilkan suatu keindahan (estetika).

Proses kreatif menurut Monroe [6] Secara garis besar dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Adanya karakteristik

Yang dimaksud disini adanya karakteristik yang sama pada setiap karya seni dan

medianya; gejala ini tampak karena hampir setiap karya seni selalu menggunakan topic

utama. Dengan demikian pendekatan pola kreatif hasil akhir akibat proses kreatif yang sama

pula.

2. Adanya analogi pengalaman estetis

Gejala ini terbkti karena adanya apresiasi dan penghargaan untuk di nilai.Dengn

demikian tentu ada pola kreativitas yang terdapat dipergunakan untuk mencapai hal itu.

3. Adanya analog antara satu kegiatan kreatif lainnya

Hal ini diungkapkan secara kreatif dengan kegiatan kreatif lainnya.Hal ini diungkapkan

secara klasik oleh Dewey dengan mencoba melakukan riset bagaimana sebenarnya manusia

berfikir. Ada sumber utama yang dapat kita

Page 5: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

380. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

kaji, terutama dari apresiasi kreatif. Ketiga sumber itu adalah yang dimiliki oleh seniman.

Monroe Breadsley (1981) dalam dalam Problems in the Philosophy of Criticism yang

menjelaskan adanya 3 ciri yang menjadi sifat-sifat membuat baik (indah) dari obyek estis

pada umumnya,ketiga cirri itu antara lain :

1. Kesatuan (unity)

Yang dimaksud disini bahwa suatu benda estis tersusun secara baik dan sempurna.

2. Kerumitan (complexity)

Karya-karya seni yang bersangkutan tidaklah sederhana sekali, melainkan kaya akan isi

maupun unsur-unsur yang saling berlawanan atau memiliki perbedan-perbedaan yang

halus.

3. Kesungguhan (intensity)

Suatu benda atau karya seni yang baik harus mempunyai suatu kualitas tertentu yang

menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi soal kualitas apa yang

dikandungnya (misalnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan

merupakan sesuatu yang intensitif atau sungguh-sungguh.

1. Scene Satu

Gambar 1. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Film “lesTARI” pada tahap permulaan ini diperlihatkan dengan adegan karakter Tari yang

sedang mengajarkan teman-temannya menari di pesisir pantai. Fungsi adegan pembuka atau pemulaan

adalah untuk memperkenalkan setting (ruang dan waktu), tokoh, dan masalah utamanya kepada pennton.

Adean pembuka atau opening harus ditampilkan secara sistematis dan berstruktur agar penonton dapat

mengenali satu-persatu dari mulai tokohnya, peristiwa itu terjadi dimana dan kapan, serta

permasalahannya apa. Teknik penyambungan gambar pada bagian ini dilakukan secara berurutan setelah

cerita yng satu selesai kemudian berganti ke cerita yang lain. Hal itu dapat dilihat pada adegan-adegan

awal film “lesTARI”, seperti pad gambar diatas.

Gambar diatas merupakan intro film dimana alur cerita menggambarkan suasana kampung

nelayan dipesisir, perpindahan gambar membawa kita untuk melihat para remaja Melayu berlatih

dipinggir pantai. Scene ini merupakan bagian dari kesatuan (unity) karena disetiap adegan pada scene ini

kita dapat mencerna bahwasanya identitas film ini berasal dari pesisir Serdang Bedagai. Serta potongan

gambar atau cutting yang dapat diterima nalar manusia,warna pada scene ini seirama serta

berkesinambungan sesuai dengan kesatuan (unity) dari teori Monroe Breadsley. Cuaca yang kurang

mendukung membuat gambar menjadi mendung dikarenakan cuaca yang kurang bersahabat, kondisi

cuaca menjadi kerumitan (complexity).Sebagai pencipta seharusnya dapat mengantisipasi jika terjadinya

Page 6: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 381

suatu kendala yang terdapat pada scene ini.Dop pada scene ini kreatif dalam hal sudut pengambilan mulai

dari pergerakkan kamera, pegerakkan drone, sehingga editor dengan mudah menyusun tiap gambar

walaupun berbeda dengan gambar sebelumnya tetapi tetap terlihat continuity nya ini merupakan suatu

kesunggan (intensity).

2. Scene dua

Scene ini bercerita tentang konflik perekonomian keluarga sehingga Tari dianjurkan ibunya untuk

tidak melanjutkan Tarian dan harus bekerja.

Gambar 2. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Pada tahap adegan ini tempo cerita semakin meningkahingga klimaks cerita. Tahap ini juga

umumnya terdapat elemen-elemen kejutan yang membuat masalah lebih kompleks. Masalah utama atau

konflik dalam sebuah film harus bisa diinformasikan dengan jelas kepada penonton. Munculnya konflik

peristiwa yang berjalan secara terus menerus dalam cerita film, harus memiliki peningkatan nilai

dramatiknya yang membuat penonton ingin melihan permasalahan tersebut selesai.

Over Shoulder Shot di awal adegan digunakan untuk memungkinkan penonton memperoleh

pengertian tentang aktivitas objek sedang melakukan sesuatu dan mempelihatkan dimana tokoh itu

berada, maka diperhatikan gambar setting tempat dan property dengan lengkap dan jelas. Potongan

adegan diatas menerangkan kondisi keluarga tari dengan kondisi rumahnya, pada gambar ini terlihat ada

konflik kebutuhan ekonomi sehingga menjadi permasalahan keluarga antara ibu dan anak pada secene

ini banyak menggunakan dialog yang menggunakan bahasa Melayu asli dari Serdang Bedagai. Scene ini

merupakan bagian dari kesatuan (unity) karena susunan cerita di dukung dengan dialog serta visual yang

Page 7: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

382. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

sesuai. Kamera pada scene ini setiap adegan banyak perpindahan shot dan juga menggunakan teknik

pengambilan gambar follow dimana kamera mengikuti objek, sehingga pada scene. Konflik yang di

bangun sangat kurang hanya berisi permasaahan menari yang menurut penulis perlu perkembangan lebih

sehingga konfliknya lebih dapat.

Scene ini merupakan bagian dari kesatuan (unity) karena disetiap adegan pada scene ini kita

dapat mencerna bahwasanya permasalahannya dengan ibunya mengenai faktor ekonomi yang begitu

sulit sangat sesuai dengan property dan setting tempat yang digunakan. Property dan setting sangat

mendukung alur cerita dan begitu pula pada penggunaan bahasa Melayu dan rumah panggung sangat

menguatkan identitas bahwasanya mereka warga asli Serdang Bedagai. Scene ini memberikan

kesinambungan dan nalar manusia yang sesuai dengan kesatuan (unity).

Gambar 3. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Setting tempat pada dua gambar ini menujukkan kurang memperhatikan estetika dalam tata

artistiknya. Seperti ada kain gorden dan helm yang sangat merrusak tampilan film. Terlihat sekali tidak

melalukakan setting ulang .

Gambar 4. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Karakteristik pada gambar diatas menampilkan dua orang paangan yang sangat muda, pada

karakter wanita di scene ini gesture saat ia menggendong sangat terlihat sekali bahwa yang digedongnya

bukan lah bayi sungguhan, sehingga mengurangi estetika yang terdapat pada film.

3. Scene tiga

Scene ini berlokasi di sekolah lebih tepatnya di halaman sekolah, pada gambar ini terlihat mereka

sedang membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan humantrafiking. Gambar ini kesatuan atau

contuinity tidak diperhatikan. Sehingga sangat fatal sebuah karya film, sosok pria yang pada digambar

sebelumnya terlihat berdiri di dihadapan mereka berdua tetapi setelah medium shot sosok pria itu tiba-

tiba berada di tengah-tengah antara mereka berudua. Scene ini sudah melanggar aturan contuinity.

Page 8: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 383

Gambar 5. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Secene ini memiliki tiga karakteristik yang berbda-beda, yang pertama si pemeran utama yaitu

Tari, kedua teman perempuannya yang bernama Isma, dan yang terakhir seorang pria. Pemeran utama

yaitu Tari memiliki karakter yang rendah hati dan juga peduli dengan buadaya Melayu, sedangkan

karakter Isma meiliki watak yang keras dan mudah terpengaruh pada budaya-budaya dari luar sehingga

membuatnya terjerumus pada pergaulan bebas, dan pria yang ada pada gambar tersebut memiliki sifat

kemayu dan suka mebiccarakan hal-hal yang belum jelas kebenarannya. Ketiga karakter ini sangat bagus

karena dapat membangkitkan gairah penonton dengan candaan tingkah laku konyol yang di perankan

oleh si pria.

Gambar 6. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

4. Scene empat

Setting lokasi pada scene ini terlihat dua orang objek yaitu Tari dan Isma, Tari yang sedang menari

di pinggir psisir pantai dengan penuh penghayatan, sedangkan Isma sedang duduk santai sambil bermain

hp sangat terlihat dua orang wanita ini memiliki sifat yang berbeda, terlihat dampak bagaimana pengaruh

budaya luar itu membuat Isma menjadi terpengaruh kedalam hal yang negatif.

Gambar 7. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Page 9: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

384. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Kerapian pada latar tempat terlihat tampak begitu kumuh, mungkin sang sutradara ingin

mengangkat kondisi fakta lapangan yang ada. Sehingga dapat dilihat oleh pemerintah setempat agar lebih

dirawat lagi kebersihan sekitar. Akan tetapi setidaknya pemilihan tempat harus lebih difikirkan lagi,

karena apa? Seluuruh visual sangat berpengaruh bagi para penonton atau penikmat film untuk

membangun mood penonton dengan pemilihan latar yang tepat.

Gambar 8. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Gesture tubuh Tari yang sedang menari sangat terlihat luwes dalam melakukan setiap gerakan,

sang sutradara berhsil memilih pemeran utama yang tepat karena dapat menjiwai karakter yang sudah

diberikan, gerakan tarian Melayu ini nembah estetika, tidak hanya dari tarian tapi juga dari teknik

pengambilan, pada dasarnya sang sutradara memilih pemeran utama yang memang memiliki basic

penari.

Gambar 9. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Scene yang dimana menggambarkan Tari duduk besebelahan dengan Isma terlihat tidak

contuinity karena pada sudut pandang close up terdapat ada nelayan yang berada disampan ketika

berpindah gerakan kamera menjadi medium shot nelayan sebelumnya tidak terlihat. Sehinga sangat

terlihat sekali kurang diperhatikannya contuinity dalam sudut pengambilan gambar.

5. Scene 5

Dalam scene ini sekelompok penari merupakan dari grup Tari sedang berlatih dan terlihat juga Isma

ikut berlatih, namun bukan berlatih menari Melayu melainkan tarian dance modern, Isma mempengaruhi

teman-temannya yang lain untuk melalukan dance modern mengikuti jejaknya tanpa pengetahuan Tari,

tatapi tidak berapa lama Tari mengetahui sendiri bahwa teman-temannya sebagian telah

mengkhianatinya terutama sahabatnya sendiri yaitu Isma.

Gambar10. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Page 10: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 385

Scene ini jika di perhatikan dengan detail terdapat kebocoran didalamnya bukan dari audio

melainkan berasal dari gambar, seperti tanda panah di atas. Anak-anak melihat dari balik sampan dan

sesekali mereka melihat kamera. Perlukan di sterilisasi kondisi tempat dari orang-orang sekitar yang

menonton, untuk menghindari kebocoran-kebcoran yang bisa mengurangi estetika pada film.

6. Scene 8

Scene yang memperlihatkan dua objek yaitu Isma dan pria tua Bangka sedang membicarakan bisnis

tentang yang bersangkut paut dengan Tari, Isma ingin menjerumuskan Tari serta ingin menjual Tari

kepada pria tua yang ada pada gambar, tetapi Tari memiliki sifat dan prinsip yang kuat, pria tua itu ingin

menagih janji kepada Isma namun Isma gagal menepati janjinya sebelumnya pria tua itu sudah

mmberikan uang untuk disampikn ke Tari namun uang tersebut dipakaikai oleh Isma untuk mengontrol

kawat giginya, si pria tua itu kesal dan meninggalkan Isma di café tersebut.

Gambar 11. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Shot-shot pada scene ini menggunakan sudut pengambilan gambar hight angle, over shoulder

shot, dan juga long shot yang memiliki tujuan-tujuan tersendiri. Kegunaan dari hihgt angle untuk

memperlihatkan setting secara keseluruhan dari tampak atas, over shoulder kegunaannya untuk

memperlihatkan secara detail percakapan antara dua orang, dan long shot untuk melihat keseluruhan

disekitar objek. Pada scene ini setting yang dibuat sangat terlihat tersusun, dan make up wanita berhasil

menjadikan karakter Isma tampak lebih dewasa dan terlihat wanita nakal, terlihat perbedaan antara Isma

berada disekolah dengan saat Isma bertemu dengan si pria tua tersebut.

Page 11: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

386. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Scene ini memiliki Suatu suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang

kosong (kesungguhan. Tak menjadi soal kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau

gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan merupakan sesuatu yang intensitif atau sungguh-sungguh.

Gambar 12. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Scene ini melihatkan adegan Isma dan teman-temannya membawakan dance modern, dalam

gerakkan-gerakkannya terlihat kurang terkonsep dan terlihat masih kaku. Lokasi serta figuran dalam

scene ini sangat mendukung sebagai penggambaran kompetisi dance. Penulis memahami kerumitan

pada scene ini bagaimana mengatur orang-orang yang banyak serta kostum dari setiap pemain yang

menggambarkan orang-orang kedinasan. Artisik berhasil merangkai keseluruhan namun asap yang

terlalu tebal mengganggu pandangan penonton serta membuat kondisi menjadi gelap. Kekurangan akan

cahaya tidak di atasi dengan penambahan lighting (penerangan) sehingga terlihat kerumitan pada scene

ini.

7. Scene 9

Kebudayaan Melayu yang terdapat di Sedang Bedagai terlihat pada scene ini, Tarian yang

dibawakan oleh grup Lestari sangat mendapatkan banyak pujian dan dapat menarik mata penonton

didalam adegan maupun kita lihat secara visual pada layar, gerakkan yang sangat rapi dan terlihat

kompak, make up dan kostum sangat terlihat sangat baik dibandingkan dengan saingannya yaitu grup

dari Isma.

Page 12: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 387

Gambar 13. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Drone berguna sebagai menunjukan tempat serta bangunan khas Melayu dimana ditempat

tersebut merupakan lokasi menari yang diikuti oleh Tari dan Isma. Pergerakkan kamera semua

menggunakan teknik heandheld yang berfungsi untuk untuk mengikuti pergerakkan Tari. Tata

panggung disini sangat terkonsep mulai dari property, wardrobe, lokasi, penghargaan, memang

menggambarkan situasi perlombaan sebenarnya. Scene ini sangat mengedepankan continuity

dengan konsep kesungguhan dan kesatuan.

Gambar 14. Potongan gambar pada film lesTARI

(Sumber: Screenshot film lesTARI, 2019)

Pada bagian ini sangat terasa janggal terlihat karena posisi kedua objek yaitu Tari dan ibnya

yang sedang berpelukan sangat terlihat aneh ketika saat mereka berputar, sangat terlihat ganjal dengan

pengambilan gambar seperti ini, yang seharusnya berputar itu adalah kamera tetapi disini yang memutar

adalah objek, sangat disayang kan sehingga penonton kurang mendapatkan feel pada adegannya. Dan

yang membuatnya penonton mengerti bahwa objek yang berputar dari segi putarannya tertatih-tatih

Page 13: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

388. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

terlihat goyangnya sangat beda dengan kamera yang berputar mungkin gambar akan terlihat lebih

smooth.

4. KESIMPULAN

Keberadaan film lesTARI pada tahun 2019 merupakan satu fenomena yang cukup menarik.Genre

drama yang diusung memberikan warna yang berada di tengah-tengah kondisi perfilman di Indonesia

terkhususnya di Medan dalam kondisi involutif atau didominasi genre drama dan horror.Adegan-adegan

didalam film lesTARI setelah diinterprestasikan menggunkan pendekatan teori estetika kreativitas

Monroe Breadsley yang menyatakan sebuah karya seni yang berhasil harus memnuhi tiga tahapan yaitu;

kesatuan (unity), kerumitan (complexity), dan kesungguhan (intensity). Dari hasil analisis dalam

penelitian ini, ketiga tahapan tersebut telah melekat didalam unsur-unsur pembentuk yang ada (naratif

dan sinematik) saling berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan sistem yang terstruktur, sehingga

menghasilkan sebuah tayangan yang mampu memberikan nilai-nilai estetik dan pengalaman estetik yang

membuat penonton ikut merasakan suasana lucu, sedih, haru, gembira, serta dapat menyerap maksud

dan tujuan yang ingin disampaikan.

5. SARAN

Penulis sarankan untuk membahas dan mengkaji film dengan menggunakan sudut pandang lain dan

paradigma yang lebih tajam sehingga kedepannya diharpkan dapat memperkaya referensi serta kajian

ilmu Program Studi Televisi dan Film. Untuk para pengkaji film penulis sarankan untuk membahas dan

mengkaji film dengan menggunakan sudut pandang lain dan paradigma yang lebih tajam sehingga

kedepannya diharapkan dapat memperkaya referensi serta kajian ilmu Program Studi Televisi dan Film.

Untuk Universitas Potensi Utama khususnya jurusan Televisi Dan Film penulis berharap kebutuhan

mahasisa akan selalu di kembangkan lagi seperti laboraturium serta alat-alat produksi sehingga

mahasiswa kedepannya dapat lebih paham dengan sering melakukan praktek.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “Proses

Kreativitas Pada Film “lesTARI” Sutradara Onny Kresnawan” yang disusun untuk menyelesaikan tugas

akhir peneliti pada tahun 2019 di Universitas Potensi Utama. Peneliti menyadari bahwa dalam

penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak kekurangan, sehingga diharapkan kritik, saran dan koreksi

yang membangun untuk kesempurnaan Karya Ilmiah. Akhir kata, peneliti mengharapkan agar Karya

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aji, F. (2013).Studi Estetika Film Nagabonar Jadi 2 Karya Deddy Mizwar (doctoral, Institut Seni

Indonesia Surakarta).

[2] Nimoyan Ivan Bagus Soekms Yeni Astuti, and Deny Antyo Hartanto. “Estetika Visualisasi Teaser

Batik Festival 2015.” Publika Budaya 5.2 (2017): 73-80.

[3] Mahelingga, Dhevi Enlivena Irene Restia. Kajian Struktur Dramatik dan Estetika Komik Wayang

Garudayana Karya Is Yuniarto.Diss. Tesis Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Surakarta,

2014.

[4] Prof.DR. DRS. Burhan Bungin M.SI, Analisis Data Kualitatif.Kelapa Gading Permei, 2003.

[5] Alma’ruf, Ali Imron, Stilistika: Teori Metode dan Aplikasi Pengkajian Estetika. Surakarta: Cakra

Books.

[6] The Liang Gie, Garis-garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan), Yogyakarta, Supersukses, 1983.

[7] Tanjung, M. R. (2019). FOTOGRAFI PONSEL (Smartphone) SEBAGAI SARANA MEDIA

Page 14: PROSES KREATIVITAS PADA FILM “lesTARI” SUTRADARA ONNY ...

Liswani, Proses Kreativitas Pada Film… 389

DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT MODERN. PROPORSI: Jurnal Desain,

Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 224-234.

[8] Atika, J., Minawati, R., & Waspada, A. E. B. (2019). IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

PEDULI SAMPAH. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 3(2), 188-197.

[9] Manesah, D. (2019). REPRESENTASI PERJUANGAN HIDUP DALAM FILM “ANAK

SASADA” SUTRADARA PONTY GEA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri

Kreatif, 1(2), 179-189.

[10] Manesah, D. (2019). REPRESENTASI PERJUANGAN HIDUP DALAM FILM “ANAK

SASADA” SUTRADARA PONTY GEA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri

Kreatif, 1(2), 179-189.

[11] Manesah, D. (2019). ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA FILM MUTIARA DARI TOBA

SUTRADARA WILLIAM ATAPARY. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri

Kreatif, 2(2), 177-186.

[12] Suryanto, S. (2019). ANALISIS PERBANDINGAN INTERPRETASI PENOKOHAN ANTARA

NOVEL DAN FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia

dan Industri Kreatif, 1(2), 153-164.

[13] Giovani, G. (2019). REPRESENTASI “NAZAR” DALAM FILM INSYA ALLAH SAH KARYA

BENNI SETIAWAN. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 59-70.

[14] Sya'dian, T. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI. PROPORSI:

Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 51-63.

[15] Wahyuni, S. (2019). ANALISIS PENYAJIAN PROGRAM TALK SHOW

“ASSALAMUALAIKUM INDONESIA” DI SALAM TV MEDAN. PROPORSI: Jurnal Desain,

Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 64-76.

[16] Sya'dian, T. (2019). BUNKASAI, KAJIAN SEMIOTIKA BUDAYA KONTEMPORER DARI

PENGARUH FILM JEPANG. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1),

35-47.

[17] Suprianingsih, S. (2019). IKLAN LAYANAN MASYARAK PEMANPAATAN LOTENG

RUMAH SEBAGAI LAHAN HIDROPONIK. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan

Industri Kreatif, 3(2), 164-175.